Majalah Kabar Alumni Edisi 6

Page 1

Kabar Alumni Maret - Mei 2015

Zaman Terang bagi Kiprah Perempuan

E d i s i

06

profil

tips

Suharti, Perempuan Berdaya Ganjar: Jangan Cengeng Lewat Organisasi Menggapai Cita-cita

bincANg Alumni Suprapto, Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan


Edisi Mei 2015

DAFTAR ISI ugm menyapa

1

Fokus

2

Zaman Terang Bagi Kiprah Perempuan

profil Suharti, Perempuan Berdaya Lewat Organisasi

tips

5 6

Jangan Cengeng Menggapai Cita-cita

bincang alumni

7

Suprapto, Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan

agenda

8

seputar kampus

10

memori

12

7

5

2

Sub - Direktorat Hubungan Alumni Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Hubungan Internasional Gedung Pusat UGM, Lt. 2, Sayap Selatan, Bulaksumur, DI Yogyakarta, 5528, Indonesia Telepon: +62 - 274 - 64982493, 6491904 Faksimili: +62 - 274 - 557366 E-mail: alumni@ugm.ac.id

Website: http://alumni.ugm.ac.id E-mail: alumni@ugm.ac.id LinkedIn: Univesitas Gadjah Mada Page FB: Alumni UGM Twitter: @UGM Alumni LINE ID: alumniugmofficial Pin BBM: 7CF16EBA

Penanggung Jawab: Merryta Andriani,S.E. Koordinator: Nirmala Fauzia Redaksi: Khairul Arifin Ramadhan Rizki Saputra Tata Letak: Ardianto


U G M M e n ya pa

pen ga n ta r reda ksi Halo Alumni UGM , Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesempatan yang telah diberikan sehingga majalah Kabar Alumni ini dapat diterbitkan. Para Alumni sekalian dengan segala pertimbangan yang ada perlu kami sampaikan bahwa tim dan kru Kabar Alumni UGM mengganti Newsletter yang terbit per tiga bulan sekali menjadi Majalah yang rencana akan terbit per tiga bulan sekali. Terbitan akan bertepatan dengan setiap periode wisuda Sarjana/Diploma yakni bulan Februari, Mei, Agustus dan November. Di dalam edisi pertama Majalah Kabar Alumni ini, kami mengangkat tema perempuan dan perannya dalam pembangunan. Saat ini perempuan Indonesia telah menempati posisi krusial dan memiliki andil besar dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan. Tema ini dipilih karena bertepatan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April lalu. Pada edisi kali ini, kami mengangkat profil direktur LSM Rifka Annisa, Suharti, sebagai contoh alumni UGM yang aktif dalam isu perempuan di Indonesia. Selain itu kami juga menampilkan Tanya Jawab bersama Bapak Suprapto, ketua Pusat Studi Wanita. Pada majalah Kabar Alumni ini, kami menghadirkan rubrik baru yakni ‘Nostalgia’. Dalam rubrik Nostalgia, para Alumni sekalian dapat mengirimkan foto, juga saran dan kritik ke email Kantor Alumni di alumni@ugm.ac.id. Foto, saran dan kritik yang telah dikirim akan kami muat pada edisi majalah berikutnya Tidak kalah pentingnya untuk para Alumni, UGM saat ini sedang melaksanakan Tracer Study UGM 2015. Kami tunggu partisipasi alumni sekalian untuk berpartsipasi dalam Tracer Study UGM 2015. Salam Hangat dari Kampus Kerakyatan!


Fokus

Zaman Terang bagi Kiprah Perempuan G

ambar perempuan bersanggul dan berkebaya menjadi ilustrasi sampul buku yang diterima Linda Christanty saat sekolah dasar dulu. Sastrawan cum wartawan itu ingat betul ketika ayahnya memberikan buku kumpulan surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang, yang dibelinya dari sebuah toko buku di Jakarta. Surat-surat itu kemudian menginspirasinya untuk berkorespondensi dengan sejumlah sahabat pena di berbagai kota di Indonesia. Tujuannya, menjadi pejuang dengan kata-kata seperti Kartini. Kebiasan berkorespondensi lantas mengantarkannya menjadi salah satu sastrawan perempuan terkemuka di Indonesia saat ini.

2

Kabar Alumni

Kenangan tentang ayah dan buku yang diberikannya tersebut ia tulis dan terbitkan pada sebuah surat kabar nasional 21 April lalu. Pada surat-surat itu, Linda melihat pandangan Kartini yang melampaui masanya. Kritikan terhadap praktik kolonialisme, rasisme, dan feodalisme yang merendahkan derajat perempuan ia sampaikan pada sahabatnya di Belanda. Pemikirannya bahkan tak lekang dimakan waktu. Hingga kini, meski telah satu abad berlalu, gagasan-gagasannya masih banyak diperbincangkan banyak orang. Linda tidak sendiri. Ada jutaan perempuan Indonesia yang terinspirasi pada sosok Kartini. Pemikirannya tentang


Fokus

pilih sebagai rektor UGM. Kecakapan intelektual yang mumpuni dan sikap kepemimpinan yang dimiliki menjadi pertimbangan para civitas akademica kampus biru memberikan tanggung jawab kepadanya. Cara memimpinnya bahkan tak kalah dengan rektor-rektor sebelumnya.

“

Masyarakat sudah mulai menyadari bahwa yang diperlukan oleh pemimpin adalah kemampuan, bukan lagi sebatas pertimbangan gender.

emansipasi telah menggerakkan para perempuan agar lebih maju dan sadar bahwa tidak ada yang berbeda antara lakilaki dan perempuan dari segi hak-hak hidupnya. Kaum hawa juga bisa berkarier dan mengambil peran dalam pembangunan bangsa layaknya para pria, sebab peran perempuan tidak hanya berkutat pada dapur, sumur, dan kasur layaknya paham feodal yang sudah melekat kuat di Indonesia. Walaupun masyarakat Indonesia belum sepenuhnya bebas dari feodalisme, saat ini tidaklah sulit menemukan perempuan sukses dalam kariernya. Mereka bahkan bisa menempati pos-pos penting dalam sebuah lembaga ataupun pemerintahan. Sebut saja misalnya Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Lulusan Jurusan Geologi UGM ini menjadi perempuan pertama yang ter-

“

Selain Dwikorita yang berkarier di dunia akademik, beberapa kabupaten di Yogyakarta pun sudah jamak dipimpin oleh perempuan. Di Bantul dan Gunungkidul, bupati dua daerah tersebut dijabat oleh perempuan, yaitu Sri Surya Widati dan Badingah, S.Sos. Begitu juga di Sleman, Yuni Satia Rahayu, S.S dipercaya menjadi wakil bupati mendampingi Sri Purnomo. Srikandi-srikandi tersebut hanya contoh kecil dari sekian banyaknya perempuan Indonesia yang dipercaya menjadi pemimpin di Indonesia. Kenyataan ini juga mengindikasikan bahwa masyarakat mulai sadar bahwa yang diperlukan oleh pemimpin adalah kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan tingkat pengetahuan. Bukan sebatas pertimbangan perbedaan gender. Kesadaran atas kesataraan gender ini muncul karena didorong besarnya akses pendidikan yang telah didapatkan masyarakat. Drs. Suprapto, S.U, Dosen Sosiologi UGM berpendapat bahwa berkat kemajuan informasi dan sistem pendidikan yang diterapkan, banyak sekali perempuan Indonesia yang sudah terdidik secara mental dan pendidikan. Melalui proses pendidikan yang dijalani, para perempuan tahu hak dan kewajiban sehingga meminimalkan tindakantindakan yang merugikannya. Banyaknya kaum hawa yang mendapatkan akses pendidikan hingga perguruan tinggi inilah yang membentuk kesadaran seseorang. Meski demikian, kesataraan gender bukan berarti menjadi alasan untuk sekadar mengedepankan karier saja. Keberhasilan perempuan juga dilihat dari perannya dalam keluarga. Apalagi seorang ibu memiliki peran besar dalam proses transformasi nilai-nilai kehidupan kepada anak. Keberhasilan dalam transformasi inilah yang menentukan kesuksesan mereka di masa depan. Apabila anak-anak memiliki sikap dan pribadi yang baik, secara tidak langsung perempuan juga memiliki peran besar bagi pembangunan bangsa. (Khairul)

Maret - Mei 2015

3


Fokus

Profil

Suharti 4

Kabar Alumni


Profil “Perempuan di Indonesia sudah ba-nyak yang berpendidikan tinggi, namun sayangnya ketika diminta bicara di depan publik masih banyak yang kurang percaya diri untuk bersuara.” Begitulah kira-kira salah satu fenomena perempuan yang ada di Indonesia menurut Suharti, Direktur Rifka Annisa, sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang perempuan di Yogyakarta. Ibu satu anak yang akrab disapa Harti ini mengutarakan bahwa fakta ini berkembang karena perempuan Indonesia sudah terbiasa dididik dalam budaya patriarkal yang kental.

Ke depannya, perempuan di Indonesia harus saling bahumembahu untuk kemajuan bangsa.

“Perempuan Berdaya lewat Keluarga dan Organisasi”

Di zaman presiden Soekarno dulu, terangnya, setiap seminggu sekali beliau melatih perempuan berorasi di Alun-alun Utara. “Oleh karena itu, kalau dilihat dari sejarah, kita bisa menemukan banyak organisasi perempuan yang aktif,” papar Harti. Berbeda lagi ketika masa Soeharto, peran perempuan justru didomestifikasi melalui organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan kondisi tersebut berlangsung selama 32 tahun. “Perempuan itu harusnya percaya diri karena punya pengetahuan yang banyak, bukan karena punya fisik yang bagus saja,” ungkapnya. Wanita kelahiran Kulon Progo, 31 Januari 1982 ini menjelaskan bahwa salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan aktif mengikuti organisasi. Awal mula Harti dapat terlibat jauh dalam dunia LSM perempuan pun karena partisipasinya dalam berbagai organisasi di akhir masa kuliahnya. Pada awalnya, alumni Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada angkatan 2000 ini ikut tertarik membela nasib petani dalam konflik pasir besi di pesisir Kulon Progo. “Konflik ini terjadi di daerah saya dan saya merasa harus berkontribusi di sana,” kisah Harti. Di tahun 2006, Harti pun turut bergabung dengan berbagai LSM perempuan menjadi relawan gempa di daerah Pleret, Bantul. “Saya nyesel baru ikut organisasi di semester tujuh-delapan. Itu pun organisasi luar kampus,” ujarnya. Padahal menurut Harti banyak hal yang ia peroleh dengan bergabung dengan organisasi, termasuk kemampuan berkomunikasi di hadapan publik. “Maka dari itu kalau saya bertemu

Perempuan itu harusnya percaya diri karena punya pengetahuan banyak, bukannya karena punya fisik yang bagus saja

mahasiswa, saya selalu pesan supaya banyak-banyak aktif di organisasi apa pun itu,” ucap Harti. Keikutsertaan Harti dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan ini didukung penuh oleh keluarganya. “Alhamdulillah, dari dulu orang tua saya selalu support. Sekarang suami saya juga terus mendorong saya untuk terus berkarya,” papar Harti. Menurutnya, keluarga sebagai madrasah pertama turut menjadi faktor utama pembentukan karakter seseorang. Lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara tak menjadikan Harti manja. Dari kecil, mereka sudah dilatih mandiri. “Bahkan dua kakak lakilaki saya suka cuci piring, beres-beres karena memang sudah terbiasa,” ungkapnya. Menjadi perempuan yang berdaya tak lantas berarti menanggalkan peran ibu di keluarga dan hanya peduli soal karier. Di era banjirnya arus informasi saat ini, peran pengasuhan kedua orang tua sangatlah penting untuk mencetak pribadi cemerlang. “Selama orang tua bisa jadi sahabat bagi anak, tempat bercerita, dan tempat bertanya yang pas, dari situlah akan muncul ketahanan keluarga,” jelas Harti. Hal ini bisa dibentuk apabila komunikasi dan negosiasi antara kedua orang tua berjalan dengan baik. Kini Suharti telah delapan tahun aktif di Rifka Annisa. Tahun ini Ia akan mengakhiri masa jabatannya sebagai direktur yang diembannya sejak 2012 silam. Meski tidak lagi menjabat sebagai direktur, Harti akan tetap aktif menghidupi lembaga tersebut. Rencana ke depannya, Harti akan melanjutkan pendidikannya dengan mendaftar S2 di UGM. “Saya berharap perempuanperempuan di Indonesia juga dapat meningkatkan kapasitas dirinya. Saling bahu-membahu meningkatkan kualitas hidup untuk kemajuan bangsa ini,” tutupnya. (Nirmala)

Maret - Mei 2015

5


Tips

Ganjar : Jangan Cengeng untuk Menggapai Cita-Cita

Menentukan pilihan hidup setelah wisuda menjadi penting karena sebagai penentu arah tujuan hidup seseorang. Begitulah pesan utama yang disampaikan oleh para pembicara dalam pembekalan wisuda calon wisudawan program sarjana dan diploma pada periode Februari 2015 di Grha Sabha Pramana UGM. Acara digelar pada Senin 16 Februari 2015 tersebut menghadirkan pembicara Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua PP KAGAMA, A.M. Adiyarto Sumardjono, Kepala Bagian KST Multilateral, Kementerian Sekretaris Negara serta Mokhamad Mahdum, Direktur Perencanaan Usaha & Pengembangan Dana program beasiswa LPDP. Dihadapan 1500 calon wisudawan, Ganjar yang menggunakan baju khas Samin memberikan wejan-

6

Kabar Alumni

gan agar jangan ragu untuk merintis jalan dalam mewujudkan cita-cita. Meskipun nantinya akan menghadapi banyak hambatan maupun rintangan yang menguji semangat dan mental seseorang dalam upaya menggapai impi-

Harus punya jiwa petarung, jangan cengeng. Kalah itu biasa.

an. “Harus punya jiwa petarung, jangan cengeng. Kalah itu biasa, kalau menang jangan sombong,” tandasnya. Ganjar juga menekankan arti penting pengabdian bagi mahasiswa kepada masyarakat. Pasalnya, mahasiswa tidak lagi tertarik mempraktikkan ilmu

yang diperoleh semasa kuliah. "Banyak mahasiswa lulusan Fakultas Pertanian justru banyak yang menjadi bankir, tidak mau terjun ke sawah,” ujarnya. Mengamini perkataan Ganjar, A.M. Adiyarto mengatakan generasi muda terdidik wajib memberikan pengabdian secara nyata kepada masyarakat sesuai bidang dan keahliannya. “Pengabdian kepada masyarakat, kepedulian terhadap sesama dan jiwa kemanusiaan harus selalu kita bawa sampai kapan pun,” ujar Adiyarto. (Ardianto)


Bincang Alumni

Drs. Suprapto, SU

Berjuang Demi Kesetaraan Perempuan

R

abu (15/4) siang itu suasana di kantor Pusat Studi Wanita UGM terlihat cukup sepi. Hanya terlihat beberapa orang staf yang lalu-lalang sambil berdiskusi. Tak lama kemudian, seorang lelaki paruh baya keluar dari mobilnya menyapa dengan logat jawa yang khas “Monggo mas,� sambutnya. Ia adalah Drs. Suprapto, S.U, alumni Jurusan Sosiologi Fisipol UGM angkatan 1976. Pria kelahiran Indramayu 58 tahun silam ini adalah satu dari sedikit laki-laki yang peduli dan berjuang untuk kaum perempuan di Indonesia. Disela kesibukannya sebagai dosen Sosiologi UGM, ia juga diberi amanah menjadi ketua Pusat Studi Wanita UGM. Kali ini Kabar Alumni mendapat kesempatan berbincangbincang mengenai aktivitasnya sebagai aktivis perempuan. Berikut petikan wawancara dengan lelaki pemilik hobi otomotif dan batu akik ini. .) Pengalaman apa yang membuat Anda berkesan saat kuliah? Setamat SMA, saya bercita-cita kuliah di Jurusan Teknik Mesin namun tidak diterima. Saya justru diterima di Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM dan menikmati kuliah hingga lulus dengan predikat cumlaude. Selanjutnya, saya melanjutkan ke jenjang pascasarjana di jurusan yang sama. Pada waktu kuliah, saya termasuk mahasiswa yang aktif. Saya menyukai dunia teater dan aktif di UKM teater. Solidnya temanteman di Jurusan Sosiologi dan UKM teater terkenang hingga sekarang. Jalinan hubungan angkatan senior sampai angkatan junior sangat erat. Seperti anak muda biasanya, kami sering berdiskusi sampai larut malam, sering jalan-jalan dan berolahraga bersama.

.) Bagaimana ceritanya Anda sangat peduli dengan isu-isu perempuan? Dulunya saya belum paham isu perempuan. Saat berkarier di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Yogyakarta sekitar tahun 90-an menjadi awal ketertarikan mendalami isu perempuan. Kala itu Saya melihat tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia. Saya juga melihat dan merasakan adanya diskriminasi dalam hal peranan, posisi, dan kesempatan yang memicu ketidakadilan bagi perempuan. Dari sini muncul pemikiran bahwa perempuan seharusnya bisa melangkah lebih maju dan setara dengan laki-laki.

“

Pendidikan adalah kunci bagi perempuan untuk bisa setara dengan laki-laki. Namun, perempuan juga harus memahami kodratnya sebagai perempuan.

“

.) Apa saja yang sudah Anda dan Pusat Studi Wanita lakukan untuk memperjuangkan hak perempuan? Sudah banyak yang dilakukan. Kegiatan rutin seperti sosialisasi/ kampanye mengenai pentingnya kesetaraan gender, pendampingan/konsultasi bagi perempuan dan rumah tangga, serta melakukan penelitian berbasis gender. Pusat Studi Wanita juga berupaya mempengaruhi pemerintah agar tidak mengeluarkan kebijakan yang dapat merugikan hak-hak perempuan. Berkat advokasi dari Pusat Studi Wanita UGM, pemerin-

tah telah menerapkan kebijakan larangan menikah usia dini bagi perempuan. Selain itu, masih banyak lagi contoh prestasi yang sudah kita dapatkan. Intinya, segala kegiatan harus memberikan dampak yang positif bagi perempuan. .) Bagaimana pandangan Anda mengenai peranan perempuan Indonesia saat ini? Kini sudah ada pergeseran peran oleh perempuan di Indonesia. Perempuan tidak hanya berdiam diri di rumah untuk mengurus sektor domestik. Perempuan Indonesia banyak yang sudah mengenyam pendidikan tinggi dan turut serta berperan dalam pembangunan bangsa. Banyak perempuan yang berhasil menduduki posisi strategis, baik lembaga pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh, jabatan walikota/bupati, kepala dinas/SKPD, direktur perbankan, direktur rumah sakit, hingga rektor UGM dipimpin oleh perempuan. Kondisi ini menandakan peran partisipatif perempuan di Indonesia dalam pembangunan semakin menggeliat. Kesadaran masyarakat mengenai keseteraan gender dan penghargaan terhadap perempuan kian besar. .) Apa pesan Anda untuk para perempuan Indonesia? Pendidikan adalah kunci dari segala hal yang dibutuhkan semua orang saat ini. Oleh sebab itu, perempuan harus memiliki pendidikan setinggi-tingginya. Perempuan harus punya kemauan dan kemampuan untuk bisa setara dengan laki-laki. Namun perempuan juga harus mengerti koridor tertentu berdasarkan kodratnya sebagai perempuan. Di samping itu, laki-laki juga harus mendukung kesetaraan hak bagi perempuan. (Ramadhan) Maret - Mei 2015

7


Agenda

Ganjar Temui Pengda Kagama Bali Menghilangkan Hambatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia "Pemerintah harus melakukan langkah nyata memulihkan kepercayaan publik" Jakarta, KAGAMA 28 Maret 2015. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini yang telah melebihi Rp 13.000 per dollar telah melebihi nilai sebenarnya. Jikalau pernyataan Pemerintah dan Bank Indonesia bahwa fundamental ekonomi kita kuat benar adanya, maka kelebihan nilai dolar terhadap rupiah lebih disebabkan oleh sentimen atau kepercayaan terhadap pemerintah sedang turun. Demikian benang merah yang mengemuka dari diskusi Teras Kita, yang diselenggarakan oleh PP Kagama bekerjasama dengan Kompas Komunitas dan Radio Sonora Network. Oleh karena itu, menurut Haryadi Himawan dari PP Kagama, pemerintah harus melakukan langkah-langkah nyata untuk memenuhi kepercayaan publik. Presiden Jokowi harus kembali menunjukkan strong leadership.

8

Kabar Alumni

Berlarutnya persoalan suksesi Kapolri, misalnya, harus diselesaikan segera tanpa perlu berlarut-larut lagi. Juga persoalan pemungutan di sektor retail dan jalur transportasi, harus dibereskan segera, agar para pelaku ekonomi tidak terkena biaya ekstra yang tidak perlu yang pada gilirannya membebani pembeli rakyat kebanyakan. Ada harapan peluang penguatan nilai tukar rupiah yang akan mengikuti koreksi harga minyak. Tapi tentu pemerintah tidak bisa hanya bersandar pada kekuatan pasar minyak mentah. Pekerjaan rumah yang nyata bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk memperbaiki kelambatan pengambilan keputusan, memperbaiki perilaku aparatur negara agar memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan ini. Dalam jangka panjang Pemerintah juga perlu memulihkan asa memperkuat sektor manufaktur agar tekanan nilai tukar dolar terhadap rupiah dapat diperlemah.

Jumat (10/4) sore lalu, Pengurus Pusat (PP) Kagama menggelar silaturahmi dengan Pengurus Daerah (Pengda) Kagama Bali. Acara yang diselenggarakan di Warung Bendega Renon, Denpasar, Bali ini dihadiri oleh Wisnu Murti, Ketua Pengda Kagama Bali, Anak Agung Gede Putra, Sekretaris, dan pengurus Kagama lainnya. Ganjar Pranowo, Ketua Umum PP Kagama juga turut hadir dalam dalam kegiatan tersebut. Pada kesempatan tersebut, Ganjar Pranowo mengutarakan harapannya agar Kagama di setiap daerah dapat membangun solidaritas dan bermitra dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Selain itu, ia pun berharap agar para pengurus dapat turut serta memberikan masukan kepada pemerintah. “Hal ini bisa diawali dari audiensi dengan gubernur setemat. Informasikan kalau Kagama bersedia menjadi mitra intelektual dalam mencari solusi atas isu yang mengemuka,” paparnya. Selain itu, Ganjar juga mengingatkan para pengurus untuk mengoptimalisasi kekayaan sumber daya manusia yang ada. “Buatlah programprogram yang sederhana tapi dampaknya luas. Dengan begitu kita juga bisa memelihara eksistensi positif Kagama di masyarakat," terangnya. Di akhir pidatonya, ia pun menambahkan, “Setiap kunjungan ke berbagai propinsi, akan selalu saya sempatkan untuk bertemu dengan teman-teman Kagama di daerah agar Kagama tetap solid,” tegasnya.


Agenda

Sekjen Kagama Lampung Pimpin Pesisir Barat Setelah Joko Umar Said menjadi Wakil Gubernur Lampung periode 2009-2014, UGM menyumbangkan satu alumni lagi yang berkiprah di dunia pemerintahan. Rabu (22/4), Qodratul Ikhwan resmi dilantik menjadi pelaksana tugas (plt) Bupati Pesisir Barat menggantikan bupati sebelumnya. Acara pelantikan diselenggarakan di lantai III Balai Keratun yang dihadiri bupati/walikota se-Provinsi Lampung dan anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkorpimda) Provinsi Lampung. Qodratul merupakan pria kelahiran Krui, Pesisir Barat pada 7 Januari 1965. Sejak lulus sekolah dasar ia sudah meninggalkan Krui untuk melanjutkan pendidikan di Bandar lampung. Setelah lulus SMP, ia kemudian ke Yogyakarta dan menuntut ilmu di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan Fisipol UGM. Di universitas inilah Qodratul mendapat bekal pengetahuan politik hingga diwisuda pada tahun 1991. Setelah dari UGM, mantan kepala Biro Otonomi Daerah Lampung itu mengawali karier sebagai pegawai negeri sipil di Pemkab Lampung Selatan pada 1994. Ia sempat pindah tugas ke Tanggamus pada 2001. Baru pada 2004 suami dari Herlina tersebut pindah ke Pemerintah Provinsi Lampung sampai sekarang. Sesudah resmi menjadi plt bupati, Qodratul memilki tugas penting dan strategis yang harus segera ditangani. Dua di antaranya adalah memimpin Pemerintahan Daerah Pesisir Barat dan memfasilitasi Pilkada perdana di kabupaten termuda di Lampung. Kabupaten Pesisir Barat sendiri merupakan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Lampung yang belum memiliki Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang definitif melalui mekanisme Pilkada.

Berkontribusi Dengan Hati dan Aksi Seorang sarjana harus terjun langsung ke masyarakat dan melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Begitulah pesan utama yang disampaikan oleh para pembicara dalam pembekalan wisuda lulusan master dan doktor periode April 2015. Acara ini digelar di Grha Sabha Pramana UGM pada Rabu (22/4) dengan menghadirkan Danang Girindrawardhana, Ketua Ombudsman RI dan Dr. Ritmaleni, S.Si., Dosen Fakultas Farmasi UGM yang mendapat penghargaan dari Elsevier Foundation 2014. Di hadapan 1.478 calon wisudawan, Danang menyampaikan wejangan agar para sarjana mampu turun langsung menerapkan ilmunya untuk masyarakat. Menurutnya, berkontribusi harus sepenuh hati dan aksi. Jika hanya setengahsetengah tidak akan ada hasil yang diraih. “Percuma UGM memiliki lulusan sarjana yang banyak, namun tidak punya kontribusi untuk masyarakat,” ujarnya. Danang juga memaparkan bahwa sebanyak 63 persen lulusan sarjana dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia tidak mendapatkan pekerjaan. Pasalnya angka pertumbuhan serapan tenaga kerja kenaikannya sekitar 0,4 persen se-

tiap tahun. “Banyak sarjana yang menjadi pengangguran terdidik,” ungkapnya. Danang mengharapkan agar lulusan perguruan tinggi berkontribusi menciptakan lapangan kerja baru sebagai seorang wirausahawan. “Jangan berpikir sebagai pelamar pekerjaan, tetapi harus berpikir menciptakan pekerjaan dan melamar orang untuk bekerja dengan kita,” sarannya. Sementara itu Ritmaleni bercerita tentang penghargaan yang diterimanya dari Elsevier Foundation. Ia mendapat penghargaan sebagai peneliti perempuan di bidang kimia dari negara berkembang. Penghargaan ini hanya diraih oleh lima peneliti di seluruh dunia yang berdedikasi dalam dunia sains. “Saya sering gagal saat mengikuti kompetisi sains, namun saya belajar dari kesalahan itu hingga saya mampu mendapat penghargaan ini,” katanya. Ritmaleni berpesan bahwa mendapatkan gelar sarjana di UGM bukanlah tujuan akhir. Gelar sarjana adalah awal untuk berbuat kebaikan di masyarakat dan berprestasi pada karier. “Mendapatkan ijazah dari kampus biru bukan tujuan, tapi batu loncatan untuk berbuat lebih baik,” tegasnya.

Maret - Mei 2015

9


Seputar Kampus

Pelatihan “Winning Job Hunt” FEB UGM ‘Personal Branding’ Sebagai Bekal Karier Profesional Barangkali setiap mahasiswa tingkat akhir memiliki kegelisahan yang sama, yaitu bingung memasuki dunia pasca perguruan tinggi. Kegelisahan ini muncul karena sebagian besar mahasiswa belum merencanakan secara matang karier yang akan dijalaninya. Setelah lulus, mereka lantas berspekulasi mengirim aplikasi ke berbagai perusahaan sambil berharap di antara perusahaan-perusahaan tersebut ada yang sudi menerimanya. Sikap seperti itulah yang disoroti Sando Sutarna, Deputy Manager PT Kayan Patria Pratama Group (KPP Group) saat mengisi materi dalam acara “Seminar Bekal Tenaga Keja Profesional” di Aula Perpustakaan Sekolah Vokasi UGM Rabu (15/4). Acara ini diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan, Alumni, dan Urusan Internasional UGM bekerja sama dengan KPP Group. Pada kesempatan itu, Sando mengkritik sikap mahasiswa tersebut. Menurutnya, dunia kerja adalah dunia satu arah yang tidak bisa sembarang dijalani. “Jadi harus mempertimbangkan kemana harus bekerja,” terangnya. Lebih lanjut Sando menjelaskan akibat dari aksi coba-coba ini. Menurutnya, kadang orang tidak nyaman bekerja karena perusahaan yang menerimanya tidak sesuai dengan keinginannya. Akibatnya tidak sedikit yang kemudian resign dan melamar pekerjaan di tempat lain. Menyikapi hal ini, Sando menyarankan kepada para peserta untuk menentukan terlebih dahulu karier seperti apakah yang akan digelutinya.

10

Kabar Alumni

Setelah tujuan tersusun barulah dipersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. “Perusahaan saat ini mencari kualitas. Oleh karenanya, kualitas kita perlu ditingkatkan agar dilirik perusahaan,” jelasnya. Sebagai upaya meningkatkan nilai jual, para pencari kerja perlu meningkatkan personal branding-nya. Juliana A. Hutubessy, HR Consultant, mengemukakan bahwa karier yang tidak jelas juga disebabkan karena tidak adanya personal branding. Ia menambahkan, kesuksesan akan datang apabila kita bisa “mengemas diri”. Sebab hal pertama yang dilihat oleh perusahaan adalah tampilan luarnya, baru yang lainnya. “Makanya jangan sampai salah menempelkan label diri Anda,” ujar Ibu yang sering dipanggil Juli ini. Selain soal penampilan, seseorang juga perlu meningkatkan kemampuan komunikasi. Ada 3V yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi seseorang yaitu verbal, vokal, dan visual. Verbal adalah pilihan kata yang disusun dalam kalimat, sedangkan vokal adalah ekspresi kata demi kata atau kalimat demi kalimat. Sedangkan visual merupakan ekspresi wajah, kontak mata, gerak tubuh, bahasa tubuh, dan tampilan diri. Persentase ketiganya adalah 7 persen untuk verbal, 38 persen vokal, dan 55 persen visual. “Jadi keberhasilan mengolah tiga V tersebut termasuk kunci meningkatkan brand kita,” jelas Juli. Di penghujung acara, KPP Group juga menyelenggarakan campus recruitment bagi mahasiswa dan alumni yang berminat untuk bergabung dengan perusahaan. Peserta yang berpartisipasi diminta mengisi formulir pendaftaran serta tes DISC assesment. Nantinya, pendaftar yang diterima akan mengikuti program management trainee (MT) selama 9-12 bulan.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada (FEB UGM) bersama Alumni FE Angkatan 1988 menyelenggarakan pelatihan soft skill bagi mahasiswa program sarjana FEB UGM. Acara tersebut dilaksanakan pada Sabtu (14/3) di Ruang Audio Visual, FEB UGM. Muhammad Taufiqurrachman, Human Capital Director Winterman Offshore Marine, Tbk dan Steve Kosasih, Direktur Utama Transjakarta didapuk menjadi narasumber. Kedua narasumber tersebut mengisi pelatihan seputar Winning Job Hunts, Build Impressive CVs, Master Interview Skills, dan Get the Job. Rangkaian acara pelatihan dimulai dengan pengumpulan CV dan surat lamaran pekerjaan. Peserta kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti interview. Setelah itu, mereka diminta mempresentasikannya di depan peserta yang lain. Selama mengikuti pelatihan tersebut, terlihat antusiasme mahasiswa sangat tinggi. Terbukti dengan jumlah peserta yang mencapai 80 orang dan mengikutinya sampai selesai. Setelah mengikuti acara ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bagaimana membuat CV yang menarik, percaya diri saat presentasi dan memenangkan wawancara. Para peserta yang kebanyakan alumni dan mahasiswa tingkat akhir juga bisa berkesempatan mengikuti magang selama 6 bulan di Transjakarta.


Seputar Kampus

“Law Career Development” Fakultas Hukum UGM Unit layanan alumni dan karier Law Career Development Center (LCDC) merupakan sebuah unit di Fakultas Hukum UGM yang bertugas untuk mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi dan kapasitas mahasiswa agar setelah lulus mampu bersaing dalam dunia kerja. Program Kerja LCDC meliputi pelaksanaan seminar pengenalan profesi, workshop peningkatan soft skill, rekrutmen on the spot, konsultasi dan bimbingan karier, tracer study, penge-

lolaan data alumni, dan informasi lowongan kerja dan beasiswa. Pada bulan Maret-Mei 2015, LCDC menyelenggarakan berbagai seminar dan workshop. Kegiatan yang telah terlaksana antara lain Workshop Praktik Pelaksanaan Kredit Sindikasi Perbankan di Indonesia, Workshop Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Presentasi sebagai Upaya membentuk Personal Branding, dan Workshop Hukum Investasi Internasional.

Reuni Istimewa Alumni Kafe-75 UGM “Nglumplukake balung sing pisah”, istilah tersebut barangkali tepat untuk menggambarkan reuni yang diselenggarakan oleh alumni Fakultas Ekonomi (FE) UGM —sekarang Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB)—angkatan 1975. Reuni akbar tersebut digelar pada Jumat-Minggu (6-8/2) di Java Village Resort, Dusun Jlamprang, Pendowoharjo, Sleman dengan mengangkat tema “40 Tahun Paseduluran Kafe-75 UGM”. Kafe-75 merupakan sebutan bagi angkatan tersebut.

Penyelenggaraan reuni menjadi istimewa lantaran angkatan mereka tahun ini genap berusia lima windu (40 tahun). “Reuninya heboh sekali. Ada 90 orang anggota dan 60 orang anggota keluarga yang hadir,” tutur Sarwanto, Ketua Pelaksana. Ia menambahkan, tujuan diselenggarakannya reuni ini adalah mengakrabkan anggotanya yang telah terpisah sekian lama. “Banyak dari kami yang sebelumnya pasif, kini mulai aktif untuk menjalin kembali tali silaturahmi.

Beberapa kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerjasama dengan pihak luar seperti PT. BRI Tbk., PT. Astra International Tbk., KADIN, Kementerian Luar Negeri, dan lain-lain. Selain seminar dan workshop, beberapa bulan yang lalu LCDC menjadi benchmark dari Fakultas Hukum Universitas Trisakti dalam pelaksanaan tracer study dan pengelolaan data alumni.

Bahkan sampai ada yang merelakan tetap datang dengan dituntun karena sakit,” kenang Sarwanto. Rangkaian acara reuni yang diselenggarakan selama tiga hari tersebut sangat beragam. Di antaranya adalah makan bersama di SGPC Bu Wiryo, foto bersama di Bulaksumur, donor darah bus keliling, audiensi ke FEB UGM, wisata ke Kaliadem, kunjungan ke Panti Wreda Abyasa Pakem, dan diakhiri dengan makan siang di Rumah Makan Jejamuran. Ada beberapa keinginan dari anggota Kafe-75 yang ingin diwujudkan setelah reuni tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan kerjasama antara Kafe-75 dengan FEB UGM. Di samping itu, para anggota mengaku tetap bersemangat untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kafe75 rencananya akan reuni lagi pada 2017,” pungkas Sarwanto.

Maret - Mei 2015

11


Memori

Januari 1990 - Rapat Kerja Forum Komunikasi (Forkom) Mahasiswa UGM dilangsungkan di Kaliurang, Yogyakarta dan menghasilkan tiga kesepakatan: 1) Presidium dan Komite Eksekutif Forkom Mahasiswa UGM, 2) Usulan tentang Senat Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, 3) Pernyataan sikap mahasiswa UGM mengenai situasi ekonomi dan politik nasional kontemporer. Forkom Mahasiswa UGM ini dibentuk pada tahun 1989 oleh Ketua Umum Senat Mahasiswa dan Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa dari 20 fakultas bersama 14 perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai pengganti Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK).

1

Nostalgia Masa Lampau 1

Raker Forkom Mahasiswa UGM

2

Workshop Geofisika 2001 di Pacitan

3

KKN Ds. Bukateja Kec. Bukateja Kab. Purbalingga 1991

4

Yogyakarta 1986

4

12

2

3

Kabar Alumni


Iklan

Maret - Mei 2015

13


A

nda punya kritik, saran, atau foto nostalgia yang ingin Anda bagi pada pembaca Kabar Alumni?

Kirim dokumen Anda beserta nama lengkap, jurusan, dan angkatan ke alamat e-mail alumni@ugm.ac.id

Universitas Gadjah Mada http://alumni.ugm.ac.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.