Arsitektur Jepang dan Refleksi terhadap Arsitektur Masjid Kobe dan Tokyo

Page 1

Arsitektur Jepang dan Refleksi terhadap Arsitektur Masjid Kobe dan Tokyo Muhammad Iqbal S U Mahasiswa S-1 Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Abstrak Arsitektur merupakan produk budaya yang berarti merespon budaya lokal. Agama Islam telah mewarnai berbagai belahan dunia, salah satunya Jepang. Masjid menjadi hal terpenting dalam Islam karena ia menjadi pusat peribadatan komunitas muslim. Arsitektur Masjid selain dituntut untuk memenuhi fungsinya, juga dituntut untuk merespon kondisi lokal seperti budaya, baik dari sisi non arsitektural maupun arsitektural seperti sistem konstruksi, dsb. Ada 2 (dua) masjid yang berdiri pertama kali di Jepang yakni Masjid Kobe dan Tokyo Camii. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua masjid ini merespon budaya lokal dan apabila tidak, faktor apa saja yang menyebabkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua masjid ini belum merespon budaya lokal dengan akulturasi gaya arsitektur Jepang. Di antara kemungkinan faktor yang menyebabkannya ialah masuknya Islam ke Jepang ialah pasca restorasi Meiji dan wawasan rancang bangun kaum muslim belum mencapai gaya arsitektur Jepang. Apalagi, gaya arsitektur Jepang terbilang rumit.

1

Januari 2021


PENDAHULUAN Arsitektur merupakan produk budaya. Pengertian yang lain adalah arsitektur merespon budaya lokal seperti ide, perilaku, dan teknologi. Dengan demikian, arsitektur masjid dapat mengalami akulturasi dengan budaya lokal dan tetap memperhatikan berbagai ketentuan dalam Islam. Agama Islam telah mewarnai berbagai belahan dunia, tak terkecuali Negeri Sakura, Jepang. Islam muncul di Jepang pasca restorasi Meiji sekitar akhir abad ke-19 M melalui masuknya terjemahan bahasa Jepang dari literatur terkait sejarah Nabi Muhammad ď § disusul oleh kedatangan utusan Kekaisaran Ottoman Turki untuk menjalin kerja sama dan diplomasi. Selain itu, ada juga kedatangan pengungsi muslim dari Uni Soviet akibat revolusi Bolshevik. Beberapa tahun setelahnya, ada 2 nama orang Jepang yang memeluk agama Islam yakni Omar Yamaoka (sebelumnya Mitsutaro Yamaoka) dan Ahmad Ariga (sebelumnya Bunpachiro Ariga). Komunitas muslim yang tinggal dan menyebar di Jepang kemudian merintis masjid-masjid di Jepang, di antaranya ialah Masjid Kobe dan Masjid Tokyo, 2 (dua) masjid yang dibangun pertama kali di Jepang. Berdasarkan pernyataan di awal, peneliti ingin mengetahui lebih dalam arsitektur Jepang. Kemudian, dengan demikian, apakah arsitektur Masjid Kobe dan Masjid Tokyo telah merespon budaya Jepang, khususnya terkait arsitektur? Selain itu, apabila tidak merespon, faktor apa yang menyebabkannya? Bagi masyarakat dan mahasiswa arsitektur, penelitian ini diharapkan menambah wawasan terkait arsitektur Jepang dan khazanah Islam di Negeri Sakura. Bagi pemeluk agama Islam, penelitian ini diharapkan dapat menambah rasa kecintaan terhadap agamanya. Objek penelitian ini adalah arsitektur Jepang dan Masjid Kobe serta Masjid Tokyo. Tipe data dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan metode pengumpulan berupa studi literatur. Adapun, metode analisis data menggunakan analisis kualitatif.

2

Januari 2021


MASJID KOBE DAN MASJID TOKYO Masjid Kobe terletak di Kota Kobe, ibukota Prefektur Hyogo, Jepang yang bersebelahan dengan salah satu kota terbesar di Jepang yaitu Osaka. Masjid ini diresmikan pada tahun 1935. Di antara keunikan masjid ini ialah masih kokoh berdiri dan menjadi tempat berlindung sementara setelah dibombardir tentara Amerika Serikat saat Perang Dunia II. Selain itu, arsitektur masjid ini bergaya Mughal yang berasal dari India.

Gambar 1 Searah jarum jam dari kiri atas: Masjid Kobe dan reruntuhan kota Kobe; Masjid Kobe sekarang; Interior Masjid Kobe Sumber: islampos.com,kompas.com

Masjid Tokyo atau Tokyo Camii (bahasa Turki) terletak di Kota Tokyo, ibukota negara Jepang. Masjid ini tidak terlalu jauh dari Shibuya yang terkenal dengan persimpangan pedestrian yang ramai dan stasiun yang mengambil nama anjing fenomenal bernama Hachiko. Masjid ini diresmikan pada tahun 1938. Di antara keunikannya ialah ornamen-ornamen bangunan khas arsitektur Ottoman Turki.

3

Januari 2021


Gambar 2 Kiri: Masjid Tokyo dan bunga Sakura; Kanan: Interior Masjid Tokyo Sumber: popbela.com, travel.detik.com

ARSITEKTUR JEPANG Arsitektur Jepang dipengaruhi beberapa hal seperti iklim, masyarakat lokal, serta pengaruh dari Cina dan agama Buddha yang membersamainya. Arsitektur Jepang juga berkembang dari zaman prasejarah hingga modern seperti saat ini. Biasanya, ciri khas yang sering dilekatkan pada arsitektur Jepang ialah seperti rumah teh (chashistsu), karpet tatami, pintu shoji (pintu geser dengan kertas), partisi fusuma (partisi dinding geser), dsb.

Gambar 3 Searah jarum jam dari kiri atas: Chashitsu, Tatami, Shoji, Fusuma Sumber: buildajapanesegarden.com, matcha-jp.com, wikipedia.org

Ada beberapa prinsip dasar dalam arsitektur Jepang, di antaranya ialah sebagai berikut: 1.

Penggunaan material alami seperti

2.

batu, tanah liat, dan terutama

Komposisi natural seperti garis lurus, asimetri, dsb

kayu.

4

Januari 2021


3.

Ada bentuk yang sederhana, ada

6.

Gubahan

yang kompleks (biasanya berada

berbeda

pada

(kuil

bangunan

religius

atau

hunian para elit) 4.

Detail

5.

Blending pengaruh luar dengan

arsitektural berdasarkan

(shrine)

dan

yang fungsi vihara

(temple)) serta hierarki (elit dan biasa) 7.

Elemen terpenting terkait fungsi dan hierarki ialah gerbang (mon)

budaya lokal

Gambar 4 Kompleksitas dan Detail Masu-Hijiki (elemen struktural berupa siku; menyerupai Dou-Gong dari arsitektur Cina) pada Pagoda Tokugawa di vihara Tosho-gu, Nikko, Jepang,

Sebagaimana negeri lainnya, Jepang adalah rumah dari berbagai agama. Berdasarkan survei Kementerian Pendidikan Jepang (1979), di antara agama mayoritas di Jepang ialah Shinto, Buddha, dan Kristen. Selain itu, ada agama lain, termasuk Islam. Elemen arsitektur rumah ibadah agama-agama tersebut pun khas. Misalnya Torii atau gerbang kuil Shinto memiliki bentuk yang lebih sederhana

5

Januari 2021


daripada Mon atau gerbang vihara Buddha yang biasanya kompleks. Namun, keduanya sama-sama berfungsi untuk memisahkan area profan dan sakral.

Gambar 5 Kiri: Torii atau gerbang kuil Shinto di Inari, Itsukushima; Kanan: Nio-mon (kiri) dan Sai-mon (kanan) atau gerbang vihara Buddha di Kiyomizu-dera, Kyoto. Sumber: matcha-jp.com, orientalarchitecture.com

Salah satu vihara Buddha terkenal di Jepang ialah Kiyomizu-dera (Pure water temple). Vihara ini terletak di pegunungan di timur kota Kyoto, ibukota Jepang pada masa lampau. Vihara ini diperuntukkan untuk sekte Buddha bernama Hosso. Fitur-fitur di vihara ini ialah seperti Mon atau gerbang, To atau pagoda, Chozuya (Ablution space), Kyo-do (Scripture Hall), Hon-do (Main hall), Kiyomizu no Butai (Panggung Kiyomizu-dera), Otowa no Taki (Air terjun Otowa), Oku no in (Paviliun terdalam berisi patung Kannon), Taman, dll.

6

Januari 2021


Gambar 6 Searah jarum jam dari kiri atas: To atau pagoda di kompleks Kiyomizu-dera; Chozuya; Hon-do dan Kiyomizu no Butai di depannya; Otowa no Taki; Oku no In. Sumber: orientalarchitecture.com

REFLEKSI TERHADAP ARSITEKTUR MASJID KOBE DAN TOKYO CAMII Masjid Kobe menyerupai gaya arsitektur Mughal dari India. Hal ini terlihat pada beberapa bagian seperti penggunaan kubah dan warna eksterior bangunan yang didominasi warna coklat. Selain itu, ada dinding segi empat besar pada sisi depan bangunan yang mirip dengan gaya arsitektur Mughal. Material yang dipakai pun masif.

7

Januari 2021


Gambar 7 Atas: Sisi depan Masjid Kobe; Bawah: Taj Mahal di India. Sumber: indojapanese.com, wikimedia.org

Tokyo Camii menyerupai gaya arsitektur Ottoman dari Turki. Hal ini ditandai ornamen khas dan pelengkung/arch pada bukaan-bukaan. Selain itu, warna putih dan biru yang digunakan pada eksterior bangunan, atap kubah, dan atap kerucut pada minaret menyerupai elemen arsitektur Masjid Aya Sofia di Istanbul, Turki. Material yang dipakai juga masif.

8

Januari 2021


Gambar 8 Kiri: Tokyo Camii; Kanan: Aya Sofia Sumber: thedailyjapan.com, kompas.com

Dari segi artefak, Masjid Kobe dan Tokyo Camii tidak mengalami akulturasi dengan budaya lokal. Hal ini ditandai dengan perbedaan yang sangat kontras antara fisik masjid dengan gaya arsitektur Jepang. Di antara asumsi terkait faktor yang menyebabkan hal ini ialah sebagai berikut: 1.

Wawasan rancang bangun kaum muslim belum menyentuh gaya arsitektur Jepang. Selain itu, kerumitan dari gaya arsitektur Jepang menjadi tantangan tersendiri.

2.

Islam masuk ke Jepang pasca restorasi Meiji. Dengan demikian, gaya arsitektur yang tumbuh di Jepang lebih beragam sehingga muncul persepsi ketidakharusan mengikut gaya arsitektur lokal.

Gambar 9 Kiri: Keio University di Tokyo yang berdiri tahun 1858 (10 tahun menjelang restorasi Meiji (1868)) menyerupai gaya arsitektur Eropa; Kanan: La Grand-Place, Brussels, Belgia Sumber: tripadvisor.com, cntraveler.com

Sebelum restorasi Meiji, segala pengaruh yang berasal dari Barat, termasuk Islam, sangat sulit untuk masuk ke Jepang dikarenakan oleh politik tertutup yang diadakan pada zaman Edo oleh Ke-shogun-an Tokugawa. Namun, sebelum zaman 9

Januari 2021


Edo, pengaruh Barat bebas masuk ke Jepang, di antara tandanya ialah keberadaan agama Buddha dan pengaruh arsitektur Cina. Berdasarkan hal di atas, masjid yang bergaya arsitektur Jepang mungkin bisa terjadi karena Islam pun telah masuk ke negeri tirai bambu sejak abad ke-8 M. Hal ini pun apabila jauh sebelum zaman Edo telah ada penyebaran agama Islam ke Jepang.

KESIMPULAN Masjid Kobe dan Tokyo Camii belum mengalami akulturasi dengan gaya arsitektur Jepang. Hal ini terjadi mungkin karena wawasan rancang bangun yang belum menyentuh gaya arsitektur Jepang serta masuknya Islam pasca restorasi Meiji. Penelitian ini masih belum efektif dan efisien mengingat keterbatasan literatur, waktu penelitian, dan cakupan bahasan yang masih sempit. Apalagi, penelitian ini bersifat mini-riset. Alangkah baiknya jika penelitian ini diperdalam dan/atau melakukan penelitian lain yang terkait sebagai pelengkap. Di antara topik yang diajukan ialah model masjid bergaya arsitektur Jepang.

REFERENSI Kiyomizu Temple, Kyoto, Japan. (n.d.). Retrieved January 8, 2021, from https://www.orientalarchitecture.com/sid/208/japan/kyoto/kiyomizu-temple Gupta, U. (2015). Japanese Architecture. 3 Apr 2015. https://www.slideshare.net/UtkarshGupta3/japanes-architecture-ppt/2 Grisson, U. (2015). THE MODERN APPLICATION OF TOKYO WOOD BRACKET SYSTEM OF ANCIENT JAPANESE ARCHITECTURE IN YUSUHARA WOODEN BRIDGE MUSEUM. https://slideplayer.com/slide/2432882/ Kompas.com. (2020). Masjid Kobe, Masjid Pertama dan Tertua di Jepang yang Selamat dari Perang Dunia II. 29 Apr 2020. https://travel.kompas.com/read/2020/04/29/030700127/masjid-kobe-masjid-p ertama-dan-tertua-di-jepang-yang-selamat-dari-perang?page=all 10

Januari 2021


Morimoto, A. B. (1980). Islam In Japan: Its Past, Presemt, and Future (P. D. S. Samarrai & I. Chowdhury (Eds.)). http://dr-samarai.com/wp-content/uploads/2020/02/43_Islam_in_Japan_A bu_Bakr_Morimoto.pdf Putra, S. (2019). Sejarah dan Fakta Menarik Masjid Camii Tokyo yang Indah. 15 Nov 2019. https://travel.detik.com/international-destination/d-4786321/sejarah-dan-fakt a-menarik-masjid-camii-tokyo-yang-indah Young, M. K., Young, D., & Yew, T. H. (2012). Introduction to Japanese Architecture. Tuttle Publishing. https://books.google.co.id/books?id=NgfQAgAAQBAJ

11

Januari 2021


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.