NEWS OF MEDICAL EDUCATION
COVID-19 : Kenali Pronasi untuk Stabilkan Saturasi Sephia Dwinadella 26 Agustus 2021 (Foto_onmanorama)
Halo sobat NOME! Tidak terasa pandemi COVID-19 sudah terjadi hampir 1 tahun lebih. Pandemi COVID-19 ini dimulai dengan munculnya beberapa kasus Pneumonia tanpa diketahui pasti penyebabnya. Kasus ini menyebar dari Negara China ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Salah satu gejala dari pasien COVID-19 adalah adanya gangguan pernapasan dengan tanda klinis Pneumonia dengan tingkat ringan sampai berat. Gejala ini salah satunya ditandai oleh kadar saturasi oksigen yang rendah di dalam tubuh. Salah satu hasil penelitian mengaitkan saturasi oksigen yang rendah pada pasien COVID-19 yang mengalami Hipoksia dengan resiko tingkat kematian yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menilai saturasi oksigen dalam tubuh untuk mengetahui perawatan selanjutnya. Di samping itu, diperlukan perawatan suportif dan rehabilitatif untuk mengurangi gejala dan resiko kematian. Perawatan suportif dan rehabilitatif pada pasien COVID-19 berat bermacam-macam, salah satunya adalah terapi suportif posisi pronasi. Dibandingkan dengan posisi lain, posisi pronasi disarankan sebagai terapi suportif. Posisi ini dikatakan dapat membantu pasien dengan COVID-19, fisiologi posisi pronasi ini dapat meningkatkan luaran klinis pada pasien COVID-19 tidak lepas dari terdistribusinya tekanan pada paru yang lebih merata. Selain itu, posisi pronasi ini dapat memfasilitasi drainase sekresi paru ke arah bronkus dan trakea dengan bantuan gaya gravitasi.
Indikasi pemberian posisi pronasi pada pasien dengan COVID-19 yaitu pasien dengan Hipoksia, suplementasi oksigen > 2 liter per menit untuk mempertahankan saturasi >92%, tidak ada distres napas berat, kesadaran pasien baik, dan pasien dapat melakukan posisi pronasi secara mandiri. Sedangkan kontraindikasi pemberian posisi pronasi pada pasien COVID-19 yaitu trauma pada area kepala/leher, instabilitas pada area tulang belakang, riwayat sternotomi, hemoptisis, instabilitas hemodinamik, dan kehamilan. Posisi pronasi umumnya dianjurkan untuk dilakukan sekitar 1–2 jam setelah makan. Untuk memulai posisi pronasi, siapkan sekitar 4– 5 bantal dan pastikan merasa nyaman dalam segala posisi. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan posisi pronasi : Berbaring tengkurap. Tempatkan satu bantal di bawah leher, 1 atau 2 bantal di bawah dada, dan 2 bantal di bawah lutut atau kaki. Posisi bantal bisa disesuaikan sesuai kebutuhan dan kenyamanan posisi tubuh. Pastikan kepala dan anggota tubuh lain terasa nyaman. Ubah posisi setiap 1–2 jam, misalnya dari telungkup lalu menyamping ke kiri atau ke kanan. Selama menjalani isolasi mandiri dan posisi pronasi, jangan lupa untuk terus memantau saturasi oksigen dengan oximeter. Selain dengan cara di atas, bisa melakukan posisi pronasi dalam variasi lain, yaitu: Berbaring tengkurap dengan kepala menoleh ke satu sisi dan kedua tangan diselipkan di bawah dada atau bahu, atau kedua tangan di samping kepala. Berbaring tengkurap dengan kepala menoleh ke satu sisi dan kaki membentuk sudut 90 derajat. Berbaring menyamping dengan bantal di depan tubuh dan sisi tubuh yang menempel di tempat tidur, serta di antara kedua lutut untuk menyangga badan. Posisi pronasi dapat diulang selama beberapa hari jika berdampak pada napas yang lebih baik atau meningkatkan saturasi oksigen. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri maupun di rumah sakit. Salam sehat! Inspired from : 1. Azizah, Nur. 2020. Scoping Review : Pengaruh Posisi Prone Terhadap Saturasi Oksigen ( Spo2 ) Pada Pasien COVID-19. Pros Pendidik Kedokt ;6(1).