“
perubahan itu harus dijemput, ia tidak bisa ditunggu
Ridwan Kamil Cerita ini kami dedikasikan untuk kepala desa dan para warga desa Bringsang yang dengan semangatnya, tanpa menunggu bantuan pihak manapun, mampu mengubah suatu gundukan pasir pantai menjadi suatu objek wisata yang ramai, mengubah sebuah ketidakpercayaan menjadi suatu hal yang mungkin.perjalanan antar Pulau
proses pengangkutan ke kapal dengan sebilah kayu
“
Perahu telah datang penumpang bergantian keluar dan masuk dengan menggunakan sebatang kayu pipih untuk menghubungkan perahu ke dermaga.
Setelah kami amati, ternyata kebanyakan dari para penyebrang adalah wisatawan dari daerah-daerah yang jauh bukan para penduduk lokal, selain itu ada Polisi yang sedang mengantarkan Soal Ujian untuk SD di daerah Gili Genting dan yang paling mencengangkan lagi adalah ketika para nelayan bahu-membahu dalam menaikkan sepeda motor penumpang ke atas perahu.
Di perjalanan menuju Pulau Gili Genting kami penasaran dengan bilik-bilik perahu dan kokpit dari nahkoda, kami mulai berbincang-bincang dengan nahkoda dan menanyakan bagaimana cara mengemudikan perahu ini.
Pertama ada alat kemudi yang menjadi ciri khas dari perahu,lalu ada tuas yang berfungsi untuk maju, mundur serta berhenti. Yang kami takjubkan dari para nahkoda adalah intuisinya dalam memahami arah mata angin yang luar biasa, meskipun tanpa alat bantuan ( kompas ).
perjalanan kapal dilakukan tanpa kompas
Ketika hampir sampai di Pulau Gili Genting, kami disuguhkan oleh pemandangan pulau yang menyerupai Pulau Hawaii. Setelah kurang lebih 40 menit perjalanan,kami akhirnya sampai di pelabuhan.
Namun kami merasa sedikit kecewa karena masih ada saja para wisatawan yang tidak sadar akan kebersihan,hal itu ditunjukkan dengan masih banyaknya sampah di dekat pelabuhan. Selain itu kami miris karena beberapa rumah penduduk seolah-olah tak terawat.
Sembari berjalan menuju pantai, kami disambut oleh papan yang bertuliskan “selamat datang Pantai Sembilan Bringsang Gili Genting”.
Rasa lelah yang kami rasakan sirna sudah ketika melihat pemandangan pantai yang indah, pasir putih yang halus,ombak yang sangat tenang.
Selain itu, Pantai Sembilan menyediakan alat untuk snorkling,banana boat, jetski,papan selancar, cottage untuk penginapan, dan yang paling penting adalah objek foto kekinian yang sangat Instagramable serta masih banyak lagi.
masih ada minus di tengah indahnya pemandangan
dari pelabuhan, kita harus berjalan selama sekitar 10 menit untuk menuju pantai
Sesampainya di pantai, kita akan disambut dengan gapura. Tak jauh dari situ kita juga melihat sebuah papan selamat datang yang bersiap untuk menyambut para pengunjung yang sedang berlibur.
Buih - buih ombak di pantai Sembilanyang memperlihatkan tipikal pantai dengan arusnya yang tenang, tidak berbahaya, sangat cocok untuk berenang sehingga pantai ini selalu dijadikan objek wisata dikala libur panjang ataupun libur nasional, mulai dari muda muda - mudi hingga keluarga.
perjalanan dari pelabuhan memakan waktu ± 45 menit
Langit siang berubah menjadi senja, tandanya kita harus segera pamit untuk meninggalkan pantai penuh cerita ini. Tak lupa kita mengabadikan moment di sini.
Jam 5 merupakan batas akhir perahu yang beroperasi balik ke pulau Madura, oleh karena itu kita harus bergegas meninggalkan pantai Sembilan.
Pemandangan yang hampir sama kita temui saat seperti waktu berangkat ke pantai Sembilan. Kita akan melihat aktivitas warga yang mengangkut motormotornya ke dalam perahu.
Sembari menikmati langit sore, kami pun menikmati perjalanan dengan desiran angin laut yang cukup kuat.
Kami pun tetap akan selalu mengingat pengalaman dan apa yang disuguhkan di pantai ini.
Mulai dari rumah-rumahnya, ayunan yang berada di tengah pantai, desiran ombak di pantai, wisatawan yang datang ke sana, dan tak terkecuali spot-spot foto menarik yang disediakan pantai Sembilan.
Dan kumpulan gambar di pantai Sembilan ini akan mewakilkan bagaimana pengalaman kita selama berada di pantai ini.
from nothing, to something