i
ii
iii
Penulis: 16 Anak dari Lima Kota Editor: Anna Amalia Pengantar: Odi Shalahuddin Disain Sampul dan Isi: Yadi de Wiryo Diterbitkan oleh:
Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN) Jl. Perintis I, Soragan RT.02, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184 Telp. (0274) 530620 E-mail: office@yayasan-samin.org Website:http://yayasan-samin.org Penerbitan ini didukung oleh Program Peduli 3,5 Bulan, 4 Mucikari Kesaksian Enam Belas Anak yang Dilacurkan Katalog Dalam Terbitan (KDT) 3,5 Bulan, 4 Mucikari Kesaksian Enam Belas Anak yang Dilacurkan/Anna Amalia-Ed: SAMIN, 2018, xxiv, 168 hlm, 210 mm ISBN 978-602-52439-1-2
iv
Catatan Editor Bulan Desember 2017, saya mendapatkan kesempatan untuk memfasilitasi enam belas anak luar biasa dalam sebuah workshop penulisan. Ini merupakan proses yang cukup berat, bukan hanya untuk para peserta, namun juga untuk saya. Pertama, karena pengalaman yang akan diceritakan bukan tentang cerita hidup yang manis, dan kedua, tidak semua peserta akrab dengan metode bercerita melalui tulisan. Gambar-gambar yang disajikan, adalah bagian tidak terpisahkan dari seluruh tulisan. Ia merupakan emosi yang ditumpahkan peserta dengan mata terpejam. Tangis sesak memenuhi ruangan workshop, lalu berganti dengan pelukan yang saling menguatkan.
v
Keenam belas cerita ini dituliskan berdasarkan pengalaman masing-masing anak dalam batas kemampuannya untuk mengingat, merasakan dan menceritakan kembali. Ada beberapa poin yang memang disepakati bersama untuk membantu alur cerita, namun ini berlaku luwes sehingga saya cukup leluasa untuk memunculkan keunikan pengalaman dari setiap penulis. Sebagai editor, saya sangat menikmati perbedaan gaya bahasa, kelugasan, serta keragaman emosi dalam masing-masing cerita. Ada penolakan, ada pengingkaran, ada kesakitan, ada pengakuan, namun juga ada harapan. Selain memperbaiki beberapa kata, mengatur ulang letak kalimat, serta menghapus pengulangan, tidak banyak intervensi yang saya lakukan, sehingga setiap cerita adalah milik penulisnya. Terakhir, etika perlindungan dan penghargaan atas harkat dan martabat anak, tetap menjadi koridor. Anna Amalia
vi
Kata Pengantar Anak Yang Dilacurkan, atau AYLA, tidak banyak punya kawan. Alih-alih didukung dengan empati dan dikuatkan untuk mencari penyelesaian, tidak jarang mereka disudutkan dengan berbagai alasan. Bukan keterlibatan orang tua, lingkungan, sekolah, dan komunitas yang dipertanyakan –tetapi pikiran anak yang kerap ditunjuk sebagai biang keladi. SAMIN adalah salah satu dari sedikit organisasi yang bergerak untuk mengeluarkan anak dari jeratan eksploitasi seksual. Pemikiran dan pengalaman selama beberapa tahun yang tertuang dalam buku ini menggambarkan bagaimana upaya itu dilakukan. Tiap kasus tak selalu sama, dan akar
vii
masalah di satu daerah tak mesti persis dengan akar masalah di daerah lain. SAMIN menyisir berbagai sebab yang berpotensi memudahkan para predator untuk menjerat anak-anak yang mereka dampingi. Salah satu yang jelas ada dalam tiap kasus adalah kebutuhan korban untuk diterima tanpa dinilai. Berbagai intervensi yang diceritakan menyiratkan hal ini. AYLA membutuhkan “ruang” aman dan teman-teman dewasa maupun sebaya yang mampu menemani mereka berpikir dan membayangkan masa depan di luar jerat eksploitasi seksual. Ini tak mudah, karena bagi banyak AYLA masa depan adalah hal yang gelap. Padahal jalan di depan mereka masih begitu panjang. Dalam naungan “ruang aman” tersebut mereka adalah korban. Kebutuhan mereka atas pengasuhan diakui. Dan berbagai opsi praktis dibicarakan sehari-hari. Pada gilirannya mereka diperlakukan sebagai orang yang berdaya dan punya pilihan. AYLA diajak untuk menimbang pilihan yang mereka rasa lebih baik dari situasi yang mereka lakoni sekarang. Ketika pilihan-pilihan itu didialogkan, masalah praktis terselesaikan –mungkin tak semua, tapi setidaknya sebagian. Dengan kata lain, dialog dan dukungan tersebut memberi mereka rasa percaya diri untuk mengubah masa depan mereka sendiri.
viii
SAMIN telah banyak membuka jalan, berbagi pengalaman, dan menawarkan pemikiran. Namun persoalan yang dihadapi oleh AYLA tak cukup ditangani oleh upaya SAMIN. Negara perlu mengambil bagian penting dalam pencegahan dan penanganan AYLA. Salah satunya dengan memastikan bahwa dalam revisi perundang-undangan AYLA diakui sebagai korban yang harus dilindungi oleh negara. SAMIN mendorong agar UU Perlindungan Anak No.35/2014 yang sekarang belum mencantumkan “anak
yang dilacurkan” sebagai kelompok anak yang harus mendapat perlindungan negara, dipikirkan kembali. Tak kalah penting adalah memastikan penegakan hukum bagi pengguna yang memanfaatkan anak secara seksual. Berbagai program-program kerja sudah saatnya dirancang untuk mengurangi bahaya bagi anak dan menciptakan lebih banyak “ruang aman” bagi anak untuk membangun masa depannya. The Asia Foundation bangga dan merasa terhormat mendukung SAMIN melalui Program Peduli. SAMIN memperlihatkan bahwa manakala didukung dengan empati, AYLA mampu berdaya dan membayangkan bahwa masa depan tidak mesti selalu gelap. Sandra Hamid Country Representative The Asia Foundation
ix
x
Tentu Ada Jalan, Sebuah Pengantar “Saya memiliki penyakit yang tidak dapat disembuh-
kan,” salah satu anak (laki-laki) memulai dengan pernyataan tersebut sebelum membacakan kisah perjalanan hidup yang telah ditulisnya. Suasana menjadi hening. Semua seakan berjalan dengan pikiran dan rasa masing-masing. Setelah sebelumnya beberapa anak telah membacakan penggalan dari tulisannya, dan bagi yang mendengar telah diaduk-aduk rasa dan pikir, ada tangis yang pecah, ada pandangan mata kosong, ada bibir tergigit, ada suara tergetar untuk saling menyemangati. Kini, sesaat benar-
xi
benar hening. Para pendamping, masih menentramkan perasaan anak-anak, dengan merangkul, memeluk, atau membiarkan anak merebahkan kepalanya di paha mereka. “Tapi kita di sini, memiliki nasib yang hampir sama, bisa saling menyemangati untuk melanjutkan hidup kita semua,” kira-kira demikian yang dikatakan anak lelaki itu. Selanjutnya ia membacakan penggalan dari apa yang sudah dituliskannya. Terus-terang, saya yang berkesempatan hadir untuk mendengarkan kesaksian-kesaksian dari (mengutip apa yang pernah dinyatakan oleh Bambang “kirik” Ertanto” dongengtentang kehidupan anak-anak kaum marginal) “dongengdongeng tersembunyi tersembunyi”, juga turut teraduk-aduk perasaan dan mata telah berkaca-kaca menahan tangis yang hampir tumpah. Anak-anak itu, tiga (3) anak lelaki dan 13 anak perempuan yang berasal dari lima kota, selama tiga hari berkumpul bersama mengikuti “Workshop orkshop Penulisan untuk Anak: Merebut Masa Depan Depan” yang berlangsung pada tanggal 15-17 Desember 2017 di Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Program Peduli yang merupakan program Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK)
xii
dengan dukungan dana dari Departmen of Foreign Affair and Trade (DFAT). Selaku Managing Partners adalah The Asia Foundation (TAF) yang bekerjasama dengan delapan NGO sebagai Mitra Payung yang bertanggung jawab atas pilar-pilar dari Program Peduli. SAMIN sebagai salah satu Mitra Payung, dipercaya untuk mengelola Pilar Anak dan Remaja Rentan, dengan isu “Anak
Yang Dilacurkan” dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan lima (5) LSM yang berada di empat (4) provinsi (Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung) yang mencakup empat (4) kota dan satu (1) kabupaten. Kelima mitra yang dimaksud adalah Yayasan Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) di Kota Makassar, Yayasan Hotline Surya (YHS) di Kota Surabaya, Yayasan Solidaritas Masyarakat Anak (SEMAK) Bandung dengan program di Kabupaten Garut, Konfederasi Anti Pemiskinan(KAP) di Kota Bandung dan Children Crisis Centre (CCC) di Kota Bandar Lampung. Program Peduli yang terfokus pada “Inklusi Sosial” dengan menggunakan pendekatan “Teori Perubahan” memiliki tiga outcome yang hendak dicapai, yakni 1) Peningkatan akses layanan publik dan bantuan sosial, 2) Peningkatan pemberdayaan dan penerimaan sosial, dan 3) Perbaikan dalam kebijakan terkait inklusi sosial.
xiii
Anak yang Dilacurkan, merupakan kelompok yang dikategorikan sebagai salah satu bentuk pekerjaan terburuk bagi anak (Konvensi ILO 182) dan merupakan salah satu kelompok yang membutuhkan perlindungan khusus (KHA), sayangnya, dalam peraturan perundangan di Indonesia tidak terumuskan secara eksplisit. Sebagai akibat, saat ini tampaknya tidak ada langkah-langkah (program) untuk mengatasi dan menarik anak dari situasi buruknya. Seberapa banyak anak yang telah dijerumuskan ke dunia prostitusi, tidak tersedia data. Sejauh ini masih mengacu kepada perkiraan dari analisis situasi yang dilakukan oleh Mohammad Farid (1998) yang memperkirakan 30% dari Pekerja Seksual Komersial (PSK) adalah masuk kategori anak. Ini berarti ada sekitar 40-70 ribu anak jika perhitungannya didasarkan pada perkiraan jumlah pekerja seks total menurut Jones, Sulistyaningsih dan Hull (Prostitution in
Indonesia, Canberra, 1995); namun bisa mencapai 150.000 anak jika didasarkan pada perkiraan Wagner dan Yatim (Seksualitas di Pulau Batam, Jakarta, 1997). Mencermati perkembangan teknologi komunikasi yang setidaknya juga mengubah pola kegiatan prositusi, di mana saat ini, tidak hanya terbatas pada ruang-ruang terbuka di bawah kekuasaan mucikari, melainkan juga berkegiatan dalam kelompok-kelompok kecil bahkan secara personal, bukan
xiv
tidak mungkin jumlah anak-anak yang dilacurkan semakin tinggi. Jika tidak ada upaya untuk mengatasi secara serius, maka bencana besar akan kita hadapi pada masa mendatang. Program Peduli yang dilaksanakan oleh SAMIN, berupaya melibatkan berbagai pihak dengan pendekatan semacam Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang kini tengah dikembangkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang berbasis di tingkat desa/kecamatan dengan nama Komite Perlindungan Masyarakat (KPM), membangun kepercayaan diri anak dan kemampuan sebagai subyek perubahan dan membuka ruang untuk berinteraksi dengan anak dan kelompok masyarakat lainnya, membuka akses layanan dari pemerintah, dan mendorong lahirnya atau perbaikan kebijakan pemerintah di tingkat kota/kabupaten. Ada 16 anak yang hadir diseleksi dari 222 anak yang terfasilitasi dalam Program Peduli, sebagaimana tema workshop, menekankan kesaksian-kesaksian mereka “berjuang” untuk keluar dari situasi buruknya. Sebagian ada yang berhasil keluar dari dunia prostitusi, sebagian lagi baru terbatas dapat keluar misalnya dari kebiasaan penggunaan obat-obatan dan minuman keras.
xv
Hasil yang tertulis, yang terhimpun dalam buku ini, disadari tidak seluruhnya menggambarkan situasi sebenarnya. Ada tulisan yang menggambarkan dirinya berada dalam situasi baik-baik dan bahagia, kendati situasi sesungguhnya diketahui dapat berkebalikan. Ada pula anak yang tidak mau menuliskan pengalamannya, namun setelah mendengar kesaksian kawan lain yang menjadi korban penjualan, ia terisak dan memberikan pengakuan “Saya sering
menjual kawan-kawan saya.” Tentang publikasi, hal ini telah diinformasikan kepada anak-anak yang terlibat dalam workshop. Nama-nama, yang pada tulisan asli tertulis secara jelas, demi kepentingan terbaik bagi anak, telah disamarkan dengan inisial. Melalui buku ini, kita dapat melihat bahwa anak-anak tidak selamanya ingin terjebak pada dunia yang diarunginya, Mereka tetap memiliki harapan dan memiliki mimpi agar dapat menikmati kehidupan yang lebih baik. Anak yang telah keluar dari situasi itu, dalam kondisi tertentu, masih pula terjadi dorongan untuk memasukinya. Ini tentu merupakan tantangan besar sehingga penguatan anak sangat dibutuhkan. “Aku masih berpegang teguh pada prinsip hidupku ke
depan. Bahwa diriku dan anakku berhak bahagia bersama.
xvi
Disaat aku tidak ada uang, kadang ingin kembali ke dunia itu. Tetapi aku sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa sesulit apapun kehidupanku masih banyak yang peduli. (SIS, 18 tahun) Harapan mereka pula dapat memberikan kebahagiaan dan kebanggaan pada keluarganya. Setidaknya, ada tiga anak yang mengungkapkan harapannya kelak dapat memberangkatkan kedua orangtuanya ke tanah suci, seperti dinyatakan oleh MHCH, “”… aku ingin badanku
disehatkan dan aku diberi umur panjang agar bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan memberangkatkan mereka ke tanah suci. Hanya itu, tidak lebih…” Maka, kita berharap, sepenggal kesaksian, dapat membuka mata hati kita, dan membangun kesadaran baru bahwa sesungguhnya anak-anak itu sama sekali tidak menikmati dunia yang dianggap “gemerlap” sebab di balik itu tersembunyi jutaan kisah duka. Stigmatisasi terhadap mereka yang melahirkan pikiran dan tindak yang mengabaikan atau bahkan menciderai mereka, sepatutnya kita ubah menjadi empati, dengan beragam upaya menyelamatkan kehidupan anak-anak. Semoga! Odi Shalahuddin Ketua Pengurus/Direktur SAMIN
xvii
xviii
Daftar Isi Catatan Editor ................................................................. v Kata Pengantar .............................................................. vii Tentu Ada Jalan, Sebuah Pengantar .............................. xi Kita Muda dan Berharga .................................................3 Melepas Stigma ............................................................15 Saya Mampu Jalani........................................................21 Melangkah dengan Musik .............................................27 Itu Bukan Saya ...............................................................33 Berkat Ibu Saya .............................................................. 51 Ganteng Saja Tidak Cukup ............................................59 Keluar dari Masalah ....................................................... 67 Belajar Dari Pengalaman ...............................................73
xix
Saya Bisa, Kalian Pasti Bisa ............................................81 Ini Hidup Kita .................................................................87 Tuhan Masih Sayang Padaku .........................................95 Terjun ke Dunia Panggung ..........................................105 Saya Akan Buktikan .....................................................111 Sesudah Semua Selesai ...............................................117 Lebih Menghargai Diriku .............................................123 Praktek Kebijakan Perlindungan Anak dalam Workshop Penulisan bersama Anak-Anak ...................137 Selayang Pandang Pengamatan ..................................153 Tentang Samin ............................................................163
xx
1
2
Kita Muda dan Berharga Namaku F, aku berusia 18 tahun. Aku dua bersaudara, aku punya adik yang duduk di bangku Kelas 5 SD. Aku akan menceritakan sedikit tentang hidupku dan keluargaku. Ayah dan ibuku sudah pisah ranjang sejak aku Kelas 2 SMP, sejak itu orang tuaku sibuk bekerja masing-masing, sampai akhirnya ayahku pun berselingkuh, setahun, dua tahun, sehingga hubungan keluargaku tidak seperti keluarga pada umumnya. Setelah ayahku berselingkuh, ibuku pun ikut seperti itu, tidak memikirkan bagaimana perasaanku waktu itu, dan adik yang masih kecil. Aku merasakan tidak ada fungsi keluarga lagi dalam keluargaku dan mereka pun memutus-
3
kan untuk berpisah, karena mereka sudah memiliki anak sendiri-sendiri. Susah untukku menerima itu semua, kebahagiaanku dan adikku harus seperti ini. Aku rasa Tuhan tidak adil dalam memberikan masalah seberat ini, dan inilah awal dari ceritaku dan awal dari semua masalahku. Sejak pisahnya ayah dan ibuku, ayahku pun pergi, dan tak lama kemudian ibuku pun ikut pergi meninggalkan kami. Satu persatu orang yang aku cintai pergi dalam sekejap. Biarlah mereka mencari kebahagiaan mereka sendirisendiri. Setelah aku merasa dibuang oleh ayah dan ibu, kami diasuh oleh nenek kami, umurnya 59 tahun. Dia pengganti ibu untukku dan adikku. Kegiatanku setiap hari hanya sekolah, mengaji, dan main. Setelah lulus, aku putuskan untuk langsung bekerja demi bisa mencukupi biaya sekolah adikku, karena orang tuaku lupa bahwa kami juga butuh dana untuk melanjutkan hidup. Diriku bekerja di salah satu café dan pekerjaan ini ditentang oleh nenek karena full 3 shift, jauh dari rumah, dengan gaji tidak seberapa. Tetangga juga menganggap kerjaku ini tidak benar. Padahal aku butuh uang. Untuk tebus ijazah pun harus keluar uang. Aku bekerja biar bisa menabung untuk ambil ijazah. Pikiranku hanya itu tidak lebih. Tetapi berbeda dengan pikiran nenekku.
4
Alhamdulillah, aku naik menjadi koordinator. Tetapi nenekku menyuruh untuk keluar. Bingung, cari kerja sekarang susah apalagi tanpa ijazah. Disitu aku berpikir untuk pergi dari rumah dan mempertahankan pekerjaanku demi adikku. Aku pun memutuskan kost sendiri jauh dari keluarga. Aku merasa tidak punya siapa-siapa. Setelah sebulan keluar dari rumah, aku bertengkar dengan sesama teman kerja yang tidak suka aku naik jabatan. Aku diftnah atas hal yang tidak aku lakukan. Supervisorku percaya dan akhirnya aku dikeluarkan atas hal yang tidak aku lakukan. Detik itu menit itu aku menganggur. Sampai sebulan aku hidup dalam kerasnya dunia, tidak punya siapa-siapa. Bahkan makan pun susah. Sebenarnya jika aku yang susah aku tidak masalah, tetapi aku ingin adikku sama seperti teman sebayanya. Hari itu adikku telepon minta uang untuk bayar SPP, dan aku bingung, down, mau pinjam uang tidak tahu ke siapa. Aku juga harus bayar kost. Terkadang aku rindu dengan hangatnya canda tawa ketika masih ada keluarga. Ini hidupku, bagaimana caraku untuk bangkit dari ini. Tetapi tak disangka diriku malah jauh terperosok dalam masalah yang lebih besar. Setelah aku menganggur dan tidak ada penghasilan sama sekali, aku mencoba bangkit dan mencari pekerjaan lain. Aku tanya ke temanku soal pekerjaan, dan jawabannya
5
membuat aku kaget dan tidak bisa tidur semalam. Aku tanya, “Beb, ada info lowongan kerja?”. Dengan kasarnya dia menjawab, “Kerja mbalon mau?” Aku berpikir panjang. Bukan ini aku mau, tetapi adikku juga butuh uang buat bayar SPP. Hidupku tidak akan berhenti disini,
“tidak masalah diriku tidak punya masa depan asalkan adikku masih bisa lanjutk an sek olahn ya. Ent ah lanjutkan sekolahn olahny Entah jawaban ini masuk akal atau tidak, aku pun mengiy ak an tta awar an tter er mengiyak akan aran er-sebut untuk menjadi PSK ONLINE. ” ONLINE.” Esoknya aku bertemu dengan orang baru yang membantuku untuk menjual diri (germo). Disini aku open booking order dengan harga 600 Ribu sampai 1,5 Juta. Setiap hari aku bertemu dengan orang baru yang membookingku untuk dibawa dan dihargai dengan uang. Demi Allah bukan ini yang aku inginkan, semua ini terpaksa untuk mencukupi kehidupanku dan adikku. Semua kulakukan dengan ikhlas agar masa depan adikku bisa tetap berjalan. Karena orang tuaku sudah tidak peduli dengan kami, aku harus jadi tulang punggung.
“tidak mungkin nenekku yang sudah ttua ua har us bek erja demi harus bekerja adikku. ” adikku.” 6
Sebulan, dua bulan, aku mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan lelaki hidung belang, sampai akhirnya suatu hari aku di booking oleh seorang lelaki yang cara mainnya tidak normal. BDSM. BDSM itu orang yang tidak normal dalam melakukan hubungan intim, yang harus menyiksa terlebih dahulu. Disitu aku mendapat perlakuan kasar, aku dijambak, di pukul bahkan diludahi. Jujur aku sendiri malu, sedih bahkan sampai menangis. Mengapa Tuhan memberikan cobaan kepadaku seperti ini. Sampai akhirnya pikiran itu hilang karena di satu sisi aku punya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan adikku. Semua aku terima. Perlakukan itu semua aku biasakan. Aku juga menemani om-om untuk menghibur diri seperti karaoke. Tarif karaoke ku sendiri 200 Ribu per-jam. Sampai aku kembali diperlakukan kasar.
“aku disundut rrok ok ok y ang masih okok yang men yala. Tapi aku sadar ini ccar ar a meny ara kerjaku demi mendapatk an uang mendapatkan emua uang y ang sec ar a inst an Semua yang secar ara instan an.. S ada di dompetku hanya aku berikan untuk adikku dan makan adik dan nenek. ” nenek.” Terkadang aku merasa diriku tidak suci dan tak pantas untuk hidup. Tetapi lagi-lagi adikku membuatku untuk tidak putus asa. Sampai akhirnya pacarku mengetahui ada bekas
7
luka di tubuhku dan dia marah besar. Setiap permasalahanku hanya dia yang tau dan aku hanya ingin berbagi kisah dengannya. Namanya Y. Dia berkomitmen untuk membuatku berhenti dari pekerjaanku sekarang ini. Akan tetapi dia tidak punya cukup uang untuk membayai kehidupanku dan keluargaku. Dia sendiri masih kuliah dan mau skripsi Juli esok.
“t api la gi-la gi aku ber pikir kelak aku “tapi lagi-la gi-lagi berpikir akan punya masa depan yang lebih baik dari ini dan aku pun berhak bahagia, karena tidak mungkin aku terus-terusan jadi pelacur tanpa menghiraukan perasaan orang ” aiku. yang mencint mencintaiku. aiku.” Sampai akhirnya aku sudah di titik lelah dan mulai memikirkan masa depanku dan menatanya kembali dengan rapi. Aku ingin berhenti. Hatiku mulai berkata, “Aku capek jadi seperti ini”. Aku ingin bahagia dan ingin stop dari dunia gelap ini. Sebulan berlalu, kembali lagi di titik susah. Tidak ada uang sama sekali. Makan pun tidak bisa. Tetapi dengan bangga pacarku mendukungku, dan dia bilang bahwa dia bangga dengan keputusan_ku, dan dia bilang “Untuk makan jangan khawatir, aku bawakan dari rumah”. Di saat aku ingin keluar dari situasi itu, masalah mulai menghampiri kembali. Dimana aku mendapati diriku hamil.
8
Disitu aku bingung sampai menangis. Kupikir masalahku akan berhenti sampai disini, tapi ternyata tidak. Lagi-lagi aku menyalahkan, andai ayah dan ibu tidak pisah, tidak mungkin aku mendapat masalah sebesar ini. Aku mulai memberanikan diri untuk bercerita, pertama dengan kekasihku. Aku bilang aku hamil. Dia bertanya, “Hamil karena kerja gitu?”. Aku mengiyakan. Aku bertanya apakah dia masih mau terima aku dengan semua keadaanku. Dia bilang, “Aku mencintaimu. Akan kuterima semua keadaanmu asal kamu janji jangan kembali lagi ke dunia itu. Akan kuanggap anakmu anakku juga”. Betapa terharunya aku sampai kami menangis berdua. Air mata ini menetes karena aku masih bisa bertemu dengan orang yang tulus. Tetapi masalahku belum berhenti sampai di sini. Karena dia harus melanjutkan kuliah dan menyelesaikan skripsinya. Sementara seperti ini dulu. Akan ada saatnya untuk melanjutkan percakapan untuk pernikahan. Aku kembali menghubungi Yayasan Hotline. Bunda Nina. Sebelumnya aku pernah menjadi anak didiknya di umur 16 tahun karena masalah narkoba. Aku kembali bercerita tentang kerasnya hidup. Bunda Nina menjadi orang
9
yang bisa mengerti segala situasi anak didiknya dengan baik. Aku mulai bercerita mengapa sampai di titik itu. Bunda Nina sendiri mampu menerima semua ceritaku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk tinggal bersama Bunda Nina di shelter. Kegiatanku selama di shelter mengikuti pelatihan-pelatihan. Jangan sampai apa yang aku rasakan dirasakan oleh anak-anak seusia kita. Kita berhak bahagia, kita berhak menikmati masa muda kita. Di shelter aku dan Bunda sudah punya rencana ke depan. Ijazah aku sudah diambil dan bulan depan aku dan yayasan mau cari mamaku dulu dan bicara enaknya seperti apa. Selama ini hidupku tidak ada bahagianya, dan aku bersyukur aku masih dipertemukan oleh orang-orang baik di sekitarku. Sedikit cerita dariku semoga bisa menjadi motivasi untuk anak-anak dan teman-teman. Sayangi masa depan kita. Pasti banyak yang bertanya kenapa aku mempertahankan bayi ini dan tetap berpegang teguh pada pendirianku untuk membesarkan bayi yang ada di dalam perutku? Mungin banyak di luar sana para PSK yang gampang aborsi membunuh nyawa yang tak bersalah. Tetapi aku tidak sekejam itu, janin ini sudah punya hak untuk
10
hidup, punya hak untuk melihat dunia. Dan menurutku disini biarkan aku dan masa lalu aku yang salah, bukan bayi yang tak berdosa ini, kalau aku mau sudah sejak dulu aku gugurkan. Tapi aku tidak punya hak untuk membunuh nyawa yang tak berdosa, biarkan masa lalu menjadi pengalaman yang tak terlupa. Biarkan kita merasakan bahwa kita berhak bahagia. Kita layak mendapatkan masa depan yang lebih baik lagi. KITA MUDA DAN BERHARGA. Aku punya banyak teman. Tetapi semakin kesini aku mengerti bahwa tidak semua teman yang menurut kita baik di depan juga baik di belakang. Semakin aku keluar dari situasi ini satu persatu temanku menjauh, dan semua bertentangan denganku. Tantangan itu justru menjadi penguatku untuk lekas keluar dari duniaku yang membuatku tidak punya harga diri, mereka memintaku untuk menggugurkan dan bekerja lagi untuk menghidupi adik dan nenekku. Banyak yang masih menginginkaku menjadi pelacur, tentunya bagi germo itu sendiri, dan om-om yang masih mencariku, tetapi aku tetap pada pendirianku. Aku masih berpegang teguh pada prinsip hidupku ke depan. Bahwa diriku dan anakku berhak bahagia bersama. Disaat aku tidak ada uang, kadang ingin kembali ke dunia itu. Tetapi aku sudah berjanji kepada diriku sendiri bahwa sesulit apapun kehidupanku masih banyak yang peduli.
11
Tuhan memberikan pengalaman yang luar biasa untuk diriku, bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya, masih ada orang baik di dunia ini. Masa depanku tidak berhenti disini, semua butuh proses. Bahwa orang seperti aku berhak mendapat masa depan yang layak, tanpa harus kembali ke dunia yang tidak aku inginkan: AKU PUNYA MASA DEPAN YANG SUDAH KUTATA RAPI DAN TIDAK MUNGKIN AKU MENGHANCURKAN MASA DEPANKU KEMBALI. AKU BERHAK MENDAPATKAN MASA DEPAN YANG LAYAK. Jika aku diijinkan menjadi motivator aku akan membuat mereka tidak merasa sendiri, bahwa masih ada yang peduli dengan kita. Tidak ada satu anak pun yang ingin hidupnya dilanda problematika yang membuat dirinya sendiri merasa tidak berguna, setiap orang tentu punya masalah. Tetap wujudkan masa depan walaupun cobaan dan rintangan tidak ada berhentinya di depan kita. Kita tidak gagal, hanya saja kita butuh usaha. Kita selangkah lagi dengan kesuksesan. Jalani hidup dengan pantang menyerah walaupun dengan masalah seberat apapun itu. Kita mampu menghadapi ini semua.
12
13
14
Melepas Stigma Saya NA, 15 tahun. Sekarang saya masih duduk di bangku Kelas X SMA. Saya sekolah di Makassar. Saya lahir pada tanggal 29 September 2012. Anak ke tiga dari empat bersaudara dan tinggal bersama ibu dan 2 kakak serta 2 adik.
“sa ya sang at ber “say sangat berssyukur yukur,, meskipun ibu saya hanya seorang pedagang gor eng an et api ba gi sa ya ibu adaoreng engan an,, ttet etapi bagi say lah seorang ibu yang hebat dan kuat. Meskipun tanpa ada seorang ayah, k ami sek eluar ga bisa bahakami sekeluar eluarg gia. ” gia.”
15
Kakak dan ibu yang membiayai dan menafkahi saya dan adik saya sehingga kami bisa bersekolah sampai sekarang. Saya bangga dengan keluarga kecil saya. Terkadang saya bertengkar dengan orang tua atau kakak. Saya tidak sadar telah membantah karena terbawa emosi. Biasanya kakak atau ibu saya melarang saya untuk bergaul dengan teman-teman yang tidak mereka kenal, tapi saya membantah karena seorang saya butuh teman baru, butuh hiburan, dan butuh tempat curhat. Karena dilarang bergaul, jadi saya biasa nongkrong di depan rumah atau di lorong, dengan teman-teman dekat rumah. Saya adalah anak yang tidak bebas dalam pergaulan, karena kakak saya yang laki-laki sangat keras dan mendidik saya dengan tegas. Saya bahagia ketika saya berkumpul dengan sahabat, buat saya, sahabat adalah keluarga. Saya pernah jatuh cinta kepada teman sekolah saya, dan pernah menjalin hubungan asmara dengan teman sekolah. Tapi saya anggap cinta SMP itu masih cinta monyet, belum pacaran yang serius. Di dekat rumah saya ada germo (mucikari) yang mengumpulkan anak-anak. Saya sendiri pernah sekali diajak jalan-jalan ke mall, dulu saya tidak tahu. Dan ternyata itu salah satu cara menyenangkan anak-anak yang nantinya
16
akan diperkenalkan pada om-om. Sudah ada beberapa teman saya yang jadi korban. Setelah saya diberitahu bahwa seorang itu adalah seorang germo (mucikari), saya menjauhi orang itu. Meski demikian saya sering mendapat stigma kalau pergi dengan teman laki-laki. Program peduli yang mengajarkan saya untuk tidak pernah ikut-ikut dengan orang itu lagi. Karena itu saya berterima kasih kepada program peduli karena sudah peduli sekali dengan saya.
“setelah saya memasuki program ini, saya merasa lebih nyaman dan tidak salah memasuki per gaulan perg aulan..” Setiap pertemuan, kami diberi nasehat tentang bahaya pergaulan bebas dan bahaya pernikahan dini. Di program peduli ini kami mengikuti les privat seperti les Bahasa Inggris dan membuat keterampilan-keterampilan seperti bros dan coklat. Hobi saya bernyanyi, namun saya mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter, tujuan saya untuk membanggakan orang tua, dan karena saya ingin merawat masyarakat atau pasien yang sedang membutuhkan pertolongan untuk sembuh. Ibu adalah orang yang paling mendukung saya, untuk menjadi penyanyi terkenal, dan juga menjadi dokter.
17
Saya membaca tulisan teman-teman lain. Apa yang saya rasakan ternyata juga dialami oleh teman saya, bahkan lebih berat lagi masalah yang dihadapinya. Saya terharu. Tulisan teman saya memberi inspirasi dan pelajaran baru kepada saya. Saya akan membuktikan kepada orang-orang yang sering menghina keluarga saya, bahwa kehidupan yang kami alami saat ini suatu saat akan berubah. Mudahmudahan keinginan saya ini bisa tercapai. Amin.
18
19
20
Saya Mampu Jalani Saya WE, umur saya 14 Tahun. Menurut saya, saya adalah orang yang pintar bergaul, saya menyukai rambut saya yang panjang, kata orang saya cantik karena saya mempunyai bibir yang merah dan kulit yang putih. Tapi sayangnya, saya ini cerewet, mudah marah, dan suka pusing sendiri. Saya punya banyak teman dan kami biasa bermain dan berkumpul di Praboom dan pinggir laut. Saya anak ke 2 dari 2 bersaudara. Saya tinggal bersama nenek dan kakak. Di dalam kehidupan saya, saya sangat bersyukur, walaupun nenek saya hanya seorang pembantu rumah tangga. Dari umur 5 Tahun saya tinggal bersama nenek sebab ayah dan mama saya berpisah.
21
“mereka berpisah karena mama saya berselingkuh dengan orang lain ejak it u, sa ya pun ber pisah Sejak itu, say berpisah lain.. S deng an k edua or ang t ua. aya dengan kedua orang tua. S Sa cuma punya nenek. Nenek adalah keluar ga sa ya sat u-sat un ya. ” eluarg say satu-sat u-satun uny a.” Tadinya saya sempat bersekolah, namun akhirnya saya berhenti sekolah ketika kelas 6 SD karena tidak ada biaya. Nenek saya jatuh sakit dan tidak bekerja lagi. Dulu saya belum bisa menerima kenyataan harus putus sekolah, setelah nenek meyakinkan bahwa saya harus tabah, akhirnya saya bisa menerima semua ini dengan lapang dada, karena saya yakin saya pasti bisa menjalani Setelah saya berhenti sekolah, sehari-hari saya hanya mengikuti kegiatan CCC, dari kegiatan itu saya bisa mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas semua ini. Saya mengikuti program CCC karena didukung oleh nenek dan kakak saya, terutama nenek saya karena nenek saya ingin melihat saya punya lebih banyak wawasan. Kegiatan yang saya ikuti bersama pendamping yaitu: Tari Sembah, Bahasa Inggris, Teater, TPA, Marawis, dan Doodle art. Tadinya saya belum begitu bisa Tari Sembah, sekarang saya sudah bisa, dan saya menjadi tahu banyak hal. Yang membuat saya bahagia adalah jika bisa berkumpul dengan teman-teman dan dengan orang yang kita
22
sayangi. Harapan saya dengan mengikuti program CCC bisa membuat hidup lebih baik lagi dan lebih cerah. Saya ingin bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Saya tidak ingin adanya pernikahan dini. Saya ingin ada lapangan pekerjaan yang sesuai untuk mereka yang hanya lulusan SMP.
23
24
25
26
Melangkah dengan Musik “k ehidupan sa ya adalah ber main “kehidupan say bermain musik. Bermusik membuat saya lebih nyaman. Saya melampiaskan seg alan ya k epada musik. S edih, segalan alany kepada Sedih, wat musik. senang ya luapk an le senang,, sa say luapkan lew Semua per asaan y ang sa ya alami perasaan yang say saya lampiaskan dengan membuat lir ik la gu. ” lirik lagu. gu.” Saya RI. Saya lahir Tahun 2000. Tanggal 31 Mei. Saya menyukai musik karena dapat membuat saya senang. Saya dapat mengembangkan diri saya dalam bidang musik, seperti membuat lagu dan meng-aransemen. Motivasi saya dalam bidang musik adalah karena dulu saya sering dipandang sebelah mata, mereka yang tidak tahu apa-apa
27
tentang saya, seenaknya menghina saya. Disitu saya bisa membuktikan bahwa saya bisa membeli apa yang mereka katakan. Saya terus berkarya dan berkarya hingga saat ini. Sekian lama saya bergelut di bidang musik, sangat banyak rintangan yang saya hadapi. Mulai dari sakit hati karena ejekan orang lain, hingga terkadang apa yang sudah saya siapkan tidak berjalan seperi yang saya harapkan. Jika tidak berjalan mulus, saya hanya bisa bersabar. Meskipun itu beban yang berat, saya tidak akan menyerah, saya yakin pasti bisa. Saya percaya, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, asalkan mau berusaha, walaupun yang direncanakan tidak berjalan dengan baik, setidaknya saya sudah berjuang. Kelebihan saya adalah, saya bisa membuat orang lain terkesan jika saya bermain gitar. Orang-orang di sekitar saya senang dan terkesan dengan skill saya bermain musik. Mungkin juga karena saya humoris. Kekurangan saya adalah, saya sulit mengontrol emosi. Jika saya sedang emosi, tidak bisa berpikir panjang. Jika ada yang mengganggu saya, saya tidak segan-segan untuk mengganggunya dengan mengejek dan membully. Saya paling tidak suka diejek apalagi di-bully. Jika ada yang melakukan itu pada saya, saya tidak akan ragu untuk melakukan kekerasan.
28
Dulu, saya sering diejek. Ejekan yang mereka lontarkan pada saya sangatlah pedih. Mereka merendahkan saya, memandang saya sebelah mata, mengucilkan saya, dan selalu berpikir negatif tentang saya. Mereka bilang saya tidak bisa apa-apa. Lalu saya berusaha membuktikan bahwa saya bisa. Saya mulai membuat lagu, kadang hingga larut malam. Saya pernah rekaman tengah malam hingga jatuh sakit karena kelelahan. Tetapi setelah itu saya merasa senang, karena pandangan mereka terhadap saya lama-lama berubah. Pernah suatu hari ketika akan manggung, ada masalah di grup band saya, kami tidak satu tujuan untuk suatu urusan. Lalu saya mengusulkan untuk mengambil suara (voting) agar dapat keluar dari masalah itu. Alhamdulillah hasilnya positif. Sampai sekarang grup band saya masih bisa berlanjut. Saya bersyukur sekarang saya bisa membuktikan siapa saya dengan kemampuan saya. Senang rasanya bisa melampaui batas kemampuan saya. Ini membuat saya termotivasi untuk melangkah ke depan. Setelah berkali-kali berkegiatan bersama pendamping di KAP, saya merasa bahwa masih ada orang yang peduli pada saya. Pendamping men-support apa yang kami
29
lakukan asalkan itu positif. Selama berkegiatan dengan para pendamping saya merasa menjadi lebih baik lagi. Ada sikap-sikap yang masih ingin saya kembangkan: Pertama, rendah hati. Sifat yang merupakan sebuah keunggulan. Rendah hati bisa membuat orang yang berada di atas kita merasa nyaman dan orang yang dibawah kita tidak minder. Kedua, tulus. Orang yang tulus akan mampu membuat orang lain merasa nyaman dan aman berada di dekatnya. Ia pun akan berbicara dengan sejujurnya dan akan berbuat iklas dalam bertindak tanpa ada motif atau maksud lain dibelakangnya. Dan ketiga, setia. Kesetiaan ini sudah merupakan barang langka dan sangat mahal, setia adalah orang yang memegang teguh komitmen yang dimilikinya. Yang menjadi tujuan hidup saya sekarang adalah membahagiakan orang tua dan mengejar cita-cita. Orang tua pun akan bangga dan bahagia jika kita bisa meraih cita-cita dan sukses. Bukan hanya membahagiakan orang tua, kita juga akan merasakan manfaatnya jika cita-cita kita berhasil diraih, dan kita juga yang akan sangat merasa bangga.
30
31
32
Itu Bukan Saya Saya MC, umur saya 18 Tahun. Sehari-hari saya kuliah di jurusan kebidanan, saya ambil kuliah kebidanan karena saya suka dengan anak kecil. Ketika saya putus sekolah, SMP kelas 3, tetangga suka membicarakan saya. Saya tidak tau penyebabnya apa, mungkin karena iri. Tapi saya punya niat untuk menunjukkan bahwa saya bisa. Karena itu saya kuliah kebidanan. Dan mereka yang mengejek saya pun malu. Awalnya bunda tidak setuju, katanya karena biayanya mahal dan gajinya nanti kecil, jadi saya masuk jurusan keperawatan. Saya melihat belatung dan saya pikir tidak takut dan sudah memberanikan diri. Tapi ternyata malah sakit
33
panas selama 1 minggu. Lalu saya ke dokter, dan dokter mengatakan kalau saya tidak cocok di jurusan keperawatan, karena pada beberapa luka akan ada belatungnya. Dokter bilang ke bunda kalau saya cocoknya jadi bidan. Dan bunda setuju. Saya ceritakan tentang saya, saya itu keras kepala, tidak suka dikekang, punya prinsip hidup, tidak plin-plan, mudah kasihan, gampang menangis dan mudah tersentuh dengan kehidupan orang lain, dan cuek dengan orang yang tidak saya kenal, tapi kalau sudah kenal saya sangat care sama mereka. Saya suka baju warna merah, biru, hitam. Saya suka dengan orang yang mempunyai rasa peduli pada orang yang tidak punya. Saya suka dengan orang yang konsisten dalam mengambil suatu keputusan dan tegas. Terakhir, saya tidak suka dibeda-bedakan, tidak suka urusan saya dicampuri oleh orang lain yang tidak tau masalahnya, dan saya tidak suka diatur yang tidak sesuai dengan hati saya. Ketika usia saya 13 Tahun, saya berkenalan dengan seorang laki-laki dewasa yang berusia 24 Tahun melalui jejaring sosial (FB). Dalam perkenalan tersebut ternyata lakilaki itu adalah tetangga desa. Setelah itu kami menjalin hubungan jarak jauh. Laki-laki itu pulang dan mengajak saya bertemu di belakang rumah. Dengan perasaan campur
34
baur, saya memberanikan diri untuk bertemu diam-diam dengan laki-laki itu. Pada awal perjumpaan, laki-laki itu bilang kalau mencintai saya dan ingin memiliki saya. Saya menolak ajakannya dengan alasan masih ingin melanjutkan sekolah. Laki-laki itu marah dan mengancam saya disertai kata-kata kotor. Tiga bulan kemudian laki-laki itu datang ke rumah saya dengan tujuan ingin bersilaturahmi. Namun melihat situasi dalam rumah sepi, laki-laki itu memaksa saya melayani nafsu bejatnya. Segala upaya telah dilakukan tetapi laki-laki itu terus memaksa dan merayu sampai akhirnya persetubuhan terjadi. Setelah kejadian itu, si laki-laki bersedia untuk menikahi saya, tapi saya menolak dan tidak mau melanjutkan hubungan dan memilih laki-laki lain. Tetangga satu desa meminta saya menjadi menantunya. Anak laki-lakinya minta kepada bunda dan bunda bilang ke saya agar mau berkenalan dengan laki-laki itu. Saya menolak dan bertengkar dengan bunda, namun tetap saja harus menjalani perjodohan itu. Selama kurang lebih 1 tahun berhubungan dengan laki-laki itu perasaan saya tetap tidak berubah dan semakin ingin menyudahi semua ini. Akhirnya saya bisa terlepas dari perjodohan ini. Bunda sempat marah dan kecewa dengan keputusan ini.
35
September awal 2014. Saya hubungi teman perempuan saya Florence dari Kota F. Ia berusia 21 tahun. Kami berkomunikasi melalui FB dan setelah beberapa kali berbicara dengannya, saya memutuskan untuk bertemu dengannya. Florence mengajak saya jalan-jalan di sekitar Lamongan, dan bercerita kalau sekarang dia sudah memiliki anak dan kembali ke Lamongan. Beberapa hari kemudian Florence dan Fiona menjemput saya di rumah dan mengajak saya untuk bekerja di Café RS. Saya sudah menolaknya dan mereka memaksa untuk tetap ikut dengan mereka. Saya takut kalau kakak saya mengetahuinya, pasti kakak akan marah besar. Hanya satu malam saya bekerja di tempat tersebut dengan segala ancaman dari Florence dan Fiona. Besoknya saya tidak bekerja. Dan oleh Fiona, anting saya diminta dan dijanjikan untuk bersenang-senang. Selama di Lamongan saya tinggal di tempat kostnya Fiona dan Setyo (pacar Fiona). Florence meninggalkan saya begitu saja. Hari ke dua ketika saya tidak bekerja, saya diajak oleh Fiona ke Stasiun Surabaya. Saya tidak tahu itu tempat apa dan saya melihat banyak orang berjoget dan
jingkrak-jingkrak mengikuti alunan musik. Di stasiun tersebut Fiona merampas cincin dan kalung saya. Lalu saya diperkenalkanlah dengan 2 orang laki-laki,
36
Andi dan Setyo. Fiona bercerita kalau Setyo adalah kekasihnya.
Disana saya dipaksa memakai inex oleh S et yo dan dipaksa minum Set ety minuman k er as a y a mer asa ker eras as.. S Sa merasa pusing tapi badan terasa ringan set elah mengk onsumsi obatsetelah mengkonsumsi er obat an dan minum minuman tter er-obatan sebut. Sekitar jam 4.30 pagi saya dibawa keluar oleh Fiona, Setyo dan Andi serta teman-teman Fiona ke Hotel F. Saya dipaksa melayani Andi. Setelah melayani Andi, saya juga diminta melayani laki-laki lain bernama Bajuri. Usianya sekitar 30 Tahun. Tapi beruntung sebelum melakukannya, Bajuri dihubungi istri mudanya dan dia segera pulang. Sekitar jam 2 siang, saya, Fiona dan Setyo kembali ke Lamongan. Beberapa hari kemudian saya diajak kembali untuk dugem dengan Anis, Fiona dan Setyo. Setiap kali habis dugem saya diminta untuk melayani Andi. Setiap melayani Andi saya diberi uang sebesar 150-550 Ribu Rupiah, dan uang tersebut terus diminta Fiona. Saya tidak merasakan hasil dari penjualan saya. Oleh Fiona saya hanya dibelikan tas dan jam tangan. Habis dijual ke Andi, saya diajak ke Kota Pekalongan untuk menjemput Setyo, disana
37
saya diperkenalkan dengan laki-laki yang tidak saya ketahui identitasnya. Saya ditampar oleh Setyo dan dipaksa melayani lakilaki tersebut di Hotel P. Setelah selesai melampiaskan hasrat seksualnya, saya diberikan uang 1 juta. Uang itu langsung diminta Fiona dengan alasan untuk pergi dugem.
Set elah selesai mela yani laki-laki etelah melay it u, sa ya diajak F iona dan S et yo k e itu, say Fiona Set ety ke Rumah Makan C untuk bertemu dengan 2 oknum polisi. Saya dipaksa masuk k e dalam mobil polisi ke dan diminta mengocok penisnya sampai k eluar keluar eluar.. Oleh oknum polisi tersebut saya diberi uang 50 Ribu. Setelah dengan oknum polisi tersebut, saya diminta pindah mobil yang didalamnya sudah ada Pak Joko. Ia adalah bandar narkoba yang juga menginginkan tubuh saya. Pak Joko membawa saya ke Hotel R dan saya dipaksa melayani, lalu saya diberi uang sebesar 500 Ribu. Semua itu saya lakukan dalam waktu 1 hari dan uang hasil penjualan saya sebesar 1.500.000 dibawa V semua. Pagi harinya, saya, Fiona dan teman-teman kembali ke Lamongan. Beberapa hari kemudian saya diajak Fiona ke Sampang untuk menjemput Setyo. Sampai di Sampang, saya dan Fiona dijemput oleh teman Setyo dan dibawa ke rumah kakak teman Setyo, Kak Beni.
38
Keesokan harinya saya dan Fiona diantar ke rumahnya Kak Sandi, yang juga teman Setyo. Siang hari, ada bandar narkoba yang datang dan orang tersebut membawa sabusabu untuk dinikmati bersama.
Saya dipaksa menggunakan sabusabu tersebut dan setelah itu dipaksa unt uk mela yani k einginan untuk melay keinginan laki-laki tter er sebut. S aya lar e beersebut. Sa larii k ke lakang dan beralasan kalau sedang datang bulan agar tidak melayani sebut. Akhir nya laki-laki laki-laki tter er Akhirn ersebut. ter sebut tidak jadi memaksak an k eersebut memaksakan keinginannya. Ada 6 orang yang ikut dalam pesta sabu tersebut, salah satunya namanya Kak Ridwan. Sore harinya Kak Ridwan menghubungi Pak Maskur. Pak Maskur datang membawa mobil mengajak saya dugem ke Stasiun Surabaya. Dalam mobil itu ada 4 orang. Saya, Pak Maskur, Setyo dan Fiona. Sampai di Surabaya mobil langsung menuju ke stasiun. Selesai dugem saya diajak ke Hotel F atas perintah Fiona dan Setyo. Disana saya dipaksa untuk melayani laki-laki tua tersebut. Oleh Pak Maskur saya diberi uang 200 Ribu. Uangnya langsung diambil Fiona. Efek dari sabu membuat saya paranoid dan merasa ketakutan dengan orang-orang di sekitar. Ketika kambuh, saya ingin pulang. Tapi Fiona melarang dan membentak saya.
39
Saya kembali diajak pergi ke Kota M, tapi saya menolak dan tetap ingin pulang ke rumah orang tua. Setelah meminta belas kasihan, akhirnya Fiona memberi saya uang untuk pulang ke Kota B. Selama satu minggu saya di rumah. Dan efek sabu masih sering muncul. Saya sering halusinasi, marah-marah dan bunda berencana mau membawa saya ke RS Menur karena dikira saya terkena gangguan psikologis. Suatu pagi Kak Ridwan menghubungi dan mengajak saya pergi dugem. Siangnya saya minta ijin bunda untuk mengambil baju ke tempat kost Fiona. Saya langsung ke Kota Surabaya. Sampai di Surabaya saya dijemput Kak Ridwan dan Kak Nisa dan langsung menuju Sampang. Saya bertanya kenapa ke Madura bukannya dugem. Mereka bilang sudah dugem. Saya tidak tahu kenapa saya diam dan menurut saja padahal saya ditipu. Di mobil saya tertidur. Ketika saya tidur tas saya digeledah dan uang saya diambil untuk beli makan dan bensin. Ketika saya tegur, mereka bilang pinjam dan nanti akan dikembalikan. Jam 8 malam kami sampai di rumah makan bebek mercon di daerah C. Disana saya diperkenalkan dengan pejabat pemerintah di Sampang. Kak Ridwan mengobrol dengan pejabat itu dan kemudian saya diminta ikut pejabat itu. Sebelum bertemu pejabat itu, saya diminta menurut
40
apa yang dikatakan Kak Ridwan, dan saya diancam. Dalam perjalanan tersebut, si pejabat bilang kalau tidak usah berteman dengan Kak Ridwan karena dia jahat.
Saya sempat mau kabur dari mobil, tapi mobilnya dikunci dari luar an sa ya sendir au Dan say sendirii tidak ttau luar.. D daerah-daerah sana. Saya sempat bingung dan terpaksa saya nurut saja. Setelah itu kami sampai di Hotel C. Pejabat itu memaksa saya berhubungan badan. Saya menangis. Setelah itu saya diberikan uang 500 Ribu. Pejabat itu bilang kalau Kak Ridwan sudah dia beri uang sebesar 1.300.000. Malam itu saya diantar ke rumah Kak Sandi. Disana sudah ada Kak Nisa, pacarnya, dan Kak Ridwan. Uang 500 Ribu yang saya punya juga diminta oleh Kak Nisa dengan alasan akan dibelikan bedak. Saya pun menginap di rumah teman Kak Nisa selama 2 hari. Setelah 2 hari Kak Nisa menghubungi Pak Maskur dan saya kembali dipaksa untuk menemui dia. Malamnya saya dijemput anak buahnya Kak Ridwan dan diantar ke terminal untuk bertemu dengan Pak Maskur. Kami melanjutkan perjalanan ke Bangkalan untuk berpesta sabu. Setelah memakai sabu, saya dijemput pacar Kak Nisa dan dibawa ke sebuah hotel di Surabaya untuk melayani Pak Maskur.
41
Pagi harinya, saya dijemput Kak Nisa untuk pulang ke Sampang dan kembali lagi ke rumah teman Kak Nisa. Malamnya saya diajak ke kost yang saya tidak tau milik siapa. Disana sudah ada 4 laki-laki yang mengaku oknum polisi. Salah satu oknum aparat tersebut memaksa saya untuk melakukan oral seks. Teman-teman oknum tersebut memperdengarkan adegan dewasa agar saya mau melayani mereka. Saya dibentak dan dimaki Kak Nisa dan salah satu oknum tersebut karena saya ketakutan dan memaksa untuk pulang.
Akhirnya mereka melepaskan saya set elah sa ya ber sik er as menolak setelah say bersik siker eras untuk melayani mereka. Keesokan harinya, sekitar pukul 12.00 siang, saya kembali ke Surabaya dengan Kak Nisa naik bus. Di dalam bus, saya sempat dipukul, dijambak, dan dimaki-maki, karena paranoid saya kambuh, dan saya diantar ke rumah kakak saya. Kakak sempat tidak mengaku sebagai kakak kandung, karena curiga dengan saya dan sikap Kak Nisa. Setelah kakak saya tahu semua yang terjadi, ia bercerita dengan salah satu pendamping Yayasan Hotline Surabaya untuk berkonsultasi tentang kejadian yang sudah menimpa saya. Setelah itu saya bertemu dengan Bunda Nina. Saya bercerita sedkikit dan bunda men-support dan memotivasi saya. Setelah siap, saya, kakak, dan bunda pergi
42
ke Polrestabes Ssurabaya untuk melaporkan kejadian yang saya alami. Saat itu, saya melampiaskan dengan minuman dan rokok, untuk menghilangkan pelan-pelan ketergantungan saya dengan sabu-sabu. Setelah itu saya pulang ke rumah Bojonegoro. Di rumah, saya hanya bertahan 2 hari, karena saya diminta Kak Nisa untuk mengambil perhiasan bunda. Setelah saya mendapat perhiasan, saya langsung ke Surabaya naik bus dan turun Terminal Purabaya pada jam 8 malam. Saya dijemput Kak Nisa. Semua perhiasan saya diminta dan uang yang saya bawa juga diminta. Ia menjual kalung saya seharga 1.050.000. Dan setelah itu saya diajak pulang ke rumahnya. Malamnya saya kembali diajak dugem ke stasiun dan dipaksa untuk memakai inex dan sabu. Lalu diperkenalkan dengan 2 laki-laki dewasa yang mengaku sebagai pacar Kak Nisa. Setelah keluar dari stasiun, saya langsung diajak ke hotel. Disana saya dipaksa melayani teman dari pacar Kak Nisa. Dalam satu kamar, Kak Nisa juga melakukan hubungan layaknya suami istri. Siang harinya, saya ditinggal sendiri di kamar hotel. Dia bilang mau pulang. Mau menggadaikan anting-anting saya, lalu kembali dan bilang kalau uang gadai anting sebesar 500 Ribu sudah habis untuk bayar makan dan bayar hotel.
43
Setelah itu saya diajak karaoke untuk menemui pacar Kak Nisa yang lain. Setelah dari karaoke saya diajak menggadaikan cincin saya seharga 1 juta. Uang penjualannya dibawa sama Kak Nisa dan kami kembali ke hotel untuk bermalam disana. Keesokan harinya saya diajak pulang ke rumah Kak Nisa. Beberapa hari kemudian, saya diajak ke Madura untuk acara nyabu dengan seorang laki-laki. Disana saya tidak mau memakai sabu. Lalu saya dibawa ke Sampang untuk bertemu Pak Joko, bandar narkoba di Madura. Saya diajak ke acara sabu di sebuah rumah yang entah milik siapa. Setelah
nyabu, saya diajak ke hotel. Disana saya juga dipaksa untuk melayani. Saya diberi 850 ribu dan uang itu juga dibawa oleh Kak Nisa. Keesokan harinya, saya diajak ke Solo oleh laki-laki yang mengaku sebagai saudara Kak Nisa. Dalam perjalanan, kami mampir ke rumah orang untuk membeli sabu untuk dipakai bersama-sama. Setelah bermalam disana selama 1 hari, kami kembali ke Surabaya. Seminggu kemudian saya diajak nyabu lagi ke rumah teman laki-laki Kak Nisa, dan kembali dipaksa melayani laki-laki tersebut. Saya menolak dan saya dicakar Kak Nisa. Saya pun menurut dan ikut bersama laki-laki tersbut. Saya diajak ke hotel dan diberi uang
44
100 ribu. Uangnya dibawa Kak Nisa untuk membayar tiket dugem di stasiun. Setelah itu kami pulang ke rumah Kak Nisa. Dalam 1 malam, 2 kali saya menggunakan sabu. Lalu Tanggal 16 Desember 2014, saya pulang ke rumah kakak di Surabaya. Kak Nisa meminta uang 150 Ribu dengan alasan untuk biaya pulang ke rumah kakak saya. Dengan Fiona saya tinggal kurang lebih 2,5 bulan.
Saya telah bersama dengan 4 orang yang menjual saya selama 3,5 bulan. Setelah saya pulang dan tidak tinggal di shelter, saya dipaksa menikah dengan orang yang tidak saya cintai, dan pernikahan saya hanya bertahan 2,5 bulan. Saya pikir berumah tangga bisa membuat saya berubah. Tapi tidak, semua tidak sesuai dengan yang saya pikirkan. Semakin buruk hidup saya. Saya merokok 3-4 bungkus dalam sehari. Waktu itu saya lepas kontrol, dan suami saya mengijinkan. Setelah saya bercerai, semua ketergantungan itu masih belum bisa saya lepaskan. Saya sempat putus asa. Tidak mau memikirkan masa yang akan datang. Saya sering melakukan tindakan yang sangat bodoh,
45
saya berulang kali melakukan upaya bunuh diri, tapi entah kenapa tidak mati-mati. Kenapa Allah SWT tidak mengambil nyawa saya? Berbagai cara saya lakukan untuk berhenti, tapi semua itu hanya sia-sia, karena mungkin saya tidak niat untuk berhenti waktu itu. Saya selalu marah-marah. Saya bingung dan saya tidak mau melajutkan perjalanan hidup lagi.
Berubah, berdamai dan memaafkan masa lalu itu tidak mudah. Butuh proses yang sangat lama. Saya coba mendekatkan diri pada Allah SWT. Saya merubah pola hidup saya dan mengatur semua. Mulai dari merokok 3-4 bungkus per hari, sudah 1 bungkus dalam sehari. Dan begitu seterusnya. Sampai akhirnya saya merasa ada yang menyadarkan. Merasa ada yang berontak dalam diri saya,
... k etik a sa ya mer ok ok sambil ber ketik etika say merok okok ber-cermin. Saya menangis. Hati saya berbicara kalau itu bukan saya yang sebenarnya. Itu bukan saya. Itu u buk an or ang lain ok okn ya it bukan orang lain.. P Pok okokn okny itu saya. Saya terdiam dan menangis tak henti-henti. Dari sekian banyak orang yang berusaha mengubah saya, tidak ada yang berhasil. Waktu itu saya sadar bahwa itu bukan saya
46
dan saya ingat nasehat orang tua, terutama orang yang selalu men-support saya, Bunda Nina. Dari situ saya mulai berpikir positif, dan bermimpi menjadi orang sukses. Saya merenungkan semua kejadian yang terjadi pada saya. Saya terus tingkatkan perubahan saya untuk jadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya selalu shalat 5 waktu dan shalat sunnah di sepertiga malam. Saya percaya bahwa Allah SWT selalu menolong hambanya di saat kesusahan. Dan itu benar-benar nyata. Sekian banyak doa saya panjatkan kepada Allah SWT dan akhirnya Allah SWT menjawab doa saya. Hidup saya sudah mulai berjalan dengan baik dan selalu ingat kepada Allah SWT. Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Berjuang, berdoa, dan berdamai dengan masa lalu. Saya percaya bahwa Allah SWT itu ada dan memang ada. Dan rencana Allah SWT itu sangat-sangat indah. Kun
Fayakun, jika Allah sudah berkehendak terjadi maka terjadilah. Saya sekarang tahu mengapa Allah SWT tidak mencabut nyawa saya waktu itu. Berulang kali bunuh diri dan hasilnya nihil, saya masih hidup.
47
48
49
50
Berkat Ibu Saya Saya ISJ. Usia saya 19 tahun. Sehari-hari saya suka pergi ke dengan teman-teman ke sanggar untuk mengikuti program SEMAK. Sebelum saya mengikuti program SEMAK, saya lebih suka berdiam diri di rumah karena saya DO. Di rumah, saya membantu orang tua membuat anyaman dari bambu, seperti hihid (kipas), tempat nasi, dan lain-lain. Biasanya saya juga membuat kerajinan dari benang berupa gelang tangan, kalung dan bando. Tempat nasi yang saya buat diberi harga 150 Ribu per-kodi, gelang 13 Ribu pergross, kalung 26 Ribu per-gross dan bando 35 Ribu pergross.
51
Saya senang membantu ibu mencari uang, karena menghasilkan uang itu lebih bagus dan asyik. Memang dulu ibu pernah menyarankan agar saya melanjutkan sekolah, namun saya menolak karena malu dan tidak ingin merepotkan ibu saya lagi. Dari kecil saya membuat ibu saya susah dengan keadaan yang saya alami. Saya cukup sadar diri. Ibu memang memaksa saya untuk melanjutkan sekolah, tapi saya tahu kekurangan saya akan mengganggu. Dalam hati, saya ingin sekali membuat ibu bangga pada saya, dan saya akan berusaha untuk selalu membahagiakan ibu dan ayah saya.
“saya sedih kalau ibu dan ayah saya ber ar k ar ena k eadaan berttengk engkar kar arena keadaan eadaan,, meski biasanya ibu saya tidak pernah yakit ber ar api di saat pen berttengk engkar ar.. Tet etapi peny yang saya alami tidak kunjung sembuh, terkadang ibu dan ayah saling men yalahk an meny alahkan an..” Padahal siapa juga yang ingin sakit? Mungkin Allah belum mempercayakan kepada saya untuk menjadi orang yang seperti biasanya. Terkadang saya merasa bersalah karena terlahir ke dunia hanya untuk menyusahkan orang tua saya.
“sa ya mengidap pen yakit k elamin “say peny kelamin elamin.. Dulu saya sering dijauhi orang 52
karena mereka takut penyakit saya ak an menular at a dokt er akan menular,, padahal k kat ata dokter er,, penyakit yang saya derita tidak ak an menular akan menular..” Saya ingin terbebas dari penyakit yang saya derita, namun menurut dokter, saya tidak akan sembuh dalam waktu dekat. Saya hampir depresi, tapi atas dorongan ibu saya, akhirnya saya berusaha bangkit dari masalah yang saya alami, dan berusaha mengubur masalah ini dalam-dalam sambil belajar menerima apa yang telah terjadi, meski terkadang saya masih suka minder. Saya belajar untuk tegar dan bersabar. Berkat ibu saya, saya bisa melalui hal terburuk di hidup saya. Saya tidak tahu apa yang menjadi kelebihan saya. Kekurangan saya lebih banyak, karena saya dulu kurang berkomunikasi dengan orang lain, jarang bergabung dan sharing dengan yang lain. Tapi sekarang saya berusaha untuk ikut berbaur. Kisah asmara saya cukup menyakitkan, sekarang, saya mencari orang yang bisa menerima kekurangan saya, bisa membawa saya menjadi orang yang jauh lebih baik, dan menuntun ke jalan yang benar. Biasanya, mereka belum bisa menerima keadaan dan kekurangan saya.
53
Pergaulan di desa tempat saya tinggal sangat rentan bagi remaja. Remaja laki-laki suka mengikuti kegiatan yang brutal dan ugal-ugalan tidak jelas. Banyak orang yang mengedarkan minuman yang dilarang oleh negara, padahal mereka tahu bahwa meminum minuman itu akan membuat mereka mabuk dan tidak sadar diri. Tapi mereka tidak menghiraukan semua itu, padahal pernah dilakukan penggerebekan oleh polisi, namun mereka tidak peduli, meski ada orang yang sudah tertangkap. Mungkin pergaulan saya juga terlalu bebas, saya sering keluar malam dan main sangat jauh dengan teman-teman. Orang menganggap saya ini anak nakal. Padahal belum ada bukti. Mereka hanya menilai dari luar saja. Mestinya mereka harus ikut bergabung dengan kegiatan saya sekarang. Orang yang tidak mengerti dengan program SEMAK, menganggap kita berkumpul tidak jelas. Mereka anggap program ini negatif, padahal menurut saya tidak. Mereka tidak mengerti karena pemikiran mereka masih terlalu kampungan. Semenjak saya masuk program SEMAK, saya lebih banyak mempunyai teman, dan mereka pun tidak pilih-pilih teman. Di SEMAK, kami saling tukar cerita dan lain-lain. Semenjak saya mempunyai banyak teman, saya lebih sering
54
berkumpul bersama, bermain bersama, tertawa bersama, dan mengisi waktu kosong dengan berkumpul. Kami sering berpikir untuk kerjasama membuka warung untuk tongkrongan anak-anak yang lain. Saya suka pembahasan tentang majalah, karena majalah bisa diisi dengan cerita-cerita kehidupan sehari-hari. Jadi saya bisa tau kalau bukan hanya saya yang mempunyai kekurangan seperti ini, dan SEMAK membuat saya lebih dewasa, mandiri dan selalu menyarankan agar tetap bersemangat dan selalu berkegiatan seperti merias dan menjahit. Mengikuti kegiatan dengan pendamping membuat saya lebih belajar tentang disiplin, menghargai keputusan orang lain dan saling menyayangi satu sama lain. Saya mendapat wawasan yang lebih luas dan bisa mendapat solusi dari pendamping bila saya mempunyai masalah. Saya mengikuti program peduli ini karena didukung oleh orang tua terutama ibu saya, karena ibu saya ingin melihat saya lebih banyak wawasan. Saya senang karena ibu telah percaya dan mendukung saya untuk ikut program SEMAK. Menurut saya keluarga saya itu nomor satu, karena keluarga yang tau segala yang kita alami. Ibu saya yang paling utama. Ia menginginkan anak-anaknya menjadi
55
orang yang lebih baik, bisa berbakti dan membanggakan orang tua. Saya akan selalu menghargai jasa-jasa ibu saya. Saya sangat berterima kasih pada ibu karena ibu bisa menerima saya dengan iklas. Saya ingin membahagiakan orang tua saya. Saya ingin bekerja dan bisa memberangkatkan orang tua saya naik haji, meski belum tau kapan saya akan membuktikannya. Saya ingin menjadi dokter karena saya ingin membantu orang lain dan ingin membantu mereka keluar dari masalah yang mereka alami. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan mereka. Seandainya saya menemui orang yang memiliki kekurangan seperti saya, saya akan coba merangkul, mendekati, memberikan pengertian agar mereka tidak merasa minder atau dikucilkan. Saya akan sarankan agar mereka mencoba membuka diri untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian, les komputer, vokasional menjahit, tata rias atau kegiatan kemasyarakatan yang lainya. Seperti saya, meski mempunyai kekurangan, tetapi saya bisa membuktikan kepada orang lain bahwa saya juga bisa lebih baik.
“karena banyak cobaan adalah saat kit a har us ber a Tuhan kita harus berssyukur bahw bahwa masih ing at dan sedang melatih k eingat kesabar an kit a. ” sabaran kita. a.” 56
57
58
Ganteng Saja Tidak Cukup Saya DA. Usia saya 17 tahun. Dulu saya dan teman-teman sering mengkonsumsi obat-obatan. Selama 6-7 bulan saya merasa senang mengkonsumsi obat-obatan. Pernah suatu hari, saya dan teman-teman membeli obat yang harganya cukup mahal. Dengan obat, hidup saya jauh lebih bergairah, sehingga setiap hari baik malam, siang, atau pagi bangun tidur saya mengkonsumsi obat-obatan. Jika saya saya tidak menemukan obat-obatan rasanya hidup saya tidak ada gairah, makan rasanya pahit, badan berkeringat, pikiran tidak menentu, gelisah, dan tidak enak hati. Kalau sudah mengkonsumsi, badan saya kembali segar.
59
Semakin lama mengkonsumsi obat-obatan, dosisnya semakin banyak. Suatu hari saya mencoba untuk berhenti, tapi prosesnya tidak semudah yang orang lain katakan. Saya merasa meriang, tidak enak tidur, makan terasa pahit, pikiran buyar, berkeringat, dan muka saya pucat. Saya sudah berusaha untuk belajar menjauh dari obat-obatan. Sampai suatu hari saya merasa semua badan, kaki, dan tangan saya susah untuk digerakkan. Satu bulan kemudian rasanya masih tidak enak, pikiran tetap buyar. Dua bulan setelah itu rasanya masih sama seperti 1 bulan sebelumnya. Tiga bulan kemudian saya mencoba penawar seperti yang dikatakan banyak orang, meminum susu, air kelapa dan bir. Tetapi kondisi masih saja sama seperti bulan sebelumnya. Pada bulan ke 4, badan saya terasa lebih enak. Saya bisa makan sudah seperti orang biasa, dan saya mencoba untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan lagi sampai sekarang.
Alhamdulillah. Pada suatu hari saya dan teman-teman nongkrong di suatu club malam. Di sana saya berteman dengan gadun, tante, om-om, dan saya satu-satunya berondong. Saya pun merasa bahagia, senang, dan nyaman dengan mereka. Buat saya berteman dengan siapapun tidak ada masalah. Malam minggu saya dan teman-teman kembali nongkrong di club lain. Lalu saya melanjutkan bermain DJ
60
dengan teman-teman pada pukul 1 malam. Saya dan temanteman cukup serius menekuni alat DJ. Pada tanggal 12 Oktober 2017, saya bermain di Kota Bogor. Tim kami ke Bogor cukup banyak, ada B, M, S, D, dan masih banyak yang lainnya. Di jalan menuju Bogor, saya bermabukmabukan dengan anak-anak yang lain. Buat kami, dugem itu adalah tempat dimana kami mencari jodoh. Ketika saya pulang ke kost, di sana sudah ada seorang ateu-ateu yang meminta pin BB dan nomor Whatsapp saya. Saya dan teman-teman lain merasa senang karena ada teman baru yang mau ikut dengan kami.
“ternyata tante yang minta nomor saya bilang kalau dia punya perasaan pada saya. Saya tidak merespon ar ena ber espon,, k kar arena bertteman lebih baik dari pada punya hubungan gi etik a sa ya per lebih. Suat u k etika say pergi Suatu ketik shopping dengan dia, dan dia pun mengungkapkan perasaannya pada saya. Saya pun baper dan mulai menjalani hubung an walhubungan an,, a aw nya tter er paksa, ttapi api lama-k elamaan erpaksa, lama-kelamaan yang k e dia k ar ena sa ya menjadi sa ke kar arena say say dia orangnya baik, ramah, tidak pemalu, tidak pandang fisik, dan anak-anak yang lain pun menyetujui hubung an k ami. ” hubungan kami. ami.”
61
Saya menjalani hubungan selama 1 tahun 3 bulan dan saya merasa bahagia dengannya walaupun kami berbeda umur, cinta kan tidak pandang umur. Setelah saya menjalani hubungan cukup lama dengannya, kami harus putus karena ada orang yang merusak hubungan kami. Saya sudah mengiklaskan dia dengan orang lain, meskipun berat. 1 tahun 3 bulan bukan waktu yang sebentar. Saya pun kembali bermain dengan para gadun – ateu karena saya merasa lebih nyaman. Saya kembali bermain DJ, kembali pulang larut malam, sampai suatu hari saya berhenti bermain DJ dan keluar malam karena saya ingin merubah sikap saya menjadi lebih baik. Saya tinggal bersama Ibu. Kami berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ibu saya bekerja, sementara saya lebih suka berada di bengkel untuk membantu teman saya yang bernama B. Saya bekerja untuk membantu Ibu memenuhi kebutuhan keluarga. Walaupun penghasilan saya tidak seberapa, tetapi saya mensyukuri rizki yang Allah berikan. Saya adalah anak satu-satunya dan saya berusaha membanggakan Ibu dengan usaha saya sendiri. Terkadang saya suka merasa sedih saat melihat orang lain yang punya keluarga utuh. Tetapi saya dan Ibu tidak pernah punya alasan untuk mundur, karena saya berjanji
62
meskipun tidak punya ayah, saya bisa mencari rizki yang halal dan tidak dengan cara mencuri. Saya pernah bekerja di sebuah restoran dan saya merasa bangga bisa membantu Ibu. Ketika menerima gaji, saya senang bisa mendapatkan uang dengan usaha saya sendiri. Saya membantu kebutuhan Ibu, membayar cicilan rumah, dan membeli barang-barang yang harus saya beli.
Alhamdulillah, sampai sekarang saya belum pernah minta uang ke Ibu, baik untuk membeli rokok ataupun membeli baju, karena saya ingin bisa menjadi lelaki yang bertanggung jawab dan mandiri. Setelah saya bekerja di restoran, saya pun kembali bekerja di bengkel. Saya harus terus bekerja karena ganteng saja tidak cukup.
“har ya di bengk el sa ya “harii per perttama sa say bengkel say belajar memperbaiki motor orang lain emakin har ya belajar tter er us lain.. S Semakin harii sa say erus hingga saya bisa. Lalu saya diangkat menjadi mekanik balap mot or aligus menjadi joki. ” motor or,, sek sekaligus joki.” Walaupun gaji tidak seberapa tetapi saya mengejar terus prestasi saya sendiri, saya fokus karir, cinta urusan belakangan. Pada hari minggu saya dan teman-teman mengikuti balap motor (road race) dan saya pun merasa bangga karena
63
setelah merintis dari awal, saya bisa membawa nama bengkel semakin naik. Alhamdulillah kami menjuarai event tersebut dan saya diangkat menjadi joki. Selama 3 bulan saya menjadi joki, lalu saya berhenti karena trauma terjatuh. Tapi Alhamdulillah atas doa Ibu, saya bersemangat untuk terus mencari pekerjaan untuk memperpanjang hidup. Buat saya fokus kerja adalah penting, karena ganteng saja tidak cukup.
64
65
66
Keluar dari Masalah Nama saya AS. Saya berusia 15 Tahun. Saya anak yang senang bergaul, senang menolong teman, dan kata orang, saya ramah. Meskipun begitu, saya tidak ramah pada orangorang yang tidak saya sukai, terutama orang-orang yang suka mengurusi urusan orang lain. Saya paling suka pergi bersama teman-teman, dan kalo hari libur, saya banyak menghabiskan waktu di rumah atau pergi ke sanggar untuk mengikuti program CCC. Setiap hari saya bersekolah sampai sore, dan meskipun saya paling malas belajar di sekolah, saya pernah menjuarai lomba ketika Agustusan.
67
Saya tidak terlalu nyaman bergaul dengan tetangga, dan lebih memilih berteman dengan orang-orang di luar lingkungan. Tetangga saya senang membicarakan orang lain, padahal menurut saya, kelakuan tetangga saya tidak lebih baik dari orang yang mereka bicarakan. Itu kenapa banyak tetangga yang bilang kalau saya sombong. Selain itu, di lingkungan saya banyak orang mabuk, membawa motor dengan ugal-ugalan di kampung,
“dan tetangga yang berkumpul ser ing men yebut sa ya “c ewe ngg a sering meny say “ce ngga bener” dan suka tidur dengan banyak laki-laki. Itu karena saya sering pulang malam atau bahkan tidak pulang. Saya memang er ing per gi k e club per nah nak al. S ering pergi ke Ser pernah nakal. malam. It uk ar ena sa ya kur ang per Itu kar arena say kurang per-hatian dar ang ttua. ua. ” darii or orang ua.” Saya tidak tinggal satu rumah dengan orang tua sehingga saya jadi bebas di luar. Saya punya dua mama. Mama tiri dan mama kandung. Dari kecil saya ikut mama tiri, dan baru mengenal mama kandung ketika saya Kelas 1 SD. Saya pernah tinggal satu rumah dengan mama kandung, tapi saya sering bertengkar dengan mama kandung saya. Menurut saya, mama kandung saya pilih kasih dengan saudara kembar saya. Mama
68
juga sering kesal dengan saya. Seringkali, kami tidak bicara satu sama lain. Pernah juga kami bertengkar karena saya tidak diijinkan untuk menjadi pemain DJ, dan sampai sekarang saya masih bingung bagaimana caranya supaya keluarga mengijinkan saya untuk menjadi pemain DJ. Saya pernah gagal dalam percintaan, pernah suka sama seseorang, dibuat nyaman tapi akhirnya ditinggalkan. Saat dia bosan, dia lari ke saya. Dia menelpon saya sampai berjam-jam. Saya hanya dijadikan pelampiasan, hingga akhirnya saya memilih untuk meninggalkan dia. Saya mencoba keluar dari semua masalah. Kalau gagal, saya mencoba lagi. Walaupun banyak rintangan sampai harus bolos sekolah untuk memikirkan caranya keluar dari masalah itu. Untuk bisa keluar dari masalah, saya biasanya curhat dengan pendamping, atau teman dekat, atau dengan orang yang lebih tua dari saya. Pendamping dan teman yang paling mendukung dan bisa memberikan motivasi pada saya. Selain jam kosong di sekolah, jalan-jalan dan berkumpul dengan kakak pendamping adalah hal yang membuat saya bahagia. Banyak kegiatan yang saya lakukan dengan CCC Lampung, seperti pertemuan English Club, Doodle Art, Marawis, Tari Sembah, diskusi tematik, membuat boneka
69
dompet, membuat kue, membuat Pempek, outbond, kunjungan ke Tribun Lampung dan di Sanggar Pelangi juga ada perpustakaan, jadi saya bisa membaca novel dan bukubuku untuk menambah pengetahuan. Perubahan yang saya rasakan setelah berkegiatan dengan pendamping, saya menjadi lebih fokus. Yang tadinya main-main, sekarang sudah tidak. Sudah berani bicara setiap ada kegiatan dan sudah mulai percaya diri. Yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
“y ang sa ya lakuk an unt uk k eluar “yang say lakukan untuk keluar dari situasi saya yaitu, menjauhi pergaulan yang tidak sehat, lebih banyak waktu di rumah walaupun agak suntuk, menjauhi teman yang membuat tterjer erjer umus k e dunia erjerumus ke malam, dan lebih banyak menger keikuti k egiat an dar Ber erk CCC.. B kegiat egiatan darii CCC giatan dengan CCC membantu sa ya k eluar dar ya. ” say keluar darii masalah sa say a.” Saya ingin menjadi orang sukses. Dalam 5 tahun ke depan, saya ingin punya rumah dan mobil sendiri. Kelak saya ingin bisa memberangkatkan orang tua saya ke tanah suci. Saya juga ingin mewujudkan cita-cita saya sebagai pemain DJ. Jika saya kuliah, saya mau ambil di jurusan teknik mesin.
70
71
72
Belajar Dari Pengalaman Nama saya NIS. Usia saya 17 Tahun. Sejak saya kecil orang tua saya berpisah. Saya sedih karena ditinggalkan di usia yang belum tahu apa-apa. Semenjak orang tua saya berpisah, saya dirawat oleh nenek dan tante, dan tumbuh besar seperti ini. Saya sering melawan keluarga ketika apa yang mereka ajarkan tidak satu pemikiran dengan apa yang saya inginkan.
“saya merasa sensitif selalu ingin mela wan melaw an..” Saya hanya ingin didukung dalam melakukan hal-hal demi kebaikan saya. Saya ingin menjadi orang sukses,
73
meskipun belum tercapai, tetapi saya selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Saya suka membaca. Memang tidak setiap hari, tetapi saya suka membaca. Saya merasa punya banyak kekurangan, bukan merendahkan diri, tapi saya merasa kekurangan saya memang banyak. Kalo hanya kenal wajah, pasti orang bilang saya ini sensi dan galak. Tapi itu sebenarnya hanya di muka. Kalau orang baik terhadap saya, saya akan lebih baik lagi padanya, dan sebaliknya.
“sa ya ttumbuh umbuh di Mak assar dan per “say Makassar per-gaulan di lingkungan tempat tingg al sa ya k er as tinggal say ker eras as.. Ada anak masih koba, mekecil sudah pak ai nar pakai nark rok ok, dan ba wa benda ttajam ajam seokok, baw mac am pisau. ” macam pisau.” Yang dewasa juga memberikan contoh tidak baik bagi anak-anak. Bagaimana Indonesia bisa maju kalau yang dewasa mengajarkan anak-anak berperilaku tidak baik. Banyak anak kehilangan masa depan karena pergaulan tidak jelas. Tetangga saya juga suka bergosip tentang saya, kadang saya merasa malu karena sering disebut sebagai pelayanan laki-laki, suka keluar tengah malam, nongkrong dan merokok di jalan. Saya merasa sedih disebut begitu tanpa bukti,
74
apalagi keluarga saya ikut malu karena telah mendidik saya seperti ini. Saya punya pacar. Kami sudah pacaran selama hampir 4 tahun. Tetapi saya break selama 1 tahun karena pacar saya di penjara. Sedih rasanya untuk bertemu butuh perjuangan, panas-panasan dan harus pinjam KTP orang lain supaya bisa masuk penjara menjenguk pacar. Setelah dia keluar dari penjara, saya senang sekali. Saya nasehati pacar saya supaya tidak menginjak penjara untuk kedua kalinya. Saya jadi sering ke rumah pacar. Sebenarnya dia dipenjara bukan karena dia nakal, tapi untuk membalas dendam karena keluarganya sudah dihajar. Sampai sekarang, saya masih pacaran sama dia. Pernah suatu hari saya tidak pulang ke rumah, karena saya tidak nyaman dengan lingkungan sekitar. Saya dicari oleh keluarga. Saya pergi bukan karena nakal, saya ingin tahu kebahagiaan di luar itu seperti apa. 10 hari kemudian saya pulang ke rumah karena kasihan keluarga selalu nangis. Saya pulang untuk mengubah diri, tetapi saya justru dipukul sampai kepala saya bocor dan dijahit di rumah sakit. Saya tidak bisa menyalahkan keluarga, saya menyalahkan diri sendiri. Saya merasa kurang nyaman di rumah atau di lingkungan sekitar karena omongan tetangga. Saya pergi
75
ke rumah sahabat saya dan kami ke cafe atau pergi dugem
(clubbing), tetapi bukan tempat untuk perempuan nakal, hanya sekedar mencari hiburan untuk menghilangkan stres. Saya disadarkan melalui forum YKPM. Forum ini mengajarkan saya banyak hal tentang anak sehingga saya bisa merubah diri dan menjaga pergaulan. Kegiatan saya bersama pendamping YKPM antara lain: membuat coklat, membuat bros dan diskusi banyak hal tentang anak. Dengan adanya program ini, saya bisa memperluas pengetahuan. Saya sadar untuk menjaga diri lebih baik. Proram peduli ini banyak mengajarkan tentang anak dan menasehati yang baik. Program peduli ini sangat mementingkan peran anak.
“set elah ber kegiat an ber sama pen“setelah berk egiatan bersama damping damping,, Alhamdulillah hal-hal yang negatif bisa dibuang dan hal yang baik bisa merubah hal buruk sebelumnya. Banyak pengetahuan yang saya dapatkan tentang anak, nih. ” sehingg a sa ya bisa ber nih.” sehingga say berffikir jer jernih. YKPM juga mengajarkan tentang hak anak sehingga saya bisa ubah segala sifat yang buruk. Saya ingin berubah dan mencari jalan keluar dari masalah serta menemukan solusi yang tepat. Jangan sampai stress atau menyiksa diri. Harus mencari jalan terbaik.
76
Keluarga dan orang terdekat selalu mendukung saya. Saya merasa bangga dan sering berpikir, kapan saya bisa membahagiakan orang-orang yang sudah mendukung saya? Ini menjadi semangat saya untuk bisa membuat bangga orang-orang yang sudah mendukung saya. Kedepan saya ingin bisa menjadi sesuatu yang baik bagi orang-orang di sekitar. Saya mulai membantu keluarga di rumah, menjadi orang berguna dan berusaha membahagiakan keluarga. Kita pasti tidak mau kehilangan keluarga walaupun sering melawan, tapi itu untuk mengajarkan hal baik. Saya bahagia ketika orang yang saya sayangi berada di sekitar saya, terutama ketika berkumpul bersama keluarga. Cita-cita saya, ingin bekerja di hotel, karena saya suka hotel maka saya ambil jurusan perhotelan. Saya ingin sekali bekerja di hotel karena hotel itu menarik, cara kerjanya bagus, kedisplinannya tinggi dan tata cara bicaranya teratur. Saya ingin bekerja di hotel dan menjadi general manager. Saya ingin membuktikan kepada lingkungan yang menstigma saya, bahwa saya punya harga diri. Saya perlu dihargai. Setelah saya membaca tulisan teman saya, saya terharu karena ia senasib dengan saya. Ternyata masih banyak di
77
luar sana orang yang lebih susah dari saya. Saya mengerti dan belajar lebih baik dari pengalaman masa lalu.
78
79
80
Saya Bisa, Kalian Pasti Bisa Saya MV. Saya lahir di Subang pada Tanggal 19, Bulan Januari, Tahun 2000. Saya tinggal di Bandung sejak kecil bersama ayah saya. Saya anak ke 2 dari dua bersaudara. Ibu saya meninggal pada Tahun 2008. Saat ini saya bersekolah di salah satu sekolah kejuruan di Bandung dan mengambil jurusan Teknik Konstruksi Batu dan Beton. Seharusnya saya sudah lulus, tetapi sekarang saya masih Kelas 3, karena pernah tidak naik ketika Kelas 2. Kehidupan sehari-hari saya hanya sekolah, pulang, bermain, dan tidur. Hari Minggu saya berkumpul di lembaga Konfederasi Anti Pemiskinan atau biasa disebut KAP.
81
Meskipun saya adalah orang yang bisa dibilang cukup nakal, tapi saya juga mempunyai tingkat kesopanan yang tinggi. Saya juga orang yang pemalu. Saya menyukai sepakbola dan futsal. Dan saya benci orang yang munafik. Lingkungan di sekitar saya sangat buruk, banyak pemabuk dan pengobat, bahkan pemakai narkotika. Meskipun tempat nongkrong saya di depan mesjid, saya tidak akan menutupi semua itu.
“saya pernah bergaul dengan orang yang lebih nakal dari saya, sa ya mengk onsumsi obat-obat an mengkonsumsi obat-obatan say t er lar ang ai nar kotik a, erlar larang ang,, memak memakai nark otika, melakuk an seks bebas melakukan bebas,, dan ada seseorang yang selalu memberikan obat-obatan terlarang dengan gratis untuk saya. Latar belakang situasi juga saya tidak patut untuk dicontoh, saya banyak yang melakuk an hal y ang tidak pant as pantas as,, lakukan yang seperti menemani orang-orang de wasa. ” asa.” dew Kisah asmara saya menyedihkan, saya ditinggal menikah oleh mantan pacar saya, padahal saya dan dia mempunyai hubungan yang cukup erat dan jarang ada masalah. Dia punya teman dekat, lalu hamil oleh temannya itu, dan mereka menikah. Ini jadi pelajaran untuk saya agar lebih berhati-hati ketika bermain bersama orang-orang yang tidak kita ketahui latar belakangnya.
82
Semenjak kami bertemu dengan lembaga KAP, sedikit demi sedikit kami mulai berhenti minum-minuman beralkohol, tidak lagi menggunakan obat-obatan dan narkotika. Di KAP kami juga belajar tentang dampak dari hal-hal yang negatif termasuk dampak dari perilaku seks bebas.
“per ubahan set elah ber kegiat an “perubahan setelah berk egiatan dengan pendamping saya cukup signif ik an ont ohn ya sa ya mulai signifik ikan an,, ccont ontohn ohny say berhenti minum-minuman beralhenti mengk onsumsi kohol, ber berhenti mengkonsumsi obat-obat an er ti apa obat-obatan an,, mulai meng menger erti itu seks bebas dan seperti apa dampaknya, juga belajar mengenali siapa dir a. ” dirii kit kita. a.” Yang menjadi kelebihan saya adalah saya sopan, ramah, dan aktif. Kekurangan saya adalah selalu malas dalam melakukan hal apapun. Saya juga punya masalah yang cukup berat untuk dirubah, yaitu sekolah. Tetapi saya berusaha untuk berubah dengan salah satunya mengurangi pulang di larut malam saat jadwal masuk sekolah. Dalam keadaan kacau dulu, saya merasa bahagia, tetapi sekarang saya sadar kebahagiaan itu hanya sesaat dan saya sudah merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, seperti hidup sehat, bergaul dengan orang baik dan sebagainya.
83
Setelah saya didampingi oleh pendamping, orangorang di sekitar saya mulai mendukung kegiatan saya, termasuk orang tua saya. Tujuan hidup saya adalah agar kedepan saya bisa berhati-hati dalam bergaul, saya tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif dan bisa lebih baik dari sebelumnya.
“harapan saya yang terbesar adalah agar semua orang yang berada di situasi seperti saya bisa berubah. Jik a sa ya bisa, k alian pasti bisa. ” Jika say kalian bisa.”
84
85
86
Ini Hidup Kita Perkenalkan nama saya MY. Umur saya 17 Tahun. Saya berasal dari Garut. Lingkungan sekitar saya di Garut udaranya sejuk. Tetapi penduduk di kampung saya sedikit, dan orang-orangnya hidup masing-masing, jadi saya kurang betah tinggal di kampung saya sendiri. Kegiatan saya sehari-hari kalau Hari Senin-Sabtu berangkat pagi-pagi ke sekolah, lalu bersekolah sampai dengan pukul 12.30 WIB. Pulang sekolah saya suka main ke rumah teman atau langsung pulang ke rumah. Biasanya kalau langsung pulang ke rumah saya mengasuh adik perempuan saya yang berusia 1 tahun lebih. Saya suka membantu mama.
87
Selesai membantu mama, biasanya langsung tidur sampai sore lalu mandi. Selesai mandi saya menonton TV. Biasanya kalau hari libur sekolah saya suka pergi ke sanggar atau bermain bersama keluarga atau sahabat. Di sanggar saya biasanya mengikuti acara yang ada di sana seperti belajar menjahit, komputer, tari, dan tata rias bersama kawan-kawan yang ada di sanggar yang juga mengikuti kegiatan tersebut. Kami sekeluarga biasanya piknik ke salah satu tempat wisata yang ada di Garut, seperti Cipanas, Situ Bagendit, atau ke Bandung mengunjungi alun-alun. Keluarga saya
Alhamdulillah baik-baik saja. Kami perhatian satu sama lain, harmonis, romantis, dan saling tolong-menolong. Bersama keluarga, kami berenang, makan-makan, happy-happy, pokoknya banyak deh! Bersama teman paling di rumah teman atau nongkrong di café seblak. Kalau pergi sama pacar biasanya 1 minggu sekali atau 1 bulan sekali, karena selama 3 tahun kami menjalani hubungannya jarak jauh (LDR). Kami suka pergi ke tempat wisata yang sedang nge-
trend. Kami juga sering makan malam dan berkumpul bersama keluarga. Saya paling suka membantu ibu saya mengasuh adik kalau ibu sedang sibuk memasak. Saya juga paling suka
88
yang namanya pergi bersama teman, pacar, apalagi bersama keluarga. Sifat yang saya sukai dari diri saya yaitu saya suka menolong, baik, ramah, tidak sombong, dan rendah hati. Sementara sifat yang tidak saya sukai dari diri saya yaitu saya orangnya suka bermalas-malasan kalau mau melakukan sesuatu. Saya juga suka menunda-nunda segala hal. Saya malas belajar apalagi mengerjakan tugas sekolah. Saat ini saya bingung memilih antara kerja atau kuliah. Kalau kata orang tua saya, terserah bagimana baiknya menurut saya. Tetapi setelah saya pikir-pikir biaya kuliah itu kan tidak murah, sedangkan saya suka malas belajar. Saya takut di tengah-tengah kuliah, saya malas belajar juga seperti sekarang, lalu mengecewakan kedua orang tua, kan kasihan. Jadi sekarang saya masih bingung karena ini menyangkut masa depan saya sendiri. Sekarang sih saya belajar untuk tidak jadi anak yang pemalas lagi. Tapi saya tidak tahu bisa atau tidak, saya coba dulu saja. Nanti saya lihat kedepannya seperti apa. Saya juga minta masukan solusi dari teman dan berdoa aja supaya ada jalan yang terbaik. Pergaulan saya tidak bebas, karena saya anak perempuan. Saya harus bisa jaga diri dan harus disiplin waktunya. Kalau misalkan pergi main harus tau jam berapa harus
89
pulang. Kedua orang tua mengingatkan saya untuk bisa disiplin membagi waktu. Saya ingin menuntaskan masalah yang sedang saya alami, yaitu saya sudah tidak betah lagi di sekolah yang sekarang, bosan dan jenuh. Teman-temannya suka masingmasing, sombong, dan gampang iri. Saya coba bersabar aja karena sekolah juga tinggal beberapa bulan lagi. Sebentar lagi akan lulus.
“saya sering dianggap anak nakal karena rambut saya di cat warna mer ah dan k alau pulang sek olah merah kalau sekolah ser ing sor e. P adahal rrambut ambut sa ya sering sore Padahal say uk g aya saja. ” mer ah it u han ya unt ga saja.” merah itu hany untuk Saya sedang mencari jalan keluar supaya orang-orang tidak menganggap saya nakal hanya gara-gara rambut saya berwarna merah.
“ber sama pendamping ya suk a “bersama pendamping,, sa say suka curhat kalau lagi ada masalah. Pendamping suk a member suka memberii solusi at au jalan k eluar nya. ” atau keluar eluarn a.” Dengan pendamping saya juga suka belajar di sanggar (SEMAK) seperti menjahit, komputer, dan tata rias. Pokoknya saya mengikuti kegiatan yang ada di sanggar (SEMAK). Perubahan setelah berkegiatan dengan pendamping yaitu saya bisa memperbanyak teman, punya wawasan yang
90
lebih luas, punya pengalaman baru, punya ilmu baru, yang tadinya saya tidak bisa menjahit, sekarang saya bisa menjahit, meskipun baru sedikit-sedikit karena masih dalam tahap belajar. Kedua orang tua, sahabat, pendamping, dan pacar, adalah orang-orang yang memberikan dukungan pada saya selama ini. Saya bahagia ketika berkumpul bersama keluarga. Bisa membahagiakan kedua orang tua, berkumpul bersama teman-teman sekolah, berkumpul bersama temanteman di sanggar mengerjakan tugas sambil tertawa bersama juga membuat saya bahagia. Saya ingin menjadi sekretaris, itu sebabnya saya bersekolah di SMK dan memilih jurusan administrasi perkantoran. Saya ingin menjadi sekretaris di sebuah perusahaan. Saya ingin bisa membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua saya, membalas kebaikan mereka, punya masa depan yang cerah dan sesuai dengan harapan dan cita cita untuk bisa menjadi lebih baik lagi dari sekarang. Saya bersemangat, karena yakin kesuksesan berawal dari kegagalan, dan jangan takut gagal jika ingin sukses. Kita harus bisa membuktikan kepada orang-orang bahwa kita bisa.
91
Pesan saya buat teman-teman yang rambutnya di cat merah dan dianggap nakal, jangan dengarkan orang mau berkata apa, ini hidup kita, kita juga tidak merugikan mereka. Jadi, jangan dengarkan orang mau berkata apapun juga.
92
93
94
Tuhan Masih Sayang Padaku Aku mau menceritakan semua kehidupanku disini, di buku ini. Namaku MCM, atau biasa dipanggil C. umurku 18 Tahun. Aku anak ke tiga dari tiga bersaudara. Aku bersyukur terlahir dari keluarga berkecukupan, tapi, yang paling aku inginkan adalah kasih sayang yang melebihi harta-hartaku. Tapi tak apalah aku yakin Tuhan itu adil karena aku punya sahabat yang aku anggap kakakku sendiri. Namanya V, aku bersyukur karena aku mempunyai sahabat seperti dia. Aku memang bukan manusia yang sempurna di dunia, aku cuma bisa bersyukur atas rejeki yang Tuhan berikan kepadaku.
95
Dua tahun yang lalu aku harus melanjutkan sekolah SMP ke SMA. Pada waktu mau lanjut ke SMA seharusnya aku bisa ke sekolah yang negeri, tetapi orang tuaku mendaftarkan ke sekolah negeri yang dekat dengan rumah, tanpa berkonsultasi padaku. Orang tua memaksa memasukkan aku ke SMA yang favorit padahal NEM-ku minim. Setelah hari pendaftaran selesai aku kaget tidak bisa masuk ke SMA favorit tersebut. Dan akhirnya aku putuskan, aku tidak mau sekolah kalau tidak masuk SMA negeri, dan aku memutuskan bekerja daripada di rumah tidak ada kegiatan apapun. Setelah beberapa bulan bekerja, aku jatuh cinta dan mempunyai hubungan dengan lawan jenis. Tapi aku merasa dirugikan setelah mempunyai hubungan dengan lawan jenis, karena aku dimanfaatkan sampai habis berjuta-juta untuk menyenangkan pasangan aku tersebut. Dan setelah aku telusuri dia (pasanganku) mempunyai pacar simpanan. Aku merasa sangat dirugikan karena diduakan, dan uang yang aku berikan pada pacarku berjuta-juta, ternyata diberikan pada laki-laki lain. Setelah kejadian itu aku tidak suka pada lawan jenis dan akhirnya aku menyukai sesama jenis. Aku menemukan pasangan sesama jenis. Awalnya chatting sampai akhirnya
96
diajak bertemu sambil clubbing. Aku cuma disuruh menemani dia seharian. Keesokan hari, dia mengajak bertemu lagi di dekat rumahku dan dia bilang bahwa dia merasa nyaman dan sayang kepadaku. Aku menjawab bahwa aku juga nyaman bersamanya. Satu minggu berpacaran, pasanganku mengajakku untuk kost berdua. Hari demi hari kami lewati bersama di kost.
“tepat satu bulan bersama, pasanganku mengajak aku berhubung an badan bungan badan,, dan aku pun penasaran bagaimana rasanya berhubungan badan dengan sesama jenis jenis.. Aku pun mau diajak ber ber-” an badan deng ann ya. hubung dengann anny a.” hubungan Empat bulan bersama, aku difasilitasi uang oleh pasanganku setiap hari, tapi aku salah mempergunakan uang itu. Aku memulai mengenal kosmetik, rambut palsu, dan lain-lain yang tidak sesuai dengan perilaku laki-laki, dan pasanganku malah mensupport , karena aku juga berperan sebagai perempuan dalam hubunganku. Aku menyukai laki-laki yang berumur dua puluh empat (24) sampai yang berumur dua puluh delapan (28), karena aku menyukai sifat dewasa, kumis tipis, six pack, dan kulit putih.
97
Tanggal 12 November 2016, tepat 8 bulan hubungan kami, aku ketahuan orang tua kalau sedang dalam hubungan dengan seorang laki-laki, dan akhirnya hubungan kami selesai. Pasanganku bilang kalau dia sekarang dengan seorang perempuan dan pergi meninggalkan Surabaya. Aku merasa kami masih sama-sama sayang dan nyaman, tapi mau bagaimana lagi, takdir memisahkan. Setelah satu bulan putus dengan pasanganku, akhirnya aku berani membuka hati lagi. Bertemu dengan laki-laki dan behubungan hanya satu minggu karena dia sebenarnya bisex bukan pure gay. Jadi setelah berhubungan dia langsung meninggalkan aku begitu saja. Dunia pelangi memang kejam, hanya mementingkan kepuasan. Setelah putus dari pasanganku yang ke dua, aku mengenal laki-laki lain yang mengajakku kost berdua. Pertama hanya dia yang ada di kost, tapi lama-kelamaan dia mengajak temen-temennya yang homo maupun lesbi sebanyak delapan orang. Akhirnya aku mencari pekerjaan dan dapat pekerjaan sebagai penjaga warnet. Setelah mendapat pekerjaan, aku diposisikan di shift malam, lalu pulang. Tidak tahu yang aku rasakan pada waktu itu, pagi harinya aku sudah tidak berpakaian sama sekali. Daerah duburku terasa panas. Aku bertanya pada
98
pasanganku apa yang terjadi pada malam tersebut. Dia bukan menjawab pertanyaanku tetapi malah pergi begitu saja bersama teman-temannya. Dan setiap aku kerja, aku tidak diperbolehkan membawa motor sendiri. Aku harus diantar oleh salah satu temannya. Aku juga merasa dimanfaatkan oleh mereka, disuruh-suruh, dan uang hasil kerja juga diminta. HP-ku hilang pada waktu itu, aku mau pulang tapi seperti dikekang tidak diperbolehkan pulang. Mungkin Tuhan masih sayang kepadaku. Pada waktu diberi info bahwa budhe-ku meninggal, akhirnya aku diperbolehkan pulang. Sampai di rumah aku bilang sama orang tua bahwa aku tidak mau kembali ke kost lagi karena aku takut dengan anak-anak tersebut. Akhirnya keesokan harinya aku bilang ke ibu kost bahwa aku tidak mau meneruskan kost tersebut karena rindu pada orang tua dan kakak. Oh iya, dunia pelangi dibagi menjadi 2: lesbi dan gay. Kalau lesbi peran laki-lakinya namanya butchi. Kalau lesbi peran perempuan namanya femme. Kalau lesbi perannya bisa laki-laki dan bisa perempuan namanya andro. Kalau gay perannya laki-laki namanya top. Kalau gay perannya perempuan namanya bottom. Dan kalau bisa laki-laki dan perempuan namanya vers. Lalu aku kembali bersekolah. Tanggal 6 April 2017, aku cek ke dokter karena disuruh oleh guru. Soalnya aku sering
99
lemas pada waktu di sekolah dan sering pingsan. Hasilnya mengejutkan. Aku mau bilang, aku punya rahasia yang tidak ada satupun orang mengetahuinya, walau tetanggaku, teman-temanku, maupun sahabatku. Aku tidak ingin melihat mereka sedih mendengar ceritaku. Walaupun itu membuat aku sakit, aku rela memendam cerita ini sendiri.
“penyakitku mungkin belum ada obatnya di dunia, aku mengidap pen yakit HIV/AIDS peny HIV/AIDS..” Penyakitku berat kan? Tapi tidak apa-apa, aku pasrah sama Tuhan. Dulu aku sempat putus asa. Tapi aku masih sayang sama kedua orang tua, aku berusaha seakan-akan tidak terjadi apa-apa, ternyata kondisi tubuhku tak sesehat yang aku kira.
“aku berusaha tersenyum, dan melanjutk an sek olah. D eng an k ondisilanjutkan sekolah. Deng engan kondisiku seadan ya, sebisaku. ” seadany sebisaku.” Bersyukur sekali aku masih bisa menulis catatan ini. Setiap jam kosong sekolah dan setiap malam, doaku sangat biasa, aku ingin badanku disehatkan dan aku diberi umur panjang agar bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan memberangkatkan mereka ke tanah suci. Hanya itu, tidak lebih. Dari dokter lama aku didampingi oleh Mbak Lita, lalu aku dirujuk ke Dinas Kesehatan kota. Lalu ada dokter yang
100
mensurvey ke rumahku, namanya dokter D. Dokter D memperkenalkan aku ke Pak Machruz dari Yayasan Hotline Surabaya. Aku merasa nyaman bersama Hotline Surabaya karena aku dilibatkan dalam kegiatan dan planning-
planning yang positif, semisal sekolah kejar paket dan konseling dengan psikiatri dan dokter Z. Untuk anak-anak yang mempunyai nasib sama sepertiku, aku berharap kalian mempunyai semangat untuk keluar dari masalah tersebut. Aku saja bisa keluar dari situasi itu, kenapa kalian tidak? Ayo anak-anak Indonesia, tunjukan bahwa kita bisa merebut masa depan yang layak.
101
102
103
104
Terjun ke Dunia Panggung Namaku P. Usiaku 18 Tahun. Aku bisa bernyanyi sambil berjoget. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Dulu aku pernah dimarahi orang tua karena aku sering bolos sekolah. Aku juga kurang perhatian dari orang tua.
“or ang ttuaku uaku jug a ser ing ber orang juga sering ber-tengkar dan aku pusing melihat or ang ttua ua seper ti it u. P ada akhir orang seperti itu. Pada akhir-edua or ang ttuaku uaku ber cer ai. ” nya, k orang berc erai. ai.” kedua Aku pernah tinggal di tempat nenek bersama mama dan adik. Disana aku pernah dimarahi nenek tanpa aku tau kesalahan aku dimana. Lalu mamaku menikah lagi dengan
105
orang lain. Aku dan adikku tinggal di tempat paman. Di sana kami juga kurang perhatian, sampai akhirnya aku terjun ke dunia panggung. Dari panggung, aku bisa menghasilkan uang sendiri, dan aku bisa memberi uang jajan untuk adikku dan untuk tambahan biaya sekolah adikku. Ketika itu aku sempat tinggal bersama mama, bapak tiriku, dan adik. Aku sudah mulai mendapat kasih sayang, tapi aku berfikir untuk hidup mandiri dan lebih memilih untuk tinggal sendiri. Aku sudah bisa mandiri, bisa menghasilkan uang sendiri dari bernyanyi di panggung. Pernah juga kerja di toko untuk beberapa hari tapi Alhamdulillah hidupku lebih baik dari sebelumnya. Aku senang bermain dengan kawan-kawanku, tapi bukan dengan kawan yang tidak asik, tidak mau sharing dan pemarah. Kami biasanya nongkrong di Lungsir dan patungan untuk membayar makanan. Dan aku lebih senang bergaul sama kawan yang usianya diatasku. Aku juga senang jika bisa menolong orang lain atau membantu orang tua di rumah. Berkumpul dan jalan-jalan dengan keluarga dan saudara dekat juga membuatku senang. Sekarang aku banyak masalah, banyak tanggungan dan aku malas kerja. Harusnya aku bisa lebih rajin, tidak malas,
106
supaya bisa keluar dari masalah dan banyak hal lain yang bisa difikirkan. Aku punya keinginan untuk punya usaha sendiri, tapi sekarang aku tidak memiliki modal dan keterampilan.
“aku tau aku sering jadi bahan omong an gai per omongan an.. Disebut seba sebag per-empuan g ak bener ahk an bibiku gak bener.. B Bahk ahkan juga menyebutku demikian. Mungkin karena aku bernyanyi e panggung dar darii panggung k ke panggung..” Dulu aku pernah merasakan jatuh cinta sama tetangga aku sendiri, tapi tidak terlalu aku pikirkan karena itu masih cinta monyet, tidak boleh terlalu dibawa perasaan. Sekarang, keluarga adalah pemberi dukungan utama untukku. Kami saling bercerita dan senang bercanda. Selain keluarga, program CCC juga banyak mendukung aku. Aku mengikuti kegiatan kursus salon, tata boga dan lainnya. Bersama pendamping kami banyak bercerita, berbincang, jalan-jalan, dan aku dapat banyak ilmu. Aku banyak perubahan, jadi lebih baik pergaulan dan lebih banyak pengalamannya. Mbak Febri dan Pak Herman juga banyak memberikan dukungan padaku. Saat ini, yang membuat aku bahagia adalah punya banyak kawan yang bisa bercanda, tertawa dan jalan-jalan
107
bersama, bisa berkumpul bersama keluarga, makan bersama keluarga, bisa akur dengan adik, dan dengan keluarga. Aku bahagia jika bisa bantu orang tua dan saudara. Dan aku bahagia jika bisa dikenal banyak orang. Aku ingin membahagiakan dan membuat bangga keluarga dan orang-orang di sekitarku. Cita-citaku ingin menjadi penyanyi terkenal dan menjadi orang yang sukses.
“aku ingin menjadi orang yang lebih baik. Aku ingin bisa dihar gai diharg or ang lain lain..” orang
108
109
110
Saya Akan Buktikan Nama saya RM. Nama panggilan R. Saya lahir pada tanggal 31 Desember 1999. Saat ini umur saya 17 tahun. Saya tinggal bersama orang tua, 2 kakak, 2 adik dan 2 ponakan. Sehari-hari saya membantu orang tua karena ibu saya punya bayi dan ayah saya bekerja sebagai buruh. Saya sangat bangga pada orang tua saya, karena mereka sangat hebat dalam mendidik anak-anaknya. Dan saya bisa sekolah seperti sekarang karena jasa-jasa ibu dan bapak saya. Setiap pulang sekolah saya mengasuh keponakan yang berusia 2 tahun dan 8 tahun. Keponakan saya yang berusia 2 tahun, ditinggal ibunya bekerja, sementara ayahnya pergi ke kampung halamannya dan tidak pernah pulang atau
111
membiayai hidupnya. Jadi yang mengurus keponakan adalah orang tua saya dan saya sendiri. Kakak-kakak saya bekerja, yang pertama bekerja di Jakarta dan yang kedua bekerja di Pekanbaru (Riau). Adik saya yang ke 3 masih sekolah duduk di Kelas 5 Sekolah Dasar, sedangkan adik saya yang ke 4 belum sekolah.
Alhamdulillah, saya bisa membuat video atau film atau animasi. Saya bisa membuat kartun dan iklan. Tapi saya punya kekurangan, saya jarang bicara dengan teman jika ada masalah, saya bisa marah ke satu orang tetapi teman lain juga menjadi sasaran. Sebagai anak, saya suka bertentangan dengan orang tua. Tapi saya tahu itu karena orang tua saya sayang dan tidak mau anaknya sampai terjerumus narkoba atau pergaulan tidak jelas. Kalau dilarang, saya suka emosi, padahal saya tahu ini supaya saya lebih baik. Saya suka main atau nongkrong bersama teman-teman saya, karena di rumah saya jenuh tidak ada teman yang bisa diajak curhat, tetapi di sisi lain saya tidak suka dengan temen-temen yang bercanda keterlaluan. Saya punya kisah asmara yang menyakitkan, jadi saya akan mencari pasangan yang bisa menerima kurangan saya, menerima keluarga saya dan latar belakang saya.
112
“or ang lain meng angg ap sa ya anak orang mengangg anggap say nakal, karena saya senang main. Padahal ber main buk an ber ar ti bermain bukan berar arti melakukan hal-hal yang tidak ar abenar ang lain suk a membic arabenar.. Or Orang suka membicar kan saya, meskipun belum tentu or ang it u jug a benar orang itu juga benar..” Saya akan menghadapi ujikom (uji kompetensi), jadi saya dilarang sering-sering keluar atau bermain karena Januari sudah mulai ujikom (uji kompetensi). Saya mulai berfikir lebih serius. Saya ingin menyelesaikan semua masalah yang saat ini saya hadapi dan saya berharap agar bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Saat ini saya mengikuti kegiatan di sanggar bersama SEMAK, seperti membuat majalah, tata rias, menjahit, memanfaatkan bekas bungkus kopi dan bekas oli motor atau mobil untuk digunakan menyimpan atau charge HP.
“mengikuti k egiat an pr ogr am kegiat egiatan progr ogram Peduli membuat sa ya sang at ber say sangat ber-gai syukur aya belajar menghar mengharg yukur.. S Sa keput usan or ang lain dan belajar eputusan orang untuk saling menyayangi satu sama lain lain..” Saya bercita-cita menjadi dokter. Saya ingin membuat masyarakat atau pasien yang membutuhkan pertolongan bisa sembuh. Saya juga ingin bernyanyi dangdut, karena
113
dangdut menyenangkan, asyik, berbeda, dan lagu-lagunya enak. Terakhir, saya ingin membahagiakan orang tua, saya ingin bekerja dan bisa memberangkatkan orang tua saya pergi haji. Meskipun belum tahu kapan saya akan membuktikannya.
114
115
116
Sesudah Semua Selesai Nama saya PSP. Saya tinggal bersama kedua orang tua saya dan 2 orang kakak. Saya anak terakhir. Setiap hari, saya berangkat ke sekolah, dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Pulang sekolah, saya langsung membersihkan rumah, menjaga keponakan dan mengangkut air setiap hari. Setelah itu saya menunggu mama pulang kerja. Mama saya bekerja sebagai penjual gorengan di Jalan Kote. Mama dan papa saya sama-sama bekerja untuk membiayai semua kebutuhan sekolah saya. Dan saya bahagia ketika mama dan papa memberikan saya hadiah, pada saat saya ulang tahun dan pada saat saya diterima di sekolah SMK.
117
“di lingkungan sekitar saya, banyak tet angg ay ang suk a ber gosip ya etangg angga yang suka berg osip,, sa say ser ing jadi k orban emaja di korban orban.. Anak rremaja sering lingkungan saya juga banyak sekali menggunak an nar koba, seper ti menggunakan nark seperti sabu-sabu, menghisap lem pos pos,, dan minum obat-obat an obat-obatan an..” Kakak saya sudah jadi korban hingga kecanduan obatobatan. Sudah sakit selama 2 bulan. Di rumah, sedikit-sedikit suka gila atau semacamnya. Keluarga saya sering mengalami musibah. Saya pernah kecelakaan, hampir 2 bulan tidak bisa ke sekolah. Ketika sakit, saya sangat sedih. Setiap hari mama selalu membantu dan menjaga saya. Dan setiap malam, saya berdoa, Ya Allah berikanlah kesembuhan. Saya kasihan pada kedua orang tua yang merawat saya tanpa mengeluh. Dan saya sangat bersyukur masih mempunyai kedua orang tua. Saya pernah bermasalah di sekolah ketika bertengkar dengan kakak kelas. Saya dipanggil oleh guru BK karena dianggap melakukan pelanggaran. Tapi saya tidak bilang pada orang tua karena saya takut kalau saya bilang nanti orangtua jadi pusing. Jadi masalah ini saya hadapi sendiri. Oleh guru, saya disuruh membersihkan kamar mandi, membersihkan kelas dan masih banyak lagi. Sesudah semuanya selesai, Alhamdulillah masalah yang saya hadapi selesai juga.
118
Saya sering dianggap remeh oleh orang lain. Tetangga juga selalu bergosip tentang saya. Setiap saya pulang malam, sekitar jam 08.00, dikira saya pulang sama laki-laki. Padahal semua itu fitnah. Tetapi saya harus tetap sabar. Lalu saya mengikuti forum anak remaja peduli. Disini saya banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan. Pendamping banyak sekali membantu saya, terutama ketika saya memasuki sekolah SMK. Pendamping yang mengurus saya, mengantar saya pergi mendaftar, membayar uang sekolah, dan saya sangat bersyukur. Kegiatan saya bersama pendamping yaitu pelatihan menari, teater, kursus Bahasa Inggris, dan kursus komputer. Selain pengetahuan, saya dapat pergaulan, dan wawasan yang luas.
“mengikuti forum ini membuat saya bahagia karena bersama r emaja P eduli, sa y a jadi ttahu ahu Peduli, say baha ya menggunak an nar koba, bahay menggunakan nark ya baha ya seks bebas bahay bebas,, dan baha bahay minuman k er as ker eras as..” Sekarang, saya sudah pintar menari, teater, dan punya banyak pengetahuan. Namun saya sama sekali tidak pintar berbahasa Inggris dan tidak percaya diri jika tampil di depan umum. Saya berusaha untuk memperbaiki semua itu. Jadi saya sangat terima kasih kepada pendamping dan forum remaja peduli. Mereka banyak membantu saya dan keluarga saya.
119
Di sekolah, saya harus bersungguh-sungguh belajar karena saya ingin mencapai segala impian dan cita-cita saya. Saya ingin sekali membahagiakan kedua orang tua saya. Dan saya selalu berdoa kepada Allah semoga impian saya bisa terwujud untuk memberangkatkan mama dan papa saya umroh. Membaca cerita teman saya, membuat saya merasa kasihan, sedih, dan kuat menghadapi masalah walaupun masalahnya sangat berat, saya hanya bisa memberi semangat kepada teman saya dan semoga teman saya selalu tetap sabar.
120
121
122
Lebih Menghargai Diriku Namaku F. Aku lahir di Surabaya, tepat pada tanggal 8 April 2001. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Saat aku masih kecil, orang tuaku sangat menyayangiku dan sangat bangga padaku. Ketika aku duduk di bangku TK, orang tuaku mulai sering bertengkar tengah malam. Ini karena ayahku dituduh mama memiliki hubungan dengan orang tua perempuan dari teman TK ku. Banyak yang bilang pada mamaku agar berhati-hati dengan perempuan itu, karena ia perempuan penggoda laki-laki dan perusak rumah tangga orang, sehingga mamaku selalu was-was dengan gelagat atau perbuatan perempuan tersebut pada keluargaku, terutama pada ayahku.
123
Tidak disangka pada suatu hari ada orang kerumahku, dan ia bicara dengan mamaku tentang ayahku. Mamaku cukup sabar dan tegar menghadapi semuanya. Orang itu bercerita kalau ayahku sering main kerumah orang tua perempuan temanku. Aku yang menguping di sebelah ruang tamu sangat terkejut mendengarnya. Malam harinya mamaku bertengkar dengan ayahku. Sempat ada kekerasan yang dilakukan ayah pada mama. Aku hanya bisa menangis pada saat itu. Tidak bisa berbuat apa apa. Dan hampir setiap malam mereka seperti ini terus. Suatu sore mamaku mengambil buku nikah mereka berdua, mama mau membakar dua buku nikah tersebut karena kekecewaan mama terhadap ayah. Alhamdulillah, Uti datang pada saat itu, lalu Uti menangis karena mama bilang mau bercerai dengan ayah. Semua hanya bisa menangis dan kecewa pada ayah karena perbuatan ayah tersebut. Akhirnya mereka tidak jadi berpisah karena mereka melihat aku yang masih kecil dan tidak tau apaapa. Sampai sekarang aku masih benci dan dendam pada perempuan itu dan pada ayahku sendiri, karena perbuatan mereka akan menjadi trauma. Aku sangat tidak senang dengan perbuatan mereka di masa lalu yang amat sangat menyakitkan dan tragis.
124
Ketika aku duduk di bangku kelas 1 SD, aku sangat diperhatikan oleh kedua orang tuaku. Mereka menyayangiku dan sangat bangga, mungkin karena aku anak pertama mereka. Saat kelas 1 sampai kelas 4 aku mempunyai 3 orang sahabat yang sangat baik, mereka selalu bersama denganku. Ia bernama I, A dan F. 4 tahun aku mengenal mereka, bahkan dengan orang tua mereka. Pada saat kelas 3 SD, aku mempunyai adik, di saat itulah orang tuaku berubah, mereka seperti hanya memandangku sebelah mata. Perubahanku menjadi sangat drastis karena mama tidak seperti yang dulu. Di kelas 1 sampai kelas 3 aku cukup berprestasi di kelas, aku masih masuk di 10 besar. Berikutnya tidak lagi, apalah daya, aku hanya bisa diam. Di kelas 5 SD, sahabatku meninggalkanku semuanya, mereka mulai menghindar berteman denganku, aku bingung apa yang terjadi padaku? Apa salahku sehingga mereka menjauh dan menghindar dariku? Mereka berubah sejak kelas dicampur dengan kelas yang lain. Aku berpikir tidak apa-apa, karena masih banyak teman yang menemaniku ketika susah, rapuh, senang dan bahagia. Kelas 6 SD semester awal aku masih baik-baik saja. Tapi masuk awal semester II aku mulai banyak masalah baik di sekolah maupun di rumah. Entah itu dengan oang tua, teman dan
125
guru. Hampir setiap hari aku mempunyai masalah dengan wali kelasku, sampai mamaku dipanggil oleh kepala sekolah, setiap 2 hari sekali. Pada waktu aku mengikuti les privat, aku diajari merokok oleh teman-teman baruku di sebuah toko jahit. Awalnya aku tidak bisa merokok, tapi jadi bisa karena sering melihat ayah dan teman-temanku merokok. Singkat cerita, menjelang lulusan SD, aku dan kelompokku mengerjakan tugas yang disuruh wali kelas yaitu membuat lampion dari botol bekas. Sorenya aku tidak pulang, aku diajak pacarku ke ulang tahun temannya. Aku pikir acara ulang tahunnya makan-makan atau bakar-bakar, ternyata dugaanku salah.
“yang dibilang party itu ternyata minum miras dengan banyak teman. Mirasnya dioplos dengan minuman yang bersoda atau yang meng andung alk ohol. S at u per sat u mengandung alkohol. Sat atu persat satu ya di teman dat ang datang ang,, lalu minumann minumanny e sloki dan diput ar dar t uang k ke diputar darii kanan dengan posisi duduk. Hingga tiba giliran aku, aku disuruh minum sebagai bentuk penghor mat an penghormat matan an..” Pertama kali meneguk miras oplos, rasanya tidak enak, pusing, dan di perut juga rasanya panas. Tapi sedikit demi
126
sedikit aku mencoba meneguknya lagi, karena lama-lama rasanya enak. Sampai akhirnya aku muntah karena panasnya minuman itu. Aku masih pemula untuk urusan minuman ini. Lalu minumannya habis dan aku diantar pulang oleh pacarku dan temannya. Saat itu tidak berani pulang ke rumah karena sudah jam 2 pagi dan aku takut dipukul ayah. Lalu aku bertemu dengan anak laki-laki yang rumahnya tak jauh dari rumahku dan diajak jalan-jalan dengan anak-anak yang lain. Jam 07.00 pagi, aku memutuskan ke rumah teman sekolahku. Sampai disana tiba-tiba mama dan budeku menjemput. Setelah itu aku langsung pulang bersama bude dan mamaku. Sesampainya di rumah, ayah langsung memarahiku seperti orang kemasukan setan. Singkat cerita aku sudah lulus SD, lalu masuk SMP. Saat aku SMP kelas 1 aku sering bolos sekolah karena sekolahku masuk siang. Aku pernah ditanya teman laki-laki yang bernama N, ia menanyakan apa kami mau titip lele? Aku mengiyakan dan menitipkan uang 10 Ribu ke N. aku baru tahu ternyata bukan ikan lele, tetapi pil bertuliskan LL. Lalu aku mencoba minum pil itu dan rasanya bikin fly. Sejak itu, setiap hari aku menitipkan uang untuk beli LL, dan masih belum tau kalau LL itu salah satu jenis narkoba. Pada saat bulan puasa aku kabur dari rumah dan takut untuk pulang. Lalu jam 2 pagi aku dijemput teman laki-lakiku
127
dan dua temanku, kami pulang ke salah satu kost dari temanku itu untuk memakai sabu dan LL.
“jam 9 pagi, aku dan temantemanku terciduk. Kami diproses di P olsek Asemr owo lalu diper Polsek semro diper-panjang di P olr es K alianak, lalu Polr olres Kalianak, e P olr est abes ter akhir diba wa k Polr olrest estabes erakhir dibaw ke unt uk di ttes es ur in untuk in.. Aku dan 2 temanku. ” emanku.” Dua hari kemudian mamaku menjemputku. Karena mama dapat telepon dari Polres Kalianak. Mama menjemputku lalu melihatku dengan air mata yang mengalir begitu deras di pipinya. Awal mulanya aku mengikuti pelatihan menghadapi masa remaja yang diadakan oleh Yayasan Hotline Surabaya, kegiatan tersebut membuat pikiranku bisa terbuka dan aku bisa berpikir lebih dewasa. Suatu hari mamaku mengubungi salah satu staf di rumah Yayasan Hotline Surabaya. Waktu itu aku kabur dari rumah selama tiga hari karena diajak teman-teman pakai sabu dan pil koplo. Pagi hari, dua orang temanku menunggu di rumah kos. Dua jam kemudian setelah temanku berangkat, aku dan temanku yang sedang berada di rumah kos tertangkap, katanya kami sudah di TO sejak lama. Satu temanku melarikan diri. Aku dan dua orang temanku diproses, aku sendiri tidak bisa diproses karena masih di bawah umur, tetapi 2 orang
128
temanku yang lain tetap diproses. Setelah itu mama menjemputku di Polsek Kalianak, lalu kami pulang. Sesampainya di rumah, ayah menghajarku hingga hidung dan mulutku mengeluarkan darah tak henti-henti. Ayah memotong rambutku hingga habis, kakiku dipukul hingga biru memar, tanganku penuh lebam, sampai akhirnya aku tidak bisa melakukan aktifitas apapun. Malamnya aku ditanya sama ayah, “Maumu apa sekarang?”. Aku menjawab,” Aku cuma mau keluar dari sekolah”, lalu ayah dan mama mengiyakan. Lima hari kemudian mama dan ayah mengajakku ke Yayasan Hotline untuk menemui Bu Esthi dan menceritakan semua kejadian yang menimpa diriku, setelah itu aku ditanya tentang keinginanku saat itu, dan aku memutuskan untuk keluar dari sekolah, menyelesaikan satu masalah keluarga dan aku mau direhabilitasi. Esok harinya, aku, mama dan ayah mengajukan surat pengunduran diri dari sekolah. Untuk masalah yang kedua
Alhamdulillah, mama dan ayah tidak jadi pisah. Untuk masalah yang ke tiga, Bu Esthi serta staffnya membantuku mencari tempat rehabilitasi yang cocok dan mau menerima pasien perempuan di bawah umur. Dua hari kemudian mamaku mendapat kabar dari Bu Esthi kalau sudah
129
menemukan tempat yang pas, yaitu Rehabilitasi Orbit Surabaya. Di tempat rehabilitasi Orbit selama 4 bulan, setiap pagi aku membersihkan rumah, ada yang mengepel lantai, mencuci piring, dan menyapu lantai. Lalu sarapan dan meeting pagi sampai Jam 10 untuk menulis kegiatan, selesai meeting pagi kami istirahat sejenak. Jam 12 siang waktunya makan siang, dan setelah makan siang diberi tugas untuk menulis, kalau tugas menulisnya selesai, disuruh mandi dan istirahat lalu melihat TV. Lalu kami makan malam dan setelah makan malam meeting lagi dan diberi tugas menulis hingga selesai. Setiap hari Kamis jam 10 kami pergi meeting di luar (RS Menur).
“setiap hari Rabu di rehabilitasi Orbit mengadakan rainbow meetu k ami berba gi ccer er it a, disitu kami berbagi erit ita, ing , disit mengenal lebih jauh tentang or ang lain orang lain,, dan mendapat pengalaman baru. Dari situ aku bisa mengendalikan emosiku yang negatif ya menjadi positif ang dulun yang duluny positif,, aku y pemak ai sabu, pil k oplo pemakai koplo oplo,, dan obat lain benar -benar bisa ber henti. ” benar-benar berhenti. henti.” Setelah keluar dari Orbit, aku bersekolah lagi demi masa depanku meraih cita-cita, keinginan, dan harapanku. Aku
130
mulai masuk SMP lagi dibantu oleh Yayasan Hotline dan dicarikan sekolah yang mempunyai aturan yang kuat dimana lingkungan sekolahnya berbasis militer. Tapi masalah kembali menimpa. Ayahku yang tidak pernah menunjukkan dirinya sebagai kepala keluarga. Aku sangat benci dengan ayahku yang mengulangi perbuatan masa lalu. Selama berbulan-bulan ayahku tidak pernah memberi uang pada mamaku untuk kebutuhan sehari-hari dan jajan aku dan adikku. Padahal ayahku setiap hari bekerja menjadi tukang ojek online. Suatu hari aku melihat ayahku di warung kopi dengan seorang perempuan. Aku langsung melabrak ayah dan perempuan tersebut dengan emosi dan marah. Ayah memarahiku tetapi tidak aku hiraukan. Ternyata perempuan itu adalah teman mamaku. Aku mengancam perempuan itu dan akhirnya aku bercerita pada mamaku sepulang dari warung kopi tersebut. Setelah mama mendengar ceritaku, mama langsung meneteskan air mata, sampai mama tidak bisa bilang apa-apa. Mama cuma bisa diam dan menangis. Esoknya mama bilang ke ayah “Sampeyan karepe saiki yaopo?”. Ayah menjawab, “Aku gak pengen opo-opo cuk!”. Mama langsung masuk ke kamar dan menangis. Siangnya saat aku pulang sekolah, mama dan adik tidak ada di rumah,
131
lalu aku tanya ke Yang Uti, katanya mama dan adik pulang ke rumah K dan semua baju sudah dibawa. Lalu aku menjemput mama dan adik ke K. Aku membujuk mama agar mama mau pulang. Dan akhirnya aku berhasil. Mama mau ikut aku pulang. Setelah sampai rumah aku menunggu ayah di ruang tamu. Tak lama kemudian ayah datang. Setelah magrib aku memanggil mama dan ayah untuk duduk di hadapanku, lalu aku bertanya,
“mama dan a yah maun ya apa?” ay mauny apa?”.. Mer ek a menja wab Merek eka menjaw ab,, “Mama dan ayah gak mau apa-apa nduk , kenapa?” alu aku menja wab enapa?”.. L Lalu menjaw ab,, “J ujur e ae g apopo k ok, w ong w es ujure gapopo kok, wong wes “Jujur er it ane k ok. Njalok podo ng er ti ccer erit itane kok. nger erti buyar tha? Lek njalok buyar mongg o! Tapi sepur ane ae lek ttak ak monggo! sepurane tinggal minggat dan gak bakal moleh!” Lalu mama dan ayah diam dan menjawab iya, tapi aku tidak tau ” mer ek a mengiy ak apa.” mengiyak akan merek eka an apa. Sampai saat ini aku masih bingung, trauma, sedih dan tidak karuan. Meskipun aku selalu tersenyum. Senyum dan bergurau akan menutupi beban yang sangat berat untukku. Hanya mama yang banting tulang untuk sehari-hari, dan memutar uang dengan hutang sana-sini.
132
Aku ingin membahagiakan orang tua, terutama mama. Menjadi yang seperti dulu sebelum mengenal dunia malam, narkoba, dan sex bebas. Saat itu aku sempat kecanduan narkoba sebelum masuk rehabilitasi.
“aku berkali-kali menukar badanku deng an sabu dan pil k oplo ami dengan koplo oplo.. K Kami men yebutn ya deng an istilah T TS meny ebutny dengan ar S abu). S ampai akhir (T or ok Tuk Sabu). Sampai akhir-(Tor orok ukar nya aku harus melakukan aborsi sendiri hingga beberapa kali. Keluar gaku tidak ttahu ahu k ejadian eluarg kejadian yang menimpa dir iku. ” diriku. iku.” Setelah kejadian aku mengaborsi sendiri yang terakhir kali, aku sadar kalau itu tidak baik untuk rahim dan kesehatanku. Aku bercerita pada Bunda Nina dan mama. Lalu aku dibawa ke RSU dr.Soetomo bagian poli jiwa untuk melakukan konseling lanjutan dengan dr.Y.
“set elah beber apa k ali k onseling “setelah beberapa kali konseling aku merasa lebih menghargai dir iku dan men yayangi dir iku. Aku diriku meny diriku. perlahan-lahan meninggalkan usak-r usak. ” teman-t emanku y ang rrusak-r usak-rusak. usak.” eman-temanku yang Banyak hal yang harus kulewati, salah satunya di cemooh, masih diming-iming narkoba, bahkan dikucilkan. Tapi aku tetap berdiri tegak melalui semuanya. Aku bangga pada diriku karena berani bersikap tegas tentang masalah mama dan ayahku, aku memiliki
133
keberanian untuk mengingatkan dan melabrak ayahku di warung kopi.
“aku jug a bangg ak ar ena ttelah elah ber juga bangga kar arena ber-sikap tegas untuk mau direhabilit asi, menjauhi nar koba, dan menlitasi, nark jauhi teman-teman yang menjeru” musk anku k edunia nar koba. muskanku kedunia nark oba.” Aku juga punya kelebihan indera ke enam yang bisa melihat alam lain yang tak kasat mata dan bisa melihat masa lalu yang telah terjadi. Aku merasa belum bisa menjadi kebanggaan keluarga, tetapi aku tetap berjuang demi orang tua. Aku belum bisa menjadi orang yang mereka inginkan, tetapi aku berusaha akan menjadi yang mereka inginkan dan membuktikan kepada orang-orang yang pernah mengucilkan, menggunjing dan melecehkan aku bahwa masa depanku tak sejelek dan sesuram yang mereka fikirkan.
“aku ber har ap adikku k elak tidak berhar harap kelak seperti diriku, karena adikku juga perempuan. Dan aku bersyukur Tuhan masih men yayangiku, menmeny jagaku dan masih membukakan pintu untuk bisa mulai menjalani hidup yang baru tanpa mereka ” yang mer usakku. merusakku. usakku.” Aku bercita-cita ingin menjadi penyanyi dan penulis. Aku juga berdoa dan meminta pada Allah agar kuatkan
134
mamaku untuk menghadapi ini semua, dan aku juga berdoa agar ayah tobat kembali ke jalan yang benar dan keluargaku utuh harmonis seperti dulu. Amin.
135
136
Praktek Kebijakan Perlindungan Anak dalam Workshop Penulisan bersama Anak-Anak Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN) sebagai salah satu organisasi yang bekerja untuk isu anak, dan dalam beberapa kegiatannya bersentuhan secara langsung dengan anak, maka seluruh personil dan mitra kerja berpotensi besar menjadi pihak yang dapat menciderai atau bahkan mengingkari harkat dan martabat anakanak sebagai manusia. Organisasi atau personil yang bekerja secara langsung dengan anak-anak baik di dalam
137
upaya pengembangan kapasitas maupun dalam upaya perlindungan anak belum dapat menjamin sepenuhnya “bebas” dari kepentingan menjadikan anak sebagai obyek atau memanfaatkan posisi mereka untuk kepentingan pribadi. Beberapa kasus yang muncul, kekerasan dan eksploitasi terhadap anak, justru dilakukan oleh orang terdekat, termasuk dalam hal ini adalah orang-orang yang bekerja untuk kepentingan anak-anak. Sebagai salah satu upaya pencegahan, organisasiorganisasi anak (bahkan saat ini telah berkembang kepada organisasi-organisasi lain yang tidak secara khusus bekerja bersama anak) telah mengembangkan “Kebijakan Perlindungan Anak” sebagai satu instrumen dengan ketentuanketentuan yang mengikat seluruh personil organisasi tersebut dan mitra-mitra kerja mereka. Secara prinsip, ketentuan dalam Kebijakan Perlindungan Anak mengacu kepada pasal 19 Konvensi Hak Anak, yakni untuk menjamin agar anak-anak dapat terlindungi dari kekerasan, perlakukan salah, penelantaran dan eksploitasi. Sebagian besar (atau boleh jadi keseluruhan) organisasi yang telah mengembangkan Kebijakan Perlindungan Anak, dengan tegas memberikan pernyataan sebagai “zero
tolerance”. Kelengkapan dari kebijakan tersebut adalah “Kode Etik” yang berisi prinsip-prinsip dasar yang dinilai penting
138
oleh organisasi agar benar-benar dapat menjamin keamanan dan kenyamanan anak-anak saat terlibat dalam kegiatan organisasi. Pada kegiatan tertentu, dalam hal ini saat anak dilibatkan dalam kegiatan yang berlangsung di luar wilayahnya, dan juga dimungkinkan bertemu dengan anak-anak dari wilayah lain, maka dikembangkan instrumen yang berisi ketentuan yang lebih detail dalam setiap tahapan pelaksanaan. Instrumen ini dikenal dengan sebutan “safeguarding”. Riviu dan penyempurnaan dokumen organisasi dalam konteks ini adalah pada “Kode Etik” dan “Safeguarding”, yang dapat berkembang sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. Kesadaran untuk melaksanakan Kebijakan Perlindungan Anak dan instrumen-instrumen dalam melakukan kegiatan bersama anak, telah dikembangkan dan dilaksanakan oleh SAMIN, setidaknya sejak pertengahan tahun 2000-an. Sayangnya, kebijakan tersebut belum menjadi dokumen resmi yang mendapat pengesahan. Keterlibatan SAMIN dalam Program Peduli, yang mensyaratkan juga adanya Kebijakan Perlindungan Anak bagi seluruh organisasi yang terlibat, serta dukungan yang diberikan dengan menyelenggarakan workshop penyusunan
139
kebijakan perlindungan anak yang diikuti oleh seluruh organisasi pelaksana program peduli, mendorong proses percepatan untuk pengesahan dokumen tersebut. Pada tanggal 31 Agustus 2016, SAMIN telah mengesahkan dokumen Kebijakan Perlindungan Anak dan telah diriviu dan disempurnakan pada tanggal 15 Mei 201. Tulisan ini merupakan salah satu pengalaman SAMIN atas pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Anak dalam kegiatan Workshop Penulisan Bersama Anak-Anak yang berlangsung pada tanggal 15-17 Desember 2017. SAMIN menyadari bahwa dari keseluruhan proses yang berlangsung, belum sepenuhnya memenuhi ketentuan yang seharusnya dilakukan. Ini menjadi catatan tersendiri yang pada masa selanjutnya mendapatkan perbaikan. Penulisan pengalaman ini, selain menjadi pembelajaran bagi SAMIN, diharapkan juga dapat menjadi pembelajaran bagi organisasi-organisasi lain. Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan untuk memuat praktek pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Anak dalam buku ini.
Sebelum Pelaksanaan Penentuan dan Penetapan Peserta Peserta adalah anak-anak yang dilacurkan yang berasal dari lima wilayah Program Peduli yaitu Makassar, Surabaya,
140
Bandar Lampung, Bandung dan Garut. Prioritas pertama adalah seseorang yang belum berumur 18 tahun dan prioritas kedua adalah seseorang yang berumur 18 tahun ke atas namun sudah terfasilitasi dalam berbagai kegiataan saat usinaya belum 18 tahun. Perwakilan anak dari setiap wilayah adalah tiga anak, yang diseleksi dan ditetapkan oleh organisasi-organisasi mitra SAMIN. Satu organisasi meminta wakil anak sejumlah empat anak. Dengan demikian total peserta adalah 16 anak/ remaja.
Waktu Pelaksanaan Kendati tidak seluruh anak berstatus masih aktif mengikuti pendidikan formal, waktu pelaksanaan dipilih dengan mempertimbangkan jumlah hari yang tidak terlalu lama meninggalkan waktu sekolah, maka ditetapkan waktu pelaksanaan berlangsung dari hari Jum’at hingga hari Minggu. Pertimbangan lain, dilakukan pengecekan di setiap wilayah tentang masa ujian sekolah tingkat SMP dan SMA (yang berbeda-beda waktunya), kemudian dipilih waktu di mana ujian sekolah di seluruh wilayah telah selesai. Hal ini agar anak-anak tidak terbebani pada beban sekolah paska mengikuti workshop.
141
Pemilihan Lokasi Workshop Diskusi untuk menentukan lokasi workshop berlangsung hangat. Peserta yang difokuskan melibatkan hanya anak-anak yang dilacurkan, maka penentuan lokasi haruslah tepat, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya hal-hal buruk baik dari pihak di luar penyelenggara dan peserta atau kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Kebijakan Perlindungan Anak. Berangkat dari pengalaman yang pernah terjadi dalam suatu pertemuan nasional yang melibatkan anak yang dilacurkan karena pemilihan tempat yang tidak tepat, justru terjadi transaksi seksual oleh tamu hotel di luar peserta dengan anak-anak, yang mana kejadian tersebut di luar sepengetahuan pendamping dan panitia penyelenggara. Kriteria yang dijadikan sebagai dasar untuk menentukan lokasi adalah: 1. Lokasi jauh dari pusat keramaian sehingga tidak mendorong peserta atau pendamping ke luar lokasi selama penyelenggaraan workshop 2. Lokasi memberikan rasa nyaman dan tidak membosankan bagi peserta kendati selama tiga hari berturutturut berada di tempat tersebut. 3. Lokasi memberikan ruang interaksi yang baik antar sesama anak ataupun dengan pendamping namun membatasi interaksi dengan orang/rombongan lain.
142
Berdasarkan kriteria tersebut, diidentifikasi lokasi-lokasi yang dinilai memenuhi persyaratan. Suatu keberuntungan, didapatkan lokasi yang baik dan memenuhi persyaratan tersebut. Atas pilihan lokasi tersebut, para pendamping dari organisasi yang mengirimkan wakilnya memberikan pernyataan bahwa keberhasilan workshop penulisan disebabkan oleh lokasi yang tepat.
Persetujuan Anak dan Ijin Orangtua/Sekolah Pelibatan anak dalam suatu kegiatan di luar wilayah memerlukan persetujuan tertulis dari anak dan ijin dari orangtua dan atau sekolah. SAMIN telah menyiapkan form tersebut yang akan diisi oleh anak dan orangtua, serta jika ada yang menggunakan waktu sekolah adalah form ijin dari sekolah.
Penetapan Pendamping Ada dua model penentuan pendamping anak. Pertama ditentukan oleh organisasi dan yang kedua anak-anak yang menjadi wakil untuk terlibat dalam kegiatan bersama dimintakan pandangan untuk memilih pendamping mereka. Pada kegiatan ini, seluruh pendamping dipilih dan ditentukan oleh organisasi. Ke depan perlu dipertimbangkan untuk menggunakan model yang kedua. Hal ini
143
mengingat pilihan anak pastilah didasarkan pada keinginan rasa aman dan nyaman saat didampingi oleh orang dewasa. Pendamping ini bertanggung jawab terhadap anakanak sejak berangkat dari rumah, selama perjalanan, selama kegiatan, hingga anak sampai kembali ke rumahnya. Pendamping harus diketahui oleh orangtua dan atau sekolah, sehingga jika mereka ingin mengetahui kondisi anak-anak, mereka dapat menghubungi pendamping.
Penetapan Fasilitator Penulisan Pada masa sekarang, tampaknya tidak terlalu sulit untuk mencari fasilitator yang memiliki pengalaman memfasilitasi workshop penulisan. Namun untuk kepentingan workshop, didiskusikan tentang kriteria calon fasilitator yang dinilai memiliki pemahaman tentang hak-hak anak dan atau memiliki pengalaman bekerja bersama anak. Hal ini penting, mengingat peserta adalah kelompok anak dengan situasi yang memerlukan penanganan khusus. Berdasarkan daftar calon fasilitator, akhirnya berhasil ditetapkan yang dinilai memenuhi kriteria.
Penentuan Perjalanan dari Daerah Asal ke Lokasi Acara Perjalanan anak-anak dari daerah asal ke lokasi kegiatan dan demikian pula sebaliknya saat kepulangan, perlu men-
144
dapatkan perhatian. Diupayakan seoptimal mungkin anak terhindar tiba pada waktu yang dinilai tidak aman, seperti menjelang atau selepas tengah malam. Jika situasi ini terjadi, maka diperlukan prosedur khusus untuk menjamin keamanan anak. Faktor kebetulan yang menguntungkan, perjalanan anak dari daerah asalnya menuju Yogyakarta dan sebaliknya, sangat dimungkinkan untuk terhindar pada waktu yang tidak aman. Pemesanan tiket yang dilakukan oleh SAMIN mengatur agar anak-anak sudah tiba pada waktu yang dinilai aman bagi mereka. Pada situasi tertentu, anak memang harus tiba pada tengah malam, organsasi yang mendampingi mereka perlu memiliki prosedur pendampingan sehingga anak benar-benar aman.
Penyusunan Kerangka Acuan Pada penyusunan Kerangka Acuan, diputuskan untuk tidak menggunakan istilah Anak yang Dilacurkan. Hal ini mengingat bahwa kerangka acuan tersebut juga akan dibacakan/ditembuskan ke orangtua dan sekolah, yang besar kemungkinan tidak mengetahui aktivitas anak-anak. Kerangka acuan lebih mengedepankan tentang pentingnya penulisan bagi anak dan kaum muda bagi perubahan di masa depan.
145
Selama Pelaksanaan Pengechekan Dokumen Saat anak-anak dan pendamping tiba, panitia meminta dan melakukan pengecekan seluruh pengisian form (dokumen) yang telah dimintakan sebelumnya, seperti lembar biodata anak, informed consent dari anak, persetujuan dari orangtua, ijin dari sekolah, dan pernyataan pendamping. Sedangkan untuk lembar “Kebijakan Perlindungan Anak” mengingat seluruh pendamping adalah pelaksana Program Peduli yang telah menandatangani, maka tidak disiapkan form tersebut. Catatan atas ini, sebagai bukti dokumen, pendamping dapat menyerahkan salinan dari Kebijakan perlindungan Anak yang telah ditandatangani di organisasinya masing-masing.
Pembagian Kamar Pada umumnya, kerapkali kita menggampangkan tentang pembagian kamar bagi peserta, yaitu hanya didasarkan pada jenis kelamin: laki-laki bersama laki-laki dan perempuan bersama perempuan. Pada workshop ini, ada situasi khusus yang dihadapi, yakni tentang adanya peserta yang memiliki orientasi seksual sesama jenis dan adanya peserta yang memiliki penyakit menular.
146
Diketahuinya ada anak lelaki yang orientasi seksualnya menyukai sesama jenis, jika disatukan dengan anak lakilaki lain, terbuka kemungkinan rekan sekamarnya tidak merasa nyaman. Sedangkan jika ditempatkan bersama anak perempuan, besar kemungkinan terjadi penolakan. Sementara, jika diberi kamar tersendiri, anak tersebut akan merasa di-eksklusikan atau anak-anak yang lain merasa bahwa ia mendapat perlakuan istimewa. Kerumitan juga dihadapi tatkala diketahui ada anak yang mengidap penyakit menular. Tentu saja situasi khusus yang dihadapi menjadi rahasia pendamping dan panitia. Pemilihan hotel yang memiliki bangunan semacam rumah dengan beberapa kamar di dalamnya yang terpisah dari bangunan-bangunan rumah lainnya memudahkan pengambilan keputusan tentang pembagian kamar tersebut. Anak yang memiliki orientasi seksual menyukai sesama jenis, dijadikan satu dengan rekan dan pendamping yang berasal dari kota yang sama. Keputusan ini dengan menginformasikan dan meminta persetujuan dari rekan dan pendamping yang berbeda jenis kelamin. Sedangkan untuk anak yang menderita penyakit menular, diminta untuk hati-hati dan dapat menjaga diri agar rekan-rekannya tidak tertular. Pendamping ditugaskan untuk memonitor guna memastikan hal tersebut dapat berjalan sesuai rencana.
147
Informasi Keselamatan bencana Setelah pembukaan, ada wakil dari pihak hotel yang memberikan informasi jika terjadi bencana. Mereka akan menjelaskan denah hotel dan jalur evakuasi jika terjadi bencana.
Informasi penggunaan fasilitas Tidak jarang, didalam mengikuti suatu kegiatan, anak atau bahkan orang dewasa mendapatkan pengalaman baru untuk tinggal dengan fasilitas-fasilitas yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan informasi tentang penggunaan fasilitas yang tersedia, seperti penggunaan shower dengan air hangat, penggunaan toilet duduk, pengaturan AC, pengaturan lampu, dan sebagainya. Panitia dapat menyediakan informasi audio-visual yang diproduksi sebelumnya dengan mengambil situasi nyata di lokasi kegiatan, sehingga para peserta segera dapat memahaminya. Pada saat workshop, informasi disampaikan oleh masing-masing pendamping.
Focal Point/Komite Perlindungan Anak Sebagai salah satu standar dalam kegiatan bersama anak di luar wilayah mereka adalah adanya seseorang atau sekelompok orang (tergantung besarnya jumlah anak yang terlibat) yang bertugas sebagai Focal Point atau anggota
148
Komite Perlindungan Anak. Keberadaan dan tugas-tugasnya diinformasikan kepada anak-anak sehingga jika terjadi perlakuan atau tindakan dari seseorang yang dinilai membuat anak-anak tidak aman atau tidak nyaman, dapat membuat laporan kepada focal point atau komite tersebut, dengan jaminan kerahasiaan mereka akan terjaga. Model laporan dapat dilakukan secara tertulis dan dimasukkan ke dalam satu tempat berupa kotak yang diletakkan di tempat di seputar area kegiatan dan hanya dibuka oleh yang berwenang, melalui sms atau media komunikasi yang lain (seperti Whatsapp, Line, Messenger, dsb).
Peran Pendamping dalam Proses Workshop Fungsi utama pendamping anak adalah menjamin anak dapat merasa aman dan nyaman mengikut suatu kegiatan sejak dari keberangkatan, selama pelaksanaan hingga kembali ke rumah. Selain itu, para pendamping bertugas untuk mengawasi, membantu dan mendukung kebutuhan anak, seperti menyangkut kesehatan dan dukungan psikologis. Pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mengungkapkan pengalaman dan gagasan, sebagian besar organisasi anak akan membatasi pendamping untuk tidak terlibat atau tampak di ruangan. Orang dewasa yang berada di ruangan dibatasi hanya oleh fasilitator, perekam proses dan dokumentasi, serta pengamat, yang telah disepakati
149
dan diinformasikan untuk dimintakan persetujuannya kepada anak-anak. Namun, ada pula yang benar-benar tidak memperbolehkan satu orang dewasa-pun untuk hadir di dalam ruangan. Anak memfasilitasi dirinya dan berdiskusi guna mendapatkan rumusan-rumusan tanpa ada intervensi orang dewasa. Pada workshop ini, pendamping diputuskan dapat hadir dalam ruangan, hanya sebagai pengamat dan memberikan bantuan jika diminta oleh anak, namun tidak boleh mengarahkan. Mereka tidak boleh memberikan komentar ataupun pandangan selama acara berlangsung. Pada saat anakanak mulai menulis, dukungan yang diberikan adalah melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk melahirkan inspirasi bagi anak, atau memberikan penjelasan yang dibutuhkan. Pada saat anak-anak membacakan penggalan tulisannya di hadapan anak-anak yang lain, para pendamping bertugas untuk menentramkan hati anak-anak, mengingat saat ada anak yang membacakan, anak yang lain turut larut dalam kesedihan mengingat pengalaman serupa yang dialami, dan seterusnya. Pada sesi ini banyak anak-anak tak kuat dan tangispun lepas. Antar anak-anak sendiri juga sering saling menyemangati agar tidak larut dalam kesedihan dan masih ada ruang untuk melakukan perbaikan diri serta keluar dari situasi buruknya.
150
Setelah Pelaksanaan Panitia melakukan komunikasi melalui media whatsapp group untuk memantau perjalanan pulang anak-anak dan pendamping. Satu sama lain saling mengabarkan status perjalanannya hingga anak-anak sampai di rumah kembali.
151
152
Selayang Pandang Pengamatan Tulisan ini saya buat sebagai catatan pengamatan atas proses workshop penulisan bagi Anak “Merebut Masa Depan”. Workshop ini melibatkan perwakilan anak-anak yang dilacurkan dari lima wilayah, yakni Bandar Lampung, Bandung, Garut, Surabaya, dan Makassar. Ada 16 anak (13 perempuan dan 3 laki-laki) yang terlibat dalam workshop ini. Workshop difasilitasi oleh Anna Amalia, seorang yang pernah bekerja di SAMIN untuk menangani anak-anak korban eksploitasi seksual dan anak yang berkonflik dengan hukum pada periode 2014-2017. Pernah juga menjadi fasilitator dalam Konsultasi Anak untuk isu korban kekerasan
153
seksual, sehingga berinteraksi dan bekerja bersama anak bukan sesuatu yang baru baginya. Saat ini dia aktif di sebuah organisasi non pemerintah yang bekerja untuk isu perempuan.
Perkenalan dan Harapan Sebagaimana suatu pertemuan, terlebih yang melibatkan peserta yang satu sama lain belum saling mengenal, metode perkenalan menjadi hal yang sangat penting yang dapat menentukan proses selanjutnya. Perkenalan dilakukan dengan metode, satu anak menyebutkan nama dan asalnya, lalu anak yang mendapat giliran berikutnya menyebut nama anak yang sudah memperkenalkan diri dan baru memperkenalkan namanya sendiri, demikian seterusnya, sehingga anak yang terakhir menyebutkan nama semua peserta sebelum memperkenalkan nama dirinya. Di akhir sesi perkenalan, setiap peserta diminta mengambil gulungan kertas yang telah berisi satu nama peserta. Nama yang tertera yang didapatkan akan menjadi teman rahasianya, yang di hari terakhir akan diberikan hadiah sebagai kenangkenangan. Dari proses ini, peserta yang sebelumnya saling jaga jarak, suasananya mulai mencair. Setelah perkenalan, sesi harapan dari pelatihan dikulik dari semua peserta. Dan terlontarlah beberapa harapan dari mereka, yaitu:
154
1. Ingin mendengar pengalaman dari teman-teman lain. 2. Ingin belajar, spesifiknya belajar penulisan. 3. Ingin mendapat suasana baru. 4. Ingin jalan-jalan. 5. Ingin mendapat inspirasi untuk dapat memulai hidup baru dan merebut masa depan. Hingga sesi ini, masing-masing perserta belum tahu, bagaimana latar belakang peserta yang lainnya. Memang ini disengaja, dan biarlah saling tahunya dari peserta sendiri ketika mereka sudah akrab dan saling cerita, atau dari cerita yang akan dituangkan dalam tulisan. Namun dari harapan yang terlontarkan, jelas terungkap bahwa semua ingin mengubah hidup, menapaki jalan baru untuk masa depan yang lebih baik.
Curah pendapat dan penulisan Peserta diminta membuat: 1. Gambar peta rumah. Kemudian memberi tanda dengan warna berbeda untuk tetangga yang disukai dan tidak disukai. Selanjutnya membuat cerita singkat mengenai pengalaman bersama tetangga yang disukai dan tidak disukai. 2. Menandai rumah makan yang biasa dikunjungi, kemudian menuliskan dengan deskriptif makanan favorit yang biasa dipesan, dari warna, rasa, bau, dll.
155
Berdasarkan hasil yang dipresentasikan, ditanyakan oleh fasilitator tentang kesulitan serta pengalaman yang didapatkan dari proses tersebut. Pada proses ini, terpetakan pihak-pihak yang mengekslusi, pihak yang memberikan dukungan dan ruang-ruang aman bagi anak. Hal yang sangat menarik dari proses ini adalah berdasarkan gambar yang telah dibuat, ternyata hamir semua anak menggambarkan bawa rumah bukanlah tempat yang aman bagi mereka. Demikian pula rumah-rumah para tetangganya. Justru tempat yang dinilai sebagai tempat aman adalah sekolah dan sanggar atau shelter. Berikutnya, dengan metode curah pendapat (brain-
storming), fasilitator menanyakan tentang butir-butir apa yang dimasukkan dalam cerita yang akan dituliskan. Ini dimulai dengan pertanyaan yang dinilai dapat membantu para peserta: “Apa yang ingin kamu ketahui tentang
temanmu?” Ada 18 butir pertanyaan yang berkisar tentang keluarga, situasi yang dihadapi, aktivitas sehari-hari, pergaulan, kelebihan dan kekurangan diri sendiri, kisah asmara, masalah terberat yang pernah dialami, bagaimana mereka keluar dari situasi tersebut, para pihak yang mendukung, apa yang membuat bahagia, serta harapan mereka di masa mendatang.
156
Berangkat dari butir-butir yang telah disepakati, para peserta mulai melakukan penulisan. Ini diawali dengan diskusi kelompok kecil yang didasarkan pada kesamaan wilayah, lalu dilanjutkan dengan penulisan secara individu. Mereka bebas menentukan tempat untuk menulis. Jika ada kebingungan, mereka bisa menanyakan kepada rekannya, pendamping dan fasilitator. Usai penulisan, pada malam hari setelah makan malam, anak-anak berkumpul di ruang pertemuan untuk bersantai dan karaoke bersama. Suasana semakin mencair dan satu sama lain sudah dapat saling berbaur.
Merevisi dan Mengedit Di hari kedua, setelah melakukan riviu atas sesi hari sebelumnya, dilanjutkan dengan materi revisi dan editing. Fasilitator menjelaskan tentang pengertian kedua istilah tersebut, kemudian para peserta diminta untuk membaca ulang dan diperbolehkan untuk melakukan perubahan-perubahan, baik menghapus atau menambahkan informasi. Waktu yang diberikan adalah 30 menit. Selanjutnya fasilitator meminta peserta untuk bekerja secara berpasangan. Masing-masing peserta mempunyai partner-baca yang akan membaca secara utuh tulisan partnernya dan memberikan pertanyaan, komentar maupun
157
masukan. Lalu peserta diberikan waktu untuk melakukan perbaikan atas tulisannya. Waktu yang diberikan adalah 60 menit. Melalui proses ini, masing-masing peserta dapat mengetahui latar belakang peserta lainnya. Berdasarkan pengamatan saya, saat membacakan tulisan karya rekannya, terjadi perubahan pada raut wajah mereka. Ada keterkejutan, ada rasa hiba, ada rasa bangga atas perjuangan rekannya, atau merasa sebagai rekan senasib dan sepenanggungan. Keterbukaan antara mereka semakin terjalin.
Ekspresi Setelah selesai proses revisi dan editing, ada selingan untuk mengeluarkan segala ekspresi yang terpendam. Metode yang dilakukan adalah para peserta diberikan selembar kertas dan alat tulisa. Lalu mereka diminta untuk menutup mata dan membayangkan apa yang menjadi beban hidup mereka. Ada rasa jengkel, kecewa, marah, dan sebagainya, yang disalurkan melalui alat tulis ke kertas putih. Saat melakukan kegiatan ini, ada beragam raut wajah dari peserta. Kertas yang digunakan sebagai tempat melampiaskan perasaan mereka, terkadang ada yang terobek karena kuatnya tekanan alat tulis pada kertas. Saat melakukan ada yang sampai mengeluarkan air mata. Hasil coretan
158
diberi nama oleh mereka, dan pada buku ini, hasil coretan mereka dijadikan ilustrasi dari setiap tulisan mereka sendiri. Sebagai catatan, ada satu anak yang tidak mau menuliskan apapun. Namun setelah mengikuti proses untuk menumpahkan perasaan mereka, anak tersebut sangat bersemangat untuk menuliskan kisah perjuangannya.
Berbagi Kisah Diri Setiap peserta diminta untuk membacakan sebagian dari tulisannya yang dianggap menarik dan dapat menginspirasi orang lain. Disediakan satu kursi untuk anak yang membacakan, sedangkan peserta lainnya duduk lesehan untuk mendengarkan. Sesi ini cukup menguras emosi seluruh yang hadir. Dari 16 peserta hanya ada satu anak yang menolak untuk membacakan tulisannya. Anak tersebut, menyimak kisah yang dituturkan rekan-rekannya, dan terlihat air mata selalu mengalir, dan berulang kali ia minta dipeluk oleh pendampingnya. Suasana haru memang sangat menyelimuti suasana berbagi kisah diri ini. Satu sama lain selalu menyelipkan nasihat untuk kawan-kawannya untuk berani melakukan perubahan atas kehidupannya. Di akhir sesi berbagi kisah diri, diputarkan satu film tentang perjuangan anak-anak yang dilacurkan untuk keluar dari situasinya, sebagaimana dialami oleh semua peserta.
159
Namun suasana dibuat nyaman terlebih dahulu oleh fasilitator. Sesi hari itu selesai, dan malamnya diadakan pemutaran film tentang perjuangan anak-anak yang berada dalam situasi seperti peserta. Selain makanan dan minuman ringan, kepada semua diberikan coklat yang membuat semua orang riang.
Saling Menginspirasi Sesi pagi di hari ketiga diawali dengan permainan oleh peserta sebagai pengganti olahraga. Lalu fasilitator meminta peserta untuk menuliskan, apa pelajaran berharga yang mereka dapatkan dari peserta lain, siapa yang memberikan inspirasi, dan bagaimana mereka akan menggunakan itu dalam hidupnya. Dalam kertas meta plan, anakanak menuliskannya, dan kemudian satu persatu membacakan dan di tempel di dinding. Peserta juga memberikan semangatnya bagi teman-teman yang berada pada situasi yang sama untuk punya keberanian keluar dari situasinya. “Terpilih” satu peserta yang menginspirasi banyak peserta lain. Bukan karena kisah duka citanya yang memang membuat iba, tetapi perjuangannya yang tak pernah putus asa. Juga keyakinannya yang kuat bahwa semua bisa diatasi karena tidak sendiri.
160
“Kit a har us k eluar dar u, “Kita harus keluar darii masalah it itu, kit a pasti bisa. ” kita bisa.” “Kit a tidak sendir ian a berjuang “Kita sendirian ian,, kit kita ang y ang bar eng yak or orang yang bareng eng,, masih ban bany men yayangi kit a. ” meny kita. a.” “Kita harus semangat dalam menghadapi masalah masing-masing masing-masing..” Itulah kata-kata yang sering terlontar dari seorang peserta dari Surabaya yang menjadi inspirasi bagi banyak peserta lain. Selanjutnya fasilitator meminta peserta untuk menuliskan dan membacakan, apa yang mereka harapkan untuk diri sendiri dalam 5 tahun ke depan. Beragam mimpi disampaikan dan diamini oleh peserta yang lain. Diakhir sesi ini, fasilitator memberikan permainan kertas lipat, dimana peserta menuliskan namanya pada kertas, lalu ditukar dengan teman lain, teman tersebut menuliskan”kata kerja” dibawah lipatan kertas dan mengoper pada kawan disampingnya, dan orang terakhir menuliskan “kata benda” pada bagian bawah kertas. Kertas kembali di oper dan masing-masing membacakan apa yang tertulis di dalamnya. Tentu saja ini menjadi aneh dan lucu, karena seringkali kata kerja dan kata benda-nya tidak nyambung, akan tetapi peserta yang namanya sedang disebutkan berusaha untuk mencari makna dari kalimat yang menyangkut dirinya tersebut.
161
Fasilitator menyampaikan makna dari permainan tersebut adalah hidup kadang menawarkan hal-hal yang tidak selalu seperti keinginan atau yang kita harapkan. Bahkan sama sekali tidak kita mengerti. Tugas kita untuk memberi makna pada apa yang disodorkan oleh hidup untuk mendukung mimpi-mimpi kita. Pada sesi penutupan, peserta diminta untuk membawa hadiahnya untuk diberikan pada kawan rahasianya. Satu anak maju memanggil kawan rahasinya. Kawan ini maju mendapat bingkisan dari anak pertama. Berikutnya anak yang baru menerima hadiah, memanggil teman rahasianya dan seterusnya hingga selesai. Bagi saya, mengikuti proses selama tiga hari bersama anak yang dilacurkan dalam penulisan, sangat melegakan. Saya merasa telah memberi ruang untuk menghargai perjuangan mereka, yang tertumpah dalam kisahnya. Bukan kisah dukanya yang mengharu biru, meninggalkan rasa iba yang disajikan. Namun cerita perjuangan “merebut masa depan” yang membanggakan yang akan dikabarkan. Veronica Purwaningsih Program Manager
162
Tentang Samin Yayasan Sekretariat Anak Merdeka Indonesia (SAMIN) adalah organisasi Non-Pemerintah (Ornop) atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja untuk isu-isu (hak-hak anak) dan didirikan pada tanggal 20 Mei 1987 oleh lima (5) orang pendiri, yakni: Bambang Adya Yatmaka, Mohammad Farid, Noegroho PH, Raden Ngabehi Santoso Soewandi, dan Susiawan. Pada tahun 2014, telah dilakukan perubahan organisasi yang disesuaikan dengan Undang-undang Yayasan yang dicatatkan ke Notaris Sri Mardiana, SH pada tanggal 5 Desember 2014, dengan Akta Notaris Nomor 03 dan mendapatkan pengesahan Pendirian Badan Hukum dari Mentri
163
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan nomor: AHU-10685.50.10.2014, tertanggal 16 Desember 2014.
Visi Menciptakan Hak-Hak Anak di hormati, dilindungi dan dipenuhi dalam lingkungan sosial budaya yang memungkinkan di mana mekanisme Negara efektif di kembangkan untuk menangani hak-hak semua anak sebagaimana di atur dalam Konvensi Hak Anak dan Hak Asasi Manusia.
Misi 1. Menyelenggarakan program-program penghormatan, perlindungan dan atau pemenuhan hak asasi manusia khususnya hak-hak anak. 2. Melakukan advokasi kebijakan Melakukan kegiatankegiatan lain yang sejalan dengan maksud dan tujuan Yayasan. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan, serta melakukan kampanye untuk pemberika pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengertian dan nilai-nilai hak-hak asasi manusia, serta hak-hak anak secara khusus. 4. Mengadakan studi dan penelitian mengenai masalahmasalah hak-hak asasi manusia yang menjadi prioritas
164
sasaran dalam arti luas yang berkaitan dengan masalahmasalah sosial, politik, ekonomi dan budaya. 5. Memberikan dukungan dan mengadakan kerjasama dengan badan-badan Pemerintah maupun non pemerintah di dalam negeri serta dengan lembaga-lembaga internasional non-pemerintah di luar negeri.
Kepengurusan Yayasan SAMIN Pembina: •
DR. Arie Sudjito (Ketua)
•
DR. Y. Sari Murti Widyastuti (Anggota)
•
Ida Budhiati, SH, M.Hum. (Anggota)
•
Warsito Ellwein (Anggota)
•
Fathuddin Muchtar (Anggota)
Pengawas: • Bambang Adya Yatmaka (Ketua) • IGN Setiawan Cahyo Nugroho, SH (Anggota) • Bagus Yaugo Wicaksono (Anggota)
Pengurus • Odi Shalahuddin (Ketua) • Veronica Purwaningsih, SH (Sekretaris) • Heru Subroto (Bendahara)
165
Catatan:
166
167
168