PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR ANALOGI ROMANTIK PADA BANGUNAN MUSEUM OLAHRAGA NASIONAL, TAMAN MINI INDONESIA INDAH - JAKARTA TIMUR
1 NadhiraInayah, 2 IrinaMildawani, 3 RaziqHasan :
1,2.3 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
1 nadhirainayah23@gmail.com, 2 irinamtoha58@gmail.com, 3 raziqhasan@gmail.com : Abstrak
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa
Barat mencatat tingkat kunjungan masyarakat umum terhadap museum tergolong rendah. Beberapa faktor yang dianggap sebagai pemicu rendahnya tingkat pengunjung museum ialah, karena museum dianggap sebagai tempat yang tidak menarik, kuno dan membosankan. Oleh sebab itu, Arsitek dapat berperan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut guna menarik minat hadirnya pengunjung terhadap bangunan edukatif ini. Salah satu caranya dengan penggunaan konsep Arsitektur Analogi dalam proses pendekatan perancangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip arsitektur analogi pada bentuk bangunan
Museum Olahraga Nasional, TMII serta untuk mengetahui mengapa museum ini termasuk dalam bangunan yang menggunakan pendekatan konsep rancang Arsitektur Analogi Romantik yang ditinjau dari kaidah-kaidah yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori dari para ahli sebagai pendukung
penelitian ini, observasi secara langsung terhadap objek penelitian, melakukan wawancara kepada narasumber terkait serta secara studi literatur yang didapatkan baik melalui referensi buku – buku, jurnal yang berkaitan serta melalui referensi
dari internet. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bangunan Museum
Olahraga Nasional, TMII menggunakan pendekatan konsep desain Arsitektur-
Analogi Romantik yang ditinjau dari kaidah-kaidah yang tertera dalam pembahasan penelitian arsitektur ini.
Kata Kunci : Arsitektur Analogi, Analogi Romantik, Museum
Abstract
Title : Application of The Romantic Analogy Architecture asn an Concept in National Sports Museum, Taman Mini Indonesia Indah - Jakarta Timur
Based on data from the Tourism and Culture Office (Disparbud) of West Java Province, the level of public visits to museums are relatively low. Some factors that are considered as triggers for the low level of museum visitors are, because the museum itself considered as an unattractive, ancient and boring place. Therefore, architects can play a role in solving these problems in order to attract visitors interest in this educational building. By using Analogy Architecture as a conceptual approach in the design process as one of the way. This research aims to identify the principles of analogy architectural in the building form of the National Sports Museum, TMII and also to find out why this museum is included in a building which uses romantic analogy architecture as a conceptual approach in the design process in terms of existing principles. The method used in this research uses descriptive-qualitative methods, by collecting theories as supporting research from experts, direct observation to the museum as an object of research, conducting interviews with related person and also by studying literature obtained either through reference books, related journals and through references from the internet. The results from this research indicate that National Sports Museum,TMII uses the architectural design concept approach of Romantic Analogy in terms of the principles listed in this architectural research.
Keywords : Analogy Architecture, Romantic Analogy, Museum.
PENDAHULUAN
Dilansir berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)
Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah kunjungan ke Museum mencapai 12.257-
orang, dengan perbandingan persentase untuk kalangan pelajar dari tingkat
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama mencapai 50%, sedangkan
untuk pengujung dari kalangan Sekolah Menengah Akhir tercatat sebanyak 30% dan pengunjung umum dan asing mencapai 20%. (jabarprov.go.id, 2018).
Berdasarkan data tersebut rendahnya minat kunjungan masyarakat terhadap museum menjadi suatu masalah yang dapat dicarikan solusinya, sehingga dapat merubah cara pandang masyarakat umum terhadap bangunan museum. Salah satu caranya yaitu melalui bidang arsitektur. Peran arsitek dalam pemecahan masalah rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum yaitu salah satunya
dengan penggunaan konsep arsitektur analogi yang sebelumnya kerap digunakan oleh para arsitek guna menarik minat dan membuat suatu bangunan terlihat tidak asing bagi pengunjung.
Dengan penggunaan konsep arsitektur analogi, arsitek dapat membuat bangunan museum terlihat menjadi bangunan yang menarik dan menghilangkan anggapan
bahwa museum merupakan bangunan yang tidak menarik, kuno dan membosankan. Salah satu contoh penerapan konsep arsitektur analogi dengan
jenis analogi romantik pada bangunan museum di Indonesia terdapat pada
bangunan Museum Olahraga Nasional, TMII, dimana bangunan museum berbentuk menyerupai “bola” raksasa yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mendalam terhadap bangunan Museum Olahraga Nasional, TMII ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip arsitektur analogi pada bentuk bangunan Museum Olahraga Nasional, TMII serta untuk
mengetahui mengapa museum ini termasuk dalam bangunan dengan pendekatan konsep rancang Arsitektur Analogi Romantik yang ditinjau dari kaidah-kaidah yang ada.
METODE PENELITIAN
Penelitian Arsitektur ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, dimana peneliti mengumpulkan teori-teori terkait dari para ahli sebagai pendukung
penelitian dan observasi secara langsung terhadap objek penelitian serta
melakukan wawancara dan survey kepada beberapa narasumber yang-
bersangkutan dengan objek penelitian guna memperoleh data secara lebih mendalam sehingga hasil penelitian arsitektur ini menjadi lebih akurat. Berikut tahapan yang dilakukan oleh peneliti.
PENDATAAN
Dalam proses mengumpulkan data-data terkait penelitan, sumber pendataan terbagi menjadi dua cara, yaitu melalui studi literatur dan studi lapangan.
Studi Literatur
Studi liteatur tentang teori-terori arsitektur analogi dan jenis-jenis arsitektur analogi yang ada, termasuk analogi romantik menurut beberapa ahli yang kemudian hasil pemikiran dari beberapa ahli tersebut ditelaah antara satu dengan yang lainnya guna dicari kesamaannya yang kemudian digunakan sebagai landasan penelitian dalam menunjang bahasan serta permasalahan yang diangkat oleh peneliti terhadap objek penelitian ini.
Pengumpulan data melalui pengkajian data studi literatur diperoleh dengan membaca dan mengumpulkan teori-teori yang ada dari berbagai sumber, yang dapat ditemukan melalui, buku-buku terkait, jurnal, tesis, skripsi, arsip foto dan literatur lainnya. Pencarian studi literatur tersebut dapat dilakukan dengan cara mengujungi perpusatakaan, toko buku maupun melalui internet.
Studi Lapangan
Pengumpulan data yang ada di lapangan atau objek penelitian dilakukan dengan mengobservasi secara langsung objek penelitian. Dengan cara mendokumentasikan kondisi asli di lapangan, mencatat hal-hal yang diperlukan terkait dengan penelitian, serta melakukan wawancara pengelola museum sebagai narasumber terhadap objek penelitian. Hal-hal tersebut dilakukan guna
mendapatkan jawaban atas permasalahan penelitian dengan maksimal.
ANALISIS DATA
Berikut merupakan tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data, diantaranya:
1. Mengumpulkan teori-teori pendukung terkait arsitektur analogi
2. Mengumpulkan teori terkait mengenai arsitektur analogi romantik
3. Menganalisis penerapan konsep arsitektur analogi dengan jenis analogi romantik pada objek penelitian
4.Mengidentifikasi dan mendeskripsikan objek penelitian terpilih dan mengaitkan dengan konsep arsitektur analogi romantik
5.Menafsirkan kaitan prinsip-prinsip arsitektur analogi dengan hasil identifikasi terhadap objek penelitian
6.Mendeskripsikan hasil analisis yang telah dilakukan.
PEMBAHASAN
Arsitektur Analogi
Pengertian Analogi menurut KBBI yaitu:
1. Persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal berlainan
2. Kesepadanan antara bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk lain
3. Sesuatu yang sama dalam bentuk, susunan atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan.
Pengertian Arsitektur Analogi Menurut Para Ahli
Menurut Wayne O. Attoe (Snyder, 1979 : 40-53)
Menurut Wayne O. Attoe, analogi terbagi dalam beberapa jenis dengan karakteristiknya masing-masing. Analogi tersebut diantaranya adalah:
1) Analogi Biologis
Yang dimaksudkan dengan konsep analogi biologis adalah proses Analogi Arsitektur yang menganggap bahwa membangun merupakan proses biologis, bukan proses estetis. Dengan artian, dalam merancang-
menggunakan pendekatan konsep Arsitektur Analogi Biologi maka arsitek akan lebih mengedepankan proses pembangunan terhadap fungsi dan keadaan serta keberadaan bangunan tersebut terhadap lingkungan sekitar, dibandingkan dengan mengedepankan keindahan bentuk bangunan. Yang didasari dengan dua sifat yaitu organik (lebih bersifat umum, dengan metode terpusat pada hubungan antara bagian – bagian bangunan atau antara bangunan dengan cara penataannya) dan biomorfik (lebih khusus dengan metode terpusat pada proses – proses pertumbuhan dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme).
2) Analogi Romantik
Analogi ini menekankan karya arsitektur yang mampu menggugah
tanggapan emosional dalam diri si pengamat atau pengunjung. Dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi yang mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam dan masa lalu atau tempattempat eksotis, benda primitf dan lain sebagainya. Yang mampu menggugah emosi dari si pengamat atau melalui pernyataan yang dilebihlebihkan sehingga dapat mempengaruhi perasaan-perasaan dengan adanya sarana-sarana yang formal seperti dengan penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah emosi. Analogi ini digunakan oleh gerakan ekspresionis Eropa pada awal abad ke-20.
3) Analogi Matematis
Menurut Wayne O. Attoe (dalam Snyder, 1979:40-53) anologi matematis merupakan penggabungan dari ilmu hitung atau sains dan geometri yang merupakan dasar penting bagi pengambilan keputusan dalam arsitektur. Bangunan - bangunan yang dirancang menurut bentuk - bentuk murni dan angka - angka primer ataupun lambang akan sesuai dengan tatanan alam semesta. Istilah “penampang emas” atau “nomor emas” paling sering disebut sebagai tuntunan yang tepat untuk rancangan arsitektur. Angka tersebut yaitu perbandingan 1:1.618 (dalam bentuk desimal = 0,618).
Perbandingan emas atau Golden Section dapat didefiniskan sebagai-
perbandingan antara dua buah penampang garis atau dua buah dimensi
suatu sosok bidang dimana bagian yang lebih kecil dari keduanya
berbanding dengan yang lebih besar, sementara bagian yang lebih besar
tersebut berbanding dengan jumlah keduanya. Prinsip – prinsip seperti ini banyak digunakan pada bangunan zaman Renaissance.
Gambar 1. Bentuk murni & Penampang Emas
Sumber: Snyder, 1979 :40, 41,2020
4) Analogi Adhocis
Analogi jenis ini menanggapi kebutuhan langsung dengan bahan-bahan
yang mudah diperoleh dan tanpa membuat rujukan pada suatu cita-cita.
Tidak ada pedoman yang baku guna mengukur rancangan, semua bahan dan material dapat digunakan. Menggunakan material yang mudah didapat
dengan biaya yang digunakan terjangkau, bahkan terbilang cukup murah.
Analogi jenis ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan arsitektur
vernakular yang hanya menggunakan bahan dan material sekitar.
5) Analogi Bahasa Pola
Perancangan arsitektur merupakan tugas untuk mengidentifikasi pola-pola
baku dari berbagai kebutuhan dan jenis-jenis baku yang berasal dari
tempat - tempat guna memuaskan suatu kebutuhan tersebut. Pendekatan
tipologi atau pola menganggap bahwa hubungan antar lingkungan dengan
perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan yang digabungkan oleh
perancang untuk membuat sebuah karya arsitektur baik pada suatu
bangunan maupun ranah perancangan kota.
6) Analogi Mekanik
Analogi mekanik menekankan pada sebuah mekanisme atau bagaimana bekerjanya suatu sistem. Hal yang menjadi perhatian dalam analogi-
mekanisme dalam arsitektur yaitu, mekanisme gaya, pendayagunaan dari suatu ruang ke ruang lain, mekanisme struktur, wujud dan fungsi.
7) Analogi Pemecahan Masalah
Analogi ini beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang harus diselesaikan secara analisis. Karena menurut analogi pemecahan masalah dalam arsitektur, proses merancang tidak dianggap sebagai sebuah proses intuitif yang hanya bercirikan ilham saja, tetapi sebagai sebuah proses langkah demi langkah yang bergantung pada informasi yang padat, memiliki prosedur yang seksama dan terpadu. Proses tersebut minimum terdiri dari: analisis, sintesis dan evaluasi.
Menurut Karina Moraes Zarzar (Zarzar, 2008 : 8-15)
Zarzar menjelaskan penggunaan preseden dalam suatu proses kreatif arsitektur sebagai kajian dari suatu konsep, dasar atau kasus yang telah ada sebelumnya yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menemukan konsep baru yang sejenis. Disini digunakan pengandaian berupa analogi, metafora atau mimesis untuk menjelaskan fenomena, menjelaskan masalah, standar penilaian dan identitas dari preseden tersebut. Ketiga pengandaian tersebut sering digunakan untuk menggambarkan adanya persamaan karakteristik dari dua hal yang berbeda. Ketiganya juga memiliki pengertian yang hampir sama dari segi “makna”, tetapi memiliki perbedaan pada “fungsi atau tujuan”.
Analogi
Menurut Keith J. Holyoak dan Paul Thagard (dalam Zarzar, 2008:9)
analogi dapat digunakan dengan berbagai macam cara, salah satunya dapat berfungsi sebagai alat komunikasi seseorang dalam mengekspresikan pemikirannya secara tidak langsung.
Menurut Holyak dan Thagard (dalam Zarzar, 2008:11) pemikiran secara analogi memiliki tiga hal dasar, diantaranya yaitu kesamaan, struktur atau susunan paralel dan kegunaan atau fungsi. Analogi ditekankan guna mengidentifikasi struktur atau susunan paralel antara sumber dan objek. Setiap elemen objek harus terhubung dengan hanya satu elemen pada-
sumber dan sebaliknya. Kata “analogi” juga digunakan jika berhubungan dengan pemindahan karakteristik dari suatu sumber ke suatu proses atau objek. Dua jenis pemindahan karakteristik tersebut hanya terdapat pada konfigurasi elemen-elemennya dan penggunaan struktur atau susunan yang tidak sama dengan fungsi sumbernya.
Metafora
Sama seperti analogi, dalam kamus Collins Cobuild (dalam Zarzar, 2008:9), metafora didefinisikan sebagai cara imajinatif dalam menggambarkan sesuatu dengan mengarahkan pada benda lainnya yang memiliki kesamaan kualitas yang ingin diekspresikan. Dimana dalam hal ini, analogi dan metafora merupakan sinonim. Hanya saja metafora lebih digunakan kepada sesuatu yang melambangkan persamaan atau perbandingan.
Mimesis
Dalam bahasa Jerman mimesis diartikan sebagai tiruan. Hilde Heynen dalam buku Architecture and Modernity, A Critique (dalam Zarzar, 2008:9) menulis “Selama mimesis diartikan sebagai penggambaran atau reproduksi dari suatu benda nyata, maka akan sulit untuk dilihat kehadirannya pada arsitektur.” Mimesis akan dapat ditemukan jika seseorang mendefinisikan mimesis tidak hanya sekedar meniru, tetapi lebih mengarah pada persamaan dan perbedaan bentuk pada pertalian atau hubungan antara dua buah benda. Selanjutnya Heynen mengeksplorasi ide mimesis dari Theodore Adorno, mengenai dua karakter seni. Menurut Adorno, seni memiliki dua karakter, yaitu heteronomous yang ditentukan oleh masyarakat atau pengamat dan autonomous yang berdasarkan hanya pada prinsip desain oleh desainernya sendiri. Kata mimesis digunakan saat berbicara mengenai sikap pemindahan karakteristik dari suatu sumber ke suatu objek atau proses. Melalui mimesis, arsitektur mampu mempengaruhi seseorang untuk bereaksi sesuai dengan yang diharapkan.
Prinsip Arsitektur Analogi
Berdasarkan pengertian dan penjelasan tentang Arsitektur Analogi yang telah dikemukanan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penggunaan pendekatan konsep desain analogi terdapat beberapa unsur prinsip yang harus ada dalam bangunan untuk dapat dikategorikan sebagai bangunan dengan penggunaan konsep desain analogi. Beberapa unsur prinsip tersebut diantaranya yaitu:
1) Kemiripan Visual dengan objek yang dijadikan perbandingan atau objek yang “dianalogikan”
2) Berusaha untuk memindahkan suatu keterangan seakan hal tersebut merupakan hal yang sama dengan yang ingin diekspresikan
3) Tidak menimbulkan interpretasi lain saat melihat bentuk bangunan tersebut.
Contoh Bangunan Arsitektur Analogi Romantik
Jewish Museum, Berlin (Daniel Libeskind)
Bentuk bangunan ekstensi dibuat dengan pendekatan tema arsitektur analogi dengan menggunakan proses mimesis dari bentuk Bintang Daud atau Perisai
Daud sebagai tanda jati diri Yahudi yang diolah sedemikian rupa melalui-
penghubungan garis antar lokasi peristiwa sejarah sehingga menghasilkan eksekusi literal garis tersebut menjadi bentuk bangunan zig-zag.
Lalu pada bagian interior museum, Libeskind ingin mengungkapkan perasaan tidak berdaya, kekosongan dan ekspresi tak terlihat dari hilangnya Budaya Yahudi, melalui pendekatan konsep arsitektur analogi romantik.
Terlihat dari penggunaan beton bertulang pada interior guna memperkuat emosi ruang kosong dan jalan buntu, juga dengan sedikitnya bukaan guna jalur masuknya cahaya yang menjadi isyarat simbolis bagi pengunjung untuk dapat merasakan dan seolah-olah turut mengalami apa yang dirasakan oleh umat Yahudi selama Perang Dunia ke-II berlangsung.
OBJEK PENELITIAN
Sumber: tamanmini.com, 2021
Museum Olaharaga Nasional berlokasi dalam kawasan Taman Mini Indonesia
Indah, Jakarta Timur dengan luas area museum seluas 1.5 Ha dengan luasbangunan mencapai 3.000m2 dengan detail lokasi yaitu 1, Jl. Hankam Raya
No.8, RW.2, Ceger, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13820. Fungsi bangunan sebagai Museum dengan tema pameran tetap yaitu seputar olahraga di Indonesia, mulai dari sejarah hingga tentang para atlit yang telah mengharumkan nama Bangsa baik dalam ranah nasional maupun internasional Bangunan yang dirancang oleh Ir. Zaini Rachiman terdiri dari 3 lantai dengan fasilitas pendukung berupa auditorium, ruang serba guna, pusat kebugaran, lapangan tenis dan kantin yang dapat digunakan oleh pengunjung. dengan batas-batas wilayah sekitar diantaranya:
Utara : Musem Telekomunikasi
Selatan : Pintu Masuk TMII melalui Jl. Keong Mas
Barat : Masjid Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal
Timur : Teater IMAX Keong Mas
Identifikasi dan Deskripsi Penerapan Prinsip Arsitektur Analogi Pada Objek
Penelitian
1) Identifikasi Kemiripan Visual
Pada bangunan Museum Olahraga Nasional, TMII kemiripan visual bentuk bangunan yang seperti bola terlihat dari beberapa aspek. Aspek pertama berupa kemiripan visual terlihat pada bentuk bola raksasa bangunan, seperti gambar dibawah ini.
Gambar 5. Fasad Museum Olahraga Nasional TMII
Sumber: tamanmini.com, 2021
Selain bentuk yang sangat mirip dengan ‘bola’, juga didukung dengan detail garis yang menyerupai bola. Serta penggunaan warna merah dan putih padabola yang disamakan dengan warna bendera Indonesia sebagai jati diri bangsa.
2) Keterangan Benda Merupakan Hal Yang Sama
Ir. Zaini Rachiman berusaha memindahkan keterangan seolah bangunan museum ini merupakan hal yang sama dengan bentuk bola sesungguhnya sebagai bentuk yang ingin diekspresikan. Terlihat dari berbagai sisi bentuk bangunan, yang semuanya terlihat berbentuk bulat menyerupai bentuk bola aslinya.
Gambar 6. Denah Museum Olahraga Nasional
Sumber: Dokumentasi Pribadi,2021 2021
Gambar 7. Tampak Atas Museum Olahraga, TMII
Sumber: GoogleEarth.com, 2021
3) Tidak Menimbulkan Interpretasi Lain
Fasad bangunan terlihat sangat jelas terdapat persamaan dengan bentuk bola, diperkuat dengan detail garis yang saling terhubung membentuk bentuk ‘segienam’ serta penggunaan material ACP dengan warna merah, putih dan hitam pada bola sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
Gambar 8. Fasad Atas Museum Olahraga, TMII
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Penerapan prinsip ini juga diperkuat dengan hasil survey yang dilakukan peneliti dengan bantuan media Google Form. Telah mendapat tanggapan dari 28 responden yang bersedia menjawab dan mendapat hasil bahwa
fasad Museum Olahraga Nasional memang terlihat seperti bola. Selain itu, bentuk bola raksasa juga menarik perhatian responden saat peneliti
mengajukan pertanyaan mengenai hal pertama yang menarik perhatian responden saat melihat foto fasad Museum Olahraga Nasional yang disertakan peneliti pada pertanyaan survey penelitian tersebut. Berikut
adalah hasil jawaban responden atas pertanyaan tentang bola yang menarik
perhatian responden sebagai fasad Museum Olahraga Nasional, TMII
Gambar 9. Respon Survey Penelitian dengan Google Form
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
Penerapan Arsitektur Analogi Romantik Pada Objek Penelitian
Kunci dari tema Arsitektur Analogi Romantik adalah evokatif, yang memiliki arti mengemban dan menghasilkan reaksi emosional dari pengunjung terhadap suatu
karya arsitektur serta lebih menekankan bahwa suatu karya arsitektur mampu-
menggugah tanggapan emosional dari dalam diri pengunjung bangunan. Pada bangunan Museum Olahraga Nasional, TMII penggunaan konsep arsitektur analogi terlihat menggunakan cara pengandaian Mimesis yang terdapat pada fasad dengan bentuk bola pada bangunan museum dan dimodifikasi dengan menambahkan bangunan berbentuk setengah lingkaran yang setengah mengelilingi bola raksasa tersebut.
Gambar 10. Museum Olahraga Nasional, TMII Sumber: museumor.kemenpora.go.id, 2021
Penerapan arsitektur analogi romantik pada interior bangunan terlihat di berbagai ruangan, khususnya ruangan ‘Sang Juara’ yang terletak di lantai tiga. Ruangan sengaja dibuat tanpa ventilasi yang berfungsi sebagai jalur masuknya cahaya matahari guna penerangan alami. Dan digantikan menggunakan lampu-lampu yang dapat berubah-ubah warna cahaya lampu tersebut sehingga menimbulkan kesan dramatis pada ruangan ini. Dilengkapi dengan furnitur yang kuat akan aksen olahraga seperti, piala yang berada dalam suatu lemari, dokumentasi dan atribut yang dikenakan para atlit saat berlangsungnya pertandingan dengan dilengkapi penayangan video tentang Para Atlit yang telah membanggakan dan mengharumkan nama Bangsa menggunakan bantuan proyektor menambah kesan dramatis ruangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk membuat pengunjung museum, khususnya apabila saat sudah sampai di ruangan Sang Juara, agar turutmerasakan bagaimana perasaan para atlit saat diumumkan sebagai Sang Juara. Sehingga dapat mengunggah emosi pengunjung saat berada dalam ruangan “Sang Juara” tersebut.
Sumber: museumor.kemenpora.go.id, 2021
Deskripsi Hasil Analisis
Deskripsi dari hasil analisis akan terbagi menjadi dua. Yaitu hasil analisis berdasarkan penerapan prinsip-prinsip Arsitektur Analogi dan deskripsi hasil analisis penerapan Tema Arsitektur Analogi Romantik pada objek penelitian, Museum Olahraga Nasional, TMII - Jakarta Timur.
Penerapan Prinsip Arsitektur Analogi
Prinsip arsitektur analogi terbagi menjadi tiga, diantaranya:
1) Kemiripan Visual
2) Usaha Memindahakan suatu keterangan benda yang dianalogikan merupakan hal yang sama dengan bentuk yang ingin diekspresikan
3) Tidak menimbulkan interpretasi lain
Indikator
2.
3.
Sumber : Analisa Pribadi, 2021
Penerapan Arsitektur Analogi Romantik
1) Eksterior
Penerapan tema Arsitektur Analogi pada Museum Olahraga Nasional, TMII terlihat dari bentuk bola raksasa sebagai fasad bangunan yang mengimitasi
bentuk bola sesungguhnya. Imitasi bentuk bola pada bangunan museum ini menggunakan salah satu cara pengandaian yang terdapat dalam teori
Arsitektur Analogi menurut Zarzar, yaitu pengandaian dengan cara Mimesis
atau Imitasi yang selanjutnya ditambahkan bangunan berbentuk setengah
lingkaran guna menunjang fungsi dan kegiatan museum
2) Interior
Penggunaan lampu-lampu serta tidak terdapatnya ventilasi yang berfungsi
sebagai bukaan dan penerangan alami pada ruangan Sang Juara, menimbulkan kesan dramatis karena penerangan ruangan hanya diperoleh
dari lampu-lampu yang dapat berubah warna saja. Didukung dengan
terdapatnya furntur yang kuat akan aksen dunia olahraga seperti, piala yang berada di dalam sebuah lemari kecil dengan latar belakang penayangan video Para Atlit yang sedang memegang piala kemenangan mereka masingmasing serta dokumentasi dan atribut yang dikenakan para atlit saat berlangsungnya pertandingan membuat pengunjung yang datang ke ruangan tersebut turut merasakan perasaan haru dan bangga yang juga dirasakan oleh
Para Atlit, Sang Juara karena telah memenangkan pertandingan sesuai dengan bidang olahraga mereka masing-masing.
PENUTUP
Kesimpulan
1) Museum Olahraga Nasional, TMII telah menerapkan prinsip-prinsip
Arsitektur Analogi, dilihat dari sudah diterapkan ketiga poin prinsip-prinsip
Arsitektur Analogi yang telah dijelaskan sebelumnya serta penggunaan cara
Mimesis atau imitasi pada eksterior bangunan museum dengan bentuk bola.
2) Penerapan tema Arsitektur Analogi Romantik sebagai pendekatan dalam merancang suatu bangunan juga terlihat pada interior Museum Olahraga
Nasional, TMII yang menimbulkan perasaan haru dan bangga bagi pengunjung saat memasuki ruangan dalam museum, khususnya Ruang Sang Juara di Lantai tiga Museum Olahraga Nasional, TMII.
Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan ialah agar pengelola Museum
Olahraga Nasional TMII lebih mempublikasikan mengenai museum ini kepada masyarakat. Karena saat peneliti berkunjung, sangat disayangkan pengunjung Museum Olahraga Nasional ini cukup sedikit. Terlepas dari kondisi pandemik yang sedang terjadi saat ini. Selain itu, hasil survey yang dilakukan peneliti melalui media Google Form, dimana terdapat pertanyaan apakah para responden pernah mengunjungi Museum Olahraga Nasional yang berlokasi dalam kawasan
TMII ini dan mendapat hasil 20 dari 28 responden menjawab belum pernah mengunjungi Museum Olahraga Nasional, TMII ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Dyan, Fairuz Mutia dan Wiwik Dwi Susanti. 2020. “Tradisi Lisan Sebagai
Salah Satu Sumber Eksplorasi Desain Arsitektur Nusantara (Studi Kasus Museum Purna Bhakti Pertiwi, Tugu Monas dan Gedung
DPR/MPR RI).” Sinetika Jurnal Arsitektur, Vol. 17, No. 2 : 1 – 6. Surabaya
Archdaily. 5 Februari 2021. AD Classics Jewish Museum Berlin Daniel Libeskind.
https://www.archdaily.com/91273/ad-classics-jewish-museum-berlin-daniellibeskind
Herzog de Meuron. 5 Februari 2021. National Stadium.
https://www.herzogdemeuron.com/index/projects/complete-works/226250/226-national-stadium.htm
Jabarprov. 18 Agustus 2021. Tingkatkan Kunjungan, Disparbud Jabar Gulirkan Paket Khusus.
https://jabarprov.go.id/index.php/news/30237/2018/10/08/TingkatkanKunjungan-Disparbud%02Jabar-Gulirkan-Paket-Khusus
KBBIOnline.4Februari2021.Analogi.https://kbbi.web.id/analogi
KBBIOnline.4Februari2021.Museum.https://kbbi.web.id/museum
Muktiono, Ayub. 2017. “Kajian Teater Imax Keong Mas, Jakarta.” Jurnal Ilmiah
ARJOUNA,Vol.2,No.1Oktober:56 –57.Jakarta
Muslimin, Muhammad dan Ashadi. 2020. “Penerapan Konsep Arsitektur Analogi Pada Bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi.” Jurnal Arsitektur
PURWARUPA,Vol.4,No.2:141 – 142.Jakarta
Pasla,VincentD.J.danAlvinJ.Tinangon.2016. “Arsitektur Mimesis.” MediaMatrasain, Vol.13,No.1:50 – 52.Manado
Putri, Dinny Budihartoyo. 2020. “Pekalongan Basketball Center Dengan Pendekatan Desaun Arsitektural Analogi.” .Semarang
Sutaarga, M. A. (1997). Pedoman Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Museum. In M. A. Sutaarga, Pedoman Penyelenggaraan Dan Pengelolaan Museum (pp. 15-16). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat JenderalKebudayaan.
Taman Mini. 6 Februari 2021. Museum Olahraga.
http://www.tamanmini.com/museum/museum-olahraga#