Draf Tank-U: Antologi Interpretasi Ilustrasi @poptomatik

Page 1

K

N TA

U

Antologi Interpretasi Ilustrasi @poptomatik Oleh: various interpreters

2021





Dipersembahkan oleh:

poptomatik



This page intentionally left blank


LATAR BELAKANG 1. Di sejumlah kesempatan dalam menghadiri perhelatan foto/lukis/grafis, kami beberapa kali menyimak bunyi "itu interpretasi masing-masing..". Klise dan kadang menjemukan.

Apakah ada dampak yang ditawarkan? Seberapa lama akan melekat dibenak dan terkonversi menjadi sikap? Atau justru audiens-audiensnya yang "kurang pintar" dan miskin pengetahuan?

Padahal, bila diamati, hal-hal yang disajikan tak lebih dari suatu yang membingungkan, banyak simbol, miskin petunjuk & kadang abstrak.

Atau justru saya yang terlalu naif dan mengada-ada?

Bagi kami, ini suatu yang timpang dan mengandung missing link. Tidak mudah bagi kami yang wawasannya terbatas.

2. Berlatar belakang gagasan diatas, kami tertarik membuat "lomba interpretasi ilustrasi".

Lebih parahnya lagi, kadang, si hadirin kurang tahu siapa yang membikin; di dimensi mana sang pembuat berada, sudut pandang personalnya dan konteks yang ditawarkan, tidak benar-benar terpapar jelas dalam narasi pengantar perhelatan.

Interpretasi, bagi kami merupakan kegiatan menafsir suatu hal/kejadian, direfleksikan dengan wawasan, pengalaman ataupun preferensi personal.

Audiens diminta nyemplung pada labirin yang tidak penting-penting amat bagi sebagian orang. Membingungkan bukan? Jadi, siapa yang akan peduli dengan karya yang dibikin? Seberapa penting karya tersebut bagi audiens?


LATAR BELAKANG 3. Bagi kami, akan menjadi hal yang sangat menarik, bilamana melihat ilustrasi-ilustrasi yang kami bikin, dipandang dari sudut pandang yang lain, dari preferensipreferensi personal yang lain. Dan betul, kami kedapatan tafsiran yang mengejutkan di luar dugaan. Berkali-kali kami dibikin bergumam “wuh!”, “woh!”, “ga kepikiran!”, “wasem! luar biasa!” (dsb.) ketika kiriman para interpreters, masuk ke akun kami. Estu! Supaya daya guna dan daya lekatnya lebih nganu, hasil karya dari kawan-kawan peserta kami himpun menjadi sebuah antologi. Semoga berkesan. Semoga berkenan. Mohon maaf bila dirasa ada yang kurang pas. Kami sampaikan, Tank-U! Cherio! :-D Kartasura, 19 Mei 2021


DAFTAR ISI SAMPUL DAFTAR ISI KONTRIBUTOR LATAR BELAKANG

0 1 2 3

INTERPRETASI ILUSTRASI SANG PEMENANG PEMENANG LOMBA

5 6

(AT)MAGICAL_ATHENE (AT)LUCYA1645 (AT)AHMADFIRDAUS_005 (AT)MRSHARIN_ (AT)RUMAH.TEMARAM

7 10 12 14 16

(AT)FARIZKUMAULANA (AT)SHOFIYAH_717 (AT)SEMI_PUDAR (AT)DWIATINA_ (AT)KACA_NUSA

18 20 22 24 26

(AT)HESTIAZROQ (AT)FKH_AKHMAD (AT)RINAIAKSARA (AT)DWIATINA_ (2)

28 30 32 34


INTERPRETASI ILUSTRASI



(AT) MAGICAL_ATHENE Work-Life Balance (Lillian Moller Gilbreth) Work-Life Balance secara mudah bermakna keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab seorang pekerja untuk pekerjaannya, namun juga harus memiliki kehidupan pribadi yang harmonis dan keduanya harus selaras. Saya mengasumsikan bahwa kupu-kupu di atas merupakan representasi dari work-life balance. Mengapa demikian? Mari kita observasi satu per satu, check it out! A. Item-Item yang menggambarkan Work Ikat Pinggang dan Jam Tangan Bentuk kotak diidentikkan dengan ikat pinggang formal yang biasa digunakan pria dalam setelan formal, termasuk untuk pergi bekerja. Aksen bulat-bulat memperlihatkan bahwa kupukupu ini memiliki selera yang unik dalam memilih fashion, sehingga dapat dikatakan bahwa kupukupu merupakan seorang pekerja yang kreatif dan inovatif. Lalu, Jam tangan merupakan

item yang ‘semi-wajib’ untuk para pekerja karena menunjukkan waktu untuk membantu mereka disiplin terhadap jadwal. Kupukupu ini yang memakai jam tangan di tangan kanan yang berarti dia mewakili orang-orang yang memakai tangan kiri atau kidal yang identik dengan orang kreatif. Dari sini, terlihat bahwa kupu-kupu adalah seseorang yang bekerja. B. Indentifikasi Life 1. Rebahan Ala Anak Milenial Kupu-kupu ini menunjukkan posisi sedang rebahan. Seperti yang dikemukakan Frame dan Hartog tentang kehidupan pribadi, kupu-kupu ini mewakili ‘life’ atau kegiatan dalam kehidupan selain pekerjaan. 2. Gawai, Minuman Tropical Menyambung penjelasan di atas, gawai menjadi item yang tak pernah alfa ketika seseorang sedang rebahan. Juga, minuman tropical merupakan item pendukung yang sangat kekinian dalam mempermewah kegiatan rebahan seperti anak milenial. dua item ini memperjelas kegiatan yang sedang dilakukan kupu-kupu, yaitu waktu bersantai yang mewakili unsur ‘life-nya’ seorang pekerja.


(AT) MAGICAL_ATHENE 3. Tulisan “Wis Wayahe” di Jam Tangan Jam merah si kupu-kupu seperti mengingatkan pemiliknya untuk ‘beristirahat. Oleh karena itu, jam ini juga merupakan objek pendukung yang memperjelas bahwa kupu-kupu sedang beristirahat, bersantai, yaitu ‘life.’ C. Balance 1. Kertas/Buku yang Bertumpuk di Belakang Sayap Dari ilustrasi ini, dapat terlihat balance seorang pekerja melalui lingkaran di ujung atas sayap kanan dan kiri kupu-kupu. Lingkaran yang berbentuk seperti jendela ini memperlihatkan tumpukan kertas-kertas yang berserak dengan acak dengan berbagai posisi dan bentuk. Melalui tinjauan denotatif atau yang biasa disebut dengan first system oleh Roland Barthes, ilustrasi tersebut dapat digambarkan sebagai ‘kertas yang bertumpuk di meja.’ Lalu, tinjauan denotatif ini dapat dilanjutkan dengan mencari makna konotatifnya atau second system. Tumpukan kertas di meja yang tak teratur dapat dimaknai sebagai ‘pekerjaan yang banyak dan menuntut’.

Lalu, dapat dilihat bahwa dimensi kedua lingkaran itu berada di belakang sayap kupu-kupu, hal ini bisa dimaknai bahwa pekerjaan telah diselesaikan dan sekarang adalah waktunya istirahat, atau bisa pula dimaknai dengan menjeda waktu bekerja karena sekarang adalah waktu untuk istirahat. Hal itu merupakan wujud dari sebuah balance, yaitu tidak mencurahkan mayoritas waktu untuk kerja maupun untuk pribadi, melainkan keduanya seimbang. 2. Caption “Time Off” Melalui caption dari gambar ini, didapatkan informasi “time off” yang menurut cambridge dictionary, bermakna a period of time when you do not work because of illness or holidays, or because your employer has given you permission to do something else. Berangkat dari makna ini, time off merupakan waktu ketika tidak bekerja karena sakit, liburan, atau telah diizinkan oleh atasan. Jadi, caption sudah mewakilkan balance dengan kata 'time off.'


(AT) MAGICAL_ATHENE Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kupu-kupu ini mewakili para pekerja yang menerapkan prinsip work-life balance yang dikemukakan oleh Lillian Moller Gilbreth, yang mana situasi ini merupakan dambaan semua pekerja di dunia.


(AT) LUCYA1645 Raga terdiam di tengah kerumunan Namun, pikiran terbang melayang Penglihatan terus memperhatikan jarum jam Yang bergerak teramat pelan

“T E R A S I N G K A N” Kala aku di desak keadaan Untuk bergabung dengan manusia sekitar Kadang aku merasa di asing kan Atau malah mengasingkan badan Berbaur dengan manusia tak sefrekuensi Dimana aku hanya terdiam sendiri Sambil memainkan jari Beberapa kali mencoba membuka pembicaraan Namun, sayang malah di abaikan Tak jarang di tertawakan Sebab perkataan tak sejalan dengan obrolan

Aku layaknya makhluk tak kasat mata Tak terlihat oleh manusia sekitarnya Ah, lebih baik pulang lalu rebahan Berteman dengan buku dan pena Mengeluarkan keluh kesah yang ada Atau mengadukan semua kepada-Nya Dalam sujud penuh harapan dan doa


(AT) AHMADFIRDAUS_005

“"Sistem sosial berjalan dengan (biasanya) menutupi kebrutalan yang menjadi dasarnya.dokter tidak membiarkan anda sampai di pintu dan kemudian memalingkan anda, tetapi alamat rumahnya sulit ditemukan. Pemerintah memborgol anda sehingga mereka tidak harus menembak anda ketika mencoba melarikan diri.dan seterusnya."


(AT) MRSHARIN_

"Perempuan dilambangkan seperti bunga matahari hanya menginginkan kepastian dan kesetiaan. Hatinya pun ibarat kaca, kaca yang pecah jika di satukan kembali tidak akan kembali seperti semula, walaupun berhasil di satukan tetap saja masih terlihat bekas" retakan. Begitu jga dengan hati perempuan jika selalu di tipu dan di sakiti walaupun di bujuk dengan kata" maaf, calarnya tetap ada dan tidak mungkin akan sama seperti dulu. Begitu mulianya dirinya sehingga kta harus memperlakukan nya dengan sangat hati-hati."


(AT) RUMAH.TEMARAM (Nggk tua-tua amatlah, Danilla aja masih nyapa doi Kk Jim) Jadi "Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong" bisa dibilang manifestasi ingatan musik remaja Jimi Multazam.

“Ingatan Nostalgik Masa Remaja Jimi Multazam sebagai penciptaan album 'Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong’ Melampaui The Upstairs dan Morfem via ingatan nostalgik remaja Jimi Multazam aka Jimi Jazz yang melahirkan "Kebisingan Pancaroba Yang Merongrong". Kalo katenya Mark Joseph Stren, yang terjadi sama bro Jim bisa dari efek dari hormon doi yang lagi deres-dersenya masa remaja (kira-kira usia 12 -22 Tahun). Makanya bro Jimi berkesan banget sama nada-nada sama kunci gitar yang buat doi nyiptain musik masa remajanya kala tua.


(AT) FARIZKIMAULANA yang biasa, dapat membuat seorang insan seakan binasa tanpa sisa! Seperti rangkaian pujangga cinta seorang pemuda kepada sang dewi cintanya, yang dibalas kalimat berupa "Maaf, kita tidak akan pernah bisa bersama” Hati hati dengan kata.

"anjing!" "dungu!" "bajingan!" memang terkesan kasar, tapi kata kata bukan hanya tentang seberapa keras atau kasar sebuah kata, ia jauh memiliki konsep yang lebih besar untuk dapat membuat seorang insan hilang sabar. Lembut namun punya maksud makna yang menghina atau mengutuk seakan ia durjana bisa lebih mematikan! Bahkan kalimat sopan pun bisa membuat seekor singa liar segan dan selongsong peluru seolah tak mempan. memang rumit sebuah perkataan, apalagi dalam konteks cinta. sepatah dua patah kata kata


(AT) SHOFIYAH_717 berlama-lama dengan cuaca, seperti katamu mendung tak mendulang hujan, terkadang sepi memuarakan tangisan dan aku di kejauhan sibuk berpesta apa yang hendak kususun untuk menolak?

Sutradara: larung kita jadi apa? seorang diperuntukkan dengan gemertuk kekecewaan melanda tak cukup bekal; kebas dilibas dengan sebait ucapan, tapi hati—siapa yang paham? kita menuntut apa? t'lah habis gurindam direndam dalam-dalam, sejak sajak menjadi pelampiasan usai kepergian teramat dalam: lumpuh mengingat yang terlarang menuju pagi, mencari petang nafkah dipertanggungjawabkan siut.

lantaran kemauan adalah jebakan paling curang dinobatkan dengan senyuman dipangkas dengan pedang, setajam keluh rasa sayang berhamburan. kau menjerit memuji nama Tuhan sementara di pinggir-pinggirmu merapal aamiin keliru dengan aman amal kebaikan seraya dibuka lebar-lebar : tapi neraka menjadi pilihan aku diminta memilih si A, sialnya tak ada pembelaan tangan Tuhan apakah telah berganti? hingga yang kukenal adalah skenario miliknya, manusia


(AT) SHOFIYAH_717 Karya: Shofiyah Probolinggo, 10 Mei 2021 ======= Dalam puisi ini, penulis ingin menyampaikan kekalahannya dalam berucap. Entah karena kekuasaan belum berpihak padanya, sebab dikalahkan dengan angka (umur) yang melekat pada orang lain. Seolah orang lain mengubah dirinya sebagai Tuhan di dunia dan seenaknya saja membuat aturan bahwa seseorang harus menikah dengan si A, B, C, dan seterusnya. Padahal, isi hati siapa paham? (kecuali Sang Pemilik hati itu sendiri). Maka, cukuplah membuat kesal sekali, jangan berlebih. Kasihan! Banyak kaum perempuan tertindas oleh ucapan yang tidak pernah memikirkan efeknya. Mereka seolah menuruti saja, padahal dalam hatinya hendak melawan. Di luar, ia seperti lukisan putih (tanpa penolakan), justru penolakan terbesar ialah ketika

dirinya diam dan membiarkan orang lain berkehendak atas dirinya.


(AT) SEMI_PUDAR bila kita sembarang membuka dan mengubah jadi bahasa ala kadarnya. seperti puisi ini tapi apakah ini puisi? kita tidak tahu apa itu puisi. maka orang-orang menutup matanya untuk melihat ke dalam dirinya yang mati.

Kematian Singkat orang-orang menggali pikirannya dalam-dalam. lalu memasuki liangnya kemudian mengubur diri serta kegagalannya menamatkan cerita-cerita yang ruwet dan tak sesuai keinginan. orangorang berbaring di sana, sembari menghitung gumpalan tanah yang menekannya kuat mereka sekarang kaku. seperti bahasa baku buku resmi yang ada di lemari terkunci. segala perkara akan menyapa


(AT) KACA_NUSA kita bangun dari mimpi. Bangkit menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Ahirnya, tulisan “WIS WAYAHE” juga mengingatkan kita supaya jangan sampai terlena oleh buaian waktu. Suatu ketika, akan tiba saatnya ketika kita sudah tak lagi punya waktu, yaitu “WIS WAYAHE”, balik ngadep Gusti Kang Murbeng Dumadi. Percobaan interpretasi ilustrasi "Wis Wayahe (Now is the Time)" bikinan. @poptomatik N O W IS THE TIME Menatap jam digital dengan warna merah menyala, mengingatkanku pada hal paling penting dalam hidup. WAKTU. Mudah diucap karena hanya berupa satu kata pendek, waktu mempunyai dimensi yang jauh melampau lima huruf penyusunnya. Sedemikian urgen esensi waktu, sampai Tuhan merasa perlu menurunkan firman, “Demi waktu”. Tulisan digital “WIS WAYAHE” selain menguatkan makna pentingnya waktu, juga menggugah kesadaran personal untuk mulai berbuat. Sudah saatnya kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Sudah saatnya


(AT) DWIATINA_ Atau memilih berhenti Dan melanjutkan mimpi -Madiun, 16 Mei 2021Karya : Dwi Agustina

Interpretation "Koneksi” Tidak menentu Kadang kala mulus Kadang juga terputus Oleh sebab banyaknya arus Hilang Diterpa angin lalu-lalang Diterjang ombak perdebatan Dan diguncang isu mengecewakan Terkadang Putik, elok nan sedap dipandang Tatkala pula Hitam lebam bak dihantam meriam Teruskan Untuk mendapatkan kestabilan


(AT) HESTIAZROQ_ Atau memilih berhenti Dan melanjutkan mimpi -Madiun, 16 Mei 2021Karya : Dwi Agustina

[KONFERENSI PARA PEMALU] Gejolak kalbu ingin menyentuh Tapi raga enggan melabuh Rasa percaya diri yang terkadang melambung Tiba-tiba terhempas dengan canggung "Hormati beliau" bisik kalbu "Sendirian jiwamu tak apa?" tolak raga Perdebatan yang tak ada ujungnya Hingga detik "wassalam" dilontarkan empunya Ah...akhirnya tanda silang tak kunjung berganti rupa maupun suara


(AT) FKH_AKHMD Ya, bahagia bagiku untuk bisa self love sesimpel itu; . "Jangan menunggu bahagia untuk tersenyum, tapi tersenyumlah untuk menjemput bahagia”

"Hey, i love you, myself” . Bagiku, salah satu bentuk ekspresi Self Love adalah dengan memberi diri sendiri porsi kebahagiaan yang cukup. Dan bahagia menurutku adalah hal apapun yang bisa kita syukuri dalam hidup. Sebab, kadang nggak jarang kita sebagai manusia menetapkan standar bahagia yang terlalu tinggi. Membuat bahagia menjadi suatu hal yang bersyarat. Padahal, bahagia itu bisa diciptakan! Entah dengan cara bermain dengan saudara kita, membaca buku favorit, atau sekedar menghabiskan waktu untuk sejenak menikmati udara senja.


(AT) RINAIAKSARA politik. Masih ingat istilah "nasbung" dan "nastak" saat pilpres, khan? Ahirnya, nasi bungkus adalah potret kesederhanaan lintas generasi. Di tengah jajanan kekinian yang sangat mementingkan kemasan. Nasi bungkus tetap akan dicari, tetap akan laku, tetap punya penggemarnya sendiri, dalam bentuknya yang apa adanya.

RISALAH NASI BUNGKUS Suatu usaha menginterpretasikan ilustrasi dari @poptomatik Nasi bungkus di atas meja lusuh warung dekat terminal. Di seberang jalan, nampak gerai restoran cepat saji berlabel franchise internasional. Nasi bungkus tetap bertahan di tengah gempuran beragam jajanan kekinian. Masih tanpa label, tanpa cover. Hanya godhong gedhang (yang sekarang bisa juga diganti kertas minyak), koran lama, dan steples. Saking pentingnya peran nasi bungkus dalam masyarakat, bahkan pernah menjamah ranah


(AT) DWIATINA_ Atau malah daun berisi khayalan? Terserah saja Ingin melebatkan daun yang mana Jangan lupa diberi pupuk jua Agar berguna pada masanya -Madiun, 19 Mei 2021Karya : Dwi Agustina

Interpretation "Overthinking” Tumbuh Berdahan kuat Beranting banyak Dan berdaun lebat Terus berkembang Menambah cabang-cabang Memikirkan masa depan Juga mungkin hanya khayalan Ingin sekali Pohon ini berhenti tumbuh untuk sejenak Berganti suasana Atau bergugur sementara Pada akhirnya Manakah yang akan lebih lebat? Daun berisikan masa depan?


(AT) NURULUZWA banyak rintangan yang harus dilalui. Setinggi-tinggi layang-layang terbang, saat senja mulai memudar, sang pengendali tentu akan menggulung benang dan menurunkan layang-layang. Demikian orang tua, tentu berharap, sesukses apapun sang anak akan tetap ingat pulang.

LAYANG-LAYANG YANG DIHARAPKAN PULANG Layang-layang adalah alegori bagi kehidupan manusia dewasa ini. Layang-layang ibarat seorang anak, benang laksana jalan pulang, sedangkan pengendali adalah orang tua di kampung halaman. Mulanya, orang tua akan mengulur benang sehingga layang-layang (sang anak) terbang tinggi dan semakin tinggi (baca: sukses). Untuk dapat terbang tinggi, kadang banyak halangan menghadang, misal, banyak pohon, kabel listrik, arah angin yang tidak menentu dan tidak stabil. Demikian juga untuk mencapai keberhasilan, tentu

Dalam kenyataannya, tidak semua layang-layang berhasil melangit. Ada kalanya "nyangkut" di pohon atau kabel listrik. Demikian pula sang anak, kadang gagal dalam mencapai kesuksesan. Selama masih bisa dijangkau, pemain layang-layang akan berusaha mengambil kembali layang-layang yang "nyangkut" tersebut. Selain itu, ada kalanya layang-layang putus talinya, melayang jauh, dan hilang jejak. Seperti juga anak, kadang bahkan ada yang hilang kabar, tak tau lagi di mana rimbanya.


(AT) NURULUZWA

Yang pasti, tiada yang lebih membahagiakan bagi pemain layang-layang, selain saat membawa layang-layangnya pulang. Demikian pula tiada yang lebih membahagiakan bagi orang tua selain saat menyambut kepulangan anak-anaknya Interpretation for illustration @poptomatik "Domestic Flight Industry is Going Well 2)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.