AKRAB LALU LENYAP
Zine Vol. 5
Ilustrasi sosok yang telah akrab dengan seseorang tiba-tiba lenyap entah hati yang pudar atau termakan waktu.
P
Kata Pengantar
andemi yang disebabkan oleh virus Covid-19 telah memaksa hampir seluruh warga dunia melakukan aktivitas di dalam rumah. Saat ini, kita diusahakan untuk tetap waras dengan adanya bantuan teknologi. Ayah bekerja, ibu berbelanja, anak bersekolah – semua dapat dilakukan secara mudah untuk melanjutkan hidup, tentunya dengan jaringan internet dan teknologi yang memadai. Tidak hanya melanjutkan kegiatan pokok melalui dukungan internet, manusia sebagai makhluk sosial pun mulai dibiasakan mengadakan pertemuan secara daring; seperti buka puasa bersama daring di bulan Ramadan yang lalu, lembaga dan institusi pendidikan merayakan wisuda melalui media daring, bahkan mengadakan pameran seni secara virtual. What News merupakan satu dari sekian banyak pameran seni virtual yang diadakan selama masa pandemi virus Covid-19. Pameran ini sendiri mengusung tema besar berupa rasa kangen yang dapat mencakup sebaran yang luas. Sederhananya, seperti kangen bercengkerama dengan orang-orang terdekat di luar rumah tanpa takut tertular atau menularkan virus, atau rasa kangen mengerjakan kegiatan sehari-hari tanpa dibatasi oleh layar digital yang membuat mata perih atau sakit punggung akibat terlalu lama duduk, hingga kangen untuk melakukan kerja sebagai seniman – dalam konteks ini berkarya lalu mengadakan pameran – sembari duduk santai berhadapan dengan para seniman lainnya membicarakan tentang konsep karya yang akan dibuat.
Tajuk What News pun dipilih sebagai sebuah bentuk pertanyaan, tidak hanya bagi para seniman namun untuk siapa saja jika merasa terpanggil dan ingin menjawab; ada berita baik apa tentang kreativitasmu di masa inkubasi ini? Tentunya jawaban yang diharapkan adalah kabar baik mengenai karya yang segar dan baru, pertanda bahwa kreativitas tidak lantas mati suri dalam keadaan yang tidak kooperatif sekalipun. Dalam What News, kami percaya bahwa selalu ada hal baru yang bisa dikembangkan meski hanya di rumah dan melewati sistem digital. Pame ran se ni virtual What News menghadirkan bagi para seniman muda untuk saling bertegur sapa dan bertukar kabar soal produktivitas mereka selama masa diam di rumah. Selain itu, diharapkan pula bahwa What News dapat menjadi pengingat baik bagi para kontributor maupun pengunjung pameran, bahwa kreativitas selalu mampu dikembangkan di manapun selama otak di raga seorang individu masih dapat bekerja sama dengan sistem tubuh lainnya agar membuat raga tersebut tetap hidup.
Meutia Swarna Maharani Banjarbaru, 27 Juni, 2020
Akrab Lalu Lenyap
[
Ananta] sebelum kita sampai pada babak akhir sandiwara ini, aku a k a n m e n g a w a l i n y a d e n g a n adegan pembuka yang manis; Jarak. Jarak: sesuatu yang bersiklus pada kata jauh atau dekat; tentang tak bertemu atau tepat di depan mata. Jarak nampaknya telah menjadi persoalan transendental yang berdampak pada psikis dan kesehatan mental manusia. Kita, manusia, sadar betul bahwa pada akhirnya perjumpaan dan perpisahan merupakan dua sisi yang tidak terpisahkan; bahwa bersama lalu berpisah selamanya tak akan luput dari sejarah hidup sampai kapan pun. Kita sangatlah kaya akan kesan kehidupan, pengakuan, kenangan dan hubungan satu sama lain. Namun, kita sering kali menempuh jalan berbelit-belit sebelum akhirnya saling terhubung secara langsung. Kita kerap lupa bahwa sekalipun tidak bertatap muka, atmosfir yang kita lihat dari belahan dunia mana pun akan tetap sama. Akrab lalu lenyap, barangkali menjadi ketakutan bagi para pendamba rindu berujung temu. Lupakan jarak, sadarilah bahwa ada tali-tali kosmis yang mengaitkan kita, satu sama lain; sadarilah bahwa pandangan kita tidak ke mana-mana. Saat kita memandang masa lalu, kenangan-kenangan kita hanya bergerak maju dan mundur sepanjang jalan hidup yang kita lalui, saat ini.
Kita sebenarnya adalah bagian tak terpisahkan dari tim alam semesta, yang selamanya akan memiliki keterkaitan akan masa lalu yang sama. Melalui kesadaran kosmik ini kita ciptakan sebuah ruang tak terbatas, semacam suatu dimensi tanpa jarak: Ananta Indera, dengan di mana pun eksistensimu berada, di situlah ada aku.
Maila A. Fainanita Krapyak, 23 Juli 2020
Primadi Priyo Laksono “Obat Rindu” Watercolor On Paper 29,7cm x 42cm 2020
Kemampuan mewarnai wayang kulit dan mendalami dunia perwayangan bukanlah hal yang mudah, namun Primadi Priyo atau yang akrab disapa yoyok ini memiliki skill yang mumpuni di bidang tersebut. Yoyok sendiri adalah pria asal Yogyakarta yang juga tengah menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
Deskripsi Karya
R
indu menurut saya adalah suatu rasa yang haus akan jumpa, lihat, dan dengar. Terobati lah rasa rindu itu bila kita dapat bersua dengan biang rindu. Tetapi apalah arti rindu bila yang kita r i n d u k a n t e l a h b e r p u l a n g k e Rahmatullah. Dilukisan yang akan saya t a m p i l k a n i n i , m e n g g a m b a r k a n bagaimana kerinduan saya pada sosok idola yang belum pernah saya jumpai. beliau adalah Ki Hadi Sugito, dhalang kondang pada era 80 hingga 90 an. Kepiawaiannya dalam mengolah vokal d a n m e n y a b e t k a n w a y a n g d a p a t memukau seluruh penonton. .Selain piawai dalam menyabetkan wayang beliau juga pandai menyisipkan humorhumor segar dan selalunya dapat mengocok perut para penonton.
Beberapa adegan yang membekas adalah ketika Resi Drona dihajar Patih Sencaki, Togog dan mBilung yang selalu menghibur rajanya. Bagong yang digigit macan saat tidur. dan banyak lagi banyolan-banyolan ala Ki Hadi Sugito . Beruntunglah para manusia yang dapat menyaksikan Solah dan pembawaannya langsung saat membabar wayang kulit semalam suntuk. Beliau telah meninggal pada tahun 2008 yang notabene saya masih di kelas 2 SD. Saat ini saya hanya bisa melihat dari media sosial YouTube dan mendengarkan rekaman beliau lewat r a d i o . S e m o g a l u k i s a n i n i d a p a t mengobati rasa rindu saya pada beliau .
Elsse Melanti “Incoming Call” Pencil On Watercolor Paper 21cm x 29cm 2020
Wanita yang lahir pada bulan juli ini berasal dari padang, ia dikenal merupakan sosok yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan Nawanata 2019, wanita satu ini akrab disapa dengan nama Elsse.
Deskripsi Karya
K
arya yang berjudul incoming call ini merupakan karya yang s a y a b u a t b e r d a s a r k a n p e n g a l a m a n s a y a s e l a m a berada di Yogyakarta. Kebiasaan di rantau tidak seperti di rumah. Orang tua juga tidak bisa memantau anaknya secara langsung. Bagaimana kebiasaan saya begadang, mereka juga tidak mengetahuinya. Ibu sering menelpon dini hari ketika saya baru terlelap. Karena serinnya telepon saya berdering di pagi hari, hal tersebut seakan-akan m e n j a d i p e n g g a n t i a l a r m y a n g membangunkan saya. Ketika mereka menelpon, seringkali tidak saya jawab. Jangankan untuk melihat handphone, membuka mata saja terasa sangat berat.
Terkadang saya berhasil menjawab panggilan telepon ibu, namun saya hanya bisa menjawab "iya" atau "tidak" untuk setiap pertanyaan ibu, lalu tertidur lagi. Saat saya benar-benar terbangun dari tidur, sama sekali tidak ada ingatan tentang apa yang ibu tanyakan atau ceritakan. Untuk itu di malam hari saya akan menelepon kembali, sekedar bertukar cerita tentang hari itu. Kami melakukannya untuk melepas rindu, tapi nyatanya suara ataupun tampilan wajah di l a y a r h a n d p h o n e t i d a k d a p a t menggantikan rasa bahagia ketika bertemu langsung.
Ridseight “Ngangkring” Mix Media on Paper 29cm x 42cm 2020
Ridhseight atau sering juga disapa Ridho, pria asal Yogyakarta yang memiliki ketertarikan pada street art ini sedang menempuh pendidikan seni murni di Institut Seni Indoneisa (ISI) Yogyakarta.
Deskripsi Karya
K
D u d u k - d u d u k s a m b i l b e r c e n g k r a m a a l i a s N o n g k r o n g , m e r u p a k a n kebiasaan yang tidak bisa lepas dari angkatan 19. Markas andalan kami adalah angkringan belakang kampus yang biasa disebut “Ngawi”. “Yo Ngawi yo,” begitulah alarm tiap jam makan siang tiba. Bisa dilihat dari seberang jalan, bagaimana sesak dan penuh angkringan oleh Nawanata.
Wahyu Ardhana “Tugu” Watercolor on Paper 30cm x 20cm 2020
Pria asal magelang yg tengah menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini akrab disapa Ardhan. Memiliki hobi melukis dengan gaya realis dan berburu kuliner, terlihat dari karya-karyanya yang selalu menampilkan makanan sebagai objek yg menggiurkan.
Deskripsi Karya
K
arya ini merupakan bentuk k e r i n d u a n s a y a t e r h a d a p suasana Kota Yogyakarta. Tugu Yogyakarta sudah cukup untuk mewakili kota dan seisinya. Tugu dimanipulasi menjadi makanan yang menggugah selera, d i m a n a s i m b o l i n i c u k u p menggambarkan betapa kuat daya tarik sebuah monumen menggugah perantau kotanya supaya kembali, atau sekedar mengunjunginya lagi.
Saos tidak hilang perannya sebagai penambah nafsu makan, seperti halnya Yogyakarta tanpa tugu jogja tidak m e n g h i l a n g k a n k e r i n d u a n p a r a w i s a t a w a n . B u r g e r s e b a g a i i k o n perbedaan yang bersatu namun tetap menjadi makanan dengan cita rasa yang lezat.
Muhammad Rizal Alfian “Kangen Raut Wajahmu” Acrylic on Canvas 60cm x 60cm 2020
Muhammad Rizal Alfian dikenal dengan nama panggilan Rizal di kalangan teman-temannya. Ia berasal dari Bantul, Yogyakarta dan menempuh pendidikan seni murni di kampus ISI Yogyakarta yang juga berlokasi di Bantul. Ia Dikenal dengan sosok yang baik dan sopan.
Deskripsi Karya
S
uasana yg membuat suntuk dan lupa untuk mengasah kemampuan membuat saya melukiskan beberapa orang y a n g s a y a r i n d u k a n , melukiskan raut wajah yg mengingatkan k e b a h a g i a n , k e k o n y o l a n u n t u k membangkitkan semangat dalam diri saya.
Muhammad Fahmi Azis “Katze” Acrylic on Canvas 60cm x 80cm 2020
Pria asli Magetan ini sering dipanggil Azis, namun tak jarang juga disapa dengan panggilan akrab Magetan Hits. Tidak hanya tertarik di bidang seni, Azis adalah pecinta kucing dan juga suka dengan hal yang berbau dengan alam. Ia menjalani pendidikan seni murni di ISI Yogyakarta.
Deskripsi Karya
K
atze yang memiliki arti Kucing dalam bahasa Jerman. Lukisan ini adalah wujud kecintaan s a y a p a d a h e w a n menggemaskan itu. Dalam pameran yang mengangkat tema Kangen ini, terlintas dipikiran saya 2 ekor kucing yang bernama Billy (Kucing Putih) dan Moli (Kucing hitam putih). 2 ekor kucing tersebut merupakan kucing favorit yang ada di kost, tempat saya tinggal.
Saya ingin memaksudkan Billy dan Moli yang sedang duduk kursi sebagai raja di atas singgasananya, yang berarti mereka spesial untuk saya.
I Wayan SarcitaYasa “Rindu Akan Bumi” Acrylic On Canvas 60cm x 60cm 2020
I Wayan Sarcita Yasa datang jauh dari Tabanan, Bali dan menempuh pendidikan seni murni di kampus ISI Yogyakarta. Ia kerap dipanggil dengan nama Wayan. Ia merupakan sosok pria yang baik. Karena berasal dari Bali, Wayan dikenal dengan ciri khas berbicaranya yang unik dan berirama.
Deskripsi Karya
J
alan sepi di batas kota ini. Berada Jauh dari keluarga. Ku t e r k e n a n g k a t a y a n g k a u ucapkan. Kini hanya bisa kuanggap saja. Keindahan yang sudah menganggapmu ada di sini. Dan cahaya yang akan menunjukan b a g a i m a n a e n g k a u s e l a l u memperhatikanku.
Djodyth Kerta Rahardja “Si Gagah” Ink on Paper 16cm x 25cm 2019
Djodyth Kerta Rahardja, lahir dan bermukim di Yogyakarta sejak 16 Maret 2001. Jodit atau dikenal dengan nama panggung Sijod terkenal dengan gayanya yang nyentrik dan nyantuy. Tengah menyamar menjadi mahasiswa ISI Yogyakarta.
Deskripsi Karya
K
erinduanku pada burung elang yang kurawat sejak dini sampai ajal menjemput.
Tiang Senja “Alienasi” Acrylic on Paper 60cm x 50cm 2020
Tiang Senja , Lahir di Yogyakarta 12 agustus 2001. Telah menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta, dan tengah melanjutkan pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. ia telah mengikuti berbagai pameran diantaranya Aksi Artsy 3 di Galeri RJ.Katamsi, Yogyakarta Dan Binds and infinity, Complexion Art Community di galeri Nallaroepa, Yogyakarta.
Deskripsi Karya
K
arya dengan judul Alienasi ini merupakan ekspresi dari rasa rindu saya kepada temanteman pada masa sebelum pandemi. Karya ini mengabstraksikan benda yang digunakan sehari-hari yaitu tisu makan. Benda inilah yang sering membuat rindu akan suasana kehidupan s o s i a l d a n k e g i a t a n u m u m , j u g a m e n g i n g a t k a n k e m b a l i b a t a p a menyenangkannya berkumpul dengan teman-teman di kantin kampus, tempat yang menyimpan kenangan dengan tisunya.
Dilain sisi benda (tisu makan) sebagai penanda potensi kerawanan sosial dan keresahan sosial mengkondisikan setiap orang untuk tetap survival, mengolah daya kekuatan mental untuk siap tidak siap berubah(NewNormal). Berubah tidak berdasarkan bakat bukan kekuatan dari l u a r t a p i k e k u a t a n d a r i d a l a m . Kemampuan inheren untuk menjadikan diri menghadapi krisis ekonomi.
Saya telah mengatakan kepada diri saya seratus kali bahwa melukis yaitu, hal materi yang disebut lukisan tidak lebih dari dalih, jembatan antara pikiran pelukis dan pikiran penikmatnya. – Eugene Delacroix –
Thanksto
Terima kasih sebesar-besarnya atas bantuannya kepada Lutse Lambert Daniel Morin, M.Sn., Satrio Hari Wicaksono, M.Sn., Devy Ika Nurjanah, S.Sn., M.Sn., AC Andre Tanama, M.Sn., Opung Farhan, Guruh Ramdani, Alodia Yap, Lor band, Danang Nasution, Saltys Spitoons, anggota Nawanata, dan para penulis yang terdiri dari; Meutia Swarna Maharani, Desi SoďŹ anti, Awi Nasution, Tarisya Amalia, Anggieta Maharani, Maila A. Fainanita, dan M. Sifak Suliswanto, serta sponsor dan media partner yang membantu kelancaran pameran virtual ini.
Sponsoredby:
MediaPartner:
@chantfelicia