1. Lencau Kila
T
ersebutlah kisah seorang anak muda bernama Lencau Kila. Ia sangat gemar berburu ayam hutan. Demi kegemarannya, terkadang ia harus masuk ke hutan untuk beberapa hari lamanya. Suatu ketika, ia memasang jerat sepanjang satu pematang gunung atau sekitar dua kilometer panjangnya. Melihat hal itu, Pelusat Encuk ayahnya, memberi pesan, “Engkau harus periksa jerat itu setiap dua hari sekali.” Lencau Kila mematuhi pesan itu. Maka, ia rajin menengok jeratnya. Dua hari pertama, ia susuri seluruh jerat yang sudah dibuatnya. Ia berangkat seorang diri, berharap ada ayam hutan masuk dalam jeratannya. Kerja kerasnya belum membuahkan hasil. Tak seekor ayam hutan atau hewan terperangkap. Hanya beberapa potongan kayu dan daun yang berjatuhan menutupi jeratnya. Lencau Kila pulang dengan tangan hampa. Pada hari keempat dan keenam ia kembali lagi. Hasilnya masih tetap sama. Tidak ada seekor ayam hutan yang terperangkap. “Mengapa tidak ada seekor ayam hutan atau binatang lain yang masuk dalam jerat ini?” pikir Lencau Kila sambil berjalan pulang. Maka ia putuskan akan menengok jeratnya dua hari lagi. Tibalah hari kedelapan. Ia susuri kembali jeratnya. Kali ini tampak ada hasilnya. Seekor binatang besar terperangkap. Lencau Kila lalu mendekat dan melihatnya. Seekor babi besar meringkuk dalam perangkapnya. Namun ia biarkan babi itu dan segera ia menceritakan hasil tangkapannya pada bapaknya. Pelusat Encuk mendengarkan dengan saksama apa yang disampaikan anaknya. Lalu ia memberi nasihat, “Anakku, bawalah bujaq ini esok hari. Tombaklah babi itu, lalu bawalah pulang.” Lencau Kila mengikuti perintah bapaknya. Ia sudah persiapkan bujaq yang akan dibawa 100 Cerita Rakyat Dayak Kenyah Lepoq Jalan