KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Teknis Studio Proses Perencanaan untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Proses Perencanaan (TKP 352). Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat sehingga Proposal Teknis ini dapat terselesaikan. Kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Seluruh dosen pengampu mata kuliah Studio Proses Perencanaan yang telah membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga tugas besar ini dapat diselesaikan dengan baik dan penulis memiliki ilmu dan wawasan yang lebih luas. 2. Seluruh pihak yang telah membantu kami selama ini, yang tidak dapat kami ucapkan satu-persatu. Dalam penyusunan proposal teknis ini, tim penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan. Maka, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini dapat mendapatkan hasil yang lebih baik serta manfaat yang baik. Penulis berharap agar Proposal Teknis Studio Proses Perencanaan yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang, April 2014
Tim Penulis Kelompok 5 Kelas A
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………. i Daftar Isi……………………………………………………………………………….ii BAB I PENDAHULUAN…. .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 2 1.2 Tujuan dan Sasaran .................................................................................................... 4 1.3 Ruang Lingkup ........................................................................................................... 4 1.4 Kerangka Pikir ............................................................................................................ 7 1.5 Sistematika Penulisan................................................................................................ BAB II GAMBARAN AWAL WILAYAH PERENCANAAN ...................................................... 9 2.1 Konstelasi Wilayah Kabupaten Temanggung dan Kecamatan Parakan ................ 10 2.2 Profil Wilayah Studi Makro ....................................................................................... 11 2.3 Profil Wilayah Studi Meso ........................................................................................ 47 2.4 Profil Wilayah Studi Mikro ....................................................................................... 70 BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA .............................................................................. 107 3.1 Kebutuhan Data......................................................................................................... 108 3.2 Metode dan Teknik Yang Digunakan ....................................................................... 108 3.3 Preparat Untuk Kegiatan Lapangan ......................................................................... 113 BAB IV RENCANA MOBILISASI DAN MANAJEMEN LAPANGAN ....................................... 118 4.1 Jadwal Kegiatan Kerja .............................................................................................. 119 4.2 Jadwal Kegiatan Lapangan ...................................................................................... 121 4.3 Alokasi/Mobilisasi Personil ...................................................................................... 136 4.4 Organisasi Kerja ........................................................................................................ 138 4.5 Rencana Anggaran Dana .......................................................................................... 142
ii
1
1.1
Latar Belakang Perencanaan merupakan suatu proses memilih, mengalokasikan sumber daya yang
berhubungan dengan masa depan, serta suatu kegiatan yang berlangsung terus menerus. Peter Hall menyatakan bahwa “perencanan adalah suatu proses yang terus menerus yang melibatkan keputusan atau pilihan penggunaan sumber daya yang ada, dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu pada waktu yang akan datang� (Hall, 2002). Per0encanaan wilayah dan kota merupakan salah satu cabang perencanaan yang berkaitan dengan perancangan dan penempatan kegiatan-kegiatan dan infrastruktur secara efisien pada suatu lahan yang luas (Wahyono, 2007: 30). Proses adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulangkali untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang dinginkan dan hasil yang lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam merencanakan suatu wilayah dan kota diperlukan pemahaman yang tinggi atas keterkaitan segala aspek dan komponen yang ada. Selain itu, perencanaan dalam prosesnya akan melibatkan berbagai macam disiplin ilmu dari berbagai macam pandangan para ahli dan berbagai teori yang saling berkaitan maupun bertolak belakang. Oleh karena itu, perencanaan dalam prosesnya memerlukan pemahaman yang tepat mengenai potensi dan masalah dalam suatu wilayah dan kota yang akan direncanakan sehingga akan ditemukan suatu metode yang tepat demi tercapainya suatu keadaan yang lebih baik di masa datang. Dalam melakukan perencanaan yang baik, ada enam unsur yang harus diperhatikan, yang pertama adalah apa (what) yaitu mengenai materi kegiatan apa yang akan dilaksanakan dalam pencapaian tujuan. Kedua adalah mengapa (why) yaitu alasan pemilihan dan penetapan kegaiatan dan alasan pemprioritaskan. Ketiga adalah bagaimana dan berapa (how and how much) yaitu mengenai cara dan teknis pelaksanaan yang dibutuhkan dan besaran dana yang diperlukan. Keempat adalah dimana (where) yaitu tentang pemilihan tempat pelaksanaan. Kelima adalah kapan (when) yaitu waktu pelaksanaanya, dan yang terkahir adalah siapa (who) yaitu menentukan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan (Syamsi, 1986). Pada dasarnya setiap wilayah memiliki karakteristik dan potensi wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya. Hal tersebut dijadikan dasar untuk melakukan suatu perencanaan di wilayah studi. Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi dan peran penting dalam kemajuan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Temanggung terletak di Jawa Tengah bagian pusat dan termasuk
2
kedalam sistem perwilayahan PURWOMANGGUNG (Perda RTRWP 2003-2018). Pemilihan wilayah Kabupaten Temanggung didasari oleh faktor yang berupa potensi dan kendala yang terdapat di kabupaten tersebut. Komoditi unggulan Kabupaten Temanggung yaitu sektor pertanian, perkebunan dan jasa, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayahnya masih berupa sawah dan kebun. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah jagung, tembakau dan ubi kayu. Sub sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa kopi, kelapa dan cengkeh. Disamping memiliki potensi (keunggulan), kabupaten ini juga memiliki masalahmasalah terkait keadaan fisik dan sarana-infrastruktur. Masalah keadaan fisik yaitu dari aspek bahaya geologi. Kabupaten Temanggung termasuk dalam kategori daerah rawan bencana gerakan tanah, rawan banjir, angin topan dan tanah longsor yang berada di sebagian wilayah. Sedangkan masalah sarana-infrastruktur terkait dengan persebaran yang tidak merata di masing-masing kecamatan yang ada yaitu kondisi jalan yang masih kurang, jaringan telekomunikasi yang belum menyeluruh, dan jangkauan sarana pendidikan yang belum menyeluruh. Wilayah studi mikro adalah Kecamatan Parakan. Kecamatan ini masih bersifat semiurban dan organis dengan lahan yang didominasi oleh sawah irigasi dan sebagian permukiman. Dengan lahan yang didominasi sawah membuat Kecamatan Parakan mempunyai potensi di sektor pertanian. Terbukti pada tahun 2011 produksi padi Kecamatan Parakan tergolong tinggi, yaitu mencapai 13.641 ton. Disamping memiliki potensi, kecamatan ini juga memiliki masalah-masalah terkait ketersediaan sarana-infrastruktur, terutama permasalahan di sektor air bersih dan telekomunikasi. Untuk merencanakan persiapan mencari data/informasi yang ada di wilayah studi tersebut diperlukan sebuah proposal teknis. Proposal teknis merupakan salah satu tahapan awal yang dilakukan dalam proses perencanaan. Dari hasil data yang diperoleh, dapat diketahui potensi dan masalah yang ada, sehingga dapat memproyeksikan apa yang akan dilakukan terhadap wilayah studi.
3
1.2
Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan disusunnya proposal teknis ini adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai wilayah studi makro yaitu Kabupaten Temanggung, wilaya studi meso yaitu Kawasan PALU (Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu) dan wilayah studi mikro yaitu Kecamatan Parakan berdasarkan data-data sekunder serta merencanakan kegiatan lapangan. 1.2.2 Sasaran Sasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi karakteristik Kecamatan Parakan yang terdiri dari aspek fisik alamiah, penggunaan lahan, populasi/demografi, kegiatan ekonomi, infrastruktur dan fasilitas, organisasi dan kelembagaan masyarakat dan pemerintah, kultur dan kondisi sosial, dan kebijakan pemerintah. Mengolah dan menganalisis data dari aspek-aspek tersebut untuk mengkaji potensi dan isu permasalahan di Kecamatan Parakan. Membuat instrumen kegiatan lapangan berupa formulir wawancara, formulir kuesioner, formulir observasi, skenario dokumentasi visual, traffic counting, dan rute survei. Menentukan preparat yang dibawa pada saat kegiatan lapangan. Menyusun rencana kegiatan lapangan.
1.3
Ruang lingkup 1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah terbagi menjadi dua yaitu ruang lingkup wilayah studi makro dan ruang lingkup wilayah studi mikro. a. Ruang Lingkup Wilayah Studi Makro Ruang lingkup wilayah studi makro yaitu Kabupaten Temanggung. Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten yang terletak di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah. Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung merupakan dataran tinggi dan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Dieng. Di perbatasan dengan Kabupaten Wonosobo terdapat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Temanggung berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-
4
Purwokerto. Jalan Raya Parakan-Weleri menghubungkan Temanggung dengan jalur pantura. b. Ruang Lingkup Wilayah Studi Meso Ruang lingkup wilayah studi meso yaitu Kawasan PALU. Kawasan PALU terdiri dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu. Kecamatan ini berada di tengah Kabupaten Temanggung dan letaknya berdekatan. Kawasan PALU memiliki luas total 6527 Ha dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Kledung, Kecamatan Bansari, Kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Jumo, Kecamatan Kedu dan Kecamatan Tlogomulyo. c. Ruang Lingkup Wilayah Studi Mikro Ruang lingkup wilayah studi mikro yaitu Kecamatan Parakan. Kecamatan Parakan adalah salah satu dari 20 kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung. Kecamatan Parakan memiliki luas wilayah 2223 Ha atau 2,55% dari luas wilayah Kabupaten Temanggung dengan jumlah penduduk 46.875 jiwa. Kecamatan Parakan terletak 12 km dari Kabupaten Temanggung. Kecamatan ini berada di lereng Gunung SindoroSumbing.
Kota
kecamatan
Parakan
dilintasi
jalur
dari
Wonosobo
ke
Yogyakarta/Semarang dan Yogyakarta ke Jalur Pantura/Jakarta.
1.3.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada laporan ini membahas tentang suatu proses perencanaan melalui siklus perencanaan yang dimulai dari tahap identifikasi, pengumpulan data hingga pengambilan keputusan. Dengan menggunakan siklus perencanaan diharapkan dapat menghasilkan rencana, strategi dan rekomendasi dalam upaya penyelesaian masalah. Adapun substansi materi yang dibahas adalah gambaran awal Kabupaten Temanggung sebagai wilayah studi makro dan Kecamatan Parakan sebagai wilayah studi mikro serta Kecamatan Bulu sebagai wilayah studi meso. Substansi yang dibahas adalah karakteristik wilayah dan aspek lain, diantaranya: • Fisik alamiah, meliputi klimatologi, topografi, jenis tanah, hidrogeologi. • Infrastruktur/fasilitas, meliputi kondisi sarana dan prasarana eksisting yang terdiri dari sarana umum dan sarana sosial. Sarana umum yaitu sarana pendidikan dan sarana kesehatan, sedangkan sarana sosial yaitu sarana peribadatan serta prasarana yang terdiri dari jaringan air bersih, jaringan jalan, jaringan persampahan, jaringan transportasi dan jaringan telekomunikasi.
5
• Penggunaan lahan, meliputi penggunaan lahan eksisting. • Organisasi dan kelembagaan masyarakat dan pemerintah, meliputi organisasi dan kelembagaan masyarakat dan pemerintah berupa PKK, Karang Taruna dan organisasi lain dalam masyarakat. • Populasi/demografi, meliputi kependudukan dan ketenagakerjaan. • Kultur dan kondisi sosial, meliputi kondisi atau nilai-nilai sosial dan kebudayaan yang ada di masyarakat. • Kegiatan ekonomi, meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan komoditas. • Kebijakan pemerintah, meliputi kebijakan pemerintah berupa arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan kebijakan pemerintah lainnya.
6
1.4
Kerangka Pikir INPUT Justifikasi wilayah studi makro: Kabupaten Temanggung Justifikasi wilayah studi meso: Kecamatan Bulu dan Kecamatan Parakan
Data primer: Observasi Wawancara Kuesioner
Justifikasi wilayah studi mikro: Kecamatan Parakan Identifikasi karakteristik Kab. Temanggung, Kec. Parakan, Kec. Bulu
Data sekunder: BPS Bappeda Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan
PROSES Aspek fisik
Aspek non fisik
Identifikasi isu dan potensi Tabel kebutuhan data Instrumen kegiatan lapangan Pengumpulan dan pengolahan data OUTPUT Preskripsi Kecamatan Parakan Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5 A, 2014
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
7
1.5
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, kerangka pikir dan sistematika penulisan BAB II GAMBARAN AWAL WILAYAH PERENCANAAN Gambaran awal wilayah perencanaan terdiri dari konstelasi wilayah dan profil wilayah studi makro, meso dan mikro (kondisi geografis, karakteristik fisik dan non fisik, sarana prasarana serta potensi dan masalah) BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data terdiri dari kebutuhan data; metode dan teknik yang digunakan, yang terdiri dari pengumpulan data pengolahan data, analisis dan pengenalan data, dan penyajian serta analisis data; dan preparat untuk kegiatan. BAB IV RENCANA MOBILISASI DAN MANAJEMEN LAPANGAN Rencana mobilisasi dan manajemen lapangan terdiri dari jadwal Kegiatan kerja, jadwal kegiatan lapangan, alokasi atau mobilisasi personil, organisasi kerja dan rencana anggaran.
8
9
2.1
Konstelasi Wilayah Kabupaten Temanggung dan Kecamatan Parakan Konstelasi wilayah merupakan suatu ikatan atau hubungan yang dibangun antar satu
wilayah dengan wilayah lain yang lebih luas ataupun dengan wilayah yang lebih kecil, baik antar kabupaten maupun kebupaten dengan kecamatan di dalamnya. Hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk aktifitas penduduk, potensi sumberdaya dan yang lainnya. Konstelansi ini memiliki dampak yang besar bagi pemerintah maupun penduduk yang ada di dalamnya. Kabupaten Temanggung berada di provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini memiliki luas 87.065 Ha. Kabupaten Temanggung terbagi menjadi 20 wilayah kecamatan. Kabupaten Temanggung termasuk kedalam kawasan hutan lindung, kawasan rawan tanah longsor, kawasan hutan produksi, kawasan pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara. Kabupaten ini masuk kedalam sistem perwilayahan PURWOMANGGUNG (Perda RTRWP 2003-2018) yang meliputi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kota Magelang,
Kabupaten
Magelang
dan
Kabupaten
Temanggung,
dengan
fungsi
pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi. Komoditi utamanya yaitu pertanian (30%) dan industri pengolahan (20%). Kecamatan Parakan terletak di wilayah Kabupaten Temanggung dan dilalui oleh 3 Jalan Arteri yang berasal dari Kecamatan Ngadirejo, Kledung dan Kedu. Kecamatan Parakan termasuk dalam kawasan perkotaan (RTRW Kabupaten Temanggung 2011-2031). Selain itu Kecamatan Parakan juga termasuk daerah Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berarti kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten atau beberapa kecamatan. Kecamatan Parakan mempunyai potensi di sektor pertanian dan perkebunan. Komoditas utama sektor perkebunan di Kecamatan Parakan adalah tembakau dengan produksi pada tahun 2011 mencapai 381,64 ton, sedangkan untuk pertanian, produksi padi di Kecamatan Parakan tergolong tinggi yakni mencapai 13.641 ton pada tahun 2011. Letak Kecamatan Parakan yang dilewati 3 jalur jalan arteri, membawa keunggulan tersendiri dalam hal distribusi pertanian yang memudahkan dalam aksesibilitas, meningkatkan perekonomian warganya (distribusi mudah, biaya transportasi juga lebih minim) serta dapat melayani kecamatan-kecamatan yang berada disekitarnya.
10
Sumber : BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah, 2011
Gambar 2.1 Wilayah Kawasan PURWOMANGGUNG, Kabupaten Temanggung dan Kecamatan Parakan
2.2
Profil Wilayah Studi Makro
2.2.1 Kondisi Geografis
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar: 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Temanggung
Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 870, 65 Km². Kabupaten Temanggung terletak pada garis lintang 7˚04’
11
LS–7 ˚ 24’ LS (Lintang Selatan) dan 109 ˚ 55’ BT–110 ˚ 19’ BT (Bujur Timur). Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Secara Administratif Kabupaten Temanggung terdiri dari 20 Kecamatan, 266 desa dan 23 kelurahan, dengan 1.584 dusun/lingkungan. 2.2.2 Karakteristik Fisik Wilayah
Karakteristik fisik wilayah terdiri dari aspek litologi, klimatologi, hidrogeologi, kelerengan dan tata guna lahan. 2.2.2.1 Aspek Litologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.3 Peta Litologi Kabupaten Temanggung
Jenis tanah yang mendominasi di Kabupaten Temanggung adalah jenis tanah latosol coklat dan latosol merah kekuningan. Tanah jenis latosol mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 centimeter sampai 5 meter. Jenis tanah latosol bersifat agak sukar merembes air, sehingga jenis tanah latosol tahan terhadap erosi. Sementara jenis tanah lainnya seperti tanah andosol dan regosol peka terhadap erosi. Jenis tanah latosol juga cocok digunakan untuk lahan pertanian tanaman padi, palawija, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit, dan buah-buahan.
12
2.2.2.2 Aspek Klimatologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.4 Peta Klimatologi Kabupaten Temanggung
Kondisi klimatologi dalam hal ini adalah curah hujan. Pada wilayah studi makro Kabupaten Temanggung mempunyai empat tipe kelas curah hujan yang berbeda. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Temanggung mempunyai curah hujan 20,7 – 27,7 mm/hari atau kelas sedang. Selain itu di Kabupaten Temanggung juga terdapat kelas curah hujan rendah (13,6–20,7 mm/hari), tinggi (27,7–34,8 mm/hari), dan sangat tinggi (>34,8 mm/hari). Wilayah yang mempunyai curah hujan sangat tinggi terletak di wilayah yang mempunyai kelerengan kelas tinggi seperti gunung.
13
2.2.2.3 Aspek Hidrogeologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.5 Peta Hidrogeologi Kabupaten Temanggung
Kondisi hidrogeologi di Kabupaten Temanggung terdiri empat jenis, yaitu akuifer produktif, akuifer produktifitas sedang, akuifer kecil setempat, dan daerah air tanah langka. Sebagian besar wilayah Kabupaten Temanggung kondisi hidogeologinya berupa akuifer produktif. Dengan kondisi tersebut Kabupaten Temanggung termasuk mempunyai persediaan sumber daya air yang melimpah.
14
2.2.2.4 Aspek Kelerengan
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.6 Peta Kelerengan Kabupaten Temanggung
Pada wilayah makro Kabupaten Temanggung terdiri dari lima jenis kelerengan, yaitu 0-8 % (datar), 8–15 % (landai), 15–25 % (agak curam), 25–40 % (curam), dan >40 % (sangat curam). Kelerengan 0–8 % atau datar banyak terdapat di pusat Kabupaten Temanggung, sedangkan kelerengan dengan kategori agak curam sampai sangat curam terdapat di wilayah pinggiran Kabupaten Temanggung.
15
2.2.2.5 Aspek Rawan Bencana
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.7 Peta Rawan Bencana Kabupaten Temanggung
Kabupaten temanggung didominasi oleh daerah tidak rawan bencana, daerah dengan rawan bencana paling banyak terdapat di Kecamatan Gemawang dimana pada Kecamatan ini hampir 80% wilayahnya didominasi oleh daerah rawan bencana gerakan tanah. Adanya potensi bencana gerakan tanah ini disebabkan oleh kelerengan yang ada di daerah tersebut mencapai lebih dari 45% atau sangat curam.
16
2.2.2.6 Aspek Tata Guna Lahan
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.8 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Temanggung
Di wilayah makro Kabupaten Temanggung sebagian besar wilayahnya berupa lahan persawahan dan perkebunan. Sedangkan untuk lahan lainnya seperti lahan pemukiman, hutan, dan semak belukar hanya terdapat sedikit dan penyebarannya merata di seluruh wilayah Kabupaten Temanggung. Lahan persawahan dan perkebunan yang sangat dominan di kabupaten ini didukung oleh keadaan alam seperti kondisi tanah yang subur dan curah hujan yang beragam. 2.2.3 Sarana Prasarana 2.2.3.1 Sarana Sarana terdiri dari sarana umum dan sarana sosial, Sarana umum yaitu sarana pendidikan dan sarana kesehatan, sedangkan sarana sosial yaitu sarana peribadatan.
17
a. Pendidikan Sarana umum pada bidang pendidikan meliputi PAUD, TK, SD SMP, SMA dan perguruan tinggi. Berikut adalah perbandingan dan penjelasan keadaan eksisting Kabupaten Temanggung dengan standar nasional dan kebutuhan sarana pendidikan. Tabel II.1 Tabel Standar, Kondisi Eksisting dan Kebutuhan Sarana Pendidikan di Kabupaten Temanggung SNI 03-1733 Tahun 2004 Berdasarkan SNI 03-1733 tahun 2004 bahwa TK 1 unit 1000 jiwa, SD 1 unit per 1600 jiwa, SLTP 1 unit per 4800 jiwa, SMU 1 unit 4800 jiwa.
RPJPD Pada Bab III sub bab B Sosial, Budaya, dan IPTEK nomor 3. Pendidikan poin C menjelaskan tentang Pencapaian Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan di SLTP dan SLTA perlu ditingkatkan. Bab V poin C nomor 3 Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas sebagai upaya pemenuhan sekolah standar nasional dan internasional, melalui pembangunan dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah, pembangunan/ penyediaan dan peningkatan fasilitas pendidikan, dengan tetap memperhatikan pendidikan bagi golongan yang kurang mampu.
Eksisting Jumlah sarana pendidikan yang terdapat di kecamatan–kecamatan tidak tersebar merata, dengan jumlah PAUD sebanyak 152, jumlah TK sebanyak 304, jumlah SD 436, jumlah SLTP 72, jumlah SMA sebanyak 35, dan Perguruan tinggi sebanyak 2.
Keterangan Dalam kondisi eksisting jumlah sarana pendidikan tiap tingkatan pendidikan telah tercukupi namun persebaran sarana pendidikan masih belum merata maka diperlukan pemerataan pelayanan sarana pendidikan di beberapa kecamatan karena menyangkut pemenuhan sekolah standar nasional dan internasional sehingga dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah perguruan tinggi yang masih dibutuhkan karena jumlahnya masih 2 maka diperlukan penambahan perguruan tinggi untuk penambahan jurusan-jurusan tertentu yang mampu menjadi penduduk yang berkualitas demi perkembangan Kabupaten Temanggung dalam bidangbidang yang unggul dan berpotensi di Kabupaten Temanggung.
Sumber: analisis Kelompok 5A, 2014
18
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.9 Peta Sarana Pendidikan di Kabupaten Temanggung
Sarana Pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Temanggung. Dimana pada kecamatan ini terdapat sarana kesehatan mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi. Secara administrasi Kecamatan Temanggung adalah ibukota Kabupaten Temanggung sehingga Kecamatan Temanggung dapat menjadi hierarki utama bagi kecamatan di sekitarnya. Perguruan tinggi yang terdapat di Kecamatan Temanggung adalah Akademi Keperawatan Alkautsar Temanggung dan Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdatul Ulama Temanggung. Sedangkan kecamatan dengan ketersediaan sarana pendidikan masih kurang adalah Kecamatan Tretep dengan total sarana pendidikan sebanyak 22 sarana. b. Kesehatan Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, klinik bersalin, puskesmas, balai pengobatan, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, Polindes dan PKD. Berikut tabel perbandingan kondisi eksisting serta penjelasan dengan standar nasional dan kebutuhan sarana kesehatan.
19
Tabel II.2 Tabel Standar dan Ketersediaan Sarana Kesehatan di Kabupaten Temanggung SNI 03-1733 Tahun 2004 Berdasarkan SNI bahwa dibutuhkan 1 unit posyandu per 1250 jiwa, balai pengobatan I unit per 1000 jiwa, rumah sakit bersalin I unit per 10.000 jiwa, puskesmas 1 unit per 30.000 jiwa, praktek dokter 1 unit per 5000 jiwa, apotik 1 unit 10.000 jiwa.
RPJPD
Eksisting
Bab III sub bab B nomor 1 Kesehatan poin B: Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah masih perlu ditingkatkan, seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Sarana kesehatan pada Kabupaten Temanggung terdiri dari 5 unit rumah sakit, 5 unit klinik bersalin, 24 unit puskesmas, 16 unit balai pengobatan, 40 unit puskesmas pembantu, 34 unit puskesmas keliling, 22 unit polindes, 158 unit PKD, dan 1504 unit Posyandu.
Keterangan Sarana kesehatan di Kabupaten Temanggung terbilang cukup memadai hal ini ditunjukkan dengan adanya rumah sakit sebanyak 5 unit dan posyandu sebanyak 1504 unit. Namun untuk kelangsungan kegiatan pada sarana kesehatan ini perlu adanya pengawasan dan pemerataan agar semua penduduk Kabupaten Temanggung dapat terlayani.
Sumber: analisis Kelompok 5 A, 2014
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.10 Peta Sarana Kesehatan di Kabupaten Temanggung
Sarana kesehatan terbanyak di Kabupaten Temanggung adalah posyandu dengan jumlah total 1504, posyandu ini telah tersedia pada setiap kecamatan di Kabupaten Temanggung. Di Kecamatan Temanggung, Kecamatan Tlogomulyo dan Kecamatan Bulu terdapat sarana kesehatan berupa rumah sakit dimana rumah sakit ini memiliki jangkauan
20
pelayanan yang paling luas diantara sarana kesehatan lainnya di Kabupaten Temanggung. Menurut standar pelayanan minimum setiap 1 rumah sakit dapat menampung 120.000 jiwa sehingga dengan terdapatnya 3 rumah sakit di Kabupaten Temanggung sudah mampu melayani masyarakat Kabupaten Temanggung dengan baik. Indikator baik adalah daya tampung yang sesuai standar serta jangkauan aksesibilitas dimana jalur menuju dan dari rumah sakit terbilang mudah dan dapat ditempuh dengan jalur kolektor. c. Perdagangan dan Jasa Pusat pelayanan suatu wilayah ditunjukkan oleh jumlah penduduk, aktivitas yang dilakukan oleh penduduk serta ketersediaan sarana yang terdapat di suatu wilayah. Sarana perdagangan merupakan sarana penunjang pertumbuhan wilayah dalam bidang ekonomi. Tabel II.3 Tabel Standar, Kondisi Eksisting, dan Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Jasa SNI 03-1733 Tahun 2004 RPJPD Eksisting Keterangan Menurut SNI untuk 1 unit toko/ warung dapat melayani sebanyak 250 jiwa, pertokoan sebanyak 6000 jiwa, pusat pertokoan dan pasar lingkungan sebanyak 30.000 jiwa, pusat perbelanjaan sebanyak 120.000 jiwa
Dalam pembangunan, perdagangan adalah ketersediaan barang dan jasa, pemasaran produkproduk unggulan daerah dan pengembangan potensi sumberdaya dan sarana prasarana perdagangan. Oleh karena itu tantangan urusan perdagangan adalah meningkatkan daya saing produk-produk lokal, akses pasar dan memperluas jaringan pemasaran.
Kabupaten Temanggung memiliki sarana perdagangan berupa 28 pasar umum, 11 pasar hewan, 1 pasar buah, 3 pasar ikan, dan 1842 toko/ industri perusahaan.
Menurut ketentuan SNI sarana perdagangan yang terdapat di Kabupaten Temanggung cukup memadai dengan perincian jenis pasar yang tidak hanya terdapat pasar umum namun terdapat pula pasar hewan, pasar buah, pasar ikan dimana hal ini dapat menunjang perkembangan wilayah. Sedangkan jumlah pertokoan terbilang cukup memadai, hal yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas perdagangan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan serta pemeriksaan secara berkelanjutan agar kegiatan perdagangan dapat dilihat perkembangan.
Sumber: hasil Analisis Kelompok 5 A,2014
21
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.11 Peta Sarana Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Temanggung
Kecamatan Temanggung memiliki jumlah toko dan industri yang paling banyak di Kabupaten Temanggung, hal ini dikarenakan Kecamatan Temanggung adalah ibukota Kabupaten sehingga kecamatan ini menjadi salah satu pusat aktivitas bagi kecamatankecamatan lainnya di Kabupaten Temanggung. Jumlah toko dan industri perusahaan terbanyak kedua di duduki oleh Kecamatan Parakan, hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Parakan juga termasuk pusat pelayanan di Kabupaten Temanggung.
Sumber: berita.plasa.msn.com
Gambar 2.12 Salah satu pasar di Kabupaten Temanggung
22
d. Peribadatan Sarana peribadatan meliputi masjid, musholla, gereja katolik, gereja kristen, kapel, vihara, dan cetia. Berikut adalah perbandingan rencana, kondisi eksisting dan kebutuhan sarana peribadatan di Kabupaten Temanggung: Tabel II.4 Rencana, Kondisi Eksisting dan Kebutuhan Sarana Peribadatan di Kabupaten Temanggung SNI
RPJPD
EKSISTING
KETERANGAN
Berdasarkan SNI 031733-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, kelompok penduduk 120.000 jiwa harus disediakan masjid kecamatan sebagai sarana peribadatan agama Islam. Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan katolik mengikuti paroki, hindu mengikuti adat dan budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau hirarki lembaga.
Jumlah fasilitas/ sarana peribadatan yang harus disediakan sebagai berikut: masjid sebanyak 1.263 buah, langgar/ mushola sebanyak 1532 buah, gereja sebanyak 38 buah, vihara sebanyak 71 buah dan cetia sebanyak 15 buah.
Terdapat 1546 langgar dan 1278 masjid untuk 47832 jiwa penduduk beragama islam, 77 gereja protestan dan 4 gereja katholik dan 15 kapel untuk 2654 jiwa penduduk beragama Kristen, 79 vihara dan 7 cetia untuk 197 jiwa penduduk beragama Budha.
Hal ini menunjukkan tingkat pembangunan pada bidang spiritual berjalan dengan baik yaitu dapat memenuhi kebutuhan rohani dan mendukung aktifitas religi masyarakat Kabupaten Temanggung. Jumlah sarana peribadatan seperti langgar/mushola, masjid, gereja, dan vihara sudah sesuai dengan RPJPD, kecuali ketersediaan cetia yang belum sesuai dengan RPJPD yaitu hanya berjumlah 7 dan belum tersedianya fasilitas peribadatan untuk agama Hindu.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5 A
Untuk sarana peribadatan agama Islam, sudah tersedia langgar/ mushola dan masjid di seluruh kecamatan Kabupaten Temanggung. Untuk sarana peribadatan agama Kristen, beberapa kecamatan seperti Kecamatan Kledung, Bansari, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Bejen, Tretep dan Wonoboyo belum tersedia gereja protestan, gereja katholik dan kapel. Untuk sarana peribadatan agama Budha tersedia vihara dan cetia. Namun, hanya tersedia di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Parakan, Bulu, Ngadirejo, Jumo, Candiroto dan Bejen. Sementara tempat ibadah agama Hindu belum tersedia untuk melayani 428 jiwa penduduk beragama Hindu.
23
Berikut adalah peta persebaran sarana peribadatan di Kabupaten Temanggung:
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.13 Peta Sarana peribadatan di Kabupaten Temanggung
2.2.3.2 Prasarana Prasarana terdiri dari air bersih, jalan, persampahan, tranportasi dan telekomunikasi. a. Air Bersih Tabel II.5 Rencana dan Kondisi Eksisting Prasarana Air Bersih di Kabupaten Temanggung RPJPD Eksisting Keterangan Pelayanan air bersih yang dikelola oleh PDAM sudah menjangkau 9 daerah pelayanan, yaitu Kecamatan Parakan, Temanggung, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kaloran, Kedu, Ngadirejo, dan Jumo dengan jumlah pelanggan lebih kurang 23.000 sambungan rumah, atau terjadi peningkatan sebesar 37,3 % dalam 10 tahun terakhir.
Pengelolaan air bersih di Kabupaten Temanggung dikelola oleh PDAM Kabupaten Temanggung. Terdapat banyak mata air yang tersebar di 7 kecamatan yaitu Kecamatan Parakan, Kledung, Bulu, Temanggung, Selopampang, Pringsurat dan Ngadirejo.
Mata air yang dikelola PDAM tersedia di 7 kecamatan di Kabupaten Temanggung tersedia untuk melayani 9 daerah pelayanan di Kabupaten Temanggung.
Sumber: Analisis Kelompok 5 A,2014
Mata air yang dikelola PDAM tidak tersebar secara merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung. Kecamatan yang tidak memiliki sumber mata air, untuk
24
memenuhi kebutuhan air bersihnya menggunakan sumber air yang dikelola non PDAM atau dikelola sendiri. Berikut adalah mata air yang terdapat di tujuh kecamatan di Kabupaten Temanggung. Tabel II.6 Banyaknya Mata Air yang dikelola PDAM Kecamatan Temanggung Kecamatan
Mata Air
Terpasang (ltr/detik)
Realisasi (ltr/detik)
Parakan
Semadu
31
23
Kledung
Sedandang Si Gandul Tuk Sewu 1 dan 2 Segaran
51 11 35 13
57.5 7 32 15.5
Bulu
Tuk Mulyo Sucen Sebayan dan Sekocan Pikatan Sekandang Tuk Bening Ngasinan Jumprit Tempurung Si Getuk
55 11 13 19 7 25 10 50 5 15
40 13 8 29 12 24 8 45.5 9.6 11
Temanggung Selopampang Pringsurat Ngadirejo
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2013
25
Kecamatan Parakan Kledung Bansari Bulu Temanggung Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan Pringsurat Kaloran Kandangan Kedu Ngadirejo Jumo Gemawang Candiroto Bejen Tretep Wonoboyo
Tabel II.7 Jumlah Pelanggan PDAM Menurut Jenisnya Rumah tangga Toko/ Sarana/ dan Instansi Badan Sosial Industri Fasilitas Umum Pemerintah Perusahaan 4249 97 2 499 9721 188 8 831 1294 19 1 70 2486 6 3 92 2752 65 8 86 615 17 4 15 2632 69 1 96 1892 42 8 109 1233 42 2 44 -
Jumlah 4847 10748 1384 2641 2911 651 2798 2051 1321 -
Sumber: PDAM Kabupaten Temanggung
Dari ketujuh kecamatan tersebut, kecamatan yang memiliki jumlah pelanggan PDAM paling banyak terdapat di Kecamatan Temanggung dengan satu mata air yaitu Pikatan. Hal ini dikarenakan kedudukan Kecamatan Temanggung sebagai ibukota Kabupaten Temanggung dengan kepadatan penduduk tinggi. Sehingga memerlukan kebutuhan air bersih yang lebih banyak dibandingkan kecamatan lain. Sedangkan jumlah pelanggan PDAM yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Kaloran karena kepadatan penduduknya rendah sehingga kebutuhan air bersihnya terbilang sedikit dibandingkan kecamatan lain serta tidak memiliki mata air sendiri. b. Jalan Jalan merupakan salah satu prasarana penting untuk menunjang segala aktivitas masyarakat yang menghubungkan wilayah satu dengan yang lain. Berikut adalah tabel kondisi eksisting prasarana jalan di Kabupaten Temanggung:
26
Tabel II.8 Rencana dan Kondisi Eksisting Prasarana Jalan di Kabupaten Temanggung RPJPD Eksisting Keterangan Jalan negara yang melewati wilayah Temanggung adalah sepanjang 45,55 Km dengan kondisi 14,27 km baik dan 31,28 km kondisi sedang. Jalan Provinsi panjang 59,33 km dengan kondisi baik sepanjang 51,11 km kondisi sedang dan 8,22 km kondisi rusak. Sedangkan total panjang jalan kabupaten 605,04 km dengan kondisi baik sepanjang 293,04 km, kondisi sedang sepanjang 79,14 dan kondisi rusak 50,20 km.
Jalan negara yang melewati wilayah Temanggung dengan kondisi baik sepanjang 17 km. Jalan provinsi sepanjang 24,11 km dengan panjang jalan berkondisi baik 15,88 km dan 8,53 berkondisi sedang. Sedangkan total panjang jalan kabupaten 605,04 km dengan kondisi baik sepanjang 463,7 km, kondisi sedang sepanjang 53,1 km, kondisi rusak 85,15 km dan kondisi rusak berat 3,09 km. Kabupaten Temanggung dilalui oleh tiga jalur utama yaitu Jalan Kabupaten Wonosobo - Kabupaten Magelang, Jalan Kabupaten Magelang – Kabupaten Kendal dan Jalan Kabupaten Semarang – Kabupaten Kendal.
Terdapat peningkatan jalan kolektor yang berstatus jalan nasional/ jalan negara sesuai dengan arahan perwujudan sistem jaringan transportasi. Sehingga panjang jalan negara yang berkondisi baik menjadi bertambah, dari 14,27 km menjadi 17 km. Peningkatan status jalan tersebut merupakan salah satu dampak dari jalur utama yang terdapat di Kabupaten Temanggung.
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Menurut kondisinya, Keadaan jalan di Kabupaten Temanggung sebagian besar sudah diaspal dan kondisinya baik. Jalan dengan kondisi baik umumnya terdapat pada kecamatan-kecamatan yang dilalui oleh jalur utama seperti Kecamatan Parakan, Kecamatan Kledung, Kecamatan Candiroto, Kecamatan Bejen dan lain sebagainya. Namun cukup banyak kondisi jalan yang rusak dan jenis permukaannya tidak rata terdapat di daerah pinggiran Kabupaten Temanggung seperti Kecamatan Gemawang dan Kecamatan Kandangan dan lain sebagainya. Tabel II.9 Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status Jalan di Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Keadaan Jalan
Jenis Permukaan
Kondisi Jalan
Diaspal Makadam Tanah Jumlah Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
Negara 16.23 16.23 7.7 -
Status Jalan Provinsi Kabupaten 9.04 534.64 67.31 3.09 9.04 605.04 6.54 463.7 8.53 53.1 85.15
-
-
3.09
7.7
15.07
605.04
Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Temanggung
27
Keadaan jalan di Kabupaten Temanggung sebagian besar sudah diaspal dan kondisinya baik. Namun cukup banyak kondisi jalan yang rusak dan jenis permukaannya makadam.
c. Persampahan Dalam pembangunan suatu daerah, dibutuhkan prasarana persampahan yang memadai untuk menampung segala pembuangan akibat dari aktivitas manusia. Selain itu suatu daerah akan dilihat secara visual apakah daerah itu asri atau tidak.
SNI
Tabel II.10 Standar Pelayanan dan Ketersediaan Prasarana Persampahan di Kabupaten Temanggung RPJPD Eksisting Keterangan
Berdasarkan SNI 031733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perkotaan, dalam ruang lingkup Kota/Kabupaten (jumlah penduduk >480.000 jiwa) harus ada TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang didalamnya terdapat sistem tempat daur ulang sampah dan bak sampah akhir. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya.
Kabupaten Temanggung memiliki jumlah penduduk 733.418 jiwa (Temanggung dalam Angka 2013), daerah ini memilki 1 buah TPA yang berfungsi untuk menampung segala hasil aktivitas masyarakat. Penyediaan TPA ini diperlukan karena TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul sumber, pengumpulan. Pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
Prasarana persampahan di Kabupaten Temanggung memiliki beragam ‘alat’ untuk mendukung proses pemindahan sampah dari rumah tangga menuju TPA. Terdapat 37 gerobak sampah, 10 buah truk dan 5 buah container untuk menunjang kegiatan persampahan di kabupaten ini. Sementara terdapat 82 buah TPS untuk menampung sampah rumah tangga yang kemudian akan disalurkan menuju TPA.
Dengan adanya sarana persampahan yang cukup memadai, dapat menunjukkan bahwa pembangunan perkotaan di Kebupaten Temanggung khususnya di bidang persampahan sangat baik karena dapat meningkatkan mutu kualitas kesehatan lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya TPA, berarti prasarana persampahan di kabupaten ini sudah cukup terpenuhi, hanya tinggal bagaimana cara masyarakat sekitar untuk menyikapi sampah-sampah rumah tangga mereka.
Sumber: hasil Analisis Kelompok 5 A, 2014
Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 adalah sebanyak 733.418 jiwa. Dalam SNI 19-2454-2002 mengenai Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan, mobil sampah dan bak sampah besar (TPS/TPA Lokal) harus tersedia bagi suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk minimal 120.000 jiwa. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan pemenuhan kebutuhan prasarana persampahan di Kabupaten Temanggung sudah dapat terpenuhi.
28
Tabel II.11 Produksi Sampah Rata-Rata per hari (m ) dan yang dapat Terangkut di Kabupaten Temanggung Tahun 2008 - 2012 3
Tahun
Produksi (m3/ hari)
Terangkut (m3/ hari)
2008
1430,99
134,13
2009
1460,89
135,44
2010
1489
128,72
2011
1533,95
130,03
2012
1438,156
171,37
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Temanggung
Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 adalah sebanyak 733.418 jiwa. Dalam SNI 19-2454-2002 mengenai Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan, mobil sampah dan bak sampah besar (TPS/ TPA Lokal) harus tersedia bagi suatu daerah yang memiliki jumlah penduduk minimal 120.000 jiwa. Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan pemenuhan kebutuhan prasarana persampahan di Kabupaten Temanggung sudah dapat terpenuhi. Akan tetapi, jumlah sampah terangkut di Kabupaten Temanggung kurang dari 10% dari total sampah yang terproduksi di Kabupaten Temanggung artinya kapasitas sampah yang terangkut masih sangat sedikit. Tabel II.12 Produksi Sampah Rata-Rata per hari (m ) dan yang dapat Terangkut di Kabupaten Temanggung Tahun 2008 - 2012 Terangkut (m3/ Tahun Produksi (m3/ hari) hari) 2008 1430,99 134,13 3
2009
1460,89
135,44
2010
1489
128,72
2011
1533,95
130,03
2012
1438,156
171,37
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Temanggung
Berdasarkan tabel diatas, jumlah sampah terangkut di Kabupaten Temanggung kurang dari 100% dari total sampah yang terproduksi di Kabupaten Temanggung artinya kapasitas sampah yang terangkut masih sangat sedikit. Berikut adalah alat pengangkut persampahan dalam lingkup kabupaten:
29
Tabel II.13 Jumlah Alat Pengangkut Persampahan di Kabupaten Temanggung 2012 Alat Persampahan
Unit
Truk Sampah
9
Truk Kontainer
1
Container
5
Gerobak Sampah
37
TPS
82
Transfer Depo
6
TPA
1
Truk Tinja
0
Alat Berat
3
Jumlah
144
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2013
d. Transportasi Berbagai jenis elemen perencanaan terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana yang harus direncanakan dan disediakan pada jaringan transportasi lokal adalah: 1. Sistem jaringan sirkulasi kendaraan pribadi dan kendaraan umum berikut terminal/perhentiannya; 2. Sistem jaringan sirkulasi pedestrian; dan 3. Sistem jaringan parkir.
Nama Terminal Terminal Madureso
Terminal Parakan
Tabel II.14 Terminal-terminal di Kabupaten Temanggung Lokasi Tipe Luas Kelurahan Kowangan Temanggung
B
Desa Jetis Parakan
C
6.974 m2
Kapasitas Armada Bus : 40 unit Angkutan unit
5.207 m2
:
45
Angkutan unit
:
25
:
20
Bus : 40 unit
Terminal Kerkop
Desa Jampiroso
C
3.548 m2
Angkutan unit
Terminal Ngadirejo
Desa Gondang Winangun
C
6.000 m2
Bus : 30 unit Angkutan :25 unit
2
Terminal Kranggan
DesaKranggan
C
1.700 m
Terminal Mudal
Desa Mudal
C
1.297 m2
Angkutan unit
:
25
Angkutan : 15 unit
30
Terminal Pingit
Desa Pingit
C
7.700 m2
Angkutan unit
:
40
Terminal Maron
Desa Sidorejo
C
1.400 m2
Angkutan unit
:
20
Terminal Plaza
Kelurahan Temanggung 1
C
-
Angkutan unit
:
50
Terminal Candiroto
Desa Candiroto
C
2.400 m2
Angkutan 25 Unit
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab Temanggung
Keterangan: A : melayani kendaraan umum baik secara nasional maupun internasional seperti angkutan antar kota antar provinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan B : melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi angkutan kota dan/atau angkutan desa C : atau sub terminal berfungsi melayani kendaraan umum kelas kecil seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan Terdapat beberapa jenis angkutan penumpang di Kabupaten Temanggung berupa bus kecil (kapasitas sampai dengan 12 penumpang), bus sedang (kapasitas sampai dengan 16 penumpang), bus besar (kapasitas sampai dengan 55 penumpang) dan angkutan barang berupa truk dan kendaraan pick up. Jenis angkutan penumpang yang tersedia terdiri dari 523 bus kecil, 224 bus sedang dan 206 bus besar. Sedangkan angkutan barang yang tersedia terdiri dari 2588 truk dan 8560 pickup. Tabel II.15 Standar Pelayanan dan Ketersediaan Prasarana Transportasi di Kabupaten Temanggung SNI RPJMD Eksisting Menurut SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan pada Perkotaan, dalam merencanakan sistem transportasi harus memenuhi beberapa kriteria. Dalam penyediaan fasilitas transportasi umum lokal, fungsi jalan arteri harus terdapat bus umum (roda 6, 3500cc), sedangkan untuk fungsi jalan kolektor harus terdapat mini bus (roda 6, 3500cc) dan angkutan kota (roda 4, 2500cc). Kemudian untuk fungsi jalan lokal, dibutuhkan transportasi umum berupa ojek/ becak/ andong. Kemudian dalam penyedian fasilitas prasarana transportasi umum lokal,
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Terminal, dalam penyelenggaraan jaringan transportasi, baiknya terdapat fasilitas umum dan fasilitas penunjang. Sehingga fasilitas terminal tersebut dapat mendukung aktivitas terminal, baik terminal barang maupun terminal angkut, serta dapat memadahi banyaknya saran transportasi yang
Kabupaten Temanggung memilki beberapa macam fasilitas sarana transportasi umum local yang cukup memadai. Terdapat 953 bus umum yaitu 523 bus besar, 224 bus sedang dan 206 bus kecil, kemudian terdapat 2588 truk dan 8560 unit pick up yang sebagian besar digunakan untuk kegiatan perdagangan dan industri, terlebih pada Kabupaten Temanggung memiliki pasar tradisional sejumlah 25 buah, yang tentunya
Keterangan
Dengan banyaknya sarana dan prasarana transportasi yang cukup memadai, menunjukkan bahwa pembangunan fasilitas dan infrastruktur di Kabupaten Temanggung tergolong baik dan dapat menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari. Terlebih dalam suatu wilayah berstatus kabupaten, masih banyak ditemukan pasar tradisonal yang erat hubungannya dengan
31
SNI
RPJMD
Eksisting
setiap daerah dengan 120.000 penduduk dan luas wilayah 2000 m3, diharuskan terdapat terminal wilayah setiap kecamatan, wilayah dengan jumlah penduduk sama namun dengan luas wilayah 500m3 seharusnya memilki pangkalan angkot.
akan menggunakan fasilitas terminal tersebut.
banyak aktivitas transport untuk mencapai akses di wilayah pasar-pasar tersebut. Kabupaten Temanggung juga mempunyai 10 terminal yang tersebar di berbagai kecamatan yang berpengaruh dalam pembangunan Kabupaten Temanggung.
Sedangkan terminal wilayah kelurahan minimal terdapat 30.000 penduduk dengan luas wilayah 2000 m3. Kemudian wilayah dengan 30.000 penduduk seharusnya terdapat pangkalan ojek/ andong/ ojek.
Keterangan angkutan barang dan penumpang untuk manunjang aktivitas masuk dan keluarnya barang-barang pasar serta dengan banyaknya jumlah masyarakat, maka kebutuhan sarana transportasi di Kabupaten Temanggung sudah tergolong mencukupi.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5A, 2014
Berikut adalah pemetaan sarana transportasi di Kabupaten Temanggung:
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.14 Peta Sarana Transportasi di Kabupaten Temanggung
Berdasarkan jenis sarana transportasi yang tersedia, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Temanggung sudah menyediakan transportasi yang memadai sebagai sarana yang mendukung mobilitas masyarakat menuju dan dari Kabupaten Temanggung.
32
e. Telekomunikasi Telekomunikasi merupakan salah satu prasarana penting untuk mempermudah komunikasi dan mendukung aktivitas masyarakat. Tabel II.16 Standar Pelayanan dan Ketersediaan Prasarana Telekomunikasi di Kabupaten Temanggung SNI RPJMD EKSISTING Menurut SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perkotaan, dibutuhkan sekurangkurangnya 1 sambungan telepon umum untuk setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut. Ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memilki jarak radius bagi pejalan kaki yaitu 200-400 m. Penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area public seperti ruang lingkungan, ataupun berdekatan dengan kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
Setiap lingkungan di Kabupaten Temanggung perlu dilayani dengan jaringan telepon lingkungan dan jaringan telepon ke hunian. Jaringan telepon ini dapat di integrasikan dengan jaringan pergerakan (jaringan jalan) dan jaringan prasarana/utilitas lain. Tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar.
Pada zaman sekarang ini, kebutuhan akan telekomunikasi sangatlah penting. Di Kabupaten Temanggung saat ini sudah jarang ditemukan fasilitas telepon umum dijalan-jalan maupun di titik-titik penting suatu daerah, karena saat ini akses telekomunikasi sangatlah mudah, hampir setiap orang di Kabupaten memiliki akses telekomunikasi berupa telepon genggam.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5A, 2014
Berikut adalah tabel banyaknya pelanggan telepon di Kabupaten Temanggung: Tabel II.17 Banyaknya Pelanggan Telepon Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Temanggung 2012 Kecamatan Parakan
Banyaknya Pelanggan Dinas/ Instansi/ Rumah Tangga Perusahaan 2008 51
Wartel/TUT 1
Kledung Bansari Bulu
100
19
-
Temanggung
3361
139
1
Tlogomulyo
62
4
-
Tembarak
85
18
-
Selopampang
3
5
-
Kranggan
278
46
-
Pringsurat
28
11
-
-
-
-
Kandangan
88
10
-
Kedu
261
20
-
Ngadirejo
356
21
-
Jumo
89
8
-
-
-
-
Kaloran
Gemawang
33
Kecamatan Candiroto
Banyaknya Pelanggan Dinas/ Instansi/ Rumah Tangga Perusahaan -
Wartel/TUT -
Bejen
-
-
-
Tretep
-
-
-
Wonoboyo
-
-
-
6719
352
2
Jumlah
Sumber: PT Telkom Temanggung,2012
Berdasarkan tabel diatas, banyaknya pelanggan telepon di Kabupaten Temanggung belum merata di seluruh kecamatan. Masih banyak kecamatan yang tidak berlangganan telepon. Berdasarkan RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Temanggung Tahun 2005–2025, secara keseluruhan setiap kecamatan di Kabupaten Temanggung telah terlayani jaringan telepon baik telepon umum maupun telepon tetap (fixed phone). Jumlah pelanggan pada akhir tahun 2005, terdiri dari pelanggan rumah tangga lebih kurang 6.740 SST, dinas atau instansi lebih kurang 203 SST dan telepon umum 152 SST. Berkembangnya telepon seluler berpengaruh terhadap pengembangan telepon jaringan terutama untuk keperluan rumah tangga. Sebagian besar operator telepon seluler sudah beroperasi di wilayah Kabupaten Temanggung dengan mendirikan BTS (Base Transceiver Station) yang tersebar hingga ke kecamatan-kecamatan. 2.2.4 Karakteristik Non Fisik Wilayah Studi 2.2.4.1 Kependudukan
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.15 Piramida Penduduk Kab. Temanggung Tahun 2012 (Jiwa)
34
Pada grafik piramida penduduk Kabupaten Temanggung di atas, dapat terlihat bahwa penduduk usia tua di Kabupaten Temanggung tergolong tinggi yakni 167.584 jiwa. Tingginya penduduk usia tua mengindikasikan tingginya migrasi keluar yang dilakukan penduduk usia produktif di Kabupaten Temanggung. Pada piramida penduduk juga dapat dijelaskan bahwa angka kelahiran dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan terbilang tinggi, sedangkan angka kematian relatif rendah.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.16 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Temanggung Tahun 2012
Kepadatan penduduk di masing-masing kecamatan di Kabupaten Temanggung memiliki tingkat yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena kepadatan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lapangan pekerjaan, relief, iklim, lahan, sumber daya, dan aksesibilitas.
35
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.17 Peta Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Mata Pencaharian Kab. Temanggung Tahun 2012
Penduduk di Kabupaten Temanggung mayoritas bekerja pada sektor pertanian. Jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian pada tahun 2012 sebanyak 213.901 jiwa dari 403.603 jiwa. Hal ini disebabkan oleh tata guna lahan di Kabupaten Temanggung yang didominasi oleh lahan persawahan. Penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan menempati urutan kedua terbanyak setelah sektor pertanian yakni sebanyak 64.171 jiwa, jumlah penduduk yang bekerja di sektor perdagangan paling banyak tersebar di Kecamatan Temanggung yakni 8.770 jiwa dan kecamatan Parakan 7609 jiwa hal ini karena Kabupaten Temanggung memiliki sarana perdagangan yang cukup banyak yaitu dengan 28 pasar, 11 pasar hewan , 3 pasar ikan dan 1 pasar buah.
36
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.18 Peta Jumlah Penduduk Umur 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Kab. Temanggung Tahun 2012
Penduduk di Kabupaten Temanggung didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan tamatan SD. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Temanggung terbilang rendah. Rendahnya tingkat pendidikan di Kabupaten Temanggung dapat disebabkan oleh faktor sosial budaya, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak, dan letak geografis sekolah.
37
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.19 Peta Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut Kab. Temanggung Tahun 2012
Kabupaten Temanggung didominasi oleh penduduk beragama Islam. Ketersediaan sarana peribadatan bagi umat Islam di Kabupaten Temanggung sudah mencukupi karena jumlahnya sudah melampaui RPJPD Kabupaten Temanggung. 2.2.4.2 Karakteristik Kegiatan Ekonomi
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.20 PDRB Kab. Temanggung Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2012 (Juta Rupiah)
38
Kabupaten Temanggung didominasi oleh 4 sektor yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan rumah, dan sektor jasa. Tingginya PDRB pada sektor pertanian disebabkan oleh tata guna lahan Kabupaten Temanggung yang didominasi oleh lahan persawahan. Selain itu, berdasarkan penduduk menurut jenis mata pencaharian, penduduk di Kecamatan Parakan didominasi oleh petani. Hal tersebut juga berpengaruh pada tingginya produksi pertanian. Kabupaten Temanggung dilewati oleh jalan nasional dan jalan provinsi. Oleh karena itu, PDRB sektor perdagangan, hotel, dan rumah dan jasa juga mendominasi di Kabupaten Temanggung. Sektor industri pengolahan juga menjadi penyumbang terbesar di Kabupaten Temanggung. Selain karena letak Kabupaten Temanggung yang strategis yaitu dilewati oleh jalan nasional dan jalan provinsi yang mempermudah distribusi produk, Kabupaten Temanggung juga memiliki produksi pertanian, perkebunan, dan peternakan yang menghasilkan bahan baku untuk diolah pada indutsri pengolahan.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.21 Peta PDRB Kab. Temanggung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012 (Juta Rupiah)
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Temanggung memiliki sektor unggulan yang berbeda-beda. Sebagian besar kecamatan-kecamatan di Temanggung memiliki sektor unggulan yaitu sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tata guna lahan
39
di Kabupaten Temanggung merupakan lahan persawahan. Selain itu, mayoritas penduduk di Kabupaten Temanggung bermatapencaharian sebagai petani. Hal yang berbeda terjadi pada beberapa kecamatan. Kecamatan Temanggung memiliki PDRB terbesar pada sektor jasa. Sementara itu, Kecamatan Parakan dan Kecamatan Pringsurat memiliki PDRB terbesar pada sektor industri pengolahan. Hal ini terjadi karena kecamatan-kecamatan tersebut memiliki letak yang startegis sehingga lebih berpotensi pada berkembangnya sektor industri pengolahan dan jasa.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.22 Peta Jumlah Produksi Padi, Palawija, dan Perkebunan Kab. Temanggung Tahun 2012 (Ton)
Kecamatan-kecamatan yang memiliki produksi jagung yang tinggi yaitu Kecamatan Bejen, Kecamatan Gemawang, Kecamatan Kandangan, Kecamatan Kaloran, dan Kecamatan Pringsurat. Di kecamatan-kecamatan tersebut, tata guna lahan didominasi oleh perkebunan sehingga mempengaruhi jumlah produksi jagung. Sementara itu, kecamatan dengan produksi padi tinggi seperti Kecamatan Candiroto, Kecamatan Jumo, Kecamatan Kedu, dan Kecamatan Temanggung, tata guna lahan didominasi oleh persawahan sehingga jumlah produksi padi di kecamatan-kecamatan tersebut tinggi.
40
2.2.4.3 Kelembagaan dan Organisasi Masyarakat
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.23 Peta Jumlah Karang Taruna Menurut Statusnya Kab. Temanggung Tahun 2012
Secara keseluruhan, Kabupaten Temanggung memiliki 286 karang taruna dengan jumlah karang trauna terbanyak terdapat pada Kecamatan Kaloran dengan 23 karang taruna. Karang taruna yang telah mencapai tahap mandiri terdapat pada Kecamatan Kedu, Kecamatan Temanggung, dan Kecamatan Kaloran. Karang taruna yang telah bersifat mandiri ini dapat mendorong karang taruna di kecamatan lainnya untuk terus berkembang menuju tahap selanjutnya. Kondisi karang taruna terburuk ada pada Kecamatan Kranggan, Kecamatan Wonoboyo, dan Kecamatan Candiroto.
41
2.2.4.4 Kultur dan Kondisi Sosial
Sumber : BPS Kab. Temanggung, 2013 Gambar 2.24 Peta Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Temanggung Tahun 2010
Kondisi keluarga sejahtera III terbanyak terdapat pada Kecamatan Temanggung. Hal ini
dapat
dikarenakan
Kecamatan
Temanggung
merupakan
ibukota
Kabupaten
Temanggung. Keluarga prasejahtera terbanyak berada pada Kecamatan Kandangan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa pemerataan kesejahteraan tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung belum merata dan masih berpusat di Kecamatan Temanggung sebagai pusat kota. Keluarga sejahtera III+ terbanyak di Kecamatan Parakan. Hal ini dapat disebabkan karena pesatnya perdagangan dan industri yang didukung pula dengan dilaluinya oleh 3 jalan arteri yang mendukung perkembangan perekonomian sehingga mendukung pula pada meningkatnya keluarga sejahtera di Kecamatan Parakan.
42
2.2.4.5 Kebijakan Pemeritah
Sumber: RTRW Kab. Temanggung, 2012 Gambar 2.25 Peta Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Temanggung
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kabupaten atau beberapa kecamatan. b. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) adalah kawasan perkotaan yang di rencanakan akan berfungsi melayani kegiatan skala Kabupaten atau beberapa kecamatan. c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
43
Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi
Kawasan strategis sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi
Kawasan strategis sudut kepentingan sosbud
Sumber: RTRW Kab. Temanggung, 2012
Gambar 2.26 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kab. Temanggung
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi Kawasan Perkotaan Temanggung, Kawasan Perkotaan Parakan dan Kawasan sepanjang koridor jalan kolektor primer yang melewati Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu, Kawasan Peruntukan Industri di Kecamatan Pringsurat dan Kecamatan Kranggan, Kawasan Koridor Parakan-Ngadirejo, Kawasan Koridor Soropadan-Pingit, Kawasan Agropolitan Kledung, Kawasan Agropolitan Pringsurat, Kawasan Agropolitan Gemawang, Kawasan Agropolitan Selopampang, dan Kawasan Minapolitan Parakan. b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya meliputi Kawasan Candi Pringapus, Kawasan Candi Gondosuli, dan Kawasan Situs Liyangan. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi Kawasan Sindoro-Sumbing-Prau, Kawasan DAS Progo, dan kawasan DAS Bodri.
44
2.2.5 Potensi dan Masalah 2.2.5.1 Potensi a. Aspek Fisik Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah. Hal ini akan menguntungkan sebagai lalu lintas barang dan jasa antar wilayah sekitarnya, yang secara tidak langsung akan meningkatkan kemajuan Kabupaten Temanggung. Kondisi kelerengan yang bervariasi mulai dari kelerengan datar, landai, agak curam, curam dan sangat curam sehingga menciptakan keindahan alam akan mendukung parawisata di Kabupaten Temanggung terutama wisata alam dan wisata pegunungan atau pendakian. Kondisi litologi tanah yakni jenis tanah latosol coklat dan latosol merah kekuningan sangat cocok untuk daerah pertanian. Selain itu, dengan didukung oleh kondisi klimatologi yang baik dan hidrogeologi yang memadai akan menguntungkan sektor pertanian di Kabupaten Temanggung. Tata guna lahan yang didominasi oleh lahan persawahan dan perkebunan menjadikan sektor pertanian sebagai sektor unggulan di Kabupaten Temanggung. b. Aspek Non Fisik Berdasarkan PDRB kabupaten Temanggung pada tahun 2012, sektor paling potensial di kabupaten ini adalah sektor pertanian dan perkebunan sebesar 30%. Produksi pertanian yang dihasilkan adalah padi, jagung, ketela, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan sektor perkebunan meliputi tanaman kopi, cengkeh kelapa, kapok, aren, kakao, kayu manis, lada, jahe, kapulogo, kemukus, kunyit, tembakau, panili, tebu, nilam, dan meinjo. Berdasarkan PDRB kabupaten Temanggung pada tahun 2012, sektor potensial kedua di kabupaten ini adalah industri pengolahan sebesar 20%. Sektor yang paling mendominasi adalah industri pangan sebesar 8.621 unit, kerajinan sebesar 4927 unit,industri kimia dan bahan bangunan sebesar 1.655 unit, industri sandang sebesar 345 unit, industri logam dan elektronika sebesar 154 % dan industri primer hasil hutan sebesar 19 unit. Kabupaten Temanggung juga ditopang oleh sektor perdagangan, hotel, dan rumah makan yang potensial sebesar 17%. Hal ini didukung dengan pariwisata yang lengkap, mulai dari wisata alam, wisata pegunungan/pendakian, wisata sejarah,
45
wisata geologi, wisata pendidikan, wisata tradisi, hingga wisata buatan seperti rekreasi kartini di Kowangan dan Pikatan Water Park di Komplek Kolam Renang Pikatan. Ketersediaan pariwisata ini didukung oleh jumlah wisma dan hotel yang sudah memadai yang mendukung kenyamanan wisatawan. 2.2.5.2 Masalah a. Aspek Fisik Kabupaten Temanggung termasuk dalam kategori daerah rawan bencana gerakan tanah, daerah rawan banjir dan daerah rawan bencana angin topan yang tersebar di beberapa bagian, serta terdapat daerah rawan longsor. Di Kabupaten Temanggung masih terdapat jalan yang kondisinya rusak dan jenis permukaan makadam dan tanah, terutama pada jalan kabupaten. Jumlah sarana pendidikan tidak tersebar merata di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Ketersedian sarana perdagangan dan jasa yang tidak merata di Kabupaten Temanggung. Di kabupaten Temanggung masih terdapat kecamatan yang tidak memiliki pasar, yakni Kecamatan Kledung, Kecamatan Bansari dan Kecamatan Bejen sehingga menggunakan pasar di kecamatan disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. b. Aspek Non Fisik Di Kabupaten Temanggung persentase jumlah penduduk usia produktif dengan tingkat pendidikan rendah dan tidak bersekolah masih mendominasi. Berdasarkan BPS Kabupaten Temanggung 2012, proporsi penduduk tamat SMA sebesar 14%, taman SMP sebesar 19 %, taman/ belum tamat SD sebesar 38% dan tidak bersekolah sebesar 25% , sedangkan penduduk tamat DI/D2/D3/S1 hanya sebesar 4% dari jumlah penduduk. Penurunan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung yang sangat signifikan (mengalami fluktuasi) yakni pada sektor pertambangan dan penggalian dari tahun 2008-2012.
46
2.3
Profil Wilayah Studi Meso
2.3.1 Kondisi Geografis Wilayah Studi Meso
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.27 Peta Administrasi PALU
Kawasan Palu terdiri dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu. Kedua kecamatan tersebut berada di tengah Kabupaten Temanggung. Luas Kawasan Palu kurang lebih sekitar 6527 Ha dengan di dominasi oleh kawasan pertanian. Kawasan ini terdiri dari 14 desa dan 2 kelurahan pada Kecamatan Parakan dan 19 desa pada Kecamatan Bulu. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Kledung, Bansari, dan Ngadirejo di sebelah barat, Kecamatan Jumo dan Kedu di sebelah utara, Kecamatan Kedu, Temanggung dan Tlogomulyo di sebelah timur dan Kecamatan Tlogomulyo di sebelah selatan. 2.3.2 Karakteristik Fisik Wilayah Karakteristik
fisik wilayah terdiri dariaspek litologi, klimatologi, hidrogeologi,
kelerengan dan tata guna lahan
47
2.2.2.1 Aspek Litologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.28 Peta Litologi Tanah Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Pada wilayah studi meso yaitu Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu (PALU) memiliki jenis tanah berupa latosol coklat, regosol coklat kekelabuan, dan regosol kuning. Tanah jenis latosol coklat tersebar di bagian utara dan timur wilayah studi meso di mana jenis tanah ini kurang peka terhadap erosi. Tanah jenis regosol coklat kekelabuan dan regosol kuning tersebar di tenggara, selatan dan barat wilayah studi meso, tanah jenis regosol ini termasuk kedalam jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi sehingga pada daerah ini kemungkinan terdapat bahaya geologi berupa tanah longsor atau pergerakan tanah. Tanah latosol coklat adalah tanah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi dan tanah regosol adalah tanah yang berasal dari material vulkanik sehingga memiliki kesuburan yang cukup baik. Wilayah yang memiliki kedua tanah ini cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian.
48
2.2.2.2 Aspek Klimatologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.29 Peta Klimatologi Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Pada wilayah studi meso ini mempunyai dua tipe kelas curah hujan. Hampir seluruh wilayah di Kecamatan Bulu mempunyai curah hujan 20,7–27,7 mm/hari atau kelas sedang. Tetapi terdapat juga kelas curah hujan sangat tinggi yakni >34.8 mm/hari. Curah hujan sedang terdapat di bagian utara Kecamatan Bulu yang berbatasan dengan Kecamatan Parakan, sedangkan curah hujan sangat tinggi terdapat pada bagian selatan. Curah hujan sedang hingga tinggi ini dapat mengakibatkan banjir, namun juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk pertanian.
49
2.2.2.3 Aspek Hidrogeologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.30 Peta Hidrogeologi Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Kondisi hidrogeologi di Kecamatan Bulu hampir sama dengan kondisi di kecamtan Parakan yakni terdapat satu jenis hidrogeologi, yaitu akuifer produktif. Dengan kondisi tersebut kedua kecamatan ini termasuk mempunyai persediaan sumber daya air yang cukup banyak. Akan tetapi, pada wilayah bagian selatan Kecamatan Bulu masih terdapat akuifer sedang yang memiliki intensitas air yang relatif lebih rendah dibanding akuifer produktif. Meskipun sebagian besar wilayah Kawasan Palu terdiri dari akuifer produktif, namun sebagian daerah yang berada dibagian selatan memiliki daerah yang langka air tanah yang perlu mendapat penanganan lebih dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok berupa air bersih.
50
2.2.2.4 Aspek Kelerengan
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.31 Peta Kelerengan Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Di Kecamatan Bulu terdapat 3 kategori kelerengan yakni yaitu 0-8% (datar), 8–15% (landai) dan 15–25% (agak curam). Kelerengan ini umumnya makin ke selatan menjauhi Kecamatan Parakan makin curam kelerengannya. Adapun proporsi kelerengan tiap wilayah di Kecamatan ini relatif sama, dengan kelerengan landai lebih mendominasi pada bagian tengah wilayah studi meso. Beragamnya jenis kelerengan yang ada pada wilayah ini menyebabkan keunikan tersendiri bagi kawasan ini. Kawasan dengan kelerengan yang curam dapat dimanfaatkan untuk kawasan pertanian dan perkebunan.
51
2.2.2.5 Aspek Rawan Bencana
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.32 Peta Rawan Bencana Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Pada Kecamatan Parakan dan Kecamatan bulu sebagian besar daerahnya tidak termasuk kepada daerah rawan bencana. Pada daerah ini hanya terdapat beberapa titik yang rawan Banjir di Kecamatan Parakan dan rawan Bencana angin topan di Kecamatan Bulu. Daerah rawan bencana yang ada di kedua kecamatan ini terletak pada daerah yang memiliki topografi landai.
52
2.2.2.6 Aspek Tata Guna Lahan
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.33 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Tata guna lahan yang ada di kecamatan ini terdiri dari permukiman, sawah irigasi, sawah tadah hujan dan kebun. Persebaran permukiman relatif merata dan tidak mengelompok pada wilayah tertentu. Adapun tata guna lahan yang mendominasi adalah kebun. Tata guna lahan yang didominasi oleh sawah dan tegalan ini juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh dari kondisi jenis tanah, curah hujan, dan kelerengan yang menyebabkan kawasan tersebut cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian dan perkebunan. Hal ini dapat mengindikasi pekerjaan masyarakat yang banyak di sektor pertanian dan perkebunan. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan kawasan ini memiliki komoditas utamanya dibidang pertanian, yakni padi.
53
2.3.3 Sarana Prasarana 2.3.3.1 Sarana Sarana yang terdapat di wilayah PALU terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan dan sarana peribadatan a. Pendidikan
Sumber: Analisis Kelompok 5 A, 2014
Gambar 2.34 Peta Sarana Pendidikan di Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu Tabel II.18 Sarana Pendidikan di Wilayah Palu 2012 Kecamatan TK SD SMP SMA
PT
Parakan
43
62
9
2
0
Bulu
24
35
5
1
0
Sumber: Analisis Kelompok 5A Parakan, 2014
Pada wilayah Palu (Parakan-Bulu) perbandingan jumlah ketersediaan sarana pendidikan dari TK hingga SMA lebih tinggi Kecamatan Parakan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah sarana pendidikan Kecamatan Parakan dua kali lipat dari Kecamatan Bulu. Meskipun demikian ketersediaan sarana pendidikan ini tidak berpengaruh karena jumlah penduduk Kecamatan Parakan lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Bulu. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk dapat mempengaruhi ketersediaan jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Parakan maupun di Kecamatan Bulu. Namun untuk 54
mendapatkan pelayanan sarana pendidikan secara optimal Kecamatan Bulu dapat mendapatkannya di Kecamatan Parakan yang memiliki jumlah sarana pendidikan yang lebih banyak. b. Kesehatan
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.35 Peta Sarana Kesehatan di Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Kecamatan Palu (Parakan - Bulu) memiliki sarana kesehatan berupa rumah sakit yang pelayanannya dapat menjangkau kecamatan–kecamatan lain di sekitar wilayah meso. Sarana Kesehatan berupa balai pengobatan hanya terdapat di Kecamatan Parakan, sehingga kecamatan-kecamatan lain harus pergi ke Kecamatan Parakan untuk mendapatkan pelayanan dari sarana kesehatan tersebut.
55
c. Perdagangan dan Jasa
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.36 Peta Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Wilayah Palu (Parakan-Bulu) memiliki beberapa keterkaitan dalam sarana perdagangan dan jasanya. Wilayah ini sama-sama memiliki 1 unit pasar umum, keberadaan pasar ini dapat menjadi pesaing maupun sebagai pelengkap dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat baik di Kecamatan Bulu maupun Kecamatan Parakan. Selain itu pada Kecamatan Bulu tidak terdapat toko maupun industri sedangkan di Kecamatan Parakan memiliki sebanyak 499 toko dan industri perusahaan. hal ini menimbulkan ketimpangan ketersediaan sarana perdagangan dan jasa pada ruang lingkup meso. Keuntungan bagi Kecamatan Parakan adalah sebagai distributor dalam bidang perdagangan sedangkan Kecamatan Bulu sebagai konsumen dan pekerja untuk toko dan perusahaan di Kecamatan Parakan.
56
d. Peribadatan Tabel II.19 Kondisi Eksisting Sarana Peribadatan Kecamatan Bulu Eksisting Keterangan Di Kecamatan Bulu, terdapat 81 masjid, 78 surau untuk 45453 jiwa penduduk beragama Islam, 1 gereja protestan untuk 232 jiwa penduduk beragama kristen protestan, 2 vihara untuk 92 jiwa penduduk beragama Budha. Terdapat 51 jiwa penduduk beragama kristen katolik namun belum tersedia fasilitas peribadatan gereja katolik. Sedangkan di Kecamatan Parakan terdapat 94 langgar dan 60 masjid untuk penduduk beragama islam sebanyak 47832 jiwa. 5 gereja protestan dan 6 gereja katholik untuk penduduk beragama Kristen sebanyak 2654 jiwa. 2 vihara untuk 197 jiwa penduduk beagama Budha.
Dalam pemenuhan kebutuhan rohani, Kecamatan Parakan memiliki fasilitas peribadatan yang lengkap dibandingkan Kecamatan Bulu. Maka dari itu, 51 jiwa penduduk beragama kristen katolik di Kecamatan Parakan yang memiliki 4 gereja katholik.
Sumber: Analisis Kelompok 5 A, 2014
Kecamatan Bulu memiliki hubungan dengan Kecamatan Parakan dalam pemenuhan kebutuhan rohani umat katholik karena tidak memiliki gereja katholik. Jumlah fasilitas yang berada di Kecamatan Parakan lebih banyak dibandingkan Kecamatan Bulu dikarenakan kepadatan penduduk Kecamatan Parakan lebih tinggi dibandingkan Kecamatan Bulu. Dimana fasilitas peribadatan menjadi sarana yang pasti dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu.
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.37 Peta Sarana Peribadatan di Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
57
Di Kecamatan Bulu total terdapat 162 tempat peribadatan, yang terdiri dari 81 masjid, 78 musholla, 1 gereja protestan dan 2 vihara. Kecamatan Bulu memiliki hubungan dengan Kecamatan Parakan dalam pemenuhan kebutuhan rohani umat katolik dan umat Budha karena tidak memiliki gereja katolik dan vihara. 2.3.3.2 Prasarana a. Air Bersih Kawasan Palu sudah terjangkau dalam pelayanan PDAM. Mayoritas penduduk di Kawasan Palu menggunakan mata air sebagai sumber air minum. Hal ini terlihat dari jumlah mata air yang dikelola PDAM di Kecamatan Bulu sebanyak empat sumber mata air yaitu Tuk Mulyo, Sucen, Sebayan dan Sekocan. Sumber mata air di Kecamatan Bulu lebih banyak dibandingkan Kecamatan Parakan. Selain memanfaatkan sumber mata air yang dikelola oleh PDAM, masyarakat Kawasan Palu juga menggunakan sumur untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. b. Jalan Tabel II.20 Kondisi Eksisting Air Besih Di Palu Eksisting Kawasan Palu memiliki hubungan dalam hal aksesibilitas jalan kedua kecamatan. Panjang jalan kecamatan Bulu 114444 m dengan rincian jalan lokal 107232 m, jalan kolektor 5553 m dan jalan arteri 1659 m,. Sedangkan Kecamatan Parakan memiliki jalan lokal sepanjang 38625.05 meter, jalan kolektor sepanjang 16343.08 meter dan jalan arteri sepanjang 33946.09 meter
Keterangan
Kawasan Palu dihubungkan oleh jalan kolektor dan jalan arteri yaitu jalan Parakan-Pertigaan Bulu. Dimana Kecamatan Parakan sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Sehingga memungkinkan akses antar kedua kecamatan tersebut.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5 A, 2014
Adapun klasifikasi jalan tersebut digunakan untuk menghubungkan Kawasan Palu. Akses jalan Kawasan Palu mendukung kegiatan perdagangan dan jasa Kecamatan Bulu dengan Kecamatan Parakan. c. Transportasi Dalam pemenuhan kebutuhan transportasi, Kawasan Palu memiliki berbagai macam transportasi yang tersedia. Berdasarkan data tahun 2012, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung mencatat bahwa di Kecamatan Bulu terdapat 23 kendaraan angkutan penumpang terdiri 21 bus kecil, 2 bus besar, 72 truk dan 528 pick up. Sedangkan di Kecamatan Parakan terdapat 15 unit bus kecil, 63 unit bus sedang, 53 unit bus besar dan 263 unit truk dan 1078 unit kendaraan pick up. Dalam pemenuhan
58
kebutuhan prasarana transportasi, Kecamatan Bulu memiliki hubungan dengan Kecamatan Parakan karena jumlah moda transportasi Kecamatan Parakan lebih banyak sehingga dapat menghubungkan kedua kecamatan tersebut.
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.38 Peta Sarana Transportasi di Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu
Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu adalah kecamatan yang letaknya berdekatan, perbandingan jumlah kendaraan yang ada di Kecamatan Parakan lebih banyak daripada Kecamatan Bulu atau dapat dikatakan Kecamatan Parakan merupakan kecamatan yang paling strategis urutan kedua setelah Kecamatan Temanggung dari segi transportasi. d. Telekomunikasi Kawasan Palu memiliki hubungan dalam pemenuhan kebutuhan prasarana telekomunikasi. Dimana Kecamatan Parakan lebih lengkap dibandingkan Kecamatan Bulu yaitu memiliki kantor pos dan kantor telepon. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan surat menyurat dan penggunaan telepon kabel Kecamatan Bulu mendapatkan pelayanan dari Kecamatan Parakan.
59
Sumber: Analisis Kelompok 4B, 2014
Gambar 2. 39 Telekomunikasi Kecamatan Bulu
2.3.4 Karakteristik Non Fisik Wilayah Studi Meso 2.3.4.1 Kependudukan
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013 Gambar 2.40 Peta Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Mata Pencaharian Di Kawasan Palu Tahun 2012
60
Di Kecamatan Parakan penduduk paling banyak bekerja pada sektor pertanian dengan jumlah 12.525 jiwa. Di Kecamatan Bulu, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian sebanyak 12.054 jiwa. Banyaknya penduduk yang bekerja sebagai petani dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan dan tata guna lahan di Kawasan Palu yang didominasi oleh lahan persawahan. Mata pencaharian penduduk terbanyak kedua di Kecamatan Parakan adalah sektor perdagangan dengan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 12.368 jiwa. Di Kecamatan Bulu sektor terbanyak kedua adalah sektor petani perkebunan yakni 3.526 jiwa. Hal ini terjadi karena letak Kecamatan Parakan yang strategis dan terdapat pasar sehingga memudahkan untuk melakukan perdagangan.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.41 Peta Jumlah Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Di Kawasan Palu Tahun 2012
Berdasarkan grafik di atas, terlihat jelas bahwa jumlah penduduk dengan tingkat tamat SD/Sederajat di Kawasan Bulu memiliki proporsi terbesar yaitu sejumlah 18.300 jiwa di Kecamatan Bulu dan 16.988 di Kecamatan Parakan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Parakan terbilang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor sosial budaya, kurangnya biaya
61
pendidikan, kurangnya tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak, dan letak geografis sekolah.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.42 Peta Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut Di Kawasan PaluTahun 2012
Penduduk di Kawasan Palu didominasi oleh penduduk yang beragama Islam. Adapun fasilitas peribadatan untuk agama Islam di Kawasan Palu sudah mencukupi. Namun, di Kecamatan Bulu, tidak terdapat gereja katholik dan vihara sehingga penduduk harus menuju Kecamatan Parakan untuk beribadah karena di Kecamatan Parakan terdapat fasilitas peribadatan yang lengkap.
62
2.3.4.2 Karakteristik Kegiatan Ekonomi
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.43 Peta PDRB Kawasan Palu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2012 (Juta Rupiah)
PDRB sektor industri pengolahan di Kecamatan Parakan merupakan PDRB tertinggi. Sementara itu di Kecamatan Bulu, PDRB tertinggi adalah sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Parakan dilewati oleh 3 jalan arteri sehingga merupakan lokasi strategis untuk industri, sedangkan Kecamatan Bulu hanya dilewati oleh 1 jalan arteri. Hal tersebut menyebabkan sektor industri pengolahan lebih berkembang di Kecamatan Parakan.
63
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.44 Peta Jumlah Produksi Padi dan Palawija Kawasan Palu Tahun 2012 (Ton)
Produksi padi dan jagung mendominasi di Kawasan Palu. Hal ini disebabkan karena kedua kecamatan didominasi oleh lahan persawahan. Kecamatan Bulu memiliki jumlah produksi padi yang lebih tinggi karena lahan persawahan di Kecamatan Bulu lebih luas dibandingkan dengan lahan persawahan di Kecamatan Parakan.
64
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.45 Peta Jumlah Produksi Daging Kawasan Palu Tahun 2012 (Kg)
Kecamatan Parakan lebih unggul pada produksi daging unggas. Sementara itu, Kecamatan Bulu unggul dalam produksi daging ternak besar dan daging unggas. Perbedaan jumlah produksi tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jumlah peternak di masing-masing kecamatan.
65
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.46 Peta Jumlah Produksi Telur Kawasan Palu Tahun 2012 (Butir)
Kecamatan Parakan memiliki jumlah produksi telur ayam kampung dan telur itik lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Bulu. Sementara itu, Kecamatan Bulu lebih unggul dalam produksi telur ayam ras. Kawasan Palu memiliki jumlah produksi telur puyuh yang sama yaitu berjumlah 630.000 butir. Perbedaan jumlah produksi telur antara Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu dapat disebabkan oleh faktor perbedaan jumlah peternak telur pada masing-masing kecamatan.
66
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.47 Peta Jumlah Produksi Ikan Kawasan Palu Tahun 2012 (Kw)
Kecamatan Parakan lebih unggul dalam produksi ikan karper, sedangkan Kecamatan Bulu lebih unggul dalam produksi ikan lele. Hal tersebut dapat disebabkan perbedaan luas lahan budidaya ikan pada masing-masing kecamatan. 2.3.4.3 Kelembagaan dan Organisasi Masyarakat
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.48 Grafik Jumlah Karang Taruna Menurut Statusnya di Kawasan Palu Tahun 2012
Kondisi organisasi masyarakat berupa karang taruna yang ada pada Kawasan Palu memiliki perbedaan namun tidak signifikan. Jumlah karang taruna yang ada pada
67
Kecamatan Parakan berjumlah 14 karang taruna dan pada Kecamatan Bulu berjumlah 17 karang taruna. Namun, komposisi tingkat karang taruna yang ada berbeda.jika di Kecamatan Parakan hanya terdapat dua tingkat yaitu karang taruna tumbuh dan berkembang, Kecamatan Bulu telah miliki satu karang taruna pada tahap maju. Meskipun karang taruna yang ada di Kecamatan Bulu lebih banyak dan ada satu karang taruna yang berada pada tingkat maju, jumlah pemuda/i yang ada di Kelurahan Bulu tidak lebih banyak dengan jumlah pemuda/i yang ada di Kecamatan Parakan. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa pemuda/i di Kecamatan Parakan banyak yang melakukan migrasi keluar sehingga kurang mengembangkan karang taruna yang ada di wilayahnya. 2.3.4.4 Kultur dan Kondisi Sosial
Sumber : BPS Kab. Temanggung, 2013 Gambar 2.49 Peta Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kawasan Palu Tahun 2010
Kondisi keluarga sejahtera di Kawasan Palu dilihat berdasarkan mata pencaharian dan pendapatan penduduk di Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu. Di antara kedua kecamatan tersebut, terlihat bahwa Kecamatan Parakan lebih sejahtera jika dibandingkan dengan Kecamatan Bulu karena jumlah keluarga sejahtera III+ di Kecamatan Parakan lebih banyak yaitu mencapai jumlah 1.473 keluarga dan jumlah jumlah keluarga prasejahtera di Kecamatan Bulu mencapai 3.702 keluarga. Hal ini disebabkan karena kondisi
68
perekonomian Kecamatan Parakan yang lebih maju dari kondisi perekonomian Kecamatan Bulu yang berdampak pada kondisi kesejahteraan masyarakatnya. 2.3.4.5 Kebijakan Pemerintah Tabel 2.21 Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Palu Parakan
Kebijakan Rencana Pelayanan
Sistem
Rute Pelayanan Umum
Pusat Angkutan
Bulu
Pusat KegiatanLokal (PKL).
Pusat (PPK)
Pelayanan
Kawasan
Temanggung-BuluParakandanTemanggung-KeduParakan.
Temanggung-Bulu-Parakan.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
Melewati Kecamatan Kledung-Kecamatan Parakan-Kecamatan Kedu-Kecamatan Bulu-Kecamatan Tlogomulyo-Kecamatan Tembarak-Kecamatan Selopampang.
Jaringan Telekomunikasi
Meliputi Kecamatan Parakan.
Meliputi Kecamatan Bulu.
Kawasan Strategis
Kawasan Perkotaan Parakan, Kawasan KoridorParakanNgadirejo, dan Kawasan Minapolitan Parakan.
Kawasan sepanjang koridor jalan kolektor primer yang melewati Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu.
Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan banjir.
Kawasan rawan bencana angina topan, bencana tanah longsor, dan kekeringan.
Prasarana
Sumber: RTRW Kab. Temanggung, 2012
69
2.4
Profil Wilayah Studi Mikro
2.4.1
Kondisi Geografis
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.50 Peta Administrasi Kecamatan Parakan
Wilayah studi mikro Studio Proses Perencanaan kali ini yaitu Kecamatan Parakan. Kecamatan Parakan memiliki luas 2.223 Ha dengan jarak dari Kecamatan Parakan ke Kota Temanggung adalah 12 km. Luas Kecamatan Parakan memiliki prosentase 2,55 % dari total luas wilayah Kabupaten Temanggung. Wilayah Kecamatan Parakan terletak pada ketinggian rata-rata 773 m dpl, dengan suhu maksimum 300c dab suhu minimum 200c. Kecamatan Parakan dalam pembagian wilayah administrasi terbagi menjadi 16 Desa/Kelurahan, 79 Dusun, 348 RT, 77 RW. Dengan jumlah Kades/Lurah 16, perangkat desa 185 dan anggota BPD 120.
70
2.4.2 Karakteristik Fisik Wilayah 2.4.2.1 Aspek Litologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.51 Peta Litologi Kecamatan Parakan
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Temanggung adalah jenis tanah latosol coklat dan regosol coklat kekelabuan. Sementara jenis tanah yang mendominasi di Kecamatan Parakan adalah jenis tanah latosol coklat. Letaknya mendominasi di daerah yang memiliki kontur beragam (landai hingga curam) dan jenis tanah latosol coklat mempunyai sifat tanah yang subur dan tahan terhadap erosi walaupun berada di daerah dengan kontur yang curam. Berbeda dengan jenis tanah regosol coklat kekelabuan yang mudah tererosi. Tanah ini bersifat netral sampai asam berwarna coklat, coklat kemerahan sampai merah. Produktifitasnya sedang sampai tinggi dan cocok digunakan untuk lahan pertanian tanaman padi, palawija, tembakau, kelapa, karet, kopi, kelapa sawit, dan buahbuahan. untuk lahan pertanian padi, tembakau, dan perkebunan.
71
2.4.2.2 Aspek Klimatologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.52 Peta Klimatologi Kecamatan Parakan
Pada wilayah studi mikro Kecamatan Parakan mempunyai dua tipe kelas curah hujan. Hampir seluruh wilayah di Kecamatan Parakan mempunyai curah hujan 20,7–27,7 mm/hari atau kelas sedang. Selain itu di Kecamatan Parakan juga terdapat kelas curah hujan rendah (13,6–20,7 mm/hari). Curah hujan rendah hanya terdapat sedikit di bagian utara Kecamatan Parakan, yaitu di Desa Nglondong.
72
2.4.2.3 Aspek Hidrogeologi
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.53 Peta Hidrogeologi Kecamatan Parakan
Kondisi hidrogeologi di Kecamatan Parakan hanya terdapat satu jenis hidrogeologi, yaitu akuifer produktif. Dengan kondisi tersebut Kecamatan Parakan termasuk mempunyai persediaan sumber daya air yang cukup banyak. Akuifer produktif biasanya memiliki debit minimal 5 liter/detik. Dengan tingginya produktivitas ini memungkinkan Kecamatan parakan untuk memiliki lahan yang subur, dan juga didukung juga dengan jenis tanah yang latosol yang subur.
73
2.4.2.4 Aspek Kelerengan
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.54 Peta Kelerengan Kecamatan Parakan
Pada wilayah mikro Kecamatan Temanggung terdiri dari empat jenis kelerengan, yaitu 0-8% (datar), 8–15% (landai), 15–25% (agak curam), dan 25–40% (curam). Kelerengan 0-8% atau datar sangat mendominasi di pusat Kecamatan Parakan, sedangkan kelerengan dengan kategori landai sampai curam hanya terdapat sedikit di Kecamatan Temanggung.
74
2.4.2.5 Aspek Rawan Bencana
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.55 Peta Rawan Bencana Kecamatan Parakan
Sebagian besar kelurahan atau desa yang ada di Kecamtan Parakan tidak memiliki daerah rawan bencana. Di Kecamatan Parakan hanya memiliki daerah rawah bencana banjir. daerah rawan bancana banjir ini terdapat di Desa Wanutengah. Didaerah rawan bencana banjir ini memiliki kelerengan datar dan tingkat hujan yang cukup tinggi.
75
2.4.2.6 Aspek Tata Guna Lahan
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.56 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Parakan
Di wilayah mikro Kecamatan Parakan sebagian besar wilayahnya berupa lahan persawahan. Lahan persawahan tersebut terdiri dari sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sedangkan untuk lahan lainnya seperti lahan pemukiman, kebun, tegalan, dan rumput belukar hanya terdapat sedikit dan penyebarannya merata di seluruh wilayah Kecamatan Parakan. 2.4.3 Sarana Prasarana 2.4.3.1 Sarana a. Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Parakan adalah taman kanak-kanak, sekolah dasar, MI, SMP, SMA. Sarana pendidikan adalah sarana yang penting bagi masyarakat Kecamatan Parakan untuk kemajuan perkembangan wilayah.
76
Tabel II.22 Standar dan Kondisi Eksisting Sarana Pendidikan di Kecamatan Parakan SNI 03-1733 Tahun 2004 Eksisting Keterangan Berdasarkan SNI 03-1733 tahun 2004 bahwa TK 1 unit 1000 jiwa, SD 1 unit per 1600 jiwa, SLTP 1 unit per 4800 jiwa, SMU 1 unit 4800 jiwa.
Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Parakan meliputi TK sebanyak 30, SD sebanyak 25, MI sebanyak 9, SMP sebanyak 6, SMA sebanyak 4
Dalam ruang lingkup Kecamatan sarana pendidikan pada Kecamatan Parakan termasuk telah memadai ditunjukkan dengan terdapatnya sarana pendidikan dari TK hingga SMA
Sumber: Analisis Kelompok 5 A, 2014
Sumber: BAKOSURTANAL, 2006
Gambar 2.57 Peta Sarana Pendidikan di Kecamatan Parakan
Sarana pendidikan terbanyak dan paling lengkap terdapat di Kelurahan Parakan Wetan. Mayoritas Desa-Desa di Kecamatan Parakan tidak memiliki sarana pendidikan tingkat SMA. Sarana pendidikan tingkat SMA di Kecamatan Parakan berupa 4 sekolah yang berlokasi di Desa Mandisari, Kelurahan Parakan Wetan dan Kelurahan Parakan Kauman. Tidak terdapat perguruan tinggi di Kecamatan Parakan sehingga masyarakat yang ingin menempuh pendidikan ke tahapan perguruan tinggi menuju ke kecamatan lain, seperti ke Kecamatan Temanggung atau bahkan sampai keluar Kabupaten Temanggung untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi.
77
b. Kesehatan Tabel II.23 Standar pelayanan dan Kondisi Eksisting Sarana Kesehatan di Kecamatan Parakan SNI 03-1733 Tahun 2004 Eksisting Keterangan Berdasarkan SNI bahwa dibutuhkan 1 unit posyandu per 1000 jiwa, balai pengobatan I unit per 1000 jiwa, rumah sakit bersalin I unit per 10.000 jiwa, puskesmas 1 unit per 30.000 jiwa, praktek dokter 1 unit per 5000 jiwa, apotik 1 unit 10.000 jiwa.
Sarana kesehatan pada Kecamatan Parakan meliputi Rumah sakit sebanyak 1, puskesmas sebanyak 2, puskesmas sebanyak 2, polindes sebanyak 10 dan posyandu sebanyak 82.
Sarana kesehatan di Kecamatan Parakan cukup memadai hanya saja tidak terdapat balai pengobatan dan praktek dokter.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5 A, 2014
Pada wilayah studi Kecamatan Parakan, terdapat beberapa sarana kesehatan yang tersebar tidak merata di setiap desa atau kelurahannya. Untuk hirarki sarana kesehatan tertinggi pada wilayah studi kecamatan Parakan, hanya terdapat satu Rumah sakit Umum swasta yaitu berada di desa Wanutengah.
Sumber: Analisis Kelompok 5A
Gambar 2.58 Peta Sarana Kesehatan di Kecamatan Parakan
78
Pada Kecamatan Parakan tidak terdapat sarana kesehatan berupa tempat praktek dokter dan bidan. Namun pelayanan umum yang tidak terdapat di Kecamatan Parakan dapat terpenuhi oleh pelayanan rumah sakit sebanyak 1 yang memiliki fasilitas kesehatan terlengkap dan memadai. Dengan adanya rumah sakit ini, masyarakat dari kecamatan lain di sekitar Kecamatan Parakan juga dapat mendapatkan pelayanan tersebut. Meskipun demikian tetap ada ketentuan untuk ketersediaan puskesmas pada ruang lingkup kecamatan. Pada Kecamatan Parakan terdapat 4 puskesmas yang berlokasi di Kelurahan Parakan Kauman, Desa Nglondong, Desa Traji, dan Desa Watukumpul. c. Perdagangan dan Jasa Perkembangan suatu wilayah didukung oleh pertumbuhan ekonomi. Dalam suatu wilayah dibutuhkan sarana perdagangan yang dapat menunjang kegiatan untuk pertumbuhan wilayah. Sarana perdagangan tersebut meliputi Pasar, Toko dan warung makan. Berikut adalah tabel standar pelayanan dan ketersediaan sarana perdagangan di Kecamatan Parakan. Tabel II.24 Standar Pelayanan dan Ketersediaan Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Parakan SNI 03-1733 Tahun 2004 Eksisting Keterangan Menurut SNI untuk 1 unit toko/ warung dapat melayani 250 jiwa, pertokoan sebanyak 6000 jiwa, pusat pertokoan dan pasar lingkungan 30.000 jiwa, pusat perbelanjaan 120.000 jiwa
Di Kecamatan Parakan terdapat 2 pasar umum, 771 toko serta 188 warung makan.
kondisi eksisting menunjukkan bahwa ketersediaan sarana perdagangan cukup memadai, dengan adanya pasar umum sebanyak 2 maka sarana perdagangan tersebut mampu menyediakan segala bentuk kebutuhan untuk penduduk di Kecamatan Parakan, begitu pula dengan banyaknya toko dan warung makan yang terdapat di Kecamatan Parakan.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5 A, 2014
79
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014
Gambar 2.59 Peta Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Parakan
Kecamatan Parakan memiliki jumlah sarana perdagangan dan jasa berupa pasar 2, toko 771, dan warung 188. Pasar terdapat di Keluraha Parakan Wetan dan Kelurahan Parakan Kauman. Kelurahan Parakan Kauman memiliki ketersediaan sarana perdagangan yang paling lengkap di Kecamatan Parakan, hal ini terbukti dengan adanya pasar sebagai distributor segala bentuk barang untuk dikonsumsi atau dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Parakan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kegiatan terpusat atau aktivitas yang terbilang padat pada Kelurahan Parakan Kauman, sehingga dapat dikatakan Kelurahan Parakan Kauman menjadi pusat pelayanan perdagangan dan jasa bagi desadesa serta kelurahan di Kecamatan Parakan. d. Peribadatan Tabel II.25 SNI dan Kondisi Eksisting Sarana Peribadatan di Kecamatan Parakan SNI EKSISTING KETERANGAN Dalam SNI 03-1733-1989, kelompok penduduk 30.000 jiwa, disediakan masjid kelurahan sebagai sarana peribadatan agama Islam. Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan katolik mengikuti paroki, hindu
Berdasarkan registrasi tahun 2012, Kecamatan Parakan memiliki jumlah penduduk sebanyak 50.698 jiwa. Kecamatan Parakan terdapat 94 langgar dan 60 masjid untuk penduduk beragama islam sebanyak
Sarana peribadatan di Kecamatan Parakan secara keseluruhan sudah tersedia dan tersebar merata di Kecamatan Parakan. Artinya Kebutuhan akan tempat ibadah masyarakat Kecamatan Parakan sudah terpenuhi dengan adanya sarana
80
SNI
EKSISTING
mengikuti adat dan budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau hirarki lembaga.
47832 jiwa. 5 gereja protestan dan 6 gereja katholik untuk penduduk beragama Kristen sebanyak 2654 jiwa. 2 vihara untuk 197 jiwa penduduk beagama Budha.
KETERANGAN peribadatan tersebut. Berbagai jenis sarana peribadatan yang ada menggambarkan toleransi antar umat agama yang ada di Kecamatan Parakan.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5A, 2014
Kecamatan Parakan memiliki sarana peribadatan paling lengkap dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Temanggung. Dibuktikan adanya vihara di Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Traji; klenteng di Kelurahan Parakan Wetan; gereja protestan di Kelurahan Parakan Wetan, Desa Glapansari dan Desa Traji; gereja katolik dan kapel di Kelurahan Parakan Wetan, Desa Watukumpul, Desa Tegalroso, Desa Glapansari dan Desa Traji. Masyarakat menurut agama masing-masing dapat memenuhi kebutuhan rohani untuk beribadah di fasilitas peribadatan yang tersedia. Berikut adalah peta jumlah sarana peribadatan yang tersedia di 14 desa dan 2 kelurahan yang ada di Kecamatan Parakan.
Sumber: Analisis Kelompok 5A, 2014 Gambar 2.60 Peta Sarana Peribadatan di Kecamatan Parakan
81
2.4.3.2 Prasarana a. Air Bersih Kecamatan Parakan memiliki satu sumber mata air yang dikelola PDAM yaitu Semadu yang terletak di Desa Sunggingsari. Mata air tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat di Desa Sunggingsari dan desa/ kelurahan lainnya di Kecamatan Parakan. Adapun jumlah pengguna PDAM Kecamatan Parakan adalah jumlah pengguna terbanyak di Kabupaten Temanggung. Dengan kepadatan penduduk tinggi, dalam pemenuhan kebutuhan air bersih, masyarakat menggunakan sumber air yang dikelola non PDAM maupun dikelola sendiri. b. Jalan Di Kecamatan Parakan klasifikasi jalan menurut statusnya terbagi menjadi jalan lingkungan sepanjang 43291.38 meter, jalan lokal sepanjang 38625.05 meter, jalan kolektor sepanjang 16343.08 meter dan jalan arteri sepanjang 33946.09 meter. Seluruh desa/ kelurahan di Kecamatan Parakan memiliki jalan lokal. Jalan lokal terpanjang terdapat di Desa Mandisari. Jalan kolektor terdapat di Desa Wanutengah, Dangkel, Mandisari, Tegalroso, Traji, Kelurahan Parakan Kauman, Parakan Wetan. Jalan kolektor terpanjang terdapat di Desa Mandisari. Sedangkan jalan arteri hanya terdapat di Desa Caturanom dan Wanutengah. Jalan arteri terpanjang terdapat di Desa Caturanom yang merupakan salah satu desa yang dilewati jalan utama yaitu Jalan Kabupaten Wonosobo-Kabupaten Magelang. Adapun jalan-jalan tersebut digunakan untuk menghubungkan Kecamatan Parakan menuju kecamatan lain maupun desa-desa yang ada di Kecamatan Parakan. Kecamatan Parakan dilalui oleh dua jalan utama yaitu jalan penghubung Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang serta Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang yang melewati kecamatan-kecamatan disekitar Kecamatan Parakan. c. Transportasi Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting untuk menunjang aktivitas masyarakat. Transportasi erat hubungannya dengan prasarana jalan, karena pada umumnya semakin baik status dan keadaan jalan maka akan semakin ramai transportasinya.
82
Tabel II.26 Standar Pelayanan dan Ketersediaan Prasarana Transportasi di Kecamatan Parakan SNI RPJMD EKSISTING Menurut SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan pada Perkotaan, dalam merencanakan sistem transportasi harus memenuhi beberapa kriteria. Dalam penyediaan fasilitas transportasi umum local, fungsi jalan arteri harus terdapat bus umum (roda 6, 3500cc), sedangkan untuk fungsi jalan kolektor harus terdapat mini bus (roda 6, 3500cc) dan angkutan kota (roda 4, 2500cc). Kemudian untuk fungsi jalan lokal, dibutuhkan transportasi umum berupa ojek/becak/andong. Setiap daerah dengan 120.000 penduduk dan luas wilayah 2000 m3, diharuskan terdapat terminal wilayah setiap kecamatan, wilayah dengan jumlah penduduk sama namun dengan luas wilayah 500m3 seharusnya memilki pangkalan angkot. Sedangkan terminal wilayah kelurahan minimal terdapat 30.000 penduduk dengan luas wilayah 2000 m3. Kemudian wilayah dengan 30.000 penduduk seharusnya terdapat pangkalan ojek/andhong/ojek.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Terminal, dalam penyelenggaraan jaringan transportasi, baiknya terdapat fasilitas umum dan fasilitas penunjang. Sehingga fasilitas terminal tersebut dapat mendukung aktivitas terminal, baik terminal barang maupun terminal angkut, serta dapat memadahi banyaknya sarana transportasi yang akan menggunakan fasilitas terminal tersebut.
Pada kecamatan ini terdapat sebuah terminal tipe C dengan kapasitas 50 unit bus dan 25 unit angkutan. Sudah sewajarnya kapasitas angkutan cukup tinggi mangingat Parakan merupakan salah satu kecamatan yang padat dan aktif dalam kegiatan ekonomi, pertukaran barang dan lain-lain, selain itu terdapat berbagai sarana transportasi yaitu 15 unit bus kecil, 63 unit bus sedang, 53 unit bus besar dan 263 unit truk dan 1078 unit kendaraan pick up yang cukup untuk memadahi aktivitas masyarakat.
KETERANGAN
Dengan banyaknya sarana dan prasarana transportasi yang cukup memadai, menunjukkan bahwa pembangunan fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Parakan tergolong baik dan dapat menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari. Terlebih dalam suatu wilayah berstatus kabupaten, tentunya masih banyak ditemukan pasar tradisonal yang erat hubungannya dengan angkutan barang dan penumpang untuk manunjang aktivitas masuk dan keluarnya barang-barang dipasar. Dengan banyaknya jumlah penduduk, maka kebutuhan sarana transportasi umum yang ada di Kecamatan Parakan sudah tergolong mencukupi.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5a, 2014
Kecamatan Parakan merupakan kecamatan yang paling strategis urutan kedua setelah Kecamatan Temanggung dari segi transportasi. Dibuktikan dengan beberapa macam transportasi umum yang mendukung aktivitas masyarakat, yaitu adanya 15 unit bus kecil, 63 unit bus sedang, 53 unit bus besar dan 263 unit truk dan 1078 unit kendaraan pick up. Kecamatan Parakan memiliki terminal tipe Cyang terletak di desa Jetis, terminal ini memiliki luas kurang lebih 5.207 m2 dan bisa memfasilitasi atau menampung sejumlah sarana transportasi umum yaitu 50 unit bus umum dan 25 unit angkutan umum. d. Telekomunikasi Telekomunikasi merupakan salah satu prasarana yang penting bagi masyarakat pada zaman sekarang. Hal ini dikarenakan prasarana telekomunikasi dapat memudahkan koneksi antar masyarakat.
83
Tabel II.27 Standar Pelayanan dan Ketersediaan Prasarana Telekomunikasi di Kabupaten Temanggung SNI RPJMD EKSISTING Menurut SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perkotaan, dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut. Ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memilki jarak radius bagi pejalan kaki yaitu 200-400 m. Penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area public seperti ruang lingkungan, ataupun berdekatan dengan kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
Setiap lingkungan di Kecamatan Parakan perlu dilayani dengan jaringan telepon lingkungan dan jaringan telepon ke hunian. Jaringan telepon ini dapat di integrasikan dengan jaringan pergerakan (jaringan jalan) dan jaringan prasarana / utilitas lain. Tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar.
Pada zaman modern sekarang ini, kebutuhan akan telekomunikasi sangatlah penting, setiap manusia mempunyai kebutuhan akan telekomunikasinya sendiri. Kecamatan Parakan merupakan salah satu kabupaten yang sudah tersentuh oleh perkembangan zaman, saat ini sudah jarang ditemukan fasilitas telepon umum dijalan-jalan maupun di titik-titik penting suatu daerah, karena saat ini akses telekomunikasi sangatlah mudah, hamper setiap orang di Kabupaten memiliki akses telekomunikasi berupa telepon genggam.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5A
Kecamatan Parakan merupakan salah satu kecamatan dengan pelanggan telepon terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Temanggung. Selain itu sarana telekomunikasi lainnya seperti kantor pos, kantor telepon, wartel dan warnet sudah tersedia di Kecamatan Parakan. Namun jumlahnya terbilang sedikit.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5 A, 2014
Gambar 2.61 Peta Prasarana Telekomunikasi di Kecamatan Parakan
84
2.4.4 Karakteristik Non Fisik Wilayah Studi 2.4.4.1 Kependudukan
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.62 Piramida Penduduk Kec. Parakan Tahun 2012 (Jiwa)
Jumlah penduduk usia tua yaitu usia 65+ memiliki jumlah yang cukup banyak. Hal ini mengindikasikan tingginya angka harapan hidup di Kecamatan Parakan. Di sisi lain, jumlah penduduk pada kelompok usia 20-24 dan 25-29 terbilang tidak terlalu banyak. Hal tersebut mengindikasikan adanya migrasi keluar pada kelompok-kelompok umur tersebut.
85
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.63 Peta Kepadatan Penduduk di Kecamatan Parakan Tahun 2012
Kepadatan tertinggi berada di Kelurahan Parakan Kauman dan Kelurahan Parakan Wetan. Kelurahan Parakan Kauman memiliki kepadatan sebesar 100 jiwa/ha, sedangkan Kelurahan Parakan Wetan memiliki kepadatan sebesar 91 jiwa/ha. Hal ini dikarenakan adanya faktor penarik penduduk di Kelurahan Parakan Kauman dan Kelurahan Parakan Wetan. Faktor-faktor tersebut meliputi lapangan pekerjaan, tingkat pendapatan, dan aksesibilitas.
86
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.64 Peta Jumlah Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Parakan Tahun 2012
Berdasarkan grafik di atas, di Kelurahan Parakan Kauman, penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan memiliki jumlah terbesar yaitu 4.658 jiwa. Hal ini terjadi karena faktor jumlah sarana perdagangan yaitu terdapat 1 pasar umum dan 2 pasar ikan. Selain itu, Kelurahan Parakan Kauman dan Kelurahan Parakan Wetan dilewati jalan ateri sehingga mendukung adanya perdagangan di kelurahan-kelurahan ini. Pada desa-desa lain di Kecamatan Parakan, mayoritas penduduknya berkerja pada sektor pertanian karena didukung oleh kondisi fisik seperti tata guna lahan yang didominasi oleh lahan persawahan.
87
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.65 Peta Jumlah Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikan yang ditamatkan di Kecamatan Parakan Tahun 2012
Berdasarkan grafik di atas, terlihat jelas bahwa jumlah penduduk dengan tingkat tamat SD/Sederajat di Kecamatan Parakan memiliki proporsi terbesar yaitu sejumlah 16.988 jiwa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Parakan terbilang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor sosial budaya, kurangnya biaya pendidikan, kurangnya tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan anak, dan letak geografis sekolah.
88
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.66 Peta Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kecamatan Parakan Tahun 2012
Penduduk di Kecamatan Parakan didominasi oleh penduduk yang beragama Islam. Namun, ketersediaan sarana peribadatan masih belum mencukupi, contohnya Parakan Kauman dan Traji yang penduduk beragama Kristen Protestan terbanyak se-Parakan. Di Desa Traji jumlah penduduk beragama kristen protestan sekitar 20% dari total penduduk di Desa Traji. Namun, sarana peribadatan untuk umat kristen protestan hanya terdapat di Kelurahan Parakan Kauman. Sehingga penduduk di Desa Traji harus ke Parakan Kauman untuk beribadah.
89
2.4.4.2 Karakteristik Kegiatan Ekonomi
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.67 Diagram PDRB Kecamatan Parakan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2011 (Juta Rupiah)
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.68 Grafik PDRB Kecamatan Parakan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah)
Sektor industri pengolahan meyumbang PDRB terbesar di Kecamatan Parakan. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Parakan memiliki letak yang strategis yaitu dilalui oleh tiga jalur arteri. Selain itu, adanya sektor industri didukung oleh kondisi fisik berupa tanah
90
latosol yang tahan terhadap erosi dan kondisi hidrogeologi dengan akuifer produktif sehingga sangat mendukung perkembangan industri di Kecamatan Parakan. PDRB sektor industri terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2011. Sektor perdagangan dan jasa juga berpengaruh besar terhadap perekonomian di Kecamatan Parakan. Hal ini juga dipengaruhi karena letak Kecamatan Parakan yang strategis yaitu dilalui oleh tiga jalur arteri. Berdasarakan tata guna lahan, Kecamatan Parakan didominasi oleh lahan persawahan. Namun, sektor pertanian hanya menempati urutan keempat dalam perolehan PDRB. PDRB sektor pertanian mengalami fluktuasi dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Terjadi penurunan PDRB pada tahun 2009 dan 2011. Hal ini disebabkan karena produksi pertanian bergantung pada beberapa faktor seperti biaya produksi, harga, penggunaan benih, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, dan sebagainya.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.69 Grafik PDRB Per Kapita Kecamatan Parakan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2012 (Rupiah)
Berdasarkan grafik PDRB per kapita Kecamatan Parakan Atas Dasar Harga Konstan 2000 tahun 2010-2012, PDRB per Kapita di Kecamatan Parakan selalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 PDRB perkapita Kecamatan Parakan sebesar Rp 4.259.488,96 kemudian naik pada tahun 2011 menjadi Rp 4.388.848,07 dan naik lagi pada tahun 2012 menjadi Rp 4.602.038,76. Hal ini menunjukan adanya pertumbuhan positif pada perekonomian Kecamatan Parakan setiap tahunnya
91
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.70 Peta Jumlah Produksi Padi di Kecamatan Parakan Tahun 2012
Desa Glapansari merupakan desa dengan produksi padi terendah. Hal ini disebabkan karena seluruh lahan sawah di Desa Glapansari merupakan sawah tadah hujan. Jenis sawah ini hanya menghasilkan di musim hujan. Intensitas penggunaan tenaga kerja di sawah tadah hujan lebih tinggi karena petani harus menyulam (menanam kembali) lebih sering dibandingkan sawah beririgasi, akibat suplai air yang tidak stabil. Namun, usaha pertanian tadah hujan memiiki potensi untuk lebih produktif dengan mengelola air hujan dan kelembaban tanah lebih efektif. Sementara itu, lahan sawah di desa atau kelurahan lainnya di Kecamatan Parakan merupakan sawah irigasi. Pada sawah irigasi, petani dapat panen 2-3 kali tanaman padi. Pada saat tertentu sawah tersebut ditanami dengan tanaman palawija, seperti jagung, kacang hijau, kacang tanah, dan lain-lain.
92
Sumber: Zacky Ahmad, 2011
Gambar 2.71 Lahan Sawah di Kecamatan Parakan
Selain padi, terdapat juga hasil tanaman palawija yang lainnya yaitu sebagai berikut.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.72 Diagram Jumlah Produksi Tanaman Padi dan Palawija Kecamatan Parakan Tahun 2010-2012 (Ton)
Produksi padi mendominasi produksi tanaman palawija di Kecamatan Parakan. Namun, produksi padi mengalami penurunan pada tahun 2011. Penurunan juga terjadi pada produksi jagung. Namun, produksi ketala pohon terus meningkat dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Fluktuasi yang terjadi pada komoditas tersebut dapat disebabkan oleh faktor cuaca (kekeringan), biaya produksi, harga, penggunaan benih, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, dan sebagainya.
93
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.73 Diagram Jumlah Produksi Tanaman Sayuran Kecamatan Parakan Tahun 2010-2012 (Kw)
Komoditas kobis merupakan komoditas sayuran yang paling banyak diproduksi. Walaupun komoditas lainnya mengalami penurunan, komoditas kobis terus mengalami kenaikan jumlah produksi. Hal ini dapat terjadi karena tanaman kobis merupakan tanaman yang cocok dan berpotensi untuk lebih dikembangkan di Kecamatan Parakan. Sementara itu, komoditas lain yang mengalami fluktuasi dapat disebabkan oleh faktor cuaca (kekeringan) yang terjadi pada tahun 2011.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.74 Diagram Jumlah Produksi Buah-buahan Kecamatan Parakan Tahun 2010-2012 (Kw)
Komoditas pisang merupakan jenis komoditas buah-buahan yang mendominasi. Namun, produksi pisang terus menerus mengalami penurunan dari tahun 2010 hingga
94
tahun 2012. Hal ini dapat disebabkan karena produksi pisang sangat bergantung pada produk olahan.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.75 Diagram Produksi Perkebunan Rakyat Kecamatan Parakan Tahun 2010-2012 (Ton)
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.76 Grafik Produksi Tembakau Kecamatan Parakan Tahun 2010-2012 (Ton)
Jumlah produksi tembakau dari tahun 2010 hingga tahun 2012 terus mengalami peningkatan. Namun, komoditas tembakau berpotensi mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan cuaca yang mempengaruhi kualitas daun tembakau. Akibatnya, tembakau didatangkan salah satunya dari Tuban sehingga berpotensi impor tembakau lebih besar dari ekspor tembakau (Sigit, 2013). Untuk mempertahankan
95
kemurnian tembakau, pemerintah Kabupaten Temanggung mempersiapkan 100 kg benih untuk meningkatkan produksi tembakau pada tahun 2014 (Rimanews, 2013). Produksi tembakau tidak terlepas dari adanya seorang grader (pembeda kualitas tembakau). Keberadaan grader di Kecamatan Parakan mampu mempertahankan produksi tembakau di Kecamatan Parakan hingga saat ini.
Sumber: National Geographic, 2012
Gambar 2.77 Seorang Grader di Pasar Parakan Mencium Aroma Tembakau
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.78 Diagram Jumlah Produksi Daging Menurut Jenis Ternak Kec. Parakan Tahun 2010-2012 (Kg)
Secara umum produksi peternakan di Kecamatan Parakan mengalami peningkatan terus-menerus terutama daging ternak besar dan daging unggas dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Dengan adanya peningkatan terus menerus produksi peternakan berupa
96
daging, hal tersebut dapat mendorong peningkatan PDRB industri pengolahan karena produksi daging memerlukan industri pengawetan yang merupakan subsektor industri pengolahan.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.79 Diagram Jumlah Produksi Telur Menurut Jenis Ternak Kec. Parakan Tahun 2010-2012 (Butir)
Produksi telur ayam ras dan telur ayam kampung terus mengalami peningkatan jumlah produksi. Telur itik terus-menerus mengalami penurunan jumlah produksi dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Telur puyuh mengalami penurunan jumlah produksi pada tahun 2011, lalu meningkat lagi pada tahun 2012. Fluktuasi produksi telur tersebut dapat disebabkan oleh kecukupan nutrisi ternak, kesehatan ayam, kondisi lingkungan, dan faktor stress pada ayam.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.80
97
Diagram Hasil Produksi Ikan Kolam Menurut Jenis Ikan Kolam Kec. Parakan Tahun 2010-2012 (Kw)
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.81 Diagram Hasil Produksi Ikan Budidaya Mina Padi Menurut Jenis Ikan Kec. Parakan Tahun 2010-2012 (Kw)
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.82 Diagram Hasil Penangkapan Ikan di Sungai Menurut Jenisnya Kec. Parakan Tahun 2010-2012 (Kw)
98
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.83 Diagram Produksi Penangkapan Ikan di Genangan/Cekdam Menurut Jenisnya Kec. Parakan Tahun 2010-2012 (Kw)
Ikan budidaya mina padi merupakan hasil produksi ikan terbesar dan juga didukung oleh RTRW yaitu Kecamatan Parakan merupakan salah satu kawasan minapolitan di Kabupaten Temanggung. Hal tersebut berpotensi ikan produksi mina padi akan terus berkembang.
Sumber: BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.84 Diagram Banyaknya Unit Usaha Menurut Jenisnya Kec. Parakan Tahun 2012
Banyaknya industri kecil dapat mempengaruhi peningkatan PDRB pada sektor industri pengolahan. Industri-industri di Kecamatan Parakan cukup berhasil karena menyumbang besar terhadap PDRB di Kecamatan Parakan. Jika industri-industri kecil ini
99
tetap bertahan, maka sektor industri pengolahan berpotensi untuk berkembang. Adapun jenis-jenis industri berdasarkan olahannya di Kecamatan Parakan dikelompokkan sebagai berikut.
Sumber: Podes, 2010
Gambar 2.85 Diagram Banyaknya Unit Usaha Menurut Jenis Olahannya Kec. Parakan Tahun 2010
Industri ayaman merupakan industri paling banyak di Kecamatan Parakan. Adapun jenis anyaman yang diolah adalah anyaman pelepah pisang. Anyaman pelepah pisang merupakan jenis anyaman yang paling mendominasi karena produksi pisang di Kecamatan Parakan juga mendominasi produksi jenis tanaman buah-buahan. Jumlah industri anyaman terbanyak berada di Desa Wanutengah yaitu sebanyak 407 industri. Sementara itu, industri makanan dan minuman (pengolahan dan pengawetan daging, ikan, buah-buahan, sayuran, minyak dan lemak, susu dan makanan dari susu, makanan lain, dan industri minuman) menempati jumlah terbanyak kedua. Hal ini dikarenakan adanya produksi peternakan yang juga tinggi di Kecamatan Parakan. 2.4.4.3 Kelembagaan dan Organisasi Masyarakat Organisasi masyarakat yang ada di Kecamatan Parakan berupa karang taruna. Karang taruna yang ada tersebut berjumlah 14 karang taruna dengan komposisi 6 karang taruna yang tumbuh dan 8 karang taruna yang berkembang. Karang taruna tersebut dapat digunakan untuk mewadahi aspirasi pemuda yang ada di Kecamatan Parakan. Pemuda/i yang ada di Kecamatan Parakan cukup banyak namun kondisi karang taruna yang kurang berkembang dapat mengindikasikan banyaknya migrasi keluar yang dilakukan oleh penduduk usia muda.
100
Sumber : Podes, 2013 Gambar 2.86 Grafik Jumlah Organisasi Masyarakat Kecamatan Parakan Tahun 2010
Selain karang taruna, terdapat pula organisasi berupa lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga organisasi social, dan lembaga kemasyarakatan. Lembaga keagamaan yang ada yang ada yaitu PGI, KWI, Walubi, Parisadha Hindu Dharma Indonesia. Banyaknya lembaga keagamaan ini disebabkan karena beragamnya agama yang terdapat di Kecamatan Parakan. Lembaga swadaya masyarakat yang ada berupa LSP, Walhi, dan YLBHI. Lembaga organisasi sosial berupa panti asuhan, panti wreda, dan panti rehabilitasi cacat. Perkumpulan sosial/budayaan/olahraga/hobi yang ada berjumlah 42 organisasi yang berupa orari, IMI, dan padepokan seni yang mayoritas berada di Desa Glapansari dan organisasi kemasyarakatan berjumlah 28 organisasi.
Sumber : BPS Kab. Temanggung, 2013
101
Gambar 2.87 Grafik Jumlah Perkumpulan Sosial/Kebudayaan/Olahraga/Hobi Kecamatan Parakan Tahun 2010
Banyaknya organisasi atau kelembagaan yang ada Kecamatan Parakan disebabkan karena kondisi Kecamatan Parakan yang cenderung perkotaan. Kondisi perkotaan ini menyebabkan kegiatan masyarakatnya beragam dan berdampak pada organisasi yang terbentuk dari macam-macam aktivitas tersebut. 2.4.4.4 Kultur dan Kondisi Sosial
Sumber : BPS Kab. Temanggung, 2013
Gambar 2.88 Peta Hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera di Kecamatan Parakan Tahun 2010
Sebagian besar penduduk yang ada di Kecamatan Parakan berada pada tahap prasejahtera dan keluarga sejahtera I. Desa dengan penduduk prasejahtera terbanyak terdapat pada Desa Sunggingsari dengan jumlah 559 keluarga dan keluarga sejahtera I terbanyak pada Kelurahan Parakan Kauman dengan jumlah 699 keluarga. Kondisi ini dapat disebabkan karena pada Desa Sunggingsari sebagian besar penggunaan lahannya berupa pertanian dan tidak dilalui oleh jalur utama sehingga perekonomiannya kurang berkembang dan menyebabkan masih banyak keluarga dengan tahap pra sejahtera. Kebudayaan yang ada di Kecamatan Parakan tergolong unik karena masih banyak kebudayaan islam yang masih dipertahankan seperti Padusan, parade kesenian tradisional islam, pawai oncor, sura, dan nyadran. Selain itu, Kecamatan Parakan juga mempunyai
102
kesenian tradisional yang masih dipertahankan berupa kubro (kubrosiswa), jaran kepang (kuda lumping), ndibak, kadaro, zanzanen/barjanjen, salabat, burdahan, dan hadrah.
Sumber: Bamburuncing, Tanpa Angka Tahun
Gambar 2.89 Parade Kesenian Tradisional Islam
Banyaknya kebudayaan dan kesenian Islam ini disebabkan karena adanya kawasan kauman di Kecamatan Parakan. Dengan adanya kawasan kauman yang identik dengan keislaman menyebabkan tradisi yang ada tersebut tetap dipertahankan hingga saat ini. 2.4.4.5 Kebijakan Pemerintah Kawasan Perkotaan Parakan direncanakan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Peningkatan terminal tipe C menjadi tipe B serta peningkatan terminal barang terdapat di Kecamatan Parakan. Rencana lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) salah satunya berada di Kecamatan Parakan dengan sistem sanitary landfill. Kawasan resapan air dengan luas minimal 9.732 hektar meliputi Kecamatan Parakan dan kecamatan yang lainnya. Sedangkan RTH kawasan permukiman perkotaan dengan luas minimal 2.250,62 hektar salah satunya berada di Kecamatan Parakan. Rencana jaringan pelayanan angkutan umum dengan rute pelayanan angkutan perdesaan Temanggung-Bulu-Parakan dan Temanggung-Kedu-Parakan. Rute pelayanan angkutan umum perkotaan akan berada pada Kawasan Perkotaan Parakan. Peningkatan jalan kolektor yang berstatus jalan nasional akan berada pada ruas jalan Parakan-Pertigaan
103
Bulu dan Diponegoro-Parakan. Peningkatan ruas jalan kolektor yang berstatus jalan provinsi salah satunya akan berada pada ruas jalan Parakan-Ngadirejo-Patean. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) melewati Kecamatan Kledung-Kecamatan Parakan-Kecamatan Kedu-Kecamatan Bulu-Kecamatan Tlogomulyo-Kecamatan TembarakKecamatan Selopampang. Pelayanan sistem jaringan prasarana telekomunikasi jaringan kabel melayani ibukota kecamatan salah satunya meliputi Kecamatan Parakan. Kecamatan Parakan meupakan salah satu kecamatan yang berstatus rawan banjir. Kawasan lindung di luar kawasan hutan adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan luas minimal 12.635 hektar salah satunya meliputi Kecamatan Parakan. Kecamatan Parakan direncanakan sebagai lokasi pengembangan ikan karper dan kegiatan industri menengah yang tidak berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan dapat berlokasi di luar kawasan peruntukan industri. Di Kecamatan Parakan, terdapat kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi Kawasan Perkotaan Parakan, Kawasan Koridor ParakanNgadirejo, dan Kawasan Minapolitan Parakan. Disamping itu terdapat juga potensi wisata budaya berupa atraksi kesenian dan tradisi yang terus dilestarikan oleh masyarakat antara lain tradisi suran salah satunya berada di Desa Traji Kecamatan Parakan. 2.4.5 Potensi dan Masalah 2.4.5.1 Potensi a. Fisik  Dengan kelerengan datar, jenis tanah yang subur dan jenis tanah latosol coklat yang tahan terhadap erosi, akuifer produktif di kelurahan parakan kauman, parakan wetan, wanutengah, caturanom cocok digunakan untuk jenis tata guna lahan seperti permukiman, industri, pertanian dan perdagangan jasa  Untuk parakan wetan, kauman, caturanom, wanutengah jenis tata guna lahan lebih baik digunakan untuk perdagangan jasa dan industri karena dilewati oleh jalan arteri.  Lokasi PT. Putratama Jaya (pabrik kayu lapis olahan dan kayu lapis) yang dilewati oleh jalan arteri dapat mengembangkan pabrik dan wilayah sekitar kelurahan Caturanom.
104
Parakan kauman yang dilewati 3 titik pertemuan jalan membuat terdapat banyak perdagangan dan jasa dan tempat rekreasi, contohnya industri rumahan seperti Niki Eca dan Eca Rasa dan masjid Barakai Bambu Runcing sebagai obyek wisata religi. b. Non Fisik Ikan budidaya mina padi merupakan hasil produksi ikan terbesar dan juga didukung oleh RTRW yaitu Kecamatan Parakan merupakan salah satu kawasan Minapolitan di Kabupaten Temanggung. Hal tersebut berpotensi ikan produksi mina padi akan berkembang. Komoditas kobis merupakan komoditas sayuran yang paling banyak diproduksi. Walaupun komoditas lainnya mengalami penurunan, komoditas kobis terus mengalami kenaikan jumlah produksi. Hal ini diduga karena tanaman kobis merupakan tanaman yang cocok dan berpotensi untuk lebih dikembangkan di Kecamatan Parakan. Terdapat rumah sakit di dekat jalan arteri yang berada di wanu tengah, yang dapat menjadi daya tarik wilayah Terdapat sumber mata air semadu, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar masyarakat kecamatan Parakan. Meningkatnya PDRB angkutan di kecamatan Parakan karena dilalui oleh 3 jalan arteri. Ketersediaan sarana peribadatan di kecamatan Parakan sudah tercukupi, dalam pengembangannya sarana peribadatan yang ada juga melayani masyarakat dari kecamatan lain. 2.4.5.2 Masalah a. Fisik Untuk desa Glapansari dan desa Nglondong dengan kelerengan dan kontur yang beragam, tidak cocok untuk tata guna lahan berupa permukiman (aktivitas ekonomi), ditambah dengan banyak terdapat sawah tadah hujan di kondisi eksistingnya dan jenis tanah regosol coklat yang peka terhadap erosi. Untuk desa Wanutengah dikarenakan adanya bahaya banjir dan angin topan, dapat mengganggu kegiatan masyarakat. b. Non Fisik Penduduk usia tua lebih banyak namun tidak terdapat posyandu untuk lansia.
105
 Sarana pendidikan mencukupi namun masih banyak penduduk yang tidak sekolah.  Komoditas tembakau berpotensi mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan cuaca yang mempengaruhi kualitas daun tembakau. Akibatnya, tembakau didatangkan salah satunya dari Tuban sehingga berpotensi impor tembakau lebih besar dari ekspor tembakau. (Sumber: KR, 14 April 2014)
106
107
3.1
Kebutuhan Data Menurut Pasal 31 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, data adalah keterangan objektif tentang suatu fakta baik dalam bentuk kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual (images) yang diperoleh baik melalui observasi langsung maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk cetakan atau perangkat penyimpan lainnya. Sedangkan, Informasi adalah data yang sudah terolah yang digunakan untuk mendapatkan interpretasi tentang suatu fakta. Data dan informasi yang dihimpun berhubungan dengan potensi dan kondisi daerah dan merupakan bahagian penting demi hasil perencanaan yang baik dan komprehensif. Data dan informasi yang berkualitas harus dijadikan rujukan bagi penentuan kebijakan dan program sasaran yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Penggunaan terpenting data dalam proses perencanaan adalah untuk menyediakan target-target pembangunan. Data dan informasi yang akurat dan valid harus tersedia demi perencanaan pembangunan yang berkualitas di daerah. Data-data yang akan dibutuhkan di hasilkan dari preskripsi yang ada. Di preskripsi yang telah dibuat sebelumnya kita dapat mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan nantinya pada saat proses perencanaan. Selain itu dari data-data tersebut nantinya dapat diketahui hierarki kota-kota dalam wilayah studi seperti data-data dari persebaran penduduk, jumlah penduduk, pusat pelayanan dan lainnya. Setelah itu dilakukan pehitungan untuk mendapatkan hierarki kota-kotanya. Data-data tersebut dapat diperoleh dari berbagai metode pengumpulan data seperti survei, observasi dan telaah dokumen.
3.2
Metode dan Teknik Yang Digunakan Pengumpulan data merupakan proses yang dilakukan untuk memperoleh data untuk
diinput untuk diolah dan di analisis. Pengumpulan data yang digunakan dalam studio proses perencanaan ini adalah: 3.2.1 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110). Menurut Sugiyono (2008, 63) Data terdiri dari data primer dan data sekunder.
108
3.2.1.1 Data Primer Data primer merupakan data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli atau sumber pertama. Data primer terdiri dari : a) Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui halhal yang lebih mendalam. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif. Wawancara terbagi menjadi wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. b) Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif. c) Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Data yang dihasilkan bisa berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner atau daftar pertanyaan harus terperinci dan lengkap dengan menyediakan pilihan jawabannya (kuisioner tertutup) atau menjawab secara bebas (kuisioner terbuka).
3.2.1.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Dalam melakukan penentuan dan pengambilan data sekunder diperlukan kejelian dalam pengumpulan serta evaluasi dari informasi yang akan digunakan pada penelitian karena data sekunder bersifat subjektif. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan benar-benar cocok dengan penelitian
yang
akan
dilakukan.
Data
sekunder
dapat
diperoleh
dari
berbagaisumber seperti BPS, BAPPEDA dan lainnya. 3.2.2 Pengolahan Data Tahapan pengolahan data merupakan tahapan lanjutan setelah pengumpulan data. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan melalui wawancara, kuisioner, survei lapangan dan sebagainya, akan diolah melalui klasifikasi data, analisis data dan mendeskripsikan potensi dan permasalahan. Adapun tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut.
109
3.2.2.1 Klasifikasi Data Klasifikasi data adalah bentuk pengelompokan data atau memilah data berdasarkan klasifikasi tertentu. Pengklasifikasi ini berdasarkan jenis data yakni data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data hasil perhitungan atau angka, sedangkan data kualitatif merupakan data teks. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam analisis data.
3.2.2.2Analisis Data Analisis data merupakan tahap pengolahan data agar memperoleh informasi yang diperlukan sehingga dapat mengklasifikasikan karakteristik wilayah studi meliputi potensi wilayah studi serta permasalahan yang terjadi pada wilayah studi.
3.2.2.3 Mendeskripsikan Potensi dan Permasalahan Tahapan terakhir dari pengolahan data adalah mendeskripsikan potensi dan permasalahan pada wilayah studi. Hal yang dilakukan adalah mencari solusi atas permasalahan pada wilayah studi berdasarkan berbagai aspek yakni kondisi fisik wilayah, kependudukan, perekonomian serta ketersedian sarana dan prasarana. Selain
itu,
aspek
potensi
dipertimbangkan
sebagai
faktor
pendorong
pengembangan kota.
3.2.3 Analisis dan Pengenalan Data 3.2.3.1 Tahap Analisis Data Tahap analisis data dibagi menjadi dua, analisis data kuantitatif dan kualitatif: a) Analisis data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau non-angka, analisis data kualitatif mencakup kegiatan mencatat, mengorganisasikan, memaknai setiap kategori data serta menginterpretasikan kedalam bentuk yang mudah dipahami, analisis data kualitatif biasa dipakai untuk menilai sesuatu, contohnya analisis data jumlah penduduk di kecamatan Parakan yang bertujuan untuk menganalisis kondisi penduduk kecamatan Parakan yang mencakup kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. b) Analisis data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, analisis data kuantitatif biasa dilakukan dengan berdasarkan metode analisis statistik
110
tertentu. Dalam analisis kuantitatif kita dapat mengetahui hubungan dari dua variabel, dengan cara data angka di klasifikasikan dalam beberapa kelas, misalnya 1. Jumlah penduduk tinggi, 2. Jumlah penduduk sedang dan 3. Jumlah penduduk rendah, setelah diklasifikasikan kemudian dilakukan analisis crosstab sehingga dapat mengetahui hubungan antar variabel satu dengan yang lain. c) Analisis LQ-Shift Share, dengan analisis LQ dapat menganalisis sektor basis di kecamatan Parakan berdasarkan data PDRB, dengan diketahuinya sektor basis di kecamatan Parakan dapat mempermudah pemilihan sektor ekonomi yang akan dikembangkan, sedangkan dengan analisis Shift Share dapat diketahui sumbangan ekonomi kecamatan Parakan terhadap ekonomi kabupaten Temanggung, contohnya sumbangan ekonomi dari sektor pertanian di kecamatan Parakan terhadap kabupaten Temanggung. d) Indeks Williamson, dengan analisis indeks williamson dapat diketahui ketimpangan antara kecamatan Parakan dengan kecamatan lainnya. e) Analisis SWOT, dengan analisis ini kita dapat mengetahui kekuatan (strength), kelemahahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang terdapat dalam wilayah kecamatan Parakan, kekuatan dan kelemahan dikelompokkan menjadi faktor internal, sedangkan peluang dan ancaman tergolong sebagai faktor eksternal. f) Analisis sarana dan prasarana berdasarkan standar pelayanan minimum (SPM), dengan analisis ini dapat diketahui bahwa apakah sarana dan prasarana yang ada sudah sesuai dengan standar atau tidak, contohnya sarana pasar yang secara SPM harus ada 1 (satu) per 30.000 penduduk. Analisis tata guna lahan berdasarkan RTRW Kabupaten Temanggung, dari analisis ini dapat diketahui kecamatan Parakan tergolong sebagai kawasan apa dan didalamnya terdapat guna lahan apa saja.
3.2.3.2 Tahap Pengenalan Masalah Dalam pengenalan masalah terdapat beberapa fase yakni pola referensi, hipotesa dinamik, batas model dan waktu simulasi. a) Pola referensi (reference mode) Pola referensi dihasilkan dari pola historis yang menggambarkan perilaku persoalan (problem behavior). Dalam tahap ini kita juga bisa mempelajari reference
111
mode
dari
model sistem
dynamics
yang
telah
ada
sebelumnya dan
mengembangkannya sesuai dengan tujuan pembuatan model. Pola referensi ini merupakan gambaran perubahan variable-variabel penting dan variable lain yang terkait. b) Hipotesa Dynamics Hipotesa dinamik ini merupakan proses iterasi (berulang) dari kombinasi hipotesa awal dari interaksi sistem sesuai yang sesuai dengan hasil yang kita dapat pada tahap reference mode. Hipotesa Dynamics juga mengandung perbandingan dengan bukti empiris dan reformulasi akan diperlukan untuk capai pada suatu hipotesa yang logis dan sahih sesuai data empiris. c) Batas Model Dinamika sebuah sistem dipengaruhi oleh sistem internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi dinamakan factor endogenous dan merupakan variable yang penting dalam menganalisa sistem. Sedangkan factor eksternal yang mempengaruhi sistem dinamakan factor exogenous. Karena itu penentuan batas model perlu ditentukan terlebih dahulu dengan jelas agar kita mudah mendefinisikan factor endogenous dan exogenous model. Batas model ini membantu kita untuk memisahkan proses-proses yang menyebabkan adanya kecenderungan internal yang diungkapkan dalam pola referensi dari proses-proses yang mempresentasikan pengaruh pengaruh eksogen, yaitu pengaruh yang berasal dari luar sistem. d) Waktu simulasi Setelah batas model ditetapkan bersamaaan dengan penetapan variable exogenous dan endogenousnya, pemodel harus menetapkan dengan cermat jangka waktu simulasi model. Jangka waktu simulasi sangat penting untuk mendapatkan dinamika perubahan yang dibawa oleh intersksi diantara faktor internal dan external model. Jika waktu simulasi tidak cermat, bisa saja interaksi dalam model.
3.2.4 Penyajian Analisis Data Kegiatan penyajian data bertujuan agar data yang diolah dapat tertata dengan baik sehingga mudah dipahami, penyajian data terbagi atas penyajian data kualitatif dan kuantitatif.
112
Penyajian data kualitatif terbagi atas : 1. Tabel, penyajian data menggunakan tabel dapat menunjukkan jumlah dari suatu variabel, contohnya jumlah penduduk, jumlah sarana dan jumlah PDRB. 2. Grafik,
penyajian
data
menggunakan
grafik
dapat
menunjukkan
perkembangan dan perbandingan dari suatu variabel dengan variabel lainnya, contohnya perkembangan jumlah PDRB kecamatan parakan dan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan pada tahun tertentu. 3. Peta dan gambar, penyajian data menggunakan peta dapat menunjukkan informasi mengenai suatu variabel dengan lebih informatif, contohnya peta tata guna lahan kecamatan Parakan yang menunjukkan peruntukan lahan apa saja yang ada di kecamatan Parakan tanpa memerlukan banyak deskripsi. Penyajian data dengan gambar dapat menunjukkan kondisi atau keadaan dari suatu obyek atau subyek tertentu, contohnya gambar kegiatan petani di kecamatan Parakan.
3.3
Preparat Untuk Kegiatan Lapangan Preparat yang dibutuhkan dalam kegiatan lapangan di Kecamatan Parakan adalah
sebagai berikut: 3.3.1 Check List Data Tabel check list data merupakan acuan untuk mengumpulkan data dan untuk mengkoordinir kegiatan yang aka dilakukan. Melalui tabel check list data ini diharapkan kelengkapan data terjamin dan tidak ada data yang kurang. Metode ini digunakan dengan cara menyusun data yang diperlukan dan alternatifnya, menyusun instansi yang akan dituju dan prosedur perolehan datanya. Adapun instansi yang dituju antara lain: Bappeda kabupaten Temanggung, BPS Kabupaten Temanggung, Dinas PU Kabupaten Temanggung, PLN Kabupaten Parakan, PDAM Kabupaten Parakan, Kelompok Tani di Kecamatan Parakan, Kantor Kecamatan Parakan serta Kantor Kelurahan/ Desa yang ada di Kecamatan Parakan.
113
3.3.2 Form Wawancara Form wawancara merupakan lembaran yang berisi panduan pertanyaanpertanyaan yang akan diajukan kepada masing-masing instansi, yang bertujuan supaya jalannya wawancara data terstruktur dan mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun instansi yang akan diberikan wawancara yakni kantor Kecamatan Parakan, kantor kelurahan atau kantor desa yang ada di Kecamatan Parakan, PDAM Kecamatan Parakan dan PLN kecamatan Parakan. Kriteria pemilihan responden adalah para pejabat daerah seperti Camat atau pegawai di Kantor Kecamatan, Lurah maupun Kepala Desa (terhadap 2 Kelurahan dan 14 Desa), pegawai di PDAM dan pegawai di PLN, Kelompok Tani serta petani tembakau dan petani padi yang ada di Kecamatan Parakan. Form wawancara telah terlampir di dalam proposal teknik.
3.3.3 Form Kuesioner Form kuesioner disebarkan kepada responden di setiap kelurahan yang dianggap mewakili masyarakat di wilayah studi. Responden tersebut di form kuisoner ini berisi mengenai identitas responden, petunjuk pengisian from kuisoner dan pertanyaan yang dapat menjawab kebutuhan data. Target yang menjadi dalam pencarian data menggunakan kuisoner adalah masyarakat yang berada di setiap Kecamatan di Kecamatan Jatipurno, Girimarto, dan Sidoharjo. Pemilihan responden dihitung berdasarkan rumus Slovin, dimana:
Keterangan : n N e²
: Jumlah Sampel : Jumlah Populasi : Tingkat Kepercayaan 90% (Îą= 0,1)
Jumlah populasi yang digunakan dalam perhitungan menggunakan rumus slovin diatas adalah seluruh penduduk yang ada di Kecamatan Parakan. Sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 83 jiwa jumlah responden didasarkan pada kriteria penduduk menurut mata pencaharian. Prosentase jumlah penduduk menurut mata pencaharian adalah 83,14 % dari jumlah seluruh penduduk atau 83 sampel. Dengan perincian penyebaran per desa atau kelurahan sebagai berikut:
114
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tabel III.1 Ketentuan Penyebaran Kuesioner di Kecamatan Parakan Jumlah Penduduk Jumlah Kelurahan / Desa Menurut Mata Penduduk Pencaharian Kelurahan Parakan Wetan 6.759 5696 Kelurahan Parakan Kauman 10.841 9110 Desa Campursalam 3.003 2453 Desa Wanutengah 2.654 2216 Desa Nglondong 1.795 1462 Desa Bagusan 1.378 1138 Desa Dangkel 2.407 1967 Desa Mandisari 4.253 3458 Desa Tegalroso 1.763 1513 Desa Traji 3.293 2775 Desa Watu Kumpul 2.368 1927 Desa Ringinanom 1.900 1565 Desa Depok Harjo 729 591 Desa Caturanom 2.083 1699 Desa Glapansari 3.117 2636 Desa Sunggingsari 2.355 1945 Total 50.698 42151
Jumlah Kuesioner 11 18 5 4 3 2 4 7 3 5 4 3 2 3 5 3 83
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 5A, 2014
Penentuan jumlah responden di setiap desa/kelurahan didasarkan pada kontribusi jumlah penduduk menurut mata pencaharian di setiap desa/kelurahan pada jumlah penduduk di Kecamatan Parakan. Kontribusi penduduk di setiap desa/kelurahan digunakan untuk menghitung jumlah kuisioner yang akan dibagikan pada kelurahan tersebut. Dalam form kuisioner juga dicantumkan tebel origin destination (Survei asal tujuan), tabel ini adalah suatu cara untuk mempelajari pola perjalanan masyarakat dengan mempelajari asal dan tujuan perjalanan yang dilakukan masyarakat. Data yang diambil adalah data perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada hari yang normal, seperti hari senin, selasa, rabu dan kamis dan hari libur. Adapun Informasi yang dikumpulkan : a) Jumlah perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga b) Asal- tujuan perjalanan setiap anggota keluarga c) Moda yang digunakan dalam setiap perjalanan d) Waktu perjalanan dilakukan e) Maksud perjalanan
115
3.3.5 Form Observasi Form observasi merupakan lembaran yang berisi daftar kegiatan lapangan yang akan diobservasi atau diamati. Hasil yang diharapkan dari form observasi ini supaya mempermudah pelaksanaan observasi sehingga lebih sistematik dan tidak terjadi kekurangan data.
3.3.6 Form Perekam Gambar Form perekam gambar merupakan lembaran berisi daftar objek yang akan difoto. Hasil yang diharapkan dari form perekam gambar ini adalah supaya lebih sistematik dan kelengkapan data terjamin. Form prekaman gambar telah terlampir di dalam proposal teknik.
3.3.7 Form Pemetaan Peta menjadi salah satu media untuk memberikan informasi mengenai lokasi yang ada di muka bumi. Dengan menggunakan form pemetaan sebagai panduan dalam pengumpulan data mengenai wilayah amatan, maka akan diperoleh data yang sistematik dan mencakup semua lokasi yang dibutuhkan. Form pemetaan yang digunakan terlampir dalam proposal teknik. Adapun jenis peta yang akan digunakan beserta kegunaannya adalah sebagai berikut:
116
Tabel III.2 Jenis Peta dan kegunaan No. 1.
Jenis Peta Peta Administrasi
2.
Peta Citra
3.
Peta Litologi
4.
Peta Klimatologi
5.
Peta Hidrogeologi
6.
Peta Kelerengan
7.
Peta Tata Guna Lahan
8.
Peta Persebaran Sarana dan Prasarana
9.
Peta Kependudukan
10
Peta tentang Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Peta tentang Kondisi Sosial dan Kultur Peta tentang Kegiatan Ekonomi
11. 12.
13.
Peta tentang Kebijakan Pemerintah
Kegunaan Mengetahui batas-batas di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui kenampakan geografis atau letak kawasan di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui persebaran jenis tanah di wilayah studi makro, meso maupun mikro.. Mengetahui iklim di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui tingkat akuifer/ air tanah di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui jenis kelerangan di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui peruntukan lahan di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui lokasi persebaran fasilitas umum maupun sosial meliputi peta persebaran sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan dan jasa, sarana peribadatan dan sarana transportasi di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui persebaran jumlah penduduk meliputi peta jumlah penduduk menurut pendidikan, menurut agama dan menurut pekerjaan serta peta kepadatan penduduk di wilayah studi makro, meso maupun mikro. Mengetahui persebaran Karang Taruna di Kabupaten Temanggung. Mengetahui persebaran keluarga sejahtera di Kabupaten Temanggung. Mengetahui peta pertumbuhan PDRB tahun 2010-2012 dan peta persebaran komuditas untuk sektor pertanian, perkebunan dan perikanan di Kabupaten Temanggung. Mengetahui sistem pusat pelayanan di Kabupaten Temanggung.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 5A Kecamatan Parakan, 2014
117
4.1
Jadwal Kegiatan Kerja Tabel IV.1 Jadwal Kegiatan Kerja Kegiatan
Maret I
II
III
IV
V
I
II
April III IV
V
I
II
Mei III
IV
I
II
Juni III IV
V
I
Penetapan wilayah studi makro, meso, mikro Mencari data sekunder (data awal)
Penyusunan proposal teknis kegiatan lapangan Manajemen kegiatan lapangan Presentasi proposal teknis
UAS (Ujian Akhir Semester
UAS (Ujian Akhir Semester
Minggu tenang
UTS (Ujian Tengah Semester)
Penyusunan instrumen kegiatan lapangan
V
Output Kegiatan
Setiap kelompok mengetahui wilayah studi
Libur Hari Raya Nyepi
Penyusunan substansi preskripsi, tabel kebutuhan data dan basis data
Juli III IV
Terbentuk kelompok dengan karakteristik pekerja, pemikir, pengamat dan perasa.
Pembentukan kelompok studio
Pembuatan peta dasar
II
Basis data awal dari data sekunder Peta dasar (administrasi, tgl, klimatologi, topografi, hidrogeologi) Substansi preskripsi, tabel kebutuhan data, basis data Form wawancara, skenario dokumentasi, form kuesioner, list instansi dan traffic counting Draft proposal teknis Prosedur kegiatan lapangan Proposal teknis dipresentasikan dan perbaikan proposal teknis
119
Kegiatan Perbaikan proposal teknis Kegiatan lapangan di Temanggung Gambaran wilayah pasca kegiatan lapangan, pengenalan dan penstrukturan masalah Basis data, kompilasi dan klasifikasi data serta penyusunan prioritas permasalahan Presentasi data dalam bentuk tabel, grafik, peta, diagram dan perumusan usulan solusi/ preskripsi Penstrukturan dan prioritas masalah Rekomendasi tindak lanjut, evaluasi Penyusunan dan persiapan draft laporan akhir Presentasi draft laporan akhir Presentasi dan pengumpulan laporan akhir Pembuatan poster kelompok
Maret I
II
III
IV
V
I
II
April III IV
V
I
II
Mei III
IV
I
II
Juni III IV
V
I
II
Juli III IV
V
Output Kegiatan Proposal teknis fix Data primer dan data sekunder hasil survei
Kumpulan data hasil survei
Basis data, peta wilayah studi
Perbaikan kondisi wilayah studi Gambaran dan struktur masalah Rekomendasi tindak lanjut Draft laporan akhir Presentasi draft laporan akhir dan perbaikan laporan akhir Produk laporan akhir (softcopy, hardcopy, poster) Poster kelompok
120
Maret
Kegiatan
I
II
III
IV
V
I
II
April III IV
V
I
II
Mei III
IV
I
II
Juni III IV
V
I
II
Juli III IV
Pembuatan web kelompok
Output Kegiatan Website kelompok Posting informasi dan kegiatan kelompok
Update web kelompok
4.2
V
Jadwal Kegiatan Lapangan
4.2.1 Plan A Tabel IV.2 Jadwal Kegiatan Lapangan Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
08.00-10.00
Perjalanan ke Parakan
Kampus
Full Team
10.30-11.00
Istirahat Merapikan rumah tinggal (basecamp) Sosialisasi dengan warga, sholat, makan Briefing sebelum ke lapangan
Basecamp
Full Team
Basecamp
Full Team
Basecamp
Full Team
Perlengkapan sholat
Mengenal lingkungan tempat tinggal
Basecamp
Full Team
Alat tulis, peta
Persiapan kegiatan lapangan
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom
Syarif, Mila
Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel
Taufiq, Tantri
Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam
Bagas, Dhillah
11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-13.30 Minggu, 27 April 2014
13.30-17.00
Observasi lapangan (dokumentasi)
Perangkat Motor, barang pribadi, barang kelompok Perlengkapan pribadi Perlengkapan bersihbersih
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor
Target Sampai Parakan dengan selamat Beristirahat pasca perjalanan Barang tertata rapi di basecamp
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan
121
Hari, Tanggal
Waktu
17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30 04.30-06.30
06.30-09.00
Kegiatan
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Membuat janji dengan kelompok masyarakat
Tempat
Pelaksana
Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong
Adyt, Lucky
Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
Nanda, Kukuh, Bellia, Bunga
Basecamp
Basecamp
Full Team Full Team (PJ: Bunga) Full Team
Basecamp
Full Team
Basecamp
Lokasi menyesuaikan kelompok
Senin, 28 April 2014
09.00-11.30
Survei dan wawancara instansi (Kantor desa/ kelurahan)
Perangkat
Target
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor Perlengkapan ISOMA
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan
Laptop, flashdisk Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan
Kelompok tani: Syarif, Tantri+Kukuh, Lucky
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Kelompok ternak: Bunga, Mila
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Pengusaha klaster: Bellia, Adit, Bagas, Dhillah
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Industri: Taufiq, Nanda
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom
Taufiq, Lucky
Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel
Mila, Bellia
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan Istirahat Hasil dokumentasi tiap desa terkumpul Istirahat Persiapan kegiatan lapangan Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
122
Hari, Tanggal
Waktu
11.30-12.30 12.30-17.00
Kegiatan
ISOMA
Wawancara dan kuesioner masyarakat I
17.30-19.00 19.00-21.00
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi
21.00-04.30 Selasa, 29 April 2014
04.30-07.00
Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Tempat
Pelaksana
Perangkat
Target
Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam
Kukuh, Tantri
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong
Bagas, Nanda
Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Basecamp/ Kondisional
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Taufiq, Lucky, Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia, Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Laptop, flashdisk
Pengumpulan data primer: traffic counting wawancara dan kuesioner
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom, Depokharjo, Ringinanom Desa Watukumpul, Dangkel, Tegalroso, Traji, Bagusan Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam, Mandisari Basecamp
Basecamp
Full Team Full Team (PJ TC: Kukuh, PJ Kuesioner: Mila, PJ Wawancara: Lucky) Full Team
Basecamp
Full Team
Basecamp
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Istirahat Persiapan kegiatan lapangan
123
Hari, Tanggal
Waktu
07.00-11.00
Kegiatan
Wawancara dan kuesioner kelompok masyarakat I
Tempat
Lokasi menyesuaikan kelompok
Pelaksana
Perangkat
Kelompok tani: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky
Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Kelompok ternak: Bunga, Mila Industri: Taufiq, Nanda Pengusaha klaster dan lainnya: Bellia, Adit, Bagas, Dhillah
11.oo-17.00
17.00-19.00
ISOMA
19.00-21.00
Pengumpulan data dan evaluasi Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
21.00-04.30 Rabu, 30 April 2014
Wawancara dan kuesioner masyarakat II
04.30-07.00
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom, Depokharjo, Ringinanom Desa Watukumpul, Dangkel, Tegalroso, Traji, Bagusan Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam, Mandisari Basecamp
Target Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner
Taufiq, Lucky, Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia, Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Data wawancara dan data kuesioner
Basecamp
Full Team
Basecamp
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan
Istirahat Persiapan kegiatan lapangan
124
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
Perangkat
Pertanian: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky
Basecamp
Pengusaha klaster dan lainnya: Bellia, Adit, Bagas, Dhillah Full Team
Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Basecamp
Full Team
Perlengkapan tidur
Perdagangan dan Jasa: Bagas, Bellia 07.00-12.00
Wawancara dan kuesioner sektor ekonomi I
Lokasi menyesuaikan sektor
Industri: Taufiq, Nanda Bangunan: Bunga, Syarif
12.00-13.00
13.00-17.00
17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30
ISOMA
Wawancara dan kuesioner kelompok masyarakat II
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Tidur
Basecamp/ Kondisional
Lokasi menyesuaikan kelompok
Angkutan dan lainnya: Adyt, Dhillah Full Team Kelompok tani: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky Kelompok ternak: Bunga, Mila Industri: Taufiq, Nanda
Target Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Data wawancara dan data kuesioner Istirahat
125
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
04.30-07.00
Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Basecamp
Full Team Pertanian: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky Perdagangan dan Jasa: Bagas, Bellia
Kamis, 30 April 2014
07.00-12.00
Wawancara dan kuesioner sektor ekonomi II
Lokasi menyesuaikan sektor
Industri: Taufiq, Nanda Bangunan: Bunga, Syarif
12.00-13.00
13.00-17.00
17.00-19.00
ISOMA
Wawancara dan kuesioner masyarakat III
ISOMA
Basecamp/ Kondisional Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom, Depokharjo, Ringinanom Desa Watukumpul, Dangkel, Tegalroso, Traji, Bagusan Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam, Mandisari Basecamp
Angkutan dan lainnya: Adyt, Dhillah Full Team
Perangkat Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA
Target Persiapan kegiatan lapangan Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Istirahat
Taufiq, Lucky, Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia, Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
126
Hari, Tanggal
Waktu 19.00-21.00 21.00-04.30 04.30-08.00
08.00-12.00
Jumat, 31 April 2014
12.00-12.30 13.00-15.00 15.00-17.00 17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30 04.30-06.30
Sabtu, 1 Mei 2014
06.30-12.00 12.00-12.30
Kegiatan Pengumpulan data dan evaluasi Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Wawancara instansi dan pencarian data sekunder
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Pengolahan data primer dan data sekunder ISOMA Pengolahan data primer dan data sekunder Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing Melengkapi data primer ISOMA
Tempat
Pelaksana
Perangkat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Basecamp
Full Team
Basecamp
Full Team
Dinas Pertanian Temanggung&Parakan PLN Temanggung&Parakan PDAM Temanggung&Parakan Telkom Temanggung&Parakan
Syarif, Mila, Bellia, Kukuh
BPS Temanggung
Nanda, Bunga
Basecamp/ Kondisional
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, surat izin, alat tulis, kamera Motor, surat izin, alat tulis, kamera Motor, surat izin, alat tulis, kamera Motor, surat izin, alat tulis, kamera Motor, surat izin, alat tulis, kamera Perlengkapan ISOMA
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Istirahat
Basecamp
Full Team
Kondisional
Kondisional
Basecamp/ Kondisional
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, surat izin, alat tulis, kamera Perlengkapan ISOMA
Tantri, Adyt Bagas, Lucky Taufiq, Dhillah
Target Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Persiapan kegiatan lapangan Data wawancara dan data sekunder Data wawancara dan data sekunder Data wawancara dan data sekunder Data wawancara dan data sekunder Data wawancara dan data sekunder Istirahat Data wawancara dan data kuesioner
Persiapan kegiatan lapangan Data primer Istirahat
127
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
Perangkat
Target
13.30-16.30
Pengolahan data primer dan data sekunder
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
16.30-17.30
Traffic counting III
Kukuh, Lucky
Motor, kamera, alat tulis
Data traffic counting III
17.30-19.00
ISOMA Pengolahan data primer dan data sekunder Tidur Persiapan pribadi, sarapan, packing Kembali ke Tembalang
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Istirahat
Basecamp
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan
Perjalanan
Full Team
19.00-21.00 21.00-04.30 Minggu, 2 Mei 2014
04.30-09.00 09.00-11.00
Jalan utama di Parakan Basecamp
Motor
Persiapan kembali ke lapangan Sampai Tembalang dengan selamat
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
4.2.2 Plan B Tabel IV.3 Jadwal Kegiatan Lapangan (Rencana 2) Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
08.00-10.00
Perjalanan ke Parakan
Kampus
Full Team
10.30-11.00
Istirahat Merapikan rumah tinggal (basecamp) Sosialisasi dengan warga, sholat, makan Briefing sebelum ke lapangan
Basecamp
Full Team
Motor, barang pribadi, barang kelompok Perlengkapan pribadi
Basecamp
Full Team
Perlengkapan bersih-bersih
Barang tertata rapi di basecamp
Basecamp
Full Team
Perlengkapan sholat
Mengenal lingkungan tempat tinggal
Basecamp
Full Team
Alat tulis, peta
Persiapan kegiatan lapangan
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom
Syarif, Mila
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan
11.00-12.00 Minggu, 27 April 2014
12.00-13.00 13.00-13.30 13.30-17.00
Observasi lapangan (dokumentasi)
Perangkat
Target Sampai Parakan dengan selamat Beristirahat pasca perjalanan
128
Hari, Tanggal
Waktu
17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30 04.30-06.30
Senin, 28 April 2014
06.30-09.00
Kegiatan
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Membuat janji dengan kelompok masyarakat
Tempat Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong Desa Tegalroso, Bagusan, Traji Basecamp
Pelaksana
Perangkat
Target
Taufiq, Tantri
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan
Bagas, Dhillah
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan
Adyt, Lucky
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan
Peta, skenario dokumentasi, kamera, motor Perlengkapan ISOMA
Dokumentasi karakteristik tiap desa/ kelurahan Istirahat Hasil dokumentasi tiap desa terkumpul Istirahat
Basecamp
Nanda, Kukuh, Bellia, Bunga Full Team Full Team (PJ: Bunga) Full Team
Basecamp
Full Team
Lokasi menyesuaikan kelompok
Kelompok tani: Syarif, Tantri+Kukuh, Lucky Kelompok ternak: Bunga, Mila Pengusaha klaster: Bellia, Adit, Bagas, Dhillah
Basecamp
Laptop, flashdisk Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan
Persiapan kegiatan lapangan
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei
129
Hari, Tanggal
Waktu
09.00-11.30
Kegiatan
Survei dan wawancara instansi (Kantor desa/ kelurahan)
Tempat
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
11.30-12.30
12.30-17.00
ISOMA
Wawancara dan kuesioner masyarakat I
Basecamp/ Kondisional Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa
Pelaksana
Perangkat
Target
Industri: Taufiq, Nanda
Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Membuat janji dengan kelompok yang bersangkutan untuk melakukan survei
Taufiq, Lucky
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Mila, Bellia
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Kukuh, Tantri
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Bagas, Nanda
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Motor, peta, surat izin, form wawancara, alat tulis, kamera
Wawancara dan monografi tiap desa/ kelurahan
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Taufiq, Lucky
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
130
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong
Selasa, 29 April 2014
Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Basecamp
Full Team Full Team (PJ TC: Kukuh, PJ Kuesioner: Mila, PJ Wawancara: Lucky) Full Team
Basecamp
Full Team
Basecamp
19.00-21.00
Pengumpulan data dan evaluasi
Basecamp
04.30-07.00
Target
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
ISOMA
Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Perangkat
Desa Tegalroso, Bagusan, Traji 17.00-19.00
21.00-04.30
Pelaksana
Pertanian: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky Perdagangan dan Jasa: Bagas, Bellia 07.00-12.00
Wawancara dan kuesioner sektor ekonomi I
Lokasi menyesuaikan sector
Industri: Taufiq, Nanda Bangunan: Bunga, Syarif Angkutan dan lainnya: Adyt, Dhillah
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA
Laptop, flashdisk
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Pengumpulan data primer: traffic counting wawancara dan kuesioner Istirahat Persiapan kegiatan lapangan Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner
131
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
12.00-13.00
ISOMA
12.30-17.00
17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30 04.30-07.00 Rabu, 30 April 2014
07.00-12.00
Wawancara dan kuesioner masyarakat II
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing Wawancara dan kuesioner sektor ekonomi II
Tempat Basecamp/ Kondisional Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong
Pelaksana
Perangkat
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Taufiq, Lucky
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Basecamp
Full Team
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Basecamp
Full Team
Basecamp
Full Team
Lokasi menyesuaikan sektor
Pertanian: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky Perdagangan dan Jasa: Bagas, Bellia
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Target Istirahat
Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Persiapan kegiatan lapangan Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner
132
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
Angkutan dan lainnya: Adyt, Dhillah Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Taufiq, Lucky
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Bangunan: Bunga, Syarif
12.30-17.00
17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30
ISOMA
Wawancara dan kuesioner masyarakat III
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Tidur
Basecamp/ Kondisional Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong
Target
Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Industri: Taufiq, Nanda
12.00-13.00
Perangkat
Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Basecamp
Full Team
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Basecamp
Full Team
Perlengkapan tidur
Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Data wawancara dan data kuesioner Istirahat
133
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
04.30-08.00
Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Basecamp
Full Team
Kamis, 30 April 2014
08.00-12.00
Wawancara dan kuesioner masyarakat IV
Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
12.00-13.00
12.30-17.00
ISOMA
Wawancara dan kuesioner masyarakat V
Basecamp/ Kondisional Desa Glapansari, Sunggingsari, Caturanom Desa Depokharjo, Ringinanom, Dangkel Kel. Parakan Kauman, Parakan Wetan, Desa
Taufiq, Lucky
Perangkat Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Target Persiapan kegiatan lapangan Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Taufiq, Lucky
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Mila, Bellia
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Kukuh, Tantri
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
134
Hari, Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat Wanutengah, Campursalam Desa Watukumpul, Mandisari, Nglondong
17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30 Jumat, 31 April 2014
04.30-08.00
07.00-11.30
ISOMA Pengumpulan data dan evaluasi Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Wawancara dan kuesioner kelompok masyarakat I
Pelaksana
Perangkat
Target
Bagas, Nanda
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
Desa Tegalroso, Bagusan, Traji
Adyt, Dhillah, Bunga, Syarif
Basecamp
Full Team
Motor, peta, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Perlengkapan ISOMA
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Basecamp
Full Team
Basecamp
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Lokasi menyesuaikan kelompok
Kelompok tani: Syarif, Tantri, Kukuh, Lucky Kelompok ternak: Bunga, Mila Industri: Taufiq, Nanda
Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Data wawancara dan data kuesioner Istirahat Persiapan kegiatan lapangan Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner Data wawancara dan data kuesioner
Pengusaha klaster dan lainnya: Bellia, Adit, Bagas, Dhillah
Motor, kamera, alat tulis, form wawancara, form kuesioner
Data wawancara dan data kuesioner
11.30-13.00
ISOMA
Basecamp/ Kondisional
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
13.00-15.00
Pengumpulan data dan evaluasi
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Data wawancara dan data kuesioner
135
Hari, Tanggal
Waktu 15.00-17.00 17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30 04.30-06.30
Sabtu, 1 Mei 2014
Pengolahan data primer dan data sekunder ISOMA Pengolahan data primer dan data sekunder Tidur Persiapan pribadi, sarapan, briefing
Tempat
Pelaksana
Perangkat
Target
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Istirahat
Basecamp
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor, surat izin, alat tulis, kamera
Persiapan kegiatan lapangan
06.30-12.00
Melengkapi data primer
Kondisional
Kondisional
12.00-13.00
ISOMA
Basecamp/ Kondisional
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Perlengkapan ISOMA
Istirahat
Basecamp
Full Team
Laptop, flashdisk
Job description laporan akhir
Basecamp
Full Team
Istirahat
Basecamp
Full Team
Perjalanan
Full Team
Perlengkapan tidur Perlengkapan pribadi, alat makan Motor
13.00-17.00 17.00-19.00 19.00-21.00 21.00-04.30
Minggu, 2 Mei 2014
Kegiatan
04.30-09.00 09.00-11.00
Pengolahan data primer dan data sekunder ISOMA Pengolahan data primer dan data sekunder Tidur Persiapan pribadi, sarapan, packing Kembali ke Tembalang
Data primer
Persiapan kembali ke lapangan Sampai Tembalang dengan selamat
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
4.3
Alokasi/Mobilisasi Personil
4.3.1 Proposal Teknis
BAB BAB I PENDAHULUAN
Tabel IV.4 Pembagian Tugas Proposal Teknis OUTLINE PENANGGUNG JAWAB Latar belakang
M. Pradytio N.
NIM 21040112130105
136
BAB
BAB II PROFIL WILAYAH
BAB III RANCANGAN KEGIATAN
BAB IV RENCANA KERJA
OUTLINE
PENANGGUNG JAWAB
NIM
Tujuan dan Sasaran
Dwitantri R.L
21040112130071
Ruang Lingkup
Fernanda Fitriani
21040112130055
Kerangka Pikir
Dwitantri R.L
21040112130071
Sistematika Penulisan
Bagas Atmawan
21040112130079
Konstelasi Wilayah Kab. Temanggung dan Kec. Parakan
M. Pradytio N.
21040112130105
Kondisi Geografis Kab. Temanggung dan Kec. Parakan
M. Pradytio N.
21040112130105
Aspek fisik Kab. Temanggung dan Kec. Parakan
Bagas Atmawan
21040112130079
Aspek no-fisik Kab. Temanggung dan Kec. Parakan
Bunga Kasih A.
21040112140113
Mila Wijayanti
21040112140129
Sarana dan Prasarana Kab. Temanggung dan Kec. Parakan
Bellia Putri Sari
21040112140131
M. Taufiq Nashrullah
21040112130027
Potensi dan Masalah Kab. Temanggung dan Kec. Parakan
Syarif Hidayatullah
21040112130085
Lucky Mutiara P. R
21040112140021
Kebutuhan Data
Fadhillah Azhar
21040112120001
Metode dan teknik yang digunakan
Syarif Hidayatullah
21040112130085
Preparat untuk kegiatan lapangan
Lucky Mutiara P. R
21040112140021
Jadwal kegiatan kerja
Fernanda Fitriani
21040112130055
Jadwal kegiatan lapangan
Bagas Atmawan
21040112130079
Alokasi dan mobilisasi personil
M. Taufiq Nashrullah
21040112130027
Organisasi Kerja
Mila Wijayanti
21040112140129
Rencana anggaran dana
Bellia Putri Sari
21040112140131
137
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
138
4.3.2 Survei Lapangan Dalam survei lapangan, anggota kelompok dibagi menjadi dua tim. Pertama adalah tim survei yang bertugas melakukan wawancara, membagi kuesioner dan melakukan survei instansi. Sedangkan tim observasi merupakan tim yang bertugas melakukan observasi langsung dan mengambil gambar dari kondisi wilayah. Sedangkan pembagian tugas dalam survei lapangan adalah sebagai berikut: Tabel IV.5 Pembagian Tugas Dalam Survei Lapangan TIM SURVEI TIM OBSERVASI 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Lucky Mutiara P. R Kukuh Dwi Indarto Mila Wijayanti Fernanda Fitriani Bagas Atmawan M. Pradytio
1. 2. 3. 4. 5. 6.
M. Taufiq Nashrullah Syarif Hidayatullah Bellia Putri Sari Dwitantri R.L Fadhillah Azhar Bunga Kasih Agyaputeri
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
4.4
Organisasi Kerja
4.4.1 Manajemen Kelompok Dalam rencana kegiatan lapangan mobilasi personil dibutuhkan agar tiap kegiatan lapangan dapat terorganisir dengan pembagian kerja tiap personil yang dituntut untuk memenuhi output yang diharapkan. Pembagian kerja pada kelompok 5 Kecamatan Parakan diantaranya sebagai berikut: Tabel IV.6 Manajemen Kelompok Ketua Wakil
Fernanda Fitriani
21040112130055 21040112130105
Sekretaris
M Pradityo Dwitantri Rezkiandini
Bendahara
Bellia Putri Sari
21040112140131
Sie Konsumsi Sie Perlengkapan
Bunga Kasih
21040112140113
Syarif Hidayatullah
21040112130085
Sie P3K
Fernanda Fitriani
21040112130055
Bagas Atmawan
21040112130079
Kukuh Dwi
21040110120017
Sie Perizinan
Mila Wijayanti
21040112140129
Sie Acara
Lucky Mutiara
21040112140021
Sie Keamanan
21040112130071
Sie Dokumentasi M Taufiq Nashrulloh
21040112130027
Sie Kebersihan
21040112120001
Fadhillah Azhar
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
139
Tabel IV.7 Pembagian Tugas Anggota Kelompok I Koordinator Proposal Teknis BAB I Pendahuluan BAB II Kajian Teori BAB III Potret Wilayah BAB IV Rencana Kerja BAB V Rancangan Kerja II Koordinator Perizinan Perizinan Penginapan Perizinan Instansi III Koordinator Pelaksanaan Survey Survey Lapangan Foto Obyek Kuesioner Wawancara Jalur Pemetaan Survey Instansi BAPPEDA Kantor Kabupaten Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan BPS Dinas Pekerjaan Umum Dinas Perhubungan Dinas Pariwisata IV Koordinator Laporan Akhir V Koordinator Perlengkapan Perlengkapan Konsumsi Perlengkapan Preparat VI Koordinator Banner VII Koordinator Web
M Pradityo Fadhillah Azhar Dwitantri Rezkiandini Lucky Mutiara M Taufiq Nashrulloh Mila Wijayanti Fadhillah Azhar Syarif Hidayatullah Bunga Kasih Bellia Putri Sari Fernanda Fitriani M Pradityo Bagas Atmawan Kukuh Dwi Mila Wijayanti Bellia Putri Sari Syarif Hidayatullah Bagas Atmawan Lucky Mutiara Fadhillah Azhar M Pradityo Bagas Atmawan Fernanda Fitriani Syarif Hidayatullah Dwitantri Rezkiandini Mila Wijayanti Bellia Putri Sari Bunga Kasih M Pradityo M Taufiq Nashrulloh M Pradityo Lucky Mutiara Syarif Hidayatullah Bunga Kasih Fadhillah Azhar M Taufiq Nashrulloh Dwitantri Rezkiandini
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
140
4.4.2 Kode Etik Kelompok Kode etik diperlukan dalam setiap pembuatan kegiatan kelompok. Setiap anggota kelompok 5A studio proses perencanaan wajib mematuhi kode etik yang telah dibuat. kode etik ini bertujuan untuk mempermudah koordinasi dalam menjalankan kegiatan studio proses perencanaan. 4.4.2.1 Jadwal Pertemuan Kelompok Pertemuan kelompok rutin dilaksanakan setiap tiga kali dalam seminggu, yaitu setiap hari minggu, senin dan rabu dengan waktu dan tempat yang disesuaikan. Jika waktu pertemuan rutin kelompok yang dilakukan dirasa masih kurang atau belum bisa mencapai target secara maksimalkan frekuensi pertemuan kelompok dapat ditambah sesuai dengan kesepakatan kelompok. Pertemuan kelompok dilaksanakan dengan tujuan : a. Diskusi tentang materi perkuliahan untuk dapat di interpretasikan ke dalam proses mingguan. b. Untuk mencapai target-target yang telah ditentukan c. Untuk pembagian tugas dalam pengerjaan target mingguan, proposal teknis, dan laporan akhir. Untuk didiskusikan kembali pada pertemuan kelompok berikutnya. d. Untuk mengenal dan memahami karakteristik masing – masing anggota kelompok sehingga meningkatkan rasa toleransi dan kebersamaam serta kerjasama yang diperlukan dalam proses pelaksanaan seluruh kegiatan studio proses perencanaan. 4.4.2.2 Peraturan Kelompok Kelompok 5A Studio Proses perencanaan ini memiliki peraturan yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok. Peraturan kelompok adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok wajib menghadiri setiap pertemuan kelompok yang telah dijadwalkan. Jika ada anggota kelompok yang berhalangan hadir, wajib memberikan keterangan yang jelas kepada ketua kelompok. b. Toleransi keterlambatan maksimal 15 menit terhitung dari waktu yang telah ditentukan. c. Jika masih ada anggota kelompok yang terlambat melebihi waktu toleransi yang telah ditentukan,tanpa keterangan yang jelas, maka dikenakan denda sebesar Rp.1000/10 menit berlaku kelipatannya. d. Setiap anggota kelompok wajib hadir dalam kegiatan survey lapangan dan melaksanakan tugasnya masing – masing, sesuai dengan alokasi atau mobilisasi personil yang telah ditentukan. e. Permintaan izin, keluhan, saran, dan sebagainya harus dibicarakan ke semua anggota. f. Setiap anggota kelompok diwajibkan hadir untuk pembahasan kompilasi data dan survey di laporan. Untuk izin atau tidak hadir diharapkan memberi alasan yang jelas serta buat jenis evaluasi masalah pada hal tersebut. 141
g. Setiap anggota kelompok 5 wajib untuk membayar iuran rutin sebesar Rp. 15.000 per minggu ke bendahara kelompok dan bendahara kelompok wajib untuk mengingatkan kepada setiap anggota kelompok. h. Setiap anggota kelompok wajib untuk menyelesaikan tugas – tugasnya sesuai dengan pembagian tugas dan waktu yang telah di tentukan dan dikirimkan ke e-mail kelompok. i. Setiap anggota kelompok harus dapat menjaga perkataan, perlakuan, dan kenyamanan bagisiapapunketikamelakukankegiatan studio proses perencanaan. j. Setiap anggota kelompok diusahakan agar fokus dan konsen dalam pengerjaan tugas. 4.4.3 Standar Kerja Dalam proses penyusunan tugas anggota kelompok wajib bekerja secara efektif, efisien dan mau bekerjasama antar anggota kelompok lainnya dalam pengerjaan tugas studio proses perencanaan, berikut adalah standar kerja: a. Jumlah laptop yang tersedia harus sesuai kebutuhan atau lebih setiap pertemuan kelompok yang telah dijadwalkan. b. Setiap anggota kelompok wajib mengisi cek list kebutuhan data setelah survei primer dan sekunder sebelum dan sesudah melakukan survey. c. Pada kegiatan survey dan observasi lapangan diwajibkan memeriksa dan membawa alat– alat yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan survei dan observasi lapangan. d. Setiap anggota kelompok dalam kegiatan survei lapangan wajib kembali ke rumah penginapan sebelum jam 10 malam dan tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa seijin anggota kelompok yang lain. e. Penanggung jawab pengumpulan data instansi wajib memberikan data yang informatif dan selengkap–lengkapnya.
4.5
Rencana Anggaran Dana Rencana anggaran dana merupakan rincian penggunaan uang yang digunakan selama
kegiatan studio proses perencanaan berlangsung hiingga akhir semester 4. Berikut rencana anggaran dana kelompok lima: Tabel IV.8 Rencana Anggaran Pemasukan
142
Pemasukan
Biaya
Pemasukan dari Jurusan
1500000
Iuran Kelompok Pra survei @ 145.000
1740000
Jumlah
3240000
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
Tabel IV.9 Rencana Anggaran Pengeluaran Pengeluaran Konsumsi 12 orang @ Rp. 30.000 x 5 hari
Biaya 1800000
Transportasi 6 Motor @ Rp. 20.000 x 5 hari
600000
Penginapan 5 hari
650000
Laporan Proposal Teknis dan Kelengkapannya
60000
Laporan Akhir dan Kelengkapannya
120000
Kegiatan Lapangan Instrumen Perencanaan (Form wawancara, kuisioner, dll)
10000
Lain-lain Jumlah
3240000
Sumber: Hasil Diskusi Kelompok 5A, 2014
143
Daftar Pustaka Badan Standarisasi Nasional. Tanpa Angka Tahun. “SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan” dalam http://sisni.bsn.go.id/ . Diunduh pada 9 April 2014. Bamburncing. 2008. “Parade Kesenian Tradisional Islam ke-13” dalam Bamburuncing The Spirit of Prarakan. http://bamburuncing.wordpress.com/2008/01/10/parade-keseniantradisional-islam-ke-13-2/. Diunduh Minggu, 20 April 2014. BPS Kabupaten Temanggung. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Temanggung Tahun 2012. Temanggung: BPS Kabupaten Temanggung. BPS Kabupaten Temanggung. 2013. Statistik Daerah Kabupaten Temanggung 2013. Temanggung: BPS Kabupaten Temanggung. BPS Kabupaten Temanggung. 2013. Temanggung dalam Angka 2013. Temanggung: BPS Kabupaten Temanggung. Dishubkominfo Kabupaten Temanggung. 2013. “Trayek Angkutan” dalam http://dinhubkominfo.blogspot.com/2013/07/trayek-angkutan.html . Diakses pada 13 April 2014. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Tanpa Angka Tahun. “Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan” dalam http://www.dephub.go.id/ . Diunduh pada 16 April 2014. National Geographic. 2012. “Sang Grader” dalam National Geographic Indonesia. http://nationalgeographic.co.id/foto-lepas/2012/11/sang-grader. Diunduh Minggu, 20 April 2014. Pemerintah Kabupaten Temanggung. Tanpa Angka Tahun. “Fasilitas Umum” dalam http://www.temanggungkab.go.id/fu.php?mnid=515 . Diakses pada 18 April 2014 Rimanews. 2013. “2013, Lahan Tanam Tembakau di Temanggung Diprediksi Capai 13.000 Hektar” dalam Rimanews Bersuara dengan Hati. http://www.rimanews.com/read/20130304/93962/2013-lahan-tanam-tembakau-ditemanggung-diprediksi-capai-13000-hektar. Diunduh Minggu, 20 April 2014. Sigit, Agus. 2013. “Ratusan Ton Tembakau Impor Banjiri Temanggung” dalam Kedaulatan Rakyat Online. http://krjogja.com/read/184948/ratusan-ton-tembakau-impor-banjiritemanggung.kr. Diunduh Minggu, 20 April 2014. Slideshare. Tanpa Angka Tahun. “UPTD Terminal” dalam http://www.slideshare.net/kholilur/terminal-12230142 . Diakses pada 11 April 2014. Zacky, Ahmad. 2011. “Ketika Dewi Sri Singgah di Ladang Tembakau” dalam Detik Travel. http://travel.detik.com/read/2011/11/21/100700/1771569/1025/2/ketika-dewi-sri-singgahdi-ladang-tembakau#menu_stop. Diunduh Minggu, 20 April 2014.