Majalah kel 1

Page 1

Kel 1

Studi Kreatif

Kreatif Nenek Moyang Kita


2

Studi Kreatif Kelompok 1

KERAJINAN GERABAH

Ragam hias : Di indonesia ditemukan sejenis nekara atau gerabah berukuran besar, yaitu di Panjeng, sebuah desa di Gianyar, Bali. Nekara Penjeng ini di perkirakan merupakan nekara asli buatan indonesia. Keistimewaan nekara Penjeng adalah pada ke empat pegangannya terdapat hiasan gambar kepala manusia, kemungkinan terkait dengan konsep masyarakat bali tentang keberadaan dewa penjaga arah (Nawasanga), atau juga berfungsi sebagai perwujudan dari dewa pelindung. Hiasan nekara penuh dengan simbol yang terkait dengan kegiatan pertanian seperti telihat dari gambar matahari dan katak sebagai simbol air. Wujud : bentuknya menyerupai genderang dengan penyempitan dibagian pinggangnya. Bahan : Tanah liat dicampur pasir


Studi Kreatif Kelompok 1

3

Pada zaman batu menengah telah dimulai dikerjakan benda gerabah. Hasil peninggalan berupa gerabah dapat diketahui dari peninggalan yang terdapat di daerah Sumatera Utara berupa pecahan gerabah yang tergali dari bukit kerang. Fungsi gerabah saati itu digunakan sebagai barang untuk keperluan sehari-hari dalam rumah tangga, misalnya untuk keperluan upacara, ataupun untuk keperluan dekorasi. Jenis benda yang dibuat dari tanah liat ini antara lain kendi, mangkuk, dan manik manik

Teknik : . Teknik pembuatan gerabah yang dikenal pada zaman itu sangat sederhana, yaitu dengan cara memilih tanah liat kemudian menumpuknya (coiled pottery) dan dengan cara membentuk dengan tangan (Moulding), teknik pembakarannya juga dilakukan dengan sederhana.


4

Studi Kreatif Kelompok 1

Arca Zaman Megalitikum Arca batu banyak di temukan di beberapa tempat di wilayah indonesia, diantaranya pasemah, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia dengan ciri Negrito. Di Pasemah ditemukan arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujudan dari nenek moyang yang menjadi objek pemujaan. Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan Murti (Dewanagari: मूर्ति), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta). Berarti “penubuhan”, murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan. Waruga adalahMenurut kepercayaan Hindu, murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil dan bersemayam didalamnya dengan tujuan memberikan persembahan atau sesaji. Perwujudan dewa atau dewi, baik sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus mengacu kepada tradisi keagamaan yang bersangkutan. • Arca ini berasal dari Zaman Megalithikum. • Berada di Desa Tanjung Telang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. •Berbahan batu pasir vulkanik. • Wujud : Menggambarkan seorang raksasa dengan kepala yang tidak jelas, bahkan hampir seperti menggunakan helmet. Raksasa ini digambarkan dalam keadaan duduk dengan posisi kepalanya lurus dan tangan sedang memangku seekor gajah. • Teknik pembuatan dengan cara dipahat. • Kesimpulan : arca yang dibuat pada zaman Megalithikum ini menunjukkan adanya perkembangan yang terjadi dari masa ke masa,terlihat dengan adanya perhiasan gelang yang digunakan di lengan kiri sang raksasa.


Studi Kreatif Kelompok 1

5

“

Mengapa Arca ini dibentuk ? Mengapa gajah yang dibuat dalam patung ini ?

Arca Batu Putri ini dibentuk saat zaman Hindu, sehingga patung yang berbentuk raksasa dan gajah ini dillambangkan sebagai dewa dan dewi orang Hindu. Di daerah Merapi Barat terdapat sebuah gunung yang dihormati oleh orang-orang zaman Megalithikum di sana, yaitu Gunung Dempo. Gunung ini menjadi kiblat dari patung-patung yang dibuat disekitar sana, mengapa menjadi kiblat ? Karena semua patung yang dibuat menghadap ke arah Gunung Dempo ini


6

Studi Kreatif Kelompok 1

MEGALITH Patung batu dari Sulawesi Tengah Lore Lindu Bada Valley

Bahan : Bahan megalith adalah batu batu besar.

Teknik : Teknik pembuatan megalith adalah dibentuk dengan di pahat/dikikis/digesekan dengan batu berukuran kecil yang di runcingkan.

Konsep Karya : Konsep karya dari patung patung megalith ini adalah merupakan lambang dan sebagai tempat pemujaan. Kebanyak patung patung di buat untuk mengenang orang orang hebat pada zaman itu.


Studi Kreatif Kelompok 1

7

Bentuk : patung-patung batu besar yang unik dalam gaya yang sangat khas. Patung tersebut ditemukan di Bada, dengan tinggi 1-3meter. Masa yang semisilinderikal dari badan di atasnya adalah wajah tanpa dagu yang bundar dengan bulatan-bulatan untuk mata, ujung-ujung tajam menggambarkan hidung datar yang lebar, dan cabang yang ke atas mengarah ke lengkung-lengkung tertentu yang tajam dan sama dari alis. Yang diperhatikan dengan relief rendah pada tubuh adalah lengan-lengan pendek dan kurus dengan tangan melengkung mengarah kelamin pria yang berdiri pada perut. Megalith memiliki bentuk 3D yang artinya memiliki tinggi panjang dan lebar.

PATUNG BATU BESAR YANG SANGAT UNIK

Kesimpulan : Saya mengambil kesimpulan bahwa ternyata pada zaman pra sejarah nenek moyang kita sudah mengenal apa yang di namakan kreativitas. Dan itu merupakan hal yang hebat jika kita kaitkan dengan keterbatasan pra sarana. Dimana patung patung yang dibuat memiliki nilai seni yang tinggi. Dan ternyata pada zaman dulu, peradaban manusia sudah bisa mngeksp resikan kreativitas mereka dengan baik.


8

Studi Kreatif Kelompok 1

BATU PAHAT MEN

M

enhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh

L

okasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini. Menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak. Dibuatnya menhir merupakan kepercayaan animisme .


NHIR

Studi Kreatif Kelompok 1

9

ANIMISME

A

nimisme adalah kepercayaan manusia tentang adanya roh-roh gaib yang mengatur, menaungi, mengayomi serta mengendalikan kehidupan manusia yang meliputi roh-roh baik dan roh-roh jahat yang harus dihormati. Ini merupakan definisi animisme secara umum. Kata “animisme� berasal dari bahasa latin anima yang artinya roh atau nyawa yang mencakup nafas atau jiwa manusia. Animisme sudah ada ada sejak masa Paleolitik Atas, yaitu sekitar 40.000 100.000 tahun sebelum masehi dan jauh sebelum manusia mengenal agama. Kepercayaan ini berawal pada saat kehidupan manusia masih primitif dan muncul secara alami pada diri manusia dimana manusia mengetahui adanya kematian. Nafas dianggap sebagai wujud fisik dari jiwa, jika nafas terputus maka jiwa akan berpindah tempat dan alam. Jiwa manusia dipercaya bisa berpindah ke makhluk hidup, benda mati, maupun pohon. Roh-roh orang yang telah meninggal dipercaya menjadi penguasa alam dan berhubungan dengan kehidupan manusia yang masih hidup. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa hal ini merupakan cara orang-orang primitif untuk mengungkap misteri tidur, mimpi dan kematian. Animisme berhubungan erat dengan dinamisme, yaitu kepercayaan manusia tentang adanya benda-benda yang memiliki kekuatan gaib. Animisme merupakan azas dari agama, dimana animisme ini mengarah dan berkaitan dengan penguasa alam yang berhubungan dengan sang pencipta (Tuhan). Animisme merupakan awal manusia mengenal adanya Tuhan. Bahkan pada saat sekarang banyak golongan atau kaum tertentu yang menjadikan animisme sebagai agama atau keyakinan yang harus ditaati dalam kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu ada juga orang-orang atau kaum tertentu yang menambah, mencampur


10

Studi Kreatif Kelompok 1

LUKISAN GUA SULAWESI SELATAN


Studi Kreatif Kelompok 1

L

11

ukisan gua di Sulawesi Selatan pertama kali dilaporkan oleh C.H.M. Heeren tahun 1950 yang meneliti keberadaan lukisan cap tangan dengan latar belakang cat merah di Leang PattaE. Diduga bahwa lukisan cap tangan tersebut adalah cap tangan kiri perempuan. Di gua tersebut juga diketemukan lukisan hewan babi rusa yang terpanah bagian jantungnya. Mungkin lukisan itu dimaksudkan sebagai harapan atau juga lukisan tersebut merupakan pengingat keberhasilan mereka dalam berburu. Cap Tangan Situs Leang-leang Penelitian selanjutnya yang dilakukan Heekeren di Gua Burung, diketemukan lukisan cap tangan yang sama yaitu cap tangan kiri. Peneliti lainnya, C.J.H. Franssen, menemukan lukisan cap tangan di gua JariE. Kedua peneliti itu kemudian melakukan penelitian bersama sehingga berhasil diketemukan lukisan cap tangan sebanyak 29 buah yang terdiri dari dua lukisan cap tangan yang masing-masing mempunyai 7-5 buah cap tangan dengan latar belakang merah. Ada juga empat lukisan cap tangan yang hanya memiliki 3-4 jari; empat sampai lima lukisan cap tangan yang tidak beribu jari. Selain itu juga diketemukan lukisan lengan bawah yang bentuknya sudah tidak terlihat jelas. Temuan lainnya adalah di gua Lambattorang, di wilayah Maros, diketemukan lukisan cap tangan mencapai 40 buah. Di Leang PattaE Kere, juga diketemukan lukisan gua yang berbentuk babi rusa bercampur lukisan cap tangan. Gambar dari babi rusa itu memiliki ukuran kira-kira 1 meter panjangnya.


12

Studi Kreatif Kelompok 1

GELANG KARANG PRASEJARAH DANAU SENTANI JAYAPURA


Studi Kreatif Kelompok 1

P

ada masa awal bercocok tanam manusia pada masa itu sudah mengenal dan mengenakan perhiasan seperti gelang dari batu dan juga perhiasan dari kulit kerang. Berdasarkan hasil temuan dan penelitian para arkeolog, kita dapat mengetahui bagaimana bentuk bahkan bisa sampai mendeskripsikan cara pembuatan perhiasan zaman prasejarah tersebut. Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari yang namanya keindahan. Perhiasan merupakan salah satu benda yang dipergunakan untuk menghias atau memperindah tubuh manusia. Dari beberapa

temuan yang ada dapat kita ketahui sedikit cara pembuatan benda-benda itu. “Perhiasan Masa Neolitik, 4500 SM”. Foto oleh Vassil Untuk membuat gelang ini, pertama-tama bahan batu dipukul-pukul sehingga diperoleh bentuk bulatan gepeng. Permukaan bawah dan alas

yang rata kemudian di-cekung-kan dan bertemu menjadi sebuah lubang. Dengan cara menggosok dan mengasah, diperoleh gelang yang dikehendaki. Perhiasan Kerang Blombo. Foto oleh Marian Vanhaeren Pengupaman (upam/mengupam: mengilapkan; menggosok; menjadikan berkilat) lebih lanjut dari sisi-sisi gelang dengan batu asah. Alat pengupamnya berbentuk lonjong meruncing dibuat dari batuan fosil kayu. Pembuatan gelang seperti ini terbukti dari temuan-temuan di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menunjukkan tahap-tahap pengerjaannya. Laporan dari Tasikmalaya memberikan keterangan bahwa bahan gelang itu terdiri atas batu pilihan seperti agate, kalsedon, dan jaspis bewarna putih, kuning, coklat, merah, dan hijau. Setelah dilakukan penelitian yang lebih mendalam tentang gelang hasil penemuan dari zaman prasejarah, diperoleh keterangan bermacam-macam ukuran, yang bergaris tengah antara 24-54 mm dengan tebal 6-17 mm. “Perhiasan perunggu”. Foto oleh Didier Descouens Dilihat dari ukuran tersebut, dugaan tentang kemungkinan adanya ukuran yang lebih kecil. Dipergunakan sebagai benda zimat yang mengandung kekuatan magis atau bisa digunakan sebagai anting-anting. Daerah lain di Jawa Barat yang berhasil ditemukan perhiasan adalah Cirebon Timur dan Bandung bagian barat. Temuan dari tempat-tempat ini hanya berupa gelang-gelang yang sudah jadi. Koenigswald melakukan penelitian di Surakarta ten-

13

tang gelang-gelang dari kulit kerang. Bersama-sama dengan sejumlah temuan lain seperti manik-manik dari kulit kerang dan beliung-beliung persegi. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatannya kita bisa membandingkannya dengan kerajinan tradisional yang sama pada masa sekarang. Studi perbandingan ini akan menghasilkan gambaran mengenai kehidupan pada masa lalu, walau itu memang bukan representasi dari yang sebenarnya. Sebagai contoh, pembuatan gelang dari kulit kerang yang ditemukan di Surakarta diperkirakan dengan mengurdi seperti yang dikenal di Luzon Utara sekarang. “Kalung dari masa Neolitik”. Foto oleh Rama Bahan kulit kerang yang digunakan ternyata tidak semua kulit kerang bisa digunakan. Jenis kulit kerang yang banyak digunakan adalah jenis Tridacna, digurdi dengan gurdi bambu dari kedua belah permukaan. Gurdi itu diputar dengan bantuan seutas tali di bagian yang terlebih dahulu diberi air dan pasir. Gurdi: adalah bor kecil untuk membuat lubang pada kayu, sarung keris, dsb. Mengurdi: adalah mengebor (melubangi) dengan gurdi. Cara menggurdi ini juga dipergunakan untuk mengerjakan gelang-gelang batu yang ditemukan di Malaysia dan Thailand seperti yang di paparkan oleh M.W.F. Tweedie. Tempat-tempat penemuan gelang perhiasan prasejarah di wilayah Indonesia adalah Limbasari, Kabupaten Purbalingga. Selain di Indonesia, gelang-gelang juga ditemukan di Szechwan, Fongtien, Siberia, Jepang, Korea, Jehor, Chahor,


14

Studi Kreatif Kelompok 1

• Wujud Bentuk mata panah yang diketemukan di wilayah Jawa Timur umumnya memiliki bentuk segitiga bersayap dan agak cekung. Akan tetapi diketemukan juga mata panah yang cembung atau terkadang rata tidak memiliki sayap. Ukuran panjang dari mata panah yang diketemukan berkisar antara 3-6 cm, dengan lebar mencapai 2-3 cm. Rata-rata, mata panah itu memiliki ketebalan kurang lebih1 cm. Sedangkan bentuk mata panah yang ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan sepertinya sengaja tidak dikerjakan pada seluruh bagian permukaan tetapi hanya berfokus pada bagian tajamannya dengan memperbanyak pahatan bergerigi. • Bahan Batu kalsedon kuarsa (Sulawesi Selatan) dan batuan gamping (Jawa Timur). • Teknik Pertama, mempunyai batu yang cocok untuk dijadikan mata panah. Lalu membuatnya sedemikian rupa dengan cara menggosokan dengan batu lain, atau menggunakan batu pengikir yang lebih kuat agar di bagian tajamannya lebih enak dipandang. • Konsep Digunakan sebagai alat berburu dan menangkap ikan; untuk menangkap ikan mata panahnya dibuat bergerigi dan terbuat dari tulang, mata panah untuk menangkap ikan ini banyak ditemukan di dalam goa-goa di pinggir sungai. • Kesimpulan Mata panah ditemukan di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Bentuk dan bahannya memiliki perbedaan.

MATA PANAH PENINGGALAN MASA PRASEJARAH

Mata Panah Sudah ada sejak zaman Neolitikum. Konsep dari mata panah ini adalah menggunakan cara berp panjang sekisar 3-6 cm, lebar 2-3 cm, dan ketebalan 1 cm. Cara pembuatan mata panah cari bat dipandang. Setelah membuat mata panah, kita harus membuat anak panah dan busurnya. Mata panah ditemukan di gua-gua yang ada di wilayah Jawa Timur ataupun Sulawesi Selatan. Mata p • Mata panah dari Jawa Timur.

Sedangkan bentuk mata panah yang ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan sepertinya sengaja memperbanyak pahatan bergerigi. Yang dari Sulawesi Selatan biasanya dibuat dari batu kalsedo


Studi Kreatif Kelompok 1

berpikir untuk berburu dari jarak jauh, sehingga diciptakanlah mata panah. Mata panah memiliki ukuran dengan i batu yang cocok, digosokkan dengan batu pengukir yang lebih kuar agar di bagian ketajamannya lebih enak Mata panah yang ditemukan di Indonesia ada di dua daerah. Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Biasanya mata ata panah dari Jawa Timur bentuknya segitiga besayap dan agak cekung. Biasanya dibuat dari batuan gamping.

gaja tidak dikerjakan pada seluruh bagian permukaan tetapi hanya berfokus pada bagian tajamannya dengan sedon kuarsa.

15


KARYA PADA ZAMAN PRA SEJARAH BERDASARKAN FUNGSI SPIRITUAL


Studi Kreatif Kelompok 1

17

SARKOFAGUS BALI Selain punden berundak dan yang lainnya saya akan menanmbahkan tentang peninggalan bersejarah bernama sarkofagus yang berasal dari Bali di kecamatan Gianyar. 1. Sarkofagus adalah benda “peti batu” yang berfungsi sebagai makam.bentuknya seperti layaknya peti mati.Biasanya berbentuk persegi panjang 2. Pada zaman pra sejarah,Indonesia masih membuat Sarkofagus dari batu pada zaman Megalitikum. 3. Alat ini masih dibuat dengan memahat seadanya dengan batu .Bedanya dengan zaman modern adalah dipahat dengan bahan tufa “autochtone”. (sumber: 4. Salahsatu contoh Sarkofagus Indonesia adalah Sarkofagus yang berada di Bali kecamatan Gianyar. Sarkofagus Munduk tumpeng ini diciptakan 2500 tahun lalu sebelum masehi pada zaman Megalitikum.Sarkofagus ini digunakan untuk memuja para leluhur mereka atau untuk menyimpan ‘orang mati’. Pada biasanya,wadah dihias dengan pahatan makhluk mistis di bagian depan atas dengan kesan menonjol dan menakutkan yang diartikan sebagai penolak bala dari pengaruh buruk dan jahat. (sumber: Pada intinya Sarkofagus atau yang kita bisa katakana makam adalah sebuah karya unik yang diukr sedemikian rupa dengan kepercayaan dari leluhur mereka untuk membawa orang mati tenang dari roh jahat yang akan mengganggu si orang mati tersebut.Kata sarkofagus sendiri berasal dari Yunani yang artinya “Memakan daging” sarx (daging) dan phagein (memakan). Walaupun zaman pra sejarah sampai sekarang,ragam hias pada Sarkofagus berbentuk pahatan wajah atau fragmen fragmen didalam sebuah batu atau bahan yang lainnya yang memiliki makna spiritual.


18

Studi Kreatif Kelompok 1

LUKISAN CAP TANGAN ZAMAN PRASEJARAH

Lukisan gua Cap tangan di Kalimantan, Gua Tewet. - Ditemukan oleh tim arkeologi Indonesian & Perancis, dengan penelitian lebih lanjut oleh Jean-Michael Chazine Tahun 1993. - Bahan pembuatan lukisan cap tangan ini masih menjadi sebuah argument. 1. Samidi secara tidak langsung menyebutkan bahwa bahan lukisan gua cap tangan itu menggunakan hematit (Hematit berfungsi sebagai warna pengganti hitam, abu-abu perak, coklat, atau merah). 2. Temuan hematit oleh I.C. Glover tahun 1972 memperkuat bahwa warna merah pada lukisan cap tangan itu memang hematit 3. Hematit ditemukan bersamaan dengan alat serut, kapak genggam, dan mata panah oleh Van Hekeren tahun 1950.


Studi Kreatif Kelompok 1

19

Kesimpulan Hematit : telah ada usaha yg dilakukan manusia zaman prasejarah, yaitu merubah hematit yang tadinya padat menjadi pewarna yg cair, ditandai dengan adanya bagian warna kemerahan pada kapak genggam.

- Lukisan cap tangan mengandung makna sebagai pelindung dari hadirnya roh jahat. - Pembuatan lukisan cap tangan itu berkaitan dengan kepercayaan yg bersifat supernatural - Lukisan cap tangan mengandung nilai estetika dan makna magis yg kental dengan kehidupan pada masa itu - Para ahli menemukan bahwa teknik pembuatan lukisan gua, khususnya cap tangan, yaitu dengan meniupkan cairan hematit pada tangan secara langsung pada tangan yg ditindih pada tembok gua. - Penemuan alat pipa tiup untuk menggambar menandakan bahwa lukisan ini terbentuk saat zaman antara mesolitikum dengan neolitikum. - Pola lukisan yang dominan pada gua gua di Kalimanatan ada lukisan cap tangan. - Sikap hidup manusia pada masa lalu itu seolah tergambar pada lukisa-lukisan gua tersebut, termasuk mengandung nilai estetika dan makna magis yang berkaitan dengan pola pikir serta keyakinan yang hidup pada masa itu. - Pembuatan lukisan ini berkaitan dengan kepercayaan yang bersifat supernatural, yaitu sebagai pelindung dari hadirnyaroh jahat.


20

Studi Kreatif Kelompok 1

KAPAK PERSEGI


Studi Kreatif Kelompok 1 Kapak persegi di Indonesia

D

i Indonesia, tempat temuan kapak persegi hampir ditemukan di seluruh wilayah Kepulauan Indonesia, baik itu di Wilayah Sumatra, di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, di Maluku, Sulawesi dan juga di Kalimantan. Kapak persegi peninggalan masa prasejarah yang diketemukan di Indonesia atau di beberapa bagian dunia lainnya umumnya berbentuk memanjang dengan permukaannya yang berbentuk persegi panjang atau ada yang berbentuk trpesium. Seluruh bagiannya biasanya diupam (diasah) secara halus, kecuali bagian pangkal dikarenakan bagian itu biasanya digunakan untuk mengikatkan batu pada tangkai. Kerabat dari kapak persegi yang terdekat namun lebih tua adalah kapak lonjong. Istilah kapak persegi terkadang tidak hanya mengacu kepada kapak yang memiliki bentuk persegi panjang, tetapi banyak juga alat dari batu lainnya yang kemudian disesuaikan dengan ukuran dan keperluan yang memang berbeda yang besar kadang disebut kapak pacul, dan yang terkecil disebut tarah,. Ada pula variasi bentuk lainnya tetapi masih dalam keluarga kapak persegi yaitu seperti kapak bahu, kapak tangga, kapak atap, kapak bentuk biola, dan kapak penarah. Alat-alat itu terlihat berbeda bentuknya, tetapi kadang masih disebut

dengan Kapak Persegi. Ketajamannya dibuat dengan cara mengasah pada bagian ujung permukaannya dengan batu pengasah untuk memperoleh bentuk ketajaman yang diinginkan. Ukuran dan bentuknya beragam, tergantung pada penggunaannya. Sedangkan untuk fungsi dan kegunaannya tidak jauh berbeda dengan kapak yang anda kenal saat ini. Dengan pengecualian bahwa ada beberapa kapak yang kemungkinan memang dikhususkan sebagai bagian dari kelengkapan dalam sebuah upacara atau ritual kepercayaan. Perhatian terhadap kapak persegi di Indonesia sudah dimulai sekitar tahun 1850, keberadaan kapak persegi Di Indonesia pernah dianggap sebagai kapak yang penghalusannya bukan dibuat oleh manusia tetapi oleh alam. Kapak persegi hampir tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia daerah temuannya mencakup Sumatra, di Jawa, di kepulauan Bali, Nusa Tenggara Timur, di Maluku, Sulawesi dan di Wilayah Kalimantan. Perkembangan Kapak persegi di Kepulauan Indonesia, sepertinya terlihat lebih banyak berasal di bagian barat. Kurangnya perhatian dan penelitian di kawasan timur Indonesia bisa jadi salah satu yang memengaruhi kurangnya data mengenai temuan kapak persegi di Wilayah timur tersebut. Batu yang dipakai sebagai bahan untuk membuat sebilah kapak persegi kebanyakan menggunakan jenis batu api dan Kalcedon. Kapak Prasejarah ini diperkirakan pada awalnya dibuat terpusat di satu atau be-

21

berapa tempat saja, kemudian “disebarkan� ke tempat-tempat lainnya. Hal ini didasari pada tempat temuan kapak persegi di beberapa wilayah yang diketahui tidak memiliki bahan batu yang digunakan untuk bahan pembuatannya, sedangkan di tempat lain yang di duga menjadi pusat pembuatannya diketemukan banyak sekali bahan kapak persegi yang telah berbentuk namun masih kasar atau belum adanya proses pengupaman. Hal ini kemungkinan menandakan kapak persegi itu dihaluskan nantinya oleh pemakainya bukan oleh pembuatnya. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para arkeolog, pusat-pusat pembuatan kapak persegi itu antara lain yaitu di Palembang (di Desa Bungamas antara Tebing Tinggi-Lahat), Bogor (desa Pasirkuda), di Sukabumi, Karawang, di Tasikmalaya (Karang nunggal). Jawa Timur (daerah Pacitan dan punung dan di selatan lereng Gunung Ijen), Jawa Tenga (di daerah pegunungan Karangbolong). Di Bogor, tepatnya di desa Pasirkuda bahkan diketemukan batu yang diduga sebagai batu untuk pengasahan.


Kelompok 1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.