Létters Berlin

Page 1

Létters/KMKI Berlin/September 08

PRÉFACE Huahhh akhirnya… dengat semangat besar dan menggebu², kami „redaksi letters“ dapat menyelesaikan Létters kedua di tahun 2008 ini. Setelah berkali² diingatkan dengan pengumuman di misa, dan juga di milis, akhirnya artikel² pun berdatangan dan yang mengagetkan adlah bahwa jumlah artikel melebihi perkiraan redaksi. Létters kali ini berisi rangkuman kegiatan² bersama, maupun pribadi warga KMKI Berlin sejak bulan Februari hingga Agustus, antara lain Seminar, Misa bersama di Stralsund, Asienfest, dan acara 17-an. Ada juga acara jalan², dari yang deket², alias Berlin dan sekitarnya hingga laporan jalan² dari benua lain. Selain itu, ada juga berita² hangat dari KMKI, yaitu tentang Pemilihan PK baru, dan wajah² baru di KMKI. Dan yang tentunya tidak boleh dilewatkan: gosip² „terpanas“ yang tidak dapat dipastikan kebenarannya dalam DUDU. Kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami, kepada para penulis artikel, yang dengan sukarela mau meluangkan waktunya untuk menulis. Selain itu, kami juga berterima kasih kepada semua pihak, yang telah membantu kami, dalam proses pembuatan Létters edisi kali ini. Akhir kata…. kami redaksi, mengucapkan selamat membaca. Kritik, saran, dan sumbangan artikel untuk edisi berikutnya sangat kami harapkan. Terima kasih dan selamat membaca Redaksi Mady – Daniel – Keshia

1


Létters/KMKI Berlin/September 08 Létters/KMKI Berlin/September 08

Daftar Isi Préface...........................................................................1 Daftar Isi .......................................................................2 Seminar KMKI Berlin..................................................3 Niu Feizes...................................................................10 Pecuni a non olet .......................................................13 Misa bersama di Sralsund........................................16 Misa bersama di Hannover......................................20 Ni Hao Beijing ...........................................................22 PK KMKI Berlin 2008-2009.......................................41 Asienfest .....................................................................43 Jalan2 Swiss- Perancis...............................................46 63 tahun merdeka......................................................50 Seminar Kebangsaan ................................................54 Open Street Map........................................................57 Abitur..........................................................................61 KZ Sachsenhausen ....................................................65 Uji Nyali di Heidepark .............................................69 Resep “Ayam bumbu merica”.................................73 DUDU .........................................................................74

D: Aya U: Kalian semua DU: Help! Save me please. Ayo pindah Hamburg!!

D: Lisa U: Ariel DU: Guru tennis-ku D: ada deh… U: penyelenggara liga2 DU: Hmm,,ikut liga yg mana?

D: Jek U: Jek DU: Jek.. Jek..Jek weitttsss

D: Pon2 U: Kiwi DU: jangan ambil ww-ku

D: Vega U: Reaksi letters DU: Nulis tentang wakotor jangan banyak2 dong..

D: Armand U: DU: rawe2 rantas, malang2 putung

D: Giant (w*w*) U: Suneo ( Ba**o) DU: milikmu,, ya milikku! Milikku .. ya milikku juga ,Suneo!

D: WW U: Kiwi DU: Iya donk

D: Dennie Kabul U: sapa aja dech DU: Ape si Looch?!!

D: Familie Sunarto U: KMKI DU: agar bisa menciptakan suasana gembira dan bercahaya dalam keluarga KMKI, bisa terus rajin dalam studinya maupun organisasinya.

D: Dr. Christina U: Hr. Walter DU: semoga rajin belajar di sekolah dan tercapai cita2 hidupmu D: Mady U: KMKI

2

D: redaksi letters U: dennie & dennis, semua penulis artikel DU: trimakasih untuk bantuan dan artikel2nya

75


Létters/KMKI Berlin/September 08 Létters/KMKI Berlin/September 08

DUDU D: Saddam U: cewek2 di KMKI

D: Tommy U: KMKI DU: Gua bikin liga sendiri lho

DU: Palingkan dirimu padaku

D: Kemot U: Lung2 DU: sebentar lagi kita akan mendapat teman baru lho

D: Gua U: Keshito DU: Ciao..

D: Awi & flo U: KMKI DU: Wir sind Benjamin und Benjamina Blümchen!

D: Ariel U: Yenny dan Athalia DU: Willkommen in KMKI Berlin

D: WW U: KMKI DU: GUA YG PALING BESAR; HUAHAHA…

D: Mady U: Kiwi DU: WW milik ku D: Kiwi U: Wewe DU: Kita memang jodoh

D:Mady U:TU DU: Ich will in Berlin bleiben!!

D:WW U: Fans WW DU: auwwww..

D: … U: Keshia DU: kez, ngambing yok atau ngayam?

D: Uli1 U: Uli 2 DU: Akhirnya kita bertemu kembali. Aku pengen ke Heidepark.. kok kamu ga aturin seh,,

D: Peserta non liga U: peserta liga2 KMKI DU: Ayo- semangat!!

74

Seperti biasanya menyambut hari raya Paskah, kita selalu mengadakan seminar. Tahun 2008 Seminar dilaksanakan dari hari Jumat 21 Maret 2008 hingga Senin 24 Maret 2008. Jauh2 hari sebelumnya dilaksanakan pemilihan PK, tema seminar, dan tempat. Tempat yang ditawarkan kali ini ada 3: Rügen, Stralsund, dan Chemnitz. Dengan sedikit ‚keajaiban’ serta iming2 jalan ke Prag, akhirnya Chemnitz menang tipis dari Rügen. So seminar kali ini kita adakan di Chemnitz. Tema Seminar kali ini ‚Funktionsweise eines Aktiensmarktes’ Seminar kali ini, meski dengan banyak masalah dan halangan, akhirnya bisa berjalan cukup sukses. Persiapan Masa2 sibuk mempersiapkan seminar, dimulai sejak pemilihan PK. Pada rapat pemilihan PK, posisi2 yang dirasa mudah, dapat terisi dengan mudahnya, hingga akhirnya tersisa posisi yang dirasa ‘berat’ (baca: banyak kerjaan alias ngerepotin..). Berkat bujukan, rayuan serta paksaan maut akhirnya lengkaplah PK Seminar kali ini. Bukan PK namanya, klo kerjaannya mulus2 aja, tentu aja pada persiapan seminar kali ini banyak masalah yang melanda. Mulai dari pembicara yang belum ketemu, Peserta yang batal, Fahr- und Übernachtungkosten yang dirasa terlalu gede, hingga dateng telat waktu Besichtigung. Namun semuanya tentu ketemu jalan keluarnya.. fiuh.... Pada masa ini, dilakukan rapat2 yang dipimpin Titan, selaku koordinator. Serta acara tagih menagih oleh Uly, yang kali ini menjabat bendahara. Selain itu, dilakukan juga persiapan2 lain dari tiap PK, yang kali ini berjumlah 12 orang. Hari terus berganti, hingga akhirnya sampailah kita pada HariH.. Jumat, 21 Maret 2008 ‚Ih supirnya rese banget sihh...’ begitulah kesan pertama para peserta seminar waktu kita pertama kali ketemu sama supirnya. Yah jelas aja pada kesel, udah mesen bis pake WC, tapi

3


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

kita ga boleh pake wc-nya , dengan alasan cuaca dingin... Bahkan situasi pagi itu, sempat memanas dengan adanya ketegangan salah satu peserta dengan bapak supir itu. Tapi, untunglah situasi tidak tambah memanas, dan akhirnya bis pun bisa mulai bergerak, menuju tempat seminar kita kali ini. Seiring dengan bergeraknya bus dari pelataran parkir sudenten Wohnheim Franz-Mehring-Platz dimulailah juga rangkaian kegiatan seminar KMKI Berlin 2008. Saat bis mulai bejalan, diadakan doa bersama. Tapi tidak dipimpin oleh Pater Fidelis. Menurut berita yang diterima hari itu, Pater Fidelis kurang enak badan, sehingga akan pergi sorenya saja. Jarum jam terus bergerak, begitu pula keadaan di dalam bus, dari ramai (hore bisnya jalan.. seminar mulai!!!!!), sepi (duh ngantuk juga yaa), ramai lagi (yuhuuu, ada yang bagi2 makanan), sepi lagi (yah, makanannya abis..), dan ramai lagi, (woii, laper, berenti dulu..., makan siang..!!!). Sekitar jam 12, berhentilah bus di sebuah tempat istirahat. Disitu kita makan siang, dengan menu nasi uduk+telor+buncis. Makan siang tersebut akhirnya ludes dengan segera. Sebelum bis bergerak, dimulailah lagi ketegangan kecil, lantaran supir busnya ga sabaran menunggu anak2 yang lagi ke WC. Bis pun melanjutkan perjalanan, didalamnya terdapat peserta2 yang lagi ngantuk gara2 kekenyangan. Dan tidak lama kemudian sampailah kita di DJH Schloss Augustusburg, Chemnitz. Kedatangan kita disambut salju2 yang mulai menumpuk di halaman DJH. Tempatnya ternyata lumayan bagus, kamar tidurnya cukup luas, bahkan ada Kellernya segala loo. Sesampainya disana panitia mulai merapikan barang2 yang berantakan, mengurus segala sesuatu yang perlu diurus, dan

Ayam bumbu merica

4

Bahan2: 100 gr dada ayam 1 iket bawang daun 1 siung bawang putih bumbu2: gula garam merica kaldu ayam adonan tepung: tepung terigu, telor, minyak cara membuat: 1 campur adonan tepung, telor, minyak, plus bumbu2 dan air 2 aduk hingga merata dan menjadi satu adonan yang tidak terlalu encer dan tidak terlalu kentel 3 potong daging ayam berbentuk dadu 2 cm 4 goreng daging ayam tersebut dengan dibalur adonan tepung, hingga keemasan dan tiriskan 5 potong bawang daun dan bawang putih kecil2 6 tumis bawah daun (3/4 dari yang telah di potong ) dan bawang putih hingga harum 7 masukan daging ayam yang telah digoreng tersebut 8 masukan bumbu2 secukupnya 9 masukan sisa bawang daun (1/4) 10 masakan siap dihidangkan

73


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

setelah itu kami juga sempat menikmati taman hiburan ini dengan menaiiki Heide Park ekspress, kereta mini yang membawa kami mengelilingi taman. Dan perjalanan ini pun kami tutup dengan satu ronde Dessert Race. Dengan rasa puas, terlebih Anton dan Sintia yang juga sempat menikmati wisata kulinaris disini akhirnya kami semua melaju kembali ke Berlin. Permainan terakhir kami adalah menempuh perjalanan balik ke Berlin. Perjalanan kami hari ini ditutup dengan Kubideh, restauran yang selalu menemai saya sepulangnya dari perjalanan jauh. Disini kami sempat dihibur oleh orang yang bermain gitar sambil menyanyi-nyanyi. (Agatha)

menyelesaikan masalah2 yang harus diselesaikan. Sedangkan peserta, bisa jalan2, liat2, foto2 di seputar DJH Hari sudah gelap, namun pater tidak kunjung datang.Wah, sebuah tugas berat bagi Seksi Misa kali itu, Anita dan Hanny, yang harus mempersiapkan ibadat sabda Jumat Agung, tanpa Pater. Lebih ruwetnya lagi, terdengar kabar, bahwa pater masuk rumah sakit.. nah loo, itu artinya kita bakal seminar tanpa pater dong!!!. Ya, akhirnya ibadat sabda tetep jalan, walaupun tanpa pater. Hari ini ditutup dengan makan indomie sambil ngobrol2. Seksi Akomodasi kali ini , Daniel dan Ferdinand, sudah menyiapkan indomie plus pendampingnya, telor dan sosis untuk dijual. ‘Berkat’ kurang cocoknya makanan malam ini di lidah para peserta, penjualan indomie malam ini cukup menggembirakan. Sementara itu, di kamar PK, sekretaris seminar kali ini, Teddy, dibantu beberapa orang lain, sedang menyelesaikan map seminar untuk para peserta, yang antara lain berisi jadwal acara, daftar peserta, teks untuk ibadat sabda, dan yang paling penting, handout sidang. Sekitar tengah malam, acara jual indomie selesai, peserta mulai beranjak masuk kamar. Ada yang tidur, ada juga yang ngelanjutin ngobrolnya. Sabtu 22 Maret 2008… Huahh, pagi2, lagi anget2nya dalem selimut, udah harus bangun….. Walau cuaca bner2 sempurna untuk tidur lagi, namun peserta mulai berdatangan ke ruang Konferenz, untuk doa pagi. Setelah doa pagi, kita makan, dilanjutkan mandi, ganti baju, atw ,mungkin tidur lagi. Yang jelas, jam 10 pagi acara sidang sesi I dimulai.

72

5


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Sidang sesi I dimulai, dengan moderator Ariel dan WD, seksi Sidang Seminar kali ini. Selama 90 menit para peserta diajak untuk mengenal pasar modal, mengetahui sejarah pasar modal, dll. Setelah 90 menit berlalu, ditutuplah sidang sesi ini, namun acara makan siang belum dimulai. Karena itu, untuk mengisi kekosongan, seksi acara membuat permainan, kali ini memakai marshmallow, yang boleh dimakan setelah selesai digunakan. Setelah makan siang, dimulai sidang sesi II yang tentunya makin menarik. Sebagian besar peserta pun terlihat bersemangat mengikuti sidang. Setelah sidang, Seksi acara mengadakan permainan yang membutuhkan kekompakan dan kerja sama antar kelompok. Permainan berjalan cukup panjang hingga hari mulai gelap. Menjelang ibadat sabda malam paskah, diadakan latihan lagu2 karismatik. Rencananya, ibadat sabda kali ini akan diiringi lagu2 karismatik. Setelah makan malam, dimulailah ibadat sabda yang cukup meriah. Selesai ibadat sabda para peserta saling mengucapkan selamat paskah satu sama lain. Sementara itu, salju di depan turun dengan lebatnya. Tidak menyia2kan kesempatan ini, para peserta pun keluar dan bermain timpuk2an salju. Abis main salju, tentu saja perut jadi lapar. Indomie menjadi salah satu solusinya. Kembali, penjualan indomie mengalami hasil yang menggembirakan. Malam hari para peserta masih ramai berkumpul di Konferenzraum, sekedar ngobrol2 atw bantu2 membuat spanduk. Yang udah ngantuk, tentu saja berkumpul dengan bantal, selimut, dan kasur masing2.. huahh.. seminar hari kedua udah selesai.. gute Nacht….. Minggu 23 Maret 2008… Minggu Paskah, turun salju  White Easter.. Pagi2, dimulai sidang sesi III, yang juga merupakan sesi terakhir. Sementara itu, Seksi misa dibantu beberapa orang pergi ke gereja terdekat, untuk meminta izin mengikuti misa, atw setidaknya memberi tahu, supaya pastornya ga kaget, kalo

semua berakhir setelah kursi-kursi yang berputar mencapai tempatnya, dan kita semua menunggu “saat kematian”. Serunya wahana ini adalah bahwa kita tidak akan pernah tau, kapan alat itu mulai “jatuh”. Saat-saat penantian inilah yang memang membawa sensasi tersendiri. Setelah merasa berhasil mendaki gunung Himalaya, wahana-wahana lainnya memang tidak begitu terasa menyeramkan. Kami juga sempat mencoba wahana Roaller Coaster yang lain. Ada satu wahana yang mirip dengan di Dunia Fantasi ancol. Kami juga mendapat kesempatan untuk mencoba menaiiki Colossus. Colossus adalah Roaller Coaster kayu yang paling panjang di dunia, serta mempunyai turunan dengan kemiringan sampai 61°. Disini Maikel dan Farian membeli foto ekspresi wajah mereka pada saat menaiiki wahana ini. Tujuan selanjutnya adalah bermain-main dengan wahana air. Ada 2 wahana air disini. Kedua wahana ini dapat pula dijumpai di Dufan Ancol, yaitu Niagara-gara dan Arung jeram. Wahana Arung jeram Dunia Fantasi menurut saya lebih bagus daripada yang dsini. Setelah arung jeram, dalam perjalanan menuju Niagara-gara kembali kamu melintasi Scream. Maikel, Dennis, Kodok dan Farian berniat untuk kembali mendaki “Puncak Himalaya”. Saya sendiri lebih memilih dengan suka rela untuk menjaga barang bawaan. Tapi sayangnya mreka tidak mengijinkan dan menarik saya sendiri sampai “mengikat” saya di kursi wahana scream. Selama mengantri saya tidak berhasil meyakinkan mereka untuk melepaskan saya. Malahan tampaknya mereka mulai terpengaruh oleh rasa takut yang memang terpancar secara intensiv dari saya. Singkat cerita sampai kembali dibawah rasanya senang sekali, Maikel malah sampai melompat-lompat kegirangan. Karena diatas dia juga sempat menyesal menaiiki scream untuk kedua kalinya.

6

71


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Begitu masuk ketaman sambil dipandu Dennis yang memegang peta taman, atraksi pertama yang kami naiki adalah Dessert Race. Ini adalah Roller coaster yang mampu mencapai kecepatan 100 km/h hanya dalam waktu 2,4 detik. Untungnya Heide park hari ini tidak begitu ramai. Jadinya setelah mengantri selama kurang lebih setengah jam sampai juga giliran kami untuk menjajal wahana ini. Dari luar memang wahana ini tidak terlalu tampak terlalu kencang. Dalam hati wah ini dibesar-besarkan neh. Tapi setelah merasakan sendiri percepatan yang memang cepat baru percaya deh. Pemanasan selesai. Kami melanjutkan “petualangan” dengan menuju Roller coaster yang relnya diatas. Entahlah apa namanya. Sesudah berhasil membujuk keshia buat ikutan ngantri akhirnya sampai juga dibarisan pertama dalam antrian. Tapi sayang wahana ini harus dihentikan karena mechaniknya gagal untuk memperbaiki masalah yang ada. Keselnya itu terjadi setelah hampir sejam ngantri. Penantian melawan rasa takut yang berakhir dengan siasia. Dari sini kami melangkah lagih untuk mencoba Scream. Scream adalah wahana Drop tower yang artinya kami dibawa keatas setinggi 71m dan dari sana kami dilepas untuk jatuh bebas dan dapat merasakan tanpa gravitasi bumi selama 2 detik. Yang sayangnya tidak terasa, karena rasa takut memang melebihi segala-galanya. Kejamnya wahana ini memang sudah bisa dirasakan dari mulai mengantri. Ketika kursi yang jatuh dari atas kembali ketempat asalanya, saya bisa merasakan kerasnya hempasan angin yang ditimbulkan. Mungkin itu sebabnya salah satu dari kami memilih dengan suka rela menunggu dibawah ketimbang naik keatas. Perjalanan “keatas” terasa indah, karena wahana ini membawa kami dengan santai mendaki. Dan memanjakan kami semua dengan indahnya pemandangan sekitar Heide Park. Tetapi itu

kedatangan 50 Ausländer. Setelah sidang, para peserta harus buru2, karena misanya ternyata mulai sebentar lagi. Bergegas2, peserta bersiap2 dan berjalan terburu2 . Ternyata benar dugaan kita sebelumnya, gerejanya tidak terlalu besar, dengan umat yang cukup banyak ( tuh kan.. untung udah kasih tau pastornya.. ). Sedikit berdesakan, tidak mengurangi kekhusukan misa hari itu. Setelah misa, kita beramah tamah dengan pastor dan umat paroki itu, serta membantu beres2 gereja, yang hari itu harus mengeluarkan bangku ekstra dari gudang. Setelah misa, kita menapaki jalan menanjak menuju rumah seminar. Untuk mengurangi rasa lelah dan bosan selama mendaki, diadakan timpuk2an salju part II. Alhasil, basah dan kotorlah para peserta saat sampai di rumah seminar. Acara selanjutnya adalah : makan siang (tentunya setelah mandi…). Dan setelah itu dilakukan undian Roleplay, yang akan menjadi puncak acara nanti malam. Selain itu, masih ada juga acara Wanderung melewati hutan yang bersalju. Menjelang makan malam, dimulai persiapan acara Roleplay. Para peserta dan teman2 satu grup nya, mulai berdiskusi, tentang konsep acara, serta pembagian peran. Acara Roleplay pun dimulai... berbekal diskusi 2 jam, barang2 yang tersedia di rumah seminar, serta kreativitas dan rasa berani malu, terciptalah sajian yang tidak kalah menghibur dibanding extravaganza. Selama acara berlangsung, Michael, selaku seksi dokumentasi, asyik merekam semua tingkah polah peserta dalam Roleplay. Acara yang dilakukan di Keller itu, akhirnya berakhir sukses, semua menghibur, semua terhibur. Untuk malam terakhir di rumah seminar dihabiskan di Keller, ada yang main musik, ada yang sekedar duduk2, dan tentu saja banyak yang ngobrol2, ketawa2. Setelah virus ngantuk melanda, satu persatu peserta mulai naik, dan beristirahat...

70

7


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

Senin 24 Maret 2008... Huaaa, hari trakhir...yahh seminarnya selesai!!! Kali ini para peserta diperbolehkan bangun sedikit lebih siang dari biasanya, tidak ada kegiatan lagi hari ini, para peserta hanya diharuskan untuk merapikan kasurnya, dan membereskan barang2nya. Sekitar jam 10, semua sudah diharuskan naik bis, karena kita akan melanjutkan perjalanan ke Prag. Sayangnya, beberapa peserta tidak dapat melanjutkan perjalanan, karena berbagai halangan. Dan... bis pun mulai bergerak, meninggalkan lapangan parkir DJH, yang selama 3 hari menjadi rumah sementara kita. Perjalanan kali ini cukup tenang. Banyak peserta yang melanjutkan tidur, atw sekedar bersantai sambil mendengarkan musik, yaa sekalian ngumpulin tenaga buat jalan2 di Prag nanti. Kali ini bis kita dilengkapi dengan WC yang boleh dipakai, supirnya pun ramah. Tengah hari sampailah kita di kota Praha, ibukota dari Rep. Ceko. Setelah pak supir memarkir bisnya, turunlah para peserta.. ada yang sudah bersemangat dengan kamera di tangan, tapi ada juga yang nampak masih bingung, karena baru bangun tidur. Untuk jalan2 di Prag, disediakan waktu 4 jam, yang pada awalnya dirasa lebih dari cukup. Berjalan2 di Prag, ternyata cukup merepotkan. Pasalnya, banyak peserta yang hanya memegang Euro. Jadi.. susah deh kalo mau belanja, harus tuker duit dulu. Di Prag, kita seperti biasa, jalan2 dan foto2 dengan latar belakang bangunan2 tua yang bagus2 (dan juga bersejarah). Setelah hampir 4 jam jalan2 (yang ternyata masih kurang) kita kembali ke bus. Tapi sebelumnya beli makanan dulu.

8

Uji Nyali di Heide Park Soltau Gerimis di pagi hari, serta angin yang dingin adalah kondisi yang sangat cocok untuk tidak bangun dari ranjang ataupun untuk bermalas-malasan dirumah. Tapi dipagi hari ini kami bersembilan (Maikel, Sintia, Gepeng, Farian, Fabian, Dennis, Agatha, Kiwi, Adrian) mampu mengalahkan rasa malas untuk berkumpul pagi-pagi buta di zoologischer Garten untuk berangkat ke Heide Park. Heide Park adalah taman hiburan yang terletak 350 Km dari berlin, diantara Hamburg dan Hannover. Taman ini menyajikan atraksi-atraksi yang memang boleh dibilang ekstrim. Mulai dari Roller Coaster sampai drop tower. Kami berangkat dari Berlin jam 7 pagi. Setelah kurang lebih 3 jam berkendara, istirahat ngeroko 2 kali serta maenan bekicot. Akhirnya kami sampai juga di Heide Park. Perjalanan ini memang tidak terasa melelahkan karena kami semua memang

pergi kesana dengan semangat 45 yang memang kebetulan lagih mengebu-gebunya dalam rangka menyambut HUT RI ke 63. Sesampainya disana, sambil menunggu Dennis membeli tiket masuk kami menyantap sarapan Sandwich yang sudah disiapkan sebelumnya oleh Keshia and Dennis (untuk Informasi harga karcis masuk ke Heide Park adalah sebesar â‚Ź31.50 per orang). Karena memang waktunya sarapan.

69


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

mayat² tawanan yang dibunuh. Abunya tentu saja dipakai lagi untuk memperbaiki jalanan... Di lantai krematorium terlihat bercak² gelap, yang konon adalah bekas darah. Krematorium ini dibangun karena dahulu sebelum ada krematorium mayat² yang „diproduksi“ di KZ ini dikirim ke Berlin untuk dibakar. Tetapi dengan begitu beberapa tawanan ada yang berpura² mati dan akhirnya berhasil kabur...

Makanan favorit kali ini adalah.. Ayam Kentucky.. huahahah.. jauh2 ke Prag, ternyata makannya tetep Kentucky.. heheheheee.. Sekitar pukul setengah 5 sore, kita berangkat dari Prag menuju Berlin. Di perjalanan, nampak wajah2 kelelahan meringkuk di kursi. Sekitar 5 jam perjalanan harus ditempuh untuk mencapai Berlin. Sekitar pukul setengah 10 sampailah kita di lapangan parkir Studenten Wohnheim Franz-Mehring-Platz. Kali ini, panitia sudah menyiapkan nasi goreng sebagai makan malam hari itu... Sesudah makan sebagian peserta mulai beranjak pergi meninggalkan studenten wohnheim, dan menandakan berakhirlah rangkaian acara seminar KMKI Berlin 2008 kali ini.

Di dalam KZ itu juga terdapat klinik dokter yang dipakai untuk percobaan medis mereka. Tes² medis itu benar² di luar akal sehat manusia normal. Salah satu yang paling „sakit“ adalah sterilisasi... yak bener, alias tawanan² yang cowo² itu bijinya dipotong dan dimakan untuk sarapan serdadu² yang kalah taruhan... Kita melihat² keterangan itu sambil memegang pangkal paha sambil merinding²... Diketahui terdapat 200.000 tawanan perang yang dikirim ke KZ Sachsenhausen, 60.000 orang di antaranya tidak tercatat... Dari sekian banyak tawanan ini sekitar 60-70.000 tawanan meninggal atau tidak diketemukan. Para tawanan yang ditangkap dan dikirim ke sini benar² „dipakai“, dari memalsukan uang poundsterling, tes sepatu, membuat peralatan perang, tes² medis dokter² gila, bahkan sampai setelah mati pun abu nya dipakai lagi untuk memperbaiki jalanan yang rusak! Secara allgemein perjalanan kultur ini sangat mendidik, dan menarik. Sayangnya waktu kita di sana terbatas jadi tidak sempat mendengarkan semua keterangan yang disediakan. Saran untuk yang tertarik mengunjungi KZ Sachsenhausen: ngga usah cinoo, pake tour guide aja biar ngerti itu mo ngegambarin apa dan jadi perjalanan nya juga lebih asik =) (dennis)

68

Evaluasi .... Tidak seperti biasanya, kali ini evaluasi dilakukan secara online.

PK memperoleh banyak masukkan, saran, dan kritik dari para peserta. Menurut sebagian besar pengisi evaluasi, acara seminar kali ini memiliki sesi sidang yang menarik, dan informatif. Namun kekurangannya, tentu pada segi akomodasi :pemilik rumah seminar yang kurang ramah dan makanan yang kurang cocok. Semoga masukkan2 kali ini, bisa menjadi pertimbangan buat seminar2 berikutnya. Akhir kata... sampai jumpa di seminar berikutnya.....daaa ( Daniel)

9


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Niu feizes Jennifer Tifani Depthios Si cewe imut ini udah sejak April di Berlin dan suka keliling² Berlin dan kota² ujung Berlin. Jenni yang biasa di panggilnya Nini...(imut banget kan. Red)…kenal KMKI dari saudaranya, si Jeane. Apa yah kesan pertama dari KMKI…? “Iya, asik sih dan rame…Cuma malu² aja pertama gara² perkenalan di depan…“ ah jangan dong…maksudnya kann kita interessiert . Si Nini baru keterima di Studienkolleg di Berlin, nanti harapannya bisa kuliah Designkommunikation di FHTW, natürlich di Berlin juga yah. Lahirnya di Makassar, tanggal 12 November 1988, suka banget jalan² dan shopping…tapi olah raga suka juga…rajin ikut main volley dan badminton koq! Wah seru kan hobby²nya… “eh ngomong² statusnya apa dong…??“ yah, pertanyaan ini di jawabnya sama ketawa tok…ya gakpapa lah, jangan malu², pasti tetep di temenin koq .

Jumadi Cowo kelahiran di Medan tanggal 15 Agustus 1989 keterima sama² Nini di Studienkolleg di Berlin lho. (Glückwunsch yoo! Red) Team volley cowo bisa tenang nih, dia suka main volley katanya…iya lah, latihan terus koq tiap senin! Selain itu, waktu di tanya hobby yang lain apa, jawabannya “gak tau…gak jelas…main pc kali“. Tapi ternyata dia juga suka kumpul², makanya dia seneng dateng ke KMKI, karena rame. “Ngomong², kenal KMKI dari siapa nih?“ “Dari Opai…eh…maksudnya Adrian…“ sambil ketawa…apakah masi ada maksud yang lain, kita belum mengetahui. Yang kita udah mengetahui itu alesan untuk dateng ke Jerman…ya itu…biasa lah…kuliah lah…tapi belum tau sih mau kuliah apa…ya

10

tawanan untuk kabur, ataupun berusaha boker sembarangan di tengah lapangan... Di sebelah kanan tower bisa dilihat dua buah contoh barrack yang dipakai untuk tempat tinggal para tawanan. Ruangan tidur yang luasnya ngga lebih gede dari Saal KMKI itu penuh tempat tidur bertingkat. Kira² sama kayak kalo pergi keluar kota dan nginep di Hostel murah, cuma kurang penjaga yang bawa senapan dan pecut aja... Tempat mandi yang luasnya cuma pas²an dipakai untuk mandi para tawanan setiap pagi. Dan waktu mereka di kamar mandi pun dijatah sebentar saja sehingga banyak yang tidak punya waktu privat untuk menjalankan ritual pagi hari. Dari ceritanya, para tawanan itu sering dihukum dan disiksa di wc atau di tempat mandi. Bahkan ada yang kepala nya dipendam ke dalam klo... awww, sh*ttt... Saya sendiri pernah mengalami kakinya kejeblos ke dalam wc, dan percayalah temans... itu bukan pengalaman yang menyenangkan... apalagi kalo kepalanya yang kejeblos ke dalem situ... Sukur² kalo yang pake wc sebelumnya udah nge flush... Di dalam barrack itu juga ada semacam museum kecil yang berisi cerita² hidup orang² yang pernah mengalami tinggal di KZ ini. Ada juga kumpulan bekas² sepatu yang ditemukan. Tidak jauh dari barrack itu ada bekas penjara untuk para kriminal. Di situ bisa dilihat 3 tiang besar yagn dulu dipakai untuk menggantung para penjahat. Hampir semua orang yang digantung dan disiksa di tiang itu kehilangan nyawa nya... Karena sudah banyak anak² yang merengek² kelaparan akhirnya kita istirahat di lapangan dan mulai berpiknik. Menü kita siang itu adalah Sandwich tuna yang segar, yang langsung diserbu oleh anak² dan lebah² pengangguran yang tinggal di dekat situ... Sambil makan siang terpaksa kita berlari² menghindar lebah sambil merasakan seperti para tawanan yang mendapat tugas tes sepatu... Setelah makan siang selesai kita segera lanjut ke tempat yang lebih menyeramkan lagi. Ada krematorium untuk membakar

67


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Kami memutuskan mengambil alternatif kedua, menyewa telepon –tour. Dan dengan alasan: satu-aja-yang-dengerin-laluceritain-ulang-ke-yang-lain maka jadilah kita cuma meminjam 1 telepon saja... (baca: cuuuiiiiinnnnoooooo)

gakpapa, masi ada waktu koq…hehe . Semoga sukses aja sekolahnya dan rajin terus yah!!

Daerah KZ ini ternyata sangat luas. Dan tiap 50m ada keterangan yang bisa didengarkan dari telepon itu. Tempat yang dibangun menjadi museum ini pun sebenarnya sudah lebih kecil daripada daerah KZ yang aslinya... Seperti normalnya museum², setelah masuk kita bisa melihat peta KZ Sachsenhausen dan Oranienburg yang terletak tidak jauh dari situ. Anak² seperti biasa nggak sabaran untuk segera masuk dan melihat² ke dalam. Gerbang KZ Sachsenhausen terletak di bawah Tower penjagaan Nazi yang sengaja dibuat supaya dari atas segala kegiatan para tawanan bisa terlihat dengan jelas. Di depan tower itu langsung terlihat lapangan setengah lingkaran dengan boden yang bermacam² (aspal, berbatu², tanah, dll). Lapangan ini ditujukan untuk mengetes kekuatan sepatu tentara yang dibuat. Cara tes nya: beberapa tahanan „terpilih“ memakai sepatu itu lalu lari keliling lapangan sampai sepatunya rusak. Schuhprüfstrecke Tahanan yang sudah tidak kuat lagi bisa langsung ditembak di tempat. Sayangnya pada jaman itu Red Bull ataupun Viagra belum ditemukan sehingga para tawanan itu cukup apes kalau tenaganya sudah terkuras habis... Selain melihat segala tingkah laku para tawanan, tower tadi bertujuan untuk mencegah

66

Ananta Fabian Lohanatha

Akhirnya the Lohanatha-family komplet juga. Si cowo tinggi yang suka senyum barusan aja menjumpai Berlin sama² papinya. Fabian abis menyelesaikan Studienkolleg di Jakarta, tempat lahirnya (22 Agustus 1989), dan datang ke Jerman untuk kuliah Biotech. “Koq kuliahnya sama kayak kakaknya??” “Soalnya nanti bias kerja di banyak Bereich…hehe” Oo begituuu…! Ansonsten sih dia suka main pc dan jalan², o iya, team volley tambah gede aja…dia suka banget tuh main volley . “Yang jujur yah, suka gak di KMKI Berlin??“ ;p Dengan senyum dia menjawab, dia suka karena rame, banyak anak dan banyak kegiatan. Cuman si Bian udah keterima di TU Braunschweig, tapi mau tinggal di Berlin kalo bisa…ya moga² ah…!! “Pertanyaan yang terakhir dan standar: statusnya apa dong…??“ Aits! Keluar lagi senyumnya sambil kata² “udah vergeben“.

Athalia Kusworo Ouw…muka manis ini kayaknya udah pernah liat di KMKI ato? Iya lah…pasti inget sama cicinya, si Vania…kenal kan?? Selain gara² ada cicinya, dia dateng ke Jerman untuk kuliah, katanya kepingin Lebensmitteltechnologie. “Jadi kepasksa dong ke Jermannya, soalnya ada cici yah…?” “Oo, gak koq…aku pilih Jerman gara² bagus technologie & ilmunya…“ Tapi sayang sekali cewe kelahiran di Jakarta tanggal 2 Oktober 1989 bakal kayak cicinya Studienkolleg di Konstanz.  Tapi tenang, selama di Berlin (sampe akhir agustus) dia bakal rajin ke KMKI Berlin koq…ngomong² statusnya juga masi single lho. Jadi ayo tuh, ajak² aja, hobbynya sangkin banyak sampe dia sendiri gak tau…”paling main² pc”. Naja pokoknya kesan pertama dari KMKI kayak yang lain: rameeeee sekali. Ya kalo gitu, viel Erfolg lah di Konstanz dan moga² sering bertemu yah…hehe…

11


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Yenny Angela Di saat LéTTERS© hampir mencapai deadline datenglah cewe kelahiran 10 Maret 1989 ini yang bisa mengisi kekosongan artikel LéTTERS©, tepatnya di “Niu feizes”. Cewe bernama lengkap Yenny Angela datang ke KMKI waktu malem dengan ditemani Athalia (lihat artikel atas). Cewe dengan hobby baca novel, chatting dan jalan² ini, sayangnya mau Studienkolleg Medizin di Göttingen ato Halle. So cewe ini gak bisa mengisi kekosongan kaum hawa di KMKI, ya lagipula menurut pengakuan dia, dia schon vergeben koq. Tapi jangan putus asa dulu, karena ada kemungkinan dia balik ke Berlin untuk kuliah. OK lah Yenny, have fun di Berlin walau pun Cuma sampe akshir September… (mady)

KZ Sachsenhausen KZ Sachsenhausen atau Konzentrationslager Sachsenhausen in Oranienburg yang dibangun pada tahun 1936 merupakan salah satu camp konsentrasi Nazi yang pertama. Pada kesempatan yang lalu tim reporter Létters berkesempatan mengunjungi tempat ini sambil berpiknik bersama sambil mendengarkan cerita² seram, dan melihat bekas² tempat penyiksaan tawanan Nazi di sana... Benar² sebuah pemandangan yang dapat meningkatkan nafsu makan maupun nafsu² yang lainnya... Perjalanan ke KZ ini sedikit jauh dari pusat kota Berlin, dengan RE (yang terlambat 15min) tim Létters kita mencapai Bahnhof Oranienburg. Dari situ kami masih harus berjalan kaki lagi melewati 2 gunung, 3 danau, dan 5 orang²an sawah yang sewaktu² bisa hidup dan kalau lagi iseng mengejar² pejalan kaki yang lewat... Ehm... Sekitar 10min dari Bahnhof akhirnya kita sampai ke museum KZ Sachsenhausen. Peminat jalan² kali ini cukup banyak mengingat iming² „biaya masuk Gratis!“. Sebenarnya waktu itu kami bisa menyewa seorang tour guide, tapi seperti biasa dengan alasan berhemat (baca: cino) maka kita memutuskan jalan² sendiri sambil membaca keterangan² yang ada di sana. Eh, setelah dilihat lagi ternyata ada alternatif yang lebih murah daripada nyewa tourr guide: sewa tour-telefon. Bentuknya emang bener² kayak telepon, tinggal dimasukkan nomor tempat nya lalu pencet start maka langsung dimulai keterangan² panjang dari si pembicara. Biasanya tapi keterangannya terlalu panjang jadi setelah 5min mendengarkan udah langsung bosen dan telepon nya dimatiin...

12

65


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

fünf Prüfungen mit jeweils vierfacher Gewichtung. Bei den Prüfungen werden also die Leistungskurse nicht bevorzugt wie in den Semesterwertungen; nur dass die Klausuren schwieriger als Grundkursklausuren oder –prüfungen sind. Nach zwei Jahren harter Arbeit (oder auch nicht) und den vielen komplizierten Rechnungen bekommt man schließlich die lange erwartete Abiturnote, die hoffentlich besser ist als 3,5, da man sonst das Abitur natürlich nicht bestanden hat. Zum Feiern hat man dann (ehm) jede Menge Ethanol für „Abhängige“, eine Abifahrt (meistens nach Spanien), eine Abiverleihung, einen Abiball und zum Schluss einen Abistreich, wo die Lehrer von den Abiturienten vor den kleineren Schülern „verarscht“ werden. Der Streich hat eigentlich fast nie 100%-ig geklappt, da ein paar Lehrer und jede Menge kleine Schüler immer rechtzeitig aus der Schule verschwinden. Aber sonst macht Abitur schon Spaß… ;P (vega)

PECUNIA NON OLET – UANG TIDAK BERBAU BUSUK Pater Fidelis Waton SVD Di kota Roma pada zaman kekaisaran Romawi dibangun WC atau toilet umum (foricae) untuk mengumpulkan Urin yang dipakai dalam proses menyamak dan membersihkan kulit binatang. Ketika kas negara nyaris bangkrut, Kaiser Vespasianus (69-79 M) memberlakukan pajak toilet umum dimaksud. Barangsiapa yang menggunakan sarana urgen ini, ia harus membayar pajak yakni dengan melemparkan uang logam ke kotak di depan pintu masuk - seperti yang kini laris di manamana. Dari sumber halal ini kaisar mendapat pemasukan yang luar biasa besar sekaligus menutup kas Imperium Romanum yang terancam ludes. Untuk membenarkan sumber dana halal ini Kaiser Vespasianus meminta puteranya Titus untuk mencium onggokan kepingan uang logam, apakah ada bau kepingan uang tersebut mengganggunya. Jawab Titus: „Pecunia non olet!“ (uang tidak berbau busuk). “Atqui e lotio est” (Tapi uang itu berasal dari Urine)- timpal Vespasianus. Latar belakang historis slogan di atas belum sirna dari planet ini: Toilet umum di Paris acapkali juga dinamakan “Vespasienne“ – dan di Roma dibaptis sebagai „Vespasiani“. Pecunia non olet! Uang tidak berbau busuk! Pernyataan ini tentunya tidak seluruhnya benar. Penyalahgunaan uang malah menelan banyak korban. Pada era sistem perdagangan barter hampir tak ada yang dirugikan. Uang dengan takaran kurs yang berbeda boleh dianggap sebagai bentuk neokolonialisme. Intitusionalisasi dan birokratisasi korupsi di tanah air kita tercinta menyebabkan ekonomi kita morat-marit. Tak heran para pejabat dengan dagu berlipat dan perut bergelambir lemak diidentifikasi sebagai orang yang beruang dan rakyat dipatok sebagai pemintaminta. „Penguasa-penguasa beri hamba uang“ - teriak Iwan Fals dalam salah satu tembangnya. Pembuatan dan perdagangan senjata merupakan lahan basah. Seruan gencatan senjata cuma kamuflase. „Ketika para pemimpin berbicara tentang perdamaian, tahulah rakyat bahwa ada perang. Ketika para

64

13


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

pemimpin mengutuk peperangan, maka perintah wajib militer telah ditetapkan“, demikian Bert Brecht. Beberapa negara di Afrika yang jadi langganan kelaparan, toh perang saudara jalan terus. Senjata terus dipasok. Dengan nada prihatin Eisenhower meratap: „Setiap senapan yang dibuat, setiap kapal perang yang diluncurkan, setiap roket yang ditembakkan, berarti suatu pencurian dari mereka yang lapar, dari mereka yang kedinginan dan tak punya pakaian.“ Berbekal uang, gembong teroris Osama bin Laden merekrut para pemuda yang berani berkamikase demi mengobrak-abrik dunia. Korban nyawa dan material tak terkalkulasikan. Pecunia olet. Uang memang berbau busuk.

kommt die letzte Komponente der Prüfungen: die fünfte Prüfungskomponente. Hier kann man entweder einen 20minütigen Vortrag mit anschließendem Kolloquium vor der Prüfungskommission halten oder eine Facharbeit (auch besondere Lernleistung genannt) schreiben und diese in einem Kolloquium verteidigen. Eine Präsentation bekommt die gleiche Gewichtung wie eine Facharbeit, obwohl der Zeit- und Arbeitsaufwand bei einer Facharbeit deutlich größer ist, weshalb im Senat immer wieder darüber diskutiert wird. In dieser Prüfungskomponente habe ich die Facharbeit gewählt, wie die anderen fünf oder sechs aus 75 Schülern. Man kann in einer Facharbeit in der Regel ein recht spezifisches Thema in einem beliebigen Fach mit einem Referenzfach behandeln, jedoch muss es wiederum von der Schulleitung genehmigt werden. Zum Beispiel habe ich über Raketentriebwerke und deren Modellierung im Alltag geschrieben. Als Hauptfach habe ich selbstverständlich Physik genommen und Geschichte habe ich als Referenzfach hinzugefügt, da in der Arbeit auch die Geschichte der Raumfahrt erläutert wird. Andere haben z.B. über Zusammenarbeit zwischen deutschen und französischen Schulen oder Optimierungstuning, um einen Motor stärker zu machen, obwohl mein Physiklehrer fand, dass die Letztere nicht ganz sinnvoll war. Viele haben die Facharbeit gemieden, da sie lieber „kurz und schmerzlos“ an der Präsentation arbeiten wollten, anstatt 50 Stunden lang oder mehr an der Arbeit zu sitzen. Der Vorteil an einer Arbeit besteht aber darin, dass man lernt, sich wissenschaftlich auszudrücken und systematisch vorzugehen. Außerdem wird man bei der Arbeit noch von einem Lehrer betreut, so dass es nicht so schlimm wie bei einem Professor ist, wenn man dies oder das falsch macht. Bei der Bachelorarbeit an der Uni wird man also dank der „besonderen Lernleistung“ bereits ein Gefühl haben, was man wie und wie lang schreiben soll, damit die Arbeit auch mit zufrieden stellender Note bewertet wird. OK so viel zur Facharbeit. Am Ende werden die Noten schließlich eingetragen. Hierzu zählen als Erste die 22 Grundkurssemester, die eingebracht werden müssen. Je nach Anzahl der gewählten Kurse kann man etwa ein bis vier Semester auslassen. Dazu kommen die Leistungskurse mit doppelter Gewichtung und schließlich die

Berkaitan dengan produksi dan jual-beli senjata, bank tertua Italia Montepaschi di Siena tidak ingin lagi terlibat dalam finansiasi persenjataan karena alasan etis. Tekad bank yang berdiri tahun 1472 dan terhitung di antara sepuluh institusi keuangan terbesar di Italia merupakan perenungan kembali gagasan sosial-etis asas-usul pembentukan bank, kalau tidak mau dibilang pertobatan. Langkah berani ini kelihatan belum dituruti pelbagai bank dan lembaga keuangan di Swiss yang banyak kali bekerja secara tidak halal. Kekayaan para diktator dan organisasi terorisme tersimpan aman di sana dan tidak pernah terkuak dengan dogma rahasia perbankan. Bank pada hakikatnya dibangun bukan sekedar mengejar profit, tetapi juga bermisi kemanusiaan. Contoh menyolok dalam neraca ini yakni bank milik Serikat Sabda Allah (SVD) atau yang populer dengan nama „Steyler Bank“ di Sankt Augustin-BonnJerman. Sirkulasi keuangan bank ini dirancang berdasarkan kewajiban etis. Pada tahun anggaran yang silam, Steyler Bank mengalokasikan dan mendistribusikan dana ribuan Euro untuk kegiatan para misionaris di pelbagai negara. Dana tersebut dihimpun dari laba dan sumbangan sukarela para nasabah dalam bentuk iuran dan penanaman modal serta aksi sosial bagi kaum kecil. Steyler Bank selain memperdagangkan surat-surat berharga juga bekerja untuk donasi karya misioner. Di sana secara khusus dibuka suatu depot misi di mana para pelanggan dapat memasukkan sumbangan bagi kaum miskin. Para nasabah ditantang dan dirangsang untuk meningkatkan kesadaran dan

14

63


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Semester (12. und 13. Klasse) nehmen. Hauptsache die Anzahl der Kurse darf eine bestimmte Mindestgrenze nicht unterschreiten, da für das Abitur eine bestimmte Anzahl von Kursen mit eingebracht werden müssen, wobei die Leistungsfächer doppelte Gewichtung bekommen. Im zweiten Halbjahr der 13. Klasse kommen, was am meisten befürchtet wird: die Abiturprüfungen. Dazu gehören drei Klausuren, eine mündliche Prüfung und eine Präsentationsprüfung oder besondere Lernleistung. Die Klausuren selber wurden für den 2008-er Jahrgang in manchen Fächern wie Deutsch, Mathematik und Englisch zentral vom Berliner Senat erstellt, die restlichen Prüfungen sind dementsprechend von Schule zu Schule verschieden. In den Leistungsfächern schreibt man bei der Abiturprüfung automatisch jeweils eine Klausur, also gehören zwei von den drei Klausuren zu den Leistungsfächern. Bei der Wahl der Leistungsfächer ist man eigentlich indirekt mit der Wahl der zwei weiteren Prüfungsfächer verbunden, damit das Abitur nicht zu sehr in eine Richtung wie Naturwissenschaft abdriftet. Wenn man z.B. Mathematik und Physik als Leistungsfächer hat, muss man auch Prüfungen in Deutsch / Fremdsprache und Politik absolvieren; eine Schriftliche und eine Mündliche. Damit sind also vier von fünf Prüfungen erledigt, jetzt

tanggung jawab sosial serta solidaritas mondial. Sudah barang tentu banyak orang mendapat untung.

62

15

Uang seharusnya mengabdi pada tujuan manusia (penyempurnaan diri). Kalau begitu tidak pada tempatnya bila orang menjual diri atau diperdagangkan demi uang. Salah satu panasea untuk melawan segala epidemi yang menggerogoti masyarakat tentu dengan melihat kembali pergaulan kita dengan uang. Kembalikan uang pada fungsi dasariahnya. Perbendaharaan wasiat bijak China kuno merangsang kita untuk merenung lebih jauh: „Mit Geld kannst du ein Haus kaufen, aber kein Zuhause. Mit Geld kannst du eine Uhr kaufen, aber nicht die Zeit. Mit Geld kannst du ein Bett kaufen, aber keinen Schlaf. Mit Geld kannst du ein Buch kaufen, aber nicht Wissen. Mit Geld kannst du einen Arzt kaufen, aber nicht die Gesundheit. Mit Geld kannst du eine Position kaufen, aber nicht Respekt. Mit Geld kannst du Blut kaufen, aber nicht Leben. Mit Geld kannst du Sex kaufen, aber nicht Liebe.“ ( Pater Fidelis Waton)


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Mengunjungi Pater Vincent di Stralsund

„Abitur“, was ist das nur?

Pada tanggal 23 Mei yang lalu sebagian dari anggota KMKI berkesempatan untuk berangkat ke Stralsund dalam rangka mengunjungi pater Vincent dan jemaatnya. Buat yang belum kenal pater Vincent, sekilas info aja Pater Vincent itu dulunya dateng ke Jerman sama seperti kita sebagai student yang kepingin lulus terus bekerja terus menikah dan seterusnya tetapi akhirnya memilih menjadi imam untuk menjawab panggilan Tuhan. Pater Vincent sendiri baru ditasbihkan menjadi imam tahun lalu di Berlin dan kemudian ditempatkan di keuskupan Stralsund. Rupa-rupanya kerinduan akan hal-hal tentang Indonesia membuat Pater Vincent yang selama ini terisolasi dari „peradaban Indonesia“ mengundang KMKI Berlin untuk mengobati sedikit kerinduannya. Perencanaan kedatangan kita pun sudah dilakukan jauh-jauh hari agar bisa optimal. Kita sendiri menyambut undangannya dengan cukup antusias terutama oom Hary, secara Pater Vincent adalah temen seperjuangannya dulu. Berbagai acara yang cocok untuk merepresentasikan Indonesia atau lebih khusus KMKI Berlinpun dipikirkan jauh-jauh hari. Akhirnya diputuskan untuk menyumbang beberapa lagu, menyajikan presentasi tentang

Wahrscheinlich habt ihr alle schon mal etwas von „Abitur“ gehört, jedoch fragt ihr euch vielleicht manchmal, was mit „Abitur“ gemeint ist und wie es funktioniert. Kurz und knapp in einem Satz zusammengefasst: „Abitur“ ist wie die UAN in Indonesien, nur dass man die Schule erst nach 13 Jahren verlässt und dass das System mit Abstand komplizierter ist, so dass ich selber beim ersten Informationsabend bezüglich der Oberstufe verwirrt war. Im Grunde genommen beginnt die Vorbereitung auf das Abitur bereits gegen Ende der 10. Klasse, das auch Ende der Mittelstufe bedeutet. In diesem Zeitraum wird jedem Schüler verpflichtet, zwei oder drei Fächer zu wählen, die in der 11. Klasse vertieft werden – in den Profilkursen. Meist wird auch die 11. Klasse als „Einführungsphase in die Oberstufe“ bezeichnet. Bei der Auswahl der Profilkurse hat man als Schüler ziemlich große Freiheit, da fast jede Fächerkombination von der Schulleitung genehmigt wird, es gibt jedoch ein paar unzulässige Kombinationen, wie z.B. Musik mit Kunst. Ich selber habe Mathematik, Physik und Musik genommen. In der 11. Klasse hat man in der Regel noch Unterricht wie in der Mittelstufe, nur dass die Profilkurse zusätzlich stattfinden. Das heißt, man hat z.B. in der Klasse vier Stunden Mathematik pro Woche, dazu kommen zwei Stunden Mathematik-Profilkurs, wo alle Schüler aus der Stufe, die Mathematik gewählt haben, zusammentreffen. In diesen Profilkursen beginnt also die Zeit, wo man seine alten Kumpels nicht mehr jede Stunde sieht. Am Ende des Schuljahres muss man sich für zwei Leistungskurse in der Oberstufe entscheiden. Wer also bisher drei Profilkurse hat, muss halt ein Fach opfern, da drei Leistungskurse leider nicht erlaubt sind. In diesem Fall habe ich Musik geopfert. Nun geht es weiter in die Oberstufe. Hier hat man mehr Spielraum als zuvor; man muss zwar noch Pflichtfächer wie Deutsch, Mathematik, eine Fremdsprache und Naturwissenschaft nehmen, aber die sonstigen Fächer kann man selber wählen. Somit erhält jeder einen eigenen Stundenplan. Wenn man sich also für Sprachen und Geisteswissenschaften interessiert, kann man z.B. Französisch, Latein, Musik und Philosophie jeweils vier

16

61


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

'Edit' untuk melengkapi data OSM di daerah itu. Info selanjutnya bisa dilihat di OSM-Wiki.

Indonesia, dan memanggang sate yang seolah-olah sudah menjadi trademarknya KMKI.

(Awi Prayitno (Indomapper)) Kontak: aloysius.prayitno@gmail.com

Kota Stralsund merupakan kota di tepi Ostsee yang cukup menawan, menawarkan kesan yang cukup unik antara kesan klasik abad pertengahan Altstadtnya dicampur dengan perasaan angker bekas komunis kiri dicampur lagi dengan perasaan waswas dikarenakan orang-orang ekstrem nasionalis kanan. Predikat world heritage oleh UNESCO untuk Altstadtnya merupakan salah satu senjata untuk menumbuhkan sektor pariwisata Stralsund yang sedang dililit masalah pengangguran yang cukup tinggi. Meskipun kecil tetapi Altstadtnya cukup menyajikan tempattempat turis yang menarik terutama Rathaus dan Dom yang unik.

Link-link yang berguna: www.openstreetmap.org wiki.openstreetmap.org/index.php/WikiProject_Indonesia openstreetrouting.appspot.com geo.topf.org/comparison/index.html - Perbandingan coverage OSM vs Google Maps petakanindonesia.blogspot.com/ www.navigasi.net

Sebelum bermalam di Stralsund kami pergi menyempatkan diri untuk main ke pantai di pulau Rßgen, tepatnya kota Binz yang berjarak kurang lebih 1 jam mengunakan mobil dari Stralsund. Meskipun cuaca kurang mendukung untuk nyebur ke pantai, tetap saja 2 dari kami nekat nyebur, sayang juga udah jauh-jauh datang kalo nggak nyebur, apalagi melihat ombak-ombak yang tidak henti-hentinya mengundang untuk ditunggangi. Airnya cukup dingin untuk memaksa kami keluar setelah kurang lebih 10 menit, tapi tetep saja begitu badan hangat langsung nyebur lagi. Sebagian yang tidak nyebur ada yang bermain pasir-pasiran di pinggir pantai, ada juga yang bermain bola. Tidak terasa waktu cepat berlalu sehingga kami harus kembali ke Stralsund untuk makan malam. Makan malam kami lakukan di sebuah restaurant buffet milik orang Vietnam di deket Dom, masakannnya cukup bervariasi dan rasanya pun not bad, dan yang paling penting: persediaannya banyak. Setelah benarbenar puas bersantap kami pun kembali ke penginapan yang juga merupakan tempat tinggal dari pater Vincent. Jadi kami menginap di semacam Gästehaus yang juga dikelola oleh parokinya pater Vincent, tempatnya sangat nyaman meskipun

60

17


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

jumlah ranjangnya tidak mampu mengakomodiir kami semua, supaya adil, kami pun membuang undi untuk menentukan siapa yang tidur di ranjang, siapa yang tidur di schlafsack. Acara malam dihabiskan dengan berbagai macam kegiatan: ada yang sibuk main kartu, ada yang main bilyar, ada juga yang mempersiapkan untuk acara besok seperti membuat bumbu sate dan membuat presentasi tentang indonesia.

dengan orang Australia yang membantu membuat garis-garis pantai untuk beberapa pulau di Indonesia.

Pada hari H-nya kami pun membagi-bagi tugas, sebagian dari kami ditambah kedatangan beberapa teman yang datang langsung dari Berlin menyanyi beberapa lagu yang sudah dilatih sebelumnya untuk mengiringi misa, sebagian lagi yang tidak kebagian tugas menyanyi mempersiapkan panggangan sate tanpa menyadari apa yang bakal terjadi setelah misa selesai. Setelah bara api menyala, sate ayam yang rapi dibungkus plastik sebelumnya ditelanjangi kemudian dipanggang dengan penuh kecermatan oleh para Grill-experte kita. Sate-sate yang dibumbui kemudian dipanggang pun tak ayal menerbak harum yang memuat beberapa harus menelan kembali air liurnya, godaan pun makin memuncak saat warna daging berubah dari merah menuju putih agak kecoklatcoklatan, belum lagi tetesantetesan dari campuran lemak ayam, kecap, bumbu dan minyak goreng saling berebut mencapai bara api yang kemudian mengeluarkan bunyi ceeeesssssss disusul kemudian oleh asap yang menerbak harum tersebut. Segala pikiran tentang penyakit-penyakit yang bisa ditimbulkan dari pembakaran tidak sempurna tersebut pun sirna oleh perpaduan antara harum dan penampilan dari daging sate yang sangat menawan. Suasana menjadi lebih heboh ketika para jemaat yang baru saja dikenyangkan oleh makanan rohani dalam misa dalam sekejap menyerbu untuk dapat menikmati hasil panggangan kami demi mendapat makanan jasmani yang tidak disediakan dalam misa. Antrian yang begitu panjang, jauh lebih menyeramkan daripada antrian makan di KMKI hari Minggu tidak membuat kami panik. Meskipun awal-awalnya sempat

18

Dengan adanya data-data peta yang lumayan banyak untuk Indonesia, saya tertarik menggunakannya untuk routing, alias mencari jalan dari satu tempat ke tempat lain. Sudah ada beberapa orang yang membuat aplikasi routing online dengan basis data OSM. Tapi semuanya berfungsi hanya untuk daerah tertentu. Melirik pusat code-nya OSM, saya menemukan satu program kecil yang bisa me-routing semua titik di OSM. Dengan masukan dua titik, program ini bisa menghasilkan barisan titiktitik jalan yang menghubungkan dua titik tersebut. Inilah yang saya cari! Kebetulan beberapa minggu sebelumnya Google juga baru membuka web hosting gratisan, yang bisa diprogram dan punya database sendiri. Tinggal satu komponen lagi yang kurang, yaitu map viewer-nya. Untuk ini saya memakai viewer yang juga dipakai OSM, yaitu OpenLayers. Karena relatif baru dan masih dalam proses pengembangan, dokumentasi penggunaan komponen ini juga ngirit sekali.

Tapi dengan bantuan contoh-contoh yang ada di internet dan tekad bulat, tujuan saya bisa tercapai: Routing online buat Indonesia! OpenStreetRouting.appspot.com. Walaupun sangat simpel, tapi bisa dipakai dan (moga-moga) berguna.. OSM membuka kemungkinan buat semua orang, untuk mengakses data geografis secara bebas. Bisa untuk routing, bisa untuk menunjukkan lokasi rumah atau tempat usaha kita tanpa takut dituntut, bisa untuk bikin peta khusus seperti daerah rawan banjir, jalur-jalur macet, dan lain-lain sesuai kreasi kita. Tapi sebelumnya data-datanya mesti lengkap dulu. Oleh karena itu artikel ini bermaksud melobi kita-kita semua, untuk membuka www.openstreetmap.org, cari daerah yang kita kenal, dan klik

59


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa mapper yang sangat aktif melengkapi peta Jakarta, Bandung dan Denpasar. Saat saya bergabung, kota-kota tersebut sudah mempunyai cakupan yang bagus, tapi daerah-daerah lainnya masih merupakan lahan kosong. Dengan bekal ingatan nama-nama jalan di daerah asal saya, Semarang, dan bantuan foto satelit dari Yahoo, saya mulai sedikit demi sedikit memetakan kota ini. Setelah hampir semua jalan yang bisa terlihat dari satelit selesai digarisi, saya mulai mencari sumber-sumber data lain di internet. Dan di navigasi.net saya menemukannya.

kelimpungan akhirnya dengan penuh kecermatan dan ketangkasan semua daging sate bisa dipanggang dengan baik sehingga semua kebagian dan puas. Satenya sendiri disajikan bersama dengan nasi dan saus kacang, dengan berasumsi awal kalo orang bule sedikit makan nasi kami pun tidak banyak memasak nasi, asumsi awal kami terbukti salah dan harus dibayar dengan memasak nasi tambahan.

Navigasi.net adalah website pusat nongkrongnya fans GPS di Indonesia. Dengan titik berat di database tempat-tempat menarik di Indonesia, anggota website ini juga getol membuat peta Indonesia sendiri, yang bisa dipakai di alat-alat GPS dari Garmin.

Tapi selain itu mereka juga rajin mengumpulkan trek-trek perjalanan mereka, lengkap dengan tips-tips jalur alternatif untuk menghindari macet maupun banjir. Website ini merupakan harta karun buat saya. Berbekal trek-trek GPS yang ada di sana, saya mulai melengkapi jalur-jalur luar kota di Jawa, maupun jalan-jalan besar di kotakota seperti Solo, Jogja, dan Surabaya. Sewaktu liburan terakhir di Indonesia terakhir, saya pergi kemana-mana mengantongi GPS logger yang terus-menerus aktif mencatat lokasi tiap detik, dan kamera untuk menjepret-jepret nama-nama jalan yang belum dikenal. Hasilnya, sebagian dari Surabaya pun sekarang eksis di OSM, jalan-jalan di Jogja makin lengkap, dan jembatan kayu di Ancol muncul di OSM. Sendirian saja, perkembangan data peta Indonesia di OSM bakal lambat sekali. Karena itu saya mengatur halaman Project:Indonesia di OSM-Wiki, untuk menjaring dan sarana komunikasi mapper-mapper Indonesia. Dari situ saya sempat berkenalan tak terduga dengan mapper di Kupang, NTT, yang ternyata ahli geografi dari Jerman dan juga fans OSM. Juga

58

Selain kami ada beberapa stand lainnya yang menjual bermacammacam makanan dan minuman dan ada pula atraksi-atraksi menarik yang disajikan oleh para jemaat di parokinya pater Vincent. KMKI Berlin pun turut ambil bagian dengan menyanyi lagu-lagu daerah dan dengan presentasi mengenai Indonesia yang dibawakan dengan apik oleh teman-teman kita Dennie dan Wede, sayang saya sendiri tidak sempat menikmati para anggota koor yang menyanyi. Antusias orang-orang Stralsund sendiri tentang Indonesia cukup tinggi, terlihat saat mereka memperhatikan dengan seksama. Boleh dibilang teman kita turut mengambil andil dalam menyukseskan slogan Visit Indonesian Year 2008: celebrating the 100-th National awakening(?), mengingat isi presentasinya sendiri banyak menyajikan kekayaan alam dan budaya Indonesia yang sangat bervariasi dan menawan. Akhirnya kunjungan kami yang melelahkan namun sangat menyenangkan-pun harus berakhir seiring dengan hari yang makin sore. Kami pulang seperti kami berangkat: sebagian naik mobil dan sebagian naik kereta, tentang apa saja yang dibicarakan selama perjalanan tentu saja tidak mungkin diceritakan di sini.( ariel)

19


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

Misa bersama di hannover 12 juli 2008

Tepat enam bulan sesudah kunjungan ke Hannover 12 Januari lalu, akhirnya tanggal 12 Juli berlangsung kembali Misa di kota yang terkenal dengan Herrenhäuser Garten-nya bersama beberapa rekan dari Berlin yang mengantar Pater. Kali ini kami berkumpul di Zoo jam 10 pagi untuk memberi kesempatan bangun (agak) siang bagi yang bergadang pada Jumat malamnya. Dengan kontingen Berlin yang terdiri dari Pater, Ariel, Dennie, Keshia dan Vega berangkatlah kita ke arah barat. Perjalanan kali ini lebih lancar dibanding Januari berhubung kami dipandu oleh Navigationssystem yang canggih. Sekitar pukul 13 kami tiba di KHG yang terlihat masih sepi, walaupun begitu dapurnya kelihatan ramai dengan segala rupa santapan yang sedang disiapkan Dara dan Frans. Tanpa pikir panjang langsunglah Dennie dkk. turun tangan di dapur. Perlahan-lahan datanglah rasa lapar dan, supaya jatah makanan untuk sore hari tidak ludes, kami memutuskan untuk makan siang di salah satu Asia Imbiss di dekat KrÜpcke disambung dengan jalan-jalan di kota yang bersih ini. Kami juga menemukan Flohmarkt yang cukup besar di tepi kali sehingga kami pun asyik melihat-lihat benda-benda unik sampai waktu terasa berjalan cepat sekali. Walaupun kami belum sempat melihat semuanya, kembalilah kami ke KHG berhubung Misa akan dimulai tidak lama lagi. Misa yang diiringi oleh para pemusik andalan Hannover dimulai pukul 16 dan didatangi cukup banyak rekan-rekan Hannover dan Braunschweig, sekitar 30 orang. Setelah Misa acara dilanjutkan dengar bakar sate sambil beramah-tamah. Ada yang asyik menyalakan grill dan membakar sate, ada yang bersenda-gurau melepas rindu dan ada yang sibuk bermain piano. Tak terasa asyiknya makan sate sampai setiap tusuk sate yang baru matang langsung lenyap, sate yang masih setengah matang pun ada yang

20

OpenStreetMap Peta Online untuk Indonesia Jasa peta online di Internet sudah menjamur di mana-mana, tapi sudah adakah yang bisa dipakai untuk Indonesia? Entah kenapa Indonesia sering telat dalam hal-hal yang bersangkutan dengan internet. Salah satunya adalah dalam hal peta online. Walaupun navigasi untuk mobil dengan peta Jawa Bali notabene sudah banyak dijual di mana-mana, dan Google Earth sudah bisa menampilkan jalan-jalan di Indonesia lengkap dengan nama-namanya. Tapi tetap saja tampilan peta Indonesia di Google maps tidak lebih dari jalanjalan luar kota yang melenceng jauh dari kenyataan, dengan nama-nama kota yang kadang masih ditulis dengan ejaan yang jauh dari sempurna. Nah kalau raksasa-raksasa internet macam Google dan Yahoo masih belum mau memberikan jasanya untuk kita, kita bikin saja sendiri! Dengan inspirasi kaya gitulah saya mulai aktif memetakan Indonesia di OpenStreetMap (OSM). OSM dirintis oleh Steve Coast, englishman yang frustasi dengan mahalnya lisensi data peta yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan komersial. Daripada nyerah, dia malah menelurkan proyek yang dalam waktu singkat mampu membangkitkan potensi jutaan mapper amatir di seluruh dunia. Dengan modal alat GPS seadanya, fans OSM mulai menggaris-gariskan jalan demi jalan di dunia OSM yang awalnya kosong belaka. Proyek ini berlanjut terus hingga menyentuh hati beberapa perusahaan swasta maupun negara, yang kemudian mau menyumbangkan sebagian data petanya untuk melengkapi data OSM. Sayang belum ada yang mau untuk Indonesia.

57


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

ini juga disebutkan mengenai pentingnya pendidikan dalam menghadapi globalisasi, bukan hanya mahasiswanya tapi juga universitas² di Indonesia, secara pembicaranya adalah juga rektor UI. Yang membuat perguruan tinggi memerankan peranan penting adalah karakter dari pendidikan itu sendiri yang idealnya bersifat objektif, kritis, dan mengabdi pada kemanusiaan. Pada akhirnya, berbagai hal masih akan terus muncul dan harus dihadapi dalam kehidupan bernegara dan jelas bahwa mengabaikan masalah tidak akan memecahkan masalah.(Ariel)

diserbu anak-anak. Pada waktu sate sudah habis dan grill sudah padam suasana meriah di KHG tetap tidak luntur. Di mana-mana terdengar canda dan tawa, bahkan di satu meja dengan serunya didiskusikan tentang Ma Erot yang belum lama ini meninggal. Berhubung cuaca menunjukkan tanda-tanda akan hujan maka kami bergegas membereskan peralatan grill dan bangku-meja, ibu koordinator (Dara) dan rekan-rekan wanitanya pun bersedia menyingsingkan lengan baju untuk mempercepat waktu.

56

21

Jam dinding akhirnya menunjukkan pukul 20.30 dan kami memutuskan untuk kembali ke Berlin supaya keesokan harinya bisa bangun tepat waktu. Di perjalanan pulang kami sempat melihat pelangi penuh sesaat sebelum matahari terbenam, membuat beberapa dari kami terkagum-kagum melihat ke langit. Sekitar pukul 23.15 kami sampai di S-Bahnhof Westkreuz dan kembali ke rumah masing-masing.(vega)


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

Nihao Beijing ! Sommer 2008 ini akhirnya aku punya kesempatan untuk liburan ke tanah air semenjak kepulanganku terakhir kali ke tanah air 6 tahun yang silam. Waktu yang yang telah aku rencanakan kali ini totalnya 3 minggu. Kebetulan sekali dari biro perjalanan di Berlin penawaran yang diberikan paling lumayan adalah penerbangan menggunakan Air China dengan transit di Beijing. Karena itulah aku punya rencana, kenapa tidak lebih lama tinggal di Beijing, kalau memang musti ganti pesawat di Beijing. Setelah menemukan penerbangan yang cocok aku memutuskan mampir di Beijing 4 hari 3 malam sebelum lanjut terbang ke tanah air. Perjalanan kali ini aku ditemani oleh Fenny dan Weyna Cie-cie ku. Aku dan Weyna sih tidak bisa bahasa mandarin sama sekali, hanya Fenny saja yang bisa berbahasa mandarin. Kami akan tinggal di Beijing kira-kira 3 minggu sebelum mulainya Olimpiade. Saat yang cukup tepat dimana Beijing belum terlalu ramai tapi juga sudah rapih mempersiapkan Olimpiadi. Persiapan akomodasi, visa, money changer Jauh hari aku sudah mulai mencari-cari hostel atapun hotel yang murah tapi memiliki rekomendasi bagus di internet. Aku berusaha mencari hostel yang letaknya strategis di tengah kota. Setelah bingung mau memilih hotel yang mana, akhirnya kita mendapat bantuan dari Kokonya Fenny dan temannya di Swedia yang mencarikan dan memesankan lewat telefon hotel di tengah kota Beijing dengan refrensi yang lumayan bagus. Biaya penginapan yang musti dibayar sekitar RMB 900 untuk 3 orang dan 3 malam. Letak hotelnya di pusat jantung kota daerah Wangfujing (pusat promenade di Beijing). Sebelumnya aku juga sudah membeli dan membaca-baca ReisefĂźhrer bekas ( EUR 1 di ebay) tentang Beijing terbitan Dumont, Baedeker dan Marco Polo. Menurutku yang terbitan Dumont dan Baedeker lumayan bagus karena petanya detil, lengkap, penomoran lokasi-lokasi penting di peta serta dilengkapi nama-nama tempatnya dalam tulisan bahasa China.

kenyataan bahwa kita dijajah. Tidaklah berlebihan bila kemudian tanggal berdirinya Budi Utomo juga sekaligus diperingati sebagai hari kebangkitan nasional. Meskipun demikian, yang patut diperhatikan adalah Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan bukan melalui perdebatan akademik tentang ideologi-idelogi yang cocok untuk Indonesia melainkan lebih merupakan cetusan hati nurani yang tulus dari para bapak bangsa. Hal ini sekaligus menjadi tanda bahwa meskipun intelektualisme merupakan perangkat yang sangat canggih dan penting, hendaknya tidak mengabaikan suara-suara yang tertindas malahan mendukung dalam terang ilmu-ilmu pengetahuan. Sayangnya dikemudian hari Pancasila dibuat menjadi semacam ideologi macam komunisme sehingga banyak yang menjadi antipati malahan ada beberapa golongan yang menyuarakan untuk mengganti Pancasila. Pada seminar juga disebutkan bahwa Pancasila bukanlah merupakan instrumen hukum seperti UUD, tetapi lebih merupakan filsafat dasar negara yang pemahamannya tidak pernah statis. Pemaksaan pemahaman seperti doktrinasi ideologi, yang sebagian besar dari kita pernah mengalaminya, justru bertentangan dengan hakikat Pancasila yang sesungguhnya dan melemahkan kapasitas intelektual yang kritis. Tokh akhirnya setalah mengalami berbagai krisis, Pancasila tetap merupakan dasar yang paling cocok.

Untuk masuk China diperlukan visa. Kami mengajukan permohonan visa di kedutaan China untuk Jerman di Berlin.

Kesadaran yang sama itu sekali lagi membuahkan proses reformasi pada tahun 1998 yang juga dipelopori oleh kaum muda mahasiswa. Peristiwa ini juga memberikan kita kesempatan untuk sekali lagi belajar untuk memaafkan demokrasi, setelah sekian lama trauma akan 'demokrasi'. Tantangan yang dihadapi kali ini pun lebih banyak dan beragam apalagi dengan trend globalisasi yang seolah-olah mengancam identitas bangsa. Orangorangpun lebih cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan produk-produk hasil globalisasi seperti merek, teknologi atau lifestyle ketimbang merefleksikan kembali gambaran ideal manusia Indonesia. Menolak secara total globalisasi tentu bukanlah jawaban yang bijak, tidak ada yang salah dalam merek atau lifestyle tersebut, hanya saja pesona dari merek, teknologi atau lifestyle itu kadang-kadang terlalu menyilaukan sehingga membuat kita menjadi amnesia tentang diri sendiri. Pada seminar

22

55


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Tentang seminar „Kebangkitan Nasional, Kemerdekaan RI dan Reformasi: Mengukuhkan Kebangkitan Bangsa“

Permohonan visa ini bisa diwakili oleh orang lain dan pemohon tidak perlu datang langsung. Fenny mewakili aku dan Weyna untuk menyerahkan permohonan visa turis. Formulir bisa di download dari website china embassy dan diisi sebelumnya. Dokumen yang dibutuhkan adalah: Pasport, formulir permohonan, aktueller Kontoauszug, Krankenversicherungsnachweis, bukti booking tiket pesawat, alamt hotel/akomodasi di China dan biaya vise EUR 30. Visa pun selesai dalam 3 hari kerja.

„Seminar kali ini sebenernya yang oke banget, cuma sayang gule kambingnya kurang ada rasanya, untung bisa tambah garam sendiri dan sambelnya cukup nendang“. Begitulah pikiran yang pertama kali terlintas seusai menghadiri seminar yang diadakan di KBRI tanggal 7 Agustus yang lalu. Seminar yang diadakan dalam rangka memperingati 100 tahun kebangkitan nasional ini mengundang dua pembicara: Prof. Somantri yang juga merupakan rektor dari UI dan Prof. Sarlito Sarwono, psikolog kawakan. Ada dua tema yang dibawakan, yang pertama sesuai dengan judul artikel ini, yang kedua adalah tentang dunia perwayangan. Sebenarnya dua-duanya merupakan tema yang sangat menarik untuk dibicarakan, tetapi yang dibahas kali ini hanyalah yang pertama. Pertama-tama agak bingung juga sih tentang apa yang lebih mau dititikberatkan pada artikel ini, kalau cuma ringkasan dari paper seminarnya akan terasa kering dan membosankan sedangkan kalau berupa refleksi pribadi malah nantinya jadi seperti curhat, sempat kepikiran juga gimana kalau temanya dicermati dari sudut pandang iman katolik tapi tampaknya terlalu sulit. Akhirnya untuk mengurangi ‚keangkeran’ temanya sekaligus untuk mengejar deadline yang udah mepet jadilah bentuknya seperti ini. Intisari dari isi temanya, kalau saya tepat mengingat dan mengintepretasikan adalah penekanan peranan pendidikan dalam hal ini khususnya peran universitas atau kaum intelektual yang dalam sejarahnya merupakan motor bagi perkembangan bangsa dan dengan demikian sudah sewajarnya bila pengembangan sektor pendidikan lebih digiatkan. Hal ini sebenarnya mudah dicerna bila melihat lagi sejarah kebangkitan nasional, kesadaran akan munculnya rasa kebangsaan yang satu pertama-tama datang pada kaum intelek muda yang mendapat pendidikan barat yang kemudian mendirikan Budi Utomo. Memang rasanya agak mustahil bila kesadaran ini muncul tibatiba saja tanpa ada peran kaum intelek mengingat beragamnya suku dan bahasa, sedangkan yang menyatukan hanyalah pada

54

Untuk persiapan finansial di China kami sudah menukar mata uang China RMB di Berlin. Kurs saat itu sekitar EUR 1 = RMB 9,7 tanpa komisi/biaya tukar untuk penukaran di atas EUR 100. Penerbangan dan kedatangan di Beijing Penerbangan kami adalah dari Frankfurt Airport. Penerbangan menggunakan Air China tidak ada yang spesial. Pramugari/pramugara di pesawat juga tidak begitu ramah dan kondisi ruang dalam pesawat agak kurang terawat. Sesampai mendarat di Beijing airport Terminal 3 pukul 11:30 suasana yang kami rasakan pertama adalah Beijing memang benar-benar tengah menyambut Olimpiade. Bahkan semenjak di dalam pesawat sudah banyak ditampilkan propaganda dalama bentuk film untuk menyambut dan mensukseskan Olimpiade Beijing. Di airport Beijing pun telah dipersiapkan meja-meja, petugas pelayanan dan loket imigrasi khusu untuk Olimpiade. Petunjukpetunjuk di airport telah dilengkapi dengan petunjuk dalam bahasa inggris yang kadang terlihat aneh maksud arti terjemahan bahasa inggrisnya. Nilai tukar EUR di airport hanya EUR 1 = RMB 8,3 lebih rendah daripada di money changer di Berlin. Dari airport kami putuskan untuk naik taksi menuju hotel. Jarak dari airport ke tengah kota sekitar 25 km bisa juga ditempuh menggunakan kereta dan bus. Ongkos taksi dari airport ke hotel kami di tengah kota adalah RMB 100 sudah termasuk biaya jalan tol. Sesampainya di hotel kami mengurus administrasi check in. Kamar kami punya 3 tempat tidur, satu televise merk “Panda”, satu sofa, satu WC+kamar mandi dan dilengkapi dengan air conditioner. Walau hotel kami nampaknya cukup bersih tapi

23


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

kami juga ditemani seekor (mungkin juga beberapa) ekor tikus selama di sana.

Sarlito W. Sarwono dengan paparan “Dewa-dewi dalam Wayang dan Mitologi Yunani”. Melalui paparan wayang dengan gaya yang luwes dan humor, Bapak Sarlito hendak mengajak kita untuk tidak melupakan akar budaya sendiri. Bersama kedua pakar dari tanah air ini datang pula rombongan Wayang, “pasukan berjaket kuning” mahasiswamahasiswi Universitas Indonesia yang mementaskan adegan Wayang “Hanoman Duta” tanggal 8 Agustus 2008 di Haus der Kulturen der Welt di Berlin. Puncak pesta nasional seperti biasanya dengan upacara bendera peringatan momentum Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus yang terjadi di kediaman Duta Besar KBRI Berlin (kali ini karena takhta Dubes kita masih lowong, maka Wakil Dubes, Bapak Wadjid tampil sebagai sesepuh upacara). Upacara formal ini disusul dengan ramah-tamah bersama dan hiburan ria ala Indonesia. Dirgahayu RI ke-63!!! (Rajukan P. Fidelis Waton SVD).

Hari 1 - Tiantan (Temple of Heaven) dan Peking Duck Qianjude Tujuan pertama kami di hari pertama sore itu adalah Tian Tan – Temple of heaven. Seusai check in menaruh barang di kamar hotel pukul 15:00 dari pusat kota kami naik subway line 5 sampai di stasiun Tiantandongmen. Dari sana pintu masuk Tian Tan sudah tidak jauh dan bisa ditempuh jalan kaki sekitar 400 m. Tempat ini adalah kuil tempat persembahan dari kaisar untuk dewa. Dibangun tahun 1420 an oleh dinasti Ming. Kuil utama yang merupakan tempat altar surga berbentuk pagoda terletak di bagian selatan kompleks. Aula untuk permohonan doa panen ada di utara dan istana tempat berpuasa ada di timur kompleks. Kompleks ini sendiri lumayan besar dilengkapi taman dengan paviliunpaviliun kecil. Banyak penduduk

Beijing yang sore hari menghabiskan waktu mereka beraktivitas di kompleks ini. Ada yang bermain kartu, bermain catur, latihan menari, dan bermain musik band china tradisional. Sekitar jam 17:30 an kompleks Tiantan sudah mulai ditutup. Kami pun beranjak pergi juga keluar dai pintu keluar utara. Untuk sampai ke subway line 5 Tiantandongmen kami jalan lewar luar mengitari kompleks. Di pinggir jalan kami mampir ke bakery kecil yang menjual kue dan roti. Di sana kami membeli kue bolu gulung dan keripik gurih asin manis (sisa adonan roti yang

24

53


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Berlin Final“. Dengan modal „makan garam berkarung-karung“ tim Volley Putera KBRI menghentikan langkah keenaman KMKI Berlin dengan Awi sebagai Spielführer-nya. Dalam pertandingan yang cukup alot, pasukan Volley Putera kedua yang dimotori juwara Volley KMKI Berlin yang kini berdomisili di Düsseldorf, Onat Prayitno – berhasil menguburkan ambisi sesepuh KBRI untuk mencuri emas dari Mabes KMKI Berlin.

digoreng kering) untuk mengisi perut sepanjang perjalanan pulang ke tengah kota.

Tradisi emas Volley Putera untuk KMKI belum bisa juga dipatahkan tahun ini. Proficiat! Proficiat! Proficiat! Sayangnya pesta medali tidak diikuti oleh pertandingan badminton. Rangkaian acara gerak badan “Mensana in corpore sano” (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat) jelang 17 Agustus 2008 diakhiri dengan gerak jalan ria yang dipelopori ibuibu Dharma Wanita KBRI Berlin. Dari padang adu otot, KBRI Berlin sempat merangsang kesadaran berbangsa (nasionalisme) anak-anak nusantara di Berlin dan sekitarnya dengan seminar yang diselenggarakan pada tanggal 7 Agustus 2008 di Aula KBRI Berlin yang bertemakan “Kebangkitan Nasional, Kemerdekaan RI dan Reformasi: Mengukuhkan Kebangkitan Bangsa“ (lihat artikel “tentang seminar”, red). Selain untuk menyambut HUT RI ke-63, seminar menarik ini dipatok dalam konteks 100 tahun Kebangkitan Nasional (1908 – Gerakan Boedi Oetomo) dan 10 tahun Reformasi (1998). Tampil sebagai pembicara utama yakni Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Somantri, Rektor dan Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Jakarta. Sedangkan pembicara keduanya adalah Prof.

52

Malam itu kami sepakat untuk pergi makan ke restoran Qianjude di pusat promenade Wangfujing (subway line 1 Wangfujing). Restoran ini terkenal dengan Peking Duck nya telah ditulis di buku-buku Reiseführer dan juga telah direkomendasikan oleh teman-teman kami yang tinggal dan pernah di Beijing. Karena cukup ramai kami musti mengambil nomor dan menunggu sampai dapet meja untuk bertiga. Setelah menunggu 10 menitan kami pun dipanggil untuk dapat meja. Seekor bebek peking lengkap dengan pernak-perniknya harganya RMB 198. Restoran Qianjude ini memang agak mahal di restoran lain mungkin dengan kurang dari RMB 100 bisa juga mendapat 1 ekor bebek peking. Pelengkap bebek peking ini adalah kulit adonan seperti kulit lumpia basah, saus tiram dan daun bawang iris. 1 ekor bebek peking dibawa oleh pelayan dan disiangi/diiris oleh pelayan di depan tamu dan langsung disajikan. Irisan daging bebek peking ditaruh di atas adonan yang telah diolesi saus tiram dan ditaburi daun bawang kamudian semua isi tersebut digulung. Palayan restoran kemudian menanyakan apakah sisa tulang bebek yang masih banyak dagingnya hendak dibawa pulang atau direbus untuk dibuat sup. Kami memutuskan untuk dibuat sup saja. Setelah membayar kami mendapatkan sertifikat dengan nomor seri bebek yang telah kami santap. Kemudian kami segera pulang ke hotel untuk istirahat cukup karena esoknya kami hendak bangun pagi untuk berangkat ke Great Wall yang letaknya di luar kota Beijing. Hari 2 - Great Wall Mutianyu Di dekat Beijing ada tiga tempat lokasi Great Wall yang bisa dikunjungi. Yang pertama paling banyak dikunjungi adalah di

25


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

lokasi Badaling (sekitar 60 km dari Beijing). Yang kedua sering dikunjungi tapi menurut rekomendasi paling bagus pemandangannya adalah di Mutianyu (sekitar 70 km dari Beijing). Yang ketiga adalah lokasi Simatai (140 km dari Beijing), di sini lokasi great wall nya masih belum direnovasi dan masih liar dengan semak belukar.

dan perlu diberi minyak pelumas. (Jenis pelumas yang cocok bisa ditanya pada beberapa juragan minyak di pinggir jalanan di Jakarta!). Di tengah suntikan Euro 2008, tim sepak bola KMKI Berlin (MKS) mencoba mengadu otot, taktik dan otak bersama kawula muda Indonesia lainnya di Berlin – ya…turnamen tahunan 17 Agustus – kali ini untuk merdeka yang ke- 63 kalinya. Fehl Start!!! Untuk pertama kalinya MKS ditahan imbang oleh Kinematik. Langkah awal yang salah juga harus dibayar mahal karena kita kehilangan kapten dan motor tim, Teddy Bun yang cedera lengan dan sempat dilarikan ke rumah sakit. Nasib malang terus mengiringi kita dengan cenderanya beberapa pemain kunci, lantas pertandingan terakhir harus dilakukan dengan sembilan pemain. Memang Dewi Fortuna sedang tidak bersahabat dengan MKS sehingga laskar favorit yang lazimnya disegani ini akhirnya menempati posisi juru kunci. Tak heran Vize-Kapitän, Agatha K. Kwee mulai wanti-wanti untuk ubah nama kesebelasan kita. Jangan putus asa…pasti akan ada balas dendam tahun berikut…jika turut diperkuat oleh „pemain ke-12“ ... suporter dari warga KMKI Berlin!!! Bravo untuk kesebelasan Nusantara yang menggondol mendali emas!!! Kegagalan dari arena lapangan terbuka berkarpet hijau hendak dijawab dengan adu tangan, otak dan taktik di lapangan Basket, Volley dan Pingpong. Pertandingan Tenis Meja kali ini sepertinya dianak-tirikan di tengah gegap-gempita Volley dan Basket. Dengan dimotori Farian, Binsar dan Tommy, pasukan Basket KMKI Berlin menunjukkan kemajuan yang pesat. Biarpun porsi latihan bersama yang tidak begitu banyak, teknik alamiah, efek lanjut nonton siaran liga Bola Basket kawakan „NBA“ dan dibilas dengan semangat 45 – maju terus pantang pundur – pasukan Basket KMKI Berlin berhasil merenggut medali perak. Dengan motivasi dan kekuatan tim Basket yang ada, maka kita boleh memprediksikan bahwa penyabetan medali emas hanyalah pertanyaan waktu. Sedangkan gerombolan Srikandi Volley kita, Flo, Aline, Hanny, Ode, Mady, Keshia, Jennifer - kali ini harus puas dengan medali perunggu, tetapi dengan semangat membara dan tekad kokoh untuk tampil lebih baik tahun mendatang. Cabang Volley Putera – langganan emas KMKI Berlin – seperti biasanya sejak awal memang tampil meyakinkan. Akan tetapi harapan emas sempat terancam setelah tidak terjadi „All-KMKI

Aku sudah semenjak awal merencanakan untuk pergi ke Great wall di Mutianyu karena menurut rekomendasi jumlah turis yang berkunjung tidak sebanyak di Great wall Badaling dan pemandangan di sana lebih indah. Tadinya kami sudah pesan mobil sewaan dengan sopir (kontak melalui teman kami yang bekerja di Beijing). Tapi dibatalkan karena sopirnya mendadak tidak bisa. Akhirnya aku pun mencari info di internet tentang kendaraan umum menuju lokasi Great wall di Mutianyu. Di hotel tempat kami tinggal pun menawarkan paket wisata menuju Great wall (Badaling atau Mutianyu). Harga berkisar RMB 150-250 dan bisa di negosiasikan. Harga sudah termasuk transport pulang pergi, tiket masuk dan makan siang. Paket-paket seperti ini banyak ditawarkan dan merupakan alternatif bagus yang tidak tidak terlalu mahal seandainya kita tidak tahu menahu tentang transportasi menuju lokasi Great wall. Kami putuskan tidak ikut paket wisata dan akan pergi sendiri ke Great wall Mutianyu. Mula-mula kami naik subway line 2 sampai Dongzhimen. Ongkos naik subway sekali jalan adalah RMB 2. Di

26

51


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

„63 TAHUN MERDEKA… ADU OTOT DAN OTAK“ Lagu pop klasik yang dikarang untuk kejuaraan sepak bola piala dunia 1974 kembali aktual maknanya: "Fußball ist unser Leben. Der König Fußball regiert die Welt“ (Sepak bola merupakan hidup kita. Raja sepak bola menguasai dunia). Kejuaraan sepak bola Euro 2008 mencuri perhatian peminat olahraga populer ini untuk melirik Austria dan Swiss. Kota Berlin sejenak tersunglap kembali ke euforia „Sommermärchen 2006“. Warga KMKI Berlin terkotakkotak: ada yang mendukung Jerman (karena sudah terlanjur mendulang ilmu di sini – utang budi), beberapa yang mendukung Holland (kembang Tulip yang indah bermekaran, sayangnya terlalu cepat layu), sekelumit pendukung „Ayam Jantan Perancis“ mengunjuk gigi (hanya karena tersentuh melodi Hymne kebangsaan Perancis yang membangkitkan memori masa sekolah dengan lagu wajib „Dari Sabang sampai Merauke“), kesebelasan nasional Turki juga sempat menuai simpati (solider dengan tetangga di sekitar Mabes KMKI Berlin atau mungkin kepingin Donner gratis) dan tak sedikit yang dengan tegas mengatakan „… asal bukan Jerman“….Ternyata darasan mazmur terakhir dikabulkan… Liukan para Matador Spanyol yang lincah dan sedap dipandang menyadarkan pecandu bola bahwa Panzer pasti berkarat

50

Dongzhimen ada stasiun bus besar (dalam dan antar kota). Dari sana kami naik bus nomor 916. Bus 916 ada dua macam yang ekspres (pakai AC - sedikit stop - RMB 13) dan yang normal (tidak pakai AC – banyak stop – RMB 6). Bus 916 cukup sering datang sekitar setiap 5-10 menitan. Kami naik bus sampai kota Huairou dan disana turun ganti kendaraan naik taksi gelap (cheap taxi) sekitar 20 km lagi menuju lokasi Great wall Mutianyu. Ongkos taksi gelap (mobil minibus) sekitar RMB 30-40 untuk bertiga. Kami berangkat dari hotel sekitar pukul 07:15 dan tiba di Great wall Mutianyu sekitar pukul 11:00. Setiba di lokasi kami beli tiket masuk sekitar RMB 70 per orang sudah termasuk transport dengan kereta gantung menuju bukit. Pintu masuk terletak di kaki bukit dan Great wall sendiri letaknya ada di atas bukit.Untuk mencapai puncak bukit kita naik kereta gantung dengan waktu tempuh sekitar 5-10 menitan. Menaiki kereta gantung menuju bukit sedikit diperlukan kecekatan karena kereta gantungnya tidak berhenti total saat hendak dinaiki hanya mengerem sedikit saja. Saat kita naik ada petugas yang membantu membukakan dan mengenakan pengaman di kereta gantung. Tapi semua itu dilakukan saat kereta gantung tiba di pos tempat naik dan selama kereta gantung tetap berjalan. Setiba di pos tempat turun juga sama seperti saat naik, kereta gantungnya tidak berhenti total tapi tetap bergerak dan sambil dibantu petugas kita turun dari kereta gantung. Great wall China dibangun pertama kali sekitar abad ke 6 oleh dinasti ??? dan sampai saat ini termasuk dalam 7 kejaiban dunia.Tembok yang tingginya mencapai 9 meter dan lebarnya sekitar 6 meter itu dibangun sepanjang 6500 kilometer (kira-kira 13 kali jarak BerlinFrankfurt) dengan tujuan melindungi China dari ekspansi Mongolia. Sangat nampak bentuk tembok ini diperuntukkan pertahanan militer dengan lebarnya yang mencapai 6 meter

27


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

untuk bisa dipakai berjalan 3 orang pasukan berkuda berdampingan. Setiap jarak-jarak tertentu tembok ini dilengkapi dengan pos-pos penjagaan berbentuk rumah/bangunan. Dinding tembok juga memiliki celah-celah tempat menyerang dan bersembunyi dari musuh yang datang.

Dari Versailles langsung kita menuju kota kecil Auxerre. Kota ini dilalu oleh sungai Yonne. Auxerre adalah sebuat kota tua yang kecil di dalamnya beigtu banyak rumah tua yg terlihat peyot2 seperti gambar anak TK, tapi selain itu ada Kathedral St. Etienne yg menurut gue lebih bagus daripada Notre Dame, kemuadia ada Uhrturm. Kathedral St. Germani. dan schönes Panorama dari sungai Yonne. Dari Auxerre kita menuruskan perjalanan kembali ke Bern…(Ferenz)

Cuaca hari itu panas terik tidak menggoyahkan semangat kami untuk menyusuri Great wall. Sejauh mata memandang ke depan saat menyusuri Great wall, tiada nampak ujung dari Great wall tersebut yang terus sambung menyambung naik turun mengikuti kontur bukit/gunung. Jalan yang kami telusuri pun berbelok-belok serta kadang naik kadang turun. Karena teriknya matahari air minum kami cepat habis, tapi di sana kami juga bertemu penjual-penjual minuman walau harganya lebih mahal daripada penjual-penjual di bawah bukit. Kami menyusuri bagian Great wall sepanjang kurang lebih 1 km sampai ke bagian bukit yang lebih tinggi. Setiap mencapai pos penjagaan kami beristrahat sejenak untuk melindungi diri dari panas yang terik. Di dalam pos udara sangat sejuk dan sama sekali tidak terasa panas. Setelah menyusuri Great wall sekitar 1 km kami berjalan balik arah kembali 1 km ke tempat kami semula. Untuk turun kembali ke bawah bukit kami memilih tidak naik kereta gantung lagi tapi naik seluncuran “toboggan”. Seluncuran toboggan ini mirip dengan “bobsleigh” hanya bedanya jalur seluncuran toboggan

28

49


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

dalam kota pulau ini terdapat banyak restoran, hotel dan semau terletak begitu padat berdempetan. Bener2 kota tua seperti di film2.

terbuat dari besi/alumunim dan seluncuran bosleigh terbuat dari es. Setiap orang naik sendiri-sendiri seluncuran toboggan. Cara mengemudikannya juga mudah hanya dengan menggerakkan tongkat yang ada di tengah-tengah paha tempat kita duduk. Menggerakkan tongkat ke depan untuk meluncur dan ke belakang untuk mengerem. Yang cukup seru adalah saat melewati tikungan dengan kecepatan tinggi sambil memiringkan badan. Perjalanan ke bawah bukit dengan seluncuran toboggan berdurasi sekitar 10 menit. Di jalur perjalanan banyak petugaspetugas penjaga yang mengawasi dan berteriak memberikan instruksi agar kita menjaga jarak dengan seluncuran lain dan mengurangi kecepatan. Setiba di pintu keluar kami kembali menyewa taksi gelap (cheap taxi) sampai kota Huiarou dan ganti naik bus nonor 916 (ekspres) kembali ke Beijing.

Tujuan berikutnya adalah Versailles. Istana yg dibangun oleh King Louie ke … untuk Marie Antoinette. Kesan pertamanya adalah bahwa istana ini besaaaarrr… skali. Dia punya kebun denga labirin, dan patung2 marmor jg istana yg indah, Tapi irgendwie istana ini ngingetin gue sama Schloss Sansoucci di Potsdam.

48

Hari 2 - Dim Sum 24 jam Setiba di stasiun bus Dongzhimen di Beijing kami meneruskan perjalanan hari itu menuju rumah makan Jin Ding Xuan (subway line 2 Yonghegong) untuk makan siang. Rumah makan yang buka 24 jam ini menurut rekomendasi dari seorang teman juga buku Reiseführer restoran ini menyajikan dim sum yang enak dengan harga yang cukup

29


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

murah. Harga per porsi (isi 3 – 4 potong) dim sum berkisar dari RMB 10 sampai dengan paling mahal RMB 25. Kebetulan kami tiba disana pukul 15:30 an dan antara pukul 14:00 sampai 17:00 rumah makan itu sedang happy hour - beberapa jenis menu tertentu harganya jadi hanya RMB 6. Kami kemudian memesan sekitar 6 jenis dim sum yang berbeda (siomay, hakao, bakpao, kuotie dll) ditambah 1 porsi (3 potong) kue lobak dan 2 mangkok mie lada shezuan. Untuk minumannya kami pesan masing-masig segelas sari buah plum, lyche, kelapa dan Weyna juga memesan es serut green tea yang segar sekali menyejukkan dan menyegarkan setelah malahap dim sum sekian banyak. Setelah sekian banyak memesan makanan dan minuman jumlah yang musti kami bayar total adalah sekitar RMB 150

Keesokan harinya kita berangkat menuju Le Mont st. Michel yg katanya jadi sumber inspirasi untuk bikin benteng di Middle

Rumah makan Jin Ding Xuan ini juga selain menu dim sum juga menyediakan menu-menu lain misalnya menu seafood, dimana pembeli bisa memilih langsung jenis ikan/udang/kerang dari akuarium yang dipajang disana dan langsung dimasak disana juga. Saat kami tiba di sana kami melihat di lantai atas rumah makan sedang ada keributan hingga polisi datang. Nampaknya ada pertengkaran keluarga yang cukup hebat di restoran seperti di film-film Hongkong. Hari 2 - Kompleks stadion Olimpiade Setelah kenyang makan siang dim sum kami berjalan menuju Lama Temple yang letaknya tidak jauh dari sana. Tetapi karena ternyata hanya jam buka sampai 17:00 kami putuskan untuk pergi ke tempat lain yakni ke kompleks stadion Olimpiade. Menggunakan subway line 10 sampai stasiun Xiongmaohuandao lalu jalan kaki sekitar 1 km menuju kompleks stadion Olimpiade. Sebenarnya sudah ada subway khusus line 10 untuk sampai ke kompleks stadion tapi baru akan dibuka seminggu menjelang Olimpiade.

Earth dalam film Lord of The Ring. Le Mont St. Michel terletak di dekat satu kota kecil atau desa bernama Pontorson, di pantai Normandie. Le Mont St. Michel sudah jadi kota kecil sejak 1300 tahun. Dia terletak di laut, dimana dulunya kalau siang hari di mana air surut orang2 bisa jalan ke sana dan malam hari ketika air laut pasang jalan2 tertutup air laut. tapi keadaanya sekarang sudah tidak kayak gitu lagi. sudah ada jalan aspal beneran, dan air laut jarang sekali pasang akibat dam yg dibangun di dekatnya untuk pertanian. Le Mont St. Michel jadi seperti muara sungai. Di

30

47


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Bern - Paris - Le Mont St. Michel – Versailles – Auxerre – Le Gruyeres – Mont Pellerin Antara tgl 28 Juli sampe tgl 3 Agustus, kita (Ferenz, Farian, Fabian, Bokap, Ode) jalan2 ke Swiss ama Prancis. Jarak BerlinBern ampir 1000 km ditempuh dalam waktu hampir 11 jam. Setibanya di Bern kita berisirahat semalam. Keesokan paginya kita berangkat lagi ke Paris. Siapa yg menyangka akan melihat pemandangan yg sama dengan di jakarta. Macet di mana2 dan orang yg nyetir sembarangan, baik mobil maupun motor. Akhirnya kami memutuskan untuk memarkir mobil di hotel dan jalan2 dengan Metro. Tempat2 yg kita tuju (dari kiri ke kanan) adalah Sacre Qeur (bentuknya kayak Taj Mahal), Notre Dame, Trocadero (tempat bagus untuk melihat

atraksi lampu menara Eiffel) dan Arc de Triumph. Paris begitu ramai dengan turis bahkan sampai di tengah malam di hari kerja. Lampu2 tua yg menerangi ramainya jalan raya dan kafe2 juga jalan2 kecil di camping sungai Seine. Emang ga salah kalo orang bilang Paris tuh indah.

46

Kami tidak bisa masuk ke dalam kompleks stadion Olimpade yang sebenarnya karena masih ditutup dan dijaga ketat. Banyak pengunjung hanya bisa melihat dari jauh dari atas jembatan penyeberangan ataupun jembatan layang. Yang menjadi lambang utama kompleks ini adalah Beijing National Stadium yang biasa juga disebut “bird nest” karena bentuknya seperti sarang burung. Stadion berkapasitas 90.000 penonton ini adalah rancangan perusahan arsitek Swiss Herzog & de Meuron yang juga telah merancang Allianz Arena di München. Di stadion bird nest inilah Olimpiade akan dibuka dan ditutup. Selain itu stadion bird nest ini juga digunakan untuk pertandingan cabang atletik. Bangunan lain yang juga tidak kalah menariknya adalah Beijing National Aquatics Center atau yang lebih dikenal dengan sebutan Water cube tempat stadion perlombaan renang rancangan perusahan arsitek PTW Architects dari Australia. Pada saat nantinya lampu-lampu bangunan stadion di kompleks tersebut dioperasikan secara penuh akan menjadi pemandangan malam yang sangat indah dan megah. Sayang sekali waktu kami datang lampu-lampu kompleks belum dioperasikan secara penuh.

Hari 2 - Wangfujing promenade Malamnya kami sepakat untuk jalan-jalan di daerah Wangfujing yakni daerah promenade - Fußgängerzone di pusat kota Beijing. Letaknya sekitar 1 km di sebelah barat Tiananmen/Forbidden city.

31


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Jalan Fußgängerzone ini panjangnya kira-kira hanya 700 meter. Di kiri-kanan jalan adalah pusat-pusat perbelanjaan besar salah satunya Mal yang cukup terkenal Xindongan Plaza. Hotel kami terletak di ujung jalan Wangfujing ini.

Ya kurang lebih begitu rangkaian acara Asienfest kali ini. Setelah selesai jualan dan beres2 ada yg langsung balik ke rumah tapi ada juga yg kembali ke markas KMKi buat ngebersiin alat grillen abis bakar2 sate. Hari yg melelahkan tapi ttp berkesan,, Terimakasih buat kerjasama semuanya,,dari yg bantuin nusuk2 sate,,yg ngebakar, yang jualan, yang koor, yg pake baju daerah serta semua pihak yg uda membantu berlangungnya acara Asienfest tahun ini,,sampai jumpa di Asienfest tahun depan ^^ (keshia)

Di salah satu jalan kecil dipinggir Wangfujing terletak pasar malam yang menjual makanan aneh-aneh: sate kelabang, sate kalajengking, sate kepompong, sate kuda laut, sate bintang laut, sate kadal, sate belalalng. Agak jijik rasanya melihat binatangbinatang tersebut dijadikan makanan. Daging hewan seperti kuda, anjing, sup otak anjing dan lain sebagainya tidak kami temui, mungkin karena telah di sweeping sebelumnya oleh petugas menjelang Olimpiade untuk menyambut tamu-tamu internasional. Selain makanan-makanan aneh juga dijual makanan-makanan “normal” seperti mie, kwetiau, lumpia basah bahkan Kebap juga kami temukan di sana. Kami sempat mencicipi bakso ikan dengan taburan juhi (cumi) kering – kami curiga itu bukan juhi kering melainkan bentuknya mirip sayap laron kering. Malam itu kami akhiri dengan melihat-lihat Food Court di Oriental Plaza. Pilihan jenis makan ragam macam makanan di food court cukup lengkap: shabu-shabu, nasi rames ala China, hot plate, Nudelsuppe, mie/nasi/kwetiau goreng, dim sum dll. Harganya pun relativ tidak mahal berkisar dari RMB 10 sampai paling mahal RMB 30 an per porsi. Karena masih kenyang sisa dim sum tadi sore/siang kami tidak beli makanan di sana malam tapi merencanakan makan siang esok harinya ke sana.

32

45


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Acara sebenernya baru dimulai pukul 11, cuman anak2 uda pada siap2 di lokasi dari jam 9. (Ya gimana lagi, kan kita jualan sate, jadi mesti siap2). Jadi, ada yg ngebumbuin sate, ada yg kipas2in satenya, yang ngurusin bubble tea, ngurus keuangan, dan latihan nyanyi untuk ngisi acara di panggung Asienfest.

Hari 3 – Tiananmen dan Forbidden city

Teng jam 11... uda mulai banyak orang berdatangan, dan stand kita pun banyak dikunjugi para pembeli. Ternyata sate ayam kita plus lontong dan tidak lupa saos kacang bener2 laku keras… Heheh, buktinya sampe ada pembeli yg langsung ngeborong 100 porsiii… Wuihhhh,,,mengagetkan tapi membahagiakan... wehehehehe =p Bubble tea awalnya kurang begitu menarik perhatian para pembeli, tapi pada akhirnya juga laku keras sampe ga ada sisa. Jadi bisa dibilang penjualan kita tahun ini di Asienfest bener2 laku keras,,^_^ Asienfest diakhiri dengan perarakan patung bunda maria, dan dari masing2 negara, diminta perwakilannya untuk ikut berjalan, menggunkan baju khas tradisional daerahnya,,Anita kali ini sebagai perwakilan dari KMKI , menggunakan baju daerah dan mengikuti perarakannya,,( danke bwat Anita!!)

44

Hari ke 3 pagi itu kami mulai dengan jalan kaki dari hotel menuju Tiananmen. Di perjalanan kami menemukan kedai penjual bakpao dan “bakery” tradisional China. Di sana kami membeli bakpao dan beberapa roti kering untuk sarapan pagi kami. Suasana pagi itu sekitar pukul 07:30 hari Senin sudah sibuk dan ramai. Lalu lintas jalan raya di Beijing tidak tidak tertib tapi tetap saja para pengguna jalan bisa saling mengerti “ketidak tertiban” mereka satu sama lain. Udara sudah mulai tidak enak dihirup akibat “smog” dari asap emisi kendaran bermotor. Kami tiba di Tiananmen gerbang masuk menuju Forbidden city sekitar pukul 08:00. Setelah berfoto kami pun bergegas masuk dan membeli tiket masuk. Di gerbang masuk selatan aku menyewa mesin penterjemah berbahasa Indonesia. Mesin ini dilengkapi dengan peta kecil Forbidden city dan lampu penanda dimana kita sekarang berada. Earphone dipasang ditelinga sambil berjalan kita bisa mendengarkan keterangan mengenai tempattempat lokasi dimana saat kita berada. Kebetulen aku mendapat rekomendasi untuk meminjam alat tersebut dari seorang temanku yang menjadi pengisi suara bahasa Indonesia alat tersebut.Kompleks forbidden city ini memiliki panjang sekitar 800 meter dan lebar 600 meter. Merupakann pusat ibu kota dan pemerintahan kaisar China kuno. Beijing dan forbidden city merupakan salah satu ibu kota tertua di dunia. Di kompleks ini bisa ditemui banyak sekali lapangan dan istana-istana mulai dari istana pemerintahan, istana jamuan tamu negara, istana kaisar, istana permaisuri dan istana tempat kaisar-permaisuri bermalam bersama. Di bagian utara belakang kompleks fobidden city terletak taman tempat peristirahatan kaisar dan permaisuri. Taman ini dilengkapi dengan air mancur naga, kolam ikan mas dan paviliun-paviliun kecil yang konon adalah tempat kaisar dan

33


LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

LĂŠtters/KMKI Berlin/September 08

permaisuri bercengkrama menikmati bulan purnama sambil minum arak dan menulis puisi. Pohon-pohon pinus China di taman ini batangnya nampak saling berkait satu sama lain. Pohon-pohon saling dikaitkan batangnya saat ditanam, sehingga saat besar nampak seperti dua pohon besar dengan satu batang besar yang saling membelit batang pohon mereka satu dengan yang lain. Perjalanan kami di forbidden city kami akhiri keluar lewat pintu utara mengembalikan alat penterjemah bahasa untuk kemudian menuju bukit Jingshan. Hari 3 – Bukit Jingshan, Beihai Park, Food court Oriental Plaza Pintu masuk bukit Jingshan terletak tepat bersebrangan dengan pintu keluar utara Forbidden city. Di bukit ini terletak tempat kaisar Chongzhen (kaisar terakhir dinasti Ming) bunuh diri menggantung dirinya di sebuah pohon. Kaisar Chongzhen konon putus asa karena sudah terdesak serangan musuh hingga bunuh diri. Kami melanjutkan perjalanan mendaki bukit Jingshan. Setibanya di puncak bukit kami berteduh di paviliun tempat sembahyang Buddha. Dari puncak bukit Jingshan ini kita bisa memandang kota Beijing dari ketinggian. Yang paling dekat didepan mata adalah bangunan istana-istana forbidden city yang sebelumnya kita lalui, nampak megah berdiri berbaris teratur rapih. Cuaca musim panas bulan Juli sangat terik sehingga asap dan uap air sangat mengganggu pemandangan yang indah tersebut. Waktu ideal mengunjungi Beijing adalah musim semi bulan April-Mei saat cuaca masih tidak terlalu panas.

34

Seperti tahun2 sebelumnya ,tahun ini tepatnya tanggal 28 juni 2008 berlangusng acara Asienfest yang bertempat di lapangan St. Aloysius Kirche. Dalam kesempatan kali ini KMKi memutuskan untuk menjual makanan tradisional khas Indonesia. Yup bener banget, tidak lain tidak bukan adalah sate ayam dengan lontong,,hehe^^. Yg berbeda dari menu tahun ini adalah kita juga berinisiatif unutk menjual bubble tea. Persiapan untuk acara Asienfest cukup memakan waktu. Anak2 sudah mulai sibuk nusukin sate dari 2 mggu sebelum acara di markas besar KMKI, dan hasilnya 700 tusuk sate ayam. Dan dengan bantuan anak2 KMKi akhirnya lontong yg terdiri dari 120 beutel nasipun selesai pada hari H-1.. Ga hanya mempersiapkan makanan ,anak2 koor KMKI juga latian menyanyi untuk acara Asienfest ini, karena kita diminta untuk menyumbangkan 3 lagu di acara tersebut. Hari H semua tugas uda dibagi..... ada yg pagi2 da harus ke markas KMKI buat bawa barang2 keperluan jualan ke lokasi pelaksanaan acara Asienfest, ada yg harus masak bubble juga pagi2 untuk dijual, intinya semua punya tugas masing2. Awalnya sempet sulit juga buat ngumpulin orang2 yg bisa bantu di hari H. Hal ini dikarenakan pada hari itu ada pertandingan sepak bola dalam rangka hari kemerdekaan, bulan agusutus nanti. Jadi mereka yg maen bola baru bisa bantu agak siangan.

43


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

khususnya gitar dan piano. Menurut pengakuan dia, dia maui jadi Wakotor karna gak ada kerjaan abis abitur(sekarang jadi banyak kerjaan kan…^^.red) jadi sekalian isi waktu luang. Dan dia juga pingin sekali jadi PK, mengingat dia udah lama disini. Dia bilang dengan jadi PK, dia bias mendapatkan pengalaman berorganisasi. Dia juga punya keinginan regernerasi dari PK KMKI. Setelah satu bulan jadi PK, Vega menyatakan kalo Kotor dan Wakotor yg sekarang lebih bisa diajak koordinasi. Tapi menurut Vega ada Vorteilnya juga dengan jadi Wakotor KMKI, salah satunya dapet Prestige dari Regio lain…dan tentunya menarik perhatian lawan jenis di Region lain…. Pesan dari Wakotor muda kita kali ini agar semua warga rajin bekerja di KMKI und “Salam METALL!“…hoho. Dalam menjalankan jabatannya, kedua petinggi² di atas, juga dibantu oleh enam pembantu umum, yaitu: Sekretaris: Keshia Wibowo Bendahara: Audrey Juanda Sie Rohani: Pedro Bautista Gorawijaya Sie Acara: Giovanni Handrajid Sie Publikasi: Ignatius Daniel Tanzil Sie Olah Raga: Thyrone Farian Lohanatha Setelah beristrahat sejenak kami melanjutkan perjalanan berjalan kaki menuju Beihai park yang letaknya sekitar 1 km di sebelah timur buikit Jingshan. Di jalan masuk menuju Beihai park Fenny sempat membeli kue-kue kering pia tradisional China. Penduduk Beijing sendiri tidak dikenakan biaya masuk (cukup menunjukkan KTP) tapi untuk turis biaya masuk sekitar RMB 20. Kompleks Beihai park ini juga lumayan besar dikelilingi oleh sungai yang ditumbuhi subur bunga-bunga teratai. Kami beristirahat sebentar berteduh di bawah pohon sambil minum, makan kue pia, dan menikmati pemandangan. Kemudian kami kembali berjalan menuju White pagoda yang terlatak di tengahtengah Beihai park. Perjalanan menuju White pagoda melalui tangga yang cukup tinggi lumayan melelahkan apalagi cuaca hari itu sangat terik dan kami belum makan siang. White pagoda ini adalah kuil Buddha tertua di daerah Beijing dan dibangun dinasti oleh Yuan pada abad ke 13. Kuil white pagoda aliran kaum Buddha ini pernah runtuh karena gempa bumi di abad ke 17.

42

35


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

Saat restorasi di abad modern peninggalan-peninggalan kaum Buddha itu ditemukan kembali. Dari Beihai park kami berjalan kaki sekitar 2,5 km kembali menuju Food Court di dalam Oriental Plaza di daerah Wangfujing untuk makan siang. Lelah, lapar, panas dan haus membuat kaki kami berjalan melambat. Setibanya di Food Court Oriental Plaza kami mengambil dan mengisi kartu isi ulang di kasir untuk kemudian memesan dan membayar makanan dengan kartu isi ulang tersebut langsung di counter makanan yang diinginkan. Aku memesan menu nasi rames tradisional China dengan lauk daging ayam. Weyna memesan mie ayam dan seporsi pangsit kuah. Fenny memesan mie kuah tradisional China. Seusai makan kami beli seporsi es serut kacang hijau untuk dilahap bersama-sama. Total pengeluaran termasuk 3 botol air mineral (500 ml) adalah RMB 80. Kalau harga makanan di luar food court Mal mungkin akan bisa lebih murah lagi. Hari 3 – Silk market Seusdah puas makan siang murah dan nikmat di food court Oriental plaza kami melanjutkan perjalanan menuju Silk market untuk shopping. Silk market bisa dicapai menggunakan subway line 2 sampai stasiun Yonganli. Silk market ini terkenal untuk shopping untuk tiruan barangbarang bermerk. Jenis barang yang ditawarkan adalah pakaian, tas dan sepatu. Kalau di Jakarta mirip dengan ITC Mangga Dua. Silk markt ini terkenal juga dikalangan turis internasional. Nampak di pelataran parkir bus-bus pariwisata membawa turisturis internasional mengunjungi silk market ini.

36

PK KMKI Berlin 2008 /2009 Akhirnya masa kerja PK KMKI Berlin 2007/2008 berakhir. Dan sudah saatnya dicari orang² yang mau mengorbankan waktu dan tenaganya, untuk mengurus organisasi kita ini. Akhirnya pada bulan Juni yang lalu, terpilihlah orang² yang rela dan mau mengisi posisi pengurus KMKI. Redaksi Letters kali ini berkesempatan untuk mewawancarai para petinggi² baru tersebut. Berikut, kita sampaikan hasil wawancara kita.. Koordinator Mahasiswa Biotechnologie, yg hobby menggambar, kelahiran 20 Februari 1983 ini akhirnya menyatakan kesediannya untuk jadi Kotor KMKI Berlin kali ini. Ferenz Leonard Lohanatha adalah nama lengkap kotor kita tahun ini. Selain hobby gambar “Kotor“ kita jg hobby jalan² dan berenang. Waktu ditanya kenapa dia mau jadi Kotor, dia jawab kalo dia pingin tau aja jadi Kotor, ya mumpung ada waktu juga. Setelah satu bulan berlalu, Ferenz masi betah di KMKI, walaupun gitu KMKI sekarang berbeda dengan KMKI 5 tahun yg lalu, salah satunya yg dateng tambah sedikit. Menurut Ferenz anak KMKI harus lebih aktif kalo ada kegiatan dan juga lebih kompak. “Ayo KMKI!“ Wakil koordinator Cowo masi muda bernama lengkap Vega Handojo dengan brani mengajukan diri untuk menjadi Wakotor KMKI Berlin menemani Ferenz. Dia yg bakal berumur 19 tahun pada tanggal 19 September nanti, punya hobby yg patut ditiru para Student, yakni Mathe, Physic dan Politik. Gak itu tok lho, dia juga suka maen alat music,

41


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

kota Beijing. Belum lagi kalau hendak dipadu dengan wisata kulinaris di Beijing, rasanya belum puas mencicipi makananmakanan yang ada di kota Beijing. Untuk teman-teman yang belum pernah, Beijing sangat dianjurkan. Indah, megah, tradisional, transportasi umum murah dan lengkap, rapih-bersihaman (mungkin menjelang Olimpiade saja) itulah kesanku tentang kotanya. Tentang makanannya kesanku adalah: bermacam-ragam, murah dan enak. Patut dicatat juga bahwa bisa berbahasa mandarin sangatlah vital disini. Misalnya saat waktu mencari bus 916 + mencari cheap taxi menuju Great wall Mutianyu dan tawar menawar di silk market, bahasa mandarin sangat bermanfaat.

Aku memang sudah berencana mencari jaket winter tiruan di Silk market ini. Di Silk market pembeli dan penjual bisa saling menawar. Kalau pembeli tahu harga akhir pasaran dan pandai menawar, harga akhir bisa mencapai 20% saja dari harga yang dibuka oleh penjual. Di Silk market ini kita memang sudah harus tahu bahwa semua barang-barang yang dijual adalah barang tiruan, dengan kualitas yang sudah pasti jauh di bawah barang-barang asli. Calon pembeli tinggal memutuskan apakah dia memang ingin beli barang tiruan dan dengan harga berapa dia ingin beli, baru kemudian tawar menawar.

Beberapa tips yang bisa aku berikan untuk teman-teman yang hendak berwisata ke Beijing: 

Baca sebelumnya sebuah Reiseführer supaya punya gambaran tujuan lokasi-lokasi yang ada di Beijing  Rencanakan tujuan-tujuan wisata yang mau didatangi, sesuaikan dengan lama waktu tinggal di Beijing – perhatikan jam buka tujuan lokasi-lokasi wisata.  Siapkan rencana transportasi umum (pergi ke mana – naik apa – ganti kendaran di mana)  Pergi ditemani teman yang bisa berbahasa mandarin (cukup bisa berbicara tidak perlu bisa membaca). Hubungin dan cari info dari teman yang ada di Beijing.  Tukar uang EUR dengan RMB sudah dari Jerman, bandingkan dengan kurs di internet  Cari hotel yang letaknya central di pusat kota  Jangan kaget dengan ketidak tertiban penduduk Beijing (antri, berlalu lintas, naik kendaraan umum dll)  Waktu wisata yang ideal: musim semi (April-Mei) atau musim gugur (September-Oktober) (sindo)

Dari infirmasi seorang penjual di silk market kami mengetahui bahwa menjelang Olimpiade para penjual di Silk market dilarang menjual barang-barang tiruan oleh pemerintah dan kalau kena razia bisa kena denda cukup besar. Oleh karena itu mereka tidak memajang terlalu banyak barang-barang mereka yang bermerek terkenal/mahal. Misalnya saja T-Shirt dengan jelas-jelasan design Adidas (3 strip) tapi merk nya bukan Adidas. Untuk itu pembeli harus bertanya ke penjual tentang barang yang merk Adidas. Sang penjual akan mengeluarkan katalog dengan gambar-gambar artikel merk Adidas tiruan. Setelah memilih di katalog, barang pilihan akan diambilkan dari gudang. Bahkan kalau tidak adapun bisa diambilkan dari toko-toko lain. Barulah setelah itu tawar menawar dimulai. Para penjual pun pandai menarik hati pembeli. Misalnya untuk menarik hati calon pembeli wanita sang penjual pura-pura tertarik

40

37


Létters/KMKI Berlin/September 08

Létters/KMKI Berlin/September 08

dengan perhiasan (anting/kalung) sang calon pembeli wanita dan bertanya beli dimana perhiasan tersebut. Andaikan sang pembeli wanita ditemani pasangannya (pria) maka si penjual akan berpura-pura bilang sang pria nya menarik dan mengira sang rpia tersebut orang Korea. Hal-hal ini bisa ditemui berulang kali pada beberapa penjual saat sang pembeli melihat-lihat barang dan tawar menawar. Pengalaman tawar-menawar di Silk market ini sungguh pengalaman yang unik. Kami pun baru mulai pandai menawar setelah membeli barang kedua dan ketiga. Sewaktu membeli barang pertama nampaknya harga akhir yang kami dapatkan masih di atas harga akhir pasaran. Harga akhir pasaran adalah rata-rata harga akhir produk tertentu setelah tawarmenawar, dimana penjual masih mendapat untung dan pembeli merasa harga tersebut pantas untuk dibayar. Ada baiknya sebelum belanja di Silk market pembeli telah mengetahui sebelumnya rata-rata harga akhir produk-produk tertentu yang ingin dibeli.

juga rumah makan ini cukup terkenal dan direkomendasikan oleh buku-buku Reiseführer. Seusai makan malam kami kembali pulang ke hotel untuk beres-beres barang karena esoknya kami akan ke airport melanjutkan perjalanan ke tanah air.

Hari 3 – Hot Port Dong Lai Shun Seusai belanja di Silk market kami pulang menuju Wangfujing dimana hotel kami berada. Sebelum pulang kami menyempatkan makan malam di rumah makan Hot Port (shabu-shabu) Dong Lai Shun di Xindongan Plaza. Ada beberapa jenis pilihan shabu-shabu yakni: daging, seafood, vegetaris dan campur. Kami akhirnya memilih yang menu campur. Di tengah meja makan disediakan panci berisi kuah panas yang di panasi terus dengan bara api. Kemudian pelayan mengantarkan menu shabu-shabu pesanan kami: daging sapi, daging babi, sate babi, kuping babi, baso ikan, daging ikan, udang, tahu, jamur, rumput laut dan sayuran. Sebagai pelengkap diesediakan saus tauco. Menu untuk 3 orang itu harganya RMB 300. Harga di rumah makan Dong Lai Shun memang tergolong mahal karena selain letaknya di Xindongan Plaza - Wangfujing

38

Hari 4 – Cai cien Beijing Penerbangan kami hari itu dari Beijing airport menuju Jakarta adalah pukul 16:00. Tapi minimal 3 jam sebelum take off kami sudah harus berada di airport untuk check in. Karena kemarinnya aku masih ada barang yang belum sempat terbeli di Silk market, aku dan Fenny pagi-pagi jam 9:30 sudah pergi kembali ke Silk market sementara Weyna jalan-jalan sendirian di daerah Wangfujing. Kembalinya dari Silk market aku dan Fenn pukul 11:00 bertemu kembali dengan Weyna di Oriental Plaza Food Court untuk makan siang. Pada kesempatan makan siang kali ini kami menghabiskan sekitar RMB 100 ( 5 porsi dim sum jenis berbeda, nasi rames tradisional China, kwetiau goreng) untuk makan ber 3 orang. Segera setelah makan siang kami bergegas kembali ke hotel untuk check out dan naik taxi ke airport melanjutkan perjalanan kami menuju tanah air. Inilah ringkasan perjalanan kami 3 ⅓ hari + 3 malam selama di Beijing. Aku merasa waktu tersebut agak kurang karena ada beberapa tempat penting yang tidak sempat kami kunjungi di Beijing misalnya istana musim panas yang letaknya agak jauh dari pusat

39


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.