Dari Redaksi SALAM KAPA! Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas terbitnya Gita Pertala edisi Mei 2012. Gita Pertala adalah buletin KAPA FTUI untuk menyalurkan kreativitas kura-kura KAPA FTUI dan sebagai media komunikasi dan informasi dengan masyarakat teknik UI dan masyarakat luar. Pada edisi ini, selain kelanjutan cerita perjalanan Lost In The Exotic Adventure Of Ujung Kulon, banyak juga dibahas mengenai kegiatan-kegiatan KAPA FTUI yang sangat beragam. Keberagaman kegiatan ini lah yang diharapkan dapat menginspirasi pembaca dan juga sebagai ajakan kepada pembaca untuk mengikuti kegiatan-kegiatan KAPA FTUI. Akhir kata, semoga Gita Pertala edisi Mei ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran tentunya selalu tim redaksi harapkan demi kemajuan Gita Pertala. Saya, selaku Pimpinan Redaksi mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan Gita Pertala ini. Selamat membaca! Best Regards, Pimpinan Redaksi Fara Shabrina Muntu | NR.1184 | Interior ‘11 Page facebook : Gita Pertala Facebook KAPA FTUI : KAPA INFO Twitter : @kapainfo
1
Tim Kerja: (dari kiri ke kanan) Ratna Amelia NR.1172 |Industri ‘11 Manager Jurnalistik Mangasi N. Panjaitan NR.1177 |Kimia ‘11 PJ LH Tri Ali Herviansyah NR.1176 |Kimia ‘11 PJ Non L.H. Akbar Prastika N. NR.1166 |Lingkungan ‘11 Manager Testimonial Rusdi NR. 1127 |Elektro ‘10 Manager Hiburan Faris Eryando NR.1174 |Arsitektur ‘11 Manager Desain & Layout Ghaniyya Rahima Tejo NR. 1197 | Kimia ‘11 Manajer Distribusi Andrea Yusuf Renata K-281-10 | Mesin ‘09 Editor
CERITA PERJALANAN
LOST IN THE EXOTIC ADVENTURE OF UJUNG KULON
Oleh: Khalida Fasya | NR. 1106 | Bioproses ‘09
Langit cerah berawan mengawali pagi di tanggal 24 Januari 2012 itu, lapangan teknik dipenuhi carrier serta barang perlengkapan lain yang akan dibawa. Terlihat beberapa orang sibuk mondar-mandir mengurus sesuatu dan yang lainnya terlihat sedang serius mendengarkan briefing yang disampaikan. Tercatat 50 orang yang ada dalam tim ini dengan 18 orang non anggota KAPA yang berasal dari berbagai fakultas di UI dan sisanya yang merupakan anggota aktif KAPA FTUI. Jam menunjukkan pukul 10 tepat ketika bis yang kami tumpangi berangkat dari Fakultas Teknik tercinta dengan didahului ritual pelepasan lengkap dengan hentakan kaki penuh semangat kekompakan. Lama perjalanan yang diperkirakan sekitar 8 jam ternyata memakan waktu yang lebih lama yakni 12 jam karena sulitnya medan yang kami tempuh. Pukul 10 malam kami tiba di homestay milik Pak Komar, salah seorang warga yang cukup terkenal di desa Tamanjaya. Para panitia segera bergegas menyiapkan tenda untuk bermalam selagi peserta menyantap hidangan makan malam yang telah disiapkan. Sayangnya keadaan tidak berjalan sesuai ren
cana, badai di tengah malam menyebabkan tenda yang telah kami bangun tidak layak dihuni malam itu jadi kami tidur didalam. Masing - masing berjumlah 20 orang. Agenda kami keesokan harinya adalah sosialisasi ke SD dan SMP di desa tersebut. Setelah mengawali briefing yang singkat, rombongan dibagi menjadi 2 tim, Tepat pukul 9, tim pertama segera beranjak menuju SDN 03 Tamanjaya disusul dengan tim kedua yang menuju SMPN 2 Sumur yang terletak berseberangan dengan SD tersebut. Suasana terlihat agak sepi dibandingkan hari biasa, maklum saja saat itu sedang turun hujan sehingga banyak siswa yang
2
berhalangan datang. Oleh karena itu sekitar 50 siswa kelas 1 – 6 dan 60 siswa kelas 1 SMP digabungkan masing – masing di dalam sebuah kelas besar. Suasana tampak terlihat canggung pada awal perkenalan ditambah pula dengan raut ajah pemalu yang terpancar dari para siswa baik SD maupun SMP. Permainan ular tangga badak pada awal pertemuan dapat mencairkan suasana di ruang kelas VII-B SMPN 2 Sumur tersebut. Permainan yang menggunakan pola ular tangga tersebut mengandung pesan yang sarat akan pengetahuan umum tentang kehidupan badak, khususnya badak Jawa. Setelah puas bermain 3 ronde, kegiatan dilanjutkan dengan permainan ‘jerat badak’. Permainan ini merupakan simulasi dari kegiatan ilegal yang dilakukan para pemburu badak, mereka membuat jebakan di hutan dan menjerat badak dengan tali yang terbuat dari baja. Setelah puas bermain, anak – anak kemudian duduk dengan tertib menonton film animasi serta presentasi tentang kehidupan badak yang dijelaskan dengan gaya santai oleh panitia, para peserta non KAPA turut serta duduk bersama bocah – bocah lucu tersebut mengarahkan dan mengatur suasana. Setelah mendapatkan materi yang cukup lama para siswa kemudian dibentuk perkelompok dengan ditemani masing – masing satu orang mentor.Dengan penuh kreatifitas, tangan – tangan mungil ini memotong-motong kertas koran tersebut dan menempelkannya sesuai dengan pola yang ada.Tiga buah karya terbaik mendapatkan hadiah berupa alat tulis. Keceriaan yang terpancar dari wajah – wajah lugu tersebut berubah menjadi antusias ketika mereka masing – masing menuliskan cita – cita serta harapan mereka bagi kelangsungan hidup badak pada secarik kertas warna- warni yang kemudian ditempelkan pada sebuah papan harapan.
3
Setelah makan siang dan beristirahat sejenak, kegiatan dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner kepada warga desa Tamanjaya. Kuesioner tersebut berisi tentang pertanyaan seputar kehidupan masyarakat desa Tamanjaya, mulai dari aspek ekonomi hingga aspek sosial. Kami berkunjung dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah yang disambut ramah oleh para penghuninya. Kegiatan ini membuka mata kami untuk melihat suatu tatanan kehidupan yang jauh dari hingar bingar kehidupan kota yang serba ada. Tidak terasa, senja sore mulai
Penyebaran Kuisioner
terlihat di ufuk barat. Matahari dengan gagahnya mulai turun perlahan, menghilang di balik bayangan Gunung Krakatau yang berdiri teguh di ujung barat. Setelah puas berkeliling desa, sisa waktu di sore itu kami habiskan di dermaga pinggir pantai yang terletak tidak
jauh dari basecamp yang kami tempati. Langit cerah yang merupakan pemandangan yang cukup langka di tengah cuaca yang tidak menentu menjadi teman kami dalam bercengkrama sore itu. Celoteh riang yang terdengar menjadi bumbu dari keakraban yang mulai terjalin diantara kami. Setelah menyantap sarapan dengan menu seadanya, kami mulai bersiap untuk kegiatan yang cukup berat hari itu, perjalanan observasi ke pos karang ranjang. Karena merupakan kawasan konservasi alam yang masih sangat alami, terdapat beberapa aturan atau tata krama yang harus kami penuhi saat berada di kawasan TNUK terutama zona inti. Tepat pukul 9 pagi pada tanggal 26 Januari 2012, setelah melakukan ritual pelepasan dan memanjatkan doa demi keselamatan bersama, kami kemudian dibagi dalam tiga kelompok besar. Masing - masing kelompok terdiri atas anggota KAPA dan non KAPA. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan masing – masing kelompok karena kegiatan trekking seperti ini tergolong kegiatan yang baru pertama kali diikuti oleh peserta non KAPA.
4
. Medan yang kami tempuh cukup berat. Suasana hutan tropis ala Indonesia lengkap dengan kicauan burung dan pohon yang menjulang tinggi dengan jalan setapak yang cukup sempit membuat kami bersemangat menapaki jejak kami. Setelah sekitar 15 menit berjalan, hamparan pantai lengkap dengan hutan mangrovenya mulai menyambut kami. Salah satu bagian terseru adalah saat kami melewati jembatan bambu yang melintasi rawa dibawahnya. Konon katanya terdapat buaya yang bersemayam di dalamnya dan telah menelan tiga orang korban. Jembatan bambu itu terlihat rapuh sehingga kami harus fokus dan ekstra hati – hati melintasinya. Sepanjang perjalanan, guide kami yang merupakan warga lokal sekitar menerangkan dengan aktif flora endemik yang kami lewati. Walaupun tidak hapal namanya satu persatu, namun ternyata banyak tumbuhan yang dapat dimanfaatkan disana, bahkan tak jarang pula terdapat tanaman langka seperti rumput tembaga (Ischaemum muticum), Pandan raja (Pandanus bidur), bungur (Lagerstroemia speciosa), lain-lain yang digunakan sebagai bahan baku bangunan serta masih banyak lagi tanaman lainnya yang digunakan sebagai obat herbal dan tanaman survival. Selain flora endemik, kami juga menemukan beberapa fauna endemik diantaranya owa (Hylobates moloch), lutung (Trachypithecus auratus), kalong (Pteropus vampirus), ular sanca manuk (Phyton reticulatus) dan elang ikan (Techtyophaga ichtyaetus). Setelah 3 jam perjalanan menyusuri hutan, akhirnya kami tiba juga di pos Karang Ranjang sekitar pukul 17.00 WIB. Kelelahan kami terbayarkan dengan pemandangan laut yang begitu menggoda. Senja itu kami habiskan dengan bermain di pantai, menerjang gulungan ombak dengan membuat barikade manusia. Sungguh merupa-
5
kan pengalaman yang tak terlupakan. Suara ombak yang menderu membangunkan kami pada pagi hari ketiga kami di kawasan TNUK. Setelah membereskan tenda, kami pun siap untuk melakukan perjalanan pulang. Agar tidak bosan, anggota rombongan pun direshuffle. Perjalanan pulang kali ini terasa lebih singkat. Oh ya tidak jauh dari pos
Karang Ranjang kami akhirnya menemukan jejak keberadaan Badak Jawa (Rhino ceros sondaicus) berupa jejak kaki badak beserta dengan kubangan lumpurnya yang diperkirakan berusia sekitar dua minggu. Memang sangat sulit bertemu dengan hewan soliter ini. Dengan jumlahnya yang hanya berkisar sekitar 35 - 40 ekor, hewan ini kebanyakan hidup di daerah semenanjung Ujung Kulon dan jarang berada di daerah pesisir pantai. Untuk memantau keberadaan hewan herbivora ini, para petugas balai TNUK menggunakan kamera trap yang dipasang pada titik – titik tertentu. Tepat pukul 12.30 WIB kami tiba di pos Cilintang dan lagi - lagi hujan turun, selama perjalanan kami di Ujung Kulon, tampaknya hujan menjadi sahabat baru kami yang selalu menyertai dalam perjalanan. Setelah menyantap makan siang dengan lahap kami kemudian ber-
sama dengan guide melihat kebun pakan badak yang ada di pos tersebut. Tanaman pakan badak seperti kiteja, mara, segel, songgong, langgar, cisolok, kibarela, dan pulus dikembang biakkan di sana yang kemudian ditanam di sepanjang jalur JRSCA. Ya semoga saja dengan bertambahnya jumlah pakan badak tersebut, kelestarian hewan langka ini tetap terjaga Malam hari kami disibukkan dengan mempersiapkan segala kebutuhan untuk acara nonton bareng dan lomba masak bersama warga. Kala itu pukul 7 malam ketika para warga yang mayoritas terdiri atas ibu - ibu beserta anaknya berdatangan ke lapangan depan basecamp kami.. Sebuah film bertemakan lingkungan hasil karya anak bangsa menjadi tontonan menarik khususnya bagi para anak - anak. Disudut lain, tiga tim yang terdiri atas kaum ibu - ibu ini sibuk menyiapkan sajian nasi goreng yang bertemakan badak yang diusung dalam lomba masak tersebut. Kemeriahan dan keakraban yang terjalin antara kami dan warga menjadi suatu agenda pengantar tidur yang sangat menyenangkan.
6
Sabtu pagi 28 Januari 2012 kami telah siap berangkat pada pukul 09.30 WIB. Seluruh barang yang ada diangkut kedalam kedua perahu yang masing- masing berkapasitas sekitar 25 - 30 penumpang. Siang itu kami beranjak menempuh perjalanan laut selama kurang lebih 3 jam menuju pulau Peucang, dengan cuaca yang kurang bersahabat dan hembusan angin laut yang tiada henti menemani perjalanan ini. Kami pun saling merapat untuk menghangatkan diri dari dinginnya hembusan angin laut yang kencang dan sapuan ombak yang menerjang kami sepanjang perjalanan. Namun semua itu terbayarkan ketika perahu yang kami tumpangi bersandar di dermaga pulau surga tersebut. Dengan tubuh masih menggigil kedinginan, kami mengunjungi pos yang ada di pulau tersebut. Didalam bangunan kayu itu terdapat museum mini berisi kerangka beberapa fauna endemik khas Ujung Kulon. Kami sedikit terlonjak kaget ketika menemukan babi hutan (Sus sp), rusa (Cervus timorensis), kera ekor panjang (Macaca fascicularis) berkeliaran bebas di sana. Setelah makan siang kami pun tergoda untuk menikmati keindahan pantai Pulau Peucang yang menjadi salah satu tujuan favorit para wisatawan. Bermain pasir dan berenang menjadi aktivitas yang kami lakukan sebelum akhirnya kami harus beranjak kembali ke perahu untuk menuju ke Cidaon yang terletak tidak jauh dari Peucang. Setelah tiba di Cidaon dan mendirikan tenda, sore itu kami bergegas ke muara sungai air tawar yang terletak tidak jauh dari camp kami untuk membersihkan diri. Kesegaran air sungai membuat kami serasa makin dengan menyatu dengan alam.
7
Sekitar pukul lima sore, kami beramai - ramai pergi ke padang penggembalaan banteng (Bos javanicus) yang terletak tidak jauh dari camp kami. Tidak hanya banteng, kami juga menemukan sekawanan merak (Pavo muticus). Padang penggembalaan Cidaon memang sengaja diciptakan untuk wilayah tempat tinggal banteng agar tidak terjadi persaingan pakan dengan badak Jawa.
Keesokan paginya terlihat jelas dampak badai malam sebelumnya sehingga membuat barang - barang kami kacau berserakan dan tentu saja basah. Kami pun segera membereskan barang - barang kami dan menyusunnya kedalam perahu untuk bergegas ke tujuan selanjutnya, kembali ke Pulau Peucang. Setelah menemukan spot yang tepat, kami segera terjun ke air untuk snorkeling dan mengarungi gelombang dengan perahu karet KAPA FTUI. Berbagai jenis ikan seperti ikan badut, ikan nemo dan beragam jenis makhluk laut lainnya terlihat menari dengan lincah melewati terumbu karang yang sayangnya sudah banyak terlihat mati.
Akhirnya pagi hari terakhir kami dilalui dengan cuaca yang cukup cerah meski hanya sesaat. Pagi hari sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempat kerajinan tangan di desa tersebut. Tujuan pertama kami adalah rumah milik Pak Armat yang terletak di perbatasan dengan desa Ujungjaya. Di rumahnya yang sederhana Pak Armat, dibantu oleh tiga orang pekerja, membuat cinderamata khas berupa gantungan kunci, patung kayu miniatur badak, liontin, plakat serta sumpit yang semuanya berbentuk badak. Merintis usaha sejak tahun 1995, kini Pak Armat sudah mempunyai pelanggan tetap, bahkan yang berasal dari mancanegara se perti Jepang dan Malaysia.
8
Tujuan kedua kami adalah rumah Tukik, rumah usaha yang digawangi oleh pemuda lokal bernama Oji ini menjual produk yang beragam, mulai dari kaos, gantungan kunci, gelang, kalung, sampai tas anyaman. Ciri khas produk rumah tukik adalah berbahan dasar batok kelapa. Keuntungan dari penjualan produk tersebut dimanfaatkan untuk membiayai operasional kegiatan rumah belajar yang ditujukan bagi anak - anak desa Tamanjaya, khususnya bagi mereka yang putus sekolah. Dari hasil kunjungan kami ke kedua tempat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kawasan TNUK mempunyai potensi alam yang seharusnya dapat dikembangkan dengan baik dan menjadi peluang bisnis serta pariwisata yang tentunya dapat meningkatkan taraf perekonomian warga. Pemerintah kabupaten Pandeglang telah menjadikan badak sebagai ikon kota tersebut.
Pemberian tanda terimakasih kepada Bapak Kepala Desa
Foto bersama sebelum pulang
Sore itu, usai mengemas barang dan berpamitan kepada warga sekitar, kami pun memulai perjalanan pulang kami dengan menggunakan Elf yang dilanjutkan dengan mini bus. Perjalanan pulang kali ini tidak sepadat perjalanan awal kami karena malam itu sudah sangat larut dan kami dengan mudahnya terlelap sampai akhirnya sekitar pukul dua dini hari kami tersadar telah sampai pada area kampus FTUI tercinta. Andrea Yusuf Renata, sang Ketua KAPA terlihat antusias men yambut kedatangan kami walaupun kala itu lapangan teknik masih gelap gulita. Setelah melakukan ritual penyam butan dan sharing mengenai pesan dan kesan acara ini, kami pun kembali menuju ‘habitat’ masing - masing. Pagi harinya dalam kelelahan yang masih menyertai kami tersimpan sebuah harapan akan tiba saatnya kami dapat kembali dimanjakan oleh keindahan dan eksotisme Ujung Kulon.
Peserta belajar membuat kerajinan tangan
9
Lost In The Exotic Adventure Of Ujung Kulon
Seminar Pasca Observasi
Oleh: Fitri Annisa | NR.1185| Bioroses ‘09
&
Setelah sebelumnya mengadakan seminar pra observasi serta observasi Badak ke Taman Nasional Ujung Kulon, KAPA FTUI dengan bangga mempersembahkan acara seminar pasca observasi ‘Ujung Kulon, Warisan Dunia yang Terlupakan’. Seminar ini merupakan salah satu dari tiga rangkaian acara Oberservasi Badak Ujung Kulon ‘Lost In The Exotic Adventure Of Ujung Kulon’. Seminar ini membahas tema tentang Taman Nasional Ujung Kulon sebagai pusat konservasi badak Jawa di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi warga sekitarnya. Sebelum diadakannya seminar pasca observasi, atmosfir kepulangan tim dari Ujung Kulon sudah diciptakan terlebih dahulu melalui Pameran Dokumentasi Ujung Kulon pada tanggal 20 – 23 Februari 2012 di Lobby Gedung K, Fakultas Teknik. Decak kagum akan hasil-hasil foto dokumentasi tim selama kegiatan observasi dan ketertatikan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan KAPA selanjutnya mulai berdatangan dari para pengunjung pameran. Kala itu, jumlah pengunjung melebihi angka 200. Dalam seminar yang diadakan pada hari Kamis 23 Februari 2012, diisi oleh empat orang narasumber yaitu yang berasal dari perwakilan warga sekitar wilayah TNUK, perwakilan dari pengelola TNUK serta perwakilan dari National Geoghrapic Indonesia. Pada seminar ini, KAPA FTUI juga mempublikasikan hasil observasi badak yang dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon pada tanggal 23 Januari hingga 31 januari lalu. Pembicara pertama dibawakan oleh bapak Komaruddin selaku perwakilan warga sekitar wilayah TNUK. Dalam waktu sekitar dua puluh lima menit, beliau membahas memaparkan kondisi faktual serta pengaruh keberadaan TNUK bagi masyarakat sekitar. Seminar dilanjutkan oleh pembicara kedua dan
Pameran Dokumentasi
ketiga yang berasal dari perwakilan pengelola TNUK yaitu Amila Nugraheni, S.Si, M.Si selaku Kepala Urusan Pemanfaatan TNUK dan Asep Uus Susanto selaku Pengendali Ekosistem Hutan merangkap Penata Data Perlindungan Hutan TNUK. Dalam sesi ini dibahas tentang pengelolaan dan perlindungan TNUK, potensi sumber daya alam serta pemberdayaan masyarakat kawasan sekitar TNUK. Rangkaian materi diakhiri oleh pembicara perwakilan National Geoghrapic Indonesia, Teguh Wicaksono. Dengan paparan yang menarik, singkat, dan jelas, mampu menarik perhatian peserta
10
untuk kembali fokus dan antusias terhadap materi seminar. Tepat sepuluh menit beliau menyajikan hasil dokumentasi NGI tentang TNUK dan analisis NGI terhadap kondisi TNUK dan satwa badak saat ini. Walaupun acara sedikit terlambat, namun secara keseluruhan acara berlangsung sukses dengan dihadiri oleh
lebih dari seratus peserta. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat luas terhadap badak jawa yang merupakan salah satu dari warisan dunia yang terancam punah serta dapat menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air Indonesia dengan segala kekayaan alam yang dimilikinya.
Dwica Novita Psikologi UI 2011 Kesan: Ke Ujung Kulon kemarin ‘ngena’ banget. Dapet banyak temen baru sama pengalaman baru yang sering bikin kangen.. 7 hari untuk selamanya gitu deh hehe. Pesan: Sering-sering ngadain acara kayak gini lagi ya..
TESTIMONIAL
Rahmi Widya FIB UI - Sastra Jerman 2009 Kesan: Perjalanan selama seminggu di Ujung Kulon bersama KAPA sangat mengesankan. Saya mendapat banyak pengalaman yang super seru dan teman-teman baru yang super asik. Surviving yet also enjoying your time in a wildlife. Got an ultimate exotic adventure here. It;s more than a journey, it’s a lesson for your life, a life that is not just for you, but also for mother earth. Devina Dwi Soraya Vokasi UI - ..... 2011 Kesan: Seneng! Punya pengalaman baru yang baru pertama kali gue rasain. Ujung Kulon eksotis banget walaupun nggak ketemu badak. Keren banget lah, harus banget nyoba kesana! Pesan: Bikin acara kayak gini lagi ya.. dan kalau bisa konsepnya lebih dimatengin lagi jadi bener-bener dapet ilmunya :)
11
Maria Anastia Wardani FISIP UI - Kriminologi 2009 Kesan: Ujung Kulon itu tempat gw menemukan orang-orang yang suka jalan-jalan! Pesan: Sering-sering ya bikin acara kayak gini lagi! Intar Nindytha FIB UI - Sastra Jerman 2009 Kesan: Menarik! Pengalaman yang membangun. Boleh diadain lagi kapan-kapan. Pesan: Lebih matang dan profesional kalau mau ngadain acara serupa.. Fara Shabrina (NR. 1184) FT UI - Arsitektur Interior 2011 Kesan: Indah adalah ketika menikmati pantai, bukan untuk foto dengan baju ter-oke, tapi sebagai pelarian setelah long march telusur hutan dan sebrang pulau di hantam badai. Momen-momen menikmati pemandangan bintang-bintang sebanyak itu setiap malam dengan backsound ombak laut emang gak ada obat.. I’m completely lost in the exotic adventure of Ujung Kulon! Pesan: Yang belum ikutan... coba ikutan acara KAPA yang lain. Supaya keasikannya bisa dirasakan kalian juga :)
Sumber foto: www.antarafoto.com
Pembabatan Hutan Demi Sebuah Driver-Range Golf Oleh: Annisa | NR. 1172 | Teknik Kimia ‘10 Seperti yang marak diberitakan akhir-akhir ini, UI, Universitas Indonesia sedang melakukan pembangunan besarbesaran. Pembangunan berlangsung tanpa ada komunikasi yang jelas antara rektor dan mahasiswa. Ternyata,saat ini UI tengah membangun sebuah Integrated Faculty Club (IFC), yaitu sebuah pusat kemahasisawaan yang terintegrasi. Salah satunya adalah pembangunan Driver-Range Golf. Jelas tertera pada UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 65 ayat 2, setiap orang berhak atas akses informasi dan partisipasi dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang sehat. Sementara dalam Pasal 68 ayat 1, setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu. Namun pada kenyataannya informasi itu tak sampai pada mahasiswa,sehingga ada aksi protes mahasiwa tentang masalah ini. Berdiri di atas wilayah dengan luas 312 hektar, Rektor UI pernah menyatakan
bahwa Hutan UI adalah daerah resapan dan kawasan penyangga bagi Jakarta dan Depok dan mempertahankan SK Rektor No. 084/SK/R/UI/1988 mengenai konsepsi hutan UI yang diberi nama Mahkota Hijau. Kawasan hijau binaan 175 ha pun ditetapkan sebagai wilayah konservasi resapan air bagi daerah Jakarta Selatan jika merujuk pada SK Rektor tersebut. UI sendiri mempunyai motto sebagai Green Campus, dimana tindakan yang telah UI lakukan justru berkebalikan dari yang ada. Sebanyak kurang lebih 3 hektar hutan dibabat untuk pembangunan Lapangan Golf ini. Pihak Universitaspun berkilah bahwa akan ditanam kembali pohon pohon untuk mengganti hutan yang dibabat. Tapi bisakah mereka-mereka itu menjamin bahwa hutan yang akan ditaman lagi itu bisa mempunyai ekosistem yang sama dengan yang dibabat? Bagaimana dengan efek yang akan ditimbulkan dari pembabatan hutan tersebut? Tentulah pembabatan hutan ini merupakan permasalahan cukup besar bagi lingkungan kita.
12
Mendatar 1.Penyusun utama kerak bumi 2.Gambar 3.Batuan kerak bumi terkeras 4.Getaran perut bumi 5.Tempat pengurai 6.Biru 7.N2 8.Arah kiri pada peta 1
Menurun 1.Gurun pasir terluas 2.Elemen utama kerak bumi 3.Alat pencatat getaran gempa bumi 4.Gempa gunung merapi 5.Alam 6.Gempa patahan bumi 7.Lapisan udara bumi
13
Workshop Jurnalistik Fotografi dan Sinematografi Oleh: Asrul Arafat | NR.1182 | Industri ’11
Meski berstatus klub pecinta alam, KAPA tidak hanya membatasi dirinya pada kegiatan kepecintaalaman dan lingkungan hidup saja. Hal ini terlihat dari diselenggarakannya workshop jurnalistik, fotografi, dan sinematografi pada 6-7 Maret 2012 lalu. Ketiga rangkaian kegiatan ini tidak hanya untuk KAPA dan warga teknik saja, namun juga mahasiswa lainnya secara umum. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan keterampilan mahasiswa dalam bidang
oleh jurnalis handal, Satrio Arismunandar. Tak kalah seru, keesokan harinya diadakan workshop sinematografi yang langsung mendatangkan 3 pelaku muda handal di bidang ini. Mereka antara lain Alexander Vito (producer), Fitto Erig (script writer dan sutradara), serta Yohanes Yoga (editor). Pembawaan santai para pembicara mampu menarik perhatian peserta. Beberapa film dokumenter terbaik yang menjadi referensi juga diputarkan. Sebagai penutup, film
jurnalistik, fotografi, dan sinematografi.. Tak tanggung-tanggung, kegiatan ini mengundang lima pembicara yang handal di bidangnya masing-masing. Rizal Munandar seorang fotografer berpengalaman berbagi tips dan trik dalam dunia fotografi. Workshop fotografi ini juga langsung membawa pesertanya ke lapangan untuk mempraktekkan ilmunya. Tak hanya itu, peserta juga mendapat kesempatan hasil jepretannya dikomentari oleh sang ahli. Di hari yang sama setelah workshop fotografi diselenggarakan pula workshop jurnalistik yang diisi
dokumentasi kegiatan KAPA selama observasi di Taman Nasional Ujung Kulon lalu juga diputarkan dan mendapat komentar positif dari ketiga pembicara.
TESTIMONIAL Andra Diah R. (Kapal ‘09) Kesan: Acaranya super menarik! narasumbernya yahud. Sayang banget publikasinya kurang shingga yang dateng kurang banget untuk acara sebagus itu..
14
Oleh: Erlangga S. | NR. 1178 | P. Internasional
1 Catatan Perjalanan Pra-Operasional
Pagi itu suasana sekret KAPA FTUI ramai disibukkan oleh anggota yang bersiap - siap untuk melaksanakan PraOps ORAD 1. Ada dua rombongan yang akan berangkat pada hari itu. Rombongan pagi dan rombogan malam. Rombongan pertama berjumlah enam orang; Retri (NR. 1173), Ginting (K-287-11), Arab (K-277-10), Andreas (K-286-11), Uli (PA FE UI – Humus) dan Fadhli (K285-11). Rombongan pertama mengendarai satu mobil dan satu motor. Setelah pelepasan, rombongan berangkat pada pukul 10.00 WIB. Rombongan kedua berangkat malamnya pada pukul 21.00 WIB dan tiba di lokasi sekitar pukul 23.00 WIB. Setibanya dilokasi, rombongan terlebih dahulu bersilaturahmi dengan ketua RT dan warga setempat. Tempat kami melewati malam pada hari itu adalan rumah warga setempat yang mempunyai layanan jasa rafting “Boogie�, disana karom melaksanakan rapat evaluasi untuk hari itu. Rapat evaluasi pun selesai dan semua anggota beristirahat. Tepat pukul 05.00 WIB, semua anggota telah bangun dan langsung menyiapkan sarapan. Seselesainya, kami menuju lokasi starting point. Tidak lupa
15
dilakukan pengecekan alat, kemudian tim pertama siap melakukan pengarungan. Tim pertama melakukan pengarungan pagi dan tim kedua pada siang hari. Tim pertama terdiri dari Ginting, Retri, Angga, Uli, Arab, dan Andreas. Pengarungan dari starting point menuju finish point memakan waktu 2 jam. Pada Pra-Ops untuk persiapan Musim Pengembaraan pada bulan Juni - Juli 2012 ini, ada latihan dasar yang dilakukan selama pengarungan. Latihan pertama yaitu menjadi skipper. Skipper adalah orang yang mengatur geraknya perahu selama mengarung. Pelatihan ini dilakukan agar semua anggota yang ikut mampu mengontrol perahu pada medan jeram yang sebenarnya. Ada banyak jeram yang terdapat pada Sungai Cianten dan jeram Naga adalah yang paling besar dan menantang. Sebelum tiba di jeram Naga, kami menyempatkan diri untuk beristirahat dan mengisi perut dengan snack yang sudah dibawa. Setelah istirahat, kami menuju jeram Naga. Pelatihan kedua yang dilakukan adalah Flip-Flop, yaitu membalikkan perahu dan dengan segera naik kembali ke atas perahu. Ini adalah latihan yang paling berat, karena
sulitnya untuk naik kembali ke atas perahu. Setelah perahu terbalik, anggota yang paling dekat dengan perahu harus bisa naik dengan cepat dan membalikkan perahu seperti semula, tentunya dengan cara-cara khusus. Setelah perahu dibalikkan dan semua sudah berada diatas perahu, kita siap menerjang jeram Naga. Jeram ini disebut jeram Naga karena bentuknya yang menikung seperti naga dan arus dan jeramnya yang lumayan besar. Jeram ini kita lalui dengan lancar. Besarnya jeram membuat perahu seperti terbang, tetapi merupakan hal yang sungguh seru dan menegangkan. Setelah melewati jeram Naga, kita berhenti dan melakukan pelatihan yang ketiga yaitu renang jeram. Pelatihan ini adalah berenang melewati jeram tanpa perahu. Renang jeram dilakukan pada saat darurat ketika kita tidak sengaja terlempar dari perahu. Renang jeram mempunyai teknik khusus yaitu kaki harus di tegak lurus kedepan sejajar dengan bahu dan berenang mengikuti arus. Tangan digunakan untuk membantu berenang menepi.
Bentuk pelatihannya; ketika salah satu anggota renang jeram, akan ada anggota yang melemparkan tali sebagai wujud penyelamatan. Kita juga belajar menangkap tali dan cara memegang tali setelah kita mendapatkannya. Walaupun bokong terasa sakit ketika menabrak batu pada saat renang, tapi ini cukup menyenangkan dan menambah wawasan kita akan apa yang harus kita lakukan pada saat emergency. Setelah renang jeram, kita tiba di finish point. Setelah membereskan peralatan, kami pulang menuju basecamp dan langsung mulai memasak untuk makan siang. Setelah makan siang, Uli dan Andreas pamit pulang. Setelah mandi dan istirahat, tepat pukul 18.00, kami bersiap-siap untuk pulang. Perjalanan pulang ditempuh selama sekitar 2 jam, pukul 20.00 malam hari kami tiba di sekret KAPA FTUI. Setelah rapat evaluasi, dan pengecekan alat dilakukan, kami semua pulang ke rumah masing - masing. Perjalanan pada hari itu sangat menyenangkan dan tidak akan terlupakan.
TESTIMONIAL Erlangga Sunarya (NR.1178) Kesan: Seru banget bro!! banyak pelatihan baru yang gue dapet dalam praops ini.
Retri Haryanto (NR. 1173) Kesan: Capek tapi asik! Jeram Naga nya asik, renang jeram nya menantang adrenalin!
16
Cerita Perjalanan Pra-Operasional Rock Climbing 1 Oleh: Ade S. R. | NR.1144 | Teknik Kimia ‘08
Mungkin memang sudah jadi hal yang biasa dimana kadang kenyataan yang terjadi jauh dari perencanaan yang dibuat, begitu juga dengan perjalanan Praoperasional 1 RC kali ini. Praoperasional diadakan sebanyak 2 kali untuk meningkatkan kemampuan anggota sebelum ikut Musim Pengembaraan. Pada awalnya tujuan lokasi pemanjatan adalah Tebing Citatah 48 namun karena terkendala izin dialihkan ke Tebing Citatah 125. Untuk selanjutnya, kalau ingin memanjat di 48 harus izin ke sana sekitar H-1 minggu karena kabarnya 48 sering digunakan untuk latihan Kopassus. Lain cerita, yang awalnya perjalanan direncanakan akan 3 hari jadinya 2 hari yaitu tanggal 23-24 Maret 2012, mungkin karena anggota yang ikut pemanjatan kali hanya sedikit yakni 2 dari 14 kurakura muda divisi RC yaitu ketua rombongan; Ade ( NR. 1144 ) merangkap Bendahara, PJ Peralatan, dan Konsumsi dan Fitria (NR. 1152) sebagai PJ Transport, P3K, dan Dokumentasi. Keduanya ditemani dan diarahkan oleh anggota senior yakni Harya ( K-288-11), Kevin / Onges ( NR.1115 ) dan Imam ( K-291-11). Jika di PM anggota baru coba dikenalkan dengan dunia panjat tebing,
17
istilahnya untuk penarikan minat, di Praops-1 ini anggota divisi RC berlatih materi - materi mengenai teknik dan sistem pemanjatan sehingga pada saat Musim Pengembaraan setiap anggota divisi RC mampu menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu, kegiatan ini bisa juga ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan mengasah keberanian mental para anggota karena latihan manjat di wall dengan di tebing dipastikan memiliki sensasi yang berbeda. Perjalanan dimulai pada Jumat malam. Setelah dilepas oleh anggota KAPA lainnya, rombongan berangkat dengan menggunakan mobil. Perjalanan Depok-Citatah menghabiskan waktu sekitar 3 jam lewat Tol Cikampek & Padalarang. Tiba di lokasi, mobil langsung diparkir di dekat sekretariat Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC). Tenda yang kami bawa tidak terpakai karena akhirnya kami tidur di mobil yang bagian belakangnya di-setting agar penumpang belakang bisa tidur dengan nyaman. Pagi menjelang, anggota shalat shubuh dan dilanjutkan dengan memasak dan sarapan. Setelah tenaga diisi, rombongan siap melakukan pemanjatan den-
gan diawali dengan senam. Sebelumnya pula, Kevin mengajarkan Ade dan Fitria mengenai orientasi medan untuk mengamati kondisi tebing dan merancang strategi untuk memanjat sampai ke pitch 1. Sesuai skenario pemanjatan pertama jalur tokek jenis artificial dimulai dari Fitria setelah sebelumnya Harya me-lead 2 runner. Fitria berhasil nge-lead dengan memasang 3 pengaman jenis lubang tembus dengan sling webbing. Lanjut saya nge-lead dengan memasang 2 pengaman lubang tembus dan 1 pengaman sisip dengan friend, tapi ternyata tidak sampai juga di pitch 1. Imam nyusul manjat menyelesaikan jalur leading yang sudah dibuat Fitria dan saya. Anchor di Pitch 1 berhasil di buat Imam. Setelah itu saya, Onges, dan Fitria meneruskan manjat sampai di Pitch 1. Di sana kami break makan siang dan sho-
Fitria (NR. 1152) Kesan: Tebingnya tinggi banget! Serem tapi asyik :) Pesan: yang ikut sedikit, kalau lebih banyak pasti lebih seru..
lat dzuhur. Jalur pemanjatan kedua yaitu jalur chimney jenis sport yang bentuknya ada 2 buah tebing vertikal yang berdampingan menyerupai cerobong. Jalur ini yang awalnya menurut skenario bakal di lead oleh Ade tapi diganti jadi Onges karena nge-lead itu butuh waktu yang lama bagi kami yang masih baru dan tingkat kesulitan jalur ini cukup tinggi. Akhirnya Imam manjat sampai di pitch 2 menyusul Onges yang udah duluan di sana. Terus mereka turun bergantian dari pitch 2 ke pitch 1 dengan triple rope dengan tali dinamis. Lanjut sesuai perencanaan di skenario perjalanan, menjelang senja kami semua turun tebing dengan rappling, membereskan dan men-checklist alat dan kemudian rombongan bersiap untuk pulang menuju sskretariat tercinta..
TESTIMONIAL Ade S. (NR.1144) Kesan: Pra-Ops 1 RC = Wadah untuk mengasah skill manajerial sekaligus tantangan untuk meng-upgrade mental keberanian manjat tebing alam.
18
PERTEMUAN NASIONAL LINGKUNGAN HIDUP XI Oleh: Mikael Ginting | K-287-11 | Teknik Metalurgi & Material ‘08
Pada tanggal 14-16 April 2012, bertempat di Asrama Haji kota Balikpapan, Kalimantan Timur , telah berlangsung Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) XI Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) yang diadakan setiap empat tahun sekali. Bermula dari sebuah wahana atau forum komunikasi antar Lembaga Swadaya Masyarakat se-Indonesia kegiatan ini dilaksanakan sebagai media urun rembuk, penyusunan strategi dan rencana aksi nasional gerakan LH Indonesia. Para peserta yang diundang adalah dari banyak jenis LSM anggota jaringan WALHI yang salah satunya adalah kelompok pencinta alam. Bersamasama dengan rekan-rekan pencinta alam Indonesia lainnya, KAPA FTUI mendelegasikan salah satu anggotanya, Mikael Ginting (K-287-11), penulis, untuk turut berperan serta dalam rangkaian tersebut. PNLH XI yang bertemakan “Pulihkan Indonesia Utamakan Keselamatan Rakyat” dimulai dengan rangkaian kegiatan Pra PNLH XI dari tanggal 11-13 April berupa seminar (iklim, masyarakat pesisir, dampak perusakan tambang, dan kepemimpinan dalam penyelamatan LH), workshop (tata ruang & konflik agraria), Focus Group Discussion tentang hak masyarakt atas hutan dan penyelesaian konflik, sar-
19
asehan (keadilan pangan), konferensi (revitalisasi peran masyarakat di kawasan hutan), pameran dan donasi hijau, panggung rakyat untuk LH, parade kapal nelayan dan kampanye. Pada hari ke-3, barulah PNLH XI dimulai dengan sidang LPJ periode 2008-2012. Selanjutnya dilanjutkan dengan sidang komisi (organisasi, program, dan rekomendasi) dengan arahan program kerja 2012–2016 ialah “Memperkuat Peran dan Posisi Rakyat dalam Penyelamatan Lingkungan Hidup dan Sumber-sumber Kehidupan”. Pada hari ke-5, dimulailah kampanye calon fungsionaris dan pemilihan Eksekutif Nasional dan Dewan Nasional untuk periode kedepan melalui penghitungan suara dan pengesahannya. Diluar dari rangkaian kegiatan ini, para delegasi pecinta alam; penulis dan anggota jaringan Walhi Jakarta (Eka Citra UNJ, Cicera UP, Manunggal Bawana ITI, Mateksapala AKL, Agrawitaka Mustopo, Ranita, dan Arkadia UIN Jakarta bersosialisasi bersama pada malam hari dan pesiar ke daerah wisata pantai Manggar, taman Bekapai dan pasar Kebun Sayur. Banyak pembelajaran dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan melalui kesempatan ini, dan terima kasih atas rekan anggota yang turut melepas keberangkatan penulis. Salam KAPA!
ORIENTEERING Oleh: Ratna Amelia | NR. 1172 | Industri ‘11
Orienteering merupakan salah satu olahraga alam bebas dimana pemainnya beradu cepat untuk menuju poin-poin tertentu yang terdapat dalam peta. Kemampuan navigasi dan ketahanan fisik merupakan faktor penentu dalam perlombaan ini. Kejuaraan Nasional Orienteering Talaseta III (KNOT III) merupakan salah satu ajang kompetisi Orienteering tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Cinta Alam Semesta (Talaseta) FE Universitas Pancasila. Ajang ini dilaksanakan pada tanggal 14-15 April 2012, di wilayah Cariu, Jonggol, Kabupaten Bogor. Peserta yang ikut berkompetisi sekitar 120 orang dari berbagai daerah di Indonesia, terbagi ke dalam 60 tim. Selain kelompok mahasiswa pencinta alam yang memang mendominasi kompetisi ini; TNI, Sispala dan masyarakat umum pun turut serta. Dalam ajang ini, KAPA FTUI mengirimkan delapan orang anggotanya. Tim Putra 1, Lamro Simatupang NR‌ dan Anang Mandraguna (NR. 1109). Tim Putra 2, Asrul Arafat (NR. 1182) dan Budiono (NR. 1151) Tim Putri 1 yaitu Ghaniya (NR. 1197) berpasangan dengan Triasni (NR. 1171). Tim Putri 2 yaitu Ratna (NR. 1172) berpasangan dengan Khalida (NR. 1106). Wildan Nugraha (NR. 1120), Erick (NR. 1193), dan Fadhli (K-285-11) menjadi official tim yang ikut mendukung para atlet dalam menjalani perlombaan. Setibanya di lokasi perlombaan, para peserta berkumpul di basecamp kemudian official tim mengikuti briefing mengenai teknis lomba sedangkan para atlet diberikan kesempatan beristirahat agar dapat memper-
siapkan fisiknya untuk lomba esok pagi. Pada pagi hari perlombaan seluruh tim sudah bersiap di Starting Point untuk menunggu giliran Start. Terdapat 20 poin yang harus diambil oleh tiap tim dalam waktu 4 jam, masing-masing poin memiliki nilai yang berbeda tergantung tingkat kesulitannya. Tim yang mampu menyelesaikan lomba dengan poin tertinggi dan waktu tercepat akan keluar sebagai pemenang, sehingga memang benar bahwa kemampuan navigasi dan ketahanan fisik yang baik merupakan faktor utama dalam perlombaan ini. Siang hari, seluruh peserta telah menyelesaikan perlombaan. Sekitar dua jam, para peserta menunggu hasil perlombaan dan pengumuman pemenang sembari bercengkrama ataupun beristirahat. Ketika tiba waktunya pengumuman, tim putri KAPA 2 yang terdiri dari Ratna dan Khalida berhasil mendapatkan juara pertama kategori putri. Hal ini sangat menggembirakan mengingat persiapan lomba yang dirasa kurang maksimal. Dengan ini, tim Orienteering KAPA FTUI melanjutkan tradisi juaranya pada ajang perlombaan Orienteering tingkat Nasional. Sebelumnya tim putra KAPA mampu meraih juara 2 dalam Wanadri Orienteering Games pada tahun 2011 dan juara 1 dalam Mapena UMJ Orienteering Competition pada tahun 2010. BRAVO KAPA!!
20
PERINGATAN
HARI BUMI Oleh: Josua A. Sihombing | NR. 1101 | Elektro ‘10
Pada tanggal 28 April 2012 hingga 3 Mei 2012, KAPA FTUI mengadakan serangkaian acara untuk memperingati hari bumi. Serangkaian acara ini ditujukan untuk meningkatkan kepedulian dan menambah pengetahuan peserta kegiatan terhadap dampak teknologi terhadap bumi ini. Serangkaian acara ini antara lain adalah seminar, pembuatan tong sampah, pameran dan kegiatan bersih danau. Seminar “Peran Mahasiswa, Engineer, dan Dampak Teknologi terhadap Lingkungan� pada hari sabtu tanggal 28 April 2012 bertempat di K 206 adalah kegiatan yang pertama dilaksanakan. Seminar ini diisi oleh dua pembicara yaitu Siti Jamliah, Kepala Departemen Lingkungan Hidup BEM UI dan Ir. Herr Soeryantono M.Sc (K-086-76). Dari seminar ini, menyadarkan kita bahwa teknologi yang selama ini dibuat untuk keuntungan manusia ternyata tidak semuanya berdampak baik bagi bumi. Misalkan saja plastik yang dibuat untuk memudahkan malah menjadi sampah yang sulit diurai dan menyebabkan banjir. Demikian juga dengan desain perkotaan yang tidak mengikut-
21
sertakan sungai/kali sebagai salah satu komponen yang perlu di jaga misalnya dengan mendesain perumahan yang membelakangi sungai sehingga memudahkan untuk melakukan pembuangan ke sungai tersebut karena sungai tidak terlihat. Perindustrian dan kendaraan bermotor tentu sangat bermanfaat dalam era modern ini tetapi hal-hal tersebut menghasilkan gas CO2 sehingga menyebabkan efek gas rumah kaca (pemanasan global). Setelah seminar, KAPA FTUI melakukan kegiatan bersih danau di danau Mahoni yang terletak di antara Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Teknik. Dengan perbandingan waktu yang sempit dan luasnya danau yang kami bersihkan hanyalah sampah-sampah di bibir danau sepanjang 100 meter di belakang Pusgiwa UI diperlengkapi pengait dan pengki yang dipinjamkan dari PLK (Pengelola Lingkungan Kampus) terkumpul 20 karung sekitar 3/4 container berisi sampah plastik dan bungkus makanan. Terdapat juga sampah lain seperti tas, tangga bambu dan lain-lain. Keseluruhan danau Mahoni berisi sampah yang didominasi dengan sampah plastik. Ketika kami coba ber-
sihkan area pinggirnya, akan selalu ada sampah baru yang muncul dari bawah danau yang artinya danau tersebut penuh dengan sampah. Sampah tersebut merupakan kiriman sampah dari pasar yang dilalui aliran sungai menuju danau. Untuk membuat danau tersebut bersih diperlukan penghentian kiriman sampah terlebih dahulu baru danau dikeruk sampahnya dan dibuang ke tempat pembuangan. Pameran Teknologi Ramah Lingkungan di Lobi K pada tanggal 30 April hingga 3 Mei 2012 ingin menunjukan bahwa teknologi yang dibuat pada masa sekarang seharusnya lebih memperhatikan lingkungan hidup. Diharapkan dengan adanya pameran ini, peserta pameran dapat membuat suatu teknologi yang berbasis lingkungan hidup seperti desain area yang memperhatikan lingkungan. Tidak hanya lingkungan “benda mati� tetapi
Miftah Ramatullah (NR. 1146 ) Kesan: Seminarnya bermanfaat, wawasan gue tentang lingkungan bener-bener dibuka pas kemarin. Buat bersih-bersih danau itu no cure deh!! Seru abis!! Sampaisampai motor gue ikutan bantu bersihbersih danau. Walaupun gak sampai bersih, seenggaknya dari hal kecil seperti ini bisa menjadi awal untuk langkah besar kedepannya. Selamat hari bumi!
juga memperhatikan lingkungan sosial. Selama kegiatan di atas berlangsung, KAPA FTUI memiliki tim untuk pembuatan tong sampah yang terbuat dari tong berbahan seng dan dihias. Tong sampah tersebut di taruh di pusgiwa teknik lantai dua, di depan ruang BEM FTUI, dan di area kantek luar. Semoga dengan tong sampah ini kebersihan lingkungan lebih terjaga dan momen hari bumi ini tetap teringat setiap kali orang melihat dan membaca tulisan pada tong sampah tersebut.
Testimonial Fara Shabrina (NR.1184) Kesan: Kesan: Menarik! Terutama bersihbersih danau nya. Banyak sampahsampah aneh yang ditemukan. Jijik tapi aneh tapi bikin prihatin. Pesan: jangan buang sampah sembarangan ya bro! Kalau udah numpuk begitu susah banget dibersihinnya :)
22
P3KGD Oleh: Purwhita N.B. NR. 1142| Teknik Sipil ‘11
Seperti yang kita tahu, kegiatankegiatan KAPA tentunya tidak hanya mencari kesenangan dan pengalaman semata, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar atas keselamatan semua peserta dari setiap kegiatan itu sendiri. Kegiatan naik gunung, telusur gua, panjat tebing, dan olahraga air tentunya memiliki bahaya dan tantangan masing- masing. Oleh karena itu, setiap anggota KAPA FTUI wajib memiliki keterampilan P3KGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) minimal untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dan menolong saudara lain yang membutuhkan pertolongan pertama. Oleh karena itu, Bidang Operasional mengadakan pelatihan langsung dari sang ahli untuk semua anggota KAPA FTUI. Pelatihan ini juga sebagai prasyarat utama bagi semua anggota yang akan mengikuti kegiatan Pra-Ops 1 pada bulan Maret dan Musim Pengembaraan yang akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2012. Pelatihan diberikan oleh Korps Suka Rela PMI Unit Unika Atma Jaya dengan 10 pelatih profesional di
23
Fakultas Teknik UI pada hari Jumat, 23 Maret 2012, pukul 10.00 – 15.30 (WIB). Pelatihan dimulai dengan penanganan korban pingsan dengan bantuan LDR (lihat dengar dan rasakan), dilanjutkan dengan cara evakuiasi korban, keracunan, penanganan hipotermia, penanganan luka ringan, luka bakar, sampai balut membalut dengan metode berkelompok. Pada pembelajaran balut membalut inilah yang paling mengesankan, semua peserta diwajibkan mempraktekan satu persatu sehingga suasana kekeluargaan dan keakraban antar peserta dan pelatih sangat terasa. Selain itu, kita juga di berikan pencerdasan mengenai obat-obatan, baik obat-obatan luar atau pun obat minum. Dilaksanakannya pelatihan seperti ini, dengan bekerjasama dengan organisasi/klub lain, menjadi ajang untuk saling mengenal dan menjalin hubungan baik serta belajar dan sharing mengenai berbagai macam materi. Untuk kedepannya semoga KAPA FTUI lebih eksis dan terus berkembang.
RAPAT ANGGOTA TENGAH Oleh: Retri H. | NR.1173 | Interior ‘11
Sore itu, Sabtu ,11Februari 2012, dengan menggunakan atribut kebanggaannya, puluhan anggota KAPA berkumpul di salah satu ruangan gedung K untuk menghadiri Rapat Anggota Tengah (RA Tengah). RA Tengah merupakan rangkaian dari Rapat Anggota yang sekurang-kurangnya diadakan 3 kali dalam masa kepengurusan untuk membahas pertanggungjawaban Badan Pengurus KAPA FTUI sesuai dengan yang tercantum dalam PD-PRT KAPA FTUI. Sebagai pertemuan resmi dan penting untuk kelanjutan program BP seterusnya, kehadiran anggota sangatlah penting. Setelah kuorum sebanyak 50% + 1 anggota aktif tercapai, rapatpun dapat dimulai. Rapat dibuka oleh moderator, Fadhli K-285-10, dan dinotulensikan oleh sekben, Dwitya K 29011. Kemudian Ketua Umum KAPA FTUI, Ucup K-281-10, mulai menyampaikan pertanggungjawabannya kepada seluruh anggota dari 5 bidang yang ada, yakni sekretaris bendahara, bidang operasional, bidang hubungan luar, bidang sarana, dan bidang khusus. Tak hanya dari program kerja yang sudah terlaksana, evaluasi juga dilakukan terhadap target dan parameter yang telah tercapai dari
proker untuk satu masa kepengurusan. Seluruh aggota bebas berpendapat dalam rapat ini karena semua anggota memiliki hak yang sama. Kritisnya anggota dalam merespon baik menerima maupun menolak pertanggungjawaban ketua umum memperlihatkan kepedulian yang besar anggota terhadap kelangsungan hidup KAPA FTUI. Tak hanya anggota aktif senior, kura-kura muda yakni para anggota baru juga tak mau kalah membuka suara dan menyampaikan pendapat mereka. Permasalahan dan kendala yang ada dimusyawarahkan bersama untuk mencapai jalan keluar dan persetujuan semua anggota demi kelancaran pogram kerja selanjutnya.RA Tengah ditutup setelah seluruh pertanggungjawaban disampaikan oleh ketua. Jaya terus KAPA!
TESTIMONIAL Ucup (K-281-10) Kesan: Banyak masukan dan pembelajaran yang didapat dari dan kepada anggota, tapi sayang banyak anggota yang tidak hadir. Pesan: RA Tengah itu wajib, seharusnya semua anggota hadir.
24
Dedikasi & Reputasi Calon Anggota Inti
Rapat BPH DIPERLUAS
Sebuah organisasi tentunya tak akan bertahan bila tak ada orang-orang yang memang adanya berdedikasi tinggi pada organisasi tersebut dan menjalankan organisasi bukan hanya untuk sekedar sebagai pengalaman semasa kuliah, namun memang untuk kelangsungan hidup organisasi tersebut. Maka dengan itu diperlukannya Anggota Inti di Kamuka Parwata. Hal yang mendasar adalah adanya keinginan anggota aktif untuk menjadi Anggota Inti. Anggota aktif mengajukan/mencalonkan dirinya kepada anggota inti dan setelah itu anggota tersebut disebut dengan panggilan ‘Calon’ dan wajib mengikuti rangkaian tahap seleksi sebelum dilantik menjadi Anggota Inti. Pada hari Selasa, 27 Maret 2012, para calon berkumpul bersama anggota aktif lainnya dan anggota alumni dalam Rapat BPH diperluas. Ketukan palu dari Ketua BP KAPA sebagai pemimpin rapat membuka jalannya rapat malam itu, dengan agenda pembahasan Dedikasi dan Reputasi dari para calon Anggota Inti Kapa FT UI sebagai salah
25
satu syarat sebagai Anggota Inti yaitu memiliki dedikasi dan reputasi yang baik. Terdapat 13 calon yang mengajukan diri dan menjalani proses tersebut; Asrul (Sipil’11), Erick (Metal’11), Cica (Tekim’10), Ghaniyya (Tekim’11), Fara (Interior’11), Retri (Interior’11), Audi (Ars’10), Omi (Sipil’11), Ratna (TI’11), Derry (Metal’11), Purwhita (Sipil’11), Lamro (Sipil’10), Faris (Ars’11). Pembahasan dedikasi dan reputasi dari para calon anggota inti dirasa perlu karena sebagai seorang anggota inti nantinya sudah sepantasnya memiliki reputasi yang baik dalam internal KAPA maupun di luar KAPA serta memiliki dedikasi penuh demi kelancaran dan keberlangsungan hidup KAPA. Urutan dimulai dari anggota yang pertama kali mengajukan dirinya (mengembalikan formulir) sebagai calon nomor satu. Tiap-tiap calon diwajibkan memperkenalkan dirinya pada semua peserta rapat serta menguraikan kegiatan apa saja yang telah ia ikuti selama menjadi anggota dan kemudian dihujani pertanyaan dan tanggapan dari
para peserta rapat berkaitan dengan dedikasi dan reputasi para calon selama ini di mata para anggota lainnya. Berdasarkan hasil dari jawaban-jawaban pertanyaan dan tanggapan para peserta rapat inilah yang menjadi penentu dapat tidaknya calon melanjutkan rangkaian Pelantikan Anggota Inti KAPA FT UI dengan penilaian apakah para calon
memiliki dedikasi dan reputasi yang baik. Pada Rapat BPH diperluas kali ini, pemimpin rapat dengan pertimbangan dan penilaian dari anggota lainnya, memutuskan bahwa ketigabelas calon memiliki dedikasi dan reputasi yang baik dan berhak mengikuti kelanjutan rangkaian Pelantikan Anggota Inti.
COMING SOON..
26
Pra Operasional 1 L E N S A K A P A
Gunung Hutan (Telaga Warna, Puncak) Rock Climbing (Tebing Citatah, Bogor) Caving (Goa Asem, Tajur Bogor) Olahraga Air (Sungai Cianten, Bogor)