1
Salam Redaksi
O
rangers, 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Menurut sejarah, pada 1 Juni 1945 Bung Karno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka yang dinamakannya “Pancasila”. Pancasila menjadi ideologi negara Indonesia sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Buletin Orange edisi 13/Juni 2015, menurunkan laporan utama mengenai ‘Apa Kabar Kampus (Baru) C?’. Seperti diketahui bersama bahwa sebelas mahasiswa program studi baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dibuka mulai semester ganjil 2014/2015 melakukan perkuliahan di Kampus C yang berada di Ciwaru, Serang. Tim Orange mewawancarai langsung mahasiswa di Kampus C dan melihat keadaan lapangan. Selain itu berita Kampus mengenai Laboratorium FKIP yang tak kunjung digunakan Orange menghadirkan informasi mengenai persiapan magang Ilmu Komunikasi dan pengenalan konsentrasi Ilmu Administrasi Negara. Dikolom sosok juga menghadirkan mahasiswa berprestasi pada bidang broadcasting radio yang pastinya akan menginpirasi Orangers sekalian, lalu pada kolom hiburan kita selalu menyuguhkan referensi – referensi buku serta film terupdate, serta pada kolom opini pun berisi tulisan yang berkaitan dengan peringatan hari pancasila dari Faisal Tomi Saputra. Orange mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Musim yang menjalankannya. Serta selamat menikmati liburan untuk Orangers setelah menjalankan kewajiban mahasiswa mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS). Salam Fresh and Critical.
DAFTAR ISI
Salam Redaksi 2 Laporan utama 3 Kabar Kampus 5 Fisip Korner 7 Sosok 8 Film 10 Buku 11 Cerpen 13 Opini 14 Gaung Mahasiswa 18 Orenjo 20
Desain Cover Oleh : Ratih Kurnia Amanda
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Orange FISIP Untirta Pelindung Dr. Agus Sjafari, M.Si. | Penanggung Jawab Ismanto, M.M | Pembina Idi Dimyati, M.Ikom, Puspita Asri, M.Ikom | Pemimpin Umum Diah Fitri Pratiwi | Sekertaris Umum Hari Sopyan | Bendahara Umum Annisa Chrisnadilla | Pimpinan Redaksi Mimi Kartika | Redaktur Pelaksana Kolom Kampus Galin Mario, Reporter Dialus Andriani, Nopita Sariningsih, Nurkhikmah Yuliastuti | Redaktur Pelaksana Kolom Fisip Korner Gabriella Putri, Reporter Yesica Widyawati, Putri Ayu, Adi Anggoro | Redaktur Pelaksana Kolom Hiburan Angga Septian, Reporter Rien Reka | Redaktur Pelaksana Kolom Sosok dan Opini Ratih Kurnia Amanda, Reporter Briliandi Islam, Fitriani Lucky Utami | Koordinator Divisi Foto Hari Sopyan, Anggota Hikmat Rachmatullah, Annisa Crisnadilla | Koordinator Divisi Desain dan Tata Letak Rien Reka, Anggota Fitriani Lucky Utami, Ratih Kurnia Amanda | Koordinator Divisi Periklanan Hikmat Rachmatullah, Anggota Dialus Andriani, Nurkhikmah Yuliastuti, Mike Amalia-mg | Penanggung Jawab Web Harry Setiawan-mg, Penanggung Jawab Medsos Salsabilla | Magang Harry Setiawan, Indra Pangestu, Cikal Aulia, Chevi, Mike Amalia, Catur Sandy, Rudi Martin | Alamat Redaksi Gedung D Lantai 4
2
@orangeuntirta
orangeuntirta@gmail.com
Orange FISIP Untirta
www.orange.fisip-untirta.ac.id
LAPORAN UTAMA Apa Kabar Kampus (Baru) C?
Orange News, Untirta – Orangers, ingat dengan aksi mahasiswa yang diakomodir oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Untirta pada tanggal 22 Mei 2014? Aksi mahasiswa terjadi tepat di lahan parkir di depan gedung rektorat Untirta, Kamis (22/5/2014).
M
ahasiswa menolak dibukanya empat belas program studi. Alasannya jelas, karena rektorat belum dapat memenuhi kebutuhan fasilitas penunjang kegiatan akademik yang selama ini kerap kali dikeluhkan. Aksi mahasiswa ini menghasilkan selembar Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Rektor Untirta, Sholeh Hidayat dan perwakilan BEM KBM. Isinya bahwa Sholeh berjanji segera membenahi fasilitas sebelum pembukaan program studi baru. Hampir genap dua semester Untirta menyelenggarakan proses akademik bagi empat belas program studi baru, tidak semua butir dalam perjanjian tersebut dipenuhi oleh rektorat. Kampus C yang berada di Jalan Raya Ciwaru No. 25 Serang, dihuni oleh mahasiswa dari sebe-
las program studi baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dibuka semester ganjil 2014. Tim Orange datang langsung ke Kampus C, Kamis (25/5/2015), bertemu dengan Hadi (19) dan Eston Hagai (19), keduanya mahasiswa semester dua Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik). Keduanya menuturkan mengenai kekurangan fasilitas Kampus C dari segi ruangan hingga sarana penunjang kegiatan belajar mengajar seperti laboratorium dan alat kesenian. Menurut mereka fasilitas yang tersedia tidak memenuhi standar Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Kalau seperti ini tidak memenuhi standar PTN, contohnya saja ada mata kuliah yang didalamnya terdapat praktikum menggunakan piano, namun hanya tersedia satu buah keyboard yang digunakan oleh banyak mahasiswa,” tutur Hadi.
Eston menambahkan, “Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro dan Pendidikan Teknik Mesin praktikumnya dilaksanakan di Kampus Fakultas Teknik, Cilegon. Bahkan mahasiswa lainnya ada yang melakukan praktikum di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).” Hadi dan Eston mengatakan bahwa para mahasiswa yang menghuni di Kampus C pernah melakukan aksi di Rektorat Untirta, Pakupatan. Aksi tersebut berupa protes terkait sarana dan prasarana yang ada di Kampus C tidak sebanding dengan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mencapai 3 – 7 juta. “Kita sudah pernah melakukan aksi di Rektorat, tetapi kami tidak tahu apakah mereka (Rektorat) menanggapi protes kami atau tidak. Saya rasa
3
LAPORAN UTAMA
mereka mendengarkan dan mengetahui permasalah yang ada di Kampus C,” ungkap Hadi yang disetujui pula oleh Eston. Ditemui di ruangannya, Deden Hery Hermawan (46), Kepala Bagian Umum, menuturkan, “protes dari mahasiswa pasti ada terkait dengan sarana dan prasarana. Memang kita akui sarana dan prasarana (Kampus C) belum memenuhi standar karena masih baru. Namun, kami berusaha memenuhinya. Kampus C ini harus ada karena disini (Kampus Untirta, Pakupatan) sudah penuh, kedepannya Jurusan/Prodi yang ada di FKIP beserta Dekanatnya akan dipindahkan seluruhnya di kampus Ciwaru secara bertahap,” Kamis (25/5/2015). Rumah Susun Sewa Mahasiswa (Rusunawa), hibah dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan dibangun di bagian belakang Kampus C dekat Mushola. Pembangunan
4
Rusunawa direncanakan mulai pertengahan tahun 2015 dengan jangka waktu pelaksanaan selama tiga tahun secara bertahap. Menurut Deden, Rusunawa akan menampung sekitar 1200 mahasiswa dengan biaya sewa lebih murah dibandingkan rumah kos pada umumnya. Pendapatan dari biaya sewa akan digunakan untuk pemeliharaan. Penambahan fasilitas akan dilanjutkan, seperti lapangan olahraga, taman, dan ruang kelas secara bertahap. Pembangunan ruang kelas telah memasuki tahap perencanaan yang akan dimulai juga pembangunannya tahun 2015 dengan perkiraan waktu pelaksanaan tiga bulan. Ruang kelas hanya ada 1 lantai karena struktur tanahnya. Fasilitas yang ada di dalam ruang kelas akan dipenuhi sesuai standar perkuliahan. Deden menambahkan, “Unek-unek mahasiswa telah kami dengar dan tampung. Kami tidak diam, kami berusaha
memenuhinya. Namun proses birokrasi yang begitu lama karena pendapatan yang diterima harus masuk ke kas Negara dan diproses terlebih dahulu.” Pembenahan Kampus C sangat diharapkan oleh para mahasiswa 11 prodi baru. Pihak rektorat diminta segera memenuhi fasilitas perkuliahan sesuai standar perguruan tinggi. Mahasiswa hanya dapat menunggu realisasi pembangunan yang dijanjikan oleh pihak Universitas tempatnya menuntut ilmu. “Kami berharap fasilitas Kampus C segera dipenuhi agar menunjang perkuliahan mahasiswa sesuai standar. Tidak seperti saat ini. Semoga siapa saja yang akan menjadi Rektor baru nantinya dapat menjadikan Untirta lebih maju,” sambung Hadi dan Eston mengakhiri wawancara bersama Tim Orange. Penulis: Mimi Kartika
KABAR KAMPUS
Laboratorium FKIP Terpadu Belum Digunakan Orange News, Untirta - Laboratorium FKIP terpadu bak rumah tidak bertuan. Bangunan telah berdiri kokoh namun tidak berfungsi dengan selayaknya. Sampai berita ini diturunkan, Lab yang dibangun sejak 2013 belum digunakan.
P
roses pembangunan molor dari waktu yang telah direncanakan karena pihak pelaksana proyek tidak mampu menyelesaikan kontrak pembangunan yang sudah disepakati bersama. Lab FKIP seharusnya sudah selesai pada Desember 2013 kini hanya menjadi angan-angan semata. Warna hijau muda menutupi dinding dibangunan Lab FKIP. Rencananya Lab akan digunakan untuk praktikum mahasiswa PGSD dan PG-PAUD dilantai pertama, lantai kedua diperuntukan bagi mahasiswa MIPA (Matematika dan IPA), dan lantai tiga untuk Bahasa dan Sastra. Sangat disayangkan hanya lantai satu saja yang sudah siap untuk digunakan. “Pembangunan Lab FKIP Terpadu yang seharusnya selesai
di akhir tahun 2013 mengalami kendala dan saya ditunjuk sebagai Kasubag pada bulan Januari 2015. Jadi saya kurang mengetahui proses yang terjadi di tahun 2013 sampai 2014,” ungkap Deden Hery Hermawan, Kepala Bagian Umum Untirta. Pihak rektorat sedang menunggu pendanaan dari dana APBN 2015 untuk Lab Terpadu yang terdiri dari tiga lantai. Pembangunan Lab FKIP Terpadu akan dilelang kembali. Rencananya proses pembangunan berjalan ketika dana APBN 2015 sudah turun. “Lab FKIP, kami akan mengajukan melalui dana APBN dan BOPTN. Lantai 2 sampai 3 sedang diajukan anggarannya. Daripada terbengkalai, kami akan merapihkan Lab tersebut agar ada bagian yang terpakai,”
tegas Deden. Molornya pembangunan disayangkan oleh beberapa pihak, terutama mahasiswa FKIP. Amanda Gisa Pradita, mahasiswa PGSD semester 2, “saya mengharapkan bangunan yang ada disebelah gedung D ini seharusnya sudah bisa digunakan. Pembangunan Lab bukan hanya wacana manis saja namun harus direalisasikan.” Dewi Murni, dosen Biologi diitemui di ruang dosen FKIP Untirta, mengharapkan pembangunan Lab FKIP terpadu dapat diselesaikan. Dia meyakini bahwa para pemimpin di Untirta tidak hanya diam saja. Mereka sedang berusaha untuk menyelesaikan Lab FKIP.
Penulis: Nopita Sariningsih, Galin Mario, dan Indra Pangestu-mg
5
FISIP cORNER
Ini Konsentrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Orange News, FISIP – Program Studi Ilmu Administrasi Negara (Ane) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta mempunyai dua konsentrasi, yaitu Manajemen Publik (MP) dan Kebijakan Publik (KP). Dua konsentrasi tersebut diharapkan dapat menunjang akademik mahasiswa Ilmu Administrasi Negara. Pemilihan konsentrasi dilaksanakan pada semester 5, sebelumnya saat semester 3 mahasiswa harus memikirkan dan menetapkan konsentrasi yang akan dipilih. Adapun syarat-syaratnya ialah semua mata kuliah dari semester 1 sampai 4 tidak ada yang mengulang dan minimal nilai di setiap mata kuliah adalah C. “Pengambilan konsentrasi itu pada semester 5 tapi pada semester 3 sudah harus memikirkan konsentrasi apa yang ingin diambil. Disetiap semester itu tidak ada mata kuliah yang mengulang terutama mata kuliah yang menjadi prasyarat untuk skripsi nanti atau mini-
6
mal dapat nilai C apabila dapat D atau E itu harus mengadakan perbaikan,” ujar Ipah Ema Jumiati, Pelaksana Tugas Sekretaris Ketua Program Studi Ane, diwawancarai oleh tim Orange, Rabu (27/05/15).
aset publik, pengolahan SDM dan akuntansi publik. Prospek kerja konsentrasi Kebijakan Publik mengarah ke instansi pemerintahan dan kedinasan, sedangkan konsentrasi Manajemen Publik mengarah ke bidang perkantoran, manajemen perusahaan, dan tata kelola perusahaan. Sampai saat ini belum ada wacana untuk menambah konsentrasi dari pihak Prodi Ane karena masih ada beberapa hal-hal yang harus dipertimbangakan.
Konsentrasi Kebijakan Publik memiliki 22 mata kuliah dengan 67 sks, begitupun dengan konsentrasi Manajemen Publik. Pada semester 5, ada 3 mata kuliah wajib Prodi Ane yang harus diambil oleh semua mahasiswa Ane baik Konsentrasi KP maupun MP, yakni MPS. Diantaranya ialah Kuantitatif MPS, “Belum ada pembahasan menKualitatif MPS, dan Perilaku genai penambahan konsentrasi Organisasi. mungkin ada ketika rektor baru terpilih 2016 nanti,” lanjut peRuang lingkup konsentrasi Kebi- nuturan Ipah Ema Jumiati saat jakan Publik lebih menganalisis diwawancarai di ruang Ketua kebijakan publik, forum-forum Prodi FISIP Untirta. kebijakan publik, manajemen strategi dalam pembuatan ke- Penulis: Adi Anggoro dan Putri bijakan publik dan pengim- Ayu plementasian kebijakan publik. Sedangkan ruang lingkup konsentrasi Manajemen Publik lebih pada pengolahan dan pengaturan seperti menghitung keuangan daerah, perkantoran,
FISIP cORNER Pelaksanaan Mata Kuliah Magang Ilmu Komunikasi 2015
O
range News, FISIP – Mahasiswa semester 6 Prodi Ilmu Komunikasi siap melaksanakan job training atau magang. Ada yang unik dengan magang tahun 2015 ini. Istilah Job Training Prodi Ilmu Komunikasi tahun ini diubah namanya menjadi Mata Kuliah Magang. Perubahan nama ini dikarenakan adanya perubahan kurikulum. “Nama ini diubah karena adanya perubahan kurikulum, selain itu juga dilihat lebih tepat namanya itu magang, jadi tahun ini kita mengganti namanya dengan Mata Kuliah Magang” ujar Asri Praceka (), Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi, Senin (25/05/15). Mata Kuliah Magang memiliki tujuan untuk melatih mahasiswa agar bisa menerapkan keilmuannya di lapangan kerja. Latar belakang diadakannya magang ini karena melihat kondisi dimana tidak semua fasilitas bisa diberikan oleh pihak universitas dan program studi. Sehingga dengan Mata Kuliah Magang ini, mahasiswa bisa mengaplikasikan keilmuannya di dunia nyata. Khususnya di tempat dimana mereka ditempatkan. Bukan hanya sebagai sarana pengaplikasian keilmuan, tetapi program ini diharapkan bisa memberi kesempatan kepada mahasiswa ilmu komunikasi agar bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat. “Dengan adanya mata kuliah magang ini, mahasiswa dapat memiliki pandangan keilmuan yang lebih luas serta bagaimana bisa memanfaatkan keilmuan itu pada pasaran kerja yang dibutuhkan. Sedangkan bagi pihak jurusan tentu ini juga penting karena mahasiswa yang memiliki kesempatan
itu diharapkan mampu mendapatkan pekerjaan lebih cepat, jadi masa tunggu kerjanya tidak terlalu lama,” tutur Neka Fitriyani (), Ketua Prodi Ilmu Komunikasi. Waktu pelaksanaan magang 2015 juga berbeda dari tahun sebelumnya. Biasanya program magang baru dilaksanakan awal semester 7, tahun ini dilaksanakan mulai pertengahan semester 6. Asri menambahkan, “mengoreksi dari tahun-tahun kemarin, apabila pembekalan magang baru diadakan pada awal semester 7, kemudian mereka mencari tempat magang, mereka baru bisa magang di bulan September-Oktober. Sementara mereka harus presentasi di bulan Desember atau Januari, kan mepet ya.” Pelaksanaan magang diawali dengan pemilihan tempat magang oleh masing-masing mahasiswa. Dilanjutkan dengan pembagian dosen pembimbing magang sesuai dengan tempat magang yang telah ditentukan. Setelah itu, barulah ada pembekalan dan pelepasan magang. Kemudian diadakan proses bimbingan oleh dosen pembimbing masing-masing. Dimana proses bimbingan dilaksanakan sebanyak 5 kali. Bimbingan pertama dilakukan sebelum magang, kemudian 3 kali bimbingan saat magang, dan bimbingan terakhir setelah magang. Setelah bimbingan pertama dilakukan, awal semester 7 mahasiswa sudah mulai mengirimkan surat yang telah diberikan oleh pihak jurusan ke tempat magang yang akan dituju. Kemudian, setelah Ujian Tengah Semester (UTS) mahasiswa sudah bisa memulai proses
magang di tempat yang telah ditentukan. Setelah melaksanakan magang selama minimal 1 bulan, tahap terakhir yang harus dilakukan adalah membuat laporan dan mempresentasikannya pada bulan Januari 2016. “Apabila mahasiswa diminta untuk melakukan magang lebih dari 1 bulan, sangat diperbolehkan. Pertimbangannya dengan melihat banyaknya mata kuliah yang mereka ambil selanjutnya, agar tidak mengganggu perkuliahan mereka,” ujar Asri. Selama proses magang berlangsung, apabila mahasiswa tidak diberikan pekerjaan sesuai dengan bidangnya selama dua minggu maka akan dilakukan pemindahan tempat magang. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan magang berjalan secara optimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Beberapa perubahan yang dilakukan pada pelaksanaan Mata Kuliah Magang tahun 2015 merupakan suatu bentuk evaluasi dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti halnya hambatan mengenai waktu dan sebagainya. Diharapkan dengan dilaksanakannuya perubahan ini maka Mata Kuliah Magang tahun 2015 bisa berlangsung lebih optimal. Neka menambahkan, “saya harap untuk tahun ini, mahasiswa lebih siap untuk bekerja dan mengaplikasikan keilmuannya karena mahasiswa itu selain dididik untuk memiliki pengetahuan dan juga keterampilan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja.”
Penulis: Gabriella
7
SOSOK
Mengarumkan Untirta Melalui Kompetisi Penyiar Radio
R
adio announcer atau penyiar radio, apabila mendengar kata ini pastilah sosok tentang seseorang yang pandai berbicara melekat dengan kata ini. Keahlian berbicara sangatlah diperlukan untuk menjadi seorang penyiar radio. Kali ini Orange akan membahas tentang prestasi seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA dalam dunia penyiaran radio. Ia adalah Erlin Pratiwiningtyas, mempunyai prestasi luar biasa yaitu menjadi juara 1 Radio Announcer Competition yang diadakan oleh Universitas Atmajaya, Yogyakarta. Erlin Pratiwiningtyas yang biasa disapa Erlin, bercerita ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia ada-
8
lah pribadi yang tertutup. Ia lebih suka menulis dan membaca daripada memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya dan berbicara di depan umum menjadi sesuatu yang menakutkan bagi Erlin. Rapor bayangan yang ia terima ketika kelas 1 SMP memiliki cerita tersendiri bagi Erlin. Ia dinyatakan tidak lulus pelajaran Bahasa Indonesia karena nilai berbicara di depan umum yang didapatkannya kurang dari nilai standar minimal. Sejak saat itu, ada rasa ingin memperbaiki dalam diri Erlin. Ia memulai proses perubahan agar dirinya berani berbicara di depan umum. Erlin pernah mengikuti pelatihan menjadi penyiar di sanggar selama 3 bulan pada tahun 2011. Kegiatan pelatihan ini diadakan oleh sanggar yang bekerjasama dengan
Menteri Pendidikan. Sertifikat dari hasil pelatihan ini berhasil mengantarkan Erlin diterima menjadi salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA melalui program PMDK. Pelatihan ini juga yang membuat Erlin semakin tertarik dengan dunia broadcasting terutama penyiaran radio. Di kampus, selain ikut menjadi pengurus HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi), ia juga gabung menjadi anggota komunitas radio di kampus yang bernama TIRTA FM. Ia menjabat sebagai penyiar di TIRTA FM pada tahun 2013-2014 dan sekarang ia menjabat sebagai PR Manager di sana. Erlin pernah mengikuti lomba penyiar radio yang diadakan oleh
SOSOK Pas FM dalam rangka merayakan ulang tahun mereka yang ke 11 pada tahun 2015. Sungguh hasil yang sangat membanggakan karena dalam perlombaan ini, Erlin berhasil meraih juara 1. Prestasi Erlin tak terhenti sampai di situ. Ia kembali mengikuti lomba penyiara radio.
namun artikelnya belum berhasil terpilih menjadi 15 artikel terbaik oleh karena itu ia merasa akan melewatkan satu kesempatan besar apabila tidak datang ke Yogyakarta untuk mengikuti kompetisi berikutnya. Terpilih menjadi 15 artikel terbaik bukanlah hal yang mudah.
Erlin mengikuti Radio Announcer Competition yang diadakan oleh Universitas Atmadjaya Yogyakarta. Peserta yang berhak datang untk mengikuti perlombaan adalah mereka yang artikelnya berhasil terpilih menjadi 15 artikel terbaik yang dikirimkan oleh peserta. Tahun ini, tema untuk artikel adalah “Media dan HAM”. Erlin tidak menyangka artikel yang Ia buat berhasil menjadi 15 artikel terbaik. Sebelumnya, Erlin juga pernah mengirimkan artikel untuk mengikuti lomba pada acara tahun lalu,
Dengan ijin dari orang tua dan dukungan dari fakultas tempatnya belajar, Erlin berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti Radio Announcer Competition. Acara ini diadakan tanggal 16 Mei 2015, Erlin bersaing dengan 14 kandidat lainnya yang berasal dari berbagai macam daerah. Saat itu, hanya dirinya yang berasal dari Banten. Sempat ada rasa minder dan kurang percaya diri ketika melihat kemampuan lawan di sekitarnya. Namun, tekad yang kuat untuk mengharumkan nama Banten ber-
Nama Tempat, tanggal Lahir Alamat No. Telp. Hobby Riwayat pendidikan - SD YPWKS 5 - SMPN 2 Cilegon - SMKN 3 Cilegon
hasil mengembalikan kepercayaan diri Erlin untuk berhadapan dengan dua juri yaitu penyiar radio senior yang menilai tentang cara penyiaran dan pengamat HAM yang menilai tentang isi materi. “Ketika kita menyampaikan satu hal, bawa pendengar ke lain hal dulu. Itu materi dari sanggar yang membuatku PD,” ungkap Erlin. Hingga pada malam puncak, diumumkanlah Erlin sebagai juara pertama Radio Announcer Competition tahun 2015. Tahun 2015 ini menjadi tahun yang membanggakan untuk Erlin.
Penulis: Ratih Kurnia Amanda
: Erlin Pratiwiningtyas : Serang, 19 April 1994 : Jalan Flamboyan 1 no 7 Cilegon, Banten : 087808972450 : Menulis, membaca, jalan-jalan :
Riwayat Organisasi : - HIMAKOM (2013 sebagai anggota divisi broadcasting, 2014 sebagai kepala dept. Pengembangan akademik dan kreativitas mahasiswa) - TIRTA FM (2013-2014 sebagai penyiar, 2014-2015 sebagai PR manager)
9
HIBURAN
10
FILM
Insidious Chapter 3 (5 Juni)
Jurassic World (12 Juni)
Inside Out (19 Juni)
Sutradara : Leigh Whannell Setelah sukses dengan Insidious satu dan dua, kali ini Insidious chapter 3 menceritakan tentang Quinn Brenner yang merasakan peristiwa abnormal di rumahnya setelah ia berusaha terhubung dengan ibunya yang telah meninggal dunia.
Sutradara : Colin Trevorrow Untuk kalian yang rindu dengan trilogi Jurassic Park, kini para ilmuan membuka kembali Jurassic World. Akankah kesalahan yang sama terulang kembali?
Sutradara : Pete Docter & Ronaldo Del Carmen Di film ini kalian akan melihat bagaimana Riley dipandu oleh emosinya yang hidup dalam pikiran yaitu perasaan bahagia, rasa takut, marah, muak, dan sedih yang membantunya menjalankan kehidupan sehari hari dan berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya di San Fransisco.
Minions (10 Juli)
Paper Towns (24 Juli)
Pixels (24 Juli)
Sutrada : Kyle Balda & Pierre Coffin Siapa yang tidak suka dengan para minions yang lucu di film Despicable Me? Sekarang mereka terlibat dalam petualangan untuk menghentikan para minions dari kemusnahan.
Sutradara : Jake Scheirer Film yang diadaptasi dari novel karangan John Green ini dibintangi oleh Cara Delevigne sebagai Margo. Mengisahkan tentang petualangan Quentin dan kawan kawan mencari Margo yang menghilang dengan meninggalkan petunjuk petunjuk yang harus dipecahkan.
Sutradara : Chris Columbus Di film ini kalian akan menemukan Pac-Man, Donkey Kong, Galaga, Lipan, dan Space Invaders muncul. Para alien yang melihat video game klasik menyalahartikannya sebagai tantangan perang. Bagaimana para manusia menghadapinya?
BUKU
HIBURAN 100 Hari Keliling Indonesia KompasTV Bagi kalian yang hobi travelling, 100 Hari Keliling Indonesia bisa jadi referensi memenuhi hasrat eksplorasi kalian. Buku yang merangkum perjalanan Ramon Y. Tungkadantim KompasTV mengelilingi Indonesia dalam target waktu 100 hari ini berisi pengalaman yang didapat dari setiap tempat yang disinggahi. Buku ini berhasil mengulas keindahan alam Indonesia hingga masalah sosial dan budaya sehingga pembaca dapat melihat sisi lain Indonesia. Jadi, tidak hanya sekedar keindahan alam tetapi buku ini menyajikan keseluruha ntentang Indonesia. Pastinya, buku ini dapat membangkitkan cita rasa akan tanah air karena keindahan dan kekayaan alamnya yang luar biasa.
What If?: Serious Scientific Answers to Absurd Hypothetical Questions Randall Munroe “when, if ever, will Facebook contain more profiles of the dead people than living one? What if everyone actually had only one soul mate, a random person somewhere in the world?What would happen if everybody on Earth stood next to each other and jumped at the same time?� Buku yang masuk dalam Bill Gates’ Summer Reading List ini merupakan buku non fiksi yang menyajikan jawaban logis berdasarkan fakta ilmiah dari pertanyaan-pertanyaan segar yang sebelumnya mungkin tidak pernah terlintas dibenak kita atau dianggap seperti angin lalu.Semua jawabannya dikemas dengan cara yang singkat namun berisi, selain itu pembaca juga bisa menikmati setiap jawaban dari pertanyaan yang dianggap aneh ini dengan ilustrasi-ilustrasi yang lucu. Karenanya, kekonsistenan penulis dalam menjawab seluruh jawaban absurd secara ilmiah sekaligus selingan humor yang tinggi menjadikan buku ini sangat seru untuk dibaca.
11
Informasi Mengenai Pemasangan Iklan Hubungi : 08884251525 (Dialus Andari) LEMBAGA PERS MAHASISWA (LPM) ORANGE FISIP UNTIRTA Redaksi : Gedung D Lantai 4 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jalan Raya Jakarta Km.4 Pakupatan Serang Banten
12
@orangeuntirta
orangeuntirta@gmail.com
Orange FISIP Untirta
www.orange.fisip-untirta.ac.id
CERPEN
HIBURAN Atap Rumah Untuk Mbok Sarwi Oleh: Ririn*
R
umah lusuh dan redup menjadi tempat penghidupan Mbok Sarwi serta keluarga. Buruh cuci menjadi pekerjaan setianya dari tahun ke tahun, begitu juga dengan suami Mbok Sarwi, Mang Pulung sangat giat membecak. “Besok bibi ke rumah yah neng, jam 10,” teriak Mbok Sarwi pada Rinai yang baru saja meninggalkan rumahnya. “Iyah mbok, nanti Rinai sampein sama mama yah,” balas Rinai dengan suara nyaring dari kejauhan. Mbok Sarwi memandangi punggung Rina i yan g kian mengecil dan hilang. Ia pun masuk dalam rumah berlantai kuning. “Ma, kenapa ga libur aja dulu ? Mama baru aja sembuh,” tanya Iroh, anak pertama Mbok Sarwi. “Ya, udah tugas pembantu. Insya Allah besok ga kenapa-kenapa,” jelasnya. Bulan ramadhan, merupakan bulan berkah bagi setiap keluarga. THR dari majikan ia gunakan untuk membayar sewa rumah selama sebulan. Ada hal yang mengganjal di hatinya, tapi selalu saja disingkirkan karena kebutuhan rumah tangga yang menumpuk tak terpenuhi. “Ma, kenapa kita ga benerin atap rumah aja ?,” pinta Iroh memelas. “Uang dari mana, Roh?. Urusan benerin atap harus dari yang punya,” jawabnya kesal.
“Ya gimana? Yang punya rumah ajah ngga mau,” tukas Iroh.
“Udah kamu tuh jangan macam-macam,” bentak Mbok Sarwi dengan nada meninggi. Atap yang sudah lusuh dan berdebu membuat tidak nyaman siapa pun yang memandangnya. Warna merah sudah memudar digantikan hitam pekat. Dinding-dinding retak, sebagai tanda sudah sangat tua rumah yang ditempati Mbok Sarwi. “Semoga ada rijek, berlimpah bulan ramadhan ini,” ucapnya dalam hati ** Hari semakin sore, hujan pun tiada henti selama dua jam. Menjelang berbuka puasa, para ibu rumah tangga disibukkan menyiapkan makanan. Tapi, beda halnya dengan Mbok Sarwi. Ia sibuk membersihkan rumah. Menyiapkan ember, baskom, dan panci. “Ma, mau sampe kapan kaya
gini. Setiap hujan nampungin air, capek Ma,” keluh Iroh. “Ngga usah ngeluh mulu, kerjain aja,” perintah Mbok Sarwi. Adzan berkumandang, memanggil seluruh umat yang berpuasa untuk berbuka. Alas rumah Mbok Sarwi tak terlihat, air menutupi lantai kuning rumah itu Hujan yang turun sekian lamanya, merendam seluruh ruangan kontrakan. Kasur kapuk tenggelam. Celah-celah atap yang bocor, membuat Mbok dan keluarganya berbuka seadanya. Dengan air putih dan biskuit yang tidak banyak. Mbok Sarwi hanya bias menangis dan merasa perih. Ada yang menyayat batinnya, kapan ia bisa menikmati berbuka walau hujan mengguyur deras? Ia hanya bisa menelan mentah impian tersebut. “Kenapa ga numpang ke bu Nani aja, Ma?,” Iroh mengusulkan. “Jangan, ngga enak kalo sampe harus numpang, ke majikkan” sanggah Mbok Sarwi. Bagaimana pun Mbok Sarwi tetap bersyukur dengan keadaannya, tanpa atap yang bisa melindunginya dari hujan pun ia masih bias bahagia, asal bersama keluarga.
*Penulis adalah mahasiwa jurusan Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas, FISIP, UNTIRTA
13
OPINI Kembali Menjadi Bangsa Pancasila Oleh: Faisal Tomi Saputra*
P
ancasila, sebuah kata yang sudah tidak asing bagi bangsa Indonesia. Tetapi (mungkin) menjadi asing ketika mulai membahas isi dari Pancasila, apalagi tentang sejarah perumusan dasar Indonesia Merdeka yang diuraikan pada 1 Juni 1945 itu. Perubahan zaman selalu menuntut kita untuk bisa mempertahankan dan menyempurnakan sesuatu yang dimiliki. Jika tidak, arus perubahan itu dapat menggerus jati diri bangsa Indonesia yang sudah semakin rapuh. Gerakan-gerakan liberal, radikal, bahkan ekstrimis meneror bangsa yang lupa akan jati dirinya. 1 Juni, saat ini hanya diperingati sebagai momentum ‘lahirnya Pancasila’. Sejarah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei - 1 Juni 1945 merupakan awal mula perumusan dasar Indonesia yang hendak merdeka. Dalam sidang yang diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodinigrat itu dibahas tentang ‘Apa Dasar Indonesia Merdeka?’ Beberapa anggota, berusaha menjawab pertanyaan dari ketua sidang. Akan tetapi pidato Muh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno dianggap yang paling menon-
14
jol dalam menguraikan tentang dasar-dasar negara yang akan dibentuk. Muh. Yamin pada 29 Mei 1945 menguraikan prinsip-prinsip: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan dan Kesejahteraan Rakyat. Sementara Soepomo pada 31 Mei 1945 menguraikan Prinsip Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir dan batin, Musyawarah, Keadilan rakyat. Akan tetapi, pidato keduanya belum memberikan jawaban atas apa yang diminta oleh pimpinan sidang. 1 Juni 1945, melalui pidato tanpa teks Soekarno menjawab pertanyaan itu dengan mengurai dasar-dasar Indonesia Merdeka, diantaranya: Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Kelima dasar itu Soekarno namakan dengan “Pancasila” yang diterima dengan tepuk tangan riuh oleh seluruh anggota sidang. Dasar yang ditetapkan pada 1 Juni 1945 itu, menjadi landasan dilaksanakannya sidang-sidang BPUPKI berikutnya, seperti Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang menjadi dasar Pembukaan UUD ‘45 dan
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945. Sehari setelah kemerdekaan bangsa Indonesia di Proklamirkan oleh Dwitunggal Soekarno-Hatta, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menggelar sidangnya yang pertama pada 18 Agustus 1945. Sidang tersebut berhasil menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi RI, mengangkat Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. (Sekretariat Negara, 1995) Pergeseran Paradigma Pancasila bersifat menjadi faktor yang ada dimana-dimana (ubiquitous factor) yang sesuai dengan kesadaran sosial umat manusia di dunia (conscious of man). Dan juga faktor yang hanya ada di satu tempat (unubiquitous factor) dimana dimensi Pancasila digali, yakni bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila sebagai unubiquitous factor merupakan karya bersama milik bangsa. Nilai-nilai Pancasila sudah ada jauh sebelum bangsa Indonesia terlahir pada momentum Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang menyatakan bertanah air satu, berbangsa satu dan menjunjung bahasa persatuan, Indonesia. Bung Karno pun menyatakan
OPINI dengan tegas bahwa dirinya bukanlah pencipta Pancasila, akan tetapi hanya penggali dari nilainilai yang sudah ada dan terkubur dalam jiwanya bangsa Indonesia. Bagi dunia, Pancasila sebagai ubiquitous factor merupakan sintesa pemikiran dari ideologi-idelogi yang berkembang di dunia. Ketika masyarakat dunia harus memilih dengan idelogi “kanan” atau “kiri. Bangsa Indonesia menyatakan sikap dengan menawarkan Pancasila kepada dunia dengan berlandaskan kemerdekaan, perdamaan abadi dan keadilan sosial. Sebagaimana yang dilakukan Bung Karno dalam Pidatonya di muka Sidang Umum PBB 30 September 1960, bahwa lima dasar Pancasila tidak langsung berpangkal pada Manifesto Komunis ataupun Declaration of Independence, tetapi sudah ada dari peradaban asli Indonesia selama 2000 tahun yang lalu. Pancasila, memiliki arti yang universal bagi kehidupan masyarakat dunia. Para pendiri bangsa kita berusaha melakukan perubahan paradigma (paradigm shift) dari paham-paham yang telah usang. Misalnya dalam pidato 1 Juni 1945 Soekarno menguraikan konsep bangsa yang dikemukakan oleh Ernst Renan dan Otto Bauer. Definisi itu menurutnya sudahlah usang, sudah tidak relevan dengan paham kebangsaan Indonesia yang mengenal tentang geopolitik sebagai ilmu baru yang tengah berkembang. Geopolitik yang dimaksud ialah bahwa rakyat dan wilayah tidak dapat dipisahkan. Tidak hanya sekedar persamaan karakter yang membuat bangsa itu bersatu akan tetapi kesamaan tanah air yang merupakan satu kesatuan, dimana kepulauan Indonesia terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Pasifik dan Hindia).
Setidaknya ada tiga model filosofi yang berkembang di dunia. Pertama, filosofi kuno (ancient times philosophy) yang cenderung feodal, dimana kekuasaan raja merupakan ‘titah Tuhan’ yang absolut, ditolak oleh tokoh pendiri bangsa yang dikemukakan dalam pidato perumusan Pancasila oleh Muh. Yamin, Soepomo maupun Soekarno. Dimana ketiganya menolak feodalisme di bangsa Indonesia. Kedua, filosofi modern (modern philosophy) yang sempat menjadi tren dunia dengan sistem demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat yang dicetuskan oleh Aristoteles. Akan tetapi banyak dari rakyat Indonesia yang tidak memahami secara mendalam demokrasi yang digunakan saat ini, yang tentu saja tidak sesuai dengan budaya asli Indonesia yang mengenal musyawarah untuk mufakat. Ketiga, filosofi posmodern (postmodern philosophy) dimana merupakan paradigma baru tentang sebuah negara-bangsa baru yang muncul tidak hanya karena kesamaan nasib, akan tetapi juga kesatuan wilayah dan budaya yang dipahami dan dijalankan oleh seluruh penduduknya. Negara (bangsa) Pancasila lebih sesuai diklasifikasikan dalam filosofi ini. Gerakan non-blok merupakan sebuah gelombang baru (new wave), dalam gelombang pemikiran dunia yang sebelumnya hanya mengenal blok kanan dan blok kiri. Gerakan itu sebagai bentuk pernyataan sikap untuk berdikari (berdiri diatas kaki sendiri), lepas dari cengkeraman neo-kolonialisme dan imprealisme (kapitalisme).
kemudian. Dimana bangsa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928, menyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945 dan membentuk Negara Republik Indonesia pada 18 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila sebagai Dasar Indonesia Merdeka. Sebagai bangsa yang agamis, Indonesia menjunjung tinggi dasardasar Ketuhanan. Pancasila sila pertama yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana pada dasarnya kebutuhan dasar manusia hidup ialah untuk “kembali” kepada Sang Pencipta. Kata “kembali” menjadi kata kunci jikalau kita mulai kehilangan arah dalam menjalani kehidupan yang semakin menjauhkan kita dari jatidiri sebagai bangsa yang beradab. Sehingga apabila kita sadar, kita akan memilih kembali lebih dahulu. Mengoreksi, merefleksi dan menginstrospeksi segala perbuatan yang sudah kita lakukan, mempelajari apa yang sudah para pendiri bangsa berikan untuk bangsa ini, dan menyempurnakannya menjadi sebuah karya nyata dari generasi yang tidak lupa akan sejarahnya. Kembali menjadi bangsa Indonesia, kembali kepada Pancasila, kembali membangun masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Menjadi cita-cita seluruh rakyat Indonesia.
*Penulis adalah Alumni FISIP Untirta dan Pemimpin Umum LPM ORANGE 2010-2011
Kembali Kepada Pancasila Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki struktur yang unik diantara struktur negara-negara lain di dunia, yakni bangsa dulu lahir dan negara dibentuk
15
Mengawal “Bali Baru” Banten Oleh: Reni Lestari*
Akankah Tanjung L e s u n g seberuntung Bali? Terutama dalam hal peningkatan derajat sosial, ekonomi dan budaya.
K
awasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung diresmikan Presiden Joko Widodo pada 23 Februari 2015 lalu. Penyematan status tersebut pada kawasan wisata di Banten Selatan ini disambut gegap gempita. Pasalnya, KEK Tanjung lesung diproyeksikan menjadi kota modern destinasi wisata internasional, bersanding dengan Pulau Dewata Bali yang telah lebih dulu kesohor. KEK di Indonesia, sejauh ini, tercatat ada delapan, yakni, Maloy Batuta Trans-Kalimantan, Mandalika, Palu, Sei Mangkei, Tanjung Api-api, dan Tanjung Lesung.
16
Sejak tahun 1991,Tanjung Lesung dikelola oleh PT Banten West Java (BWJ) Tourism Development, anak perusahaan PT Jababeka Tbk yang dikenal akan kesuksesannya membangun kawasan terpadu di pusat industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Kawasan industri hasil patungan investasi 30 negara dan terdiri dari 2.000 pabrik ini telah berkembang menjadi kota baru, lengkap dengan pusat hiburan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan. Kini, setelah lebih dari 20 tahun dikelola, Tanjung Lesunghendak diubah menjadi destinasi wisata internasional baru di atas lahan seluas 1.500 hektar, menjadi semacam Bali di tepian Selat Sunda. Tentu ini kabar yang menggembirakan. Namun, bagi masyarakat Banten, khususnya
warga Panimbang, hanya satu pertanyaan yang perlu diajukan, apakah KEK Pariwisata Tanjung Lesung hanya akan menjadi “surga” bagi investor dan wisatawan? Ada semacam kekhawatiran yang boleh dibilang klise namun sering mewujud nyata, yaitu, peran warga lokal. Apakah akan berakhir di “kursi penonton” yang menyaksikan investasi berbuah berbagai upaya pembangunan? Menargetkan Tanjung Lesung bersolek seperti Bali, tentu bukan ide yang mudah diwujudkan. Karenanya, pemerintah menetapkan kawasan perawan ini sebagai KEK, yang akan berdampak langsung pada investasi yang mengalir. Melalui KEK, pemerintah telah membuka keran investasi seluas-luasnya bagi selekas-lekasnya pembangunan insfrastruktur di kawasan ini. Pasalnya, tidak dipungkiri lagi bahwa infrastruktur memegang peranan sentral dalam pembangunan kawasan pariwisata. Saat ini, misalnya, waktu tempuh menuju Tanjung Lesung dari Jakarta sekitar 4-5 jam, sehingga warga Jakarta cenderung enggan berkunjung untukmenghabiskan akhir pekan karena rugi waktu di jalan. Saat ini, Tanjung Lesung rata-rata dikunjungi 250.000 orang per tahun, kebanyakan wisatawan lokal. Belakangan, Tanjung Lesung juga mulai bekerja sama dengan maskapai penerbangan internasional asal Korea dalam
menyediakan paket wisata. Melalui KEK, Kementerian Pariwisata hendak mendongkrak kunjungan wisatawan asing hingga mencapai 1 juta per tahun. Dalam tiga tahun ini, target pembangunan infrastruktur meliputi jalan tol sepanjang 87 km, marina sebanyak 600 dermaga (terbesar di Indonesia), dan landasan perintis seluas 1,2 km. Infrastruktur tersebut merupakan penopang pengelolaan sisa lahan seluas 900 hektar untuk kota terpadu. Targetnya, tahun 2022, KEK Tanjung Lesung selesai dikembangkan menjadi alternatif utama destinasi pariwisata warga dunia. Sejauh ini, PT BWJ gencar membangun vila. Akan ada 20 vila baru yang ditawarkan kepada para investor. Sementara itu, BUMN dan BUMD yang berkomitmen membantu pembangunan yakni, PT PLN, bertugas membangun induk gardu Banten Selatan, PT Angkasa Pura, membangun bandar udara Banten Selatan dan PT Pelindo II, membangun marina dan dermaga kapal pesiar. Selesai dengan proyeksi tata kelola infrastruktur, KEK Tanjung Lesung menghadapitantangan yang tak kalah beratnya, yaitu seperti yang telah disebutkan di awal, menjaga masyarakat supaya tak sekedar menjadi penonton ketika nanti kawasan ini tumbuh dan berkembang. Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya Transformasi suatu kawasan dari yang mulanya terpencil menjadi “magnet” yang mudah diakses, bukan tanpa dampak, jika enggan menyebutnya resiko. Masyarakat harus mewaspadai dampak yang muncul, agar dari transformasi tersebut, mereka tidak tersisihkan. Karena seharusnya, penetapan KEK digunakan oleh pemerintah untuk membangkitkan kawasan ini men-
jadi pusat perekonomian baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Potensi dampak sosial ekonomi yang terjadi karena KEK diantaranya, adanya perubahan populasi penduduk disekitar kawasan, serta terjadinya perubahan pasar kerja, yang berdampak pula pada perubahan struktur dan karakteristik masyarakat kawasan KEK Pariwisata Tanjung Lesung. Ada pula perubahan sosial individu dan keluarga, terjadi karena adanya interaksi sosial dengan wisatawan. Kontak langsung perbedaan budaya berpotensi memberi dampak pada lunturnya budaya lokal. Maka dari itu, supaya masyarakat setempat memperoleh manfaat dari pengembangan KEK Tanjung Lesung, perlu dilakukan proses pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten melalui Analisis Dampak Sosial-Ekonomi KEK Tanjung Lesung (Oktober 2013) menyatakan, pengetahuan warga setempat mengenai status KEK masih sangat minim, yang berdampak pada kesiapan mengambil peluang dari pertumbuhan sektor pariwisata di wilayahnya. Diperlukan intervensi pada program-program yang ditujukan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat. Langkah Konkret Untuk membangun kawasan apik dengan masyarakat terdidik, dibutuhkan keseriusan dari pemerintah dan pelaku usaha, setidaknya memperhitungkan penaikkan taraf hidup warga setempat sebagai goal point yang harus dicapai. Langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan diantaranya,pertama, pemerintah melalui Dinas Parwisata beserta otoritas kawasan hendaknya membuka lembaga pendidikan
OPINI
di bidang hospitality, pariwisata, perikanan dan kelautan. Lulusan dari lembaga pendidikan tersebut dapat langsung ditempatkan sesuai kebutuhan pariwisata. Kedua, diperlukan program pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Seperti, pengembangan desa wisata berbasis agribisnis, mengembangkan potensi lokal bernilai ekonomi dan lain-lain. Ketiga, membantu produk lokal masuk ke dalam rantai penawaran hotel (hotel supply chain). Langkah ini secara otomatis akan menstimulir usaha kecil di kawasan KEK untuk berkembang dan memperoleh ruang distribusi lebih luas. Keempat, menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk lokal. Melihat bahwa saat ini manajemen Tanjung Lesung belum berasal dari warga Pandeglang, pemerintah perlu mengawal mekanisme penempatan pekerja supaya berpihak pada penduduk setempat. Kelima, merumuskan kebijakan untuk mempengaruhi sektor swasta dalam meningkatkan peran penduduk lokal, diantaranya, membuka peluang bagi kemitraan swasta dan masyarakat atau memperluas diversifikasi produk wisata. Keseriusan mewujudkan “Bali Baru” di Banten membutuhkan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, pelaku usaha, dan masyarakat penyangga kawasan. Pengembangan KEK Tanjung Lesung juga tidak boleh sekadar menjadi “tambang emas” bagi investor dan “surga” bagi wisatawan. Kita harus mendorong ini menjadi akselerator bagi kemajuan masyarakat Banten.
*Penulis adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Untirta dan anggota Komunitas Video Komunikasi Untirta (KOVIKITA)
17
GAUNG MAHASISWA
S
ebagai mahasiswa Untirta tentunya kita tahu bahwa Untirta memiliki kampus baru di Ciwaru. Apakah fasilitas di sana sudah layak untuk
mahasiswa? Apa kabar kampus baru?
M. Taufiq, Hukum Internasional, 2011
Fitri Chaeroni, Ilmu Komunikasi, 2013
Kampus Ciwaru dulunya bekas SMK Kesehatan dan pada tahun 2014 tanah itu di lelang oleh pemilik Yayasan. Nah, karena Untirta ada 11 prodi tambahan, pihak UNTIRTA mengambil hak kepemilikan. Kalau fasilitas belum ada apa-apa. Alhamdulillah, walaupun hanya ada satu buah AC dan satu infocus per ruangan.
Tahun ini masalah ruang kelas masih bisa di atasi, tetapi kalau penambahan mahasiswa baru otomatis kelas harus di tambah lagi.
Suliyah, Pendidikan Bahasa, 2013 Setahu saya, kantin cuman satu, mushola belum ada pembatas (hijab) dan sajadah sedikit. Kelas seperti SMA, kampus Negeri yang banyak peminat di Banten tapi fasilitasnya begitu. 11 jurusan, setidaknya ada penambahan ruang buat praktek. Kasihan dengan orang yang ikut organisasi yang harus bolak-balik Ciwaru-Serang.
Rizky Pratama, Pendidikan Bahasa Indonesia, 2013 Kelas kurang untuk penunjang. Ruang jurusan dan dosen tidak total. Kurang adanya perpustakaan. Pembangunan Ciwaru belum maksimal sedangkan sebentar lagi ada penerimaan mahasiswa baru lagi.
Arief Febriansi, PGSD, 2011 Kampus Ciwaru masih terbilang baru. Kurangnya sarana dan prasarana seperti Laboratorium.
Aan Hasanah, Agroekoteknologi, 2014 Kampus C itu dulu tempat SMK Hasanudin di ambil alih UNTIRTA jadi Kampus C tahun ini. Fasilitas masih miris seperti WC masih 2, kantin kurang terurus dan kelasnya masih sedikit.
Rohmawati, PGSD, 2012 Jadi seperti SMA. Kalau ukuran untuk PTN kayaknya kurang dan fasilitas kurang memadai. Sebenarnya lahan ada untuk membangun laboratorium atau kelas, tetapi tidak dimaksimalkan.
Gaung Mahasiswa adalah ruang mahasiswa untuk menyuarakan pendapatnya seputar masalah atau peristiwa yang terjadi di kampus. Rekan mahasiswa dapat mengirimkan opini singkatnya melalui email orangeuntirta@gmail.com, maksimal 100 kata. 18
ADVERTISEMENT
19
20