RINDU DAN KETERBATASAN Zine vol. 1
Ilustrasi seekor ikan dalam aquarium yang memandang ke laut, alam bebas. Di tempat seharusnya ia berada.
P
Kata Pengantar
andemi yang disebabkan oleh virus Covid-19 telah memaksa hampir seluruh warga dunia melakukan aktivitas di dalam rumah. Saat ini, kita diusahakan untuk tetap waras dengan adanya bantuan teknologi. Ayah bekerja, ibu berbelanja, anak bersekolah – semua dapat dilakukan secara mudah untuk melanjutkan hidup, tentunya dengan jaringan internet dan teknologi yang memadai. Tidak hanya melanjutkan kegiatan pokok melalui dukungan internet, manusia sebagai makhluk sosial pun mulai dibiasakan mengadakan pertemuan secara daring; seperti buka puasa bersama daring di bulan Ramadan yang lalu, lembaga dan institusi pendidikan merayakan wisuda melalui media daring, bahkan mengadakan pameran seni secara virtual. What News merupakan satu dari sekian banyak pameran seni virtual yang diadakan selama masa pandemi virus Covid-19. Pameran ini sendiri mengusung tema besar berupa rasa kangen yang dapat mencakup sebaran yang luas. Sederhananya, seperti kangen bercengkerama dengan orang-orang terdekat di luar rumah tanpa takut tertular atau menularkan virus, atau rasa kangen mengerjakan kegiatan sehari-hari tanpa dibatasi oleh layar digital yang membuat mata perih atau sakit punggung akibat terlalu lama duduk, hingga kangen untuk melakukan kerja sebagai seniman – dalam konteks ini berkarya lalu mengadakan pameran – sembari duduk santai berhadapan dengan para seniman lainnya membicarakan tentang konsep karya yang akan dibuat.
Tajuk What News pun dipilih sebagai sebuah bentuk pertanyaan, tidak hanya bagi para seniman namun untuk siapa saja jika merasa terpanggil dan ingin menjawab; ada berita baik apa tentang kreativitasmu di masa inkubasi ini? Tentunya jawaban yang diharapkan adalah kabar baik mengenai karya yang segar dan baru, pertanda bahwa kreativitas tidak lantas mati suri dalam keadaan yang tidak kooperatif sekalipun. Dalam What News, kami percaya bahwa selalu ada hal baru yang bisa dikembangkan meski hanya di rumah dan melewati sistem digital. Pame ran se ni virtual What News menghadirkan bagi para seniman muda untuk saling bertegur sapa dan bertukar kabar soal produktivitas mereka selama masa diam di rumah. Selain itu, diharapkan pula bahwa What News dapat menjadi pengingat baik bagi para kontributor maupun pengunjung pameran, bahwa kreativitas selalu mampu dikembangkan di manapun selama otak di raga seorang individu masih dapat bekerja sama dengan sistem tubuh lainnya agar membuat raga tersebut tetap hidup.
Meutia Swarna Maharani Banjarbaru, 27 Juni, 2020
Rindu dan Keterbatasan
R
indu bukanlah hal yang asing, ketidak asingannya bahkan menyamai ketidak asingan m a n u s i a k e p a d a b a h a s a . Rindu tidak sama dengan cinta, dendam, ambisi, atau perasaan lainnya, karena rindu bisa melanda siapa saja dan dalam keadaan apa saja. Apa saja j u g a b i s a m a r a n g s a n g a t a u p u n menciptakan rindu bahkan hal sepele pun. Namun rindu yang tercipta bukanlah hal yang sepele karena cara mengungkapkan rindu bisa menjadikannya istimewa. S a l a h s a t u c a r a i s t i m e w a m e n g u n g k a p k a n r i n d u a d a l a h menjadikannya sebuah karya, dalam hal i n i a d a l a h k a r y a s e n i . K a r y a s e n i merupakan pilihan terbaik seorang s e n i m a n u n t u k m e n g u n g k a p k a n perasaannya. Bahkan beberapa pendapat menyatakan bahwa seorang seniman m e m a n d a n g b a n y a k h a l m e l a l u i perasaannya. Melalui cara yang sama pula s e o r a n g s e n i m a n m e n y a m p a i k a n rindunya yang istimewa.
Rindu mampu memangkas ruang dan membunuh waktu, akan tetapi tidak semua rindu mampu diunkapkan, bahkan y a n g d i u n g k a p k a n b e l u m t e n t u tersampaikan. Hal ini yang terkadang membuat rindu menjadi tidak berharga dan sia-sia. Namun seorang seniman mempunyai cara istimewa yaitu dengan berkarya yang akan mengawetkan rasa rindunya. Meskipun tidak tersampaikan, setidaknya orang lain akan mengetahui bahwa karya tersebut merupakan bukti bahwa ia pernah memiliki rindu itu. Karya seni bukanlah pembatas seorang seniman dengan dunia luar, bahkan karya seni yang berbicara ketika seniman dibatasi oleh keadaan, karena seniman menyalurkan rasa pada karya dan karya yang menyampaikannya. Dalam zine yang pertama ini wujud rasa rindu yang diistimewakan akan hadir, melalui karya dengan rindu yang berbeda-beda. Desi Sofianti Jember, 24 juli 2020
Apandi Yusup “Terikat dan Berpagar” Mix Media on Canvas 68cm x 92cm 2020
Tidak perlu diragukan lagi kemampuan nya dalam membuat mural, pria yang kerap disapa Yusup ini berasal dari Tangerang selatan yang memutuskan berangkat ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan murni di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Deskripsi Karya
S
ituasi saat ini membuat saya tidak bisa bebas keluar rumah karena dikendalikan oleh k e a d a a n . S e p e r t i l a y a n g layang yang sedang terbang t e r i k a t b e n a n g , h a t i y a n g s e l a l u menyeret badan saya untuk melangkah keluar melewati pagar,saya membutuh kebebasan yang tanpa terikat dan berpagar. Saya Ingin merasakan sejuk hijaunya alam, mendengar nyanyian burung dan menikmati pemandangan serta pepohonan liar.
Taufiqur Rohman “Ada di Dalam Diri” Acrylic on Canvas 50cm x 60cm 2020
Dipanggil dengan nama Taufiq, kawan yang satu ini berasal dari Kediri, Jawa Timur. Ia dikenal dengan sosok pria yang memiliki sifat baik dan ramah terhadap orang-orang disekitarnya. Saat ini, Taufiq sedang menjalani pendidikan seni murni, dengan konsentrasi Seni Grafis di ISI Yogyakarta. Meski demikian, ia telah dikenal dengan kekuatan realisnya dalam melukis.
Deskripsi Karya
T
ahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi sebagian orang. P a n d e m i C o v i d - 1 9 t e l a h berpengaruh di berbagai aspek kehidupan. Banyak tatanan hidup dan kebiasaan sehari-hari yang berubah agar sesuai dengan keadaan. Tak sedikit orang yang merasakan dampak dari hal ini, baik secara fisik maupun mental. Seperti orang-orang yang merantau ke luar kota untuk m e n c a r i i l m u , a t a u m e n c a r i peruntungan untuk kehidupan yang lebih baik, harus rela tetap berada di perantauan. Hal ini tentu menjadi ujian yang tak mudah, terlebih jika datang masa yang biasanya digunakan untuk pulang ke kampung halaman dan bertemu keluarga, karena pandemi ini harus rela mengurungkan hal tersebut. Ada juga yang harus ikhlas menerima
takdir kehilangan orang tersayang karena dampak dari pandemi ini. Jelas hal tersebut juga bukan hal yang mudah untuk dilalui. Rasa rindu yang dirasa mungkin lebih dari rasa rindu manapun, k e t i k a k i t a h a r u s m e n e r i m a d a n melewati keadaan saat ini. Saat kita berada jauh dari orang yang kita sayangi, baik terpisah oleh jarak maupun terpisah karena tak lagi berada pada dimensi yang sama, menuntun kita untuk menjadi pribadi yang lebih kuat untuk menyikapi setiap perubahan. Kehadiran orang tersayang sejatinya bukan tentang bagaimana kita bisa berinteraksi secara fisik. Namun jika kita yakin dan percaya orang yang kita sayangi akan selalu hadir bersama kita di dalam lubuk hati kita, dan di sanalah kita harus mengingat, bahwa kita akan selalu dikelilingi oleh orang-orang yang kita sayangi.
Desi Sofi “Cerita Daun Gugur” Kolase 60cm x 37cm 2020
Wanita satu ini dikenal sebagai seorang yg rajin, berambisi dalam kuliah, serta totalitas dalam menyelesaikan tugas. Desi yg berasal dari Jember dijuluki “Ratu Nirmana” oleh teman teman sekelasnya.
Deskripsi Karya
K
arya saya ini terinspirasi dari kehidupan masyarakat di k a m p u n g h a l a m a n y a n g m e r i n d u k a n k e b e b a s a n menjalani aktifitas normal. Hal tersebut saya tuangkan kedalam karya kolase di mana terdapat seorang petani yang terombang -ambing di atas lautan yang penuh bahaya, Sedangkan ia hanya menggantungkan hidupnya dengan berpegang pada balon yang kapan pun bisa putus apabila dimakan monster.
Yesy Widyaningrum “Mabur” Mix Media on Canvas 21cm x 21cm 2020
Perempuan asal Yogyakarta ini memiliki selera dan gaya yang nyentrik. Dia biasa dipanggil dengan nama Yesy. Saat ini, ia menempuh pendidikan seni murni di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Deskripsi Karya
S
ebuah kebebasan itu sangat mahal untuk saat ini. Kebebasan menyusuri jalan, bersua dengan orang-orang, ataupun aktivitas yang sebelumnya aku sering lakukan. Lebih dari 3 bulan aku "dipaksa" mengurung diri dari hiruk pikuk dunia, k e t e r b a t a s a n k o n d i s i y a n g t e t a p menuntut produktivitas. Ada dampak positif dan negatif yang kuperoleh pada saat ini. Positifnya, aku dapat merasakan
suasana dan seluk beluk hal yang belum kuketahui, misalnya dalam berseni rupa, aku jadi dapat mengeksplorasi alat, bahan, maupun ide-ide lain yang sempat tertunda. Tapi kabar kurang baiknya, ruang gerak untuk mencari ide-ide b e r k u r a n g , m a u p u n p r o s e s pembelajaran dalam perkuliahan terhalang. Aku merindukan banyak hal dalam kehidupanku sebelum pandemi ini.
Nizar Mohamad “Pulang, Kembali” Tinta Cina pada Kertas 58cm x 42cm 2020
Salah satu mahasiswa seni murni Institut Seni Indonesia (ISI)Yogyakarta ini merupakan sosok pria yang dikenal aktif dan pandai berbicara, Pria ini akrab disapa Nizar ia berasal dari Surabaya.
Deskripsi Karya
K
a r y a i n i d i b u a t s e b a g a i interpretasi saya dari sebuah lagu karangan band Indonesia b e r n a m a “ L ' A l p h a l p h a . ” B e r c e r i t a t e n t a n g seberapapun perjalanan yang kita tuju demi menggapai keinginan diri kita, tujuan paling akhir adalah pulang. Pulang karena rindu. Karya ini dibuat juga untuk mengingatkan kita semua a g a r t i d a k m e l u p a k a n s e g a l a pencapaian yang telah kita lalui. Mengingatkan, terurama bagi perupa,
agar senantiasa mengenang kampung halaman, seberapapun jarak telah menjauhkan. Dalam lagunya yang berjudul sama, “pulang, kembali” terdapat salah satu lirik yang menarik perhatian perupa, yaitu “Dalam lelah aku teringat, Akan waktu yang kurindukan, Tempatku pulang dan ku labuhkan, Segala gundah yang kurasakan.” Dari lirik tersebut, lahirlah karya ini dengan harapan selalu menjadi pengingat bagi perupa dan orang yang menikmatinya.
Septi Nurdaisna “Quiet” Acrylic on Canvas 30cm x 30cm 2020
Dikenal dengan panggilan Isna, teman kita yang satu ini merupakan mahasiswa Seni Murni ISI Yogyakarta asal Bojonegoro, Jawa Timur. Isna ini memiliki tipe suara yang terdengar lucu, berbeda dengan tipe suara lain pada umumnya.
Deskripsi Karya
S
e b u a h k a r y a y a n g k a n mengetuk pintu kenang tuk kembali dikenang. Terlihat di sudut bukit tenggelam lah satu-persatu kenang bersama surya. Hanya ada langit biru memudar menjadi lembayung rindu. Dalam kotak f r a m e t e r t u a n g l a h s i l u e t s e p i . Memberikan isyarat pada tiap pasang mata yang melihatnya. Pria bertopi itu diam, namun coba rasakan dalamnya tatapan yang jatuh pada surya yang kan menghilang. Menghilang bersama
remang-remang malam. Ketika segala kata telah habis tertelan luka, maka t a t a p l a h d a n s a m p a i k a n m e s k i dalam..."Diam".
Pradipa Arya Setya “Terpendam” Clay 12cm x 7cm x 13cm 2020
Panggil saja Dipa. Kata teman-temannya, Ia sering dibilang mirip dengan Rich Brian, penyanyi internasional asal Indonesia itu. Dipa ini mahasiswa seni murni asal Malang. Ia sedang fokus dalam bidang perpatungan di ISI Yogyakarta.
Deskripsi Karya
R
angka manusia yang terlilit merupakan representasi dari anjuran pemerintah yaitu stay a t h o m e , d i m a n a k i t a dianjurkan untuk belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah. Hal itu menyebabkan banyak orang yang merasa bosan. Karena itulah mungkin hal yang paling dirindukan bagi sebagian orang ialah kebebasan, dimana kita bisa bebas pergi kemana saja dan kapan saja, m e l a k u k a n s e g a l a r e n c a n a k i t a sebagaimana mestinya. Tetapi untuk
sementara ini semua rasa rindu itu hanya bisa kita pendam dalam angan, semoga rasa ini segera tersampaikan.
Wardi Sukmahidayatullah “Penghubung” Charcoal Pencil on Canvas 90cm x 70cm 2020
Wardi Sukmahidaytullah ini datang dari Kalimantan Timur ke Yogyakarta untuk belajar seni murni di Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Ia kerap dipanggil dengan nama Wardi. Saksi dari teman-temannya, akhir-akhir ini Ia terlihat sering bersepeda saat berangkat ngampus.
Deskripsi Karya
K
arya ini saya buat guna mengisi k e g i a t a n b e r k e s e n i a n , sekaligus untuk mengutarakan rasa kengen saya terhadap dua sosok nenek yang ada didalam gambar. Nenek saya yang berpulang hampir bersamaan dengan seruan wabah covid19. Kini hanyalah doa yang dapat saya panjatkan sebagai penghubung dengan mereka.
Denny Saiful Anwar “Ingin Pulang” Tinta diatas Kertas A3 2020
Kerap disapa Denny, keahlian nya dalam membuat sketsa tidak perlu diragukan lagi. Pria asal Ponorogo yang lahir pada tanggal 20 Oktober 2000 ini tengah melanjutkan studinya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Selain keterampilan berseni rupa, Denny juga hobi bermain musik dan kini ia tergabung dalam sebuah band yaitu Saltys Spitoons.
Deskripsi Karya
K
ita mengenal 'rindu', kata yang tak pernah lepas dari setiap p e r b i n c a n g a n m e n g e n a i k e l u a r g a . E n t a h d e n g a n seseorang, atau suasana yang tercipta oleh kehangatan di dalamnya. Karya ini bercerita tentang kerinduan saya pada keluarga nun jauh disana. S e o r a n g p e r a n t a u p a s t i p a h a m , bagaimana rasanya dibatasi oleh jarak yang membentang. Suasana hari ini, tentu berbeda dengan hari-hari ketika kami bersama. Meskipun agaknya
sedikit terbiasa, namun rasa rindu akan selalu ada. Dan itulah sebabnya, seseorang tidak akan pernah melupakan kata Pulang.
Kebagusan yang disebabkan oleh warnawarna cantik dan garisgaris yang berkembangkembang (sierlijk) saja sebagaimana lagaknya raja jin bangsawan, belum tentu kebagusan yang benar. Sebab biasanya kebagusan yang demikian hanya hendak menutupi kekosongan batin saja. –S. Sudjojono –
Thanks to
Terima kasih sebesar-besarnya atas bantuannya kepada Lutse Lambert Daniel Morin, M.Sn., Satrio Hari Wicaksono, M.Sn., Devy Ika Nurjanah, S.Sn., M.Sn., AC Andre Tanama, M.Sn., Opung Farhan, Guruh Ramdani, Alodia Yap, Lor band, Danang Nasution, Saltys Spitoons, anggota Nawanata, dan para penulis yang terdiri dari; Meutia Swarna Maharani, Desi Sofianti, Awi Nasution, Tarisya Amalia, Anggieta Maharani, Maila A. Fainanita, dan M. Sifak Suliswanto, serta sponsor dan media partner yang membantu kelancaran pameran virtual ini.
Sponsored by :
Media Partner :
@chantfelicia