DEMAM BERDARAH
Di Jawa Timur saat ini, khususnya di Kota Malang sedang musim hujan. Dan yang pasti mungkin beberapa dari teman-teman yang sakit karena adanya perubahan cuaca. Dan tentunya biasanya di musim hujan diikuti dengan penyakit yang meningkat saat musim hujan, contohnya Demam Berdarah Dengue. Disini kita akan membahas lebih lanjut tentang Demam Berdarah Dengue. Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh Virus dengue, yang termasuk dalam genus flavavirus. Virus dengue ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyebaran DBD sangat mudah dan dapat menjadi wabah di suatu lingkungan tertentu. Demam berdarah dengue tersebar diwilayah Asia Tenggara, Pasifik barat dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD tersebut kemungkinan disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim, perubahan kepadatan dan distribusi penduduk, sanitasi lingkungan dan tempat perindukannya bagi nyamuk betina yaitu beejana yang berisi air jernih. Iklim di Indonesia ditentukan oleh letak geografisnya yang diapit oleh benua eurasian di sebelah utara dan benua Australia di sebelah selatan. Selain itu dibatasi juga oleh Samudera Pasifik di sebelah timur dan samudera Hindia di sebelah barat, sehingga sangat berperan penting dalam variabilitas dari iklim di Indonesia. Iklim dan cuaca juga memiliki peranan yang penting baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penyebara, pemencaran dan perilaku serangga. Salah satu serangga adalah Aedes aegypty. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara Faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu: 1. Vektor; perkembang biakan vector, kebiasaan menggigit, kepadatan vector di lingkungan, transportasi vector dari satu tempat ke tempat lain 2. Pejamu; terdapatnya penderita nyamuk, usia dan jenis kelamin
di
lingkungan/keluarga,
mobilisasi
dan
paparan
3. Lingkungan fisik mencakup keadaan iklim yang terdiri dari curah hujan, suhu udara, kelembapan udara sehingga nyamuk sangat rentan terhadap kelembapan rendah. Spesies nyamuk yang mempunyai habitat hutan lebih rentan terhadap perubahan kelembapan daripada spesies yang mempunyai habitat iklim kering
Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ada beberapa tahap, Demam Dengue (DB), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Sindrom Syok Dengue (SSD) yang semua ini merupakan tahap yang saling berkaitan. Gejala Demam Dengue : Demam tinggi mendadak, biasanya naik turun. Pada hari ke 4-6 biasanya demam nya turun namun ini merupakan fase kritis Nyeri kepala berat Nyeri belakang bola mata Nyeri otot, tulang, sendi Mual, muntah dan timbul ruam Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) : Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari Perdarahan terutama perdarahan kulit Terkadang disertai perbesaran hati (hepatomegali) Nyeri perut Mual, muntah Hilangnya nafsu makan Nyeri otot, tulang, sendi Masa krisis terjadi pada akhir fase demam, dimana terjadi penurunan suhu yang mendadak yang seringkali disertai dengan gangguan sirkulasi yang bervariasi beratnya. Dan penyakit yang disebabkan yang disebabkan oleh virus dengue ini masih memiliki angka kematian yang cukup tinggi. Karena fatal nya akibat dari penyakit, diharapkan jika sudah mengalami gejala disana segera bawa ke dokter agar segera mendapatkan perawatan yang dibutuhhkan Namun, jika kita memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi, kita bisa meminimalisir terjadinya Demam Berdarah Dengue. Untuk memberantas penyakit DBD, seluruh masyarakat harus menjaga kebersihan agar rumah dan lingkungan bebas dari nyamuk. Aedes aegypti. Nyamuk Aedes aegypti suka berkembang di tempat penampungan air seperti bak mandi, bak WC, tempayan, drum, dan barang-barang yang yang memungkinkan tergenang seperti tempat minum burung, pot tanaman air, vas bunga, ban bekas, kaleng-kaleng bekas, plastik bekas, tempurung kelapa dan lain-lain yang disimpan atau dibuang sembarangan. Dalam pemberantasan penyakit DBD ini paling penting adalah upaya membasmi jentik nyamuk ditempat perindukannya dengan melakukan kegiatan 3M yaitu mengubur, menutup, menguras. Dan kita bisa menaburkan Abate kedalam bejana tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dapat mencegah adanya jentik nyamuk selama 2-3 bulan. Upaya perlindungan diri yang bisa dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti yaitu memakai lotion nyamuk, obat anti nyamuk bakar maupun kelambu. Dan masyarakat juga bisa berkoordinasi dengan lurah atau dinas kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk dewasa. Semoga artikel ini bermanfaat .
NOME MSCIA 20 JANUARI 2019 UMI QULSUM ZULAICHA