Tokso

Page 1

Toksoplasma Toksoplasmosis, suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia (Hiswani, 2005). Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat parasit obligat intraseseluler. Menurut Wiknjosastro (2007), toksoplasmosis menjadi sangat penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan dan kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus (kepala air), mikrosefalus (kelainan otak dengan ukuran kepala lebih kecil dari ukuran kepala rata-rata berdasarkan umur dan jenis kelamin), iridosiklisis (suatu peradangan pada iris/selaput pelangi mata yang terdiri dari banyak pigmen atau zat warna) dan retardasi mental (tingkat kecerdasan di bawah normal). Infeksi Toxoplasma terdapat dimana-mana, misalnya hewan, dan merupakan salah satu infeksi laten manusia yang paling lazim di seluruh dunia. Insidennya sangat bervariasi pada manusia dan hewan pada berbagai daerah geografis. Angka kejadian yang lebih tinggi biasanya terjadi pada daerah beriklim panas dan basah. Lalu,bagaimana Toxoplasma gondii dapat menyerang tubuh?Setelah Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh, akan terjadi proses yang terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, yakni ditemukan Toxoplasma dalam darah. Pembentukan antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan fase kronik, terbentuk kista-kista (stadium istirahat) Toxoplasma gondii yang menyebar di jaringan otot dan saraf, sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan atau gejala klinis. Infeksi primer pada janin diawali dengan masuknya darah ibu yang mengandung parasit tersebut ke dalam plasenta, sehingga terjadi peradangan pada plasenta. Kemudian parasit ini akan menimbulkan penyakit yang manifestasinya sangat tergantung pada usia kehamilan. Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan dari toksoplasmosis adalah ensefalitis (peradangan pada otak), korioretinitis (peradangan pada koroid dan retina mata), dan risikonya lebih besar pada orang dengan status imun yang buruk serta bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi T. g o n d i i . Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara. Pada toksoplasmosis bawaan lahir (kongenital), transmisi T. gondii kepada janin terjadi melalui plasenta apabila ibunya terinfeksi saat hamil. Pada toksoplasmosis yang di dapat (akuisita), infeksi dapat terjadi saat memakan daging mentah atau kurang matang ketika daging tersebut mengandung kista atau trofozoit T. gondii. Orang yang tidak makan daging pun dapat terinfeksi apabila ookista yang dikeluarkan dengan tinja kucing tertelan melalui makanan yang terk o n t a m i n a s i .


Bagaimana dengan gejalanya? Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis yang didapat adalah pembesaran kelenjar getah bening dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala. Pada infeksi akut, pembesaran kelenjar getah bening sering dijumpai pada kelenjar getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, nyeri otot, pegal-pegal, dan lesu. Gambaran klinis toksoplasmosis bawaan lahir dapat bermacam-macam. Ada yang tampak normal saat waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu hingga beberapa tahun. Keterlibatan susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motori k . Saat penderita berobat ke dokter, penderita yang hanya memperlihatkan gejala pembesaran kelenjar getah bening tidak perlu terapi spesifik kecuali jika terdapat gejala yang persisten dan berat. Pemberian obat terutama pada wanita hamil dengan infeksi baru atau reaktivasi infeksi lama dan penderita-penderita dengan status imun yang buruk. Namun, yang perlu diingat pada pemberian terapi toksoplasmosis adalah durasi pengobatan yang sulit dipastikan, karena T. gondii dalam bentuk kista sulit ditembus obat sehingga pengobatan harus dilakukan dalam jangka lama. Obat-obat yang sering digunakan pada toksoplasmosis antara lain kombinasi Sulfadiazine dengan Pyrimethamine, namun untuk ibu hamil obat yang aman adalah Spiramisin. Mencegah tetaplah lebih baik daripada mengobati, lalu bagaimana pencegahan terhadapinfeksi toksoplasmosis ini? Berdasarkan informasi di atas masyarakat patut waspadaterhadap penularan toksoplasmosis pada manusia melalui makanan sehari-hari. Karena infeksi pada ayam dan kambing cukup tinggi, maka pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari konsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik. Sebaiknya jangan makan sate ayam atau kambing yang setengah matang, dan bila mengonsumsi sayuran atau buah segar, cucilah dengan bersih sebelum dimakan. Apabila berkebun, terutama ibu hamil, sebaiknya menggunakan sarung tangan dan sebisa mungkin setelah kontak dengan kucing dan tanah yang mungkin tercemar kotoran kucing segera mencuci tangan dengan bersih.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.