Design Brief

Page 1

Studio Akhir Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur 2020/2021

DESIGN B R I E F.

.

Studio Mahika Sebagai Fasilitas Utama Perkebunan Permakultur. Di Perkebunan Mahika, Ciawi, Bogor Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis

Pembimbing Muhammad Iftironi Ir.,MLA.

17512153 Muhammad Naufal Al Fikri


Design Brief. Studio Akhir Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur 2020/2021

Studio Mahika Sebagai Fasilitas Utama Perkebunan Permakultur Di Perkebunan Mahika, Ciawi, Bogor Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis

Pembimbing

Muhammad Iftironi Ir.,MLA.

I Design Brief I

Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Muhammad Naufal Al Fikri (17512153)

01


Daftar isi. Pendahuluan. Judul Perancangan. Premis Perancangan. Latar Belakang.

04 05

Isu Lahan Terbengkalai Pengembangan Pertanian Indonesian Arsitektural Vernakular Tropis Rumah Mahika (Perkebunan Permakultur)

06 07 08 11

Rumusan Masalah. Tujuan & sasaran. Lingkup Perancangan. Kajian Awal Tema Perancangan.

16 16 17

Arsitektur Tropis Arsitektur Vernakular Permakultur

18 19 21

31 34 35 36

Peta Permasalahan. Gambaran Awal Metode Perancangan. Originalitas & Kebaruan. Gambaran Awal Perancangan. Time Set Perancangan. Refrensi Utama.

39 40 43 45 48 49

I Design Brief I

Bumi Langit Institute Agradaya The Kul Kul Farm Anoa Farm

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Kajian Awal Tipologi.

02


I Design Brief I

Pendahuluan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

1

03


Judul Perancangan.

Studio Mahika Sebagai Fasilitas Utama Perkebunan Permakultur Di Perkebunan Mahika, Ciawi, Bogor Dengan Pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis Studio Mahika merupakan sebuah Kompleks Bangunan yang akan menjadi fasilitas utama dari perkebunan permakultur dari barang masuk, pembibitan, Pengolahan Bahan bakar sampai pengolahan bahan mentah hingga produk siap pakai atau siap jual yang bernilai tinggi. dengan pendekatan arsitektur tropis yang akan membentuk Studio Mahika Sesuai dengan Prinsip Desain Permakultur, serta mampu mendirikan hubungan kuat antara Studio Mahika dengan Eksisting Perkebunan Permakultur yang ada.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153 Gambar 1.1 Schematic Map Tanah Perkebunan Mahika Sumber: Fikri, 2020

I Design Brief I

North

04


Premis Perancangan.

Gambar 1.3 Proses Pemotongan Bambu Sumber: Instagram Mahika, 2020

I Design Brief I

Gambar 1.2 Proses Pengawetan Bambu Sumber: Instagram Mahika, 2020

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Indonesia Adalah salah satu negara agraria, dan lahan pertanian baku terus bertambah, membuktikan sumber daya alam yang melimpah. disisi lain banyaknya lahan yang tidak di kelola dengan maksimal, masih kurang mensejahtrakan petani lokal, dan pengolahan hasil yang belum terfasilitasi memperkuat betapa pentingnya mengapa perancangan ini tepat untuk dikembangkan dalam Studio Desain Arsitektur Akhir ini sebab selain menyelesaikan permasalahan pada isu lingkungan dan sosial yang terjadi, juga dapat mengembangan sektor pertanian. Pembahasan disektor juga akan berkelanjutan dan tidak terhenti pada batasan ini saja. Studio mahika di perkebunan permakultur mahika dalah pengembangan terhadap konsep permakultur dalam upaya meningkatkan kualitas pangan dan penyediaan terhadap tempat pertanian yang Mandiri, Makmur dan Lestari. Untuk mencapai Studio Mahika yang berbasis Permakultur, dirancang yang sesuai dengan arahan program dan kriteria Permakultur. Untuk membuat rancangan ini berbeda dengan Fasilitas Perkebunan Permakultur yang lain, maka desain rancangan dilakukan penerapan Arsitektur Vernakular Tropis sebagai pendekatan rancangan secara arsitektural yang mampu meningkatkan kualitas desain Studio Mahika di perkebunan permakultur mahika yang sesuai dengan basis permakultur yang tidak akan membatasi desain perancangan Studio Mahika, sehingga desain lebih bisa merespon alam dan iklim indonesia, menginat konteks lokasi mikro terletak di kaki gunung gede bogor yang memiliki curah hujan yang lumayan tinggi dan vernakular menjadi kontekstual sik terhadap konteks lokasi percancangan membuat output desain punya khas sik pada perancangannya. Dengan ini dapat menciptakan desain yang lebih dari sekadar fasilitas utama perkebunan permakultur mahika sederhana, mendorong Fasilitas Utama Perkebunan yang Mandiri, Lestari. Makmur. yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan esensial dari pemilik Rumah mahika dan Komunitas berupa kebutuhan pangan, serat, dan bahan bakar / energi secara mandiri. memanfaatkan kebutuhan sekunder dan tersier dari pemilik sehingga dapat memenuhinya dan memanfaatkan nya secara cukup. ada pun pemenuhannya bisa melalui sharing/trading/barter. dalam tujuan ini yang menjadi target adalah pemilik, warga sekitar, Komunitas dan pengunjung. Fasilitas Utama yang sistemnnya dapat bekerja berkelanjutan (Sustainable), permanen, dan regeneratif. Dengan Tujuan ini dapat menciptakan percontohan desain Faslitas Utama pada perkebunan Permakultur Mahika kepada seluruh perkebunan atau pertanian di indonesia.

05


Latar Belakang. Isu Lahan Terbengkalai. Indonesia termasuk negara Agraria dengan Sumber daya alam dan lahan yang melimpah, menurut Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengumumkan hasil verikasi luas lahan baku sawah. Berdasarkan hasil perhitungan ulang pada 2019 lalu, saat ini pemerintah mencatat terdapat 7.463.948 hektar lahan baku sawah. dengan luasan yang sebegitu luas masih banyak lahan yang terbengkalai. banyak alasan mengapa lahan pertanian di indonesia terbengkalai, menurut Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin, Benny Soetrisno, di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (23/9/2016). masih banyak sektor pertanian yang tidak mendukung tumbuhnya sektor industri alat dan mesin pertanian, maka dari itu penting pengadaan Faslitas untuk pertanian yang layak kepada lahan agar lahan pertanian produktif tidak terbengkalai begitu saja. pengadaan ini juga di gagas oleh Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kadin, Benny Soetrisno, dengan mengeluarkan pernytaan berikut Misal Kementerian Pertanian kerja sama dengan Kementerian Perindustrian, untuk menyediakan alat pra dan pasca panen pertanian. Karena tidak ada kerja sama, pengadaan alat dan mesin pertanian jalan sendiri, banyak yang impor, industri dalam negeri tak diberdayakan. pada kasus yang sama terbengkalainya lahan juga terjadi dikarenakan fasilitas utama seperti contoh irigasi pada lahan tidak memadai, seperti yang di kutip dari Liputan 6.com bahwa atusan hektare lahan persawahan di Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Jawa Tengah, kini dalam kondisi kering kerontang, Kondisi ini membuat petani hanya bisa pasrah dan membiarkan lahannya tidak ditanami. Kekeringan terjadi akibat musim kemarau yang telah berlangsung selama beberapa pekan. Kecamatan Patikraja yang berada di perbukitan tandus adalah salah satu wilayah yang paling parah mengalami dampak kekeringan. seperti juga di kutip dari antarafoto.com bahwa lahan pertanian yang kering di Kampung Cigembor, Ciamis, Jawa Barat, Rabu (21/10). Hingga saat ini sebanyak 2.939 hektare lahan pertanian di Kabupaten Ciamis yang belum berpengairan teknis masih terbengkalai akibat belum datangnya musim hujan dan petani khawatir mengalami telat pembibitan dan tanam yang berdampak pada telat panen. banyak pada akhirnya lahan terbebngkalai dan sekali lagi semua terikat akan keterbatasan atau kurang memadainya fasilitas utama dari lahan pertanian. Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

Gambar 1.4 Lahan Terbengkalai Sumber: Antarafoto.com, 2015

06


Pengembangan Pertanian Indonesia Sudah Banyak Gagasan gagasan untuk mengembangkan pertanian di indonesia. dari membenahi Sektor Agribisnis nya, Meningkatkan Potensi produksi Pangannya, Meningkatkan Mutu Sumber daya Manusianya, sampai Menyediakan Faslitias utama pertanian yang memadai untuk menunjang semua proses. tapi banyak akhirnya gagasan kurang terpenuhi pada akhirnya dilihat dari realita yang tertulis di berita atau di sampaikan oleh pemerintah. seperti kata irektur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Patdono Suwignjo, potensi pangan Indonesia belum mampu dikelola dengan baik oleh produsen dalam negeri. Penanganan pascapanen menjadi salah sagu penyebab kurang maksimalnya produksi hasil pangan lokal. Potensi pangan lokal Indonesia selalu ada, bahkan banyak. Kita punya varietas padi, hortikulura dan buah-buahan lokal yang bagus. Sayangnya produksi berbagai varietas itu tidak maksimal, produk pangan lokal sudah mulai tergantikan dengan pangan hasil budidaya luar negeri, Patdono mencontohkan dengan tergesernya apel malang dan durian lokal di pasaran buah nasional. Belum mampunya Indonesia mengulang swasembada beras juga dianggap sebagai salah satu indikasi lemahnya pengelolaan potensi pangan. dengan ini pada dasarnya pengelolaan yang buruk dikarenakan tidak ada nya Fasilitas Utama Pengelolaann yang sesuai standar sehingga kita tidak bisa mengelola potensi pangan dengan baik.

I Design Brief I

Sumber daya Manusia juga penting akan pertanian, untuk menciptakan Sumber daya manusia yang berkelanjutan, pemuda harus terlibat dalam pengembangan pertanian indonesia. ada gagasan dari gubernur jawa barat berupa mengajak 1000 milenial untuk mau bertani. gagasan ini muncul mengingat Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang. Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Dengan kondisi tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggagas program 1.000 petani milenial untuk menumbuhkan minat bertani di kalangan anak muda sekaligus berperan serta dalam pertumbuhan agraria di Jawa Barat. Dengan adanya gerakan ini perlu juga inovasi fasilitas Utama yang di desain untuk sektor pertanian yang memadai.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Setelah Pengolahan Bahan pangan yaitu masalah pemasaran yang harus difasilitasi layak. Rencana ini sudah di gagas dalam UU untuk Agribisnis guna menunjang Perekonomian dibidang ini. Tertulis di UU No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang kemudian dijabarkan pada PP No.44 tahun tahun 1997 tentang Kemitraan. Aturan tersebut antara lain ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah keterbatasan modal dan teknologi bagi petani kecil, peningkatan mutu produk, dan masalah pemasaran(Departemen Pertanian, 2003). Pola kemitraan yang pada hakekatnya adalah suatu bentuk kerjasama, telah dilakukan sejak tahun 1973 dengan konsep kerjasama antara petani kebun dan pengusaha perkebunan. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bertambahnya jumlah pelaku, cakupannya berkembang tidak hanya sektor perkebunan, tetapi juga sektor peternakan, tanaman pangan dan hortikultura. pada sektor pertnian juga PDB di sektor pertnian terus naik, membuat harusnya Fasilitas Utama akan Pertanian selalu di perbarui dan di gagas seperti melihat data Pada tahun 2007 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB sebesar (13,7%) dan meningkat menjadi (14,4%) pada tahun 2008. Begitupun kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB mengalami peningkatan yaitu (27,1%) pada tahun 2007 menjadi (27,8%) pada tahun 2008. Apabila dilihat laju pertumbuhannya, dalam empat tahun terakhir PDB sektor pertanian selalu mengalami peningkatan dan tumbuh sebesar (4,77%) pada tahun 2008 (Tabel 2). Laju pertumbuhan tersebut berada di bawah sektor-sektor lainnya kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang hanya tumbuh sebesar (0,51%) dan industri pengolahan yang tumbuh (3.66%) di tahun 2008. dengan naiknya grak terus maka dari itu perlunya fasilitas utama yang mengibangi itu.

07


Arsitektur Vernakular Tropis Mengutip Kemdikbud RI, Indonesia berada di wilayah iklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 27 derajat Celcius. Di daerah iklim tropis, tidak ada perbedaan yang jauh antara musim hujan dan musim kemarau. Perbedaan suhu pada musim kemarau dan musim hujan relatif kecil di Indonesia. Kondisi ini berbeda dengan daerah lintang sedang yang perbedaan suhu bisa sangat ekstrim antara musim panas dan musim dingin. Suhu musim dingin mencapai -20 derajat Celcius dan suhu musim panas mencapai 40 derajat Celcius. Tiga jenis iklim di Indonesia tersebut berdampak pada tingginya atau besarnya curah hujan. Curah hujan antarwilayah di Indonesia bervariasi, tetapi umumnya curah hujan di Indonesia sekitar 2.500 milimeter per tahun. Kondisi curah hujan tinggi dan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Dengan suhu yang tinggi dan curah hujan besar, penduduk Indonesia dapat melakukan berbagai aktivitas sepanjang tahun tanpa banyak terkendala oleh faktor iklim. Hujan yang besar memungkinkan ketersediaan air dalam jumlah besar untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perikanan, air minum, tenaga listrik, dan lain-lain.

I Design Brief I

Maka dari itu banyak potensi yang bisa merespon dari iklim tropis indonesia terlebih lagi merespon iklim dari bogor yang tertulis sangat basah pada keadaan tropisnya. maka dari itu dalam SADA ini penulis melakukan pendekatan menggunakan arsitektural tropis untuk mersepon iklim tropis indonesia terkhusus iklim bogor. seperti Apabila konsep disain dengan seksama memperhatikan penyesuaian terhadap iklim tropis maka dapat dikatakan bangunan tersebut telah memperhatikan dan menerapkan konsep yang secara umum diistilahkan sebagai: “Arsitektur Tropis”. Hal utama sebagai prinsip dasar yang harus diperhatikan pada arsitektur tropis adalah: Pemanfaatan angin untuk ventilasi, Perlindungan terhadap radiasi matahari yang m a s u k k e d a l a m r u a n g a n d e n g a n memperhitungkan garis lintasan matahari, mencegah akumulasi kelembaban pada ruangan, Perlindungan terhadap air hujan yang masuk kedalam ruangan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Terkhusus Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 2.664 km². Secara geogras terletak di antara 6?18'0" – 6?47'10" Lintang Selatan dan 106?23'45" – 107?13'30" Bujur Timur, dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relative rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, dataran rendah sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15 – 100 meter di atas permukaan laut (dpl), merupakan kategori ekologi hilir. Dataran bergelombang sekitar 43,62% berada pada ketinggian 100 – 500 meter dpl, merupakan kategori ekologi tengah. Sekitar 19,53% daerah pegunungan berada pada ketinggian 500 - 1.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu. Daerah penggunungan tinggi sekitar 8,43% berada pada ketinggian 1.000 – 2.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000 – 2.500 meter dpl, merupakan kategori hulu. Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relative rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah hujan yang tinggi. Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan Andosol. Oleh karena itu, beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor. Secara klimatalogi, wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian Selatan dan iklim tropis basah di bagian Utara, dengan rata -rata curah tahunan 2.500 – 5.00 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20º - 30ºC, dengan suhu rata-rata tahunan sebesar 25º. Kelembaban udara 70% dan kecepatan angin cukup rendah, dengan rata -rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata-rata sebesar 146,2 mm/bulan.

08


Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada tradisi etnik, serta dibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and error), menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi . Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, serta berbagai macam budaya dan etnik yang merupakan jati diri dari tiaptiap daerah. Selain itu masing-masing daerah di Indonesia juga mempunyai satu atau beberapa tipe rumah tradisional yang unik yang dibangun berdasarkan tradisi-tradisi arsitektur vernakular dengan gaya bangunan tertentu yang menunjukkan keanekaragaman yang sangat menarik. Dan seiring dengan perjalanan waktu, tradisi dan gaya bangunan yang baru dan berbeda-beda akan muncul, akan tetapi dalam beberapa hal tradisi arsitektur vernakular masih dapat bertahan. Menurut Sonny Susanto, salah seorang dosen arsitek pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia mengatakan bahwa arsitektur vernakular merupakan bentuk perkembangan dari arsitektur tradisional, yang mana arsitektur tradisional masih sangat lekat dengan tradisi yang masih hidup, tatanan kehidupan masyarakat, wawasan masyarakat serta tata laku yang berlaku pada kehidupan sehari-hari masyarakatnya secara umum . Meskipun arsitektur tradisional berkembang, namun tetap mempertahankan karakter inti yang diturunkan dari generasi ke generasi yang menjadikannya sebagai karakter kuat akan suatu tempat tertentu dan akan tercermin pada tampilan arsitektur lingkungan masyarakat tersebut. Dalam perkembangannya, arsitektur vernakular mengalami banyak tekanan, baik dari dalam maupun dari luar, antara lain dari masyarakat industri barat yang menebarkan potensi dari teknologi modern dan bahan bangunan modern. Pada masa sekarang ini dimana modernisasi dan globalisasi demikian kuat mempengaruhi peri kehidupan dan kebudayaan setempat, suatu kondisi yang alami apabila suatu kebudayaan pasti akan mengalami perubahan kebudayaan setempat, namun perubahan yang diinginkan adalah perubahan yang akan tetap memelihara karakter inti dan akan menyesuaikan dengan kondisi pada saat ini, sehingga akan dapat terus dipertahankan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

Di dalam konteks arsitektur, peran dan fungsi arsitektur vernakular menjadi penting bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di Asia, karena Asia terdiri dari berbagai macam budaya dan adat yang berlainan di berbagai wilayahnnya, dimana setiap wilayah memiliki ciri arsitektur yang spesik dan berasal dari tradisi. Antara tradisi dan arsitektur vernakular sangat erat hubungannya. Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kontinuitas akan tatanan sebuah arsitektur melalui sistem persepsi ruang, bentuk, dan konstruksi yang dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami perubahan secara perlahan melalui suatu kebiasaan. Misalnya bagaimana adaptasi masyarakat lokal terhadap alam, yang memunculkan berbagai cara untuk menanggulangi, misalnya iklim dengan cara membuat suatu tempat bernaung untuk menghadapi iklim dan menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar dan dengan memperhatikan potensi lokal seperti potensi udara, tanaman, material alam dan sebagainya, maka akan terciptalah suatu bangunan arsitektur rakyat yang menggunakan teknologi sederhana dan tepat guna. Kesederhanaan inilah yang merupakan nilai lebih sehingga tercipta bentuk khas dari arsitektur vernakular dan tradisional serta menunjukkan bagaimana menggunakan material secara wajar dan tidak berlebihan. Hasil karya ‘rakyat’ ini mereeksikan akan suatu masyarakat yang akrab dengan alamnya, kepercayaannya, dan norma-normanya dengan bijaksana. Di beberapa tempat di Kepulauan Indonesia, tradisi arsitektur vernakular tetap terus dipertahankan, sebagian besar tetap berlangsung kaku tanpa adanya modikasi, sebagian lagi dibangun secara modern tetapi dengan menambahkan tur dan tradisi arsitektur vernakular. Tradisi dan gaya arsitektur vernakular tetap penting bagi orang Indonesia karena berbagai alasan, kepentingan, maupun kegunaan. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya agar kepunahannya dapat dihentikan, di samping itu pelestariannya untuk generasi yang akan datang tergantung kepada besarnya kesadaran akan pentingnya tradisi dan nilai-nilai dari warisan budaya yang tak ternilai.

09


Maka disimpulkan bahwa Semua bangunan yang didirikan di Indonesia dengan segala macam ragam atau langgam arsitektur harus dapat mengantisipasi permasalahan dan memanfaatkan potensi iklim tropis . Agar dapat tercapai kenyamanan dalam bangunan, kesesuaian dengan lingkungan alam dan budaya, mewujudkan karya arsitektur yang berkelanjutan. Adanya perpaduan antara kearifan lokal, teknologi dan ilmu pengetahuan Global dengan proporsi yang sesuai dengan keperluan dan ketentuan merupakan hal yang penting, untuk mewujudkan arsitektur yang berkelanjutan serta diharapkan kedepan terus tercipta karya arsitektur tropis vernakular yang inovatif. dan harus dapat mengantisipasi permasalahan dan memanfaatkan potensi iklim tropis. Dengan memperhatikan kenyamanan pengguna bangunan, penghematan enerji, tidak mencemari lingkungan (tidak menyebabkan Pemanasan Global dsb), memberi sumbangan terhadap pelestarian alam dalam arti luas serta penghematan sumber daya alam.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Gambar 1.4 Rumah Adat Sunda Sumber: Pinterest, 2015

I Design Brief I

10


Rumah Mahika (Perkebunan Permakultur) Rumah Mahika adalah adalah perkebunan yang akan di rintis oleh mas adi dwianto, perkebunan ini terletak di kaki gunung gede pangrango, Ciawi, Bogor Jawa Barat. perkebunan ini di rancang dengan konsep permakultur yang mempunyai 3 visi, yaitu yang pertama mandiri : ang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan esensial dari pemilik Rumah mahika dan Komunitas berupa kebutuhan pangan, serat, dan bahan bakar / energi secara mandiri. yang kedua Makmur : memanfaatkan kebutuhan sekunder dan tersier dari pemilik sehingga dapat memenuhinya dan memanfaatkan nya secara cukup. ada pun pemenuhannya bisa melalui sharing/trading/barter. Yang ke tiga Lestari : dalam tujuan ini yang menjadi target adalah pemilik, warga sekitar, Komunitas dan pengunjung. Fasilitas Utama yang sistemnnya dapat bekerja berkelanjutan (Sustainable), permanen, dan regeneratif. perkebunan ini akan dirancang oleh pemiliknya dengan mempunyai 3 faktor utama penggerak, yang pertama adalah Kebun Mahika : Didesain untuk mewadahi semua sirkulasi produksi, dari perisapan tanaman (nyemai), Komposting dan bahannya, persiapan bahan bakarnya, produksi bahan mentah pangan, serat, dan sampai pengairan dan kebutuhan lainnya. yang kedua Studio Mahika : untuk mewadahi semua pre dan post Perkebunan dari penyediaan bahan bakar, bahan tanam sampai pada memfasilitasi kegiatan pengolahan bahan mentah yang sudah di produksi dari kebun mahika dan akan diolah hingga siap pakai dan bernilai lebih tinggi. yang ketiga adalah Warung Mahika : secara sik untuk memfasilitasi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran produk yang telah diproduksi dari Kebun mahika dan Studio mahika. atas dasar latar belakang ini perlunya perancangan yang mengintregasikan semua nya dengan studio mahika atau fasilitas utama perkebunan yang mengintregasikan semua, agar visi misi dan 3 faktor penggerak tadi bisa saling berintrgasi di mulai dengan studio mahika tanpa menghilangkan usur utama gagasan dari pemilik yaitu permakultur.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

Gambar 1.5 Gambaran Kasar Perancangan Master Plan Rumah Mahika Sumber: Dwianto, 2020

11


VISI.

Pada Perancangan Rumah Mahika Memiliki 3 Visi yang dibawa owner yang akan di jadikan prinsip dalam perancangan ini yang akan berfokus pada Studio Mahika.

Rumah Mahika didesain agar dapat memenuhi kebutuhan esensial dari pemilik Rumah mahika, berupa kebutuhan pangan, serat, dan bahan bakar / energi secara mandiri.

Mandiri

Rumah Mahika di desain agar dapat menyadari dan memanfaatkan kebutuhan sekunder dan tersier dari pemilik sehingga dapat memenuhinya dan memanfaatkan nya secara cukup. ada pun pemenuhannya bisa melalui sharing/trading/barter. dalam visi ini yang menjadi target adalah pemilik, warga sekitar, dan pengunjung.

Makmur

Lestari

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Rumah Mahika didesain menjadi agro-edu tourism & farm untuk kawasan yang sistemnnya dapat bekerja berkelanjutan (Sustainable), permanen, dan regeneratif.

I Design Brief I

12


3 (tiga) Entitas.

Kebun Mahika.

Studio Mahika.

Pada Perancangan Rumah Mahika Memiliki 3 Entitas yang akan di integrasikan ke tiganya. pada perancangan ini akan berfokus pada Studio Mahika.

Kebun Mahika, produksi bahan mentah pangan, serat, dan sampai pengairan dan kebutuhan lainnya.

Studio Mahika, Didesain untuk mewadahi semua sirkulasi produksi, dari perisapan tanaman (nyemai), Komposting dan bahannya, persiapan bahan bakarnya dan juga untuk mewadahi semua kegiatan pengolahan bahan mentah yang sudah di produksi dari kebun mahika dan akan diolah hingga siap pakai dan bernilai lebih tinggi, serta mewadahi ruang publik seperti ruang komunitas dan ruang informasi.

I Design Brief I

Warung Mahika.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Warung Mahika, didesain secara sik untuk mewadahi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran produk yang telah diproduksi dari Kebun mahika dan Studio mahika.

13


North Schematic Map Mahika Farm Jl. Veteran III, Cibedug, Kec. Ciawi, Bogor, Jawa Barat 16720

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

Lokasi Rumah Mahika Dekat berada pada khaki Gn. Gede Pangrango dan dekat dengan G. Salak. bisa dibilang lokasi berada di antara kedua Gunung.

14


Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat. Kota ini terletak 59 km² di sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Bogor dikenal dengan julukan Kota Hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.

LATAR BELAKANG

Hutan Bambu

Monkey Forest

Pemukiman

I Design Brief I

Lokasi.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Seperti wilayah lain di Indonesia, Kota Bogor memiliki iklim tropis dengan tipe hutan hujan tropis (Af). Kondisi iklim di Kota Bogor suhu rata-rata tiap bulan 26° C dengan suhu terendah 21,8° C dengan suhu tertinggi 30,4° C. Kelembaban udara ≥70%, Curah hujan rata-rata setiap tahun di kota Bogor sangatlah tinggi, yaitu sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan Januari, karenanya Kota Bogor dijuluki sebagai "Kota Hujan".

Area Rekreasi Alam Cam Hulu Cai

15


Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang dan Premis Perancangan yang telah dijabarkan maka terdapat 2 rumusan masalah, berupa rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus, dan penjabarannya sebagai berikut: Rumah Mahika

Studio Mahika

Isu Pertanian

Arsitektur Vernakular Tropis

Permakultur 3 Faktor Penggerak (Kebun mahika, Studio mahika, Warung mahika 3 Visi Owner (Mandiri, Makmur, Lestari)

Lahan Terbengkalai Pengembangan Pertanian

Konteks Lokasi

Gambar 1.6 Kerangka Permasalahan Sumber: Fikri, 2020

Permasalahan Umum Bagaimana merancang Fasilitas Utama dengan tetap mengakomodasi Perkebunan Permakultur dengan pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis.

Permasalahan Khusus 1. Bagaimana merancang Arsitektur Vernakular Tropis pada Bangunan Fasilitas Utama di perkebunan permakultur 2. Bagaimana merancang Fasilitas Utama agar bisa terintegrasi secara konsep permakultur dengan Perkebunan Permakultur

Sasaran. Tujuan 1. Merancang Arsitektur Vernakular Tropis pada Bangunan Fasilitas Utama di perkebunan permakultur 2. Merancang Fasilitas Utama agar bisa terintegrasi secara konsep permakultur dengan Perkebunan Permakultur

Sasaran

2. Menciptakan kualitas arsitektur dengan pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis pada Studio Mahika (Fasilitas Utama)

I Design Brief I

1. Untuk membentuk Integrasi secara konsep permakultur antara Studio Mahika (Fasilitas Utama) dan Rumah Mahika (Perkebunan Permakultur)

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Tujuan &

16


Lingkup Perancangan. Lingkup Perancangan 1. Pada rancangan bangunan Fasilitas Utama berfokus pada pembahasan bangunan harus menerapkan nilai nilai permakultur dengan pendekatan arsitektur vernakular tropis. 2. Pada rancangan luar bangunan Fasilitas Utama harus bisa merespon Perkebunan permakultur dengan berfokus pada integrasi keduanya. 3. Pada racangan bentuk bangunan, dibentuk dari transformasi modul menyesuaikan nilai vernakular sesuai konteks lokasi peracangan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

17


Kajian Awal Tema Perancangan Arsitektur Vernakular Tropis Arsitektur Tropis Meskipun Arsitkektur Tropis bisa hadir dalam berbagai bentuk sesuai dengan gaya dan pendekatan dari sang Arsitek, ada beberapa karakteristik atau ciri-ciri umum yang bisa kamu temukan dalam bangunan-bangunan dengan konsep Arsitektur Tropis. Berikut beberapa ciri dari Arsitektur Tropis yang perlu kamu ketahui 1. Bentuk Atap pada Hunian yang Miring Atap pada hunian-hunian berkonsep Arsitektur Tropis umumnya berbentuk miring dengan kemiringan diatas 30 derajat. Hal ini disebabkan morfologi atap seperti ini mampu membuat curah hujan yang tinggi pada iklim tropis bisa mengalir lancar langsung ke tanah tanpa perlu takut tergenang pada bagian atas bangunan. Selain itu, atap miring pada Arsitektur Tropis juga memberikan ruang kosong pada bagian bawah atap yang juga berfungsi untuk meredam panas dari teriknya matahari Tropis sehingga ruang-ruang di hunian dengan Arsitektur Tropis.

Gambar 1.7 Contoh Atap Miring Sumber: Google.com 2018 2. Teritisan

Gambar 1.8 Contoh Teritisan Sumber: Google.com 2018 3. Cross-Ventilation atau Sirkulasi Silang

Gambar 1.9 Contoh Cross Ventilation Sumber: Google.com 2018

I Design Brief I

Karakteristik lain dari Arsitektur Tropis adalah penerapan sirkulasi udara atau ventilasi menyilang untuk memastikan udara bisa masuk dan bersirkulasi dengan baik di dalam ruangan sehingga ruangan menjadi lebih nyaman. Ciri lainnya yang terkait sirkulasi udara pada Arsitektur Tropis adalah jumlah bukaan ventilasi yang cukup banyak guna memaksimalkan udara yang masuk pada hunian dan juga menghadirkan pencahayaan terbaik.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Hunian atau bangunan yang mengusung konsep Arsitektur Tropis umumnya memiliki overstek atau teritisan yang cukup lebar untuk meminimalisir tampias dari curah hujan dan kecepatan angin iklim tropis yang tinggi. Fungsi lain dari teritisan ini sendiri adalah mengurangi sinar matahari langsung untuk masuk ke dalam ruang-ruang agar hunian tetap sejuk tanpa mengurangi kualitas pencahayaan.

18


4. Material Lokal Jika merujuk pada Arsitektur Tropis Nusantara yang lebih tradisional, penggunaan material pada hunian-hunian berkonsep Arsitektur Tropis umumnya memanfaatkan sumber daya setempat. Penggunaan material setempat ini dikarenakan material lokal umumnya memiliki daya tahan terbaik untuk menghadapi cuaca dan iklim di daerah tersebut.

Gambar 1.10 Contoh Material Lokal Sumber: Google.com 2018

Arsitektur Vernakular Pengertian Perkembangan desain arsitektur yang ada saat ini sangatlah mengikuti perkembangan zaman. Desain arsitektur modern seolah memaksa pengembang dan perancang arsitektur untuk mengikuti rancangan modern yang lebih hemat daya dan mempunyai prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Semakin terbatasnya sumber daya alam yang ada seolah mengharuskan siapa saja agar bisa lebih bijak lagi dalam melakukan konstruksi bangunan dan properti. Sebuah daerah yang masih menetapkan desain arsitektur vernakular umumnya akan mempunyai ciri-ciri bangunan yang hampir sama pada suatu daerah dengan konsep desain yang menyerupai karena bangunan tersebut dibuat memakai bahan-bahan yang serupa. Desain arsitektur ini juga mewakilkan dari desain arsitektur tradisional yang ada pada sebuah daerah dan memiliki desain tradisional yang diberikan secara turun temurun yang bisa dianggap sebagai salah satu bentuk warisan dari sebuah budaya yang ada.

bisa membangun sebuah bangunan.

Ciri Khas Setiap model arsitektur mempunyai ciri khasnya masing-masing dan membuatnya menjadi sangat unik dan berbeda dari masa ke masa. Arsitektur vernakular juga mempunyai ciri khasnya sendiri dan sebagai berikut :

I Design Brief I

- Arsitektur model ini membangun sebuah bangunan dengan menggunakan bahan-bahan tradisional yang ada di sekitarnya dan sama sekali tidak mengandalkan bahan bangunan yang berada di luar daerahnya. - Dalam proses pembangunannya memanfaatkan teknologi tradisional yang ada dan tidak menggunakan mesin-mesin berat untuk membangunnya. Selain itu juga tenaga yang digunakan mayoritas adalah penduduk lokal dan tidak mengandalkan orang yang berpengalaman di bidang arsitektur. - Bangunannya juga dibuat berdasarkan iklim lokal yang ada. Sebagai contoh, apabila berada pada iklim dingin maka rumah akan dibuat dengan mengandalkan insulasi alami seperti jerami dan kayu agar rumah bisa menjadi hangat dan nyaman untuk ditinggali. Seperti yang dilansir dari Arch Daily, sebuah bangunan yang dibuat mengikuti desain arsitektur vernakular akan dibuat dengan esiensi yang tinggi dan bisa mengurangi jumlah biaya yang dibutuhkan agar penghuninya bisa tinggal dengan nyaman. - Bangunan yang dibangun juga umumnya mempunyai nilai-nilai tradisional yang kuat dan merangkul budaya lokal yang sangat kuat. - Membangun rumah dengan mengikuti arsitektur vernakular sangatlah hemat biaya karena memanfaatkan bahanbahan alami dan tidak membutuhkan bahan lainnya. Selain itu juga karena tidak membutuhkan peralatan berat jadi Anda tidak membutuhkan biaya untuk menyewa peralatan agar bisa membangun sebuah bangunan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Dalam sejarahnya, desain arsitektur vernakular pertama kali digunakan ketika manusia membutuhkan sebuah tempat untuk beristirahat dan berlindung hingga akhirnya membangun sebuah rumah sederhana yang terbuat dari berbagai sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Seiring dengan perkembangannya, desain bangunan tradisional tersebut akan menjadi sebuah acuan bagi suatu daerah dalam membangun sebuah bangunan dan menjadikan daerah sekitarnya memiliki desain yang senada.eralatan berat jadi Anda tidak membutuhkan biaya untuk menyewa peralatan agar

19


Perbedaan Arsitektur Vernakular dengan Arsitektur Tradisional Dalam setiap tahun dan generasi berbeda tentunya mempunyai gaya dan perbedaan arsitekturalnya masing-masing. Meskipun serupa, ternyata arsitektur vernakular dan tradisional mempunyai perbedaannya masing-masing. Anda bisa mengetahui apa saja yang menjadi perbedaan antara arsitektur vernakular dengan tradisional seperti yang ada di bawah ini: - Seperti yang dilansir dari DICRC, arsitektur tradisional memanfaatkan perkembangan teknologi yang sudah ada sejak dulu kala dan mengadopsinya agar pembangunannya bisa menjadi lebih baik. Sedangkan arsitektur vernakular tidak menggunakan teknologi terbadu dan lebih memilih untuk memanfaatkan sistem teknologi pembangunan seadanya. - Arsitektur tradisional biasanya dibangun dengan menggunakan tenaga yang disiapkan secara khusus untuk membangunnya. Sedangkan bangunan arsitektur vernakular dibangun dengan menggunakan masyarakat lokal yang ada di sekitarnya dan tidak menggunakan seseorang yang mengerti tentang sistem arsitektur sama sekali. - Arsitektur vernakular mengadopsi bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tidak akan mengganggu eksositem yang ada. Sedangkan arsitektur tradisional memang menggunakan bahan yang alami akan tetapi dalam pembangunannya tidak ada perhitungan terhadap keramahan lingkungannya. - Bangunan arsitektur tradisional biasanya mengadopsi desain yang sudah diwariskan secara turun temurun dan akan mengalami perubahan mengikuti zaman, sedangkan arsitektur vernakular mempunyai sebuah konsep desain yang alami dan tidak akan mengalami perubahan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

20


Permakultur Pengertian Kata ‘permaculture‘ berasal dari singkatan ‘permanent agriculture‘ dan ‘permanentculture‘ – artinya kehidupan di atas permukaan planet bumi dengan memastikan bahwa kehidupan tersebut lestari sampai bergenerasi-generasi, dalam keseimbangan dengan alam. Dalam ajaran Islam disebut sunnatullah, yaitu tatanan Allah yang langgeng dan terus menerus (permanence). Kata ‘permanence’ tidak diartikan bahwa segala sesuatunya senantiasa sama. Yang dimaksud adalah mengenai stabilitas, mengenai pendalaman tanah subur dan air bersih, keswadayaan masyarakat di kawasan yang berdikari, pertanian berkeanekaragaman hayati dan juga keadilan sosial, dan keberlimpahan. Permakultur membuat kombinasi tiga aspek: 1. Kerangka kerja etis atau adab 2. Pemahaman bagaimana alam bekerja 3. Sebuah pendekatan desain. Kombinasi unik ketiga aspek ini kemudian digunakan untuk mendukung pembentukan sebuah tatanan kehidupan, berupa pemukiman/kawasan atau desa, yang lestari, berkelanjutan, pertanian produktif, sehat dan bebas polusi. Di banyak tempat, yang telah mencoba menerapkan pendekatan ini, telah mencoba mengadaptasikan permakultur di dalam lingkungan pemukiman mereka. Sedangkan yang lain masih dalam proses mengembangkan. Keduanya, baik yang sudah berjalan atau masih berproses, memiliki tantangan dan peluangnya masing-masing. Satu yang pasti. Permakultur merupakan subyek pembahasan yang memikat, dengan berbagai aspek, dan terus menerus berkembang.

Tantangan Global Hari Ini (Krisis Adab)

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

- Pemanasan global dan Perubahan iklim - Menipisnya dan habisnya energi (bahan bakar fosil) - Polusi, privatisasi dan kelangkaan air - Habisnya sumberdaya mineral (fosfor, tanah subur, dll) - Berkurangnya keanekaragaman hayati - Penggundulan hutan - Penggurunan - Rusaknya beberapa habitat (misalnya lahan basah) - Kemiskinan, hutang, ketidakadilan - Konik dengan kekerasan dan peperangan - Konsumerisme, konsumsi berlebihan atas sumber daya, obesitas dan masalah kesehatan - Rekayasa genetika - Naiknya permukaan air laut - Pengasaman air - Menipisnya cadangan ikan di lautan

I Design Brief I

21


Etika atau Adab Dapat diringkas sebagai “peduli bumi, peduli sesama, berbagi adil“, adab permakultur memberikan muatan bagi karya-karya manusia, menghubungkan karya-karya tersebut dengan manusiamanusia lain yang juga berupaya membangun tatanan yang lebih adil, lebih sehat dan lebih harmonis.

Etika Desain.

Peduli Manusia.

Adalah penataan bagi sesama manusia dalam mengakses sumberdaya yang dibutuhkan bagi kehidupan mereka. Permakultur bukanlah tatanan kehidupan yang merancang manusia untuk tertindas, atau teraniaya demikian pula sebaliknya Permakultur merancang kesejahteraan baik individu ataupun masyarakat Sebagai individu, kita perlu menjaga diri dan sesama manusia sehingga sebagai komunitas (masyarakat), kita dapat mengembangkan gaya hidup yang harmonis dan selaras dengan semesta alam.

Berbagi Adil.

Menentukan batas konsumsi dan berbagi adil Dengan mengatur kebutuhan kita, kita dapat mengatur sumberdaya secara bijak. Artinya kita mengambil yang cukup dan membatasi diri untuk tidak serakah Menentukan konsumsi tidaklah membatasi gerak manusia Dan surplus ataupun keberlimpahan disikapi sebagai sarana bukan untuk menumpuk kekayaan, tetapi sebagai peluang berbagi dengan sesama makhluk bumi, baik sesama manusia maupun sesama makhluk hidup yang lainnya

Permakultur membangun mekanisme berbagi sumberdaya antara sesama manusia, binatang dan tanaman, dengan tidak melalaikan generasi mereka yang akan datang yang memerlukan pangan, air dan perumahan sebagaimana kita hari ini. Kita hidup di bumi yang sama.

I Design Brief I

Ketiga etik tersebut menekankan pada: 1. Sumberdaya bumi terbatas. 2. Sumberdaya bumi mestilah dibagi kepada sesama makhluk lain.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Peduli Bumi.

menghargai bumi dengan keanekaragaman hayatinya sebagai satu kesatuan dalam kehidupan dan bahwa setiap makhluk ciptaan Tuhan di bumi memiliki nilai fungsi dan peranan masing-masing yang begitu berharga, baik yang telah diketahui ataupun yang belum diketahui Permakultur bekerjasama atau berkolaborasi dengan sistem dunia yang alami, bukan dengan melawan alam Permakultur menggunakan metode-metode yang tidak akan berdampak negatif sama sekali terhadap bumi dan seluruh makhluk hidup di dalamnya.

22


12 Prinsip Desain by David Holmgren.

Observasi & Interaksi.

Menagkap & Menyimpan Energi.

Dari Pola ke Rinci.

Menyatukan daripada Memisahkan.

Regulasi diri & Menerima masukan.

Memanfaatkan & hargai keberagaman.

Memanfaatkan Sumber daya & pelayanan yang terbarukan.

Manfaatkan tepian & hargai yang terpinggi.

Tidak ada Limbah.

Menanggapi perubahan secara kreatif.

I Design Brief I

Solusi Yang kecil dan Perlahan.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Memperoleh hasil.

23


12 Prinsip Permakultur David Holmgren (salah satu pondasi Permakultur) dalam bukunya Permaculture: Principles and Pathways Beyond Sustainability membahas mendalam mengenai 12 prinsip permakultur yaitu: 1. Pengamatan dan Interaksi Pengamatan adalah pintu permakultur. Mengembangkan kemampuan pengamatan adalah esensial jika kita menginginkan sebuah desain permakultur yang benar-benar berfungsi dengan baik. Dengan mengamati pola alam dan sosial, kita dapat menggunakannya dalam karya desain – berkaitan dengan falsafah Fukuoka ‘bekerja dengan alam, bukan melawan alam’. Kita perlu tahu bagaimana alam ini bekerja jika ingin bekerja bersama alam. Seringkali kita bekerja dengan sistem yang kompleks – meskipun hanya sebuah kebun kecil tapi sebetulnya dapat sangat beragam dengan pelbagai interaksi – prinsip ini menyarankan agar kita melakukan pengamatan dengan seksama dan terus menerus, dan terus mengamati hasil intervensi kita. Dengan demikian kita dapat mengubah, berhenti, melanjutkan, tergantung pada hasil, tanpa harus mengakibatkan banyak masalah. Faktanya, “kegagalan”, merupakan sarana terbaik untuk belajar! Dan belajar merupakan titik kunci. Prinsip ini mengingatkan bahwa permakultur adalah mengenai belajar. Permakultur menggunakan cara belajar aktif yang bekerja dengan tahapan-tahapan: 1. Kita menentukan satu masalah, isu atau tantangan; 2. Kemudian menentukan pilihan aksi yang realistis; 3. Lakukan tindakan terbaik dalam beraksi; 4. Amati hasilnya; 5. Reeksikan apa yang sudah dilakukan sebagai pelajaran; 6.Kembali menentukan kembali masalah, tantangan atau isu, dan memulai kembali fase .............belajar.

2. Tangkap dan Simpan Energi Prinsip ini tentang bagaimana menangkap dan menyimpan energi, di dalam lingkungan, bangunan dan bahkan masyarakat. Bayangkan sebuah saldo deposito bank, bagaimana kita berinvestasi secara seksama agar modal berkembang, dan bukan bagaimana menikmati bunga deposito semata. Hanya saja energi alam seringkali merupakan investasi alam yang kita terima dengan rasa syukur.

MENYIMPAN ENERGI DI DALAM LANSKAP Sebagai desainer permakultur kita mengatur lanskap agar maksimal dalam menangkap energi. Terutama dengan cara banyak menanam dan memelihara area ‘biomassa‘ – semua jenis kehidupan

I Design Brief I

Energi yang luar biasa melimpah adalah dari matahari yang ditangkap oleh tanaman yang dengan cara cerdas mengubah foton menjadi karbohidrat kompleks. Cara luar biasa inilah yang ikut menjaga seluruh ekosistem bumi. Kita perlu membangun kembali sebuah ‘investasi alami’ dalam rangka membuat basis masyarakat berkelanjutan dan jangka panjang.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Dengan hanya mengamati saja, tidak akan ada sesuatupun yang terjadi. Dan hanya bertindak hanya menjadikan masalah semakin besar. Kita memerlukan keseimbangan antara pengamatan dan tindakan.

24


– terutama tanaman, biasanya pohon, kebun hutan, kolam, dll. Jika memungkinkan adalah mencari cara agar sistem tanaman juga berkontribusi pada pembentukan tanah dalam yang sehat. Tanah dalam, sebagai penyimpan energi, akan menjadi tempat hidup tanaman yang baik, mempertahankan air hujan, dan juga memiliki peran yang sangat besar bagi penyimpanan karbon. Dengan desain kita dapat merancang, merencanakan dan memutuskan bagaimana energi dapat ditangkap dan menyimpannya ke dalam kolam, penampungan air, dan reservoir yang juga dapat memberikan nilai lebih. Menangkap dan menyimpan energi dalam bangunan lingkungan kita Kita juga dapat mendesain bangunan yang menangkap energi. Teknik tenaga surya pasif dapat digunakan di genting atap untuk menyediakan pencahayaan di dalam rumah. Sebuah teknologi surya aktif seperti panel atau pemanas surya dapat menangkap energi matahari dan menyimpannya dalam air atau ke dalam batere. KITA JUGA DAPAT MENYIMPAN ENERGI DI DALAM RUMAH Sebagai contohnya adalah kita menyimpan sayuran dan buah-buahan, atau difermentasi, simpanan kayu bakar dan arang, berbagai benih tanaman dalam kotak penyimpanan untuk ditanam di musim berikutnya.

3. Mendapatkan Hasil Panen Prinsip ini merupakan keharusan. Pastikanlah setiap kali kita mendesain rumah, taman, kebun atau sekolah, mesti termasuk di dalamnya unsur-unsur yang memberikan hasil panen yang terukur. Panen dapat berupa pangan, serat atau bahan bakar, bahkan keindahan, ketenangan batin, bau sedap, dll. Tidak mungkin kita membangun lingkungan yang hanya menyediakan makanan saja, juga tidak mungkin selalu membeli pangan dari luar terus menerus, dengan melewati kebun yang hanya dirancang sebagai ornamen dan hiasan semata.

Permakultur menekankan penggunaan tanaman yang multifungsi – makanan atau energi, obat, serat, getah, – dan tidak hanya hal-hal yang itu-itu saja, juga fungsi keindahan, kesegaran mata, terapi aroma, kenyamanan dll yang merupakan panen yang bisa kita dapatkan dalam bentuk lain. Panen merupakan proses kreatif dan bukan “sekali proses panen”. Panen adalah pendekatan bagaimana rumah dan semua lanskap memberikan hasil maksimal, penuh keberkahan. Dan kita didorong semakin kreatif lagi dengan melakukan perbaikan, menambah spesies di celah yang ada, memperkaya sistem, menjadi semakin kompleks dan beragam, dan semakin melimpah panennya.

I Design Brief I

Dengan hasil panen, semakin hari ketergantungan kita semakin berkurang. Dan kita semakin bisa berbagi dengan yang lain dan semakin mungkin memberikan kembali kepada alam dengan lahan yang sedikit sekalipun.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Permakultur menekankan kemandirian dan ketidaktergantungan – kemampuan untuk menyediakan sendiri kebutuhan kita dari sumberdaya yang ada, apapun kondisi kita. Di sebuah lingkungan rumah susun yang padat, kita dapat menanam slada di dalam pot di jendela, dan tetangga bisa menanam tanaman lain agar dapat bertukar dengan slada kita. Kita tidak dapat bergantung hanya pada sistem pangan global, atau selalu berharap ada cadangan minyak bumi bagi kendaraan kita sehingga kita bisa pergi berbelanja.

25


4. Menerapkan Sistem Swatata dan Menerima Umpan Balik Prinsip ini berkaitan dengan aspek swatata dan swakelola alam, yang dalam permakultur akan membatasi tindakan yang dianggap tidak layak atau perilaku melanggar adab. Salah satu contoh adalah adab yang mengatur desainer dan praktisi untuk tidak mengkonsumsi kecuali yang dihasilkan kebun dan kebun sekitar (lokal). Sistem swarawat juga merupakan ‘penjaga kemurnian’ dalam permakultur. Hal ini dapat dilihat dengan dalam desain kebun hutan, di mana kerja diminimalkan dengan penanaman selimut bumi (ground cover) yang mengurangi gulma, memperbaiki nitrogen menggantikan pupuk dan tanaman perennial yang berkembangbiak mandiri (self-seeding plants) untuk mengurangi tanaman bulanan atau musiman yang berumur pendek. Ini merupakan kerja bertahap.

5. Menggunakan dan Menghargai Sumberdaya dan Layanan Terbarukan Desain permakultur bertujuan menggunakan sumberdaya terbarukan dengan cara terbaik, untuk menciptakan, mengelola dan merawat sistem panen, agar sistem menjadi stabil dan berumur panjang. Sebagai masyarakat kita mesti menghargai dengan tinggi ‘layanan ekosistem’ seperti pemurnian air. Saat ini kita telah merusak ekosistem alam yang bisa didapat kembali dengan ribuan tahun perbaikan. Oleh karena itu hargailah upaya perbaikan alam. Permakultur menggunakan proses alamiah dan perilaku binatang sebagai bagian dari desain. Contohnya traktor ayam digunakan sebagai cara mempercepat membuat tanah subur. Angin, matahari, gelombang laut merupakan kunci bagi sumberdaya terbarukan yang akan membantu kita mendesain keberlanjutan. Membentuk kembali hutan dan tanah merupakan dua tindakan sangat penting di abad ini.

6. Tanpa Sampah

Permakultur bertujuan membangun koneksi input dan output dari berbagai unsur-unsur sebagai bagian-bagian. Unsur-unsur dapat bertemu dan bekerja sama memberikan kebutuhan bagi satu sama lain. Sebagai contoh, jika kita mengumpulkan sisa makanan dapur, dan memasukkan ke kotak kompos, Kita dapat membuat kompos yang nanti digunakan di kebun untuk menanam sayuran yang dapat kita makan, dan hasil-hasil lain (tanah subur, aneka ragam tanaman, banyak cacing). Artinya sisa makanan bukanlah sampah. Bandingkan jika sisa makanan tadi dibuang di tempat penampungan sampah, akan memproduksi metana yang mempolusi udara, juga polusi bau, memerlukan energi untuk mengangkutnya ke tempat pembuangan, mengurangi kemungkinan mendapat sayuran segar dari kebun, atau harus membeli sayur dari tempat lain, dll.

Jadi istilah “rethink, refuse, reduce, reuse, repair, recycle” dapat ditambahkan dengan istilah “redesign” di sini pula, di mana pendekatan cradle-to-cradle digunakan permakultur secara baik.

I Design Brief I

Perawatan yang baik dan membeli alat berkualitas dan berusia panjang juga merupakan cara mengurangi sampah dan tingkat konsumsi.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Sampah merupakan output yang tidak digunakan. Apabila ada sebuah output tidak dimanfaatkan atau tidak dapat dimanfaatkan, atau berbahaya, sebaiknya kita tidak memproduksinya.

26


7. Desain dengan Pola sampai Detil Pola yang ditemukan di alam merupakan sumber inspirasi bagi permakultur. ‘Berpikir pola’ dapat digunakan dalam situasi yang beranekaragam, tidak seperti teknik khusus yang hanya dapat diterapkan hanya pada situasi tertentu saja. Permakultur bermaksud membantu kita memikirkan mengenai keseluruhan pola bagi semua metode dan beraneka desain. Kita melihatnya dari pola sebagai ‘gambaran besar’ terlebih dahulu. Berpikir gambaran besar, semuanya berkaitan dengan apa yang ingin kita capai, di mana etika ada di dalamnya. Zonasi merupakan contoh yang baik bagaimana metode desain digunakan untuk menerapkan pola di semua tempat dan memastikan bahwa semuanya didesain menjadi esien. Analisis sektor merupakan metode desain lain untuk melihat bagaimana energi (matahari, angin, kehidupan liar, dll) mengalir ke dalam lanskap. Kedua metode ini merupakan alat yang dapat membantu kita membentuk dan memulai desain, sebelum kita masuk ke dalam detail. Ketika mendesain sangatlah penting untuk memahami pola-pola lokal atau regional, di antaranya: · Tipe lanskap, terutama hidrologi · Geologi yang ada di dalamnya · Keanekaragaman hayati lokal dan habitat umum · Pola sosial dan budaya – tradisi, norma dan nilai-nilai

8. Menyatukan bukan Memisahkan Salah satu ilham terpenting dari ekologi adalah kesalingberkaitan dan hubungan penuh manfaat antara satu dengan yang lain. Sebuah ekosistem yang sehat adalah luasnya koneksi-koneksi dan hunungan antara unsur-unsur. Oleh karena itu, dalam permakultur kita menciptakan sistem yang saling kait mengait. Permakultur berusaha mengintegrasikan unsur-unsur sehingga kebutuhan satu unsur diberikan oleh unsur yang lain. Lebih jelaskan akan dijabarkan sebagai berikut:

SETIAP UNSUR MEMBERIKAN BANYAK FUNGSI Banyak sekali sistem industrial konvensional yang melihat unsur hanya sebelah mata, atau satu fungsi saja. Ayam misalnya hanya dipandang sebagai daging saja, atau telur saja, bahkan dipisahkan spesiesnya untuk hanya memberikan satu fungsi. Fungsi tunggal ini pada akhirnya akan ditopang oleh sumber daya keuangan dan input yang besar. Dalam sebuah sistem permakultur kita berusaha mendayagunakan semua atau berbagai fungsi dan hasil panen dari sebuah elemen. Misalnya ayam dapat membantu kendali hama, menyangkul, membasmi gulma, memberikan daging, bulu, telur, panas dari tubuhnya, untuk meningkatkan lebih banyak panen dan menciptakan sistem yang terintegrasi.

I Design Brief I

LOKASI BERHUBUNGAN Agar diperoleh koneksi yang baik antara bagian-bagian sistem yang berbeda, adalah penting untuk menempatkan unsur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berperan optimal. Sebagai contoh adalah tandon penampung air hujan biasanya diletakkan di bagian bawah talang air dari rumah, atau kandang ayam diletakkan di dekat bedengan sayuran yang sering dicangkul dan dikendalikan hamanya, atau bumbu-bumbuan yang ditanam dekat pintu dapur sehingga mudah dipetik kapan saja!

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

SETIAP FUNGSI PENTING DITOPANG OLEH BEBERAPA UNSUR YANG BEKERJA SAMA Gambarannya seperti menu makanan untuk rumah yang bisa disediakan oleh beberapa ragam tanaman, sayuran, bumbu, buah, daging, ikan, dll., yang menjadi kombinasi menu dan resep. Apabila satu bagian dari menu tidak ada, maka kesempurnaan hidangan tidak akan tercapai. Daya tahan sistem akan meningkat seiring dengan banyaknya unsur yang menopang fungsi, dan dengan demikian kemungkinan gagal atau rusak berkurang.

27


9. Gunakan Solusi Sederhana dan Lambat Hal ini mengingatkan kita bahwa sistem semestinya didesain untuk memberikan fungsi dengan skala terkecil yang praktis dan esien energi (daripada sistem yang besar). Dalam beberapa hal ini tergantung pada penilaian kemampuan kita sendiri. Permakultur menyarankan skala kecil dan lokal daripada skala besar dan global. Prinsip ini digambarkan sebagai konsep ‘skala manusia’ atau “Kecil itu Indah” dalam bahasa E.F. Schumacher. Solusi skala kecil dan aktivitas sederhana lebih mungkin diadaptasikan dengan keperluan lokal, lebih dapat menghargai alam dan dapat untuk melihat konsekuensi dari tindakan. Kita menemukan istilah-istilah senada seperti slow food, slow city dan slow down! Perubahan bertahap lebih dapat diamati, dipahami dan dimonitor. Konsep ini disebut “Golden Rules” oleh Bill Mollison. Aa Gym mengatakan, “Mulai dari kecil, mulai dari sekarang.” Dapat dikendalikan dan kemudian perlahan berkembang – atau dengan perkataan lain, jangan ambil terlalu banyak dan terlalu cepat, kita akan kelelahan.

10. Gunakan dan Hargai Keanekaragaman Keanekaragaman merupakan esensi indahnya kehidupan. Merawat dan meningkatkan keanekaragaman dari ekosistem yang ada juga merupakan kegiatan esensial karena beberapa alasan. Di manapun, dalam desain, kita selalu memasukkan kawasan ‘Zona 5’ yang tidak diapa-apakan, di mana alam bekerja dengan sendirinya. Di sinilah keanekaragaman acak akan berkembang.

Keanekaragaman tanaman juga menjadi kunci dari teknik yang dikenal sebagai ‘pengendalian hama terpadu’. Demikian pula keanekaragaman desainer atau manusia juga menjadi kunci bagi kreativitas dan sebuah getaran vibrasi, sebuah tatanan sosial yang sehat.

11. Gunakan Tepian dan Hargai Marginal

I Design Brief I

Tempat di mana dua ekosistem atau dua habitat bertemu biasanya lebih produktif dan kaya dengan spesies-spesies yang hadir sebagai habitat tersendiri atau habitat dari kedua sistem yang bertemu tersebut. Dalam ekologi disebut ‘nada alam’ atau ‘ecotone‘. Jika bit produktif dari hutan adalah tepian, maka didesain agar memiliki tepian yang lebih banyak. Kita dapat mendesain dengan tanaman-tanaman aliansi (alley cropping), sabuk naungan (shelterbelts) dan desain kolam. Marginal dapat berupa gagasan-gagasan, pandangan-pandangan, tanaman yang tidak lazim, binatang liar atau orang yang berbeda sehingga menjadi ‘masyarakat tepian’. Permakultur itu sendiri merupakan konsep marginal selama puluhan tahun…

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Desain permakultur mestilah mempertimbangkan berbagai varietas tanaman, binatang dan beragam pendekatan-pendekatan. Hal ini bukan karena ingin beragam saja, atau jadi semacam “asuransi” kalau tidak hidup yang ini, akan hidup yang lainnya. Bahkan di dalam semak-semak akan kita temukan keanekaragaman berbagai varietas. Polikultur (sistem pertanian dengan banyak jenis tanaman), sekarang terbukti lebih produktif secara keseluruhan dan lebih tahan terhadap cuaca, hama, dan macam-macam faktor dibandingkan monokultur (sistem pertanian dengan satu jenis tanaman).

28


12. Penggunaan Kreatif dan Tanggap akan Perubahan Kita tahu segala sesuatu berubah – lebih cepat daripada kita duga. Perubahan iklim, suplai minyak bumi, habisnya sumberdaya, pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi, pertumbuhan dan krisis ekonomi (economic booms and busts). Sebagian menjadi tantangan di luar kendali kita. Namun demikian, pertimbangan kita akan hal tersebut, dan bagaimana kita bereaksi, sebagai individu, kelompok, organisasi dan jaringan, itulah yang dapat kita kelola. Untaian dari prinsip ini adalah perencanaan dan proses mendesain yang memperhatikan perubahan. Sebagai contoh, perubahan musim tahunan, perubahan suhu malam dan siang, perubahan cuaca yang dapat diantisipasi, perubahan bentuk dan pertumbuhan tanaman, yang masuk di dalam desain, rencana pengelolaan dan rencana aksi. Bagaimana ekosistem berubah bersama waktu – dalam ekologi ini disebut ‘suksesi’ yang juga dapat diprediksi dan dirancang, meskipun tidak semuanya. Dengan memahami bagaimana ekosistem berubah bersama waktu, kita dapat mempercepat proses dan mengkreasikan produktivitas ekosistem lebih cepat daripada proses alamiah. Kebun hutan merupakan contoh; di mana semua lapisan hutan dimasukkan sebagai satu kesatuan dalam waktu, ketimbang menunggunya selama bertahun-tahun. Demikian pula terdapat banyak metode dalam perubahan sosial, pengembangan organisasi dan keterlibatan komunitas yang dapat kita berdayakan untuk membantu kelompok-kelompok bekerja bersama dan bekerjasama secara gotong royong (collectively) merencanakan perubahan. Bekerja bersama orang-orang merupakan kegiatan yang sama pentingnya, sebagaimana bekerja dengan tanaman (di mana semestinya lebih mudah!)

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

29


Permakultur menurut (David Holmgren, 2002) memiliki dua belas prinsip yang menjadi pedoman prinsip desain teknis milik David Holmgren, namun prinsip akan di pilah mana yang sesuai dan dapat diterapkan dalam perancangan arsitektur. Beberapa prinsip dari 12 prinsip Akan dipilih untuk dijadikan dasar proses perancangan SADA, dan kesimpulan prinsip terpilih sebagai berikut.

Menangkap & Menyimpan Energi. Penghematan Energi. Prinsip berhubungan dengan penghematan energi dan pemanfatan unsur alam lewat penggunaan material alam. Prinsip diaplikasikan di tampilan dan struktur. bisa di terapkan di landscape atau dalam bangunan.

Memperoleh hasil. Jumlah Hasil Panen. Prinsip berhubungan dengan fungsi utama rumah mahika, yaitu berkebun atau bertani, prinsip ini mendukung 3 entitas dan Visi dari Rumah mahika yang akan di desain dan saling berintrgasi keduanya.

Memanfaatkan Sumber daya & pelayanan yang terbarukan. Pengunaan dan Penghematan Sumberdaya, Layanan Terbarukan. Prinsip berkaitan dengan sumber daya untuk diolah, dikelola dan dirawat. Kaitan prinsip berhubungan dengan seluruh tamanan dan Budidaya lain non tanaman seperti hewan sebagai sumber daya dan pelayanan terbarukan yang dituju untuk mempengaruhi sistem integrasi bangunan atau desain kawasan / gubahan massayang akan didesain. agar Prinsip terintegrrasi dengan desain dan poin terpenuhi. Memanfaatkan & hargai keberagaman.

Dari Pola ke Rinci. Prinsip berhubungan dengan penggunaan zonasi permakultur yang diadopsi s e b a g a i zonasi tata massa kawasan yang terdiri dari bangunan, perkebunan, dan infrastruktur sesuai pola alam pendekatan permakultur. Prinsip diaplikasikan dalam analisa pola t a t a massa dan analisa zonasi.

I Design Brief I

Tidak ada Limbah. Prinsip berupa sistem untuk mengolah sisa limbah. Sisa diproses menjadi sumber energi atau sumber yang bisa digunakan lagi. Prinsip diaplikasikan pada sistem utilitas dan sistem pertenakan dan perkebunan yakni grey water, black water, Libah ternak, Limbah kebun. diolah agar dapat digunakan kembali untuk kebutuhan lain. Utilitas air hujan diolah u n t u k kebetuhan air sehari – hari, sedangkan limbah ternak bisa digunakan utnuk komposting, dan limbah kebun bisa untuk bio-Charcoal contohnya.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Gunakan danHargai Keanekaragaman Prinsip teraplikasikan dalam analisa lansekap dan analisa fungsi bangunan.Prinsip ditujukan untuk mencapai keselarasan dalam segala unsur yang terdapat didalam tapak, Seperti Iklim mikro, sosial, tapak, ekonomi.

30


Kajian Awal Tipologi Bumi Langit Institute

Bumi Langit berada di kawasan perbukitan diatas kota tua Imogiri, tepatnya di jalan Imogiri Mangunan KM 3, Desa Giriloyo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Jogyakarta. Daerah perbukitan ini merupakan awal dari barisan perbukitan Gunung Kidul, sebuah kawasan yang terkenal dengan musim kemarau yang panjang. Berada di ketinggian 350 meter dpl, Bumi Langit memiliki pemandangan alam terbuka yang amat indah. Dari sini kita dapat melihat dataran rendah Jogyakarta, kawasan pegunungan, perbukitan, serta laut Selatan. Bumi Langit juga dikelilingi oleh Hutan Universitas Gajah Mada, hutan rakyat milik desa dan tanahtanah tegalan yang amat produktif di musim hujan namun kering dan tidak produktif saat musim kemarau tiba. Sampai hari ini kami menempati kurang lebih 3 Ha tanah tegal yang terus kami tata secara terpadu.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

Gambar 1.11 Kawasan Bumi langit Sumber: Bumilangit.org

31


Di Pusat Informasi yang terdapat di Warung Bumi kita bisa mendapatkan informasi aktitas aktitas dalam lingkup Bumi langit dan juga bisa mendapatkan informasi tentang waktu (jadwal) kunjungan bila ingin berkeliling melihat fasilitas dan aktitas dalam lingkungan Bumi Langit Perjalanan akan kita mulai dari melihat rumah dan ruang dimana diskusidiskusi dan pelatihan diadakan, rumahrumah tua yang sudah direnovasi menjadi ruang ruang berkumpul dan diskusi yang nyaman dan asri Dari sana kita akan melihat juga contoh rumah tinggal yang hampir seluruhnya mengunakan bahanbahan yang terbarukan juga terintergrasi dengan sebuah hutan fungsional (Perma forest) yang sedang terbentuk dikelilingi kebunkebun sayur yang menggunakan sistem bertani tanpa/minimum pacul. Setelah melihat ruang ruang serta rumah rumah, anda akan melihat tempat yang sangat penting, yaitu pusat sistem kehidupan dimana di dalamnnya terdapat Bio Gas Digester sebuah sistem pengolahan limbah air, ternak cacing, ternak kelinci, dan juga kawasan pembibitan. Semuanya berada dalam satu kawasan. Disini anda dapat melihat langsung bagaimana sistem ini bekerja dan mempelajari saling keterkaitannya. Masih di sekitar lokasi ini, anda bisa melihat kolam ikan, kandang bebek dan angsa, juga sebuah kolam yang khusus dibangun untuk proses merendam dan fermentasi (pengawetan) bambu dan kayu. Melanjutkan perjalanan kita, kemudian anda akan sampai di sebuah punggung bukit terpisah yang sedang mulai ditata untuk menjadi sebuah kawasan mandiri, baik dari sumber air maupun kesuburannya. Karena kawasan ini baru dikelola, maka saat ini masih banyak digunakan untuk praktek belajar (proses pembuatan terasering, dll) yang dikerjakan oleh seluruh orang yang beraktitas di Bumi Langit. Setelah itu anda akan memasuki kawasan kandang sapi, kambing dan ayam, disini anda dapat melihat serta mempelajari sistem pembuatan kompos dari limbah kandang ternak dan dapur. Masih dalam satu kompleks yang sama, terdapat sistem Energy Hybrid tenaga surya beserta dengan sistem penyimpanannya (baterai), inverter, panel kontrol, dan ruang Diesel. Sumber air Bumi Langit berasal dari sumur bor dalam dengan kedalaman 160 meter, dan karena alasan tersebut kami masih harus menggunakan Diesel sebagai sumber pompa listrik. Dalam waktu kedepan kami berharap akan sepenuhnya mengunakan energi alternatif dan mesin diesel hanya digunakan sebagai sistem penunjang (backup).

I Design Brief I

Gambar 1.12 Fasilitas Bumi langit Sumber: Bumilangit.org

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Akhir dari perjalanan kita adalah Dapur, tempat yang menjadi sumber keberkahan dan kehidupan bagi kami semua. Ditempat ini, semua produk yang kami hasilkan mencapai nilai puncaknya. Bukan hanya sebagai barang yang enak dipandang atau enak rasanya, tetapi menjadi produk yang baik (Thoyib) dan berkah, karena semua pengolahan dimulai dengan niat yang baik disertai dengan ilmu dan proses yang baik pula.

32


Salah satu tujuan awal Bumi Langit adalah mewujudkan keseimbangan antara tubuh dan roh kehidupan. Dalam perilaku keseharian manusia hal ini sangat terkait erat dengan kemampuan kita dalam memanfaatan secara kreatif sumbersumber energi terbarukan (renewable energy) yang berada di alam sekitar kita. Bumi Langit secara sadar tidak mengunakan PLN sebagai sumber listrik dengan harapan kita semua dapat belajar dan merancang kehidupan kita dengan menggunakan listrik dari sumber yang terbarukan secara berkelanjutan. Sampai saat ini kami menggunakan sistem hybrid antara panel surya dan tenaga Diesel, kami berharap dalam waktu dekat bisa sepenuhnya mandiri dan lepas dari penggunaan bahan bakar fosil. Saat ini sistem energi yang sudah tertata di Bumi Langit adalah energi yang berasal dari kotoran padat hewan dan manusia yang diolah menjadi Bio Gas dalam sebuah tabung pengolahan (digester) berukuran 9 meter kubik. Dari tabung pengolahan (digester) ini kami mendapat sisa lumpur padat yang digunakan untuk pangan ternak cacing, sementara sisa buangan cair kami manfaatkan untuk membantu mengurai limbah cair rumah tangga. Pengolahan limbah cair dengan mengunakan bakteri dan mikroba adalah salah satu sistem yang kami terapkan di Bumi Langit, seluruh limbah cair dari dapur, kamar mandi, dan lainlainnya kami proses menjadi sumber air yang pada akhirnya bermanfaat bagi kolamkolam dan kebunkebun kami.

Kajian tipologi bangunan Bumilangit Institute yakni:

I Design Brief I

1. Menyediakan Fasilitas Utama Perkebunan Permakultur yang terbagi 2 yaitu Komersial dan Produksi. a. Komersial berupa, Warung Bumi Sebagai Pusat informasi, Rumah Tua yang berfungsi sebagai ..............ruang diskusi dan ruang kumpul, dan percontohan rumah tinggal yang dibangun dengan ..............bahan bahan terbarukan dan terintegrasi dengan Perma Forest dan yang terakhir dapur ..............budaya sebagai temapt produksi dan display dari hasil olahan perkebunan. b. Produksi berupa, Bio Gas Digester sebuah sistem pengolahan limbah air, ternak cacing, ternak ..............kelinci, dan juga kawasan pembibitan, kolam ikan, kandang bebek dan angsa, juga sebuah ..............kolam yang khusus dibangun untuk proses merendam dan fermentasi (pengawetan) bambu ..............dan kayu, kandang sapi, kambing dan ayam, disini anda dapat melihat serta mempelajari ..............sistem pembuatan kompos dari limbah kandang ternak dan dapur, terdapat ruang sistem ..............Energy Hybrid tenaga surya beserta dengan sistem penyimpanannya (baterai), inverter, panel ..............kontrol, dan ruang Diesel. 2. Fasilitasnya menunjang untuk kegiatan Agro-Wisata 3. Desain Fasilitas Utama yang Berarsitektur Tradisional

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Gambar 1.13 Fasilitas Bumi langit Sumber: Bumilangit.org

33


Agradaya Agradaya berkontribusi pada upaya mencipatakan alam dan lingkungan yang lestari dengan menerapkan prinsip pertanian dan perkebunan alami. Kami fokus pada pengembangan tanaman rempah natural, bekerjasama dengan petani rempah sala kecil di Yogyakarta dan Jawa Timur. Saat ini kami telah bekerja sama dengan lebih dari 300 petani untuk menghasilkan tanaman rempah biofarmaka seperti jahe, kunyit, dan temulawak, kemudian diolah menjadi bahan makanan, minuman dan bubuk ekstrak. yang menerapkan 6 konsep pembangunan yaitu, Berkontribusi pada upaya menciptakan alam dan lingkungan yang berkelanjutan, Setiap produk telah melalui proses yang ketat dan higienis mengacu standar operasional produksi, Budidaya dengan prinsip pertanian alami menghasilkan rempah yang natural dan berkualitas, Bermitra dengan lebih dari 300 keluarga petani rempah skala kecil di wilayah Yogyakarta dan Jawa Timur, Mendirikan Teknologi tepat guna terbarukan menggunakan energi matahari dan biomassa untuk proses pengeringan rempah, Melalui rangkaian uji dan standar, telah memiliki standar PIRT Dinas Kesehatan, Halal MUI dan dalam proses BPOM Obat Tradisional

Kajian tipologi bangunan Agradaya yakni: 1. Mendirikan atau merancang Teknologi Tempat Guna pada Perkebunan Agradaya, yang langsung di ....aplikasikan pada site yang di rancang. Seperti rumah surya dan Solar dome Dryer. 2. Terdapat rumah produksi yang di bagi menjadi 2 yaitu : Fasilitas untuk pengemasan bahan mentah ....menjadi produk yang siap untuk dipasarkan untuk jangka panjang dan dapur agradaya yang ....memproduksi bahan mentah menjadi bahan pangan. 3. Dapur Agradaya yang terintegrasi dengan Resaturant di agradaya untuk langsung di jual pada ....pengunjung.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

Gambar 1.14 Agradaya Detail Sumber: Agradaya.id

34


The Kul Kul Farm Kajian tipologi bangunan KulKulfarm yakni: 1. Menggunakan Material Lokal berupa Bambu dengan mengadakan Fasilitas Untuk Pengawetan material hingga siap pakai. 2. Adanya Fasilitas Ruang untuk melakukan kegiatan Workshop. 3. semua Fasilitas di integrasikan untuk keperluan agrowisata, yang di rancang sesuai jalur program pelatihan yang di adakan.

I Design Brief I

Gambar 1.15 The Kul Kul Farm Detail Sumber: kulkulfarmbali.com

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

The Kul Kul Farm berjarak 2 menit berjalan kaki dari Green School di Bali. Di sini, kami menghabiskan waktu kami untuk menciptakan, belajar, berbagi, menumbuhkan dan membangun kehidupan pertanian dan bisnis kami. Kami memulai pertanian dengan tujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan wisatawan lokal Bali dan yang berkunjung untuk menjalani kehidupan yang terhubung dengan dunia alam dan cara hidup tradisional. adapun perancangan yang di fokuskan pada membangun dengan bambu Sebagian besar bangunan kami dibangun oleh tukang kayu bambu dari bambu yang dipanen dan dirawat secara lokal. Kami memiliki 8 yurt bambu dan 4 kamar bambu sebagai akomodasi untuk siswa dan tamu, di kul kul farm juga terdapat perkebunan dengan fasilitas utama berupa rumah semia, komposting, dan ruang diskusi dan workshop yang lengkap dengan dapur budaya, alokasi tempat ini selain untuk bertani juga di alokasikan untuk agrowisata mancanegara.

35


Anoa Farm Adalah sebuah komunitas para praktisi pertanian alami berbasis agroekologi, permakultur, dan organic farming di Indonesia khususnya di Propinsi Sulawesi Selatan. The Food Forest Garden Projects atau Proyek pengembangan taman hutan pangan kami lakukan karena merasa tersentuh oleh keadaan alam yang semakin menyedihkan, dan kondisi masyarakat yang terkait dengan lanskap tersebut. Sebagai sebuah komunitas, kami berupaya untuk memerangi isu-isu seperti isolasi sosial, runtuhnya sistem ketahanan tubuh manusia, pengikisan/pengrusakan habitat alam, aksesibilitas makanan alami yang bersumber secara lokal dan untuk membantu menyembuhkan lahan pertanian, perkebunan, peternakan, perhutanan dan industri pengolahannya secara intensif. Dengan pengelolaan yang mengedepankan prinsip alami dari proses alam yang terus berkelanjutan dan telah memiliki berbagai keajaiban serta manfaat dari siklus ekosistemnya masing-masing bagi manusia, alam semesta dan seluruh makhluk hidup di dalamnya.

Proyek ini terdiri dari tiga zona utama yaitu dari hulu, tengah dan hilir, dimana hulunya adalah sumber pangan dan bahan baku yang baik bagi manusia, alam dan makhluk hidup lainnya. Zona tengahnya adalah industri rumah tangga tanpa limbah (zero waste) dan zona hilirnya adalah edukasi dan pasar. Dimana ketiga zona ini akan menjadi sebuah eskosistem kehidupan yang akan terus berputar dalam sirkulasi yang tertutup, berkesinambungan dan seimbang. Food Forest Hutan pangan yang akan dikelola secara alami berbasis nilai etika/adab dari permakultur untuk menghasilkan sumber pangan dan bahan baku yang baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan. HIGHLIGHTS Bioregion, Regenerative Agriculture, Ecovillage, Produsen bahan pangan alami, Produsen bahan baku dan komoditi alami

Education & Market Aktitas pendidikan dan pengembangan pasar untuk memastikan regenerasi dan perputaran ekosistem tetap berjalan dengan seimbang (adil), lestari dan berkecukupan. HIGHLIGHTS Ekowisata/Agrotourism, Permasantren/Sekolah Alam, Pasar ofine dan online (Panen Mart), Eskpor Komoditas

I Design Brief I

Gambar 1.16 Program Anoafarm Sumber: Anoafarm.id

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Home Industry Industri rumah tangga merupakan rutinitas komunitas dalam menjalani fungsi dan peranannya untuk membangun sirkulasi sosial ekonomi yang seimbang dan terus berputar (circular economy). HIGHLIGHTS Lumbung bibit/benih alami, pupuk dan pakan alami, Lumbung produk pangan alami dan ternak alami serta komoditas alami, Industri pengolahan produk turunan, Industri kerajinan dan anyaman.

36


Dalam taman hutan pangan berbasis permakultur, kami membagi desain lanskap menjadi beberapa zona dari tingkat perhatian yang dibutuhkan dari setiap area yang disesuaikan faktor ekologis, situasi dan kondisi dari area/lahan yang akan dikembangkan menjadi area agrikultur regeneratif. 1. Zona 0 Rumah (area tempat tinggal), workshop (home industry), produksi dalam ruangan (kecambah/fermentasi) dan pengolahan makanan, limbah, energi, dll. Di zona ini adalah wilayah aktitas manusia dan komunitas selaku pengelola dan tim manajemen dari taman hutan pangan. Zona 1 Area di luar zona 0 yang membutuhkan pengamatan, perawatan, dan panen teratur. Seperti berbagai tanaman sayuran jangka pendek (selada, sawi, kangkung, bayam, tomat, terong, brokoli, kembang kol, lettuce, daun bawang, pare, labusiam, oregano, jalapeno, dll), hewan ternak ayam/itik/bebek, toilet kompos, kompos cacing, dll. Zona 2 Area yang dikelola kurang intensif tetapi tetap membutuhkan perhatian harian misalnya. Area produksi kompos, penangkaran lebah madu, kelinci, cacing, berbagai jenis tanaman bunga dan tanaman kebun lainnya seperti ubi jalar, singkong, wortel, kentang, kacang-kacangan, strawberi, murbei, cabe, tanaman herbal seperti serai, seledri, jahe, kunyit, lengkuas, kelor, okra, dll. Zona 3 Area tanaman budidaya utama (tanaman musiman) dan ekosistem kolam (ikan, katak, siput, tanaman paku air). Memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang cukup minimal. Seperti sorgum, jagung, beras, labu, apel, lemon, jeruk, merica (lada), bawang merah, bawang putih, kopi, cokelat, pepaya, pisang, buah naga, pala, dll. Zona 4 Area semi-liar. Zona ini terutama digunakan untuk area ternak swasembada (sapi, kambing, kuda, anoa, dll), tanaman pakan ternak (rumput gajah,dll), pohon buah-buahan seperti mangga, nangka, rambutan, alpukat, pohon kacang-kacangan, dan pohon kayu untuk konstruksi atau kayu bakar dan keperluan lainnya seperti jati, ahoni, jabon merah, leda (eucalyptus) suren, bayam jawa, kapuk/randu, pohon salam, dll.

I Design Brief I

Gambar 1.17 Zoning Permakultur Sumber: Anoafarm.id

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Zona 5 Area liar dan alami, area yang jarang dikunjungi terkait dengan koridor satwa liar. Sebuah area hutan lindung. Tidak ada campur tangan manusia di zona 5 terlepas dari pengamatan ekosistem dan siklus alam. Melalui zona ini kita dapat membangun cagar alam bakteri, jamur dan serangga serta berbagai habitat lainnya yang dapat membantu atau menjadi ekosistem pendukung bagi kelestarian zona-zona di atasnya.

37


Existing Condition

SitePlan

Layout Design

Gambar 1.18 Plan Anoafarm Sumber: Anoafarm.id Kajian tipologi bangunan AnoaFarm yakni: 1. Zonasi Area lebih jelas dan akan mempermudah peletakan tata masa pada rancangan fasilitas utama perkebunan, di rancang dengan menggunakan prinsip desain permakultur dari zona 0 sampai zona 5 2. Fasilitas Utama Perkebunan yang lebih variatif dengan pembagian fungsi yang lebih jelas, seperti pembagian pada Home indusrty atau market dan Edukasi

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

38


Peta Permasalahan.

Isu Rumah Mahika

Perkebunan Permakultur

Konteks Isu

Analisa

Lahan Terbengkalai

Kebun Mahika Studio Mahika Warung Mahika

Penerapan Arsitektur Vernakular Tropis pada rancangan Studio Mahika

Konteks Lokasi

Pengenbangan Pertanian Indonesia

Racangan Arsitektur Studio Mahika yang berintegrasi dengan rumah mahika yang berkonsep permakultur

Perancangan Studio Mahika dengan pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis yang dapat membentuk Fasilitas Utama perkebunan yang terintegrasi dengan Rumah Mahika yang berkonsep perkebunan permakultur.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Hipotesa

Arsitektur Vernakular Tropis

Pertanian

I Design Brief I

39


Gambaran Awal Metode Perancangan

Menurut Bryan Lawson (2006), kurang lebih desain adalah suatu proses saat permasalahan dan solusi muncul bersama-sama. sering terjadi permasalahan atau bahkan bukan sepenuhnya dipahami tanpa beberapa solusi yang bisa diterima untuk menjelaskan hal itu. peta proses desain menunjukkan rekonsiliasi antara masalah dan solusi dengan setiap bagian dilihat sebagai cerminan dari skema atau jalur. Kegiatan analisis, sintesis dan evaluasi tentu terlibat dalam rekonsiliasi ini tapi peta tidak memperlihatkan permulaan dan akhir apapun atau jalur aliran dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Gambar 1.18 Skema Metode Perancangan Sumber: Brayan Lawson, 2006

I Design Brief I

40


Metode perancangan adalah salah satu cara atau langkah langkah yang dikerjakan dalam sebuah proses perancangan, metode ini dignakan untuk mempermudah perancang dalam pengembangan ide rancangannya. Pada Peracangan Studio Mahika (Fasilitas Utama), perancang membuat gambaran awal metode perancangan. Tahapan pada metode ini diawali dengan pengumpulan data data terkait sampai pada proses nal perancangan. ini adalah skema metode yang akan diterapkan perancang, dilakukan dengan penyesuaian terhadap yang di rumuskan oleh Bryan Lawson.

Statement of Problem Mengidentikasi permasalahan makro, mikro dan potensi fungsi sik bangunan dan tapak, sebagai pertimbangan terhadap pengembangan sistem dan penentuan terhadap tema awal perancangan. Merumuskan masalah atau isu yang bersifat non-arsitektural maupun arsitektural dan menentukan tujuan serta sasaran dalam perancangan.

Collection of Data Mengidentikasi permasalahan yang ingin diselesaikan, dengan didukung melalui data primer dan sekunder, yaitu : Data primer, observasi yang dilakukan pada lokasi terkini, Data yang didapatkan yaitu kondisi Rumah Mahika (perkebunan permakultur) sebagai target rancangan, Kondisi eksisting berupa bangunan yang sudah ada atau keseluruhan Rumah Mahika, batasan site, rencana pola dan sistem pergerakkan aktitas (wawancara Klien). Data sekunder, pengumpulan data sekunder dengan studi literatur untuk mendapatkan referensi melalui jurnal maupun preseden yang akan digunakan sebagai acuan pada permasalahan yang ada. Data sekunder berupa pertimbangan terhadap kajian yang sejenis yang sudah menerapakan dan melaksanakan pengoperasial bangunan fasilitas utama Perkebunan permakultur maupun tidak yang menerapkan permakultur. Dan teori – teori mengenai pendekatan perancangan Arsitektur Vernakular Tropis.

Analisys of Data 1. Analisis Hasil Wawancara terhadap Klien atas Rumah Mahika (Perkebunan Permakultur) 2. Analisis Program dan kebutuhan Fasilitas Utama Perkebunan Permakultur 3. Analisis pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis. 3. Analisis Tapak 4. Analisis Data Iklim Wilayah 5. Analisis Kajian Teori dan Tipologi (Preseden)

Design Concepts Konsep desain adalah strategi yang dilakukan perancang dalam mendasari pemecahan terhadap permasalahan dan pertimbangan terhadap rekomendasi perancangan yang dituangkan secara deskripsi, sketsa ataupun digaram yang mampu untuk dipahami dan mendukung argumentasi deskripsi yang telah dijabarkan oleh peracang.

I Design Brief I

Design Development Tahapan proses perancangan yang menjawab analisis terhadap permasalahan, data dan program. Pengembangan juga menyesuaikan kepada konsep perancangan sebagai strategi dalam menentukan skematik desain.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Program Sebagai arah pemetaan permasalahan dan pengolahan terhadap data yang telah didapatkan dan identikasi masalah, serta pertimbangan terhadap penentuan desain konsep yang dilakukan pada skema metode selanjutnya.

41


Design Evaluation Desain awal kemudian dievaluasi untuk mengetahui apakah kualitas rancangan sudah baik dan apakah bisa menjawab permasalahan khusus yang dirumuskan. Proses evaluasi desain dengan beberapa cara simulasi 2D, 3D dan BIM “Bagaimana merancang Arsitektur Vernakular Tropis pada Bangunan Studio Mahika (Fasilitas Utama) di Rumah Mahika (perkebunan permakultur mahika)” “Bagaimana merancang Studio Mahika agar bisa terintegrasi secara konsep permakultur dengan Rumah Mahika (Perkebunan Permakultur)” simulasi uji desain keberhasilan rancangan integrasi antara Studio Mahika dengan Rumah Mahika secara konsep permakultur dengan cara pengukuran sudah terpenuhi atau tidak nya studio mahika dengan 6 etika dari 12 etika prinsip desain permakultur yang di jelaskan pada kajian awal tema perancangan. Final Design Setelah dilakukan evaluasi desain, kemudian rancangan dikembangkan lebih lanjut dan terperinci. Proses ini merupakan tahap akhir perancangan, penyempurnaan terkait detail hingga seluruh aspek bangunan lebih ditampilkan.

Masalah Analisis

Solusi Evaluasi

Sintesis

Program 1. Pemetaan & Pengolahan data 2. Gambaran Strategi 3. Gagasan Awal

Koleksi Data Primer Skunder

Konsep Desain Rancangan Skematik sesuai dengan strategi

Data Analisis 1. Analisis Hasil Wawancara terhadap Klien atas Rumah Mahika (Perkebunan Permakultur) 2. Analisis Program dan kebutuhan Fasilitas Utama Perkebunan Permakultur 3. Analisis pendekatan Arsitektur Vernakular Tropis. 3. Analisis Tapak 4. Analisis Data Iklim Wilayah 5. Analisis Kajian Teori dan Tipologi (Preseden)

Evaluasi 1. Pendekatan Vernakular Arsitektur ....(2D gras Simulasi) 2. Integritas Permakultur ....(6 dari 12 Pirnsip desain .....Permakultur)

Desain Final Pengembangan Desain Akhir

I Design Brief I

Gambar 1.19 Peta Metode Awal Perancangan Sumber: Fikri, 2021

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Jenis Permasalahan Arsitektural Non-Arsitektural

42


Originalitas & Kebaruan 1.Nglinggo Resort and Ranch Aplikasi Permakultur pada Desain Arsitektural Pendekatan : Aplikasi Permakultur pada Desain ......................Arsitektural Oleh :Bondan R. Sendy/Universitas ......................slam Indonesia Publikasi : 2018 Konsep : Permakultur Persamaan : Konsep Permakultur Perbedaan : Objyek Desain

2.penerapan Prinsip Permakultur Dalam Strategi Perancangan Pusat Penelitian Ganja Di Aceh Pendekatan : Permakultur Oleh :Fitra Imanda, AgungKumoro . . . . . . . . . . . . . . . . Wa h y u W i b o w o , S u p a r n o / ......................Universitas Sebelas Maret Publikasi : 2019 Konsep : Permakultur Persamaan : Konsep Permakultur Perbedaan : Objyek Desain

I Design Brief I

Pendekatan : Ecovillage Oleh :Adhi Nursani Octavia /Universitas ......................islam Indonesia Publikasi : 2016 Konsep : Permakultur Persamaan : Konsep Permakultur Perbedaan : Pendekatan dan Objyek desain.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

3.ecovillage Untuk Petani Di Kota Machakos, Kenya: Pemukiman Mandiri Yang Berintegrasi Dengan Permakultur

43


4.Health Spa pada Kawasan Pantai Kendari: Penekanan pada Arsitektur Tropis dengan Nuansa Romantik Pendekatan : Arsitektur Tropis Oleh :Mustika Adriani /Universitas ......................islam Indonesia Publikasi : 2007 Konsep :Nuansa Romantik Persamaan : Pendekatan Perbedaan : Konsep

5.desain Terminal Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya Dengan Pendekatan Arsitektur Tropis Kontemporer Bumi Pasundan Pendekatan : Arsitektur Tropis Oleh :Rai Muhammad Segovia/ ......................Universitas Islam Indonesia Publikasi : 2018 Konsep : Arsitektur Tropis Kontemporer ......................Bumi Pasundan Persamaan : Arsitektur Tropis Perbedaan : Konsep

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

44


Gambaran

Awal Rancangan

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

45


Awal Rancangan Zonasi pada Site, menggunakan zonasi dari konsep zonasi permakultur, adapun rencana bangunan yang akan di desain pada zonasi sebagai berikut. Zona 0 1. Rumah Owner dengan sistem penampungan air bersih dari hujan lengkap dengan ltrasi dan utilitas buasangan air kotor dari rumah (Grey Water dan Black Water) akan di tampung di kolam setelah melewati ltrasi reedbed. 2. Rumah Kompos dengan utilitas penampungan air hujan dan penerapan Arsitektur Tropis berupa pemaksimalan tritisan untuk pemaksimalan jalur limpahan air hujan, dan maksimalkan Penggunaan pengghawaan dan Pencahayaan Alami. 3. Rumah Semai dengan utilitas penampungan air hujan dan penerapan Arsitektur Tropis berupa pemaksimalan tritisan untuk pemaksimalan jalur limpahan air hujan, dan maksimalkan Penggunaan pengghawaan dan Pencahayaan Alami. 4. Kandang Ayam dengan utilitas penampungan air hujan dan penerapan Arsitektur Tropis berupa pemaksimalan tritisan untuk pemaksimalan jalur limpahan air hujan, dan maksimalkan Penggunaan pengghawaan dan Pencahayaan Alami. 5. Warung Mahika (Display & Restaurant & Dapur) dengan utilitas penampungan air hujan dan penerapan Arsitektur Tropis berupa pemaksimalan tritisan untuk pemaksimalan jalur limpahan air hujan, dan maksimalkan Penggunaan pengghawaan dan Pencahayaan Alami, dengan pendekatan bentuk Vernakular daerah. Zona 2 1. Fasilitas Biodigester, Rumah Surya , Solar Home Drayer, dan Kandang Sapi. Zona 3 1. Rumah Komunitas, Rumah Produksi Pengolahan Hasil Kebun, dan Workshop Pengawetan Bambu

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

46


Hutan Bambu

Monkey Forest

Pemukiman

Area Rekreasi Alam Cam Hulu Cai

I Design Brief I

karena salah satu karakteristik bangunan vernakular dan Arsitektur Tropis adalah penggunaan material utama adalah material lokal. di lokasi site sebelah, masih owner yang sama memiliki hutan bambu, dandari pertimbangan itu desain akan di rancang menggunakan material bambu. yang di treathment sendiri. dari Struktur Utama seperti kolom balok, dinding pintu jendela, sampai atap dan material penutupnya akan menggunakan material yang melibatkan bambu dalam komponen utamannya.

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

Lokasi.

47


Time

Schedule

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

48


Refrensi Utama https://www.agradaya.id/ https://kulkulfarmbali.com/permaculturefarmtourbali/ https://anoafarm.id/ https://www.bumilangit.org/indonesian/farm/index.html https://dspace.uii.ac.id/ https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/07/06/oso0px368-jabar-akantajamkan-strategi-di-sektor-perkebunan https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5290519/dear-millenial-pemprov-jabar-akan-kasihlahan-bagi-yang-minat-bertani https://www.republika.co.id/berita/oh51ie284/potensi-pangan-indonesia-belum-dikelola-baik https://jurnal.ft.uns.ac.id/index.php/senthong/article/view/844 https://media.neliti.com/media/publications/61902-ID-agrowisata-hortikultura-di-minahasateng.pdf https://bogorkab.go.id/pages/letak-geogras https://darsitektur.tripod.com/art1.html http://arsitektur-indonesia.com/arsitektur/perancangan-arsitektur-daerah-tropis/

Muhammad Naufal Al Fikri/17512153

I Design Brief I

49


ism & Farm

Agro-Edu Tourism & Farm

Agro-Edu Tourism

H I K A M A H I K A D e s& Farm i g n Agro-Edu Tourism & Farm du Tourism

I BKr i eA f . M A H I K A ourism & Farm Agro-Edu Tourism & Farm

M A H Agro-Edu To

M A H I Agro-Edu Touris

K A sm & Farm

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

M A H I K Agro-Edu Tourism &

K A m & Farm

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

M A H I K Agro-Edu Tourism &

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

K A m & Farm

H I K A Tourism & Farm

I K A rism & Farm K A & Farm

M A H I K Agro-Edu Tourism & F

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

M A H Agro-Edu Tour

M A H I Agro-Edu Tourism

M A H I K Agro-Edu Tourism & Fa

M A H I K K A M A H I K A Agro-Edu Tourism & Fa & Farm Agro-Edu Tourism & Farm M A H H I K A M A H I K A Agro-Edu Tou Tourism & Farm Agro-Edu Tourism & Farm

A H I K A ro-Edu Tourism & Farm

H I K A Edu Tourism & Farm

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

M A H I K A Agro-Edu Tourism & Farm

H I Jurusan K Arsitektur A M A H I K A Universitas Islam Indonesia Agro-Edu Tourism & Farm TourismFakultas & Farm Teknik Sipil dan Perencanaan

M A Agro-E

M A H Agro-Edu T

M A H Agro-Edu Tour


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.