Daftar Isi
Salam Redaksi Editorial
Ramadhan Tahun Ini Mari Lebih Empati, Peduli dan Sinergi
Doa
Doa Menghadapi Musibah
Kajian Tematik Ramadhan Rahasia Keluarga Sakinah
2 3 8 9
Mutiara Hadits
18
Bedah Masalah
24
Shaum & Menjaga Hak Orang Lain Mudik Haram?
Panduan Ibadah Ramadhan Panduan Ibadah Ramadhan Ditengah Covid-19 Mewabah
33
Fikih Ramadhan
Zakat Fitrah Mesti Sesudah Subuh, Mengapa?
38
Parenting Ramadhan Tips Mengajarkan Al-Quran Sejak Dini
56
Curhat Anisa
Menunda-Nunda Qadha Shaum Ramadhan Dan Apa Boleh Baca Al-Qur’an Kalau Sedang Haidh?
60
Tips Anisa Jalani Kehamilan Yang Sehat Di Bulan Istimewa
Menu Ramadhan Aneka Olahan Kurma
Karikatur Tips Keuangan Tips Mengatur Keuangan Ramadhan dan Idul Fitri
60 72 80 81
Opini Saatnya Membawa Ramadhan Sepanjang Tahun
Renungan Idul Fitri Idul Fitri Ditengah Pandemi
86 93
Tips Sehat Makan Banyak, Sebaiknya Saat Buka atau Sahur?
53
Diterbitkan Oleh PT Berkah Khazanah Intelektual Penanggung Jawab Redaksi: Iman Djojonegoro., Staff Redaksi : Andri Helmansyah, Azis Erdiyana, Yogi Muhammad, Finance: Deyka, Novi, Distribusi Konten, Marketing & Promosi : Ane Yulianti, Nefi, Demanto, Berry, Herman, Jajang, Editor dan Penyunting Bahasa:Tim Redaksi Percikan Iman Online. Kontributor Tulisan: Dr.Aam Amiruddin,M.Si , Dr.Saiful Islam Mubarok, Bambang Pranggono, Sasa Esa Agustiana, Tate Qomaruddin., Prof.Dr.Hanny Ronosulistyo, Muhammad Isman. Alamat Kantor :Jl. Srimahi I No.1 Bandung 40265 Telp./Fax. (022) 42822007, Hotline Redaksi: 0877 3888 3558 Layanan Marketing: 08112202496. Website: www.percikaniman.id E-mail: redaksi.percikaniman@gmail.com, Sosial Media: instagram @percikaniman_id, Facebook: Percikan Iman Online, Youtube: Media Percikan Iman
Salam Redaksi
A
lhamdulillahMaPI atau Majalah Percikan Iman hadir kembali. Sebagaimana kita ketahui Majalah Percikan Iman (MaPI) edisi cetak terbit pertama kali pada medio 2000 hingga 2015. Namun edisi special Ramadhan ini tidak terbit dalam bentuk cetak melainkan dalam bentuk digital. Te r b i t n y a M a P I e d i s i s p e c i a l Ramadhan dalam bentuk digital ini tentu dimaksudkan untuk mengobati
kerinduan bagi ribuan pembaca setia kami, juga untuk melengkapi khazanah Ramadhan tentang keutamaan, panduan ibadah, fikih, hingga tips seputar Ramadhan. kami, juga untuk melengkapi khazanah Ramadhan tentang keutamaan, panduan ibadah, fikih, hingga tips seputar Ramadhan. MaPI edisi special Ramadhan ini merupakan kumpulan materi edisi Ramadhan beberapa tahun yang lalu namun tetap update dan fresh untuk kondisi saat ini. Dimana dalam MaPI edisi special Ramadhan bentuk digital ini pembaca tetap bisa menikmati tulisan dari Dr. Aam Amiruddin, M.Si ( Ustadz Aam), Dr.KH. Saiful Islam Mubarak, Lc., M.Ag., Ustadz Tate Qomaruddin, Lc, dr.Hanny Ronosulistyo, Sp.OG.MM, Teh Sasa Esa Agustiana, Kang Isman dan narasumber lainnya yang sangat kompeten serta menarik tulisannya. Akhirnya, tidak ada kata yang tersisa selain ucapan selamat menjalankan ibadah Ramadhan. Semoga hadirnya MaPI edisi special Ramadhan digital ini menambahkan wawasan dan bacaan yang bermanfaat ditengah situasi pandemi Covid-19 ini. Semoga Ramadhan tahun ini dapat mengupgrade kadar keimanan kita sehingga kita menjelma menjadi pribadi yang lebih soleh dan takwa dari tahun sebelumnya. Amin. [ ]
2
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
editorial
Ramadhan Tahun Ini Mari Lebih Empati, Peduli dan Sinergi
Ramadhan ditengah pandemi. Inilah yang dirasakan Umat Islam diseluruh penjuru dunia termasuk kaum muslimin di Indonesia yakni menghadapi pandemi Covid-19. Sejak pertama kali kasus ini ditemukan pada akhir 2019 lalu hingga, Kamis (16/4/2020, saat majalah MaPI Ramadhan terbit), dengan melansir data Worldometers.com, tercatat 2.075.528 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan rincian meninggal dunia mencapai angka 134.286 orang, dan sebanyak 509.557 orang sembuh diseluruh dunia. Sementara di Indonesia sendiri dikutip dari covid19.go.id sedikitnya ada 5,433 orang positif Covid-19, dengan jumlah rincian 4,221 orang dirawat, 469 orang meninggal dan sebanyak 446 orang dinyatakan sembuh. Data ini tentu saja menimbulkan duka yang mendalam dan keprihatin bersama. Dunia berduka dan kaum muslimin ada didalamnya bagian dari duka tersebut. Beragam orang bersikap dalam menghadapi situasi seperti ini, setidaknya jika dikelompokan akan ada kategori atau sikap ditunjukkan orang.
3
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Ramadhan ditengah pandemi. Inilah yang dirasakan Umat Islam diseluruh penjuru dunia termasuk kaum muslimin di Indonesia yakni menghadapi pandemi Covid-19. Sejak pertama kali kasus ini ditemukan pada akhir 2019 lalu hingga, Kamis (16/4/2020, saat majalah MaPI Ramadhan terbit), dengan melansir data World ometers.com, tercatat 2.075.528 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan rincian meninggal dunia mencapai angka 134.286 orang, dan sebanyak 509.557 orang sembuh diseluruh dunia. Sementara di Indonesia sendiri dikutip dari covid19.go.id sedikitnya ada 5,433 orang positif Covid-19, dengan jumlah rincian 4,221 orang dirawat, 469 orang meninggal dan sebanyak 446 orang dinyatakan sembuh.
ini, setidaknya jika dikelompokan akan ada kategori atau sikap ditunjukkan orang. Pertama, sikap takut dan panik. Pada awalnya sebagian besar mengalami sikap ini. Bisa dimaklumi, sebab ini adalah kejadian pertama dalam sepanjang hidup menghadapi pandemi. Meski sebelumnya sudah banyak virus yang menyerang manusia dalam skala besar yang dihadapi manusia diabad modern ini, misalnya virus SARS, virus MERS, flu burung dan sebagainya.
Namun untuk kasus penyebaran virus Corona atau Corona Virus Disease (Covid-19) ini sangat berbeda dengan kasus virus sebelumnya khusus terkait kecepatan penyebarannya dimana sejak pertama kali ditemuka kasusnya akhir Desember 2019 di Data ini tentu saja menimbulkan Wuhan China kenyataanya hingga duka yang mendalam dan April 2020 sudah menyebar keprihatin bersama. Dunia ber disebagian besar belahan dunia. duka dan kaum muslimin ada Bisa dimaklumi jika orang ber didalamnya bagian dari duka tersebut. Beragam orang bersikap sikap takut dan panik sebab ini bisa menular dalam menghadapi situasi seperti Covid-19
4
Majalah Majalah Percikan Percikan Iman Iman edisi edisi Ramadhan Ramadhan
menjangkiti siapa saja dari orang sehat hingga orang sakit, dari pejabat hingga rakyat, dari orang kaya hingga orang miskin, tidak kenal ras, agama dan tidak ada daerah yang dinyatakan bebas atau aman dari virus ini.
berada di fase panik dan ketakutan sebagian mulai paham dan mengerti, apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Tidak ada orang, masyarakat bahkan setingkat Negara pun yang mempunyai pengalaman dalam menangi kasus Covid-19 ini termasuk Negara-negara maju dengan peralatan medis atau kesehatannya yang canggih sekali pun. Semua orang belajar, semua masyarakat belajar dan semua Negara juga belajar. Sebab hingga saat ini belum ada vaksin mujarab, belum ada metode baku yang mampu menghilangkan Covid-19 ini. Semua sedang belajar.
Sikap takut berlebihan dan panik inilah yang kemudian memunculkan sikap yang tidak wajar dan tidak normal. Ada yang memborong bahan makanan, menimbun bahan makanan, alat kesehatan dan tindakan tidak terpuji lainnya. Termasuk membuat dan menyebarkan berita atau informasi yang isinya menimbulkan ketakukan yang membacanya. Padahal informasi Ketiga, sikap bertumbuh. tersebut bisa jadi hoax. Setelah belajar untuk paham Kedua, sikap pembelajar. Setelah dan mengerti tentang apa yang pandemi ini berjalan beberapa sedang terjadi dan apa yang harus minggu hingga bulan mulai dilakukan maka sebagian orang bertebaran informasi tentang mulai tumbuh kesadaran bahwa Covid-19 ini, mulai dari asal ini adalah musibah bersama yang usulnya, sejarahnya, penyebabnya, tidak bisa diselesaikan sendiri cara menanganinya, cara meng bahkan setingkat Negara. Untuk hindarinya, gejalanya dan sebagai itu diperlukan rasa empati, peduli nya yang intinya informasi positif dan bersinergi untuk mengatasi pandemi ini. dan membangun rasa optimis. Dari sinilah kemudian timbul Pada fase ini banyak orang khususnya yang sebelumnya semangat untuk peduli dan
5
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
berbagi serta bersinergi dengan berbagai kalangan, komunitas, ormas, swasta dan pemerintah. Gerakan peduli dan berbagi sebagai bagian dari ikhtiar untuk mengatasi dan memutus mata rantai virus ini mulai ditularkan. Sikap bertumbuh ini kemudian melahirkan gerakan berbagi nasi bungkus, masker, APD, sembako dan berbagai aksi mulia lainnya. Sikap ini juga telah melahirkan ragam aksi edukasi dan kepedulian sosial lainnya. Intinya selain mengharap pertolongan Illahi yang bisa dilakukan secara individu melalui doa maka sebagai ikhtiar sikap peduli dan gerakan berbagi ini menjadi salah satu kunci keluar dari pandemi. Lalu bagaimana sikap kita? Sikap terbaik orang beriman adalah ikhlas menerima keadaan ini sebagai bagian dari takdir serta berbaik sangka (husnudzon) kepada Allah SWT. Tiadalah Allah SWT berikan atau hadirkan sesuatu kepada yang beriman melainkan ada kebaikan didalamnya, yang bisa jadi sesuatu itu tidak kita sukai (QS. Al Baqarah: 216). Tidak perlu panik, sebab kepanikan hanya melahirkan sikap
6
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
yang tidak rasional dan diluar nalar. Tidak perlu takut yang berlebihan, takut sakit hingga takut mati. Sebab kita yakini bahwa semua akan mati, siap tidak siap, suka tidak suka, sehat atau sakit bisa jadi asbab hadirnya malaikat maut. Namun tetap hati-hati, waspada dan menjaga kesehatan sesuai protocol yang telah ditetapkan pemerintah dan para ahli sebagai ikhtiar. Dalam situasi munculnya wabah termasuk pandemic Covid-19 ini harus menjadikan kita lebih ber takwa dan men dekat kan diri kepada Allah dengan melakukan doa, ibadah, dzikir dan tuntunan amal shalih lainnya yang telah dicontohkan Rasulullah Saw. Jadikan saat tersebarnya wabah ini sebagai momen untuk introspeksi diri (muhasabah) mengingat dosa dan kesalahan yang sudah kita perbuat lalu bertobat dan memohon ampun kepada Allah Swt. … Sesungguhnya, Allah menyukai orang yang tobat dan menyucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222) Selanjutnya masuk kepada fase atau kelompok orang yang bertumbuh dengan me
nunjukkan sikap empati, peduli dan bersinergi dengan se sama manusia khususnya kaum muslimin yang terdampak. Terdampak langsung bisa meliputi mereka yang terpapar pandemi ini baik yang ODP, PDP bahkan korban yang meninggal. Sementara yang terdampak secara tidak langsung khususnya terdampak ekomoni tentu jumlahnya lebih banyak lagi.
yang sangat kondusif untuk mem bangun karakter pribadi. Ramadhan sebagai madrasah pendidikan karakter yang akan menumbuhkan aspek knowing the good, desiring the good, acting the good, dan loving the good. Bukan hal yang mengadaada bahwa karakter masyarakat yang terbina menjadi baik saat Ramadhan akan berpengaruh pada pem bangunan Saatnya kita menunjukkan besar kesalehan sosial kepada sesama karakter bangsa selanjutnya. dengan memberikan yang terbaik Semoga di Ramadhan tahun ini yang kita miliki sesuai kemampuan kita menjadi manusia muttaqin dan kapasitas yang dimiliki. Sekecil yang mampu menjalankan fungsiapa pun kepedulian kita, jangan fungsi spiritual dan material pernah sepelekan amal saleh itu secara seimbang, memperteguh karena Allah Maha Tahu. Ia adalah hubungan vertikal dan horizontal sebaik-baik pemberi balasan untuk mewujudkan cita-cita dengan kesempurnaan-Nya. Saat khair ummah (umat terbaik), ini semua bisa menjadi pahlawan serta membangun bangsa dan kemanusia dengan kapasitas dan negara menuju baldatun thay perannya masing-masing. yibah wa rabb ghafûr (negeri Untuk itu, momenetum bulan suci Ramadhan harus kita pergunakan untuk lebih men dekatkan diri kepada Sang Pen cipta. Ramadhan merupakan momen
7
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
yang baik yang selalu dalam ampunan Allah Swt). Semoga di bulan Ramadhan ini kita mampu melewati segala ujian termasuk ujian pandemi ini. [ Iman]
Lembar Doa
Doa Menghadapi Musibah
Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allahumma ajirnii fii mushiibatii wakhluflii khairan minhaa. “Sesungguhnya kita milik Allah, dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, dampingi aku dalam kemalangan, dan berilah ganti yang lebih baik dari padanya.” (HR. Ahmad dan Muslim) Dikutip dari buku “Doa Orang-Orang Sukses”
8
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
8
Kajian Tematik Ramadhan
RAHASIA KELUARGA SAKINAH Dr. H. Aam Amiruddin, MSi* Setiap pernikahan sebagai pintu gerbang menjadi keluarga selalu berharap menjadi keluarga yang sakinah. Buktinya, disetiap doa kepada mempelai kita bermohon agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan penuh rahmah. Dalam Al Quran sangat jelas dijadikannya kita berpasangan dalam mengarungi mahligai rumah tangga.
99
Majalah Majalah Percikan Percikan Iman Iman edisi edisi Ramadhan Ramadhan
“Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Allah menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenis mu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, serta Allah jadikan rasa kasih dan sayang di antaramu. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.� (Q.S. Ar-Rum [30]: 21)
I
zinkan saya bertanya, adakah rumah tangga yang selamanya tentram, adem ayem, dan tidak pernah ada gejolak atau percekcokan barang sedikit pun? Mungkin ada rumah tangga semacam itu. Namun hampir dapat saya pastikan bahwa rumah tangga seperti itu sangat jarang kita temui. Faktanya, setiap rumah tangga memiliki permasalahannya masing-masing dan karenanya tidak akan steril dari
riak permasalahan. Jenis permasalahannya sendiri bisa bermacam-macam. Ada yang sekadar selisih pendapat kemudian antara suami istri saling introspeksi dan terjadilah islah. Ada rumah tangga yang senantiasa bermasalah karena perbedaan karakter antara suami istri yang sepertinya selalu bertentangan yang kemudian berujung pada pertengkaran hebat yang membutuhkan orang ketiga untuk mendamaikannya. Ada pula rumah tangga yang bermasalah karena salah satu atau keduanya tidak bisa dipercaya dalam hal kesetiaan dengan terindikasi adanya orang ketiga dalam rumah tangga tersebut. Untuk menyelesaikan per masalahan rumah tangga ter sebut, ada pasagan yang lebih me milih jalan komunikasi dan empati untuk kemudian menerima ke lebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, ada pula yang memilih jalan perpisahan karena merasa bahwa itu adalah jalan ter baik untuk menghindarkan mereka dari berlarut-larut dalam dosa dan kemasiatan karena me nyakiti perasaan satu sama lain.
rumah tangga yang ber masalah? Jawabannya tentu saja tidak. Karena, yang lebih paham mengenai situasi dan kondisi sebuah rumah tangga adalah pasangan suami istri yang memang menjalani biduk rumah tangga tersebut. Kalau pun kita terusik untuk memediasi sebuah rumah tangga yang bermasalah, posisi kita hanyalah sebagai orang yang memberikan second opinion yang tidak ada keharusan mereka untuk menjalankan pendapat dan masukan kita tersebut. Ya, bagaimana pun, keputusan untuk menjaga keutuhan rumah tangga atau mengakhirinya se penuh nya merupakan otoritas pasangan suami istri. Karena, mereka jua lah yang akan mem per tanggungjawabkan kepusan yang diambil berkaitan dengan permasalahan rumah tangganya di depan Allah Swt. Memilih “menikmati” riak dan gelombang permasalahan rumah tangga atau mengakhiri biduk rumah tangga merupakan dua keputusan yang harus dapat dipertanggung jawab kan dan seyogianya dapat me muluskan jalan menuju surga-Nya.
Pertanyaannya kemudian adaBerkenaan dengan rahasia di lah apakah kita berhak me nilai balik rumah tangga sakinah, saya atau bahkan menghakimi setiap berpendapat paling tidak ada lima
10
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
kekuatan yang me nyokongnya. Lima kekuatan ini harus terinternalisasi dalam diri pasangan suami istri kalau mau rumah tangganya aman dari guncangan badai rumah tangga yang semakin lama kita menjalani suatu biduk rumah tangga maka akan semakin kencang saja menerpa. Ya, jangan dikira pasangan yang telah berumah tangga hingga puluhan tahun relatif dapat mengatasi permasalahan rumah tangga dengan mudah atau mereka hanya menghadapi masalah rumah tangga yang remeh temeh semata. Karena, cobaan itu cenderung terus meningkat dari satu cobaan ke cobaan rumah tangga yang lain yang fungsinya semata untuk menguji sejauh mana kita mengaplikasikan elemen kekuatan penyokong keluarga sakinah. Dan, berikut lima kekuatan pe nyokong keluarga sakinah yang saya maksud.
Kekuatan Agama Memang ada alasannya me ngapa agama dijadikan salah
11
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
satu dari empat poin persyaratan se orang mukmin dalam menentukan jodoh atau pasangan hidupnya. Salah satu alasannya adalah karena ujian dalam kehidupan berumah tangga itu sedemikian beratnya sehingga kekuatan agama mutlak di perlukan agar kita tidak ter jerumus bujuk rayu setan dalam menyesatkan umat manusia yang salah satu caranya adalah dengan mengusik ketenangan hidup berumah tangga. Ya, setan senantiasa mencari cara untuk menjerumuskan manusia sebagaimana diterangkan dalam satu keterangan berikut. “Sesungguhnya Iblis meletak kan singgasananya di atas air, kemudian dia mengutus bala
tentaranya. Yang paling dekat ke dudukannya dengan Iblis adalah yang paling besar fitnahnya. Datang kepadanya seorang ten tara nya lalu berkata, ‘Aku telah berbuat demikian-demikian.’ Iblis berkata, ‘Engkau belum berbuat sesuatu.’ Dan kemudian salah seorang dari mereka datang lalu berkata, ‘Aku tidak meninggalkan orang tersebut bersama istrinya melainkan aku pecah belah ke duanya.’Nabi Saw. Berkata, ‘Lalu iblis mendekatkan prajurit itu ke padanya dan berkata, ‘Sebaik-baik pasukan adalah kamu. ’Al A’masy berkata, ‘Aku kira, (Nabi Saw.) berkata: ‘Lalu iblis memeluknya.” (H.R. Muslim)
Maha Penyayang.” (Q.S. At-Taghabun [64]: )
Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. telah memeringatkan bahwa pasangan hidup kita bila dia tergoda bujuk rayu setan maka berpotensi menjadi musuh. Hal ini sebagaimana difirkankan-Nya adalah ayat berikut ini.
Doa menduduki peranan penting dalam membina ke ruku nan dan keharmonisan rumah tangga. Paling tidak, ada empat peranan doa, yaitu:
“Hai, orang-orang beriman! Se sungguhnya, di antara pasangan-pasanganmu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. Jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni mereka, sesungguhnya Allah Maha Pengampun,
12
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Dan sekali lagi, hanya kekuatan agamalah yang mampu me nguatkan kita dalam menghadapi ujian rumah tangga.
Kekuatan Kasih Sayang Di sini, kita tidak akan berbicara tentang bagaimana cinta dapat menangkal semua coba dan goda dalam kehidupan berumah tangga. Biarlah itu menjadi bagian para novelis untuk men jabarkannya dalam karya fiksi mereka. (siap menerima segala kekurangannya)
Kekuatan Doa
1
Allah Swt. sangat mencintai orang-orang yang rajin berdoa.
Adalah tidak benar anggapan sebagian orang yang merasa malu kalau sedikit ada masalah dalam rumah tangga lantas berdoa dan meminta kepada Allah. Mereka merasa rendah diri di hadapan Allah dan tidak mau “merepotkan”
Allah dengan doa-doanya mengingat Dia memiliki banyak hal yang lebih penting untuk didahulukan ketimbang mendengarkan keluh kesahnya. Ya, Allah harus mengurus seisi jagat raya ini dan apalah arti dirinya dan permasalahan hidup yang dihadapinya. Sungguh, Allah tidak ber pendapat demikian. Dia senang mendengar segala doa dan keluh kesah kita kepada-Nya sebagai mana tertuang dalam hadis, “Minta lah anugerah kepada Allah. Se sung guhnya Allah senang untuk diminta.”(H.R. Tirmidzi).
kalau kita tidak pernah berdoa, berarti kita angkuh, seolah-olah seluruh persoalan hidup bisa diselesaikan tanpa kekuatan dan pertolongan-Nya. Faktanya, manusia itu makhluk lemah yang teramat sangat ter gantung pada kuasa dan per tolongan Allah Swt. Satu saja nikmat dari-Nya dicabut, semisal ka runia indra pendengaran, maka manusia akan kalang kabut. Dokter spesialis akan mereka datangi untuk mengembalikan atau mengobati pendengarannya yang terganggu itu.
Dan, Allah Swt. justru akan sangat murka terhadap orang-orang yang tidak pernah atau enggan berdoa. Hal tersebut secara jelas tertuang dalam keterangan, “Barangsiapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.” (H.R. Tirmidzi)
Mengeluarkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit untuk menebus resep dari dokter tidak akan menjadi masalah selama pendengarannya kembali normal. Dan ya, kebanyakan manusia baru akan menyadari nikmatnya sebuah karunia manakala karunia tersebut dicabut darinya. They don’t Doa merupakan ekspresi know what they have got till its kerendahan hati seorang gone.
2
hamba di hadapan Tuhannya.
Karenanya, senantiasalah berdoa, paling tidak sebagai ekspresi Kalau kita rajin berdoa, berar- syukur dan kerendahan hati atas ti kita merasa butuh pada per segala nikmat (dalam hal ini rutolongan Allah Swt. Sementara mah tangga sakinah) yang telah
13
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
dianugerahkan-Nya kepada kita. Allah Swt. berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan doamu. Sesungguhnya, orang-orang sombong yang tidak mau menyembah-Ku akan masuk Jahanam dalam keadaan terhina.” (Q.S. Gāfir [40]: 60). Yang dimaksud, “menyembah” pada ayat ini adalah “berdoa”. Artinya, siapa yang angkuh tidak mau berdoa, akan masuk Jahanam.
memohon dan meminta. Sungguh, perasaan berada dekat dengan-Nya adalah sebuah nikmat yang tiada terkira. Dengannya, kita akan terhindar atau terlindungi dari bujuk rayu setan untuk berbuat maksiat, semisal perselingkuhan atau semacamnya. Tanpanya, kita akan dengan mudah teperdaya ajakan setan dan hal tersebut akan menjauhkan kita dari hidayah-Nya yang pada gilirannya akan semakin memperburuk keadaan rumah tangga kita Senada dengan ayat tersebut, yang tengah bermasalah. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Tidak akan masuk surga seseo“Apabila hamba-hambaKu ber rang yang di dalam hatinya ter- tanya kepadamu tentang Aku, dapat kesombongan sebesar biji jawablah bahwa Aku dekat. Aku sawi.”Ada seseorang yang bertan- kabulkan permohonan orang ya, “Bagaimana dengan seorang yang berdoa jika ia berdoa kepadayang suka memakai baju dan Ku. Hendaklah mereka menaati sandal yang bagus?” Beliau men- perintah-Ku dan beriman kepadajawab, “Sesungguhnya Allah itu Ku agar mereka memperoleh ke indah dan menyukai keindahan. benaran.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 186) Sombong adalah menolak kebeAyat ini mengisyaratkan dua hal. naran dan meremehkan orang Pertama, Aku dekat, kalimat ini lain.” (H.R. Muslim) menunjukkan bahwa kalau kita berdoa, sebaiknya tanpa memakai Doa merupakan ekspresi perantara, tapi langsung saja kekedekatan seorang hampada Allah Swt. Kedua, hendakba dengan Tuhannya. lah mereka menaati perintah-Ku Orang-orang yang merasa dekat dan beriman kepada-Ku, kalimat dengan Allah akan sering berdoa, ini mengisyaratkan bahwa orang-
3
14
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
orang yang berdoa akan mudah dikabulkan doanya apabila memenuhi aturan-aturan Allah dan mengimani-Nya. Kita jangan hanya rajin berdoa, tapi juga harus tekun beribadah dan rajin menjauhi maksiat.
Godaan perselingkuhan pun bisa datang dari mana saja. Lagilagi kecanggihan teknologi ikut memberikan andil ketika suami istri yang tidak memiliki benteng pertahanan diri yang kuat ter goda oleh ajakan kencan teman lawan jenisnya di jejaring sosial. Doa merupakan senjata Tidak melulu berupa kontak orang beriman. fisik, perselingkuhan jarak jauh pun kerap terjadi dengan saling memberi perhatian lewat pesan Kita semua tahu bahwa betapa singkat atau semacamnya. sulitnya mempertahankan keuNah, di sinilah kita memerlukan tuhan dan keharmonisan rumah tangga di zaman yang katanya sebuah senjata super canggih serba canggih ini. Meski demikian, berupa doa untuk membentengi dari godaan tersebut. kecanggihan teknologi tersebut diri tidak bisa mengantisipasi atau Rasulullah Saw. bersabda, “Mau meminimalisir terjadinya misko- kah aku tunjukkan pada kalian munikasi antara suami istri. Ya, sesuatu yang dapat menyelamat adu argumen yang baik suami kan kalian dari musuh-musuh dan nya rezeki mau pun istri tidak memberikan memudahkan turun ruang bagi pasangannya untuk bagi kalian? Maka berdoalah memaparkan pendapatnya ker- kalian pada Allah di waktu malam ap menyebabkan friksi dalam ke- dan siang. Karena doa itu se hidupan berumah tangga. Kalau sungguhnya senjata orang-orang tidak segera ditangani dan disele- beriman.” (H.R. Abu Ya’la). saikan, bukan tidak mungkin hal Pada kenyataannya, tidak ada tersebut akan menjadi batu sand- rumah tangga pun sukses yang ungan yang akan menggoyahkan melalui ujian (rumah tangga) tanpa keutuhan rumah tangga. untaian doa yang senantiasa mem-
4
basahi bibir pasangan suami istri.
15
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Kekuatan Syukur & Sabar Perlu ditekankan di sini bawa wanita atau pria yang kita nikahi bukanlah malaikat yang terbebas dari kekurangan atau kesalahan. Dia adalah manusia biasa yang suatu hari nanti akan berbuat salah dan bukan tidak mungkin hal tersebut akan menyakiti persaan Anda. Ketika saat itu datang, maka buyarlah gambaran sempurna yang selama ini Anda bayangkan dari pasangan Anda. Dan, di sinilah kita membutuhkan dua kekuatan sekaligus, syukur dan sabar. Ketika kita menemukan ke kurangan dalam diri pasangan kita, maka hal pertama yang perlu kita lakukan adalah bersyukur bahwa kita dikaruniai pasangan hidup. Di luar sana, banyak sekali lajang yang mendambakan pasangan agar dapat merasakan up and down-nya kehidupan berumah tangga. Ya, mereka ingin merasakan hal tersebut karena meski dirundung masalah, paling tidak mereka menghadapinya bersama orang yang mereka percaya yang mereka pilih sebagai pasangan hidup. Ini jauh lebih
16
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
baik dari menghadapi segala permasalahan hidup seorang diri tanpa ada yang bisa dijadikan tempat berkeluh kesah atau pun berbagi. Jadi, pahami dan yakini bahwa kita adalah orang yang beruntung dikaruniai pasangan, terlepas dari kekurangan yang ada dalam diri pasangan kita. Hal selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah sabar. Kita harus senantiasa bersabar mengÂhadapi kekurangan yang dimiliki pasangan kita. Yakinkan dalam diri kita bahwa suatu hari dia akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Harapan tersebut, sedikit banyak akan memupuk kesabaran kita menghadapi ting kah polah pasangan yang ter kadang membuat kesal atau sebal. Perlu diingat bahwa sabar itu tidak berbatas. Kalau pun sabar harus dibatasi, maka batas itu adalah liang lahat kita. Dengan kata lain, selama nadi kita masih berdenyut, selama jantung kita masih berdetak, selama nafas masih bisa keluar masuk dari paru-paru kita, selama itu pula kita harus mengupayakan kesabaran, terlebih demi orang yang kita kasihi dan sayangi.
Kekuatan Takwa
sebagai sarana beribadah kalau tidak mau kita frustasi menghadapi permasalahan (rumah tangga) yang sudah pasti akan kita hadapi. Cinta dan kesetiaan saja tidak cukup untuk survive menghadang badai rumah tangga. Cita-cita menggapai ketakwaan melalui rumah tangga adalah sebuah hal besar yang dapat menandingi cobaan dalam rumah tangga.
Jadikanlah rumah tangga kita sebagai bentuk aktualisasi takwa atau kebaikan. Semua pihak, baik suami mau pun istri, hendaknya harus berjuang menjadikan rumah tangganya sebagai sarana untuk berlomba dalam ke baikan demi menggapai rida-Nya. Pasangan suami istri yang mengaktualisasikan takwa dalam rumah tangganya adalah mereka yang *** menjadi lebih bertakwa setelah Nah, Ramadhan tahun ini adamenikah. lah momentum bagi kita untuk monisan “Apabila seorang hamba me merajut kembali kehar nikah maka sungguh orang itu rumah tangga yang mungkin telah menyempurnakan seten- sempat terkoyak. Ramadhan ini, gah agama maka hendaklah dia dirikanlah shalat tarawih ber bertakwa kepada Allah dalam se jamaah bersama suami, istri, dan cinta. Ramadhan tengah yang lainnya.” (H.R. Baihaqi) putra-putri ter ini, cairkan ke bekuan komunikasi Ya, sudah sepatutnya pernikahdengan saling bertukar pendapat an menjadikan kita sebagai pribsaat santap sahur maupun buka adi yang lebih baik, bukan justru puasa. Ramadhan ini, mari saling sebaliknya. Pada dasarnya, per ingatkan untuk menjauhi hal-hal nikahan adalah sebuah komitmen yang dapat merusak kekhusukan (yang disaksikan langsung oleh dan pahala shaum. Dan akhirnya Allah Swt.) untuk menjadi pribapada saat Idul Fitri, marilah saling di yang lebih baik atau lebih bermemaafkan secara tulus segala takwa. Mengapa di sini saya menkekurangan dan kesalahan yang yatakan komitmen takwa, bukan diperbuat pasangan kita, baik kekomitmen untuk setia sehidup salahan yang telah lalu mau pun semati misalnya? Tidak lain karekealpaan yang mungkin akan dia na rumah tangga harus dimaknai lakukan di kemudian hari. [ ]
17
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Mutiara Hadits
Shaum & Menjaga Hak Orang Lain Tate Qomaruddin,Lc
Dari Abi Hurairah –-semoga Allah meridoinya, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw., “Barangsiapa tidak meninggalkan katakata palsu (tipuan, dusta), perbuatan palsu (menipu, berdusta), dan tindakan jahil maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (Riwayat Al-Bukhari)
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridoinya, dia berkata, bersabda Rasulullah saw. bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Seluruh amal anak Adam adalah untuknya kecuali shaum. Sesungguhnya shaum itu untuk-Ku dan Akulah yang membalasnya. Shaum adalah tameng. Maka pada hari seseorang melakukan shaum janganlah ia melakukan rofats dan janganlah bertengkar (berteriak). Jika seseorang men cacinya atau menantangnya ber kelahi maka hendaklah ia katakan, “Sesungguhnya aku sedang shaum.” Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang shaum lebih baik di sisi Allah dari pada wangi minyak kesturi. Orang yang shaum mendapat dua kebahagiaan. Jika ia berbuka, ia bahagia dengan bukanya. Dan jika ia berjumpa dengan Tuhannya ia berbahagia dengan shaumnya.” (Muttafaq ‘alaih, dan lafaz ini riwayat Bukhari)
18
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
H
adits yang pertama menjelaskan bahwa ketika seseorang me laksanakan shaum (puasa) maka shaumnya itu harus dibarengi dengan meninggalkan kata-kata dan perbuatan yang tercela dan perbuatan merugikan orang lain. Hadits pertama menyebut “qoulazzuri wal-‘amala bihi” yang artinya “kata-kata palsu dan perbuatan palsu”. Dalam kitab Fathul-Bari (Syarah Bukhari) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “az-zura” di dalam hadits itu adalah dusta. Syaikh Utsaimin mengatakan, “qoulaz-zur adalah semua katakata yang haram; ‘amal zur adalah semua perbuatan yang haram; dan ‘aljahla’ artinya semua tindakan yang merugikan dan melanggar hak orang lain. Tidak ada pertentangan sama sekali dalam penjelasan-pen jelasan tadi. Jadi esensinya, adalah bahwa Allah melarang orang yang sedang puasa untuk mengeluarkan kata-kata atau pembicaraan dusta, menipu, menyakiti orang lain dan perkataan dosa lainnya. Juga me larang perbuatan menipu, dan segala perbuatan dosa lainnya
19
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
serta perbuatan yang merugikan, menzalimi, dan melanggar hak orang lain. Jika seseorang sembari puasa tetap saja melakukan hal-hal yang dilarang tadi, maka puasanya menjadi tidak bermakna. Para ulama menyebut puasa seperti itu: puasanya sah tapi tidak men dapatkan nilai apa pun dari puasanya itu di sisi Allah swt. Dia hanya dihitung melaksanakan kewajiban. Padahal Allah mewajib kan puasa bukan semata-mata agar manusia lapar dan dahaga. Allah tidak butuh itu. Tidak ada kepentingan bagi Allah dari lapar dan dahaganya manusia. Karena yang Allah inginkan dari puasa adalah mewujudnya taqwa dalam kehidupan manusia. Jadi Allah tidak memberi peng hargaan kepada orang yang ber puasa hanya karena dia me rasakan lapar dan dahaga. Allah memberikan penghargaan kepada orang yang berpuasa, menahan lapar, dahaga, dan hasrat seksual karena Allah. Dan bersamaan dengan itu dia meninggalkan segala ucapan dan perbuatan yang sia-sia, yang menyimpang
dari kebenaran, dan terlebih-lebih l ah kamu tenang dan damai. Dan perbuatan yang menodai ke janganlah antara kamu puasa dan hormatan serta mengambil hak tidak sama saja.” orang lain secara tidak sah. Ajaran dan arahan tentang Hal itu diperkuat dengan hadits shaum di bulan Ramadhan dengan kedua yang disebutkan di atas. segala hal yang harus dilakukan atau “Shaum adalah tameng. Maka ditinggalkan selama satu bulan itu pada hari seseorang melakukan adalah ajaran tentang kahidupan, shaum janganlah ia melakukan ajaran tentang apa yang harus rofats dan janganlah bertengkar dilakukan dan ditinggalkan setiap (berteriak). Jika seseorang men manusia selama hidup di dunia caci nya atau menantangnya ber ini, sepanjang hayat dikandung kelahi maka hendaklah ia katakan, badan. “Sesungguhnya aku sedang shaum.” Mari kita cermati ajaran dan Rasulullah saw. pun bersabda, arahan itu. Allah memerintahkan kita melaksanakan shaum dengan dasar keimanan, keikhlasan, dan berharap hanya ridha Allah swt. Sabda Rasulullah saw. “Baransiapa “Puasa bukanlah menahan berpuasa Ramadhan atas dasar makan dan minum semata me iman dan mengharap ridha Allah, lain kan (juga) menahan diri dari diampuni dosanya yang telah perbuatan sia-sia dan kotor.” (Allalu.” Itu berlaku bukan hanya Baihaqi) untuk puasa Ramadhan. Semua Seorang sahabat nabi saw., ibadah yang dilakukan haruslah Jabir bin Abdillah –-semoga Allah berdasarkan keimanan dan ber meridoinya-- mengatakan, “Jika harap hanya ridha Allah swt. alias kamu berpuasa maka berpuasalah ikhlas. juga pendengaranmu, peng Saat menjalankan ibadah lihatanmu, dan lidahmu dari dusta puasa di bulan Ramadhan kita di dan hal-hal yang diharamkan; perintahkan hanya mengeluarkan hindari menyakiti tetangga. Hendak
20
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
kata-kata yang diridhai Allah dan menahan diri dari mengeluarkan ucapan yang mem buat Allah murka dan kata-kata yang melukai serta menghina orang lain. Seperti yang di sebutkan dalam haditshadits di atas. Maka hal itu berlaku juga di luar Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa berimana kepada Allah dan kepada hari akhirat maka dia wajib berbicara yang baik atau diamlah.” Bahkan Rasulullah saw. telah me nempatkan lidah sebagai kendali segala urusan. Dalam se buah hadits dijelaskan,
21
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Rasulullah bersabda, “Inginkah engkau aku beritahu tentang kepala (pokok) segala urusan, tiang nya dan puncaknya?” Aku menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Kepala segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad.” Rasulullah saw. me ngatakan lagi, “Inginkah eng kau aku beritahukan tentang penguat itu semua?” Aku men jawab, “Ya, wahai Nabi Allah.” Maka Rasulullah saw. memegang lidahnya seraya mengatakan, “Tahanlah (peliharalah) ini (lidah) olehmu.” Aku mengatakan, “Wahai Nabi Allah, akankah kita dibalas gara-gara omongan yang kita ucapkan?” Rasulullah saw. menjawab, “Ibumu telah kehilangan kamu! Tidaklah
manusia dibenamkan ke dalam neraka –dimulai dengan wajah mereka atau lubang hidung merekamelainkan buah dari lidah-lidah mereka?” (At-Tirmidzi, hadits hasan) Rasulullah saw. juga bersabda,
“Muslim (sejati) adalah orang yang lidah dan tangannya tidak mencelakakan orang lain.” (HR. Bukhari) Jadi dapat difahami bila Rasulullah saw. mensinyalir ada orang-orang yang berlapar-lapar dan berhaus-haus berpuasa di bulan Ramadhan akan tetapi dia tidak mendapat pengampunan dari Allah di bulan yang penuh ampunan itu. Sebabnya adalah karena dia hanya meninggalkan makan dan minum akan tetapi tidak meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. baik itu ucapan maupun perbuatan.
dia menaiki anak tangga mimbar itu beliau mengucapkan “Amin.” Dan itu terjadi sampai tiga kali. Lalu para sahabat bertanya tentang ucapan “Amin” itu. Rasulullah saw. menjelaskan, “Sesungguhnya Jibril ‘alaihissalam menampakkan diri saat aku menaiki satu anak tangga seraya mengatakan, “Jauhlah (dari rahmat Allah) orang yang hidup dan mengalami masa tua kedua orang tuanya akan tetapi ia tidak masuk surga. Maka aku katakan “Amin.” Dan jauhlah (dari rahmat Allah) orang yang disisinya disebut namaku akan tetapi tidak mengucapkan shalawat atasku. Maka aku katakan “Amin”. Dan jauhlah (dari rahmat Allah) orang yang mengalami Ramadhan akan tetapi tidak mendapat ampunan Allah, lalu aku katakan “Amin.” (Ath-Thabrani)
Rupanya orang itu berpuasa akan tetapi tidak mematutkan diri untuk menjadi orang yang mendapat ampunan Allah. Ada lagi yang lebih memprihatinkan. Disebutkan bahwa Rasulullah Rasulullah saw. bersabda: saw. menaiki mimbar. Setiap kali
22
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
habis sebelum dosanya habis maka diambillah dosa dari orang yang dizalimi lalu dilimpahkan kepada orang yang menzalimi itu kemudian dilemparkan ke dalam neraka.”
Sesungguhnya orang pailit dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala) shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi dia juga telah mencaci si ini, menuduh si ini tanpa bukti, memakan harta si ini, menumpahkan darah si ini, dan memukul si ini. Maka orang (yang dizalimi) itu diberi dari kebaikan orang (yang beribadah) itu. Jika kebaikannya sudah
23
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Jadi, penggalan hadits yang mengatakan, “Orang yang shaum mendapat dua kebahagiaan. Jika ia berbuka, ia bahagia dengan bukanya. Dan jika ia ber jumpa dengan Tuhannya ia ber bahagia dengan shaumnya...” Itu berlaku manakala orang ter sebut berpuasa dan menjaga diri dari segala macam bentuk kezaliman baik berupa kata-kata atau perbuatan. Sedangkan jika sambil dia melaksanakan ibadah melakukan juga kezaliman, maka segala ibadah bisa hancur dan pelakunya menjadi orang yang pailit. Paling banter, dia mungkin hanya mendapatkan kenikmatan saat berbuka puasa di waktu magrib. Setelah itu, dia tidak mendapatkan apa pun dari Allah swt. Allahu a’lam.
Bedah Masalah
MUDIK ITU HARAM? Dr. Aam Amiruddin, M.Si Ada ulama yang menyatakan bahwa saat ini mudik hukumnya menjadi haram. Hal ini terkait dengan adanya pandemic juga banyaknya kecelakaan dijalan yang menyebabkan korban meninggal maupun luka-luka. Menurut ustadz, apakah fatwa tersebut tidak terlalu berlebihan? Bagaimana pula cara kita memberikan pengertian kepada umat agar tidak memaksakan diri mudik saat Idul Fitri? Toh untuk bermaaf-maafan bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi. Syari’at Islam hanya mengajarkan setelah beribadah saum Ramadhan adalah melaksanakan shalat sunnah ‘idul fitri. Selesai shalat ‘idul fitri dilanjutkan dengan saum sunnah 6 hari pada bulan Syawwal, baik berurutan atau tidak. Setelah itu kita kembali pada kehidupan biasa pada bukan-buan selain bulan Ramadhan. Sejauh ini tidak cukup riwayat yang menganjurkan apalagi mengharuskan saat-saat idul fitri untuk bermaaf-maafan dengan memaksakan mudik, mengadakan acara kumpul-kumpul dengan keluarga dan handai taulan bahkan dibuat acara khusus seperti halal bilhalal dan lain sebagainya. Semua itu lebih tepat disebut sebagai tradisi meskipun mengandung kebaikan-kebaikan. Wajar kalau ada seorang ulama memandang bahwa semua itu tidak perlu dilakukan apalagi memaksakan diri dengan segala cara. Terlebih dengan kemadharatan yang sudah semakin nyata. Namun bagaimanapun sebuah tradisi yang baik yang tidak bertentangan dengan syari’at masih boleh dilakukan selama tidak membawa kemadharatan yang lebih besar. Wallahu a’lam.
24
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
BAGAIMANA KETIKA AZAN MAGHRIB BERBEDA-BEDA? Pak Ustadz, setiap tiba waktu Maghrib di bulan Ramadhan, saya kerap bingung. Masjid di dekat rumah saya kadang azan Maghribnya telat dibandingkan azan di radio maupun televisi. Saya kadang ragu untuk berbuka, apa kah mengikuti azan di radio atau menunggu azan dikumandangkan dari masjid dekat rumah? Demikian halnya dengan waktu Shubuh yang berbeda antara azan yang dikumandangkan di radio dan di masjid dekat rumah. Mohon pandangannya. Ibadah saum memang me rupakan ibadah yang berbatas waktu sehingga awal dan akhir nya harus betul-betul terjaga dari melewati batas yang di tetap kan. Awal berpuasa di tandai dengan masuknya waktu subuh dan akhir berpuasa di tandai dengan masuknya waktu magrib. Memang keumuman ummat Islam mengetahui tanda masuk waktu shalat, khususnya subuh dan magrib adalah dengan dikumandangkannya adzan. Ketika adzan tiba, maka otomatis orang mengetahui bahwa waktu
25
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
shalat telah tiba. Mengetahui waktu dengan kumandang adzan sebenarnya sudah cukup. Hanya saja masih mengandung kemungkinan sang muadzin keliru dalam melihat kalender penunjuk waktu shalat, salah melihat jam atau jamnya sendiri kebetulan sedang ada kerusakan. Untuk itu ada baiknya kita membuat pembanding dalam menentukan waktu shalat dengan memiliki kalender yang memuat jadwal waktu shalat dan jam sendiri yang dijamin masih berfungsi dengan baik untuk membuat pemban ding dalam penentuan waktu shalat. Jika adzan masjid atau media redio atau TV tidak juga sesuai dengan penentu waktu yang kita miliki sehingga membuat kita ragu, maka sebaiknya ambillah yang lebih yakin. Kalau waktu subuh lebih baik ambil mana yang lebih dahulu, apakah penentu waktu shalat yang kita miliki atau adzan. Dan untuk waktu magrib ambil mana yang terakhir. Jika adzan yang lebih dulu, maka penentu waktu kita sendiri yang kita pakai. Wallahu a’lam
SAAT MUDIK, SEBAIKNYA PUASA ATAU BERBUKA SAJA? Meski Ramadhan tahun ini kita dilarang mudik terkait pandemi Covid-19, namun dalam hati kecil saya untuk bisa mudik ke kampung. Sebab jika tahun ini saya tidak mudik maka 3 tahun saya tidak mudik, sebab 2 kali momen lebaran saya tidak bisa mudik karena pekerjaan.Jika mudik jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal saya (sekira 24 jam perjalanan dalam kondisi normal). Beberapa orang menyarankan saya untuk berbuka karena ada keringanan bagi orang yang shafar. Namun, saya kekeuh berpuasa karena saying kalau harus mengorbankan pahala Ramadhan. Menurut ustadz, apa yang sebaiknya saya lakukan? Berbuka saja atau tetap berpuasa selama perjalanan mudik? Salah satu keringanan saum Ramadhan adalah bolehnya membatalkan shaum karena sakit dan bepergian dengan kewajiban menggantinya pada bulan-bulan berikutnya. Berdasarkan pada surah al-Baqarah ayat 185 berikut : "Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka boleh ia mengganti puasa di hari-hari lain"
26
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Substansi rukhshah dalam saum adalah meniadakan kemadharatan bagi yang melaksanakannya karena adanya alasan. Jika kemadharatan itu dipandang tidak signifikan ketika tetap melaksanakannya, maka rukhshah itu menjadi pilihan, boleh mengambilnya atau tidak. Masalah yang muncul, mana yang lebih utama, mengambilnya atau tidak mengambilnya. Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Imam Hanafi dan Imam Syafi'i mengatakan puasa lebih utama dengan berpegang pada ayat di atas. Imam Maliki mengatakan mubah, sama hukumnya antara meninggalkan atau berpuasa. Sementara Imam Hanbali me ngatakan sunnah tidak puasa dan makruh berpuasa dengan berpegang kepada kedua hadist berikut: Rasulullah s.a.w. suatu hari be pergian bersama para sahabat nya pada waktu penaklukan kota Makkah. Mereka berpuasa hingga sampai wilayah Kurra' Ghamim, lalu seorang sahabat mengadu kepada beliau, bahwa sebagian sahabat sangat menderita dengan berpuasa, namun mereka masih menunggu perintah beliau, lalu Rasulullah memerintahkan agar didatangkan air dan beliau
meminumnya selepas Asar. Para sahabat melihat apa yang beliau lakukan, sebagian ikut minum dan sebagian tetap berpuasa. Ketika berita itu sampai kepada beliau, beliau mencela mereka yang tetap berpuasa bahwa mereka telah durhaka" (H.R. Muslim dll).
yang tidak diperbolehkan ketika shaum Ramadhan? Lalu, apa pula yang harus dilakukan suami dan istri ketika tengah bermesraan di siang hari bulan Ramadhan lantas suaminya keluar madzi (atau bahkan sperma)?
Sebelumnya mari kita perhati "Puasa dalam perjalanan tidak kan dua hadits berikut : mendapatkan pahala" (H.R. Bukhari Dari Aisyah radhialahu anha, Muslim). dia berkata, "Nabi shallallahu Dalam hemat saya, untuk me alaihi wa sallam mencium dan nentukan antara saum atau ber cumbu (dengan isterinya) tidak, kembalikan pada penilaian saat beliau berpuasa. Dan beliau masing-masing. Jika dipandang adalah orang yang paling mampu masih kuat dan kemadharatannya mengendalikan syahwatnya di kecil, maka saum lebih baik untuk antara kalian." ( Muttafaq Alaih ) menjaga kemungkinan berat Dari Amr bin Salamah, dia bertanya atau ada gangguan untuk meng kepada Rasulullah shallallahu alaihi gantinya di kemudian hari. Jika wa sallam, "Apakah orang ber ternyata dalam perjalanan, saum puasa boleh mencium?" Maka dirasa berat, maka lebih baik Rasulullah shalllallahu alaihi berbuka saja. wa sallam bersabda, "Tanyalah Wallahu a’lam kepada dia (maksudnya Ummu Salamah)". Lalu Ummu Salamah memberitahukannya, bahwa Nabi APA BATASAN shallallahu alaihi wa sallam ber BERMESRAAN SAAT buat seperti itu (mencium saat RAMADHAN? berpuasa)." (Hr. Muslim) Ustadz, apakah batasan Berdasarkan dua hadits di dilarang nya bermesraan antara suami dan istri pada siang hari atas, mencium diperbolehkan di bulan Ramadhan? Apakah ketika berpuasa. Ciuman boleh memeluk dan membelai istri jadi merupakan bagian dari dikatagorikan sebagai perbuatan pemanasan ( muqaddimah ) jima’.
27
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Dengan demikian, semua yang masuk dalam kategori pembuka/ pemanasan jima’ tidak dilarang dengan sarat tidak memancing hasrat biologis apalagi melibatkan mulut ( lidah dan gigi ) yang memungkinkan ada sesuatu yang masuk ke dalam tenggorokan. Bagi sebagian yang memiliki hasrat biologis cukup tinggi, sehingga sering kali keluar cairan yang disebut madzi ketika ada rangsangan, sebaiknya meng hindari kemesraan saat berpuasa. Meski tidak masalah dengan saumnya jika akhirnya madzi itu keluar. Namun para ulama berbeda pen dapat dalam menyikapi keluarnya mani akibat bermesraan di tengah bulan Ramadhan yang disebabkan selain karena jima’. Sebagian ulama memandang bahwa saumnya batal. Sementara sebagian yang lain tidak. Semen tara itu, saya melihat bahwa jima’ yang dimaksud membatalkan saum itu adalah bertemunya dua alat kelamin meski boleh jadi tidak mengeluarkan mani. Dengan demikian, bermesraan di tengah melaksanakan saum Ramadhan sampai keluar mani tidak membatalkan saumnya, hanya saumnya sangat mungkin
28
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
bisa menjadi rusak akibat tidak berhati-hati dalam menjaga halhal yang bisa mendekatkan pada batalnya saum.
SEBENARNYA, RAKAAT SHALAT TARAWIH ITU BERAPA? Shalat Tarawih, lebih afdhol dilakukan berjamaah atau sendirisendiri? Lalu, lebih afghol mana, Tarawih dikerjakan 8 rakaat atau 20 rakaat? Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat tarawih lebih afdhal dilaksanakan secara berjama’ah, sebagaimana dilakukan oleh kebanyakan para sahabat seperti ‘Umar bin Al Khottob dan yang lainnya. Terbukti sampai sekarang kaum muslimin terus menerus melakukan shalat tarawih secara berjama’ah di seantero dunia dari dulu sampai sekarang karena merupakan syi’ar Islam yang begitu nampak sehingga serupa dengan shalat ‘ied. Sementara jumlah raka’at shalat tarawih, ada baiknya kita per hatikan hadits berikut : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah jumlah raka’at dalam shalat malam di bulan Ramadhan dan
tidak pula dalam shalat lainnya ditambah witir, sanad hadits itu lebih dari 11 raka’at.” adalah dho’if. Hadits ‘Aisyah yang Ibnu Hajar Al Haitsamiy me mengatakan bahwa shalat Nabi ngatakan, “Tidak ada satu hadits tidak lebih dari 11 raka’at juga dengan hadits shahih pun yang menjelaskan bertentangan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa Ibnu Abi Syaibah ini. Padahal sallam melaksanakan shalat tarawih ‘Aisyah sendiri lebih mengetahui 20 raka’at. Adapun hadits yang seluk-beluk kehidupan Rasulullah mengatakan “Nabi shallallahu ‘alaihi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada wa sallam biasa melaksanakan waktu malam daripada yang shalat (tarawih) 20 raka’at”, ini adalah lainnya.” hadits yang sangat-sangat lemah.” Ibnu Hajar Al Asqolani mengata kan, “Adapun yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari hadits Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di bulan Ramadhan 20 raka’at
29
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Wallahu a’lam.
APA SAJA AMALAN RAMADHAN PLUS-PLUS? Ustadz, tahun ini saya ingin memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan. Amalan plus-plus
apa saja yang dapat saya lakukan shalat bagi anak kecil (beserta agar ibadah Ramadhan tahun ini hukumannya ketika dia tidak maksimal? melaksanakannya)? Mohon pen jelasannya. Sebagaimana diketahui, bulan Ramadhan adalah bulan Ibadah, Para ulama sefakat bahwa bulan penuh berkah, bulan pem kewajiban saum dimulai dari bebasan dari neraka, dan ke usia akil baligh (dewasa dengan utamaan lainnya. Pada bulan sehat akalnya). Sementara pada Ramadhan ini pula, Allah melimpah usia anak belum terkena ke kan banyak kerunia kepada wajiban saum. Hanya saja untuk hamba-hamba-Nya dengan di pendidikan dan pembiasaan pada lipat gandakan pahala dan diberi anak, tidak dipersalahkan pada jaminan ampunan dosa bagi usia anak sudah diajak untuk siapa yang bisa memanfaatkannya melaksanakan saum misalnya dengan semestinya. Berikut ini be mengikuti pola pendidikan shalat berapa amalan utama (plus) selain yang dimulai dari usia 7 tahun. saumnya sendiri yang sangat di Namun tentunya tidak boleh anjurkan pada bulan Ramadhan: dipaksakan jika kelihatan anak kepayahan. a. Shalat Tarawih Wallahu a’lam b. Membaca Al-Qur'an c. I'tikaf d. Shadaqah
KALAU SELEPAS e. Memperbanyak dzikir, doa dan RAMADHAN IBADAH KITA TIDAK TERLALU GIAT istighfar f. Umrah pada bulan Ramadhan
KAPAN ANAK HARUS SUDAH DIBIASAKAN PUASA RAMADHAN? Kapan sebaiknya anak sudah harus melaksanakan puasa Ramadhan, ustadz? Apakah sama batasannya dengan perintah
30
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Kalau selepas Ramadhan amal ibadah kita tidak segiat selama puasa, apakah itu artinya puasa kita sia-sia ustadz? Saya kadang kurang semangat puasa Ramadhan agar penurunan kua litas dan kuantitas ibadah saya di selain Ramadhan tidak terlalu drastis. Apakah sikap saya tersebut dapat dibenarkan, ustadz?
Penilaian kualitas saum dilihat dari dua sisi, yaitu selama Ramadhan itu berlangsung dan setelah Ramadhan berlalu. Pada saat Ramadhan berlangsung merupakan arena pelatihan diri agar memiliki kualitas ketaqwaan yang memadai. Allah mencatat segala jerih payah saum yang dilakukannya. Setelah Ramadhan berlalu merupakan pembuktian dari hasil melatih diri sebulan penuh. Itu sebabnya mengapa nama buan setelah Ramadhan disebut Syawwal yang artinya ‘peningkatan’ atau bisa diartikan ‘pembuktian’. Allah akan menilai sejauh mana keberhasilannya itu. Pembuktian setelah Ramadhan sedikit banyak mempengaruhi penilaian shaum secara ke seluruhan. Namun tidak berarti harus mengabaikan masa pe latihannya. Apalagi di masa pelatihan, begitu banyak keu tamaan yang bisa diraih. Logika nya, bagaimana hasil dari pem buktiannya bagus, kalau pe latihan nya tidak serius? Atau keutamaan yang banyak diraih pada masa pelatihan akan menjadi
31
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
persediaan cukup kalaupun harus terkurangi akibat pembuktian yang lemah. Wallahu a’lam.
BAGAIMANA KALAU MENDAPATKAN PARSEL DARI KOLEGA NONMUSLIM? Ustadz, apakah yang harus saya lakukan kalau saat Idul Fitri mendapatkan parsel dari kolega yang nonmuslim? Apakah saya boleh menerima dan memakan atau menggunakan isi parsel tersebut? Tercatat dalam sejumlah riwayat bahwa Nabi Muhammad me nerima hadiah dari orang kafir dan kemudian Nabi membalas hadiah tersebut. Imam Bukhari bahkan mengkhususkan satu bab dalam kitab Shahih-nya dengan nama bab qabul hadiyat al-musyrikin (bab penerimaan hadiah dari orang musyrik). Di antara hadis nya adalah diriwayatkan dari Anas RA bahwa seorang wanita Yahudi menghadiahkan kepada Rasulullah SAW kambing yang telah diracuni. Diriwayatkan pula dari Aisyah, bahwa Rasulullah SAW menerima hadiah dan
membalasnya dengan mem b. Barang yang dihadiahkan berikan hadiah kembali dan itu berupa daging hewan yang di umum mencakup segala macam sembelih untuk perayaan itu hadiah. karena biasanya disembelih untuk selain Allah SWT, Dengan demikian, boleh bagi Barang yang dihadiahkan umat Islam untuk menerima c. merupakan simbol dan tradisi hadiah dari orang kafir yang dalam agama mereka, dan lainmemberikan hadiah terkait hari lainnya karena kita dilarang raya kita atau hari raya mereka, menyerupai dan meniru-niru selama hadiah tersebut tidak me orang kafir. ngandung unsure yang diharam Wallahu a'lam Bish Shawab kan syariat Islam, misalnya : a. Barang yang dihadiahkan itu sendiri adalah barang haram, seperti khamar atau babi.
32
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Panduan Ibadah Ramadhan
PANDUAN IBADAH RAMADHAN DITENGAH COVID-19 MEWABAH Ramadhan telah tiba kaum muslimin menyambutkan dengan suka cita di bulan yang istimewa. Namun untuk Ramadhan tahun ini (1441 H / 2020 M) ma yoritas Umat Islam akan menjalani ibadah puasa dalam suasana ber beda, seiring adanya pandemi wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) diseluruh dunia termasuk Indonesia. Sehubungan dengan itu, Ke menterian Agama menerbitkan edaran terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah Pandemi Wabah Covid-19. Edaran yang ditujukan bagi Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala Kankemenag Kab/ Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) seluruh Indonesia tersebut hari ini ditandatangani Menag Fachrul Razi.
33
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
"Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari risiko Covid-19," jelas Menag di Jakarta, Senin (06/04). "Selain terkait pelaksanaan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, edaran ini juga mengatur tentang panduan pengumpulan dan penyaluran zakat," sambungnya. Berikut ini panduan yang tertuang dalam Surat Edaran No 6 tahun 2020: 1. Umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik berdasarkan ketentuan fikih ibadah. 2. Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i (buka puasa bersama). 3.
Salat Tarawih dilakukan secara individual atau berjamaah bersama keluarga inti di rumah;
4. Tilawah atau tadarus Al-Qur’an dilakukan di rumah masing-masing berdasarkan perintah Rasulullah SAW untuk menyinari rumah dengan tilawah Al-Qur’an; 5. Buka puasa bersama baik dilaksanakan di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan; 6. Peringatan Nuzulul Qur’an dalam bentuk tablig dengan menghadirkan penceramah dan massa dalam jumlah besar, baik di lembaga pemerintahan, lembaga swasta, masjid maupun musala ditiadakan; 7. Tidak melakukan iktikaf di 10 (sepuluh) malam terakhir bulan Ramadan di masjid/musala;
34
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
8. Pelaksanaan Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah, baik di masjid atau di lapangan ditiadakan, untuk itu diharapkan terbitnya Fatwa MUI menjelang waktunya. 9. Agar tidak melakukan kegiatan sebagai berikut: a) Salat Tarawih keliling (tarling); b) Takbiran keliling. Kegiatan takbiran cukup dilakukan di masjid/musala dengan menggunakan pengeras suara; c) Pesantren Kilat, kecuali melalui media elektronik. 10. Silaturahim atau halal bihalal yang lazim dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri, bisa dilakukan melalui media sosial dan video call/ conference. 11. Pengumpulan Zakat Fitrah dan/atau ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah): a) Mengimbau kepada segenap umat muslim agar membayarkan zakat hartanya segera sebelum puasa Ramadan sehingga bisa terdistribusi kepada Mustahik lebih cepat. b) Bagi Organisasi Pengelola Zakat untuk sebisa mungkin meminimalkan pengumpulan zakat melalui kontak fisik, tatap muka secara langsung dan membuka gerai di tempat keramaian. Hal tersebut diganti menjadi sosialisasi pembayaran zakat melalui layanan jemput zakat dan transfer layanan perbankan. c) Organisasi Pengelola Zakat berkomunikasi melalui unit pengumpul zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah yang berada di lingkungan masjid, musala, dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menyediakan sarana untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan alat pembersih sekali pakai (tissue) di lingkungan sekitar. d) Memastikan satuan pada Organisasi Pengelola Zakat, lingkungan masjid, musala dan tempat lainnya untuk
35
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
melakukan pembersihan ruangan dan lingkungan penerimaan zakat secara rutin, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer, papan tik (keyboard), alat pencatatan, tempat penyimpanan dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Gunakan petugas yang terampil menjalankan tugas pembersihan dan gunakan bahan pembersih yang sesuai untuk keperluan tersebut. e) Mengingatkan para panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/ atau ZIS untuk meminimalkan kontak fisik langsung, seperti berjabat tangan ketika melakukan penyerahan zakat. 12. Penyaluran Zakat Fitrah dan/atau ZIS (Zakat, Infak, dan Shadaqah): a) Organisasi Pengelola Zakat, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menghindari penyaluran zakat fitrah kepada Mustahik melalui tukar kupon dan mengadakan pengumpulan orang. b) Organisasi Pengelola Zakat Fitrah dan/atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk menghindari penyaluran zakat fitrah kepada Mustahik melalui tukar kupon dan mengumpulkan para penerima zakat fitrah. c) Organisasi Pengelola Zakat, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah dan/atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk melakukan penyaluran dengan memberikan secara langsung kepada Mustahik. d) Organisasi Pengelola Zakat, Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan panitia Pengumpul Zakat Fitrah atau ZIS yang berada di lingkungan masjid, musala dan tempat pengumpulan zakat
36
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
lainnya yang berada di lingkungan masyarakat untuk pro aktif dalam melakukan pendataan Mustahik dengan berkoordinasi kepada tokoh Masyarakat maupun Ketua RT dan RW setempat. 13. Petugas yang melakukan penyaluran zakat fitrah dan/atau ZIS agar dilengkapi dengan alat pelindung kesehatan seperti masker, sarung tangan dan alat pembersih sekali pakai (tissue). 14. Dalam menjalankan ibadah Ramadan dan Syawal, seyogyanya masing-masing pihak turut mendorong, menciptakan, dan menjaga kondusifitas kehidupan keberagamaan dengan tetap mengedepankan ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. 15. Senantiasa memperhatikan instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah setempat, terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. "Namun semua panduan di atas dapat diabaikan bila pada saatnya telah diterbitkannya pernyataan resmi Pemerintah Pusat, untuk seluruh wilayah negeri, atau Pemerintah Daerah untuk daerahnya masing-masing, yang menyatakan keadaan telah aman dari Covid-19," pungkasnya. [ ] Sumber: kemenag.go.id
37
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Fikih Ramadhan
ZAKAT FITRAH MESTI SESUDAH SUBUH, MENGAPA? Dr. Saiful Islam Mubarak, Lc., M.Ag
Masalah: Seorang pemuda masjid berkata, “Setiap menjelang hari raya Idul Fitri tiba, di masjid kami selalu dibahas masalah waktu pembagian zakat fitrah. Bahasan tersebut terkadang menimbulkan pro dan kontra. Ada seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan di masjid itu berkata, ‘Apabila zakat fitrah akan dibagikan sebelum subuh tiba, maka saya sejak sekarang juga akan mengundurkan diri. Saya sih ikut saja mau dibagikan dari sejak malam atau sesudah subuh tiba kalau memang tenaganya ada; dan harta zakatnya sedikit, insya Allah dapat kita tangani. Tapi, kalau harta zakat itu terkumpul sampai
38
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
puluhan ton, umpamanya, saya tidak tahu kira-kira bagaimana teknis pelaksanaannya jika waktu pembagiannya harus selesai dalam jangka waktu hanya kirakira satu sampi dua jam.’.” Fokus Pertanyaan: Apa yang menjadi landasan utama untuk pembatasan waktu pembagian tersebut? Sejauh mana validitas dalil yang dijadikan landasan dan bagaimana cara memahami dalil tersebut? Pembahasan: Suasana hari raya Idul Fitri Hari raya Idul Fitri adalah hari bahagia untuk setiap umat Islam, baik kaya maupun miskin. Karena itu, mereka dianjurkan untuk makan sebelum pergi melakukan shalat ied sesuai dengan contoh Rasulullah saw.
Masalah: Seorang pemuda masjid berkata, “Setiap menjelang hari raya Idul Fitri tiba, di masjid kami selalu dibahas masalah waktu pembagian zakat fitrah. Bahasan tersebut terkadang menimbulkan pro dan kontra. Ada seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan di masjid itu berkata, ‘Apabila zakat fitrah akan dibagikan sebelum subuh tiba, maka saya sejak sekarang juga akan mengundurkan diri. Saya sih ikut saja mau dibagikan dari sejak malam atau sesudah subuh tiba kalau memang tenaganya ada; dan harta zakatnya sedikit, insya Allah dapat kita tangani. Tapi, kalau harta zakat itu terkumpul sampai puluhan ton, umpamanya, saya tidak tahu kira-kira bagaimana teknis pelaksanaannya jika waktu pembagiannya harus selesai dalam jangka waktu hanya kirakira satu sampi dua jam.’.” Fokus Pertanyaan: Apa yang menjadi landasan utama untuk pembatasan waktu pembagian tersebut? Sejauh mana validitas dalil yang dijadikan landasan dan bagaimana cara memahami dalil tersebut? Pembahasan: Suasana hari raya Idul Fitri
39
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Hari raya Idul Fitri adalah hari bahagia untuk setiap umat Islam, baik kaya maupun miskin. Karena itu, mereka dianjurkan untuk makan sebelum pergi melakukan shalat ied sesuai dengan contoh Rasulullah saw.
Dari Anas bin Malik yang berkata, “Adalah Rasulullah saw. tidak biasa pergi pada pagi hari sebelum makan beberapa buah kurma. Ubaidullah berkata dari Anas tentang Nabi saw.. Beliau makan buah kurma dengan jumlah ganjil.”
Dwari Abdullah bin Burdah dari ayahnya berkata: adalah Nabi saw tidak keluar pada hari iedul fitri sehingga makan terlebih dahulu dan tidak makan pada hari iedul adha sehingga melakukan shalat terlebih dahulu.
Kedua hadits tersebut men jelaskan pentingnya mem buka pagi hari raya Idul Fitri dengan makanan. Suasana ini meng gambarkan kebahagiaan puncak bagi umat yang telah berjuang menahan diri dari makan siang hari selama satu bulan. Mungkinkah kebahagiaan ini akan diraih jika dalam satu keluarga yang ingin membuka hari bahagia ini dengan makanan, namun mereka tidak memilikinya? Apa yang terjadi? Sungguh, suasana ini bukan saja tidak memberi kebahagiaan, tetapi justru malah menambah kesedihan dan penderitaan. Karena itu, mereka harus men dapatkan makanan berupa buah kurma atau sejenisnya yang siap saji dan dinikmati pada saat mereka terima.
sedih hati karena harus me nahan diri dari sarapan pagi yang dianjurkan Rasul? Sungguh, tidak mereka makan beras itu. Apakah boleh dipercepat pem bagiannya agar sempat mereka nikmati pada pagi hari? Atau harus dikembalikan kepada zaman Rasulullah, yaitu berzakat dengan kurma atau kismis dengan alasan bahwa zakat adalah ibadah mahd hah yang tidak boleh diubah sedikit pun? Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, mari kita mohon kepada Allah, semoga kita diberi pemahaman yang luas tentang Islam serta dapat melak sanakannya dengan benar dan bermanfaat bagi kepentingan semua lapisan umat.
Penting kiranya kita fokuskan bahasan pada tiga masalah ter Itulah zakat fitrah yang di sebut, yaitu: bagikan pada zaman Rasulullah saw. Kondisi ini berbeda dengan • Apakah boleh kita membiarkan orang miskin menghadapi pen zaman sekarang, terutama dengan deritaan dan bertambah ke kondisi di Indonesai. Bagaimana sedihan pada hari ketika umat dengan zakat fitrah yang meng lainnya sedang berbahagia. gunakan bahan mentah seperti Mereka menderita karena lapar beras atau sejenisnya? Bagaimana pada saat orang lain menikmati pula dengan uang? Kapan orang makanan dan sedih karena miskin akan dapat menikmatinya mereka tidak dapat mengikuti apabila mereka menerima beras anjuran Rasul disebabkan tidak pada saat memerlukan nasi? memiliki kemampuan? Apakah kita biarkan mereka ber
40
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• Atau kita ikuti sunnah Rasul mereka tidak membutuhkan secara tekstual; mengembalikan buah kurma atau kismis untuk praktik zakat kepada aslinya, makan pagi. Apa yang mereka yaitu di samping membagikan inginkan adalah memakan nasi makanan mentah seperti dan lauk pauknya. Bahkan, bagi gandum, juga membagikan kebanyakan dari mereka, tiada buah kurma agar dapat di makanan yang lebih berguna makan langsung pada saat bagi mereka melebih nasi. orang miskin menerimanya • Jika kedua usulan tersebut tidak dengan alasan karena urusan dapat diterima dan tidak realistis, zakat adalah ibadah mahdhah? tidak ada jalan selain mengambil • Atau diperluas waktu pem yang ketiga. Namun, apakah bagiannya, yaitu dibagikan dengan mengambil usulan yang sebelum tiba waktu sarapan ketiga, kita tidak termasuk yang pagi agar mereka dapat me mengubah syariat karena ter masak terlebih dahulu untuk kesan mengedepankan logika? dihidangkan pada waktu pagi ? Bukankah zakat fitrah mesti dibagikan sebelum shalat ied? Yang manakah yang dapat kita ambil? • Jika kita mengambil alternatif yang pertama, tidak diragukan bahwa kita akan menyakiti masyarakat kecil. Itu adalah pelanggaran syar’i dan ber tentangan dengan jiwa manusia yang sehat. Membiarkan orang miskin menerima bagian zakat pada saat mereka menangis karena tersakiti.
Untuk diketahui apa yang mesti dilakukan, mari kita kaji kembali nushsuh (teks) hadits-hadis Nabi saw. yang berkaitan dengan masalah ini lebih teliti:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa • Jika kita mengambil alternatif Rasulullah saw. menyuruh zakat yang kedua, kita berbuat yang fitrah sebelum orang keluar kurang bermanfaat dan akan menuju shalat. mempersulit diri dan kaum Dalam riwayat Muslim berbunyi: Muslimin tanpa mencapai yang diharapkan masyarakat karena
41
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw menyuruh zakat fitrah agar ditunaikan sebelum orang keluar menuju shalat. Dengan adanya dua hadits tersebut, sangat penting kiranya untuk memerhatikan beberapa poin berikut ini:
shalat ied. Artinya, awal waktu mengeluarkan zakat fitrah adalah pada bulan Ramadhan. Jika zakat tersebut hanya dapat dinyatakan terpenuhi manakala sudah sampai di tangan mustahik, zakat itu hanya dapat disalurkan kepada mustahik hidup. Sementara, bagian mustahik fi sabilillah, seperti alat perang, sarana ibadah, dakwah, dan sejenisnya tidak mungkin dapat dipenuhi kecuali dengan memakan waktu yang lama hingga berbulan-bulan. Jika pernyataan ini dapat diterima, zakat-zakat lain pun belum bermakna bagi para muzaki selama harta zakat itu masih berada pada panitia karena kewajiban pembayaran zakat mereka masih belum dapat terpenuhi.
• Sejak kapan zakat fitrah dapat ditunaikan dan sejak kapan kewajiban tersebut dinyatakan telah ditunaikan. Apakah sejak keluarnya harta zakat dari muzakki atau setelah sampai di tangan mustahik? Adakah nash yang shahih yang menjelaskan ten- • Zakat fitrah adalah perintah Nabi tang makna dari kalimat yang mesti dipenuhi oleh kaum (ditunaikan)? Jika seorang muMuslimin, baik untuk dewasa zakki dinyatakan maupun anak-anak. Zakat fitrah hendaklah ditunaikan sebelum telah memenuhi kewajiban keluar menuju shalat ied. Apa karena telah mengeluarkan kah yang dimaksud dengan zakatnya (atau zakat telah dinya(ditunaikan)? Apakah kata takan sah sejak keluar dari musejak dikeluarkan oleh seorang zakki), pada umumnya para mumuzakki walau belum sampai zakki mengeluarkan zakat pada ke tangan mustahik atau setelah bulan Ramadhan dan sedikit diterima oleh mustahik? sekali yang mengeluarkannya pada bulan Syawal menjelang
42
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• Jika seorang muzakki menge • Waktu mengeluarkan zakat luarkan zakat fitrah melalui fitrah berakhir dengan tibanya panitia pada per tengahan waktu shalat ied. Siapa yang Ramadhan, apakah dia dapat menunaikan zakat sesudah dinyatakan telah melaksanakan shalat ied, tidak termasuk kewajiban tersebut atau belum zakat, tetapi shadaqah biasa. hingga harta zakatnya sampai Adakah dalil yang menerangkan ke tangan mustahik? Jika di sejak kapan zakat itu dapat nyatakan sudah, sejak kapan ditunaikan? zakat fitrah itu dapat ditunaikan? • Kedua hadits tersebut tidak Dan jika belum, apakah semua menyebutkan sejak kapan zakat yang masih di tangan boleh dibagikan zakat, tetapi panitia juga demikian? Menurut menegaskan kapan batas akhir sebagian ulama, zakat fitrah waktu pembagian zakat. Jika sama dengan zakat lainnya, dikaji lebih dalam lagi kalimat yaitu dibagikan kepada delapan “sebelum manusia keluar ashnaf. Bagaimana dengan hak untuk shalat”, kalimat tersebut fi sabilillah dari zakat fitrah yang mengandung makna bahwa disalurkan untuk sarana ibadah? waktu pembagian zakat adalah Apakah harus dikeluarkan pada saat mereka masih berada dan disalurkan pada saat yang di rumah masing-masing, yaitu sangat sempit? Bagaimana sebelum tiba waktu mereka teknis pelaksanaannya? keluar. Kapan waktu keluar • Jika yang dimaksud dengan untuk shalat? Semua ber menunaikan zakat itu adalah sepakat bahwa waktu keluar sampainya harta zakat kepada untuk shalat ied adalah pagi hari mustahik, bagaimana dengan karena shalat ied dilaksanakan zakat-zakat lainnya? Apakah pada waktu pagi setelah mereka orang yang telah mengeluarkan menikmati makan pagi. Jadi, zakat perhiasan, perniagaan, dan kapan waktu yang tepat untuk zakat lainnya yang disalurkan pembagian zakat? Jika zakat melalui BAZ dinyatakan belum yang dibagikan itu adalah terlaksana selama zakatnya makanan yang dapat dimakan masih di tangan BAZ? langsung seperti kurma, kismis,
43
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
dan sejenisnya, pembagian zakat pada waktu pagi akan dapat membahagiakan fakir miskin. Lain halnya dengan zakat berbentuk gandum dan beras yang tidak mungkin dapat dimakan, kecuali setelah proses masak terlebih dahulu. Maka, tidak mungkin dapat mereka nikmati, kecuali jika mereka terima sebelum tiba waktu keluar. Jadi, bagikanlah zakat fitrah itu sewaktu mereka masih berada di rumah masing-masing agar dinikmati sebelum mereka keluar menuju tempat shalat ied. Sejak kapan mulai dibagikannya? Batas awal tidak ditemukan dalam hadits ini. Hadits ini hanyalah menegaskan batas akhir pembagian zakat, yaitu sebelum mereka keluar untuk shalat Idul Fitri. Kebalikan dari “sebelum” adalah “sesudah”. Jadi, perintah membagikan zakat sebelum kaum mukminin keluar untuk shalat artinya mengandung larangan mem bagikan zakat fitrah sesudah mereka keluar melakukan shalat atau setelah shalat ied. Pe ma haman ini didukung oleh hadits hasan dari Ibnu Abas yang berbunyi:
44
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Rasulullah telah menetapkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang shaum dari ungkapan yang sia-sia dan kotor dan sebagai makanan bagi bagi orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum shalat, itulah zakat yang diterima. Dan siapa yang mengeluarkannya setelah shalat, harta itu hanyalah sebagai shadaqah biasa. (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah) Pelajaran hadits:
yang
penting
dari
• Zakat fitrah bukan amal tersendiri, melainkan ber hubungan dengan orang yang shaum, yaitu untuk menyem purnakan ibadah shaum berupa pembersihan hati pencucian jiwa dari ungkapan yang tidak berguna dan membersihkan diri dari kotoran hati. berbentuk isim fail • Kata yang menunjukkan sifat pelaku, yaitu formulasi kata yang tidak terikat dengan waktu. Berbeda
dengan kata kerja, umpamanya, yang memberi makna telah shaum (bentuk lampau). Karena tidak menggunakan kata kerja lampau, hadits ini tidak memberi arti adanya zakat fitrah harus dikeluarkan setelah selesai ibadah shaum karena sebagian ulama me ngatakan bahwa zakat fitrah dapat dikeluarkan sebelum Ramadhan berakhir.
boleh melampaui batas waktu. Jika melampuai, akan menjadi bagian dari shalaqah biasa. Batas akhir pelaksanaan pembagian zakat fitrah adalah menjelang keluar untuk shalat ied. Sejak kapan dimulai? Hadits ini tidak menjelaskan waktu permulaan walaupun secara tidak langsung dapat dipahami bahwa zakat fitrah tidak dapat dikeluarkan sebelum sahaum dilaksanakan karena zakat fitrah sangat berkaitan dengan ibadah shaum.
• Zakat fitrah ditujukan untuk orang miskin. Berlandaskan hadits ini, para ulama menegas kan bahwa mustahik zakat fitrah hanyalah orang miskin, • Hadis tersebut diriwayatkan berbeda dengan zakat lainnya oleh Abu Daud dan Ibnu Majah. yang biasa dibagikan kepada Riwayat Abu Daud melalui jalur delapan golongan. Namun, sanad sebagai berikut: pada kenyataannya, banyak sekali selain orang miskin juga menerimanya. Mereka meng anggap dirinya sebagai amilin. Apakah mungkin ada amilin bagi zakat fitrah? Memang banyak yang tidak mengetahui apa arti amilin. Amilin adalah orang-orang yang profesinya sebagai pengelola zakat. Apakah mungkin ada orang profesinya sebagai pengelola zakat fitrah yang hanya dikelola selama beberapa hari saja pada bulan Ramadhan? • Pembagian zakat fitrah tidak
45
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
yang tidak tsiqah, yaitu:
mencapai
derajat
• Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Dzakwan, • Ahmad al Azhar, • Abu Yazid al Khaulani, dan • Yassar bin Abdurrahman al Shadfi.
Dan riwayat Ibnu Majah dengan sanad sebagai berikut:
Dalam kedua jalur hadits tersebut, ditemukan sanad hadits
46
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Karena keempat orang tersebut tidak termasuk tsiqah, derajat hadits ini hanya mencapai derajat hadits hasan. Jika ditemukan kontradiksi antara hadits hasan dan hadits shahih, yang diambil adalah hadits shahih. Hadits shahih menyatakan pentingnya makan sebelum kaum Muslimin pergi untuk shalat Idul Fitri. Sementra, hadits hasan tersebut dipahami oleh sebagian kaum Muslimin seolah-olah tidak memberi peluang bagi kaum miskin untuk melakukan hadits shahih tersebut. Jika pemahaman ini betul, tidak diragukan bahwa yang harus diambil adalah hadits shahih. Betulkah ada kontradiksi antara hadits-hadits ini? Sebenarnya tidak. Akan tetapi, justru sebaliknya. Hadits dari Ibnu Majah dan Abu Daud mengandung dukungan terhadap makna hadits shahih dari Bukhari. Tiada kontradiksi antar-hadits
Betulkah terdapat kontradiksi antara kedua hadits tersebut? Hadits pertama riwayat Bukhari maknanya sangat jelas, yaitu menekankan pentingnya mem buka hari raya Idul Fitri dengan menikmati makanan sebelum pergi shalat ied. Hadits riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah menekankan pentingnya makan an tersebut sampai kepada kaum dhuafa sebelum mereka me ninggalkan rumah untuk shalat ied agar hari yang baru itu dapat mereka nikmati bersama dengan kehadiran hidangan di tengahtengah keluarga sebelum mereka pergi untuk shalat ied. Maka, jika zakat fitrah itu disampaikan setelah shalat ied, zakat tersebut berubah fungsi hanya sebagai shadaqah biasa. Mengapa? Karena, di samping tidak mencapai sasaran, yaitu membahagiakan orang miskin sejak masuk hari baru, juga melampaui batas waktu yang telah ditetapkan. Masalah makna “ shalat)
” (sebelum
Mungkin saja muncul multitafsir ”. Apakah terhadap kata-kata “ yang dimaksud dengan kalimat sebelum shalat ied? Apakah batas awal ataukah batas akhir? Apakah ada dalil yang membatasi
47
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
batas awal dari makna qabla? Jika ada, apakah sejak terbit matahari, terbit fajar, atau sejak masuk 1 Syawal? Pelaksanaan shalat ied berlangsung setelah matahari terbit, tapi tidak setiap matahari terbit disusul dengan datangnya waktu shalat ied karena shalat ied hanya dilakukan sekali dalam setahun. Yang pasti, shalat ied datang setelah berakhir waktu shalat shubuh, tapi tidak setiap berakhir waktu shalat shubuh datang waktu shalat ied, tetapi datang waktu shalat dhuha. Artinya, waktu shubuh adalah sebelum waktu dhuha sebagaimana waktu ashar berakhir sebelum waktu maghrib. Shalat ied hanyalah berlangsung sekali dalam setahun, yaitu pada tanggal 1 Syawal sesudah bulan Ramadhan berakhir. Dengan terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadhan, masuklah awal bulan Syawal. Jadi, hari Idul Fitri bukanlah sejak terbit fajar 1 Syawal, melainkan sejak tibanya 1 Syawal, yaitu sejak terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan. ”sebelum Karena itu, kalimat shalat ied” tidak hanya sejak sesudah shalat shubuh pada hari ied, tetapi juga meliputi waktu sebelumnya. Hadits tersebut
tidak menekankan batasan awal pembagian zakat fitrah, tetapi membatasi batas akhir pem bagian zakat fitrah, yaitu jangan dibagikan sesudah shalat ied.
sebelumnya. Jika Anda termasuk yang membatasi awal waktu zakat fitrah dengan ba’da subuh atau terbit fajar, sangat diperlukan dalil pembatasan tersebut, Jika Anda berkata, ”Kalau yang sebagaimana ketetapan waktu dimaksud dengan kata ’sebelum pelaksanaan ibadah lainnya. shalat’ itu termasuk waktu malam, BATAS WAKTU demikian pula dengan masalah Pembatasan waktu untuk satu makan sebelum shalat. Maka, rangkaian ibadah dapat kita termasuk juga makan malam temukan dengan jelas dalam atau makan pada waktu berbuka beberapa macam ibadah di shaum?” samping masalah zakat dengan Makan adalah kegiatan rutin menggunakan kata-kata yang setiap hari seperti halnya shalat jelas dan tidak mengandung fardhu. Maka, ada yang disebut multitafsir. Mari kita perhatikan makan pagi, makan siang, dan beberapa hadits berikut ini. makan malam. Berbeda dengan Batas awal shalat Idul Fitri yang dilakukan hanya sekali dalam setahun. Karena itu, tiada makna lain bagi kata “makan sebelum shalat ied” selain makan pagi sebelum berangkat untuk shalat ied. Jika Anda bertanya, ”Apakah perintah mandi sebelum shalat Jumat dapat dipenuhi dengan mandi pada malam Jumat?” Mandi Jumat untuk kesem purnaan shalat Jumat yang berlangsung sesudah mandi, sedangkan zakat fitrah adalah untuk kesempurnaan shaum Ramadhan yang berlangsung
48
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Dari Al Barra r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya, awal kegiatan hari ini adalah kita melaksanakan shalat, lalu pulang, kemudian menyembelih binatang qurban. Siapa yang melakukannya, maka dia mengikuti sunnah kami dan siapa yang menyembelih se belumnya, termasuk daging biasa yang diberikan kepada keluarga nya, tidak termasuk rangakaian haji sedikit pun.” Maka, berdirilah Abu Burdah bin Niyar. Dia telah menyembelih. Dia pun berkata, “Saya masih memiliki satu ekor lagi.” Beliau bersabda, “Sembelihlah! Dan tidak akan menggunakannya orang lain setelah kamu (artinya: binatang tersebut adalah hanya untuk kamu).” Berkata Mutharrif dari Amir dari Al Barra bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang menyembelih ba‘da shalat, maka sempurnalah ibadahnya dan sesuai dengan sunnah kaum Muslimin.” (H.R. Bukhari) Hadits ini menjelaskan awal waktu penyembelihan hewan qurban, yaitu setelah shalat Idul Adha selesai. Artinya, kata ba‘da (setelah) yang dihubungkan dengan satu waktu ibadah men jelaskan selesai waktu ibadah tersebut dan menjelaskan datang nya awal waktu ibadah berikutnya.
49
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Batas awal dan akhir Banyak ibadah yang ditentukan batas waktu permulaan dan batas waktu akhirnya, seperti shalat malam. Rasulullah saw. bersabda:
Abul Walid Al’Adawi berkata, “Rasulullah saw. keluar menuju kami, maka beliau bersabda, ‘Sesungguhnya, Allah azza wa jalla telah membekali kamu dengan shalat. Dia adalah bekal yang lebih baik daripada humrunni’am1 , yaitu shalat witir (shalat malam yang berjumlah ganjil). Maka, Allah telah menjadikannya bagi kalian pada waktu antara Isya sampai terbit fajar.’.” (H.R. Abu Daud) Jika kita bandingkan antara waktu yang diperlukan untuk shalat witir dan waktu yang diperlukan untuk membagikan zakat fitrah, tentu untuk pem bagian zakat fitrah sangat diper lukan waktu yang lebih luas daripada waktu untuk shalat witir. Karena tidak ditemukan dalil yang menentukan sejak kapan waktu 1. humrunni’am adalah binatang unta yang paling baik yang menjadi kebanggaan masyarakat pada zamannya
pembagian zakat fitrah, dapat dipahami jika muncul perbedaan pendapat tentang permulaan sejak kapan zakat fitrah boleh dibagikan. Sekiranya ada ke pastian awal pembagian, pasti ada dalil yang menegaskannya sebagaimana batasan waktu untuk shalat witir.
shalat subuh, yaitu waktu shalat ashar berakhir sebelum terbenam matahari dan waktu shalat subuh berakhir sebelum tebit matahari. Demikian pula halnya dengan hadits yang menjelaskan waktu menunaikan zakat fitrah, yaitu sebelum keluar untuk shalat ied. Artinya, batas akhir pembagian zakat fitrah adalah sebelum shalat Batas akhir Idul Fitri. Sejak kapan zakat itu dapat dibagikan? Hadits tersebut tidak mengandung keterangan tentang permulaan. Jika ada pernyataan yang melarang pem bagian zakat fitrah sebelum tiba waktu subuh, sangat diperlukan dalil larangannya sebagaimana larangan dalam menyembelih qurban pada hadits tersebut dan larangan dalam praktik ibadah Dari Abu Hurairah r.a. bahwa lainnya seperti pada teks yang Rasulullah saw. bersabda, “Jika akan datang. seorang dari kamu mendapat Larangan sebelum tiba waktu satu sujud dari shalat ashar se belum terbenam matahari, sem purnakanlah shalatnya. Dan jika mencapai satu sujud dari shalat subuh sebelum terbit matahari, Dan sempurnakanlah ibadah haji sempurnakanlah shalatnya. (H.R. dan umrah karena Allah. Jika kamu Bukhari) terkepung (terhalang oleh musuh Tidak ada yang meragukan atau karena sakit), (sembelihlah) bahwa hadits ini menjelaskan korban yang mudah didapat dan batas akhir shalat ashar dan
50
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
jangan kamu mencukur kepalamu sebelum qurban sampai di tempat penyembelihannya. (Q.S. .” (H.R. Abu Daud) Al Baqarah, 2: 196) Larangan melempar jumrah Ayat ini menegaskan batas hingga terbit matahari memberi awal waktu potong rambut bagi batas awal pelaksanaan satu jamaah haji. Mereka dilarang rangkaian ibadah yang dilakukan melakukannya hingga tiba waktu pada hari ke-10 Zulhijjah. Semen potong hadyu. Semua jamaah tara, batas akhir tidak dijelaskan haji menaati peraturan ini hingga dalam hadits ini. Orang yang tiada seorang pun yang berani melakukan pelemparan jumrah melakukan potong rambut, sebelum tiba waktunya termasuk kecuali pada hari tasyriq2. pelanggaran terhadap larangan tersebut.
Simpulan
Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw. mendahulukan orang-orang lemah pergi pada malam hari (meninggalkan Muzdalifah) dan beliau mene gaskan jangan melempar jumrah (Aqabah) sebelum terbit matahari3 2. seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia sepakat untuk melakukan potong rambut setelah pulang dari Muzdalifah, yaitu pada hari ke-10 Zulhijjah yang bertepatan dengan awal waktu penyembelihan hewan hadyu atau dam tamattu’. Namun, sayang sekali, banyak dari jamaah haji Indonesia yang melakukan potong hadyu tamattu’ sebelum tiba waktunya. 3. Sungguh, banyak jamaah haji yang meninggalkan Muzdalifah sebelum tiba waktu subuh. Hal ini diperbolehkan pada zaman Rasulullah bagi orang-orang yang lemah dengan syarat tidak melakukan pelemparan sebelum terbit matahari. Pada zaman sekarang, banyak sekali dari jamaah haji yang tidak mengetahui aturan ini. karena itu, pada saat mereka tiba di Mina, mereka langsung melempar jumrah Aqabah walau mereka tiba ditempat tersebut jam 01.00. Bahkan dengan resmi,
51
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Dalam hadits tersebut, kata qabla digunakan untuk membatasi akhir waktu satu ibadah dan kata ba‘da digunakan untuk membatasi awal waktu ibadah lainnya. Sementara, untuk pembatasan awal dan akhir menggunakan kata baina (antara) dan ila (sampai). Sudahkah pembagian fitrah mencapai sasaran?
zakat
Telah dijelaskan dalam haditshadits sebelumnya bahwa: • Zakat fitrah berbeda dengan zakat lainnya4, baik mustahik, muzakki, waktu pembagian, pengelola haji Indonesia menentukan jadwal melempar sebelum tiba waktu subuh, yaitu jam 04.00. Inilah yang disaksikan penulis pada haji tahun 1427 H yang lalu. 4. Lihat Q.S. At Taubah, 9: 60.
maupun ukurannya.
emas. Orang seperti ini bukanlah mustahik zakat fitrah.
• Zakat fitrah ditekankan untuk makanan orang miskin. • Masih banyak lembaga yang menganggap mustahik zakat • Zakat fitrah dapat dimanfaatkan fitrah sama dengan mustahik mustahik untuk berbuka pada zakat lainnya. pagi hari raya. Dengan berlangsungnya pem bagian zakat fitrah pada pagi hari raya, para mustahik tidak sempat memanfaatkannya, kecuali setalah pulang dari shalat ied. Namun demikian, tidak terdengar dari mereka ada yang mengeluh walau pun tidak mendapat kesem patan untuk melaksanakan sunnah rasul pada pagi hari sebelum berangkat shalat. Mengapa? Ada beberapa kemungkinan, antara lain: • Mereka tidak mengetahui sunnah Rasul yang menerangkan penting nya berbuka pada pagi hari sehingga bagi mereka be r angkat shalat ied sebelum sarapan tidak merasa ada ke kurangan apa pun. • Mereka tidak termasuk orang miskin sehingga tanpa zakat pun mereka sudah mampu menyediakan makanan se belum berangkat shalat. Bah kan, di antara mereka ada yang datang mengambil zakat fitrah dengan memakai perhiasan
52
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Pembagian zakat fitrah memerlukan penanganan profesional Pembagian zakat fitrah di tingkat RT atau RW yang bertetangga dengan mustahik tentu dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang relatif singkat karena harta zakat yang dibagikan tidak begitu banyak dan jarak dari tempat mustahiknya pun tidak jauh. Karena itu, anggota panitianya pun diangkat untuk sementara atau panitia musiman. Mereka tidak dapat dikatakan sebagai adalah orangamilin5.Amilin
5.
Al amilin adalah bentuk banyak dari al amil, yaitu kata sifat yang diambil dari kata kerja amila yang berarti ‘bekerja’ atau ‘beramal’. Artinya, amlilin adalah orang-orang yang profesinya mengurus zakat. Jika dari mereka ada yang mengerjakan pekerjaan yang lain maka pekerjaan tersebut hanyalah pekerjaan sampingan di luar waktu kerja sebagai amilin. Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa tiada amilin musiman. Adapun yang mengelola zakat pada waktu tertentu, seperti bulan Ramadhan saja, kata yang tepat bagi mereka adalah
Tips Sehat
Makan Banyak, Sebaiknya Saat Buka atau Sahur? Muhammad Isman
H
asrat untuk makan banyak biasanya muncul ketika kita ber buka puasa. Maklum, kita telah menahan lapar dan haus selama hampir seharian. Membengkaknya porsi makan saat berbuka juga ber kaitan erat dengan kebiasaan makan sahur. Rata-rata, mereka yang berbuka dengan porsi besar, makan sahurnya sedikit sekali. Itu pun kadang harus dipaksakan, yang penting menjalankan sunah bersahur. Namun, benarkah pola makan seperti itu dari segi kesehatan? Apakah pola makan ini menunjang aktivitas ibadah kita saat puasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya ajak Anda memahami mekanisme pen cernaan tubuh berdasarkan jam kerjanya.
53 53
Majalah Majalah Percikan Percikan Iman Iman edisi edisi Ramadhan Ramadhan
Pukul 20.00 - 02.00
ini bekerja. Salah satunya adalah Ini adalah saat ketika lambung optimasi pencernaan makanan beristirahat dan tibalah giliran usus sebagaimana saya jelaskan. besar dan usus kecil bekerja secara Jadi, praktis kita hanya punya maksimal. Artinya, makanan yang waktu satu sampai satu jam dikonsumsi, baik waktu sahur setengah untuk makan malam maupun di waktu buka, secara saat buka puasa. Karena, sebelum maksimal akan dicerna, diserap, pukul 20.00 seluruh kegiatan dan didistribusikan ke seluruh makan harus sudah dihentikan, bagian tubuh, bahkan hingga ke kecuali minum air putih. sel terkecil sekalipun. Mekanisme pencernaan ini memerlukan energi yang besar, sehingga sangat disarankan kita beristirahat agar fokus energi yang dipakai tidak terganggu. Sebaiknya kita menghentikan aktivitas berat saat mekanisme ini terjadi, termasuk menghentikan makan. Tidur, berzikr, mengkaji Al-Qur’an, membaca buku, menyimak tausiyah, atau sekadar berbincang ringan adalah contoh aktivitas yang dapat kita pilih di jam ini. Meski kita telah berpuasa seharian, mekanisme ini tidak akan berubah karena telah diatur oleh sensor pada otak yang bernama SCN. Sensor ini bereaksi terhadap pergantian siang dan malam, serta isyarat yang dihasilkannya akan menentukan bagaimana mekanisme tubuh
54
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Makan Sebanyak Mungkin Dalam Waktu Satu Jam Hmm... Jika demikian, bolehkah saya makan sebanyak-banyaknya dalam waktu satu jam itu? Saya yakin, itulah pertanyaan yang ada di benak Anda. Dan rentu saja jawabnya, tidak! Bagaimana pun, kita telah “mengosongkan� perut seharian, sehingga makan banyak dan cepat akan membuat tubuh kita kaget. Alih-alih menjadi sehat, pencernaan kita malah bermasalah nantinya. Saat berbuka, minumlah air putih seteguk demi seteguk. Tujuanya untuk menyeimbangkan kadar asam lambung yang mungkin meningkat saat kita berpuasa. Setelah dahaga hilang dan perut mulai terasa nyaman, makanlah makanan yang manis agar tenaga cepat pulih. Sangat dianjurkan makanan yang manis bersumber
dari buah-buahan, seperti kurma, buah yang manis, gula merah, dan sejenisnya. Gula pasir, gula putih, atau pemanis buatan sedapat mungkin dihindari.
mengakhiri makan sahur? Ditinjau dari segi mekanisme kerja tubuh, saran Rasul tersebut memang sangat pas sekali. Saat lambung siap bekerja, saat itulah lambung perlu diisi makanan. Artinya, Rasul menyuruh kita untuk memasukan makanan di saat yang tepat. Besarnya makanan yang kita makan tentu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Yang jelas, makanan tersebut harus cukup memenuhi kebutuhan energi selama berpuasa, sehingga ibadah yang kita lakukan di waktu puasa tetap berjalan maksimal.
Selesai takjil, segeralah shalat Maghrib. Gerakan shalat yang halus dapat melenturkan otototot pencernaan sehingga mem bantu proses pencernaan makanan nantinya. Setelah itu, makanlah dengan komposisi 1/3 piring nasi, 1/3 piring lauk, dan 1/3 piring sayuran. Jika masih terasa lapar dan perlu tambah, maka tambahkan lauk atau sayurannya saja. Bahkan, banyak ahli gizi yang Kesimpulan menyarankan agar saat makan Makan secukupnya ketika malam sebaiknya mengkonsumsi berbuka akan membuat gairah sayur dan ikan. ibadah sahur kita meningkat. Jadi, Makan Banyaknya Kapan? Dengan demikian, persediaan nutrisi untuk menunjang aktivitas Selepas pukul 02.00 dini hari, selama puasa dapat tetap terjaga. lambung sudah siap kembali Pola makan seperti inilah yang memainkan perannya. Inilah membuat kita punya tenaga yang saatnya kita makan yang banyak, cukup dan semangat tinggi untuk atau tepatnya saat sahur. Ngemil, meningkatkan ibadah saat puasa. makan makanan favorit, atau Bukankah kita menginginkan makan dengan porsi besar, silakan puasa yang kaya dengan amal? dilakukan pada jam ini hingga Atau, Anda ingin puasa dihiasi waktu imsyak tiba. rasa lemas. [ ] Pernahkah terpikir mengapa *Penulis adalah praktisi Rasulullah Saw. menyarankan kesehatan dan kebugaran agar kita tidak terburu-buru
55
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Parenting Ramadhan
Tips Mengajarkan Al-Quran Sejak Dini
S
etiap orangtua pastinya ingin putra–putrinya menjadi anak atau generasi yang shalih shalihah. Sebagai seorang muslim maka Al Quran adalah hal utama dan pertama yang harus dibaca, dipahami kemudian diamalkan dalam hidup. Untuk itu anakanak harus kita ajarkan bisa membaca Al Quran, sehingga kelak dalam perjalanan hidup nya Al Quran menjadi pedoman dalam bermal. Beberapa Prinsip Pembelajaran Al-Quran Di Rumah Yang bisa dipraktikan selama Ramadhan
1
Dimulai Dengan Yang Paling Mudah
Maka, yang perlu ayah bunda praktikkan kepada anak-anak, Pada umumnya, metode yang tidak seperti itu. Ayah bunda me ada atau yang dipraktikkan oleh mulainya dengan hal yang paling lembaga-lembaga pembelajaran mudah. Al-Quran (TPA/TPQ/TK Islam), Belajar Al-Quran sama dengan mengacu pada satu urutan baku belajar bahasa asing (Bahasa Arab), huruf hijaiyah (alif-ba’-ta’-dst). maka konsep pembelajarannya
56
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
mesti bertahap, seperti berikut ini: a. Dari yang lebih mudah. b. Kemudian yang mudah. c. Dari yang mudah ke yang susah. d. Dari yang susah ke yang lebih susah.
2
Dimulai dari yang Anak Sekiranya Sudah Mampu
Setelah memulai dari yang mudah, perlu dipertimbangkan juga untuk mendahulukan dan memilih huruf-huruf yang mampu ditirukan anak. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda, “Berbicaralah dengan manusia sesuai kadar akalnya. Apakah kamu ingin mereka berbohong kepada Allah dan Rasul-Nya?“ Hadits ini memberikan arahan bahwa kita harus bisa menyesuaikan materi dan bobot pembicaraan dengan kondisi lawan bicara, termasuk anak didik kita. Maka, dalam pengajaran membaca Al-Quran, misalnya, pemilihan huruf-huruf yang kemungkinan berpeluang susah, kita akhirkan.
57
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
3
Yang Susah Dipermudah
Dalam perjalanan pembelajaran membaca Al-Quran, anak-anak sering menemui hal-hal sulit. Perlu diingat sekali lagi bahwa hal-hal sulit bagi anak yang satu berbeda dengan anak yang lain. Bahkan, hal yang dirasa susah oleh pendidiknya malah justru kadang mudah saja bagi anak. Atau, sebaliknya, hal yang pendidik anggap mudah ternyata susah dipraktikkan anak didik kita. Itulah realitas yang ayah bunda hadapi selama mendidik putra-putrinya.
4
Yang Lebih Susah Dibuat Menyenangkan
Pembelajaran Al-Quran sebagai mana juga bidang studi apa pun, pasti akan menemui bagian tertentu yang lebih susah dibanding yang lainnya. Misalnya, pada pelajaran renang, tentu dari sekian macam gaya—gaya katak, kupu-kupu, punggung, dan gaya bebas—pasti ada satu gaya yang menurut murid tertentu paling susah.
Contoh yang lain, pelajaran khat (menulis tulisan Arab sesuai kaidah yang benar). Khat bermacam-macam, ada yang namanya naskhy, riq’y, tsulusy, dan lain-lain. Dalam satu jenis khat, misalnya naskhy, ada cara menulis yang paling susah yang hampir rata-rata murid belum benar menulisnya.
5
Lihat dan Hargai Proses Usahanya, Jangan Fokus pada Hasilnya
Ayah bunda harus berusaha untuk melihat anak-anak dari proses dan usahanya ketika belajar. Bukan semata-mata melihat hasilnya, sudah benar atau masih salah, tepat atau tidak, makhrajnya benar atau salah, harakat-nya benar atau salah, dan lain-lain. Tidak dan bukan itu. Seperti apa pun hasilnya, kami jadikan bahan evaluasi dan bukan satu-satunya yang menentukan benar atau salah. Ayah bunda lebih meng utamakan usaha sang anak dan proses ketika mempelajari materi tersebut. Apakah materi tersebut susah atau mudah. Jika susah, bagaimana usaha dan cara anak mengatasi kesulitannya. Apakah
58
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
cukup sabar dalam berusaha? Apakah terlihat tetap semangat meskipun menjumpai kesulitan? Apakah mau mengikuti saransaran dan petunjuk yang kami sampaikan untuk mengatasi kesulitannya? Itu yang lebih kami lihat. Kalau anak sabar, semangat, dan terus berusaha, maka kami akan mengapresiasi dan menghargai dengan tulus. Dia berhak mendapat pujian, sanjungan, bahkan lebih dari itu, seperti doa.
6
Perbanyak “Reward”Minimalkan “Punishment”
Dalam aktivitas pembelajaran Al-Quran balita kami, ayah bunda perlu memberlakukan peng hargaan (reward) dan hukuman (punishment). Namun, kami lebih memperbanyak hadiah dan meminimalkan hukuman. Oleh karena itu, ayah bunda harus berupaya mengondisikan anak agar mereka mendapatkan reward, bukan malah menggiring atau senang kalau anak mendapat hukuman. Kuncinya adalah dengan melipatgandakan ke sabaran dalam menghadapi anakanak. Hal ini tentu berkait erat dengan makna kesuksesan yang
telah kami jelaskan sebelumnya barangkali sudah bisa dipahami bahwa kami lebih mengutamakan bahwa tujuan besar dalam proses. pengajaran Al-Quran sejak balita ini tiada lain adalah membuat anak-anak mencintai Al-Quran, Yang Penting Setiap bukan sebatas mengantarkan Hari Bersama Alanak bisa membaca Al-Quran Quran kemudian selesai sampai di sana. Kebanyakan orangtua pastilah Sama sekali bukan itu. memiliki keinginan yang maksimal bagi anaknya, baik dalam karier, Kawal perjalanan putri-putri harta, jabatan, jenis pekerjaan, ayah bunda dalam rangka belajar pasangan, rumah, mobil dan menjalin cinta dengan Al-Quran. semua hal. Seperti menginginkan Agar kelak mereka dewasa benaranaknya selalu mendapat ranking benar ada cinta yang menggelora pertama, baik, penurut, sopan, dalam dadanya pada Al-Quran. dan sebagainya. Itu wajar, sah- Karena siapa pun yang cinta sah saja dan normal. Demikian mati terhadap sesuatu pasti akan juga halnya orangtua yang punya senantiasa diliputi kegelisahan semangat keislaman yang tinggi, kecuali bersamanya. Senantiasa berusaha memberikan target merasa kehilangan bila tidak terbaik untuk anaknya. Membuat bersua dengannya. Maka, jadwal yang bagus untuk anak- demikian pula jika kecintaan anaknya sengan standar yang dengan Al-Quran sudah terjalin. tinggi. Misalnya, setiap anak harus Al-Quran selalu bersama dan membaca Al-Quran minimal lima menemani. Tentu saja dengan halaman perhari, dan sebagainya. pengertian yang benar, di mana saja bukan berarti juga membawabawa Al-Quran ke tempat-tempat Mencintai Al-Quran terlarang, seperti kamar mandi Jauh Lebih Penting atau dalam keadaan junub. [ ] daripada Sekadar
8
9
Pandai Membaca Al-Quran
Dari sudah
59
Sumber: buku “ALHAMDULILLAH, BALITA PUN KHATAM AL-QURAN beberapa prinsip yang “ karya Dr. Sarmini, Lc penerbit dipaparkan sebelumnya, Khazanah Intelektual
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Curhat Annisa
Menunda-Nunda Qadha Shaum Ramadhan Dan Apa Boleh Baca Al-Qur’an Kalau Sedang Haidh? Sasa Esa Agustiana
T
eh Sasa mau tanya masalah hukum qadha shaum Ramadhan, kalau qadha tahun 2019 yang gak keburu kebayar di tahun 2020, katanya harus dibayar double ya teh? Atau di tahun ini digabung sama qadha tahun yang lalu? Bila sedang haid amalan apa yang bisa dilakukan teh?
60
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Teh yang dirahmati Allah swt. Wajib melakukan qadha. Berdasarkan firman Allah swt, “Maka(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Qs. AlBagarah: 184).“Siapa saja di antara kalian yang melihat hilal bulan Ramadhan, maka berpuasalah. “(QS Al-Baqarah [2]: 185).
Sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda, “Islam itu dibangun di atas lima perkara: kesaksian bahwa tidak Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan shalat; menunaikan zakat; beribadah haji; dan shaum Ramadhan.” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Shaum wajib Bagi yang Balig dan Berakal Karena itu, secara pasti shaum merupakan kewajiban setiap Muslim yang telah baligh dan berakal. Dalam hal ini, anak-anak dan orang gila tidak wajib untuk berpuasa. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw.: Telah diangkat pena (taklif hukum) atas tiga orang: dari anak kecil hingga baligh; dari orang yang tidur hingga dia bangun; dan dari orang gila hingga ia waras. (HR Abu Dawud).
Ketentuan ini didasarkan pada hadis penuturan Aisyah ra. yang menyatakan bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Karena haidh, nifas (darah sehabis melahirkan) kami telah diperintahkan untuk mengqadha’ shaum, tetapi kami tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat. (HR Muslim, anNasa’i, Abu Dawud, Ibn Majah dan Ahmad).
Qadha Shaum
Mengqadha Shaum sah di lakukan secara berturut-turut atau berselang-seling tanpa ada pengutamaan salah satu dari keduanya. Mengqadha Shaum Ramadhan juga sah dilakukan secara langsung setelah hari raya Idul Fitri (mulai tanggal 2 Syawal). Demikian pula, qadha sah dilakukan meski diakhirkan hingga bulan Sya’ban, beberapa saat sebelum datangnya Wanita Haid Tidak Wajib Ramadhan berikutnya. Dalil atas Puasa masalah ini adalah keumuman Wanita haid juga tidak wajib ayat : shaum, karena shaum bagi “..Maka barangsiapa di antara mereka adalah tidak sah. Jika mereka telah suci dari haid maka kamu ada yang sakit atau dalam mereka wajib meng-qadha’ perjalanan (lalu ia berbuka), maka shaum yang ditinggalkannya. (wajiblah baginya berShaum)
61
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
sebanyak hari yang ditinggalkan Adapun bagi orang yang lalai itu pada hari-hari yang lain..” (QS. mengqadha Shaum hingga Al Baqarah [2]: 184) beberapa Ramadhan maka ke Ayat tersebut menetapkan wajiban qadhanya tetap berlaku. qadha Shaum secara mutlak Ia tidak cukup hanya mengqadha tanpa batasan (taqyid) dan pe Ramadhan yang terakhir saja. ng khususan (takhsis). Hal ini Ini dikarenakan qadha Shaum menunjukkan adanya keluas an Ramadhan tidak gugur dengan waktu mengqadha Shaum hingga lewatnya waktu lebih dari satu Dengan melalaikannya sebelum datang Ramadhan tahun. berikut nya. Dalam hal ini para (mengakhirkannya) maka ia telah fuqoha telah bersepakat. Dalil berdosa, dan ia tetap terkena lainnya adalah dari Aisyah ra, ia beban untuk mengqadha se luruh Shaum yang pernah berkata : ditinggalkannya. “Suatu ketika aku memiliki Wanita haidh diharamkan hutang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadha puasa shaum selama darah masih me Ramadhan, melainkan pada ngalir di masa haidh. Apabila bulan Sya’ban karena kesibukan haidh keluar meski sesaat sebelum melayani Rasulullah Shallallahu maghrib, ia wajib membatalkan ‘alaihi wa sallam” (Muttafaqun shaumnya dan mengqadhanya `alaih) atau hadist, “Aku tidak pada waktu yang lain. Apabila mengqadha hutang Shaum darahnya terhenti pada malam Ramadhanku kecuali pada hari (sebelum terbit fajar), maka bulan Sya’ban hingga Rasulullah shaum pada hari itu wajib atasnya Saw dimakamkan”. (HR. Ibnu dan sah. Sebab, yang menjadi Khuzaemah, Tirmidzi, dan Ahmad) penentu adalah mengalir atau tidaknya darah. Sementara mandi Abu Hanifah dan para adalah perkara untuk persiapan shahabatnya, Ibrahim An-Nakha’i, shalat shubuh. al Hasan al Bashri, al Muzani dan Namun apabila qadha’nya Dawud bin Ali berpendapat bahwa orang tersebut hanya wajib qadha diakhirkan/ditunda-tunda hingga datang bulan Ramadhan tahun saja.
62
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
berikutnya maka ia berkewajiban untuk beristighfar dan me minta ampun kepada Allah, serta menyesal dan mencela perbuatannya menunda-nunda qadha shaum. Namun ia tetap berkewajiban mengqadha shaum nya yang ia tinggalkan, karena kewajiban mengqadha tidak gugur dengan sebab diakhirkan/ ditunda. Maka ia tetap wajib meng gantinya walaupun setelah bulan Ramadhan tahun berikutnya.
Tidak boleh menunda qadha tanpa ada udzur, berdasarkan ucapan Aisyah Radhiallahu ‘anha: “Suatu ketika aku memiliki hutang puasa Ramadhan dan aku tidak bisa mengqadha puasa Ramadhan, melainkan pada bulan Sya’ban karena kesibukan melayani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Muttafaqun `alaih)
Amalan Lain bagi Wanita Haidh Meski tidak shaum, wanita yang sedang haid,masih mempunyai kesempatan untuk meraih kemuliaan Ramadhan. Mereka harus bisa mengoptimalkan
63
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
berbagai amalan selama Ramadhan. Untuk itu, mereka dianjurkan untuk lebih me ningkatkan berbagai amalan, diantaranya : Berdzikir, membaca Al-Qur’an dan berdoa memohon ampunan Allah SWT, Bersedekah, Memberi makan orang yang berbuka Shaum, Meringankan pekerjaan orang yang shaum, Menimba ilmu/bersilaturahmi, untuk meraih ketaatan kepada Allah SWT, Beramar makruf nahi munkar, Melaksanakan berbagai ketaatan menjauhi kemaksiatan, karena setiap amal kebaikan di bulan Ramadhan dilipat gandakan pahalanya. Oleh karena itu, selayaknya muslimah yang sedang haidh atau nifas tidak menghabiskan waktu dan energinya untuk sesuatu yang sia-sia. Sesungguhnya Bulan Ramadhan penuh dengan ke muliaan dan keberkahan. Tak seharusnya mereka jauh atau kosong dari suasana keberkahan dan ampunan Ramadhan. Banyak hal yang bisa dilakukannya. Dan jika hal itu mampu mereka optimalkan sesungguhnya Allah SWT Maha Memberi karunia
kepada hamba-hamba-Nya yang sebagian pendapat madhab sungguh-sungguh taat sehingga Ahmad dan lainnya. mencapai gelar taqwa. Hadits berkaitan dengan wanita haidh membaca Al-Qur'an hanya wwBagaimana dengan satu riwayat saja. Yaitu hadits wanita haidh? yang diriwayatkan dari Ismail bin Tentunya semangat menta 'Ayyasy, dari Musa bin Uqbah, dari daburi Al-Qur’an, ini juga layak Nafi, dari Ibnu Umar; dimiliki seorang wanita muslimah "Wanita haid dan orang junub yang haidh. Dia berhak mendapat tidak boleh membaca Al-Qur'an keutamaan dan kemuliaan me sama sekali." (HR. Abu Dawud lalui Al-Qur'an. Namun, ada dan lainnya) ini merupakan satu kendala bagi kaum hawa hadits dhaif/lemah, berdasarkan ini dengan ketetapan bolehkah kesepakatan ulama ahli hadits. mereka tetap membaca Al-Qur'an Haidts Yang diriwayatkan dari untuk mendapat keberkahan Ismail bin 'Ayyasy oleh Hijaziyyin yang lebih, khususnya pada bulan (orang-orang Hijaz) adalah hadits Ramadlan? lemah berbeda kalau yang Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah meriwayatkan adalah Syamiyyin berkata, Adapun orang junub dan (orang-orang Syam). Dan tak haid untuk membaca Al-Qur'an, seorangpun perawi yang tsiqah maka di kalangan ulama terdapat (terpercaya) telah meriwayatkan 3 pendapat: hadits ini dari Nafi'. Sebagiannya membolehkan, adalah madzhab Abu Hanifah dan yang masyhur dari madhab Imam Syafi'i dan Ahmad. Sebagian yang lain tidak membolehkan bagi orang junub dan boleh bagi wanita haidh, baik secara bebas atau karena takut lupa hafalannya. Ini adalah madhab Malik dan
64
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Bahwa sesuatu yang maklum, para wanita sudah mengalami haidh pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, namun beliau tidak pernah me larang mereka membaca AlQur'an, sebagaimana beliau tidak pernah melarang mereka dari berzikir dan berdoa. Bahkan beliau
memerintahkan para wanita haid agar keluar pada shalat Ied, lalu mereka bertakbir seperti takbirnya kaum muslimin yang lain. Beliau juga memerintahkan wanita haidh agar tetap melak sanakan ritual haji kecuali Thawaf di Ka'bah, dia membaca kalimat talbiyah di Muzdalifah, Mina, dan tempat-tempat masya'ir lainnya dalam kondisi haidh. Adapun orang Junub, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallamtidak memerintahkannya agar me nyaksikan shalat Ied, tidak pula shalat dan melaksanakan manasik haji. Karena orang junub memungkinkan untuk bersuci, karenanya tidak ada udzur baginya dalam meninggalkan thaharah
65
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
(bersuci). Hal ini berbeda dengan wanita haidh, karena hadats tetap ada pada dirinya yang tidak mungkin melakukan thaharah dengan kondisinya itu. Karena itulah, para ulama menyebutkan bahwa orang haidh tidak boleh berdiam di Arafah (untuk wukuf), Muzdalifah dan Mina sehingga mereka bersuci, walaupun suci tidak menjadi syarat dari semua itu. Tetapi maksudnya, pembuat syariat memerintahkan wanita haid untuk berzikir kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, baik dalam bentuk wajib atau sunnah. Berkaitan dengan membaca AlQur'an, maka Islam tidak melarang wanita haid dari membacanya. Wallahu a'lam bishshawab. [ ]
Tips Annisa
JALANI KEHAMILAN YANG SEHAT DI BULAN ISTIMEWA
Bulan Ramadhan adalah bulan yang pernuh berkah bagi siapa pun. Di bulan yang istimewa ini, mereka yang mengaku beriman kepada Allah diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh, tak terkecuali para ibu yang sedang mengandung. Namun faktanya, masih banyak ibu yang ragu menjalankan puasa secara penuh karena khawatir dengan kesehatan janinnya. Adanya perubahan pola atau jadwal makan saat berpuasa membuat sebagian ibu takut janinnya tidak mendapatkan gizi yang cukup, sehingga dapat mempengaruhi kandungan. Tetapi benarkah demikian? Menurut laporan beberapa penelitian, ilmiah, menjalankan puasa di bulan Ramadhan tidak akan membahayakan. Puasa justru dapat memberikan dampak positif bagi ibu hamil, selama ibu dalam kondisi sehat serta pola makannya diatur dengan baik sehingga gizinya tetap terjaga dan seimbang. Perubahan pola makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari seharusnya tak perlu dirisaukan selama pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil tercukupi dengan baik. Kekhawatiran ibu hamil bahwa janinnya akan kekurangan makanan sebenarnya beralasan karena ada pula penelitian menyebutkan, pada beberapa wanita hamil yang berpuasa berisiko melahirkan bayi yang berberat badan rendah. Namun, hal ini tak perlu dirisaukan. Karena menurut penelitian lain, kata Febri, kasus tersebut hanya ditemukan pada wanita yang cenderung memiliki pola makan dan diet buruk. Studi lain juga menemukan bahwa berpuasa di bulan pertama kehamilan dapat mengakibatkan penurunan berat badan bayi saat lahir. Namun, penurunan ini hanya sekitar 40 gram sehingga relatif
66
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik, dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu telah beriman kepadaNya kecil dan tidak berdampak besar bagi kesehatan janin. Pada wanita hamil yang berpuasa umumnya akan terjadi perubahan keseimbangan kimia dalam darah. Namun, perubahan ini tidak berbahaya bagi ibu dan bayinya. Kehamilan memang menyebabkan terjadinya perubahan hormon pada tubuh. Hal ini berefek pada perubahan mood, nafsu makan, dan gejala-gejala seperti muntah dan lain sebagainya. Wanita hamil, kata Febri, harus membatalkan puasa jika ditemukan tanda-tanda seperti pendarahan, kontraksi (lebih dari empak kali dalam 1 jam), terjadi penurunan gerak janin, penglihatan memburam, tegang otot, lemas berlebih, dan pusing hebat. Oleh karena itu, sebelum menjalankan puasa, ibu hamil perlu terlebih dulu melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter. Bila sudah mendapatkan rekomendasi, pastikan ibu hamil selalu mendapatkan istirahat yang cukup dan menjauhkan diri dari stres. Selalu ingat untuk memenuhi asupan nutrisi dan energi yang tepat saat berbuka puasa. Ibu hamil memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan wanita pada umumnya. Ia menganjurkan para ibu hamil mengonsumsi makanan berbahan dasar susu dan protein lebih kurang dua kali lipat lebih tinggi. Pastikan pula asupan nutrisi saat puasa tercukupi di malam hari dengan memperbanyak makanan kaya serat dan banyak minum air putih. Perlu yang terbaik di awal kehidupan Dalam ayat Al Quran, Allah SWT telah memerintahkan apa yang kita makan haruslah baik dan halal. “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik, dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu telah beriman kepadaNya�.(QS. Al-Maidah 88).
67
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Hal ini pun berlaku mutlak bagi ibu yang sedang hamil. Makanan yang bergizi tinggi sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan ibu dan janin yang sedang dikandungnya. Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan pemenuhan gizi di awal kehidupan seseorang akan menentukan kualitas kesehatannya di kemudian hari. Kajian ilmiah yang pernah dimuat dalam jurnal The Lancet menunjukkan betapa penting makanan terbaik bagi anak khususnya pada 1.000 hari pertama. Seribu hari di sini adalah seribu hari pertama kehidupan, yaitu 270 selama masa di dalam kandungan dan 730 hari selama masa 2 tahun pertama pascalahir. Mengapa penting? Ini adalah masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh. Pada saat dilahirkan, bayi mempunyai organ yang hampir semuanya telah selesai dibentuk diikuti dengan perkembangan setelah lahir. Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan asupan gizi dari ibu, baik yang dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari simpanan dalam tubuh ibu. Bila pasokan gizi dari ibu ke bayi kurang, bayi akan melakukan penyesuaian, karena bayi bersifat plastis (mudah menyesuaikan diri). Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan jumlah sel dan pengecilan ukuran organ dan tubuh yang lebih kecil, agar sesuai dengan terbatasnya asupan gizi. Sayangnya sekali berubah, bersifat permanen, atinya bila perbaikan gizi dilakukan setelah melewati kurun seribu pertama kehidupan, maka efek perbaikannya kecil, sebaliknya bila dilakukan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan, terutama di dalam kandungan, maka efek perbaikannya bermakna.
68
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, mempunyai beberapa risiko di antaranya terkena penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung dan gangguan ginjal ; hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif; dan gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga berisiko pendek. Keadaan ini tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun. Artinya, risiko tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya. Tips Puasa untuk Ibu Hamil. Setelah melakukan pemeriksaan dan dinyatakan aman untuk berpuasa, maka ibu hamil perlu melakukan persiapan. Ibu hamil tentunya dalam menjalankan puasa akan sangat berbeda ketika tidak sedang hamil, diperlukan kiat-kiat khusus agar puasa yang sedang dijalankan benar-benar menjadi sebuah ibadah nan barokah dan juga tetap menjadikan kehamilan yang sedang dijalani senantiasa sehat. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan selama berpuasa : Saat Sahur - Ketika sahur, pilih makanan yang mengandung protein dan lemak dalam jumlah cukup. Kedua jenis zat gizi ini dapat bertahan lebih lama di pencernaan sehingga memperlambat rasa lapar di siang hari.
69
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Sebaiknya ibu hamil banyak mengkonsumsi daging. Daging adalah makanan yang mengandung kalori dan protein sangat tinggi yang bisa disimpan tubuh dalam waktu cukup lama. - Upayakan mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C dan mineral seng (zinc) untuk menjaga daya tahan tubuh. - Jangan mengonsumsi makanan manis saat sahur agar tubuh tidak lemas dan cepat merasa lapar akibat insulin shock. - Sebaiknya hingga waktu sahur habis, usahakan minum air putih sebanyak-banyaknya. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter. Dan ditambah dengan segelas susu hangat. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil. Saat Berpuasa - Jalani puasa dengan niat dan tekad yang bulat dan ikhlas agar harihari berpuasa terasa ringan dan membahagiakan meski sedang hamil. - Cukup istirahat. Bila memungkinkan sediakan lebih dari porsi istirahat sebelumnya. - Kurangi porsi aktivitas yang membutuhkan energi ekstra, misalnya aktivitas di lapangan atau pikiran yang berat-berat. Sedapat mungkin hindari stres dan buang jauh kebiasaan/dorongan untuk marah. - Batalkan puasa jika ibu hamil mengalami: a. Muntah-muntah bih dari 3 kali yang dikhawatirkan menyebabkan terjadinya dehidrasi.
70
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
b. Mengalami diare yang diikuti rasa mulas dan melilit c. Mimisan yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pertanda kondisi tubuh sudah tidak stabil d. Lemas, pusing diikuti dengan mata yang berkunang-kunang pertanda hipoglikemia dikhawatirkan janin mengalami kekurangan gizi. e. Mengalami keringat berlebih khususnya keringat dingin pertanda bahwa tubuh bahwa kondisi fisik ibu hamil sudah tidak kuat lagi untuk berpuasa Saat Berbuka - Awali berbuka dengan minuman hangat dan manis untuk meningkatkan kadar gula darah, tetapi ibu hamil juga harus tetap membatasi makanan dan minuman yang manis. Hindari minuman dingin karena dapat menurunkan kerja lambung. - Kemudian ibu hamil dapat melanjutkan dengan menyantap makanan yang mengandung karbohidrat simpleks sehingga lebih mudah diserap tubuh, seperti kolak atau kurma. - Setelah shalat magrib, makanlah dengan porsi lebih besar, tapi jangan langsung kalap. Makan dalam jumlah besar bisa membuat tubuh Anda lemas. Karena itu, makan secukupnya saja. Sehabis salat tarawih, usahakan untuk makan walau hanya sedikit. wSemoga bermanfaat. [ ] *Penulis adalah dokter spesialis kandungan dan penulis buku.
71
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Menu Ramadhan
Aneka Olahan Kurma
S
udah tidak diragukan lagi bahwa kurma mengandung segudang manfaat bagi kesehatan. Juga sudah tidak perlu diperbedatkan lagi keutaamaan berbuka atau takjil dengan kurma. Meski demikian, ibu yang bijak harus menghadirkan kurma dalam berbagai bentuk dan olahan agar anggota keluarga tidak bosan dengan menu takjil kurma yang begitu-begitu saja. Ya, kurma dapat diolah menjadi berbagai jenis hidangan yang dijamin dapat menggugah selera makan seluruh anggota keluarga. Kalau semua anggota keluarga dapat melahap kurma yang ibu hidangkan, bukankah itu berarti menunjang pemenuhan nutrisi untuk kesehatan mereka sebagai bekal melaksanakan shaum sehari berikutnya? Nah, berikut resep kurma yang tim Dapur Anisa rangkum sebagai referensi ibu dalam mengolah kurma. Selamat mencoba!
72
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Krim Cokelat lembut)
(kocok
sampai
• 200 gram margarin • 200 gram gula halus • 2 sendok makan pasta/cokelat bubuk Untuk hiasan • Meises • kacang mete Cara membuat Cake Kurma Kacang Cokelat
CAKE KURMA KACANG COKELAT Bahan Cake
• 6 kuning telur • 250 gram gula halus • 100 gram mentegwa tawar • 1/2 sendok sendok teh garam halus • 5 putih telur, kocok sampai putih • 100 gram tepung terigu
• Kocok gula, kuning telur, mentega tawar, dan garam sampai lembut dan putih. masukkan tepung, aduk rata, masukkan kacang mete 50 gram, kurma dan cokelat masak yang sudah dicincang kasar, aduk perlahan. masukkan putih telur, aduk rata • Tuang ke dalam loyang sesuai selera / persegi ukuran 20 x 10 x 8 cm yang sudah dioles margarin dan ditaburi tepung, panggang dalam oven selamaa 30 menit dengan panas 180 derajat celcius atau sampai matang. setelah matang dinginkan.
• 200 gram kacang mete, cincang halus (50 gram untuk campuran, • Olesi seluruh cake dengan 150 gram untuk taburan) krim, beri pinggirnya kacang • 100 gram kurma, cincang halus mete dan taburi meises bagian • 100 gram cooking chocolate atasnya. (cokelat masak), cincang kasar
73
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• 5 biji es batu • air secukupnya Cara membuatnya:
• Pilih buah kurma yang bagus, dan buang bijinya. • Semua bahan-bahan di atas di campur jadi satu.
JUICE KURMA
• Blender kental.
Bahan:
• 5 biji kurma
sampai
halus
dan
• Setelah itu, jus kurma dituang kan di gelas.
• 5 sdm markisa • 1 iris jeruk nipis
• Juice kurma siap disantap. Sirup:
KOKTAIL KURMA
• 2 sendok teh air jeruk lemon
Bahan:
• 150 gram gula pasir • 200 gram nanas, dipotong kotak • 350 ml air 1 cm Cara Membuat:
• 1 kaleng leci, ditiriskan
• Rebus sirup hingga mendidih. • 10 buah kurma tanpa biji, dipo• Angkat dari api, tambahkan kurtong-potong ma, leci, nanas, diamkan sampai • 400 gram es batu dingin. • Tambahkan es batu. Sajikan.
PIE KURMA Kulit pie:
• 250 gr tepung terigu • 1/2 sdt garam • 125 gr mentega • 3 sdm air es. • Isi: • 250 gr kurma
74
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Cara membuat:
telah siap, ratakan dan tutup kembali permukaan kurma dengan adonan. Panggang hingga matang.
• Tuang semua bahan ke dalam wadah. Aduk-aduk dan uleni hingga kalis. Saat adonan sudah kalis, pipihkan adonan den- • Kamu bisa menyajikan pie kurgan menggunakan roller untuk ma ini dengan bahan pendampkemudian dimasukkan ke daing lain, seperti krim ataupun es lam loyang. Bentuk adonan sekrim. Pie kurma siap disajikan suai loyang kemudian masukan untuk menu berbuka ataupun kurma ke dalam adonan yang dessert setelah makan besar.
RESEP ES TAPE DAN KURMA Bahan:
• Tape ketan hitam 100 gram • Tape ketan hijau 100 gram • Kurma 100 gram, buang • bijinya, iris panjang • Nata de coco 150 gram • Sirup stroberi susu 100 ml • Susu kental manis putih 150 ml
Cara Membuat :
• Tuang susu kental manis putih dalam gelas saji, tambahkan tape ketan hijau diatasnya. • Masukkan nata de coco, tape ketan hitam, dan kurma. • Tambahkan es serut. Tuang sirup stroberi susu di atasnya. • Sajikan segera.
• Es serut secukupnya
LUMPIA KURMA Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
• 10 lembar kulit lumpia kecil • 1 sendok makan tepung terigu protein sedang dan 1 sendok makan air, dilarutkan untuk perekat minyak untuk menggoreng
75
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Bahan Isi:
Cara Pengolahan:
• 100 gram kasar • • • •
kurma,
dicincang • Isi: aduk rata kurma, santan, dan garam. Masak sambil diaduk sampai lembut. Masukkan 50 ml santan dari 1/4 butir kelapa pisang, kacang tanah, dan wijen. 1/4 sendok teh garam Aduk rata. Angkat. 100 gram pisang raja, dipotong • Ambil selembar kulit lumpia. kotak Beri isi. Gulung. Rekatkan 50 gram kacang tanah kupas, dengan larutan tepung terigu. disangrai, dicincang kasar • Goreng sampai matang dan 1 sendok teh wijen putih sangrai kering dalam minyak yang sudah dipanaskan. • 4 sendok teh garam • minyak untuk menggoreng Bahan Isi:
• 1.200 ml susu cair • 120 gram maizena dilarutkan dengan 200 ml air • 260 gram gula pasir
ROTI GORENG ISI KURMA Bahan:
• 200 gram cokelat masak pekat, dipotong-potong • 200 gram keju cheddar parut
• 200 gram strawberi segar, dipo• 1.600 gram tepung terigu protong-potong kecil tein tinggi • 4 tetes pewarna merah cabai • 28 gram ragi instan Cara membuat: • 300 gram gula pasir • 80 gram susu bubuk • 2 sendok teh baking powder • 4 butir telur • 4 kuning telur • 700 ml air es • 300 gram margarin
76
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• Isi, masak susu cair dengan gula pasir sampai gula larut dan mendidih. Masukkan larutan maizena. Aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian. Satu bagian ditambahkan cokelat masak pekat. Aduk hingga cokelat larut. Satu bagian tambahkan keju. Dan satu
bagian tambahkan strawberi • Ambil adonan. Pipihkan. Bulatdan pewarna merah. Aduk rata. kan. Letakkan diloyang yang ditMasukan masing masing kedaabur tepung terigu. Diamkan 20 lam plastik segitiga. Sisihkan. menit. • Campur tepung terigu, ragi in- • Goreng dengan minyak yang stan, gula pasir, susu bubuk, dan telah dipanaskan dengan api baking powder. Aduk rata. kecil sampai matang dan kecokelatan. Angkat. Sisihkan. • Tambahkan telur dan air es sedikit-sedikit sambil diuleni sam- • Ambil satu buah roti. Tusuk bapai kalis. Masukkan margarin. gian pinggir roti dengan sumpit. Uleni sampai elastis. Diamkan Semprotkan dengan isi cokelat. 30 menit. Teruskan roti dengan masing masing isi yang lainnya. • Timbang masing-masing 15 gram. Bulatkan. Diamkan 10 menit.
• Gula pasir 100 gram • Susu cair 60 ml • Pandan pasta 1/2 sendok teh • Selai nanas 150 gram • Kurma 100 gram, buang bijinya, pipihkan
Cara membuat:
• Campur terigu dengan maizena, ayak dan sisihkan.
BAHAN BOLU GULUNG KURMA
• Masukkan campuran terigu, aduk perlahan hingga rata. Tepung terigu protein sedang Tuangkan susu cair sedikit demi 50 gram sedikit, aduk rata. Tepung maizena 15 gram • Tambahkan pandan pasta, aduk Telur ayam 3 butir rata. SP 1/2 sendok teh
Bahan:
• • • •
• Kocok telur, gula pasir dan SP hingga mengembang.
77
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• Tuang adonan ke dalam loyang • Olesi permukaan bolu dengan persegi yang dialas kertas selai nanas hingga rata, letakkan roti dan bersemir margarin. kurma secara acak. Gulung Kukus hingga matang. Angkat, hingga padat. keluarkan dari cetakan. • Potong dan hias sesuai selera, sajikan.
Cara membuat:
• Campurkan susu, telur, dan gula pasir, aduk hingga rata. • Lalu campurkan kedalam roti tawar, biarkan sejenak.
PUDING ROTI KURMA
• Masukkan keju yang sudah dipotong dadu kecil.
• Siapkan pinggan tahan panas yang telah diolesi margarine, Bahan-bahan: masukkan adonan roti ke da• 7 lbr roti tawar, potong kotak kelamnya. cil. • 300 ml susu cair. • 3 btr telur, kocok. • 60 gr gula pasir. • 100 gr keju cheddar, potong dadu. • 6 bh kurma, potong kotak kecil.
78
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• Masukkan ke dalam oven, pada saat setengah matang taburi atasnya dengan kurma. • Masukkan kembali kedalam oven, masak hingga matang.
Cara Membuat:
• Kocok bahan A hingga lembut dengan mixer kecepatan sedang. Setelah itu bahan B dicampur dan saring, tuangkan ke bahan A, aduk rata, campur dengan bahan C.|
COOKIES KURMA Bahan A
• 150 gr Butter • 120 gr Gula Pasir • 30 gr Kuning Telur • 1 gr Garam • 1 gr Vanila Bahan B
• 150 gr Tepung Kunci • 20 gr Susu Bubuk • 30 gr Maizena • 7 gr Baking Powder Bahan C • 75 gr Almond Cincang • 100 gr Kurma
79
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
• Timbang, pipihkan adonan setebal 15 mm, cetak bulat diameter 4 cm Letakkan keloyang beralaskan kertas roti (parchment paper). Panggang dengan oven 1700C selama 15 menit.
80
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Tips Keuangan
Tips Mengatur Keuangan Idul Fitri Ditengah Pandemi Sebagian besar orang meng hadapi masalah keuangan yang klasik saat menjalang Idul Fitri atau lebaran. Klasik karena masalah ini selalu berulang setiap menjelang dan selesai Lebaran atau Idul fitri. Banyak keluarga yang punya pengalaman menghadapi keuangan yang tidak sehat. Biasanya saat Ramadhan akan ada pendapatan dua kali yakni selain gaji bulanan juga ada Tunjungan Hari Raya (THR). Namun kenyataannya masih saja kurang karena pengeluaran juga bertambah. Bahkan tidak jarang ada yang sampai harus berhutang. Dampaknya lebaran sudah usai, masalah keuangan masih berlanjut.
81
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Padahal, jika dihitung dengan cermat sebenarnya pendapatan rutin bulanan plus THR itu cukup untuk memenuhi kebutuhan saat Lebaran. Jadi seharusnya tidak harus berhutang. Lalu bagaimana caranya agar momen Lebaran tetap bahagia namun keuangan juga tetap sehat? Setidaknya ada empat langkah yang sebaiknya dilakukan ayah bunda:
1. Menyusun Pengeluaran Buat daftar semua pengeluaran dengan dana yang dibutuhkan untuk masing – masing pengeluaran tersebut. Sebisa mungkin, semua pengeluaran dicatat, jangan sampai ada yang kelewat, terutama pengeluaran utama yang menghabiskan biaya besar. Semakin detil dan komprehensif catatan kita, semakin baik. Jadinya lebih akurat menggambarkan pola pengeluaran.
2. Prioritas Pengeluaran Tidak semua pengeluaran penting. Ada yang penting tapi banyak pula yang sekunder atau bahkan tersier. Pisahkan yang utama dan penting dengan yang nice to have dan paling mudah dikurangi ketika situasi keuangan menuntut.
3. Prioritas Pengeluaran Tidak semua pengeluaran penting. Ada yang penting tapi banyak pula yang sekunder atau bahkan tersier. Pisahkan yang utama dan penting dengan yang nice to have dan paling mudah dikurangi ketika situasi keuangan menuntut. Nah, yang paling tahu soal prioritas ini ya kita sendiri. Atau keluarga kita. Jangan sampai menentukan prioritas dipengaruhi atau bahkan di drive oleh orang lain. Itu akan menyulitkan kita nantinya. Sebaiknya punya alasan yang kuat dalam menentukan prioritas sebuah pengaluran. Sehingga, saat nanti ‘digoyang’ oleh tuntutan situasi, kita cukup kuat mempertahankan prioritas yang sudah dibuat.
82
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
4. Anggaran Lebaran Berdasarkan rencana pengeluaran yang sudah dibuat, kita membandingkan rencana pengeluaran dengan pendapatan. Cukup tidak, pendapatan untuk membiayai rencana pengeluaran yang sudah disusun. Jika pendapatan cukup, itu sangat menyenangkan. Tidak perlu memangkas apa – apa. Yang jadi soal, pendapatan seringkali tidak cukup. Rencana pengeluaran biasanya jauh lebih besar dibandingkan pendapatan. Ada gap antara keinginan dan kenyataan. Kalau begitu, perlu memangkas pengeluaran. Memangkas pengeluaran dilakukan berdasarkan prioritas yang sudah dibuat diawal. Alhasil, kita sudah membuat anggaran atau rencana pengeluaran yang disesuaikan dengan pendapatan. Diatas kertas, sudah ada rencana anggaran yang secara keuangan sehat (tidak lebih besar pengeluaran dari pendapatan) dan dibuat berdasarkan prioritas yang mencerminkan kepentingan dan urgensi kita.
5. Mengeksekusi Anggaran Ini yang paling sulit. Ketika Lebaran datang, kita harus memangkas pengeluaran dan disipilin dengan anggaran yang sudah dibuat. Banyak yang gagal disini karena memang tidak mudah mengubah gaya hidup. Ribuan alasan dibuat untuk menjustifikasi pengeluaran yang ada. Kuncinya apa? Kuncinya terletak di bagaimana kita sepakat dengan prioritas yang sudah dibuat. Makanya, saat menyusun prioritas harus melibatkan anggota keluarga. Sehingga, saat pengeluaran dikurangi, anggota keluarga paham alasannya dan karena itu mensupport. Banyak yang tidak pernah melakukan exercise ini saat menghadapi Lebaran. Tidak pernah menghitung berapa sebenarnya pengeluaran, tidak tahu bagaimana pola pengeluaran, dan tidak menentukan mana yang penting dan mana yang tidak penting.
83
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Yang terjadi, pokoknya mumpung Lebaran, konsumsi digenjot habis. Ketika kebutuhan datang, semuanya dinikmati dan tidak dipilah dulu mana yang utama dan mana yang sekunder. Akibatnya, sangat wajar, pendapatan menjadi tidak cukup.
Idul Fitri Tidak Ada Gaji dan THR Momen Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini bisa jadi sangat jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini sebagian besar masyarakat tengah menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak akhir Desember 2019. Selain berdampak pada kesehatan, yang sangat terasa dengan adanya wabah atau pandemi Covid-19 ini adalah dampak secara ekonomi. Banyak usaha yang terhenti, banyak industri yang berhenti produksi, banyak yang kehilangan pendapatan sehingga akibatnya ada yang dipotong gaji, tidak ada THR bahkan hingga ada yang di PHK. Jika hal ini terjadi maka selain tetap melakukan 4 tips diatas secara ketat juga perlu melakukan beberapa langkah ditengah suasana keprihatinan yang kita hadapi saat ini. Langkah tambahan itu antara lain:
- Tunda Mudik Mudik atau pulang kampung adalah tradisi turun temurun yang sudah berlangsung lama khususnya di Indonesia. Momen ini dijadikan ajang silaturahmi antar keluarga, saudara, teman dan tetangga di kampung halaman. Silaturahmi adalah ajaran Islam yang sangat mulia dan banyak mengandung keutamaan. Namun ditengah situasi yang masih kurang kondusif dalam menghadapi pandemi ini maka sebaiknya cara mudik ditiadakan dulu atau ditunda sampai batas waktu tertentu.
84
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Selain untuk menjaga kesehatan dan tertular dari Covid-19 yang bisa tertular selama diperjalanan, juga untuk mengurangi atau meminimalisir pengeluaran. Sebagaimana diketahui dana atau biaya mudik cukup besar dan dapat mengganggu keuangan pasca lebaran atau Idul Fitri.
- Tidak Beli Baju Baru Dulu Lebaran atau Idul Fitri bagi sebagian orang identik dengan baju baru dan aksesoris lainnya. Untuk tahun ini sebaiknya beli baju baru itu bisa dihindari atau minimal ditunda dulu. Ayah bunda juga bisa menjelaskan kepada anak-anak, mengapa tahun ini tidak ada baju baru?. Bagi keluarga yang mampu pun diharapkan dapat menahan diri. Lebih baik menunjukkan empati dan menampilkan kesederhanaan kepada masyarakat yang terdampak pandemi. Akan bijaksana bagi yang mampu jika anggaran baju baru ini dibelanjakan untuk berbagi.
- Hidangan Sederhana Momen Ramadhan khususnya Idul Fitri juga identik dengan makanan atau hidangan special bahkan mewah. Hal ini juga untuk menjamu tamu atau saudara saat beranjang silaturahmi. Namun kembali pada situasi yang demikian masih prihatin hidangan Idul Fitri ayah bunda buat yang sederhana namun tetap bermakna dan bergizi. Semoga ayah bunda bisa kompak mengelola keuangan keluarga dengan sebaik-baiknya dan sebijak-bijaknya, namun tetap penuh kebahagian, kehangatan dan istimewa. Mudah-mudahan dengan tips atau langkah yang sederhana ini kita tidak menghadapi masalah keuangan setelah Idul Fitri. [ ]
85
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Opini
SAATNYA MEMBAWA RAMADHAN SEPANJANG TAHUN Iqbal Tawakal
K
enapa banyak yang cemas saat meninggalkan bulan Ramadhan? Tentu saja kita cemas, karena ‘tamu’ agung yang selama ini membuat ibadah-ibadah kita semakin produktif akan pergi. Selain itu kita juga tak tahu apakah tahun depan ‘tamu’ itu akan datang kembali atau kita keburu pergi. Sangatlah lumrah bila kita senantiasa merindukan Ramadhan, betapa tidak didalamnya banyak menyimpan kebaikan. Tak cuma dari segi kesetahan jasmani, ruhani dan semangat ibadah kita pun meningkat tajam selama puasa. Nah, kenapa tidak kita ‘bawa’ saja Ramadhan sepanjang tahun? Mulai dari semangat hingga suasananya. Sangat disayangkan begitu menginjak Syawal ‘kobaran’ semangat ibadah itu padam begitu saja. Bukankah tujuan
86
Majalah Majalah Percikan Percikan Iman Iman edisi edisi Ramadhan Ramadhan
utama dari ‘latihan’ sebulan penuh agar kita makin baik menjalani hari-hari diluar Ramadhan. Pakar Tafsir Indonesia, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab me nyebutkan bahwa pokok puasa adalah implementasi setelahnya. Dalam Membumikan Al-Qur’an (2013) ia menjelaskan bahwa tujuan Allah menyeru umatnya untuk berpuasa adalah guna peningkatan ketakwaan semata. Takwa yang dimaksud adalah meneladani sifat-sifat-Nya yang 99. “Misalkan, Allah punya sifat Maha Pengampun dan Maha Pemaaf,” jelas Quraish Shihab. Sama halnya dengan sifat Rahman (Maha Pengasih) dan Rahim (Maha Penyayang), perlu kita amalkan sehari-hari pula. Sehingga, tambah Quraish Shihab, rahmat dan kasih sayang Tuhan bukan hanya kita yang merasakan
“Setiap habis Ramadhan. Hamba cemas kalau tak sampai. Umur hamba di tahun depan. Berilah hamba kesempatan” (Bimbo - Setiap Habis Ramadhan)
melainkan orang banyak, ter masuk mahluk lain. “Demikian pula sifat yang lain, esensinya untuk diteladani sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.” Selama bulan Ramadhan, kita ditunjukan bagaimana cara terbaik untuk meneladani ‘nama-nama’ baik milik Tuhan itu. Sebab, puasa adalah ‘peta’. semacam ‘howto guide’ atau panduan cara kita meraih ketakwaan. Selama puasa, kita diajari cara mempertahankan semangat ibadah, menahan diri dari perbuatan dosa, dan senantiasa dekat dengan masjid. Ini semua adalah bekal perjalanan kita untuk menempuh hari-hari berikutnya. Bulan Ramadhan ibarat pintu gerbang, yang membawa kita ke halaman yang lebih baik. Kita tak selamanya berdiri di gerbang bukan? Kita harus terus berjalan dan masuk. Hanya saja, banyak diantara kita, meskipun telah melalui Ramadhan berkalikali, tetapi tetap saja ‘semangat
87
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
itu’ tak terbawa. Inilah yang kemudian Emha Ainun Najdib sebut sebagai kemandekan kualitas puasa. Kolumis dan budayawan ini juga mengimbau agar pengetahuan kita tentang puasa perlu di tambah. Melalui Puasa itu Puasa (2005) Emha menyindir, “Puasa merupakan perang melawan nafsu. Cuma barangkali karena pengetahuan kita tentang musuh yang harus diperangi tidak bertambah, maka strategi dan taktik kita pun kurang berkembang.” Selaku awam kita kerap memaknai puasa sebagai serang kaian kegiatan di bulan Ramadhan. Padahal, Ramadhan merupakan salah satu rangkaian dari sekian banyak ibadah selama satu tahun. Harapannya adalah pola-pola ibadah selama Ramadhan dapat menjadi role model ibadah-ibadah kita berikutnya. Betul kata Emha, bahwa kita perlu merekayasa bulan-bulan lain agar tampak seperti Ramadhan. Kenapa
tidak? Bila bangun sahur kita pertahankan. Tilawah Al Qur’an kita teruskan. Shalat berjamaah di masjid kita jadikan kebiasaan. Termasuk meninggalkan ghibah dan perkataan tak berguna. Melalui tulisan singkat ini, penulis mengajak agar kita semua punya perspektif baru tentang Ramadhan.
Duhigg menjelaskan kepada kita bagaimana sebuah kebiasaan (habit) berkontribusi signifikan pada kesuksesan seseorang dalam hidup. Meski tak berbicara soal puasa dan Ramadhan, tapi Charles melalui The Power of Habit (2013) meyakinkan kepada kita untuk mengelola kebiasaan. Baginya, kebiasaan muncul karena rutinitas. Bahkan, beberapa orang Bila semula ibadah kita semarak tak menyadari bahwa kebiasaan hanya di bulan Ramadhan. Kini, buruk mereka berawal dari bulan-bulan setelahnya pun kita rutinitas sepele. turut semarakan pula. Pola ibadah produktif selama ini kita jadikan Lingkaran kebiasaan, begitulah kebiasaan. “Tak ada saat-saat yang Charles menyebut proses ter lebih nikmat melebihi situasi lapar, bentuknya habit, adalah se asing, dan sepi di hadapan Allah,” rangkaian proses berurutan dari; ungkap Emha. Saat-saat dimana Pertama tanda, lalu rutinitas, dan kita hanya mempersembahkan diakhiri oleh sebuah ganjaran. ibadah khusus bagi-Nya. Biarlah Sebagai contoh, bila kita lapar. semangat ini tetap menyala Gejala umum yang kita terima dalam hati, agar rindu kita akan adalah, misalnya perut keron Ramadhan tahun depan semakin congan, hal ini merupakan sinyal/ kuat. tanda bagi otak. Responnya Rindu hamba tak pernah adalah sebuah rutinitas yang menghilang. Mohon tambah biasa kita lakukan, yaitu makan. umur setahun lagi. Sebagai ganjarannya, kita akan Rekayasa Rutinitas, Pertahankan merasa kenyang. Begitulah sistem kebiasaan bekerja. Rutinitas Kebiasaan Baik hadir sebagai respon dari tanda, Berikutnya adalah pertannyaan sedangkan ganjaran adalah hasil bagaimana kebiasaan baik selama yang kita peroleh. Ramadhan kita pertahankan. Lalu bagaimana dengan ke Seorang wartawan sekaligus pe kita sehari-hari? ngamat kebiasaan, Charles biasaan
88
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Mungkinkah kita merubahnnya? Tentu saja hal itu sangat mungkin! Bukankah kita sedang mela kukannya selama puasa. Bagi Charles, setiap perubahan memiliki ‘aturan emas’ yang berbunyi; kita tak bisa melenyapkan kebiasaan buruk, melainkan merubahnya. “Cara kerjanya adalah dengan menggunakan tanda dan ganjaran yang sama tetapi ubah rutinitasnya,” ungkapnya. Sebagai contoh, seorang perokok akan merokok (rutinitas) agar kembali bersemangat (ganjaran) kala ia bosan (tanda). Kita tak bisa melenyapkan rasa bosan pada ke hidupan manusia bukan? Karena itu rubahlah rutinitas yang kita per lukan supaya kembali semangat. Misalkan dengan minum kopi, melakukan streching, atau baca Al-Quran. Sediakan ganjaran yang sama dan persiapkan rutinitas baru, itulah kira-kira yang ingin disampaikan Charles.
pagi selama Ramadhan atau menjadikan tilawah sebagai kebiasaan. Dengan meng identifikasi berati kita telah me netapkan tujuan. Kedua, per hatikan ganjaran apa yang kita dapat. Tentu saja, kita akan dengan mudah mengatakan bahwa ganjaran yang saya inginkan adalah mendapat pahala. Tapi apakah benar-benar pahala itu yang kita harapkan? Jawabnya tentu saja ya, dan ridho Ilahi harus kita tempatkan diurutan pertama.
Tapi, pernahkah kita merenung dan bertanya pada diri sendiri, mengapa sebagian orang begitu bersemangat tilawah di masjid bersama teman-teman? Atau mendengarkan ceramah Ustadz Aam Amiruddin jauh lebih asik datang langsung ke Masjid Al Murasalah ketimbang mendengarkan di radio atau internet? Bukankah materi ce ramah nya sama saja. Bisa jadi, Cara terbaik melakukan hal itu ganjaran yang kita harapkan me adalah dengan menggunakan leset sedikit dari dugaan. empat langkah sederhana ala Pahala adalah niat utama The Power of Habit. Pertama, kita, tapi pikiran dan hati kita identifikasi rutinitas. Petakan menginginkan ganjaran yang lain. terlebih dulu, rutinitas apa yang Misalnya, bersosialisasi dengan yangingin kita ubah atau per ibu-ibu pengajian di tempat majelis tahankan. Misalkan kita ingin me taklim atau sekadar ngobrol santai m pertahankan rutinitas bangun bareng teman selepas tilawah di
89
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
masjid. Mungkin, inilah ganjaran yang kita harapkan sebetulnya. Tersimpan jauh di dalam benak kita, hingga masuk kedalam alam bawah sadar. Setelah kita tahu rutinitas kita, misalnya tilawah di masjid, serta ganjaran yang mendorong kita melakukannya, berkengkrama dengan teman dan melepas penat. Kita menuju tahap berikutnya, yakni memelajari tanda.
Identifikasi seperti ini penting dilakukan, agar kelak (di luar bulan Ramadhan) kita bisa ‘merekayasa’ tanda-tanda ini untuk mendorong rutinitas. Setelah kita mendapati ling karan kebiasaan baik selama Ramadhan, maka langkah terakhir adalah menyusun rencana. Tentu saja untuk kita gunakan setelah bulan ini berakhir. Hal ini bukan rencana tertulis yang panjang lebar atau semacamnya, melainkan niat baik untuk berubah dibarengi ikhtiar sistematis agar lebih berdampak. Misalkan, kita kini tahu bahwa tilawah saat Ramadhan dipengaruhi beberapa faktor; kondisi emosional (waktu senggang), orang lain (me ngaji bersama), dan aktivitas se belumnya (selesai shalat), dan lokasi (di masjid). Maka yang bisa kita lakukan di luar Ramadhan adalah meluangkan waktu dengan mengajak teman baik kita untuk shalat berjamaah di masjid. Bila ‘tanda-tanda’ ini terpenuhi secara otomatis benak kita, hati kita, akan terdorong untuk mulai membaca Al-Quran. Insyaallah.
Penelitian tentang psikologi dari University of Western Ontario (2003) membuat klasifikasi tanda kedalam lima kategori; Lokasi, waktu, kondisi emosional, orang lain, dan tindakan sebelumnya. Misal kan, kenapa kita puasa? Karena ini bulan Ramadhan (waktu). Kenapa kita makan? Karena lapar (kondisi emosional). Kenapa kita datang ke majelis taklim? Bersosialisasi dengan teman pengajian (orang lain), dan sebagainya. Pelajari tanda apa yang membuat kita ingin melakukan rutinitas tertentu. Saat tilawah misalnya, beberapa tanda yang Anda dapatkan adalah; bosan/ terdapat waktu luang (kondisi emosional), karena Merubah kebiasaan tentu banyak orang yang melakukannya bukan lah hal mudah, apalagi (orang lain), dan selepas shalat singkat. Diperlukan kesungguhan fardhu (tindakan sebelumnya). tekad dan strategi jitu. Selepas
90
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Ramadhan bukan mustahil bebe rapa diantara kita ada yang kembali ke kebiasaan ‘buruk’ masingmasing. Shalat tak berjamaah, tilawah sekadar angin lalu, apalagi ikut kajian-kajian islami. Tak peduli seburuk apapun, setidak-produktif apa pun kebiasaan kita, ingatlah selalu bahwa selalu ada cara untuk memperbaikinya. Seperti diungkap sebelumnya, ke biasaan buruk tak mungkin dihilangkan tapi bisa dirubah (untuk selamanya). Bagai mana jika kita mulai sekarang?
Sempurnakan di Hari Kemenangan Muslim Indonesia sangat ter biasa dengan acara halal-bihalal sebagai puncak kegembiraan pasca puasa. Kita tak menemukan kata halal-bihalal dalam Al Qur’an maupun Hadist, karena frasa ini khas milik Indonesia. Boleh jadi, makna halal-bihalal menjadi kabur bagi orang diluar Indonesia, teruma Arab. Tentu saja makna lugas kata halal adalah lawan dari haram. Akan tetapi, dalam halal-bihalal, kita tidak sedang membicarakan hukum. Makna kata ini sangat erat kaitan dengan sebuah tradisi bersalaman selepas shalat ‘id. Makna-makna yang
91
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
sering muncul di masyarakat antara lain; melepas belenggu atau mencairkan kebekuan. Seperti kita lumrah, dalam kegiatan ini suasana begitu cair dan akrab. Tetangga yang selama ini langka kita sapa pun pasti kita kunjungi pada kesempatan ini. Orang-orang bercengkrama dan saling memaafkan. Bahkan, kepada orang yang pernah menyakiti perasaan kita. Tak hanya sekadar memaafkan, kita pun dianjurkan berbuat baik kepada sesama, misalnya dengan menjamu tamu. Islam meng ajarkan umatnya untuk senantiasa berhati lapang dan berbuat baik. Sebagaimana diisyaratkan dalam Al Qur’an surat Ali Imran ayat 134; Bahwa Allah mencintai orang yang berbuat baik. Semangat halal-bihalal serumus dengan inti dari Idul Fitri itu sendiri. Meski saling memaafkan bisa dilakukan dilain waktu, tapi momentum Idul Fitri kadang dianggap lebih afdal. Idul Fitri diartikan sebagai ‘kembali ke kesucian’. Beberapa ustadz ada yang menyatakan, ketika melewati Ramadhan dengan sempurna lalu kita saling meng hapus dosa antar sesama saat Idul Fitri, seolah-olah kita
kembali suci seperti bayi, alfa dari dosa. Secara bahasa, kata ‘Id mengandung arti ‘kembali’ sedangkan fithr berarti ‘agama yang benar’ atau ‘kesucian’. Suci dalam artian setiap insan harus sadar bahwa manusia tak luput dari dosa dan salah, karena ke sadaran ini pula, ia harus mampu memaafkan orang lain, termasuk meminta maaf kepada orang lain. Kalimat takbir yang bersahutan selama Idul Fitri; Allahu Akbar, semesti nya ‘menampar’ kita bahwa tempat bergantung segala sesuatu hanya Allah semata.
saat yang tepat untuk pertama melakukannya. Tentu saja Idul Fitri bukanlah akhir perjalanan selama sebulan, apalagi diibaratkan sebagai ‘podium hura-hura’. Harapan dari Ramadhan adalah pribadi takwa, sebagaimana Allah perintahkan dalam Al Baqarah ayat 183; Puasalah, agar kamu bertakwa! Kini saatnya, kita buktikan pada Tuhan kita, diri kita, dan masyarakat sekitar kita, bahwa Ramadhan tahun ini me rubah kita menjadi lebih baik. Idul Fitri merupakan garis start. Awal perjalanan baru kita. Per Ramadhan dan Idul Fitri jalanan yang akan kita tempuh merupakan paket paripurna. dengan pribadi yang lebih baik. Puasa mengajari kita menjadi Wallahu’alam [ ] pribadi tangguh sekaligus lembut *Penulis adalah penulis buku, dan Hari Kemenangan adalah editor dan content creative
92
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Renungan Idul Fitri
IDUL FITRI DITENGAH PANDEMI “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah shaum selama satu bulan penuh dengan penuh keimanan kepada Allah, maka apabila memasuki Idul Fitri dia akan kembali menjadi fitrah seperti bayi (tiflul) dalam rahim ibunya.� (H.R. Bukhari) Menurut hadits tersebut, Idul Fitri diartikan sebagai kembali ke fitrah (awal kejadian). Maksudnya, mulai hari itu dan seterusnya, kita diharapkan kembali pada fitrah. Kembali pada awal kejadian saat semua manusia dalam keadaan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Idul Fitri tahun ini begitu sangat istimewa yakni dirayakan ditengah bangsa dan ummat tengah menghadapi pandemic Covid-19 yang sudah berlangsung sejak sebelum Ramadhan hingga hari ini. Jumlah korban sudah ribuan yang menimbulkan keprihatinan yang mendalam.
93
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
Korban itu baik yang terpapar langsung hingga korban meninggal maupun korban tidak langsung yang terdampak khususnya secara ekonomi. Ribuan bahkan jutaan orang kehilangan mata pencaharian, pekerjaan, PHK dan berbagai dampak lainnya. Ribuan bahkan jutaan orang tidak bisa mudik baik dari segi ongkos yang tidak ada hingga yang sadar mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak mudik ke kampung halaman yang lama dirindukan. Hal ini membuat kita tidak bisa silaturahmi dengan orangtua, saudara, kerabat, teman dan tetangga kampung. Meski secara fisik tangan tidak saling berjabat, mata tidak saling menatap dan lisan tidak bisa saling kasih selamat namun silaturahmi batin, suara, tulisan bahkan video masih bisa kita lakukan. Tanpa kehadiran fisik kita saling bermaafan dan saling mendokan serta berharap pandemi segera terhenti sehingga bisa lagi bersilaturahmi. Idul Fitri tahun ini ditengah pandemi saatnya kita mengedepankan empati dan peduli serta jika memungkinkan bisa berbagi. Jika Idul Fitri sebelumnya kita masih boros, dimanja multifasilitas, hidup perlente, serta memperturutkan nafsu duniawi, maka Idul Fitri harus dijadikan simbol kemenangan lahir dan batin dalam mengekang hawa nafsu. Sejatinya, puncak dari kemenangan melawan hawa nafsu selama Ramadhan terletak pada pemaknaan secara integral atas poin-poin penting yang terkandung dalam formula dasar teologis shaum. Posisi terpenting Idul Fitri adalah merayakan kemenangan melebihi kemenangan sebuah peperangan yang nyata (fisik). Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw., “Kita telah kembali dari jihad sughra (perang kecil) menuju jihad qubra (perang besar).” Para sahabat heran dan bertanya, “Apakah perang yang lebih besar itu, ya Rasulullah?” Beliau bersabda, “Perang yang paling besar adalah melawan hawa nafsu.” Kita harus ingat bahwa Idul Fitri harus mencerminkan tiga sikap. Pertama, mempertahankan nilai-nilai kesucian yang diraih umat Islam pada hari fitri. Berlalunya momentum shaum hendaknya tidak
94 94
Majalah Majalah Percikan Percikan Iman Iman edisi edisi Ramadhan Ramadhan
membuat kita kembali pada kebiasaan dan perilaku lama (sebelum Ramadhan) yang jauh dari perintah Allah dan malah dekat dengan segala larangan-Nya. Kedua, berharap bahwa Allah Swt. akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan meminta selalu dibimbing agar dijauhkan dari perbuatan dosa pada kemudian hari. Bukankah amat disayangkan bila dosa-dosa yang telah terhapus berkat melaksanakan ibadah shaum dan derivasinya secara bersungguh-sungguh, kembali kita lakukan setelah usai Ramadhan? Ketiga, hendaknya melakukan evaluasi dan kontemplasi diri apakah ibadah puasa kita sudah sesuai dengan yang diharapkan Allah Swt.? Jangan sampai kita seperti yang disabdakan Nabi Saw., “Banyak sekali orang yang berpuasa, yang puasanya sekadar menahan lapar dan dahaga.� Sekali lagi, Idul Fitri ditengah pandemi ini marilah kita ketuk hati nurani apa yang bisa kita beri dan bagi? Berilah kebahagiakan bagi saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan. Bagilah semangat, harapan dan ragam motivasi untuk esok yang lebih baik lagi. Akhirnya, penulis mengajak agar kita bersama-sama kembali pada kefitrahan diri dan spiritual. Bukan bermaksud untuk menafikan kenikmatan duniawi yang masih bisa kita rasakan, tetapi hendaknya semua itu tidak membuat silau yang pada akhirnya menodai kesucian akidah kita. Semoga, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih suci dari satu Idul Fitri ke Idul Fitri selanjutnya. Aamiin. [ Iman]
95
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
96
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
97
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan
98
Majalah Percikan Iman edisi Ramadhan