1. Tang Tike dan Upit Saleng
T
ersebutlah satu kisah, di hutan belantara Tang Tike (burung puyuh) berjumpa dengan Upit Selang (burung pipit hitam). Keduanya belum pernah bertemu sebelumnya. Mereka saling bertatapan, melihat satu dengan yang lain. Sejak perjumpaan itu mereka bersahabat. “Kenapa paruhmu hitam di atas dan putih di bawah? Kecil lagi paruhmu?” tanya Tang Tike. ”Meski paruhku kecil, tapi kuat,” jawab Upit Saleng menjelaskan. “Aku ingin pergi melihat rumahmu, bolehkah?”, tanya Tang Tike. “Kalau kamu ingin melihat rumahku, nanti kita pergi. Tapi aku juga ingin melihat rumahmu. Ayo, ke rumah siapa duluan?” sahut Upit Saleng. Sore pun tiba. Mereka berdua terbang menuju rumah Upit Saleng yang terletak di ujung pohon pinang. “Wah, rumahmu bagus sekali. Rapi, halus dan tidak bisa lihat ke manamana,” puji Tang Tike. “Inilah bukti kalau paruhku kuat meskipun kecil,” jawab Upit Saleng. Pada saat mereka berdua sedang asyik berbicara, tiba-tiba angin berhembus kencang. Angin kencang itu menggoyang batang pinang ke kanan dan kekiri, sehingga hampir roboh. “Takut aku tinggal di rumah ini,” kata Tang Tike. “Ya beginilah kalau rumah di atas pohon. Kamu tidak pernah terbang di atas pohon kayu jadi kau tidak tahan seperti aku yang biasa tinggal di atas seperti ini,” jawab Upit Saleng. *** Keesokan harinya, Tang Tike mengajak Upit Saleng pergi melihat rumahnya. Sesuai kesepakatan, mereka bertemu kembali di tempat di mana mereka bertemu sebelumnya. “Ayo, pergi dan lihat rumahku,” ajak Tang Tike. Mereka berdua kemudian terbang menuju rumah Tang Tike di sebuah padang rumput yang luas. “Di mana 134 Cerita Rakyat Dayak Kenyah Lepoq Jalan