B U L E T I N
MERAH HITAM MERAH HITAM MERAH HITAM VOL. 2
#
KABINET P E R J UA N GA N
W E A R E T H E C H A M P I O N S
Tahun 2019, Ulang Tahun Orde Baru Atau Reformasi? Babak baru perjuangan pemuda-pemudi tanah air Indonesia dalam menegakkan keadilan rakyat akhirnya dimulai. Setelah dituduh tertidur selama 21 tahun, Mahasiswa Indonesia menjawab panggilan keadilan. Tidak terkecuali barisan Merah Hitam dari timur, Mahasiswa Teknik Universitas Hasanuddin. Dibawah Komando Badan Eksekutif Mahasiswa, kurang lebih 500-700 Mahasiswa Teknik UNHAS (kembali) turun ke persimpangan jalan demi menagih kepastian hukum. Menuntut keadilan dan perbaikan dalam Rancangan Undang-Undang yang dinilai cacat hukum dan berpotensi merugikan rakyat Indonesia namun menguntungkan para pemangku jabatan. Selasa 24 September 2019, Mahasiswa Teknik UNHAS turut mengusung protes akan keadilan. Sejak pukul 08.00 Wita barisan almamater merah tersebut telah memadati rektoratnya, berkumpul dan berkonsolidasi terkait apa yang akan diperjuangkan hari itu. Setelah orasi-orasi penyemangat dari berbagai ketua-ketua lembaga mahasiswa, massa bergerak dari Universitas Hasanuddin menuju Gedung DPRD dengan berjalan kaki. Tepat didepan UMI, massa dihentikan sejenak untuk mengatur ulang barisan perjuangan, menilik dari keadaan lapangan yang sudah sangat kacau atas tindakan aparat yang represif. Atas koordinasi jenderal lapangan, Massa aksi perempuan diminta untuk memisahkan diri dan berlindung ke bangunanbangunan yang aman.
Tepat pukul 15.57, Mahasiwa UNHAS berhasil sampai di depan gedung DPRD Kota Makassar dengan jalan damai dan tanpa kekerasan. Selang beberapa menit, seluruh mahasiswa diminta untuk duduk, sementara jenderal lapangan dan perwakilan tiap barisan mahasiswa mencoba melobi pihak aparat agar diberi izin untuk bertemu wakilnya di pemerintahan. Namun nahasnya, atas tindakan beberapa oknum terjadi aksi lempar melempar. Lapangan aksi dipenuhi gas air mata, dengan brutal beberapa aparat melakukan aksi pemukulan dan berhasil menangkap 200 mahasiswa dari berbagai almamater di Kota Makassar. Aksi tersebut seakan menjadi jawaban lantang para mahasiswa bahwa mereka tidak pernah tidur apalagi teledor terhadap kondisi sosial kehidupan bernegara. Berbagai tulisan aspirasi dilemparkan mahasiswa kepada para pemangku kebijakan bumi pertiwi. Layaknya sebuah perayaan, demonstrasi dengan massa aksi yang membludak patut kita syukuri. Bahwasanya, menyangkut keadilan, pemuda-pemudi Indonesia tidak tinggal diam. Tahun ini kembali akan diingat masyarakat Indonesia. Bahwa KKN di negeri ini seyogyanya belum terkikis bahkan dengan terang-terangan keadilan coba dikebiri. Tahun 2019, akankah menjadi awal kebangkitan Orde baru lagi? Ataukah Pemudapemudi kembali merayakan reformasi?
BAGUS PUTRA MAHENDRA Pelajar SMK Al-Jihad Tanjung Priok Jakarta Jakarta, 25 September 2019
Maulana suryadi Masyarakat Sipil Jakarta, 25 September 2019
immawan randy Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, 26 September 2019
m yusuf kardawi Mahasiswa Universitas Halu Oleo Jakarta, 27 September 2019
akbar alamsyah Masyarakat Sipil Jakarta, 10 Oktober 2019
suaraku tak bisa berhenti bergema di semesta raya suaraku membara walau kau terus saja coba membungkamnya namun suaraku takkan bisa kau redam karena kebenaran akan terus hidup sekalipun kau lenyapkan kebenaran takkan matiaku akan tetap ada dan berlipat gandasiapkan barisan, siap tuk melawanaku akan tetap ada dan berlipat ganda akan terus memburumu seperti kutukan.
REST IN POWER.
terima kasih telah ada dan berkobar, doa kami akan terus menyeratai
LKMM-TD SMFT-UH SMFT-UH kembali menyelenggarakan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) sebagai bentuk pembekalan mahasiswa dalam kemampuan memimpin dengan cara mengembangkan kemampuan manajerial. Sesuai dengan temanya “Menumbuhkan Jiwa Organisatoris Kader OKFT-UH yang Progresif dalam Keilmuan dan Militan dalam Pergerakan�, LKMM-TD SMFT-UH Periode 2019 bertujuan untuk fokus mengembangkan potensi, pengetahuan, dan keterampilan dalam manajerial organisasi untuk kader pemula. Sasaran LKMM TD SMFT-UH 2019 kali ini adalah anggota OKFT-UH angkatan 2018 dan anggota OKFT-UH lainnya yang belum mengikuti kegiatan setingkatnya di lingkup OKFT-UH. LKMM-TD SMFT-UH Periode 2019 berlangsung selama dua hari yakni pada Sabtu (07/09/2019) hingga Minggu (08/09/2019) yang bertempat di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini turut pula dihadiri Bapak/Ibu dosen se-FT-UH sekaligus sebagai pemateri. Materi yang dibawakan oleh para dosen yakni Kedewasaan Berpikir, Metode Pengambilan Keputusan, Problem Solving, dan Teknik Komunikasi. Sedangkan materi lainnya yakni Dasar-Dasar Keorganisasian, Teori Kepemimpinan, Pergerakan Mahasiswa, serta Metode Persidangan dibawakan oleh beberapa anggota OKFT-UH dan juga Ketua-Ketua Lembaga se-OKFT-UH. Metode pelatihan dan pembelajaran LKMM-TD SMFT-UH Periode 2019 berorientasi dengan tujuan untuk menciptakan kader yang mampu berpikir secara konseptual, analitis, dan solutif sebagai calon pengurus lembaga kemahasiswaan kedepannya. Adapun metodologi yang diterapkan berupa ceramah (menekankan pada transformasi ide dan pengetahuan dari pemateri kepada peserta), diskusi, serta studi kasus. Tidak dapat ditampik, bara semangat angkatan muda yang terpancar begitu terasa sebab antusiasme untuk menjadi kader berpotensi dan berpengetahuan luas begitu besar. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan mereka dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dari hari pertama hingga hari terakhir.
Dokumentasi.
LATIHAN KEPEMIMPINAN MANAJEMEN MAHASISWA TINGKAT DASAR
Gagasan Untuk Kampus Merahku oleh
mifta achmad faiz
Aku bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet, dan papan tulis para pendidik yang terlepas dari persoalan kehidupan. Rendra, Sajak Sebatang Lisong
Keadaan dunia pendidikan saat ini kurang lebih
4.
Dan terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat
seperti apa yang telah direfleksikan Rendra lewat
berbasis penalaran dan karya Penelitian yang
puisinya di atas. Utamanya pada bangku perkuliahan
bermanfaat
atau pendidikan tinggi. Melalui tulisan ini, penulis
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
bermaksud untuk mengangkat salah satu permasalahan yang paling fundamental pendidikan
tinggi,
dalam penyelenggaraan
termasuk
Unhas
yaitu
Biaya
dalam
memajukan
kesejahteraan
Menarik bukan? Terlepas dari kontroversi dan indikasi UU No. 12 Tahun 2012 ini merupakan hasil “kloning”
dari
Undang-Undang
Badan
Hukum
Perkuliahan sehingga dapat memantik kesadaran serta
Pendidikan (UU BHP), indikasi Liberalisasi Pendidikan
gagasan-gagasan pembaca sekalian.
Tinggi dan “sengketa” kewenangan dalam otonomi
Pengertian Pendidikan Tinggi menurut Undang-
pendidikan
tinggi,
pasal
tersebut
di
atas
telah
Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 adalah
menegaskan perihal urgensi dari pendidikan tinggi itu
jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
sendiri.
mencakup program diploma, program sarjana, program
Lalu apa kabar dengan akses untuk menempuh
magister, program doktor, dan program profesi, serta
pendidikan tinggi itu sendiri? Permasalahan ini akan
program
oleh
penulis coba angkat dari sekian banyak permasalahan
perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
yang ada di Universitas Hasanuddin. Pendidikan yang
Indonesia. Masih dari UU yang sama, saya mengutip
seharusnya menjadi hak dari setiap warga negara (Pasal
tujuan yang ingin dicapai dari Pendidikan Tinggi yaitu:
31 ayat 1 UUD 1945) telah menjadi ‘komoditas’.
1.
Berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi
Penerapan kebijakan UKT yang dilakukan oleh Unhas
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
karena
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat,
Berbadan Hukum (PTN-BH) sejak tanggal 17 Oktober
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten,
2014 serta terbitnya Peraturan Menteri Riset, Teknologi
dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;
dan Pendidikan Tinggi Nomor 39 Tahun 2017 tentang
Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu
Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal
Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi
(sebelumnya Permenristek dikti No. 22/2015 dan
kepentingan nasional dan peningkatan daya saing
Permenristek dikti No. 39/2016) telah menjadi dasar
bangsa;
yang kuat. Walaupun pada awalnya sistem UKT
2.
3.
spesialis,
yang
diselenggarakan
penetapannya
sebagai
Perguruan
Tinggi
Dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
disambut dengan baik karena dirasa telah meringankan
melalui
dan
beban mahasiswa karena penghapusan uang pangkal.
menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi
Namun seiring berjalannya waktu, seperti yang terjadi di
kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan
Unhas pula terjadi banyak sekali permasalahan dalam
kesejahteraan umat manusia;
pelaksanaannya.
Penelitian
yang
memperhatikan
gagasan untuk kampus merahku
Seperti ketidakjelasan dari pelaksanaan ‘subsidi
membiayainya. Hal ini sangat berbeda dengan fakta
silang’, mekanisme penetapan ulang golongan UKT
yang terjadi, penetapan besaran langsung dari pihak
pada
birokrasi tanpa memperhatikan faktor-faktor tersebut.
mahasiswa
seperti
yang
tertera
pada
Permenristek dikti No. 39/2017, serta transparansi
Maka
dari
itu
melalui
tulisan
ini
pula,
besaran BKT yang menjadi dasar penetapan UKT. Jika
menawarkan gagasan kepada pembaca sekalian untuk
digiring lebih jauh, kejelasan mengenai aliran dana dari
bisa mengawal pelaksanaan peraturan. Langkah
UKT juga ternyata belum jelas. Padahal jika merujuk
kongkrit yang bisa ditawarkan salah satunya melalui
pada UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi
audiensi
Publik yang diperjelas dalam PP No. 61/2010,
implementasi dari peraturan-peraturan yang sudah
lembaga-lembaga negara wajib untuk memberikan
penulis sebutkan di atas. Karena penyimpangan dari
keterbukaan dalam hal ini transparansi dana ke publik.
implementasi
Fakta bahwasanya UKT yang telah
dibayarkan
menyebabkan keterbatasan akses pendidikan tinggi
mahasiswa pada beberapa program studi yang ada di
utamanya di Unhas. Universitas Hasanuddin dengan
Unhas tidak mencakup biaya kuliah lapangan yang jika
akronim Unhas yang sedianya berstatus Perguruan
ditelaah lebih lanjut merupakan satu kesatuan dengan
Tinggi Negeri lambat laun bertransformasi menjadi
pelaksanaan mata kuliah dengan kata lain merupakan
Universitas-Hampir-Swasta.
kepentingan akademik mahasiswa.
untuk
meminta
keterangan
peraturan-peraturan
tersebut
perihal
dapat
Tan Malaka sendiri pernah bilang bahwasanya
Belum lagi perihal Dana Pengembangan yang
tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan,
sangat merisaukan ketika ‘dilaunching’ pada tahun
memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.
2018.
untuk
Lalu Paulo Freire bilang dalam buku Pendidikan Kaum
dana
Tertindas,
Memang
memungut
uang
benar
PTN
pangkal
dibenarkan
dalam
hal
ini
Pendidikan
sejatinya
jalan
menuju
pengembangan untuk mahasiswa asing, mahasiswa
penyadaran, pencerahan dan pembebasan manusia
kelas internasional, mahasiswa yang melalui seleksi
sebagai harkatnya yang paling mendasar. Karena
jalur kerja sama dan mahasiswa yang melalui seleksi
sejatinya pendidikan merupakan aspek penting yang
jalur mandiri jika merujuk pada Pasal 8 ayat 1
dibutuhkan untuk sebuah negara untuk dapat lebih
Permenristek dikti No. 39/2017, namun pada pasal
baik. Mari ciptakan pendidikan untuk semua warga
yang sama pula di ayat 2 berbunyi Uang pangkal
negara seperti amanah UUD 1945 demi mewujudkan
dan/atau pungutan lain selain UKT yang dikenakan
salah cita-cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan
kepada mahasiswa baru Program Diploma dan
bangsa.
Program Sarjana yang melalui seleksi jalur mandiri tetap
memperhatikan
kemampuan
ekonomi
Karena diam kini bukanlah emas, melainkan diam kini adalah bentuk pengkhianatan.
mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang
Silahkan bangun kampus kelas dunia, tapi jangan pangkas kesempatan putra-putri bangsa untuk memperoleh pendidikan!
gagasan untuk kampus merahku
WE ARE THE CHAMPIONS