7 minute read
Bab 38 – Pentingnya Mencari Pengetahuan yang Benar
Kita perlu memahami pokok persoalan lebih jelas dari yang kita sudah ketahui dalam pepeperangan besar di mana kita sedang terlibat. Kita perlu memahami lebih dalam tentang nilai kebenaran firman Allah dan akan bahayanya membiarkan pikiran dialihkan dari padanya oleh si penipu ulung itu.
Nilai yang tak terhingga dari pengorbanan yang diperlukan bagi penebusan kita menyatakan fakta bahwa dosa adalah kejahatan besar. Karena dosa, seluruh organisme manusia berantakan, pikiran kacau, imajinasi tercemar. Dosa telah memerosotkan kesanggupan jiwa. Godaan-godaan dari luar mendapat sambutan dalam hati, dan kaki melangkah ke dalam kejahatan tanpa terasa.
Sebagaimana pengorbanan bagi kita disempurnakan, begitu juga pemulihan kita dari kekejian dosa harus sempurna. Tidak ada tindakan kejahatan yang diampuni hukum Allah; tidak ada ketidaksalehan yang luput dari hukumannya. Etika injil tidak mengenal standar kecuali kesempurnaan tabiat ilahi. Hidup Kristus ialah kegenapan yang sempurna dari setiap prinsip hukum.
Ia berkata, "Seperti Aku menurut perintah Bapa-Ku." Hidupnya adalah contoh penurutan dan pelayanan. Hanya Allah sendiri yang dapat membarui hati. "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya." Tetapi kepada kita disuruh, "Karena itu, tetaplah kerjakan keselamatanmu."1
Pekerjaan Yang Memerlukan Pemikiran Kita
Kesalahan tidak bisa dibenarkan, atau reformasi tabiat tidak dapat dilakukan dengan usaha yang lemah dan sebentar-sebentar. Pembangunan tabiat adalah pekerjaan selama hidup, bukan satu hari atau satu tahun. Pergumulan untuk mengalahkan diri, demi kesucian dan surga, adalah pergumulan selama hidup. Tanpa usaha yang terus-menerus dan kegiatan yang senantiasa, tidak akan ada kemajuan dalam kehidupan ilahi, dan tidak memperoleh mahkota kemenangan.
Bukti yang paling kuat tentang kejatuhan manusia dari jenjang yang tinggi adalah bukti bahwa sangat mahal untuk memulihkannya. Jalan kembali didapatkan hanya dengan berjuang mati-matian, langkah demi langkah, jam demi jam. Dalam sekejap mata, dengan tindakan terburu-buru yang tidak diperhitungkan, kita dapat menempatkan diri dalam kuasa si jahat; tetapi diperlukan lebih dari sekejap untuk memutuskan belenggunya dan memperoleh kehidupan yang lebih kudus. Maksud mungkin diadakan, pekerjaan dimulai; tetapi pelaksanaannya menuntut kerja keras, waktu, kesabaran, ketabahan dan pengorbanan.
Kita tidak boleh membiarkan diri bertindak hanya karena emosi. Untuk sejenak pun kita tidak boleh lepas dari pengawalan. Dikelilingi dengan penggodaan yang banyak, kita harus menolaknya dengan tegas, atau kita dikalahkan. Sekiranya kita tiba pada akhir hidup tanpa melakukan pekerjaan kita, itu adalah kehilangan yang abadi.
Hidup rasul Paulus adalah pergumulan yang senantiasa melawan diri. Dia berkata, "Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut."2 Keinginan dan kemauannya setiap hari bertentangan dengan tugas dan kemauan Allah. Gantinya ia menuruti kecenderungan, dia melakukan kehendak Allah, sekalipun harus mengorbankan sifatnya.
Pada akhir peperangan hidupnya, setelah menoleh ke belakang dan mengenang pergumulan dan kemenangan, dia dapat berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh tuhan, Hakim yang adik, pada hariNya, tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya."3
Hidup Kekristenan adalah satu pergumulan dan satu perjalanan. Dalam peperangan ini tidak ada kebebasan; usaha itu harus berkesinambungan dan dengan sabar. Adalah dengan usaha yang tidak henti-hentinya maka kita memperoleh kemenangan atas penggodaan Setan. Integritas Kristen harus dicari dengan kekuatan yang tak terkalahkan dan dipertahankan dengan maksud yang benar-benar mantap.
Tak ada orang yang akan diangkat ke atas tanpa usaha yang keras dan tabah demi dirinya sendiri. Semua harus dilibatkan dalam peperangan ini bagi diri sendiri; tidak ada orang lain yang dapat berperang untuk kita. Secara perorangan kita bertanggungjawab atas soal pergumulan; sekalipun nabi Nuh, Ayub dan Daniel ada di sini, mereka hanya dapat menyelamatkan diri sendiri, tidak dapat menyelamatkan anaknya laki-laki atau perempuan dengan kesalehan mereka.
Ilmu yang Harus Dikuasai
Ada ilmu Kekristenan yang harus dikuasai yaitu ilmu yang lebih dalam, lebih luas dan lebih tinggi dari ilmu manusia sebagaimana langit lebih tinggi dari bumi. Pikiran harus didisiplin, dididik dan dilatih; karena kita melakukan pelayanan bagi Allah dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keinginan alamiah kita. Kecenderungan jahat yang diwariskan dan dilatih seumur hidup harus dibuang, agar seorang dapat menjadi pelajar di sekolah Kristus. Hati kita harus dididik agar tetap teguh di dalam Allah. Kita membentuk kebiasaan pikiran yang menyanggupkan kita melawan pencobaan. Kita harus belajar memandang ke atas. Prinsip firman Allah prinsipprinsip yang setinggi langit dan yang mencakup kekekalan harus kita pahami hubungannya terhadap kehidupan kita sehari-hari. Setiap tindakan, setiap kata, setiap pemikiran, harus sesuai dengan prinsip-prinsip ini. Segala sesuatu harus disesuaikan dan ditujukan demi Kristus.
Anugerah Roh Kudus yang berharga itu tidak dikembangkan dalam seketika. Keberanian, keuletan, kesabaran, iman, kepercayaan yang tidak goyah dalam kuasa Allah yang menyelamatkan, itu semua diperoleh dalam pengalaman selama bertahun-tahun. Oleh satu kehidupan dengan usaha yang kudus dan ketergantungan yang kuat kepada yang benar, anak-anak Allah harus menentukan nasib mereka.
Tidak Ada Waktu Terbuang
Kita tidak punya waktu terbuang. Kita tidak tahu berapa lama lagi pintu kasihan akan ditutup. Paling lama kita hanya mempunyai masa kehidupan yang singkat sekarang ini, kita tidak tahu berapa lama lagi anak panah kematian akan menusuk jantung kita. Kita tidak tahu berapa lama lagi dipanggil untuk meninggalkan dunia dengan segala keinginannya. Kekekalan terbentang di hadapan kita. Tirai akan segera disingkapkan. Tetapi hanya beberapa tahun lagi, maka kepada setiap orang yang sekarang terbilang bersama orang yang hidup, perintah itu akan diumumkan:
Barang siapa yang berbuat jahat, biarlah ia berbuat jahat terus, . . . dan barang siapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan diri.4
Apakah kita sudah bersedia? Apakah kita sudah berkenalan dengan Allah, Penguasa Surga, Pembuat hukum, dan dengan Yesus Kristus yang Ia utus ke dunia ini sebagai wakilNya? Setelah selesai tugas kita, kita dapat mengatakan bersama Kristus teladan kita:
"Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaku untuk melakukannya... Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang."5
Malaikat Allah berusaha menarik perhatian kita dari diri dan dari perkara-perkara duniawi. Kiranya mereka tidak berusaha dengan sia-sia.
Pikiran yang telah diserahkan untuk kehilangan wawasan perlu diubah. "Sebab itu siapakah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu pernyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu. Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."6
Pikiran harus dipusatkan pada Allah. Kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh mengalahkan kecenderungan-kecenderungan jahat dari hati alamiah kita. Usaha kita, penyangkalan diri dan ketabahan kita, haruslah sebanding dengan nilai tak terbatas yang harus kita kejar. Hanya dengan mengalahkan sebagaimana Kristus telah kalahkan maka kita akan memenangkan mahkota kehidupan.
Perlunya Penyangkalan Diri
Bahaya manusia yang besar ialah menipu diri sendiri, memanjakan rasa kepuasan sendiri, dan dengan begitu memisahkan diri dari Allah, sumber kekuatannya. Kecenderungan kita yang alamiah, kecuali dibetulkan oleh Roh Kudus Allah, memiliki dalam dirinya benih-benih kematian moral. Kecuali kita berhubungan dengan Allah, kita tidak dapat menolak pengaruh pemanjaan diri yang tidak disucikan, cinta diri dan godaan berbuat dosa.
Untuk memperoleh pertolongan dari Kristus, kita harus menyadari kebutuhan kita. Kita harus benar-benar mengenal diri kita sendiri. Hanya orang yang mengenal dirinya sebagai orang berdosa yang dapat diselamatkan oleh Kristus. Hanya setelah melihat diri kita yang tidak berdaya dan setelah meninggalkan rasa percaya diri sendiri, barulah kita dapat berpegang pada kuasa ilahi.
Bukan hanya pada permulaan kehidupan Kristen penyangkalan diri itu dilakukan. Pada setiap langkah menuju ke surga, hidup itu harus dibarui. Semua perbuatan kita yang baik bergantung pada satu kuasa di luar diri kita sendiri; karena itu perlu jangkauan hati yang terus-menerus kepada Allah, satu pengakuan dosa yang sungguh dan senantiasa merendahkan jiwa di hadapanNya. Bahaya mengelilingi kita; dan kita aman hanya kalau kita menyadari kelemahan kita dan iman kita bergantung teguh kepada Penyelamat yang perkasa itu.
Kristus Sumber Pengetahuan yang Benar
Kita harus berpaling dari ribuan pokok persoalan yang mengundang perhatian. Ada halhal yang menghabiskan waktu dan menimbulkan pertanyaan, tetapi berakhir dalam kekosongan. Minat tertinggi menuntut perhatian dan tenaga yang sungguh-sungguh yang begitu sering diberikan kepada hal-hal yang relatif tidak berarti.
Dengan menerima teori baru tidak dengan sendirinya membawa kehidupan baru kepada jiwa. Biarpun memahami fakta dan teori yang pada dasarnya penting, itu bernilai kecil kecuali dipergunakan secara praktis. Kita perlu merasakan beban tanggungjawab kita untuk memberi makanan kepada jiwa kita yang akan menyehatkan dan merangsang hidup kerohanian.
Sehingga telingamu memperhatikan hikmat,
Dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian;
Jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak
Dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
Maka engkau memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan
Dan mendapat pengenalan akan Allah ...
Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, Keadilan, dan kejujuran bahkan setiap jalan yang baik Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu
Dan pengetahuan akan menyenangkan jiwa Kebijaksanaan akan memelihara engkau Kepandaian akan menjaga engkau.
"Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, Siapakah yang berpegang padanya akan disebut berbahagia."7
Pertanyaan untuk kita pelajari ialah: "Apakah kebenaran itu, kebenaran yang disukai, dikasihi, dihormati dan dituruti?" Para pecinta ilmu telah dikalahkan dan dikecewakan dalam usahanya mencari Allah. Apa yang mereka perlu tanyakan pada saat ini ialah: "Apakah kebenaran yang dapat menyanggupkan kita untuk memenangkan keselamatan jiwa?"
"Menurut katamu, siapakah Kristus itu?" Inilah pertanyaan penting. Apakah engkau menerima-Nya sebagai Juruselamat pribadimu? Kepada semua orang yang akan menerimaNya diberikan-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah.
Kristus telah menyatakan Allah kepada murid-murid-Nya dalam satu cara yang menimbulkan satu tugas khusus dalam hati mereka, seperti juga yang
Ia ingin lakukan dalam hati kita. Ada banyak orang yang terlalu banyak berpegang kepada teori telah kehilangan pandangan akan teladan kuasa Juruselamat yang hidup. Mereka kehilangan pandangan tentang Dia sebagai pekerja rendah hati yang menyangkal dirinya. Apa yang mereka perlukan adalah memandang pada Yesus. Setiap hari kita memerlukan pernyataan yang segar akan hadirat-Nya. Kita perlu mengikuti dengan cermat contoh yang diberikan-Nya tentang penyangkalan diri dan pengorbanan diri.
Kita membutuhkan pengalaman Paulus ketika dia menulis: "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku."8
Pengetahuan akan Allah dan Yesus Kristus yang dinyatakan dalam tabiat adalah suatu kehormatan di atas segala hal lain yang dinilai di dunia atau di surga. Itulah pendidikan tertinggi. Itulah kunci yang membuka gerbang kota surgawi. Pengetahuan ini dimaksudkan Allah agar semua orang yang mengenakan Kristus dapat memperolehnya.