3. Sulimerang dan Ujung Tunan Arung
T
ersebutlah kisah dua kakak beradik, Sulimerang sang kakak dan adiknya bernama Ujung Tunan Arung. Sejak kecil mereka hidup tanpa kedua orang tuanya. Mereka tinggal di hutan belantara yang sangat terpencil. Tidak ada satu manusia pun yang pernah mereka temui selama ini. Hanya sekumpulan binatang yang mereka kenal. Mereka berperilaku layaknya seekor hewan. Apa yang dimakan hewan, itulah yang mereka makan. Pada suatu hari, mereka terlibat dalam sebuah percakapan. “Mengapa tubuh kita berbeda dengan mereka?” ucap Sulimerang. “Ya, itu juga yang menjadi pertanyaanku dari dulu. Kita tidak pernah bertemu makhluk seperti kita di hutan ini,” jawab Ujung Tunan. Mereka gelisah dan ingin ke luar hutan untuk menemui manusia. “Ke mana kita harus pergi?” tanya Ujung Tunan. “Sebaiknya engkau pergi ke arah hulu dan aku akan pergi ke arah hilir,” usul Sulimerang. Sesuai waktu yang disepakati, mereka bersiap ke luar hutan belantara. Sebelum berpisah, Sulimerang memberi adiknya sebuah batu kecil seukuran ibu jari. “Bawalah batu ini ke mana pun engkau pergi. Jika nanti ada masalah, batu ini akan memberi tahu kepada kita lewat mimpi. Kelak jika aku menghadapi masalah, engkau akan datang kepadaku. Pun demikian sebaliknya. Semoga semesta merestui dan kita akan bertemu kembali,” pesan Sulimerang. “Baiklah,” jawab Ujung Tunan Arung sambil melihat dan memegang erat batu berkhasiat itu. Kakak dan adik yang tidak pernah terpisah itu pun ke luar dari hutan belantara menuju arah yang berlawanan. Sulimerang telah berjalan melintasi tujuh 56 Cerita Rakyat Dayak Kenyah Lepoq Jalan