Pemetaan Distribusi Alpukat untuk Penilaian Potensi Wisata Alpukat
Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang
58,3% tegalandankebun
6,5% persawahan
3,81% bangunan dan pekarangan
31,6% lahan milik PTPN IX
Potensi Desa Rejosari
Desa Rejosari memiliki potensi utama di sektor pertanian dan perkebunan. Luas penggunaan lahan tertinggi yakni 58,3 % atau seluas 153 Ha untuk tegalan dan perkebunan.
Komoditas pertanian yang menjadi unggulan desa adalah alpukat, kopi, dan durian. Kondisi geografis yang sesuai serta cara budidaya tanaman yang tepat merupakan kolaborasi untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian.
Namun, masalah utama yang dialami petani adalah hasil panen tidak diolah untuk meningkatkan daya saing jual, sehingga keuntungan yang diperoleh belum maksimal.
Konsep Agrowisata
Agrowisata merupakan kegiatan pariwisata yang memanfaatkan rangkaian siklus dan sistem pertanian, mulai dari tahap awal produksi hingga melakukan panen dan pengolahan dalam rangka untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di bidang pertanian [1].
Berbagai macam kegiatan agrowisata pada umumnya merupakan partisipasi aktif terhadap berbagai kegiatan perdesaan, seperti ikut serta dalam proses kegiatan bertani, mempelajari kebudayaan lokal, menikmati pemandangan dan keragaman hayati, mempraktikkan pertanian organik dan konvensional, serta memanen buah-buahan serta sayuran tropis [2].
[1] Nurisjah S. 2001. Pengembangan kawasan wisata agro (Agrotourism). Buletin Tanaman dan Lanskap indonesia. 4(2): 20 23.
[2] Herrera, A. C and Magdalena L. 2004. Agriculture, Environmental Services and Agro Tourism in the Dominican Replubic. eJADE. electronic Journal of Agricultural and Development Economics. 1(1): 87-116.
Aspek Dasar Pariwisata
Setidaknya terdapat 4 (empat) aspek yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu destinasi atau kawasan wisata, diantaranya adalah sebagai berikut:
1 2 3 4
Atraksi atau daya tarik, yaitu tersedianya daya tarik di daerah tujuan wisata atau destinasi berupa objek alami dan buatan masyarakat, atau budaya. Misalnya keindahan alam, perjalanan menelusuri sejarah suatu daerah, maupun berbagai kegiatan tradisional seperti kesenian atau upacara adat yang khas.
Aksesibilitas atau transportasi, yaitu tersedianya akses yang memadai bagi wisatawan untuk menuju destinasi wisata. Terutama melalui ketersediaan jalan yang layak, moda transportasi yang terjangkau baik untuk kendaraan pribadi maupun umum.
Amenitas atau kelengkapan fasilitas penunjang, yaitu tersedianya fasilitas utama maupun pendukung untuk kegiatan pariwisata seperti akomodasi, penginapan, restoran, pusat oleh-oleh, dan sebagainya yang berkaitan dengan kebutuhan wisatawan.
Kelembagaan, adalah dukungan yang disediakan melalui keberadaan organisasi atau lembaga. Adanya lembaga penyelenggara kegiatan pariwisata diharapkan dapat manajemen perjalanan wisata dapat terorganisir dengan baik, misalnya dengan adanya pemandu wisata, biro perjalanan, dan pusat informasi.
Analisis Distribusi Komoditas Pertanian Unggulan
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil penilaian potensi wisata edukasi alpukat di Desa Rejosari sebagai berikut:
Peta diatas menggambarkan distribusi tanaman alpukat di oekarangan Desa Rejosari yang tersebar di lima dusun yang tertinggi terdapat pada Dusun Bulusari (58), yang kemudian diikuti oleh Dusun Wadas (39), dan Dusun Rejosari (35), Dusun Kebonlegi (21), Dusun Sadang (20). Oleh karena itu, lokasi yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan kepadatan jumlah tanaman alpukat terdapat di Dusun Bulusari.
Analisis Sumberdaya Manusia dan Potensi Ekonomi
Selain melakukan analisis terkait dengan aspek pariwisata, aspek lain yang tidak kalah penting yakni ketersediaan sumberdaya manusia dan potensi pengembangan ekonomi lokal
Profil SDM Desa Rejosari
Berdasarkan data tersebut, sekitar 36% masyarakat Desa Rejosari sudah menempuh pendidikan hingga jenjang SMA. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata lama sekolah (RLS) cukup baik selaras dengan kualitas pendidikan masyarakat.
Selain itu, komposisi penduduk didominasi oleh rentang umur produktif yakni 16-55 tahun. Modal sumberdaya manusia yang berpendidikan merupakan potensi untuk dapat diberdayakan dalam kegiatan pariwisata.
Persentase Jumlah UMKM di Desa Rejosari
UMKM di Desa Rejosari berdasarkan data UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) sebanyak 27 usaha dengan jumlah terbanyak terletak di Dusun Bulusari (29.6%) dan Dusun Kebonlegi (25.9%). Adapun jenis UMKM yang ada bermacam-macam mulai dari usaha sembako, barang keperluan rumah tangga, hingga berbagai macam jasa.
Salah satu faktor yang memengaruhi perkembangan usaha di Dusun Bulusari, Kebonlegi, dan Rejosari adalah aksesibilitasnya yang relatif lebih mudah karena terletak pada lokasi yang strategis yakni dilewati oleh jalan utama desa. Sedangkan Dusun Sadang dan Wadas hanya dilewati oleh orang-orang tertentu, sehingga intensitas dilewati oleh kendaraan relatif lebih sedikit.
JasaJahitdanRajut
Persentase Jenis UMKM di Desa Rejosari
Jenis usaha di Desa Rejosari didominasi oleh olahan makanan dan minuman seperti kopi, mie ayam, rengginang, lotek, dan lain-lain. Adapun untuk jenis usaha kedua terbanyak adalah jasa jahit dan rajut yang umumnya melakukan pemasaran secara lokal dan terbatas. Selain itu, ada pula usaha pembibitan untuk tanaman alpukat dan durian. Kecenderungan masyarakat untuk memilih jenis usaha tersebut dapat dilatarbelakangi oleh usaha makanan minuman yang relatif lebih sederhana sehingga tidak memiliki risiko yang terlalu tinggi. Selain itu, membuka usaha di desa juga relatif tidak perlu memperhitungkan pesaing usaha.
Jenis usaha kedua yang banyak dijumpai adalah jasa menjahit dan kerajinan rajut yang merupakan produksi rumah tangga. Keterampilan ini sebagian besar didapatkan dari bekerja sebagai buruh di pabrik garmen, kemudian memutuskan untuk berhenti dan membuka usaha jasa menjahit.
Hasil Penilaian Potensi Wisata
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil penilaian potensi wisata edukasi alpukat di Desa Rejosari sebagai berikut:
Penginapan (rumah warga) Kendaraan roda 2 dan roda 4
Penginapan
roda
ada
ada
Penginapan
Penginapan
Penginapan
Kendaraan roda
ada
Tabel diatas menggambarkan pemenuhan aspek dasar pariwisata di Desa Rejosari yang terdiri dari lima dusun secara umum memiliki kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas, namun perlu didukung oleh aspek kelembagaan untuk memperkuat eksistensinya.
Penilaian Aspek 4A untuk Potensi Wisata
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil penilaian potensi wisata edukasi alpukat di Desa Rejosari sebagai berikut:
Atraksi
Atraksi yang dimiliki oleh Desa Rejosari dari keindahan alam perdesaanya, serta terdapat pula kesenian rutin seperti pertunjukan reog.
Pengembangan agrowisata didukung oleh luasnya persentase penggunaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, yakni mencapai 90% dari luas desa.
Salah satu komoditas yang unggul adalah tanaman alpukat yang ditanam di pekarangan warga. Selain alpukat, komoditas pertanian lainnya seperti kopi, sayuran, maupun buah-buahan juga dapat ditemukan tersebar di berbagai wilayah.
Aksesibilitas
Ketersediaan sarana dan prasarana jalan yang harus ditempuh ke Desa Rejosari terdapat jalan yang sudah beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan beroda 4. Namun, apabila hendak berjalan ke kebun perlu menggunakan kendaraan beroda 2 atau berjalan kaki.
Jarak dari Desa Rejosari terhadap pusat kegiatan di sekitarnya relatif tidak terlalu jauh, yakni sekitar 20 menit dari Kecamatan Ambawa, 40 menit dari Kabupaten Temanggung dan 1 jam dari Kota Semarang apabila ditempuh dengan menggunakan mobil pribadi atau bis.
Namun, kendalanya belum ada bis umum yang memiliki rute melewati Desa Rejosari sehingga kendaraan yang melintas umumnya menggunakan kendaraan pribadi maupun sekadar kendaraan untuk distribusi barang antar daerah.
Amenitas
Ketersediaan homestay di Desa Rejosari dapat diakomodasi dengan tinggal bersama warga atau konsep live in di desa. Karena tidak terdapat penginapan khusus serta lebih ekonomis dan wisatawan dapat bercengkrama langsung dengan penduduk desa. Fasilitas umum yang terjangkau diantaranya terdapat lapangan olahraga, pasar desa, toko kelontong, minimarket, serta puskesmas pembantu dalam radius sekitar 500-1000 meter dari kantor pemerintahan desa.
Kelembagaan
Pada saat kajian ini dilakukan, belum ada kegiatan pariwisata di Desa Rejosari. Hanya terdapat beberapa kunjungan yang tidak tentu terhadap beberapa petani yang sudah sukses mengembangkan komoditas pertaniannya, dalam hal ini berupa olahan kopi.
Kelompok pertanian (gapoktan) di Desa Rejosari juga memiliki kendala dalam proses regenerasi sehingga kondisi saat ini tidak terdapat banyak kegiatan untuk pengembangan potensi pertanian.
Oleh karena itu, perlu adanya kemauan yang kuat dan dukungan dari pemerintah desa untuk menginventarisasi calon destinasi wisata. Hal tersebut hendaknya juga dibarengi dengan upaya untuk menginisiasi pembentukan kelompok sadar wisata dalam rangka melakukan perencanaan dan pengelolaannya.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek terkait pengembangan pariwisata di Desa Rejosari, dapat disimpulkan beberapa hal yakni sebagai berikut
1. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan aspek aksesibilitas, ketersediaan sarana dan prasarana, serta kepadatan penduduk dapat disimpulkan bahwa daerah yang disarankan untuk dijadikan sebagai pusat pengembangan pariwisata dalah Dusun Bulusari dan Dusun Rejosari.
3.
Potensi alami dan budaya yang dimiliki Desa Rejosari dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk pengembangan pariwisata berbasis pertanian (agrowisata). Terutama dengan mengandalkan variasi komoditas pertanian unggulan yang dimiliki oleh para petani.
2. Pengembangan pariwisata hendaknya juga selaras dengan pemberdayaan ekonomi lokal melalui penyediaan dan kerjasama dengan pemilik UMKM dii Desa Rejosari. Hal ini diharapkan pula dapat membentuk peningkatan perekonomian masyarakat
Saran untuk Pengembangan Wisata
Selain menentukan lokasi pusat pengembangan wisata yang tepat, analisis mengenai aspek-aspek pendukung lain juga diperlukan. Beberapa hal yang mungkin dapat diperhatikan untuk pengembangan wisata kedepannya adalah sebagai berikut
Konsep agrowisata buah alpukat sebaiknya didukung dengan integrasi terhadap daya tarik atau atraksi lainnya, misalnya pengembangan usaha kopi, maupun pertunjukan budaya tradisional seperti reog.
Diperlukan adanya pemetaan destinasi yang potensial dan stakeholder yang akan dilibatkan dalam pengembangan wisata desa sebagai langkah awal untuk membentuk kelembagaan atau kelompok sadar wisata (pokdarwis).
Untuk menarik wisatawan perlu disusun paket-paket wisata live in desa yang terintegrasi, baik dari segi rute perjalanan, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, hingga ketersediaan sarana dan prasarana untuk menginap dan melakukan mobilitas.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk pengembangan agrowisata diantaranya, pembibitan tanaman alpukat, pengenalan pertanian organik, edukasi budidaya pertanian, pemanenan dan pengolahan komoditas pertanian, serta edukasi manfaat konsumsi produk pertanian bagi kesehatan.
Rekomendasi Program Wisata
Beberapa rekomendasi program wisata yang dapat dilakukan di Desa Rejosari untuk mengembangkan wisata edukasi alpukat adalah sebagai berikut:
2.
1. Edukasi budidaya tanaman alpukat, selain pembibitan, wisatawan juga dapat dilibatkan secara aktif dalam proses pemeliharaan alpukat (stek, pembuatan pupuk organik, penyemprotan pestisida)
3.
Pembibitan tanaman alpukat, wisatawan dapat memperoleh edukasi langkah-langkah pembibitan tanaman alpukat dengan terlibat secara langsung
5.
Pemanenan buah alpukat, pada umumnya kegiatan panen adalah yang paling diminati. Sehingga pada masa panen diharapkan wisatawan dapat terlibat secara langsung
Pengolahan buah alpukat, kegiatan pengolahan buah alpukat menjadi suatu produk bisa dijadikan alternatif program wisata seperti pengolahan buah alpukat menjadi minyak alpukat atau makanan berbahan dasar alpukat
4. Edukasi manfaat buah alpukat, edukasi manfaat buah alpukat dapat disajikan dalam program wisata berupa pameran produk olahan alpukat beserta manfaat apabila mengkonsumsinya.
KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2022
Unit JT-092 Kecamatan Jambu
KKN-PPM Universitas Gadjah Mada
25 Juni-13 Agustus 2022