
2 minute read
DESIGNER
SUYENNI WANITA DALAM DUNIA LAKI-LAKI
WOMEN’S VISION / DESIGNER
Advertisement
Teks Pipit Pianita Foto Syafril H. Sujatmoko
Berat sekali?
Sangat. Setahun magang, saya menyetir dari rumah di Pantai Indah Kapuk ke kantor di Gading
Serpong selalu menangis karena merasa tidak sanggup. Tidak disangka, Saya justru memutuskan berhenti setelah empat tahun di Studio Tonton pada 2013.
Biasanya seorang designer setelah berhenti dari konsultan ternama, untuk fokus membangun konsultan desain sendiri. Bagaimana dengan Anda? Karena sering dikomplain orang tua soal jam kerja. Suyenni atau kerap disapa Yenni adalah interior design DIA, pemilik Lima Cafe dan Ruang Artspace. Berbincang dengannya seolah membuka rahasia dapur seorang designer perempuan., sebagai dunia profesional yang Tahun 2011, saya minta dana 200 juta untuk membangun kedai kopi. Lokasinya dekat rumah di PIK dan saya harus putar otak mengolah uang itu untuk kebutuhan membeli mesin kopi beserta semua peralatan pembuatannya. Termasuk menata interiornya. hanya cocok untuk perempuan tangguh dan tidak gampang Kenapa kedai kopi? menyerah. Anehnya dia merasa bukan salah satunya. Saya suka menyendiri. Kalau tidak ada di kampus, saya pasti ada di lantai dua cafe Benne di Benton Junction. Area
Alasan memilih jurusan desain interior? itu selalu sepi, sehingga bisa leluasa menulis puisi, membuat
Pertama kali akan kuliah, saya ajukan pilihan jurusan sketsa, apapun yang saya sukai. Tetapi ternyata tidak semudah seni dan fashion ke orang tua, tetapi keduanya ditolak. itu, saya harus belajar tentang kopi dan manajemennya dari Saya pun mencari sekolah yang relevan dengan hobi teman-teman di Anomali dan Caswell untuk mendirikan saya melukis, lalu mendaftar di jurusan interior design Lima. Universitas Pelita Harapan. Berjalannya waktu saya merasa salah pilih, hasrat saya justru di bidang arsitektur. Mengapa menamainya Lima? Buku-buku yang saya baca dan tokoh panutan saya, Ruko ini nomor 5, ada 5 lantai dan saya berjanji mewujudkan semuanya berasal dari dunia arsitektur. Magang hingga 5 mimpi saya disini. Membangun kedai kopi 2 lantai, artspace, bekerja di Studio Tonton pun saya diserahkan proyek studio desain dan roof top untuk me time saya. arsitektur. Bagaimana pembangunan Lima sejauh ini?
Tidak menemukan kesulitan? Lima ibarat maha karya saya. Desain personal dan ia membawa
Banyak sekali, saat magang saya langsung diserahi cerita perjalanan hidup Suyenni sampai saat ini. Bagaimana saya tujuh proyek bangunan. Kebayang pusingnya anak menghemat dana, dibantu Ivan Christianto (desainer produk) interior diserahkan proyek arsitektur. Saya jarang mencari bahan bekas untuk interior, lembur bareng tukang untuk pulang dan sering lembur. Pernah karena tidak membuat furnitur, mengamplas sendiri meja dan kursi. Saat tidur berhari-hari, saya mandi dengan shampo dan merenovasi Lima baru-baru ini, semua furnitur ini masih ada dan keramas pakai sabun. akan terus digunakan.
Bagaimana dengan proses pencapaian Tiga mimpi lainnya?
Tahun 2016, saya capek menjadi desainer dan ingin berhenti. Namun justru proyek banyak datang. Akhirnya saya mencari partner untuk mengurusi divisi arsitektur dan saya fokus di interior. Namanya DIA dan saat ini sedang dalam proses legalitas. Untuk artspace, sebetulnya sudah dimulai sejak lama, hanya sedang vakum karena sibuk menyelesaikan proyek. Saya ingin Ruang ArtSpace menjadi tempat pameran seniman muda yang tidak diberi kesempatan di museum dan tempat besar.

Sulitkah mencapai mimpi-mimpi tersebut?
Sebagai perempuan, saya harus mengiyakan. Semua mimpi ini mengambil waktu yang tidak sedikit. Tidak terbayangkan bila suatu hari saya harus berkarier dan mengurus keluarga bersamaan. Karena saya tahu sangat berat.
Wilshire, Senopati kolaborasi Yenni bersama Einstein & Einstein Associates (kiri).
Epigastro. Yenni menciptakan suasana outdoor ke indoor dangan memasukkan material alami batu, kayu, dan vegetasi (kanan).
Foto Dok. Suyenni
