Majalah Home Living Edisi 99/2018

Page 42

SUYENNI

WANITA DALAM DUNIA LAKI-LAKI Berat sekali? Sangat. Setahun magang, saya menyetir dari rumah di Pantai Indah Kapuk ke kantor di Gading Serpong selalu menangis karena merasa tidak sanggup. Tidak disangka, Saya justru memutuskan berhenti setelah empat tahun di Studio Tonton pada 2013.

WOMEN’S VISION / DESIGNER Teks Pipit Pianita Foto Syafril H. Sujatmoko

S

uyenni atau kerap disapa Yenni adalah interior design DIA, pemilik Lima Cafe dan Ruang Artspace. Berbincang dengannya seolah membuka rahasia dapur seorang designer perempuan., sebagai dunia profesional yang hanya cocok untuk perempuan tangguh dan tidak gampang menyerah. Anehnya dia merasa bukan salah satunya.

Biasanya seorang designer setelah berhenti dari konsultan ternama, untuk fokus membangun konsultan desain sendiri. Bagaimana dengan Anda? Karena sering dikomplain orang tua soal jam kerja. Tahun 2011, saya minta dana 200 juta untuk membangun kedai kopi. Lokasinya dekat rumah di PIK dan saya harus putar otak mengolah uang itu untuk kebutuhan membeli mesin kopi beserta semua peralatan pembuatannya. Termasuk menata interiornya.

Kenapa kedai kopi? Saya suka menyendiri. Kalau tidak ada di kampus, saya pasti ada di lantai dua cafe Benne di Benton Junction. Area itu selalu sepi, sehingga bisa leluasa menulis puisi, membuat sketsa, apapun yang saya sukai. Tetapi ternyata tidak semudah itu, saya harus belajar tentang kopi dan manajemennya dari teman-teman di Anomali dan Caswell untuk mendirikan Lima.

Alasan memilih jurusan desain interior? Pertama kali akan kuliah, saya ajukan pilihan jurusan seni dan fashion ke orang tua, tetapi keduanya ditolak. Saya pun mencari sekolah yang relevan dengan hobi saya melukis, lalu mendaftar di jurusan interior design Universitas Pelita Harapan. Berjalannya waktu saya Mengapa menamainya Lima? merasa salah pilih, hasrat saya justru di bidang arsitektur. Ruko ini nomor 5, ada 5 lantai dan saya berjanji mewujudkan Buku-buku yang saya baca dan tokoh panutan saya, 5 mimpi saya disini. Membangun kedai kopi 2 lantai, artspace, semuanya berasal dari dunia arsitektur. Magang hingga studio desain dan roof top untuk me time saya. bekerja di Studio Tonton pun saya diserahkan proyek arsitektur. Bagaimana pembangunan Lima sejauh ini? Lima ibarat maha karya saya. Desain personal dan ia membawa Tidak menemukan kesulitan? cerita perjalanan hidup Suyenni sampai saat ini. Bagaimana saya Banyak sekali, saat magang saya langsung diserahi menghemat dana, dibantu Ivan Christianto (desainer produk) tujuh proyek bangunan. Kebayang pusingnya anak mencari bahan bekas untuk interior, lembur bareng tukang untuk interior diserahkan proyek arsitektur. Saya jarang membuat furnitur, mengamplas sendiri meja dan kursi. Saat pulang dan sering lembur. Pernah karena tidak merenovasi Lima baru-baru ini, semua furnitur ini masih ada dan tidur berhari-hari, saya mandi dengan shampo dan akan terus digunakan. keramas pakai sabun.

42

HOME LIVING


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.