Seuntai Pinang Pendokumentasian Pengetahuan Komunitas
N
iatan merekam pengalaman keseharian atau halhal yang dianggap penting, menjadi dasar bagi banyak komunitas untuk menciptakan banyak medium tutur. Baik yang berupa gambar seperti lukisan purba di dinding kawasan batuan kapur, ornamen, atau dalam media modern mulai dari koran hingga media sosial. Namun satu medium yang penting juga dalam menjaga tatanan sosial sebuah komunitas adalah tradisi tutur (folklor) yang diwariskan dalam berbagai kegiatan. Dalam tradisi Durkheimian, folklor merupakan politik representasi yang dimainkan oleh komunitas untuk menjadi acuan moral menjaga fungsi sosial setiap masyarakat. Melalui tradisi tutur pula komunitas Dayak Kenyah Lepoq Jalan memaknai sejarah pengalaman mereka sejak hidup di Apau Kayan hingga di Lung Anai. Komunitas yang memiliki pengalaman perjalanan perpindahan sejak tahun 1960-an ini memberikan banyak cerita tentang apa yang dihadapi selama ini. Simbolsimbol digunakan untuk merepresentasikan alam spiritual mereka ke dalam berbagai medium yang dirasa dapat mewakili pengalaman tersebut. Berbagai pengalaman dan pesan moral tersirat dalam melalui berbagai simbol yang digunakan dalam tradisi tutur yang didokumentasikan dalam buku ini. Kumpulan folklor yang ada di tangan pembaca, merupakan hasil dari penulisan yang dilakukan tim Desantara bekerja sama dengan Naladwipa Institute atas Cerita Rakyat Dayak Kenyah Lepoq Jalan
11