STUDI PROFESI 1
Anggota kelompok:
Leonard Natanael / 315160092 Lieman / 315160098 Nicholas Denny D. / 315160106
Dosen : Ir. Nurjanto Rachman,M.Ars Pembimbing : Ir. Winanto Iswandi
Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara
Andra Matin Isandra Matin Ahmad atau biasa disebut Andra Matin adalah seorang arsitek Indonesia Andra Matin adalah arsitek dan desainer Indonesia yang cukup berpengalaman ditaraf nasional dan internasional. Permasalahan iklim tropis pada lingkungan merupakan pembahasan yang diangkat Andra Matin dalam setiap tahap perancangannya
Lahir Bandung 1962
Universitas Parahyangan 1988
Pengalaman Kerja • 1990-1998 Bekerja di PT. Grahacipta Hadiprana, Jakarta • 1998 Mendirikan Andra Matin Architect (AMA), Jakarta • Telah mengajar di Universitas Indonesia, Universitas Parahyangan, Institut Teknologi Bandung dan Universitas Tarumanagara. • 1998 Proyek Le Bo Ye Graphic Design Office, Jakarta Selatan • 1999 Proyek Paper Gallery, Bandung • 1999 Gedung Dua8 Ethnology Museum, Kemang, Jakarta Selatan • 2001 Proyek Ak’sara Bookstore, Kemang, Jakarta Selatan • 2002 Proyek Ramzy Gallery, Bangka, Jakarta Selatan • 2005 Pameran Bienalle
Penghargaan - IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Award untuk Gedung kantor Le Bo Ye Graphic Design, 1999 - IAI Award untuk Gedung Dua8 di Kemang, Jakarta Selatan, 2002 - IAI Award, Conrad Chapel di Bali (bersama Antony Liu dan Ferry Ridwan), 2006 - IAI Award, kantor Javaplant di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, mendapat, 2006 - Wallpaper Architecture Directory menobatkan Andra Matin sebagai salah satu arsitek, dari 101 arsitek dunia, yang paling berkiprah pada tahun 2007.
Gaya Arsitektur Ciri desainnya khas, membawa semangat kontemporer. Baik itu hunian, galeri, kantor, toko, hotel, sampai public space lainnya. Andra Matin mengusung gaya arsitektur kontemporer yang dipengaruhi oleh gaya arsitektur minimalis dan arsitektur jepang karena pernah tinggal di jepang semasa kuliah selama 1 bulan. Namun beliau tidak mau disebut sebagai arsitek minimalis, tetapi ia lebih setuju jika rancangannya disebut sebagai kontemporer, vernakular kontemporer.
Unsur Desain -Elemen air
-Menggunakan ramp dalam perpindahan level dimaksudkan untuk memeberi kesan terhubung antara 1 tingkat dengan tingkat lainnya, bukan untuk memisahkan level seperti tangga.
Saat mendesign, Andra Matin mengutamakan beberapa hal, yaitu : a. Kualitas ruang yang terbentuk b. Cahaya Matahari harus dapat masuk ke dalam bangunan c. Sirkulasi udara d. SIrkulasi Manusia
Keunikan karya Andra Matin lainnya yaitu penggunaan material beton yang menurutnya beton memiliki keindahan tersendiri dan bersifat longlasting. Andra Matin mempunyai pemikiran beton dengan warna abu-abu memiliki arti lembut, warna menenangkan yang juga tidak sulit untuk membersihkan debu pada permukaan abu-abu (Whiteboardjournal, 2011)
Dialogue Artspace Client
: Hermawan Tanzil Jl. Kemang Selatan 99A 1998 693 m2
Dia.Lo.Gue Artspace adalah art space tempat karya seni yang amat sangat beragam Melengkapi fungsi utamanya sebagai sebuah galeri, keberadaan cafe dan toko di Dia.Lo.gue menjadi sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan. Konsep dasar perancangan Dia.Lo.Gue Artspace ini yaitu merespon iklim tropis, dengan penerapan crossventilation dan open space. Penerapan cross-ventilation sengaja didesain untuk memberi kesempatan bagi cahaya alami juga udara alami yang masuk kedalam interior bangunan ke setiap sisi ruang yang ada.
Orientasi pada bangunan dialogue artspace menghadap ke arah utara dan selatan, hal ini untuk merespon intensitas cahaya sinar matahari yang masuk kedalam gedung
Penggunaan material yang berkonsep hemat energi dan ramah lingkungan pada bangunan Dialogue Artspace memiliki pengaruh berupa tingkat penyerapan panas, aliran udara dan intensitas cahaya yang baik, agar kenyamanan dalam ruang tercipta melalui pemilihan material yang tepat. Penggunaan material pada bangunan Dialogue Artspace dibagi pada bagian luar dan dalam cafe. Material dinding plesteran (dinding yang hanya finishing dengan plesteran) dan tiang kolom yang terbuat dari beton dilapisi dengan parket berwana coklat tua. Penggunaan material tersebut membuat suasana ruang menjadi lebih alami dan natural.
Lantai ruangan dalam Dialogue Artspace material yang digunakan merupakan batu alam dengan ukuran 30x50 cm berwarna abu-abu gelap yang merupakan material ramah lingkungan difungsikan sebagai penyerap panas yang baik serta memberikan kesan sejuk, asri, natural dan kokoh. Dinding kaca yang berada pada bagian belakang ruangan berfungsi untuk memasukan sinar matahari kedalam ruangan sehingga pada pagi dan siang hari tidak hanya menggunakan energi listrik untuk menerangi ruangan, serta dinding kaca juga berfungsi untuk menambah keindahan didalam ruangan karna bisa melihat taman yang ada dibalik kaca.
Plafon ruang luar ini material kayu berwarna coklat. Kayu yang berbentuk lembaran-lembaran panjang berukuran 5cm disusun secara rapi dan dengan jarak yang sama.Difungsikan agar cahaya matahari masuk kedalam ruangan tetapi tetap tereduksi agar cahaya yang masuk tidak terlalu terik
Dia.lo.gue Kemang
TIMELINE KARYA 1998
AM Residence Jakarta Cafe sekaligus tempat pameran
2000
Conrad Chapel
Rumah Andra Matin
DJ House
Nusa Dua, Bali
2006 tempat pernikahan populer di Bali
Bali
2006
rumah ini berusaha untuk mencerminkan kedekatan pemiliknya dengan alam dan tumbuhan.
Komunitas Salihara 2008
Jalan Salihara 16, Jakarta Selatan
Tanah Teduh Jakarta
2009 Perumahan di Jakarta yang bertujuan untuk menekankan arsitektur kontemporer Indonesia sambil merevolusi kehidupan perkotaan yang ramah lingkungan
Bangunan ini sebagai tempat alternatif bagi para seniman dan pemikir untuk melahirkan ide-ide dan kreasi yang tidak hanya segar dan bebas, namun sekaligus unik.
Gedung Dua8 Jakarta
Potato Head
2010
Jl. Peti Tengget, Seminyak, Bali Galeri karya seni 2010
Beach club populer di kawasan Seminyak, Bali. Menawarkan view indah dari lautan biru dengan arsitektur unik
Javaplant Yogyakarta 2011
Kopi Manyar Jakarta Selatan 2015
Kantor yang didesain menyatu dengan alam sektar
IT house Bogor 2015
Katamama Bali
2015
Hotel dengan unsur arsitektur lokal
Villa ini dirancang untuk memaksimalkan ventilasi silang dan masih menyisakan area yang luas untuk penghijauan dan pelestarian air hujan.
GBK Aquatic Center 2017 Jakarta Renovasi Stadion rengang ini memenuhi persyaratan fasilitas olah raga renang yang ditentukan oleh induk cabang olahraga renang internasional ( FINA )
Katamama Jl. Petitenget No.51, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia 2015 6000 m2
Sebagai hotel pertama persembahan PTT Family, grup di balik kesuksesan Potato Head Beach Club, Katamama menawarkan sejumlah tempat menginap terbesar yang ada di Bali.
“Gagasan utama di balik pendirian Katamama adalah sebagai representasi Bali.”
Konsep utamanya sebenarnya arsitektur ‘modern’ di tahun ‘60-an dan ‘70-an, sangat geometris. Dibandingkan dengan hotel-hotel lainnya di Bali yang dibuat dengan curved lines, Katamama sedikit berbeda,” demikian jelas Andra Matin. Different and enjoyable, indeed
Material Berbagai material asli daerah, seperti batu bata Bali, jati, ubin buatan tangan dari Jawa, dan terazzo yang dibuat di tempat, terlihat secara jelas di seluruh sudut hotel.
Batu bata ciptakan efek ‘light and shadow’ pada lorong hotel. “Saya suka akan bayangan. Bayangan yang bergerak, terutama di waktu senja saat matahari mulai menghuni,” ujar Andra
batu bata
Kamar-kamarnya dipenuhi oleh beragam karya seni yang telah dikurasi, furnitur pilihan, dan koleksi-koleksi berharga. Setidaknya ada lebih dari 100 karya seni kontemporer Indonesia yang tersebar di seluruh properti ini. Bahkan, sebagian besar amenities yang terdapat di kamar-kamar, termasuk tekstil, elemen tenun dan keramik, semuanya dibuat oleh para pengrajin Bali.
Katamama menawarkan hanya 58 suite, sehingga terasa amat intim dan damai. Semuanya membanggakan lahan outdoor, baik itu berupa balkon, taman terpencil, atau kolam renang pribadi.
The Rooftop Suites merupakan perwujudan sebuah kemewahan premium dan menyediakan the ultimate escape. Dengan ukuran 268 sqm, suite dua lantai ini menawarkan akses internal ke sebuah rooftop garden lengkap dengan pemandangan laut yang menakjubkan, spa bath dan rain shower serta area makan dan lounge lengkap dengan bar milik pribadi. Belum lagi the crowning glory dari hotel ini, yaitu The Katamama Suite, dengan dua kamar tidur dan rooftop garden pribadi dan pemandangan laut yang sama memukaunya.` Pada akhirnya, Katamama menawarkan kesempatan kepada para tamunya untuk menikmati kemewahan dan budaya Indonesia yang sesungguhnya melalui konteks kontemporer.
Potato head Jl. Peti Tengget, Seminyak, Bali 2010
Nama Potato Head bukan berarti mengharuskan bangunannya berbentuk kepala kentang, karena 'Potato Head' ini sendiri hanyalah sebuah brand yang sudah terkenal di dunia.
Merupakan keseimbangan sempurna dari modernitas dan fantasi. Fasad, dinding yang disusun dari 1200 jendela lapuk yang dikumpulkan dari seluruh penjuru nusantara membujuk kita untuk melalui pintu masuk yang sempit dan berjalan melalui mezzanine semen gelap.
Masuk Lobby
Masa bangunan berbentuk elips, menyerupai koloseum dan terdapat kolam renang di pusatnya.
Desain interiornya mengadopsi konsep industrial yang mengekspose jaringan utilitas dan beton tekstur. Jendela krepyak kembali dipakai untuk memenuhi langit-langit area bistro. Nuansa art deco hadir dalam pemilihan mebel yang menyertai pengunjung bersantai. Salah satunya adalah coffe table rendah yang kaki-kakinya bergaya pasak dipadu dengan pemilihan kursi dan sofa dengan style beragam yang menghilangkan kesan monoton. Beberapa furniture seperti bar meninggalkan kesan rustic dan kuno.
Potato Head Bali dibagi menjadi beberapa area : Bench, Bar Deck, dan Pool side. Pool Side = salah satu area dengan pemandangan terbaik dan berada dekat dengan kolam renang yang langsung menghadap pantai. Dari area ini pula kita dapat menyaksikan indahnnya pemandangan saat matahari tenggelam. Ruang-ruang di Potato Head semuanya terhubung tanpa adanya sekat masif. Pemisahan hanya dilakukan dengan split level yang semakin turun ke arah pantai
Gedung ini merupakan sebuah museum pribadi dimana selain memamerkan hasil budaya dan artefak dari Indonesia Timur juga mengakomodasi berbagai kegiatan budaya seperti diskusi, pameran, dan teater.
Konsep Arsitektur Gedung Dua8 memiliki konsep modern dan menyatu dengan alam. Ekspresi bangunan ini horizontal, dinamis, dan bening. Mencerminkan konsep kesetaraan dan keterbukaan. Komposisi solid void dan interaksi yang sangat baik antara ruang dalam dan luar memperjelas penyatuan tersebut.
Jalan kemang Utara no. 28 Jakarta Selatan 2010
Gedung ini memiliki 4 lantai dengan satu lantai ground. Satu lantai gedung memiliki ketinggian (leveling) berbeda. Bagian tengah gedung lebih tinggi dari bagian kanan kirinya. Akses ke setiap level menggunakan ramp dan tangga, tidak ada lift.
Secara garis besasr, pada gedung ini terdapat pembagian wilayah. Area Terbuka di bagian Utara
Area Kantor dan Service di Bagian Timur
Area Galeri di Bagian Barat
Lobby di bagian Selatan Pada lantai 1 bangunan terdapat main entrance dan side entrance bangunan. Main entrance bangunan terdapat di depan (arah utara) sedangkan side entrance terdapat di samping bangunan (arah timur). Main entrance dapat dicapai dari luar bangunan menggunakan ramp yang dapat diakses oleh siapa saja, termasuk orang penyandang cacat/disabilitas. Lantai ini menerima cukup cahaya alami pada siang hari terutama pada sayap barat (kanan) bangunan yang memiliki banyak bukaan pintu kaca.
Denah lt 2
Ramp Menuju Main entrance
Denah lt 1
Denah lt 3
Denah lt 4
Kompleks Javaplant Office Lereng Gunung Tawamangu, Yogyakarta
Konsep : Modern tropis yang menyesuaikan dengan alam sekitar
2011
Pada tahap awal, arsitek menata posisi bangunan dan jalur sirkulasi baik sirkulasi untuk orang maupun untuk barang yang efisien. Dua bangunan yaitu kantor dan laboratorium, ditata dalam formasi saling tegak lurus menyerupai huruf L. Bangunan kantor yang hanya satu lantai ditandai oleh atap model pelana sedangkan bangunan pabrik yang terdiri dari dua lantai, ditutup oleh sebidang atap miring. Dalam pengolahan lahan dan bangunan, arsitek memasukkan unsur air yang berefek menenangkan dengan cara membuat kolam ikan koi di bagian belakang bangunan kantor utama dan di bagian muka kantor pemasaran. Kolam ini dibuat mengelilingi kantor bahkan bangunannya, seolah-olah menjorok di atas permukaan kolam sehingga menarik perhatian (eye catcher) orang yang datang.
Secara keseluruhan, bahasa arsitektur yang dipakai oleh ketiga bangunan adalah material batu bata Dinding batu bata ini diolah secara kreatif, misalnya diantara susunan bata sengaja dibuat lubang-lubang untuk mengalirkan udara sejuk ke dalam ruang. Pada siang hari, cahaya yang masuk melalui lubang diantara batu bata tersebut menghasilkan bayang-bayang berbentuk garis ataupun titik-titik sehingga tercipta “permainan” bayangan yang dinamis.
Sesuai dengan prinsip arsitektur tropis, sebagian dinding luar bangunan kantor ataupun laboratorium dirancang secara transparan berupa jendela kaca lebar, skylight di atap dan deretan lubang udara di bawah atap. Konsep berbasis indoor-outdoor ini juga memaksimalkan masuknya cahaya alami dan memaksimalkan sirkulasi udara serta terdapat kontinuitas visual antar ruang dengan orientasi ke arah luar sehingga memberikan kesan “merangkul” alam ke dalam bangunan.
Daniel Libeskind
Lahir di Lód’z, Polandia,1946
Daniel Libeskind merupakan salah satu arsitek yang menerapkan aliran dekonstruksi pada karya-karyanya karena bentukannya yang dianggap tidak lazim dan ‘berani’. Arsitektur dekonstruksi merupakan pengembangan dari arsitektur modern.
Pendidikan Bronx High School of Science - matematika, astronomi dan seni Cooper Union for the Advancement of Science and Art - Arsitektur
Daniel Libeskind berimigrasi ke Amerika Serikat saat masih remaja bersama keluarganya dan menetap di Bronx
Dalam masa menempuh pendidikannya, Ia mempelajari suatu hal yang baru dimana dengan menekuni bidang arsitektur, Libeskind menjalani sebuah progres alamiah untuk menyatukan berbagai bidang disiplin (multidisipliner) seperti matematika, musik dan seni (visual arts) yang tentunya tidak terlepas dari menciptakan sebuah ruang (space) bagi masyarakat.
Dalam menempuh pendidikan tersebut Libeskind berada di bawah bimbingan John Hedjuk dan Peter Eisenman John Hejduk
Peter Eisenman
Mereka berdua memberikan pengarahan kepada Daniel Libeskind yakni bagaimana melakukan eksplorasi dan menciptakan suatu konstruksi ruang arsitektur yang berawal pada perwujudan ekspresi bentuk yang bebas dan dinamis bertolak dari seni kubisme, dengan konstruksi pemikiran yang radikal, memadukan antara unsur seni visual dan sclupture dengan teknik konstruksi yang inovatif yang disesuaikan dengan teknologi terkini .
Pengalaman Kerja
1972
Bekerja sebagai partner Richard Meier
1978-1985 Mengawali karier sebagai professor di Architecture Department at Cranbrook Academy of Art in Bloomfield Hills, Michigan 1985
Mendirikan sebuah sekolah arsitektur, yaitu Architecture Intermundium di kota Milan; Italia
1985
Libeskind pertama kalinya mengikuti kompetisi konseptual arsitektur yang diadakan oleh IBA, yakni Berlin City Edge Competition
1986
Daniel Libeskind mengikuti sebuah pameran arsitektur dekonstruksi di Museum of Modern Art di New York.
1989
Mendirikan Studio Daniel Libeskind bersama istrinya
Penghargaan 1983
National Endowment for the Arts Design Arts Grant for Studies in Architecture
1985
Venice Biennale First Prize Stone Lion Award for Palmanova Project
1998
Time Magazine Best of 1998 Design Awards for the Felix Nussbaum Haus
2000 2001
Goethe Medal for cultural contribution by the Goethe Institute Arsitek pertama yang memenangkan Hiroshima Art Prize
2004
Man of the Year Award from the Tel Aviv Museum of Art
2004
Honorary member of the Royal Academy of Arts in London, England
2004
RIBA International Award for the Imperial War Museum North
2006
RIBA International Award for Wohl Centre at Bar-Ilan University
2007
Gold medal for Architecture at the National Arts Club
Cara Pandang terhadap Arsitektur
Daniel Libeskind percaya bahwa arsitektur adalah sebuah ruang yang diciptakan dengan memberikan arti. Memberikan pengalaman yang tidak dapat ditemukan dan dirasakan oleh pengguna di tempat lain. Arsitektur memberikan ruang untuk bernafas, bermimpi. Bukan hanya untuk sebagian orang, tetapi untuk semua orang.
Daniel Libeskind selalu berpikir bahwa arsitektur dan musik memiliki keterkaitan yang erat. Pertama-tama, secara emosional arsitektur itu sama rumit dan sama abstraknya dengan musik yang datang hingga menyentuh jiwa, tidak hanya menyentuh pikiran saja.
Daniel juga meyakini bahwa kita tidak boleh malu dalam arsitektur, namun kita harus bisa mengekspresikan diri kita kedalam bangunan kita dari sebuah lahan yang mempunyai berbagai macam ekspresi.
Keahlian tangan dalam menggambar sketsa sangat penting. Menurut Daniel, komputer adalah alat yang akan membantu manusia dalam membuat rancangan, namun keahlian tangan sangat penting bagi seorang arsitek dan harus terus dikembangkan untuk menghasilkan ide-ide yang baik dalam merancang.
Jewish Museum
TIMELINE KARYA
Berlin
1999 Felix Nussbaum Haus
Museum untuk sejarah keberadaan Berlin
Osnabrück, Germany
mengengang orang Yahudi di
1999
Museum pelukis Yunani-Jerman yang memfokuskan pada rasisme dan toleransi
Imperial War Museum North 2001
Greater Manchester, United Kingdom
Museum ini mengeksplorasi dampak dari konflik perang dunia terhadap dunia modern dan terhadap masyarakat
Denver Art Museum Denver
2006
museum seni di Denver yang menyediakan sebuah koneksi atau perhubungan untuk masyarakat yang tinggal di kota tersebut
Royal Ontario Museum Canada
2007
Contemporary Jewish Museum California
2008
museum terbesar di Kanada yang di dalamnya berisikan benda-benda budaya dunia dan sejarah alam
The Ascent at Roebling’s Bridge USA
2008
Military history museum Apartment mewah
Jerman
2011
Keppel Bay
museum ini dijadikan pusat resmi angkatan bersenjata Jerman dan menjadi museum terbesar di Jerman
Singapore
2011
Apartment mewah dengan jumlah unit 1129
2014
USA Pembangunuan ulang gedung WTC yang hancur pada 911
Zlota 44 Polandia Apartment tertinggi di Eropa yang mengikuti lintasan matahari untuk memaksimalkan cahaya alami
One World Trade Center
2017
Denver Art Museum
100 W 14th Ave Pkwy, Denver, CO 80204, USA 2006 Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 146.000m2 , dan memiliki koleksi karya seni berjumlah lebih dari 68.000 dari seluruh dunia. Museum seni ini merupakan sebuah tambahan (extension) dari bangunan yang ada di seberangnya, The Frederic C. Hamilton Building. Saat pertama kali disahkan/dibuka, bangunan ini langsung diramaikan oleh pendatang dikarenakan bentuknya yang unik dan sudah merupakan salah satu koleksi desain arsitektur kontemporer saat itu.
Konsep Sudut tajam dan geometri kompleks bangunan museum seni Frederic C. Hamelton di Denver meniru puncak-puncak pegunungan Rocky sekitarnya yang bergerigi.
Visi Libeskind yakni bukan untuk menciptakan bangunan yang berdiri sendiri, melainkan salah satu bangunan yang dapat menyatu dan terkoneksi dengan masyarakat yang tinggal disana. Bangunan ini sebagai bagian dari komposisi ruang publik, monumen dan gerbang dalam pengembangan bagian kota ini, yang memberikan kontribusi pada hubungan dengan bangunan tetangga.
Pengunjung bisa melihat pegunungan Rocky dari museum ini
Material Penggunaan material pada bangunan ini dipenuhi dengan metal, kaca, titanium dan batu-batu alam. Bahan bangunan berhubungan erat dengan konteks yang ada serta bahan baru yang inovatif (seperti titanium) yang bersama-sama akan membentuk ruang yang menghubungkan tradisi Denver lokal untuk abad ke-21
Royal Ontario Museum Queens Park, Toronto, ON M5S 2C6, Canada 2007 Royal Ontario Museum (ROM) adalah museum terbesar di Kanada yang di dalamnya berisikan benda-benda budaya dunia dan sejarah alam. Daniel Libeskind merancang bangunan tambahan yang baru pada bangunan lama museum yang berada di kota Ontario, Canada yang dibuka umum pada tahun 2007. Proyek ini meliputi perombakan 10 galeri baru di gedung lama dan menciptakan sayap baru "Michael Lee-Chin Crystal" yang menghubungkannya dengan museum yang sebelumnya
Konsep Perancangan bangunan baru pada Royal Ontario Museum adalah peluang untuk arsitektur baru yang dramatik dan penciptaan pusat perhatian umum yang luar biasa. Pemusatan pada lahan menciptakan hubungan antara sejarah dan masa kini, antara tradisi dan inovasi Setengah dari bangunan baru ini digunakan untuk ruang pamer, sedang lantai dasar diperuntukkan untuk ruang pintu masuk dan ruang usaha yang diakses langsung dari jalan raya.
Konstruksi
yang dipakai adalah fabrikasi baja dan beton. Sedangkan untuk pelapisnya menggunakan material lembaran aluminium yang dipadukan dengan kaca transparan.
1983
Gold medal for Architecture at the National Arts Club
2012
2017
RIBA Regional Award for Ogden Centre for Fundamental Physics at Durham University
AIA National Service Award for the World Trade Center Master Plan
2018
CTBUH Urban Habitat Award for the World Trade Center Master Plan
2013
FIABCI Prix d'Excellence Award, Residential for Reflections at Keppel Ba
2018
2014
MIPIM award in Best Urban Regeneration Project for KoBogen
AIANY Merit Award for the National Holocaust Monument, Ottawa, Canada
2014
First recipient of honorary degree of Doctor of Fine Art (DFA) from University of Ulster in recognition of his outstanding services to global architecture and design
2014
Doctor Honoris Causa of the New Bulgarian University
Jewish Museum Lindenstraße 9-14, 10969 Berlin, Germany
15000 m2
1999 Jewish Museum merupakan proyek yang dikerjakan Libeskind setelah memenangkan sayembara merancang museum untuk mengenang sejarah keberadaan kaum Yahudi di Jerman dan peristiwa Holocaust (pembantaian tidak manusiawi terhadap kaum Yahudi di Jerman) yang telah terjadi. Museum ini menampilkan sejarah sosial, politik, dan kebudayaan kaum Yahudi di Berlin mulai dari abad keempat hingga sekarang. Daniel dalam desainnya memberikan sebuah pengalaman pada para pengunjung untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh bangsa Yahudi saat itu. Walaupun secara umum proyek ini disebut Jewish Museum, tetapi Libeskind sendiri menyebut proyek yang dikerjakannya ini sebagai Between the Lines‘, yang bermakna sebagai penggambaran dua garis pemikiran yaitu Organisasi dan Hubungan (antara sejarah kaum Yahudi dan sejarah Jerman)
Fasad bangunan ini sendiri terbuat dari zinc (panel seng), seolah-olah tersayat oleh garis lurus yang bersilangan yang merupakan jendela yang dapat memberikan cahaya dramatis dan bayangan ke dalam museum. Bentuk dan penempatan tampaknya acak tetapi ternyata merupakan abstraksi dari pola yang diciptakan dengan menghubungkan alamat-alamat penduduk Yahudi yaitu tempat-tempat yang diduga dimana orang-orang Yahudi tersebut dideportasi dari Berlin dan dibunuh selama tahun pemberontakan terjadi di Berlin, kemudian gambar tersebutdiproyeksikan ke bangunan sehingga menciptakan garis-garis yang terkesan tidak beraturan
Daniel Libeskind membuat bangunan museum ini tersambung dengan bangunan bergaya Baroque di sebelahnya, yang merupakan gedung courthouse lama. Jalan masuk ke dalam bangunan Jewish Museum dicapai melalui gedung Baroque ini, yang dibuat menurun hingga ke bawah tanah, dengan titik entrance di bawah sebuah menara yang menerus ke atas membentuk void setinggi 20 meter, menciptakan kesan kedalaman yang semakin mengubur ketika pengunjung harus menempuh tangga yang menurun hingga ke bawah tanah Di dalam bangunan yang didesainnya, suasana yang gelap dan kelam pun mulai dimunculkan dengan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan, bentuk beton yang kasar dan gelap sesuai dengan materialnya dan juga ada beberapa ruang dengan lantai berpola wajah sedih dari besi yang menggambarkan betapa kelamnya keadaan masyarakat Yahudi pada masa pembantaian oleh Nazi pada masa lampau.