Pijar LokaRote 2015

Page 1

PIJAR

Rote Ndao

Ba’a, 20-21 November 2015

ANTOLOGI KISAH


“

Berhenti mengeluh tidaklah cukup. Berkatakata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup. Lakukan aksi nyata. Sekarang!


Antologi Kisah LokaRote 2015 Tim Penyusun Norbertus Yunendra Arsyad Iriansyah Ashela Risa Frans Mateus Situmorang Ginanjar Ummi Pratiwi Hans Roberto Widiasmoro Karina Manuaba Muhammad Firdaus Ismail Muhammad Sholihuddin Zakiya Aryana Prawestri Penyunting Arsyad Iriansyah Penata Letak Frans Mateus Situmorang Fotografer Arunbiarti Nuri Andrew Pena Dyahaya Nurhayati Rizaldi Saeful Ginanjar Ummi Pratiwi Naybila Risfa Nurhadijah Putri

Relawan Pusat LokaRote 2015 Aditya Iqbal Maulana Aulia Rizka Destiana Arunbiarti Nuri Amanda Husna Astriana Kinanti Dessy Desmawati Diko Satrio Dyah Nurhayati Fransisca Kandida Gania Ika Pramesti Putri Intan Mashayu Isnendi Latif Nurani Nabiyla Risfa Izzati Norbertus Yunendra Nurhadijah Putri Rahma Yurika Ratih Kartika Sari Rizaldi Saeful Rolland Fanggidae Siska Andayani Taufan Dedy Nurtanto


DAFTAR ISI

12 24

Aksi LokaRote 2015

Kisah Peserta 24 Mahli Mesias 25 Istini

Kisah Penggerak Rote 28 Anton Johannis 32 Daniel Henukh 34 Ensri Adu 37 Joksan Daud Dakabessy 41 Mariana Jehamat 49 Quinto Bolla 51 Werni Sinlae 53 Yadmi Lian

58

28

Kisah Pengajar Muda 58 Arsyad Iriansyah 65 Ashela Risa 74 Frans Mateus Situmorang 80 Ginanjar Ummi Pratiwi 83 Hans Roberto Widiasmoro 85 Karina Manuaba 88 Muhammad Firdaus Ismail 106 Muhammad Sholihuddin 110 Zakiya Aryana Prawesti


112 Kisah Relawan Pusat 116 Aditya Iqbal Maulana 128 Astriana Kinanti Fatrika 139 Aulia Rizka Destiana 145 Dyahaya Nurhayati 153 Fransisca Kandida 159 Gania Ika

170 Intan Mashayu 184 Nabiyla Risfa Izzati 189 Norbertus Yunendra 195 Rahma Yurika 216 Ratih Kartika Sari 233 Rizaldi Saeful


LokaRote 2015

Terus Bergerak, Tumbuh Serentak

M

emasuki tahun kelima Indonesia Mengajar bekerja di 17 kabupaten dari Aceh sampai Papua Barat, kami menyaksikan ribuan orang telah ikut bergerak. Khususnya di kabupaten Rote Ndao. Para Pengajar Muda menemukan berbagai kalangan yang memiliki aspirasi yang tinggi untuk memajukan pendidikan di daerah mereka, kami menyebut mereka sebagai Penggerak Daerah. Saat ini, para penggerak daerah sudah demikian terbiasanya untuk berkolaborasi satu sama lain menghasilkan berbagai inisiatif lokal untuk mendorong kemajuan pendidikan daerahnya. Di sisi lain, Gerakan Indonesia Mengajar juga menjadi saksi hadirnya berbagai kalangan di kota-kota besar yang memiliki aspirasi yang sama untuk terlibat. Kelas Inspirasi, Indonesia Menyala,


Saat ini, para penggerak daerah sudah demikian terbiasanya untuk berkolaborasi satu sama lain menghasilkan berbagai inisiatif lokal untuk mendorong kemajuan pendidikan daerahnya.

�


FGIM 2013 dan berbagai inisiatif kerelawanan yang lain bertumbuh dan menjangkau keterlibatan masyarakat sipil dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia. Kami percaya, kemajuan pendidikan hanya bisa diciptakan oleh perubahan perilaku bersama. Dan perubahan perilaku adalah hasil dari interaksi. Maka atas kepercayaan diri kita bersama, Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) 2015 diadakan dengan format berbeda. FGIM kali ini akan fokus untuk melebarkan interaksi penggerak di daerah dengan relawan di luar 17 kabupaten penempatan Pengajar Muda. Kita, bersama-sama, akan menerobos batasbatas interaksi yang selama ini hadir karena akses transportasi, jarak, dan rintangan lain. Melalui FGIM 2015, kita akan ciptakan kerumunan positif untuk kemajuan pendidikan Indonesia. LokaRote adalah salah satunya. Dimulai dari niat, dibenturkan dengan aksi. LokaRote menjadi bukti bahwa Indonesia sedang bergegas dan semangatnya bisa dirasakan hingga ke dalam denyut nadi para penggerak pendidikan di Rote Ndao. Verba volant, scripta manent. Ucapan akan sirna, sedang tulisan akan bertahan. Maka demikianlah tulisan-tulisan ini dikumpulkan, agar selalu jadi pengingat bagi kita, akan mimpi bersama.


Dimulai dari niat, dibenturkan dengan aksi. LokaRote menjadi bukti bahwa Indonesia sedang bergegas dan semangatnya bisa dirasakan hingga ke dalam denyut nadi para penggerak pendidikan di Rote Ndao.

�


Aksi LokaRote 2015

L

okakarya inspirasional bernama LokaRote 2015 yang dilaksanakan di hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 20 dan 21 November 2015 berlangsung dengan sukses. Betapa tidak, 22 relawan pusat dari kalangan profesional telah hadir di Kabupaten Rote Ndao dan siap berbagi ilmu serta pengalaman kepada para peserta. Adapun peserta yang hadir merupakan perwakilan guru, kepala sekolah, pengawas, siswa SMA, pengelola taman baca, serta kepala cabang dinas PPO di tiap kecamatan se Kabupaten Rote Ndao yang berjumlah sekitar 200 orang. Acara dibuka oleh ketua panitia, Joksan Daud Dakabessy, yang merupakan penggerak pendidikan daerah dan berprofesi sebagai pengawas di Kecamatan Rote Barat, dilanjutkan dengan materi umum tentang kepemimpinan yang disampaikan oleh CEO Nutrifood, Pak Mardi Wu, yang juga berkesempatan hadir di LokaRote 2015. Ada tiga wahana yang dilaksanakan dalam LokaRote 2015 yaitu Ruang Berbagi Ilmu (RUBI), Ruang Belajar (RuBel) dan Indonesia Mengajar Broadcasting (IM Bro). Setelah rangkaian acara pembukaan yang dilaksanakan di Gereja Efata Lekioen selesai, peserta kemudian berpindah tempat sesuai dengan wahana yang telah ditentukan.


LokaRote 2015 | 11

Peserta RUBI tetap berada di Gereja Efata untuk masuk ke materi psikologi anak, sedangkan peserta wahana IM Bro berpindah ke Aula Kantor Kecamatan Lobalain. Adapun peserta RuBel berpindah ke SMPN 2 Lobalain.

Ruang Belajar Tujuan dari wahana Ruang Belajar adalah menumbuhkan kembali semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran kreatif kepada siswa dengan memanfaatkan portal ruang belajar www.belajar.indonesiamengajar.org. Di hari pertama (20/11/2015), materi yang disampaikan kepada peserta adalah pembuatan media kreatif berdasarkan contoh yang sudah ada di portal ruang belajar, dilanjutkan dengan pembuatan media kreatif dengan memunculkan ide baru dari peserta. Peserta RuBel yang berjumlah 75 orang kemudian dibagi menjadi tiga kelas, tiap kelas dibagi menjadi tiga kelompok yang tiap kelompoknya terdiri dari tujuh sampai delapan peserta. Narasumber di kelas pertama adalah Astriana Kinanti, yang membawakan materi metode kreatif matematika, Pohon Jam. Di kelas kedua, metode kreatif yang disampaikan oleh Diko Satria Putro sebagai relawan narasumber adalah metode kreatif mata pelajaran IPA berbasis kinestetik yaitu materi Penyerbukan Bunga. Untuk kelas ketiga, relawan pusat yang menjadi narasumber adalah Amanda, yang menyampaikan materi metode kreatif Petik Sendiri Soalmu.


LokaRote 2015 | 12

Relawan narasumber juga menyampaikan materi penggunaan microsoft excel yang menjadi kebutuhan para peserta dalam menyelesaikan pekerjaannya seperti pengolahan nilai siswa, rata-rata nilai, ranking dan sebagainya.


LokaRote 2015 | 13

Setelah pembuatan media kreatif sesi I selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan media kreatif sesi II yaitu dengan memunculkan ide kreatif dari peserta. Hasilnya, tiap kelompok berhasil membuat satu contoh media kreatif baru yang kemudian dipamerkan dalam sesi world cafe. World cafe adalah sesi dimana satu orang perwakilan tiap kelompok memberikan penjelasan tentang metode kreatif yang telah dihasilkan sementara anggota kelompok lainnya berkeliling layaknya melihat pameran media kreatif.

“

Salah satu contoh media kreatif yang telah dibuat adalah Kandangkan Hewanmu, yang merupakan metode kreatif untuk materi hewan karnivora, herbivora dan omnivora. Di hari kedua (21/11/2015), peserta hanya dibagi menjadi dua kelas untuk mengikuti pelatihan IT. Materi yang disampaikan adalah tentang pengoperasian dasar penggunaan komputer, pembuatan email serta penggunaan portal RuBel. Untuk mengawali sesi, peserta diajak untuk menonton video inspiratif tentang peran guru terhadap siswa. Relawan narasumber juga menyampaikan materi penggunaan microsoft excel yang menjadi kebutuhan para peserta dalam menyelesaikan pekerjaannya seperti pengolahan nilai siswa, rata-rata nilai, ranking dan sebagainya.

World cafe adalah sesi dimana satu orang perwakilan tiap kelompok memberikan penjelasan tentang metode kreatif yang telah dihasilkan sementara anggota kelompok lainnya berkeliling layaknya melihat pameran media kreatif.


LokaRote 2015 | 14

Setelah materi pelatihan IT selesai, semua peserta RuBel berkumpul di Aula SMPN 2 Lobalain untuk melakukan refleksi kegiatan di wahana RuBel selama dua hari. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dimana peserta berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan LokaRote di tingkat gugus atau kecamatan masing-masing.

IMBro Dalam IMBro sendiri setidaknya 30-an siswa dan siswi SMA/ SMK terlibat dalam pelatihan mading. Di awal sesi pelatihan dibuka dengan meningkatkan motivasi oleh Pak Predi manager Nutrifood. Para siswa diajak untuk mengenal diri sendiri serta merencanakan cita-cita mereka. Reni salah satu peserta mading menyebutkan bahwa ia makin termotivasi untuk melanjutkan mimpinya menjadi perawat di rumah sakit. Usai kegiatan motivasi berlangsung, sesi berlanjut dipimpin oleh Zakiya sebagai fasilitator pelatihan mading. Sesi pengenalan apa itu mading serta tujuannya dibawakan oleh relawan dari Jakarta yaitu Intan Mashayu dan Aulia Rizka selama satu jam itu. Setelahnya, pelatihan mading berkutat dengan jurnalistik itu sendiri yang dibawakan oleh para wartawan dari Rote Online dan Victory News. Materi yang disampaikan seperti penulisan wawancara, artikel serta fotografi dalam mading.


LokaRote 2015 | 15


LokaRote 2015 | 16

“

Sesi pengenalan apa itu mading serta tujuannya dibawakan oleh relawan dari Jakarta yaitu Intan Mashayu dan Aulia Rizka selama satu jam itu. Setelahnya, pelatihan mading berkutat dengan jurnalistik itu sendiri yang dibawakan oleh para wartawan dari Rote Online dan Victory News. Semua itu membuat para peserta makin bersemangat untuk kembali menghidupkan mading di sekolah mereka seperti diungkapkan oleh Dody dari siswa SMA Rote Selatan. Cuaca yang panas tak menyurutkan semangat mereka, buktinya mereka diberi tugas oleh fasilitator pelatihan mading untuk membuat mading. Para peserta dibagi dalam beberapa kelompok dan semua peserta begitu semangat unjuk gigi menampilkan karya mading mereka. Satu jam setengah rupanya tak cukup untuk mengimplementasikan mading mereka. Akhirnya para peserta mading akan diminta untuk berkeliling ke karya teman-teman madingnya lalu menuliskan hal menarik dari mading tersebut di sticky notes yang dibagikan panitia. Tujuannya agar para peserta mendapatkan hal-hal baru yang bisa pelajari. Usai sudah kegiatan pelatihan mading itu, para peserta yang tidak hanya murid tapi juga guru itu memberikan kesan positif seperti ingin menghidupkan kembali mading bahkan mengadakan lomba mading di sekolahnya.


LokaRote 2015 | 17

RUBI Berbeda dengan kedua wahana lainnya, RUBI menyasar tiga materi utama dalam LokaRote 2015 ini. Materi tersebut adalah Pengelolaan Taman Baca, Manajemen Berbasis Sekolah dan Metode Kreatif yang berfokus pada Calistung. Ketiga materi ini merupakan hasil diskusi antara panitia lokal, Pengajar Muda dan panitia RUBI pusat. Untuk memperkuat fondasi penyampaian materi pada ketiga materi tersebut, ditambahkan juga materi psikologi anak yang kelak menjadi pengantar pada hari pertama kegiatan (20/12/2015) yang berlangsung di Gereja Efata Lekioen, kecamatan Lobalain. Peserta RUBI LokaRote sendiri berjumlah total 98 orang terdiri dari perwakilan tiap gugus di setiap kecamatan di kabupaten Rote Ndao dan perwakilan pengurus taman baca di beberapa titik di Rote Ndao. Setelah menerima materi psikologi anak, peserta bergerak menuju SMP 2 Lobalain yang berjarak sekitar 200 meter dari gereja. Di sekolah inilah kemudian fokus kegiatan RUBI bersama dengan RuBel dipusatkan.

“

Di SMP 2, peserta RUBI terlebih dahulu mendapatkan materi metode kreatif Calistung yang dibagi menjadi tiga kelas besar. Sesi yang berjalan selama 120 menit ini nyatanya cukup seru, terlihat dari antusiasme peserta yang terlibat. Peserta mendapatkan metode-metode baru yang dapat memperkuat fondasi baca-tulis-hitung siswa kelas rendah.

Untuk memperkuat fondasi penyampaian materi pada ketiga materi tersebut, ditambahkan juga materi psikologi anak


Setelah menyelesaikan sesi calistung, peserta kemudian diberikan materi pengelolaan taman baca dan perpustakaan. Materi yang diberikan merupakan kiat-kiat mengelola perpustakaan sekolah dan taman baca masyarakat agar keduanya dapat berjalan lebih konsisten dan menarik bagi masyarakat terutama anak-anak. Materi pengelolaan taman baca dan perpustakaan itu kemudian menjadi penutup acara RUBI LokaRote pada hari pertama.


Pada hari kedua, kegiatan dimulai di SMP 2. Peserta pun terbagi menjadi dua kelompok materi yang berbeda. Perwakilan guru dan kepsek dari tiap gugus mendapatkan materi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sedangkan perwakilan taman baca masyarakat mendapatkan materi lanjutan pengelolaan taman baca. Peserta materi MBS pada kesempatan ini berdiskusi dalam kelompok kecil untuk merancang sekolah idaman mereka sedangkan peserta taman baca mengikuti lomba perancangan taman baca ideal bagi masyarakat. Perlombaan taman baca impian ini nyatanya sangat menarik karena pesertanya terdiri dari berbagai latar belakang.


LokaRote 2015 | 20

“

agar keduanya dapat berjalan lebih konsisten dan menarik bagi masyarakat terutama anak-anak. Berbagai materi tersebut diberikan secara sukarela oleh para relawan narasumber yang berjumlah 16 orang dan berasal dari berbagai daerah dan latar belakang pekerjaan. Setelah ketiga materi tersebut tersampaikan, peserta lalu berkumpul untuk bersama-sama merancang Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang akan dilaksanakan di kecamatan masing-masing. Penutupan Prosesi penutupan LokaRote 2015 dilaksanakan di Lapangan SMPN 2 Lobalain, diawali dengan pemetaan harapan dan komitmen dari peserta LokaRote yang dituangkan di replika peta Indonesia dan pohon lontar sebagai simbol persatuan dan kearifan lokal Rote Ndao. Setelah itu peserta RUBI dan RuBel digabung berdasarkan kecamatan untuk membahas rancangan RTL bersama. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rote Ndao, Joseph Pandie, membacakan beberapa harapan dan komitmen yang telah ditulis peserta dilanjutkan dengan sambutan singkat serta penutupan secara resmi kegiatan LokaRote 2015. Seperti yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Rote Ndao, tarian kebalai pun menjadi sajian penutup yang menambah semarak event inspiratif ini.


LokaRote 2015 | 21


ANTOLOGI KISAH


LokaRote 2015 | 23


LokaRote 2015 | 24

Bekerja Sama untuk Rote Ndao Mahli Mesias N Guru - Peserta SD Inpres Batulai

Terima kasih LokaRote yang telah memberikan kami banyak hal menyenangkan. Karena LokaRote kami bisa mendapatkan banyak teman dari tiap-tiap kecamatan yang ada di Kab. Rote Ndao. Serta mendapat banyak pengalaman tentang Metode Kreatif dari teman-teman LokaRote, para Relawan, dan Kaka-Kaka pengajar Muda yang ada di Kab. Rote Ndao

Karena LokaRote kami bisa mendapatkan banyak teman dari tiap-tiap kecamatan yang ada di Kab. Rote Ndao.

Harapan saya setelah mengikuti kegiatan LokaRote ini adalah seperti Istilah.. “BELUM TAHU MAKA BERTANYA, SUDAH TAHU MAKA BEKERJA “ artinya jangan pernah berhenti untuk mengembangkan minat dan bakat yang kita punyai demi anak-anak yang ada di Kab. Rote Ndao. Dan dengan adanya LokaRote ini sangat membantu dan Memotivasi kita untuk “ “Bekerja,,,,Bekerja,,,, dan Bekerja,,,, “ demi Kemajuan Khususnya Kab. Rote Ndao dan umumnya NKRI yang kita cintai.


LokaRote 2015 | 25

Penyegaran Sudut Pandang Istini Kepala Sekolah - Peserta SDN Papela Rote Timur

Apa yang kami dapat di LokaRote sangat bagus sekali. Ajang untuk kita belajar dan berbagi bagi guru, pengawas dan kepsek. Kalo diikuti dengan serius akan menjadi ilmu bermanfaat dan sebenarnya ada pembelajaran yang sudah didapat tapi dilupakan sehingga guruguru lupa akan tupoksinya. Gaji besar sehingga lupa tugas. Kalo bisa LokaRote berkelanjutan karena guru perlu dingatkan terus dan diasah agar anak-anak lebih baik di luar sana.

Kita terpencil tapi kita bisa asal punya aksi dan kemauan. Melalui LokaRote diharapkan guru dapat berperan aktif. Sejujurnya saya sangat senang sekali tapi ada beberapa teman yang berkata kurang. Terkadang malas mengikuti kegiatan seperti ini namun yang terpenting adalah kemauan. Tinggal tergantung cara kita mengubah mindset teman guru saja.


LokaRote 2015 | 26

Agar guru-guru mau belajar tidak boleh malu untuk belajar dari anak muda. Pikiran harus diasah terus dan tentunya tidak waktu singkat. Perlahan pasti bisa. Saya harap ke depannya, pelatihan tidak hanya didominasi anak muda tapi juga mengikuti guru-guru senior. Mungkin ada sudut pandang yang segar untuk Rote Timur sendiri.

Saya harap ke depannya, pelatihan tidak hanya didominasi anak muda tapi juga mengikuti guru-guru senior.

Rencananya akan diadakan LokaRote kecamatan pada rentang Januari sampai Februari. Ide ini sudah disampaikan ke forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Efek LokaRote di SD Papela mulai terlihat dari para guru yang menggunakan tepuk semangat di sekolah. Walau sedikit tapi cukup efektif sehingga membuat kelas menjadi ceria. Saya berharap kita bisa konsisten untuk memajukan pendidikan di Rote Ndao agar kelak orang Rote dapat menjadi narasumber bahkan hingga ke tingkat nasional.


LokaRote 2015 | 27

Saya berharap kita bisa konsisten untuk memajukan pendidikan di Rote Ndao agar kelak orang Rote dapat menjadi narasumber bahkan hingga ke tingkat nasional.

�


LokaRote 2015 | 28

Belajar Demokrasi Untuk Rote Ndao Anton Johannis Kepala Sekolah Relawan Pendidikan Rote Ndao

LokaRote persiapannya sungguh maraton dan syukurnya kekompakan kita bagus. Maraton ini karena dimulai 2 sampai 3 bulan sebelum acara. Kekompakan bagus karena kita rapat bergiliran tempat ke rumah panitia lokal (panlok). Kerjasama panlok dengan demikian cukup terjalin. Semangat panlok bisa ada karena dukungan adik-adik PM. Banyak hal yang di dapat dari bincang-bincang di LokaRote. Salah satunya soal demokrasi, kita belajar dari rapat panitia. Kadang guru jadi diktator di kelas karena kebanyakan waktu dihabiskan bersama murid.

Ketika berdiskusi dengan panitia ada ego yang harus ditekan. Bagi saya yang selama ini di kelas menjadi top. Saya belajar berdemokrasi bahwa semua pendapat tidak semua harus diterima. Hal yang bagus dari kita untuk tetap optimis walau kejelasan dana belum ada di beberapa hari sebelum pelaksanaan. Kita memilih jalan dengan swadaya dan pengorbanan panlok sungguh menginspirasi.


LokaRote 2015 | 29

Itu menandakan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri. Entah itu finansial maupun intelektual. Kadang kita lalu, memulai sesuatu dengan menunggu namun di LokaRote kita memulai dari apa yang kita punya. Kita panlok misalnya, kita bukan spesialis metode kreatif tapi kita bisa mulai dengan mendatangkan narasumber. Ketika pelaksanaan kerja sama panlok cukup akur terlihat dari koordinasi yang sering kita lakukan. Setiap ada kegiatan berjalan, kita briefing singkat menandakan kita mau bergerak dalam bentuk tim.

Itu menandakan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari diri sendiri. Entah itu finansial maupun intelektual.

Mempersiapkan tempat saja kita berpindah-pindah lokasinya karena ingin kegiatan nanti yang terbaik untuk peserta. Awalnya auditorium lalu berkembang ke SMP 2 lalu ke SD Mokdale dan beranjak ke SD 1 Baa dan gereja Lekioen menjadi alternatif terakhir.

Ketika pelaksanaan kerja sama panlok cukup akur terlihat dari koordinasi yang sering kita lakukan.

Ini menjadi ucapan syukur kepada Tuhan yang selalu membuka jalan dan akhirnya diputuskan di Gereja dan SMP 2. Ini semua berkat hasil kerja keras kita semua karena bukan sesuatu yang dapat diselesaikan dalam 2 hari.


LokaRote 2015 | 30

Malah lebih. Ada yang menawarkan untuk menjadi peserta walau tidak terdata dalam undangan berarti animo ada dan terbukti banyak yang mau belajar.

Target peserta 4 per gugus dari 35 gugus di Rote Ndao dapat tercapai. Malah lebih. Ada yang menawarkan untuk menjadi peserta walau tidak terdata dalam undangan berarti animo ada dan terbukti banyak yang mau belajar. Rote Tengah 90% hadir. Yang tidak hadir pun tetap memberikan rekomendasi pengganti mereka. Untuk Rote Tengah sendiri, Rencana Tindak Lanjut (RTL) akan dimulai Januari sampai Februari ini dan bersyukur karena sudah ada daerah yang memulai sehingga kelak kita bisa belajar dari daerah yang sudah melaksanakan RTL.

Peserta banyak mengcopy materi acara, hal tentunya menunjukan semangat mereka untuk belajar. Dengan waktu yang singkat dan penyerapan materi yang berbeda makanya mereka meminta soft file acara. LokaRote itu hal positifnya banyak diantaranya menambah teman yang bagi saya mereka itu semua keluarga. Bahkan narasumbernya ada yang seumuran dengan anak saya sedangkan dari para panitia lokal, saya belajar berkomunitas baru. Narasumber yang berlibur di wisata Rote juga bisa menjadi penyambung lidah ke masyarakat yang lebih luas tentang wisata di Rote.


LokaRote 2015 | 31

Selain itu, saya juga jadi belajar bahwa ketika melakukan sesuatu yang baik pasti akan berjalan baik juga karena doa kepada Tuhan. Selalu ada tantangan tapi tentunya ada solusi di sana. Dampak LokaRote mungkin belum nampak tapi mulai dari hal kecil seperti jarimatika dan tepuk tangan kreatif. Harapan ke depannya ada pelatihan semacam ini terutama IT di Rote Ndao.

Suatu yang baik tidak punya alasan untuk dihentikan karena semua demi anak-anak Indonesia. Kita panlok harus siap melanjutkan di waktu depan dengan mulai dialog lagi karena bagaimana pun kita akan merancang hal baru.

Maka dari itu kita harus siap.


LokaRote 2015 | 32

Keberlanjutan Daniel Henukh Pengawas tk. TK/SD Relawan Pendidikan Rote Ndao

Saya sebelumnya mau mengucapkan banyak terimakasih, kepada relawan panitia, Pengajar Muda dan relawan narasumber yang begitu semangatnya mengadakan kegiatan LokaRote mulai dari awal penyelenggaraan sampai kegiatan dapat dilaksanakan. Sungguh menginspirasi. Saat penyelenggaraan LokaRote sendiri saya bertanggung jawab terhadap kelas ruang belajar yang materinya adalah metode kreatif dan pengenalan website ruang belajar.

Hanya saja dalam penyelenggaraannya internet tidak bisa digunakan karena koneksi maka kami bersama para relawan narasumber berbagi tentang menggunakan Microsoft Excel. Tujuan dari LokaRote ini adalah keberlanjutan oleh karenanya tugas saya sebagai pengawas di Rote Barat Daya bersama para guru dan kepala sekolah untuk mengadakan kegiatan serupa di tingkat gugus untuk membudayakan berbagi materi.


LokaRote 2015 | 33

Pak Mardi Wu memberikan seminar kepemimpinan

Saya terharu ternyata salah satu gugus sudah mengadakan kegiatan serupa dua minggu setelah pelaksanaan selama tiga hari di di SD Tudameda. Ke depan akan menyusul di SD Madokai. Tentunya, pada program semester dua saya berharap terjadi peningkatan pendidikan dalam tingkat lebih kecil yaitu sekolah mengadakan kegiatan serupa. Saya cukup terharu atas paket pengorbanan dari para relawan narasumber untuk datang ke Rote lalu berbagi kepada para pendidik dengan latar belakang mereka yang nyatanya bukan dari pendidikan.

Tentunya, pada program semester dua saya berharap terjadi peningkatan pendidikan dalam tingkat lebih kecil Terakhir, saya mau memohon maaf sekiranya selama kegiatan berlangsung kami belum bisa menjamu dengan baik atau kurang maksimal. Soda Molek! Salam sejahtera untuk kita semua.


LokaRote 2015 | 34

Antusiasme LokaRote Ensri Adu Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

LokaRote 2015 telah berlalu dua pekan lebih, dan yang tertinggal adalah rasa rindu. Rindu pada teman-teman relawan narasumber yang luar biasa semangatnya berkorban waktu, tenaga, dan materi. Rindu teman-teman relawan panitia yang sudah bahu membahu mengorbankan waktu, tenaga juga materi demi terlaksananya kegiatan LokaRote 2015. (Terharu saat menulis ini kala terbayang semangat teman-teman panitia).

Terimakasih yang tak terhingga untuk Pemda Kabupaten Rote Ndao yang telah membantu secara finansial. Rasa rindu ini teriring do’a agar kita tetap berkolaborasi dalam semangat yang sama demi kemajuan pendidikan dan masa depan anak-anak terkasih di Kabupaten Rote Ndao. LokaRote 2015, walau telah berlalu namun gaungnya terus terngiang memotivasi saya untuk terus berbuat hal-hal kecil yang bisa memantik semangat dari orang-


LokaRote 2015 | 35

Keceriaan peserta IMBro dalam pelatihan mading

orang luar biasa di sekeliling saya yang mau dan turut ambil bagian dalam setiap kegiatan yang dilakukan untuk pendidikan anak-anak terkasih di Rote Ndao. Dari tiga wahana: RUBI, RuBel & IMBro yang dilaksakanakan pada tanggal 20-21 November 2015 memberikan nilai tambah bagi saya sebagai panitia maupun peserta yang hadir pada saat itu. Ingin sekali saya mengikuti ketiga wahana karena semuanya bagus dan pastinya sangat berguna bagi saya tapi tidak mungkin dan

saya berkesempatan mengikuti RUBI: MBS,MBK, Pengelolaan Taman Baca dan Perpustakaan. Dari MBS saya jadi paham tentang membuat sekolah berkarakter. Dari MBK saya mendapatkan banyak metode kreatif untuk calistung. Dari Pengelolaan Taman Baca dan Perpustakaan saya jadi menemukan jalan mengembangkan taman baca binaan saya karena ada teman relawan narsum yang bersedia membantu bahkan ada relawan narsum yang


LokaRote 2015 | 36

sedang mengumpulkan buku dan dalam proses pengiriman menggunakan biaya sendiri. Dan yang paling membahagiakan adalah adik-adik peserta IMBro yang langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dalam acara Natal bersama di gereja. Karena mereka yang jadi panitia sehingga mereka membimbing adik-adik sekolah minggu membuat tulisan dan gambar yang bertemakan natal untuk dipajang di mading gereja yang mereka buat. Sebagai fasilitator, saya juga menyaksikan langsung antusias peserta saat menulis Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan refleksi. Semuanya terprogram dengan baik. Bahkan ada kecamatan yang sudah eksyen yaitu Ndao-Nuse dibimbing langsung oleh Ketua Panitia LokaRote 2015.

adik-adik peserta IMBro yang langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat dalam acara Natal bersama di gereja Melihat dan merasakan langsung semuanya saya jadi terharu. Ternyata begitu banyak orang punya semangat dan keinginan untuk bekerjasama membangun negeri hanya belum menemukan jalan saja. Terimakasih teman untuk semangatnya. Saya yakin bahwa setiap tetes keringat dan derai air mata yang diiringi do’a untuk kemajuan negeri ini tak akan sia-sia. Demikian tulisan saya. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Salam hangat dari Selatan NKRI.

SODAMOLEK!


LokaRote 2015 | 37

Atur Barisan ke Padang Bakti Joksan Daud Dakabessy Pengawas tk. TK/SD Relawan Pendidikan Rote Ndao

LokaRote menjadi pengalaman baru yang menginspirasi saya. Inspirasinya tentu banyak, salah satunya berasal dari rekan-rekan guru dari Pulau Ndao, kecamatan Ndao Nuse. Karena merupakan pulau yang terpisah dari pulau Rote, peserta LokaRote dari Pulau Ndao harus menempuh perjalanan yang lebih panjang. Nyatanya, peserta dari Ndao juga harus menempuh perjalanan dengan menggunakan dana pribadi dan telah tiba di Ba’a, ibukota kabupaten, sehari sebelumnya. Semangat seperti ini yang harus kita jaga.

Hasilnya juga terlihat langsung. Setelah menerima materi dari LokaRote, rekan-rekan guru dari Ndao Nuse akan mengadakan LokaRote di tingkat gugus mereka.

Semangat mereka juga patut diacungi jempol! Bayangkan saja, uang hasil KKG mereka beli generator, sehingga ke depannya bisa digunakan untuk kegiatan sekolah.


LokaRote 2015 | 38

Tak hanya itu, salah satu peserta menginisiasi pembenahan perpustakaan di sekolah dan kemarin saat kumpul KKG kami sudah sepakat untuk ke depannya ada rencana untuk iuran pembelian laptop agar para guru bisa memiliki laptop serta menggunakannya untuk mengajar kreatif. Ditinjau secara umum, LokaRote merupakan suatu pijakan pembenahan diri dalam rangka memperkokoh fondasi pendidikan dasar yang disempurnakan dengan keunggulan lokal dan pengembangan global. Bangsa kita kini memasuki era penjajahan era modern. Penjajahan modern bukan merupakan penjajahan fisik melawan penjajahan tetapi penjajahan intelektual dan skill dalam persaingan global yang didasarkan pada karakter bangsa.

kami sudah sepakat untuk ke depannya ada rencana untuk iuran pembelian laptop Bangsa yang menguasai iptek akan menjadikan bangsa lain yang belum maju menjadi lahan empuk pemasaran produk. Contoh: Bangsa Jepang membeli bijih besi Indonesia dan diolah menjadi bahan baku perakitan kendaraan yang akhirnya dipasarkan kembali ke Indonesia dalam jumlah banyak dengan harga yang mahal Kalaupun pabrik perakitan dibangun di Indonesia, tapi masih merupakan kerja patungan dengan mempekerjakan tenaga terampil Indonesia dengan tidak menghilangkan merek negeri Jepang. Ini berarti kita menjadi budak di negeri sendiri.


LokaRote 2015 | 39

Nilai jual TKI kita sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pendidikan, penguasaan bahasa dan penguasaan Teknologi Informasi. TKI lebih banyak dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit yang memperkaya negara asing dan sebagai pembantu rumah tangga, bila dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Pendidikan kita lebih mengutamakan pengetahuan daripada karakter dan skill. Contoh: Kerusuhan yang terjadi di Singkil sebenarnya tidak terjadi jika segala permasalahan diselesaikan dengan sikap tenggang rasa dan toleransi antar umat beragama. Kerusuhan yang terjadi di parlemen menggambarkan rapuhnya pendidikan karakter. Seharusnya mereka bercermin pada semangat pemimpin bangsa dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

Lebih banyak masyarakat terpelajar masih menggantungkan harapan kepada negara untuk mendapatkan pekerjaan seharusnya masyarakat terpelajar dapat menciptakan lapangan kerja berdasarkan latar belakang disiplin ilmu untuk menyerap tenaga kerja.

LokaRote merupakan suatu pijakan pembenahan diri dalam rangka memperkokoh fondasi pendidikan dasar yang disempurnakan dengan keunggulan lokal dan pengembangan global.


LokaRote 2015 | 40

Karena itu melalui LokaRote, saya mengajak teman-teman untuk saling berbagi ilmu (Tu’u pendapat) melalui forum KKG atau kegiatan bermartabat lainnya dalam dunia pendidikan dengan lebih banyak belajar agar kita tidak tergolong penghuni zaman lalu. Laksanakan tupoksi sebagai wujud rasa cinta tanah air sehingga kita bisa ucapkan:

“Kepada yang muda kuharapkan, atur barisan di hari pagi,menuju ke arah padang bakti.�

saya mengajak teman-teman untuk saling berbagi ilmu (Tu’u pendapat) melalui forum KKG atau kegiatan bermartabat lainnya dalam dunia pendidikan dengan lebih banyak belajar.


LokaRote 2015 | 41

LokaRote Sebuah Kisah Tentang Perjalanan, Persahabatan, Kekerabatan Dan Semangat Mengabdi Pada Negeri. Mariana Jehamat Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Dari Negeri ujung selatan pertiwi Hatiku bersuka karena semangat mengabdi Putra dan putri Negeri Tiada imbalan yang dinanti Hanya semangat perubahan diyakini Rote, 11 Desember 2015 Ini adalah sebuah kisah tentang perjalanan, persahabatan, kekerabatan dan semangat untuk mengabdi pada negeri. Saya belum lama berkenalan dengan seorang adik yang merupakan salah satu pengajar Muda dari gerakan Indonesia Mengajar bernama Ela alias Ashela Risa.

Dalam masa perkenalan kami yang berujung pada kekerabatan layaknya saudara, Ela kemudian mengajak saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Ela dan para geng PM X di Rote. Beberapa kegiatanpun saya ikuti dengan semangat yang membara. Saya kemudian bertemu dengan orang-orang luar biasa di Rote, yang dengan segala usahanya, berupaya untuk memajukan pendidikan di tanah Ita Esa tercinta ini. Puncak dari pertemuan-pertemuan yang


LokaRote 2015 | 42

kami lakukan adalah kegiatan Lokakarya Inspirasional alias LokaRote. Kami dibagi dalam beberapa wahana antara lain: Ruang Belajar (RuBel), Indonesia Mengajar Broadcasting (IMBro) dan Ruang berbagi Ilmu (RUBI). Nah, kami yang tinggal di Rote menyebut diri kami sebagai lascar “Relawan Daerah”, sedangkan yang datang dari luar pulau Rote merupakan Relawan Pusat. Kegiatan ini dilalui dengan keringat dan titik darah penghabisan. Hehe. Sedap-sedap ngeri, kaka. Hampir tiga bulan kegiatan ini dipersiapkan oleh semua wahana. Mulai dari persiapan materi, penanggungjawab kegiatan, dana, acara dan sebagainya. Satu bulan mendekati ajal, ehhhh sori… maksudnya mendekati pelaksanaan kegiatan, pertemuanpun intens terjadi yang melibatkan relawan daerah dan PM X dari masingmasing wahana.

Waktu pertemuan selalu jam 3 sore. Untuk ukuran Rote yang panasnya tak ketulungan, waktu tersebut adalah jam istirahat. Namun dengan semangat yang luar biasa, rasa kantuk dan capai diretas oleh semua relawan daerah dan adik-adik PM. Saya merasa sangat berbangga melihat antusiasme semua relawan dan adik-adik PM. Dalam benak saya “kalau semua anak negeri memiliki semangat seperti ini, Indonesia akan tetap berjaya”. Walaupun saya sendiri sering absen dalam pertemuan. Oh ya, pertemuan kami lebih sering identik dengan nama Bincang Sore. Sedap ko sonde?

Saya merasa sangat berbangga melihat antusiasme semua relawan dan adik-adik PM.


LokaRote 2015 | 43

Peserta LokaRote serius menyusun RTL kecamatan

Bincang sore selalu diagendakan dengan baik. Agenda yang paling lama menurut saya adalah pembahasan dana, acara dan relawan pusat. Semua menjadi indah, manakala solusi ditemukan. Tak ada interupsi, tak ada bantah membantah, tak ada kalimat negatif. Yang ada semua berupaya mencari solusi terbaik. Salah satu nilai yang saya peroleh saat rapat dengan teman-teman relawan daerah adalah indahnya budaya mendengar.

Media yang paling berjasa untuk memperlancar kegiatan ini adalah Whatsapp, facebook, SMS dan Telkomsel. Mari kita berterimakasih untuk mereka. Berkat mereka komunikasi antara relawan daerah dan Relawan pusatpun bisa berjalan dengan baik. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan bantuan pemerintah daerah Rote Ndao, serta semua komponen masyarakat yang terlibat di dalamnya, semua masalah dapat diatasi. Walau ada sedikit insiden menjelang hari H.


LokaRote 2015 | 44

Hari-H sudah di depan mata. Tanggal 19 November 2015, bagi saya adalah salah satu hari bersejarah, yang tak akan pernah saya lupakan. Hari itu kami menantikan kehadiran sahabat-sahabat kami relawan pusat berjumlah 19 orang. Rasanya waktu itu adalah berbahagia, berbangga, dan euforia dalam jiwa saya berkecamuk merdu. Hehehehe. Bagaimana tidak, Jakarta yang jauh disana tidak menghalangi mereka untuk datang di pulau terselatan pertiwi. Hanya dengan satu harapan yakni berbagi ilmu dengan rekan-rekan pendidik di Rote Ndao. Saat turun dari kapal, senyuman manis dan sedikit kerutan di kening akibat panas, menjadi jamuan awal saat tatapan mata beradu pandang.

Kolaborasi dengan berbagai pihak demi LokaRote

Rasanya waktu itu adalah berbahagia, berbangga, dan eforia dalam jiwa saya berkecamuk merdu. Syukur pada Tuhan dan semesta yang menjaga mereka. Topi Ti’i langga dan selendang adat yang disematkan di kepala dan bahu mereka adalah symbol hangat khas Rote Ndao sebagai bukti penyambutan kami yang sederhana, namun tulus.

Semoga rasa cinta kami untuk mereka, singgah di hati mereka. Setelah penyambutan, rombongan diantar menuju Masjid sehingga teman-teman


LokaRote 2015 | 45

beragama Islam dapat melaksanakan sholat. Saya turut mengantarnya. Saya baru pertama kali masuk ke masjid, karena saya Katolik. Saya cuma berpikir, alangkah indahnya hidup berdampingan dalam perbedaan. Asyikkan? Kita tak perlu habiskan waktu dengan berpikir negatif, tetapi bersyukur karena perbedaan yang dapat menyatukan. Ah LokaRote.

Saya cuma berpikir, alangkah indahnya hidup berdampingan dalam perbedaan. Asyikkan?

Suasana refleksi bersama peserta

Tanggal 20-21 November adalah puncak semua kegiatan. Hari pertama kegiatan, saya sudah stand by di SMPN 2 Lobalain sejak jam 5 pagi. Saya orang pertama yang hadir.

Luar biasa! Ini ulah Adik Ihu alias Mas Udin alias Pak Oenatali (PM X). Waktu menjadi sangat berharga karena semua sudah diatur sesuai skenario, untuk menghindari kebiasaan suka telat yang sudah mendarah daging. Namun LokaRote kali ini membuat saya cukup tercengang, sebab beberapa guru hadir bahkan sebelum waktu yang ditentukan. Kegiatan demi kegiatan pun dilakukan dengan baik.


LokaRote 2015 | 46

Semua peserta tampak aktif mengikuti tiap kegiatan dari berbagai wahana, seperti metode belajar kreatif, calistung, madding, pengelolaan taman baca, dan sebagainya. Para relawan dan fasilitator tak kalah semangat. Untuk membuat kelas-kelas menjadi lebih meriah, LokaRote menyediakan berbagai jenis tepuk. Yang paling terkenal adalah tepuk kasih sayang dan tepuk semangat.

Yang paling terkenal adalah tepuk kasih sayang dan tepuk semangat.

Selain tepuk, relawan pusat menyediakan hadiah bagi peserta yang mampu menjawab tantangan dengan baik. Ada seorang bapak dari Rote Barat Daya berbisik “Ibu, beta dapat buku RuBel dari pak Diko. Soalnya, beta bisa jawab pertanyaan Sudoku cuma satu menit saaa….”. Selain bapak tadi, ada juga yang bergembira karena mendapat hadiah papan mini. Sedangkan seorang siswa yang mengikuti kegiatan I’m bro bercerita “Ibu, beta pung cerita Setan minta pensiun terkenal ooooo”.

Tapi tidak cuma selesai disitu! Sebab, peserta LokaRote sudah berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan ini di gugus mereka masingmasing sesuai dengan RTL yang lelah mereka susun. Keren sekali yaaaaaa.

Setidaknya dari kegiatan ini selain ilmu yang mereka peroleh ada kegembiraan pula di dalamnya. LokaRote pun usai ditanggal 21 November.

Hari itu, wajah panitia seperti mendapat hadiah dari surga. Semua rasa capek terbayar lunas. Pemerintah Kabupaten Rote Ndao yang diwakili oleh Kadis PPO mengapresiasi kegiatan ini.


LokaRote 2015 | 47

Kebalai bersama menjadi suguhan akhir kegiatan. Tarian yang menunjukkan kebersamaan dan kegembiraan. Seluruh panitia, relawan daerah, relawan pusat, Kadis PPO, dan peserta yang lain turut serta menghentak tanah Rote dengan tarian khas daerah ini. LokaRote boleh saja selesai, namun gaungnya telah membuat hati saya ikut berdebar. Saya belajar banyak dari kegiatan ini, terutama cara menciptakan suasana menyenangkan dalam kelas.

Hari itu, wajah panitia seperti mendapat hadiah dari surga. Semua rasa capek terbayar lunas.

Informasi yang saya dapatkan dari rekan-rekan guru SD termasuk relawan lokal, mereka sudah mulai menerapkan ilmu yang mereka peroleh dari LokaRote kepada peserta didik, ada pula yang sudah mulai aktif menggalakkan taman baca dan membuat mading kreatif.

ada pula yang sudah mulai aktif menggalakkan teman baca dan membuat mading kreatif. Sedangkan di sekolah saya sendiri, perpustakaan sedang ditata agar lebih menarik dan anak-anak juga sedang mengumpulkan tulisan untuk majalah dinding yang akan terbit di bulan Januari 2016 mendatang.


LokaRote 2015 | 48

Semoga segala asa yang kita rajut bersama di LokaRote mengalirkan hawa yang positif kepada setiap orang yang mengenal dan mendengarnya. Semoga semua peluh dan upaya kita hari kemarin dalam LokaRote, menginspirasi banyak orang lain untuk bersedia berbagi ilmu, bersedia bahu-membahu membangun pertiwi, bersedia menyalurkan semangat positif, bersedia ikhlas melayani anak bangsa. Harapan adalah benda bersayap yang siap bertengger di tiap hati yang mau menerimanya dan mengibarkan sayapnya memeluk hati yang lain.

Harapan adalah benda bersayap yang siap bertengger di tiap hati yang mau menerimanya dan mengibarkan sayapnya memeluk hati yang lain. Terimakasih untuk relawan pusat atas pelajaran berbagi ilmu dengan ikhlas. Semangat memberi tanpa pamrih yang kalian tunjukkan akan selalu dikenang oleh kami penduduk Nusa Lontar.


LokaRote 2015 | 49

Agen Pendidikan Rote Ndao Quinto Bolla Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Sangat inspiratif. Banyak hal-hal baru yang di dapat dari para peserta dan panitia yang meninggalkan kesibukannya karena harus hadir menyampaikan materinya di Rote. Namun sudah mau menyempatkan waktu untuk berbagi merupakan pengorbanan. Kadang terlihat biasa tapi menjadi berbeda karena relawan narasumber bukan orang-orang yang latar belakangnya pendidikan tapi tetap mau berkontribusi demi pendidikan. Dan itu hal yang mulia.

Lalu, kita yang berada dalam dunia pendidikan harusnya buat apa? Beberapa narasumber sedikit ragu apakah saat pelaksanaan apakah materi yang mereka sampaikan kurang menarik tapi bagi saya mereka sudah sangat sempurna. Karena sudah menyempatkan apa yang mereka miliki. Pihak kementerian saja belum tentu ada waktu. Ini buktinya, pendidikan bukan hanya milik orang pendidikan tapi milik semua orang.


LokaRote 2015 | 50

Ini buktinya, pendidikan bukan hanya milik orang pendidikan tapi milik semua orang.

Kehidupan berubah karena pendidikan. Untuk panlok sendiri saya melihat latar belakang berbeda tapi cukup padu. Mungkin kita hanya sebagian orang kecil yang peduli dengan pendidikan mungkin jumlahnya 0,001% ini berarti masih harus banyak lagi yang peduli pendidikan. Jika boleh saya sedikit berbagi, orang rote itu tidak mau rugi. Harus lihat bukti dulu baru mau bekerja. Misalnya ketika saya jual bensin lalu laku keras kemudian semua orang akan berbondong-bondong ikutan dan imbasnya harga jadi turun.

Yang kedua, sulit memulai hal baru untuk kepentingan bersama. Melihat kondisi ini saya bersyukur masih ada panitia lokal yang memiliki kemampuan untuk mendobrak. Saya berharap keberlanjutannya dapat dipantau dan sekembalinya PM para panitia siap melanjutkan perjuangan. Tujuannya agar semua orang peduli pendidikan. Dinas pendidikan harus memantau kegiatan ini. Dilapangan para peserta berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan agar banyak alternatif yang bisa mereka gunakan di kelas agar tidak monoton. Misalnya, untuk mendapatkan hasil 2 tidak harus 2-0 bisa juga 4-2 dan sebagainya. Semakin banyak pengalaman pasti akan ada perubahan dengan demikian akan timbul kemajuan.


LokaRote 2015 | 51

Terima Kasih, LokaRote Werni Sinlae Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Saya cukup senang dengan kegiatan yang positif ini, apalagi saya diikut sertakan untuk menjadi panitia. Sehingga dari sana saya jadi banyak belajar baik dari relawan panitia dan relawan narasumber. Persiapan yang matang dan solid dari para panitia juga menghasilkan kegiatan yang bagus dari persiapan ruangan serta fasilitas lainnya.

Kegiatan ini sungguh sangat membantu para guru dengan kondisi sekolah-sekolah yang masih menggunakan pembelajaran yang kaku, kuno dan tak aplikatif di masyarakat. Kiranya ke depan seusai kegiatan ini mereka mampu mengimplementasikannya.


LokaRote 2015 | 52

Pembuatan Media Kreatif RuBel

Saat kegiatan berlangsung mungkin para peserta terlihat kaku dan malu-malu tapi setelah kegiatan berlangsung semua begitu mencari bahkan kami tertawa dengan banyak hal.

Persiapan yang matang dan solid dari para panitia juga menghasilkan kegiatan yang bagus dari persiapan ruangan serta fasilitas lainnya.

Menariknya, kegiatan ini tidak hanya untuk para para guru dan kepala sekolah tapi juga mendatangkan para taman baca. Materi taman baca juga sangat membantu para pengelola karena kadang saya sendiri yang mengelola taman baca juga bingung akan diisi apa kegiatan taman baca. Terima kasih atas setiap kerjasamanya. Semoga ke depannya kita bisa bekerja bersama lagi. Shalom.


LokaRote 2015 | 53

Inspirasi LokaRote Yadmi Lian Guru - Relawan Pendidikan Rote Ndao

Saya pribadi sangat senang di kegiatan ini karena sangat menginspirasi. Ternyata masih banyak juga yang peduli dengan pendidikan walau latar belakang bukan pendidikan tapi memiliki kepedulian tinggi kepada dengan daerah terlebih membayar sendiri. Saya sempat cerita dengan teman guru bahwa ini bukan pengembangan kapasitas yang biasa karena yang ditekankan dalam pelatihan ini adalah interaksi para narasumber dan peserta sehingga membangun kebersamaan.

Kalo ini terus kita buat maka kita akan mendapatkan metode baru untuk di kelas. Dengan sendirinya, guru-guru terinspirasi dan pembelajaran berubah sebagai mana mestinya. Selama ini guruguru di Rote pemahaman terhadap mengajarnya masih kurang kebanyakan memakai yang ada saja sehingga tidak ada inisiatif. Kegiatan ini menginspirasi, masa orang luar bisa buat sesuatu sedangkan kita tidak berbuat apa-apa.


LokaRote 2015 | 54

Suasana akrab pelatihan metode kreatif

Dengan sendirinya, guru-guru terinspirasi dan pembelajaran berubah sebagai mana mestinya. Contohnya pada RuBel, setelah mendapatkan materi awal lalu mereka diajak membuatnya, dan ternyata mereka juga bisa. Hanya kemauan saja yang belum ada dan tidak ada pula yang mendorong hal itu.

Setelah hari-H, gugus melati di Rote Tengah akan mendiskusikan kegiatan ini di pertengahan Januari nanti. Kami berharap kegiatan ini tetap ada, bukan karena IM. Bahkan ketika IM sudah tidak ada lagi, semangat itu membara dan kegiatan serupa berkembang terus.


LokaRote 2015 | 55

Kami berharap kegiatan ini tetap ada, bukan karena IM. Bahkan ketika IM sudah tidak ada lagi, semangat itu membara dan kegiatan serupa berkembang terus.

�


LokaRote 2015 | 56


LokaRote 2015 | 57


LokaRote 2015 | 58

Tentang Rabu dan Kamis Arsyad Iriansyah Pengajar Muda X Rote Ndao

P

onsel di meja berbunyi. Di sana seorang perempuan tepatnya dari Rote kembali menyakinkan saya apakah transport para relawan sudah aman? Saya yang menghadapi kenyataan bahwa mobil belum dapat hanya menjawab:

“Ya, AMAN!� Sebelumnya, kenalkan nama saya Arsyad biasa dipanggil Acad untuk kalangan temanteman Indonesia Mengajar. Kali ini tugas saya cukup mudah tapi njelimet orang jawa bilang. Saya harus mendapatkan setidaknya lima mobil yang akan digunakan untuk tranportasi menjemput

relawan yang tiba di Kupang tepatnya dari bandara lalu diantar menuju pelabuhan Kupang. Saat itu dinas tidak bisa memberikan mobil karena mobil sedang digunakan untuk mobilisasi pengawasan UKG. Itu artinya tidak ada mobil yang bisa saya gunakan. Gayung bersambut setelah saya menelepon dan sms sana sini. Sekelompok anak muda yang menamakan dirinya Geng Motor Imut dan PIKUL membantu saya dengan iuran mobil dan sopir. Itu artinya saya sudah mendapatkan satu mobil.


LokaRote 2015 | 59

Sambutan Bandara El Tari Kupang

Saya harus mendapatkan setidaknya 5 mobil yang akan digunakan untuk tranportasi Masih keki karena hari kamis banyak mobil yang digunakan. Saya ingat seorang manager sekaligus owner dari hotel terkenal di Kupang yang mendukung kegiatan IM. Pun, akhirnya ia juga iuran mobil Elf dan mobil Avanza nya untuk digunakan. Pak Minhajul (Ketua LPMP Kupang) dengan kerendahan hatinya turut iuran agar mobilnya bisa digunakan dan satu lagi mobil bapak salah satu penggerak dari Rote yang sedang kuliah di Australia.

Itu artinya mobil sudah cukup banyak untuk digunakan. Awalnya getir karena mobil tak ada namun akhirnya beberapa jam sebelum penjemputan, mobil membrondong untuk digunakan. Jadilah saya membagikan porsi iuran mobil itu agar semua sama rata sama rasa.

Serbuan pertanyaan Semua relawan yang dari dari berbagi Indonesia totalnya 22 itu rata-rata pada menyerbu saya dengan pertanyaan apa yang harus dilakukan ketika mereka sampai di Kupang atau apakah ada yang menjemput mereka. Mungkin karena saya berjiwa “iseng� jadilah saya menjawab:

“ Tenang, nanti ada sopir yang menjemput�


LokaRote 2015 | 60

Sopirnya tak lain tak bukan saya sendiri! Hari itu datang tepatnya rabu hanya ada 7 relawan dengan waktu kedatangan berbeda-beda dari siang sampai malam pukul 10 malam.

Esoknya tiba! Hari kamis keramat menurut saya karena perjuangan menembus macetnya Kupang harus dilalui agar tidak ketinggalan kapal. Alur pemberangkatan dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok yang berangkat dari LPMP sebanyak tujuh orang itu dengan rombongan yang datang pukul 07.00 WITA dari bandara lalu meluncur ke pelabuhan. Mobil saya sediakan banyak di bandara karena memang jumlah kedatangan relawan yang tiba di Bandara lebih banyak.

TARAAAA! Salah perhitungan, ternyata mobil yang harusnya turut menjemput batal karena terlambat bangun. Akhirnya kelompok yang berangkat dari LPMP menyewa angkot untuk digunakan. Untung ada Pak Ernest relawan penggerak dari Rote yang sangat membantu saya selama di Kupang. Sedangkan saya sendiri? Saya mengurus relawan yang tiba di bandara lalu meluncur ke pelabuhan. Saat itu saya  dibantu sama Kak Danny Wetangterah dari PIKUL dengan mobil pribadinya dan saya menggunakan mobil hotel yang kami pinjam. Saat itu, ada hal yang menurut saya mengharu biru saat Mak Cika dan beberapa orang di dalam mobil itu asyik mengobrolkan persiapan mereka untuk mengisi materi pada LokaRote.


LokaRote 2015 | 61

Keseruan Narasumber dalam persiapan

Sekelebat saya menangkap aura positif itu. Mereka yang tak dibayar itu malah membayar sejumlah uang untuk membeli tiket, mengorbankan cutinya yang sebenarnya bisa mereka gunakan untuk bersenangsenang bersama pacar atau keluarganya.

Sekelebat saya menangkap aura positif itu. Mereka yang tak dibayar itu malah membayar sejumlah uang untuk membeli tiket.

Pun, akhirnya saya mengerti bahwa seseorang yang datang dalam perjalanan yang tengah dilalui, pastilah dihadirkan oleh Tuhan untuk sebuah alasan. Mereka dihadirkan untuk memberi pembelajaran. Ketika kita tak cukup mampu untuk mencari kebaikan seorang diri, mereka diperkenalkan untuk bisa menjadi guru bagi kehidupan. Ya, guru kehidupan untuk para guru di pelosok Rote ini!


LokaRote 2015 | 62

LokaRote: Kolaborasi Rasa Cinta Arsyad Iriansyah Pengajar Muda X Rote Ndao

“ Sebuah pepatah berujar bahwa creative collaboration is awesome.�

L

ayaknya seorang lakilaki yang memadu kasih selalu berharap bahwa cintanya tak bertepuk sebelah tangan atau burukburuknya ia harus menjalani LDR karena terpisahkan oleh benua atau pulau. Mungkin itu sedikit gambaran saya menggambarkan kegiatan LokaRote yang super duper mengelola cinta itu sendiri.

LokaRote ini nyatanya merupakan buah dari kolaborasi cinta. Bayangkan, bagaimana pemerintah Kabupaten Rote Ndao dengan iurannya membuat acara ini terwujud dengan bantuan dinas pendidikan. Cinta lainnya datang para instansi TNI yang juga iuran truknya untuk kami gunakan sebagai mobilisasi relawan selama di Rote.


LokaRote 2015 | 63

Para guru, kepala sekolah dan pengawas memberikan rasa cintanya yang bikin kami terenyuh saat mereka duduk di bangku peserta dan mengisi ruang-ruang yang kosong itu dengan pergumulan perdebatan tentang mana yang lebih baik untuk mereka lakukan untuk sekolah idaman mereka. Tak luput diskusi berat tentang metode pembelajaran yang mereka buat sendiri lalu mereka bagikan ke para guru di kelas mereka dan cinta yang bombastis juga disajikan dalam bentuk racauan mereka:

“ Kenapa cuma sebentar saja!â€? Cinta yang lembut tapi tajam menerjang datang dari para panitia yang juga penggerak pendidikan di Rote Ndao yang bahu-membahu membuat acara ini terwujud sehingga membuat cinta dengan Rote begitu dalam sehingga tak dapat terukur berapa kedalamannya.

Materi psikologi anak oleh Taufan Dedy

Di balik tugas yang menumpuk di kantor mereka. Ya, para relawan penggerak ini terdiri atas beraneka ragam profesi baik itu guru, pengawas, pengusaha dan PNS.


LokaRote 2015 | 64

Tentu, kecintaaan mereka lebih dalam dari saya karena merekalah yang lahir dan besar di sina. Mereka berikan cintanya agar kelak cucu mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka. Kolaborasi cinta itu akan maknyus kalo tak ada rasa cinta dari panitia pusat yang juga nyatanya meraka adalah relawan dari berbagi latar profesi yang membantu mewujudkan kegiatan ini agar terwujud dari proses seleksi relawan narasumber dan konten materi.

Ah, mereka membuat saya yakin bahwa di LokaRote saya menjadi saksi tenun kebangsaan itu benar adanya dan bukan cerita dongeng belaka. Terakhir cinta yang melebihi cinta itu sendiri, entahlah apa namanya itu datang dari relawan narasumber yang tawanya membuat kami selalu kangen untuk berjumpa lagi.

Mereka berikan cintanya agar kelak cucu mereka mendapatkan pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka.

Pembuatan metode kreatif bersama


LokaRote 2015 | 65

Ruang Belajar Asik, Menyenangkan! Ashela Risa PM X Rote Ndao

“ Anda seorang guru? Pernah mengalami kebosanan ketika mengajar? Apakah metode mengajar yang sering digunakan di kelas monoton, hanya metode ceramah saja? Atau anda merasa kesulitan membuat media kreatif untuk pembelajaran menyenangkan di kelas?” Jangan khawatir, temukan berbagai ide metode pembelajaran kreatif di portal RuBel:

www.belajar. indonesiamengajar.org Masih banyak tenaga pendidik di Kabupaten Rote Ndao khususnya yang belum mengetahui dan

memanfaatkan portal RuBel sebagai salah satu sumber ide pembelajaran kreatif. Itulah yang melatarbelakangi dipilihnya Wahana Ruang Belajar (RuBel) untuk diselenggarakan dalam Festival Gerakan Indonesia Mengajar di Kabupaten Rote Ndao tahun 2015, bersama dua wahana lainnya yaitu Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) dan Indonesia Mengajar Broadcasting (IM Bro).


LokaRote 2015 | 66

Tiga wahana tersebut dipilih oleh para penggerak pendidikan daerah karena dirasa menjawab kebutuhan pendidikan Rote Ndao saat ini.

Wahana RUBI merupakan sarana berbagi ilmu tentang Manajemen Berbasis sekolah, Metode Kreatif Calistung dan Pengelolaan Taman Baca. Sasarannya adalah kepala sekolah, guru, dan pengelola taman baca.

Wahana IM Bro adalah sarana pertukaran informasi terkait pendidikan seperti info lomba dan beasiswa. Kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa pelatihan Mading kepada siswa SMA dan satu guru pendamping.

Wahana RuBel merupakan sarana sosialisasi dan pemanfaatan portal RuBel sebagai sumber pembelajaran kreatif yang bertujuan menumbuhkan semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran kreatif ketika mengajar. Sasarannya adalah kepala sekolah, guru dan pengawas di Kabupaten Rote Ndao.

Portal RuBel sebagai sumber pembelajaran kreatif yang bertujuan menumbuhkan semangat peserta untuk menerapkan pembelajaran kreatif ketika mengajar.

Ketiga wahana tersebut sukses terlaksana di bawah satu payung bernama LokaRote 2015. Event lokakarya inspirasional ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pendidik Melalui Penguasaan Manajemen Berbasis Sekolah, Metode Kreatif, dan Teknologi”. Bertempat di SMPN 2 Lobalain, LokaRote 2015 dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 20 – 21 November 2015.


LokaRote 2015 | 67

Wahana RuBel sendiri menghadirkan 3 relawan pusat sebagai narasumber. Ada Kak Kiki, Kak Manda dan Kak Diko yang menemani peserta mengikuti sesi metode kreatif di hari pertama dan pelatihan IT di hari kedua, dibantu dengan para penggerak daerah yang menjadi co-fasilitator.

Kegiatan yang dilaksanakan di wahana RuBel berlangsung interaktif. Di hari pertama, rasanya sangat menyenangkan sekali melihat para peserta antusias mempraktekkan atau membuat media kreatif baik dari contoh yang sudah ada di portal RuBel maupun ketika memunculkan ide kreatif sendiri.

Oh ya, RuBel punya jingle unik loh! Begini,�Ruang Belajar Asik, Asik, Asik, Ruang Belajar Asik Menyenangkan!� Jinglenya harus dinyanyikan dengan menggoyangkan kedua jempol ke depan dan harus bersemangat.

Ruang Belajar Asik, Asik, Asik, Ruang Belajar Asik Menyenangkan!

Nah, jingle ini menjadi santapan pembuka tiap sesi agar peserta tetap fresh mengikuti materi.

Hari kedua juga tak kalah seru. Sesi diawali dengan pemutaran video inspiratif tentang pentingnya peran guru, lalu dilanjutkan dengan pengenalan dasar pengoperasian komputer dan internet. Sebenarnya hampir semua peserta rata-rata sudah memiliki komputer namun belum mampu mengoperasikannya. Karena itu beberapa peserta mengakui bahwa perlu diadakannya pelatihan IT semacam ini.

Event lokakarya inspirasional ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas Pendidik Melalui Penguasaan Manajemen Berbasis Sekolah, Metode Kreatif, dan Teknologi�.


LokaRote 2015 | 68

Setelah sesi pengenalan dasar kemudian dilanjutkan dengan pengenalan portal ruang belajar serta pemanfaatannya. Pada sesi refleksi, ada seorang peserta yang mengungkapkan bahwa beliau terkadang merasa tidak percaya diri dalam memberikan pembelajaran kreatif, namun setelah lokakarya ini, muncul keinginan untuk menjadi guru yang lebih baik lagi kedepannya dan bisa menerapkan pembelajaran kreatif di kelas. Ucapan terimakasih juga disampaikan oleh peserta lainnya kepada relawan pusat dalam bentuk puisi.

Pak Daud selaku ketua panitia memberikan kata sambutan kepada relawan

Di akhir sesi, relawan pusat mempersembahkan buku ‘Ruang Belajar’ sebagai apresiasi kepada 3 peserta terbaik selama mengikuti RuBel LokaRote 2015. LokaRote 2015 bukanlah lokakarya biasa. Mengapa? Dari persiapan hingga pelaksanaan, ianya sungguh menyimpan banyak cerita. Singkatnya bisa digambarkan melalui 6 K berikut:

namun setelah lokakarya ini, muncul keinginan untuk menjadi guru yang lebih baik lagi kedepannya dan bisa menerapkan pembelajaran kreatif di kelas.


LokaRote 2015 | 69

Perkenalan relawan di Gereja Efata

Komunikasi

Koordinasi

Narasumber dalam kegiatan ini adalah relawan FGIM yang berjumlah sekitar 20an orang, berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia namun mayoritas dari pulau Jawa.

Dalam penentuan peserta lokakarya, panitia telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Rote Ndao melalui Cabang Dinas PPO

Adalah hal yang menarik dan menantang ketika penggerak pendidikan daerah sebagai panitia lokal harus menjalin komunikasi dengan relawan dalam merancang kegiatan ini bersama-sama. Dalam hal ini, panitia lokal bersama para relawan telah berhasil melakukan komunikasi yang baik sebelum hari H kegiatan meskipun melalui komunikasi jarak jauh.

Adalah hal yang menarik dan menantang ketika penggerak pendidikan daerah sebagai panitia lokal harus menjalin komunikasi dengan relawan dalam merancang kegiatan ini bersama.


LokaRote 2015 | 70

Akhirnya ditetapkanlah dua kepala sekolah dan dua guru di tiap gugus serta pengawas di tiap kecamatan untuk menjadi peserta kegiatan ini. Panitia juga berkoordinasi dengan sekolah-sekolah dan instansiinstansi untuk memfasilitasi peralatan berupa layar, infocus, soundsystem dan sebagainya guna mendukung kegiatan ini.

Kolaborasi LokaRote 2015 tidak akan sukses terlaksana tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Pemda Kabupaten Rote Ndao telah memberikan dukungan penuh dalam hal pendanaan. Kodim, Lanal, dan beberapa aktor lokal lain telah membantu menyediakan sarana transportasi untuk mobilisasi relawan pusat. Masyarakat setempat juga telah bersedia menerima para relawan pusat untuk menginap di rumah mereka.

Komitmen Bayangkan pengorbanan para relawan pusat yang telah rela mengambil cuti pekerjaan, menyisakan waktu, uang, tenaga, pikiran demi terselenggaranya kegiatan ini. Itu karena adanya komitmen untuk berbagi.

LokaRote 2015 tidak akan sukses terlaksana tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak.


LokaRote 2015 | 71

Pendaftaran ulang peserta LokaRote

Bayangkan juga para penggerak daerah yang pastinya memiliki kesibukan masing-masing namun tetap menyisakan waktu, uang, tenaga dan pikiran untuk datang ke pertemuan bersama membahas rancangan kegiatan. Itu juga terjadi karena adanya komitmen penggerak daerah dalam memajukan pendidikan di Rote ndao.

Kehadiran Kegiatan dijadwalkan mulai pada jam 6.45 WITA, diawali dengan registrasi peserta. Sejujurnya, ada kekhawatiran bahwa peserta akan hadir terlambat, seperti yang terjadi di kebanyakan acara alias molor waktu. Namun ternyata peserta justru hadir tepat waktu, malah banyak yang datang lebih awal dan semangat untuk mengikuti rangkaian acara pembukaan.

Oh ya, ada yang spesial di acara pembukaan LokaRote 2015 ini, yaitu kehadiran Pak Mardi Wu, CEO Nutrifood yang berkesempatan hadir berbagi inspirasi tentang kepemimpinan.

Namun ternyata peserta justru hadir tepat waktu, malah banyak yang datang lebih awal dan semangat untuk mengikuti rangkaian acara pembukaan.

Keberlanjutan Berbicara keberlanjutan tentu berbicara soal dampak. Saya sendiri menyaksikan dampak positif yang terjadi pasca LokaRote 2015.


LokaRote 2015 | 72

Ada guru yang jadi ikut menerapkan tepuk-tepukan penyala semangat saat sedang mengajar di kelas. Ada penggerak daerah yang akan menjadi narasumber untuk LokaRote mini tingkat gugus di kecamatannya. Ada relawan pusat yang terus menjalin komunikasi dengan pengelola taman baca dan berniat menyumbangkan buku. Bahkan ada relawan pusat yang bercucuran air mata mendengar cerita perjuangan seorang remaja pengelola taman baca yang masih SMA, namun berdedikasi tinggi dalam menghidupkan taman baca dilingkungannya agar bisa dinikmati anak-anak dan warga. Lalu muncul niat untuk memberikan beasiswa kepada remaja tersebut.

Luar biasa bukan? Oh ya, 1K lagi:

Kenangan Meskipun hanya berlangsung beberapa hari, kenangan yang ditinggalkan punya warna tersendiri. Sahabat baru, keluarga baru, semangat baru, dan banyak pelajaran baru yang didapatkan dari LokaRote 2015.

Ada relawan pusat yang terus menjalin komunikasi dengan pengelola taman baca dan berniat menyumbangkan buku.


LokaRote 2015 | 73

Memantik Terang di Nusa Lote Frans Mateus Situmorang Pengajar Muda X Rote Ndao

21 November 2015 Matahari siang itu sebenarnya terik, tapi tak sepanas biasanya. Keringat memang bercucuran, namun lega rasanya. Dua hari lamanya, sebuah festival telah dirayakan di pagar terselatan Indonesia, Kabupaten Rote Ndao. Kita menyebutnya LokaRote, sebuah lokakarya unik yang diharapkan menjadi salah satu pemantik perubahan di Rote Ndao. Mundur dua bulan ke belakang, kegiatan ini masih dalam gagasan. Begitu abstrak.

Dimulai dari adanya momentum perayaan lima tahun Indonesia Mengajar, yang hendak diwujudkan dalam satu rangkaian gotong-royong. Kita menyebutnya Festival Gerakan Indonesia Mengajar edisi 2015. Dari Aceh hingga Papua. Seperti apel yang menunggu dipetik, maka demikianlah para relawan lokal melihat kesempatan ini dan tak menyia-nyiakannya demi memajukan pendidikan di Rote Ndao.


LokaRote 2015 | 74

Lalu waktu pun bergulir. Sempat ada keraguan: siapkah kita? Tak seperti di kota-kota besar lainnya, iklim kerelawanan di daerah belum sepenuhnya terbentuk. Kultur gotongroyong memang masih terjaga dengan baik di desa-desa, namun biasanya dalam lingkup yang lebih kecil seperti gotongroyong membangun fondasi rumah atau Tu’u (iuran dana) untuk pernikahan. Dalam bentuk kepanitiaan tingkat kabupaten yang banyak menguras waktu dan tenaga? Kurasa belum banyak. Beruntung, Rote punya komunitas relawan pendidikan Rote Ndao. Komunitas relawan ini lah -yang secara tidak resmi terbentuk sejak Forum Kemajuan Pendidikan Daerah Rote Ndao bulan Agustus 2015- yang kelak akan menjadi tulang punggung kristalisasi FGIM 2015 di Rote Ndao.

Sebagian besar relawan ini memang bergerak di bidang pendidikan,seperti guru,kepala sekolah hingga pengawas. Jumlahnya tak banyak, namun cukup membuat semangat ikut terbakar. Kesepakatan lalu diambil: LokaRote 2015, siap diwujudkan dengan kolaborasi wahana Ruang Berbagi Ilmu, Ruang Belajar dan Indonesia Mengajar Broadcasting.

Beruntung, Rote punya komunitas relawan pendidikan Rote Ndao. Rata-rata para relawan sudah berkeluarga. Itu berarti seharusnya mereka tak punya waktu lebih untuk dihabiskan untuk rapat koordinasi. Belum lagi dengan latar belakang mereka sebagai aktor pendidikan dan abdi negara yang tentunya disibukkan dengan segala tugas pokok dan fungsi yang mereka emban.


LokaRote 2015 | 75

Kekompakan di FKPD Rote Ndao 2015

Namun seperti yang sudah sering kita dengar, negara kita tak pernah kekurangan orang baik. Maka demikianlah saya saksikan dalam keberjalanan persiapan LokaRote ini. Hampir tiap minggu, para relawan itu mau berkumpul menempuh jarak puluhan kilometer untuk merancang LokaRote. Tak jarang berdiskusi sampai gelap menyapa,sehingga membuat beberapa dari mereka kesulitan pulang. Maklum, lampu jalan di rote hampir-hampir seperti pajangan besi karena, yah, kebanyakan tanpa lampu.

Lebih menarik lagi, walau terdiri dari orang-orang yang berasal dari satu “rantai makanan� yang sama, diskusi berjalan dengan kondisi egaliter tanpa kasta, menunjukkan kerendahan hati mereka dalam mewujudkan mimpi bersama.

Hampir tiap minggu, para relawan itu mau berkumpul menempuh jarak puluhan kilometer untuk merancang LokaRote.


LokaRote 2015 | 76

Ketua LokaRote, Pak Daud Dakabessy misalnya, tempat tinggalnya yang berada di ujung barat Rote Ndao membuatnya harus menempuh jarak sekitar 30 km untuk dapat hadir di titik kumpul. Hebatnya lagi, beliau selalu hadir di tiap rapat, jika tidak sedang melaksanakan tugasnya sebagai pengawas. Pak Dany Henukh juga demikian, sebagai penanggungjawab wahana Ruang Belajar (RuBel) beliau sanggup menjamu rapat internal yang intens di kediamannya hingga malam menyapa. Pak Rafael Buan dan Pak Johannis, sebagai duo kepala sekolah yang cukup aktif memberikan masukan pada proses persiapan LokaRote, bahkan menjadi fasilitator ulung pada hari pelaksanaan.

membuatnya harus menempuh jarak sekitar 30 km untuk dapat hadir di titik kumpul.

Kak Yani yang sigap mengumpulkan receh di gereja demi kelancaran dana. Kak Into, Pak Petrus, Bu Ensri, Kak Nova, Kak Ela, Pak Hamid, Pak Nando dan masih banyak lagi relawan yang melakukan hal hebat dalam membantu persiapan LokaRote 2015 ini. Lalu satu hari sebelum hari pelaksanaan. Saya melihat para bapak-ibu itu bersama menyusun kursi, meja dan dekorasi yang juga dibuat semalam suntuk. Tanpa harus merasa tersinggung diberikan instruksi oleh orangorang yang jauh lebih muda, mereka proaktif menyiapkan “panggung festival� agar semuanya dapat berjalan dengan sempurna. Seperti telenovela, begitu banyak hal yang sempat menjadi rintangan dalam mewujudkan LokaRote. Mulai dari dialog intensif soal peleburan ketiga wahana dalam satu wadah bersama, perubahan nama dan jumlah


LokaRote 2015 | 77

peserta yang berulang-ulang, kondisi keuangan yang berdarah-darah, kebutuhan logistik yang membingungkan dan koordinasi tarik ulur dengan panitia pusat, dan segalanya yang membuat urat nadi sering berdenyut lebih cepat dari seharusnya. Namun segalanya adalah pembelajaran, dan syukurnya, mendekatkan.

Maka tibalah hari pelaksanaan. Dua hari yang tidak hanya sekedar 2 x 24 jam, melainkan dua hari perjumpaan keringat dan semangat berbulanbulan sebelumnya. Dua hari perjumpaan yang menjadi awal persahabatan antara relawan pusat dan daerah. Dua hari jabat tangan sebagai bentuk komitmen agar berjalan beriringan merajut tenun kebangsaan.

Dua hari perjumpaan yang menjadi awal persahabatan antara relawan pusat dan daerah. Melalui LokaRote, saya belajar banyak. Tentang kerendahan hati, dari orang-orang besar yang mau mengecilkan dirinya di depan mimpi bersama. Tentang dedikasi, dari orangorang yang begitu bersemangat menyiapkan segala sesuatunya walau tak punya banyak pengalaman. Tentang iman, dari orang-orang yang mau berkorban untuk sebuah hasil yang tak bisa mereka pastikan. Tentang tanggung jawab, dari orang-orang yang siap bahumembahu mengisi ruang kosong di alam semesta.


LokaRote 2015 | 78

Tentang tanggung jawab, dari orang-orang yang siap bahu-membahu mengisi ruang kosong di alam semesta.

Maka terima kasih, pada semuanya: teman-teman Relawan Pendidikan Rote Ndao, panitia pusat, narasumber, rekan-rekan Indonesia Mengajar dimana pun berada dan tentunya sahabat Pengajar Muda X Rote Ndao.

yakinlah, tak perlu jadi Tuhan untuk dapat mewujudkan terang di bumi pertiwi.

Jadilah Terang, Tuhan berfirman, maka Terang pun jadi.

Cukup satu lilin di setiap sudut. Niscaya, Terang pun jadi.

Begitu mudah. Namun yakinlah, tak perlu jadi Tuhan untuk dapat mewujudkan terang di bumi pertiwi.


LokaRote 2015 | 79

Dari Mading, Untuk Rote Ndao Ginanjar Ummi Pratiwi Pengajar Muda X Rote Ndao

“

Saya mau membuat mading di sekolah, karena membuat mading itu ternyata asyik!", “Saya akan mengajak temanteman untuk mengaktifkan kembali mading sekolah yang sudah lama berhenti� Begitulah kata mereka, siswasiswi SMP dan SMA peserta pelatihan mading (majalah dinding), saat ditanya apa rencana mereka setelah pulang dari pelatihan. November lalu, aku melihat sekumpulan pelajar SMP dan SMA beserta guru pendamping di dalam satu ruangan.

Awalnya mereka masih duduk diam malu-malu dan mungkin juga bingung mengapa mereka harus datang ke pelatihan mading. Ruangan memang panas, keringat mengucur terus menerus, tapi apa kalian tahu apa yang aku saksikan? Ahhh terlalu sulit untuk diungkapkan betapa positif interaksi di dalam ruangan tersebut. Biasanya keadaan begitu akan membuat orang malas bergerak, tetapi sebagai


LokaRote 2015 | 80

seorang dokumentator, banyak momen yang bisa kuabadikan di dalam kamera. Bukan mereka yang tertidur saat materi, bukan juga wajah kusut yang terpampang, melainkan semangat mereka yang masih terus menyala mengalahkan hawa panas yang menyerang. Mereka berdiskusi asyik, memerhatikan para pemateri yang jauh-jauh datang dari pulau seberang, menggunting kertas-kertas, membuat hiasan mading, mengarang beberapa baris puisi, dan tak lupa memberikan apresiasi pada setiap kelompok atas mading yang telah dibuat. Suasana cair, apalagi para guru pendamping juga ikut aktif dalam membimbing dalam pelatihan ini.

semangat mereka yang masih terus menyala mengalahkan hawa panas yang menyerang.


LokaRote 2015 | 81

Penggerak daerah Rote Ndao dalam wahana IM Bro (Indonesia Mengaja Broadcasting) yang merencanakan pelatihan mading. Akses informasi daerah memang masih sulit dibenahi, apalagi masih banyak daerah yang kesulitan sinyal. Pelatihan ini adalah langkah awal membuka jendela informasi melalui majalah dinding. Selain untuk menyebarkan informasi, kegiatan ini merupakan kegiatan positif untuk anak muda seperti mereka. Dan melihat berjalannya pelatihan tersebut, aku sebagai salah satu panitia sekaligus Pengajar Muda Rote Ndao semakin optimis dengan kemajuan Rote Ndao. Melihat senyum dan semangat mereka, masa depan Rote Ndao terlihat lebih cerah.

Wahai anak muda, mari bersama-sama bergerak dari hal kecil. Akan kita saksikan beberapa tahun lagi hasil dari keringat kita, Rote Ndao pasti akan terpandang. Dan kita harus terus bergerak dan bersabar.� Batinku saat menjabat erat tangan mereka satu persatu.

Peserta IMBro sigap membuat mading bersama


LokaRote 2015 | 82

Motivasi Pak Lambert Hans Roberto Widiasmoro Pengajar Muda X Rote Ndao

Di tengah kondisi Rote yang begitu panas di bulan November ini diadakanlah LokaRote 2015. Kegiatan pelatihan ini tepat dimulai pada tanggal 20-21 November 2015 Saat pagi harinya, ternyata yang hadir dari sekolah penempatan saya bukanlah guru pesrta yang terpilih, tetapi digantikan oleh guru lain. Perkenalkan, guru peserta pengganti tesebut biasa disapa Pak Lambert, mengajar mata pelajaran Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan. Di LokaRote 2015 ini, beliau mengikuti pelatihan Ruang Belajar yang mengangkat topik Metode Pengajaran Kreatif, dan Teknologi dan Informasi Teknologi. Setelah seluruh kegiatan RuBel selesai dilaksanakan, tiba-tiba Pak Lambert menghampiri saya dan berkata bahwa beliau ingin memfasilitasi murid-muridnya untuk bercerita tentang citacita dan hobi serta membuat karya puisi dan pantun dengan cara ala fasilitator (beserta propertinya) yang dilakukan oleh pemateri.


LokaRote 2015 | 83

tiba-tiba Pak Lambert menghampiri saya dan berkata bahwa beliau ingin memfasilitasi murid-muridnya untuk bercerita Melihat semangat beliau, selang beberapa waktu, hari senin ini saya coba membawakan logistik yang diminta (kertas karton dan sticky notes). Tak berapa lama kemudian, beliau datang ke ruang guru dan menunjukkan dua buah kertas karton penuh tempelan sticky notes berisi tulisan campuran siswa-siswi kelas tiga sampai enam! Sayapun tersenyum dan beranjak dari kursi membantu beliau menempelkan kertaskertas karton tersebut, sambil dikelilingi anak-anak yang ramai melihat hasil karyanya

beserta guru olahraga mereka itu. Selain itu, beliau juga mengatakan ingin membuatkan anak-anak majalah dinding sekolah dan tulisan berisi katakata motivasi atau inspiratif di tiap kelas. Memasuki bulan Desember ini, tidak ada salahnya apabila saya juga memanjatkan permohonan. Saya hanya berharap Pak Lambert bisa terus menjaga motivasi dan konsistensinya tanpa terhalang apapun. Dan, saya siap membantu mendorong agar beliau bisa tetap konsisten seperti ini.


LokaRote 2015 | 84

Pak Daud: Sosok Loyalitas Tanpa Batas Karina Manuaba Pengajar Muda X Rote Ndao

Pertama kali mengenal sosoknya pada saat Beliau hadir di sekolah dasar penempatan saya di acara temu pisah Pengajar Muda Joksan Daud Dakabessy, bapak satu ini berasal dari Pulau Alor, dirinya berkalikali pernah menjabat sebagai kepala sekolah sebelum akhirnya ditugaskan menjadi salah seorang pengawas di Cabang Dinas kecamatan Rote Barat. Berbicara soal pendidikan di Rote Ndao dengan Pak Daud di setiap kesempatan tak pernah ada habisnya.

Pak Daud yang gemar membaca membuat dirinya selalu menemukan hal-hal baru untuk diperbicangkan. Masih saya ingat betul, Pak Daud tak henti-hentinya menekankan untuk mengajar menggunakan metode kreatif. Cerita Pak Daud tak pernah habis kalau sudah berbicara pengalamannya mengajar dulu. Menurutnya, pada proses kegiatan belajarmengajar (KBM), kelas harus berpusat pada siswa,


LokaRote 2015 | 85

Penyambutan relawan pusat di pelabuhan Ba’a

guru harus membiarkan siswa bereksplorasi menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri sehingga tidak lagi bergantung pada guru. Bagi Pak Daud, di jaman sekarang guru yang baik hanya bertindak sebagai fasilitator.

Hmm.. ini menarik

FKPD waktu itu membahas tentang Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) 2015, dimana acara tersebut diharap akan membangun jejaring dan keberlanjutan di tahun terakhir Pengajar Muda Indonesia Mengajar di Rote Ndao. Ternyata benar, Pak Daud sangat antusias!

Atas dasar pembicaraanpembicaraan hebat itulah, maka saya merasa Pak Daud sangat cocok jika diajak bergabung dalam Forum Kemajuan Pendidikan Daerah (FKPD) Rote Ndao.

Pak Daud datang sebagai peserta forum yang paling pertama. Di forum, Pak Daud tidak segan-segan untuk mengeluarkan pendapatpendapatnya.


LokaRote 2015 | 86

Pak Daud sendiri memilih wahana Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) dan berkomitmen untuk menjadi ketua panitia lokasi ketika itu. Buat saya dan kawan-kawan PM, Pak Daud itu keren! Dari cara beliau memimpin rapat, ide-ide yang beliau berikan, sampai eksekusi keputusannya pun luar biasa. Rapat dari Ba’a (ibukota kabupaten) sampai ke Rote Tengah tidak pernah beliau permasalahkan, beliau selalu datang pertama. Padahal kalau dihitung-hitung jarak dari Rote Barat ke tempat-tempat itu lumayan jauh, lho! Belum lagi panas teriknya cuaca, sama sekali tidak menggetarkan semangat Pak Daud untuk mendatangi satupersatu pejabat-pejabat Rote Ndao. Bapatua satu ini tak pernah mengeluh.

ide-ide yang beliau berikan, sampai eksekusi keputusannya pun luar biasa Dari Pak Daud saya belajar untuk menjadi seorang yang berintegritas tinggi, saya belajar apa itu loyalitas tanpa batas. Kegiatan LokaRote 2015 sebagai ajang perjodohan penggerak daerah Rote Ndao dan relawan dari seluruh pelosok negeri adalah bukti adanya orang-orang seperti Pak Daud.

Bapatua satu ini tak pernah mengeluh Semoga kita bisa bertemu sosok-sosok lain seperti Pak Daud di ruang positif berikutnya! Selamat belajar, selamat menginspirasi!


LokaRote 2015 | 87

LokaRote: Berawal dari Sebuah Surat Muhammad Firdaus Ismail Pengajar Muda X Rote Ndao

Dua minggu sebelum kegiatan LokaRote 2015, salah satu relawan narasumber Dyah Nurhayati atau akrab dipanggil Kak Aya memintaku untuk memberikan surat semangat kepada muridmuridku di SD Inpres Batulai. Harapannya ketika Kak Aya sampai di Rote untuk kegiatan LokaRote, sudah mendapatkan surat balasan dari muridmuridku dan bisa dibawa untuk disampaikan kepada temantemannya. Saat itu, Kak Aya mengirimkan dua belas surat semangat dari teman berbagai profesi.


LokaRote 2015 | 88

Aku pun mencetak surat semangat dari Kak Aya yang dikirimnya via email. Dan aku bagikan ke murid-muridku kelas enam yang berjumlah 10 anak. Ada dua anak yang mendapatkan dua surat, dan yang lain mendapat satu surat.

Mungkin hanya ‘sepatah’ yang bisa kakak bagikan dan kakak ajarkan, namun salam semangat untuk kalian semua, kalian adalah pelangi terindah yang pernah kakak temui, kalian punya warna masing-masing yang membuat decak kagum bagi kami para relawan.

Salah satu yang menarik adalah surat dari Kak Aya, yang diberikan kepada Yani Fanggi, yang tak lain adalah adik angkatku selama di Rote ini. Dalam suratnya, Kak Aya yang berprofesi sebagai dosen DKV ISBI Bandung ini memberi judul dalam suratnya “Kado Kecil untuk Bumi Pertiwi.”

Kalian adalah mutiara bangsa dengan beragam karakter warna yang suatu hari nanti akan memimpin negeri elok ini, Indonesia Raya, Tanah Air tercinta. Buatlah pelangi yang indah disegala lini penjuru nusantara melalui mimpimimpi kalian. Tunjukkan pada dunia bahwa kalian mampu menaklukkannya!

Di awali dengan kalimat yang cukup membuat merinding bulu kuduk, “Tulisan ini saya dedikasikan untuk putra-putri terbaik bangsa yg sedang mengenyam pendidikan. “

Para pelangiku, bermimpilah tentang apa yang ingin kalian impikan, pergilah ke tempattempat yang ingin kalian datangi dan jadilah seperti apa yang kalian inginkan!


LokaRote 2015 | 89

Raihlah cita-cita kalian setinggi mungkin! mulailah dengan bermimpi ‘saya ingin menjadi….’ Sembari bermimpi wujudkanlah cita-cita itu menjadi nyata dengan cara belajar yang tekun tanpa mengeluh, tanpa putus asa, karena Tuhan tidak suka pada umatnya yang selalu berkeluh kesah dan mudah menyerah. Berikut tadi adalah beberapa penggalan kalimat dalam Surat Semangat dari Kak Aya yang diberikan kepada Yani. Dan di akhir suratnya Kak Aya menyampaikan,

Pada akhirnya, kalian adalah kumpulan warna berbeda yang akan bersama merangkai satu bentuk pelangi yang indah. Yang akan selalu menyala dan menerangi bumi ini. Terimakasih.”

Aku tidak tahu bagaimana perasaan Yani ketika membaca surat semangat itu. Yang pasti setelah membacanya, Yani langsung semangat membalas surat untuk Kak Aya. Aku lihat sekilas, cukup panjang surat balasan dari Yani. Bagiku untuk anak kelas enam di SD ku, hal yang luar biasa mau dan bisa membalas surat dengan panjang. Padahal ini kali pertama mereka mendapatkan surat dari orang lain. Meskipun aku tidak tahu apa isi surat balasannya. Karena memang bukan hak ku untuk membaca isi surat tersebut. Yani cuma bilang pada ku, “Pak, bolehkah saya minta hadiah foto Kak Aya?” tanya Yani. “Boleh sekali, tulis sa dalam surat,” jawabku. “Sudah pak,” sahut Yani. “Suatu saat, Yani pasti bisa berfoto dengan Kak Aya,” harapku. Aamiin


LokaRote 2015 | 90

Ibu Erny Mbado, yang merupakan mama ku selama di Rote, yang tak lain adalah mama Yani, menjadi salah satu peserta kegiatan. Di hari kedua kegiatan, entah karena alasan apa, Mama Erny mengajak Yani ke lokasi kegiatan.

Dan semesta menjawab, pada kegiatan LokaRote 2015, Kak Aya pun tiba di Rote. Wanita yang punya hobi travelling ini menjadi salah satu narasumber untuk materi Metode Belajar Kreatif Calistung.

Padahal kegiatan mulai dari pagi jam 08.00 hingga 17.00 WITA. Dan di situlah Tuhan menjawab Do’a kami. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Kak Aya, Yani, pun denganku.

Ibu Erny Mbado, yang merupakan mama ku selama di Rote, yang tak lain adalah mama Yani, menjadi salah satu peserta kegiatan. Di hari kedua kegiatan, entah karena alasan apa, Mama Erny mengajak Yani ke lokasi kegiatan.

Mereka bisa bertemu, cukup terharu melihat pertemuan mereka. Keinginan Yani untuk meminta foto Kak Aya pun terkabulkan. Tak hanya itu, Yani pun bisa berfoto berdua dengan Kak Aya.


LokaRote 2015 | 91

Dan di situlah Tuhan menjawab Do’a kami. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Kak Aya, Yani, pun denganku. Keesokan harinya, Yani bercerita dengan keluarga di rumah tentang pertemuannya dengan Kak Aya. Mendengar cerita tersebut, lantas sekeluarga pun berharap mengundang Kak Aya untuk ke rumah. Karena tidak ada sinyal di rumah, Mama Erny menyempatkan mencari titik sinyal untuk menghubungi ku supaya bisa mengajak Kak Aya ke rumah. Saat itu, posisiku masih di kota karena masih menemani relawan narasumber yang hari itu mengagendakan jalanjalan ke pantai. Aku agak telat membaca pesan dari Mama Erny, ketika aku balas pesan sudah tidak terkirim,

artinya Mama sudah tidak berada di titik sinyal. Karena Kak Aya juga harus segera kembali ke Bandung, alhasil Kak Aya belum sempat singgah ke rumah bertemu Yani dan sekeluarga. Beberapa hari kemudian, Mama cerita kepada ku. “Pak, kemarin Yani sempat tanya, bisa gak ya suatu saat nanti Yani pergi ke Jawa dan bertemu lagi dengan Kak Aya?.” Cerita mama kepadaku. “Benar Yani, mau ke Jawa ?” tanyaku pada Yani.

“Iya Pak, saya ingin suatu saat bisa ke Jawa dan bertemu dengan Kak Aya di Jawa !” jawab Yani. “Pasti bisa Yani, kalau Yani punya cita-cita, asal mau terus berusaha dan berdo’a, suatu saat pasti Yani bisa memeluk cita-cita itu.” tambahku.


LokaRote 2015 | 92

Begitulah kekuatan surat, tulisan singkat yang kita kirimkan ke anak-anak pelosok negeri ini mungkin bagi kita hanya hal sepele dan seperti tak berarti. Tapi bagi mereka, anak-anak di sudut-sudut Indonesia yang jauh dari informasi dan inspirasi, cerita singkat akan sangat bisa membangkitkan semangat dan motivasi bagi mereka.

Tapi bagi mereka, anak-anak di sudutsudut Indonesia yang jauh dari informasi dan inspirasi, cerita singkat akan sangat bisa membangkitkan semangat dan motivasi bagi mereka.

Memberikan kekuatan untuk belajar dan belajar demi sebuah mimpi yang mungkin bagi kita sederhana, tetapi butuh keberanian bagi mereka untuk punya mimpi itu. Ya, mimpi mereka sederhana, untuk bisa pergi ke Jawa dan bertemu sahabatnya yang ia kenal melalui surat semangat. Terima kasih Kak Aya atas surat semangatnya dan terima kasih LokaRote yang mempertemukan Yani dengan Kak Aya.


LokaRote 2015 | 93

Memberikan kekuatan untuk belajar dan belajar demi sebuah mimpi yang mungkin bagi kita sederhana, tetapi butuh keberanian bagi mereka untuk punya mimpi itu.

�


LokaRote 2015 | 94

Mama Erny : Penyala Pelangi Di Dusun Sanama Muhammad Firdaus Ismail Pengajar Muda X Rote Ndao

Dusun Sanama, Desa Oelasin, Kecamatan Rote Barat Daya adalah dusun tempat tinggalku selama setahun bertugas sebagai Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Di sinilah rumah dan keluarga baruku yang tak mungkin ku lupakan seumur hidupku. Sudah enam bulan aku berada di sini, dan aku belajar banyak dari orang tua angkatku, adik angkatku, anak-anak di desa serta masyarakat setempat.

Dusun yang sampai saat ini belum bersinyal dan belum tersaluri listrik PLN ini punya potensi yang luar biasa untuk berkembang. Dan salah satu potensi luar biasa yang dimiliki dusun ini adalah “Semangat�. Semangat untuk maju dan terus maju yang dimiliki seluruh bagian dusun ini mulai anakanak, pemuda, masyarakat hingga perangkat desa. Dan pada tulisanku ini, aku akan sedikit cerita tentang Mama Erny yang merupakan mama angkatku di Rote.


LokaRote 2015 | 95

Semangat untuk maju dan terus maju yang dimiliki seluruh bagian dusun ini

Aku belajar banyak dari anakanak di desaku. Mereka punya semangat yang tinggi untuk belajar. Setiap harinya mereka harus berjalan dua hingga tiga kilometer ke sekolah. Hujan dan panas tak menyurutkan semangat mereka untuk menuntut ilmu ke sekolah. Dan tak hanya itu, semangat mereka untuk belajar bertambah menyala dalam dua minggu terakhir ini.

Ya, dalam dua minggu ini setiap sorenya mereka selalu datang ke rumah untuk belajar dan membaca. Dan tokoh yang memantik dan lebih menyalakan semangat anakanak di dusun Sanama adalah Mama Erny. Mama Erny atau biasa dipanggil Ibu Erny karena profesinya sebagai guru di salah satu SD di kecamatan Rote Barat Daya memang punya semangat tinggi untuk memajukan pendidikan di Dusun Sanama. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai guru, ibu rumah tangga dan pekerjaan lain, ibu dari empat anak ini masih menyempatkan waktunya untuk menjadi guru sekolah minggu.


LokaRote 2015 | 96

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai guru, ibu rumah tangga dan pekerjaan lain, ibu dari empat anak ini masih menyempatkan waktunya untuk menjadi guru sekolah minggu. Selain itu, dalam satu bulan terakhir karena tersedianya buku-buku di rumah Ibu Erny sering mengajak anak-anak untuk membaca buku di rumah. Atas dasar itu lah, aku mengajak Ibu Erny untuk menjadi peserta pelatihan LokaRote 2015 untuk mendapatkan materi tentang pengelolaan taman baca dan metode kreatif calistung.

Dan semenjak kegiatan LokaRote, Ibu Erny semakin menggebu semangatnya mengajak anak-anak untuk membaca. Meskipun jumlah buku yang kami miliki baru sekitar 80 eks. Didorong dengan semangat tinggi anak-anak Dusun Sanama untuk belajar, kegiatan setiap hari di rumah kami cukup ramai.


LokaRote 2015 | 97

Suasana ramai dan seru di kediaman kami

Sedikitnya ada sekitar dua puluh anak dari usia balita hingga SMP yang datang ke rumah kami. Kebanyakan dari mereka membaca buku, namun juga ada yang melakukan aktivitas positif lainnya. Terlihat beberapa anak menggambar dan mewarnai. Ya, kegitan ini merupakan kegiatan favorit yang dilakukan anak-anak di rumah kami.

Ada beberapa yang hobi bermain catur, sehingga mereka memanfaatkan kegiatan sore di rumah kami untuk bermain salah satu olahraga otak yang sangat populer ini.

Dan semenjak kegiatan LokaRote, Ibu Erny semakin menggebu semangatnya mengajak anak-anak untuk membaca.


LokaRote 2015 | 98

Hasil karya si kecil yang kreatif

Anak berusia 2.5 tahun pun terlihat sangat serius mewarnai. Salah satu hasil mewarnai anakanak. Ya “Aku tahu banyak karena membaca� Begitulah keseruan kegiatankegiatan kami dalam dua minggu ini. Semakin menyala pelangi di dusun Sanama. Setelah kegiatan LokaRote Ibu Erny semakin semangat mengajak anak-anak di dusun kami untuk belajar, membaca, mewarnai, bermain dan aktivitas positif lain di rumah kami. Ibu Erny semakin memantik semangat anak-anak untuk belajar. Dan Ibu Erny pun resmi memberi nama taman baca di rumah kami dengan nama “Taman Baca Pelangi Kasih� Dusun Sanama, Desa Oelasin.

Begitulah keseruan kegiatan-kegiatan kami dalam dua minggu ini. Semakin menyala pelangi di dusun Sanama. Terima Kasih Ibu Erny, Terima Kasih LokaRote. Kalian telah memberikan secercah harapan yang telah mengumpulkan warnawarna yang berbeda untuk membentuk suatu pelangi yang indah. Yang akan terus menyala dan menerangi Dusun Sanama.


LokaRote 2015 | 99

Ibu Erny semakin memantik semangat anak-anak untuk belajar. Dan Ibu Erny pun resmi memberi nama taman baca di rumah kami dengan nama “Taman Baca Pelangi Kasih” Dusun Sanama, Desa Oelasin.


LokaRote 2015 | 100

Gugus Mekar yang Layak Mekar Muhammad Firdaus Ismail Pengajar Muda X Rote Ndao

Apakah LokaRote 2015 hanya kegiatan sekali tingkat kabupaten saja atau seperti apa? Adakah kelanjutannya? Kalau ada bagaimana caranya? Kalau tidak, bagaimana dengan guru lain yang tidak mendapatkan jatah mengikuti kegiatan ini?

Pertanyaan yang juga merupakan kekhawatiran kami Panitia Lokal LokaRote 2015. Sejak awal setelah mengumpulkan relawan pendidikan di Rote dari berbagai latar belakang profesi, kami pun sudah mulai mendiskusikan bagaimana langkah kelanjutan dari LokaRote.

Beberapa pertanyaan yang terlontar dari salah satu peserta LokaRote 2015 saat kegiatan pada tanggal 20-21 November 2015 beberapa waktu lalu.

LokaRote 2015 atau singkatan dari Lokakarya Inspirational 2015 merupakan rangkaian Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) sebagai wahana


LokaRote 2015 | 101

keberlanjutan tahun terakhir keberadaan Pengajar Muda di penempatan. Berbeda dengan kabupaten penemptan lain, dimana hanya wahana Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) saja yang disajikan dalam bentuk Lokakarya, kami di Rote tiga wahana sekaligus yaitu Ruang Belajar (RuBel), Indonesia Mengajar Broadcasting (IM Bro) dan RUBI didesain dalam suatu rangkaian kegiatan Lokakarya selama dua hari. Kegiatan dilakukan selama dua hari penuh dari pagi jam 08.00 hingga jam 17.00 WITA bertempat di Gereja Efata, SMP N 2 Lobalain dan Aula Kecamatan Lobalain. Hari pertama kegiatan berisi tentang materi masing-masing wahana. Dan di hari kedua kami mendiskusikan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari

wahana RUBI dan RuBel. Dalam penyusunan RTL ini, peserta dikumpulkan pada masingmasing kecamatan untuk mendiskusikan apa yang akan dilakukan di kecamatan atau gugus masing-masing setelah kegiatan ini, bagaimana strateginya dan siapa penanggung jawab masing-masing. Ya, kegiatan RTL ini merupakan cara kami untuk menularkan semangat LokaRote tingkat kabupaten ini ke kecamatan atau gugus. Sehingga kegiatan tidak hanya selesai dua hari, tetapi juga ada keberlanjutannya di lingkup lebih kecil.

peserta dikumpulkan pada masing-masing kecamatan untuk mendiskusikan apa yang akan dilakukan di kecamatan atau gugus masing-masing setelah kegiatan ini


LokaRote 2015 | 102

Dan pada tanggal 14 Desember 2015 kemarin, saya mendapatkan kesempatan menyaksikan semangat luar biasa dari guru-guru di Gugus Mekar Kecamatan Rote Barat Daya. Gugus Mekar yang terdiri dari tiga SD, SD Derenitan, SD Mbadokai dan SD Lotelutung merupakan gugus pertama yang melaksanakan kegiatan rencana tindak lanjut tingkat gugus dari kegiatan LokaRote tingkat kabupaten.

saya mendapatkan kesempatan menyaksikan semangat luar biasa dari guru-guru di Gugus Mekar Kecamatan Rote Barat Daya.

Hari itu, berkumpullah tiga puluh guru dari tiga sekolah untuk mendapatkan materi tentang “Metode Belajar Kreatif�. Empat guru yang menjadi wakil gugus mekar untuk mengikuti kegiatan LokaRote tingkat kabupaten mendapatkan kesempatan menjadi narasumber. Mereka berempat berbagai materi-materi yang didapatkannya selama dua hari kegiatan di Ba’a, kota kabupaten Rote. Hari itu, aku menjadi saksi aura yang sungguh luar biasa positif dari guru-guru Gugus Mekar. Aura positif dari narasumber dengan semangat untuk berbagi dan aura positif dari peserta dengan semangatnya untuk belajar.


LokaRote 2015 | 103

Peserta pelatihan memamerkan karyanya Kepala sekolah dan guru terlibat bersama

Dan tentunya aura positif dari ketiga kepala sekolah serta ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) gugus mekar yang telah merencanakan dan menyusun kegiatan ini dengan baik. Pada kegiatan yang berlangsung dari jam 09.00 hingga 15.00 ini guru-guru diberikan materi tentang pentingnya pembelajaran kreatif, dan dilanjutkan praktek pembuatan media kreatif Matematika dan IPA. Guru-guru sangat antusias membuat media kreatif, semangat menggambar, menggunting, menempel serta menghias.

Ada satu kelompok yang membuat dua, padahal tugas mereka hanya membuat satu media. Dan bahkan kepala sekolah pun ikut aktif menggunting kertas-kertas yang kemudian disusun menjadi pohon jam.

Usia boleh tua,tapi semangat selalu muda


LokaRote 2015 | 104

Celetukan dari beberapa guru membuat suasana kelas lebih santai dan menyenangkan. “Pak, dulu saya tidak TK jadi kemampuan menggunting saya jelek pak.” “Wahh,, su tua saya pak, gak kelihatan kalau suruh guntinggunting gini.” “Kita tepuk-tepuk lagi pak, biar semangat,” “Tepuk usir kambing sa.” Ya, itulah beberapa celetukan yang mencairkan suasana di tengah keseriusan guru-guru menyusun metode kreatif. Dan di sesi akhir kagiatan salah satu perwakilan dari Indonesia Mengajar (Ashela Risa) menanyakan perasaan dan apa yang di dapat selama kegiatan hari itu dengan dimulai dengan kata “Ternyata”.

“Ternyata Metode Belajar Kreatif membuat guru dan siswa semangat, Ternyata Metode Kreatif ini sebetulnya dekat dengan kita, Ternyata dengan kegiatan seperti ini dapat memotivasi kami untuk lebih kreatif, Ternyata dengan langsung praktek membuat guru dan siswa belajar dari kenyataan.” Itulah beberapa “Ternyata” yang disampaikan oleh peserta setelah mengikuti kegiatan ini. Dan salah satu kepala sekolah menyampaikan: “Kami Kepala Sekolah siap mendorong guru-guru dan menindaklanjuti pembelajaran dengan metode kreatif di sekolah masing-masing. Kegiatan pun ditutup oleh bapak pengawas dengan penekanan bahwa apa yang didapatkan hari ini, harus dibagikan dengan teman-teman lain yang berhalangan hadir.


LokaRote 2015 | 105

Peserta bersama setelah mengakhiri sesi

Aku sangat bersyukur, hari itu diberi kesempatan menyaksikan semangat mereka. Gugus Mekar Kecamatan Rote Barat Daya memang Layak Mekar. Mereka telah memekarkan optimisme dan semangat untuk peningkatan kualitas pendidikan anak didik mereka. Semoga mereka juga bisa memekarkan gugus-gugus lain untuk mengikuti kegiatan serupa.

Ahhh,,, semakin optimis aku dengan pendidikan di negeri ini.


LokaRote 2015 | 106

Ringan Tangan sebagai Relawan Pendidikan Muhammad Sholihuddin Pengajar Muda X Rote Ndao

“Kak, besok kotong siap-siap jam berapa buat kak?” tanya Kak Yani (salah satu penggerak daerah sekaligus panitia LokaRote 2015). “Jam 5 saja kak, sekalian dekorasi ruangan biar pas peserta dan pemateri datang semuanya sudah siap” jawab saya dengan menujuk ruangan lab komputer yang akan kita gunakan untuk pelatihan IT esok hari. “Ok, Kak... sampai ketemu esok hari kak” respon singkat Kak Yani sambil mengacungkan jari jempolnya.

Esok hari pun tiba, ternyata benar seperti dugaan saya, Kak Yani pasti sudah sampai dan sudah membersihkan ruangan sebelum saya dan relawan lainnya datang. Melihat semangat Kak Yani pagi hari itu, semangat saya pun semakin bertambah dan mulai membantu Kak Yani. Disamping itu para panitia di tiap wahanapun mulai berdatangan, kami sudah berbagi tugas jadi kami bekerja sesuai dengan tugas masingmasing. Sehingga persiapan sudah selesai tepat waktu.


LokaRote 2015 | 107

Disela-sela saya memper-siapkan ruangan ternyata ada salah satu peserta yang sudah datang lebih awal, beliau datang satu jam lebih awal sebelum pelatihan dimulai. Sehingga beliau melihat hiruk pikuk panitia mempersiapkan ruangan dan fasilitas buat peserta. Akhirnya saya putuskan untuk menghampiri beliau. “Pagi bapak, bapak pung nama siapa ko? Dari kecamatan apa dan bapak ikut pelatihan di wahana apa kemarin?” (mengingat hari ini adalah hari ke dua pelatihan). “Sudah bapak bersih-bersih sana, dan siapin ruangan yang bagus. Kalau sudah selesai nanti baru urus saya, saya siap menunggu disini” jawab bapak itu. “OK bapak,10 menit lagi ruangan su siap...” jawab saya sambil berjalan menjauh

Esok hari pun tiba, ternyata benar seperti dugaan saya, Kak Yani pasti sudah sampai dan sudah membersihkan ruangan sebelum saya dan relawan lainnya datang.

Para co-fasilitator yang semuanya adalah penggerak daerah saya tanya persiapannya ternyata mereka juga sudah siap membantu para fasilitator yang tidak lain adalah tiga sahabat RuBel ( Kiki, Amanda, dan Diko) yang datang jauhjauh dari Jakarta untuk berbagi pengalaman dan ilmunya utuk guru-guru di Rote Ndao.


LokaRote 2015 | 108

Sehingga saya dan pemateri merasa sangat senang karena persiapan sudah kelar sebelum mereka datang di lokasi pelatihan. Singkat cerita, kami punya banyak relawan daerah yang ringan tangan dan ikut turun tangan mempersiapkan kegiatan LokaRote tanpa memandang status dan jabaran struktural.

Kami bersama-sama bekerja dan saling membantu layaknya keluarga besar di kepanitiaan LokaRote ini


LokaRote 2015 | 109

Kami punya banyak relawan daerah yang ringan tangan dan ikut turun tangan mempersiapkan kegiatan LokaRote tanpa memandang status dan jabatan struktural.

�


LokaRote 2015 | 110

Lihat, Lilin Kami Mulai Menyala Zakiya Aryana Pramestri PM X Rote Ndao

“Ker mana Kak, pelatihannya?” “Seru Ibu, banyak tepuk-tepuk, permainannya, kemarin yang tentang calistung itu juga hal baru”

Saya mengenal sosok Kak Santi belum lama. Ia kembali ke desa, setelah Idul Fitri, sekitar satu bulan setelah saya ditempatkan.

“Nah, itu bawa kertas apa, Kak?” “Ini kertas nanti tempel supaya anak-anak semangat Ibu!” Berikut perbincangan saya di atas motor dengan Kak Santi, pemudi dari desa penempatan saya yang menjadi peserta Lokakarya Inspirasional Rote Ndao, RUBI Taman Baca.

Sebelumnya ia sempat mengadu nasib di Kupang, menjadi petani rumput laut di sana. Kembali ke desa kami di Oeseli pantai, Kak Santi membantu keluarganya ber-tani rumput laut, mengail ikan, atau bersama bapak-bapak nelayan lain memasang jaring ikan.


LokaRote 2015 | 111

Sore-sore kalau tidak ada kegiatan lain, ia tak kalah bersemangat dengan anakanak di desa bermain ke teras rumah saya, membaca buku dan majalah.

“Kak, beta ajak ikut pelatihan ya Kak? Supaya nanti bisa bantu beta urus buku-buku di masjid supaya anak-anak bisa baca lebih banyak lagi” “Boleh Ibu”

Malamnya, kalau kami sedang belajar bersama, Kak Santi ikut datang, ikut mengerjakan soal matematika, ikut mengajarkan ke anak-anak. “Dia itu pintar, Ibu. Tapi sayang, dulu son sempat lulus SD itu kayaknya,” kata Mama piara saya ketika saya tanya tentang Kak Santi. Sore itu, seminggu sebelum LokaRote, Kak Santi bermainmain di rumah saya, membacabaca buku sambil menemani adiknya yang sedang membaca juga. Saya iseng bertanya:

“Nah, nanti di Ba’a (kota kabupaten). Tapi dua hari kak. Jadi nanti menginap di Ba’a son apa-apa ko?” “Iya ibu. Aman” “Nanti pulang tapi masih Minggu atau Senin dulu, karena beta masih harus urus kegiatan dulu. Jadinya 4 malam di Ba’a” “Iya ibu, son apa-apa” Saya sempat khawatir Kak Santi kurang percaya diri


LokaRote 2015 | 112

di antara peserta yang lain. Beberapa dari mereka sudah punya taman baca, atau paling tidak, sudah punya wadah untuk bermain dengan anakanak seperti guru sekolah minggu, pembina pramuka, guru SD, dsb. Namun, nampaknya kekhawatiran saya tidak terbukti dengan menyaksikannya tertawa lepas dengan peserta lain selama berjalannya pelatihan. Kekhawatiran saya juga tidak terbukti, setelah mendengar tanggapannya seusai pelatihan, di atas motor sore itu.

Namun, nampaknya kekhawatiran saya tidak terbukti dengan menyaksikannya tertawa lepas dengan peserta lain selama berjalannya pelatihan.

Dua hari kemudian, seusai majelis taklim dengan Mamamama di desa, Kak Santi menghampiri saya. “Ibu, mulai besok katong kasih belajar anak-anak mengaji su Ibu. Nanti saya juga mengajar!�, ujar Kak Santi sore itu, dengan penuh semangat dan percaya diri. Semburat senja hari itu sangat jingga, menyaksikan Kak Santi yang dengan suaranya yang lantang mengumumkan pada anak-anak di desa bahwa esok hari kami akan mulai belajar mengaji.


LokaRote 2015 | 113

Semburat senja hari itu sangat jingga, menyaksikan Kak Santi yang dengan suaranya yang lantang mengumumkan pada anak-anak di desa bahwa esok hari kami akan mulai belajar mengaji.

�


LokaRote 2015 | 114


LokaRote 2015 | 115

Pesta bersama setelah dua hari berkarya


LokaRote 2015 | 116

Indonesia Mengejar Aditya Iqbal Maulana Dokter - Relawan Narasumber

Saya Aditya Iqbal Maulana dan sebelumnya tidak pernah terbayang dalam benak saya untuk menjadi seorang pengajar, bahkan yang diajar adalah mereka yang kebanyakan berkecimpung sebagai pendidik.

perasaan bimbang akhirnya saya tetap ikut. Alhamdulillah diterima sebagai peserta yang akan berangkat ke Rote.

Dengan latar belakang yang jauh dari sosok pendidik, saya seperti terbebani dalam konsep mirip peribahasa “kebo nusu gudel�, tapi di luar itu saya pikir tidak ada salahnya mencoba, toh saya suka pantai, renang di pantai, menikmati pantai; intinya sangat begitu maniak pantai (meski ini sekedar tambahan saja dari program ini). Begitu daftar masih dengan

Saya nyaris tidak berangkat karena masih bingung saya harus melakukan apa, ini hal pertama yang pernah saya lakukan. Kalau di bidang medis, bakti sosial, edukasi sampai pembicara di seminar kesehatan saya pernah punya pengalaman; tapi soal bidang pendidikan dan taman baca, lagi-lagi ini pengalaman pertama saya.

Dua kata, “luar biasa�


LokaRote 2015 | 117

tapi soal bidang pendidikan dan taman baca, lagi-lagi ini pengalaman pertama saya. Ditambah saya begitu sibuk di rumah sakit, trimester akhir, dengan tumpukan laporan bulanan hingga persiapan presentasi kasus medisnonmedis yang luar biasa banyak membuat saya tidak punya andil besar untuk menyiapkan materi.

19 November 2015 Setelah perjalanan panjang, akhirnya sampai juga saya di Kupang. Panas, kering, tandus tetapi bau laut (cukup membahagiakan), tidak menyangka bisa melihat langsung tulisan bandara El Tari dengan mata kepala sendiri, sebelumnya hanya saat browsing atau

di tv saja. Di sini saya mulai termotivasi untuk bisa efektif bergabung dengan relawan lain. Karena entah disengaja atau tidak, terjadi kesalahan persepsi dalam penjemputan di bandara, disini mulai merasakan bakal terjadi hal-hal lain yang tidak terduga.

tidak menyangka bisa melihat langsung tulisan bandara El Tari Adalah seorang PM yang saya kira cukup unik kepribadiannya. Diawali dengan prosesi penjemputan yang dipersiapkan oleh beliau untuk kami bertiga—bagian rombongan terakhir dengan pesawat yang datang, gagal total. Kami belum pernah bertemu dengan beliau, tidak “aware”, dan mungkin terdistraksi dengan rute yang


LokaRote 2015 | 118

akan segera kita tempuh untuk mencari kardus sebagai bahan materi workshop serta jalur mencapai Rote. Singkatnya karena beliaulah, kami dengan “aman� mendarat sampai Rote, dan karena beliaulah banyak kejadian yang kami alami (dan juga seharusnya tidak dialami) dapat menciptakan kisah perjalanan berharga ini. Sebelum sampai di Rote, saya bertemu dengan orangorang di Geng Motor Imut. Mereka mempunyai segudang pengalaman soal bidang sosial. Awalnya saya beranggapan bahwa kelompok orang-orang seperti ini mungkin banyak, tapi setelah melihat secara detail bagaimana usaha mereka dalam membuat pengairan di sawah di pulau-pulau terpencil yang sangat tandus dan mungkin sangat tidak mungkin menghasilkan apapun, sekali lagi hanya dua kata: LUAR BIASA!

Menurut deskripsi saya, Rote adalah pulau yang mirip seperti Kupang berada. Begitu panas, tandus dan kering, namun pemerataan pembangunan yang saya rasakan mulai terasa meski baru berupa simpul-simpul kecil pembenahan disana-sini. Bandara, kantor bupati, jalan raya bahkan saya melihatnya seperti di kota kecamatan kalau di Pulau Jawa, bukan di sebuah ibu kota kabupaten. Namun melihat potensi tata kota dan pengelolaan daerahnya, saya yakin 5-10 tahun lagi Rote akan berubah drastis.

namun pemerataan pembangunan yang saya rasakan mulai terasa meski baru berupa simpul-simpul kecil pembenahan disana-sini.


LokaRote 2015 | 119

Gereja Lekioen sebagai tempat pembukaan


LokaRote 2015 | 120

Orang-orang Rote sangat ramah, mereka begitu murah senyum. Ketika penyambutan relawan dilakukan di sebuah gereja, saya yang muslim dapat melihat lebih dekat bagaimana kultur, budaya hingga interaksi sosial yang ada di Rote; inilah gambaran nyata bagaimana Indonesia dengan segala toleransinya bisa hidup berdampingan meski masing- masing kita sangat berbeda.

Ketika penyambutan relawan dilakukan di sebuah gereja, saya yang muslim dapat melihat lebih dekat bagaimana kultur, budaya hingga interaksi sosial yang ada di Rote. Banyak hal yang membuat saya terheran-heran, meski berkali-kali sudah dengar ceritanya, saya melihat babi, sapi, kerbau, anjing, bahkan kuda dengan seenaknya lewat-lewat di tengah jalan.

Belum lagi melihat alat musik mereka, Sasandu, bagaimana mungkin dedaunan seperti itu bisa menghasilkan suara yang begitu indah? Inilah bukti nyata orang Rote juga begitu kreatif.

Sasandu, bagaimana mungkin dedaunan seperti itu bisa menghasilkan suara yang begitu indah? Akhirnya saya bertemu dengan hostfam yang akan menampung saya selama kegiatan berlangsung, mama Susan dan Kak Petson beserta keluarga, mereka begitu hangat, bahkan hal pertama yang mereka tanyakan apakah saya muslim dengan tujuan masakan apa yang mereka akan sajikan setiap hari.

Subhanallah. Mereka begitu baik, menanyakan ini itu tentang bagaimana keadaan di Jawa.


LokaRote 2015 | 121

Seolah bumi dan langit, begitu gambaran mereka. Hanya saja bagi saya justru sebaliknya apa yang mereka punya dengan Rote beserta isinya tidak kalah menarik mengkilapnya dengan kehidupan di Jawa. Jika di Rote kejujuran terhadap siapa yang memiliki ternaknya saja seperti hal biasa, sehingga meski hewan ternaknya dibiarkan begitu saja tidak akan diambil apalagi dicuri orang lain. Coba bayangkan apa yang bakal terjadi jika kita lupa memarkir motor kita di pinggir jalan di luar rumah semalam saja jika di Jawa, berbeda sekali di Rote. Begitu aman, jujur dan sangat hangat.

20 November 2015 Hari pertama kegiatan. Hari saya dimulai dengan berbagi ranjang dengan dua

Peserta taman baca sigap berlatih pendataan

relawan lain karena salah satu relawan akibat faktor nonteknis tidak memiliki hostfam. Untungnya cukup tidur dan bersiap berkegiatan dengan diberikan asupan energi sarapan oleh mama Susan. Ikan laut keluaran Rote begitu gurih dan nikmat, padahal digoreng biasa tanpa bumbu apapun. Karena mungkin kurang persiapan, secara pribadi saya banyak sekali kekurangan dari segi materi dan pengalaman. Dan mungkin karena koordinasi belum begitu baik sehingga kita banyak kebingungan di lapangan. Mulai dari pembagian materi, pembagian ruangan hingga acara ice breaking yang harusnya diberikan kepada peserta.


LokaRote 2015 | 122

Diskusi seru membentuk taman baca idaman

Sebagai relawan yang akan memberikan materi mengenai pengelolaan taman baca, kami diberikan kesempatan pada sesi terakhir dalam RUBI. Begitu masuk ruangan, kembali lagi perasaan gugup muncul kembali karena belum pernah berpengalaman sama sekali dalam kegiatan ini sebelumnya. Namun dibantu oleh patner saya yang sepertinya jauh berpengalaman, ditambah antusiasme para peserta perlahan saya mulai bisa beradaptasi.

Di ruangan kami, kami memberikan materi dengan konsep cooling down saja, karena peserta kebanyakan sudah sehari penuh mendapat materi sehingga yang kami lakukan adalah berinteraksi dengan peserta dengan model sharing pengalaman saja. Banyak hal justru didapat dengan cara-cara ini. Kami memiliki peserta yang bahkan saya tidak menyangka mereka memiliki visi seluar-biasa itu meski mereka masih duduk di bangku SMA.


LokaRote 2015 | 123

Mereka bercerita mereka memiliki sebuah taman baca di dekat sekolah mereka. Ditanya apa misi mereka membuat taman baca tersebut, mereka bilang agar anak-anak Rote mampu belajar dengan baik dan memiliki wawasan yang baik, mereka bahkan menginginkan anak-anak Rote bisa sekolah setinggi mungkin sampai bangku kuliah dan mereka balik ke Rote, membangun Rote agar lebih maju lagi. Saya menghabiskan masa remaja saya di Pulau Jawa, meski saya bukan dari golongan keluarga yang kaya, saya merasa masa remaja saya penuh kemewahan itu dan saya tidak melakukan apapun untuk orang lain bahkan tidak terpikir sejengkalpun

berharap anak-anak lain dapat berwawasan luas. Tapi anakanak ini, Virgin, Risna, Edo dan teman-temannya memberikan gambaran bagaimana arti sebuah kesederhanaan dalam visi membangun negeri ini. Dan mereka terus berusaha membangun taman baca mereka agar lebih berkembang lagi, meski yang dikorbankan adalah uang mereka sendiri, waktu mereka, bahkan masa depan mereka sendiri.

Luar biasa! Peserta-peserta lain juga sangat inspiratif. Mereka memberikan motivasi bagi kami para relawan untuk lebih giat lagi dalam berbagi sumber daya baik berupa buku maupun pengetahuan.

Ditanya apa misi mereka membuat taman baca tersebut, mereka bilang agar anakanak Rote mampu belajar dengan baik dan memiliki wawasan yang baik.


LokaRote 2015 | 124

Virgin, Risna, Edo dan teman-temannya memberikan gambaran bagaimana arti sebuah kesederhanaan dalam visi membangun negeri ini. Peserta-peserta lain juga sangat inspiratif. Mereka memberikan motivasi bagi kami para relawan untuk lebih giat lagi dalam berbagi sumber daya baik berupa buku maupun pengetahuan. Saya yakin buku adalah jendela dunia yang bisa menjembatani pengetahuan dan mimpi-mimpi di masa depan. Untuk saat ini memang para peserta kegiatan ini tidak menunjukkan secara nyata bagaimana sebegitu hebatnya buku dan taman baca, tapi di masa depan melalui visi-visi yang mereka sampaikan sudah jelas tergambar dengan baik bagaimana masa depan lebih baik lagi.

21 November 2015 Hari terakhir kegiatan. Jadwal peserta untuk melakukan kegiatan review atas kegiatan yang dilakukan. Kita membuat sebuah workshop seolah-olah peserta mendapatkan dana yang besar untuk mengelola taman baca yang mereka dirikan, dan mau dibuat seperti apa kegiatan yang akan dilakukan oleh mereka setelah mereka mendapat dana tersebut. Tidak banyak yang terjadi hari ini, hanya saya melihat peserta begitu kreatif dalam beride mengimajinasikan pemikiran mereka dalam programprogram yang akan dilakukan taman baca mereka jika mereka mendapat dukungan dana dari pemerintah. Yang saya lihat mereka begitu semangat sekali mengaplikasikan ide mereka dalam presentasi yang dilombakan ini. Meski hanya workshop, mereka begitu antusias dalam kegiatan ini.


LokaRote 2015 | 125

Peserta mencoba tepuk kasih sayang

Hari ini hari perpisahan dengan semua peserta, perasaan yang muncul hanya berharap kesempatan untuk bertemu lebih lama lagi dengan mereka, merasakan kesulitan mereka, aktif mendukung semua visi dan misi mereka.

Yang saya lihat mereka begitu semangat sekali mengaplikasikan ide mereka dalam presentasi yang dilombakan ini. Mereka orang-orang yang begitu inspiratif, ada yang datang jauh dari pelosok ujung pulau mereka datang demi mendapatkan ilmu baru untuk membangun taman baca bagi anak-anak di lingkungannya, ada yang masih begitu aktif melakukan pendekatan bagi komunitas yang memang berpikir anakanak hanya harus bekerja bukan

belajar atau hanya sekedar membaca buku. Bahkan ada yang masih begitu belia namun sudah mengorbankan banyak hal di usia mereka untuk membuat anak-anak di daerah lebih berwawasan.

Luar biasa! Hari ini ditutup dengan menikmati sunset di pantai bendera, mungkin tempat ini akan saya kunjungi sekali seumur hidup saya. Tapi pantai ini tidak akan pernah terlupakan, karena disinilah saya mengingat semangat orang-orang ini sekokoh karang di sekitar pantai ini.

ada yang masih begitu aktif melakukan pendekatan bagi komunitas


LokaRote 2015 | 126

Relawan bersama penggerak taman baca

22 November 2015 Benar-benar pulang ke Jawa. Nembrala lalu Boa dengan penuh semangat bermain di pantai. Di tengah jalan ditunjukkan sekolah dan perumahan tempat tinggal seorang PM selama satu tahun terakhir. Hal yang tidak terpikir bagi saya adalah bagaimana rasanya hidup di situ, mengorbankan satu tahun terakhir di situ. Ternyata setelah mengalami banyak hal inspiratif 2 hari terakhir, saya lah yang merasa kurang beruntung. Mereka para PM mendapatkan pengalaman yang luar biasa, yang mungkin tidak pernah saya dapatkan selama hidup.

Mereka adalah orangorang yang keren yang mau mengorbankan hidupnya satu tahun terakhir hidup dan berinteraksi dengan orangorang di pulau dengan sarana kurang memadai seperti ini. Mereka juga berusaha membangun orang-orang disana berbekal ilmu yang mereka miliki. Setelah main ke pantai mulailah hal-hal tidak terduga terjadi yang mungkin sudah diceritakan oleh teman-teman relawan lain; yang jelas: saya sempat mandi bareng dengan salah satu relawan karena mengejar kapal, sampai di pelabuhan ternyata kapal


LokaRote 2015 | 127

telat berangkat, laksana syuting fast and furious mengejar pesawat dari pelabuhan dengan mobil, namun di tengah jalan masih kehabisan bensin sehingga mendorong mobil, sampai bandara ada technical delayed dan sebenarnya agak diuntungkan karena kita telat mengejar pesawat yang flight di jadwal kita sehingga dialihkan ke tengah malam, pesawat tetap telat berangkat dan tiket kereta dari Surabaya ke semarang pun hangus.

namun di tengah jalan masih kehabisan bensin sehingga mendorong mobil Sampai Surabaya harus menunggu bus di terminal sampai ketiduran dan berakhir dengan permintaan cuti mendadak di kantor dan akhirnya sampai juga di semarang. Jika ada kesempatan mengikuti program ini, saya ingin ikut sekali lagi! Dalam program yang luar biasa ini:

Indonesia Mengejar.

Special thanks to Intan Mashayu, Nendra, Nendi-Ratih-Yurika, Gania, Nabila, Kak Nuri, Kak Aya, Kak Cika, Kak Diko, Desi, semua PM yang ada (khusus Kak Acad--atas segala keamanan yang ada dan Kak Edo-yang sudah beliin bensin motornya Kak Acad juga) thanks a lot karena saya juga lupa ga ada uang di dompet, daaaaan semua orang yang tak sanggup lagi saya tuliskan satupersatu disini Saya berusaha menulis dengan elegan dan sangat sok puitis dan novelis, tapi gagal. Jadi mohon maaf bagi yang baca, karena beginilah saya, haha. Ngawi, 8 Desember 2015


LokaRote 2015 | 128

Kiki Pung Cerita di Rote Ndao Astriana Kinanti Fatrika (Kiki) Relawan Narasumber

Perkenalkan, ini tentang sebuah kegiatan loka karya yang kami sebut LokaRote 2015. Selama dua hari LokaRote ini berlangsung di SMPN 2 Lobalain, Kabupaten Rote Ndao. Ya, kegiatan ini adalah serangkaian acara dari Festival Gerakan Indonesia Mengajar 2015 yang berlangsung di sejumlah daerah penempatan pengajar muda Indonesia Mengajar dimana untuk daerah Rote Ndao terdiri dari tiga wahana, yaitu RuBel (Ruang Belajar), RUBI (Ruang Berbagi Ilmu), dan IM Bro (Indonesia Mengajar Broadcasting).

Kamis, 19 November 2015 saya dan beberapa relawan memulai perjalanan kami menuju Kabupaten Rote Ndao melalui penerbangan JakartaKupang, dari bandara El-Tari kami menuju pelabuhan untuk menyebrang ke Kabupaten Rote Ndao dan Alhamdulillah sampai dengan selamat di tempat tujuan, Ba’a.

Penyambutan relawan di pelabuhan Baa


LokaRote 2015 | 129

Sebenarnya, perasaan dag dig dug sudah muncul beberapa hari sebelum keberangkatan. Hmm, mungkin ini soal mental mengingat background pendidikan kami bukan berasal dari dunia pendidikan ditambah peserta yang akan dihadapi adalah orang–orang yang berpengalaman dalam bidang pendidikan. Mereka adalah guru/pengajar/pendidik, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan dengan jam terbang yang banyak di bidangnya. Ada rasa insecure mengingat I’m not capable for this one.

“ Gileee, kita ngajar guru nih yaa?” Satu kalimat yang muncul saat itu, dan menggambarkan perasaan yang sama ketika kami, sahabat ruang belajar sedang berkumpul mempersiapkan keberangkatan 2 hari yang akan datang, deg-degan. “Sebisa mungkin kita nggak menggurui bapak/ibu guru saat LokaRote nanti yaaa, kita sama-sama belajar ya kaaan..”

Mereka adalah guru/ pengajar/pendidik, kepala sekolah dan pengawas pendidikan dengan jam terbang tinggi di bidangnya. Kami berusaha meyakinkan dan memotivasi diri sendiri. Itulah salah satu kekhawatiran kami, mengingat saya pribadi masih minim pengalaman baik itu di dunia kerja dan organisasi hehe, baru lulus, ya setahun yang lalu dan sekarang memberanikan diri menjadi pemateri/narasumber di sebuah loka karya. Bisa dibilang modal nekad nih. Lalu, cara mengatasinya? Brainstorming dengan ketua kelas RuBel. Ketua kelas kami bercerita tentang pengalamannya yang kurang lebih sama dengan yang akan dihadapi sahabat RuBel Rote nanti, yaitu saat harus menghadapi sejumlah guru dalam sebuah forum keberlanjutan. Yees, dia juga merasakan hal yang sama akan ketakutan-ketakutan itu,


LokaRote 2015 | 130

Pembuatan metode kreatif di wahana RuBel

nervous, merasa bukan bidangnya atau tidak berpengalaman dalam hal itu. Ternyata he did it, yang penting kita percaya diri saja dan salah satu cara untuk mengurangi nervous adalah ngobrol dengan peserta sebelum kegiatan dimulai karena setidaknya dapat mencairkan suasana saat kegiatan berlangsung. Baiklah, agak sedikit tenang, termotivasi, dan semangat deeh.

Ngobrol dengan peserta sebelum kegiatan dimulai karena setidaknya dapat mencairkan suasana.

Jumat, 20 November 2015, hari ini saya mengajar di ruang kelas satu. Eitts, masih ingat cerita di paragraf sebelumnya kan? Kali ini saya tidak sedang mengajar siswa/siswi SD tetapi saya akan bertemu para pengajar siswa/siswi tersebut untuk mensosialisasikan portal ruang belajar yang di dalamnya telah terdokumentasikan sejumlah tulisan tentang metode belajar kreatif oleh teman-teman pengajar muda. Kegiatan hari pertama lancar, meskipun awalnya saya melihat kondisi para guru masih agak pasif di kelas ketika


LokaRote 2015 | 131

ditanya. Namun kepasifan itu hanya berlangsung di awal saja. Setelah makan siang para peserta lebih aktif haha, mungkin lelah dan lapar karena matahari Rote bersinar teraaang sekali. Pada LokaRote RuBel hari pertama, para guru diajak untuk membuat metode belajar kreatif dari contoh yang sudah saya pilih dari website RuBel dan membuat metode belajar kreatif dari ide sendiri. Untuk pembuatan metode belajar kreatif dari ide sendiri awalnya peserta agak sedikit bingung mau membuat metode seperti apa, namun setelah dijelaskan kembali dan diputarkan beberapa video yang merupakan salah satu contoh metode belajar kreatif dengan nyanyian, setiap kelompok pun akhirnya menemukan ide.

Setelah makan siang para peserta lebih aktif haha, mungkin lelah dan lapar karena matahari Rote bersinar teraaang sekali.

Pemutaran contoh video tersebut adalah salah satu alternatif untuk memberikan stimulus dan memancing para guru untuk mengeluarkan ide–ide yang dimiliki dan menyampaikannya dalam kelompok. Dalam praktek kegiatan belajar mengajar, para guru tentunya tidak mengajar secara berkelompok dengan guru lain. Nah, sementara di kegiatan hari pertama ini mereka dituntut untuk bekerjasama


LokaRote 2015 | 132

Pelatihan IT bersama relawan pusat

dengan guru – guru lain secara berkelompok yang mungkin memiliki keahlian di bidang studi yang berbeda untuk membuat satu metode belajar kreatif yang original dari ide mereka. Selama peserta LokaRote RuBel membuat metode belajar kreatif, saya berkeliling ke setiap kelompok dan sedikit berbincang –bincang dengan beberapa peserta. Dari perbincangan itu saya menemukan para guru memiliki semangat untuk menerapkan metode belajar kreatif di kelasnya tetapi guru – guru ini belum tahu bagaimana cara supaya mereka bisa berhasil menerapkannya di kelas. Mereka merasa kondisi kelas merupakan salah satu hambatannya dan terdapat

beberapa guru yang belum menyadari bahwa sumber daya yang ada di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya bisa digunakan sebagai bahan atau referensi untuk membuat metode pembelajaran yang menyenangkan dan efektif bagi anak didiknya. Selain itu, ada juga peserta yang membicarakan soal kurikulum, ya saya memang tidak terlalu paham tentang kurikulum pendidikan.

Beliau bercerita bahwa ia sudah mendapat informasi tentang metode belajar kreatif, sementara untuk kurikulum 2013, beliau mengaku masih agak sedikit kesulitan dalam penilaian siswa mengingat ada beberapa aspek penilaian.


LokaRote 2015 | 133

Salah satunya adalah sikap dan perilaku para siswa, dimana para guru harus mengobservasi, serta melakukan penilaian diri terhadap seluruh anak didiknya. Di sini saya hanya mampu menanggapinya dengan mendengarkan (menyimak) cerita peserta tersebut tanpa memberikan solusi langsung.

Setidaknya dengan mendengarkan curahan hati bapak/ibu guru bisa memunculkan sedikit perasaan lega bagi mereka.

Saya rasa, saat–saat mengobrol seperti ini, saya dan juga teman– teman relawan lainnya mungkin tidak bisa membantu banyak seperti langsung memberikan solusi terkait permasalahan yang dihadapi bapak/ ibu guru di Rote tetapi setidaknya dengan mendengarkan curahan hati bapak/ibu guru bisa memunculkan sedikit perasaan lega bagi mereka.

Sabtu, 21 Desember 2015, hari ini saya akan memperkenalkan wadah dimana kita bisa berbagi dan mendapatkan referensi metode belajar kreatif melalui pelatihan dasar IT. Nah, untuk pelatihan IT ini rupanya sangat dinantikan oleh para peserta LokaRote RuBel. Sedikit obrolan saya kemarin dengan seorang peserta, saya lupa nama ibu ini.

Di saat itu pula saya mendapat informasi baru dan tetap bisa menularkan semangat yang kita miliki dan juga menjadi pendengar yang baik ketika mereka bercerita mengenai isu pendidikan di Rote.

“Iya bu, kita sudah pernah dengar soal metode kreatif ini, tapi ini nih yang ini kita butuh sekali”, sambil menunjuk laptop yang ada di depannya.


LokaRote 2015 | 134

“Oiya ibu besok kita sama – sama belajar ini ya bu, hari ini kita selesaikan metode belajar kreatif dulu.” Si ibu menambahkan, “Iya, ini saya tidak bisa e, saya pi beli laptop untuk belajar nanti.”

“Ibu baru beli laptop ini ko? Ooo” Tanya saya sedikit terkejut (tanpa memasang muka terkejut, hahah). “Iyoo, ibu beli ee ada juga teman yang pinjam teman, karena untuk pelatihan ini semua disuruh bawa laptop.” Sepengetahuan saya, pelatihan IT ini adalah kali pertamanya dilakukan di Rote, hmm infonya seperti itu. Oh iya, di hari pertama kemarin para peserta sudah membawa laptop lengkap dengan charger dan kabel terminal, sementara pelatihan IT akan dilaksanakan hari ini.

Yap, semua peserta memang diminta untuk membawa laptop masing – masing. Hmm yang ada dipikiran saya selama masih di Jakarta saat persiapan LokaRote ini adalah para peserta memang sudah punya laptop tapi belum pernah mereka pakai, dan ternyata ada yang sampai bela – belain untuk pinjam bahkan beli! Woow, harusnya saya beri tepuk kagum untuk bapak/ ibu basodara semua ketika mendengar dan melihat antusias guru–guru untuk mengenal teknologi informasi lebih jauh dengan segala usaha mereka dalam mempersiapkan alat yaitu laptop.

dan ternyata ada yang sampai bela– belain untuk pinjam bahkan beli!


LokaRote 2015 | 135

Agak sedih ketika hal yang tidak diinginkan terjadi yaitu mati listrik dan tidak ada jaringan. Beberapa kali, kami sahabat RuBel saat kumpul di Jakarta sempat terpikir mengenai kemungkinan yang akan terjadi saat pelatihan seperti soal jaringan dan listrik. Dan itu terjadi saat LokaRote hari kedua hehehe. Kurang lebih seperti ini yang sempat terucap dari kami saat kumpul, “nanti semua peserta pada bawa laptop kan ya? Kalau semua lagi nyolok nanti tiba – tiba jebreeet, mati semua ga tuh listriknya? Terus, terus, untuk koneksi internetnya oke nggak nih, sekitar 70an peserta akan online bersamaan?�

Agak sedih ketika hal yang tidak diinginkan terjadi yaitu mati listrik dan tidak ada jaringan.

Ya seperti itulah, meskipun kita sudah berusaha mempersiapkan dengan sebaik dan semaksimal mungkin tapi ini terjadi di luar kehendak kita.

Ya seperti itulah, meskipun kita sudah berusaha mempersiapkan dengan sebaik dan semaksimal mungkin tapi ini terjadi di luar kehendak kita. Pelatihan pun tetap berjalan, saya dan teman – teman mencoba untuk memakai hotspot dari handphone ternyata tidak ada sinyal di ruangan kami, sampai meminjam modem peserta pun tidak bisa, but the show must go on, akhirnya kita hanya bisa berbagi tentang teknologi informasi secara offline yaitu dengan presentasi biasa tanpa praktek langsung khususnya untuk penggunaan internet (membuat akun email) dan website Ruang Belajar.


LokaRote 2015 | 136

Peserta RuBel setelah sesi berakhir

Ibaratnya website RuBel ini yang kita “jual”, kita sosialisasikan, kita kenalkan kepada bapak/ibu guru tetapi hambatan yang muncul tidak menghentikan kami untuk tetap berbagi ilmu atau hal – hal yang kita ketahui tentang IT. Akhirnya kami menggunakan plan B, sebenarnya sebelumnya kami belum menyiapkan plan B, C, D, dst… eheheh. Baiklah, kita meminta pendapat dari para peserta kira-kira aplikasi apa yang ingin dipelajari.

Dari pendapat – pendapat yang kami sortir rupanya beberapa peserta ingin tahu lebih banyak dan mempelajari MS. Power Point dan MS. Excel.

Alhamdulillaaaah! Peserta tetap antusias dan semangat. Selama ini bapak/ ibu guru masih melakukan penghitungan manual dalam penilaian siswa – siswanya. Dengan belajar MS. Excel harapannya bapak/ibu guru lebih dimudahkan untuk


LokaRote 2015 | 137

memasukkan nilai ulangan harian, UTS, dan UAS. Tak disangka, ternyata ada beberapa peserta RUBI yang lewat di depan ruangan kami pun berhenti sambil memerhatikan apa yang sedang dipelajari, bahkan ada sekitar 3-4 orang yang meminta izin untuk masuk ke kelas pelatihan IT. Perhatian saya yang saat itu terpusat dengan peserta RuBel di dalam kelas tidak menyadari bahwa ada penambahan peserta yang masuk kelas ini, baru tersadarkan ketika merasa kelas menjadi lebih penuh dari sebelumnya hehehe. Senang sekali mendapat kesempatan yang baik seperti ini dan berani mengambil kesempatan ini. Sekarang jamannya kita yang jemput bola hehehe. Terima kasih bapak/ ibu guru/Kepala Sekolah, pengawas pendidikan yang telah meluangkan waktu untuk hadir di LokaRote 2015 selama 2 hari di tengah kesibukannya, saya yakin peserta yang

Senang sekali mendapat kesempatan yang baik seperti ini.

hadir di LokaRote adalah mereka yang memiliki potensi di bidangnya dalam hal ini kemajuan pendidikan untuk Kabupaten Rote Ndao. Sehingga, harapannya adalah informasi atau ilmu baru yang didapatkan tidak hanya berhenti pada peserta LokaRote saja tetapi bisa menularkan virus positif kepada rekan guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan, orang tua, dan pegiat pendidikan untuk mensosialisasikan metode pembelajaran kreatif dan juga penggunaan IT termasuk di dalamnya website RuBel.

Yakinlah, virus positif itu menular.


LokaRote 2015 | 138

Kebalai bersama di akhir acara

Terima kasih untuk temanteman pengajar muda Rote Ndao dan penggerak daerah (you are local champion!) atas kerjasamanya selama beberapa bulan terakhir. Kalian luar biasa, sangat menginspirasi, keren banget, kece, dan hebaaat. Tepuk kagum untuk kalian semua.

Saya pun salut dengan teman– teman relawan yang secara sukarela bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan sejumlah paket pengorbanan lainnya untuk berbagi dengan saudara – saudara di Rote Ndao, mantaaap.. teruslah menginspirasi,

and spread positive things, kawan!


LokaRote 2015 | 139

Tujuh Hari Berharga Aulia Rizka Destiana Relawan Panitia Pusat

Nama tempat yang mulai familiar di telingaku saat jingle Indom*e sering diputar di televisi. Tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya bisa menginjakkan kaki di bumi terselatan Indonesia itu.

Kami bertolak kesana bukan tanpa tujuan dan bukan hanya sekedar untuk memenuhi lini masa media sosial kami dengan foto-foto eksis yang berlatar belakang pantai atau sunset. Kami pergi kesana dengan membawa suatu misi, yaitu berbagi.

Tepatnya tanggal 19 November 2015, aku bersama 21 orang lainnya diberi kesempatan untuk dapat menghirup udara sejuk nan panas Pulau yang menjadi bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut.

Ya berbagi, berbagi ilmu yang menurut kami belumlah cukup untuk mengubah tatanan sosial dan kondisi pendidikan yang telah ada karena keterbatasan waktu dan kemampuan.

Rote Ndao


LokaRote 2015 | 140

Tetapi bukan itu tujuan besar kami datang ke Bumi Rote, melainkan untuk menyampaikan pesan kepada temanteman dan warga di Bumi Rote bahwa mereka masih punya teman, sahabat, saudara yang masih memperhatikan mereka, ingin berbagi dengan mereka, berjejaring dengan mereka, berinteraksi positif dan membangun silaturahmi dengan mereka.

Kami pergi kesana dengan membawa suatu misi, yaitu berbagi. Cerita dan pengalaman di Pulau Sasando ini jika aku tulis semua mungkin bisa menjadi sebuah buku yang kira-kira tebalnya 0.5 cm haha. Sepulangnya dari sana banyak hal yang aku bawa sebagai bekal.

Mulai dari hari pertama aku merasakan panasnya terik matahari hingga hari ketujuh saat aku pulang dengan kulit terbakar, bisa dikatakan tiada hari tanpa pelajaran berharga. Berikut aku sampaikan beberapa pelajaran yang menginspirasiku saat aku berada disana:

Briefing di Gereja Aku adalah seorang muslim dan berhijab, belum pernah selama 24 tahun hidupku aku memasuki gereja. Bahkan hanya sekedar berdiri di halamannya saja aku belum pernah. Ketika aku mendengar kabar bahwa briefing akan dilaksanakan di salah satu Gereja di sana aku ragu. Apa kata orang kalau muslimah berhijab masuk ke dalam Gereja pikirku.

Bahkan hanya sekedar berdiri di halamannya saja aku belum pernah.


LokaRote 2015 | 141

Sesi tanya jawab bersama Pak Mardi

Anjing Tidak bermaksud untuk berkata kotor tetapi hewan inilah yang menghiasi pemandangan kabupaten yang memiliki 10 kecamatan ini. Tidak jarang anjing masuk ke dalam rumah dan menemaniku sarapan dan makan malam. Sedangkan aku hanya bisa terdiam melihat lirikan memelas hewan berbulu itu.

Makanan Suatu malam mama (sebutan ibu/perempuan yang dituakan) memasakkan ayam untuk kami, kemudian dengan gamblangnya Edo (PM X Rote) bertanya padaku:

“ Kak Rizka udah tanya siapa yang sembelih?�

aku terdiam sesaat dan kemudian menjawab “belum�. Kami, muslim, memiliki aturan dalam menyembelih hewan ternak yang akan kami makan sehingga kami tidak bisa sembarangan makan. Jadilah kami menyembelih ayam malam hari dengan disinari oleh senter telepon genggam.

Toleransi Aku belajar banyak mengenai Toleransi di Bumi Rote. Sebuah kata yang sering kita baca dan ucapkan pada saat pelajaran kewarganeraan (dulu PPKn), tetapi terkadang sulit untuk diamalkan. Apa yang terlintas dalam benak kalian jika seorang muslim sepertiku tinggal sementara di daerah dengan penduduk yang mayoritas beragamakan Kristen dan Katolik?


LokaRote 2015 | 142

Ketidakbebasan? Didiskreditkan? Tidak, tidak sama sekali. Penduduk Rote memiliki rasa toleransi beragama yang tinggi. Bahkan jika kalian bertanya kemanakah arah kiblat, jangan kaget jika mereka bisa menunjukkannya. Mereka tahu waktu-waktu shalat. Bapak dan mama selalu mengusir anjing di rumah jika ia mulai mendekatiku. Mereka menyuruh kami untuk menyembelih ayam sendiri agar kami bisa makan daging ayam. Saling menghormati dan menghargai perbedaan sangat terasa baik di rumah maupun di luar rumah.

Ketidakbebasan? Didiskreditkan? Tidak, tidak sama sekali.

Venue Ruangan ber-AC, makanan prasmanan, dan coffee break mungkin itu yang terbayang dalam benak kalian jika mengikuti seminar atau workshop. Tetapi itu semua tidak tersedia saat kegiatan RUBI berlangsung. Ruangan kelas dengan sarana prasarana seadanya, sempat mati listrik, ditambah dengan matahari Rote yang selalu bersemangat bersinar di siang hari. Mengeluh? Tidak Puas? Itu yang aku takutkan.

Narasumber Ah ini yang paling membuatku stres haha. Bagaimana tidak, latarbelakang narasumber yang “agak� berseberangan dengan materi yang akan

Bahkan jika kalian bertanya kemanakah arah kiblat, jangan kaget jika mereka bisa menunjukkannya. Mereka tahu waktu-waktu shalat.


LokaRote 2015 | 143

dibawakan membuat hati dan pikiran ini was-was. Timbul keraguan apakah mereka, para narasumber, bisa memenuhi ekspektasi dan menjawab tantangan dari panitia lokal dan peserta. Akan tetapi diatas dari segala keterbatasan tadi, yang aku lihat adalah antusiasme dan semangat baik dari para peserta, narasumber, maupun panitia. Segala kekurangan yang ada tidak lantas menjadi penghambat. Para peserta menjalani kegiatan dengan antusias, partisipatif, dan semangat. Akibat terlalu bersemangat dan aktif, waktu yang telah dialokasikan untuk penyampaian materi tidak cukup untuk memuaskan dahaga penasaran para peserta sehingga timbullah sesi tanya jawab di luar kelas.

Segala kekurangan yang ada tidak lantas menjadi penghambat.

Hampir tidak bisa kudengar keluhan para peserta yang datang dari berbagai penjuru Bumi Rote. Akan tetapi bukan berarti tidak ada. Setiap manusia toh memiliki batas toleransi yang berbeda-beda dalam menerima sesuatu.

Apakah ekspektasi panitia lokal dan peserta terhadap materi yang disampaikan terpenuhi? Aku rasa ya :) 

Hostfam Sebelumnya aku sudah bercerita sedikit tentang bapak dan mama yang menjadi orang tua angkatku selama aku di sana. Mengapa aku sebut orang tua angkat? Karena mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak mereka. Membangunkanku untuk mandi dan sarapan, menungguku saat aku belum pulang ke rumah, membekaliku saat aku akan pulang ke Jakarta.


LokaRote 2015 | 144

Citizen Aku sangat suka dengan panggilan “mama”. Aku merasa ada ikatan khusus ketika aku memanggil seseorang dengan panggilan “mama”. Aku juga sempat berdiskusi dengan relawan lokal mengenai perekonomian di Rote. Mengobrol dengan tukang ojek di sana. Bertamu ke rumah-rumah selain rumah hostfamku.

Karena mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak mereka.

Lalu kesan apa yang kudapat? Kehangatan dan kebaikan hati itulah yang aku rasakan ketika berinteraksi dengan penduduk Rote. Hampir tidak ada cela untuk Bumi Rote Ndao.

Aku melewati tujuh hari yang paling berharga dalam hidupku. 


LokaRote 2015 | 145

LokaRote, Oase dan Au Sue Lote Dyahaya Nurhayati Relawan Narasumber

Mengapa Rote menjadi menarik? Cerita ini berawal dari rasa penasaran yang amat dalam. Rote... What a cool destination? Rote... What a beauty? Melalui Festival Gerakan Indonesia Mengajar, saya berkesempatan menjadi salah satu relawan narasumber untuk metode belajar kreatif calistung, khususnya metode membaca dan menulis. Suatu kehormatan bagi saya bisa tampil dihadapan para guru dan pengerak pendidikan di kota Ba’a, Rote Ndao yang

juga tantangan buat saya, namun disisi lain ada rasa ketakutan yang amat karena merasa diri ini justru masih harus banyak belajar. Rasa ketakutan itu sirna, dikala melihat antusiasme rekan-rekan relawan dan imajinasi indahnya kepulauan Rote yang sudah mulai membayang. Setidaknya saya ingin mengukur seberapa luas kepulauan NKRI ini, hehe, melihat sisi paling selatan Indonesia dari sudut pandang sumber daya alam


LokaRote 2015 | 146

dan manusianya melalui pendidikan, alasan mutlak untuk saya harus bergegas tanpa berpikir panjang. And the day is coming. Kebanyakan orang berpikir, bahwa dengan insentif uang cara paling efektif untuk menggerakkan orang. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak akan berlaku bagi masyarakat yang bekerja dengan idealisme serta menghayati nilai-nilai spiritual secara intens. Bahkan, perintis kemerdekaan NKRI berjuang bukan karena insentif uang. Mereka mempertaruhkan harta, jiwa bahkan nyawa.

Bahkan, perintis kemerdekaan NKRI berjuang bukan karena insentif uang.

LokaRote LokaRote, salah satu contoh konkret iuran publik yang saya rasakan, seperti halnya Kelas Inspirasi. Tidak peduli seberapa jauh dan seberapa mahal tiket saat itu, bagi kami relawan pusat tidak ada hal yang lebih membahagiakan dibanding kebersamaan dalam berbagi. Semangat itu ada dalam setiap individu relawan

Pelatihan calistung dengan serius


LokaRote 2015 | 147

yang terpatri dalam gagasan dan cinta, kasih mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Melalui penekanan peningkatan kapasitas diri pada guru dan penggerak pendidikan dalam memajukan pendidikan di daerah, tanpa terkecuali Rote. Fokus pada pelatihan dan pendampingan untuk berbagai materi, diantaranya metode belajar kreatif calistung, manajemen berbasis sekolah dan taman baca, yang dikemas dalam satu wahana RUBI atau Ruang Berbagi Ilmu. Mereka menyerap dengan seksama ilmu yang kami berikan meskipun yang kami bagi hanya sedikit. Seperti halnya Mahatma Gandhi, dimana gagasan, semangat dan cinta mereka untuk memperbaiki masyarakat dan membangun peradaban masih menggelorakan para pengikutnya tanpa janji imbalan dan jabatan. Dan perwujudan gagasan Mahatma Gandhi disini adalah LokaRote tersebut.

Mereka menyerap dengan seksama ilmu yang kami berikan meskipun yang kami bagi hanya sedikit. Harapannya masyarakat Rote tergerak tanpa insentif uang melainkan gotong-royong untuk berbagi dengan tulus memajukan daerahnya.

Oase Life is a journey, hidup adalah perjalanan yang tidak akan pernah berakhir. Di depan kita terbentang seribu satu kemungkinan. Tidak ada bekal paling berharga kecuali tekad dan pendidikan. Hanya pendidikan yang mampu mengubah nasib seseorang dan suatu bangsa, minimal memutus mata rantai kemiskinan.

melainkan gotongroyong untuk berbagi dengan tulus memajukan daerahnya.


LokaRote 2015 | 148

LokaRote, hari kedua, sesaat setelah saya, Kak Hayu dan Pak Daud usai menjuri lomba Taman Baca Idaman pada Kelas Pengelolaan Taman Baca (Wahana RUBI).

LokaRote adalah nafas baru bagi bumi Rote dan isinya, setelah sebelumnya Rote Mengajar. Ibarat oase, mata air di pandang tandus. Oase ini bisa menjadi dentuman dahsyat jika diresapi dan diwujudkan dalam memajukan pendidikan di kota Ba’a untuk kehidupan yang lebih baik. Saya yakin mereka mempunyai potensi yang besar, hanya saja butuh perhatian dan kesempatan. Saya percaya, bahwa bangsa yang takut mencoba sebuah langkah dan kebijakan besar pasti tidak akan menjadi besar.

LokaRote adalah nafas baru bagi bumi Rote dan isinya.

Begitu pun seorang yang takut keluar dari zona nyaman, selamanya dia akan terpenjara. Yang saya lihat para guru dan penggerak pendidikan di kota Ba’a ini, mereka telah berhasil keluar dari zona nyaman, setidaknya mau belajar dan menjadikan LokaRote sebagai pijakan untuk menghimpun energi sebelum melanjutkan segala pekerjaan.


LokaRote 2015 | 149

Au Sue Lote Kami ingin Indonesia menjadi lebih baik. Kunci untuk menjadi Indonesia yang lebih baik ada di pendidikan. Tidak selalu pendidikan formal dan LokaRote telah menjawab dan menjadi kunci untuk perubahan kecil di Rote Ndao. Terlihat dari perubahan setelah LokaRote ini berakhir. Semoga semangat itu terus berjalan tanpa kami. Pelajaran yang bisa dipetik dari LokaRote, bagi saya pribadi adalah, mari merenung sejenak:

Setiap hari berapa banyak kita menerima pertolongan orang? Meminjam istilah Carol S. Pearson tentang teori arketipe, dalam diri setiap orang terdapat struktur kejiwaan yang disebut orphan, secara harfiah berarti yatim-piatu.

Sadar bahwa setiap orang bagaikan anak yatim piatu yang selalu membutuhkan sandaran dan uluran tangan, seharusnya yang dikembangkan adalah sikap dan kultur gotongroyong. Jika karakter anak kecil atau anak yatim piatu yang selalu mengharapkan pemberian orang lain ini menonjol hingga tua, kita akan gagal menjadi pemimpin untuk memajukan sebuah bangsa. Artinya jiwa pemimpin harus kita tanamkan dalam diri, minimal keputusan untuk selalu berbagi kepada sesama dengan tulus. Setidaknya jiwa pemimpin itu tampak pada diri para peserta LokaRote yang tidak lain delegasi atau utusan dari sekolah masing-masing, mereka sebagai perantara pembawa pesan yang juga tonggak perubahan untuk pendidikan Rote lebih baik.


LokaRote 2015 | 150

hidup ini makin bermakna, sekaligus terjalin silaturahmi dengan insaninsan positif tanpa lelah dari segala penjuru nusantara.

Terimakasih LokaRote untuk empat hari kebersamaan dalam tawa, canda, perdebatan, diskusi, gotong-royong, dan kenangan yang telah mengubah mindset saya dan menjadikan hidup ini makin bermakna, sekaligus terjalin silaturahmi dengan insan-insan positif tanpa lelah dari segala penjuru nusantara.

It’s amazing. Jadi selalu ingat segala tepuk yang telah diajarkan, mulai dari tepuk salut, tepuk segitiga, tepuk masyarakat hingga tepuk kasih sayang yang mempererat kebersamaan kami, baik relawan maupun peserta.

Mengutip top words, dari pesohor kita Riri Riza bahwa: “Menjadi anak muda adalah sebuah kesempatan yang mungkin tidak akan kita sadari, dan lewat begitu saja. Menjadi anak muda adalah kesempatan berpetualang sejauhjauhnya, mencoba melawan berbagai kekhawatiran senekat-nekatnya. Dengan mengalkulasi risiko sebaikbaiknya, melakukan sesuatu yang betul-betul kita yakini dan kita cintai�. Berawal dari niat yang kami yakini dan cinta yang kami punya, kami beruntung dan bersyukur bisa menginjakkan kaki ditanah Rote, tapal batas selatan NKRI dengan membawa misi perubahan yang lebih baik untuk pendidikan di Rote Ndao.

jiwa pemimpin harus kita tanamkan dalam diri, minimal keputusan untuk selalu berbagi kepada sesama dengan tulus.


LokaRote 2015 | 151

Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap di puja-puja bangsa


LokaRote 2015 | 152

Thank GOD, I am a volunteer Bagi para rekan relawan, semoga langkah positif ini tidak berhenti disini, masih banyak yang harus kita renungkan bersama dan patut kita perjuangkan, PR kita masih banyak kawan,. selamat bernafas sejenak dan mengenang kembali kebersamaan kita, beta cuma bisa bilang: Au Sue Lote! Au Sue Lote! yang artinya Aku Cinta Rote, Rote dan isinya Bajingan Mamati! (keren sekali).

Selamat bernafas sejenak dan mengenang kembali kebersamaan kita Menutup perjumpaan kita, ijinkan saya untuk mengenang 4 hari istimewa itu dalam balutan syahdu nan bermakna karya Ismail Marzuki, Indonesia Pusaka, saya persembahkan untuk rekan-rekan relawan, pejuang pendidikan yang mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran bahkan materi dalam langkah kecil untuk negeri.

Indonesia tanah air beta Pusaka abadi nan jaya Indonesia sejak dulu kala Tetap di puja-puja bangsa Reff : Di sana tempat lahir beta Dibuai dibesarkan bunda Tempat berlindung di hari tua Tempat akhir menutup mata Sungguh indah tanah air beta Tiada bandingnya di dunia Karya indah Tuhan Maha Kuasa Bagi bangsa yang memujanya Reff : Indonesia ibu pertiwi Kau kupuja kau kukasihi Tenagaku bahkan pun jiwaku Kepadamu rela kuberi Sampai ketemu disisi Indonesia yang lain untuk perubahan positif yang berarti! ;) Salam, Dyah Nurhayati (AYA) Bandung, 12 Desember 2015.


LokaRote 2015 | 153

MAUNYA ROTE Fransisca Kandida Relawan Narasumber

I

ni adalah pertama kalinya saya ke Rote. Berawal dari gak sengaja membaca selembaran flyer Festival Gerakan Indonesia Mengajar ditambah karena mau tau bagaimana sih pulau terselatan di Indonesia ini? Penasaran, lalu saya coba ikut LokaRote. Dalam rangkaian kegiatan ini saya masuk dalam team relawan wahana Ruang Berbagi Ilmu (RUBI) dan akan berbagi materi motivasi guru dan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

Ketika sampai di Rote sehari sebelum saya presentasi saya coba berdiskusi dengan Pak Daud (Ketua panita LokaRote) karena saya mau tau sedikit insight keadaan pendidikan di Rote. Hampir sejam sendiri saya ngobrol sama Pak Daud yang kelihatan sekali sangat antusias membahas panjang lebar tentang kondisi pendidikan di Rote sampai mulutnya berbusa-busa. Pulang ke rumah, kebetulan saya tinggal dengan Ibu Ensri seorang guru SD yang menjadi salah satu panitia lokal LokaRote.


LokaRote 2015 | 154

Peserta mengikuti sesi MBS

Bu Ensri bercerita bahwa beliau sangat kaget melihat ada kepala sekolah yang menulis “Tidak memiliki potensi yang bisa di andalkan� di angket bagian pengisian apa potensi yang anda miliki untuk Rote? Kelihatan sekali mukanya Bu Ensri kecewa dan kesal (saya tau sekali orang di daerah timur pasti mudah emosian). Sebelum emosi Bu Ensri makin tersulut dan menuju ke tingkat amarah saya bilang ke Bu Ensri, “OK Bu, tenang Bu tenang aja. Besok akan saya bahas ketika saya presentasi.� Di awal presentasi saya tidak heran lagi, ketika saya bertanya kepada guru-guru dan kepsek

tentang kondisi pendidikan di Indonesia / khususnya di Rote menurut Anda? 4 dari 5 orang memberikan jawaban yang negatif tentang Rote; pendidikan di Rote masih sangat jauh dari standard yang bagus, kurang kualitasnya, sarana prasarana belum bagus kurang ini kurang itu dll. Lalu kembali saya bertanya, di tengah-tengah headline negatif berita di media masa tentang kondisi pendidikan yang masih kurang ini itu dan opini masyarakat terutama guru-guru di depan saya ini yang juga sama-sama negatif,

kenapa kita tidak mencoba melihat dari perspektif yang baik?


LokaRote 2015 | 155

Bahwa di tengah masih jauhnya kualitas pendidikan di Rote, ternyata anak Rote ada yang masuk peringkat 4 di lomba sains tingkat propinsi NTT. Ditengah kurangnya sarana dan prasarana, ternyata anak-anak Rote yang memainkan sasando dan syair Rote memenangi lomba festival kebudayaan di tingkat Provinsi bahkan Nasional.

Kenapa kita tidak mengganti pola pikir kita dari yang suka mengeluh menjadi pribadipribadi yang mau mencari solusi dan mencoba memperbaiki?

Kenapa kita tidak mengganti pola pikir kita dari yang suka mengeluh menjadi pribadipribadi yang mau mencari solusi dan mencoba memperbaiki?

Maunya bikin sekolah yang seperti apa sih? Tentukan visi/ misi dan rencana kerja sekolah nya pun harus bersama-sama.

Kembali saya bertanya, lalu bagaimana masa depan Rote? Ketika workshop MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), disitu kami membagi bapak ibu guru dan kepsek menjadi 10 kelompok dan mengajak mereka untuk sama-sama brainstorming membuat sekolah impian mereka.

Ketika selesai, saya meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan sekolah impian mereka. Ada beberapa sekolah yang mencuri perhatian saya, SD. Ita Esa (dalam bahasa Rote artinya Kita Satu) dimana SD ini dalam visinya ingin sekali punya lulusan yang tinggi prestasi, berbudi pekerti luhur, trampil, kreatif dan inovatif.


LokaRote 2015 | 156

Peserta mengikuti sesi MBS


LokaRote 2015 | 157

Disisi lain ada SD Hati Mulia yang ingin memiliki lulusan yang berkarakter, yang unggul dan memiliki hati mulia (mencerminkan nama sekolahnya), masih banyak SD-SD lainnya tapi ada satu SD yang membuat sekelas tertawa tapi menarik perhatian saya, namanya SD Mau Maju.

“ Kami ingin kirimkan anak-anak kami ke Singapore biar mereka pi (pergi) ikut dulu lomba science internasional.”

Ya dari namanya saja terlihat sangat optimis, SD ini ingin meningkatkan pendidikan, budaya, bahasa dan Iptek. Ketika mempresentasikan rencana kerjanya di tahun kelima SD Mau Maju ini ingin pergi ke Singapore. Lalu semua peserta di ruang kelas tertawa dan ada yang bertanya, “Awiii gaya sekali e ke Singapore, mau buat apa disana?”

Sahut saya setelahnya, “Bagus bapak, tidak masalah bisa pergi atau tidak ke Singapore yang penting mau maju dulu.”

Lalu sang kepala sekolah SD Mau Maju ini menjawab, “Kami ingin kirimkan anak-anak kami ke Singapore biar mereka pi (pergi) ikut dulu lomba science internasional.” Dilanjutkan tawa beberapa orang di kelas.

Tidak masalah orang mau bilang apa, kadang rencana baik kita pun bisa saja dianggap remeh oleh orang lain bahkan ditertawakan.

Saya percaya kalau ada keinginan pasti ada jalan. Diawali dari sebuah kemauan sesimple apapun, tandanya ada niatan untuk tidak hanya berdiam diri tapi mau berubah menjadi lebih baik kedepannya.

Selama workshop MBS banyak sekali ide-ide brilliant dari


LokaRote 2015 | 158

bapak ibu guru & kepala sekolah yang saya harap bisa melahirkan banyak SD Mau Maju, SD Ita Esa, SD Hati Mulia lainnya di seluruh Rote. Kata orang tua saya nama itu adalah doa dan ketika saya melihat banyaknya nama-nama SD impian yang dibuat oleh bapak ibu guru dan kepsek saya yakin impian itu pasti bisa terwujud.

Tetap semangat Rote. Tuhan berkati selalu doa dan kemauan kalian :)


LokaRote 2015 | 159

Kobar Semangat di Nusa Lote Gania Ika Relawan Narasumber

Inilah Pengalaman saya mengunjungi wilayah timur Indonesia. Tidak terbesit sebelumnya saya dapat berkunjung di Kabupaten Rote Ndao. �Kenapa saya memilih kabupaten Rote Ndao di Festival Gerakan Indonesia Mengajar(FGIM)?� Kata-kata itu sering sekali saya dengar ketika datang pertama kali di gedung PWC untuk berkumpul dengan teman teman di Festival Gerakan Mengajar (FGIM). Sungguh saya tidak dapat membayangkan untuk dapat ke sana atau tidak, orang tua saya hanya berpesan ikutin saja dulu gatheringnya untuk masalah pergi atau tidaknya dipikirkan nanti.

Jujur saya melihat harga tiket sungguh tidak murah untuk dapat berpergian ke kabupaten paling selatan Indonesia. Tetapi teman saya yang sudah pernah mengikuti kegiatan FGIM semester satu mengatakan kamu akan masuk ke kubangan setan, disaat kamu sudah mantap untuk datang ke gatheringnya maka kamu akan menjadi candu untuk mengikutinya, dan kata kata itu benar, diri saya bertekad untuk datang ke kabupaten Rote untuk berbagi dan bertemu orang orang hebat di lingkaran FGIM ini.


LokaRote 2015 | 160

Relawan mendarat di pelabuhan Ba’a

Saya membulatkan tekat untuk menggunakan uang tabungan saya untuk bisa membeli tiket ke rote. Saya mencoba mencari referensi harga tiket mana yang lebih murah, akhirnya munculah di sebuah web bahwa tiket Surabaya-Kupang sedang Promo, mungkin semesta sudah mendukung saya untuk bisa hadir untuk berbagi dengan bapak ibu guru yang ada di Rote. Tepat tanggal 17 November, perjalanan saya dimulai, saya memutuskan menggunakan transportasi kereta ekonomi ke surabaya untuk meminimalisir biaya ke rote. Akhirnya saya menginap satu malam di rumah om saya di Surabaya.

Keesokan harinya tanggal 18 November hari yang sudah saya tunggu tunggu, jujur perasaan saya campur was-was, takut, senang dan bingung.

mungkin semesta sudah mendukung saya untuk bisa hadir untuk berbagi dengan bapak ibu guru yang ada di Rote. Berbekal perkenalan saya dan Kak Nabiyla di jakarta dan kita janjian untuk bertemu di Bandara Surabaya. Jujur hari Keberangkatan saya kalau bisa di bilang “Zonk� karena pesawat hampir delay selama satu jam.


LokaRote 2015 | 161

Ketika menunggu delay di Surabaya itu tidak sengaja kami bertemu dengan relawan lainnya yang juga transit di surabaya menggunakan maskapai yang sama. Berbekal mengingat wajah dan lupa nama saya pun memanggil kakak tersebut, kami pun berbincang-bincang bagamaina dia masih sibuk menyiapkan materinya, terus kebingungan sama bagaimana menyiapkan materi tersebut. Yah ini yang kami rasakan kami harus menyampaikan materi ke orang orang yang sudah berpengalaman. Pengalaman saya menyampaikan materi pertama di depan ibu, bapak dan kakak penggerak taman baca membuat saya semangat dan ketar ketir, saya menyampaikan kesah saya ke partner saya presentasi yaitu mas adit, bagaimana saya gugup akan menyampaikan di depan bapak, ibu dan kakak semuanya.

Saya begitu terkagum-kagum mereka, ada yang sudah mempunyai taman baca yang sudah sukses seperti Ibu Ensri dan ada yang lagi ingin membangun taman baca di tempatnya. Semangat luar biasa ini membuat saya lebih positif untuk membagikan ilmu di materi yang ingin disampaikan. Yang saya tidak berhenti kagum adalah saat ada bapak dari Rote Barat, yang saya lupa namanya bercitacita untuk membuka taman baca di tempatnya dan ingin memberikan pengetahuan kepada orangtuanya bahwa membaca dan mempunyai pendidikan yan tinggi adalah suatu hal yang terpenting.

Semangat luar biasa ini membuat saya lebih positif untuk membagikan ilmu di materi yang ingin disampaikan.


LokaRote 2015 | 162

dan ingin memberikan pengetahuan kepada orangtuanya bahwa membaca dan mempunyai pendidikan yang tinggi adalah suatu hal yang terpenting. Bagaimana bapak itu bercerita bahwa di daerahnya masih minim anak untuk mau membca, mereka mempunyai kemauan keras untu belajar dan membaca tetapi tuntutan dari orang tua untuk bisa membantu bekerja di ladang sebagi tujuan utama, atau jika mereka membakang mereka akan menghukumnya. Ini sebuah hal ironi di negara kita yang di anggap sudah berkembang. Pendidikan adalah hal utama untuk membangun sebuah negeri. Membaca adalah awal membuka jendela Informasi kita untuk bisa melihat dunia lebih luas.

Peserta serius berbagi metode

Membaca adalah awal membuka jendela Informasi kita untuk bisa melihat dunia lebih luas.


LokaRote 2015 | 163

Membuat taman baca impian

Pendidikan yang tinggi dan rajinnya membaca adalah sebuah kesinambungan yang tinggi orang bisa membangun daerahnya atau negerinya ini. Saya sangat percaya bahwa penduduk penduduk Rote mempunyai peluang yang sangat besar untuk membangun daerahnya, semangat yang luar biasa ini terbukti dari kemauan mereka, dengan sukarela jauh-jauh datang dari daerah mereka ke Ba’a untuk dapat hadir untuk menerima materi tersebut. Hal yang membahagiakan adalah ketika hari kedua berlangsung,dimana saya dan Kak Nabyla sebagai PJO dalam materi hari kedua,

Kami memutuskan untuk Lomba merancang Taman Baca, dimana Para peserta di beri Permasalahan tentang penggunaan dana yang diberika pemerintah sekitar 10 Juta. Hari Kedua pertama di buka dengan games, dimana games itu membuat semua peserta ketawa-ketiwi dan suasana menjadi seru.

Dimana saya kalah bermain games dan harus menari tarian khas Rote, dan itu kesan pertama yang luar biasa.

semangat yang luar biasa ini terbukti dari kemauan mereka


LokaRote 2015 | 164

Setelah itu lomba pun dimulai, kami membagi menjadi 4 bagian, dan saya didapuk menjadi fasilitator di kelompok 4. Kami semua mencoba mempresentasikan hasil pemikiran kami dan harus membuat yel yel adalah yang lebih seru. Tak dinyana di akhir sesi, juri yang terdiri dari Bapak Daud, KaK Aya dan Kak Hayu memutuskan Kelompok saya sebagai pemenang. Bangga dan senang luar biasa sekali, karena saya hanya memberi gambaran apa aja yang diperlukan dan tujuan apa dalam lomba itu, lalu hasil gambaran saya mereka yang menuangkan dalam sebuah kertas karton lebar. Pemikiran yang luar biasa dari grup saya bisa menghantarkan mereka menjadi juara satu.

Hal luar biasa ini yang saya tangkap, mereka mempunyai semangat yang tinggi dan kemauan yang keras untuk membuat taman baca yang mereka inginkan kelak ada di Rote. Di akhir acara seorang Ibu bernama Fera mendekati saya untuk meminta nomer telepon saya dan beliau bercerita akan membuat taman baca setelah acara ini. Awalnya beliau tidak berpikir untuk membuat taman baca, beliau hanya disuruh oleh sekolah untuk mewakili sekolah mereka untuk mengikuti acara FGIM ini.

mereka mempunyai semangat yang tinggi dan kemauan yang keras untuk membuat taman baca yang mereka inginkan kelak ada di Rote.


LokaRote 2015 | 165

Bergaya bersama penggerak taman baca

Hal luar biasa ini dapat menggugah semangat mereka untuk membuat taman baca dan cita cita mulia untuk mengajak anak-anak atau warga sekitar untuk mau membaca.

Pengalaman lainnya yang saya dapatkan adalah bagaimana saya selama kegiatan FGIM di Rote sering bercengkerama dengan bapak Daud, beliau adalah seorang pengawas.


LokaRote 2015 | 166

Beliau bercerita tentang cita cita mulianya untuk rote, bagaimana menggerakan guru-guru rote untuk bisa memajukan pendidikan di Rote, dan membuka pikiran mereka untuk bisa membawa Rote jadi terdepan suatu saat nanti. Beliau bercerita, sebelum menjadi seorang guru beliau adalah seorang kontraktor, dan bercita-cita sewaktu muda untuk menjadi seorang polisi tetapi dengan kendala uang dia harus mengubur cita citanya itu dan beralih ke Guru karena pada saat itu menjadi seorang Guru tidak memerlukan biaya yang banyak. Beliau bercerita kepada saya bagaimana dia bertemu dengan teman satu angkatannya ketika mengikuti seleksi polisi, beliau mengatakan kepada temannya, “Hei mungkin kalau saya dulu seperti kamu, maka saya tidak akan seperti saya sekarang, saya lebih hebat dari kamu karena saya mampu menciptakan banyak calon polisi di masa datang� katakata itu membuat saya terkagum kagum.

bagaimana menggerakkan guruguru rote untuk bisa memajukan pendidikan di Rote Beliau benar benar sangat peduli untuk kemajuan pendidikan di rote, dan memberikan pengetahuan untuk generasi muda rote Jika suatu saat nanti kamu meninggalkan Rote untuk belajar, jangan pernah lupa kembali ke Rote untuk mempraktekan ilmumu dan membuat lapangan kerja di Rote. Dua hari bercerita dengan bapak Daud memberikan pikiran saya terbuka, tidak melulu bekerja untuk mendapatkan uang yang banyak dan berlimpah tetapi bagaimana bisa bermanfaat untuk sekitar. Bapak Daud memberikan nasihat kepada saya seperti beliau menasihati saya seperti anaknya tentang suatu saat berkeluarga, bekerja dan lain sebagaInya.


LokaRote 2015 | 167

Sungguh Tuhan Maha Pengatur, luar biasa saya bisa dipertemukan dengan Bapak Daud. Hari terakhir setelah acara penutupan bapak Daud berkata kepada saya bahwa sebelum pergi nanti pulang, bertemulah dengan saya agar saya dapat memberikan syal khas Alor untuk kamu. Hal luar biasa ini yang gak bisa saya dapatkan bertemu orang-orang hebat di Rote seperti bapak Daud, Bapak Ibu guru yang mempunyai semangat yang tinggi untuk datang, teman teman Panlok yang sudah bekerja keras menyiapkan acara ini untuk bisa sukses di akhir dan teman teman Pengajar Muda yang sungguh baik luar biasa kepada kami para Relawan yang sedia membantu dan kami repotkan.

Hal luar biasa ini yang saya dapatkan untuk menggugah saya untuk terus semangat, diluar sana masih banyak orang yang semangatnya tidak pernah padam di segala kekurangan mereka dan lebih banyak bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sepenggal cerita ini tidak mungkin bisa dituliskan secara menyeluruh tetapi pengalaman di Rote tidak akan pernah padam di ingatan saya.

diluar sana masih banyak orang yang semangatnya tidak pernah padam di segala kekurangan mereka dan lebih banyak bersyukur kepada Tuhan.


LokaRote 2015 | 168

Terima kasih juga untuk teman baru saya bahwa kalian adalah Luar biasa, kita baru saja bertemu tetapi 2 hari sudah memberika kesan menarik seperti ikatan keluarga yang telah lama terjalin. Harapan saya untuk Keluarga baru saya di FGIM daerah Rote Jangan pernah lupakan dimana kita bersendau gurau, bingung menyiapkan segala kegiatan acara dan kepanikan yang kita hadapi.

Tuhan sudah menyiapkan skenario yang indah untuk Kita. Kita adalah keluarga baru yang akan terus hadir untuk kepada siapa aja yang membutuhkannya.

Tuhan sudah menyiapkan skenario yang indah untuk Kita. Kita adalah keluarga baru yang akan terus hadir untuk kepada siapa aja yang membutuhkannya. Saya harap masih ada kegiatan kegiatan postif ini yang dapat kita lakukan setelahnya. Thank you for the best memories in my life. See you when I see you my new families :)

Bersama Pak Daud. ketua panitia LokaRote


LokaRote 2015 | 169


LokaRote 2015 | 170

Terima Kasih, Rote! Intan Mashayu Relawan Panitia Pusat

Berangkat ke Rote Dengan Pucat Mengetahui saya akan berangkat ke Rote, beberapa teman yang pernah mengunjungi Rote banyak berpesan kepada saya semacam ini, “Hati-hati ya, banyak berdoa saja.”, “Kamu serius? Aku ga berani lagi menyeberangi selat itu.”, “Hmmm, kamu ke Rote ya? Banyak berdoa, semoga cuacanya baik ya.”, dan berbagai pesan-pesan yang cukup menciutkan hati. Tidak bisa menahan rasa penasaran,

saya mulai buka mesin pencari Google dan menemukan berbagai berita mengenai Selat Rote, Selat Pukuafu, banyaknya kecelakaan dalam pelayaran feri Kupang – Rote dan sebaliknya. Sejujurnya, saya agak kurang berpengetahuan mengenai geografi, dulu nilai peta buta saya buruk sekali sehingga pantas ditangisi, sehingga saya kurang tahu selat yang manakah yang menghubungkan Rote dengan Kupang. Tapi kedengarannya berita-berita itu perlu dipikirkan secara serius, seserius kita mempertimbangkan ingin melanjutkan sekolah di mana.


LokaRote 2015 | 171

Setelah menguatkan hati, saya memutuskan untuk tetap berangkat ke Rote dengan menggunakan pesawat perintis. Saya naik dengan wajah pucat. Kulit muka saya yang gelap tiba-tiba menjadi cerah. Saking lebaynya, begitu pesawat sudah mulai bergo-yang-goyang menandakan akan segera lepas landas, saya berpegang kuat pada sandaran tangan di kursi. Ternyata proses lepas landasnya mulus kok. Perjalanannya juga jarang sekali bergejolak. Proses pendaratan yang dilakukan pun juga normal. Tidak ada hal-hal luar biasa yang terjadi. Wahai semua umat manusia yang menakut-nakuti saya, saya sudah sampai di Rote dengan

selamat dan tidak berkurang suatu apapun termasuk lemak. Jadi Guys, perjalanan dari Kupang ke Rote 100% aman. Ini tidak hanya berlaku untuk pesawat perintis, namun juga kapal feri cepat. Saya telah menjadi saksi keamanan perjalanan menggunakan kapal feri cepat dalam segi risiko kecelakaan, bukan dari segi waktu. Tolong dicatat, bukan dari segi keamanan waktu.

Perjalanannya juga jarang sekali bergejolak. Proses pendaratan yang dilakukan pun juga normal. Tidak ada hal-hal luar biasa yang terjadi.

Kehadiran relawan siap untuk berbagi


LokaRote 2015 | 172

Layaknya ayah sendiri, beliau memberikan saya banyak nasihat berharga mengenai berbagai macam hal, bahkan tentang pernikahan.

Bapak, Mamak, Terima Kasih Selama di Rote, saya dan seorang teman saya, Rizka, tinggal di rumah Bapak Paulus Ndun dan istri, yang sangat toleran dan penyayang. Saya memanggil beliau dengan sebutan Bapak dan Mamak. Bapak adalah pengawas guru yang disiplin dan bijak. Setiap pagi, saya menemani beliau ngobrol dan saya kagum dengan pola pikir beliau.

Terbiasa hidup dengan berbagai aturan orang tua saya yang sangat teratur dan ketat, di rumah Bapak dan Mamak saya benar-benar merasa aman dan terlindungi seperti sedang di rumah sendiri. Layaknya ayah sendiri, beliau memberikan saya banyak nasihat berharga mengenai berbagai macam hal, bahkan tentang pernikahan. Beliau menekankan pentingnya makan


LokaRote 2015 | 173

bersama (sambil berbincangbincang) dan pulang ke rumah tepat waktu. Bapak adalah seseorang yang cukup protektif terhadap anggota keluarganya. Di suatu waktu, Rizka meminta izin untuk menginap di markas Pengajar Muda, beliau mengatakan,

“Kamu boleh bermain ke mana saja, tapi harus tetap pulang ke rumah.�. Bapak benar-benar bertanggungjawab selayaknya seorang ayah. Saya benar-benar kagum. Walaupun memiliki perbedaan keyakinan dengan saya, Bapak memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi dan menjaga agar saya dapat beribadah dengan tenang. Anjing dan babi adalah hewan yang sudah sangat biasa berkeliaran di area rumah penduduk Rote. Namun begitu, Bapak dan Mamak menjaga agar anjing tidak masuk ke area

rumah bagian depan yang saya lewati secara rutin sehingga kesucian tempatnya tetap terjaga. Beliau memperhatikan setiap detail makanan yang dimasak sampai-sampai meminta tolong pada seorang relawan lain, Aditya Iqbal Maulana, untuk mem-bantu saya menyembelih ayam agar saya dapat turut menyantap masakan ayam Mamak yang lezat.

Bapak memiliki rasa toleransi yang sangat tinggi dan menjaga agar saya dapat beribadah dengan tenang. Mamak adalah seorang wanita yang benar-benar wanita. Beliau gemar menjahit, memasak dan sangat rajin menjaga rumah. Semua sudut rumah sangat bersih tanpa terkecuali. Mungkin kalau Gordon Ramsay ke rumah Mamak, beliau akan memohon


LokaRote 2015 | 174

pada Mamak untuk memberikan 2 sks kuliah mengenai kebersihan kepada para peserta Master Chef. Mamak sering menjahit hingga larut malam, kemudian menguras kolam ikan atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya hingga pukul 01.00 dini hari setiap harinya. Saya sering menemani Mamak ngobrol hingga larut sembari Mamak bekerja dan saya mencari sinyal. Abis gimana dong, Mamak tidak mau dibantu. *alasan* Mamak sangat keibuan. Setiap hari tanpa lelah beliau mengajari saya bahasa dan logat Rote. Beliau bahkan sengaja bangun pukul 01.30 dini hari pada Minggu, 22 November 2015, untuk memasak karena mengetahui bahwa saya akan berangkat bermain ke pantai pukul 05.00 pada hari itu. Mamak menyampaikan bahwa beliau ingin membawakan bekal untuk saya dan teman-teman agar dapat disantap saat piknik di pantai.

Ah Bapak dan Mamak, beta rindu. :�) Penduduk Rote yang Ramahnya Menghangatkan Hati Selama di Rote, kami diantar jemput oleh Kak Marcel. Beliau adalah karyawan Dinas Peternakan Rote. Beliau sangat baik dan ramah. Beliau senang sekali bercerita dan memberikan nasihat. Dengan tulus, beliau banyak memberikan nasihat mengenai kehidupan, termasuk pernikahan. Suatu hari, beliau terlambat menjemput dan meminta maaf berkali-kali. Penduduk Rote sungguh sangat sopan. Saat masuk ke mobilnya, saya mencium bau bensin.

Khawatir terjadi sesuatu, saya memberitahukan pada beliau mengenai hal tersebut. Beliau bercerita bahwa dalam perjalanan menuju Rumah Bapak, beliau melihat seorang nenek sedang berjalan membawa jerigen.


LokaRote 2015 | 175

Singkat cerita, Kak Marcel berhenti dan mengantarkan nenek tersebut sampai ke rumahnya. Kemungkinan bau bensin tersebut berasal dari isi jirigen sang Nenek yang tercecer di mobil. Hati saya hangat sekali mendengar penjelasan tersebut.

Virgin Nyolita Zacharias Ada seorang peserta taman baca yang menarik perhatian saya, namanya Virgin Nyolita Zacharias. Sejak dari hari pertama, gadis SMA ini sudah sangat tampak bersemangat dan emosional. Di sesi perkenalan peserta, dia dengan berapi-api mengatakan, bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, “Saya tidak peduli dicibir orang, saya akan tetap berjuang mendirikan taman baca.� Mendengar hal tersebut, saya memperhatikan bahasa tubuhnya saja. Belum berkesan. Namun yang saya tandai dari anak tersebut adalah, dia cukup berani untuk usianya.

“Saya tidak peduli dicibir orang, saya akan tetap berjuang mendirikan taman baca.� Di hari kedua, saya memperhatikan simulasi pembuatan strategi Taman Baca. Di tengah peserta lain yang berusia kurang lebih 30 tahun ke atas, dia tampil sebagai pemimpin kelompoknya. Kemudian, dia dengan sangat mengesankan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Kematangan, kepemimpinan dan keberanian yang sangat mengagumkan yang didemonstrasikan oleh siswa kelas dua SMA.

dia dengan sangat mengesankan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.


LokaRote 2015 | 176

Virgin bersama tim mempresentasikan karya

Setelah selesai kelas, saya mendekatinya dan mengajaknya mengobrol mengenai banyak hal. Dia menceritakan bahwa dia mendirikan “taman bacaâ€? dengan menumpang di warung milik seorang ibu yang baik hati. Saya yakin sudah banyak cerita mengenai taman baca yang didirikan gadis ini sehingga saya menyoroti hal lain saja ya, yaitu mengenai cita-cita. Saat ditanya, Virgin dengan lantang menjawab dia ingin melanjutkan kuliah di jurusan Biologi, agar dapat menjadi guru Biologi.

Lebih jauh lagi, dia menjelaskan bahwa dia senang sekali belajar ilmu biologi. Ketika saya gali lebih jauh, mengapa dia tidak ingin menjadi dokter, jawabannya membuat tidak hanya hati saya yang hangat, namun kelopak mata saya juga hangat. Ternyata setelah saya periksa, ada yang memotong bawang di samping saya. Lho! Bukan, ternyata dia ingin lebih banyak lagi anak-anak Rote yang suka belajar. Dia ingin lebih banyak lagi anak-anak Rote yang suka membaca. Dan yang lebih penting lagi adalah gadis ini


LokaRote 2015 | 177

ingin lebih banyak anak Rote yang dapat menjadi dokter. Dia menceritakan betapa menyedihkannya kebersihan dan perekonomian di Rote. Anak-anak Rote harus membantu orang tuanya sepulang sekolah dan tidak memiliki kesempatan belajar dan membaca. Karena tingkat sanitasi yang kurang dan kemampuan ekonomi yang rendah, kesehatan kebanyakan ibu hamil di Rote beserta janinnya seringkali tidak terjaga baik. Pertolongan kesehatan yang layak pun harus menunggu berlayar atau terbang ke Kupang dengan biaya mahal dan waktu yang tidak singkat. Dampaknya, tingkat kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi.

Saya penasaran, mengapa bukan dia saja yang menjadi dokter. Ada dua alasan: 1. Gadis ini tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah kedokteran. Dia sudah mencari informasi mengenai fakultas kedokteran Universitas Pelita Harapan dan Universitas Kristen Satya Wacana, dan mengetahui bahwa biayanya sangat mahal; dan 2. Bila dia menjadi guru biologi, dia yakin bisa menghasilkan lebih banyak dokter. Bila dia menjalani profesi sebagai dokter, dia takut tidak memiliki kesempatan untuk mempengaruhi dan mendidik siswa agar mau mengejar citacita menjadi dokter. Mengutip kata-katanya, lagi-lagi sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, “Saya tidak apaapa mengorbankan diri saya.


LokaRote 2015 | 178

Saya hanya ingin agar anakanak Rote bisa dengan mudah belajar dan sehat. Saya cinta sekali pada bumi Rote saya ini.�, sambil berkaca-kaca. Ah Nona Virgin, kakak tidak mampu berkata-kata lagi.

Bila dia menjadi guru biologi, dia yakin bisa menghasilkan lebih banyak dokter.

Yang muda, yang menginspirasi


LokaRote 2015 | 179

Kisah Para Relawan “Indonesia Mengejar” Sebelum 18 November 2015 9 orang memesan tiket Kupang - Jakarta/Surabaya keberangkatan pukul 15.05 WITA. Semuanya masih galau mengenai sarana transportasi yang akan digunakan untuk sampai ke Kupang (Rote - Kupang). 21 November 2015 Setelah tanya sana-sini, termasuk ke salah satu PM dengan kata garansinya: “kapal cepat aamaan” dengan ekspresi meyakinkan. Kami pun memutuskan untuk memesan kapal cepat Rote - Kupang. Jadwal keberangkatan kapal ini adalah jam 11.00 WITA dan sampai di pelabuhan jam 14.00 WITA. Sangat aman. 22 November 2015 06.00 – 10.00 WITA Bermain-main di pantai sampai jam 09.30 WITA. Setelah itu, rombongan kami dibagi menjadi dua mobil.

Mobil yang saya tumpangi menuju ke rumah Bapak dan Mamak dengan santai. Tiba-tiba teman semobil saya mendapatkan telepon dari salah satu teman yang menyampaikan bahwa kapal cepat sudah merapat. Shooting running man akhirnya dimulai. Kami berlarian mengambil peralatan mandi. Masuk kamar mandi langsung berdua. Pakai gayung bergantian.

Begitu keluar dari kamar mandi, semua barang-barang segera dilempar masuk ke dalam koper. Berganti baju pun seadanya menggunakan baju yang mudah dijangkau di koper. Maksud hati ingin berpamitan dengan dramatis kepada Bapak dan Mamak, apa daya situasi memaksa saya berpamitan edisi foto polaroid dengan senyum memaksa sambil berlarian. Saya masuk mobil dengan keadaan wajah masih penuh pasir. Lupa dibasuh karena terburu-buru.


LokaRote 2015 | 180

10.00 – 13.00 WITA Syukurlah, Kakak yang mengemudikan mobil memiliki bakat menjadi stuntman film Fast and Furious sehingga mobilnya bisa dipacu dengan kecepatan tinggi dan bisa mengepot dengan rapi walaupun babibabi, anjing-anjing dan kudakuda menyebrang sesuka hati dan ratusan penduduk Rote hobi parkir motor di tengah jalan. Berkat Kakak-yang-berpotensijadi-stuntman mobil kami bisa sampai di pelabuhan sebelum jam 11. Ternyata kapalnya belum ready. Saya kesal sekali setelah menghubungi temanteman di mobil kedua. Mereka masih mampir di tempat pusat oleh-oleh dengan cantik dan makan dengan tenang. Jadilah kami menunggu kapal sampai jam 13.00 dengan badan bau matahari, muka berpasir dan perut keroncongan.

13.00 – 15.10 WITA Masuk kapal dengan gelisah karena memikirkan jadwal pesawat yang tinggal setelanan ludah itu. Ya sudah daripada galau lebih baik tidur. Bangun dengan perasaan tidak karuan. Mobil yang sudah dipesan untuk mengantar dari pelabuhan ke bandara sudah lama sampai. Akhirnya kapal merapat juga jam 14.45. Dengan optimisme tinggi, kami lari ke kedua mobil yg sudah siap berangkat. Kali ini kami beruntung disupiri oleh MasMas dengan level mengebut sekelas pelatih stuntman-nya Fast and Furious.

Jadilah kami menunggu kapal sampai jam 13.00 dengan badan bau matahari, muka berpasir dan perut keroncongan.


LokaRote 2015 | 181

Keberangkatan relawan kembali ke daerah asal

Awalnya mulus. Tapi tiba-tiba di tengah jalan, mobil yang saya tumpangi tiba-tiba cegukan. Tidak cukup sekali, mobil kami cegukan sampai dengan 3 kali, kemudian kecepatannya berkurang drastis. Mobil masih bisa berjalan, tapi sepertinya siput pun akan tertawa kalau melihat mobil kami bergerak terlalu lambat. Dalam kondisi kritis, kami melihat penjual bensin recehan di pinggir jalan. Serentak kami meminta Mas tersebut untuk mampir membeli bensin. Namun dengan optimisme tinggi, Mas-Mas tersebut berkeras bahwa SPBU sudah sangat dekat.

Namun ternyata nyawa mobil kami tidak tertolong. Dia harus berhenti bernafas sebelum mencapai SPBU. Dan posisi kami saat itu sudah jauh sekali dari penjual-bensin-recehanyang-ditolak-Mas-Mas-nya. Dalam keadaan kritis, Mas-Mas masih sangat optimis. Dia masih berusaha menyalakan mesin kembali. Dari raut mukanya, saya menginterpretasikan bahwa beliau ingin berkata seperti ini, “Saya yakin mobil ini bisa bernafas lagi.�

tapi sepertinya siput pun akan tertawa kalau melihat mobil kami bergerak terlalu lambat.


LokaRote 2015 | 182

Sudah tidak sabar lagi, saya segera memberikan instruksi kepada segenap penghuni mobil malang tersebut: 1. Semua pria segera turun dan mendorong mobil; 2. Semua wanita [cuma saya dan seorang teman saya, Desi, sih] harus mengejar mobil dan pria-pria itu agar mereka tidak menunggu kami bila bensin sudah terisi; 3. Menyiapkan uang untuk membayar bensin; dan 4. Mas-Mas harus segera membuka kunci pintu mobil. Zzzzz. Entah mendapatkan tenaga dari mana, semua pria yang belum makan siang itu kuat mendorong mobil dengan berlari. Saya pun berlari kencang berusaha agar tidak tertinggal oleh mereka. Di tengah pelarian itu [apa sih pelarian], saya baru sadar Desi tidak ada.

Saya tengok ke belakang, ternyata Desi sedang asik memotret adegan mendorong mobil. Desiiii. Hahahaha. Baiklah, setelah itu semua aman terkendali. Setelah mobil kami kenyang, kami bisa kebut-kebutan lagi. Akhirnya setelah perjuangan sekelas atlet triathlon, kami sampai juga di bandara. Kami sampai di bandara pukul 15.15 WITA dan otomatis pesawatnya sudah berangkat (karena flight jam 15.05). Semua orang di kedua mobil terpaksa harus menunda keberangkatan. Namun, Allah Maha Pengasih, ternyata pesawat yang akan kami tumpangi mengalami technical problems sehingga berangkat beberapa menit lebih awal dari jadwal. Semua ini dianggap kesalahan maskapai sehingga kami tidak diharuskan membayar ulang biaya pesawat pengganti. Bahkan kami diberikan uang ganti rugi.


LokaRote 2015 | 183

Entah mendapatkan tenaga dari mana, semua pria yang belum makan siang itu kuat mendorong mobil dengan berlari. Saya pun berlari kencang berusaha agar tidak tertinggal oleh mereka.

Kesan saya mengenai Rote, penduduk Rote, alam Rote dan cerita Indonesia “Mengejar� sebenarnya masih sangat panjang dengan detail yang dramatis. Pelajaran yang saya peroleh di Rote terlalu banyak. Sayangnya, saya sudah tidak mampu lagi menuangkannya dalam tulisan karena keterbatasan kemampuan menulis dan waktu.

Namun, satu hal yang pasti, perjalanan ini tidak akan menjadi sedemikian menyenangkan tanpa temanteman relawan lokal, penggerak daerah, Pengajar Muda, relawan-relawan narasumber dan semua penduduk Rote.

Terima kasih Rote.


LokaRote 2015 | 184

LokaRote: Menimba Ilmu dari Ujung Negeri Nabiyla Risfa Izzati Dosen - Relawan Narasumber

Pertengahan November kemarin, saya mendapat kesempatan emas berkunjung ke Rote, Nusa Tenggara Timur. Saya dan 20-an kawan lainnya datang ke Rote sebagai relawan dari acara LokaRote, kegiatan berbagi ilmu yang diinisiasi oleh Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. Saya datang dengan harapan bisa membagi sedikit ilmu kepada bapak-ibu guru serta penggerak daerah disana, tak tahunya, justru saya yang jadi banyak belajar dari mereka. Apa saja pelajaran yang saya dapatkan? Ini ceritanya.

Belajar Ikhlas Pelajaran pertama yang saya dapatkan ini berkaitan erat dengan materi yang saya bawakan di LokaRote, yakni taman baca. Jadi, di RUBI (Ruang Berbagi Ilmu) LokaRote ini, tugas saya adalah menyampaikan materi tentang pengembangan taman baca. Pesertanya beragam, mulai dari bapak-ibu guru dan kepala sekolah, juga bapak-ibu dan adik-adik penggerak taman baca. Nah, dari mereka saya baru tahu, ternyata gerakan taman baca di Rote itu maju! Bahkan, banyak taman baca yang didirikan oleh orang pribadi dan didanai dengan uang mereka sendiri. Keren kan!


LokaRote 2015 | 185

Berbicara taman baca di Rote, jangan bayangkan sebuah perpustakaan dengan ruangan yang lapang dan buku berderetderet. Disini, kebanyakan taman baca terletak di dalam rumah warga atau disamping warung depan sekolah, dengan rakrak sederhana dan buku yang terbatas. Tahu apa yang luar biasa dari itu semua? Niatnya. Ketika kami bertanya apa yang melatarbelakangi mereka membuat taman baca, jawabannya mirip: supaya anak-anak sekitar rumah mereka punya tempat untuk belajar dan membaca; supaya anak-anak punya kegiatan lain selain main di luar jam sekolah; dan karena mereka sadar tidak semua orang punya akses untuk membeli buku, entah itu buku bacaan, ataupun buku pelajaran.

Relawan membantu peserta untuk presentasi

supaya anak-anak sekitar rumah mereka punya tempat untuk belajar dan membaca

Dengan alasan-alasan ini, voila! mereka dirikan taman baca-taman baca mungil di tempat tinggal mereka. Mereka kumpulkan bukubuku dari siapa saja yang mau menyumbang. Mereka ajak anak-anak sekitar rumah mereka untuk membaca dan belajar bersama. Mereka melakukannya tanpa paksaan, tanpa dorongan, tanpa imingiming penghargaan apalagi tambahan penghasilan. Bukankah, keikhlasan yang seperti ini mahal harganya?


LokaRote 2015 | 186

Menyusun taman baca impian bersama

Masih terkait dengan materi yang saya bawakan, saya ternyata juga banyak belajar cara-cara kreatif dari temanteman pegiat taman baca disini. Jadi begini, di hari kedua LokaRote, grup taman baca membuat materi dengan metode lomba, judulnya lomba taman baca idaman. Intinya, teman-teman pegiat taman baca dikelompokkan dan diminta untuk membuat kegiatan pengembangan perpustakaan dengan dana dan kondisi yang terbatas. Yang kegiatannya paling menarik dan memungkinkan untuk dilakukan akan jadi juara.

Hasilnya ternyata luar biasa, lho.

Banyak sekali ide menarik yang mereka hasilkan. Tenyata, membesarkan taman baca di tengah berbagai keterbatasan justru membuat mereka kreatif merancang kegiatan dengan dana minim. Semoga suatu saat idenya benar-benar bisa dieksekusi.

Karena bagus-bagus banget! Lalu ada juga cerita tentang adik-adik Gerakan Rote Mengajar. Mereka ini adalah anak-anak SMA yang sangat peduli terhadap kemajuan Rote. Salah satu program mereka adalah membuat taman baca di kecamatan masing-masing. Tahu bagaimana cara mereka mendanai taman baca ini?


LokaRote 2015 | 187

Dengan berjualan onde-onde yang modalnya mereka sisihkan dari uang jajan mereka setiap minggu. Dengan uang itu, mereka bisa mewujudkan taman baca yang dimanfaatkan sebagai tempat belajar anakanak di sekitar sekolah mereka. Luar biasa kan?

Belajar Bahagia, dengan Sederhana Pelajaran berharga lain yang saya dapatkan ini, bisa dibilang terpetik dengan tidak sengaja. Selama beberapa hari di Rote dan berinteraksi dengan peserta LokaRote, saya menyadari sesuatu: tidak pernah sekalipun saya mendengar mereka mengeluh capek. Padahal kan, dua hari itu panas terus ya. Padahal kan, tempat tinggal mereka jauh dari tempat acara. Padahal kan, materi-materi kita bisa saja membosankan buat mereka.

tidak pernah sekalipun saya mendengar mereka mengeluh capek.

Tapi yang saya amati sepanjang acara, para peserta LokaRote justru semangatnya gas pol terus sampai sore. Waktu saya tanya ini ke salah satu peserta, ibunya bilang, mana mungkin dia capek. Dia justru senang sekali bisa ketemu dan kedatangan tamu-tamu jauh yang mau repot-repot bantuin mereka.

Duh, saya langsung baper. Tapi baper bahagia. Ternyata, kedatangan kita yang cuma sebentar banget ini ada kesannya buat mereka.


LokaRote 2015 | 188

Keseruan bersama di pantai Bo’a

Mana mungkin dia capek. Dia justru senang sekali bisa ketemu dan kedatangan tamu-tamu jauh yang mau repotrepot bantuin mereka. Ternyata, berbagi ilmu itu juga berbagi bahagia. Karena ternyata, bahagia itu sederhana. Sesederhana bisa ngeliat sunset di pantai tiang bendera (meskipun nyampenya agak telat---tapi gapapa deh tetep bisa ngeliat dari truk hahaha).

Terimakasih Rote! Terimakasih teman-teman relawan yang keren, kakak-kakak PM Rote yang super baik, dan semua pegiat daerah di Rote yang luar biasanya udah ga paham lagi. Semoga bisa bertemu di lain kesempatan.


LokaRote 2015 | 189

Menanam Bibit Asa di Rote Ndao Norbertus Yunendra Relawan Narasumber

Menantang diri dengan sesuatu yang baru, entah mengapa bisa mengantarkan saya dalam moment ini. Jumat, 20 November 2015, menjadi hari yang cukup mendebarkan menurut saya. Dan hari itu dimulai, dengan harapan sesuai dengan mimpi semalam. Bertemu dengan orang baru, berfikir cepat dengan media dan cara baru, dan begitulah hari itu berjalan.

Saya bersama dengan 6 rekan lainnya mendapat kesempatan untuk berbagi ilmu tentang Pengelolaan Taman Baca dan Perpustakaan

dalam #LokaRote. Sebelum eksekusi, sempat bingung dan kewalahan mengatur strategi jitu ditengah kebosanan dan kelelahan peserta. Peserta bukan lagi anakanak yang justru senang diajak bermain, tetapi mereka adalah Pengawas Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, dan bahkan masyarakat Pengelola Taman Baca, yang dari segi usia saja saya sudah kalah. Tantangan.Setengah sesi


LokaRote 2015 | 190

Dan hari itu dimulai, dengan harapan sesuai dengan mimpi semalam.

pertama berjalan dengan cukup lancar dengan berbagai macam pertanyaan unik dan menggelitik dari peserta. Saya dan tim kemudian melanjutkannya dengan Sesi Workshop Katalogisasi. Cerita unik menyiapkan material workshop ini sebenarnya harus diceritakan. Bagaimana Pak Dokter membawa seonggok kardus dari Kupang ke Rote Ndao, dan bagaimana Ibu Dosen dan Teknisi mau menggembel potong-potong kardus di lantai. Unik dan patut diapresiasi.

Workshop mulai berjalan, saya dan tim mengajak peserta untuk mengelompokkan banyak buku, yang ceritanya adalah hasil sumbangan dan pembelian dengan tema yang acak, buku ini terbuat dari kardus yang penuh cerita semalaman. Selama berjalannya workshop ini, ada yang aktif dan ada pula yang tidak. Tentang teknis pengelompokkannya, ada yang sudah mendekati ekspektasi, tetapi ada juga yang tidak. Nilai yang bisa diambil dari kegiatan ini tentunya adalah dalam hal teknis administrasi. Secara garis besar, para peserta tertarik dan merasa bahwa teknik ini sangat diperlukan.


LokaRote 2015 | 191

Sabtu, 21 November 2015 dimulai, Lomba Taman Baca Idaman menjadi satu-satunya agenda. Bersyukur karena Rote Ndao menjadi satu kabupaten dengan taman baca yang cukup hidup. Agak miris sebenarnya, menyadari kondisi atau keadaan di tengah taman baca mereka. Mulai dari buku-buku yang terbatas, lahan yang tidak memadai, sampai dengan perjuangan lainnya yang masih jauh dari kata cukup. Bahkan, saya mendengarkan perjuangan anak SMP dan SMA yang mau berkorban demi berlangsungnya peningkatan kualitas pendidikan di Rote Ndao melalui taman baca yang mereka dirikan dan kelola.

Kembali ke lomba, jadi lomba ini akan mengajak peserta untuk memikirkan sebuah Program Kerja Taman Baca yang akan dilakukan ketika mendapatkan dana hibah dari pemerintah. Tentunya, program ini harus bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak dan masyarakat sekitar, tidak hanya sekedar menghabiskan uang untuk fasilitas atau yang lainnya.

anak SMP dan SMA yang mau berkorban demi berlangsungnya peningkatan kualitas pendidikan di Rote Ndao


LokaRote 2015 | 192

Menarik, saya bahkan merasakan semangat mereka jikalau ini bukan hanya sekedar lomba. Mereka seperti sudah mendapatkan dana itu, dan bersama-sama ingin meningkatkan minat baca di Rote Ndao. Lomba selesai, dan pemenang didapat.

Ada sebagian dari mereka yang ternyata datang dengan tidak membawa nama Taman Baca yang sudah berdiri. Beberapa peserta baru berniat untuk mendirikan Taman Baca di desanya. Sungguh, saya melihat begitu besar semangat yang mereka bawa dalam #LokaRote.

Antar peserta jadi tahu bagaimana bisa mengelola dan membuat program kerja di Taman Bacanya agar menarik dan juga bermanfaat. Semakin banyak evaluasi dan semakin banyak pembelajaran yang didapat.

Kami mengakhiri hari itu dengan berjejaring seluas mungkin, saling bertukar pikiran, saling bertukar nomor handphone, dan bahkan ada yang sudah saling janjian untuk berbuat ini itu.

Menarik, saya bahkan merasakan semangat mereka jikalau ini bukan hanya sekedar lomba.

Membanggakan. Memiliki tim sebanyak 7 orang ini ternyata sungguh jauh dari yang saya pikirkan. Terlalu bangga dengan mereka. Para narasumber ini bukan seorang guru atau aktivis pendidikan,


LokaRote 2015 | 193

tetapi mereka mau berbuat di dunia pendidikan. Satu yang lebih membanggakan lagi, mereka berbuat, berjanji, bertekad, dan mengeksekusi apa yang mereka ingin lakukan untuk Rote Ndao. Sejujurnya saya terlalu bangga dengan teman-teman, karena mau dan selalu berjejaring, mau dan sudah mulai beraksi saat ini. Semoga aksi ini bisa terus kita lakukan.

Harapan untuk selalu memperbaiki diri dan mensyukuri hidup yang saya miliki adalah satu hal yang lebih kecil daripada harapan lain yang saya tanamkan untuk Rote Ndao.

Tentunya kedatangan kami ke Rote Ndao membawa harapan yang besar. Harapan untuk selalu memperbaiki diri dan mensyukuri hidup yang saya miliki adalah satu hal yang lebih kecil daripada harapan lain yang saya tanamkan untuk Rote Ndao. Ditengah keterbatasan dan kekurangan yang ada, semoga Rote Ndao lahir kembali dengan kualitas pendidikan yang lebih meroket dan semakin meninggi. Semoga apa yang mereka dapatkan di #LokaRote bisa diterapkan seketikanya pulang ke daerah masing-masing, tidak pernah bosan untuk merawat, dan tidak pernah takut untuk berbuat. Semoga Rote Ndao bisa semakin mandiri. Semoga kita bisa saling berjejaring dan semakin kuat.


LokaRote 2015 | 194

Semoga Rote Ndao bisa semakin mandiri. Semoga kita bisa saling berjejaring dan semakin kuat.

�


LokaRote 2015 | 195

Degup Cinta di Rote Ndao Rahma Yurika Relawan Narasumber

Aku tau ini pasti nikmat terindah dari Tuhan. Tuhan yang menggerakkan ku untuk aktif lagi di twitter setelah vakum cukup lama. Aku akhirnya melihat info FGIM tentang RUBI. Tanpa pikir panjang aku langsung mendaftar. Kenapa aku pilih Rote Ndao? Aku pernah ikut FGIM 1 di Ancol, aku menulis surat untuk anak di Rote Ndao. Aku hanya ingat nama daerah itu, padahal aku tidak tau dimana Rote Ndao itu. Alasan aku pernah membuat surat kesana yang membuat ku memilih untuk ikut FGIM RUBI di Rote Ndao. Selain

karena materi nya aku mengerti dan tanggal acaranya juga cocok. Aku mendaftar walau ragu karena harus bayar sendiri dan cuti kerja 2 hari. Faktanya aku masih karyawan baru dan belum punya cuti. Uang? Sungguh sangat pas-pasan jika melihat harga tiket ke NTT hehe... Aku percaya jika suatu hal itu baik dan berjodoh sesusah apapun itu Tuhan akan memudahkan dan selalu ada


LokaRote 2015 | 196

jalan nya. Akhirnya aku dapat email pengumuman, aku lolos seleksi untuk menjadi relawan RUBI (Ruang Berbagi Ilmu) . bukannya senang aku malah sedih di terima hahahaha‌ tandanya aku harus beli tiket ke sana dan izin dari kantor serta yg lebih seram adalah izin dari ortu ku.

Aku menjadi sangat yakin untuk menjadi relawan RUBI. Padahal kenyataannya aku masih belum mengerti apapun haha

Jalanku mudah sangat mulus dan bebas hambatan. Setelah rapat pertama tim MBK (Metode Belajar Kreatif) RUBI, aku masuk tim tersebut yang akan membahas metode Calistung. Aku menjadi sangat yakin untuk menjadi relawan RUBI. Padahal kenyataannya aku masih belum mengerti apapun haha

Di kantor temen-temen ga percaya aku mau menjadi relawan tapi harus biaya sendiri. Mereka ( bos dan temanku) bilang seharusnya menjadi relawan akomodasi berangkat semua di bayarin, bukan kita biaya sendiri. Aku tutup kuping aja, aku bilang iya iya aja ke mereka toh penjelasan apapun ke mereka tidak bisa membuat mereka bungkam. Pada akhirnya aku bilang ke temanku:

Aku mendapat izin dari bos, restu orang tua juga kudapat walau mereka khawatir dan aku beli tiket peswat. Aku beli tiket pesawat segera untuk ku jadikan ancaman untuk diriku sendiri. Aku sudah beli tiket ga mungkin aku cancel, mau ga mau aku harus tetap ikut hiks‌ aku pilih tiket yg paling murah karena keterbatasan dana dan itu artinya aku harus beda keberangkatan dengan relawan lainnya.

“Aku tidak bisa menjelaskan apapun tentang ini, kecuali kamu coba dan rasakan sendiri gimana menjadi relawan dan rasakan sensasinya� Diapun terdiam.


LokaRote 2015 | 197

Sesampainya di Kupang aku di jemput seorang Pengajar Muda bernama Acad. Aku adalah fans Indonesia Mengajar dan fans Pengajar Muda. Aku selalu senang, kagum dan heboh jika bertemu PM. Karena aku merasa mereka hebat dan keren abis. Mereka pejuang dalam sepi, pejuang di saat yg lainnya mundur, pejuang di antara pejuang yg tak punya kesempatan seperti mereka. Itulah kenapa ketika aku bertemu Kak Acad aku agak syok dan heboh hahaha…

menuju Rote dengan relawan lain. Sejujurnya aku minder banget, aku lebih memilih diam dan mendengarkan mereka mengobrol. Mereka dengan pembahasan yang keren dan aku tak berani ikut nimbung hehehe…

Dan minder ku pun di mulai….

Akhirnya aku sampai di Rote… sebenarnya aku sudah cukup lelah dan mabok perjalanan. Naik pesawat tiga kali dalam sehari membuat badan ku goyang dan kepalaku mau pecah. Sampai Kak Acad harus sedikit berteriak memanggilku karena aku bengong efek lelah.

Aku bertemu dengan relawan lain dan kami ke Rote bersama. Rote Ndao itu pulau terseletan di Indonesia, dekat dengan Australia. Dari Kupang aku naik pesawat

Dari bandara kami menuju Gereja Efata untuk berkumpul dengan relawan lainnya. Disana aku bersalaman dan berkenalan dengan relawan, PM, dan panitia lokal. Wah…aku semakin


LokaRote 2015 | 198

minder karena mereka kerenkeren banget. Kami adalah relawan terakhir yang datang ke Rote, kloter terakhir lah. Setelah kami perkenalan diri di depan, kami langsung ke SMP 2 lokasi FGIM LokaRote diadakan. Aku hanya baru kenal dengan tim MBK RUBI yaitu mas taufan, Kak Nendi, Kak Cika dan Mba Aya. Mas Taufan akan mengisi materi psikologi, aku dan Kak Cika mengisi materi hitung serta Kak Nendi dan Mba Aya mengisi materi baca tulis.

Ini pengalaman pertama ku menjadi relawan tanpa kenal dengan siapapun. Aku sudah terbiasa ikut pengabdian masyarakat, relawan bencana dan kegiatan relawan lain nya. Namun biasanya aku selalu ajak teman yg aku kenal. Pengalaman pertama ke NTT ke tempat yg bagiku minoritas. Disana mayoritas beragama Kristen. Disana banyak babi dan anjing berkeliaran bebas. Jujur aja aku takut dan selalu syok kalo ada anjing yang lewat depanku tanpa permisi, rasanya mau loncat aja saat itu.

Aku tinggal dengan ibu dan bapak Lilik. Jauh-jauh ke NTT kenalnya orang Jawa lagi haha. Mereka asli dari Jogja tapi udah lama menetap di Rote. Mendengar perjuangan ibu dan bapak Lilik di Rote sangat heroic. Semua fasilitas yang ada di pulau Jawa harus di tinggalkan demi pekerjaan di Rote. Aku sangat berterima aksih kepada mereka yang sudah memperbolehkan aku dan Kak Cika tinggal disana. Mereka sudah menganggap kami seperti anak sendiri. Kami diberi kamar sendiri lengkap dengan kasur empuk dan kipas angin. Hal itu membuat kami selalu telat bangun hehe, pernah kita telat bangun sampe harus di bangunkan oleh Bu Lilik, di saat kita masih siap-siap ternyata kita sudah dijemput. Alhasil kita buru-buru kaya cacing kebakaran haha.

Mereka sudah menganggap kami seperti anak sendiri.


LokaRote 2015 | 199

Untuk makanan sebenarnya aku makan ikan dan sayur saja, tidak makan ayam atau daging. Aku tahu Bu Lilik paham dengan batasan agamaku.

Beberapa guru menjawab tidak wajar namun beberapa menjawab wajar karena tidak wajib anak kelas 5 SD bisa membaca.

Hari H Di depan gereja Efata aku belajar metode yang akan di tampilkan nanti. lulus kuliah udah tapi ternyata belajar perkalian belum usai kawan hahaa‌aku belajar bak murid yang akan ujian hari itu haha‌ kelasku dimulai selesai zuhur dan makan siang tepat pukul 13.00 WITA.

Aku yang mendengar itu berpikir tugas pengajar muda, penggerak, relawan masih panjang agar semua guru mempunyai pikiran sama yaitu anak SD harus sudah bisa baca tulis dan hitung.

Sesi Psikologi oleh Mas Taufan Mas Taufan mengisi sesi brainstorming untuk para guru dengan baik. Di awali dengan ice breaking terlihat para guru bersemangat. Ketika masuk materi Mas Taufan melempar pertanyaan

Apakah wajar anak kelas 5 SD belum bisa membaca?

Sesi RUBI MBK Akhirnya tiba giliran ku. Aku bersama Kak Cika akan sharing tentang metode kreatif hitung sederhana. Metode yang kami punya sebagian besar dari internet dan itu semua Kak Cika yang cari. Sebenarnya kita sudah di bagi per kelas untuk mengisi. Aku yang minder dan penakut meilih kelas di gabung dengan kelas Kak Cika. Relawan dan panitia yang lain mungkin sudah lepas tangan dengan keinginan ku ini.


LokaRote 2015 | 200

Pembukaan di gereja Efata Lekioen

Kelas di gabung dan menjadi sangat ramai di dalam. Kak Cika mampu mengurus kelas dengan baik membuat semua peserta terfokus padanya. Aku dan Kak Cika mempunyai konsep mengajari metodenya hanya kepada leader tiap kelompok. Leadernya nanti yg akan mengajarkan kembali ke kelompok masing-masing. Aku kebagian sharing metode perkalian garis dan penjumlahan sederhana. Aku senang ketika sharing kepada mereka. Para guru juga antusias ketika mendapat metode baru. Ada dua kelompok dalam tiap sesi. Setelah leader mengerti, mereka mengajarkan kembali ke kelompok masing-masing.

Anggota kelompok bersemangat mendengarkan metode yg di ajarkan leader mereka. Saling bertanya dan bekerja sama. Aku membantu jika ada yang bertanya.

Aku senang ketika sharing kepada mereka. Para guru juga antusias ketika mendapat metode baru. Masuk sesi kedua kita ubah sedikit konsepnya. Kita agak percepat waktu sharing kepada tiap leader agar tiap


LokaRote 2015 | 201

kelompok bisa saling sharing di dalam kelas. Hal itu berhasil sedikit hehe, dua kelompok mampu sharing metode mereka di depan kelas. Metode yang di sharing yang agak susah yaitu perkalian garis, perkalian 9, perkalian 6. Untuk metode yang lain bisa sharing di luar kelas. Seperti mimpi akhirnya selesai juga bagian ku. Namun sebenarnya aku sedih. Aku merasa kurang maksimal dalam menyampaikan dan kurang waktunya. Aku juga sedih karena aku takut, aku harus menggambungkan kelas. Hal itu membuat semua konsep hancur. Maaf ya kaka pantia, relawan lain, PM, peserta. Karena ketakutan ku aku harus merusak konsep yang ada. Aku tau harusnya aku berani berbagi sendiri dalam kelas. Aku minta maaf dalam lubuk hati terdalam telah merusak konsep dan membuat kelas menjadi tidak kondusif #feelguilty

Sesi pertama RUBI MBK selesai. Kami relawan MBK berkumpul di luar kelas sambil bersyukur telah selesai. Relawan lain, panitia dan PM memberi kita selamat. Dalam hati ku masih sedih karena kurang maksimal dalam banyak hal, hanya katakata semangat dari yang lain nya membuatku tersenyum. Bagiku dalam hal berbagi ternyata tidak mudah juga. Harus siap mental dan diri. Aku tau amunisiku sangat kurang lengkap. Itu yang membuatku menjadi tidak maksimal. Semua telah usai aku berharap masih ada walau sedikit yang bermanfaat untuk mereka para guru dan untuk siswa mereka.

Bagiku dalam hal berbagi ternyata tidak mudah juga. Harus siap mental dan diri.


LokaRote 2015 | 202

Setelah RUBI MBK adalah sesi Taman Baca. Ini bukan scopeku untuk menjelaskan. Selama grup taman baca berjalan aku di luar mengobrol asyik dengan relawan lain, dengan pantia lokal dan PM. Aku jadi tau perjuangan PM selama di Rote, kisah-kisah penggerak di Rote. Ternyata cahaya itu tidak padam seluruhnya. Masih banyak yang menyala walau mungkin cahaya nya redup. Anak-anak di Rote masih banyak yang ingin mengenyam bangku pendidikan, mempunyai cita-cita mulia untuk daerah mereka Rote. Akhirnya kelas taman baca selesai. Kita ada evaluasi sedikit tentang acara hari ini. Kita berkumpul di bawah pohon rindang. Menurut pengakuan relawan taman baca mereka agak

bingung sebenarnya setelah konsep kelas diubah, cuma setelah itu mereka tetep bisa maksimal menyampaikan dan katanya seru. Aku bersyukur dalam hati kesalahanku yang fatal masih bisa mereka handel dengan baik sehingga peserta tetap bisa mendapat materi taman baca.

Terima kasih semua Malam nya kami ada undangan menghadiri ulang tahun bapak Bupati Rote. Sebenarnya kami boleh memilih untuk tidak ikut, hanya karena semua ikut kami memilih untuk ikut. Di Rote pesta adalah suatu hal yang lumrah. Pesta bisa dilakukan ketika seseorang naik kelas, ulang tahun atau merayakan sesuatu yang bahagia. Mereka bisa berpesta hingga pagi buta. Berdansa, mengobrol, makan dan minum sepuasnya.


LokaRote 2015 | 203

Peserta LokaRote menyusun RTL bersama

Hari terakhir RUBI Hari terakhir adalah sesi (MBS) Manajemen berbasis sekolah, taman baca dan RTL (Rencana Tindak Lanjut). Setiap sesi peserta tampak antusias dalam mengikuti setiap kegiatan. Aku sempat membantu Kak Dida di kelas MBS. Peserta sangat asyik dalam memberikan pendapat dan aku sangat bersemangat.

Peserta sangat asyik dalam memberikan pendapat dan aku sangat bersemangat

Aku ikut tertawa ketika pak Sil salah satu peserta memberikan pendapat. Beliau bagiku sangat ceria, bersemangat dan lucu hehe. Terima Kasih Pak Sil karena bapak dari hari pertama sudah sangat bersemangat dan antusias dalam setiap kegiatan. Acara selanjutnya RTL dan penutupan acara. Ketika aku membantu RTL, aku melihat relawan lain sibuk membersihkan dan merapikan kelas. Namanya naluri zaman organisasi kuliah mungkin ya, aku membantu mereka membersihkan sampah dan


LokaRote 2015 | 204

membereskan kelas. Kelompok RTL ku sudah ada yang pegang hehe‌dari RTL ini di harapkan kegiatan ini tidak hanya selesai sampai disini namun bisa berlanjut ke sekolah masingmasing dan daerah mereka.

Games ini mengajarkan, jika kita bisa bekerja sama dalam jumlah banyak sesusah apapun masalah bisa di selesaikan bersama. Sore itu aku melihat bahwa bahagia bisa di ciptakan bersama tak hanya sendiri.

Setelah RTL mas Taufan memberikan sedikit games untuk para peserta. Selain peserta relawan, PM dan panitia lain juga ikut berpartisipasi. Terlihat mereka sangat bahagia walau umur sudah tidak lagi muda.

Selesai acara penutupan seluruh panitia, relawan bergegas ke pantai tiang bendera. Wahhh ke pantai juga akhirnya. Karena katanya di Rote itu pantainya bagus banget. Sayang aja kalo udah jauh jauh kesana tapi belum liat pantai nya.

Refleksi bersama peserta dan panitia


LokaRote 2015 | 205

Di pantai Tiang bendera kita sibuk foto-foto dan menikmati sunset. Sunsetnya indah sekaliiii‌di Jakarta mana ada sunset seindah itu haha, sehabis melihat sunset kita segera balik ke kota. Aku dan Kak Cika dari pagi sudah pamit ke hostfam karena mengira malamnya langsung ke pantai Nemberala. Faktanya cuma kita berdua yang bawa dan yang lain tidak. Alhasil kita tidur di basecamp pengajar muda. Tadinya kita punya niat mau balik ke hostfam namun ketika di jalan (aku, Kak Cika, Kak Acad dan Kak Nendi) mampir dulu ke cafe cabe-cabean. Cafenya tepat di pinggir laut pelabuhan ba’a. ya ampuunnnn jauh-jauh ke Rote masih ada juga cafe cabe-cabean hahaha. Relawan yang lain sudah kembali ke hostfam masing-masing. Kita aja yang masih di luar malam-malam pinggir laut haha. Kita disana mendengarkan cerita dan pengalaman kenapa kita bisa sampai ikut ke Rote.

Pagi subuh di hari terakhir kita semua sudah bergegas menuju pantai Nemberala dan pantai Boa. Pantai yang konon katanya bagus dan sering dipakai untuk acara surfing internasional. Perjalanannya lumayan jauh dan lama. Namun aku melihat banyak wajah baru tentang Rote. Masih banyak daerah yang kering, susah air, belum ada listrik dan sinyal. Sesampainya kami di pantai nemberala kita langsung bergegas turun dari mobil. Kita menikmati birunya laut dan deburan ombak yang agak tenang. Para lelaki memilih bermain air di pantai, yang wanita sibuk foto-foto hehe‌ setelah itu kita lanjut ke pantai Boa tidak jauh dari pantai Nemberala.


LokaRote 2015 | 206

Kita menikmati birunya laut dan deburan ombak yang agak tenang.

Refleksi bersama sembari perpisahan

Di pantai Boa waktu kita lebih lama disana. Menikmati matahari pagi di birunya laut dan putihnya pasir pantai. Matahari belum terlalu berani menyinari sehingga cahayanya belum menyipitkan mata. Para cowo (Kak Acad, Kak Edo, Mas Taufan, Kak Nendi dan Kak Adit) kembali berenang disini. Mereka lebih lama berendam macam kuda nil hehe.

Mereka punya niat iseng untuk menyeburkan para cewe ke laut. Korban pertama mereka Kak Rizka. Kak Rizka berhasil di gotong ke bibir pantai, sebelum di ceburkan handphone ka rizka di ambil. Dengan abaaba seadanya mereka lalu menceburkan Kak Rizka‌ foyaaaaa‌.Kak Rizka basah deh‌korban selanjutnya adalah Kak Nabiyla.


LokaRote 2015 | 207

Posisi Kak Nabiyla sebenarnya udah jauh dari mereka namun mereka mengejar ka nabiyla dan Kak Nabiyla berhasil basah haha. Aku hanya sibuk menjadi penonton mereka, melihat mereka bahagia dan akrab. Relawan yang lain duduk santai sambil mengobrol di saung yang sudah usang.

Matahari tampak berani menunjukkan dirinya, membuat para cowo kembali ke pantai dan kita semua berkumpul di saung usang. Di saung kita sarapan seadanya, bekal dari hostfam Kak Rizka dan ka Hayu. Sarapan selesai langsung di lanjut sesi curhat seluruh PM dan relawan. Semua curhatan nya luar biasa, merinding sebenarnya mendengarnya. Keren-keren semua PM dan relawan.


LokaRote 2015 | 208

Acara di pantai selesai kita harus segera bergegas ke pelabuhan. Kapal cepat kita berangkat jam 11 siang namun karena hari minggu para ABK pulang dari gereja sehingga kapal merapat ke dermaga jam 12 siang. Mepet sebenarnya kepulangan kita karena peswat kita terbang jam 15.05 WITA. Namun karena seorang PM bernama Kak Acad yang selalu berkata AMAN kita menjadi tenang dan ikut saja. Kenyataan nya berkata lain, kapal cepat baru berangkat sekitar pukul 12.30. sangat telat dari jadwal. Kita perpisahan di pelabuhan dengan semua PM, panitia yag mengantar. huhuhuhu‌sedih banget sebenarnya. Aku sok kuat aja ga pake nangis disana haha‌aku tau ketika aku masuk ke kapal mungkin itu kesempatan terakhir aku bisa bertemu mereka lagi di Rote. Aku paling benci perpisahan tapi hakikatnya setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Perpisahaan itu awal untuk sebuah pertemuan lagi hehe‌

Di dalam kapal kita semua yang pulang hari itu (aku, Kak Cika, Kak Adit, Kak Hayu, Mas Taufan, Kak Manda, Kak Diko, ka nendra, ka Nendi, ka Gania dan ka Nabiyla) duduk di kursi masing-masing. Aku meimilih untuk langsung tidur aja, efek minum obat anti mabok. Ketika aku bangun jam sudah menunjukkan pukul 14.30 wah kita masih di tengah laut namun jam sudah mepet sekali. Kita semua sudah terlihat sangat panik. Udah ga bisa duduk tenang deh. Mas Taufan kordinasi terus dengan Kak Roland (relawan yang membantu kita untuk check in di bandara). Mas Taufan mencoba menenangkan kita semua yang pastinya sudah ga bisa tenang. Kupang sudah terlihat di depan mata namun kapal seperti lambat melaju, ga sampai-sampai. Rasanya pengen terbang aja langsung ke dermaga, gemes, kapal sudah hampir merapat ke dermaga kita sudah bersiap di depan pintu keluar dengan semua barang bawaan.


LokaRote 2015 | 209

Pokoknya harus bergerak secepat mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00 kurang. Kapal akhirnya merapat, kita semua langsung keluar dengan cepat.

Pokoknya harus bergerak secepat mungkin karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00 kurang. Kapal akhirnya merapat, kita semua langsung keluar dengan cepat. Di luar sudah ada supir yang menjemput kita. Kita tunggu sampai yg lain keluar dulu. Yang paling lama keluar Mas Taufan dan Diko.

Ketika semua sudah duduk ternyata Mas Taufan belum masuk mobil..ya elaaahhh‌ akhirnya posisi berubah. Mas Taufan duduk paling depan, yang di depan aku lupa siapa pindah ke tengah dan ka Nabiyla pindah ke belakang langsung loncat tanpa melipat kursi dulu.

Kita langsung berjalan cepat menuju mobil. Tanpa pikir panjang langsung masuk mobil. Aku duduk paling belakang dengan Kak Gania. Tas sudah ga bisa masuk bagasi karena penuh, aku pangku saja walau berat.

Adegan melompat Kak Nabiyla benar-benar cepat dan heroic, aku dan Kak Gania langsung bergeser cepat. Ada dua mobil, yang aku ingat di mobil ku hanya ada aku, Kak Cika, Kak Nabiyla, Kak Gania, Mas Taufan, dan Kak Manda.


LokaRote 2015 | 210

Mobil kami melaju sangat capet tanpa ba..bi…bu…bagi yang pernah nonton Running Man ini seperti race di RM. Driver mengendarai mobil dengan sangat cepat…sangaaatttt… cepaaatt…sekalii….ngerem mendadak, ngegas lagi, klakson tak lepas berbunyi. Kak Cika yang latah hanya bisa berdoa dan berteriak, hehe…ka cika sempat memarahi motor di depan kami yang isinya pasangan sejoli lagi pacaran. Dimarahi karena naik motor asyik di tengah jalan. Aku pegangan erat pada handel di atas. Sangat menganggumkan perjalanannya. Antara hidup dan mati deh. Drivernya asli keren, lagi ngebut masih bisa terima telepon beberapa kali #daebak (luar biasa dalam bahasa korea). Mobil terus melaju tanpa henti, mobil yang satu sudah tidak terlihat di belakang kami.

Driver terus membunyikan klakson dan kami yang di dalam hanya bisa berkata maaf, sedang buru-buru hehe. Untung di Kupang, kalo di Jakarta udah ga akan bisa ngebut efek macet. Sebenarnya tiket kita udah ada sama ka Roland dan driver pun bilang kita bisa sampai bandara tepat waktu. Agak sedikit tenang melihat jam udah jam 15.00. menurut logika dan pengalaman bsa lah maskapai itu menunggu kita yang telat 9 orang ini. 9 orang lowh…banyak dan sudah check in. akhirnya sampai bandara, di pintu masuk parkiran driver langsung melempar uang 5000an ke petugas parker dan langsung kembali ngebut. Kita sekali lagi hanya bisa bilang maaf dan tertawa sedikit mengingat kelakuan kita semua yang buru-buru.


LokaRote 2015 | 211

Sampai depan pintu kedatangan kita semua langsung turun dari mobil secepat kilat. Kita langsung ambil barang-barang kita dan menuju pintu untuk pemeriksaan. Kita lari di dalam bandara, keamanan bandara sampai mempersilahkan kita lewat tanpa periksa tiket lagi.

Singkat cerita kita ketinggalan pesawat namun kabar baiknya kita semua pindah jam penerbangan ke pukul 11 malam.

Ternyata mulus di awal tapi tidak ketika pemeriksaan tiket. Petugas menanyakan tiket kita. Kita semua lupaa ambil tiket di loket Lion Air itu.

Kami pun akhirnya istirahat di rumah Roland hingga malam tiba. Relawan lain menunggu di rumah Kak Roland aku keluar sebentar dengan teman kuliah ku keliling Kupang. Teman ku bekerja di PLN Kupang. Sudah lama kita tak bertemu. Aku keliling kupang dan dia menjadi guidenya. Aku tidak lama di luar dan langsung kembali ke rumah ka Roland, agak trauma ketinggalan pesawat hehe‌

Aku yang langsung bergegas ambil tiket bersama ka Roland namun pesawat baru saja terbang, baru saja dan belum lama. Kita hanya telat 5-10 menit. Singkat cerita kita ketinggalan pesawat namun kabar baiknya kita semua pindah jam penerbangan ke jam 11 malam. Tanpa beli tiket baru hanya nanti tinggal lapor saja. Kita keluar bandara dan mobil kedua baru saja datang, kita cuma bisa bilang pesawat udah terbang.

Kami pun berangkat kembali ke bandara di antar ka Roland. Kami melapor di loket lion air ternyata kami tidak bisa langsung naik, kami harus mengisi form refund. Ternyata kita dapat uang ganti rugi.


LokaRote 2015 | 212

Antara senang dan sedih. Senang karena dapet duit sedih karena urusan ganti rugi sangat lama. Kita duduk dan masih menunggu tiket kita selesai. Kak Roland terus membantu hingga akhirnya kami dapat tiket. Jam sudah menunjukkan pukul 24.00. kita masuk dan ka Roland pulang. Terima kasih banyak Kak Roland yang juga berjuang demi kepulangan kita semua hehe‌ Di dalam ruang tunggu kita dapat nasi padang juga, aahhh aku sudah tak nafsu makan. Akhirnya aku tak ambil nasi nya. Pesawat akhirnya lepas landas jam 1 lebih. Letih, lelah, ngantuk, pegel, pusing udah komplit deh. Sampai di Surabaya jam 3 dini hari. Kita berpisah sama Kak Gania, Kak Nabiyla, Kak Adit, Kak Hayu yang turun di Surbaya. Tinggal aku, Kak Cika, Kak Nendi, Kak Nendra dan Mas Taufan yang melanjutkan terbang ke Jakarta.

Penantian dan penderitaan belum selesai bro. kita kembali ke Jakarta dengan peswat paling pagi jam 6.45. mw cari penerbangan lain pun sama saja, semua penerbangan paling pagi jam segitu. Akhirnya kita ikut saja daripada ga pulang. Sudah di pastikan besok aku telat ke kantor. Sebagai ganti rugi kami semua penumpang mendapat makan di restoran atau istirahat di hotel. Awalnya kami makan dulu duduk santai di restoran tapi, aku pikir ngapain ga ke hotel aja? Kita seenggaknya bisa bersihbersih. Akhirnya walau telat kita ke hotel. Lumayan untuk meluruskan sendi-sendi yang mulai bengkok dan bersih bersih. Kita pun dapat sarapan di bawah lantas kita segera sarapan. Sehabis sarapan kita langsung check in ternyata kita sudah final call. What???


LokaRote 2015 | 213

Kapan di panggilnya?? Di tiket tertulis check ini jam 6.15 namun kita jam 6 juga udah check in. Akhirnya kita buruburu lagi..tergesa-gesa lagi‌ katanya kita udah ditunggu lama. Perjuangan masih ada, kita jalan cukup jauh dari boarding room ke pesawat. Kenapa peswatnya harus parkir jauh sih? Di dalam peswat benar saja penumpang lain sudah duduk manis di dalam pesawat. Kami langsung duduk yang kebetulan sederetan. Sampainya di Jakarta rasanya kaya mimpi‌akhirnya bisa juga sampai kembali di Jakarta. Aku, Kak Cika, Kak Nendi, Kak Nendra dan Mas Taufan pun harus berpisah. Kita semua kembali ke tempat masingmasing

So, kenapa harus NTT? Kenapa harus Rote Ndao?

Karena disanalah tempat aku akhirnya bertemu dengan para relawan yang keren banget, pengajar muda yang kece, panitia yang pecah abis, peserta yang menginspirasi. Allah mengirim ku kesana untuk belajar. Belajar menjadi minoritas, belajar dari keterbatasan, belajar dari perbedaan, belajar berbagi dll. Aku merasa, aku yang mendapat banyak pelajaran dari soal berbagi ini. Aku melihat ketulusan dari para pengajar muda, relawan dan panitia. Kita hadir dengan keterbatasan namun kita mampu mengatasinya. Aku mendapat banyak hal untuk lebih pandai bersyukur, lebih berbahagia dan lebih lagi untuk berbagi. Aku bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan dengan mereka semua yang lebih tulus dalam berbagi.


LokaRote 2015 | 214

Tapi aku akan terus belajar untuk terus berbagi setulus sejernih air, sehingga kau tidak bisa melihat lagi ada kotoran dalam air itu. Takdir ini indah, sangat indah. Seindah aku menatap birunya laut dan langit Rote.

When God give you a chance to be volunteer. Don’t think twice to reject it.

Terima kasih Rote, darimu aku belajar mempunyai hati yang kuat untuk terus berbagi ^^ @Ryurika - Cileungsi - 1282015


LokaRote 2015 | 215

Aku merasa, aku yang mendapat banyak pelajaran dari soal berbagi ini. Aku melihat ketulusan dari para pengajar muda, relawan dan panitia. Kita hadir dengan keterbatasan namun kita mampu mengatasinya.

�


LokaRote 2015 | 216

Pesona Rote Ratih Kartika Sari Relawan Narasumber

Mungkin dulu Rote adalah nama tempat yang terasing dalam hidup saya. Namun semuanya berubah ketika saya menginjakan kaki saya untuk pertama kalinya di tanah Rote. Sambutan yang luar biasa dari kakak-kakak PM X Rote, panitia lokal LokaRote dan antusias pesertapeserta yang luar biasa mampu memompa semangat dan menghilangkan semua rasa lelah saya dalam perjalanan menuju Rote. Bagi mereka kita bukanlah orang asing. Bagi mereka, kita bukan saja seorang relawan melainkan saudara.

Rote mempunyai magnet tersendiri bagi saya. Karena seberapa keras usaha saya untuk move on darinya semakin besar gaya tariknya. Kalian tak akan menyangka betapa ramahnya penduduk-penduduk disana. Bahkan rumor-rumor negatif yang banyak saya dengar dari masyarakat luar hilang lenyap tak terbukti. Kalian bisa merasakan hangatnya sambutan yang mereka berikan kepada kita. Setiap malam saya selalu berpikir bagaimana jika hari


LokaRote 2015 | 217

Mengejar sunset ke pantai tiang bendera

itu akan datang hari dimana kita akan menyelesaikan tugas di tanah Rote. Sesak hati ini membayangkannya. Mungkin kalian berpikir mana mungkin hanya dengan waktu hanya kurang dari seminggu begitu banyak kenangan-kenangan yang muncul dan tertanam dalam hati kami. Mana mungkin waktu yang kurang dari satu minggu mampu membuat kita begitu terhanyut dalam suasana Rote yang begitu khas.

Kalian tak akan menyangka betapa ramahnya pendudukpenduduk disana.

Tak akan mampu bibir ini mengucap betapa banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang Rote. Tak akan mampu jemari saya mengetik berlembar-lembar kertas untuk mengungkapkan betapa amazingnya Rote bagi saya.


LokaRote 2015 | 218

Bahkan dalam memori saya masih tergambar jelas semua tentang Rote. Bagi saya all about Rote is the best. Bersyukur sekali Ratih bisa diberikan kesempatan ini untuk bisa sedikit menularkan ilmu yang Ratih punya. Bersyukur karena kita bisa berbagi ilmu antara satu relawan dengan relawan yang lain, berbagi materi dari satu materi ke materi yang lain, berbagi pengalaman dari pengalaman satu ke pengalaman yang lain. Karena berbagi bukan saja proses memberi dan menerima. Tapi lebih dari itu.

Bersyukur karena kita bisa berbagi ilmu antara satu relawan dengan relawan yang lain,

Tak pernah terpikir bahwa disini lah Ratih berdiri, dan disinilah saya memulai hidup saya berbalik 180째 dari hidup saya sebelumya. Karena disinilah di tanah Rote saya mengerti arti sebuah berbagi, arti sebuah kerjasama, arti sebuah semangat, arti sebuah saudara dan arti sebuah perjuangan. Rote akan selalu punya tempat tersendiri dihati saya. Jika Tuhan berkehendak, mungkin suatu saat saya akan bisa menginjakkan kaki saya lagi di Tanah Rote. Lebih dari sekedar memberi ilmu tapi ikut berkontribusi langsung untuk memajukan Rote. Aamiin. ^^


LokaRote 2015 | 219

Bermain tepuk bersama peserta lintas usia


LokaRote 2015 | 220

Kisah Sebungkus Permen Ratih Kartika Sari Relawan Narasumber

Mungkin selama ini tidak pernah terpikir dan terlintas di bayangan saya bahwa sebungkus permen di Tanah Rote bisa sangat mengaduk-aduk dan menginspirasi jiwa saya. Saya ingin menceritakan sedikit pengalamaman saya selama menjadi relawan di tanah Rote. Cerita tentang Seorang Gadis manis dan Sebungkus Permen. Dialah gadis Rote yang duduk di bangku SMA di daerah Rote Barat Laut. Risna namanya. Saat itu terjadi percakapan singkat antara Ratih dengan Risna. Ratih menanyakan apa alasan dan tujuan dia mengikuti LokaRote ini?

Lalu dia menjawab : “Saya mempunyai taman baca di desa saya, Saya ingin sekali menggembangkan taman baca itu dan ingin agar selalu ramai pembaca�. Lalu hal yang paling membuat Hati saya miris adalah ketika Ratih bertanya apa rencana yang telah Risna pikirkan untuk taman bacaan disana? Lalu dia pun menjawab ; “Kami rencananya mau membuat mainan untuk anak-anak agar mereka bisa membaca sambil bermain dan kalau siapa yang menang kita akan


LokaRote 2015 | 221

memberikan sebungkus permen, itupun kalau kita ada uang, agar mereka semakin semangat belajarnya karena mereka beranggapan dengan memberinya hadiah walau sebungkus permen mereka merasa lebih diperhatikan.

Bagai Ratih dia adalah gadis yang benar-benar luar biasa melihat dari semangatnya dan ide-idenya yang cemerlang di usianya yang masih muda. Dia sudah mempunyai cita-cita yang mulia yang tidak semua anak seusianya bisa melakukannya.

Saat itu juga saya merasa benar-benar malu dan merasa tersindir. Ternyata di desa yang masih minim ini masih ada gadis yang mempunyai jiwa berbagi, peduli terhadap sesama dan semangat yang luar biasa untuk bisa memajukan anak-anak di desanya dengan menularkan dan giat menggalangkan gerakan rajin membaca.

Dan mengapa itulah yang membuat Rote telah berhasil mengubah mindset Ratih untuk lebih bersyukur dan melihat lebih ke sisi seberang selatan dari Indonesia tercinta ini, bahwa kekurangan pun tak akan menyurutkan niat hati seseorang untuk bisa menularkan semangat rajin membaca anak-anak di desanya.

Kami rencananya mau membuat mainan untuk anak-anak agar mereka bisa membaca

Meski dia harus mengorbankan waktu, pikiran bahkan materi yang dia punya. Saat itulah saya berjanji akan membantu Risna untuk mewujudkan taman baca impiannya.


LokaRote 2015 | 222

Menyusun rancangan taman baca impian

Karena bagi saya bukanlah harga sebungkus permen ataupun hadiah sebungkus permen yang membuat mereka semangat namun lebih dari itu semua. Karena bagi saya sebungkus permen adalah media ataupun perantara untuk bisa memotivasi semangat mereka.

bahwa kekurangan pun tak akan menyurutkan niat hati sesseorang untuk bisa menularkan semangat rajin membaca anak-anak di desanya.

Semangatnya yang mengelora akan selalu membekas di hati Ratih dan akan terus terngiang-ngiang sampai Ratih meninggalkan kaki di pulau paling selatan Indonesia ini: Pulau Rote. Semoga kisah Risna bisa menjadi inspirasi untuk kita semua.


LokaRote 2015 | 223

Taman Baca Pelangi Rote Ratih Kartika Sari Relawan Narasumber

Semangat adalah hal sederhana yang semua orang punya tapi tidak semua orang mampu menerapkan dalam hidupnya. Semangat yang sangat luar biasa bisa saya rasakan ketika saya bertemu dengan seorang gadis Rote yang mempunyai ambisi yang besar terhadap taman baca. Dialah Ria. Ria adalah gadis rote yang benar-benar mempunyai ambisi positif dan ide-ide yang sungguh diluar dugaan untuk gadis seusianya. Lihat saja antusianya dalam mini lomba yang kita adakan tentang membuat “Taman Bacaan Impian”.

Saya sungguh tidak menyangka bahwa idenya yang begitu wah membuat saya terdiam dan tak mampu berucap satu katapun. Taman Baca Pelangi Rote adalah taman baca impian yang ingin dia wujudkan Dengan program kerjanya yaitu “Mewarnai hidup dengan membaca”.

Visinya yang begitu sederhana namun sarat penuh arti.


LokaRote 2015 | 224

Sempat saya bertanya kepada Ria, kenapa dia memberi nama Taman bacanya dengan nama Pelangi Rote? Kalian tau apa yang dia jawab? Ia berkata bahwa pelangi akan muncul setelah hujan selesai. Yang artinya bahwa bagi dia tak mudah untuk mengajak anakanak di desanya untuk rajin membaca.

Namun dengan semua tekad, niat, usaha dan semangat yang ia miliki, sedikit demi sedikit usahanya terlihat. Ia mengatakan bahwa setiap badai, hujan, angin (yang artinya masalah dari mengajak anak-anak untuk membaca), pasti akan muncul pelangi yang indah (yang artinya ia berhasil mengajak anak-anak untuk rajin membaca).

Kelompok peserta memamerkan karyanya


LokaRote 2015 | 225

Tak sampai disitu juga, Ia mengartikan setiap warna dari pelangi sesuai dengan warna hidupnya. Warna merah dari pelangi baginya adalah semangat yang akan terus berkobar dan tak akan pernah padam, semangat yang akan terus menyala untuk dapat menyemangati anak-anak di desanya untuk terus rajin membaca. Biru baginya mempunyai arti setiap anak harus mempunyai mimpi setinggi langit, tak ada batasan dalam bermimpi dan mewujudkan cita-citanya karena langit begitu luas tak terbatas. Sehingga tak seorangpun bisa menghalangi cita-cita mereka. Lalu bagi dia warna kuning melambangkan mentari. Dimana mentari selalu menyinari semua yang ada di bumi tanpa terkecuali.

tak ada batasan dalam bermimpi dan mewujudkan cita-citanya karena langit begitu luas tak terbatas.

Seperti itu pulalah dengan buku, dengan membaca maka ia berharap buku akan mampu menerangi hidup, cita-cita dan impian anak-anak di Rote. Dan masih banyak warna-warna lain yang tak bisa saya jelaskan satu persatu disini. Karena begitu dahsyatnya ideide dan tujuan Ria tentang taman baca di desanya. Bahkan meskipun saya tulis di berlembar-lembar kertas tak kan habis untuk diceritakan. Bertemu dengan sosok Ria adalah sesuatu yang sangat luar bisa bagi saya. Semoga disuatu kesempatan kita bisa bertemu lagi dan berkolaborasi dalam satu project yang sama untuk anakanak Rote. Semangat mu yang luar bisa semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain.


LokaRote 2015 | 226

Semangat di Taman Baca Tamahena Ratih Kartika Sari Relawan Narasumber

Hari ini adalah hari terakhir saya menjadi seorang relawan di tanah Rote. Saya bersyukur karena Tuhan masih memberikan saya kesempatan untuk sedikit menilik salah satu taman baca yang ada di Rote. Ini sungguh merupakan kesempatan yang saya anggap sebagai anugerah. Karena bagi saya tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua yang terjadi sudah ada skenarionya. Dan Tuhan sudah mentakdirkan itu semua untuk saya. Taman baca itu adalah Taman Baca Tamahena.

Taman baca ini merupakan taman baca yang dibuat oleh Ibu Ensri dengan menyisakan sedikit halaman rumahnya untuk dibangun mini taman baca untuk desanya. Bisa dilihat mungkin taman baca ini benarbenar mini dibandingkan taman baca pada umumnya. Terdapat tiga lemari kaca untuk menyimpan bukubuku yang ada disana. Mulai buku pengetahuan, buku cerita, dongeng, sampai buku pelajaran ada disana.


LokaRote 2015 | 227

Dengan sisa waktu yang saya miliki sebelum bertolak ke Rote, saya menyempatkan membacakan beberapa cerita untuk mereka. Sungguh tak saya sangka, bahwa antusian mereka dalam mendengarkan saya bercerita sangat tinggi. Setiap apa yang sudah saya ceritakan kepada mereka selalu ada pertanyaan yang keluar dari mulut mereka. Setiap selesai saya membacakan satu cerita selalu saya mereka mengantri dan memberikan saya buku cerita yang lain untuk bisa saya bacakan lagi dan lagi.

Bisa dilihat mungkin taman baca ini benar-benar mini dibandingkan taman baca pada umumnya.

Saat itu ada satu buku yang berisi tentang bermain tebaktebakan, saya menyuruh mereka untuk berlomba menebak apa teka-teki yang ada dalam buku cerita tersebut. Tanpa kesulitan mereka bisa menebak semua teka-teki yang ada dalam buku tersebut. Cerdas, tanggap, dan semangat yang tinggi ada dalam hati mereka. Minat dan semangat mereka yang sangat luar biasa membuat saya tidak ingin meninggalkan mereka. Masih ingin disini membacakan mereka cerita, dongeng, dan pengetahuan. Tiba-tiba saya melihat ada sebuah kertas lipat yang ada di pojok lemari kaca. Lalu tercetus ide untuk mengajarkan mereka seni melipat (origami). Senang sekali melihat betapa cerdas-


LokaRote 2015 | 228

nya mereka menirukan apa yang saya contohkan tanpa kesulitan sama sekali. Bahkan tanpa saya harus menggulang mereka sudah lihai membuatnya sendiri.

Karena dengan membacakan mereka cerita dengan antusia mereka yang begitu tinggi mempunyai kebanggaan tersendiri bagi saya.

Dalam waktu beberapa menit saja mereka bisa membuat origami yang telah saya ajarkan dengan berbagai warna, ukuran dan bentuk. Namun sayang hari ini tidak berkehendak pada saya untuk bisa membacakan beberapa cerita lagi dan mengajarkan seni melipat yang lain pada mereka. Terlihat raut kekecewaan di wajah mereka, dan itu membuat hati saya meleleh dan terenyuh.

Andaikan ada waktu beberapa hari lagi untuk saya agar bisa melihat senyum di wajah mereka dengan membacakan beberapa cerita lagi.

Andaikan ada waktu beberapa hari lagi untuk saya agar bisa melihat senyum di wajah mereka dengan membacakan beberapa cerita lagi. Saya berharap suatu saat nanti akan ada kesempatan bagi saya untuk dapat kembali ke sini untuk waktu yang lebih lama dan bisa menceritakan semua buku-buku yang ada disana.

Kebanggaan yang tak akan pernah bisa dinilai dengan apapun. Terima kasih karena kalian telah mengajarkan saya bahwa kesederhanaan dan keterbatasan buku tidak akan menyurutkan semangat baca kalian.


LokaRote 2015 | 229

Saya berharap suatu saat nanti akan ada kesempatan bagi saya untuk dapat kembali ke sini untuk waktu yang lebih lama dan bisa menceritakan semua bukubuku yang ada di sana.

�


LokaRote 2015 | 230

Karena Umur Tak Akan Menyurutkan Semangat Ratih Kartika Sari Relawan Narasumber

Hari itu adalah hari pertama saya menjadi seorang relawan di LokaRote. Saat itu saya mendapat kesempatan untuk memberikan materi tentang taman baca dan perpustakaan. Saya diberi kesempatan untuk mengisi materi ini di akhir–akhir waktu pelaksanaan LokaRote hari pertama berlangsung.

Karena alasan itulah akhirnya saya memutuskan untuk memberikan materi di luar ruangan, tepatnya di bawah sebuah pohon yang rindang yang desainnya seperti taman baca outdoor.

Bisa dibayangkan betapa raut wajah – wajah dari Ibu , Bapak Guru maupun Kepala Sekolah dan pengelola taman baca dan perpustakaan, karena padatnya kegiatan ini tampak lelah namun sorot matanya penuh antusias yang tinggi untuk bisa mengikuti setiap momen yang ada dalam kegiatan LokaRote.

Saat itu saya hanya ingin sharing, berdiskusi dan Tanya jawab seputar Taman Baca dan perpustakaan yang telah ada. Karena dari hasil diskusi dan sharing – sharing itu lah saya akan lebih mengerti dan bisa memfokuskan apa sebenarnya kendala dan masalah yang mereka hadapi.


LokaRote 2015 | 231

Sehingga saya akan lebih bisa memberikan point materi yang memang benar-benar mereka butuhkan. Ketika saya sedang asyik berdiskusi dengan peserta yang lain, tiba-tiba datang seorang bapak-bapak yang langsung duduk di sebelah saya. Beliau mengajak saya berdiskusi dan sharing mengenai Taman Baca. Beliau adalah salah satu pengelola taman baca. Ia bersama teman-temanya mengelola taman baca yang ada di daerahnya. Beliau berkata kadang jika ada rejeki lebih dia dan teman-temanya akan membuat cemilan untuk dibagikan kepada anak-anak yang membaca disana agar mereka lebih bersemangat dalam membaca.

Beliau menunjukkan kepada saya semua foto-foto kegiatan di taman bacanya. Terlihat betapa tingginya minat baca anak-anak di daerah sana. Beliau juga dengan berbaik hati mau memasukkan saya kedalam grup taman bacanya. Terlihat semangat dan antusias yang besar dari beliau dalam mengelola taman baca saat beliau menceritakan semua itu kepada saya dengan mata yang berbinar-binar dan mulut yang tidak berhenti berkata. Ternyata di Rote masih ada orang seperti beliau yang tak hanya berpangku tangan mengharapkan datangnya bantuan. Aksinya yang nyata mampu membuktikan pada saya bahwa semua itu berawal dari niat dan tekad,

Karena dari hasil diskusi dan sharing– sharing itu lah saya akan lebih mengerti dan bisa memfokuskan apa sebenarnya kendala dan masalah yang mereka hadapi.


LokaRote 2015 | 232

Ternyata di Rote masih ada orang seperti beliau yang tak hanya berpangku tangan mengharapkan datangnya bantuan. kapan semua akan terealisasikan jika tidak dimulai dari diri sendiri. Maka dari kesadaran itulah beliau dan teman-temanya membuat taman baca di daerahnya.

Semoga cerita dan semangat dari beliau bisa memberi kita sedikit inspirasi.


LokaRote 2015 | 233

Perjalanan Alunan Sasandu Rote Ndao Rizaldi Saeful Rohman Relawan Narasumber

“Aku tidak tahu caranya menjadi pintar, maka aku bertingkah bodoh, mungkin dengan bertindak bodoh akan mengetahui caranya menjadi pintar, mungkin!� Rizaldi Saeful Perjalanan mengajarkan seseorang untuk bergerak, memberikan semangat untuk bermimpi, memberikan keberanian merencanakan, melaksanakan tanpa mempedulikan alasan. Hal tersebut yang aku rasakan. Mencari jati diri dari perjalanan, melihat dunia luar, menghadapi segala resiko, dan yang terpenting belajar bersyukur dengan segala kondisi.

Aku Rizaldi Saeful Rohman, Seorang Mahasiswa di salah satu Universitas di Yogyakarta, yang hobby menghabisakan duit orang tua :-D, yah tidak bisa dipungkiri, selama hidupku tidak akan pernah terhitung uang yang pernah orang tua keluarkan. Tapi aku yakin kasih sayang bukanlah uang. Sedikit bercerita tentang perjalanan yang luar biasa,


LokaRote 2015 | 234

awal perjalanan dimulai dari Yogyakarta dengan target finish di rote, yaitu salah satu pulau paling selatan di Indonesia. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya dapat menginjakkan kaki di Indonesia timur, instagram lah yang membuat saya mengenal keindahan Indonesia timur. Instagram, salah satu sosial media yang cukup terkenal pada masa sekarang ini yang sediktnya memotivasi saya untuk melihat Indonesia dari sudut yang lain. Perjalanan kali ini tidak hanya jalan-jalan menikmati keindahan Indonesia, tetapi disponsori dengan kegiatan kerelawanan Kelas Bermain Kreatif Mbojo di Bima dan ruang berbagi ilmu LokaRote di rote.

Ini pengalaman yang luar biasa, perjalanan yang di mulai dari Yogyakarta menggunakan kereta api tujuan banyuwangi yang memakan waktu 15 jam, ah waktu yang cukup lama memang, alat transportasi masa ini merupakan alat transportasi yang paling cocok bagi traveller kere plus mahasiswa yang masih ingusan.

Kenapa ingusan? Wajar, dari ribuan mahasiswa mungkin hanya sedikit orang yang rela menghabiskan uangnya untuk melakukan hal yang mereka anggap tidak rasional. Wajar saja, uang yang orang tua alirkan untuk anaknya belajar, disiasiakan anaknya hanya untuk sesuatu yang tidak rasional. Orang tua macam mana yang ikhlas dengan hal tersebut?

Perjalanan mengajarkan seseorang untuk bergerak, memberikan semangat untuk bermimpi, memberikan keberanian merencanakan, melaksanakan tanpa mempedulikan alasan.


LokaRote 2015 | 235

Untuk menghilangkan kedurhakaanku terhadap orang tua, segala cara aku lakukan untuk bisa melakukan apapun yang aku suka, mengumpulkan rupiah. Yah kata “rupiah� merupakan kata-kata terhoror bagi mahasiswa, begitu juga bagiku. bagiku bertindak seperti orang tuli yang tidak mempedulikan kata-kata orang lain terkadang menjadi solusi, karna aku yakin impian adalah masalah idealisme yang tertanam sebagai kebenaran. Perjalanan saya lanjutkan dengan melewati bali dan Lombok menggunakan jalur laut dan darat, dari Lombok dilanjutkan perjalanan ke Bima. Sambutan yang hangat di kota bima, “selamat datang Kota dua belas matahari� yang merupakan kata sambutan pertama kali ketika menginjakan kota terebut, ah sangat eksotis, dengan kota dengan teluk yang besar, menyuguhi pemandangan yang luar biasa. Dibima ini,

aku berpura-pura mengabdi kepada Indonesia, memberi motivasi kepada anak-anak Desai Sai, sebuah desa yang jauh, dua jam perjalanan dari kota Bima. Perjalanan selanjutnya melawati selat yang menghubungkan pulau Sumbawa dan flores.

Perjalanan kali ini tidak hanya jalanjalan menikmati keindahan Indonesia, tetapi disponsori dengan kegiatan kerelawanan Kelas Bermain Kreatif Mbojo di Bima dan Ruang Berbagi Ilmu LokaRote di Rote.


LokaRote 2015 | 236

Bersantai bersama di bawah pohon rindang

Yah Flores, merupakan kepulauan yang unik, disuguhi keindahan yang luar biasa, pulau komodo, wae rebo, danau kelimutu, dan lain-lain. Sayangnya, aku tidak menikmati keseluruhan dari keeksotisan tersebut. Perjalanan di flores diakhiri di ende, Mengambil penerbangan ende-kupang. Di kupang ketemulah dengan relawan-relawan RUBI LokaRote Nah pengalaman ini yang sebenarnya ingin aku bagikan. Rote, sebuah pulau paling selatan Indonesia, berbatasan langsung dengan perairan

austaralia, mungkin dengan berenang saja kita bisa sampai Australia, haha. Beruntung sekali dapat melihat semangat mereka, mendapatkan motivasi yang tidak pernah di dapatkan di bangku sekolah. Semangat panitia lokal dan guruguru pun tidak kalah hebatnya, panitia lokal bahu membahu untuk membuat sebuah acara LokaRote yang keren, guru-guru sangat antusias dalam mengikuti acara. Ah menyenangkan sekali memang.


LokaRote 2015 | 237

Beruntung sekali dapat melihat semangat mereka, mendapatkan motivasi yang tidak pernah didapatkan di bangku sekolah

Terimakasih relawan-relawan LokaRote, terimakasih panitia lokal, terimakasih Bapak Johannis yang telah menampung aku di rumahnya, oh iya perkenalkan Bapak angkatku satu ini, merupakan seorang kepala sekolah disalah satu sekolah Rote Tengah, mempunyai dua anak yang masih bersekolah, yang satunya laki-laki seumuran saya, yang bapak Johannis bilang anaknya mirip aku, hahaha.

Senang bisa berkenalan dengan beliau, seorang kepala sekolah yang semangat membangun pendidikan di Rote menjadi lebih baik. Perjalanan ini aku katakan seperti perjalanan alunan Sasandu Rote Ndao.


Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku. Ia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku. Muhammad Hatta


Sampai jumpa di ruang interaksi positif lainnya


Ba’a, 20-21 November 2015


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.