3 minute read

LIVING AREA

Next Article
ART

ART

LOCAL SPIRIT BY SPANISH DUO

WOMEN’S VISION / LIVING AREA Keempat bangunan memiliki atap yang serupa. “Kami meniru bentuk atap rumah tradisional dari Foto Arno Santosa Toraja, di Sulawesi,” ujar Bea. Nacho menambahkan Teks Donny Amrin bahwa itu salah satu cara mereka mempertahankan nilai tradisional dalam arsitektur modern. Keduanya juga sangat peduli dengan desain yang berkelanjutan. “Kami menggunakan material-material setempat untuk membantu pengusaha lokal dan mendukung sustainability di pulau ini. Kayu bekas bantalan rel kami gunakan untuk ambang pintu dan lantai di area luar ruangan. Batu alam lokal kami gunakan untuk lantai interior, lalu sisa kayu dari perkebunan kopi kami susun sebagai penghalang cahaya dan penutup atap sirap,” tambah Bea. Susunan batang-batang kayu tersebut juga K ampung tropis yang di kelilingi ‘fasilitas internasional’. Mungkin itu gambaran yang pas untuk lokasi rumah ini. Namanya Villa Oceans. Desainernya Beatriz Alejandre and Nacho Atienza, pasangan arsitek asal membentuk pola dekorasi pada bagian atas bangunan. Pada bangunan utama terdapat living room, dining room dan dapur yang bisa digunakan bersama-sama. Atap yang tinggi dimanfaatkan untuk membuat kamar tidur di atas ruang makan. Living room diapit oleh dua pintu kaca yang bisa dibuka. Satu menghadap ke kolam renang, satu lagi Spanyol. Keduanya mendirikan biro menghadap teras depan yang rimbun. Dengan demikian, desain Biombo Architecture and Interiors, dan Villa Oceans ruang bersama ini selalu punya ventilasi silang yang adalah salah satu karya mereka. memungkinkan udara mengalir melewatinya dan nyaman

Advertisement

Villa Oceans berada di daerah Canggu, Bali. Wilayah tanpa AC sekalipun. ini juga punya jalan-jalan kecil, bahkan gang, yang Komitmen Bea dan Nacho untuk menggunakan bahan menyembunyikan villa-villa menarik. Perjalanan akan lokal tidak hanya sampai pada material bangunan. Mereka juga terasa lebih menantang ketika kita tidak dibantu google maps mengisi interior dengan furnitur dan aksesoris lokal. Kabinet untuk menemukan tempat ini. Jalan masuknya hanya pas dibuat dari kayu jati bekas dengan dekorasi berupa alat-alat tenun untuk satu kendaraan roda empat. Tapi siapa yang peduli, dari Bali dan Lombok. Mereka juga mendesain sendiri kursi-inilah uniknya Bali. Bahkan di dalam gang sekalipun, bisa kursi dan semua tempat tidur di setiap kamar, lalu dikerjakan oleh saja Anda punya tetangga dari lima negara yang berbeda. pengrajin lokal. Begitu juga dengan cermin ‘jendela tua’ di living

Villa Oceans juga menjadi tempat tinggal Bea dan room dan lampu gantung ‘topi’ di atas meja makan. Nacho, demikian pasangan yang baru menikah Maret lalu ini dipanggil. Mereka membuat tiga unit bungalow yang masing-masing punya pintu masuk sendiri, selain bangunan utama di bagian depan yang mereka tempati. Jadi ada empat massa di lahan seluas 175 meter persegi ini. Orientasi semua bangunan ke arah kolam renang Atap yang tinggi pada bangunan utama di tengah lahan. Taman di sekitar kolam dibiarkan dimanfaatkan untuk membuat satu lagi tumbuh rimbun sehingga berkesan natural. kamar tidur di atas ruang makan.

Living room punya pintu kaca lebar ke arah kolam renang. Pada dinding bagian atasnya juga terdapat jendela kaca segitiga yang dilengkapi jejeran kayu kopi sebagai vitrase dekoratif. Villa ini tidak pernah kekurangan cahaya pada siang hari (atas).

Tangga kayu sederhana menjadi akses ke kamar atas. Di bawahnya ada ruang makan dan dapur, juga kamar mandi semi outdoor di sampingnya (bawah).

Kamar tidur yang saat ini dihuni Bea dan Nacho dilengkapi dengan furnitur dan aksesori buatan pengrajin lokal (kanan).

Barang-barang produksi lokal juga tampak digunakan pada dua buah kamar yang disewakan di dua bungalow yang berada di tepi kolam renang (atas & bawah).

Villa Oceans memadukan suasana tropis khas Bali serta taman rimbun di sisi kolam renang dengan bentuk atap yang terinspirasi atap rumah tradisional Toraja, Banua Tamben (kanan).

This article is from: