Mengenal Stunting Lebih Dekat 27 MEI 2021 Halo Sobat NOME! Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya. Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Salah satu ciri anak yang terkena stunting dapat terlihat dari tinggi badan. Beberapa yang terkena stunting, tinggi badannya lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain yang seusianya. Lalu, kenapa mencegah stunting menjadi penting?
Prevalensi stunting di Indonesia termasuk tinggi yakni sebesar 30,8%. Sedangkan prevalensi di dunia, Indonesia menduduki peringkat 5 terkait stunting. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian bagi Indonesia. Tiga dari 10 balita di Indonesia mengalami stunting atau tinggi badan lebih rendah dari standar seusianya. Selain berpengaruh pada persoalan fisik dan kognitif, stunting pada balita juga berpotensi menghadapi persoalan lain yang lebih kompleks. Tidak hanya kognitif atau fisik, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal. Misalnya kalau anak lain bisa tumbuh ke atas, dia justru tumbuh ke samping. Ini kemudian yang menjadi faktor risiko penyakit tidak menular di Indonesia seperti diabetes atau obesitas.
Stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau dengan kata lain stunting dapat terjadi sejak dalam kandungan dan akan nampak saat anak berusia 2 tahun. Seringkali kejadian stunting pada anak ditandai dengan kondisi tubuh anak yang kurus. Akan tetapi, anak yang mengalami stunting umumnya tidak terlalu kentara secara fisik, atau terlihat normal dan sehat. Penyebab stunting yang lain yaitu buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting. Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh harus secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi.
NOME by Tsamrotul Qolbiyyah Maulina
Stunting dapat dicegah, antara lain dengan : 1. Memenuhi kebutuhan gizi bagi ibu hamil Kondisi kesehatan ibu hamil harus selalu diperhatikan. Gizi ibu dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bisa diberikan suplemen atas anjuran dokter. 2. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan Pemberian ASI eksklusif merupakan kebutuhan gizi dan pertumbuhan anak usia 0-6 bulan, ASI juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 3. Pemberian MPASI sehat Pemberian MPASI atau Makanan Pendamping ASI saat bayi memasuki usia 6 bulan ke atas. MPASI dapat dibuat sendiri dengan menggunakan sayur berserat tinggi seperti bayam, wortel, dan bisa ditambahkan protein hewani ke dalam MPASI.
4. Orang tua juga diharapkan membawa balitanya secara rutin ke Posyandu Orang tua wajib memantau tumbuh kembang anak seperti tinggi dan berat badan anak. Dengan pergi ke Posyandu dapat memeriksakan tumbuh kembang anak secara berkala dan rutin. 5. Menjaga kebersihan Dengan memenuhi kebutuhan air bersih, meningkatkan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Pencegahan stunting yang baik akan menjadikan anak dapat terhindar dari faktor risiko penyakit tidak menular seperti diabetes atau obesitas. Selalu menjaga kebersihan dan perhatikan kesehatan perkembangan anak secara berkala dengan rutin membawanya ke posyandu. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Yuk cegah stunting!
inspired from : Kemenkes. (2018). Warta Kesmas Edisi 02-2018. Diakses pada 20 Mei 2021 dari https://kesmas.kemkes.go.id P2TM Kemenkes RI. (2018, 09 April). 1 dari 3 Balita Indonesia Derita Stunting. Diakses pada 19 Mei 2021 dari http://www.p2ptm.kemkes.go.id Mahmudah. (2020, 26 Agustus). Menilik Tingginya Prevalensi Stunting di Indonesia. Diakses pada 19 Mei 2021 dari http://news.unair.ac.id Saptoyo, R. D. A. (2021, Januari 14). Apa Itu Stunting? Ketahui Penyebab dan Pencegahannya. Diakses pada 20 Mei 2021 dari http://kompas.com
NOME by Tsamrotul Qolbiyyah Maulina