Potret Bali (Patung)

Page 1

November 2012

Edisi 24

Patung Ini merupakan galeri dari foto teman-teman yang tergabung dalam grup ‘Potret Bali’ yang diadakan di Facebook Hanya sekadar untuk berbagi.


Ide : Igb Adi Perbawa Widnyana Sudibya Layout : Nyoman Martawan

Foto oleh : Adi Widiarta Ari Yudiana Bagus Maharta Igb Adi Perbawa Nyoman Martawan Putu Tapaginarsa Raka Suanda Rary Tri Guntara Ryanneman Pondaag Wayan Gunayasa Yoga Bawanta

Tidak diizinkan menggunakan foto-foto yang ada di sini kecuali atas persetujuan pemiliknya. Pemilik foto memiliki hak penuh atas fotonya.

Sejak 2011

2

| edisi Patung | November 2012 |

Ini merupakan galeri dari foto temanteman yang tergabung dalam grup ‘Potret Bali’ yang diadakan di Facebook. Hanya sekadar untuk berbagi.


Patung Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya Banyak sekali patung yang ada di Bali ini.Beberapa patung dapat difoto oleh teman-teman dan sedianya mereka mau berbagi di sini. Dari bentunya yang besar sampai kecil, polos sampai rinci dan dari segi warna yang berbeda yang menjadikan keindahan patung itu sendiri. Mungkin perlu sedikit waktu untuk bisa menikmati sebuah patung karena bentuknya yang utuh dan mungkin harus dilihat dari berbagai sudut pandang. bahan yang digunakan pun berbeda ada yang dari kayu, beton, kertas ataupun dari perunggu juga banyak. Marilah kita nikmati hasil kaarya jepretan teman-teman semua! Saran dan bimbingan selalu diharapkan dari teman-teman semua. Mohon maaf jika terjadi kesalahan-kesalah yang tidak disengaja. (Martawan)

| edisi Patung | November 2012 |

3


Nyoman Martawan Patung merupakan seni pahat, seni dari masing-masing seniman patung. Seberapa besar dan megah patung ataupun kecil dan rumit merupakan buah karya yang patut dihargai.

Raka Suanda menurut saya patung yang layak didirikan dijalan yaitu patung2 yg mencerminkan daerah sekitar dimana tempat patung itu didirikan atau patung dari tokoh2 yg memberi inspirasi

4

| edisi Patung | November 2012 |


| edisi Patung | November 2012 |

5


Patung Orang BIASA

6

| edisi Patung | November 2012 |


Menyaksikan pameran patung di Kertalangu, Denpasar oleh Grup BIASA (Bali Indonesia Sculptors Asociation) pada 17 September 2011. Ida Bagus Alit yang juga disapa Gus Alit sebagai ketua BIASA, bergabung dengan beberapa pematung lainya untuk mengadakan pameran ini. Acara yang dibuka sekitar jam setengah delapan malam ini diawali oleh beberapa sambutan seperti kurator, pemilik dan pengelola Kertalangu dan juga Gus Alit. Tari Sekar Jagat mengawali pembukaan pameran selain juga ada hiburan bondres. Gus Alit menerangkan patungnya kepada pengunjung. Memberikan warna lain dari patung Bali dengan menghilangkan tekstur kayu. Cat berwarna dan garis-gari kecil yang rapi menutupi kayu. Benar juga perlu kedetailan untuk melihat garis-garis ini kalau mata yang kurang baik seperti saya ini jagi agak sulit melihat garis-garis ini. Penerangan yang jelas dan diselingi humor kepada pengunjung membuat para pengunjung selalu tesenyum dan tertawa dibuatnya. Si Lumpuh, Si lumpuh digendong berjalan-jalan keliling desa dan dia selalu banyak bicara hingga mereka melintasi sebuah sungai yang banyak cewek-cewek mandi akhirnya dia terdiam. Penggendong juga berhenti akhirnya berucap wah ada yang mengganjal di punggung saya, ternyata ada yang tidak lumpuh darimu. Kurang lebih saya tangkap seperti itu ceritanya kurang lebih mungkin bisa dikoreksi sama Gus Alit. (Nyoman Martawan)

| edisi Patung | November 2012 |

7


Menyaksikan pameran “Lokal Knowledge, reposisi bahasa rupa tradisi Bali #2�. Malam ini 24 September 2011 merupakan pembukaannya yang diadakan di Bentara Budaya Bali. Pameran ini didukung oleh beberapa seniman yaitu I Made Sukanta Wahyu, I Made Sama, I Ketut Muja, Gus Alit, I Nyoman Mandra, Dewa Putu Kantor, I B. Putu Gede Sutama, I Ketut Santosa, I Wayan Sadha dan Dewa Ngurah. (Nyoman Martawan)

8

| edisi Patung | November 2012 |


Pameran

Tradisi

Bali

| edisi Patung | November 2012 |

9


10

| edisi Patung | November 2012 |


| edisi Patung | November 2012 |

11


12

| edisi Patung | November 2012 |


| edisi Patung | November 2012 |

13


14

| edisi Patung | November 2012 |


Hunting Foto di Penglipuran

Peduli Balinuraga | edisi Patung | November 2012 |

15


Potret Bangli sebagai komunitas fotografi di daerah Bangli mengadakan hunting foto Peduli Balinuraga, Lampung yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 11 November 2012. Acara diikuti oleh ratusan fotografer dari Bali maupun luar Bali. Acara motret ini diawali dengan motret model dengan gaya moderen dan Bali. Dilanjutkan dengan pertunjukan Tari Condong dan Tari Legong. Selama acara berlangsung di areal Desa Penglipuran ini para peserta baik model maupun fotografer disuguhkan suasana khas Bali. Rumah-rumah penduduk yang masih tradisional bernuansa kuno juga jajanan khas Bali, Laklak, Pulung Sela dan sebainya. Tidak lupa juga Kopi Bali sebagai teman jajanan yang sering diistilahkan dengan magerosan (nyeruput). Anak-anak yang ngelawang, dengan menggunakan barong bangkung dan rangda juga menjadi tontonan yang menarik dan tak lepas dari jepretan fotografer-fotografer. Warga Desa Pengelipuran menyambut dengan baik acara ini, para fotografer dan model menggunakan rumah-rumah penduduk sebagai properti foto dan masyarakat setempatpun juga ikut dijadikan subjek foto bagi fotografer dengan daya tariknya yang kuat. Uang amal yang didapat sebesar 7 jutaan akan diserahkan kepada korban kerusuhan di Balinuraga, Lampung. (Nyoman Martawan)

16

| edisi Patung | November 2012 |


| edisi Patung | November 2012 |

17


18

| edisi Patung | November 2012 |


| edisi Patung | November 2012 |

19


Hunting A

Bali F for Ba

Hunting amal yang diselengarakan di seputarang Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung pada tanggal 15 November 2012 sore. Acara yang dimaksudkan pengumpulan dana bagi korban kerusuhan Balinuraga, Lampung. Fotografer berpencar di beberapa titik tempat untuk mengambil gambar. Mulai dari areal dalam Museum Bali yang lebih tertarik dengan motret bernuansa Bali, areal jalan depan Pura Jagatnatha untuk motret moderen

20

| edisi Patung | November 2012 |

model dengan properti motor dan mobil tua, ada juga yang mengambil di lapangan sampai dengan timur Catur Muka. Hunitng amal yang dimotori oleh klub fotografi Bali Fotografer sebagai pelaksana ini terbilang sangat sukses karena berhasil mengumpulkan begitu banyak fotografer, model maupun klub-klub lain seperti motor harley, mobil dan motor tua dibarengi oleh model-model yang sangat semangat untuk melaksanakan sesi potret ini.


Amal

Fotografer alinuraga Pengumumpulan dana yang didapat yang berkisar 20 jutaan ini akan disumbangkan ke Balinuraga Lampung.

| edisi Patung | November 2012 |

21


22

| edisi Patung | November 2012 |


| edisi Patung | November 2012 |

23


24

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Dewa Ruci Lokasi : Simpang Siur, Badung Bali Makna : Kisah Panca Pandawa (Mahabharata) dalam hal ini Bima dalam mendapatkan “inti pengetahuan sejati” (Tirta Prawitasari) harus menempuh ujian fisik dan mental sangat berat, yaitu Hutan Tibaksara (“tajamnya cipta“), Gunung Reksamuka, (“pemahaman mendalam“). Sang Bimasena tidak akan mampu menuntaskannya tanpa membunuh raksasa Rukmaka (“kamukten, kekayaan”) dan Rukmakala (“kemuliaan”) . Tanpa mengendalikan nafsu dunianya dalam batas maksimum. Perjalanan Bima menyelam ke dasar laut diartikan dengan “samodra pangaksami” pengampunan. Membunuh Naga yang mengganggu jalannya simbol dari melenyapkan kejahatan dan keburukan diri. Pertemuan Bima dengan Sang Dewa Ruci melambangkan bertemunya Sang Wadag dengan Sang Suksma Sejati. Masuknya wadag Bima kedalam Dewa Ruci dan menerima Wahyu Sejati diartikan “Manunggaling Kawula-Gusti“, bersatunya jati diri manusia yang terdalam dengan Penciptanya. Kemanunggalan ini mampu menjadikan manusia untuk melihat hidupnya yang sejati.

Dalam kisah Bima bertemu Dewa Ruci tersebut adalah gambaran bagi manusia agar mempunyai rasa bhakti, patuh dan setia kepada semua guru. Seorang sisya (siswa/murid) yang tidak berbakti, patuh dan setia kepada guru tidak akan bersinar di masyarakat. Gambaran tentang bhakti kepada guru disebut dalam Bhagawad Gita IV.33 : “ tat widdhi pranipatena pariprasnena sewaya, upadeksyanti te jnanam jnaninas tattwa darsinah “ (Belajarlah, bahwa dengan sujud bersembah, dengan bertanya dan dengan pelayanan; orang bijak yang telah melihat kebenaran mengajarimu dalam ilmu pengetahuan). Cerita Dewa Ruci ini juga merupakan peringatan bahwa dalam berbakti janganlah membabi buta. Sisya (murid/siswa) harus bisa berbakti secara cerdas dengan kemauan yang keras namun tetap didasari oleh hati yang ikhlas. (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

25


26

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Dewi Saraswati (Dewi ilmu Pengetahuan) Lokasi : SMA Negeri 1 Tabanan (SMASTA), Bali - Indonesia Makna : Saraswati berasal dari Bahasa Sansekerta yakni dari kata Saras yang berarti “sesuatu yang mengalir” atau “ucapan”. Kata Wati artinya memiliki. Jadi kata Saraswati secara etimologis berarti sesuatu yang mengalir atau makna dari ucapan. Ilmu pengetahuan itu sifatnya mengalir terus menerus tiada henti-hentinya ibarat sumur yang airnya tiada pernah habis meskipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup pada umat manusia. Hari raya Saraswati adalah salah satu hari raya suci umat Hindu. Hari raya ini diperingati setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Hari raya Saraswati ini adalah hari raya menurut wuku, yang jatuh pada hari sabtu umanis wuku watugunung. Dewi Saraswati dikenal juga sebagai dewi Ilmu Pengetahuan. Pengetahuan dimaksudkan agar terus mengalir dari generasi ke generasi berikutnya, sesuai dengan arti kata saras yang berarti mengalir. Patung Dewi Saraswati dengan segala asesorisnya memiliki makna masing – masing, yakni : wanita yang cantik : sifat ilmu pengetahuan yang mulia, lemah lembut dan menarik untuk dipelajari. genitri : lambang ilmu pengetahuan itu tidak berawal dan berakhir. Selama ada kehidupan pengetahuan itu akan ada. kropak : lambang dari sumber ilmu pengetahuan. wina : lambang ilmu pengetahuan itu mempengaruhi perasaan yang sangat halus. teratai : melambangkan kesucian Sang Hyang Widi. merak : melambangkan bahwa ilmu

pengetahuan itu memberikan kewibawaan bagi orang yang menguasainya. angsa : melambangkan kebijaksanaan, dengan menguasai ilmu pengetahuan kita dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk. Mempersembahan ilmu pengetahuan memiliki kualitas yang lebih dibandingkan persembahan materi, seperti dalam Kitab Bhagawadgita IV.33, yakni : ” sreyan dravya-mayad yajna jnana-yajnah paramtapa sarvam kharmakilam partha jnane parisamapyate” artinya: Persembahan berupa ilmu pengetahuan, wahai Arjuna, lebih mulia dari pada persembahan materi; dalam keseluruhannya semua kerja ini akan mendapatkan yang diinginkan dalam ilmu pengetahuan, wahai Partha. ini berarti ilmu pengetahuan akan membawa dan menuntun manusia mencapai tujuan hidup yang sesungguhnya. “moksartam jagadhita ya ca iti dharma” , selain itu dengan ilmu pengetahuan manusia tidak akan mengalami kebingungan dalam menjalani hidup ini, karena telah mengetahui apa yang semestinya dilakukan dan dihindari sesuai dengan keyakinannya masing–masing. Dalam Kitab Chandogya Upanisad disebutkan untuk mencapai moksa dapat dilakukan dengan jalan deva, yaitu jalan pengetahuan. Pengetahuan tentang hakekat Tuhan yang sebenarnya. (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

27


28

| edisi Patung | November 2012 |


Dewi Sri, Sakti Dewa Wisnu sebagai Dewi Kemakmuran dan Kesuburan. Lokasi : Delod Peken, Taman Sari Kabupaten Tabanan - Bali Batari Sri dan hari piodalannya jatuh pada hari Sukra Umanis Kelawu. Dewi Sri lambang Tuhan dalam spirit kemakmuran, sedangkan Dewa Nini dalam wujud kongkretnya. Dewi Sri ibarat jiwa atau Purusa-nya, sedangkan Arca Dewa Nini sebagai wujud fisik atau Pradana-nya. Begitulah dapat diumpamakan. Karena itu Dewa Nini itu disimbolkan dengan seikat padi. Padi yang dijadikan simbol Dewa Nini itu tentunya padi dari pilihan yang terbaik sehingga menjadi contoh produksi untuk diupayakan oleh masyarakat petani mempertahankan kualitas produknya. Dalam Atharvaveda VII.115.4. : ada kekayaan yang menguntungkan dan ada kekayaan yang tidak menguntungkan. Dalam Mantra Veda tersebut disertai dengan suatu doa semoga kekayaan yang menguntungkan selalu menyertai dan kekayaan yang tidak menguntungkan menjauh. Hal ini bermaksud agar manusia dalam menggunakan kekayaan itu tidak

hanya menggunakan pendekatan hawa nafsu semata. Kekayaan itu merugikan karena cara penggunaannya yang tidak menggunakan nilai-nilai kerohanian. Kekayaan tersebut akan senantiasa menguntungkan kalau penggunaannya menggunakan pendekatan daya spiritual dan kecerdasan intelektual. Agar daya spiritual itu berkembang maka dalam mengelola kekayaan itu dilakukan pemujaan pada Dewi Sri Sakti Dewa Wisnu. Lumbung padi adalah simbol untuk memotivasi umat agar bisa hidup yang hemat dengan tepat. Dalam Rgveda VIII.45.41 disebutkan : Ya Tuhan Yang Mahaesa, semoga melimpahkan kekayaan yang patut kami ditiru yang tersimpan di pegunungan atau di bawah tanah atau yang terbenam di samudera yang jumlahnya tak terhingga. Maknanya dapat di pahami sebagai suatu doa agar dalam mengelola kekayaan bumi ini senantiasa mendapat tuntunan Tuhan, sehingga pengelolaan kekayaan di bumi ini menjadi contoh bagi masyarakat luas. (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

29


Arti dan makna yang ada pada Ganesha : Genitri : Lambang Pengetahuan yang tiada putusnya; Lambang Kebijaksanaan & Pengetahuan Spiritual Kapak : Lambang Penghancur Rintangan dan Halangan; Lambang Sifat Ksatria Gading (yang dipatahkan) : Lambang pengorbanan diri untuk menyelesaikan masalah yang merintangi kemajuan Selendang Ular yang merambat ke atas : Lambang Kekuatan yang luar biasa Cawan berisi memanisan yang dihisap oleh belalai : Lambang Manis/Kesenangan yang diperoleh setelah menghalau halangan dan rintangan juga merupakan lambang Sumber Ilmu Pengetahuan yang tiada habisnya. Bunga Teratai/Buku : Lambang Ilmu Pengetahuan

Patung Ganesha (Dewa Kecerdasan) Lokasi : Jalan Tikungan SMA 1 Tabanan dan SMA TP 45. Ganesha memiliki banyak gelar, termasuk Ganapati dan Wigneswara. Setiap nama mengandung arti berbeda-beda dan melambangkan berbagai aspek karakter dari Ganesha. Nama Ganesha adalah sebuah kata majemuk dalam bahasa Sansekerta, terdiri dari kata Gana, berarti kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan Isha, berarti penguasa atau pemimpin. Ganesha digambarkan berkepala gajah dengan perut buncit.

30

| edisi Patung | November 2012 |

Ganesha, sosok Dewa berbadan gemuk dan berkepala gajah ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ganesha menjadi ikon/simbol lembagalembaga penting, sekolah-sekolah, atau pusat studi sebagai simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Ganesha memiliki kepala yang besar dengan dua telinga besar dan mata yang sipit. Kepala besar melambangkan kita sebagai manusia seharusnya lebih banyak menggunakan akal daripada fisik dalam memecahkan masalah. Sedangkan mata yang sipit berarti konsentrasi. Pikiran harus diarahkan ke halhal positif untuk memperbaiki daya nalar dan pengetahuan.


Ganesha juga memiliki dua telinga besar yang mengajarkan supaya kita mendengarkan orang lain lebih banyak. Kita selalu mendengar, tetapi jarang sekali kita mendengarkan orang lain dengan baik: “Dengarkan ucapan-ucapan yang membersihkan jiwa dan seraplah pengetahuan dengan telingamu.” Ganesha bertangan empat, simbol penguasaan Catur Veda, penguasaan empat unsur alam semesta, atau segala penjuru alam semesta. Ganesha mematahkan satu gadingnya untuk menggurat Kitab MAHABHARATHA di atas daun tal. Satu gading berarti kesatuan. Simbol ini menyarankan manusia hendaknya bersatu untuk satu tujuan mulia & suci. Sikap tangan Ganesha yang memberikan anugerah (varamudra) sebagai tanda Ia yang memenuhi segala keinginan. Tangan lain yang bersikap mengusir kecemasan (abhayamudra) juga menolak segala halangan, bahaya, dan penderitaan. Sikap tangan yang membawa tali penjerat sebagai simbol penguasaan alam semesta oleh Hyang Widhi dan Ia juga mengatasi kehancuran (moha). Ganesha juga memiliki mulut yang kecil dan hampir tidak kelihatan karena tertutup belalainya yang dengan rakus ”menghirup rasa” manisan susu ilmu di tangannya. mulut yang kecil itu mengajarkan agar kita mengontrol gerak mulut dan lidah. Maksudnya adalah bahwa kita harus mengurangi pembicaraan yang tidaktidak. Sementara belalai yang menjulur melambangkan efisiensi dan adaptasi yang tinggi.

Badan Ganesha yang besar : Ganesha Putra Dewa Siwa memang selalu dimanja oleh ibunya yaitu Dewi Parvati, istri Siva sebagai anak kesayangan. Perut buncit melambangkan keseimbangan dalam menerima baik-buruknya gejolak dunia. Dunia diliputi oleh sesuatu yang berpasangan, yakni pasangan dua hal yang bertolak belakang (rwa bhineda) . Ada senang, ada pula sedih. Ada siang, ada pula malam. Ada wajah suram kesedihan di balik tawa riang kita. Dan sebaliknya, ada keriangan dan semangat dibalik kesenduan kita. Itulah hidup, dan kita harus menyadarinya. Simbol Ganesha memegang sebilah kapak. Kapak berarti menumpas segala halangan dalam karya. Sementara itu, di tangan kiri Ganesha terdapat semangkuk manisan susu. Ada seekor tikus yang selalu berada di dekat Ganesha. Tikus, seperti sifat hewan aslinya, adalah hewan yang penuh nafsu mengigit. Ia memakan apa saja untuk memenuhi hasrat perutnya. Demikianlah tikus dijadikan lambang nafsu dalam figur Ganesha. Lalu mengapa tikus itu menjadi tunggangan/kendaraan Ganesha yang berbadan berat & tinggi ini? Tikus, atau nafsu harus ditundukkan. Kita harus bisa menjadikan nafsu sebagai kendaraan sehingga kita dapat mengendalikannya, namun banyak manusia kini menjadi kendaraan dari nafsunya sendiri. arti lainnya Ganesha Berwahana/ berkendaraan tikus dilihat dari apa sifat tikus itu yaitu sebuah kecerdasan multi harus lah selalu mempunyai mata-mata yang ulung dan cerdik…. (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

31


Ganesa (Igb Adi Perbawa)

32

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Ganesha (Putu Tapaginarsa)

| edisi Patung | November 2012 |

33


:: Patung Ganesha :: lokasi : Aling-aling didepan rumah (Raka Suanda)

34

| edisi Patung | November 2012 |


Ganesha yang menyala kena Blitz (tanpa sengaja), Patung Kaca. (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

35


Patung Asta Bratadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung (Adi Widiarta)

36

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Rama & Hanoman (versi malam hari) dengan ISO tinggi, dengan Tatapan Lazer. Lokasi : Pertigaan Sempidi, Mengwi Badung-Bali (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

37


Patung Rama, Sempidi (Putu Tapaginarsa)

38

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Hanoman di pertigaan sempidi-dalung (Putu Tapaginarsa)

| edisi Patung | November 2012 |

39


Patung Somali,Puspem Mangupraja Mandala-Badung (Putu Tapaginarsa)

40

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Kalarau, Gianyar. (Adi Widiarta)

| edisi Patung | November 2012 |

41


Patung Garuda dan Wisnu di Kota Gianyar. (Nyoman Martawan)

42

| edisi Patung | November 2012 |


Patung kereta kuda di Gianyar. (Nyoman Martawan)

| edisi Patung | November 2012 |

43


Patung “Gatot Kaca� dekat Gerbang Bandara Ngurah Rai , Bali (Rary Tri Guntara)

44

| edisi Patung | November 2012 |


“Gatot Kaca” Statue , Ngurah Rai International Airport, Bali - Indonesia (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

45


Patung Gatutkaca Tanding, di kawasan Bandara Ngurah Rai Denpasar (Igb Adi Perbawa)

46

| edisi Patung | November 2012 |


catur muka yg di perempatan pasar buleleng deket puri itu (Igb Adi Perbawa)

| edisi Patung | November 2012 |

47


Patung I Gusti Anglurah Panji Sakti di sebelah barat Puri Kanginan, Singaraja. (Adi Widiarta)

48

| edisi Patung | November 2012 |


patung panji sakti (Igb Adi Perbawa)

| edisi Patung | November 2012 |

49


Patung “ Gajah “ di pintu Gerbang Kota Singaraja (Igb Adi Perbawa)

50

| edisi Patung | November 2012 |


Singa Ambara Raja, Buleleng. (Adi Widiarta)

| edisi Patung | November 2012 |

51


Patung Ratu Gede Kebo Iwa di sisi barat bypass Blahbatuh, Gianyar. (Ari Yudiana)

52

| edisi Patung | November 2012 |


Sedikit lebih detail mengenai patung Ratu Gede Kebo Iwa. (Ari Yudiana)

| edisi Patung | November 2012 |

53


Patung yang biasa terletak di sudut / didepan pura (Putu Tapaginarsa)

54

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Sagung Wah yang kini posisinya di tengah-tengah perempatan di sudut tenggara Gedung Mario. Moment saat patung yang baru dipelaspas. (Ari Yudiana)

| edisi Patung | November 2012 |

55


Patung Sagung Wah lama yang dulu posisinya di sudut tenggara dari Gedung Mario, namun beberapa saat yang lalu di pindahkan karena sudah diganti dengan Patung Sagung Wah yang baru yang kini posisinya di tengah-tengah perempatan di sebelah tenggara Gedung Mario. (Ari Yudiana)

56

| edisi Patung | November 2012 |


Detail wajah Patung Sagung Wah. (Ari Yudiana)

| edisi Patung | November 2012 |

57


“Elephant Cave tample statue�, Bedulu village, ubud ~ Gianyar, Bali. Salah satu bukti, bahwa hasil karya seni....yg sudah ada di jaman kerajaan Siwa Budha di Bali. (Bagus Maharta)

58

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Memen Brayut. Salah satu cerita traditional masyarakat Bali, yg menceritakan ttg besarnya tanggung jawab seorang ibu kepada anak-anak nya... (Bagus Maharta)

| edisi Patung | November 2012 |

59


Ring Pure Luhur Candi Narmada Tanah Kilap... (Igb Adi Perbawa)

60

| edisi Patung | November 2012 |


Ring Pure Luhur Candi Narmada Tanah Kilap....# 2 (Igb Adi Perbawa)

| edisi Patung | November 2012 |

61


Patung di Prahyanganku...# 2 (Igb Adi Perbawa)

62

| edisi Patung | November 2012 |


Patung yang me “ Taksu “ (Igb Adi Perbawa)

63

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

63


Patung Dewa Wisnu pada tanggal 1 Oktober 2011 yang belum selesai. Direncanakan akan dibangun patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), patung yang didalamnya terdapat gedung kesenian terbesar di dunia yang ada di Pecatu, Badung. (Nyoman Martawan)

64

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

64


Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di gedung Baru Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Propinsi Bali, jl. Kenyeri Denpasar. (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

65


Patung “Catur Muka� di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan Propinsi Bali menuju bypass IR.Soekarno merupakan Jalur yang sering dilalui saat mudik, sebab menjadi Jalur Jalan Propinsi JawaBali-Lombok. Patung ini bernama Patung Empat Muka, sekarang lebih popular disebut Patung Catur Muka. Disebutkan lontar-lontar panduan dalam perancangan dan dasar filosofisnya adalah: Lontar Widdhi Sastra, Gedong...Lihat Selengkapnya (Rary Tri Guntara)

66

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

66


Patung di Perempatan Kediri tahun 2006 (Nyoman Martawan)

67

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

67


Patung Taman Sri Wedari, Tabanan 2006 (Nyoman Martawan)

68

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

68


Patung Taman Sri Wedari di Tabanan tahun 2012 Lokasi : Delod Peken, Taman Sari Kabupaten Tabanan - Bali (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

69


Patung Naga dan Penari Bali di Tugu Adipura , Tabanan - Bali (Rary Tri Guntara)

70

| edisi Patung | November 2012 |


Ayam Jago Lokasi : Depan Kantor DPRD Tabanan - Bali Bermakna (+/-) : penghasil ternak daging ayam untuk wilayah bali. (positif) metajen (adu ayam) yang berlebihan akan merugikan masyarakat. (negatif) (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

71


Sepasang Patung Barong (depan) dan Patung Rangda (Belakang), di Tirtha Gangga, Karangasem - Bali (Rary Tri Guntara)

72

| edisi Patung | November 2012 |


Patung “BojoG” di kawasan BTDC (Bali Tourism Development Corporation) Nusa Dua, Bali - Indonesia (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

73


Patung “Bu Tani� di Kecamatan Kediri, Tabanan - Bali (Rary Tri Guntara)

74

| edisi Patung | November 2012 |


Patung “Metekap” di Pertigaan Adipura menuju Bypass IR.Sukarno, Tabanan - Bali , melambangkan semangat “Petani Tabanan Bali” dalam membajak sawah untuk menghasilkan padi berkualitas dan menjadikan Tabanan sebagai lumbung beras. (Rary Tri Guntara)

75

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

75


ubud (Ryanneman Pondaag)

76

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

76


Patung setengah badan penari oleg..sebagai dekorasi di dalam rumah. (Wayan Gunayasa)

| edisi Patung | November 2012 |

77


Patung Menari Bali (Truna) (Rary Tri Guntara)

78

| edisi Patung | November 2012 |


Patung Menari Bali (Truni) (Rary Tri Guntara)

| edisi Patung | November 2012 |

79


Patung Buddha ..di salah satu rumah di Karangasem Bali.. (Wayan Gunayasa)

80

| edisi Patung | November 2012 |


Patung gaya Tjokot..!! (Wayan Gunayasa)

| edisi Patung | November 2012 |

81


Kumbakarna karebut..( Botanical garden Bedugul Bali). (Wayan Gunayasa)

82

| edisi Patung | November 2012 |


Patung penyangga adegan pelinggih..! (Wayan Gunayasa)

83

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

83


Patung pratima di sucikan...! (Wayan Gunayasa)

84

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

84


Patung-patung Pratima, di bawa ke pantai dalam rangkaian melasti seeblum piodalan di pura. (Wayan Gunayasa)

85

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

85


patung ida ratu dukuh di pura pujung sari, besakih (Yoga Bawanta)

86

| edisi Patung | November 2012 |

| edisi Patung | November 2012 |

86


| edisi Patung | November 2012 |

87


Sampai jumpa pada edisi berikutnya. Mari Berkarya!


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.