Obr Zine 2016

Page 1

BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

BODIES OF REVOLUTION

1


2

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION

BODIES OF REVOLUTION


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

33

Daftar Isi Kata Pengantar Redaksi

4

Apa Itu OBR?

5

Tubuhku (Bukan) Miliku1

7

Ilmu Pengetahuan yang Membuka Ruang

13

Ketubuhan Perempuan Dalam Dunia Internet

17

Purity Out Of Place: An Essay Rain Chudori

21

Semacam Pubis

23

List Film Tentang Perempuan

30

Kontributor Zine Body Revolution

31


4

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION

Kata Pengantar Redaksi “Saya bukan feminis, saya hanya percaya pada nilai kemanusiaan bahwa manusia adalah sederajat. Dan dalam praktik kehidupan saya menerapkan pembagian tugas dan kesetaraan ruang pendapat antara saya sebagai perempuan dan pasangan saya yang laki-laki. Tetapi sekali lagi, saya bukan feminis.� Kalimat diatas adalah salah satu komen dalam forum online yang membahas mengenai gerakan feminisme. Ada sedikit sanksi ketika membaca tulisan tersebut. Bagaimana sebenarnya makna feminisme telah menjadi subjek sekaligus predikat yang menakutkan. Padahal kenyataannya konsep berpikir memanusiakan perempuan dan kesetaraan ruang berpendapat dan partisipasi perempuan adalah tidak lain dampak dari gerakan feminisme itu sendiri. Tetapi ironisnya, gerakan perempuan justru menjadi suatu paham yang dianggap radikal dan sangat menakutkan. Salah satu ciri penting dari aktivitas feminisme adalah saat mereka berkumpul dalam rangka saling memberikan dukungan dan melawan penindasan patriarkal. Hal ini dijajahi sejak ratusan tahun lalu dan pula berlangsung hingga sekarang. Pada awal periode modern, pergerakan tersebut terjadi pada tataran tekstual maupun praksis. Dan alat sederhana nan utama yang digunakan dalam penyebaran pesan tersebut adalah membuat karya melalui tulisan. Aemilia Lanyer membangun sebuah komunitas perempuan dalam sebuah teks

yang berjudul Salve Deus Rex Judaeorum. Terbitannya berisi kumpulan puisi dan dua prosa yang ditujukan secara eksklusif kepada perempuan. Seiring perkembangannya Diane Purkiss pula menetapkan metode yang sama. Melalui tulisan, dirinya mampu menciptakan komunitas interpretif kehormatan perempuan yang kemudian menyatukan kekuatan perempuan sebagai pembaca untuk menyatakan dan menunjukkan kekuatan mereka. Dalam rangka itulah One Billiion Rising 2016 menyajikan tulisan sederhana yang mencoba menangkap gambaran perempuan dan dinamikanya. Dengan tema BodyRevolution, zine ini mencoba mengajak pembaca untuk memulai perlawanan terhadap patriarki dengan mengenal diri sendiri sebagai tubuh. Patriarki sebagai locus permasalahan penindasan perempuan menjadi konsep awal yang dijabarkan dalam zine ini, melalui tulisan Lalola Easter mengenai Tubuhku Bukan Milikku, Shanty Manurung mengenai Ilmu Pengetahuan yang Membuka Ruang dan Lintang Setianti dengan Ketubuhan Internet dalam Dunia Internet. Selain itu pula terdapat cerpen dari Abdul yang berjudul Semacam Pubis dan Essay dari Rain Chudori berjudul Purity Out Of Place. Selain karya penulisan terdapat pula hasil karya ilustrasi dari Ethes Duhita, Gisela Maria, Beti, Rhea, dan Miska. Selamat membaca! My Body My Revolution


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

55

Apa Itu OBR?

Mengapa Harus Menari? Tahukah kamu mengapa One Billion Rising mengkampanyekan anti kekerasan/ penindasan terhadap perempuan dengan MENARI? Kata One Billion Rising berasal dari hasil penelitian WHO yang menyebutkan bahwa 1 dari 3 perempuan di muka bumi ini pernah mengalamai kekerasan semasa hidupnya, yang jika dibandingkan dengan jumlah manusia dipermukaan bumi, maka ada 1 miliar perempuan pernah mengalami kekerasan. Ironisnya, pelaku kekerasan didominasi oleh orang terdekat, bahkan beberapa studi menyatakan bahwa 73% hingga 78% perempuan mengalami kekerasan oleh pasangan mereka sendiri. Namun apa yang terjadi saat ini seperti fenomena gunung es, dimana yang terlihat hanya apa yang ada di permukaan saja--apa yang ada di bawah tidak terlihat. Banyak bentuk penindasan terjadi pada perempuan, mulai dari kekerasan seksual, kekerasan psikologis, tidak bebas mengekspresikan dirinya, tidak mendapatkan akses, dll. Kerentanan perempuan menjadi korban kekerasan terutama kekerasan seksual tidak terlepas dari budaya dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang disebabkan oleh sistem masyarakat yang meletakkan perempuan menjadi yang nomor 2, bukan setara--dengan laki-laki.

Nilai-nilai sosial yang diajarkan sejak kecil menjadikan perempuan tidak diberikan pilihan dan pemegang otoritas atas hidup dan tubuhnya sendiri. Relasi kuasa yang timpang ini kemudian menjadi paradigma kolektif masyarakat. Paradigma kolektif yang sangat tidak setara ini kemudian diturunkan ke dalam hukum sehingga aturan-aturan lain yang ada tidak memiliki perspektif yang berpihak pada perempuan. Menari digunakan sebagai cara karena menari dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan, penuh dengan unsur kegembiraan, menular serta bebas dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Untuk menari, kamu diajak untuk menggerakkan semua anggota tubuhmu dengan bebas. Perempuan yang mengalami kekerasan seringkali membenci tubuh mereka dan tidak lagi “bersahabat” dengan tubuh mereka. Menari dapat menjadi bagian dari proses mengembalikan kepercayaan diri, proses “memasuki” lagi dirinya sebagai dia dan “berteman” lagi dengan tubuhnya. Sehingga secara simbolik, menari itu sendiri adalah sebuah bentuk perlawanan. Mau kah kamu ikut bangkit untuk melawan 14 februari nanti?


6

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION

6


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

77

Tubuhku (Bukan) Miliku1 Oleh: Lalola Easter Sejak lama perempuan telah diperhadapkan dengan pertanyaan besar soal otorisasi dirinya sebagai manusia. Atau seperti Aristoteles pernah berkata, “Perempuan adalah perempuan dengan sifat khususnya yang kurang berkualitas… Kita harus memandang sifat perempuan yang dimilikinya sebagai suatu ketidaksempurnaan alam.”2 Sebagai setengah manusia, kemampuan perempuan menentukan dirinya sendiri, diartikulasikan oleh otoritas lain yang bukan dirinya sendiri: laki-laki, masyarakat, bahkan negara.

Hukum Perdata dan Undang-Undang Perkawinan sebagai rujukan utama perikatan dalam perkawinan mengatur dengan rigid peran suami maupun istri dalam perkawinan. Pasal 105 Paragraf 1 KUHPerdata misalnya, disebutkan secara jelas bahwa posisi suami dalam perkawinan adalah sebagai kepala keluarga, dan di pasal 106 paragraf 1 KUHPerdata mengatur keharusan istri untuk patuh kepada suaminya.3 Dalam UndangUndang Perkawinan juga dijelaskan tentang peran istri dan suami dalam perkawinan.

Sebagai entitas utama pengampu warganya, negara memiliki peran besar dalam menentukan arah kebijakan dan keberpihakannya. Ya, bahkan negara harus memiliki keberpihakan, memilih antara melindungi warganya, atau melindungi kelompok pemilik kapital. Sialnya, negara tak lebih dari raksasa misoginis yang berusaha mengungkung perempuan, di bawah telapaknya.

Pasal 31 ayat (3) berbunyi demikian, “Suami adalah Kepala Keluarga dan istri ibu rumah tangga.”, dan Pasal 34 ayat (1) dan (2) secara berurutan berbunyi demikian, “Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.”, dan “Istri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaikbaiknya.”

Menariknya, negara bahkan mengurus perempuan hingga ke yang paling privat, tubuh dan kehidupannya dalam perkawinan. Sadar atau tidak, Kitab Undang-Undang

Sedetil itu lah otoritas sebesar negara, berusaha untuk mengatur manusia perempuan. Perempuan dapat dianggap sebagai ancaman, sehingga satu-satunya tempat yang dianggap tepat untuk perempuan

1

. Disarikan dan diadaptasi dari skripsi Lalola Easter yang berjudul, “Perlindungan Pelaksanaan Aborsi Aman dalam Kaitannya dengan Perkosaan dalam Perkawinan terhadap Istri”, Bandung: Universitas Katolik Parahyangan, 2012

2

. Sebagaimana dikutip oleh Simone de Beauvoir dalam, The Second Sex: Fakta dan Mitos, Surabaya: Pustaka Promethea, 1999, hlm. ix

3

. Lebih lanjut, lihat Bab V KUHPerdata Pasal 105-107 dan 109 mengenai hak dan kewajiban suami dan istri. Pengaturan mengenai ketidakcakapan istri dalam perbuatan hukum perdata telah dicabut dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1963


8

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION

adalah perkawinannya. Padahal, perkawinan justru menjadi tempat paling tidak aman bagi perempuan, karena berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2007, tercatat 20.380 laporan kekerasan terhadap perempuan yang terjadi dalam perkawinan.

mengungkung. Kebudayaan patriarkis ini muncul antara lain karena adanya ajaran phallocentris (phallus = alat kelamin lakilaki), yaitu suatu pandangan kebudayaan yang menganggap norma laki-laki sebagai pusat dari seluruh relasi sosial yang ada.5

Bicara soal tubuh, menjadi hal yang tak terpisahkan dari fenomena “negara turun tangan” ini. Perda-perda seksis yang membatasi jam malam bagi warganya terutama perempuan, peraturan-peraturan pelaksana yang mengatur cara berpakaian, hingga Undang-Undang yang menafikan otoritas perempuan atas tubuhnya sendiri.

Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, aborsi masih diizinkan untuk dilakukan, terutama bagi korban perkosaan, inses, dan atas kehamilan yang membahayakan nyawa si ibu, seperti tercantum dalam Pasal 75 dan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Betul, ada peraturan yang secara limitatif mengakomodasi perempuan untuk menentukan tubuhnya sendiri manakala ada serangkaian pra-kondisi yang mengharuskan, tapi jika aborsi dilakukan di luar hal-hal yang diatur tersebut, perempuan justru dapat dipidana.

Wacana pelaksanaan aborsi misalnya, erat hubungannya dengan kepemilikan tubuh perempuan, dan kebertubuhan perempuan. Kebertubuhan perempuan telah didekonstruksi sedemikian rupa hingga menjadi wacana publik, di mana tubuh yang selaiknya merupakan hak individu perempuan diseret keluar dan menjadi wacana publik. Artinya, tubuh perempuan selalu dikaitkan dengan kepentingan publik, akibatnya kebertubuhan perempuan selalu didefinisikan bukan oleh perempuan sendiri, tapi oleh pihak-pihak di luar dirinya. Dari tubuh perempuan lah moralitas sebuah generasi ditentukan,4 setidaknya begitu menurut kebudayaan patriarkis yang selama ini 4

5

6

Kajian patriarkisme yang kental dalam penerapan peraturan hukum, telah marak dilakukan oleh para penganut feminism jurisprudence. Pandangan ini muncul dari Kesadaran bahwa hukum hanya menerima tuntutan perempuan jika tuntutan itu sesuai dengan paradigma yang sudah ada sebelumnya mendorong para feminis untuk mempertanyakan watak dasar hukum itu sendiri.6

. Lihat: Dianthus Saputra, “Perjalanan Payudara dalam Catatan Sejarah”, Jurnal Perempuan, Edisi 15, 2000, hlm. 40

. Miranti Hidajadi, “Tubuh: Sejarah Perkembangan dan Berbagai Masalahnya”, Jurnal Perempuan, Edisi 15, 2000, hlm. 8

. Ibid.


BODYREVOLUTION

Ini pula lah yang menjadi salah satu dasar untuk mendukung masuknya perempuan ke ranah publik, dengan harapan para perempuan pengambil kebijakan ini dapat menyuarakan kepentingan perempuan dalam pembentukan peraturan hukum. Namun rupanya, masih jauh panggang dari api, karena hingga kini perempuan tidak memiliki otoritas penuh dalam menentukan dirinya sendiri, terutama kebertubuhannya. Di tengah diskursus patriarkis yang masih kental, perempuan tidak sepatutnya terus menunggu diberi otoritas dari negara untuk menentukan dirinya sendiri. Ini lah mengapa menjadi penting untuk perempuan menyadari bahwa otoritas tertinggi ada pada dirinya sendiri, sehingga apa yang tidak diberi oleh negara, sepatutnya direbut oleh perempuan. Hukum, sebagai pengejawantahan kepentingan perempuan, telah gagal menjalankan perannya. Tanda bahaya harus dibunyikan dari sekarang, hingga akhirnya negara tak punya pilihan selain membiarkan perempuan menentukan dirinya sendiri.

One Billion Rising Indonesia

99


0

10

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

11 11


12

12

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

13

Ilmu Pengetahuan yang Membuka Ruang Oleh: Shanty Manurung Ilmu pengetahuan seharusnya bebas nilai. Pernyataan yang mungkin sering kita dengar menjadi problematis. Melalui perspektif ilmu pengetahuan dipertanyakan pendakuan‘ netralitas / bebas nilai’. Tatanan sosial budaya berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Klaim peminggiran posisi perempuan didapat dari sumber – sumber agama, budaya, bahkan filsafat. Salah satu sumber agama yang dimaksud adalah dari naskah agama Abrahamik yang mengajarkan bukan saja lewat lisan bahkan dituliskan dan dijadikan kitab suci bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki – laki. Selain klaim dari sumber agama, juga klaim dari pengetahuan filsafat, di mana salah satu filsuf besar yang bernama Aristoteles bahkan menyebut bahwa perempuan itu ‘laki – laki yang tidak lengkap’ dan menyebut laki – laki sebagai pembawa benih ( menurunkan sifaat dan ciri khas) dan perempuan sebagai penerima benih (tidak pembawa sifat dan ciri khas), ungkapan itu disimpulkan berdasarkan analisis medis, namun analisis tersebut tidak bebas nilai, karena ada nilai besar yang dijunjung yaitu nilai patriarkhal.

pengetahuannya sendiri. Untuk itu perempuan memakai posisi epistemiknya dari tradisi Marxist yang mengkritisi ketimpangan posisi antara kaum majikan dan buruh. Kaum buruh memiliki akses pada modal dan alat produksi sehingga memungkinkannya memiliki banyak ruang mendapatkan pengetahuan. Berbeda dengan posisi buruh, sehingga kaum majikan, kapitalis tersebut tidak akan pernah mengerti apa yang dialami para buruh. Oleh karena itu buruh sendiri harus bangkit dalam kesadaran bahwa dirinya ditindas dan mengembangkan dirinya sebagai kaum yang dipinggirkan. Posisi epistemik tersebut dipakai oleh perempuan yang juga mengalami penindasan dalam masyarakatnya sebagai standpoint (titik pijak). Munculnya feminisme yang bukan hanya teori tetapi juga sebuah gerakan yang membangkitkan kesadaran kaum perempuan akan penindasan yang mereka alami juga membangkitkan kesadaran laki – laki akan ketimpangan nilai dan relasi tersebut. Metode yang dipakai oleh para feminis adalah mengembangkan kesadaran sisterhood , dan pendidikan adalah pintu masuk menuju gerbang kemerdekaan.1

Ada banyak contoh lainnya nilai – nilai seperti itu yang bertumbuh subur di kalangan masyarakat selama berabad – abad. Dengan demikian perempuan perlu mengembangkan perspektifnya sendiri yang berbicara tentang dirinya dari pengalaman dirinya yang lama dipinggirkan, dan membangun

Melalui penelusuran kiprah perempuan di ranah publik, namun dipersempit perannya dalam ranah domestik bahkan oleh negara, dapat kita memerhatikan, bahwa permasalahan perempuan yang dipinggirkan harus ditelusuri dari dasar pengetahuan yang didaku dalam sejarah.

1

. Elizabeth Potter (ed), The Blackwell Guide to Feminist Philosophy (USA & UK: Blackwell Publishing Ltd, 2007), p. 236-237


14

One Billion Rising Indonesia

Situasi yang dialami perempuan digunakan , dikendalikan, ditaklukkan oleh laki – laki. Pola penindasan seperti itu meresap dalam masyarakat, dalam struktur dominasi yang disebut Patriarkal. Patriarkal adalah struktur kekuasaan primer yang dilestarikan dengan maksud sengaja. Marginalisasi yang dialami perempuan sebagai Other (yang lain, yang bukan) dalam kultur laki – laki.Menurut De Beauvoir, bahwa “Other” telah diterima begitu saja secara fundamental dalam pemikiran manusia. Pembedaan antara perempuan dan laki – laki sebagian berasal dari kontrusksi sosial yang meminggirkan perempuan. Perempuan diobyektifikasi, dikenakan status sebagai obyek, sebagai Other dari laki – laki.2 Sandra Harding, Dorothy Smith dan Donna Haraway tidak hanya menunjukkan bahwa identitas gender membentuk bagaimana kita mempersepsikan dan menata dunia, tetapi juga berpandangan bahwa orang dapat secara komparatif mengevaluasi pengetahuan yang berperspektif gender itu dan menemukannya sebagai lebih inklusif, menyeluruh dan adil dibanding yang lain. Perspektif D. Smith adalah seorang feminis materialis yang menyelidiki pengetahuan dan pengalaman perempuan serta sarana kelembagaan tertentu dalam dunia kontemporer yang meminggirkan pengetahuan dan pengalaman perempuan tersebut.3

BODYREVOLUTION

Perempuan berupaya terus menerobos keluar dari tempat yang selama ini ‘ditentukan’ baginya oleh konstruksi sosial. Terobosan yang dilakukan perempuan menimbulkan banyak pro dan kontra. Bagi yang kontra hendak mengatakan bahwa perempuan pada akhirnya tidak tahu apa yang diinginkan. Ketidakmengertian itu berasal dari ketidakmengertian bahwa pembedaan antara laki – laki dan perempuan dibentuk oleh macam – macam nilai patriarki yang hendak meneguhkan tujuannya yaitu dominasi. Laki – laki dan perempuan bukan saja diletakkan secara berbeda dengan laki – laki namun juga timpang. Ketimpangan yang dialami perempuan bukan berasal dari pembedaan biologis namun dari konstruksi sosial budaya. Dengan keterbukaan dan kerendahan hati, kita perlu mengakui dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan, ia layak terbuka pada perempuan, terbuka pada yang ‘lain’. Mencari ilmu, juga kebenaran, adalah proses tiada henti.

2

. George Ritzer, Modern Sosiological Theory,terj Triwibowo B.S ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm 395

3

. Philip Smith dan Alexander Riley, Cultural Theory: an Introduction ( USA, UK: Blackwell Publishing, 2009), p 253 - 254


BODYREVOLUTION

15

One Billion Rising Indonesia

15


16

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION

6


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

17

Ketubuhan Perempuan Dalam Dunia Internet Oleh: Blandina Lintang

Aktivitas seksual selalu menjadi sesuatu yang manis secara visual. Kronologi seni lukis dari abad ke abad misalnya turut serta memposisikan postur ketubuhan sebagai karya seni menakjubkan. Seiring perkembangan teknologi, visualisasi ketubuhan turut bertransformasi dengan menumpang pemanfaatan teknologi internet. Kegiatan bisnis yang mampu memenuhi pundi uang tak terelakkan: komersialisasi seksualitas. Dan ketubuhan perempuan masih menjadi figur menarik untuk dipertontonkan. Mengapa pornografi lebih banyak mempertontonkan perempuan? Mungkin akan banyak sanggahan, bahwa kenyataannya banyak pula pornografi yang mempertontonkan laki-laki. Dan dalam layar kaca pun.. toh akan melibatkan pula peran laki-laki. Tetapi anggaplah pertanyaan tersebut sebagai kalimat yang keluar dari pemikiran rasional, perempuan selalu menjadi bintang porno yang lebih dikenal oleh penikmatnya. Bahkan kategorisasi dari warna kulit, rambut, dan ukuran ketubuhan dapat diidentifikasikan secara gamblang. Statistik pendapatan bintang porno menunjukkan, bahwa aktris perempuan akan mendapatkan bayaran lebih tinggi yaitu sebesar $200$600 tergantung dari popularitasnya1. Angka tersebut menggiurkan, tetapi sekali lagi tulisan ini tidak membahas mengenai keuntungan dari segi material. Hal ini

1

menunjukkan bahwa permintaan terhadap aktris perempuan masih banyak dengan kemampuan bayar yang tinggi. Tetapi lebih dari itu, tulisan ini ingin menggambarkan bagaimana paradigma budaya mengenai perempuan yang menjadi objek seksualitas di tengah pemanfaatan teknologi internet. Menjadi perempuan adalah bukan suatu pengalaman yang mudah. Doktrin agama telah menjadikan perempuan menjadi manusia kedua. Pertama, perempuan diciptakan kedua setelah Tuhan menciptakan laki-laki. Kedua, undangan Hawa untuk makan buah terlarang bisa jadi menurunkan dosa besar kepada perempuan dalam menjalankan peran hingga sekarang. Segi arsitektur ketubuhan pun memberikan justifikasi yang mantap, bahwa perempuan adalah simbol ketidakadilan. Mengapa? Bentuk fisik kelamin perempuan tidak segamblang laki-laki. Perempuan tidak pernah diberi kesempatan untuk melihat, memahami, dan mempelajari selak-beluk alat kelaminnya. Perempuan akan mengalami diskriminasi ganda hanya karena ia diciptakan sebagai perempuan. Argumen diatas bisa menjadi gambaran atau paling tidak hipotesa yang kemudian membentuk tradisi yang menindas perempuan dan pula memperlakukannya sebagai budak2 atau yang lebih dikenal dengan budaya patriarki. Budaya patriarki telah menjadi sarang, tempat, atau locus

. 18 shocking Porn Statistic Ypu Didn;t Know� dapat diakses di http://www.mandatory.com/2014/07/29/18-shockingporn-statistics-you-didn-t-know/


18

One Billion Rising Indonesia

dari setiap penindasan terhadap perempuan. Budaya patriarki melahirkan tindakan sahih untuk membatasi perempuan. Pembatasan tersebut dilakukan secara kultural untuk menentukan bagaimana perempuan seharusnya bersikap dan bertingkah. Predikat peran perempuan menjadi konsep yang tidak bisa diperdebatkan, sehingga sejatinya norma yang selama ini dipakai untuk mengatur perempuan adalah bukan konsep murni yang lahir dari keinginan perempuan. Hal itu pula lah yang kemudian menurut penulis mendasari maraknya komersiliasi ketubuhan perempuan. Besarnya peran perempuan dalam setiap visualisasi seksualitas atau pornografi menggiring anggapan bahwa ‘semestinya’ perempuan berlaku demikian. Kehadiran internet justru memperpanjang anggapan bahwa perempuan seharusnya cukup berkutat dengan kemegahan (kesolekan) ketimbang akses pengetahuan intelektual. Bahkan dalam bahasa modern disederhanakan menjadi: ‘keinginan perempuan bersolek adalah ditujukkan untuk menarik perhatian lawan jenis’. Alhasil dogma-dogma tersebut menjadi diterima masyarakat termasuk perempuan itu sendiri secara tidak sadar psikologis perempuan bertindak sebagaimana norma masyarakat mengaturnya tanpa membuka ruang ekspresi murni dari perempuan. Ruang ekspresi murni tanpa identifikasi kelamin pada dasarnya sudah terbuka pada

BODYREVOLUTION

awal mula penciptaan teknologi komputer dan internet. Melalui konsep cyberfeminism teknologi internet dinilai menjadi bukti bahwa budaya patriarki telah mati3. Hal ini jelas memanfaatkan konsep internet yang telah disepakati menjadi dunia tersendiri yang berbeda dari aktivitas ekspresi tradisional dalam dunia nyata. Dalam perumpamaan mengenai cyborg, Donna Haraway menyatakan bahwa teknologi elektronik membuat pelarian dari batas-batas tubuh menjadi mungkin, dan dari batasanbatasan yang telah memisahkan bentuk organik dari hal-hal yang tidak organik. Oleh sebab itu, saat manusia berhubungan dengan teknologi komputer, pribadinya berubah menjadi sesuatu yang sepenuhnya baru, mengkombinasikan teknologi dengan identitas manusia. Hal tersebut terlihat dari maraknya cross-dressing dalam dunia komputer yang mengizinkan anonimitas gender dalam komunikasi maya. Misalnya meningkatkan persona komunikasi dengan menggunakan tokoh perempuan padahal secara fisik dirinya adalah laki-laki, atau sebaliknya. Fenomena tersebut dapat dinilai sebagai ruang publik dalam cyberspace yang perlu direbut perempuan untuk membentuk opiniopini beragam, khususnya dalam membangun konstruksi ketubuhan serta peran perempuan. Mendiskusikan perempuan dalam cyberspace adalah sebuah perwujudan dari kemunculan

2

. Valerie Sanders, Gerakan Feminisme Gelombang Pertama, mengutip tulisan Harriet Mill. Halaman 25

3

. Liza Tsalki. Perempuan dan Teknologi-Teknologi Baru. Halaman 105


BODYREVOLUTION

ruang publik baru yang mampu menjadi alternatif dalam mendobrak hambatan sosial yang dihasilkan atas identifikasi seksual. Kembali pada anggapan komersiliasi ketubuhan perempuan dengan pemanfaatan internet pada dasarnya menjadi sebuah tantangan dalam pemaknaan perempuan serta gerakannya. Internet sebenarnya mampu menjadi forum di mana perempuan bisa mengklaim yang sudah direbut budaya patriarki selama ratusan tahun. Namun kenyataannya pembajakan budaya patriarki telah masuk pula ke ranah internet melalui komersiliasi ketubuhan perempuan itu sendiri. Jika dalam komersiliasi tubuh perempuan masih mereproduksi doktrin ‘perempuan ideal versi masyarakat’ tanpa membuka ruang perempuan untuk mendefinisikan sendiri ekspresinya maka hal tersebut menjadi salah satu bentuk marjinalisasi secara elektronik terhadap perempuan. Pada akhirnya teknologi internet yang secara tidak langsung memberikan ruang penguasaan gagasan membutuhkan tenaga ekstra untuk kembali merebut kedaulatan tubuh perempuan yang selama ini dijarah budaya patriarki. Konsep internet yang luas dan tanpa batas dalam pengaturannya membutuhkan partispasi yang menyeluruh atau multistakeholder. Hal ini pula mampu menjadi suatu pijakan bersama untuk membangun narasi terhadap perempuan yang harus dicatat atas ekspresi murni perempuan itu sendiri.

One Billion Rising Indonesia

19


20

2 0

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

21

Purity Out Of Place: An Essay Oleh: Rain Chudori

“Crying is a beautiful thing. We’re never so close to God as when we cry.” Suzanne looks down at her hands. The beauty she longs for does not lie before her tear stricken eyes, the beauty she longs for does not exist. She is covered almost perfectly, by a white veil. The Nun is a French film based on Denis Diderot’s novel that follows Suzanne Simonin, who is forced to wear the veil after finding out that she is an illegitimate daughter who must atone for her mother’s sins. The film follows the slow, almost curative attempt to define and to drown a woman. Becoming a woman means also having to learn what our boundaries are. The world tells me that certain parts of my skin is a boundary, that there are borders that signify who we are based on whether or not it has been trespassed. Yet these borders are invisible. They do not light up, they do not make a sound, the most that they do is tremble, when they are touched. The first thing I learnt is that I am a landscape. It is much too often we attempt to preserve the beauty of a landscape in the face of destruction. There is nothing that moves us more than the knowledge that a park will be demolished, a museum will be destroyed, or a woman’s body is no longer pristine. I use the word “pristine” here, synonymously with “destruction”, “demolished”, and “destroyed”. I use the word “pristine” here as a recognition that as women, our body is not ours. Our body is a landscape, and more often that not, our body has been destroyed.

“The body is a model which can stand for any bounded system. Its boundaries can represent any boundaries which are threatened or precarious. The body is a complex structure. The functions of its different parts and their relation afford a source of symbols for other complex structures. We cannot possibly interpret rituals concerning excreta, breast milk, saliva and the rest unless we are prepared to see in the body a symbol of society, and to see the powers and dangers credited to social structure reproduced in small on the human body.” –– Mary Douglas, Purity and Danger Women barely have time to experience our own bodies before it was explored for us. Our body has been assaulted, caressed, loved, hated, and stripped bare, all without her consent. We are removed, of even the most basic rights of a human being, and often, our body stays wounded and unwashed for months. We forget that a woman cannot be, without a body to live in. For women, having a body is a constant and often, painful, experience. We are, more than anyone in the world, aware of the way we move, the way we carry ourselves, and what every gesture means towards our identities. We are, at the same time, bound to our bodies and yet we are so incredibly estranged from it. It is because we exist in a world that places value in our bodies yet forgot to ask us for our consent.


22

One Billion Rising Indonesia

“The impure is that which does not respect boundaries.” –– Julia Kristeva, The Sense and Non-Sense of Revolt

“My body is here, but my heart isn’t.” Suzanne looks up at the windows. The beauty she longs for does not lie before her tear stricken eyes, the beauty she longs for does not exist. She is covered almost perfectly, from the world.

“My body is here, but my heart isn’t.” Suzanne looks up at the windows. The beauty she longs for does not lie before her tear stricken eyes, the beauty she longs for does not exist. She is covered almost perfectly, from the world.

BODYREVOLUTION


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

23

Semacam Pubis Oleh: Abdulan Adnan

Namaku Ella Fitzgerald. Ayahku pernah memukuliku hingga hampir tewas. Sebagai gantinya, Ibuku mengalami cidera parah di kepala karena berusaha menolongku. Hampir dua bulan koma dan kemudian meninggal karena trauma berat di tengkorak. Saat itu usiaku hampir tujuhbelas dan kemudian aku dirawat oleh bibiku. Janin yang saat itu kuadukan telah bersemayam pada rahimku menghilang dalam penyerangan brutal itu di pagi hari minggu yang tenang. Rasanya seperti kehilangan tulang selangka. Sampai saat ini, kuduga sakitnya lebih mendalam dari melahirkan itu sendiri. Kata-kata yang kuingat sebelum taksadarkan diri adalah dosamu mengunyah buah khuldi dan hutangmu tidak akan pernah terbayar. Hidup adalah kegetiran, dan kau tidak pernah menyadari itu sampai hal menyakitkan datang mengetuk pintumu tapi kemudian merobohkan dindingnya. Kau ditipu, dianiaya dan kau merasakan bahwa itu adalah hal yang aneh. Jujur saja, aku menikmatinya sama sekali. Sampai pada sore ini, hidup yang terasa aneh itu masih dapat membuatku tercekik karena kejutannya yang bersemayam di segala ruang bernapas dan cara-cara aneh menunjukkan wajahnya yang buram. Apakah hidup dapat ditemukan jawabannya, di udara sore semacam ini, di ruangannya yang sepi dan canggung? Perempuan itu Mariana, temanku yang

paling bahagia. Saat ini aku berada di rumahnya. Duduk bersamanya dengan kikuk dan curiga. Aku tidak dapat berbuat banyak, begitu pula dirinya. Seperti sebuah semedi, aku menatap matanya yang kini sayu. Sebuah kamar terbuka, dan sesuatu mengintip. Dari semua hal yang tidak nyaman ini, aku ingin sekali mengatakan hei, kita semua punya masalah dengan laki-laki bukan? **** Setelah lulus sekolah menengah dan masuk perguruan tinggi aku mulai terbiasa dengan kenangan pahit yang menghantuiku pada tahun-tahun yang sulit. Di kampus aku bergabung dalam semacam perkumpulan diskusi yang membahas hak-hak perempuan. Perkumpulan ini berisi mahasiswi yang memiliki perhatian yang sama pada isuisu penindasan gender dan hal-hal yang berhubungan dengan kegelisahan menjadi seorang perempuan. Awalnya kukira mereka hanya kumpulan orang cengeng yang merengek minta pengampunan, lalu kemudian kusadari bahwa hidup terlalu cepat bila harus disimpulkan. Pencetus ruang diskusi ini adalah ibu Dora, seorang dosen estetika yang kebetulan adalah seorang perempuan hermafrodit. Bukankah keindahan adalah bentuk perpaduan sempurna dari hal yang timpang? Kurasa ibu Dora adalah makhluk paling menawan yang pernah aku temui seumur hidup. Selain ibu Dora, di sana ada seorang perempuan yang menarik perhatianku. Ia bernama Frida seorang asisten dosen yang dijuluki Frida


24

One Billion Rising Indonesia

Kahlo karena selalu menghubungkan sebuah kasus dengan simbol-simbol mimpi. Ruang diskusi ini tidak memiliki banyak peminat. Paling banyak hanya duabelas sampai tigabelas orang. Setiap selasa sore kami berdiskusi mengenai banyak hal. Tidak melulu soal perempuan dan tindak kekerasan. Dari yang sering kuperhatikan, aku mengenal setidaknya empat mahasiswi yang selalu hadir setiap pertemuan. “aku seorang lesbi.” Kata Takeshi saat pertama kali berkenalan dalam forum. Takeshi Haruda adalah perempuan keturunan Jepang berkulit putih dan berambut pendek. Dari sejak dalam kandungan, ayahnya selalu menginginkan anak laki-laki. Ketika lahir, ia dididik secara laki-laki sepenuhnya. Takeshi tidak pernah memakai pakaian wanita sama sekali. Wajahnya yang tegas juga memberi kesan bahwa ia adalah laki-laki yang cantik. Meski begitu, ia tidak bersikap keras, sikapnya layaknya seorang perempuan yang lembut. “Benarkah itu? Itu menjijikan.” Kata Dominique. Nadanya jelas menuduh Takeshi. Dominique adalah perempuan dari keluarga kaya raya. Ayahnya seorang pengusaha furnitur dan memiliki tempat perjudian di Thailand. Dominique adalah seorang yang agak takabur, meski begitu ia adalah orang yang pintar. Belakangan, kuketahui bahwa ia terlibat asmara dengan ayahnya sendiri. Dua perempuan di belakang terdiam, yang satu tersenyum manis dan yang lainnya terlihat murung; Matanya sayu dan cekung,

BODYREVOLUTION

rambutnya lurus dan memiliki bibir satu garis. Gadis berwajah murung itu bernama Alice. Dulu ia sering mendapatkan tindak kekerasan dari ayahnya. Kurasa ia bernasib lebih buruk dariku. Ibunya meninggal karena sakit saat ia kecil. Ayahnya seorang pemabuk dan tempramental. Siksaan itu berhenti ketika Alice di sekolah menengah saat ayahnya terkena kasus pemerkosaan anak di bawah umur. “Namamu Mariana kan?” Kata Takeshi pada perempuan yang duduk sebelah Alice. Ia tersenyum dan mengangguk sedikit. Senyuman yang manis. Dari kami semua, Mariana sepertinya perempuan yang paling bahagia meski pendiam. Meski ia juga tidak banyak mengenal peran ibunya, ia memiliki ayah yang sangat baik. Setidaknya lebih normal daripada kami yang memiliki masalah dengan ayah. Menurutku, ayah adalah makhluk yang menjijikan, dan ibu adalah malaikat pelupa yang mudah mati. Kala itu, Frida membahas simbol-simbol sexual dalam dongeng dari seluruh kebudayaan. Ia berpenampilan sangat bagus, memberi kesan baik pada lawan bicaranya. Ia seorang istri muda dari seorang dosen besar di salah satu kampus di kota ini. Mengalami keguguran karena sebuah kecelakaan dua tahun lalu yang membuatnya tidak lagi akan memiliki anak. Tidak heran ia dipanggil Frida Kahlo, betapa kebetulan yang luar biasa. “Putri yang terjebak secara pasif baik dengan buah beracun, jarum bius, kutukan dan sebagainya telah menjadi sebuah objek sexual


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

yang dibalut dengan birahi berapi-api serupa naga atau tanaman belukar semacam pubis.” Frida menjelaskan. “Pria dengan simbol kesatria gagah berani, menaiki kuda sebagai simbol dari birahi dan kebijaksanaan mencoba menaklukan iblis nafsu, naga dan musuh-musuh istana. Pedang adalah simbol dari penis dan keperkasaan. Kebanggaan kaum Adam. Dari simbol inilah, patriarki muncul.” Frida meneruskan, “Lingga, adalah kunci dari kebudayaan patriarki. Tegak lurus, menusuk, dan menindas.” “Tapi digambarkan Tanya Takeshi.

dengan

heroisme?”

“Ironi. Sebenarnya itu yang ingin aku sampaikan. Jelas, bahwa simbol-simbol yang sering muncul dalam sebuah dongeng, dan keterkaitannya dalam alur waktu dan ruang adalah suatu bentuk ketakutan pada perempuan. Itu, adalah alasan mengapa, musuh mesti ditaklukan dan putri tertidur takberdaya.” Jelas Frida. Aku bukannya tidak dapat menerimanya sampai sejauh itu, namun hal semacam penindasan memiliki kebencian di dalamnya. Setidaknya itu yang kurasakan saat ayahku memukul wajah dan menendang perutku. Aku merasakan setiap pukulan yang menghantam dan napas memburu datang bersamanya, kukira penindasan begitu emosional. Setiap adegannya, bayangannya. Setelah beberapa kali pertemuan, aku mulai mengenal lebih jauh tentang keempat

25

mahasiswi itu. Selain membahas bebagai macam isu dan persoalan, forum ini sudah seperti tempat bercerita bagi kami. Sebuah atap yang membuat tenang dan aman. Barangkali, kami telah menjadi sahabat dengan bertukar cerita. Takeshi terlibat cinta yang rumit dengan salah satu peminat forum yang tidak kukenal. Perempuan itu kabarnya berani memukuli siapa saja yang mengancam hubungan mereka. Aku pernah melihatnya beberapa kali dalam forum. Wajahnya cantik namun kurang menyenangkan. Pandangannya selalu menuduh kepada siapapun, terutama perempuan. Dominique, entah kegilaan yang berasal darimana, ia memiliki ide untuk menikahi ayahnya. Ternyata diketahui ibunya juga memiliki hubungan gelap dengan rekan kerjanya. Ia selalu beranggapan bahwa ibunya telah gagal dalam kehidupan keluarganya. Sejak kecil, Dominique sudah menanamkan rasa jijik kepada ibunya. Tepat setelah ia menemukan ibunya pulang dalam keadaan mabuk menggunakan mantel pria yang bukan milik ayahnya. Alice mengalami tindak kekerasan dari kekasih barunya. Kekasihnya yang seorang atlet judo sering memukulinya. Aku tidak mengerti mengapa arus nasib membawanya ke dalam jurang yang sama. Kurasa Alice sendirilah yang tidak tegas dalam mengambil tindakan soal perasaannya. Wajahnya terlihat makin lusuh. Ia selalu menangis ketika bercerita. Kami yang mendengarkan agak


26

One Billion Rising Indonesia

jengkel juga, terhadap laki-laki, dan Alice yang terlalu lunak. Sedangkan Mariana, adalah orang yang paling mengejutkan. Menurutku, kehidupannya berjalan dengan baik-baik saja. Bahkan sebenarnya Mariana tidak memiliki trauma terhadap apapun. Lingkungannya mungkin dipenuhi dengan orang-orang yang banyak memiliki masalah soal tindak kekerasan, pelecehan dan perbedaan hak atas dasar jenis kelamin, tapi ia selalu menanggapinya dengan senyum yang tulus. Jujur saja, aku tidak pernah melihat ia memikirkan hal semacam itu dengan berat. Ia hanya tersenyum dan mengeluarkan kata-kata manis. Sampai pada pertemuan itu tiba. “Aku tidak memiliki kecenderungan sexual terhadap jenis kelamin manapun.” Ia mengatakan itu sambil tersipu malu. Senyumnya masih terlihat jelas dan cerah. “Apa maksudnya itu?” Tanya Takeshi heran. “Jadi kau tidak memiliki ketertarikan terhadap laki-laki maupun perempuan seperti Takeshi?” Dominique memastikan. “Bahkan kepada ayahmu?” Tanya Takeshi dengan agak sinis. “Hubungan kalian bermasalah ya?” Aku tidak tahan dengan kesinisan mereka berdua. Kemudian Mariana tersenyum lebar. Ia mengatakan bahwa mungkin itu cuma masalah hormon. Tapi ia mengaku memikirkannya saja tidak pernah. “Jadi kau tidak pernah berhubungan sex?”

BODYREVOLUTION

Tanya Dominique. Mariana menggeleng. “Masturbasi?” Dominique Mariana terdiam.

memastikan.

“Aku melakukannya.” Katanya santai. Dan kami semua terkejut. Aku percaya bahwa hubungan sex adalah salah satu yang paling luar biasa dalam hidup. Hal itu menyangkut dirimu dan sebuah perasaan yang bergejolak. Berbahaya, Menuntut ditaklukan, dan memberi ketenangan setelahnya. Aku yakin bahwa hal itu, setidaknya terasa sama pada Takeshi, Dominique bahkan si murung Alice. Dan apa yang dilakukan Mariana, mungkin menjadi pertanyaan besar. Katakanlah bahwa laki-laki terkadang memang agak aneh untuk diberi gairah, tapi bahkan Mariana tidak tertarik pada perempuan; dan ia masturbasi. “Bagaimana kau melakukannya?” Akhirnya Alice bertanya. Kami semua meliriknya. “Ya, apa yang kau pikirkan saat melakukan itu?” Tanyaku penasaran. “Sebenarnya agak sulit berpikir saat kau melakukan itu. Aku hanya melakukannya saja.” “Apa itu artinya kau mampu sampai klimaks?” Tanya Dominique. “Kurasa iya. Seluruh ototku berkontraksi.” Mendengar itu, Takeshi menutup mata dan menggelengkan kepalanya.


BODYREVOLUTION

Aku menyandarkan diriku entah pada apa. Tentu saja hal ini bukan semacam penyakit atau sesuatu yang harus disesali. Aku hanya merasa benar-benar aneh. Seseorang tidak memiliki ketertarikan dengan orang lain secara sexual, dan yang ia lakukan saat masturbasi hanyalah menegang. “Bahkan orang yang taat dalam agama itu bersenggama. Atau bila dia tidak, dia hanya menahan nafsu dan bukan berarti tidak punya kan?” Celoteh Dominique. Mariana hanya tersenyum dengan cara yang tetap menyenangkan. Aku memperhatikan Mariana sejenak. Ia benar-benar tidak menjadikan segalanya beban. Atau barangkali ia begitu pandai menyembunyikan sesuatu. Dan mulai saat itu, Mariana menjadi sangat menarik bagiku. **** Cahaya sore itu masuk perlahan, dan caranya menembus tirai-tirai oranye itu akan kuingat. Aku dan Mariana masih terduduk dengan gumpalan awan yang tidak menyenangkan menggantung di atas meja. Aku menjaga tatapanku tetap lurus. Aku tidak ingin membuat keadaan menjadi semakin canggung. Dan ketika ingin kuucapkan kalimat yang entah apa tujuannya itu, aku mengurungkan niat. “Kau tampak cantik belakangan ini. Apa karena aku jarang melihatmu lagi?” Tanyaku dengan nada sesantai mungkin. Mariana tersenyum manis seperti biasa, “kita

One Billion Rising Indonesia

27

semua tahu, kamu yang paling cantik. Lalu Dominique.” Katanya dengan nada yang jujur. Aku menatapnya lekat. Aku datang ke rumah mungilnya yang menyenangkan ini karena ingin memberikannya kejutan dan sedikit hiburan. Kabarnya, Mariana sedang dilanda kesedihan. Ia bertengkar dengan ayahnya. Entah masalah apa. Ia bercerita sedikit kepada Alice, dan dari sejak itu, Mariana jarang terlihat. Aku begitu khawatir dan memutuskan untuk datang ke sini tanpa memberinya kabar. Namun begitu, justru ia yang mengejutkanku. “Kau masih bersedih? Kudengar kau ada masalah. Itu jarang terjadi, aku hanya khawatir.” “Tidak apa-apa. Aku sempat bertengkar dengan ayahku tapi bukan soal besar.” Katanya dengan sopan. Seperti namanya, ia adalah jurang yang dalam di kegelapan bawah laut. Aku menghembuskan napas panjang kemudian bersandar. Aku menoleh ke ruangan yang terbuka itu. Sebuah tempat tidur dengan seprai yang masai, dan sebongkah baja kusam besar di atasnya. Sebuah pemandangan yang tidak selaras dan memberi kesan aneh. Entah mengapa benda metal itu memberiku kesan bahwa itu menancap dan menindas. Benda itu terlihat seperti lingga, seperti penis. “Chevrolet.” Kata Mariana. Suaranya kini memiliki getaran yang berbeda.


28

One Billion Rising Indonesia

Aku memperhatikan cahaya matanya. Semua terlihat baik saja. Lagi-lagi aku menghembuskan napas panjang. Mariana tetap tersenyum seperti biasa, dan itu membuatku tenang. Kami mulai berbincang biasa. Dan aku masih memikirkan banyak hal. Sore jatuh dengan cara diam-diam dan sederhana. Seorang teman bercerita mengenai hal yang manis, mengenai rahasia juga perempuan; dan sebuah ruangan terbuka, yang di dalamya terdapat sebuah blok mesin teronggok bagai penis baja yang takhenti ereksi. Benda itu tidak mungkin menindas perempuan. Itu yang dikatakannya. Tidak akan ada kekerasan dan pelecehan yang traumatik. Lubang-lubang yang terlumasi sedikit minyak itu barangkali mendengarkan kegelisahan perasaan perempuan. Janganjangan, perempuan lebih membutuhkan sebuah mesin daripada seorang laki-laki.

BODYREVOLUTION


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

Menghapus Pengetahuan (Ilustrasi ini terinspirasi dari salah satu puisi Avianti Armand dari buku puisi yang berjudul ‘Perempuan yang Dihapus Namanya’)

Oleh: Misbahuddin Nika

29


30

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION

List Film Tentang Perempuan Oleh: Efi Handayani OBR Indonesia Playlists oleh: Kania Mamonto

1. Seventh Grade - Stefani Saintonge (2014). Adalah film pendek tentang proses adolesens perempuan yg diikuti objektifikasi tubuh. 2. Fire - Deepa Mehta. Menceritakan kisah pencarian kebahagiaan dan biseksualitas di tengah kungkungan tradisi India. 3. Bitch-Beauty - M.M. Serra. Film ini membahas prostitusi, adiksi, dan kebebasan lewat ekspresi diri dengan latar East Village, New York di tahun 1980an. 4. Lick The Star - Sofia Coppola. Tentang kematian dr kacamata remaja perempuan, companion piece utk The Virgin Suicides. 5. Pelo Malo - Mariana Rondón. Membahas tentang bagaimana bisnis rambut hingga seksualitas perempuan, politik, dan penerimaan diri di Venezuela. 6. At Five in The Afternoon - Samira Makhmalbaf. Bercerita tentang pengaruh rezim ang brutal terhadap generasi perempuan muda di Iran. 7. Clip - Maja Milos. Film ini mengangkat tema tentang teknologi, seksualitas, intimasi, dan bagaimana menjadi perempuan muda di Belgrade. 8. Chocolate - Yasmin Ahmad. Film pendek ini kaya simbol tentang seksualitas dan ketegangan antar etnis di

Malaysia. 9. Why I Never Become a Dancer - Tracey Emin. Film ini bercerita tentang pengaruh lingkungan pd seksualitas perempuan & konsekuensinya. 10.The Fall - Carrie Mae Weems. Film dokumenter personal tentang menjadi perempuan Afrika-Amerika dari tahun 1950-2008. Everybody loves music, and sometimes music is part of the revolution to make we more powerful. There’s a lot songs about woman’s feelings for her body and her revolution. What’s your TOP 10 song about Woman and Body Revolution? OBR Indonesia challenges you to write your playlist and tag your friends! And here is OBRIndonesia Playlists : 1. Born This Way - #ladygaga 2. Tubuhku Otoritasku - @kartikajahja 3. Superwoman - #Aliciakeys 4. Rebel Grrrl - #Bikinikill 5. Run The Worls (Girls) - #Beyonce 6. You don’t own me - #Leysleygore 7. Roar - #Kattyperry 8. Cherry bombs - #Runaways 9. Fight song - #Rachelplatten 10. Break the chain - #TenaClark


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

31

Kontributor Zine Body Revolution Editor

Rain Chudori

Blandina Lintang

Penulis muda Indonesia yang pula menjadi pemeran utama film Rocket Rain. Tulisannya sudah termuat di berbagai media seperti The Jakarta Post, Tempo, dan Jakarta Globe. Ia juga mendirikan komunitas The Murmur House. Rain baru saja meluncurkan kumpulan cerpennya bertajuk Monsoon Tiger and other stories yang menceritakan kisah perempuan dan pula persahabatannya dengan kesepian. Penulis bisa dihubungi di rain.chudori@gmail.com

@linsettt Perempuan yang memiliki minat terhadap perjuangan hak asasi manusia khususnya kebebasan ekspresi dan kesetaraan gender. Percaya bahwa perjuangan feminisme tidak hanya melibatkan perempuan semata tetapi semua lini termasuk kelompok termarjinalkan. Bekerja sebagai peneliti di salah satu NGO perjuangan hak asasi manusia yang selalu Siaga. Penulis bisa dihubungi melalui: lintangsetianti@gmail.com

Kontributor Tulisan Lalola Easter Aktivis anti korupsi yang juga konsern terhadap isu kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan. Percaya bahwa pernikahan tidak membutuhkan kesempurnaan tetapi komitmen untuk tidak saling membatasi mimpi. Penulis bisa dihubungi melalui: lalolaeaster@antikorupsi.org

Abdulan Adnan Penulis adalah seorang cerpenis sekaligus ilustrator lepas. Karya-karyanya dapat dinikmati di blog pribadinya nya datangdanmain.wordpress.com. Sempat menjadi mahasiswa Seni Rupa di STISI Bandung, kini ia sedang sibuk menggarap proyek ambisius audio book dengan nama ‘Revolusi dan Bangkit Lagi’. Penulis dapat dihubungi melalui alamat email datangdanmain@gmail.com.

Ilustrator Shanty Manurung Perempuan muda yang aktif bekerja sebagai pendeta di salah satu gereja Kristen di Tangerang. Penulis bisa dihubungi di rettasz82@gmail.com

Ethes Duhita – Perempuan dan adat Ethes Duhita Bhagawati, lahir dari keluarga yang cukup kental dengan budaya jawa. Perempuan lulusan dari FSRD Trisakti, yang kemudian menyibukkan diri sebagai graphic


32

One Billion Rising Indonesia

designer dan baru-baru ini berkecimpung sebagai product designer di bidang fashion jewelry. Kegemarannya adalah menggambar, melukis, membaca buku dan traveling. Ilustrator bisa dihubungi di ethesduhita@ ymail.com

BODYREVOLUTION

Gisela Maria – perempuan dan hukum Dapat dihubungi melalui: giselalamaria@gmail.com

Graphic Designer Rhea Bambulu - perempuan dan ilmu pengetahuan yang membuka ruang Perempuan 24 tahun yang berprofesi sebagai desainer dan ilustrator di Kota Jakarta. Karya dapat dilihat di @rheabambulu

Misbahuddin Nika Seorang pria yang taat bermain bersama teman-teman dan keluarganya dan percaya mengeluarkan keringat dengan cara apapun ialah sebuah bentuk kebahagian hormonal. Dapat dihubungi melalui:

Elizabeth Eljohn Ketubuhan Perempuan Dalam Dunia Internet Perempuan yang menyenangkan, percaya dengan kesederhanaan akan membawa kebahagian :) Dapat dihubungi melalui: elizabetheljohn@gmail.com

misbahuddin.nika@gmail.com


BODYREVOLUTION

One Billion Rising Indonesia

33


34

One Billion Rising Indonesia

BODYREVOLUTION


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.