ERGONOMI 1
ERGONOMI=
HUMAN ENGINEERING HUMAN FACTORS ENGINEERING ENGINEERING PSYCHOLOGY
ERGONOMI 2
HARI LAHIR ERGONOMI:
12 JULI 1949
(THE HUMAN RESEARCH
GROUP, INTERDISCIPLINARY)
ERGONOMI 3
ASAL KATA DARI BAHASA YUNANI: (PERESMIAN 16 Pebruary 1950)
ERGON NOMOS
= =
BEKERJA HUKUM ALAM
ERGONOMI 4 ERGONOMICS MENURUT SINGLETON: - PHYSICAL ERGONOMICS (BASIC ERGONOMICS) - PSYCHOLOGICAL ERGONOMICS (ADVANCED ERGONOMICS)
ERGONOMI 5
SEJARAH:
TAYLOR DAN GARVEY, 1966, TIME AND MOTION STUDY GILBRETH, STANDARDISASI GERAK SOCIOTECHNICAL SYSTEMS
ERGONOMI 6
DEFINISI:
THE STUDY OF THE INTERACTIONS BETWEEN HUMAN BEINGS AND THE OBJECTS THEY USE AND THE ENVIRONMENTS IN WHICH THEY FUNCTION (PULAT). DESIGN FOR HUMAN USE
ERGONOMI 7
TEMA POKOK:
FITTING THE “TASK” TO THE PERSON
ERGONOMI 8 яБо
SASARAN: (PULAT)
COMFORT
ERGONOMICS
WELL BEING
EFFICIENCY: -PHYSICAL --MENTAL --PRODUCTION
ERGONOMI 9
JENIS2 MASALAH2 ERGONOMI:
ANTHROPOMETRI KOGNISI MUSKULOSKELETAL CARDIOVASCULER PSIKOMOTOR
ERGONOMI 10
MENGAPA STANDARD DIBUTUHKAN:
HEMAT DALAM USAHA MANUSIA MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN MANUSIA KESELAMATAN KERJA KESEHATAN PEKERJA KENYAMANAN BEKERJA PROTEKSI LINGKUNGAN MENGATASI HAMBATAN BUDAYA KEUNTUNGAN EKONOMIS
ERGONOMI 11
KEKUATAN OTOT:
TERGANTUNG DARI BANYAKNYA SERAT KEKUATAN MAKSIMUM, SERAT OTOT 0.30.4 N/mm² (1 KG=10 N) DARI CROSS SECTION DAPAT MENGANGKAT BEBAN 3 – 4 KG (30 – 40 N) WANITA DENGAN LATIHAN YANG SAMA DENGAN PRIA DAPAT MENCAPAI KURANG DARI 30% KEKUATAN PRIA KEKUATAN PALING BESAR PADA SAAT PERMULAAN KONTRAKSI (RELAX)
ERGONOMI 12 яБо
KEKUATAN OTOT DIHUBUNGKAN DENGAN USIA DAN JENIS KELAMIN 100
JENIS 90 KELAMIN 80
PRIA
70 60
WANITA
50 40 20
30
40
50
60
USIA
ERGONOMI 13
PENGGUNAAN OPTIMAL DARI KEKUATAN OTOT:
GERAKAN PERLU DIORGANISIR, EFISIEN DAN SKILLFUL MENGGUNAKAN SEBANYAK MUNGKIN OTOT UNTUK GERAKAN STATIS (15 % DIBAWAH KEKUATAN MAKSIMUM) PALING KUAT PADA AWAL KONTRAKSI DAN PALING BAIK DIMULAI PADA POSISI PALING MEREGANG KEKUATAN MAKSIMUM TERGANTUNG DARI USIA, JENIS KELAMIN, KONSTITUSI, LATIHAN DAN MOTIVASI SESAAT
ERGONOMI 14
PERAN GIZI PADA KERJA OTOT:
GLUKOSA PALING PENTING UNTUK SUPLAI ENERSI PADA KERJA BERAT FISIK LEMAK DAN PROTEIN PENTING UNTUK SUPLAI ENERSI PADA KERJA MODERAT PROTEIN PENTING UNTUK SUPLAI PADA KERJA OTAK
ERGONO0MI 15
PERAN OKSIGEN PADA KERJA OTOT:
AEROBIK, KERJA DIMANA OKSIGEN MASIH TERSEDIA/DYNAMIC EFFORT ANAEROBIK, KERJA DIMANA TERDAPAT KEKURANGAN OKSIGEN, TIDAK ADA ENERSI, LELAH/PEGAL DAN LEMAS/STATIC EFFORT
ERGONOMI 16
INDICATORS OF NEED FOR ERGONOMIC ATTENTION:
BANYAK PRODUK YANG DITOLAK DALAM PENGOPERATION PEKERJA MEMBUAT BANYAK KESALAHAN BANYAK BAHAN YANG TERBUANG JUMLAH KARYAWAN YANG KELUAR BANYAK PEKERJA MENGELUH TENTANG PERSYARATAN KERJA ABSEN TERLALU TINGGI OUTPUT PRODUKSI SANGAT RENDAH TERJADI BANYAK KECELAKAAN ATAU HAMPIR TERJADI KECELAKAAN PEKERJA SERING KE TOILET KUALITAS PRODUK RENDAH WAKTU DALAM PELATIHAN TERLALU LAMA PEKERJA SERING AMBIL ISTIRAHAT TERLALU BANYAK MENGAMBIL WAKTU UNTUK ISTIRAHAT ATAU HAL2 PRIBADI ADA KETERBATASAN DARI UKURAN TUBUH, JENIS KELAMIN, USIA ATAU KEADAAN FISIK DALAM BEKERJA MINTA DIPINDAHKAN KEPEKERJAAN LAIN STANDARD PRODUKSI TIDAK DAPAT TERCAPAI/PEKERJA SERING TIDAK DITEMPAT WAKTU ISTIRAHAT DIAMBIL TERLALU LAMA
ERGONOMI 17 яБо
ADA HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KINERJA, TETAPI STRES TIDAK SELALU MENIMBULKAN AKIBAT YANG BURUK
KINERJA
STRES
ERGONOMI 18
RASA LELAH/FATIGUE KARENA:
HASIL YANG WAJAR AKIBAT :
KERJA FISIK ATAUPUN KERJA MENTAL
TIMBULNYA:
PADA WAKTU KERJA SESUDAH KERJA
ERGONOMI 19
SIKLUS KERJA – ISTIRAHAT:
ISTIRAHAT DIPERLUKAN UNTUK MEMULIHKAN EFEK2 KERJA ADA BERBAGAI MACAM CARA UNTUK MENGHITUNG ISTIRAHAT YANG DIPERLUKAN:
TIME STUDY STRAIN BASED/METABOLOC ENERGY EXPENDITURE DSB
ERGONOMI 20
KEKUATAN DAN DAYA TAHAN:
KEKUATAN MERUPAKAN USAHA MAKSIMUM YANG DAPAT DIKELUARKAN ALAT UKUR:
UKURAN DALAM:
DINAMOMETER KG
DAYA TAHAN:
MERUPAKAN KEMAMPUAN UNTUK MEMPERTAHANKAN SUATU KEGIATAN DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU
ERGONOMI 21
JENIS2 KEKUATAN:
STATIS
DAYA TAHANNYA HANYA DAPAT DIPERTAHANKAN SEBANYAK 20% DARI PUNCAKNYA DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU
DINAMIS
DAYA TAHANNYA HANYA DAPAT DIPERTAHANKAN SEBANYAK 30% DARI PUNCAKNYA DALAM SATUAN WAKTU TERTENTU
ERGONOMI 22
CIRI2 KEKUATAN:
PUNCAK KEKUATAN TERLETAK PADA AKIR USIA 20-AN DAN KEMUDIAN ADA PENURUNAN PADA USIA 65 TAHUN KEKUATAN HANYA TINGGAL 75% DARI TENAGA ANAK MUDA WANITA RATA2 MEMILIKI 2/3 DARI KEKUATAN PRIA LATIHAN DAPAT MENINGKATKAN KEKUATAN DAN DAYA TAHAN SEBANYAK 50%
ERGONOMI 23
CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTD) = REPETITIVE – MOTION DISORDERS MERUPAKAN KERUSAKAN PADA JARINGAN HALUS YANG SEBAB UTAMANYA ADALAH PEMAKAIAN YANG BERU-LANG2
ERGONOMI 24
SEBAB2 CTD:
KEDUDUKAN SENDI2 YANG TIDAK WAJAR PENGGUNAKAN TENAGA YANG BERLEBIHAN AKTIVITAS YANG BERULANG-ULANG FAKTOR2 INDIVIDUAL
ERGONOMI 25
FAKTOR2 YANG BERPERAN PADA KEMAMPUAN MANUAL HANDLING - WORK CHARACTERISTICS: * USIA * JENIS KELAMIN * MOTIVASI * KONDISI FISIK
- KARAKTERISTIK TUGAS * REACH REQUIREMENTS * FREQUENCY OF HANDLING * DURATION DSB.
- MATERIAL
CHRACTERISTICS * BERAT BENDA * BENTUK DAN KEKERASAN *PENYEBARAN BERAT BEBAN * ADANYA TEMPAT PEGANG DSB
- PENGORGANISASIAN
PEKERJAAN * SIKLUS ISTIRAHAT – KERJA - TRAINING, SELEKSI DSB - * JOB ROTATION DSB.
ERGONOMI 26
INFORMATION INPUT PROCESSES
MANUSIA MENERIMA RANGSANG MELALUI BANYAK SUMBER. ADA YANG DAPAT DIRASAKAN (SENSED) ADA YANG TIDAK DAPAT DIRASAKAN TIAP ORANG MEMILIKI AMBANG BATAS UNTUK MERASAKAN
ERGONOMI 27
SALURAN INFORMASI MELALUI PANCA INDERA:
EXTEROPERCEPTORS (RANGSANG DARI LUAR):
PENGLIHATAN (80%) PENDENGARAN (15 – 19%) PENCIUM PENCECAP PERABA
PROPIOCEPTORS (RANGSANG DARI DALAM TUBUH)
TINDAKAN2 DARI TUBUH SENDIRI (MERAIH, MEMUTAR TUBUH) KINESTHETIC SENSE
ERGONOMI 28
EFEKTIVITAS PENGLIHATAN KARENA FAKTOR INTERNAL:
KETEPATAN MELIHAT PERSEPSI KEDALAMAN AKOMODASI PADA TITIK DEKAT PHORIA DISKRIMINASI WARNA ADAPTASI GELAP USIA PERPINDAHAN PURKINJE TITIK BUTA PANDANGAN PERIPHERAL BUTA MALAM GARIS PANDANGAN NORMAL
ERGONOMI 29
EFEKTIVITAS PENGLIHATAN KARENA FAKTOR EKSTERNAL:
BRIGHTNESS CONTRAST BANYAKNYA CAHAYA LAMA DAN GERAKAN TARGET SILAU CAHAYA DARI LINGKUNGAN WARNA UKURAN POSISI TARGET DALAM LUAS PANDANGAN
ERGONOMI 31
TRANSFER INFORMASI:
MANUSIA (INSTRUKSI2) PRODUK (ESTETIKA, INSPEKSI) MANUSIA (ALAT PENGENDALI) LINGKUNGAN (ALAT PERAGA, KODE2) ALAT (ALAT PERAGA, KODE2)
MANUSIA MANUSIA MESIN MANUSIA MANUSIA
ERGONOMI 32 яБо
MEMILIH MENGGUNAKAN PANCA INDERA PI PENGLIHATAN
PI PENDENGARAN
* PESAN TERLALU PANJANG * PESAN MASIH DIGUNAKAN/ AKAN DIGUNAKAN * BILA LINGKUNGAN BISING
* BILA SEBALIKNYA * BILA SEBALIKNYA
* PESAN TIDAK SEGERA DIBUTUHKAN * PESAN TERLALU PANJANG * PENGGUNA TEMPATNYA TETAP
* LINGKUNGAN TERLALU SILAU ATAU TERLALU GELAP * BILA SEBALIKNYA * BILA SEBALIKNYA * BILA SEBALIKNYA
ERGONOMI 33
TANDA2 YANG DIGUNAKAN HARUS:
DAPAT DIDETEKSI OLEH PANCA INDERA DAPAT DIDISKRIMINASIKAN DENGAN JELAS SATU DARI LAINNYA SEIMBANG DENGAN TANDA REFERENSINYA MEMPUNYAI ARTI DAN DIMENGERTI DENGAN CEPAT ADA STANDARDISASI
ERGONOMI 34
TEORI INFORMATION PROCESSING:
BROADBENT’S FILTER THEORY: HANYA ADA SATU SALURAN DAN KAPASITASNYA TERBATAS BILL’S BLOCKING THEORY: UNTUK INFORMASI YANG TERUS MENERUS HARUS ADA INTERVAL INTERUPSI. DONDER’S STAGE MODEL: ADA PERHITUNGAN WAKTU ATAS PROSES MENTAL YANG TERJADI, TERMASUK SENSING, RECOGNITION DAN ACTION
ERGONOMI 35 SUMBER2 ATTENTION/MOTIVATION
OUTPUT
INFORMATION SENSE ORGAN
PERCEPTION
SHORT-TERM MEMORY
CHOICE OF RESPONSE
CONTROL OF RESPONSE
LONG-TERM STORE
TAHAPAN2 MODEL PROCESSING
EFFECTORS
ERGONOMI 36 PERCEPTION TOP-DOWN
STIMULUS
- EXPERIENCED BEFORE ? - REPRESENTED IN MEMORY ? - IMPORTANT CONSEQUENCES ?
NO BOTTOM - UP
NO PERCEPTION
YES PERCEPTION
ERGONOMI 37
DUA TINGKATAN INFORMATION PROCESSING
CONSCIOUS LEVEL MAKIN SKILLED
AUTOMATIC LEVEL
ERGONOMI 38 яБо
COGNITIVE WORK 1: - SELALU ADA BILA INFORMASI HARUS DIPROSES PADA WAKTU BEKERJA - KERJA KANTOR MEMBUTUHKAN KERJA MENTAL YANG BANYAK - SELALU MEMPUNYAI EFEK TERHADAP FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI DARI PEKERJA
ERGONOMI 39
COGNITIVE WORK 2:
VIGELANCE
ATTENTION
BOREDOM
MENTAL WORKLOAD
ERGONOMI 40
COGNITIVE WORK 3:
VIGELANCE DIBUTUHKAN PADA PEKERJAAN MEMPERHATIKAN/MENANGKAP TANDA2 SEPERTI PADA PEKERJAAN SUBMARINE DILAUT, PESAWAT TERBANG DI UDARA DAN PADA SEMUA PEKERJAAN INDUSTRI MAUPUN DIKANTOR ADA KEPUTUSAN2 YANG HARUS DIAMBIL BERDASARKAN TANDA YANG DITANGKAP ATTENTION SPAN HANYA DAPAT BERLANGSUNG 30 MENIT PADA TUGAS RUTIN
ERGONOMI 41
COGNITIVE WORK 4:
VIGELANCE PERFORMANCE DAPAT DIPERBAIKI BILA:
FREKUENSI TANDA2 DIPERBANYAK TANDA2 LEBIH KUAT TANDA2 LEBIH MUDAH DAPAT DIBEDAKAN DARI YANG BUKAN TANDA ADA UMPAN BALIK YANG PERIODIK TENTANG PERFORMANSI
VIGELANCE PERFORMANCE MENURUN BILA:
WAKTU UNTUK MENANGKAP TANDA DIPERPANJANG INTERVAL DIANTARA TANDA SANGAT BERVARIASI PEKERJA BERADA DIBAWAH STRES
ERGONOMI 42
COGNITIVE WORK 5:
SARAN2 UNTUK VIGILANCE TASKS:
CONTROKL ROOM OPERATOR SEBAIKNYA TIAP 30 MENIT DIGANTI OPERATOR YANG INTROVERT LEBIH BAIK DIBANDINGKAN YANG EKSTROVERT GANGGUAN SUARA DAPAT MEMPUNYAI EFFEK YANG BAIK BILA MUSIK DIKOMBINASI DENGAN SUARA SUARA DENGAN INTENSITAS TINGGI MENURUNKAN KINERJA TINGKAT CAHAYA BILA DITINGKATKAN DARI 10 LUX MENJADI 10.000 LUX SUHU RUANG DIATAS 26 C MEMPERPANJANG RESPONS HINGGA MENURUNKAN PERFORMANSI
ERGONOMI 43 25 20 CRITICAL SIGNALS 15 MISSED ((%)) 10 5 90 120 30 60 TIME(MIN) HUMAN PERFORMANCE ON A VIGILANCE TASK
ERGONOMI 44
COGNITIVE WORK 6:
ATTENTION, JENIS2:
SELECTIVE ATTENTION: MEMFOKUS PADA SATU ASPEK YANG KHUSUS WALAUPUN ADA DISTRAKSI DIVIDED ATTENTION: MEMFOKUS PADA BEBERAPA ASPERK SECARA SERENTAK DAN MENGABAIKAN HAL2 LAIN
ERGONOMI 45
COGNITIVE WORK 7:
ATTENTION DAPAT DIPERBAIKI Selective attention dengan:
MOTIVASI DESIGN DARI TUGAS DESIGN DARI LINGKUNGAN
Devided attention dengan:
Pembagian yang tepat dari persyaratan input dan output (tanda input secara paralel dan tanda2 output secara seriaL, seperti manupulative actions, conversationl)
Ergonomi 46
COGNITIVE WORK 8:
BOREDOM 1:
HAMPIR SAMA DENGAN LAWANNYA ATTENTION DIASOSIASIKAN DENGAN TUGAS YANG MEMBOSANKAN AKIBATNYA ADALAH JENUH, LEMAS DAN BERKURANGNYA KESIAGAAN BILA TUNTUTAN TUGAS TIDAK BERUBAH2 BILA TUGAS TIDAK MENARIK
ERGONOMI 47
COGNITIVE WORK 9:
BOREDOM 2:
WORK CYCLE TIMES PENDEK TIDAK BANYAK KESEMPATAN UNTUK MENGGERAKKAN TUBUH KONDISI SUHU TIDAK ADA KONTAK DENGAN PEKERJA LAINNYA PADA ORANG YANG MOTIVASI KERJANYA RENDAH PADA ORANG DENGAN KEMAMPUAN TINGGI DAN INGIN CEPAT MAJU LINGUNGAN KERJA YANG CAHAYANYA KURANG
ERGONOMI 48
COGNITIVE WORK 10:
BOREDOM 3, JALAN KELUARNYA:
JOB EXPANSION JOB ENRICHMENT JOB ROTATION STRESS YANG TEPAT LINGKUNGAN KERJA YANG OPTIMAL PERHATIAN TERHADAP PEKERJAAN KONTAK SOSIAL
ERGONOMI 49
COGNITIVE WORK 11:
MENTAL WORKLOAD CARA2 MENGUKUR:
PSYCHOPHYSIOLOGICAL INDEXES
HEART RATE VARIABILITY EEG CFF
BEHAVIORAL TIMESHARING METHODS SUBJECTIVE RATINGS
ERGONOMI 50
COGNITIVE WORK 12
MENTAL FATIQUE
KARENA TERLALU DIBEBANI FUNGSI2 MENTAL DAN DISERTAI PERASAAN PENAT SECARA MENYELURUH, MERASA KEHILANGAN KESEIMBANGAN, BERAT DAN BEKERJA BERLEBIHAN KARENA PEKERJAAN MONOTON DAN MENTAL WORK LOAD YANG TERLALU BANYAK MEMBUTUHKAN WAKTU ISTIRAHAT UNTUK MENGHILANGKANNYA
ERGONOMI 51
COGNITIVE WORK 13:
PSYCHOPHYSIOLOGICAL INDEXES
HEART RATE VARIABILITY (KALSBECK), BERDASARKAN HR YANG TIDAK TERATUR ADA PENURUNAN HR PADA MENTAL WORK LOAD KARENA MERUPAKAN FUNGSI DARI MENTAL STRESS DAN MENINGKATNYA KONSENTRASI UNTUK MEMPROSES INFORMASI EEG, PENGUKURAN FUNGSIONAL DARI OTAK, BRAINWAVES CFF, CRITIGAL FLICKER FUNCTION DARI MATA DAPAT BERUPA CAHAYA YANG KONTINU DENGAN KECEPATAN FLICKER YANG KECEPATANNYA TINGGI DAN JUGA DIKENAL SEBAGAI FFF(FLICKER FUSION FREQUENCY) PADA ISTIRAHAT FUSING TERJADI DENGAN 35 SAMPAI 40 HZ SETELAH BEKERJA DENGAN BEBAN KOGNITIF TERJADI PENGURANGAN 0.5 – 0.7 HZ
ERGONOMI 52 COGNITIVE WORK 14
CFF DROP VERSUS WORK-HOURS
52 51 CFF (HZ)
50 49
1
2
3
4 5 6 7 8 9 TIME INTO WORK (HR)
10
ERGONOMI 53
COGNITIVE WORK 15:
BEHAVIORAL TIME SHARING METHODS:
DIMANA KINERJA TUGAS TAMBAHAN DINILAI BERSAMAAN DENGAN TUGAS POKOK YANG KEDUA2NYA MERUPAKAN MENTAL TASK PENURUNAN KINERJA PADA TUGAS TAMBAHAN MERUPAKAN INDEX DARI MENTAL LOAD
SUBJECTIVE RATING:
DENGAN BERTANYA PADA PEKERJA TENTANG TINGKATAN DARI KONDISI MENTALNYA SEBELUM, PADA WAKTU BEKERJA DAN SESUDAH KERJA DENGAN MENGGUNAKAN SKALA ADANYA PERBEDAAN MENUNJUKKAN DERAJAT MENTAL LOAD
ERGONOMI 54
COGNITIVE WORK 16
HUMAN COMPUTER INTERFACE
KEUNTUNGAN HUMAN COMPUTER INTERFACE YANG FRIENDLY
DALAM LINGKUNGAN KANTOR OTOMATISASI DALAM BENTUK KOMPUTERISASI DARI FUNGSI2 MANUSIA YANG RUTIN , DALAM BENTUK DOKUMENTASI INFORMASI, MEMASUKKAN, MENGAMBIL DAN MEMPROSES DISAMPING FUNGSI2 HARDWARE HARUS DIPERHATIKAN EFEKTIVITAS HUMAN COMPUTER INTERFACE UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG TERBAIK
DAPAT MENGURANGI HUMAN INISIATED ERROR, MENGURANGI PERSYARATAN TRAINING, MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MENINGKATNYA JOB ACCEPTANCE
MANUSIA SANGAT CERDAS, TETAPI LAMBAT DAN ERROR PRONE, SEDANGKAN KOMPUTER SANGAT CEPAT TAPI BODOH
ERGONOMI 55
COGNITIVE WORK 17:
LANGKAH2 UNTUK USER INTERFACE DESIGN YANG BAIK:
TENTUKAN DAN KENALILAH PEMAKAINYA TENTUKAN SYSTEM REQUIREMENTS TENTUKAN TASK REQUIREMENTS GUNAKANLAH PENUNTUN DESIGN YANG ADA ATAU KEMBANGKAN YANG BARU BUATLAH DESIGN USER INTERFACE KEMBANGKAN PROTOTYPES LAKUKAN TESTING TERHADAP PENERIMAAN USER LATIHLAH USER LAKUKAN FOLLOW UP EVALUATIONS DAN HAL2 YANG DAPAT MENUNJANG
ERGONOMI 56
COGNITIVE WORK 18:
DESIGN DIALOG
MINIMALKAN TRANSAKSI MULTISCREEN MENDISIGN UNTUK TINDAKAN2 YANG REVERSIBLE MENDISIGN UNTUK PENUNDAAN MINIM INTERAKTIF MENDISIGN UNTUK PENUNDAAN MINIM DARI FILE
ERGONOMI 57
COGNITIVE WORK 19:
DATA ENTRY DAN MENGELUARKANNYA
PROSEDIR INPUT DAN OUTPUT AGAR DISTANDARDISIR KURANGI PERSYARATAN PENGETIKAN INPUT DIBUAT AGAR DAPAT DIRUBAH PERTOLONGAN HARUS ADA BILA DIPERLUKAN HARUS ADA STANDARDISASI UNTUK LOKASI YANG DIDIPROMT
ERGONOMI 58
COGNITIVE WORK 20:
ALAT PENGENDALI DAN PERAGA:
DAPAT MENGGUNAKAN PERABA UNTUK SELEKSI DAN MEMBERI SUPPORT PADA LENGAN PADA TUGAS2 YANG MEMBUTUHKAN PERABA MASUKAN SUARA LEBIH DIKEHENDAKI BILA MATA DAN TANGAN SIBUK GUNAKANLAH PENA SINAR YANG ENTENG UNTUK MEMILIH, MEMINDAHKAN PENUNJUK DAN MENGGAMBAR HINDARILAH PENGGUNAAN PENA SINAR YANG BERKEPANJANGAN DAN BUATLAH AGAR LINGKUNGAN YANG DIPILAH PENA SINAR CUKUP BESAR GUNAKANLAH KEY YANG TETAP UNTUK FUNGSI2 UMUM PADA KEYBOARD HINDARILAH PERTUKARAN YANG SERING ANTARA KEYBORD DAN MOUSE GUNAKAN MOUSE UNTUK PENGENDALIAN MENUNJUK DAN MEMILIH
ERGONOMI 59
COGNITIVE WORK 21:
INTERFACE DESIGN GUIDELINES
KURANGI PERSYARATAN MENTAL PROCESSING ALOKASIKANLAH FUNGSI2 USER DAN KOMPUTER BERDASARKAN KEKUATAN RELATIVENYA BERILAH PADA USER KESEMPATAN UNTUK MENGEMBANGKAN MENTAL MODL YANG EFEKTIF TENTANG PENGOPERASIAN MODEL MASUKKAN SEBANYAK MUNGKIN CONSISTANCY GUNAKAN SEBANYAK MUNGKIN LOGIKA ANALOGI YANG BERBENTUK FISIK MASUKKAN INTERFACE YANG MENITIK BERATKAN HARAPAN2 DAN STEREOTYPES PERHATIKAN STIMULUS – RESPONS YANG SEIMBANG BERILAH AGAR ADA KESEIMBANGAN ANTARA KEMUDAHAN BELAJAR, KEMUDAHAN PEMAKAIAN DAN KEMUDAHAN FUNGSIONAL
ERGONOMI 60
COGNITIVE WORK 22:
DESIGN UNTUK DIALOG
SEDAPAT MUNGKIN KURANGI TRANSAKSI ANTAR BANYAK LAYAR BUATLAH DESIGN UNTUK TINDAKAN2 YANG DAPAT SALING DIGANTIKAN BUATLAH DESIGN YANG MEMINIMALKAN TINDAKAN KELAMBATAN BUATLAH DESIGN YANG KELAMBATAN FILINGNYA SANGAT SEDIKIT
ERGONOMI 61
COGNITIVE WORK 23:
SOFTWARE SUPPORT ERGONOMIC INTERVENTION
INITIAL RELEASE IMPROVED RELEASE
NEW FUNCTION SUPPORT IMPROVED SUPPORT UNTUK FUNGSI2 YANG SUDAH ADA MEMPERBAIKI KEADAAN USER FRIENDLY LAIN2
ERGONOMI 62
COGNITIVE WORK 24 EFEK PENGGUNAAN VDT TERHADAP KESEHATAN:
PADA TUGAS ADMINISTRASI, STRES TIDAK DATANG DARI PEKERJAANNYA TAPI DARI WORKPLACE DESIGN YANG BURUK TIDAK BEKERJANYA COMPUTER SANGAT MENJENGKELKAN OPERATOR RADIASI TIDAK SEBESAR YANG ADA DILUAR GATAL2 MUNGKIN ADA HUBUNGANNYA DENGAN IRITASI KULIT MUKA DAN LINGKUNGAN ELEKTROSTATIK DISEKITAR VDU TIDAK TERBUKTI BAHWA MENIMBULKAN KATARAK TIDAK ADA BUKTI TERJADINYA KEGUGURAN ATAU KELAHIRAN CACAD
ERGONOMI 63
ANTHROPOMETRI 1
THE STUDY OF HUMAN BODY DIMENSIONS APLIKASINYA PADA :
CLOTHING DESIGN WORKSPACE DESIGN ENVIRONMENT DESIGN DESIGN OF EQUIPMENT, TOOLS AND MACHINERY CONSUMER PRODUCT DESIGN
ERGONOMI 64
ANTHROPOMETRI 2:
PERALATAN DAN PENGUKURAN:
ANTHROPOMETER DAPAT MENGUKUR SAMPAI DIBELAKANG SUDUT DAN LIPATAN2, SPREADING CALIPERS, TAPE YANG DILETAKKAN PADA BADAN DAN MEMAKAN WAKTU MORANT TECHNIGUE, PENGUKURAN TIDAK LANGSUNG PADA TUBUH PHOTOGRAPHY HORRON DAN JUGA DARI BAUGHSMAN DAPAT MENYIMPAN DATA DAN MELIHAT TIGA DEMENSI TAPI CARA INI MAHAL MANIKIN (DUA DAN TIGA DWEMENSI) DAN MODEL2 KOMPUTERISASI
ERGONOMI 65
ANTHROPOMETRI 3
DESIGNER HARUS MENYESUAIKAN BODY DIMENSIONS DENGAN POPULASI YANG AKAN MENGGUNAKAN SUATU ALAT PALING TIDAK 90 – 95 % DARI POPULASI HARUS DAPAT MENGGUNAKAN SUATU DESIGN ADJUSTABLKE DESIGN BERGUNA UNTUK PENGOPERASIAN YANG UNIVERSAL
ERGONOMI 66
ANTHROPOMETRI 4
TIDAK ADA MANUSIA YANG DALAM SEMUA HAL TERMASUK “AVERAGE” ADA KALANYA DIGUNAKAN NILAI RATA2 ADA KALANYA DIGUNAKAN NILAI2 YANG EKSTRIM (5TH ATAU 95TH PERCENTILE)
ERGONOMI 67
ANTHROPOMETRI 5:
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI:
USIA PRIA, 10 % MASIH TUMBUH SETELAH USIA 21.2 TAHUN WANITA , 10 % MASIH TUMBUH SETELAH USIA 21.1 DI USIA 40 TAHUN MANUSIA MULAI MEMENDEK WANITA MEMENDEK LEBIH BANYAK DUBANDINGKAN DENGAN PRIA JENIS KELAMIN PRIA PADA UMUMNYA MEMPUNYAI UKURAN 2 YANG LEBIH BESAR DARI WANITA, KECUALI UNTUK PINGGUL DAN PAHA POSISI TUBUH ADA ORANG2 YANG TIDAK TEGAP, PERBEDAAN SAMPAI 2 CM PAKAIAN BAHAN PAKAIAN HARUS DIPERTIMBANGKAN PAKAIAN TEBAL BERPENGARUH PADA WORKING SPACE
ERGONOMI 68
ANTHROPOMETRI 6:
KATEGORI:
STRUCTURAL DIMENSIONS = STATIC ANTHROPOMETRI
DATA DIAMBIL DALAM POSISI BERBAGAI POSISI STANDARD DAN DIAM
FUNCTIONAL DIMENTIONS = DYNAMIC ANTHROPOMETRI
DATA DIAMBIL DALAM BERBAGAI POSISI KERJA
ERGONOMI 69
ANTHROPOMETRI 7:
UNTUK PENGGUNA KURSI RODA:
JENIS HANDICAPPED:
KONDISI YANG MEMBUAT SESEORANG MENGGUNAKAN KURSI RODA EYE LEVEL ORANG HANDICAPPED BERBEDA, YAITU 40 CM LEBIH RENDAH DARI ORANG BERDIRI PENGGUNA TERPERANGKAP DALAM LINGKUNGAN YANG SEMPIT TETAPI MENGGUNAKAN RUANG YANG BANYAK
ERGONOMI 70
ANTHROPOMETRI 8:
PERTIMBANGAN UNTUK YANG HAMIL:
YANG HAMIL SUKAR DAPAT MELAKUKAN AKTIVITAS TERTENTU MAKIN TUA KEHAMILAN MAKIN SUKAR MEMBUNGKUK
ERGONOMI 71
HUMAN – MACHINE SYSTEMS DESIGN 1
SUATU SISTIM HARUS MENCAPAI TUJUANNYA DENGAN KESALAHAN YANG MINIMUM MASALAH2 UTAMA IALAH MEMBAGI/MENGKOMBINASI FUNGSI ANTARA MANUSIA DAN ALAT
ERGONOMI 72
HUMAN – MACHINE SYSTEMS DESIGN 2
PERCEIVED INFORMATION
INFORMATION PROCESSING
HUMAN
DISPLAYS
MACHINE
INTERNAL AND EXTERNAL EQUIPMENT STATUS
OUTPUT MECHANISMS - SPEECH - MANUAL CONTROL
CONTROLS
A CLOSED LOOP HUMAN – MACHINE SYSTEM
ERGONOMI 73
HUMAN – MACHINE SYSTEMS 3
ENVIRONMENMT FIRMWARE
INPUTS
HARDWARE
TASKS TASKS
OUTPUTS SOFTWARE
HUMAN OPERATOR
FEEDBACK
ELEMEN2 POKOK DALAM HUMAN - MACHINE SYSTEM
ERGONOMI 74
HUMAN - MACHINE SYSTEMS 4
ELEMEN2 POKOK, MASING2 ADA PENGARUH PADA ELEMEN LAIN:
ENVIRONMENT VIBRATION, HEAT, COLD, ISOLATION DSB HARDWARE DISPLAYS, CONTROLS, CHAIRS, EQUIPMENT DIMENSIONS AND LAY OUT SOFTWARE MENU STRUCTURES, SCREEN LAY OUT, MASSAGES, MANUALS FIRMWARE SOFTWARE LOADED HARDWARE, HARUS COMPATIBLE ANTARA SOFTWARE DAN HARDWARE, LABELING HARUS JELAS HUMANS HUMANS AND EQUIPMENT HARUS SALING MENGISI DEMI TERCAPAINYA TUJUAN TASKS HUMANS DAN EQUIPMENT MELAKUKAN TUGAS UNTUK MENCAPAI TUJUAN, FUNGSI EQUIPMENT HARUS BENAR, VARIABEL MANUSIA TERMASUK PERSYARATAN KEKUATAN, KECEPATAN PERFORMANSI, PERSYARATAN KETEPATAN DAN URUTAN TUGAS
ERGONOMI 75
HUMAN - MACHINE SYSTEMS 5
SYSTEMS CLASSES BERDASARKAN DERAJAT OTOMATISASI:
MANUAL SYSTEMS
MECHANICAL SYSTEMS
OPERATOR MENGGUNAKAN TENAGA, KECEPATAN UNTUK MENJALANKAN/ MANIPULASI SESUATU BERDASARKAN INFORMASI YANG DITERIMA TENAGA DAN FUNGSI2 LAIN DILAKUKAN OLEH MESIN
AUTOMATED SYSTEMS
TIDAK MEMERLUKAN PERHATIAN OPERATOR, ALAT DAPAT MELAKUKAN SEMUA FUNGSI TERMASUK SENSING, DECISION MAKING, DAN FUNGSI2 TINDAKAN
ERGONOMI 76
HUMAN - MACHINE SYSTEMS 6
REQUIREMENTS DAN FUNCTION ANALYSIS:
TIAP SYSTEM DIDESIGN DENGAN TUJUAN TERTENTU PADA TIAP SYSTEM YANG BARU DAPAT DIBENTUK SEJUMLAH PERSYARATAN BARU YANG MENAMPILKAN TUJUAN YANG AKAN DICAPAI SEJALAN DENGAN PERSYARATAN SYSTEM SELALU ADA KETERBATASAN SYSTEM ADAKALANYA FUNGSI DALAM SUATU SYSTEM TERKAIT DENGAN HAMBATAN2 TERTENTU:
HARD CONSTRAINTS (YANG HARUS DILAKUKAN) SOFT CONSTRAINTS (YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN)
ERGONOMI 77
HUMAN – MACHINE SYSTEM 7
FUNCTION ALLOCATION:
BILA PERSYARATAN DAN KETERBATASAN2 SYSTIM SUDAH DITENTUKAN DAN DIRINCI, DILAKUKAN ANALISIS FUNGSI UNTUK MENENTUKAN FUNGSI2 MANA YANG DIBUTUHKAN DAN KOMBINASI2 MANA YANG TEPAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN DENGAN HAMBATAN2 YANG ADA LANGKAH2NYA DENGAN MENCATAT SUMUA FUNGSI2 OPERASIONAL DAN DENGAN TASK ANALYSIS DIKEMBANGKAN PARAMETER2 NYA DALAM PELAKSANAAN TIAP FUNGSINYA ADA KOMBINASI2 DARI BEBERAPA FUNGSI2 DASAR, TERMASUK SENSING, INFORMATION PROCESSING DAN ACTION FUNCTIONS
ERGONOMI 78
HUMAN – MACHINE SYSTEM 8
CONTINGENCY ANALYSIS DILAKUKAN TERHADAP SITUASI YANG TIDAK RUTIN ATAU YANG TIMBUL DALAM SITUASI2 YANG TIDAK DIDUGA DAN BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI2 YANG DITUNTUT MERUPAKAN BAGIAN DARI FUNCTION ANALYSIS BRAINSTORMING MERUPAKAN METODA YANG BAIK
ERGONOMI 79 HUMAN – MACHINE SYSTEM 9
KEKUATAN MANUSIA:
DAPAT MERASAKAN STIMULUS YANG MENDADAK MENGAPLIKASIKAN PRINSIP2 UMUM UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH2 KHUSUS DAPAT MERASAKAN STIMULI PADA TINGKATAN RENDAH BISA MENYESUAIKAN RESPONS2 TERHADAP STIMULI YANG BERUBAH MELAKUKAN GENERALISASI DARI OBSERVASI2 MENGEMBANGKAN SOLUSI2 BARU TERHADAP MASALAH2 BARU DAN TERKINI
KEKUATAN MESIN DAPAT MELAKUKAN BEBERAPA TUGAS SEKALIGUS MEMBUAT RESPONS YANG KONSISTEN TERHADAP STIMULI YANG SAMA MENGAMBIL DATA2 DETAIL YANG REALIBLE DARI MEMORY MAMPU MEMBUAT RESPONS2 YANG BERULANG2 TANPA DIPROGAM TERLEBIH DAHULU DAPAT MENGAPLIKASIKAN TENAGA YANG KUAT DALAM JANGKA WAKTU YANG LAMA DAPAT MENYIMPAN DATA DALAM JUMLAH YANG BESAR YANG SIFATNYA SANGAT DETAIL
ERGONOMI 80
HUMAN - MAHINE SYSTEM 10 TASK ANALYSIS
MERUPAKAN BAGIAN DARI HUMAN – MACHINE SYSTEM DESIGN TERDIRI DARI ANALISA TIAP SUBFUNCTION UNTUK BASIC BUILDING BLOCKS ATAU TUGAS2, SKILL DAN KNOWLEDGE REQUIREMENTS, WORKPLACE ASSIGNMENT DAN EROR POTENIAL TUGAS MERUPAKAN PECAHAN YANG HALUS DARI FUNGSI2 KOMBINASI DARI TUGAS SECARA URUTAN MERUPAKAN FUNGSI2NYA
ERGONOMI 81
HUMAN - MACHINE SYSTEM 11 ERROR ANALYSIS
MERUPAKAN BAGIAN DARI TASK ANALYSIS DIMANA PERALATAN2 YANG TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK DAN KEMUNGKINAN2 HUMAN ERROR HARUS DAPAT DIIDENTIFIKASI TUJUANNYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMUNGKINKAN SUKSES DARI SISTIM, KEMUNGKINAN SUKSES TUGAS DAN HUBUNGAN2 ANTAR TUGAS AGAR MEMASTIKAN BAHWA SYSTEM MENCAPAI TUJUANNYA DALAM DERAJAT KEPASTIAN TERTENTU
ERGONOMI 82
HUMAN - MACHINE SYSTEM 12 TIME PLANNING:
MERUPAKAN SUATU TINJAUAN TERHADAP FUNGSI SISTEM BERDASARKAN BEBAN WAKTU SEMENTARA TUJUANNYA UNTUK MENGIDENTIFIKASI ALOKASI MASALAH2 SUMBER DAYA MANUSIA ( HUMAN, MACHINES) SERTA PENGGUNAAN OPTIMALNYA JUGA UNTUK MEYAKINKAN BAHWA SISTIM MANUSIA MESIN DAPAT MENCAPAI TUJUANNYA BERDASARKAN SUATU PERENCANAAN WAKTU KEUNTUNGAN PERERNCANAAN WAKTU IALAH PENYELESAIAN SASARAN PADA WAKTUNYA, MENGURANGI TERBUANGNYA WAKTU DAN PENUNDAAN2 SERTA PENGGUNAAN SUMBER2 SECARA BERLEBIHAN
ERGONOMI 83 HUMAN - MACHINE SYSTEM 13
HUMAN RESOURCES PLANNING UNTUK PENGADAAN STAFFING DARI FUNGSI2 OPERASIONAL:
MENGEMBANGKAN PERSYARATAN STAFFING: MENGHITUNG TENAGA OPERATOR YANG DIBUTUHKAN BERDASARKAN FUNGSI OPERASIONAL, MENGIDENTIFIKASI PERSYARATAN SKILL DAN DATA TERUTAMA DIAMBIL DARI TASK ANALYSIS SELEKSI: BAIMANA MENDAPATKAN SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN TRAINING: DIBUTUHKAN UNTUK MENINGKATKAN TENAGA YANG ADA FOLLOW UP: HARUS DILAKUKAN SECARA PERIODIK UNTUK BISA MELAKUKAN PERUBAHAN2
ERGONOMI 84 WORK AREA DESIGN 1
TUJUAN UTAMA AGAR PEKERJA DAPAT BEKERJA DENGAN PERALATAN, MESIN2, PANEL2 DAN ORANG2 LAIN SECARA EFEKTIF TANPA ADANYA HAZARD KESEHATAN DAN KESELAMATAN DAPAT BERUPA SUATU WORK STATION ATAUPUN SUATU CONTROL ROOM DIMANA DILAKUKAN MONITORING ATAU PENGAWASAN SELALU ADA TRADE-OFFS
ERGONOMI 85 WORK AREA DESIGN 2
PRINSIP2 DASAR:
PERTIMBANGKAN PRINSIP2 FUNGSIONAL BAIK DARI MANUSIA MAUPUN PERALATAN PERTIMBANGKAN PENGLIHATAN PRIMAIR BAIK DARI DISPLAYS, CONTROLS, ALAT2 LAIN, PEKERJA2 LAIN, LINGKUNGAN TUGAS DLL SERTA JUGA YANG SEKUNDER PERTIMBANGKAN PERSYARATAN PENDENGARAN PERTIMBANGKAN RUANG GERAK DARI ANGGOTA TUBUH PERTIMBANGKAN PERSYARATAN MERAIH DALAM MEMANIPULASI