NOME | SEPTEMBER 17th 2020
WASPADA, BAHAYA TIDUR SETELAH MAKAN
Halo sobat setia NOME! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai bahaya tidur setelah makan nih! Pasti teman-teman ingin tau kan, mengapa tidur setelah makan ini berbahaya, yuk ikuti penjelasan berikut ini! Bagi sebagian orang, reaksi yang biasanya timbul setelah makan adalah rasa kantuk. Setelah makan, tubuh akan mencerna makanan yang dikonsumsi agar nutrisinya dapat diserap dengan baik. Saat proses pencernaan berlangsung, tubuh akan melepaskan hormon-hormon tertentu agar pencernaan berjalan lancar, dan ini merupakan hal yang normal terjadi. Akan tetapi, pelepasan hormon tersebut kadang dapat menimbulkan rasa kantuk, sehingga muncul dorongan untuk tidur setelah makan. Jika hanya sesekali, langsung tidur setelah makan sebenarnya tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, jika ini dibiasakan, dapat muncul beragam gangguan kesehatan. Rasa kantuk yang muncul secara tibatiba setelah makan bisa disebabkan oleh banyak hal. Penyebab pertama adalah makanan yang dikonsumsi, beberapa jenis makanan dapat membuat lebih mudah mengantuk, salah satunya adalah makanan yang mengandung banyak asam amino triptofan, seperti bayam, kedelai, keju, tahu, dan ikan. Selain triptofan, makanan yang tinggi gula, karbohidrat, dan lemak juga dapat menyebabkan tubuh lebih mudah mengantuk setelah makan. Suatu riset menunjukkan bahwa kandungan nutrisi tersebut dapat meningkatkan produksi hormon serotonin dan melatonin di dalam tubuh.
Hormon-hormon ini dapat menimbulkan rasa kantuk, sehingga Anda akan terdorong untuk tidur setelah makan. Penyebab kedua adalah berkurangnya aliran darah ke otak, saat lambung mencerna makanan, tubuh akan mengalirkan lebih banyak darah ke organ tersebut. Saat hal ini terjadi, aliran darah ke otak mungkin akan jadi sedikit berkurang, sehingga muncullah rasa kantuk. Penyebab ketiga adalah kemungkinan adanya penyakit tertentu, seperti Diabetes sleep apnea, anemia, hipotiroidisme, dan penyakit celiac.
Jika kita tidur saat lambung kita berisi makanan atau setelah makan, sedangkan tidur ini adalah posisi anti-gravitasi. Maka makanan kita akan dengan gampangnya naik lagi keatas, mengalir kembali ke esofagus atau kerongkongan. Inilah yang dinamakan dengan gerd (gastroesophageal reflux disease), ciri-cirinya adalah rasa panas terbakar di dada atau heartburn yang seringkali disalah artikan dengan sakit jantung biasa. Hal ini sering terjadi di pagi hari disertai dengan rasa nyeri di ulu hati serta rasa pahit atau asam di lidah kita karena asam lambung yang meningkat. Refluks bersifat asam yang terjadi terus-menerus dapat mengiritasi lapisan mukosa dari kerongkongan, sehingga menyebabkan radang. Pada sebagian kecil penderita bisa berkembang menjadi esofagus barrett yang meningkatkan risiko terjadinya kanker kerongkongan. Nah, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi rasa kantuk agar tidak mudah tidur setelah makan, seperti mengonsumsi makanan sehat yang bergizi seimbang, mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, lemak, dan karbohidrat, mengurangi porsi makan, namun tingkatkan frekuensinya agar lebih sering, memperbanyak minum air putih, tidak berbaring setelah makan, rutin berolahraga, minimal 20-30 menit per hari. Lakukan aktivitas fisik ringan setiap habis makan, agar tidak mengantuk, tidur yang cukup, yaitu 7-9 jam sehari, dan menghindari konsumsi alkohol dan jangan merokok. Selain itu, agar bahaya tidur setelah makan tidak terjadi, sebaiknya beri jeda 1-2 jam sebelum berbaring di tempat tidur. Hal ini disebabkan karena setelah mengkonsumsi makan, organ pencernaan akan bekerja mencerna makanan. Berbaring setelah makan atau tidur setelah makan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Makan malam setidaknya dua jam sebelum tidur dapat memberi tubuh Anda cukup waktu untuk mencernanya, dan membantu mencegah masalah pencernaan yang disebabkan oleh habis makan tidur. Salam sehat! Nisar, et al. (2019). Influence of Dietary Intake on Sleeping Patterns of Medical Students. Cureus. 11(2): e4106. Engle-Friedman, et al. (2018). The Role of Sleep Deprivation and Fatigue in the Perception of Task Difficulty and Use of Heuristcs. Sleep Science (Sao Paulo, Brazil). 11(2), pp. 74–84. Friedman, M. (2018). Analysis, Nutrition, and Health Benefits of Tryptophan. International Journal of Tryptophan Research. Doi: 10.1177/1178646918802282. Wu, et al. (2017). Association Between Excessive Daytime Sleepiness and Functional Gastrointestinal Disorders: A Population-based Study in China. Journal of Neurogastroenterology and Motility. 23(2), pp. 298–305. National Health Service UK (2018). Live Well. Why Lack of Sleep Bad For Your Health. Phillips, M.M. National Institutes of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Gastroesophageal Reflux Disease.National Sleep Foundation. Food and Sleep.