BOOKLET EDGE BUILDING FAKULTAS TEKNIK KAMPUS 3 UIN MALANG | ANWAR R NAZARRUDDIN Y

Page 1

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2023

ANALISIS EDGE BUILDING FAKULTAS TEKNIK

UIN MALANG KAMPUS 3

" jika suatu bangunan tidak teratur secara fungsional dan teknis, maka itu bukan arsitektur, melainkan hanya sebuah bangunan"

-Arne Jacobsen-

DAFTAR ANGGOTA

ANWAR RIZALDI
: 18660064 NAZARUDIN YUSUF
: 18660064
NIM
NIM
DAFTAR ISI 02 03 04 05 06 Daftar Anggota Daftar Isi Kata Pengantar Edge Building Deskripsi Proyek Analisis Energi Analisis Air Analisis Material Kesimpulan 09 09 09 09 09 09 09 09 26 18 08 07 06 04 03 02 01 02 Data Bangunan 37 Referensi 38

SEKAPUR SIRIH

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen kami, Ibu Aulia

Fikriarini Muchlis, MT dan Ibu Nur Kharismawardani, MArs atas bimbingan dan dedikasinya selama semester ini, dalam membantu kami mempelajari lebih tentang arsitektur berkelanjutan dan Edge Building.

Saat ini, perhatian terhadap keberlanjutan dan lingkungan semakin meningkat di berbagai sektor, termasuk dalam bidang arsitektur Di tengah tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan efisiensi energi, penting bagi kita untuk mengevaluasi bangunan-bangunan yang ada dan mencari caracara baru untuk membangun dengan lebih berkelanjutan.

Dalam konteks ini, penilaian dan evaluasi terhadap Edge Building di kampus 3 UIN Malang menjadi hal yang relevan dan penting. Edge Building merupakan salah satu alat untuk menilai suatu bangunan hijau dengan parameter yang telah ditentukan. Evaluasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk mempertimbangkan sejauh mana bangunan tersebut telah memenuhi kriteria bangunan hijau dan bagaimana potensi perbaikan dapat diwujudkan.

Kami berharap bahwa tulisan ini dapat menjadi langkah awal yang berarti dalam perjalanan menuju kampus yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan Sehingga pembaca dapat mengembangkan desain bangunan yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan

Sekian dan Terimakasih

Penulis

03

EDGE BUILDING

Excellence In Design For Greater Efficiencies

EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) adalah sistem sertifikasi bangunan hijau yang membuktikan bahwa membangun dengan menerapkan praktek-praktek yang bertanggung-jawab secara lingkungan di negara berkembang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip bisnis

EDGE menyediakan

perangkat lunak secara gratis yang memungkinkan para arsitek dan

pengembang memilih

solusi teknis sekaligus biayabiaya ekstra, jumlah

penghematan energi yang

bisa dicapai hingga jangka

waktu pengembalian biaya

ekstra

sumber: Website Edge Building, 2023

Di Indonesia gedung - gedung saat ini menyedot 30 persen dari total konsumsi energi dan angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 40 persen pada tahun 2030. Hingga sepertiga dari konsumsi energi dan air yang

dipakai gedung-gedung di Indonesia dengan mudah bisa dikurangi melalui desain dan pengelolaan gedung yang lebih baik.

04

ENERGI, AIR & MATERIAL

ENERGI

Bangunan efisiensi energi dapat didefinisikan sebagai bangunan yang dirancang untuk menghasilkan pengurangan signifikan dari kebutuhan energi untuk bahan konstruksi serta peralatan kerja yang akan digunakan dalam kegiatan konstruksi

AIR

Dengan bertambahnya populasi pola cuaca yang tidak menentu, kita perlu memikirkan kembali ketersediaan air dan mempersiapkan penggunaan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien. Seperti halnya pemanfaatan kembali air hujan dan greywater

MATERIAL

Efisiensi material berpengaruh terhadap generasi mendatang sehingga material berkelanjutan perlu dikembangkan dan digunakan dengan benar.

Penerapan efisiensi material seperti diproduksi sesuai kebutuhan, dapat diperbaharui dan tidak merusak alam.

05

06

DESKRIPSI PROYEK

Bangunan yang akan dievaluasi

sumber: Website UIN Malang, 2023

UIN

DATA BANGUNAN

LUAS

1.280 m2

LANTAI

3 lantai

TINGGI

3.9m /lantai

Bangunan fakultas teknik memiliki ukuran 64x20m yang didalamnya terdapat gedung perkuliahan untuk program studi teknik sipil, teknik mesin dan teknik elektro.

Pada lantai 1 merupakan area yang dipergunakan untuk lobi, lab. komputer teknik sipil, lab mekanika fluida teknik mesin, lab mekanika fluida teknik sipil, lab. akustik, lab. konversi energi, dan lab. perpindahan panas. Pada lantai 2 dan 3 merupakan area yang dipergunakan untuk kelas dari program studi teknik sipil, teknik mesin dan teknik elektro. Terdapat juga perpustakaan, ruang administrasi tiap program studi, ruang dosen, auditorium dan gudang.

07

A N A L I S I S

E N E R G I

08

ANALISIS ENERGI

Grafik awal pada bangunan fakultas teknik Memiliki efisiensi energi sementara

-8.09%. Untuk mencapai standar EDGE Building, efisiensi harus mencapai lebih dari 20%

Analisis EDGE Building pada efisiensi energi bangunan fakultas teknik terdiri dari rasio luas jendela, atap reflektif, dinding eksterior reflektif, peneduh, insulasi atap dan pelat lantai, efisiensi kaca, greenroof, ventilasi alami, kipas langit langit, sistem pendingin, kontrol pencahayaan, skylight, pencahayaan efisien untuk area internal dan eksternal dan tindakan penghamatan listrik lainnya,

09

ANALISIS MATERIAL EEM 01

RASIO LUAS JENDELA

Rasio Jendela ke Dinding (WWR) harus dipilih dan nilai WWR dimasukkan di Aplikasi EDGE dalam semua kasus, terlepas dari nilainya Penghematan dapat dicapai jika Rasio Jendela ke Dinding lebih rendah daripada Casing Dasar setempat. Menemukan keseimbangan yang tepat antara permukaan transparan (kaca) dan buram di fasad eksternal membantu memaksimalkan siang hari sambil meminimalkan perpindahan panas yang tidak diinginkan, sehingga mengurangi konsumsi energi

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

WWR = (17175+3326581)/2268

= 0.18995 x 100%

= 18995 = 19%

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya -8.09%

meningkat menjadi -5.00%

berdasarkan perhitungan dan DED.

10

ANALISIS MATERIAL EEM 02

ATAP REFLEKTIF

Salah satu kriteria bangunan hijau yaitu bagaimana memperoleh kenyamanan thermal pada ruangan tanpa menggunakan pendingin mekanik yang dapat membebani konsumsi energi pada suatu bangunan. Pada kategori ini EDGE akan menghitung nilai reflectance index (SRI) ketika lebih dari base case dengan nilai 45 sehingga yang dihitung adalah dampak dari peningkatan di luar base case nya.

Pada DED atap menggunakan material beton dengan SRI 41 dan di modifikasi dengan

Atap dengan finising ubin beton warna putih memiliki nilai SRI yaitu 90. dengan menggunakan atap tersebut dapat meningkatkan efisiensi energi sebesar 526 %

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan grafik dari yang

sebelumnya -5.00%

meningkat menjadi 7.74% berdasarkan modifikasi data.

11
White Concrete tile - SRI 90

ANALISIS MATERIAL EEM 03

DINDING EKSTERIOR REFLEKTIF

Menentukan penyelesaian SRI yang lebih tinggi untuk dinding dapat mengurangi beban pendinginan di ruangan ber-AC dan meningkatkan kenyamanan termal di ruangan yang tidak ber-AC. Karena penurunan suhu permukaan, masa pakai lapisan akhir juga meningkat, dan dampak pada efek pulau panas perkotaan15 dapat dikurangi

Sumber : EDGE User Guide 30

Dinding eksterior mengunakan material concrete yang diplester dan di lapisi cat warna putih dengan nilai SRI 90

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan grafik dari yang sebelumnya 7.74% meningkat menjadi 11.59% berdasarkan modifikasi data.

12

ANALISIS MATERIAL EEM 04

PENEDUH EKSTERNAL

Perangkat peneduh eksternal disediakan pada fasad bangunan untuk melindungi elemen kaca dari radiasi matahari langsung untuk mengurangi silau dan untuk mengurangi perolehan panas matahari. Metode ini lebih efektif daripada perangkat naungan internal seperti tirai. namun, radiasi yang diserap oleh permukaan dalam ruangan dipancarkan sebagai radiasi dengan panjang gelombang panjang, yang tidak dapat lolos kembali melalui kaca karena hampir semua kaca jendela buram terhadap radiasi dengan panjang gelombang panjang.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan grafik dari yang

sebelumnya 11.59%

meningkat menjadi 14.93%

berdasarkan DED.

13
Peneduh eksternal berdasarkan DED.

INSULASI DINDING EKSTERIOR

Mengunakan dinding yang berinsulasi merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh untuk mengurangi panas yang dapat membuat ruangan menjadi tidak nyaman bagi pengguna. Pada pengukuran Edge Building insulasi dihitung menggunakan nilai-U yang dapat diklaim jika memiliki nilai lebih rendah dari base case yaitu 186 W/m²·K

Pada desain menggunakan dinding bata beton sehingga insulasi yang bisa dipakai yaitu dengan lapisan papan XPS polystyren extrude ketebalan 100 mm dengan proporsi 100% dan diletakan pada dinding timur dan barat sehingga memiliki nilai-U sebesar 0,41 W/m² K Dengan ini dapat meningkatkan efisiensi energi sebesar 2,03 % sehingga dapat mencegah perpindahan panas dari lingkungan eksternal ke ruang internal.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan penurunan grafik dari yang

sebelumnya 14.93%

meningkat menjadi 14.60% berdasarkan modifikasi data.

ANALISIS MATERIAL EEM 08
14
White Concrete tile
-
SRI 90

ANALISIS MATERIAL EEM 11

VENTELASI ALAMI

Strategi ventilasi alami yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan kenyamanan penghuni dengan menyediakan akses ke udara segar sekaligus menurunkan suhu Hal ini menghasilkan pengurangan beban pendinginan, yang menurunkan modal awal dan biaya pemeliharaan.

Berdasarkan DED, penggunakaan cross ventilation pada koridor dengan pintu dan jendela tanpa pembatas yang dapat masuk secara alami dan maksimal

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan peningkatan grafik dari yang

sebelumnya 14.60%

meningkat menjadi 27.58%

berdasarkan DED.

15

ANALISIS MATERIAL EEM 24

KONTROL PENCAHAYAAN

Sistem kontrol pencahayaan digunakan untuk menaksimalkan penghematan energi dari sistem pencahayaan Dalam pengukuran Edge Building dapat dicapai jika pencahayaan di semua ruangan yang dibutuhkan dikontrol menggunakan teknologi seperti sensor

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

ngga meningkat efisiensi n diperlukan sensor yang nakan Ada 2 sensor yang Daylight Sensor dengan

Didapatkan peningkatan grafik dari yang sebelumnya 27.58% meningkat menjadi 31.18% berdasarkan modifikasi data.

16

Keseluruhan bangunan menggunakan sistem penghematan energi cukup

efisien. Bangunan fakultas teknik ini tidak memiliki sistem insulasi atap dan pelat lantai, efisiensi kaca, greenroof, kipas langit langit, sistem pendingin, skylight, pencahayaan efisien untuk area internal dan eksternal.

Bangunan memiliki efisiensi yang sangat rendah. hasil yang didapat sebelumnya adalah 19% efisiensi energi dan ini belum mencapai standar dari

EDGE yaitu lebih dari 20% Sehingga diperlukan adanya modifikasi data yaitu pada EEM 02, EEM04 dan EEM 24. Hasil efisiensi meningkat dari 19% menjadi

31.18%

17

A N A L I S I S A I R

18

ANALISIS AIR

Grafil awal pada bangunan fakultas teknik Memiliki efisiensi air sementara

0.00%. Untuk mencapai standar EDGE Building, efisiensi harus mencapai lebih dari 20%

Analisis EDGE Building pada efisiensi air bangunan fakultas teknik terdiri dari shower hemat air, keran hemat air, toilet efisien, bidet hemat air, urinal hemat air, mesin pencuci piring, pre rinse spray valve, kolam renang, sistem irigasi, sistem pemanenan air hujan, pengelolaanair limbah dan meteran cerdas untuk air.

19

ANALISIS MATERIAL WEM 02

KERAN HEMAT AIR

Pada kategori ini penghematan dapat dicapai jika laju aliran kran ditentukan untuk wastafel di kamar mandi kurang dari nilai base case yaitu 6 L/menit Jika laju aliran lebih besar dari 2 liter per menit tetapi lebih rendah dari base case, pengukuran masih dapat diklaim jika laju aliran aktual dimasukkan Semakin rendah laju aliran semakin besar penghematan air.

Untuk mendapat lebih efisiensi lebih dari 20%, dilakukan modifikasi data dengan menggunakan faucet dengan aerator pada wastafel dengan kecepatan aliran 4 L/menit. Aerator adalah perangkat yang terpasang pada ujung keran yang berfungsi untuk mengatur aliran air yang keluar dari keran. Aerator bekerja dengan mencampur air dengan udara untuk memberikan tekanan tanpa meningkatkan laju aliran air

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan grafik dari yang sebelumnya 0.00% meningkat menjadi 8.99% berdasarkan modifikasi data.

20
sumber : pingpointcoid

ANALISIS MATERIAL WEM 04

TOILET EFISIEN

Penghematan air pada toilet bangunan merupakan langkah penting untuk menjaga dan melestarikan sumber daya air yang semakin terbatas Dengan mengadopsi toilet yang hemat air, kita dapat mengurangi penggunaan air secara signifikan, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan juga mengurangi biaya tagihan air

Berdasarkan DED, penggunaan bucket flush menjadi pilihan, namun tidak ada perubahan pada efisiensi air sehingga untuk mendapat efisiensi lebih dari 20%, dilakukan modifikasi data dengan menggunakan kloset air dengan dual flush membantu mengurangi air yang digunakan untuk pembilasan dengan menyediakan opsi flush rendah untuk limbah cair sedangkan flush tinggi untuk limbah padat Spesifikasi yang diperlukan yaitu untuk flush tinggi 6 L/menit dan yang rendah yaitu 3 L/menit

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan grafik dari yang sebelumnya 8.99% meningkat menjadi 30.22% berdasarkan modifikasi data.

21

ANALISIS MATERIAL WEM 07

URINAL HEMAT AIR

Penghematan air pada toilet bangunan merupakan langkah penting untuk menjaga dan melestarikan sumber daya air yang semakin terbatas Dengan mengadopsi toilet yang hemat air, kita dapat mengurangi penggunaan air secara signifikan, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan juga mengurangi biaya tagihan air

Berdasarkan DED menggunakan urinal tetapi tidak tertera berapa volume flush yang digunakan sehingga menggunakan nilai base case yaitu 4 L/flush.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Tidak ada perubahan

signifikan terhadap grafik

sehingga grafik tetap di angka 30.22% setelah

dimasukkan data sesuai

DED

22

ANALISIS MATERIAL WEM 13

SISTEM IRIGASI HEMAT AIR

Area lanskap luar ruangan yang hemat air dapat mengurangi penggunaan air

tawar dari pasokan kota, serta biaya pemupukan dan pemeliharaan, sekaligus melestarikan habitat tumbuhan dan satwa liar. Analisis ini hanya dapat diklaim

jika area lansekap luar ruangan, termasuk halaman rumput, taman, dan kolam

Total outdoor landscaping area = 640m2

Landscape water requirements = 3840

Curah hujan rata-rata = 254.95mm

Volume air hujan

Penggunaan air rata-rata

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

= 6526 L

= 3840-6526/640

= 4.9L/m2/hari

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 30.22%

meningkat menjadi 34.72%

berdasarkan data dari

perhitungan dan DED.

23

ANALISIS MATERIAL WEM 14

SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN

Agar memenuhi syarat, air hujan yang terkumpul harus digunakan kembali di lokasi proyek, dan menunjukkan bahwa air hujan tersebut menggantikan pasokan air kota Tujuannya adalah agar sistem pemanenan air hujan dapat mengurangi penggunaan air tawar dari pasokan kota.

Luas atas yang digunakan untuk memanen air hujan lebih dari 640 m2

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 34.72%

meningkat menjadi 39.89%

berdasarkan data dari

perhitungan dan DED.

24

Keseluruhan bangunan menggunakan sistem keran dan toilet hemat air

Terdapat sistem pemanenan air hujan di atap dan sistem lanskap untuk area outdoor Bangunan fakultas teknik ini tidak memiliki sistem bidet hemat air, mesin pencuci piring, pre rinse spray valve, kolam renang, pengelolaanair limbah dan meteran cerdas untuk air

Bangunan memiliki efisiensi yang cukup rendah. hasil yang didapat adalah 11%

efisiensi air dan ini belum mencapai standar dari EDGE yaitu lebih dari 20%

Sehingga diperlukan adanya modifikasi data yaitu pada WEM 02 dan WEM 04.

Hasil efisiensi meningkat dari 11% menjadi 39.89%

25

A N A L I S I S

M A T E R I A L

26

ANALISIS MATERIAL

Grafil awal pada bangunan fakultas teknik Memiliki efisiensi material

sementara 0.90%. Untuk mencapai standar EDGE Building, efisiensi harus mencapai lebih dari 20%

Analisis EDGE Building pada efisiensi material bangunan fakultas teknik terdiri dari konstruksi lantai bawah, konstruksi lantai menengah, pelapis lantai, konstruksi atap, frame jendela, kaca jendela, dinding eksterior, dinding interior, insulasi atap, insulasi dinding dan insulasi lantai

27

ANALISIS MATERIAL MEM 01

KONTRUKSI LANTAI BAWAH

Spesifikasi pelat lantai bawah harus sama dengan lantai paling bawah untuk bangunan tersebut, karena spesifikasi pelat lantai bawah berbeda dari pelat lantai tengah. Tujuannya adalah untuk mengurangi energi yang terkandung dalam bangunan dengan menentukan jenis lantai dengan energi yang terkandung lebih rendah.

Konstruksi lantai bawah menggunakan pelat beton dengan ketebalan 120mm.

Rebar baja memiliki ukuran M8 dengan jarak 150mm dan berat 5.45 kg/m2

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 0.90%

meningkat menjadi 5.09%

berdasarkan data dari

perhitungan dan DED

28

ANALISIS MATERIAL MEM 02

KONTRUKSI LANTAI MENENGAH

Konstruksi lantai menengah melibatkan penggunaan berbagai material, seperti beton, baja, kayu, keramik, dan sebagainya. . Tujuannya adalah untuk mengurangi energi yang terkandung dalam bangunan dengan menentukan jenis lantai dengan energi yang terkandung lebih rendah.

Konstruksi lantai bawah menggunakan pelat beton dengan ketebalan 150mm.

Rebar baja memiliki ukuran D10 dengan jarak 150mm dan berat 8 51 kg/m2

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 5.09% meningkat menjadi

20.69% berdasarkan data

dari perhitungan dan DED

29

ANALISIS MATERIAL MEM 03

PELAPIS LANTAI

Konstruksi penutup lantai juga memiliki energi embodied yang terkait dengan material yang digunakan dalam proses pembuatan, transportasi, dan instalasinya Penutup lantai umumnya terdiri dari berbagai material, dan setiap material memiliki dampak energi yang berbeda.

sumber: wwwrumahgranitcom

Pelapis lantai menggunakan Homogeneous Tile atau lantai granit dengan ukuran 600x600mm dengan ketebalan 10mm berdasarkan data di internet

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan penurunan

grafik dari yang

sebelumnya 20.69% turun

menjadi 18.29%

berdasarkan data dari

perhitungan dan DED.

30

ANALISIS MATERIAL MEM 04

KONTRUKSI ATAP

EDGE mengevaluasi energi yang diwujudkan dari konstruksi atap dengan menggabungkan dampak dari semua bahan utama seperti beton dan baja Ketebalan konstruksi atap juga menentukan energi yang terkandung per satuan luas harus memilih spesifikasi yang cocok dengan jenis atap yang ditentukan dalam proyek dan memasukkan ketebalannya.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Kontruksi atap menggunakan atap dak dengan ketebalan 150mm dan rebar baja

8.41 kg/m2

Didapatkan kenaikan grafik dari yang

sebelumnya 18.29%

meningkat menjadi 41.70%

berdasarkan data dari

perhitungan dan DED

31

ANALISIS MATERIAL MEM 05

DINDING EKSTERIOR

Dinding eksterior bangunan adalah dinding yang langsung terpapar ke lingkungan luar. EDGE mengevaluasi energi yang terkandung dari jenis konstruksi dinding dengan menggabungkan dampak dari semua bahan utama seperti batu bata dan plester. Ketebalan dinding juga menentukan energi yang terkandung per satuan luas

Dinding eksterior 100% menggunakan bata ringan/Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dengan ketebalan 75mm.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 41.70% meningkat menjadi

47.28% berdasarkan data

dari perhitungan dan DED.

32

ANALISIS

MEM 06

DINDING INTERIOR

Dinding bagian dalam bangunan adalah dinding yang berada di dalam bangunan dan tidak terpapar dengan lingkungan luar lingkungan. EDGE mengevaluasi energi yang terkandung dari jenis konstruksi dinding dengan menggabungkan dampak dari semua bahan. Ketebalan dinding juga menentukan energi yang terkandung per satuan luas

Dinding eksterior 100% menggunakan bata ringan/Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dengan ketebalan 75mm.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 47.28% meningkat menjadi

47.85% berdasarkan data

dari perhitungan dan DED.

MATERIAL
33

ANALISIS MATERIAL MEM 07

BINGKAI JENDELA

Rangka jendela di EDGE mencakup rangka untuk semua kaca eksterior dalam sebuah bangunan, termasuk pintu kaca eksterior Tujuannya adalah untuk mengurangi energi yang terkandung dalam bangunan dengan menentukan bingkai jendela dengan energi yang terkandung lebih rendah daripada bingkai jendela biasa.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

gan ketebalan 1,2mm.

ak ada perubahan

nifikan terhadap grafik

hingga grafik tetap di gka 47.85% setelah

masukkan data sesuai

34
D

ANALISIS MATERIAL MEM 08

KACA JENDELA

Kaca jendela di EDGE mencakup semua kaca eksterior dalam sebuah bangunan, termasuk kaca untuk pintu eksterior.

Kaca jendela memiliki ketebalan 5mm dengan single glazing dan kaca pintu memiliki ketebalan 8mm dengan double glazing.

GRAFIK SETELAH INPUT DATA

Didapatkan kenaikan

grafik dari yang

sebelumnya 47.85% meningkat menjadi

48.95% berdasarkan data

dari perhitungan dan DED

35

struktur konstruksi lantai bawah dan menengah. Bangunan fakultas teknik ini, juga tidak menggunakan insulasi atap, dinding dan lantai.

Bangunan fakultas teknik memiliki efisiensi material sebesar 48.95% dan telah melewati batas minimal dari standar EDGE Building sebesar 20% Seluruh perhitungan berdasarkan data dari DED yang ada dan tanpa modifikasi karena hasil yang didapat sudah lebih dari standar EDGE Building

KESIMPULAN

Setelah dimasukan semua data sesuai DED bangunan beberapa tidak memenuhi syarat untuk mengajukan sertifikasi green building berdasarkan ketentuan dari EDGE Building sehingga diperlukan beberapa modifikasi pada desainnya

Setelah dilakukan modifikasi pada beberapa kriteria dan dimasukkan kedalam analisis EDGE maka diperoleh secara keseluruhan hasil akhir dari analisis EDGE

Building pada fakultas teknik kampus 3 UIN Malang yaitu 31.18% efisiensi energi, 39.89 % efisiensi air dan 4895% efisiensi material

Jadi pada desain gedung fakultas teknik proyek kampus 3 UIN Malang memiliki potensi penggunaan energi dan penggunaan air yang cukup besar sehingga diperlukan sedikit modifikasi atau penambahan desain atau fiturfitur yang dapat memberikan efisiensi pada bangunannya

37

REFERENSI

[1] Redaksi. “Kini Hadir, Perangkat Praktis & Gratis Merancang

Bangunan Gedung Hijau” , diakses pada tanggal 26 Mei 2023 dari

https://www.arsitektur.asia/beritaarsitektur/edge#:~:text=EDGE%20(Excellence%20in%20Design%20for,b ertentangan%20dengan%20prinsip%2Dprinsip%20bisnis.

[2] Izzah, Imarotul. “Kampus 3 UIN Malang Dibangun Menjadi Green and Smart Campus Terbaik di Dunia” , diakses pada tanggal 26 Mei 2023 dari

https://www.malangtimes.com/baca/53894/20200615/151200/kampus-3uin-malang-dibangun-menjadi-green-and-smart-campus-terbaik-didunia.

[3] Jatav dkk. (2014). Energy saving in building by using energy efficient green building materials, 11(5), 53.

38

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 2023

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.