#BekerjaDariRumah
Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) dan Pasa; 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Dr. Mariman Darto
#BekerjaDariRumah
(Editor)
#BekerjaDariRumah
Tetap Produktif di Tengah Covid Diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia oleh: Kerjasama antara Puslatbang KDOD dan DPublizer
ISBN: 978-979-1176-49-1 Editor Mariman Darto
Tim Pelaksana Humas Puslatbang KDOD
Desain Cover & Layout Nur Ersandi
#BekerjaDariRumah
Pengarah Adi Suryanto
Dilarang untuk mengganti isi buku ini dan mencetak dan memperjualbelikannya Semua isi dan rancangan ada dalam perlindungan Undang-undang
Dafta
#BekerjaDariRumah
Pengantar Editor
Epilog
Sebuah Pengantar
Bagian C
ar Isi
Prolog Bagian B
#BekerjaDariRumah
Bagian A
#BekerjaDariRumah
#BekerjaDariRumah
Pengantar Editor Syukur Alhamdulillah, buku #BekerjaDariRumah: Tetap Produktif di Tengah Covid, selesai tepat waktu. Lahirnya buku ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh harapan beberapa pertimbangan, antara lain :
Pertama, membangun kultur menulis bagi para pegawai adalah sebuah keniscayaan. Terlebih, seorang pegawai ASN yang berada di dalam sebuah lembaga pengkajian kebijakan publik, khususnya di bidang desentralisasi dan otonomi daerah,
#BekerjaDariRumah
tentu tradisi menulis adalah kebutuhan. Tidak hanya para pejabat fungsional keahlian saja, namun juga pejabat fungsional keterampilan termasuk pejabat struktural hukumnya wajib.
Kedua, menulis bagi pegawai adalah menyehatkan dan membangun optimisme, apalagi pada saat pandemik Coronavirus
Disease 2019 (Covid 19). Sehat dan
optimisme penting untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Ketiga, untuk mendokumentasikan segala hal yang positif, kreatif dan inovatif selama bekerja dari rumah. Sayang sekali, berbagai gagasan dan praktek mengeksekusi gagasan tidak terdokumentasikan secara baik. Pengalaman seperti ini penting untuk diketahui agar suatu saat nanti ada diantara kita yang membutuhkan pengalaman baik seperti dalam buku ini.
Keempat, sebagai instrument bagi kita untuk bersedekah, beramal dan sharing kebaikan. Tentu setiap kita sebagai makhluk beriman, implementasi keimanan perlu dilakukan dengan beramal, bersedekah. Karena iman tanpa amal adalah hampa.
Ucapan terimakasih tentu saya sampaikan kepada seluruh pegawai atas semangatnya untuk bersedekah tulisan, sehingga buku sederhana ini bias dihadapan kita sekalian. Semoga keberkahan dan kebaikan selalu kita peroleh. Selamat membaca! Samarinda, 29 Juni 2020 Dr. Mariman Darto | Kepala Puslatbang KDOD
#BekerjaDariRumah
Sebaliknya amal tanpa iman adalah percuma.
#BekerjaDariRumah
Pengantar Sebuah
Buku yang kemudian diberi judul
#BekerjaDariRumah : Tetap Produktif di Tengah Covid ini saya yakin memberikan pesan bahwa bekerja dari rumah memberikan pengalaman yang berharga, meskipun pada awalnya membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah. Banyak gangguan dari anak-anak yang umumnya masih kecil, juga harus mengurusi dapur dan berbagai hal yang lain. Namun ini dapat menjadi sarana pembelajaran penting bagi setiap pegawai yang telah sudi menuliskan kisah pendeknya, sekaligus sebagai sarana pembiasaan menulis. Karena menulis itu tidak mudah.
Coronavirus Disease 2019 atau dikenal sebagai Covid 19 berdampak luas bagi kehidupan warga,
#BekerjaDariRumah
Tetap Produktif di Tengah Covid
P
ertama saya sampaikan apresiasi kepada Puslatbang KDOD, dalam hal ini saudara Mariman Darto sebagai editor, yang telah mendokumentasikan catatan kecil tentang pengalaman pegawai Puslatbang KDOD selama bekerja dari rumah (work from home).
masyarakat dan negara. Tidak hanya
Jaga jarak (physical distancing) antar orang
mengancam kesehatan masyarakat saja,
di tempat umum diatur dengan jarak satu
Pandemik Covid 19, yang telah menyebar ke
hingga dua meter. Pemerintah juga
seluruh dunia ini, juga membawah dampak
mengatur tentang membiasakan untuk tetap
ekonomi yang sangat luas. Bahkan ancaman
tinggal di rumah (social distancing) kecuali
krisis ekonomi di depan mata.
untuk keperluan yang sangat mendesak.
Covid 19 telah mengubah cara pandang kita
Bahkan, dalam hal sholat berjamaah di
tentang sebuah masa depan baru. Hal ihwal
masjid, melakukan ritual ibadah di tempat-
tentang kebiasaan masa lalu, tampaknya tak
tempat ibadah lainnya seperti di gereja,
lagi ada. Sebaliknya, hal-hal baru yang tidak
vihara, pura dan tempat peribadatan yang
umum menjadi kebiasaan yang wajib
lain, Pemerintah mengaturnya. Semuanya ini
dilakukan, terlebih soal protokol kesehatan. Masker dulu tidak diwajibkan. Namun, hari
#BekerjaDariRumah
ini tanpa masker bisa berakibat fatal :
dilakukan untuk mengurangi dampak Covid 19, agar kita selamat dari wabah yang mematikan.
kematian! Sehingga pemerintah
Cara pandang tentang budaya baru, tentang
mengharuskannya. Kenapa? Karena sumber
kemampuan melakukan kebiasaan baru,
penularan utama melalui pernafasan.
tentang bagaimana kita hidup dalam
Dengan masker, setidaknya mengurangi
tekanan pandemi Covid 19 yang terus
bahkan menghambat proses penularan
mengintai adalah sebuah sikap mental yang
Covid 19. Pun juga sama dengan protokol
perlu disiapkan. Bukan soal kematian, tetapi
kesehatan yang lain. Misalnya pembiasaan
soal menyiapkan hidup ke depan, yang
cuci tangan yang sebelumnya hanya
boleh jadi, penuh ketidaknyamanan karena
himbauan sekarang menjadi wajib dilakukan.
hilangnya status quo. Hilangnya hal normal
kehadiran pegawai dalam satu kantor.
tradisi baru yang sebagian menyebut era
Setiap ASN yang bekerja di kantor, wajib
new normal, zaman kenormalan baru.
menggunakan masker dalam menjalani
Kata kuncinya adalah bagaimana
sistem kerja baru. ASN juga diwajibkan
beradaptasi dengan era kenormalan baru,
menyesuaikan jarak tempat duduk sejauh 1,5
terutama bagi ASN? Pemerintah mengambil
hingga 2 meter, menjaga jarak atau social/
langkah cepat dengan menetapkan sejumlah
physical distancing saat melakukan
kebijakan. salah satunya adalah kebijakan
pertemuan, dan mengurangi kunjungan
terkait sistem kerja pegawai ASN dalam
kerja dengan melakukan rapat via daring.
tatanan normal baru. Kebijakan ini diambil
Selain itu, pegawai dengan usia di atas 50
sebagai langkah antisipasi terhadap
tahun yang memiliki riwayat kesehatan
pencegahan dan sekaligus menghambat
disarankan bekerja dari rumah (work from
penyebaran Covid 19.
home).
Sebagai misal dengan keluarnya Surat
Surat edaran ini juga memberlakukan
Edaran Menteri PANRB No. 58/2020 tentang
pengetatan pada perjalanan dinas bagi ASN
Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara
selama masa PSBB. Secara umum, ASN
Dalam Tatanan Normal Baru menegaskan
belum diperbolehkan berdinas ke luar kota.
bahwa ASN tetap menjalankan tugas dan
Namun, apabila perjalanan dinas tersebut
fungsi secara produktif. Namun dalam
sifatnya mendesak, dilengkapi surat dinas,
konteks daerah menjalankan Pembatasan
dan daerah yang dituju merupakan zona
Sosial Berskala Besar (PSBB), maka kantor
hijau, maka yang bersangkutan
pemerintah bisa menerapkan saat work from
diperbolehkan melakukan perjalanan dinas.
office (WFO) dengan maksimal 50 persen
#BekerjaDariRumah
yang membuat kita nyaman. Dan digantikan
#BekerjaDariRumah
Masing-masing kementerian dan lembaga
19 yang masih terus mengancam, sekaligus
harus memiliki dukungan sumber daya
untuk mempersempit penyebarannya.
manusia, dukungan infrastruktur
Lantas bagaimana dengan pola interaksi
menyesuaikan sarana yang ada, serta
antar pegawai, pegawai dengan pimpinan
menggunakan teknologi informasi sesuai
dan bagaimana layanan LAN selanjutnya?
dengan pedoman untuk menunjang
Semuanya dilakukan melalui pemanfaatan
pekerjaan selama tatanan kehidupan baru.
teknologi informasi dan telekomunikasi.
Sistem kerja tersebut merupakan pola baru,
Berbagai sistem aplikasi teleconference,
sehingga para ASN diminta lebih kreatif dan
meeting, seminar, focus group discussion,
inovatif untuk menyesuaikan diri.
distance learning atau e-learning
Di Lembaga Administrasi Negara (LAN),
dimanfaatkan secara optimal oleh LAN.
Kepala LAN juga menindaklanjuti melalui
Sistem presensi pegawai juga telah
Surat Edaran 9 Tahun 2020 tentang Work
diintegrasikan dengan GPS sekaligus untuk
From Home (WFH) Dalam Masa Pandemi
mengontrol pergerakan pegawai diseluruh
Coronavirus Disease (Covid 19) bagi pegawai
kantor LAN di Indonesia. Sistem ini juga
Lembaga Administrasi Negara tertanggal 18
dapat digunakan untuk pemantauan
Maret 2020. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi pegawai LAN dalam melaksanakan WFH selama kurun waktu tertentu. Kebijakan ini pun berlanjut hingga keluarnya SE Nomor 12 Tahun 2020 dan SE Nomor 15 tahun 2020
keadaan kesehatan serta kinerja pegawai. Inilah alasan kita untuk tetap produktif di saat pandemi Covid 19. Selamat kepada seluruh pegawai Puslatbang KDOD LAN.
tentang hal yang sama. Sekali lagi kebijakan
Jakarta, 29 Juni 2020
ini ditempuh karena kondisi pandemi Covid
Dr. Adi Suryanto, M.Si | Kepala LAN RI
#BekerjaDariRumah
#BekerjaDariRumah
nisiatif penulisan buku
Menteri Keuangan, Sri Mulyani terus
#BekerjaDariRumah: Tetap Produktif
melakukan revisi pertumbuhan di kisaran
di Tengah Covid muncul disaat
dua persen. Bahkan, menurutnya bisa terjun
sebagian orang panik. Panik karena
bebas di level di bawah 0 persen. Sungguh
ada sesuatu yang tak tampak, namun
kondisi yang tidak diinginkan oleh semua
membunuh jutaan orang di dunia. Panik
pihak. Karena dampaknya bisa ditebak :
karena berita hoax tentang Coronavirus
daya beli masyarakat kian tergerus.
Disease 2019 (Covid 19) menyebar melebihi
Pengangguran tidak bisa dibendung. Angka
kecepatan penyebaran Covid 19. Panik
kemiskinan meningkat. Ketimpangan pasti
takut kehabisan bahan makanan sehingga
melebar. Semuanya membawa keprihatinan
harus melancarkan aksi panic buying. Bagi
kita. Namun, ditengah kondisi tekanan yang
perekonomian dunia ini adalah awal dari
menyuramkan itu, kita tetap harus
resesi. Bagi Indonesia, dampaknya bagi
bertindak proporsional dan rasional.
perekonomian, sungguh tidak bisa
Sebagai pimpinan tentu saya berharap
diremehkan. Perusahaan tutup. Restoran tak
kasus Covid 19 tidak berpengaruh terhadap
buka lagi. penerbangan dibatalkan. Bahkan
psikis pegawai, apalagi sampai stress.
sebagian maskapai merugi lalu berakhir
Apalagi kata para ahli, kegalauan hati,
pailit. Perdagangan yang merupakan urat
ketidaktenangan karena stress, negative
nadi masyarakat mati. Pelayanan publik
thinking adalah salah satu pemicu virus
sementara diberhentikan. Pembangunan
mematikan itu menghampiri kita. Apalagi,
infrastruktur berhenti karena refocusing dan
dalam setiap Rapat Pimpinan melalui Zoom
relokasi anggaran untuk kegawatdaruratan
Cloud Meeting, kepala LAN, Dr. Adi
dan tanggap bencana.
Suryanto selalu mengingatkan jajarannya
untuk bertanggungjawab dan selalu
Rudystina (hellosehat.com, 15/11/2019),
mengawasi pergerakan pegawainya, untuk
menulis bermanfaat bagi kesehatan.
tanpa syarat. Karena itu, arahan itu bagi saya adalah petunjuk untuk kemudian dilaksanakan. Apalagi soal kesehatan pegawai bagi saya adalah hal yang tak bisa
Menulis
ditawar. Sangat penting untuk keberlanjutan
Pertama, membantu memulihkan emosi.
kinerja organisasi. Kenapa? Pegawai yang
Menurut sebuah studi di Selandia Baru,
sehat akan sangat menentukan kesehatan
peserta yang pernah mengalami
(kinerja) organisasi. Tidak ada organisasi
pengambilan biopsi kulit ditugaskan untuk
yang mau mengambil resiko, yang
menulis sebuah catatan mengenai pikiran
membiarkan pegawainya sakit. Pun juga
terdalam tentang apapun selain perasaan
sama dengan pegawai. Pilihannya adalah
atau keyakinan mereka. Kemudian, setelah
sehat. Sekalipun protokol kesehatan ketat
dua minggu, para peneliti mengamati
harus benar-benar diterapkan. Pertanyaan
kemajuan bekas luka yang ada di tubuh
penting yang perlu dijawab adalah
mereka. Dan hasilnya adalah, mereka yang
bagaimana mengubah tekanan psikologis
menulis tulisan ekspresif mengalami
itu menjadi semangat baru dalam
pemulihan lebih cepat daripada mereka
membangun optimisme?
yang dilarang menulis tentang perasaan
Jawaban atas pertanyaan itu, salah satunya
mereka.
adalah menulis! Menurut dr. Andreas Wilson
Kedua, mengubah cara berpikir pasien
Setiawan, sebagaimana ditulis Adinda
kanker terhadap penyakit mereka. Sebuah
#BekerjaDariRumah
memastikan kesehatan seluruh pegawai
#BekerjaDariRumah
studi yang ditulis dalam jurnal The
syukuri sebelum tidur memiliki kualitas tidur
Oncologist (2008) menunjukkan bahwa
yang lebih baik dan lebih panjang.
tulisan ekspresif dapat membantu pasien
Kelima, membuat kita berbicara lebih
kanker, dengan mengubah cara pikir,
lancar. Sebagian besar hal ini disebabkan
sekaligus meningkatkan kualitas hidup
oleh peningkatan kosakata dan pengasahan
mereka.
bahasa yang konstan, termasuk editing,
Ketiga, membuat kita lebih terorganisir.
yang membuat kita semakin memahami
Penulis yang paling sukses akan membuat
dasar tata bahasa yang benar. Terlebih lagi,
jadwal untuk menulis dan benar-benar
upaya untuk menemukan kalimat alternatif
meletakkannya di kalender. Melakukan hal
pada ide-ide sederhana, tidak akan mati
itu akan membantu kita mempertahankan
ketika berpaling dari tulisan kita ke dunia
jadwal keseharian, tidak hanya pada
nyata. Kita akan lebih percaya diri saat
aktivitas menulis, namun kita juga akan
berbicara, dan akan mewarnai kata-kata kita
terorganisir dan efisien dalam bidang lain di
dengan pilihan kata yang halus dan positif,
kehidupan kita.
sehingga dapat berpengaruh dalam
Keempat, membantu untuk tertidur.
percakapan.
Menghabiskan waktu 15 menit di malam
Keenam, membuat pikiran dan tubuh lebih
hari, hanya untuk menuliskan apa yang kita
baik. Menurut sebuah artikel di jurnal
syukuri dapat membuat keajaiban terhadap
Advance in Psychiatric Treatment (2005),
tidur kita. Menurut sebuah studi “Applied
manfaat menulis artikel ekspresif tidak
Psychology: Health and well-being�. Para
hanya dialami dalam jangka pendek, namun
peneliti menemukan bahwa peserta studi
juga dalam jangka panjang. Menulis
yang menuliskan hal-hal yang mereka
ekspresif telah dikaitkan dengan
peningkatan suasana hati, kesejahteraan,
halaman ini, termasuk ide sederhana. Saya
tingkat stres dan gejala depresi, serta
mempersilahkan pegawai menulis apapun
manfaat fisik seperti penurunan tekanan
sebagai ekspresi selama bekerja dari rumah.
darah, dan juga peningkatan fungsi paru-
Boleh tentang ekspresi emosi tentang Covid
paru dan hati. Beberapa penelitian
19, kegalauan saat bekerja dari rumah yang
menunjukkan bahwa menulis tulisan
yang diganggu oleh anak-anak, atau belajar
ekspresif dapat membantu orang dengan
membuat kue dan lain sebagainya.
gangguan stres pascatrauma.
Saya menemukan pengalaman menarik saat
Karena itu, bagi saya, semoga juga teman-
berusaha membaca rasa dan pikiran melalui
teman penulis, menulis adalah sarana
narasi teman-teman pegawai Puslatbang
penting mengumpulkan energi positif bagi
KDOD selama bekerja dari rumah.
bangunan optimisme.
Keseluruhan cerita yang sarat emosi itu, saya
Bagi saya menulis itu adalah
kelompokkan ke dalam tiga bagian.
Dan sedekah itu melindungi kita dari
menghadapi Coronavirus Disease 2019. Kedua, tantangan baru bekerja dari rumah. Dan, ketiga, kreatif dan produktif di masa krisis. Selamat kepada para penulis, semoga menjadi amal dan sedekah yang mulia.
berbagai rintangan termasuk Covid 19 ini. Ide menulis artikel pendek dua hingga tiga
*****
#BekerjaDariRumah
Sedekah
Bagian pertama tentang tantangan
#BekerjaDariRumah
Hikmah Dibalik Musibah Sudah hampir satu bulan lamanya, kantor tempat saya bekerja menerapkan sistem piket, bekerja tidak lagi lima hari dalam seminggu, ada kalanya tiga hari, dua hari. Bahkan sekali dalam seminggu, tergantung penjadwalan yang secara berkala ditetapkan
oleh pimpinan. Hal ini bukan karena ada renovasi di kantor, bukan juga karena ada tugas kedinasan, tapi karena satu makhluk Tuhan yang tak kasat mata, yang tak bisa kedatangannya. Dia dinamakan Corona, berasal dari Cina, sekarang sudah berkeliling ke seantero dunia. Dengan inisial Covid-19, virus radang pernapasan akut yang menyerang paru paru ini sudah meluluh lantakkan setiap sendi kehidupan manusia. Tidak hanya
#BekerjaDariRumah
dihirup baunya, didengar suaranya, ditebak
#BekerjaDariRumah
dalam segi kesehatan, tapi juga kestabilan
mempersatukan umat manusia, tidak
ekosistem moneter di dunia. Praktis, hanya
berkumpul, tapi sama-sama di rumah.
sekelumit Negara saja yang belum
Begitulah kujalani hari-hari, tetap senantiasa
melaporkan kehadiran virus ini di
dekat dengan HP, menunggu titah,
teritorialnya, seperti Turkmenistan, Tajikistan,
penugasan dan arahan yang musti
Lesotho dan katanya Korea Utara. Entah
dilaksanakan. Karena jika tidak ada
sampai kapan hal ini akan berlangsung, hari
penugasan terkadang bingung mau
ini tidak dapat dikatakan lebih baik dari satu
melaporkan apa sebagai laporan kinerja
bulan yang lalu.
harian yang setiap hari harus disetor ke
Jika tanggal 17 Maret 2020 (hari pertama
atasan langsung.
kami menerapkan sistem piket) tidak lebih
Zoom Meeting Video menjadi wahana
dari 3 kasus positif Covid-19 di Provinsi
penyaluran rindu dan penyadaran batin
Kalimantan Timur, per hari ini sudah ada 35
bahwa diri ini masih seorang pegawai yang
kasus. Tidak hanya Indonesia yang kelihatan
masih bekerja di kantor yang sama, dengan
masih kebingungan mencari formula paling
teman-teman yang sama pula. Konon,
efektif untuk menghentikan mata rantai
katanya owner aplikasi Zoom ini bertambah
Covid-19, yang sejak 1,5 bulan yang lalu
pundi-pundi hartanya sebanyak 66 Triliun
dinobatkan sebagai pandemi oleh WHO,
dalam kurun waktu 3 bulan saja. Begitulah
Negara Adi Kuasa seperti Amerika saja sudah
Corona mengubah dunia, di saat banyak kita
menyalakan alarm tanda bahaya, resesi
berbicara tentang Corporate University,
ekonomi mulai kasih tanda.
wacana PNS sebagian nanti akan dapat
Setelah berbicara dunia, mari kita kembali
bekerja dari rumah, sekarang semua dapat
lagi ke rumah, gema #StayAtHome
merasakannya. Kecakapan dalam teknologi
informasi manis tersendiri yang dihasilkan oleh wabah flu
memori indah yang sulit dilupa. Waktu luang bersama keluarga merupakan momen mahal yang selama ini
ini, belum lagi kalau kita
mungkin hilang atau tidak terlampiaskan
membicarakan bagaimana
dengan sempurna, oleh saya, oleh kita
alam ini seakan berterima
semua. Toh, semua bermula dari keluarga,
kasih kepada Covid-19, atas
dan berakhir di keluarga. Kebahagiaan,
peranannya dalam
kesefahaman dan keharmonisan yang
menghentikan sementara polusi yang
dihasilkan oleh keluarga kecil kita saat ini
dihasilkan umat manusia.
akan melahirkan ketahanan organisasi dan
Kedekatan dengan keluarga adalah aspek
masyarakat, yang dapat menghasilkan
lain yang dirasakan oleh setiap orang yang
dimensi kekuatan lain kala pandemi ini
bekerja dari rumah. Kenikmatan
berakhir, karena pasti dunia setelah ini tidak
menyaksikan pertumbuhan anak-anak,
akan lagi sama.
senyuman istri atau suami, bekerja sambil bermain bersama di rumah akan menjadi
*****
#BekerjaDariRumah
menjadi buah
Nasehat Bapak nya piketan” saya menjawab pertanyaan bapak sambil duduk di kursi sebelah bapak.
“Sudah jam segini
Dalam keluarga ini masih kental
kenapa belum
menggunakan Bahasa Banjar. Agak aneh
berangkat kerja nak?
rasanya bila menggunakan Bahasa Indonesia
Sudah jam 8 lewat.” ujar
di rumah. Saya pun tidak masalah, toh kalau
bapak sambil mengetuk
#BekerjaDariRumah
pintu kamar saya. Maklum selepas
bukan pemudi seperti saya siapa lagi yang akan melestarikan Bahasa daerah.
mama berpulang ke Rahmatullah bapaklah
Sembari duduk di kursi kesayangannya,
yang selalu membangunkan dan
bapak nampaknya masih bingung kenapa
mengingatkan saya untuk berangkat kerja.
anak nya tetiba tidak masuk kerja di hari
Hal yg dulu biasa ibu lakukan saat beliau
senin yg notabenenya jam 7 sudah tidak ada
masih ada.
dirumah.
Kaget mendengar suara bapak, saya
“Kenapa disuruh kerja dirumah nak? Emang
langsung membuka pintu “hari ini ulun
ada apa?”
(saya) kerja di rumah pak. Kada dibolehkan
“Presiden dan Gubernur suruh membatasi
turun begawi sama pemerintah. Nanti kerja
kegiatan di luar rumah, untuk mengurangi penyebaran wabah corona ini pak, pimpinan
dipusat juga perintahkan untuk kerja
hobi membaca buku. Jadi, sangat jarang
dirumah aja, jadi semua pegawai LAN nurut
berbincang dengan bapak dihari-hari biasa.
aja. Meski demikian, kita tetap kerja dirumah
Sambil menyeruput obat racikan tradisional
kok”.
yang beliau rajin konsumsi untuk setidaknya
“Kerja piketan tu pang apa maksudnya,
mengurangi sakit asam urat beliau, bapak
nak?”
kemudian melanjutkan pembicaraan.
“Jadi nanti masuk nya gantian, di hari
Mungkin bapak juga memikirkan hal yang
tertentu aja. Dalam seminggu masuk kantor
sama seperti yang saya pikirkan tadi. Lama
nya cuman sehari atau dua hari aja, sisanya
tidak mengobrol dengan anak gadis bungsu
dikerjakan dirumah”
nya yang dulu sewaktu kecil selalu beliau
“Ooh, kaya itu kah” bapak mengangguk
gendong kemana-mana.
kenapa anak nya tidak masuk kerja hari itu. Setelah dipikir-pikir sudah lama juga saya tidak duduk mengobrol santai berdua dengan bapak. Pada hari biasa sebelum
wabah ini menjadi pandemik, saya selalu disibukkan dengan pekerjaan. Berangkat pagi-pagi bertemu bapak hanya untuk pamit kerja. Pulang kerja langsung kelelahan dan memendamkan badan dikasur. Bahkan di akhir minggu pun malah sibuk melakukan
“Sampai kapan kah jadi kerja dirumah ini nak?” “Seharusnya cuman sampai 14 hari, tapi kalau korban nya masih bertambah mungkin akan diperpanjang lagi pak kerja dirumah nya” “Sekarang sudah berapa korban nya nak?” “Sudah ribuan pak, di Samarinda sudah lima orang pak yang positif corona. Kalau seluruh dunia sudah jutaan orang yg terkena
corona” “Kita sudah dekat dengan akhir jaman nak.
#BekerjaDariRumah
menandakan sudah mulai mengerti alasan
#BekerjaDariRumah
Bumi kita sudah tua. Bencana sudah muncul
saya. Pandemik ini menyadarkan saya bahwa
dimana-mana: wabah penyakit, erupsi
ini saat nya untuk memperbaiki diri,
gunung berapi, orang-orang serakah.
menyiapkan bekal untuk akhirat nanti.
Menurunnya akhlak manusia sudah sering
Mungkin ini saat nya untuk memperbanyak
kita dengar disegala penjuru negara. Kita
tadarus Al-quran, bangun sholat dipertiga
sekarang ini perbanyak ibadah saja. Kalau
malam yang hampir tidak pernah saya
bekerja kita niatkan untuk ibadah. Kalau
lakukan saat sebelum pandemik ini terjadi.
keluar rumah kita niatkan untuk ibadah.
Saat seperti ini juga merupakan waktu yang
Kelak banyak orang-orang diakhirat nanti
tepat untuk saya menghabiskan lebih banyak
yang menyesal kenapa sedikit sekali
waktu dengan Bapak, yang saya pun tidak
beribadah waktu masih hidup, Yang sudah
tau kapan beliau akan menyusul mama ke
banyak beribadah pun menyesal juga kenapa
alam sana. Mengingat sakit karena pengaruh
tidak beribadah lebih banyak lagi. Banyak-
usia yang sudah tua itu tidak bisa lagi bapak
banyak minta ampun kita dengan Allah SWT
tahan. Bersiap untuk menunaikan sholat
nak� ujar bapak sambil menghabiskan obat
dhuha, bapak pun berpesan “nak, musibah
nya.
yang kita dapati kali ini jangan kamu benci,
Saya yang sedari tadi mendengarkan nasehat
sesungguhnya orang-orang yang beruntung
bapak, diam-diam memperhatikan wajah
adalah orang yang dapat sabar dalam
bapak yang baru saya sadari sudah banyak
menghadapi musibah lebih-lebih lagi dia
keriput yang melukis wajah tua bapak yang
dapat mensyukuri musibah ini� bapak
berusia 69 tahun ini. Ada hal yang saya
menutup obrolan pagi itu dengan
dapatkan ketika bekerja dirumah saat ini
meninggalkan banyak pembelajaran bagi
ketika nasehat bapak masuk kedalam pikiran
saya.
Hey Mr. COVID Hey, Mr. Covid, How are you today? Masih
dari rumah atau nge-hits-nya disebut
belum bosan jalan-jalan di bumi ? Per hari ini
dengan Work From Home (WFH).
tuh, total sudah ada 2.404.791 kasus positif
Senang-senang lelah ada WFH. Di satu sisi,
dirimu di dunia. 624.717 orang dinyatakan
mimpi Revolusi Industri 4.0 diwujudkan di
sembuh dan 164.920 orang meninggal
Indonesia, terutama di pemerintahan, tidak
karena kamu tour de world. Di kota tempat
sekedar menjadi ajang diskusi semata tetapi semakin dekat dengan realita. Itu semua
kasus positif dengan jumlah kesembuhan
sejak adanya dirimu hey Mr. Covid, kamu
dua orang dan belum ada korban jiwa
memaksa pemerintah untuk mengaktifkan
meninggal dunia. Do’aku, semoga semua
segala lininya dengan cara jarak jauh. Efektif
orang yang positif karena dirimu bisa
atau tidak, sistemnya sudah bagus
sembuh dan kembali sehat. Aaamiin‌
atau tidak, digunakan secara benar
Dan hari ini genap satu bulan sejak status
atau tidak, itu akan menjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) ditetapkan oleh
bahan evaluasi dan perbaikan
Gubernur Kalimantan Timur. Kurang lebih
selanjutnya.
sudah satu bulan juga kegiatan belajar mengajar, perkantoran, bisnis, dan segala macam kegiatan masyarakat di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda, dilakukan
Selama WFH ini, pekerjaan
kantor tetap harus dilakukan di rumah
#BekerjaDariRumah
aku tinggal aja, Samarinda, sudah ada tujuh
#BekerjaDariRumah
agar pekerjaan tidak terhambat. Justru bukan
yang gratisan). Beberapa hari yang lalu aku
lagi saat jam kerja saja, tetapi hampir
mengikuti workshop yang
sebagian besar waktu di rumah digunakan
mempertemukanku dengan mbak Becky
untuk bekerja. Whatss App sebagai sarana
Tumewu dan mas Erwin Parengkuan yang
komunikasi tidak pernah berhenti “tang ting
sudah terkenal banget dalam hal komunikasi.
tung” memberikan info pesan masuk
Dan besok, aku berencana mengikuti seminar
membuat emak dan anak jadi rebutan
yang melibatkan mas Helmy Yahya sebagai
menggunakan Handphone (HP). Laptop
pembicaranya. Aaah, bersyukur masih ada
selalu pada posisi standby karena bekerja
hal positif yang bisa diikuti pada saat seperti
bergantian dengan pekerjaan rumah (selang
ini. Semoga semakin bisa menambah
seling berganti-ganti cara jitu emak-emak).
wawasanku.
Ada lagi nih aplikasi kekinian terhits “zoom”
Di sisi lain, sebagai seorang ibu, senang bisa
yang biasa digunakan untuk meeting dan
bareng anak-anak terus di rumah. Tapi ya
bersua dengan rekan kerja lainnya. Para anak
namanya anak-anak, mereka pingin ibunya
pun ikutan eksis di layar zoom, jadi serasa
ada di rumah dengan memberikan perhatian
seperti lagu yang dibawakan oleh RAN ……….
full pada mereka. Antara lain dengan
”Aku di sini dan kau di sana, hanya berjumpa
menemani mereka bermain dan membantu
via suara……..jauh di mata namun dekat di
mengerjakan project-project yang diberikan
hati.”
oleh sekolah setiap harinya selama masa
Aku termasuk yang senang dengan adanya
learning from home. Ga mau tahu tuh yang
zoom, karena banyak kegiatan
namanya WFH. Karenanya, aku sering
pengembangan diri yang bisa diikuti melalui
dikomplain oleh anak-anak karena
zoom (ssstt….tidak apa-apa ya yang diikuti
melakukan pekerjaan kantor di rumah. Belum
rumah aja, di rumah aja, jangan kemana-
untuk dilakukan. Ini yang membuat
mana, di rumah aja.” Lagu kolaborasi yang
dilemanya emak-emak pekerja. Jadi merasa
dibuat oleh Eka Gustiwana dalam 42 bahasa
bersalah pada anak-anak.
daerah bersama teman-teman senusantara
Lelah bukan ??? yah, lelah yang
ini menyadarkan kami bahwa Pancasila itu
menyenangkan. Membuat para emak harus
masih ada, Bhinneka Tunggal Ika itu benar
berpikir kreatif bagaimana agar kegiatan
adanya.
kantor dan rumah bisa dilakukan secara
Untuk memutuskan rantai penyebaran
seimbang agar tak ada yang menjadi
cintamu, dan menghapus jejak langkahmu,
korban. Cerdas kan jadinya Mak ?.
tim medis bersatu padu berjuang
Hey Mr. Covid, Apa sih yang kamu cari di
memberikan layanan pengobatan yang
bumi ? aku sih mohon maaf sekali padamu.
terbaik tanpa membedakan pasiennya,
Memang silaturahmi dapat memperpanjang
hingga rela mengorbankan jiwa raganya.
umur, membuka pintu rejeki, menambah
Dan dimanapun kami berada, berbeda
pahala, dan banyak kebaikan lain bagi orang
daerah, suku, agama, adat istiadat,
yang melakukannya. Tapi padamu Mr. Covid,
kebiasaan, pendidikan, pekerjaan dan
aku cukup tahu aja, seperti lagunya Iki alias
beragam lainnya harus bersatu padu
Rizky Febian anaknya Kang Sule,
menghilangkan ego masing-masing,
…………”Cukup tahu tanam dalam diri. Tak
#StayAtHome agar semuanya bisa pulih dan
usah kudekatimu lagi. Ku tak mau lagi tak
kembali normal. Agar bumi ini kembali
mau lagi bersamamu …..”
berdenyut dan bernafas dengan alami.
Untuk itulah aku, kami, kita stay at home, “di
Terima kasih atas pembelajaran yang kau
rumah aja, di rumah aja, di rumah aja, di
berikan hey Mr. Covid, and ….. Good Bye.
#BekerjaDariRumah
lagi pekerjaan rumah lainnya menunggu
Covid 19, Cepatlah berlalu Sejak di umumkannya kondisi darurat terkait dengan Covid 19 oleh pemerintah, banyak instansi pemerintah yang memberlakukan Work From Home (WFH). Hal ini dilakukan untuk melakukan antisipasi penyebaran covid 19 yang sangat mudah tersebar apabila terjadi interaksi yang
melibatkan banyak orang didalamnya. Lembaga Administrasi Negara, juga menempatkan kebijakan
#BekerjaDariRumah
yang sama untuk memberlakukan
WFH bagi seluruh pegawainya. Puslatbang KDOD, sebagai salah satu Satker LAN di daerah, juga memberlakukan WFH yang diselingi dengan sistem piket mengingat kasus di Samarinda masih cukup rendah dibandingkan di Jakarta.
WFH sebenarnya bukan wacana baru.
aplikasi absen WFH, whatsapp, zoom,
Sebelum adanya kasus Covid 19, WFH
youtube dan lain lain.
sebenarnya sudah menjadi wacana di
Di era digital ini tidak kita pungkiri sebagian
beberapa instansi pemerintah karena dinilai
ASN masih ada yang kesulitan untuk
cukup efisien untuk diterapkan bagi pegawai
beradaptasi dengan peralatan teknologi
atau pejabat yang memiliki tugas dengan
seperti mengubah file word, excel ke PDF,
kriteria tertentu. Dalam artikel ini penulis
mengoperasikan aplikasi zoom dan fitur
ingin berbagi pengalaman terkait
fiturnya dan aplikasi lainnya, padahal
pelaksanaan WFH yang telah diterapkan
kemampuan tersebut merupakan modal
beberapa hari yang telah berjalan. Dalam
utama dalam menjalankan WFH.
tulisan ini penulis akan menceritakan
Keberadaan WFH penting karena menjadi “cambuk� bagi sebagian kita untuk
alami mulai dari pengalaman pemanfaatan
terdorong meningkatkan kemampuan
teknologi maupun kondisi saat berkerja di
teknologi kita.
rumah bersama istri dan anak anak. Dalam pelaksanaan WFH, penulis menyadari
pentingnya untuk memiliki kemampuan
Dalam pelaksanaan WFH tentu juga membutuhkan sarana dan prasarana yang menjadi faktor yang tidak kalah penting
dalam memanfaatkan teknologi atau
seperti laptop dengan spesifikasi yang
mengoperasikan peralatan baik itu hardware
cukup, smartphone serta yang paling
dan software. Karena penyelesaian pekerjaan
penting adalah jaringan internet. Jaringan
akan lebih banyak dilakukan dengan
internet adalah faktor kunci yang sangat
komputer dan smartphone dengan
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
dukungan aplikasi aplikasinya seperti
WFH.
#BekerjaDariRumah
beberapa pengalaman WFH yang penulis
Pada saat WFH dari aspek pengeluaran biaya
kebersihan dan penataan ruang kerja harus
mungkin ada yang terkurangi seperti
dilakukan sendiri, proses diskusi juga harus
penggunaan bahan bakar minyak untuk
menggunakan alat yang kadang tidak
kebutuhan transportasi menuju kantor tetapi
berjalan dengan lancar. Namun demikian
disisi lain timbul kebutuhan lain yang
pada saat pandemi Covid 19 ini berkerja dari
bertambah seperti biaya pembelian paket
rumah adalah hal yang sangat tepat untuk
internet, biaya listrik karena harus
dilakukan, mengingat setiap orang
menggunakan penerangan, laptop dan lain
berpotensi tertular dan menularkan bahkan
lain.
dalam ketidaksadarannya. Sehingga bisa
Suasana bekerja di rumah tentu sangat
sangat membahayakan diri kita atau orang
berbeda dengan suasana bekerja di kantor.
lain yang berada di sekitar kita, yang apabila
#BekerjaDariRumah
Menurut saya suasana berkerja di kantor
terjangkit dampaknya mungkin jauh lebih
mungkin jauh lebih kondusif karena memang
membahayakan.
dikondisikan untuk tempat berkerja,
Secara pribadi saya mencoba mengambil
peralatan yang lengkap, penataan
hikmah pada saat WFH ini terutama terkait
ruangannya, tenaga kebersihan, suasana
suasana rumah dan keadaan istri dan anak
interaksi yang langsung sehingga apabila
anak. Dengan waktu yang lebih banyak
ada sesuatu yang perlu didiskusikan atau
bersama keluarga, Saya bisa melihat secara
ditanyakan bisa langsung dilakukan.
langsung betapa pekerjaan istri di rumah
Di kantor segala kebutuhan untuk berkerja
tidak lebih ringan dibandingkan dengan
relatif sudah sangat terpenuhi. Hal ini tentu
perkerjaan saya pada saat di kantor.
sangat berbeda dengan bekerja di rumah,
Perhatian pada anak anak yang masih kecil,
peralatan pekerjaan mungkin terbatas,
dan selalu ingin diperhatikan dan didekati
kecilpun menghampiri mau ikut dipangku
pekerjaan lain yang belum bisa ditinggalkan
untuk “membantu� pekerjaan ayahnya.
seperti memasak. Akhirnya memasak sambil
Sehingga pekerjaan harus dihentikan
menggendong anak pun dilakukan.
sementara untuk mengalihkan perhatiannya
Hal ini tentu menjadi pembelajaran yang
dari laptop dengan cara menemani dia
penting bagi saya sebagai seorang suami
bermain sementara waktu dengan
untuk lebih memahami kondisi istri dan
permainan yang ada ditempat yang
pada saat yang sama kondisi ini juga
berbeda.
mengingatkan saya pada ibunda tercinta
Secara pribadi saya menilai dalam hal
yang saat ini belum bisa saya kunjungi
berkerja di kantor atau bekerja dari rumah
karena kondisi belum memungkinkan
masing masing memiliki kelebihan dan
dikarena kondisi covid 19 ini.
kekurangan. Namun demikian menurut saya
Saya yakin dulu juga ketika saya masih kecil
pada kondisi pandemi covid 19 berkerja dari
tidak jauh berbeda merepotkannya seperti
rumah ini adalah hal yang sangat tepat
yang saya lihat pada istri disaat “direpotkan�
karena tingkat potensi bahaya yang akan
oleh anak anak. Betapa kasih sayang seorang
kita alami apabila kita berada di luar rumah
ibu terhadap anaknya benar benar tidak bisa
dan melakukan interaksi sosial secara
dipungkiri. Di sisi lain dengan waktu yang
langsung. Karena kita tidak pernah tahu
lebih banyak bersama anak anak, keakraban
siapa berpotensi menularkan dan ditularkan.
dengan anak anakpun semakin terasa,
Semoga pandemi covid 19 ini cepat berlalu
bahkan pada saat membutuhkan konsentrasi
dan keadaan kembali normal dan kita bisa
untuk menyelesaikan pekerjaan kantor
beraktifitas seperti biasanya.
dengan menggunakan laptop, anak yang
#BekerjaDariRumah
oleh ibunya. Pada saat yang sama ada
Hay COVID! Dengerin Curcolku Yah Kuingat waktu itu hari Rabu, 18
sudah mengupload di website untuk
Maret 2020. Di saat aku
kepentingan administrasi pelatihan.
sedang bercengkrama dengan para coachee –
#BekerjaDariRumah
ku : menanyakan
Hanya saja saya perlu memberikan penguatan dan motivasi sejenak karena di waktu yang sangat mepet diputuskan bahwa
progress laporan
seminar aktualisasi di lakukan melalui zoom
aktualisasi yang
meeting, mengingat pandemi covid 19 yang
akan mereka
sudah mulai merambah ke Kalimantan Timur.
seminarkan
Beberapa orang peserta bahkan sudah
keesokan harinya.
berada di Samarinda terkait beberapa
Pada dasarnya
persiapan yang harus mereka lakukan.
laporan mereka
Akhirnya merekapun dapat menerima
sudah siap dan
keputusan yang sudah di buat demi menjaga
beberapa
kebaikan bersama, padahal saya sangat yakin mereka sudah mempersiapkan diri dan maksimal dalam laporan akhir yang sudah mereka buat. Akhirnya sayapun mencoba
terasa sulit memang, apalagi di bidang kami
menggunakan aplikasi zoom, yang saya
biasa langsung bersinggungan dengan
ingat sampai dengan jam 11 malam. Mereka
peserta dan penyelenggara diklat yang ada
melakukan latihan sampai saya ingatkan
di kabupaten/kota di setiap provinsi di
mereka harus segera beristirahat agar
seluruh wilayah Kalimantan. Jadilah saya
mereka bisa tampil prima esok harinya.
mengkopi seluruh data yang sedang saya
Dengan segala keterbatasan yang ada --
koordinir dan yang akan dikoordinasikan
mengingat ini juga menjadi pengalaman
teman-teman.
pertama saya mendampingi coachee
Di awal-awal masih sistem kehadiran melalui
melakukan seminar aktualisasi dengan cara
intranet.lan.go.id masih sering error.
online. Alhamdulillah akhirnya terlaksana
Sebelumnya system kehadiran dilakukan
juga seminar via online dengan peserta
secara manual dan dengan share loc untuk
latsar. Sungguh merupakan suatu
memastikan keberadaan pegawai berada di
pengalaman yang baru yang berharga buat
tempat kerja dan atau dirumah karena work
saya. Mudah-mudahan bisa terus
from home (WFH).
memotivasi diri pribadi untuk terus
melakukan perbaikan dengan cara kerja saya yang baru, dan cepat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan.
Bekerja di rumah itu tidak mudah. Apalagi anak-anak juga mengerjakan tugas online. Sebanyak tiga anak yang harus dipandu terus. Terlebih si kakak yang sedang
Dalam pekerjaan sehari-haripun kami telah
menjalani ujian sekolah. Apalagi saya
di bagi dengan sistem piket oleh bagian
sebagai ibu rumah tangga dengan peran
kepegawaian yang secara otomatis kami
dan fungsi utama yang tidak mudah.
tidak berada di kantor setiap harinya. Jujur
Sementara urusan kantor tetap harus jalan.
#BekerjaDariRumah
mengajak mereka untuk latihan
#BekerjaDariRumah
WFH ini juga menuntut saya secara pribadi
akan datang. Dalam Ilmu Psikologi telah
untuk terus melakukan koordinasi dengan
berkembang lagi sebuah kajian tentang
pihak kantor, terkait dengan penugasan yang
Kecerdasan forecasting. Kecerdasan
diberikan oleh pimpinan. Sampai kadang-
forecasting mampu membantu kita untuk
kadang di japri oleh oleh pimpinan karena
mempersiapkan diri dan mengambil langkah
tidak ada comment di grup --maklum HP
langkah yang tepat dalam menghadapi
dalam penguasaan si adek.
kondisi yang akan terjadi. Maka Allah SWT
Sayapun teringat dengan beberapa kajian
sangat menghargai kekuatan akal manusia
yang pernah saya ikuti dan dengarkan
untuk berpikir tentang kehidupannya.
bahwasannya diprediksi akan datang suatu
Mempersiapkan diri dengan apa yang akan
masa ummat manusia akan mengalami
terjadi, berpikir preventif dan mencari solusi.
kondisi yang serba sulit, perubahan ekonomi
Tentu saja cara kerja yang kita lakukan
yang sangat cepat sehingga membawa
sekarang harus sudah mulai mengadaptasi
banyak masalah. Dan ini sepertinya sedang
beberapa strategi perencanaan kedepan
kita rasakan sekarang. Maka, mau tidak mau
yang lebih baik lagi, terlebih dalam
kita harus siap menghadapi kondisi tersebut
menghandle Penyelenggaraan Pelatihan
dengan lebih kreatif dalam mengupayakan
yang memiliki dinamika yang sangat
kehidupan kita agar mampu bertahan.
dinamis, membutuhkan kepekaan hati nurani
Sebenarnya dalam ilmu fiqih sudah sering
untuk bisa memahami segala unsur yang
dibahas bahwa kejadian yang terjadi didunia
terkait di dalamnya seperti instansi pengirim
ini adalah pengulangan didasarkan pada
yang kadang terlambat mengirimkan data ter
sebuah teori siklus perulangan untuk
-update. Kadang-kadang peserta pelatihan
membaca apa yang akan terjadi dimasa yang
yang masih mengedepankan ego-nya
ASN yang bukan kaleng kaleng, yang harus
tegaskan bahwa mereka statusnya bukan
mengasah diri sehingga dapat menjadi ASN
pejabat tapi peserta pelatihan.
professional.
Penyelenggara yang juga mengalami
WFH membuat saya sadar bahwa saya juga
berbagai masalah dan tekanan: tuntutan
seorang ibu yang juga harus lebih perhatian
harus memenuhi kuota kepesertaan,
lagi dengan suami dan anak anak. Selama ini
beradaptasi dengan aturan baru yang
menyerahkan dengan sekolah bagaimana
menuntut harus segera di lakukan,
baiknya anak. Namun ternyata, subhanallah
pemahaman yang kurang terhadap
inilah bentuk kasih sayang Allah SWT
kebijakan yang baru dan seabreg tuntutan
kepada saya, mengingatkan bahwa menjadi
lainnya.
seorang ibu itu sungguh ladang amal yang
Pimpinan juga kurang bisa menyelami
luar biasa. Hingga layaklah Syurga di
situasi hati dan mood penyelenggara, hati
tempatkan di bawah telapak kakinya. Secara
nurani yang kurang peka taunya kegiatan
pribadi si Covid ini telah menyadarkan saya
terselenggara dengan waktu yang sudah
bahwa sungguh tempat terbaik seorang
ditentukan, dan inginnya sempurna, padahal
wanita itu adalah di dalam rumahnya, karena
kita semua tahu kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Intinya saya sebagai wanita bekerja memiliki pengalaman yang baru lagi tentang bagaimana harus mempersiapkan diri menjadi ASN di era tekhnologi informasi.
wanita salah satu fitnah dunia. Artinya dengan kapasitas dan kemampuan yang dimilikinya dia mampu tetap berkarya dan memberikan kontribusi bagi ummat disekelilingnya.
Semoga Covid segera berlalu, dan menyadarkan kita semua.
#BekerjaDariRumah
sebagai pejabat, padahal diawal sudah di
Covid-19 : Musibah atau Anugerah Pengalaman saya selama bekerja dirumah
(work from home, WFH), sejauh ini masih terkendali. Semuanya serba mudah karena memanfaatkan teknologi informasi untuk berkordinasi dengan pimpinan dan rekan kerja. Pekerjaan yang saya
kerjakan berhubungan dengan teknologi informasi jadi masih bisa saya kerjakan lewat jarak jauh
#BekerjaDariRumah
dengan tidak lupa untuk memberikan bukti kegiatannya kepada atasan setiap harinya. Tantangan
selama berkerja dirumah adalah anak.
perkerjaan yang sehari-hari dilakukan bisa
Terkadang anak ketika melihat papahnya
dikerjakan dengan jarak jauh dengan minim
dirumah, yang ada dalam pikirannya adalah
pengawasan. Indikator yang paling mudah
bermain dengan ayahnya. Apalagi anak saya
untuk mengetahuinya adalah dengan
masih balita. Tapi kunci dalam menghadapi
memperhatikan sejauh mana hasil/output
tantangan tersebut adalah sejauh mana cara
yang diberikan oleh pegawai tersebut sesuai
kita dalam berkomunikasi dengan keluarga
dengan arahan pimpinan yang di
di rumah. Komunikasikan dengan baik
delegasikan kepadanya.
kepada keluarga bahwa di rumah papahnya
Wabah pandemik Corona ini memberikan
juga tetap masih kerja, seperti halnya ketika
pencerahan kepada setiap orang tua. Orang
bekerja dikantor ada waktu untuk Shoima
tua memberi kontribusi yang besar dalam memberikan pendidikan kepada anak. Di
rumah kita bisa manfaatkan waktu tersebut
media social bahkan ada sebagian orang tua
untuk hal yang sama dan selipkan bermain
yang mengeluh, begitu susahnya dalam
dengan sang buah hati dirumah pada waktu
mengajarkan anak dalam pendidikan mata
tersebut.
pelajaran. Dengan adanya pendemik ini bisa
Kejadian yang tidak kita inginkan ini bisa
dijadikan hikmah bahwa kita sebagai orang
menjadi momentum bagi para manajemen
tua, tugas seorang tenaga pendidik
atau pengambil kebijakan untuk mengetahui
sangatlah tidak mudah, dan jangan sekali-
pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan
kali menyalahkan tenaga pendidik ketika
dengan metode jarak jauk (tele-worker)
hasil kecerdasan intelektual anak kita tidak
yang ada di lingkup organisasinya. Mungkin
memenuhi ekpektasi kita sebagai orang tua.
banyak pertanyaan apakah mungkin
Jadi tetap semangat untuk kita sebagai
#BekerjaDariRumah
(Sholat, Istirahat dan Makan). Begitu juga di
#BekerjaDariRumah
orang tua.
dilakukan tanpa mengundang banyak orang.
Disamping itu sepertinya masyarakat sekitar
Tanpa disadari bahwa pernikahan itu mudah
khususnya saya pribadi sudah menjadi dokter
dan tidak serumit yang dibayangkan
bagi diri sendiri, mulai berbenah diri untuk
sebelumnya. Tanpa biaya yang berlebih,
terus melakukan healthy habit (kebiasaan
walaupun kita mempunyai harta yang
yang sehat). Mulai dari hal kecil seperti cara
berlebih.
mencuci tangan yang direkomendasikan oleh
Jika saya perhatikan dari serangkaian opini
tenaga medis, setidaknya perilaku lebih
saya diatas banyak anugerah yang didapat
sering dilakukan saat ini dibandingkan
dari musibah yang muncul akibat pandemi
dengan sebelumnya.
ini, tergantung cara kita memandanya.
Begitu juga halnya dengan adanya pandemik
Semoga wabah ini cepet berlalu, buat tenaga
ini bisa dijadikan momentum untuk kalangan
medis tetap semangat dan terima kasih yang
muda mudi yang akan menyelenggarakan
tak terhingga atas pengabdiannya sebagai
pernikahan khususnya yang financialnya
perwujudan ikhtiar yang dilakukan.
terbatas. Dan tanpa ada tekanan dari
Semoga aktivitas kita kembali normal seperti
keluarga kedua belah pihak, karena seperti
biasanya karena tanpa disadari bahwa Allah
yang kita ketahui untuk penyelenggaraan
SWT ingin memperlihatkan kepada kita
pernikahan pada umumnya ingin dilakukan
bahwa kita adalah makhluk sosial yang
dengan meriah walaupun keinginan ini tidak
lemah, yang membutuhkan satu sama lain
datang dari pelaku pernikahannya. Dengan
tidak bisa berdiri sendiri. Tanpa kuasaNya
adanya pandemi ini, baik orang yang
kita tak berdaya, momen ini ajang untuk
terbatas keuangannya atau maupun yang
saling berbagi bukan ajang untuk saling
berlebih, penyelenggaraan pernikahan
membenci.
Perang Melawan Covid-19: Perang Melawan Ego Pandemi Covid-19 pada akhirnya juga melanda Indonesia, bahkan seluruh dunia. Padahal di awal tahun kita sempat optimis bahwa wabah ini hanya akan melanda Wuhan dan sekitarnya,
lockdown yang dilakukan pemerintah China di Wuhan. Namun Covid-19 yang tak kasat mata ini bukan makhluk jinak rupanya,
penyebarannya massif dan begitu cepat.
#BekerjaDariRumah
apalagi dengan kebijakan
#BekerjaDariRumah
Masyarakat global kini serentak
yang menarik, masyarakat terutama di
menggaungkan perang melawan Covid-19.
Indonesia sepertinya masih belum
Ya, kali ini memang Covid-19 menjadi musuh
sepenuhnya setuju dengan hal tersebut. Atau
bersama kita. Perang melawan Covid-19
mungkin setuju namun mengabaikannya. Hal
dikatakan sebagai perang yang membuat
ini terbukti dengan begitu cepatnya kenaikan
dunia tidak terkotak-kotak dalam kubu atau
jumlah kasus dari hari ke hari. Ya, berita di
blok manapun. Meskipun kemunculannya
semua portal menyajikan informasi
dari negeri China, tapi sepertinya tidak ada
perkembangan status, dan yang kita lihat
negara yang kemudian berani menyalahkan
adalah peningkatan jumlah, baik yang
China dalam hal ini, bahkan saat ini China
terkontaminasi maupun yang meninggal,
menjadi negara yang diharapkan dapat
meskipun juga ada yang dilaporkan sembuh
memberikan bantuan cara penanganan
dari virus ini. Selain itu, jika kita pantau
Covid-19 menyusul penurunan drastis jumlah
aktifitas sosial di beberapa kota/daerah,
kasus di negara mereka, sementara di negara
sepertinya memang tidak ada perbedaan
lain sedang dalam fase puncak atau fase
signifikan, sebelum dan pada saat Covid-19
awal pandemi ini.
melanda Indonesia, di banyak tempat tetap
Kemudian kita dibuat akrab dengan istilah
saja ramai, terutama di jalan raya. Padahal
ini; Physical Distancing dan Social Distancing,
pemerintah pusat dan daerah sudah sejalan
yang dimaknai sebagai pembatasan sosial
dalam keseriusan penanganan wadah ini.
dan pembatasan jarak fisik (jarak aman)
Aturan dan kebijakan telah banyak
untuk interaksi manusia. Kedua hal ini
dikeluarkan untuk memutus rantai
dianggap paling efektif untuk mencegah
penyebaran Covid-19.
penularan Covid-19 yang begitu masif. Tapi
Buat saya ini yang menarik untuk dibahas.
Kita sampingkan dulu pandangan ilmiah dan
menganggap dirinya paling aman, tak
apa kata medis soal Covid-19 ini. Saya
mungkin tertular, keluargaku tak mungkin
melihat peningkatan jumlah kasus dari hari
terjangkit, lingkunganku aman, tak perlu
ke hari sejatinya karena tujuan Physical
Physical Distancing dan Social Distancing.
Distancing dan Social Distancing serta
Banyak orang sama sekali tidak sadar
himbauan sering mencuci tangan belum
mereka berpotensi tertular dan bahkan
sepenuhnya disadari manfaatnya. Sepertinya
menularkan virus ini.
masih banyak pemikiran bahwa; Covid-19 ini
Physical Distancing dan Social Distancing
sepele, hanya merebak di DKI dan Jawa
menjadi himbauan sepele karena kita masih
Barat, kita tidak mungkin tertular, aman-
mementingkan diri kita dan urusan kita saja.
aman saja koq, dan anggapan sepele lainnya
Perasaan ingin bebas bepergian kemanapun masih jauh lebih besar dibanding
medis. Yang parah sebenarnya setiap orang
kepedulian sosial kita. Himbauan untuk
sangat berpotensi tertular dan ‘berperan’
diam di rumah saja dan mengurangi aktifitas
menjadi carrier (pembawa virus) bagi yang
di luar dianggap banyak orang sebagai
lain, terutama orang terdekat.
bentuk pengekangan kebebasan individu.
Hal ini krusial dan perlu mendapatkan
Coba kita bersama-sama kembali
perhatian untuk kita semua. Tapi mengapa
memahami ini secara jernih. Sekali lagi ini
sepertinya menjadi hal yang sepele, itu
perang bersama, yang artinya semua orang
karena ego kita saja yang terlalu besar. Ya,
terlibat, punya peran dan andil untuk kita
egoisme setiap orang telah
bisa menang melawan Covid-19 dan
mengarahkannya pada pemikiran ‘dirinya
manfaatnya untuk kita bersama. Satu saja
paling benar’. Dalam kasus Covid-19, dia
yang melalaikan maka akan ‘mengkhianati’
#BekerjaDariRumah
itu dipandang lebih benar daripada kajian
#BekerjaDariRumah
perjuangan yang lain. Ini yang tidak disadari
ingin nonton konser musik. Tapi untuk kali
oleh banyak orang, atau mungkin sadar tapi
ini saja, kita korbankan kesenangan kita.
enggan melakukannya. Mengapa? Sekali lagi,
Demi keselamatan kita, keluarga, dan demi
karena ego-nya masih tinggi. Memang
bangsa.
musuh utama penghancur ‘kebersamaan’
Sekali lagi, ini perang bersama. Jika menang
adalah ‘keegoisan pribadi’.
nanti, kita rayakan bersama, bukan karena
Jangan bandingkan dengan USA, Italia,
perjuangan satu orang saja. Kali ini setiap
Spanyol atau negara-negara lain dengan
kita bisa menjadi pahlawan kemanusiaan.
jumlah korban Covid-19 yang sangat
Peduli-lah dengan mereka yang berada di
fantastis. Indonesia harusnya berbenah agar
garis terdepan penanganan masalah
tidak bernasib sama dengan negara-negara
Covid-19 ini. Jangan menambah beban
itu. Jangan meniru kegagalan mereka. Sudah
mereka. Mereka sudah mengorbankan
sangat banyak korban yang ‘gugur’ dalam
banyak hal; waktu bersama keluarga mereka,
perang ini, terutama dari kalangan tenaga
jam istirahat mereka, bahkan keamanan diri
medis.
mereka. Kita hanya perlu menerapkan
Kini saatnya mengecilkan ego kita.
Physical Distancing dan Social Distancing
Sebaliknya, mari memperbesar dan
secara sungguh-sungguh, sembari berdoa
memperluas kepedulian kita. Tahan
agar pandemi ini segera berlalu, dan kita bisa
keinginan kita bepergian dan berkeliaran
berkumpul dan tertawa riang bersama tanpa
kemana-mana. Memang tidak enak rasanya
ada lagi ketakutan.
terus-menerus berdiam di rumah, bosan,
Kalahkan ego kita, atau kita dikalahkan oleh
suntuk, rindu keramaian, ingin minum kopi
Covid-19..!
bersama teman-teman, ingin shopping dan
Berfikir Positif Virus Corona atau biasa di sebut COVID-19 sudah sekitar empat bulan ini begitu akrab di telinga ku. Tapi bukan hanya diriku saja yang mendengarnya semua orang siapapun dia dari semua lapisan masyarakat, dari lingkungan RT ku, sampai kepelosok negeri ini bahkan sampai belahan dunia manapun nama Corona begitu
mendunia. Mengalahkan tenarnya isu apapun yang sedang melanda negeriku. Diriku tidak sedang membahas apa dan siapa itu Corona atau COVID-19.
yang akan menjelaskan secara gamblang dan ilmiah. Tetapi yang ku tahu dan
#BekerjaDariRumah
Biarkan para ahli dan pakarnya
saksikan kehadiran Corona telah banyak
Bertegur sapa pun seperlunya saja.
merubah sistem kehidupan yang selama ini,
Itu sekilas cerita Corona di sekitaran tempat
yang sudah di anggap normal.
tinggal ku. Lalu bagaimana dengan diri dan
Dampak sosial ekonominya, begitu terasa
keluargaku dalam situasi wabah Corona ini?
bagi siapa saja. Paman tahu tek tek misalnya
Bagaimana kerjaku dan sekolahnya anak
yang biasa hampir setiap magrib ada di
anak?
sekitaran tempat tinggal ku akhir-akhir ini
Ya dengan situasi sekarang ini, bekerja dari
sudah jarang terlihat karena sudah jarang
rumah atau Work From Home (WFH)
jualan. Belum lagi langganan paman tempe
menjadi satu di antara imbauan yang
tahu yang hampir seminggu dua kali keliling,
diberikan pemerintah untuk menekan
kini suaranya pun tak terdengar entah
penyebaran virus corona. Bukan hanya
kemana. Bibi gado-gado yang jualan di
urusan pekerjaan, sekolah anak anak juga di
depan kantor kelurahan pun kadang jualan
pindahkan dari sekolah ke rumah masing-
kadang tidak. Dan kalau toh mereka harus
masing.
tetap berjualan bisa di prediksi pembeli nya
#BekerjaDariRumah
tidak serame waktu Corona belum datang.
Kembali cerita kerja, secara teknis pekerjaanku lebih banyak dan bisa dilakukan
Belum lagi dampak sosial yang terjadi di
dikantor karena begitulah kenyataan nya
lingkungan tempat tinggal ku demi
sehari-hari. Tetapi dengan kondisi sekarang
mencegah Corona datang, masing – masing
ini mau tidak mau sebagian pekerjaanku
warga mulai membatasi gerak nya terhadap
dilakukan dari rumah. Begitu juga dengan
satu dengan lainnya. Biasanya tetangga
sekolahnya anak-anak.
kanan kiri sering antar-antar makanan, kini tradisi itu mulai terasa pudar hehehe.
Terlepas dari semua itu, pernahkah kita
berpikir dan merenung sejenak dengan apa
Maka dalam kondisi sekarang yang perlu
yang terjadi saat ini. Ketika kita berpikir asik
adalah berpikir positif, bersabar, dan
juga ya bisa bekerja di rumah, gak usah
bersyukur menjadi salah satu solusi dari
bersusah kerja di luaran. Cukup kerja dari
kondisi sekarang. Mari untuk tidak saling
rumah saja, butuh makan tinggal order
menyalahkan, menjaga diri dan keluarga
gofood, butuh rapat tinggal online gak perlu
untuk tetap sehat dan mengikuti himbauan
ke kantor. Allah dengarkan harapan kita
pemerintah untuk tinggal dirumah agar
sekarang “Maka nikmat Tuhanmu yang
kondisi ini kembali nomal.
manakah yang kamu dustakan?
Dan baru kali ini dalam sejarah,
Kita berdebat bagaimana cara mengurai
menghabiskan waktu di rumah bermanfaat
kemacetan, Allah berikan solusi sekarang
dan berguna bagi nusa dan bangsa.
jalanan sepi, “Maka nikmat Tuhanmu yang
#dirumahsaja.
manakah yang kamu dustakan? Kita ramai membicarakan isu cara mendinginkan bumi dan membersihkan polusi udara. Allah berikan jawaban sekarang pabrik-pabrik banyak yang tutup, “Maka nikmat Tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?
#BekerjaDariRumah
pemanasan global, bagaimana
Antara Nikah, Covid, dan Work From Home Januari 2020 seluruh dunia diguncang dengan berita mengenai covid 19 atau virus corona di Kota Wuhan, China. Video, Foto beredar luas di
berbagai media
#BekerjaDariRumah
sosial, baik itu
makhluk di antara milliaran manusia di dunia ini ikut merasakan bagaimana kecemasan itu tiba-tiba muncul. Mengingat saya dan pasangan yang akan menikah di bulan Maret. Di dalam hati saya berdoa kepada Sang pemberi Hidup supaya virus ini tidak sampai
di Indonesia. Tetapi apa daya awal Maret diumumkan kasus pertama dan kedua pasien
tentang awal
covid positif. Ternyata harapan saya tidak
kemunculan
berbanding lurus dengan keadaan
corona yang
sebenarnya. Corona pun memasuki
bermutasi hingga sebab akibat dari virus ini. Semua orang dirundung iba melihat foto dan
Indonesia. Yahhh Indonesia, dengan 34 provinsi, tak terkecuali Jawa Timur, dimana saya juga dibesarkan disana dan tempat saya akan menikah.
video yg beredar. Rasa dag dig dug pun
Medio Maret saya akan menikah. Pada 11
bergejolak. Lockdown lokalpun diberlakukan
Maret 2020, WHO menetapkan COVID-
di Kota Wuhan. Termasuk saya sebagai satu
19 sebagai pandemi. Saya berusaha
menyaring berita yang akan dibaca, fokus
terkadang surut. Surat-surat dan beberapa
menyelesaikan pekerjaan yang harus tuntas
sistem yang dapat diakses oleh kepegawaian
sebelum saya cuti menikah. Tentunya fokus
merupakan makanan sehari-hari. Saat
pada moment yang paling bersejarah sekali
karantina, saya teringat semua pekerjaan
seumur hidup.. Menikah! Di tengah pandemi
saya berada di PC dan di Kantor.
Covid kami akhirnya menikah.
“Oh my God�, ujar saya dalam hati.
Kami sudah merencanakan akan liburan
Pusing tujuh keliling kepala ini. Banyak
kemana setelah menikah. Ya rencana tinggal
kerjaan yang harus diselesaikan pula, kenapa
lah rencana. Apa daya setelah ijab qobul dan
semua data di Kantor. Satu sisi saya sangat
resepsi kami hanya berdiam diri ke rumah.
bersyukur, teman-teman di admin begitu
Kami pasangan yang bisa dibilang “suka
baik. Begitu bersyukur saya, memang benar
jalan�. Cuti hampir habis dan kami kembali
Tuhan begitu baik.
kembali ke Kalimantan, kami menjalankan karantina mandiri selama 14 hari.
Jadi teringat QS Al-Insyirah ayat 6, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Oh iya, rezeki tak hanya uang
Singkat cerita, kami menjalankan Work Form
bukan? Melainkan teman yang baik juga
Home (WFH) selama karantina mandiri,
rezeki dari Tuhan. Setelah menyelesaikan
karena kami baru tiba dari kota dengan
karantina mandiri, saya piket di kantor
kategori zona merah. Bagi saya pribadi WFH
seperti yang sudah terjadwal. Saya mulai
awalnya begitu berat, terlebih karena saya di
terbiasa dengan WFH, absen pegawai pun
unit bagian Umum dan SDM. Pekerjaan yang
yang biasanya menggunakan 5 jari sudah
teknis dan menurut saya pergerakannya tidak monoton bagai lautan. Kadang pasang,
bisa diakses online dan menggunakan aplikasi.
#BekerjaDariRumah
ke dunia nyata, ya Kalimantan.. setelah
#BekerjaDariRumah
Kami bisa melaporkan keadaan kami masing-
dengan hal ini, tapi percayalah tinggal di
masing walaupun sedang menjalan WFH.
rumah lebih baik untuk sekarang ini. WFH oh
Untuk output? Jangan khawatir, pasti dapat
WFH, pikiran sotoy dan imajinasi saya jadi
terpantau pimpinan. Karena di sistem absen
kemana-kemana. Banyak sekali teman-teman
juga menggunakan output yang hari ini kami
saya suka share mengenai kaum rebahan.
kerjakan. Lagi-lagi saya bersyukur hidup di
Kadang berpikir gimana ya penganut kaum
era sekarang, kita dibantu dengan sistem-
rebahan bekerja? Cuman makan, tidur,
sistem yang mempermudah untuk
pantengin handphone sudah cukup
melakukan dan menyelesaikan pekerjaan.
membantu nusa dan bangsa ini, untuk
Adanya covid-19, banyak hal yang tetiba
memutus mata rantai Covid-19. Ah, tapi tak
mampir di kehidupan saya. Pandemi ini,
semudah itu ya jadi penganut kaum rebahan
membuat saya merasa tetiba kecil. Bila
mungkin. Makan juga butuh duit ya.
diingat jutaan jiwa yang positif Corona dari
Oh iya, teringat Presiden Ghana saat
seluruh dunia yang ada. Dampaknya besar.
mengumumkan negaranya akan melakukan
Saya jadi lebih khusuk berdoa. Saya jadi
lockdown, beliau berkata “Kami tahu cara
takut ketemu orang, takut jalan-jalan sekedar
menghidupkan kembali perekonomian, yang
keluar rumah untuk membeli kebutuhan
kami tidak tahu adalah cara menghidupkan
sehari-hari. Keluar rumah rasanya seperti
kembali manusia�. Saya yakin dia pempimpin
berjihad, memerangi hal-hal yang tidak
yang baik bagi rakyatnya. Entah apapun latar
terlihat.
belakangnya, sebagai pemimpin dia
Orang dengan karakter pribadi yang
berusaha memanusiakan manusia. Saya
ekstrovert, seperti saya mungkin tidak tahan
cuman bisa berharap keadaan diseluruh dunia bisa kembali normal seperti sedia kala.
Tantangan Menghadapi Pandemi Covid-19 Hari ini hari senin tanggal 06 April tahun
menunaikan sholat subuh. Padahal selama
2020, seperti biasa aku terbangun di pagi
ini, setelah berwudhu, aku langsung
hari pukul 05.00 Wita. Walaupun tidak ada
menyalakan motor tanpa berfirkir panjang
yang membangunkan, tidak ada
berangkat ke Masjid atau musholah dekat
alhamdulillah aku tetap bisa
bangun tepat waktu. Ini sudah menjadi rutinitas dalam hidupku. Akupun bergegas
komplek perumahanku. Pikiranku masih terus dibayang-bayangi makhluk kecil, tak kasat mata itu yaitu virus corona. Inilah alasanku kenapa aku tak lagi sholat di masjid
berjamaah sebagaimana kebiasaanku. Setelah solat subuh, dzikir sebentar dan membaca alqur’an satu surat saja yaitu surat Al Kafirun. Setelah baca Alqur’an aku luangkan
sejenak, untuk melihat
smartphone-ku, lalu buka
#BekerjaDariRumah
alarm yang dibunyikan,
#BekerjaDariRumah
aplikasi whatsapp apakah ada pesan masuk
langsung berfikir untuk mencuci mobil dan
atau tidak.
motor. Saya melihat memang mobil dan
“Ternyata banyak pesan yang masuk, antara
motor saya tidak terlalu kotor, akan terapi
lain dari keluarga Jakarta dan lebih banyak
saya memang risih kalau kendaraan tidak
lagi dari grup kantor sampai 34 pesan�.
bersih.
Pada 06.00 Wita, akupun menyempatkan diri
Pukul 07.03 waktunya share lokasi digrup
ke luar rumah yaitu diteras halaman rumah.
whatsapp Bidang Latbang dan menyalakan
Udara pada pagi hari terasa dingin, ditempat
televisi sambil mebuka chanel program
tinggal saya yang sederhana apa adanya
kesukaan saya berita di pagi hari. Biasanya
terletak disebuah perumahan di jalan Abdul
saya buka Metro tv. Akupun melihat banyak
Wahab Syahrani sebuah Gang 7, Perumahan
sekali informasi tentang virus corona atau
Villa Darushofa Blok Wadi Amdi No.AB1,
covid-19. Virus ini berasal dari kota Wuhan,
Kecamatan Sempaja Selatan Kota Samarinda,
Provinsi Hube, Tiongkok.
Provinsi Kalimantan Timur.
Aku pun menonton televisi sambil
Aku melihat alam disekitar perumahanpun
menyalakan laptop lalu mengklik aplikasi
masih diselimuti embun pagi dengan udara
Microsoft Word. Ku-buka file laporan TOC,
yang segar dan pemandangan yang indah
aku melanjutkan pekerjaan yang belum
nan asri, burung walet banyak berterbangan
selesai, yaitu mengerjakan laporan
kesana kemari.
penyelenggaraan pelatihan teknis Training
Saya melihat di sekitar luar rumah tidak ada satupun orang yang bangun, tampak komplek masih sepi. Kemudian akupun
Officer Course (TOC) berbasis E-Learning tahun 2020 yang sudah dilaksanakan dengan
sukses. Alhamdulillah, pada pelaksanaanya tak ada sedikitpun halangan.
dirumah. Setelah itu aku bergegas makan
I sampai dengan Bab VI. Disamping itu, aku
siang dan solat dzuhur.
juga mengerjakan laporan kegiatan lainnya.
Setelah saya solat zikir-zikir sebentar, tidak
Tetiba perut mulai berbunyi dan mulai lapar.
lupa saya berdo’a semoga pandemi covid –
Saya pun ingin keluar makan, namun pikiran
19 ini cepat berlalu. Aku khawatir dengan
menggangguku, jangan-jangan nanti di
keluargaku yang berada di Jawa Barat
warung makan ada orang yang terinfeksi.
terutama dengan Bapak dan Ibu. Walaupun
Tanpa sengaja, aku kontak langsung
aku banyak sanak saudara, baik saudara
dengannya. Lalu aku tertular.
kandung: adik dan kakak, tapi perasaan takut
Lalu aku memutuskan untuk memasak nasi
dan khawatir itu sadah pasti ada, dan rasanya
sendiri dan menggoreng telur dan merebus
ingin pulang ke kampung halaman dan
mie instan. Waktu menunjukan pukul 09.03
menjaga orang tua disana.
WITA, selesai sarapan aku pun melanjutkan
Demikian catatan singkat ini, harapanku
pekerjaan, menyelesaikan laporan TOC.
semoga musibah global atau Pandemi Covid
Tak terasa waktu tidak terasa menunjukan
– 19 ini cepat berlalu, sehingga kita semua
pukul 12,30 WITA, kemudian saya
bisa melakukan aktifitas seperti biasa
mendengar anak kecil bercandaria sambil
melakukan pekerjaan di kantor dan bisa
bermain bola aku mendengar arahnya dari
bersosialisasi dengan sesama tanpa harus
depan rumah aku, lalu aku bergegas keluar
memakai masker dan saling curiga.
rumah dan melihat rupanya banyak anak
Semoga kita semua dengan keluarga selalu
komplek rumah yang bermain bola dan ada
dianugrahkan kesehatan dan dijaukan dari
juga bermain sepeda. Mereka libur sekolah selama pandemi covid -19 dan belajar
segala bencana oleh Allah Subhanahu wata’ala tuhan semesata alam. Amin.
#BekerjaDariRumah
Saya menuangkan isi laporan mulai dari Bab
Jadi ODR “Pak Mariman, Mbak Kiki, Mbak Betha, Mbak
Gejala). Dikenal
Sari, Mas Rustan, dan Mbak Candra, sesuai
juga lho istilah
dengan ketentuan, masuk kategori ODR”,
ODP dan PDP.
kata dokter kantor, pelan tapi pasti.
ODP awalnya
“Artinya 6 (enam) orang ini menjadi prioritas
OTG dalam
untuk WFH (Work from Home) selama 14
perjalanannya
hari ke depan Pak” dokter kantor melanjutkan. Tepat pada tanggal 16 Maret.
kedatangan)
Hari pertama masuk kerja setelah dari
muncul
perjalanan. Ooww.. “apa itu ODR, kenapa aku
gejala
jadi ODR”, gumam pikir dan batinku.
#BekerjaDariRumah
(14 hari sejak
Gini ya gaesss, menurut penjelasan dokter kantor..dari sumber yang dapat dipercaya lah ya, ODR (Orang dengan Risiko) dilekatkan pada orang yang baru datang dari wilayah yang terjangkit corona virus
(red zone), yang kemudian istilah ini diganti dengan OTG (Orang Tanpa
khan??? ODR…Santuy!!!
PDP adalah mereka yang memiliki gejala
Ehh lha dalah..berita beragam COVID-19
panas badan dan gangguan saluran
terus berseliweran di media sosial. Airbone
pernapasan, ringan atau berat. Orang
coronavirus muncul di pemberitaan. Kasus
tersebut pernah berkunjung ke atau tinggal
terkorfirmasi terus beranjak oleh cepat dan
di daerah penularan Covid-19 atau
mudahnya penularan. Mendadak perasaan
terindikasi atau diketahui pernah berkontak
parno mulai menyerang. Bukan hanya takut
langsung dengan kasus yang terkonfirmasi
ketularan, tapi juga takut menularkan. Oleh
atau probabel Covid-19. Oalah, COVID-19
status ODR yang dilekatkan. Tanpa pikir
berhasil mempopulerkan istilah-istilah
Panjang, buka aplikasi bukalapak, ketik
Baiklah, ODR..gak bisa ditawar lagi. Terima
“masker medis”. Satu-satu kirim pertanyaan
saja, lha saya ini baru mampir Jakarta, salah
“apakah stock ada?” dari list lapak dengan
satu daerah penularan COVID-19 dan yang
harga rasional. Akhirnya deal dengan
terbanyak di Indonesia. Belanja murah dan
pelapak yang pasang harga 195rb. Harga
bakso enak di lantai dasar Thamrin City tak
245rb ditambah ongkir memang mahal
dilewatkan. Harus sadar diri, jadi ODR..
dibanding harga normal 32rb. Tapi lebih
benamkan dalam hati dan pikiran..jangan
mahal lahir bathin jika turut menularkan.
lupa..perasaan..hehe, tapi harus dibuang jauh
Setuju nggak?. Maklum gaess, waktu itu
-jauh dari sensor syaraf nafsu makan.
pemerintah belum mewajibkan penggunaan
Menjaga stamina dan asupan gizi seimbang
masker. Apalagi masker kain. Kesadaran diri
jangan dilupakan. Untuk meningkatkan imun
nih yang merelakan merogoh kocek lebih
tubuh, kunci terhindar dari penularan. Yo
dalam demi sekotak penahan virus terbang.
bahaya kalo nafsu makan melayang. Setuju
“Banyak Kasus baru COVID-19 tanpa gelaja,
#BekerjaDariRumah
ringan, semisal demam, batuk. Sementara
tidak mesti dengan gejala batuk, pilek, dan
mata langsung berbinar..hati bersorak
demam�. Demikian media massa, media
diiringi rebana dan drum.. Cairan coklat
sosial serentak mulai memberitakan. Waduh
dalam botol plastik bening dengan berbagai
perasaan parnoku tak tertahankan. Panas
ukuran nangkring di depan kasir. Di sebuah
dalam dikit, cepat-cepat ambil termo
mini market sepanjang perjalanan pulang.
meter..memastikan suhu badan tidak
Mini market Hokky.. belum pernah ada
mendekati 38 derajat. Termometer jadi
ceritanya mini market ini kukunjungi saat
senjata yang arus dipegang. Gatal di kulit,
kendaraan mengantarku bergerak pulang.
pikiran langsung melayang..jangan-jangan
Yess!!! Misi Berhasil.. 2 botol besar Dettol
gejala baru COVID-19 datang.
berukuran besar sudah di tangan.
Berburu Dettol jadi misi tidak boleh gagal..
Oalah sindrom parno terus menghantui
“tahu gak gaess asal mulanya?�. Mendadak
serasa dalam penantian panjang. Oh ODR.
di WAG yang kuikuti, beredar Dettol
Semoga segera terbang.
disebutkan sebagai antiseptic yang dapat membunuh Virus Corona. Di-Zoom manfaat
#BekerjaDariRumah
yang tertera sebagaimana di labelnya. Dan
ternyata semua orang mengamininya. Dikuatkan hand sanitizer yang sudah hilang dari peredaran. Dettol menjadi barang langka. Sepuluh toko dimasuki belum dapat juga. Eh
tanpa kesengajaan, bola
2020.. Ulala Yeayyy‌ 2020. Gak nyangka aja kelender kabisat bisa sejauh ini. Ada
ini pula bumi gonjang ganjing karena sebuah virus yang awalnya di anggap remeh oleh sebagian orang karena dianggap masih serumpun dengan flu dan batuk yang tidak
digantungkan di tahun ini
entah itu studi, pekerjaan, anak dan jodoh (uhuk-uhuk buat yang single) dan lain sebagainya.
Tidak
menyebabkan kematian. Well, akibatnya
seluruh negara di dunia mulai dihinggapi depresi menghadapi virus ini karena sudah dianggap pandemik atau wabah penyakit global wawww banget kan, kan yangka banget kan. Samaaaa.
Sejak pandemik itu maka keluar lah berbagai istilah yang familiar di telinga selama pandemik seperti lockdown, karantina, social
distancing, phisycal distancing. Akibat diterapkannya
social dan
#BekerjaDariRumah
banyak harapan
satupun manusia menyangka di tahun 2020
#BekerjaDariRumah
phisycal distancing maka banyak kantor
Tapi semakin memasuki minggu ke tiga dan
swasta dan pemerintah menerapkan work
keempat, rebahan yang dulu adalah
from home bagi pegawainya.
kegiatan yang menyenangkan kian
Tak luput kantor ku pun ikut
menyebalkan. Mau belanja atau kemana pun
melaksanakannya pula. Sejak awal
semakin was was karena penderita covid 19
diterapkannya work from home oleh kantor
terus bertambah. Bosan melanda level 10
sebenarnya biasa saja cenderung senang
itu, kalo ayam geprek sudah lumayan pedes
malah‌ upsss. Kapan lagi yo merasakan
ya. mungkin cerita para single tidak
kerja dirumah. Memasuki minggu pertama,
secomplicated para pasangan yang memiliki
kedua masih fine fine saja karena diselingi
anak atau mereka yang menikah dengan
piket kerja di kantor yang sudah terjadwal
petugas medis yang memiliki banyak
bagi seluruh pegawai. Untungnya saat itu
ketakutan dan kecemasan tapi yang pasti
peserta pelatihan Kepemimpinan Pengawas
kami memiliki harapan yang sama agar
sudah off saat work off baru di mulai. Saya
semua ini segera berakhir dan semua
sebagai koordinator pelatihan ini sedikit
kembali normal sedia kala.
lega peserta sudah pulang ketika wabah
Pandemik ini merubah segalanya, merubah
belum parah di Kalimantan timur. Ngapaian
dunia, meluluh lantakan ekonomi, merubah
aj hayooookk selama wfh di rumah, selain
cara pandang manusia tentang kehidupan,
mengerjakan kerjaan kantor di rumah lebih
kesehatan, keluarga dan hal lainnya. Semoga
rajin merawat diri, rajin skincare, facial
ini juga merubah manusia agar lebih
mandiri, memasak, rebahan dan hal lain
menghargai hidup dan waktunya. Sekian.
terkait rumah.
Salam olahraga ;)
#BekerjaDariRumah
#BekerjaDariRumah
Covid-19, Perubahan Perilaku dan WFH Pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease
menjadi lebih intens. Proses belajar
2019) telah mengubah cara dan perilaku
mengajar dan interaksi guru dengan murid
manusia dalam menjalani kehidupan sehari-
dilakukan dengan menggunakan video call
hari. Penggunaan masker, rajin mencuci
dan group media sosial. Berbagai pekerjaan
tangan dengan sabun, dan menjaga jarak
dilakukan dari rumah, tentu untuk pekerjaan
fisik merupakan sebagian kebiasaan baru
yang dapat dilakukan dengan cara WfH
yang barangkali jarang dilakukan oleh
(Work from Home).
kebanyakan orang sebelum merebaknya
Kekhawatiran dan Kreativitas
pandemi ini. Pelaksanaan ritual ibadah
Merebaknya pandemi ini, terutama
mengalami perubahan dengan cara
munculnya kasus positif di Indonesia, telah
menghindari pengumpulan jamaah di ruang
menimbulkan kekawatiran atau
-ruang ibadah dan sebagian menggantinya
bahkan paranoid bagi
dengan pertemuan jarak jauh menggunakan
sebagain orang. Hal ini
video. Dalam dunia kerja dan pendidikan
terlihat dengan adanya
pun penggunaan teknologi
“aturan� baru
informasi
pembuatan hand sanitizer sendiri merupakan
Bahwa sebelum masuk rumah harus cuci
sebagian contoh orang “terpaksa� menjadi
tangan menggunakan sabun. Oleh karena
kreatif karena keadaan. Dalam berperilaku,
itu, sabun telah disiapkan di dekat kran air
orang menjadi lebih peduli kebersihan
depan rumah. Lebih dari itu, setiap pulang
dengan rajin mencuci tangan menggunakan
dari belanja atau piket dari kantor, tidak bisa
sabun. Berbagai kantor dan toko juga
serta merta santai sejenak. Semua barang
menyediakan air dan sabun cuci untuk
harus yang dibawa dari luar harus ditaruh di
pengunjung. Di beberapa toko memasang
tempat “transit�. Uang dan kunci ditaruh di
instruksi agar membuka pintu menggunakan
kotak yang telah disiapkan. HP dan dompet
siku tangan. Orang menjadi lebih peduli
harus dibersihkan dengan tisu basah. Segera
untuk menjaga kesehatan diri dan
mandi dan semua pakaian harus ditaruh di
meningkatan daya tahan tubuh. Berbagai
keranjang untuk selanjutnya direndam
produk herbal home industry dan vitamin
dengan air deterjen. Ini tentu bukan aturan
tiba-tiba laris manis diserbu pembeli, yang
dari pemerintah, tetapi aturan tambahan
sebelumnya produk-produk herbal seperti
khusus di rumah pribadi. Oleh karena itu,
itu jarang diminati orang karena lebih
dalam menghadapi wabah ini selain
memilih produk kimia buatan pabrik.
mengikuti aturan dari pemerintah, harus juga
Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk
mengikuti aturan khusus di rumah.
mencegah infeksi virus yang belum
Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga
ditemukan vaksinnya tersebut. Wabah Covid-
menimbulkan kreativitas sebagian orang.
19 telah memaksa orang untuk hidup bersih
Penggunaan aplikasi untuk pertemuan jarak
dan sehat serta mengurangi interaksi fisik
jauh, pembuatan masker kain, serta
dengan orang lain. Jika tidak ada virus
#BekerjaDariRumah
memasuki rumah setelah keluar rumah.
tersebut, apakah orang akan peduli dengan
mengantarkan barang dengan cara online
perilaku hidup bersih dan sehat? Akankah
karena yang dibawa adalah fisik barang.
perubahan perilaku tersebut akan tetap
Sementara melakukan pemesanan dan
dilakukan walaupun wabah telah berlalu
pembayaran atau transaksi bisa dilakukan
suatu saat nanti? Atau orang akan kembali
dengan memanfaatkan fasilitas online. Para
ke kebiasaan semula masing-masing? Waktu
pekerja konstruksi tidak bisa mencampur
yang akan menunjukkan nanti pada saatnya.
semen, pasir dan air dengan cara online. Mereka harus hadir secara fisik di tempat
Work from Home
Work from Home atau WfH menjadi salah satu frase yang populer saat pandemi ini. WfH merupakan aktivitas kerja urusan kantor yang dilaksanakan secara jarak jauh dari
#BekerjaDariRumah
rumah, tidak lagi di kantor. Penggunaan
kerja. Sementara aktivitas konsultasi antara penyedia jasa dengan klien masih bisa dilakukan dengan cara online melalui
telepon atau video jarak jauh dengan berbagai aplikasi yang sudah tersedia saat ini.
teknologi informasi sangat mendukung
Tidak heran kemudian muncul kecemburuan
proses WfH karena segala instruksi,
sebagian orang dengan mengungkapkan
koordinasi, serta laporan dilakukan dengan
ekspresinya kurang lebih seperti ini: Kerjaan
memanfaatkan teknologi informasi. Bagi
kamu masih bisa dilakukan dari rumah dan
para pekerja, baik pekerja swasta maupun
setiap bulan masih mendapatkan gaji rutin
pemerintah, menjalankan WfH merupakan
sehingga bisa mengikuti instruksi stay at
pilihan terbaik untuk sebagian pekerjaan
home. Sedangkan saya tidak memiliki
saat ini. Tentu tidak semua pekerjaan bisa
penghasilan rutin tiap bulan dan harus hadir
dilakukan dengan pola WfH. Sopir tidak bisa
di tempat kerja, bagaimana mungkin bisa
tetap tinggal di rumah? Apakah pemerintah
kerja. Biasanya pada saat kondisi normal,
mau menjamin hidup keluarga kami?
pagi sekali sudah mandi dan berpakaian rapi,
WfH bukan merupakan rencana yang sudah
kemudian makan pagi atau kadang
didesain sedemikian rupa, walaupun
membawa bekal untuk dimakan di kantor.
sebelumnya sudah ada wacana pelaksanaan
Berangkat paling lambat jam 7.00 dan
WfH bagi sebagian jabatan ASN. WfH ini
sebelum 7.30 sudah tiba di kantor,
adalah respon terhadap pandemi Covid-19
melakukan check in kehadiran atau presensi.
untuk menghindari wabah ini agar tidak
Kemudian menjalani rutinitas di kantor
semakin menyebar. Dengan berada di rumah
hingga sore hari. Setelah jam 16.00, atau
maka tidak ada kerumunan di halte,
setelah jam 14.30 untuk hai Jumat, check out
angkutan umum, kantor dan tempat kerja
untuk persiapan pulang. Berbagai pekerjaan
diselesaikan di kantor, kecuali untuk kegiatan
Dengan demikian penularan antar manusia
tertentu yang memiliki korelasi dengan
bisa ditekan seminimal mungkin hingga nol.
instansi lain. Rutinitas ini sudah dilakukan
Sementara para tenaga medis, penunjang
selama bertahun-tahun.
medis dan sektor-sektor tertentu tetap
Pada pelaksanaan WfH, tidak harus buru-
bekerja di tempat lazimnya kerja dengan
buru mandi di pagi hari karena tidak ada
menerpakan protocol kesehatan yang ketat.
kegiatan ke luar rumah. Mandi pagi bisa
Praktek WfH memang diharapkan bisa
ditunda satu atau dua jam, yaitu sekitar jam
mengganti aktifitas kerja yang biasanya
8 atau jam 9. Atau bisa juga tergantung
dilakukan di kantor bergeser ke rumah.
mood. Makan pagi juga tidak selalu
Perubahan tempat kerja ini juga diikuti
dilakukan sebelum jam 7 seperti biasanya.
dengan perubahan ritme dan lingkungan
Karena tidak ada rencana ke kantor maka
#BekerjaDariRumah
lain, sekolah, tempat wisata, dan sebagainya.
#BekerjaDariRumah
aktivitas memasak untuk makan pagi pun
kebutuhan pokok. Bukankah bisa
tidak buru-buru dilakukan sejak pagi,
menggunakan jasa transportasi online? Iya.
sehingga ini mempengaruhi rutinitas waktu
Sebagian menggunakan jasa mereka, tetapi
makan. Kegiatan kerja pun juga tidak
tidak semuanya. Berapa banyak biaya yang
dimulai seperti waktu di kantor. Ternyata
harus dikeluarkan kalau semuanya
justru banyak aktivitas rumah yang mampu
menggunakan jasa ojol? Di tengah kondisi
menggeser waktu yang seharusnya untuk
sulit dan sedang menuju krisis ini harus lebih
WfH, yaitu antara jam 7.30 hingga jam 16.00.
berhemat dan harus bisa memilih prioritas
Realitas memang seringkali tidak sesuai
yang lebih urgen.
dengan harapan atau rencana. WfH lebih
Giliran saat melaksanakan kerjaan kantor,
banyak diisi dengan aktivitas rumah
suara televisi dan aroma masakan dari dapur
daripada aktivitas kantor. Alih-alih
tidak jarang ikut menemani aktivitas WfH.
mengerjakan tugas kantor, waktu WfH lebih
Semua ini tidak dapat terhindarkan karena
banyak digunakan untuk membersihkan
tempat yang digunakan untuk kerja
rumah, mencuci baju, belanja di mini market,
menyelesaikan urusan kantor merupakan
membeli air galon, pergi ke laundry, bermain
tempat tinggal yang sebelumya sudah
dengan anak, dan sebagainya. Belanja di
terlebih dahulu digunakan untuk aktivitas
minimarket? Membeli air? Bukankah
dan mengurusi bermacam urusan rumah.
seharusnya tetap tinggal di rumah dan tidak
Praktek WfH menggunakan tempat pribadi
keluar rumah? Iya. Karena barang-barang
untuk mengerjakan urusan kantor sehingga
yang ingin dibeli tidak datang sendiri ke
campur-aduk antara urusan kantor dengan
rumah, tetapi harus diambil ke toko dan
berbagai urusan rumah menjadi tak
semua yang dibeli merupakan bahan
terhindarkan.
Mempraktekkan Sila ke-5 Pancasila Sudah tercatat 5.923 orang yang positif
Sedikit demi sedikit saya sudah mulai
corona di Indonesia pada tanggal 17 april
terbiasa dengan kondisi seperti ini. Mengisi
2020. Ini menandakan bahwa work from
waktu dengan quality time dengan keluarga.
home (WFH) akan terus dilakukan untuk
Mengerjakan tugas kantor dan banyak
penyebaran virus covid-19
ini. Sampai hari ini pula terhitung sudah satu bulan lebih pegawai LAN melakukan WFH.
melakukan hobi saya yaitu membaca buku. Saya memang suka membaca. Sejak kecil saya sudah dikenalkan dengan hobi membaca ini oleh mama saya. Mama selalu mendisiplinkan saya untuk membaca setidaknya berapa jam setelah sholat magrib menjadi sebuah kebiasaan saya hingga
dewasa. Saya lebih suka membaca buku secara fisik dibandingkan membaca buku elektronik. Ada sensasi yang berbeda bila
#BekerjaDariRumah
memutus mata rantai
#BekerjaDariRumah
membaca buku secara fisik. Wangi khas dari
virus covid-19 ini. Para pasangan yang ingin
buku yang baru dibuka. Membuka halaman
melakukan resepsi pernikahan pun banyak
kertas yang memiliki tekstur kasar dari setiap
yang batal. Imbas nya banyak usaha catering
buku dan lain sebagainya yang tidak bisa
yang berkurang pendapatan nya. Penjual
saya dapatkan di buku elektronik. Ini sebab
pentol yang sering saya datangi di depan
nya saya suka ke toko buku atau
sekolah dekat rumah saya pun tertunduk
perpustakaan.
lesu melihat jualan nya yang masih banyak.
Tetapi, dalam masa pandemik ini pergi ke
“Masih ada pentol yang belum digorengnya
toko buku merupakan hal yang mustahil.
le’?”
Karena sudah tidak ada toko buku yang
“Masih nduk. Masih banyak malahan. Ini
buka. Maklum, di Samarinda toko buku
kamu pembeli pertama pale’ pagi ini. Sudah
biasanya berada di mall atau pusat
jam 9 le. Biasanya sudah ludes kalau jam
perbelanjaan. Masa pandemik seperti ini
segini. Iya nduk, kan biasanya anak
mall-mall dan pusat perbelanjaan banyak
sekolahan yang beli. Tapi sekarang kan
tutup. Kalaupun masih beroperasi, yang
mereka gak masuk sekolah. Jadi gak ada
buka hanya toko-toko yang menjual
yang beli ini jualan pale’ nduk”.
kebutuhan pangan dan kebutuhan medis atau obat-obatan.
“iya ya Pale’. Ya udah saya beli lima belas ribu pale’. Ini uang kembalian nya buat pale’
Tidak hanya mall atau pusat perbelanjaan,
aja”. Saya sembari menyerahkan uang lima
pasar tradisional seperti pasar malam pun
puluh ribu rupiah kepadanya.
dilarang oleh pemerintah. Sebisa mungkin
tidak ada keramaian yang diciptakan agar dapat memutus mata rantai penyebaran
Saya sadar penjual pentol tadi bukan merupakan satu-satunya orang yang
Miris memang, tapi ini saatnya kita
ini. Masih banyak orang yang mengalami
melakukan tindakan sosial untuk membantu
penurunan pendapatan karena masa
mereka yang terdampak ekonomi nya disaat
pandemik ini. Penjual pentol itu hanya salah
seperti ini. Banyak masyarakat yang
satunya. Pedagang yang menggantungkan
berkecukupan melakukan aksi sosial. Para
hidupnya dengan berjual dipasar malam, di
musisi melakukan konser amal, dengan
masa seperti ini sudah tidak bisa lagi
membuka donasi sambil konser melalui
berjualan.
daring.
Pengusaha catering yang biasa melayani
Aparatur Sipil Negara menyisihkan sedikit
acara-acara sudah tidak bisa lagi
gaji nya untuk disumbangkan kepada yang
mendapatkan penghasilan dari sana.
membutuhkan khususnya dibidang medis.
Imbasnya banyak pegawai catering yang
Masyarakat yang berpenghasilan lebih
juga tidak mendapatkan pemasukan karena
banyak melakukan sumbangan secara
tempat dia bekerja tidak mendapatkan
swadaya untuk membantu masyarakat yang
penghasilan.
membutuhkan. Pemerintah pun tidak diam
Warung kopi kecil banyak yang tutup karena
saja berpangku tangan, banyak nya kebijakan
menghindari orang-orang dapat nongkrong
dan bantuan sosial berupa sembako,
di tempat mereka. Belum lagi toko-toko lain
kebutuhan kesehatan bahkan uang yang
seperti toko buku yang harus tutup agar
diberikan kepada masyarakat tersebut yang
orang-orang dirumah saja menyebabkan
mendakan bahwa masih ada rasa
beberapa pegawai di toko tersebut harus
kemanusiaan di negara ini. Kemanusiaan
dirumahkan.
yang dirasakan adil oleh masyarakat yang beradab.
#BekerjaDariRumah
terdampak ekonomi, dalam masa pandemik
Belajar dan Bekerja dari Rumah, Kenapa tidak? Work From Home (WFH) sebuah kalimat yang dari dulu hanya sebuah
#BekerjaDariRumah
khayalan dan kalimat yang tidak berarti
Arsip. Nama jabatanku Arsiparis. Pada awal Februari 2020, dunia di hebohkan dengan kedatangan virus yang sangat cepat
sama sekali, tetapi sekarang menjadi tren di
penyebarannya. Namanya virus Covid 19.
seluruh dunia termasuk para Aparatur Sipil
Indonesia pun juga terkena imbasnya.
Negara. WFH di mulai sejak beredarnya virus
Bahkan angka pertumbuhan kasusnya
yang membahayakan manusia, virus yang di
semakin meningkat.
kenal sebagai COVID 19 atau Corona Virus
Demi memutus rantai penyebaran virus,
Disease 2019.
pemerintah mengambil kebijakan
Berikut kisaku selama WFH :
melakukan WFH bagi ASN di seluruh
Nama ku Candra Imilda Dewi bekerja
Indonesia, termasuk aku karena aku kan
sebagai ASN di Puslatbang KDOD. Aku
ASN. Pemberlakuan WFH di Lembaga
bekerja sejak 1 Desember 2009. Pengalaman
Administrasi Negara tepatnya di Puslatang
kerja pertamaku sebagai Pengelola Barang
KDOD di mulai sejak tanggal 17 Maret 2020
Milik Negara sampai dengan tahun 2015.
dengan system piket sehingga pelayanan
Pada Tahun 2016 aku dipercaya menjadi
dan pekerjaan tidak terhambat walau tidak
Pejabat Fungsional yang menangani urusan
secepat jika bekerja di kantor.
Untuk surat masuk cukup di foto. Surat
bekerja di rumah dengan penyesuaian
keluar tinggal membubuhi nomor, lalu
kondisi, baik dari sapras, kondisi lingkungan
dikirimkan dengan mengubahnya ke file PDF.
dan bahan kerja. Bukan bermaksud
Dan sudah bisa di input di rumah. Jadi lebih
mengeluh tapi hanya berbagi pengalaman
praktis walau di kantor juga seperti itu.
bekerja di rumah. Kebetulan sarpras (meja
Bekerja di rumah membawa dampak yang
dan kursi) kurang mendukung, karena belum
baik bagi kondisi rumah diantaranya, bisa
memiliki. Tapi suatu saat akan memiliki.
mengerjkan rutinitas rumah yang biasa
Doakan aja ya.
dikerjakan pada hari minggu seperti cuci
Selama ini, kondisi yang sejuk berubah
baju (manual), memasak dan bersih-bersih
menjadi panas. Karena kami hanya
lebih dekat dengan ponakan dan kucing-
mengandalkan kipas angina. Maklum gak
kucing ku yang imut dan mengemaskan.
kuat dingin. Untuk bahan kerja sangat minim
Tapi untuk mengejar SKP sepertinya agak
karena pekerjaan Arsiparis berhubungan
lambat dikit, tapi masih optimis untuk
langsung dengan Arsip. Jadi tidak maksimal,
menyelesaikan target yang telah ditetapkan
untuk membuat berkas harus membawa
karena itu sebagai kewajiban yang harus
berkas ke rumah. Sedangkan aturan menghendaki, hanya dokumen tertentu yg bisa keluar karena ada SKKAA (Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip
dicapai. Saya bisa belajar banyak hal sambal bekerja dari rumah. Bagaimana dengan kamu?
Dinamis) yang berlaku di lingkungan LAN.
Demikian kisah saya bekerja di rumah, tidak
Tapi untuk surat masuk dan surat keluar
banyak yang bisa saya ceritakan cuma
lebih praktis karena sistim online.
berbagi pendapat dan pengalaman.
#BekerjaDariRumah
Dengan diberlakukannya WFH, aku mulai
#BekerjaDariRumah
Troublemaker Aku adalah Aku. Sebuah partikel-partikel
Awal kemunculanku memang tidak disadari
kecil yang tidak kasat mata. Aku hanya
oleh orang sekitarku. Mereka acuh tak acuh
dapat terlihat melalui alat teknolgi yang
terhadapku bahkan mereka
super duperr canggih. Namun jangan salah,
menertawakanku akan tetapi seiring
tidak semua orang dapat melihatku. Hanya
berjalannya waktu tanpa disadari aku
orang-orang tertentu yang ahli dibidangnya
berhasil merubah mereka menjadi “red
bisa menyapaku.
zone” lalu statusku langsung berubah
Say hellooo,,, kepadaku tidaklah mudah,
menjadi “danger”. Dunia seakan
mereka harus menggunakan alat pelindung
bergejolak akan kehadiranku.
yang “anti baja” terlebih dahulu untuk
Aku berhasil
menegurku. Wujudku memang kecil tapi aku
melumpuhkan dunia
memiliki “power” yang luar biasa karena
dengan kekuatanku
berhasil mengguncangkan dunia. Walaupun
yang dahsyat.
seluruh dunia membenciku, mengusirku, bahkan menjauh dariku, aku tetap mendekatkan diri kepada mereka bahkan negara hebat sekalipun takluk kepadaku.
dan terus bertambah sampai saat ini. Hal ini
Yah aku,, siapa yang tidak mengenal diriku.
sontak membuat masyarakat resah dan mulai
Saat ini semua orang takut kepadaku bahkan
berbondong-bondong menimbun stok
menghindariku, mereka telah melakukan
makanan. Beberapa kebutuhan pokok
seribu macam cara agar aku tidak berhasil
makanan di supermarket langsung “ludes�
mendekatinya. Dengan kehadiranku ini, aku
seketika bahkan harga masker langsung
bisa melihat dan merasakan mana negara
melonjak tinggi 360 derajat. Betapa mirisnya
yang mempunyai kekuatan karena berhasil
melihat wajah negeri ini akibat ulah
menghentikan persebaran pertemananku.
keserakahan oknum-oknum tertentu.
Yuppzz,, aku adalah Covid-19.
Fenomena ini mengharuskan pemerintah
Covid-19 merupakan sebuah wabah virus
untuk mengambil kebijakan agar penyebaran
yang tergolong berbahaya. Saat ini hampir
Covid-19 dapat terputus. Adapun kebijakan
seluruh negara telah terjangkit Covid-19.
yang diambil yaitu aturan jaga jarak dengan
Covid-19 dikatakan berbahaya karena virus
orang lain atau physical distancing sekitar 1,5
ini dapat menular ke orang lain. Cara
meter, menerapkan pola hidup bersih dan
penularannya pun tidak tanggung-tanggung
sehat (PHBS), tetap tinggal dirumah kecuali
yaitu melalui kontak fisik, udara maupun
keperluan mendesak seperti belanja
benda mati. Kemunculan wabah ini berhasil
kebutuhan pokok, menggunakan masker
melumpuhkan seluruh dunia, salah satunya
ketika berpergian dan Work From Home
Indonesia. Kasus Covid-19 di Indonesia
(WFH). WFH salah satu kebijakan yang
pertama kali muncul dan diumumkan
awalnya mengalami pro dan kontra akan
langsung oleh pemerintah pada tanggal 2
tetapi ini harus dilakukan untuk memutus
Maret 2020 dengan jumlah 2 kasus postif
mata rantai penyebaran Covid-19.
#BekerjaDariRumah
Betapa hebatnya “aku� kan (hahahahaha).
Semua pelayanan disektor publik maupun
Bukan hanya pekerjaan saja, pandemik
swasta mengharuskan WFH. WFH sendiri
Covid-19 ini berhasil mendorong
merupakan sebuah media yang menuntut
masyarakat untuk melahirkan gagasan/ide/
kita untuk melakukan pekerjaan dari rumah.
kreatifitas. Saat #StayAtHome, banyak hal
Hal ini tentu memiliki tantangan tersendiri
baru dilakukan. Meeting untuk penyampaian
terutam anak kos. Yah,,, hidup sendiri di kota
laporan progress kegiatan, yang selama ini
orang, jauh dari orang tua sungguhlah tidak
tatap muka kini dilakukan secara online.
mudah, tapi apalah daya tangan tak sampai
Orang yang tidak pernah masak jadi rajin
kita harus #dirumahaja tidak boleh mudik.
masak. Orang yang jarang mencuci tangan,
Selama kurang lebih hampir 1 bulan
jadi rajin cuci tangan,, orang ekstrovert
menjalankan WFH, sejauh ini yang saya
dipaksa menjadi introvert, karena mall pada
#BekerjaDariRumah
rasakan berjalan efektif/aman. Karena
tutup, mau nongkrong nanti diusir sama
hampir semua pekerjaan dilakukan
pihak berwenang. Malu kan? Khawatir juga
menggunakan media teknologi seperti
kalau nanti viral di “busam� wkwkwkwk),
melakukan pelayanan infromasi baik internal
Masih banyak kisah romantis selama
maupun eksternal, membuat berita, update
menjalankan WFH. Terakhir, tentu menjadi
media social, dan sebagainya.
harapan seluruh dunia dan masyarakat
Jadi sebelum adanya WFH dan setelah
bahwa semoga pandemik Covid-19 cepat
adanya WFH tidak ada perbedaan yang
berakhir dan pemerintah berhasil
signifikan. Seluruh pekerjaan bisa dilakukan
melakukan tugasnya untuk menghapus jejak
baik di kantor, rumah maupun dimana saja.
persebaran Covid-19. Covid 19 menjadi
Dan inilah keunggulan media teknologi.
“troublemaker� sehingga semua kegiatan / aktivitas dapat berjalan normal kembali.
Bekerja dari Rumah, Why Not? Sejak terdiagnosa dokter menderita nyeri
beraktivitas normal.
tulang belakang (low back pain) atau lebih
Bekerja pun berubah dari biasanya normal
dikenal dengan nama penyakit saraf kejepit,
duduk di bangku kerja sekarang melantai di
otomatis ritual aktivitasku mulai berubah.
atas bantalan empuk yang dapat menyangga
bertambahnya nyeri seiring ikhtiar
tubuh sehingga dapat beraktivitas kerja dengan nyaman dan minim nyeri.
berobat untuk kesembuhan dan
Setelah merebaknya pandemik
berkurangnya nyeri agar dapat
Covid 19, terhitung 16 Maret 2020, Kerja dari Rumah atau
Work From Home (WFH) dimulai. Perubahan pola
kerja ini tentu saja sedikit banyak mendukung perubahan pola kerjaku di atas. Istilah gaulnya menjadi kaum rebahan.
#BekerjaDariRumah
Ritme berkurang karena menghindari
Menimbang kondisi terkini, terbit Nota dinas
sampai akhirnya menggunakan aplikasi
terkait WFH berikut jadual piket yang
intranet organisasi. Penggunaan kuota data
dibagikan di grup Whatsapp kantor. Aku
meningkat drastis seiring pelaksanaan WFH
kebagian jatah 2x piket kantor dalam
dan SFH ini. Karena tidak hanya mengirim
sepekan. Berbarengan dengan surat edaran
laporan pekerjaan WFH, juga mengirim
pimpinan daerah untuk menginstruksikan
output penyelesaian tugas SFH anak-anak.
sekolah diliburkan alias aktivitas belajar dari
Pun, pembelajaran jarak jauh atau tatap
rumah atau learning from home. Instruksi
muka via online lewat aplikasi Jisit Meet,
tugas sekolah anak-anak terbit satu persatu,
media sosial dan sebagainya.
tentu saja yang memerlukan pendampingan.
Seiring pertambahan tingkat kedaruratan
Berbagi tugas dilakukan dengan membuat
wabah, perpanjangan masa bekerja dari
#BekerjaDariRumah
skedul aktivitas masing-masing penghuni
rumah dan belajar di rumah pun diberikan.
rumah.
Tentu saja dilakukan dalam mencegah
Dengan demikian, dapat diketahui siapa
perluasan pandemik sehingga berdiam di
berbuat apa. Tidak jauh berbeda dengan
rumah atau stay at home menjadi pilihan
bekerja dari rumah. Target pencapaian
wajib bagi setiap orang. Ruang fleksibiltas
pekerjaan tetap dapat dilakukan. Aktivitas
yang luas dengan bekerja dari rumah
normal kantor seperti koordinasi atau rapat
memberiku banyak inspirasi menulis
bersama pimpinan dan pegawai dilakukan
terutama terkait wabah Covid19 ini. Tak
via online dari pesan Whatsapp Group
sedikit waktu dihabiskan untuk menjelajahi
kantor sampai akhirnya dari aplikasi Zoom
berita menelusuri sumber terpercaya.
Meeting . Demikian halnya presensi online
Tak ayal ragam topik tertuang dalam kertas
dari mengirim koordinat GPS di pesan grup
meski akhirnya seiring waktu, beberapa ide
sempat melakukannya karena waktu luang
tulisan yang akhirnya dapat diteruskan ke
yang ada benar-benar efektif untuk
meja redaksi harian setempat yang dijanjikan
menggunakan sumber daya yang dimiliki
terbit dalam 2 versi yaitu online dan cetak
dalam pemenuhan target WFH dan SFH.
karena versi cetak memiliki space terbatas
Mengikuti kulwap yang membahas
dan daftar antri panjang.
manajemen stress selama bekerja dari rumah
Tidak hanya itu, ghiroh atau semangat
cukup membantu agar ritme pekerjaan dan
belajar bertambah seiring menjamurnya
lainnya dapat berjalan optimal. Sebenarnya
kelas online/diskusi online yang free atau
ini sudah menjadi langkah bagus dalam
tidak berbayar. Selain memang ditujukan
memulai pelaksanaan Remote Working
untuk mendukung program masyarakat agar
yang wacananya sudah lama bergulir dan
berdiam di rumah, bagi ASN atau aparat sipil
diimplementasikan di beberapa organisasi
negara dapat menggunakannya dalam
pemerintahan. Bukan hanya menghemat
pemenuhan target pengembangan
waktu dan mengefisiensikan sumber daya
kompetensi/profesi sebanyak 32 jam
tetapi juga berdampak diantaranya pada
pembelajaran
Green Sustainability Living dengan
Bekerja dari rumah memungkinkan
multitasking dengan manajemen waktu yang
minimnya polusi asap kendaraan bermotor karena interaksi pekerjaan (dan antar jemput
tepat. Karena jika tidak terkelola dengan
sekolah anak-anak). Eco-Green Office
baik, fokus terpecah oleh ragam distraksi.
menjadi trend berkantor yang nyaman dan
Mulai dari godaan membuka situs film
mendukung lingkungan / bumi hijau dan
pengusir kejenuhan, dan sebagaimya. Tetapi
berkelanjutan. Bukan upaya sulit untuk
pengalaman yang sudah dijalani justru tidak
memulainya.
#BekerjaDariRumah
akhirnya harus menguap. Dan, hanya satu
Rasa yang Dulu Pernah Ada Saat pertama kali mendengar Work
From Home (WFH) yang terlintas di kepala adalah rasa bosan dan jenuh.
#BekerjaDariRumah
Secara tupoksi, saya sebagai perawat adalah
petunjuk dari ibu. Saya sering melakukan panggilan video dengan orang tua dan keluarga di kampung, saat telpon itu kami banyak bercerita,
merawat, bila dirumah siapa yang akan saya
kegiatan yang sering kami lakukan dulu. Saat
rawat?
saya masih sekolah di kampung. setelah
Di minggu pertama pemberlakuaan WFH saya
kuliah dan bekerja saya jarang ngobrol
masih sering masuk kantor walau tidak
dengan orang tua dalam waktu lama karena
sedang piket karena bosan di rumah. Namun
disibukkan dengan tugas kuliah atau kantor.
perlahan pola pikir itu berubah. dirumah saya
Kalaupun telepon, hanya bertanya kabar
masih bisa memberikan informasi kesehatan
keluarga saja. Namun dengan adanya WFH ini
dan menerima beberapa pertanyaan terkait
rasa yang dulu pernah ada kini telah muncul
kesehatan dari staf‌
kembali.
Disaat WFH ini saya lebih sering
Saya bisa tertawa dan menangis
menghabiskan waktu bermain dengan kucing
menumpahkan kerinduaan kepada orang tua,
dan melakukan kegiatan masak di dapur. Saya
adik dan kampung halaman. Tidak seperti
banyak dapat resep masakan dari ibu, saat
teman-teman yang lain yang memiliki
rindu dengan masakan rumah saya telpon ibu
keluarga, saya hanya anak rantau. Dukungan
dan menanyakan resep. Dikarenakan kondisi
keluarga selalu memberikan kekuatan.
saat ini, jadi tidak bisa keluar rumah untuk
Berharap pendemi COVID-19 ini cepat
selalu berbelanja di pasar dengan bahan
berakhir hingga dapat kembali beraktifitas
seadanya saya memasak dengan mengikuti
dan bisa berkumpul dengan keluarga.
Work From Home: Dilema Kinerja dan Kontemplasi masa depan, namun hal itu terjadi sekarang.
(WFH) mulai ramai
Begitu mengerikan sebenarnya. Namun
digunakan setelah
karena hidup di negara ber-flower dengan
pendemi Covid-19
kekuatan netizen negara +62, maka pendemi
tersebar luas
ini disikapi secara santuy (santai).
keseluruh dunia
Bagi orang kantoran termasuk saya,
termasuk Indonesia.
kebijakan tinggal dirumah (stay at home)
Bagi saya pribadi, WFH merupakan model
untuk WFH sangat tepat diterapkan saat ini.
kerja masa depan yang ditarik kesaat
Namun diluar sana, begitu banyak orang-
sekarang ini. Saya membayangkan ada saat
orang yang tidak seberuntung kita. Mereka
dimana bumi terkena radiasi dan menjadi
bekerja harian dengan gaji harian. Jika tidak
begitu beracun udaranya, sehingga manusia
bekerja maka mereka tidak makan. Maka
akan menggunakan masker anti radiasi ketika
kebijakan dirumah saja bagi mereka adalah
keluar rumah. Mereka melakukan seluruh
bencana yang berlipat ganda. Secara khusus
aktivitasnya dari rumah, kecuali orang-orang
tulisan ini hanya akan membahas WFH,
tertentu yang memiliki spesifikasi pekerjaan khusus di luar rumah. Itu gambaran bumi
dengan tetap memberikan apresiasi kepada para pejuang di garda terdepan yang
#BekerjaDariRumah
Istilah Work From Home
melawan Covid-19 dan juga para pekerja
WFH yang dilakukan saat ini menurut saya
harian yang tetap bekerja di tengah wabah
merupakan waktu yang tepat untuk
Virus Corona ini.
kontemplasi atas kehidupan yang telah
Sudah hampir satu bulan kebijakan WFH
dijalani sampai detik ini. Sedangkan untuk
diterapkan di lingkup organisasi LAN RI.
kinerja pada saat WFH, memang bagi saya
Meskipun di unit saya di Puslatbang KDOD
tidak optimal. Sebenarnya jika dalam kondisi
LAN, tetap menerapkan piket secara
normal, WFH bisa digunakan untuk simulasi
bergantian oleh pegawai dan bukan WFH
bekerja di luar kantor. Namun dalam kondisi
secara penuh. Namun demikian bagi saya
saat ini, ketika semua orang mengalami
pribadi, adanya kebijakan WFH sangat
pemakluman yang luar biasa sehingga WFH
membantu.
dilakukan dengan level kesulitan pekerjaan
Sebagai orang yang memiliki alergi terhadap
#BekerjaDariRumah
beberap hal, seperti alergi dingin, makanan
yang relatif rendah dibanding dengan kondisi normal.
tertentu dan debu, maka sering sekali saya
Pada satu sisi WFH memberikan kemudahan
terkenal flu dan demam. Kondisi yang
dari aspek pekerjaan, dan pada sisi lainnya
tadinya merupakan keseharian yang saya
WFH memberikan ruang yang sangat besar
alami, namun saat ini menjadi kondisi
untuk belajar kembali (re-learning). Banyak
ancaman yang patut dicurigai mengarah ke
sekali tawaran untuk ikut seminar atau
gejala terkena Virus Covid-19. Oleh
pelatihan online di saat-saat ini, dan itu
karenanya kebijakan WFH begitu membantu
potensi untuk melakukan pengembangan
menjaga kondisi badan tetap fit bagi semua,
diri. Jika disaat normal kita cukup sulit
sehingga WFH bisa lancar.
mencari waktu mengembangkan diri melalui pembelajaran klasikal, namun sekarang kita
hiburan seperti biasanya. Membangun
kapasitas kita sekaligus mencoba hal baru
kedekatan dan keintiman dengan keluarga
melalui pembelajaran online.
menjadi waktu berharga dan berlimpah yang
Ada satu hal yang bisa didapat dari model
begitu menyenangkan bisa didapat
WFH selain yang berkaitan dengan kinerja.
meskipun ditengah wabah yang terjadi, dan
Hal penting itu adalah ruang untuk
itu juga bagian dari kontemplasi total
melakukan kontemplasi terhadap apa yang
tersebut.
telah dilakukan selama ini. Akan sangat sulit
secara keseluruhan WFH bagi saya memiliki
mencari waktu melakukan kontemplasi total
dilema terhadap kinerja yang tidak optimal,
disaat normal. Namun saat ini, saya
namun diwaktu yang bersamaan juga
khususnya bisa secara mendalam melakukan
memberikan kesempatan untuk melakukan
mental healing melalui kontemplasi. Saya
kontemplasi terhadap hidup dan kehidupan
tidak tahu apakah hal ini berlaku juga bagi
yang sudah dijalani dan akan dijalani
orang lain. Mungkin banyak sekali para
selanjutnya. Situasi apapun pasti ada sisi
pekerja yang begitu depresi dengan
buruk namun pasti juga ada sisi baiknya.
pekerjaan yang setiap hari dijalani, dan
Sehingga patut disyukuri bahwa kita masih
biasanya sulit mencari waktu memberikan
diberi kesempatan untuk hidup dan
asupan bergizi bagi fisik dan mental untuk
memberikan makna bagi kehidupan. Virus
cooling down. Biasanya waktu itu didapat
kecil inilah yang menjadi tanda dari Allah
pada saat weekend. Namun saat ini, banyak
SWT dengan memberikan pelajaran begitu
waktu luang yang bisa didapat untuk
besar saat ini. Semoga dapat membuka mata
melakukan kontemplasi meskipun tidak
dan hati, betapa lemahnya kita sebagai
melalui liburan atau jalan-jalan ketempat
makhluk.
#BekerjaDariRumah
memiliki banyak waktu untuk menguatkan
Dilewa WFH Rasanya baru kemarin mendengar wacana
sudahlah, ini kan lagi ngomongin
tentang WFH akan diterapkan di lingkungan
kisah WFH.
pemerintah di Indonesia. Namun siapa
Buat saya,
sangka, pandemi corona memaksa kita
WFH = Lebih dekat dengan
semua untuk #stayathome. Alhasil,
keluarga
dikarenakan jumlah kasusnya yang lumayan
Orang bilang WFH ini
banyak di Bumi Indonesia, ASN pun harus
semakin mendekatkan kita
mengubah cara mereka bekerja dan
dengan keluarga terutama
memberi pelayanan. Untuk menurunkan
anak-anak kita. Mungkin
penularan, maka sistim piket terbatas pun
yang
dilaksanakan. Saya pun akhirnya bekerja dari
#BekerjaDariRumah
rumah atau yang sekarang orang sebut
Work from Home (WFH). Harusnya bacanya: dabelyueich, tapi ya
tinggal di Kota besar WFH sangat dapat
WAG Sekolahnya. Catatan dari gurunya pun
menggantikan waktu yang sering hilang
diberikan, kira-kira begini: Jika tidak
dengan keluarga (quality time). Tapi ini kan
mengumpulkan hingga jam sekian makan
Samarinda, mau kemana-mana juga dekat,
anak dianggap tidak hadir. Mantap nih. Ya
termasuk kalau mau ketemu anak. Toh antar
sudahlah, mengalah (maksud saya Bos
jemput anak sampai membawa anak ke
dikantor mengalah) karena first thing first
kantor biasanya juga diijinkan oleh kantor.
nya jadi menyelesaikan tugas anak dulu
Jadi mungkin untuk yang ini saya ralat,
mengingat suami tetap harus bekerja full
mungkin mendekatkan dari aspek fisik.
time. Mungkin berbeda kalau anaknya sudah
Kedekatan ya harusnya dari hati. Biasanya
mandiri, apalagi orang dewasa yang sudah
juga anak sering korban karena orang tua
paham bagaimana menggunakan Google
menghabiskan lebih banyak waktu untuk
Classroom, live chat, dan media
bekerja. Well, I’m absolutely not a perfect
pembelajaran daring lainnya. Untuk anak
Mom! Tapi ya kan muaranya buat keluarga
kelas 1 memang butuh pendampingan,
juga (buat nenangin diri).
apalagi kalau disuruh kumpul pakai video.
WFH = Orang tua ganti profesi
pada bantuin anak-anaknya dirumah. Tapi
Sejak pandemi ini mulai gentayangan di
buat saya, yang sesi ini lumayan mengobati
wilayah Kalimantan, anak-anak juga harus
kekangenan saya pada dunia mengajar
belajar dengan sistem daring. Anak saya ada
dengan anak-anak. Bedanya kalau mengajar
2 (dua), yang satu sekolah di KB dan yang
dengan anak sendiri juga lumayan kurang
satu lagi kelas 1 SD. Setiap hari prioritas
sabar.
bertambah, yaitu nge-check tugas anak di
WFH = Kesempatan belajar kebijakan
#BekerjaDariRumah
Saya membayangkan semua orang tua pasti
Saya sangat suka belanja di pasar malam.
pedagang lainnya yang juga terburu-buru
Hari Senin, pasar malam ada di Pasar
menyimpuni. Ternyata ada petugas yang
Bengkuring, Selasa di Sempaja Ujung, Rabu
merazia sepanjang jalan. Ternyata memang
di Pasar Bengkuring lagi, Kami di Sempaja
sudah disosialisasikan terkait kebijakan
Simpang Ring Road, Jumat di Lapangan Bola
meniadakan pasar malam selama masa
Bengkuring, Sabtu di Gang Ahim. Kalau hari
pandemi. Sedih bercampur bingung.
Minggu biasanya saya libur, kata suami saya
Dua minggu berikutnya sepulang kerja di
“masa hari-hari ke Pasar Malam�. Maklumlah
sepanjang simpang Ring Road III hingga
dia Ojek Pribadi. Pasar malam itu
simpang Bengkuring terdapat beberapa
menawarkan berbagai keramahan, harga
pedagang berjualan. Seperti biasa, saya
murah, selalu segar (terutama sayur mayur)
mampir beli sayur. Saya pun bertanya
#BekerjaDariRumah
dan dekat rumah.
kepada Ibu penjualnya apakah aman
Namun, sejak pandemi ini, mereka dilarang
berjualan disitu. Ibu bilang, “sudah dua
berjualan. Masih melekat diingatan saya, hari
minggu saya tidak berjualan, tidak ada lagi
Kamis sepulang piket di awal pandemi di
makanan karena tidak ada uang, anak saya
Samarinda saya melihat para pedagang
banyak, jadi saya nekad�. Lalu saya berfikir,
kelabakan menyimpuni jualan mereka. Saya
kenapa Ibu banyak anaknya kalau
sempat berhenti membeli jagung Rp. 5.000,-
kondisinya sulit? Tapi ya anak itu kan rejeki
dapat 2 buah (murah kan). Bapak penjualnya
yang harus disyukuri, jadi ya berputar-putar
tergesa-gesa sambil panik, padahal
saja pikiran saya, malah ga fokus sama efek
jualannya (jagungnya) baru dicabut dan
dari pandeminya. Saya ga mau komen
masih berkarung-karung saya lihat. Bukan
panjang tentang ini, takut dihakimi netizen.
Bapak itu saja, ternyata ada beberapa
Pelajaran disini adalah tidak mudah menjadi
pengambil kebijakan, karena pasti ada yang
ragu, saya mencari informasi mandiri, dan
seakan-akan harus berkorban dan
bahkan menelp Call Center. Petugas call
dikorbankan. Untuk yang ini, saya dilema
center menanggapi dengan sangat ramah
tingkat dewa.
keluhan kita seputar pandemi.
WFH = Menjadi Jubir Dadakan
Masih banyak lagi kesah dan kisah ini karena
Wah yang ini nih yang juga terasa selama
WFH belum juga berakhir. Tapi untuk saat ini
WFH. Di awal saya selalu memantau dan
cukup sekian.
pandemi. Banyak sekali tiba-tiba yang menjadi juru bicara tentang penyakit yang sedang wabah ini. Mereka membagikan informasi yang terkadang mereka sendiri
WFH ini, tanpa persiapan, penuh lika-liku, menguras perasaan Kita pasti akan jalani sampai musim berganti
dan pada akhirnya
tidak mengerti. Mungkin untuk mencari tahu
Kita menyadari kalau tangan Tuhan bekerja
atau berbagi rasa kawatir yang dirasakan.
melalui orang-orang yang dipilihnya
Setalah membaca, rasa hati ini kadang ga
Untuk selalu menjaga kita agar selalu aman
karuan, pernah panik juga. Seiring
bersama.
berjalannya waktu, ternyata berita yang diteruskan oleh para jubirvdadakan itu bermanfaat untuk orang-orang yang sangat terbatas ruang geraknya untuk mencari informasi. Hanya saja kadang ada saja yang
share dari sumber-sumber yang tidak jelas. Nah, ini yang perlu dibasmi. Kadang kalau
Hingga semua indah pada waktunya So Keep strong Keep the spirit on #stayhealthy #stayhome #Godiswithus
#BekerjaDariRumah
membaca info yang beredar seputar
#BekerjaDariRumah
WFH, Pagi Siang Malam Kerja Masak saya bisa, bersih-bersih rumah saya
mendengar
bisa, jaga 3 (tiga) anak saya bisa, jadi saat
dan membaca,
LAN memberlakukan WFH (Work From
dan bagaimana
Home), saya santai dan hati saya
chaos nya
beranggapan pasti saya akan menikmati.
masyarakat China
Inilah saatnya menambah kadar
khususnya Wuhan
kebersamaan dengan sang tercinta dirumah
medio akhir 2019, dan
pasti sangat menyenangkan, sambil sang
saya mengganggap kejadian
“Nyonya� menyiapkan sarapan dan saya
ini bakal sebentar dan para
mendengarkan celotehan anak-anak yang
ahli kesehatan pasti akan
kedinginan karena dimandikan, menjadi
menemukan penangkal
suatu hal yang menyenangkan saat WFH, ini
dari virus corona
menjadi skenario yang berbeda, disaat istri
tersebut, ternyata
menjadi pejuang dalam penangan covid-19.
salah, bak nonton
Tidak terlintas sama sekali dipikiran, kalo
film Resident Evil
semua sebaran covid-19 ini akan
namun berbeda
masuk ke Indonesia,
padahal sering sering sekali melihat,
skenario
yang rutin dirumah, yaitu setiap hari Minggu,
akibat virus yang menjadikan manusia
Rabu dan Jum’at, dan akhirnya menjadi hal
sebagai zombie yang harus diisolasi, dan
yang biasa dan tetangga pun belajar dengan
jagoannya adalah orang yang masih sehat
saya dan istri bagaimana meramu disinfektan
dan berakal untuk menjauh ataupun
sederhana, sampai ketua RT inisiatif dari para
melawan. Berikut pengalaman manarik
Imam Mesjid membuat Tim Anti Corona,
dalam menjalani WFH dari pada saat
dimana masyarakat menyumbang secara
pendemi covid-19 yang terjadi.
sukarela dalam membuat aksi penyemprotan
Cibiran Tetangga
disinfektan, dan akahirnya dengan
Menarik dalam WFH adalah mencari
menggunakan mobil terbuka dan mesin
kebersamaan, bagaimana dalam kondisi
pompa pencuci mobil, penyemprotan
seperti ini, saya saling menjaga dan
dilakukan pada hari minggu, diseluruh
menguatkan, sambil berusaha melupakan
lingkungan wilayah kami.
bahwa si “Nyonya” bekerja di zona merah.
Multitasking
Hari-hari pertama memang agak sulit,
WFH dalam pendemi terganggu, jawaban
mencegah otak ini berpikir tentang virus
saya adalah “ya” memang kalo tidak biasa,
corona, kenapa tugas pertama saat WFH
akan menjadi sesuatu yang sulit untuk
adalah istri membuat peraturan yang tidak
beradaptasi, ini yang saya alami senatural
biasa, protokol ketat diberlakukan dirumah,
mungkin, karena saya adalah laki-laki yang
istri meramu disinfektan dan saya menjadi
jarang menyentuh secara detail mengenai
orang aneh di hadapan tetangga karena
rumah beserta isinya, ditambah pekerjaan
“menyemprot-nyemprot” pagar dan pintu
istri yang mulai tidak menentu karena covid-
depan rumah, dan ini menjadi penjadwalan
19 ini, yang biasanya rutin dan terjadwal
#BekerjaDariRumah
dari peran penjahatnya selalu bertambah
pada sift, sempat merasa kesal dengan
inilah jiwa laki-laki meronta minta baby
kondisi karena pada fitrah seorang laki-laki
sister dan pembantu.
yang harus keluar rumah mencari nafkah,
Pasukan Unjuk Rasa
sekarang berubah menjadi bapak rumah tangga dengan segala misi yang berbeda setiap hari. WFH ini ternyata bukan berbicara tentang pekerjaan rutin dan pekerjaan rumah, ternyata saya masih ada 1 (satu) kewajiban lagi yaitu kuliah, ini menjadikan saya harus dapat multitasking, dan dapat mengatur semua agar bisa
#BekerjaDariRumah
teratasi semua.
Pasti tidak terbayangkan ketika WFH terjadi perdebatan dengan anak, bukan lagi satu
orang, tapi ini adalah tiga orang dengan waktu yang hampir bersamaan. Kejadian ini terjadi akibat mereka melihat sosok ayah hanya diam fokus pada pekerjaan, tapi acuh terhadap mereka saat dirumah, yang membuat perdebatan menjadi seru ketika terlontar dari anak umur 5 tahun yaitu
Saya harus bisa mengatur pikiran, tenaga
“Ayah…kan ini dirumah, kok kerja terus”, dan
dan waktu apabila WFH mewajibkan zoom
saya berusaha menjawab simple untuk
meeting pagi hari kantor, bentrok dengan
menenangkan, lalu ditambah lagi “Kata
wajibnya saya harus menyerahkan bukti
Ustadzah (guru) belajar ini harus sama orang
belajar anak ke guru dan saat bersamaan
tua…”, karena tugas anak-anak saat dirumah
juga sekecil minta makan atau kebelakang,
sangat banyak, dan bukti belajar harus
dan saat itu pula tidak ada bantuan istri
“disetor” setiap hari, memang saya harus
yang sedang dinas atau kelelahan sehabis
membagi tugas dengan istri dengan
pulang dinas, walaupun tidak sering terjadi,
maksimal.
namun kejadian tersebut akan terjadi walapun tidak serentak semua dan saat
Memang itu bukan akhir dari awal
perdebatan, muncul lagi istilah “pagi kerja,
yang pas untuk bekerja untuk saya, karena
sore kerja, malam juga kerja� dari 3 anak,
pasti perdebatan dan unjuk rasa akan terjadi
yang tidak tahu dari mana asal istilah
WFH adalah metode yang sangat bagus,
tersebut, karena mungkin menurut anak-
namun harus benar-benar bebas dari segala
anak ini saatnya dirumah bukan ditempat
faktor yaitu salah satunya adalah covid-19
kerja, dan mengajak main serta belajar bersama, bukan laptop dan
ini, seandainya tidak ada pendemi ini, mungkin akan terasa sangat efektif, dengan pengaturan yang tertata antara kewajiban
handphone yang
kantor dan kewajiban bersama keluarga,
dihadapi, tapi ini
dengan sistem yang jelas, saya menyakini
waktunya kami,
WFH akan menambah keharmonisan rumah
adanya WFH tersebut laptop dan handphone otomatis akan selalu standby, dan menurut saya pagi sampai sore
dirumah bukan waktu
tangga, karena orang tua akan selalu ada, tidak menjadi pribadi yang workaholic. Masa pendemi covid-19 saya meyakini bahwa, terjadinya percepatan revolusi industri 4.0, yang mendisrupsi semua sisi kehidupan, serta menambah keyakinan saya bahwa, sehat adalah segalanya dan semoga semua orang menyadari untuk mehilangkan istilah “cuman batuk pilek aja kok, manja banget‌â€?, karena
kita tidak tahu bahwa diri kita butuh imun kebahagiaan.
#BekerjaDariRumah
bagaimana tidak dengan
Hi, Baby.. Sebagaimana yang terjadi di belahan dunia
menindaklanjuti hal tersebut, hampir semua
lainnya, di awal 2020 ini, Indonesia terkena
instansi akhirnya menerapkan kebijakan
pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid
Work From Home (WFH) bagi para
19). Pandemi Covid mulai dirasakan
pegawainya. Tidak terkecuali instansi tempat
Indonesia pada awal Maret 2020. Tidak jauh
saya bekerja yang menerapkan WFH
berbeda dengan negara-negara lain yang
dengan sistem piket bagi kami.
terdampak, di Indonesia, Corona pun
Begitu mendengar penugasan WFH,
berhasil menarik perhatian berbagai pihak.
yang langsung terlintas tentu saja
Lonjakan kurva pasien
extra time yang akan dihabiskan
terinfeksi yang sangat
bersama keluarga. Bekerja di
cepat, mau tidak mau
rumah berarti bisa hadir saat
#BekerjaDariRumah
membutuhkan
keterlibatan semua pihak untuk mengurangi laju eskalasi virus kecil yang sangat perkasa ini. Salah satu upaya antisipasi yang dilakukan adalah dengan kebijakan pembatasan sosial. Untuk
anak saya bangun dan bisa menemani saat
lewatkan hari itu. Melalui WFH ini,
dia akan tidur. Hal yang jarang terjadi di hari
kesempatan itu pun seperti diberikan
kerja normal. Biasanya, saya akan pergi kerja
kembali.
saat anak masih tidur, dan tidak mempunyai
Di masa WFH ini, kegiatan yang paling sering
waktu bermain kecuali saat akhir pekan.
kami lakukan selain bermain adalah masak
Adanya WFH ini, saya mempunyai lebih
bersama. Anak saya sangat antusias untuk
banyak waktu untuk beraktivitas bersama
melakukan aktivitas ini. Ia juga akan lebih
anak dan dapat mengikuti tumbuh
semangat untuk menghabiskan porsi
kembangnya. Seringnya, saya hanya terkaget
makannya bila mengetahui bahwa makanan
-kaget melihat perkembangan yang ada,
tersebut adalah hasil olahan kami bersama.
kosakata baru, ekspresi baru. Bagaimana ia merespon suatu hal, momentum apa saja yang sudah saya
Sehingga output paling membahagiakan saat WFH ini adalah tercapainya berat badan ideal anak saya, yang harusnya sudah tercapai di banyak bulan kebelakang. Selain tentu saja karena saya dapat terlibat dan menyaksikan langsung momentum
#BekerjaDariRumah
darimana ia mendapat berbagai
#BekerjaDariRumah
perkembangan lainnya.
saja keadaan ini akan sangat tidak kondusif
Hal lain yang didapat dari WFH ini adalah
bila harus berlangsung lebih lama lagi.
bagaimana mensiasati pekerjaan kantor saat
Banyak tenaga kesehatan yang tidak dapat
berada di rumah. Maka, saat saya harus
kembali ke rumah, banyak tenaga kerja yang
mengerjakan pekerjaan kantor, sebisanya
tidak dapat keluar mencari nafkah, banyak
pekerjaan tersebut harus sudah selesai.
rumah ibadah yang menjadi sepi.
Sehingga saat anak saya bangun tidur maka
Hal ini tentu berbanding terbalik dengan
pekerjaan selesai. Jika belum dapat
bumi yang sepertinya sedang berangsur
dilanjutkan saat ia istirahat siang, atau kalau
pulih, kembali menunjukkan biru langitnya,
memang mendesak, ya harus
kembali menjadi taman bermain bagi
mempersiapkan banyak instrumen
ekosistem alamiahnya. Hadirnya korona
permainan dan camilan agar ia juga tetap
sepertinya ingin mengingatkan manusia
sibuk walau harus berada di sekitar saya.
akan banyak hal. Semoga pandemi ini dapat
Ada satu saat dimana dia akan sigap berkata
segera berakhir, agar silaturahim dapat
no, no, no, enggak dan sangat lincah
kembali terjalin, agar segala kekhawatiran
memencet keyboard laptop saat saya
dapat segera sirna, agar semua ramai seperti
meminta izin untuk bekerja, tapi di saat lain,
sedia kala.
dia akan sangat kooperatif dan pengertian
Perhaps this great pause is to help us
(yang biasanya malah membuat saya merasa
remove the many false concerns that
bersalah).
surround us, to focus on the only one that
Tidak dipungkiri, sangat menyenangkan bagi
matters: Am I good with the Creator, and
saya bisa bekerja dari rumah, namun tentu
am I good with His Creation? (ig: quranquotesdaily)
Super Woman menghebohkan dunia akhirnya berimbas juga kepada
membuat saya harus menjadi super woman. Bagaimana tidak? Saya harus menyelesaikan tugas kantor, tugas rumah tangga dan juga
kehidupan saya. Setelah
menjadi guru bagi anak-anak saya. Sangat
Provinsi Kalimantan Timur
berat tapi harus dijalani, tugas rumah tangga
mengumumkan adanya kasus pasien positif, kantor tempat saya bekerja menerapkan Work
From Home (WFH) kepada para
yang seolah tiada henti, anak-anak yang selalu meminta perhatian disaat saya sedang bekerja, bahkan dengan kelucuan dan kenakalannya selalu mengganggu apabila
pegawainya. Di saat bersamaan,
saya mulai mengeluarkan perangkat untuk
sekolah-sekolah juga menerapkan
saya menyelesaikan tugas-tugas kantor.
belajar dari rumah untuk para
muridnya. Keadaan ini benarbenar
Akhirnya saya menyiasatinya dengan mulai bekerja setelah anak saya tidur.
#BekerjaDariRumah
Pandemi Covid-19 yang sangat
#BekerjaDariRumah
Selama WFH, saya merasa betapa
tergolong teknis, maka untuk fully WFH akan
menyenangkan bekerja di kantor bersama
sangat sulit dilakukan, jadi sesekali masih
teman-teman, yang dulu saya rasakan
harus menyambangi kantor untuk
betapa beruntungnya wanita yang bisa
menyelesaikan pekerjaan saya. Pekerjaan
bekerja dirumah. Bekerja bisa sambil
yang masih harus berinteraksi dan
mengurus anak-anak. Menyelesaikan
bekerjasama dengan teman-teman, tidak
pekerjaan rumah tangga, bisa memonitor
bisa bekerja sendirian.
anak-anak, bisa memberikan perhatian dan
Semoga pandemi covid-19 segera berlalu,
mempunyai quality dan quantity time
apalagi sebentar lagi kita akan bertemu
bersama keluarga, semuanya bisa dilakukan
dengan bulan Ramadhan. Akan sangat
di rumah.
berbeda Ramadhan tahun ini, dimana kita
Dengan adanya kasus ini Tuhan menjawab
diharuskan beribadah dirumah, padahal
pikiran-pikiran saya yang dahulu sangat
Ramadhan apalagi Idul Fitri merupakan
menginginkan bisa bekerja di rumah karena
momen kita untuk bersilaturahim, bertemu
bisa sambil mengurus anak-anak. Apa yang
dengan sanak saudara. Kita semua pasti
saya bayangkan ternyata sangat tidak
sangat merindukan keadaan seperti dulu,
mudah. Terima kasih Tuhan yang sudah
dimana kita tidak merasa takut untuk
menyadarkan saya betapa
bertemu dan berinteraksi dengan orang lain.
menyenangkannya keadaan seperti dahulu.
Semoga dengan segala kejadian dan segala
Dimana kita bisa hidup tenang, bisa hidup
akibat dari pandemi ini, kita semua dapat
bersosialisasi tanpa ada rasa takut untuk
mengambil hikmahnya, dan dapat
bertemu dan berkumpul dengan orang
menjadikan kita menjadi manusia yang lebih
orang. Karena pekerjaan saya yang
baik.
Pandemi Covid-19, Gerbang Dimensi Baru Birokrasi terjatuh dari tempat tidur). Suara itu pula yang membangunkan saya pagi ini. Sudah sering memang saya tertidur
mematikannya. Setelah buka mata, yang pertama saya pandang adalah jam dinding. 06.05, yah, sedikit lebih lambat dari waktu bangun biasanya. Saya pun tidak buru-buru turun dari tempat tidur, karena saya sadar hari ini tidak ke kantor. Ya, hari ini masih
pada saat menonton
jadwal saya untuk Work From Home (WFH).
TV di malam hari,
WFH istilah yang belakangan ini sering kita
tanpa sempat
dengar, selain istilah-istilah asing lain seperti
lockdown, Physical
#BekerjaDariRumah
Praaakkk‌. (suara remote TV yang
Distancing dan Social Distancing, rapid test,
Namanya juga hal baru, pastinya butuh
dan sebagainya. Pandemi Covid-19 ini
penyesuaian. Beruntungnya LAN RI memiliki
memang tanpa sadar membuat kita makin
aplikasi yang menunjang pelaksanaan WFH
care dengan apa yang terjadi di luar sana,
dan pimpinan mewajibkan adanya laporan
selain karena memang berita di mana-mana
kegiatan beserta progress-nya setiap hari,
ya selalu tentang Covid-19. Banyak belajar
tidak hanya kinerja namun juga kondisi
istilah baru, dan makin sering memantau
kesehatan dan location pegawai. Saya pikir
kondisi bangsa dan kota. Kata orang bijak, di
ini bentuk lembaga meresponi kemajuan
balik setiap masalah pasti ada hikmahnya.
teknologi dan kondisi kondisi pandemi
Kembali ke soal WFH. Ya, sudah hampir
Covid-19. Entah bagaimana dengan instansi
sebulan ini kantor menerapkan sistem ini
lain di negeri ini, terutama pemerintah
#BekerjaDariRumah
secara bergiliran. Di beberapa instansi
daerah. Bagaimana kesiapan mereka dengan
terutama di Jakarta justru dengan sistem
sistem WFH ini, efektifitasnya, dan capaian
WFH secara penuh atau seluruh pegawainya
kinerja para pegawai.
bekerja dari rumah. Terdengar dan terasa
Selain WFH, birokrasi di negeri ini seperti
aneh memang. Bayangkan, kita yang
mengalami percepatan/lompatan
berprofesi sebagai ASN yang katanya adalah
penggunaan teknologi digital. Aplikasi
orang-orang yang ‘terbungkus’ dalam
meeting online seperti Zoom dan House
rutinitas pekerjaan di kantor, kini bekerja
Party di Adroid bahkan yang lainnya menjadi
dari rumah. Jujur saja, di awal-awal
hal yang ‘wajib’ dikuasai penggunaannya.
penerapan sistem ini saya menganggapnya
Kita mendadak fasih teknologi. Setiap hari
sebagai bentuk ‘libur’ tapi dianggap kerja,
kita seakan menantikan inovasi apalagi yang
atau sebaliknya, kerja tapi seperti libur.
muncul yang berguna untuk menunjang
Tanpa internet, serasa kembali ke jaman
dengan percepatan atau lompatan teknologi
kolonial. Inilah perubahan yang ditimbulkan
di kalangan birokrasi. Memang seperti
pandemi Covid-19.
‘dipaksa’ dengan keadaan, tapi mungkin itu
Ya, ini dimensi baru untuk birokrasi. Rezim
baik. Karena dalam kondisi yang aman-aman
digitalisasi telah melakukan kudeta. Saya dan
saja seperti sebelum datangnya pandemi
teman-teman ASN lainnya wajib mengganti
Covid-19 ini, kita seperti enggan menyentuh
paradigma dan cara bekerja yang selama ini
hal-hal digital dalam bekerja. Kali ini, mau
lebih banyak manual. Jika tidak, kita akan
gak mau, ya lewat digital.
dilindas kemajuan jaman. Covid-19 ini
Pemerintah juga sudah menghimbau agar
datang bersama ‘virus’ lainnya, yaitu ‘virus’
beberapa tidak menghentikan pemberian
modernisasi. Untuk ‘virus’ yang satu ini kita
layanan publik dalam masa pandemi,
wajib terjangkit, ini ‘virus’ baik.
sementara Physical Distancing dan Social
Kita tidak pernah tau pasti kapan pandemi ini
Distancing harus tetap diterapkan, maka
berakhir. Tak seorang pun yang tahu, hanya
kembali lagi, sarana teknologi digital
Tuhan. Yang kita tahu saat ini perubahan
menjadi solusi. Suka tidak suka, ASN dituntut
besar telah terjadi. Kita juga tidak tahu
meng-upgrade pengetahuannya soal IT.
setelah pandemi ini berakhir bagaimana
Selain itu, kebutuhan jaringan internet saat
pelaksanaan birokrasi kita. Misteri di depan
ini mejadi kebutuhan primer aktifitas
sana biarlah tetap menjadi misteri, namun
manusia, khususnya birokrasi. Kita yang
yang kita sadar kita telah memasuki gerbang
menjalani WHF hampir sepanjang hari
dimensi baru, yang memaksa kita untuk terus
menatap mata ke laptop untuk mengerjakan
masuk ke dalamnya, tidak ada pilihan
tugas atau sekedar mengontrol hasil kerja.
mundur.
#BekerjaDariRumah
kinerja birokrasi. Wow, ini yang saya maksud
#BekerjaDariRumah
WFH, Haru Biru Di Tengah Pandemi Covid-19 Sejak mula kemunculannya di penghujung
jika dilihat dari banyaknya korban
tahun 2019 di Wuhan Cina, virus corona
meninggal, COVID-19 penyebab terbanyak
yang melejit dengan nama COVID-19
korban meninggal melebihi SARS dan MERS.
(Corona Virus Disease-2019) atau SARS-COV
Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun
-19 atau Novel Coronavirus (2019-nCoV)
menyatakannya sebagai pandemik global
menjadi perbincangan panas dan merajai
karena telah menginfeksi lebih dari 200
headline di berbagai media dan jejaring
negara dan lebih dari 1 juta penduduk
sosial serta membuat kelimpungan
dunia. Ngeri banget khan‌..
pemerintah negara di seluruh dunia. Betapa
Kabar bertambahnya pasien positif dan
tidak, jenis virus corona baru yang masih
meninggal dari hari ke hari tentu saja
saudara dekat dengan virus SARS dan MERS
cukup membuat was-was, tak
ini daya tularnya sangat tinggi meskipun daya bunuhnya dikatakan lebih rendah. Namun
pimpinan. Namun tidak dengan suamiku, ia
maupun daerah tak tinggal diam berpacu
tak pernah merasakan WFH ini karena
mengeluarkan berbagai kebijakan strategis
sebagai tenaga kesehatan harus standbay di
untuk menahan laju penyebarannya. Salah
salah satu rumah sakit daerah rujukan kasus
satu kebijaknnya adalah kampanye agar
Covid-19 di kotaku. Terkadang muncul juga
orang-orang #dirumahaja demi memutus
kekhawatiran ketika membayangkannya
rantai penyebaran Covid-19. Perkantoran
harus berhadapan dan kontak langsung
diliburkan, anak sekolah diliburkan, tempat
dengan OTP/ODP/PDP mengambil spesimen
wisata ditutup, tempat hiburan ditutup,
untuk pemeriksaan Covid-19.
keramaian dibubarkan. Hal ini membuat para
Anak-anakku, keduanya masih duduk di
pekerja dan siswa akhirnya melakukan semua
sekolah dasar. Mereka LFH+ED! Yap!
aktifitas kegiatan mereka dari rumah atau
Learning From Home + Every Day….. Nah
elegannya disebut Work From Home (WFH).
disinilah keriuhan bermula……
Melakukan aktivitas bekerja dan belajar dari
Awalnya semua anak pasti girang dengan
rumah memang cukup menantang.
datangnya libur dadakan ini tanpa tau esensi
Khususnya bagiku dan anak-anak. Aku
dari “dirumahkannya” mereka. Tak lama
adalah seorang ibu rumah tangga
berdatanganlah banyak tugas dari sekolah
merangkap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
yang membuat mereka tak sepenuh hati
salah satu lembaga negara bergengsi di
menikmati kesenangannya. Rasa senang itu
negeri ini. Di instansi kami tidak semua
pun mulai memudar dan semakin terganti
pegawai WFH, karena menerapkan sistem
dengan rasa jenuh yang menghinggap.
piket kerja. Pegawai diharuskan masuk secara bergantian menurut jadwal yang ditetapkan
Mau tak mau Learning From Home ini
#BekerjaDariRumah
terkecuali di Indonesia. Pemerintah pusat
#BekerjaDariRumah
menekankan pelibatan orang tua dalam
tangga
prosesnya. Dirikupun terus mendampingi
lainnya. Ya,
anak-anak dalam mengerjakan tugas
semoga
sekolah secara full karena suamiku berfokus
saja lelah itu
pada pekerjaan yang menuntut
menjadi
kehadirannya secara full di rumah sakit.
Lillah (karena
Biasanya dalam sepekan paling hanya 1-2
Allah), dan
PR, ketika WFH harus mendampingi 3-5
penat itu
penugasan setiap harinya yang harus
menjadi
didokumentasikan dalam bentuk video/
semangat ya‌‌.
rekaman dan foto. Itu baru satu anak,
Ada peristiwa ketika
bagaimana ya jika punya 4-5 anak? Belum
si sulung menangis
lagi jika ada penugasan kantor yang cukup
karena berebut
urgent untuk dikerjakan dan rumah yang
laptop denganku.
berantakan hasil polah anak-anak yang
Ibunya ada
kebosanan di rumah. Banyak orang tua yang
meeting online
mendadak rajin �senam pernapasan� (red-
dengan pimpinan, Si
meredam emosi membuncah). Alhasil,
sulung malah
Kebanyakan dari ibu-ibu khusunya pekerja,
menagih janji melihat
benar-benar diasah dan diuji kemampuan
film shiroh Nabi Yusuf
multi tasking-nya karena harus membagi
karena ia
fokus antara mengerjakan tugas dari kantor,
sudah selesai
jadi guru, hingga urusan domestik rumah
hafalan.
Akhirya, meeting sambil melihat orang
tersendiri bagi kami. Terlepas dari musibah
menangis sesegukan yang sebenarnya
yang sedang kita alami dengan merebaknya
membuatku tertawa geli karena sudah mau
Covid-19, WFH ini merupakan momentum
SMP masih menangis‌..
terbaik karena bisa lebih intens bersama
Lain lagi putri bungsuku. Dapat penugasan
keluarga, waktu kerja lebih fleksibel namun
membantu pekerjaan rumah orang tua.
tetap sesuai dengan target kinerja. Hitung-
Sebenarnya di rumah sudah ada pembagian
hitung latihan jika peraturan mengenai WFH
pekerjaan sehari-hari. Si bungsu memilih
berdasarkan kinerja diberlakukan. Namun
tugas membuka gorden jendela sebagai
yang pasti situasinya akan lebih kondusif
laporan ke gurunya dalam bentuk video.
dari pada keadaan yang sekarang. Karena
Seperti biasa diriku menjadi sutradara, editor
apa? Karena semuanya akan lebih
terkondisikan lebih baik, minim faktor
mempersiapkan diri. Mulai dari memilih
pengalih perhatian dan tidak dalam suasana
pakaian dan jilbab yang dikenakan, berhias
prihatin karena pandemik ini. Walau
mematut diri di depan cermin, prosesi itu
bagaimanapun kita telah terlatih WFH dan
memakan waktu hampir setengah jam, dan
tetap bisa berkinerja menghasilkan output
tahukah anda berapa lama waktu yang
dari rumah. Sehingga kita telah terlatih
diperlukan membuka gorden? Kurang dari
berkinerja meskipun dalam keadaan prihatin.
10 detik!
Tentunya kinerja tersebut akan meningkat
Itulah hal lucu yang kualami selama mendampingi anak-anak di masa WFH ini.
Alhasil, pengalaman lucu selama bekerja dan belajar dari rumah pun menjadi hiburan
lagi jika situasi telah kondusif. Semoga keganasan Covid-19 segera mereda dan kita menjadi pribadi yang lebih menghargai waktu dan kebersamaan bersama orang lain.
#BekerjaDariRumah
sekaligus cameramen. Mulailah ia sibuk
Menikmati Bekerja dari Rumah Pada Desember 2019, dunia sedang
untuk dapat memanfaatkan teknologi
digemparkan oleh virus corona. Saat ini
agar dapat menjalankan tugas dan
posisi ASN benar-benar serba salah, hal
fungsinya.
tersebut dikarenakan adanya kebijakan
WFH membuat kebiasaan ASN
pemerintah yang dinilai pro dan kontra di
yang sebelumnya selalu
mata ASN. Jika kita melihat kebutuhan hidup
bertatap muka secara
seorang ASN sangat beragam, dan tidak bisa
langsung sekarang
#BekerjaDariRumah
untuk disamaratakan. Mengapa demikian?
berubah total,
Ceritanya panjang dan tidak bisa di jawab
memanfaatkan
dalam tulisan ini.
teknologi. WFH juga
Kebijakan Work From Home (WFH) yang
membuat ASN
dikeluarkan oleh Presiden Jokowi dan di
berada di dalam
mulai pada pertengahan bulan Maret 2020
rumah sehingga
membuat Instansi Pemerintah, baik pusat
membuat tagihan air,
dan daerah, menyesuaikan dengan kondisi
gas, listrik, internet
sekarang. Banyak ASN yang senang dengan
dan kebutuhan pokok
kebijakan ini dan ada juga yang tidak
lainnya menjadi lebih besar. ASN
senang dengan kebijakan ini. Namun suka
saat ini harus cermat dalam mengelola biaya
atau tidak suka, kebijakan ini harus di
hidup, khususnya bagi yang menjadi tulang
jalankan. Semua instansi berlomba-lomba
punggung dan berkeluarga.
Saya dan istri selalu membagi waktu untuk
dalam melaksanakan WFH ini khususnya
mengasuh anak-anak, terdapat jadwal rapat
bagi saya yang mempunyai 2 anak laki-laki,
online yang harus saya ikuti (terdengar kabar
seperti saat bekerja di rumah mengalami
jika tidak mengikuti akan dipotong tunkinnya
gangguan secara fisik dan dapat dipastikan
sangat menyeramkan bagi saya dan
bekerja tidak dapat optimal. Setiap pagi hari
semuanya hehehehe), namun hal tersebut sia
anak saya selalu bertanya kenapa ga ke
-sia anak-anak selalu antusias jika saya
kantor bos? Saya menjawab saat ini sedang
mengikuti rapat online tersebut (memang
ada wabah penyakit yang mengharuskan
random kelakuannya hahahaa). Dalam
bekerja dari rumah. Namun jawaban itu
mengelola pekerjaan saya selalu
masih dirasa kurang oleh anak saya.
menggunakan komputer kantor namun
Kemudian dia bertanya lagi berarti libur
dengan kondisi sekarang saya menggunakan
dong kalo ga ke kantor. Saya hanya bisa
laptop sendiri, kelemahannya adalah banyak
tersenyum mendengar pernyataan tersebut.
data yang terdapat dalam komputer kantor
Apalagi sekolah di tempat dia juga
yang saya butuhkan. Hal tersebut memaksa
menerapkan belajar dari rumah. Hal ini
saya harus datang ke kantor untuk
tentunya membuat saya senang karena
mengambil data karena pekerjaan mengelola
dapat berkumpul dengan intensitas waktu
jurnal sudah mendekati deadline. Bagi saya
yang sangat panjang untuk dapat
hal tersebut tidak menjadi masalah dan saya
berkumpul. Jadwal saya setiap pagi yang
menikmatinya.
selalu mengantar ke sekolah sekarang
Demikian pengalaman dari saya kurang
berubah menjadi bermain bola di halaman
lebihnya mohon maaf. Semoga wabah ini
rumah (kebetulan rumah kontrakan saya
cepat berlalu.
besar dan luas.
#BekerjaDariRumah
Terdapat banyak hal yang menarik dan lucu
Tantangan Bekerja dari Rumah “Mah, hari ini gak kerja lagikah?” tanya putri
Walaupun sebenarnya aku ingin sekali sehari
cantikku dengan suara khasnya yang
saja tidak marah, tapi rasanya hampir tiap
cempreng.
hari aku dibuat marah oleh mereka. Apalagi
“Kerja donk nak, tapi kan kerjanya dari
anak sulung dan anak keduaku yang biasa
rumah” jawabku. “Oiyaa, maksudnya gak ke
kupanggil Abang dan Kakak. Tiap hari
kantor kan?” tanyanya lagi.
mereka bertengkar, saling mengejek,
Aku pun tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Horeee,, yess!” sahutnya girang.
aku seperti merasakan api di atas kepalaku. Panas. Padahal usia
Melihatnya senang dengan adanya
keduanya terpaut cukup jauh,
kehadiranku rasanya aku bangga sekali,
enam tahun bedanya.
karena walaupun aku termasuk dalam
#BekerjaDariRumah
berteriak-teriak, saling memukul. Huh,
golongan emak-emak yang cerewet dan galak, tapi mereka tetap senang kalau emaknya ini tidak pergi kemana-mana. Yaah,, sebagai ibu dari tiga orang anak yang ketiganya cukup aktif,, rasanya tidak mungkin aku bisa menjadi bundadari yang sabar dan bisa mengelola emosi dengan sangat baik.
Untung saja anak ketigaku yang biasa kupanggil Adek masih berumur 18 bulan, sehingga belum bisa ikut bertengkar dengan
berkeluarga juga mungkin akan setuju
mengganggu Abang dan Kakaknya dengan
denganku. Bagaimana tidak? Tidak pergi ke
menjambak rambut mereka, atau merebut
kantor, dianggap oleh anak-anak sama
mainan mereka. Hehehe. Lucu ya.
dengan cuti, alias libur, alias seharian
Artikel ini kutulis atas permintaan pimpinan
bersama mereka dan menemani mereka.
di kantorku yang ingin mengetahui
Aku tidak cukup pandai memberikan
bagaimana pengalaman kami selama bekerja
penjelasan kepada mereka bahwa walaupun
dari rumah selama kurang lebih 1 bulan ini.
di rumah aku juga harus tetap bekerja dan
Bagi seseorang yang single, belum
tidak bisa seharian menemani mereka
berkeluarga, mungkin tidak terlalu sulit
melakukan aktivitasnya. Apalagi untuk anak
untuk menjalaninya. Tapi, kurasa mungkin
bontotku yang masih bayi dan masih ASI.
mereka juga akan kesepian, kurang hiburan,
Apa dia akan mengerti saat aku bilang
dan merasa sendirian. Seperti yang kita
“Mamah kerja dulu ya nak, jangan diganggu.
ketahui bahwa pandemik covid-19 ini sangat
Sementara Adek minum dot dulu, nanti
membatasi ruang gerak kita, no jalan-jalan,
setelah mamah selesai baru boleh nen lagi�.
no mall, no nongkrong-nongkrong, dan
Hmmm,, aku rasa dia tidak akan mengerti.
masih banyak no no yang lainnya. Karena
Walaupun setiap ada yang bicara dengannya
itulah kemudian muncul hastag #dirumahaja.
dia selalu mengangguk-anggukan kepalanya
Berbeda dengan orang-orang yang sudah
seolah-olah dia mengerti. Hahaha. Aah,,
berkeluarga, punya anak, punya suami,
mengingatnya aku jadi tertawa geli,, dia
punya isteri. Bekerja dari rumah menjadi
sungguh lucu,, bayiku yang sangat lucu.
tantangan yang cukup berat, khususnya
Nah, disinilah letak perbedaan kedua antara
bagiku. Dan aku rasa mereka yang sudah
kami yang sudah berkeluarga dengan
#BekerjaDariRumah
Abang dan Kakaknya. Hanya sesekali ia
#BekerjaDariRumah
mereka yang masih single. Anak-anak dan
Selesai memasak beberapa jenis masakan
pasangan hidup juga bisa menjadi
(aku selalu memasak lebih dari satu jenis
penghibur yang baik di saat kita mulai
masakan, selain karena terbiasa, juga karena
mengalami stress dan tekanan pekerjaan,
si Adek masih MPASI yang harus berbeda
apalagi di saat-saat social distancing ini.
dan lebih diperhatikan komposisi
Yaah‌ Semua memang ada plus minusnya
makanannya), aku biasanya akan
masing-masing. Tak perlulah kurasa
memandikan Kakak dan Adek. Sedangkan
menganggap beban kita lebih berat dari
Abang sudah bisa mandi sendiri karena
yang lainnya.
sudah kelas 5 SD.
Bagaimana aku menjalani hari-hariku selama
Selesai itu, aku akan menjemur pakaian yang
WFH?
sudah aku cuci pada malam harinya,
Pertama, setiap pagi setelah sholat subuh
kemudian menyapu, membereskan kamar
aku bergegas ke dapur untuk memulai
tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dan
aktivitas memasak. Kalau ada bahan yang
seluruh ruangan yang ada di rumah.
kurang, terpaksa aku berjalan kaki ke toko
Maklumlah, sudah lama sekali kami tidak
sayur yang tidak jauh dari rumahku untuk
memakai jasa PRT. Bagi seseorang yang
membeli bahan tersebut. Setiap pagi ketiga
perfeksionis seperti aku untuk masalah
anakku selalu merengek karena lapar. Abang
kerapian dan kebersihan rumah, aku sering
dan Kakak berkata “mah lapar mah, udah
tidak cocok dengan cara kerja beberapa PRT
gak tahan mah�. Sedangkan si Adek berkata
yang pernah bekerja di rumah kami.
“Nyam nyam nyam nyam� sambil merengek
Oleh karena itu, aku dan suami memutuskan
pula. Untung suami gak ikutan merengek.
untuk tidak menggunakan jasa PRT.
Bisa keluar tanduk di kepalaku.
Lumayan juga sih, bisa mengirit
disertai evidence atau bukti pekerjaan.
kami akan makan bersama, kemudian aku
Kemudian kubimbing dan kudampingi
harus meninabobokkan si Adek yang sudah
Abang untuk mengerjakan tugas-tugasnya,
mulai rewel lantaran mengantuk. Dia butuh
bergantian dengan suami. Setelahnya, aku
ASI untuk pengantar tidurnya. Kadang
baru bisa merasa lega dan bisa sedikit
langsung tidur, namun kadang main lagi.
beristirahat berbaring di atas kasur.
Duh, mau menangis rasanya. Sedangkan aku
Nikmatnya. Serasa di atas kasur mahalan,
sudah gatal rasanya ingin segera
padahal mah murah. Hihihi.
menyelesaikan deadline pekerjaan. Setelah
Dan baru saja berbaring sebentar, sudah bisa
dia tidur aku biasanya baru akan memulai
kudengar kembali suara teriakan Kakak yang
bekerja. Tapi kalau dia tidak mau tidur,
diusilin Abangnya. Tak lama kemudian,
terpaksa suamiku yang lagi-lagi harus
datanglah si Adek yang langsung menarik-
mengambil alih dan mengajaknya untuk
narik bagian atas bajuku untuk minta ASI.
menjauh dariku. Kalau tidak, habislah
Sambil meng-ASI-hi, kubayangkan hari
laptopku dipukul-pukulnya. Hmmmm.
seperti ini akan kuulang lagi esok dan
Belum beres pekerjaan, WA Grup sekolah
sepertinya sampai wabah ini benar-benar
Abang berbunyi. Kulihat, seperti biasa, tugas-
berlalu. Kuperhatikan Abang dan Kakak yang
tugas yang harus dikerjakan di rumah oleh
masih saja bertengkar. Kemudian kutatap
setiap murid disertai petunjuknya, dan juga
mata bayiku yang juga menatapku.
drive untuk mengunggah tugas-tugas
Kebahagiaan terpancar dari matanya. Setiap
tersebut. Kuhela nafasku. Rasanya letih sekali
saat dia membutuhkan ASI dia bisa
kondisi ini. Segera kubereskan pekerjaanku,
mendapatkannya secara langsung.
dan kulaporkan kepada atasan langsung
Priceless!!
#BekerjaDariRumah
pengeluaran. Hehehe. Beres urusan rumah,
WFH, Mengasikkan. Tapi...
#BekerjaDariRumah
Huft…. Itu adalah satu kata yang
Jumlah orang yang sembuh sebanyak
menggambarkan perasaanku. Ketika
567.635 (Johns Hopkins University, 2020).
pimpinan meminta pegawai membuat cerita
Sedangkan untuk Indonesia sendiri total
pendek tentang WFH atau bahasa kerennya
terkonfirmasi positif adalah 5.923 orang,
Work From Home. Seminggu pertama
meninggal 520 orang dan sembuh 607
belum dapat “ilham“ (ckckck…ntah kemana
orang. Daerah yang terbanyak terpapar
perginya si Ilham itu). Masuk awal minggu
adalah pulau Jawa, khususnya DKI Jakarta,
kedua belum dapat juga. Hingga hari ke lima
sehingga untuk DKI Jakarta sendiri sudah
dapat tiga baris (hehe…bisa dibilang
diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala
menyedihkan ya). Karena hukumnya wajib
Besar (PSBB) untuk meredam penyebaran
(catet ya wajib) bagi semua pegawai,
Covid – 19. Di Lembaga Administrasi Negara
makanya mau tidak mau “kudu” wajib
(LAN) sendiri, telah mengikuti anjuran
dikerjakan. Okay ga usah panjang kali lebar
pemerintah untuk bekerja dari rumah
intronya. Kita mulai aja ceritanya.
masing-masing. Hal ini juga diikuti oleh
Penyebab utama diberlakukannya WFH
beberapa kantor yang ada di daerah seperti
adalah karena Corona. Makin merebaknya
Puslatbang KDOD, yang telah menerapkan
Covid - 19 yang melanda dunia, hingga saat
sistem kerja WFH mulai dari bulan Maret.
ini ketika tulisan ini dibuat total keseluruhan
Sistem kerja ini boleh dibilang ada asyiknya.
yang positif terjangkit itu sekitar 2.236.118
Selain bekerja dari rumah yang notabene
orang. Sebanyak 153.458 orang meninggal.
lebih fleksibel dari segi waktu, tempat dan
cara berpakaian (kemungkinan ada juga yang
banget memang. Tetapi apalah daya, karena
bekerja tapi belum mandi…hehe). Namun,
si Covid – 19 ini yang membuat jarak
ada juga ga asyiknya. Salah satunya kita
diantara kami makin jauh.
harus bawa berkas yang harus kita kerjakan
Saya yakin pemerintah, khususnya paramedis
dirumah. Apalagi kalau bawa berkas SPM
sebagai garda terdepan dalam penanganan
yang tebal banget, kemudian salah duanya
Covid – 19 ini, mampu dalam menangani
kalau berkasnya sudah selesai kita input. Kita
masalah ini. Hal ini tidak terlepas dari
harus balikin lagi ke kantor dan bawa berkas
kepedulian masyarakat dalam mengikuti
yang baru lagi untuk kita input di rumah.
anjuran pemerintah tentang social distancing
Ketiganya adalah kendala dirumah seperti
ataupun physical distancing agar semakin
gangguan dari binatang peliharaan (hehe…
sedikit orang yang terpapar virus ini. Akhir kata saya ingin mengutip kata motivasi dari
mengalaminya, tapi itu saya anggap sebagai
Nelson Mandela yang berkata “Our human
bonus karena saya sangat suka mereka).
compassion binds us the one to other. Not in
Terakhir, kuota internet yang dulunya cukup
pity or patronizingly, but as human being
satu bulan sekarang hanya bertahan tiga
who have learnt how to turn our common
minggu, akibat seringnya menggunakan
suffering into hope for the future”.
aplikasi berbasis internet.
Terjemahan bebasnya adalah “Kasih sayang
Covid – 19 ini juga sangat berdampak di
manusiawi, kita mengikat kita satu sama lain.
bidang keagamaan. Salah satunya tempat
Bukan dalam belas kasihan atau
saya beribadah. Dulu kami beribadah
perlindungan, tetapi sebagai manusia yang
bersama-sama tetapi sekarang hanya
telah belajar bagaimana mengubah
pelayan yang bertugas yang boleh hadir
penderitaan kita bersama menjadi harapan
untuk melakukan ibadah streaming. Sedih
untuk masa depan”.
#BekerjaDariRumah
saya tidak tahu apakah hanya saya yang
Banyak Hikmah, Setelah WFH Saya teringat ketika awal tahun baru 2020,
rumah dan menemani
teman di Bagian Administrasi membagikan
nya baik belajar
kalender meja kepada saya. Saat itu, saya
maupun bermain.
bilang mau yang banyak tanggal merahnya
Setelah hampir empat
biar banyak dirumahnya. Padahal bercanda.
minggu ini, Fayza mulai
Ternyata Allah mengabulkan ucapan saya.
bosan, karena tidak
Bulan Maret ini ternyata covid 19 mulai
bertemu teman-
#BekerjaDariRumah
masuk ke Indonesia dan Pemerintah
temannya. Sementara
mengambil kebijakan semua dirumahkan.
dua anak saya lainnya,
Anak-anak sekolah di rumah. Orang tua
Fiqri dan Farah, tidak pulang
bekerja di rumah. Semua harus dilakukan di
ke Samarinda. Kami
rumah saja, tetapi tetap jaga jarak dan
berencana lebaran Iedul
menggunakan masker.
Fitri ke Majalengka, agar
Awal pemberlakukan WFH, khususnya di
bisa menengok kedua anak
minggu-minggu awal, sangat
saya. Namun setelah melihat
menyenangkan. Anak terakhir saya Fayza
perkembangan penyebaran
dan satu-satunya yang ada di Samarinda,
virus yang sangat
sangat senang karena biasanya mamah dan
mengkhawatirkan, mereka
papahnya gantian dinas keluar kota. Namun
tetap tinggal bersama
selama beberapa minggu ini selalu berada di
kakeknya. Padahal mereka
Banyak hal menarik yang terjadi di lingkungan keluarga kami saat Work From
Home (WFH). Pertama, berita-berita di media sosial tentang corona simpang siur. Kecemasan dan kekhawatiran anak- anak menginginkan berkumpul
dan orang tua cukup meningkat. Farah dan Fiqri Jauh dari saya dan suami. Sehingga setiap hari, terutama pagi mereka
dengan
menghubungi kami melalui video call dan
orang
kadang telephone biasa.
tuanya dan
adenya Fayza. Kami terpaksa
Untuk memotivasi mereka agar tetap berfikir positif, tetap happy dan menyuruh mereka tidak melihat berita media sosial. Atau
menahan rindu sampai
mendampingi kakek neneknya mengerjakan
keadaan benar-benar
pekerjaan rumah, mengantar jalan ke
aman dan virus corona
sudah bersih.
belakang rumah setelah subuh. Ini sangat
baik untuk kesehatan dan kebugaran anakanak. Banyak pemandangan bagus : seperti sawah dan pegunungan. Anak-anak pun bisa belajar membantu kakeknya dengan menyiram tanaman, ikut memasak
makanan kesukaan, memberi makan ikan di kolam, membersihkan pakaian
#BekerjaDariRumah
sangat
#BekerjaDariRumah
pribadi dan beres beres rumah dan lain-lain.
engklek , membuat kreatifitas dari kardus
Alahmdulillah, Corona banyak hal positif
bekas dan lain-lain.
yang bisa saya dan keluarga dapatkan.
Selain itu, urusan berbenah rumah juga hal
Biasanya kakek neneknya ketemu cucunya
seru yang saya lakukan bersama suami,
dua minggu sekali, bila sedang libur menjadi
mulai membereskan pakaian, sepatu,
lebih banyak bercerita dan mereka tidak
mengecat ulang pagar, menyortir barang-
kesepian. Selain itu, saya juga berkomunikasi
barang yang tidak dipakai, menyuci
dengan pihak sekolahnya agar memberikan
kendaraan dari mulai sepeda, motor dan
tugas yang tidak hanya melulu tentang teori
mobil. Mengatur menu agar tidak bosan dan
pelajaran. Namun lebih banyak memberikan
tetap sehat juga tidak luput dari aktifitas
tugas yang sifatnya refreshing dan membuat
saya. Mem-browsing cara-cara mebuat
anggota keluarga lebih kreatif di rumah dan
camilan seperti membuat pisang coklat keju,
menjadikan anak dan keluarganya menjalin
jagung susu keju, bola coklat agar-agar dan
bonding yang lebih baik.
camilan lain yang terus kami coba. Banyak
Sementara di Samarinda Fayza mengisi masa
dirumah keinginan makan juga makin
karantina di rumah selain dengan tugas
banyak.
sekolah, mengikuti pembelajaran melalui
Ternyata banyak hikmah yang dapat kita
zoom dan mengikuti quis melalui aplikasi
rasakan dengan adanya Virus Corona ini.
kahoot dan quizzis, setoran hapalan quran
Semoga virus corona cepat berlalu agar
melalui voice note dan video call juga
kembali normal semuanya, dan kami dapat
melakukan kegiatan variatif seperti
segera berkumpul dengan anak- anak di
melakukan permainan- permainan
Majalengka. Aaminn Ya Robbal Alamin. Stay
tradisonal seperti main congklak, main
safe, stay healthy and stay Happy.
WFH: Membiasakan Perubahan Dan Merubah Kebiasaan Bekerja Penyebaran virus Corona yang sangat masif, mau tidak mau memaksa sebagian besar masyarakat untuk beraktivitas dari rumah. Meminjam bahasa Pak Renald Kasali, disruption terjadi di hampir semua aspek. Mulai dari belajar dari rumah (dunia pendidikan), bekerja dari (pemerintahan), pelatihan dari rumah, belanja dari rumah/bisnis (oops‌kalau yang terakhir ini, bukan hanya belanja online yang sebelum pandemi terjadi
sudah marak, namun
#BekerjaDariRumah
rumah/Work From Home
#BekerjaDariRumah
ditambah dengan adanya pasar tradisional
seminggu sekali berubah menjadi sehari
online), hingga berobat dari rumah/online
sekali, saling mengingatkan dan memberi
(kesehatan), dan lainnya.
kabar kondisi masing-masing menjadi lebih
Work From Home (WFH) bagi sebagian
sering untuk dilakukan, tentunya selama
rekan saya menjadi sarana lebih dekat
‘paket’ dan jaringan masih tersedia. O ya, ini
dengan keluarga, mengingat anak-anak
juga berlaku untuk WFH (apalagi ketika
mereka juga melakukan pembelajaran dari
harus join meeting via zoom).
rumah, dan berbagai aktivitas lain di rumah
Corona merubah kebiasaan, menjadi rajin
(seperti yang disampaikan Pak Tri Widodo,
cuci tangan, rajin mandi (apalagi setelah
terjadi perluasan fungsi rumah). Bagi saya
keluar rumah), rajin berjemur (dan
yang rutin mengunjungi satu-satunya
menjemur), menjadi lebih dekat dengan
orangtua saya dan ponakan-ponakan di luar
tetangga (istri tetangga maksudnya) karena
kota (sebut saja Balikpapan), tentunya
berjemur bareng, menjaga jarak dengan
‘tradisi’ ini sementara tidak bisa dilakukan.
orang ketika keluar rumah, membiasakan
Namun kedekatan justru lebih terasa karena
diri menggunakan masker, hingga terkesan
ketidakhadiran secara fisik ini, ada rasa haru
‘gila bersih’. WFH juga merubah kebiasaan.
(maaf agak sedikit lebay) ketika di sela-sela
Sebagai orang yang sehari-hari makan di
WFH saya mendapat kiriman foto atau
kantor bersama rekan (mesan makanan
rekaman bahkan video ponakan-ponakan
online rame-rame maksudnya), adanya WFH
saya di Jakarta dan Balikpapan yang sedang
dan perintah seminimal mungkin keluar
belajar, atau hapalan surah dan hadits. Video
rumah (ini mah ga protes, kudu dilakukan,
call yang awalnya sehari sekali berubah
jangan menganggap enteng virus Corona)
menjadi dua kali sehari, yang awalnya
dan ini berarti makan di rumah,
satu teman saya, kalimat nya begini:
makanan cepat saji/ makanan praktis olahan
Setelah#dirumahaja#,
di rumah (tapi ga nimbun ya).
kamu harus punya:
Corona juga membuat orang-orang “sensitif”
Kemampuan baru
dengan suara batuk, termasuk saya. Ketika adik serumah saya demam, batuk dan lemas, saya seperti ‘terkurung’ di kamar sendiri (efek #dirumahaja#, WFH), meminimalisir ke luar kamar, penggunaan tisu untuk
Ilmu atau pengetahuan baru Keran penghasilan baru Dan, jika belum punya
memegang apapun di rumah, semakin rajin
minimal salah satu dari
cuci tangan dan tingkah keparanoid-an
itu artinya kamu bukan
lainnya, termasuk memastikan dia berobat
kekurangan waktu, tapi
dan diperiksa.
kurang disiplin.
Beberapa minggu #dirumahaja# (di tengah
Kutipan ini cukup menohok mengingat
keheningan rumah pojokan dan menjauh
hingga saat ini saya masih terjebak dengan
dari kehirukpikukan mall) ditambah semakin
rutinitas tugas. Ingin mencoba kembali
menipisnya stok masker lama, saya mencoba
belajar hal-hal lain yang sempat membuat
menjahit masker kain, sembari WFH. Tiga
saya tertarik. Semoga setelah pandemi ini
masker jahitan tangan sendiri, kadang saya
berlalu, saya sudah mendapatkan satu, dua
gunakan bergantian ketika harus keluar
dari isi kutipan diatas. Selamat bekerja dari
sebentar membeli stok makanan di depan
rumah (WFH)…
gang. Di luar keseharian masa WFH di atas, saya cukup tersentil status whatsapp salah
Stay at Home, Stay healthy, and Be Useful.
#BekerjaDariRumah
menyebabkan saya perlu menyiapkan stok
Sebab Corona Berakibat Work From Home Kekawalan semua, aku handak bekesah nah‌. Tak terbayangkan sebelumnya, Negari kita terjangkit virus Corona atau Covid-19. Di kotaku, Samarinda pun tak terkecuali. Corona yang katanya berasal dari Wuhan Cina finally singgah jua di ibukota Kaltim yang menurut pendapat pak Gubernur Kaltim, kai’ Isran Noor, akan berakhir di akhir bulan Maret
#BekerjaDariRumah
2020. Ternyata sampai kini‌. Hadirnya Corona, memaksa aku dan instansiku melakukan pekerjaan dari rumah, beribadah di rumah bahkan belajar di rumah. Terlebih bagi anakku, Andin, yang begitu senangnya bersosialisasi dengan teman TK nya ketika bersekolah. Aku memulai bekerja dari rumah sejak tanggal
17 Maret 2020. Begitupun anakku. Tapi tidak
Terkadang tidurnya diayun, 30 menit sudah
bagi suamiku, yang harus tetap bekerja di
bangun mendengar suara ibu dan kakaknya.
PMI kota Samarinda. Baginya tak ada waktu
Pekerjaan yang biasanya dilakukan di kantor
libur, hari minggu dan hari libur pun tetap
harus berpindah ke rumah. Setiap hari harus
bekerja demi masyarakat Samarinda. Andin
shareloc di grup whatsapp Latbang.
awalnya bertanya mengapa “koq sekolah
Menyebutkan hastag #sehat #keluarga
libur?”…. “Apa itu corona?”… “Mengapa ga
sehat..
boleh keluar rumah?”… “Andin kangen teman dan menari di sekolah”… dan pertanyaan lainnya…
Huft… yang membuat aku agak kelabakan
Tak terkecuali hari Sabtu dan Ahad. Kadangkala dilakukan meeting dengan pak Haji Kapus dan seluruh kolega di kantor dengan aplikasi zoom. Begitupun dengan
menjelaskannya. Ternyata
dilakukan melalui aplikasi intranet. Ketika
ga mudah menjawab
pertama kali aku menggunakan zoom,
dalam pemikiran anak
ternyata tidak bisa di hapeku, memori tidak
usia 6 tahun. Sedangkan
cukup.
bayiku, Al, yang baru 5 bulan, begitu happy melihat ibunya di rumah
hampir tiap hari.
Begitu juga ketika menginstall intranet. Aku mintalah ke teman IT untuk versi lamanya, tetap jua kada bisa.. ujar kolega di kantor sudah saatnya hp dilembiru alias lempar beli baru. Namun apa daya tak pernah cukup pitisku menukar hp baru. Sedihnya… akhirnya
#BekerjaDariRumah
absensi tiap hari dan pelaporan pekerjaan
aku menggunakan web browser chrome
‘dollarnya’ habis buat beli susu, pampers
untuk absensi dan pelaporan pekerjaan.
dan lainnya. Ada hikmah dibalik WFH ini.
Untuk zoom, aku menghapus semua video
Mendapat Wifi gretong.. hahaha..
dan foto yang masih tersimpan di memori,
WFH juga menjadikan kami lebih akrab di
tiap malam rajin bersihkan memori aplikasi
komplek. Terkadang ada makanan, kami
yang sedang berjalan demi memastikan
saling antar. Tapi tetap menjaga jarak.
zoom dapat berjalan dengan lancar jika
Padahal di blokku, baru ada 3 rumah yang
diperlukan.
berpenghuni, yang lain belum ada yang
Dengan kondisi laptop yang sudah mulai
minat berdiam disini sepertinya. Suami juga
merengek, aku juga tetap mengerjakan
rajin menyemprot disinfektan ke semua
tugas-tugas yang harus dilaporkan tiap hari.
rumah yang ada di komplek tiap minggu.
Hape dan laptop koq bisa barengan minta
Keluarga besar juga terkadang meminta
diganti ya, pikirku.. Work from home ini
suami untuk menyemprot di rumahnya.
ternyata menghabiskan paket internetku.
Alhamdulillah, tetap bersilaturahim meski
#BekerjaDariRumah
Biasanya 100 ribu cukup sebulan. Ini bisa
dalam kondisi terbatas karena Corona.
habis dalam seminggu. Harus mencari wifi
Semoga wabah Corona ini cepat berakhir.
ini. Call indihome, dijawab kalo jaringan
Rindu jua dengan full team kantor, rindu
masih penuh di sambutan. Berceritalah
berinteraksi dengan peserta pelatihan dan
dengan tetangga depan, eh tak dinyana
rindu berkumpul dengan keluarga besar.
acilnya memberikan user dan password wifi
Menyambut bulan Ramadhan tahun ini, tak
nya. Alhamdulillah, acil pengertian sekali
lupa aku dan keluargaku mengucapkan
dengan buawa (ibu anak duwa) yang
mohon maaf lahir batin ya pada kekawalan semua.. Tetap semangat menjalani hidup.
Sepenggal Kisah di Kala WFH waktu dimana rasa takut itu melanda. Rasa
menjadi bercerai (menjaga jarak) kita teguh, bersatu kita runtuh”.
takut dari miliaran penduduk bumi seakan-
Hal tersebut direspon oleh pemerintah
akan bersatu padu. Tombol “panic button”
Indonesia dengan mengeluarkan Kebijakan
sepertinya sudah ditekan, yang membuat
Work From Home (WFH) atau yang biasa
miliaran orang panik dengan perkembangan
disebut Bekerja dari Rumah. Pada mulanya
pandemik virus covid-19. Bagaimana tidak,
wacana WFH bagi para ASN telah muncul
virus covid-19 yang akhir tahun lalu hanya
jauh hari sebelum berbagai daerah di
menginfeksi wilayah Wuhan, kini “sukses”
indonesia terdampak oleh pandemi covid-
menginfeksi ratusan Negara dengan
19. Manusia hanya bisa berencana, Allah SWT
memakan korban hingga ratusan ribu nyawa
-lah yg menentukan. Bak gayung bersambut,
manusia dan jutaan korban positif covid-19.
rencana pemerintah menerapkan WFH pun
Penyebaran covid-19 yang semakin massive
langsung berjalan tanpa adanya kajian
memaksa pemimpin Negara mengambil
ataupun gambaran tentang instansi mana
kebijakan-kebijakan strategis, termasuk di
saja yg telah menerapkan WFH. Bukan karena
Indonesia. Semua bertujuan untuk memutus
kebijakan yang dilaksanakan, tetapi karena
rantai penyebaran. Salah satu upaya tersebut
pandemi covid-19 yang memaksa
adalah melalui gerakan physical distancing
pemerintah menerapkan WFH. Seluruh
(menjaga jarak). Bahkan ujaran “bersatu kita
instansi pemerintah pada khususnya
teguh, bercerai kita runtuh” kini berbalik
langsung mengeluarkan kebijakan WFH,
#BekerjaDariRumah
Beberapa bulan terakhir adalah
#BekerjaDariRumah
sebagai salah satu upaya menghambat
di depan laptop sembari menyelesaikan
penyebaran covid-19.
pekerjaan-pekerjaan kantor. Perubahan
Pengalaman baru.
waktu kerja sangat mungkin dilakukan,
WFH merupakan hal yang baru didunia
karena yg terpenting adalah output dari
birokrasi Indonesia, tetapi tidak mengurangi
suatu pekerjaan dan penyelesaiannya.
esensi dari berkerja itu sendiri. WFH
The power of technology.
sejatinya tidak mengurangi beban kerja.
Sejatinya dalam kehidupan sehari-hari,
Disinilah berbagai keahliah multitasking
tidaklah bisa dilepaskan dari pentingnya
pegawai di uji. Jika biasanya pegawai dapat
penggunaan teknologi. Seolah-olah
fokus mengerjakan pekerjaannya di kantor
teknologi menjadi ujung tombak dari
tanpa adanya gangguan, maka lain halnya
keberhasilan WFH. Tidak bisa dipungkiri,
dengan WFH. Banyak gangguan-gangguan
bahwa WFH akan berkaitan langsung
manusiawi yang akan "menghantui", mulai
dengan teknologi. Sebagai contoh untuk
dari adanya pekerjaan rumah tangga hingga
mengirimkan hasil pekerjaan, kita dapat
deadline pekerjaan kantor.
memanfaatkan email ataupun whatsapp.
Selanjutnya adalah berkaitan dengan waktu
Apabila akan melakukan pertemuan ataupun
penyelesaian pekerjaan, tidak bisa dipungkiri
mempresentasikan hasil pekerjaan dapat
bahwa WFH akan menyedot waktu efektif
menggunakan zoom meeting. Beberapa hal
kita dalam hal pekerjan kantor dan
tersebut sebenarnya telah digunakan di
pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu,
negara-negara lain dalam menunjang WFH.
pembagian waktu merupakan hal
“Teringat ketika saya hendak memperbarui
terpenting. Menentukan skala prioritas dan
KTP dan KK bersama istri, dengan
jadwal bekerja juga harus diperhatikan. WFH
memanfaatkan teknologi internet, dalam
memungkinkan kita untuk duduk lebih lama
“sekejap� KTP dan KK kami jadi. Apabila saya
Bagi saya pribadi, pengalaman WFH adalah
pelayanan KTP dan KK di Disdukcapil Kota
sesuatu pengalaman yang berkesan bagi
Bontang, maka saya akan memberikan
pengantin baru seperti saya. Hehe..
penilaian maksimal, karena tetap
Gangguan bekerja seringkali tidak hanya
memberikan pelayanannya ditengah wabah
datang dari diri sendiri seperti gangguan
covid-19. Untuk diketahui, bahwa
untuk rebahan, nge-game, sampai
Disdukcapil Kota Bontang memanfaatkan
bergelimangnya rasa malas alias mager.
Google Form dalam setiap pelayanannya,
Tetapi profesi baru sebagai kepala keluarga
sehingga dapat diakses oleh seluruh warga”.
juga harus saya kerjakan. Saya dapat dengan
*Sebagai catatan: pada saat saya akan
mudah untuk mengganti jam kerja. Waktu
memperbarui KTP dan KK, kondisi wabah
kerja saya juga menjadi lebih fleksibel dan
covid-19 belum se-massive sekarang,
tanpa batas. Bisa kerja siang, sore, ataupun
Sepenggal Pengalaman Berharga,
malam. Yang terpenting adalah penyerahan
Saya salah satu pegawai yang beruntung
hasil pekerjaan tepat waktu. Selain itu kuota
karena diberikan kesempatan untuk
internet juga harus banyak ya gaeess
merasakan Work From Home (WFH).
hehehe.. “menurut saya nilai lebih dari WFH
Menurut saya, WFH merupakan hal yang
salah satunya adalah bisa kerja sambil
sangat-sangat baru bagi dunia birokrasi,
melakukan aktivitas lainnya, sehingga tidak
“Fresh From the Oven”. Intinya adalah
bosan dan kaku dalam melaksanakan
memindahkan semua pekerjaan dari
pekerjaan”. Merespon berbagai kebijakan
computer kantor ke laptop di rumah.
terkait dengan WFH yang diterapkan di
Seharusnya tidak banyak perbedaan, tetapi
lingkungan kerja Lembaga Administrasi
dalam prakteknya malah banyak melahirkan
Negara Republik Indonesia adalah tantangan
pengalaman-pengalaman baru.
yang harus saya hadapi. Telah saya tanamkan
#BekerjaDariRumah
dapat memberikan penilaian terhadap
dalam diri untuk selalu adaptif terkait
Bagi saya pribadi, pelaksanaan WFH tidaklah
dengan kebijakan-kebijakan baru.
berbeda 90 derajat dengan bekerja di
Pemantauan pegawai yang WFH pun
kantor, karena saya selalu memegang teguh
dilakukan dengan menggunakan aplikasi
nilai-nilai IPIP (Integritas, Profesional,
zoom meeting yang memungkinkan
Inovatif, dan Peduli). Integritas: selalu
melakukan video call lebih dari 100 orang.
melaporkan bukti hasil pekerjaan kepada
Di Puslatbang KDOD tempat saya bekerja
atasan, Profesional: selalu bekerja sesuai
saja secara rutin telah melakukan rapat
dengan jam kerja yang telah ditetapkan,
menggunakan aplikasi Zoom Meeting
Inovatif: bekerja secara multitasking dan
bersama Kepala Puslatbang KDOD. Hal ini
memanfaatkan pemikiran-pemikiran yang
merupakan suatu cara yang efektif bagi kami
efektif dalam menyelesaikan pekerjaan,
#BekerjaDariRumah
yang bekerja dari rumah. Bahkan saya
Peduli: selalu mengedepankan penyelesaian
berkesempatan mengikuti seminar online
pekerjaan untuk kepentingan organisasi.
dan pemantauan langsung dari Kepala
Berdasarkan pengalaman-pengalaman saya
Lembaga Administrasi Negara hehe. Dalam
di atas, semua pekerjaan hampir secara
hati bergumam “kapan lagi bisa dipantau
keseluruhan membutuhkan peran dari
langsung sama LAN-1 hehehe�.. Beberapa
teknologi informasi. Pada dasarnya WFH
pengalaman baru tersebut sangatlah
bukanlah suatu halangan bagi seseorang
bermanfaat, bahkan dapat dijadikan sebagai
untuk meluncurkan karya-karya dan hasil
feedback untuk wacana kebijakan WFH yang
kerjanya. Berbagai bukti hasil bekerja dapat
telah dicanangkan oleh pemerintah sebelum
langsung dikirim melalui email kepada
adanya wabah pandemik covid-19 ini,
atasan, tanpa adanya batasan waktu, pagi,
learning by doing.
siang, sore, malam, ataupun tengah malam pun oke. Hehe.
WFH, Cara Cepat Turunkan Berat Badan instagram expanders
sudah lama banget mbak. Aku sekarang suka ngikutin instagram Icha Irawan, masakannya
kitchen belum? Tanyaku
enak dan simple. mbak juga bisa follow
pada Lina. Wah itu
instagram bla bla bla. Begitulah tema
mah
obrolan kami selama masa corona ini. Kebanyakan ngobrolin makanan. Sebagai ibu dengan anak-anak yang saat ini school from home, kami dipaksa harus kreatif bikin makanan maupun cemilan. Ibarat rumah makan, dapur dirumah dah kaya restoran 24 jam dengan banyak menu pilihan. Buka mata pagi langsung mikir
apa dulu yang diadon, apa dulu yang digoreng. Agak siang mikir lagi mau bikin cemilan apa biar bos-bos kecil ngga pada rusuh. Malamnya, sebelum nutup mata mikir lagi (sambil browsing) menu
#BekerjaDariRumah
Ehh kamu sudah follow
untuk besok, dan itu berlanjut setiap hari.
belajar. Kalau jam 9 pagi si kecil sudah tidur,
“Tapi Lin, kemaren aku nimbang agak
saya bisa sarapan dengan tenang. Tapi klo
terharu lho”, lanjut saya.
sikecil rewel dan tidur tidak bisa ditinggal,
“Kenapa emang mbak?” Tanya Lina.
menjadi brunch, atau bahkan tidak sama
“Ternyata timbanganku turun 3 kg”,
sekali. Dan jangan ditanya kalau soal makan
jawabku.
siang, kebanyakan tidak pernah tepat jam
“Wah, kok sama kita mbak. Aku juga turun 2
12. Karena jam segitu saya akan sibuk
kg.
menyiapkan makan untuk anak-anak dan
“Tapi emang sih Lin, biar di rumah aku
menyuapi yang bayi.
masak, tapi sebenarnya aku kurang
Walhasil saya baru bisa makan tenang
menikmati kalo makan di rumah. Justru aku
setelah semua anak-anak tidur siang atau
bisa makan enak tu kalo dikantor. Hahaha”.
sekitar jam tiga. Itu pun dengan rythme yang
“Kok kita sama lagi mbak”, timpal Lina. Dari obrolan itu saya jadi berpikir sepertinya
#BekerjaDariRumah
otomatis makan pagi saya akan beralih
WFH emang cara cepat turunkan berat badan. Bagaimana tidak, WFH dengan dua anak yang SFH ditambah satu bayi yang lagi belajar jalan, ternyata lumayan mengurangi kenikmatan saya makan hehe. Setelah masak pagi, saya biasanya langsung mandi dan bersiap untuk mendampingi anak
sangat cepat, karena si bayi sewaktu-waktu bisa bangun untuk menyusu. Belum lagi ketika saya makan, anak yang nomor dua
mandangin sambil bilang “Nayla masih pengen makan Mi”. Otomatis donk rasa lapar langsung hilang hahaha. Nah itu baru soal mengurus anak. Belum lagi soal mengerjakan tugas kantor yang tetap
jalan. Jujur selama WFH waktu tidur malam saya sangat berkurang. Karena dari pagi
adalah dan mendampingi anak belajar dan bermain, otomatis pekerjaan
menurunnya timbangan secara cepat. Padahal klo
flashback kebelakang saya punya
kantor baru bisa saya sentuh malam harinya.
kesulitan menurunkan berat badan
Kalau kondisi kondusif, dalam artian si bayi
dan masih punya utang 5 kg untuk
tidak sering bangun, laptop bisa saya tutup
kembali ketimbangan pada waktu
jam 10. Tapi kalo si bayi sering bangun,
sebelum hamil.
alamat mantengin laptop bisa lanjut sampai
Eh tapi jangan protes dulu ya, karena
dengan dini hari.
fenomena ini tidak berlaku umum. Hanya
Jika memungkinkan, salah satu strategi saya
berlaku untuk pegawai WFH yang punya
untuk mensiasati tugas kantor adalah
bayi (full ASI) hehe. Karena dari banyak grup
dengan rapel kerjaan di hari sabtu dan
emak-emak yang saya ikuti, hampir
minggu. Pada dua hari tersebut suami saya
semuanya laporan kalo timbangan mereka
yang kerja di bank dan tidak menerapkan
mengarah ke kanan. Terlepas dari itu semua,
WFH, baru bisa membantu untuk mengurus
saya yakin hikmah yang didapat dari WFH
rumah dan anak.
berbeda masing-masing orang. Yang
Ternyata oh ternyata ada banyak hikmah
terpenting adalah kita yakin bahwa selalu
dibalik corona dan WFH. Selain bisa
ada kebaikan yang Allah selipkan di segala
bersama anak selama 24 jam, bonus lainnya
kejadian.
#BekerjaDariRumah
sampai sore saya mengurus
WFH, Membangun Kedekatan dengan Anak Work From Home (WFH) mejadi salah satu gerakan nyata dalam penanaganan Pandemi COVID-19 bagi negeri kita tercinta agar dampaknya tidak meluas dan dapat dikendalikan.
“Liburan”
Ya Benar…Self Isolation dan Social
sangat masif .
Distancing yang digaungkan pemerintah
Jangankan
mewajibkan seluruh ASN di Nusantara bekerja dari rumah, bahasa kerennya WFH. WFH tentunya dijalankan dengan tidak asalasalan. Peraturan-peraturan dan tata cara
#BekerjaDariRumah
yang ketat terkait menjalankan WFH dibuat sedemikian rupa sehingga WFH ini menjadi efektif bagi ASN, bukan sebagai sarana “Liburan”.
“Liburan” kata yang memang harus dihindari selama masa Pandemi ini, mengingat sebagian besar ASN di negeri ini tingkat kedekatannya dengan kata
dimasa-masa Pandemi seperti sekarang ini, didalam keadaan Normal sekalipun banyak sekali ASN yang senang mengambil kesempatan untuk
“Meliburkan” dirinya sendiri. Lalu,
lakukan ketika WFH Selama masa pandemik ini?
Work From Home (WFH) bagi saya pribadi bukan pertama kalinya, dikehidupan sebelumnya saya sudah sering kali melaksanakan WFH bahkan disaat cuti
dan berdampak positif bagi mereka. Saya sebagai bagian dari pelaksana kebijakan mengisi hari-hari WFH seperti harihari biasanya. Yang berbeda adalah ketika mengerjakan suatu tugas didampingi oleh anak-anak dirumah.
sekalipun. Mengingat saya memiliki hak
Pengalaman yang menyenangkan tentunya
akses remote aplikasi yang membuat saya
dapat bekerja bersama anak-anak dirumah.
bisa bekerja dari rumah.
Meskipun tentu gangguan-gangguan kecil
Lembaga Administrasi Negara (LAN) ditempat saya bekerja menerapkan sistem WFH dengan berbagai macam penerapan teknologi informasi. Buat saya ini sangat baik sekali.
dari mereka disela-sela mengerjakan tugas
menjadi warna tersendiri dalam menjalankan WFH. “Membuatkan susu dipagi hari, memandikan anak, belajar bersama, menemani tidur siang, bermain bersama hingga waktu istirahat
Kebijakan – kebijakan yang ada seperti wajib
malam dan begitu seterusnya untuk hari-hari
share location, share evidence, bahkan yang
berikutnya “
terakhir LAN merilis sebuah aplikasi absensi online dengan fitur yang mampu membaca lokasi device. Tentu saja hal ini sangat
WFH membuat Ayah dan Anak lebih dekat dari sebelum-sebelumnya.
menarik, bayangkan jika hal ini diterapkan
Akhir Kata, semoga wabah COVID-19 ini
disemua instansi terutama yang didaerah-
dapat segera berakhir. Amin
daerah tentunya akan menjadi hal yang baru
#BekerjaDariRumah
bagaimana dengan saya? Apa yang saya
WFH, Tetap Menikmati Meski... Sebenarnya work from home (WFH) tidak pernah terbesit sedikit pun akan saya alami. Bayangan pekerjaan rumah seperti mengurusi anak-anak, menyiapkan sarapan makan siang dan makan malam seluruh keluarga belum lagi cucian baju, piring,
menyapu lantai, mengepel, menyapu halaman dan segala urusan domestik rumah tangga, ditambah lagi harus membawa pekerjaan di
#BekerjaDariRumah
rumah yang tentu saja membutuhkan konsentrasi dan ketenangan. Uff udah membayakangkan keriweuhan nya saja rasanya malas sekali untuk work from home,
hari-hari ibarat inem yang selalu menyiapkan
hehehe.
hidangan buat keluarga setelah beres
Singkat cerita tibalah saatnya saya bekerja
langsung ke kamar untuk ngadem maklum di
dari rumah. Pagi bangun jam 5 wita untuk
dapur pasti panas karena kompor nyala
menunaikan shalat subuh, dilanjut stretching
terus.
sedikit biar badan gak kaku dan kuat
Memasak adalah hobi saya, dan kalau hobi
menghadapi kehidupan ini hehehe. Sekitar
pasti kita happy melakukannya. Saya
jam 6.30 pagi mulailah saya dengan
mencoba memasak masakan maupun
perlengkapan perang ala mamak mamak di
camilan yang belum pernah saya buat. Tentu
dapur apron lengkap dengan sarung tangan
saja, semua resep saya googling atau lihat
karet untuk mencuci piring.
youtube maupun instagram.
Anak saya yang paling besar sempat
Untuk menyiapkan makanan orang dewasa
komentar
tidaklah begitu sulit karena mereka selalu
“Umy itu mau masak atau mau perang,
makan apapun yang saya masak. Namun,
lengkap banget kayak mengahdapi pasien
tidak untuk anak saya yang paling kecil.
corona�
Usianya 6 tahun lebih tapi hobby nonton
Hahaha saya tertawa saja sambil bergumam,
youtube tentang masakan dan camilan luar negeri yang tentu saja sayalah menjadi
“Iya.. ya.. bener juga tapi sudahlah daripada
korban nya untuk membuatkan menu
baju basah dan tangan keriput karna lama
tersebut. Pernah suatu ketika akan zoom
terkena air�.
meeting si bungsu mulai rewel karena
Selama WFH daerah kekuasaan saya adalah
kelaparan minta dibuatkan roti sandwich
dapur dan kamar, bagaimana tidak? Wong
dengan isi mozarella pelangi! What??!! Saya
#BekerjaDariRumah
kalau bisa hanya libur saja tanpa bekerja
#BekerjaDariRumah
bilang begitu, waduh ini sudah mau jam 9
selalu ada.
tapi dia minta sarapan. Maka dengan
Tapi saya tetap menikmati dan sangat
sigapnya saya mengeluarkan mozarella dari
mensyukuri karena waktu bersama mereka
kulkas dan mulai menghancurkan si
anak-anak saya menjadi lebih banyak,
mozarella dan mulai memberikan pewarna
dimana hal tersebut sangat jarang terjadi
makanan warna-warni seperti pelangi lalu
jika saya bekerja. Pagi berangkat sore baru
meletakkan di atas roti dan membakar di
pulang dan baru bertemu mereka di sore
teflon.
hari dan dengan kondisi semua yang sudah
Adrenalin rasanya terpacu sekali karena saya
lelah dengan aktifitas masing-masing.
tidak mau ketinggalan mengikuti meeting
Dari bencana ini pasti ada hikmahnya yang
zoom yang penting karena berisi update
Allah berikan kepada kita. Seperti hikmah
terbaru mengenai konidisi kantor maupun
waktu yang sangat banyak untuk mereka.
samarinda secara keseluruhan. Alhamdulillah
Mengasah hobi dengan mencoba resep
akhirnya roti tersebut selesai 1 menit
masakan yang baru, merubah gaya hidup
sebelum meeting zoom dimulai. Tapi
menjadi selalu mengkomsumsi makanan
jantung masih ngos-ngosan seperti habis
yang sehat, rajin berolahraga, menjaga
berlari 5 km.
kesehatan tubuh dan lingkungan. Lebih
Hahaha kalau ingat itu lucu sekali. Belum
sering dan bahkan over banget mencuci
lagi ketika sedang asik mengerjakan
tangan, menggunakan masker ketika
pekerjaan di depan laptop lagi lagi (selalu) si
berpergian. Wabah ini seperti menyentil
bungsu yang sudah berteriak dari toilet,
gaya hidup kita yang pernah “salah� dan
rupanya dia lagi buang air besar. Hmmmmm
berusaha untuk merubah menjadi lebih baik.
begini nih kalau bekerja dari rumah obstacle
So, stay safe and stay healthy.
WFH, Salam 3S (Senang-Senang Susah) Pertengahan
Home sejatinya bukan hal yang baru dalam
bulan Maret
konteks birokrasi Indonesia. Jauh
2020 akan
sebelumnya, Bappenas sebagai pioner sudah
tercatat
akan memberlakukan WFH dengan berbagai
sejarah birokrasi
kriteria di lingkungannya. Namun Work From
Home yang dilaksanakan di medio Maret merupakan WFH yang tidak terencana
Indonesia
sebelumnya dan berlangsung masif bagi
sebagai
seluruh ASN di Indonesia. Yup pandemi
pemberlakuan
Corona telah menjadi wabah global dan
pertama kalinya
menembus seluruh negara tanpa batas,
sistem Work
From Home (WFH). Work from
termasuk di Indonesia. Pandemi Corona yang bernama Covid-19 juga merubah berbagai sendi kehidupan bernegara dan bermasyarakat, termasuk kehidupan birokrasi Indonesia, melalui gerakan WFH diharapkan dapat membantu memutus rantai penularan virus dengan bekerja dari rumah. Terbitnya Nota Dinas tentang pemberlakuan
#BekerjaDariRumah
dalam
WFH, terasa akan menghadirkan sensasi
bahwa hari ini kita semua akan memulai
yang berbeda. Membayangkan bahwa besok
bekerja dan bersekolah dari rumah, jadi kita
hari akan bekerja dari rumah merupakan hal
tidak sedang libur ya? Kita punya tugas
yang menyenangkan. bayangan tidak
masing-masing, mas punya tugas, adik
terburu-terburu mempersiapkan diri di pagi
punya tugas, paham? Paham, jawab mereka
hari menggelanyut manis di pelupuk mata.
kompak, yes, WFH akan berjalan sukses.
Tapi opss, tiba – tiba seperti ada yang
Laptop sudah mulai terbuka, setelah mereka
memutus bayangan indah bekerja dari
mandi dan sarapan, situasi mengami sedikit
rumah yang telah mengalir hangat di sekujur
perubahan. Mereka dihadapkan untuk
badan. Yups, ada yang terlupakan, yang
mengerjakan tugas sekolah. Dalam tahap ini
tidak harus beraktivitas ke kantor bukan kita
sudah mulai harus sering mengingat hadist
#BekerjaDariRumah
saja, tapi para krucil yang juga sudah masuk
‘janganlah marah, bagi mu syugra”, karena
dalam gerakan sekolah dari rumah, dengan
kesabaran kita membimbing benar –benar
alasan yang sama : memutus mata rantai
dituntut. Mengajak mereka untuk belajar
penyebaran corona. Its Ok..semuanya akan
dirumah sendiri ternyata tidak mudah. Jika
terkendali, guman hati ketika melihat
selama ini mereka cenderung tertib dengan
mereka belum bangun. Di tengah aktivitas
para gurunya, tidak dengan para
membersihkan meja kerja di kamar, para
keluarganya. Setelah melalui proses bujuk
krucil generasi harapan bangsa sudah
sana sini, dan sedikit ancaman untuk
bangun. Dengan tenaga yang masih lemah,
menelpon gurunya, maka, terselesaikan.
sambil duduk manis mereka bertanya :
Proses pembelajaranpun selesai, kini
‘Udhe sedang apa ?”. Sambil meneruskan
‘tinggal’ membiarkan mereka untuk bermain
aktivititas beberes saya menyampaikan
‘dalam pantauan’. Sementara kita
merupakan aktivitas berulang pada pekerjaan. Dua jam
yang terjadi hampir setiap
berlalu dalam pekerjaan,
hari. Belum lagi
situasi aman terkendali. Tiga
cucian pring
jam selanjutnya, sudah
yang
banyak pekerjaan yang
mengalahkan
dikerjakan di sela-sela : di
cucian piring rumah
selah – selah marah dan
makan padang. Baru seIesai
omelan. Seru dan mumet
cuci piring, cuci lagi dan lagi. Hilang
habis. Delapan jam di
sudah bayangan untuk menjaga kelembaban
kantor yang biasanya berjalan
telapak tangan, seperti yang selama ini di
aman terkendali, dengan WFH menjadi
kantor (selesai makan siang pasang-pasang
penuh kehiru pikuk-an. Belum lagi
hand body di tangan)
mengurusi urusan logistik, masak yang
Keseruan WFH masih berlanjut, ketika kita
biasanya cukup sekali karena banyak
harus piket ke kantor. Paranoid yang sudah
disambung dengan makan di luar, saat WFH
hampir menggumpal membuat aktivitas
full makan hanya dilakukan di rumah.
keluar rumah seperti medan perang yang
Menanak nasi lagi, masak lauk dan sayur lagi
membahayakan, dengan ranjau dimana-
#BekerjaDariRumah
berkonsentrasi
#BekerjaDariRumah
mana. Bahkan pernah saking paniknya,
satu bulan, di tengah aktivitas ngantor dari
pagar rumah yang sudah terbuka, masih kita
rumah, rasa penat pikiran akan situasi
cari kuncinya, benar-benar akut. Memastikan
pandemi mulai mendera. Perasaan untuk
tangan kita tidak menempel dan memegang
menerima situasi dengan berpikir positif
sembarangan seperti yang sudah menjadi
menjadi sebuah tuntutan. Diperlukan
kebiasaan selama ini, bukanlah hal yang
formulasi diri untuk berjalan dalam
mudah. Aktivitas belanja menjadi hilang
ketenangan pikiran di situasi yang serasa
keseruannya, karena dilakukan dalam
tidak menentu. Kecemasan yang melayang
kondisi tidak banyak bicara dan tidak
bebas layaknya nyamuk yang ingin
banyak memegang. Belum lagi protokol
menghisap darah, harus mampu kita
keluar masuk rumah yang agak sedikit rumit.
kendalikan dengan susah payah. Pikiran
Memberi tangan kita dengan Hand sanitizer
tenang harus kita produksi dari dalam diri
setelah memegang pagar, pun pulangnya,
guna menjalankan kewajiban secara normal
cuci tangan, cuci kaki, masuk rumah
seperti biasanya. Kewajiban terhadap
langsung melepas semuanya ke mesin cuci
keluarga dan pekerjaan kantor. Tentu tidak
dan mandi. Jujur saja, ini semua adalah
mudah menciptakan sebuah keidealan agar
kebiasaan baik, hanya saja karena kita tidak
keduanya bisa berjalan bersama di moment
mendisiplinkan diri selama ini, jadinya
WFH. Tetap berusaha dan selalu berusaha
seperti agak berat bingits melaksanakannya.
agar bisa sama-sama berjalan harus kita
Semoga saja moment ini bisa menjadi
lakukan sebagai upaya memperbaiki diri
moment ‘hijrah’ untuk tertib menjaga
dalam setiap harinya. Semoga Allah, SWT
kebersihan ke depannya.
selalu memberikan kasih dan
Kini, kegiatan WFH sudah berjalan hampir
perlindungannya agar pandemi ini bisa cepat berlalu. Amin. Tabik.
Positifnya WFH Sejak World Health
Organization (WHO) mengumumkan tentang pandemi Covid-19 di seluruh dunia,
kuliah. Langkah strategis ini diambil untuk mencegah semakin meluasnya virus Covid-19 atau yang dikenal dengan Corona. Definisi sendiri berarti bekerja dari rumah itu artinya
membuat Presiden
anda tidak perlu bangun pagi, cepat-cepat
Republik Indonesia
mandi kemudian bersiap-siap pergi ke kantor
Joko Widodo mengeluarkan instruksi agar masyarakat Indonesia
dengan menerjang kemacetan jalanan, cukup dengan menggunakan pakaian seadanya kemudian membuka laptop dari rumah dan bekerja.
diluar rumah yang tidak penting, termasuk menerapkan sistem Work
From Home (WFH) dan pembelajaran online baik sekolah maupun
Bisa dikatakan sistem WFH ini menjadi trend dan jalan keluar bagi pegawai pemerintahan maupun karyawan swasta dalam menyelesaiakan pekerjaannya ditengah pandemi Covid-19. Saking viralnya dalam beberapa media sosial sistem ini dibuat
meme lucu, diantaranya mengatakan “Baru kali ini seumur hidup kerja sambil tidur
#BekerjaDariRumah
mengurangi kegiatan
-tiduran dirumah dibayar dan bisa
menjalankan instruksi dari Kepala Lembaga
menyelamatkan negara�
Administrasi Negara (LAN) Republik
Hahaha.... ya individu mengeluarkan
Indonesia melalui Kepala Puslatbang KDOD.
penilaian dan definisi nya masing-masing
Jujur saya masih belum terbiasa dan awam
padahal hakekatnya tidak demikian.
akan sistem ini, yang mengakibatkan saya
Permasalahan WFH dimana kebijakan WFH
tidak bisa maksimal dan tidak bisa fokus
ini banyak menuai pro dan kontra terutama
dalam bekerja. Bekerja dikantor dengan
bagi para pekerja untuk penerapannya
bekerja dirumah tentulah berbeda
dikarenakan kesiapan instansi atau
suasananya, kita tau kalau di rumah itu
perusahaan yang belum maksimal.
sudah menjadi jatah waktu untuk keluarga
Salah satu yang menerapkan sistem WFH
#BekerjaDariRumah
adalah tempat kerja saya yaitu Lembaga
dan pekerjaan yang memang rutin saya lakukan sebagai seorang ibu rumah tangga.
Administrasi Negara (LAN) Republik
Tapi kondisi ini tetap mengharuskan saya
Indoneisa. Kepala Puslatbang KDOD
untuk bisa mengkondisikan bekerja
mengeluarkan Nota Dinas Nomor 005/
dirumah. Ditambah anak sekolah yang juga
PKD.1.1/SDM.04.5 tertanggal 16 Maret 2020
menerapkan sistem sekolah dirumah/online
memulai mengisntruksikan pegawainya
itu artinya pekerjaan saya menjadi lebih
untuk melakukan kegiatan Work From
banyak. Keusilan si kakak terhadap adiknya
Home. Sudah sebulan lebih saya menjalani
yang membuat adiknya marah sehingga
kegiatan yang asing dan baru pertama kali
suasana menjadi gaduh, si kecil Nadia yang
dilakukan itu. Sebagai pegawai Puslatbang
ingin mengajak saya bermain, dan belum
KDOD suka tidak suka, mau tidak mau harus
lagi adanya tugas dari sekolah Mas Danish dan Arkaan yang tiap hari harus dikerjakan.
rumah untuk mengejar deadline yang harus
karena selama dirumah harus memikirkan
saya kerjakan hari-harinya. Ketika suami
menu masakan apa yang harus saya buat
berada di rumah barulah saya bisa sedikit
(tentunya waktu tersita untuk browsing resep
bernafas lega untuk mengurus ketiga anak
masakan), menyiapkan masakan, membantu
ini, tidak banyak sih tapi tetap sangat
anak-anak mengerjakan tugas di sekolah,
membantu sekali ya karena tempat kerja
mengajarkan arkaan membaca (deadline
suami dan saya juga menerapkan sistem
Arkaan harus bisa baca ketika udah masuk
yang sama tetapi tidak murni full WFH jadi
SD yang bulan Juli nanti harus mulai
ada sistem piket istilah dia Work From Office
sekolah...
(WFO). Otomatis, Ketika anak-anak masih
Ini yang membuat saya geregetan klo Arkaan
tidur....It’s time to open my laptop and
masih suka salah-salah membaca.... tapi
Whatsapp Web untuk mengunduh data-data
pikiran positif saya bilang Practise makes you
yang telah dikirimkan koordinator untuk
perfect.... klo ngak terus-terusan dilatih
proses kelengkapan dokumen yang akan
membaca, gimana mau lancar membaca?),
diajukan ke KPPN, tentunya juga fokus untuk
Bersih-bersih rumah dan mencoba resep
komunikasi tentang kerjaan ke koordinator
baru agar dirumah tidak merasa bosan dan
kegiatan masing-masing. Huft... eh kenapa
melatih kreativitas di dunia kuliner (berpikir
saya jadi curhat, oke kita kembali ke
keras supaya anak-anak tidak banyak jajan
permasalahan hehehe... Beruntung di masa
dan tentunya bikin camilan yang sehat dan
WFH ini tidak terlalu banyak pekerjaan yang
disukai anak-anak).
dibebankan ke saya, alhasil saya masih bisa
Dengan ketiga anak yang masih kecil-kecil, saya merasa kewalahan ketika berada di
menyeimbangkan antara pekerjaan kantor dengan pekerjaan rumah.
#BekerjaDariRumah
Hal ini membuat saya letih selama WFH,
Sebenarnya kegiatan diklat yang seharusnya
Ketidakfokusan selama WFH ini dikarenakan
memulai kegiatan Pelatihan Kepemimpinan
ketika saya ingin berkonsentrasi
Pengawas Angkatan ke II dan III ini
mengerjakan pekerjaan kantor, ada saja
direncanakan pada bulan Maret ini, tetapi
gangguannya. Tapi ada sisi positif dari WFH
dibatalkan karena efek dari si covid-19 yang
ini yang saya sangat syukuri yaitu Kami bisa
membuat negara ini cemas karena setiap
sholat berjamaah dirumah bersama dan
hari masih saja ratusan orang dinyatakan
bounding ke anak-anak makin dekat. Yang
positif terjangkit virus corona dan sekarang
kemarin-kemarin, karena anak-anak
jumlahnya pun sudah ribuan orang positif
dititipkan ke mbah dan eyangnya membuat
dan ratusan orang meninggal dunia karena
Arkaan enggan untuk pulang ke rumah,
terkena virus ini.
lebih memilih tinggal di rumah mbahnya,
#BekerjaDariRumah
Ketidaksiapan dengan kondisi inilah yang
sekarang malah klo diajakin ke rumah
membuat Diklat PKP Angkatan II dan III batal
mbahnya, maunya malah minta pulang.
untuk diselenggarakan sesuai jadwal. Jadi,
Hadeuh maaf curhat lagi...
selama WFH, yang saya kerjakan adalah
Ya jadi begitulah pengalaman saya selama
menyelesaikan pendingan tugas-tugas yang
Work Form Home ini alias WFH, ada suka
belum terselesaikan seperti peng-update-an
dan ada dukanya tetapi dibuat asik aja
data dokumen SP2D yang dananya telah cair
hehehe... saya berharap semoga kita semua
dari KPPN ke Aplikasi SIK, Karwas (Kartu
selalu diberikan nikmat sehat dan Smoga
Pengawasan) dan Laporan Realisasi serta
Allah SWT cepat mengangkat virus corona
menyelesaikan proses honor untuk kegiatan
ini sehingga kita bisa menyambut bulan suci
Seminar untuk Latsar CPNS Angkatan VIII
nan mulia yaitu bulan Ramadhan dengan
dan IX, PKA dan PKP.
tenang, Amin.....3x Ya Robbal Allamin.......
Belajar dari Covid 19 Cara ini diyakini memainkan peran penting
kantor di rumah sudah
dalam membantu mencegah penyebaran
menjadi hal yang biasa
virus dari orang ke orang ketika seseorang
selama ini. Namun
terinfeksi.
dalam konteks Work
Kembali ke WFH, bagi aparatur pemerintah
From Home (WFH) saya
di Indonesia WFH sebelumnya masih sebatas
yang telah bekerja 10
mimpi. Berkaca pada perusahaan di bidang
tahun di sektor
teknologi dan informasi dengan fleksibilitas
pemerintahan baru
jam kerja yang tinggi, wacana tersebut
mengalaminya di
pernah muncul namun pro kontra tak
tahun ini, dan saya
berujung terjadi, sehingga wacana tersebut
yakin sebagian besar aparatur
hilang dengan sendirinya. Namun kini mimpi
pemerintah pun demikian.
tersebut seolah menjadi nyata, meskipun
Kondisi ini terjadi karena
dengan kondisi yang darurat ataupun
adanya wabah covid-19 yang
terpaksa.
memaksa setiap orang untuk menjaga jarak fisik atau
physical distancing antara diri sendiri dengan orang lain.
Kondisi yang memaksa, menjadikan pengalaman pertama WFH kurang memadai,
baik dari sisi kebijakan maupun aparaturnya. Namun demikian seiring dengan berjalannya
#BekerjaDariRumah
Mengerjakan pekerjaan
WFH beberapa kebijakan telah dilakukan
besar dan mengerti mungkin tidak banyak
penyesuaian dan aparatur sudah mulai bisa
mengalami kendala, tetapi bagi saya dengan
menyesuaikan diri. Bahkan dengan adanya
anak baru berumur 1 tahun, hal ini menjadi
WFH, telah muncul banyak inovasi yang
tantangan tersendiri. Anak yang belum tahu
mungkin tidak terpikirkan sebelumnya di
tentang WFH tentunya ingin bermain
kondisi yang normal. Ini adalah salah satu
dengan orang tuanya setiap waktu. Untuk
hikmah adanya wabah covid-19.
itu menyesuaikan jam bekerja dengan jam
Apakah pelaksanaan WFH saat ini telah
tidur anak menjadi solusinya, meskipun ada
berjalan efektif?, dimana produktifitas
juga beberapa pekerjaan yang sifatnya
pegawai sama atau bahkan lebih baik dari
mendesak dan harus diselesaikan segera.
sistem kerja normal. Saya tidak bisa
Untuk pekerjaan yang mendesak tersebut
#BekerjaDariRumah
menjawab pertanyaan tersebut karena
mau tidak mau saya harus bersembunyi dari
lingkup pekerjaan saya yang sangat
anak saya hingga pekerjaan selesai, atau
terbatas, tidak bisa menggambarkan seluruh
bahkan saya ke kantor untuk menyelesaikan
pekerjaan di sektor pemerintahan. Namun
pekerjaan.
demikian saya bisa menyampaikan
Ada kesan WFH menyulitkan penyelesaian
pengalaman mengikuti WFH selama hampir
pekerjaan kantor, pengalaman saya tidak
1 bulan ini.
demikian, terbukti dengan beberapa
Selama menjalani WFH, suasana rumah
pekerjaan yang berhasil saya selesaikan
menjadi godaan terbesar bagi saya.
selama WFH relatif sesuai dengan target.
Bagaimanapun, suasana bekerja di rumah
Adapun kendala-kendala yang muncul tidak
tentunya sangat berbeda dengan di kantor.
begitu signifikan dan dapat diatasi dengan
Untuk orang yang anak-anaknya sudah
baik. Justru dengan adanya WFH saya
mendapatkan hal positif yang lain, yaitu kedekatan dengan anggota keluarga yang membuat hubungan
intensitasnya
kekeluargaan menjadi
dibandingkan saat sela-
kondisi normal. Hal ini wajar mengingat di
sela waktu WFH saya bisa menjaga anak dan
masa ini unit saya, yang menangani
membantu isteri mengerjakan pekerjaan
perencanaan dan keuangan, sedang sibuk-
rumah, bahkan beberapa hari saya sempat
sibuknya melakukan beberapa perubahan
membersihkan dan mengecat beberapa
anggaran untuk penanganan covid-19.
bagian rumah.
Koordinasi baik internal maupun eksternal
Koordinasi dengan rekan kerja selama WFH
ternyata dapat dilakukan dengan baik
pun relatif tidak ada kendala yang berarti,
meskipun dilakukan secara virtual atau tidak
karena dapat memanfaatkan teknologi
bertemu secara fisik.
komunikasi yang ada. Saat ini banyak sekali
Seiring dengan tingginya frekuensi
aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan
komunikasi secara virtual di masa WFH ini
sebagai alat komunikasi melalui jaringan
harus diakui telah meningkatkan belanja
internet, baik dalam bentuk teks, foto, audio,
paket data secara signifikan. Kebutuhan
ataupun video. Komunikasi dan koordinasi di
paket data saya meningkat 3 kali lipat di
unit saya selama masa WFH ini cukup intens
masa WFH ini, paket data yang biasanya
dilakukan, bahkan relatif lebih tinggi
dapat saya gunakan selama satu bulan,
#BekerjaDariRumah
lebih baik. Dimana di
memasuki minggu ketiga ini sudah 2 kali
pemerintahan dapat dilakukan dengan WFH,
diisi ulang. Adanya kebijakan terbaru terkait
namun pengalaman ini bisa menjadi
penggantian uang paket data bagi pegawai
pembuktian bagi pihak yang meragukan
yang berstatus WFH menjadi kabar yang
bahwa WFH atau fleksibilitas jam kerja yang
cukup baik.
tinggi tetap bisa menjadi pilihan dalam
Disisi lain maraknya penggunaan aplikasi
pelaksanaan birokrasi di Indonesia. Bahkan
komunikasi teleconference, memunculkan
kebijakan-kebijakan terbaru terkait Covid-19
beberapa pembahasan terkait keamanan
beberapa waktu terakhir ini menegaskan
aplikasi. Beberapa kasus menyebutkan
kembali bahwa tanpa dokumen fisik dan
adanya celah aplikasi yang dapat digunakan
bertemu secara fisik, kegiatan-kegiatan yang
oleh penyusup untuk menjadi mata-mata
diselenggarakan oleh pemerintah dapat
#BekerjaDariRumah
hingga adanya penjualan data pengguna
berjalan dengan baik.
aplikasi teleconference. Dalam hal ini saya
Terakhir, meskipun banyak pelajaran yang
melihat pemerintah belum siap
bisa diambil, kita tetap berharap dan selalu
menyediakan aplikasi alternatif yang lebih
berdoa agar wabah covid-19 cepat berlalu
terjamin keamanannya.
dan kondisi kembali normal. Ada banyak
Dari pengalaman pertama melakukan WFH,
saudara-saudara kita yang telah menjadi
banyak pelajaran penting yang dapat
korban dari penyakit ini, baik secara
diambil dari merebaknya covid-19 ini,
langsung maupun tidak langsung. Agar
diantaranya dari sisi birokrasi pemerintahan
pengorbanan tersebut tidak sia-sia, kita
yang ternyata tetap bisa berjalan meskipun
perlu banyak belajar dari pengalaman ini
tidak berkantor pada umumnya. Meskipun
agar di masa yang akan datang kejadian ini
tidak semua pekerjaan di sektor
tidak terulang kembali.
#BekerjaDariRumah
#BekerjaDariRumah
Berinovasi Untuk Beradaptasi Waktu menunjukan pukul 07.00 Wita, buru-
pun pada hari itu hanya dipadati oleh
buru saya memanaskan mesin motor saya
beberapa mobil box yang membawa
untuk berangkat ke kantor. Maklum karena
angkutan barang. Tidak terlihat angkutan
sudah seminggu lebih menjalankan work
umum atau taxi sebutan orang Samarinda
from home (WFH). WFH agak mengacaukan
yang biasa nya dipadati oleh anak-anak
waktu bangun saya. Terlebih lagi bapak yang
sekolah. Motor yang paling banyak
biasa mengingatkan untuk segera berangkat
menguasai jalanan kota Samarinda pun
kerja, pada hari itu tidak mengingatkan
terlihat hanya beberapa saja. Pengemudi
karena beliau berpikir anak nya hari itu
ojek online yang paling mendominasi.
bekerja dirumah saja.
Rute dari rumah saya ke kantor
Jarak dari rumah ke kantor hanya sekitar 18
Puslatbang KDOD
menit saja. Karena takut terjebak macet,
melewati beberapa
maka disimpang lampu merah air putih, saya
sekolah negeri, yang
pun langsung menancap gas motor setelah
saat itu terlihat sepi
berpamitan dengan bapak. Jalanan terasa lenggang sepanjang rute yang saya lewati. Lampu merah yang biasa macet
seperti
delapan orang pegawai, hari itu hanya ada
belajar dirumah sekarang� ucapku dalam
saya dan dua orang pegawai lainnya.
hati. Beberapa toko yang biasanya pagi-pagi
Hal tersebut bukan berarti menunjukkan
sudah bersiap buka pun pada hari itu,
yang lain tidak bekerja. Mereka juga bekerja
tampak tidak ada aktifitas sama sekali.
tapi dirumah mereka masing-masing. Itu
“Secepat itu pandemik ini mengubah hal
juga bukan menunjukkan kami tidak dapat
yang biasa dilakukan manusia. Hanya butuh
bertatap muka. Hari itu, tepat pukul 09.00
waktu dua bulan saja� pikirku sedikit bergidik
waktu Indonesia tengah, menggunakan
ngeri.
aplikasi video conference online. Zoom
Sesampai dikantor waktu menunjukkan pukul
Cloud Meeting namanya. Kami pun
07.15 buru-buru saya segera membuka
melakukan tatap muka meskipun ditempat
aplikasi Intranet LAN. Aplikasi monitoring
yang berbeda-beda.
absensi kehadiran pegawai LAN pengganti
Tidak hanya tujuh atau delapan orang.
absensi manual menggunakan fingerprint
Sebanyak 50 orang sekaligus dapat
yang biasanya digunakan oleh pegawai LAN
dipertemukan dalam waktu yang sama saling
sebelum pandemik ini terjadi. Setelah
bertukar informasi dan memberikan laporan
menekan tombol absen masuk, saya pun
soal kesehatan dan hasil pekerjaan saat di
bergegas menuju meja kerja saya dan
rumah atau di kantor. Sebelum pandemik ini
menyelesaikan tugas yang diberikan
terjadi, untuk mengumpulkan 50 orang
pimpinan kepada saya. Ada yang berbeda
pegawai Puslatbang KDOD itu lumayan
saat bekerja hari itu. Ruangan bidang
rumit. Harus menyiapkan beberapa kursi di
pelatihan dan pengembangan (yang
ruang rapat agar dapat menampung semua
disingkat latbang) biasanya diisi oleh
pegawai. Terkadang yang dinas diluar tidak
#BekerjaDariRumah
hari libur saja. “Oh iya mereka kan sekarang
dapat mengikuti rapat karena terpisah jarak.
Pembatasan Sosial Berskala Besar atau
Namun, saat ini dimana pun pegawai
disingkat PSBB. Kami yang sama-sama
Puslatbang KDOD berada, Kepala
pegawai LAN yang menjabat Pranata Diklat
Puslatbang KDOD dapat bertatap muka
memang sering bertukar informasi melalui
dengannya.
sosial media seperti Whatsapp. Dia pun
Selesai rapat melalui media daring, pukul
menginformasikan sekarang di LAN Jakarta
12.00 sudah waktu nya makan siang. Perut
sedang melaksanakan distance learning atau
sudah mulai keroncongan. Saya pun
pelatihan jarak jauh. Saya tahu saat ini
mengambil gawai saya, membuka aplikasi
sedang dijalankan Pelatihan Kepemimpinan
ojek online dan memesan makanan
Nasional Tingkat II (PKN II) di LAN Jakarta.
diwarung yang berjarak 5 kilometer dari
Yang mengagetkan saya adalah informasi
#BekerjaDariRumah
kantor Puslatbang KDOD. Tidak sampai 30
dari teman saya bahwa saat ini peserta
menit makanan pun sudah datang.
melakukan benchmarking dengan metode
Menggunakan uang elektronik, saya tidak
yang sama ke negara Vietnam.
harus memberikan uang tunai kepada si
Bukan apa-apa, saya yang baru setahun di
pengemudi ojek online tersebut. Salah satu
instansi ini hanya mengetahui bahwa
hal yang saya lakukan untuk menerapkan
benchmarking atau studi lapangan dilakukan
physical distancing yang dianjurkan oleh
dengan konsep peserta mengunjungi
pemerintah.
langsung ke lokus untuk dapat diambil
Sembari makan tiba-tiba ada pemberitahuan
pengalaman dan invoasi lokus yang
dari Whatsapp saya, ternyata teman saya
didatangi. “Bagaimana caranya?� Tanya saya
yang berada di daerah Jakarta mengirimkan
ke teman saya itu. secara singkat dia
informasi bahwa disana sudah diterapkan
menjelaskan dengan metode meeting online
penjual sudah dapat melakukan transaksi.
langsung dari Kedubes RI di Vietnam dan
Mau pesan makanan tidak harus ke
ditunjukkan inovasi-inovasi apa saja yang
warungnya. Cukup buka aplikasi, pesan terus
dilakukan Vietnam khususnya di bidang
bayar. Beberapa menit kemudian akan ada
kesehatan dalam menangani pandemik covid
seseorang yang mengantarkan nya langsung
19 ini.
ke tempat kita.
Saya sadar, pandemik ini memaksa kita
Sudah tidak ada lagi jarak, orang-orang
untuk berinovasi agar dapat beradaptasi. Alih
dapat bertatap muka berbincang seakan
-alih tidak melakukan hal yang biasa kita
bertemu di tempat yang sama hanya
lakukan, malahan kita harus melakukan
bermodalkan internet dan gadget.
inovasi agar dapat melakukan yang biasa kita
Pemerintah pun sekarang lebih gampang
lakukan. Mencari cara agar hal yang biasa
menginformasikan kebijakan-kebijakan yang
kita lakukan dapat berjalan. Memanfaatkan
dibuat hanya dengan memanfaatkan sosial
teknologi merupakan hal yang wajib
media seperti Instagram dan facebook yang
dilakukan tua maupun muda, yang di kota
dapat menjangkau seluruh pelosok negeri.
maupun yang di desa, laki-laki atau wanita.
Seperti yang pernah saya baca di buku karya
Sekarang ibu-ibu rumah tangga berbelanja
Rhenald Kasali yang berjudul Disruption
kebutuhan dapur hanya dengan aplikasi
yang menyatakan bahwa siap tidak siap, kita
belanja online atau menghubungi pedangan
harus siap dan menerima perubahan saat ini,
pasar yang siap mengantar langsung
karena jika kita tidak mau berubah atau
kerumah. Melakukan pembayaran pun tidak
berinovasi maka kita tidak dapat beradaptasi
perlu menggunakan uang tunai, cukup
dan lama-lama kita akan terkena bencana
menggunakan uang elektronik pembeli dan
kemudian punah tergerus perubahan zaman.
#BekerjaDariRumah
para peserta mendapatkan penjelasan
Ini Ceritaku, A Mother of Two
#BekerjaDariRumah
Sebagai seorang single
untuk sementara tak bertemu.
fighter yang hidup terpisah
Di saat yang lain WFH bersama keluarga
dengan buah hati, pandemik, social
terkasih, pun saya, WFH, dengan mutiara
distancing, dan PSBB, merupakan
mutiara terkasih pula, hanya dengan
tambahan ujian untuk diri. Tak perlu lah
kondisi yang berbeda, terpisah raga.
diceritakan sebab musababnya kenapa
Jangan tanya bagaimana rasanya, tak
sampai berakhir terpisah dengan buah
bisa dijelaskan dengan kata kata. Tetap
hati, yang cukup perlu diketahui
sering mengucap syukur alhamdulillah,
hanyalah, keputusan itu adalah yang
karena hidup dijaman yang teknologi
terbaik yang bisa dilakukan. Normalnya,
merupakan sebuah keharusan, sehingga
setiap akhir pekan mengunjungi mereka,
membuat jarak tak lagi menjadi sebuah
paling lama dua pekan tidak
halangan, semua serba dimudahkan.
mengunjungi mereka, pergi bersama,
Telepon, WA, Video Call, untuk
bermain, berenang, makan makan,
sementara mampu memutus jarak
rekreasi, membahas kegiatan sepekan
ratusan kilometer. Namun tak bisa
kemarin dan sepekan kedepan, adalah
dipungkiri, tak ada yang mengalahkan
kegiatan kegiatan yang rutin kami
nyamannya pelukan mutiara mutiaraku
dilakukan, akan tetapi, karena pandemi
tersayang, tak ada yang mengalahkan
dan kebijakan social distancing, mau tak
syahdunya bertatap mata dengan wajah
mau menahan diri dan menahan rindu
wajah ceria mereka. Terpisah jarak, tak
sifat dewasa yang jauh diatas usianya.
saya mendampingi mereka untuk belajar
Berbanding terbalik dengan ade : yang
dirumah, terlebih mutiara mutiara saya
ekspresif, menyampaikan semua yang
tinggal didaerah yang termasuk zona
dipikirkan, sebentar ngambek, sebentar
merah, memaksa mereka untuk disiplin
tertawa, benar benar harus membedakan
tidak bisa keluar rumah. Tetap masuk
treatment dalam berkomunikasi terhadap
dalam grup orangtua siswa, membuat
keduanya. Sebagai contoh, perbedaan
saya dapat memantau dan mendapatkan
kecil saat ngobrol dengan mba dan ade :
informasi apa saja kegiatan kegiatan yang
Ngobrol bareng mba :
harus tetap dilakukan oleh mereka. Mulai
Saya : Mba, ummi minta maaf ya, belum bisa kesana, berdoa saja semoga situasinya cepat normal lagi, jadi kita bisa ketemu.. Mba : iya ummi, gapapa kok, yang pennting ummi jaga kesehatan… Saya : makasih ya mba… Mba : Mba sayang Ummi… Saya : Ummi juga sayang Mba
dari pendampingan mengerjakan tugas
harian, murojaah hapalan, setoran ngaji harian, semua dilakukan dengan bantuan
video call. Memang, tidak akan seideal kalau berada disamping mereka secara fisik, tapi paling tidak, mereka tetap
merasakan ummi nya berusaha untuk membuat semua berjalan baik sebagaimana mestinya. Semoga mereka nantinya mengerti dan memahami. Memiliki dua mutiara kecil yang bertolak
belakang karakter itu adalah tantangan tersendiri. Si mba dengan ketenangannya,
Ngobrol bareng ade :
Saya : De, ummi minta maaf ya, belum bisa kesana, berdoa saja semoga situasinya cepat normal lagi, jadi kita bisa ketemu.. Ade : Iya, Ade maafkan… Saya : …………………. (speechless) Ade : Dah ya ummi, Ade main dulu, Ade sayang ummi
#BekerjaDariRumah
otomatis melunturkan tanggungjawab
Saya : Ummi juga sayang ade…
diri sendiri tidak serta merta membuat
Bisa dilihat, saat ngobrol dengan mba.
anak anak berada disamping saya. Tidak
Mba memberikan jawaban yang
pula membuat rasa kangen itu hilang
menenangkan, mendamaikan. Giliran
dari hati saya. Bukan sedikit. Diluar sana,
ngobrol bareng ade, dengan topik yang
yang bersama secara fisik dengan anak
sama, jawaban yang ade berikan
anak mereka, tapi terlihat membosankan.
sungguh tak dapat disangka sangka.
Komunikasi pun tak lancar, masing
Walaupun begitu, sungguh, apapun yang
masing sibuk dengan gawai yang ada
mereka sampaikan ke saya, sangat
digenggaman. Duduk berhadapan, tapi
sangat berarti untuk saya.
hati saling berjauhan. Tak tertuju pada
Saat ada yang bertanya: “Apa tidak
#BekerjaDariRumah
kangen dengan anak anak?” Duh, tak
yang dihadapan. Termasuk yang
manakah kita?
perlulah menanyakan itu. Ibu mana yang
Apakah kita termasuk jenis manusia yang
tak kangen dengan anaknya. Sepertinya
“pergi tak dirindu, datang pun tak
tak ada. Seburuk-buruk ibu, pasti akan
ditunggu” oleh anak anak kita?
merindukan anaknya. Tinggal bagaimana
Na'udzubillahi min dzalik…
cara mengelola rasa kangen ini menjadi
Apapun itu, semua yang terjadi dalam hidup
sesuatu yang positif atau negatif.
ini sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz.
Saat rasa kangen menyerang tak henti-
Jauh sebelum penciptaan manusia. Baik,
hentinya : apakah saya harus meratapi
buruk, senang, susah, semua merupakan
diri, mengasihani diri, karena tak bisa
perjalanan hidup yang harus dilalui. Cukup
bersama dengan anak anak? Tentu tidak. Toh dengan meratapi dan mengasihani
yakin saja. Allah tak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya.
Menjaga Optimisme dan Jangan Khawatir You don't gotta go to work, work, work, work, work, work, work But you gotta put in work, work, work, work, work, work, work You don't gotta go to work, work, work, work, work, work, work Let my body do the work, work, work, work, work, work, work, work We can work from home, oh, oh, oh oh We can work from home, oh, oh, oh oh
Sementara suami gua ga WFH sama
Mungkin sepenggal lirik lagu yang
kebijakan kantor nya doi. Anddd fix bumil ini
dipopulerkan oleh Fifth Hrmony di atas,
ga ada teman nya selama WFH, namanya
mewakili pengalaman gue saat ini.. Yes
bumil kan gengs ada aja hal – hal yang bikin
bekerja dari rumah. Bukan tanpa alasan ini
ga enak seperti ngalamin keram perut, sesak
gaess. Tapi emank karena dunia saat ini lagi
nafas dan lainnya. Sempat juga kepikiran klo
weww, lagi ga baik, lagi serem, lagi genting
sampe lahiran virus nya ga selesai gimana
dan lagi lagi yang lain hohohoho. Sehingga
donk?? Bayangin ke rumah sakit aja serem..
mewajibkan kita semua untuk melakukan
masa iyah lahiran di rumah pake dukun
social distancing, you know whyy?? Ya
beranak kaya jaman dulu wkwkwkwk. Duh
karena COVID 19 pastinya.
corona betah amat disini.. kok lo ga pulang –
Wokay..gue work from home (WFH).
pulang sih kaya bang toyib
skali. Pas gue tanya, kenapa bgitu? Suami gue jawab, ”Mau listrik nya pada mati?” (suami gua kerja di PLTU). Gue jawab “idih parah… Ya udah kerja aja sana, dari pada aku dirumah gerah. Ga bisa nonton. Cas HP, masak, wkwkwkw”.
#BekerjaDariRumah
Becandaaan sih, tapi emank bgitu lah
#BekerjaDariRumah
Tiba – tiba emak gue telpon bilang klo dia
yang bisa mengalihkan pikiran gue, ngapain
cemas banget kalau pandemik ini belum
coba?? Ya belajar masak pastinya.. Karena ga
berakhir. Beliau ga bakalan bisa datang ke
mungkin juga kan seharian nongkrong di
Samarinda untuk acara tujuh bulanan
depan komputer LOL. Gue yakin setiap
(secara emak gue menjunjung tinggi adat
wanita diciptakan memiliki bakat terpendam
istiadat), gue jawab donk “yeaelah mah..
dalam hal “nginem” (nyapu, nyuci, beberes,
namanya musibah. Ngapain juga dipaksain
masak). Okey gue mulai dengan buka
ke sini… Emank mau dikarantina sebulan?
youtube, liat bahan – bahan yang kira – kira
(secara pasti mampir dulu kerumah abang
gampang dan gue kenal. Minimal bikin
gue yg dijakarta)” gaya banget ya gue nakut
tempe mustofa, risoles atau kolak pisang lah
– nakutin hahaha .. padahal gue yang
yaa.. wkwkw, masakan pertama gagal... ingin
sebenarnya takut wkwkwkwkw..“
rasanya dapur ini kuacak – acak. Maksud hati
Yaudah sih.. lagian adat itu ga penting, yang
mengalihkan pikiran yang stres itu, ehh
penting kita rajin ibadah aja..Tuhan pasti
malah nambah stres huuu.
kasih yang terbaik” (bijak sekali saya
Oke, sebagai wanita tangguh, dilarang
).
Belum lagi abang dan adek gua yang tinggal
pantang menyerah. Besoknya bikin lagi.. dan
di Jakarta nanyain gimana kondisi disana,
berhasil gaess.. wiiiiww senang nya hati ku
aman aja kann?? Ga tau apa gue yang lebih
turun panas demam ku ( ini mah soundtrack
khawatir ama lo yg di zona merah? Hahhh...
bodrexin). Beneran senang gaes... Rasanya
mumettt. Dari pada gue makin setres liatin
tuh seperti lulusan terbaik mastercheft loh..
berita tentang masalah virus ini, atau mikir
Meski pun rasanya ya ga tau deh..
hal – hal yang ga seharusnya gue
Untungnya suami memahami dan mengerti
khawatirkan, mending melakukan kegiatan
sekali bagaimana memberikan penilaian
hasil kerja keras seorang istri yang amatiran.
Ngomong – ngomong masalah pekerjaan,
Salah – salah kasih nilai bisa berpengaruh
ada beberapa kendala yang gue alami
akan keharmonisan rumah tangga ini hahaha
selama WFH. Misalkan aplikasi yang biasa
(pait ..pait..pait). Tapi so far.. masakan gue ga
gue pake di kantor sebagian tidak
hancur – hancur banget kok geng. Masih
kompatible di komputer pribadi gue. Gue ga
layak banget untuk dimakan .. suer dehhh
punya printer dan scanner di rumah.
serius #maksa
Solusinya ya gue mengerjakan apa yang bisa
Jujur aja ni gaes selama WFH, gue merasa
dikerjakan di rumah dan yang tidak bisa
jadi ibu rumah tangga seutuh nya (emank
dikerjakan dirumah, gue akan kerjakan di
selama ini jadi apa bukk??) gima nggak
kantor. Sekalian ketemu teman – teman yang
cuyyy.. Setiap pagi gue bisa nyiapin bekal
lain juga kan, bosen ngoomong ma tembok
sambil dada – dada.. “Hati – hati di jalan ya sayang J”. Trus pas pulang kerja bisa gue sambut dengan tari – tarian (bukan poco – poco) secara selama ini setiap pagi udah kaya gencatan senjata diburu 7.30 teng! ( lo telat, potong tukin LOL) okey. Suami gue berangkat kerja dan gue
mulu. Akhir cerita pengalaman WFH ini, gue Cuma mau bilang jangan takut dan khawatir ya. Karena Firman Tuhan berkata, “Siapakah diantara kamu, yang dengan kekhawatirannya dapat memperpanjang usia
nya???“. Jadi kita serahkan semua kekhawatiran ke pada Tuhan. Karna dia yang memelihara kita selama – lama nya”
sarapan donk yahh.. setelah itu baru deh
Jadi gaes, yuks kita doa sama -sama semoga
kerjain kerjaan kantor, koordinasi dengan
pandemi ini segera berakhir yahh.. dan
rekan kerja atau meeting di aplikasi zoom
kehidupan kembali normal seperti biasanya...
bersama rekan kerja lainnya.
Aminnn.
#BekerjaDariRumah
dan ngeliat suami gue berangkat kerja
#BekerjaDariRumah
COVID-19 & Peran Teknologi Informasi Penyebaran wabah Covid-19 yang sangat
Ketika saya harusnya
pesat mendorong pemerintah mengeluarkan
berangkat bekerja akan
imbauan
tetapi hanya bekerja
pemberlakuan Physical distancing dan Work
dirumah di depan laptop.
From Home (WFH). Imbauan ini bertujuan
Perasaan itu terasa lebih lagi
untuk menekan angka penyebaran sehingga
ketika saya berfikir untuk mengawasi
penanganannya dapat lebih efisien dan
pekerjaan teman-teman alih daya
kondisi ini tidak berlarut-larut. Selama WFH
untuk bekerja karena sebagai
ini berlangsung, keseharian saya mulai
koordinator lapangan sudah
berubah. Yang tadinya bekerja dari rumah,
sewajarnya saya mengawasi
kini mulai bekerja dari rumah. Hanya sesekali
pekerjaan mereka.
pergi bekerja ke kantor sesuai piket.
Hari demi hari berlalu.
Cerita WFH ini dimulai
Saya berfikir bagaimana
pada pertengahan
cara saya untuk
bulan Maret lalu, mulai lah saya bekerja dari rumah. Perasaan pagi itu mulai terasa aneh.
memantau pekerjaan teman-teman alih
jauh : Zoom. Apa itu? Nama yang sangat
bekerja. Pada saat itu saya berfikir, :
asing buat saya, dan ternnyata aplikasi itu lah
bagaimana caranya? Apakah saya harus
yang menggantikan pertemuan pegawai
setiap hari ke kantor? Setelah mencari
sehingga tidak perlu bertemu secara
berbagai cara yang menurut saya efektif,
langsung.
Laporan pekerjaan melalui WA ada lah salah
Awalnya saya bingung menggunakan
satu solusinya. Dengan dibantu oleh
aplikasi ini akan tetapi berjalannya waktu dan
tehnologi informasi, pekerjaan pengawasan
mulai terbiasa menggunakan aplikasi ini. Ya.
yang saya lakukan menjadi sangat efektif.
Semua terasa biasa pada akhirnya. Pada
Baru selesai kegiatan control terhadap alih
perjalannya mulai dari pertemuan rutin
daya, muncul lagi satu pertanyaan :
pegawai,, seminar dll saya menggunakan
bagaimana saya melaporkan pekerjaan saya
zoom sebagai alat bantunya.
yang telah saya kerjakan dari rumah dalam
Dari cerita singkat ini, saya akhirnya
upaya akuntabilitas dalam bekerja.
mendapatkan kesan yang sangat baik dari
Berjalannya waktu, ternyata WA juga masih
WFH ini. Bagaimana peran Tehnologi
menjadi andalan dalam melaporkan
Informasi dan inovasi itu sangat penting.
pekerjaan saya kepada atasan langsung.
Mulailah saya berinovasi walaupun tidak
Beberapa hari berselang munculah aplikasi
besar untuk mencari cara yang menurut saya
untuk absen dan laporan pekerjaan dari
efektif dalam membantu saya bekerja dari
teman teman IT LAN RI yang sangat
rumah. Ternyata WFH membuat saya sadar
membantu dalam melaporkan serta absensi
pentingnya teknologi informasi.
pegawai. Muncul baru teknologi dalam meeting jarak
*****
#BekerjaDariRumah
daya khususnya tenaga kebersihan dalam
Pandemi Covid-19 sebagai Blessing In Disguise “... dan tiada sehalai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
instruksi
(pula)”
Presiden dan
--QS. Al An’am: 59
kementerian terkait,
Ungkapan ini terasa pas dalam menghadapi kondisi social and physical distancing sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Sejatinya tidak ada yang kebetulan di dunia
#BekerjaDariRumah
ini karena semua terjadi dengan izin dan
kehendak Allah, sebagaimana sehelai daun terjatuh pun atas izinNya. Setidaknya ini menjadi bekal optimisme tersendiri bahwa “...sesudah kesulitan itu ada kemudahan” sebagaimana yang Allah janjikan dalam Surat Al Insyirah: 6. Sejak pertengahan Maret 2020, sebagaimana
kantor kami pun mulai menerapkan konsep “bekerja dari rumah” (Working
From Home/WFH). Saya yakin konsep ini menjadi impian sebagian para ibu-ibu pekerja (working mom), utamanya mereka yang memiliki anak-anak diusia balita,
bahkan batita. Perasaan bersalah tidak dapat optimal mendampingi tumbuh kembangnya
tidur, ini menjadikan WFH sama artinya
golden age-nya seakan mendapatkan waktu
dengan begadang, yang pada akhirnya akan
penebusannya. Namun, tentu
kontra produktif dengan upaya menjaga
implementasinya tidak semudah yang
kondisi kesehatan ditengah pandemi ini
dibayangkan. Setelah kurang lebih seminggu
melalui penerapan jam istirahat yang cukup.
pelaksanaan WFH, akhirnya saya dan suami
Akhirnya bersepakat dengan suami untuk
mulai mendapatkan pola yang tepat dalam
secara bergantian menyelesaikan kewajiban
melaksanakan dua kewajiban kami sekaligus,
(job sharing). Usai memasak dan
yaitu sebagai orang tua dan ASN, di rumah.
memandikan anak-anak dipagi hari, saya
Ada beberapa hal yang saya rasakan seperti
lanjut untuk menyelesaikan tugas-tugas
blessing in disguise (berkah terselubung)
kantor sementara suami menemani anak-
dari pandemi Covid-19 yang berdampak
anak bermain dan belajar. Setelah selesai,
pada pelaksanaan WFH ini.
lalu kami bertukar peran, saya mendampingi
Keterampilan dalam Manajemen Waktu
anak-anak bermain dan belajar, sedangkan
Sebelum pandemi ini, jam kerja sebagai ASN
suami menuntaskan pekerjaan kantor.
sudah bersifat given, yaitu dari pukul 07.30
Dengan demikian, kami tidak perlu lagi
hingga pukul 16.00/16.30. Hal ini berubah
begadang, kecuali memang diperlukan untuk
drastis ketika WFH diberlakukan. Lokasi kerja
tugas kantor yang sifatnya penting dan
dari rumah menjadi tidak memungkinkan
mendesak. Keterampilan dalam manajemen
untuk saklek melakukan kewajiban sesuai
waktu, seperti penetapan skala prioritas dan
jadwal sebelumnya. Pada awalnya
bagaimana menjaga kualitas hubungan
diputuskan untuk mengerjakan seluruhnya
maupun pekerjaan dalam keterbatasan
pada malam hari yaitu setelah anak-anak
waktu yang ada menjadi terasah dimasa-
#BekerjaDariRumah
secara kuantitas maupun kualitas di masa
masa WFH ini.
itu. Tak pernah terpikirkan saya akan lakukan
Kewajiban Melakukan Kebaikan Dengan Tulus
ini bahkan sampai hari ini.
Meskipun pada dasarnya kami menjalankan peran yang sama, adakalanya pada implementasinya tetap berbeda. Fitrah sebagai seorang ibu, terutama dari seorang batita (1,5 tahun), menjadikan saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan secara “normal”. Pada awalnya saya “menyepi” di sebuah kamar yang ditransformasi menjadi
ruang kerja, dan anak-anak bermain dengan suami. Namun selang beberapa menit, sang batita ini pun mulai mencari dan mendorong pintu kamar dengan tangan mungilnya, dan
#BekerjaDariRumah
mulai mendekat manja dan tak ingin terpisahkan. Saya mulai memikirkan cara lain dan akhirnya saya putuskan untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam mobil yang terparkir di garasi, lengkap dengan berpakaian selayaknya pergi ke kantor, dengan tak lupa sebelumnya berpamitan pada bayi 1,5 tahun
Tapi semua itu menyadarkan saya pada satu kata yaitu “cinta” dan saya sangat bersyukur untuk itu. I feel blessed. I may nothing to
some people, but one thing for sure, I’m the world to some other people (my children). Perasaan ini menjadikan saya optimis, bahwa tugas kita hanyalah berbuat kebaikan dengan sebaik-baiknya dan setulustulusnya, menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya tanpa fokus pada penilaian orang lain. Allah kemudian yang akan mendatangkan kebahagian dan cinta itu dengan sendirinya. Itulah mengapa saya merasakan Pandemi Covid-19 dalam beberapa hal menjadi semacam blessing in disguise. Menjadi waktu yang tepat untuk recharging,
contemplating, dan refflecting hingga berkeyakinan semua ada hikmahnya dan
badai pasti berlalu.
WFH dan tetap Berpikir Positif Selama menjalani masa-masa work from
introvert. Dan sangat jarang menghabiskan
home (WFH) seperti saat ini, sebenarnya saya
waktu di luar rumah. Untuk pekerjaan, saya
merasa tidak ada kesulitan dalam
belum merasa kesulitan dalam
menjalaninya. Karena cocok dengan karakter
menjalankannya, semuanya bisa dilaksanakan dengan baik meskipun dari rumah. Untuk koordinasi pekerjaan bisa dilakukan lewat telepon, email dan whatsapp. Biasanya
saya melaksanakan WFH di dalam kamar, karena yang lebih mudah berkonsentrasi di tempat yang sepi. Ditemani dengan minuman kesukaan. Saya mengawali WFH dengan membaca
berita di portal berita online. Lalu mulai bekerja, terutama pagi hari. Karena masih fresh. Pengalaman baru juga bagi saya,
#BekerjaDariRumah
psikologis saya yang
apalagi selama ini rapat/pertemuan
keluarga, maupun untuk diri saya sendiri.
dilakukan di kantor. Sekarang, semuanya
Bersama Ibu dan adik saya, kami beberapa
dilakukan dari rumah. Teknologi aplikasi
kali mencoba membuat menu
zoom menjadi memudahkan kita untuk
masakan baru.
rapat virtual.
Berbekal resep
Terlebih lagi, pengalaman mengikuti
dari youtube,
kegiatan “ngobrol inovasi� bersama bapak
kami membuat
Tri Widodo belum lama ini. Banyak sharing
tteokbokki, tapi
bermanfaat yang bisa saya ambil dari
gagal. Dimsum
kegitan tersebut. Salah satunya, beliau
sederhana, ala
mengatakan bahwa inovasi bisa muncul
kadarnya pun
#BekerjaDariRumah
bahkan saat mewabahnya Covid-19,
saya buat dan
contohnya dengan terciptanya smart
ternyata lumayan
washtafel. Dan kini terdapat banyak variasi
berhasil.
dan bahan untuk pembuatan masker.
Untuk saya sendiri,
Meeting via Zoom dengan seluruh pegawai
waktu WFH saya
Puslatbang KDOD juga merupakan kegiatan
gunakan untuk
yang saya tunggu-tunggu. Sekedar melepas
memperdalam
rindu dengan rekan-rekan kerja yang kini
bahasa, terutama
mulai jarang bertemu secara fisik. Selain
bahasa Jepang
tetap bisa mengerjakan pekerjaan kantor
yang sudah
seperti biasa, hal lain yang saya lakukan
beberapa tahun ini
adalah memanfaatkan waktu bersama
saya pelajari.
Saat ini memang yang bisa saya dan
lewat tontonan dan musik. Mempelajari dan
keluarga lakukan adalah tidak keluar rumah
mengingat kanji Jepang buat saya sangat
kecuali ada hal yang penting dibeli, seperti
sulit, apalagi jika tidak dilatih.
makanan dan obat. Jika terpaksa keluar
Terkadang saya bisa membacanya, tapi lupa
rumah, saya selalu memakai masker, dan
cara menulisnya. Oleh karena itu, saya sering
menjaga jarak dengan orang lain. Selain itu
belajar mengingat kanji Jepang secara
juga saya rajin minum vitamin untuk
online, dengan mengunjugi website
menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah
penyedia tes kemampuan kanji Jepang.
sakit.
Selain itu, saya dan keluarga jadi lebih
Semoga tetap sehat. Sehingga saya dan
menjaga kesehatan. Misalnya, sekarang kami
keluarga bisa sedikit meringankan beban
sering berjemur bersama setiap jam
para tenaga kesehatan yang sedang
sembilan pagi, sambil ngobrol dengan
berjuang demi berakhirnya pandemi ini.
tetangga yang juga sedang berjemur. Tapi
Demikian pengalaman work from home versi
tentu dari jarak jauh. Kami juga jadi sering
saya. Memang biasa saja, karena saya juga
mengingatkan untuk siapapun yang baru
hanya manusia biasa, yang tak sempurna dan
datang dari luar rumah, harus langsung cuci
kadang salah. Selamat bekerja dari rumah,
tangan dan kaki dulu.
semoga kita semua selalu dan tetap sehat,
Buat saya, kebersamaan dengan keluarga
ceria, dan berpikiran positif. Semoga juga
adalah berkah yang sangat besar, karena
wabah global ini segera berakhir, dan kita
saya tahu bahwa saya tidak akan selamanya
bisa berkumpul lagi di kantor. Aamiin ya
bersama mereka, terutama orang tua saya.
robbal alamin.
#BekerjaDariRumah
Media belajar yang saya gunakan adalah
#BekerjaDariRumah
Menyiasati Tantangan WFH Pandemi Covid 19 telah membawa banyak
walau pun di sisi lain melakukan pelayanan
dampak bagi kehidupan manusia. Banyak
kesehatan tanpa tatap muka
perubahan dan penyesuaian di segala aspek
dapat meminimalkan
yang harus dilakukan untuk mencegah
risiko penularan penyakit
penularan penyakit ini semakin meluas.
pada tenaga medis. Namun
Salah satunya adalah Work From Home
dengan WFH, tak ada lagi
(WFH) atau bekerja dari rumah. Walau pun
pemeriksaan fisis untuk
belum semua instansi menerapkan sistem
mengetahui kondisi pasien secara
ini, namun cara ini dianggap ampuh untuk
objektif. Kondisi pasien hanya
memutus rantai penyebaran virus yang
dapat dipantau melalui media
diakibatkan karena berkumpulnya banyak
komunikasi seperti telepon,
orang di suatu tempat. Salah satu instansi
whatsapp, atau sekarang
yang menerapkannya adalah Puslatbang
yang lagi booming,
KDOD.
zoom.
Sebagai tenaga medis, pada awalnya sulit
Bagi orang awam,
untuk membayangkan akan bekerja dari
konsultasi secara
rumah. Hal ini dikarenakan kegiatan
online mungkin
pelayanan kesehatan sejatinya merupakan
terkesan sepele.
kegiatan interaksi dengan para pasien
Namun bagi tenaga
pun anggota keluarga mereka. Selain itu
keluhan yang disampaikan bersifat subjektif
berbagai platform juga telah menyediakan
dan tidak dapat dikonfirmasi melalui
konsultasi online yang dapat diakses oleh
pemeriksaan. Proses konsultasi juga harus
siapapun.
mengandalkan anamnesis yang tajam dan
Di Puslatbang KDOD sendiri penerapan WFH
mendalam untuk menggali keluhan yang
belum dilaksanakan secara penuh melainkan
spesifik.
dengan sistem piket. Hal ini berlaku bagi
Tantangan terberatnya adalah ketika pasien
semua pegawai tidak terkecuali bagi tenaga
tidak jujur, menyembunyikan keluhan atau
medis. Sehingga ketika WFH, saya pun
sebaliknya malah melebih-lebihkan. Belum
menyesuaikan pelayanan kesehatan berupa
lagi bila pasien tidak suka ditanya. Bahkan
telemedicine. Namun yang menarik, berbeda
kadang ada yang menganggap justru dokter
dengan berbagai platform telemedicine yang
harusnya lebih tahu tanpa banyak bertanya.
kondang dan berbayar, kali ini bukan pasien
Pada titik ini saya merasa orang tersebut
yang secara aktif melakukan konsultasi
tampaknya tidak bisa membedakan bahwa
melainkan saya sendiri sebagai tenaga medis
saya adalah seorang dokter, bukan dukun.
yang harus menghubungi satu per satu bila
Kidding.
ada yang melaporkan dalam kondisi kurang
Sebenarnya menerima konsultasi jarak jauh
sehat. Langkah ini sebagai antisipasi dini
atau telemedicine, baik melalui media online
untuk skrining pasien yang terindikasi
atau pun telepon dan sms bukanlah hal baru.
terinfeksi Covid 19.
Jauh sebelum pandemi Covid 19 hal tersebut
Namun demikian, keluhan yang tidak
sudah sering saya lakukan. Biasanya teman
mengarah ke covid 19 pun tetap menjadi
atau saudara yang menjadi pasiennya atau
perhatian dan dilayani sebagaimana
#BekerjaDariRumah
medis justru lebih sulit karena semua
rahasia mestinya.
Hal
ini tidak terlepas dari keterlibatan saya sebagai bagian dari
#BekerjaDariRumah
tim Satgas Covid 19 di lingkungan
dan tidak saya berikan pada
boleh siapa pun
tanpa melalui prosedur yang benar karena hal ini menyangkut etika profesi dan
internal LAN.
sumpah jabatan.
Layaknya wartawan yang suka memburu
Namun demikian, tidak selamanya
berita, saya pun mengawali kegiatan saya
kepedulian kita berujung manis. Walaupun
dengan berburu gosip..ehh maksudnya
kita sudah berusaha seproaktif mungkin
kabar tentang kondisi kesehatan pegawai.
dengan kesabaran tingkat dewa untuk
Munculnya kabar tentang adanya pegawai
bertanya, masih saja ada yang enggan
yang kurang sehat dari pegawai lainnya atau
secara aktif melaporkan kondisi mereka
dari atasan langsung membuat saya harus
meskipun saya telah melakukan himbauan di
berburu kabar langsung kepada yang
wa group internal kantor. Jujur saja situasi
bersangkutan.
ini menempatkan saya pada posisi yang
Metode berburu saya yang lainnya adalah
dilematis. Kadang saya ingin terus
melalui aplikasi WFH yang diisi sendiri oleh
melakukan kegiatan silent investigation ini,
para pegawai. Bila ada yang mengeluh sakit,
namun di saat yang bersamaan muncul rasa
saya akan menghubungi satu per satu,
khawatir menghubungi mereka secara
menanyakan kondisinya secara lebih detail
pribadi, karena takut dianggap mengganggu
lalu kemudian memberikan saran terapi.
pegawai yang bersangkutan. Namun
Meski dilakukan melalui media komunikasi,
demikian saya tetap berpikir positif bahwa
informasi yang saya dapatkan tetap bersifat
mungkin mereka pun tidak ingin
meingindikasikan Covid 19.
yang dialami dapat ditangani sendiri.
Bagi saya sebagai tenaga kesehatan, di masa
Pengalaman menarik lainnya adalah ketika
pandemi ini menerapkan telemedicine
melakukan follow up pasien yang diharuskan
memang menjadi pilihan saat WFH. Di luar
melakukan isolasi mandiri di rumah. Setiap
masa pandemi, tentu saja interaksi secara
hari saya harus memantau kondisi yang
langsung antara dokter dan pasien tetaplah
bersangkutan. Biasanya saya akan bertanya
yang utama karena pasien adalah makhluk
apakah pada hari tersebut mereka ada
bernyawa dengan keunikannya masing-
keluhan. Setiap perkembangan dicatat di
masing sehingga hasil pemeriksaan secara
formulir pemantauan harian. Bayangkan saja
objektif akan berbeda. Melalui momen ini
hal ini harus dilakukan setiap hari selama 14
terlintas di pikiran saya bahwa di masa
hari.
mendatang mungkin dapat dikembangkan
Sudah mirip stalker rasanya. Untunglah yang
sebuah sistem pelayanan kesehatan yang
menjadi pasien adalah rekan kerja sendiri
menggabungkan keduanya sehingga
sehingga bisa menggunakan bahasa informal
sebelum pasien datang dokter sudah
dan diselingi dengan sedikit gurauan demi
mengetahui keluhan pasien yang dapat
menghilangkan rasa jenuh dan agar tidak
menjadi acuan untuk menentukan langkah
ada perasaan menjadi orang yang dibuntuti.
antisipatif sebelum berinteraksi langsung
Syukurlah semua pasien yang menjalani
dengan pasien, misalnya terkait dengan
isolasi mandiri sangat kooperatif hingga
pemilihan APD yang tepat, serta dapat lebih
akhirnya masa pemantauan selama 14 hari
cepat menentukan pemeriksaan penunjang
dapat terlewati dengan baik dan semua
yang diperlukan sesuai dengan kondisi
pasien tidak lagi menunjukkan gejala yang
pasien.
#BekerjaDariRumah
merepotkan apalagi bila dianggap keluhan
orang dapat berpartisipasi untuk memutus rantai penyebaran Covid 19 dengan tetap berada di rumah kecuali untuk urusan yang sangat mendesak, melakukan physical distancing, senantiasa memakai masker, dan yang Namun
paling penting adalah selalu menerapkan
penerapannya tentu saja harus memperhatikan berbagai
aspek, di
#BekerjaDariRumah
antaranya kelengkapan
PHBS sehingga pandemi ini cepat berlalu. Untuk para pemangku kebijakan semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk sektor
kesehatan karena Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan
sarana dan prasarana, komitmen yang
anggaran kesehatan yang paling rendah.
tegas dan tepat dari bebagai pihak
Dengan demikian kita tak lagi gagap ketika
serta adanya regulasi yang jelas yang
terjadi wabah atau bencana. Bukan hanya
tidak akan merugikan siapa pun, terutama
ketersediaan APD, kelengkapan fasilitas
agar tidak menambah beban kerja tenaga
pelayanan kesehatan pun harus dipenuhi
medis. Dari sisi pasien, sebelum sistem ini
sehingga kita benar-benar telah siap
diterapkan harus ada sosialisasi dan
menghadapi apapun yang terjadi. Tak lupa
pemberian edukasi agar berjalan efektif dan
pula, kesejahteraan dan jaminan
efisien.
keselamatan bagi para tenaga kesehatan tak
Sebagai penutup, saya berharap semua
boleh luput dari perhatian.
WFH, Hanya bagi Pegawai yang Bisa Multi-tasking April 2020.
pagi, 6 Rutinitas
pagiku seperti biasa. Selesai sholat subuh dan baca Qur’an, bikin kopi dan teh panas. Duduk di depan laptop. Buka Koran Kompas.id online. Baca berita, terutama kolom opini. Lalu browsing internet. Cek email, whatsapp, dan lain sebagainya. Sudah setengah jam lebih berlalu, anak saya yang bungsu bangun. Walau sudah 8 tahun, dia masih manja. Setiap bangun, ia keluar kamar. Jalan pelan-pelan untuk nepuk pundak saya. Ia teriak “dar”, ngagetin saya. Walaupun saya tahu, saya pura-pura kaget.
“Kok masih pake sarung Yah?” Gak siap-siap ke kantor kah?’
jawabku.
Jam 7 lewat sedikit, saya dah log in di webnya intranet LAN. Segera saya cek pesan di grup whatsapp dan kemudian membagi tugas-tugas kepada semua teman-teman di bidang Latbang. Baru setengahnya mengerjakan tugas, istri saya nyeletuk dari
#BekerjaDariRumah
Senin
“Gak, de”, jawabku. ”Ayah kerja di rumah hari ini”. “Wah asyik dong”, kata anak saya. “Nanti bantuin dede ngerjain tugas ya”. “Iya, de. Ayah hari ini kerja di rumah”, sahut istri saya. “Dah sana cuci muka dan sosok gigi, de”, sahutku. “Ayah mau log in nih, sudah mau jam 7.00,”
dapur.
satu persatu. Dan…akhirnya ada satu kardus
“Yah, itu di gudang belakang tercium bau bangkai. Kayaknya bangkai tikus. Bisa dicari gak Yah?” “Waduh…, dalam hati saya. Baru mau mulai kerja, sudah ada gangguan. “Iya mah”, sahutku. “Bentar ya.
yang baunya cukup menyengat. “Nah, pasti
Jam Setengah Sembilan, saya ke gudang
terhimpit oleh barang-barang di dalam
mengecek pengaduan istri saya. Memang
kardus. Setelah saya buang, kembali saya
dari kemarin setiap lewat tempat yang saya
bereskan semua barang tersebut dan
jadikan gudang, selalu tercium bau gak
disimpan lagi di gudang. Jam 11.30 saya
enak. Sepertinya ada bangkai tikus. Mati di
baru bisa menyelesaikan pembersihan
tengah tumpukan kardus dan barang-
gudang.
#BekerjaDariRumah
barang tak terpakai.
yang ini nih, pikir saya.” Waktu saya keluarkan barangnya satu persatu, barulah ketemu “sang bangkai”. Rupanya anak tikus masih kecil yang
Kembali saya ke meja dan laptop.
Saya coba untuk mencari lokasi baru itu.
Mengerjakan tulisan artikel yang tadi baru
Tapi nihil. Gak ketemu bau paling kuatnya
mulai. Baru setengah jam bekerja, istri dah
sebelah mana. Akhirnya, saya keluarkan
ngomong lagi.
kardus-kardus itu satu persatu. Lumayan
bau bangkai tikus itu tak ketemu juga.
“Yah, beliin minyak ke warung, ini mau goreng kerupuk buat makan siang”. “Waduh…., pikirku. Minta eneng aja yang beli,“ pintaku ke anaku yang kedua. “Gak bisa, Yah. Eneng lagi ngerjain tugas”, sahut anak saya yang kedua.
Karena gak ketemu, akhirnya saya jejerkan
Akhirnya, dengan terpaksa saya pergi ke
kardus-kardus itu. Saya ciumi dan bongkar
warung. Beli minyak goreng dan beberapa
berat-berat. Ada tumpukan buku bekas. Ada pakaian bekas. Ada alat-alat memasak tak perpakai. Pokoknya macam-macam. Namun,
bumbu tambahan. Selesai dengan urusan
Akhirnya saya mengalah. Bantuin ngerjain
warung, balik ke laptop lagi. Baru lima belas
soal tugas anak saya yang baru kelas 2 SD.
menit, suara Azan Zuhur terdengar.
Sampai jam setengah 3. Balik ke laptop, saya
“Yah, mau makan dulu atau solat dulu. Ini tinggal goreng kerupuk”, kata istri dari dapur. “Ya udah, solat dulu aja ya”, jawabku.
mikir. Wah…susah juga kalau WFH harus
Setelah sholat zuhur, dan makan siang bersama istri dan anak, saya mau balik lagi ke meja dan laptop. Kali ini anak saya yang bungsu yang ngomong.
“Yah, dede belum ngerjain tugas. Bantuin ya”. “Dede kan bisa kerjakan sendiri”, jawabku. “Gak bisa Yah”. Ini susah. Ayo dong bantuin”.
harus dilakukan bersamaan. Asyiknya, saya bisa bersama keluarga. Gak asyiknya, ini mau nulis artikel, baru bisa setengah halaman saja dari tadi pagi. Terganggu urusan bangaki di gudang, ke warung, bantuin goring kerupuk, dan dampingi ngerjakan tugas anak. Malamnya saya merenung. Berat juga kerja di rumah itu ya. Ada kewajiban kerjaan kantor, namun juga ada kerjaan rumah dan keluarga yang harus ikut dibantu. Saya gak bisa bayangkan teman-teman yang WFH dan
masih punya anak kecil. Mungkin repotnya lebih lagi. Saya pikir WFH haruslah dibarengi dengan kemampuan pegawai membagi waktu dan mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu (multi-tasking). Kalau gak bisa,
WFH jadinya gak bisa menghasilkan kinerja yang diharapkan.
#BekerjaDariRumah
“Bentar tunggu atuh ya. Ini tanggung goreng kerupuk”, jawab istriku.
kayak gini. Banyak tugas sampingan yang
#BekerjaDariRumah
Satu Hari WFH dengan anak Kosan Dengan asumsi bahwa artikel ini
mengatakan kalau saya
dimaksudkan untuk kegiatan selain
bukan termasuk yang “mau
pekerjaan selama melaksanakan Work From
mati� karena bosan di rumah.
Home (WFH), maka saya persembahkan
Sedari kecil sebagai tipe yang
“Satu Hari Bersama Anak Kosan�.
tidak terlalu suka melakukan
Nasib sebagai perantau tanpa saudara
kegiatan di luar rumah, bisa dibilang
serumah membuat kehidupan selama WFH
sudah
cukup membosankan dan bisa stress tanpa
menyempurnakan
adanya kegiatan. Tak ada cerita bagaimana
seni bertapa dan
bekerja dengan gangguan-gangguan
berdiam diri
sayang dari orang serumah, tak ada
dalam rumah.
kerepotan belajar bersama dengan anak
Memiliki hobi
yang harus belajar online, dan cerita cerita
yang semua
seru lainnya. Bisa dibayangkan betapa
kegiatannya bisa
sepinya kehidupan bagi para perantauan ini. Namun saya cukup bangga
WFH
dilakukan di
lebih saya dalami.
Biasanya jika masuk kantor, sebagian besar
Membaca
kesenangan saya ini dilakukan selama akhir
Kegiatan ini yang paling banyak saya lakukan
pekan. Sekarang karena tidak perlu ke
untuk refreshing selama WFH. Kurang lebih
kantor, selain saat piket maka saya putuskan
saya selesai membaca -atau mendengarkan-
melakukannya setiap hari. Agak ekstrim
satu buku dalam satu hari. Mungkin ini
mungkin tapi daripada menyebarkan virus di
sangat banyak dibanding orang lain tapi,
luar sana lebih baik berdiam di rumah tanpa
seperti yang saya bilang, membaca adalah
bosan dan stress.
refreshing buat saya, bukan sebagai tugas
Kegiatan di dalam rumah berbeda-beda bagi
mencari ilmu. Oleh karena itu 90% buku
setiap orang dan tergantung pribadi masing-
yang saya baca adalah fiksi (baik novel dan
masing. Ada yang suka masak, bersih-bersih,
manga). Sebagai hobi terlama yang saya
mungkin menjahit dan menyulam serta lain
lakukan, modal buku yang saya punya pun
sebagainya. Tak lupa tentunya eksis di setiap
sangat mencukupi untuk dihabiskan selama
media sosial yang dipunya. Untuk kegiatan
berdiam diri di rumah. Tapi buku fisik bukan
yang terakhir ini kebetulan saya tidak terlalu
menjadi satu-satunya sumber yang bisa saya
gila medsos (selain whatsapp & goodreads).
dapatkan. Berikut rekomendasi aplikasi dan
Kegiatan saya masih sangat khas anak
website yang saya gunakan hampir setiap
mahasiswa kosan yaitu membaca, nonton
hari untuk membaca dan mendengarkan
film, dan juga main game. Selain hobi-hobi
audiobook:
ini, saya juga memutuskan untuk mencari-
Google Play book
cari kelas online gratis yang bisa saya ikuti untuk menambah ilmu bahasa yang ingin
Untuk mendapatkan ebook-ebook terbaru yang bisa diakses di smarphone kita.
#BekerjaDariRumah
dalam rumah juga sangat membantu.
meminjam semua ebook bahasa indonesia yang dimiliki Perpusnas. Mungkin untuk koleksi di tahun berjalan tidak terlalu update (baca: terbitan tahun 2020) tapi luasnya pilihan
Karena harga nya hampir sama dengan buku fisik, saya
#BekerjaDariRumah
termasuk jarang
membeli
disini. Namun saya
koleksi fiksi dan non fiksi membuat smartphone kita bagaikan perpustakaan dalam genggaman. Dan yang paling penting aplikasi ini tidak berbayar sama sekali. Audible/stories
Audible.com terkenal dengan koleksi
cukup sering menggunakan aplikasi ini
audiobooknya dan kita perlu membeli setiap
sebagai e-reader koleksi ebook pribadi.
buku yang ingin kita dengarkan. Namun
IPUSNAS
selama wabah Corona ini Audible memilih
Aplikasi binaan Perpusnas ini adalah
koleksi-koleksi yang bisa kita dengarkan
yang paling saya rekomendasikan. Cukup
secara gratis melalui website audible/stories.
login dengan FB atau Gmail kita bisa
Untuk yang ingin berlatih kemampuan
listening bahasa inggris melalui cerita,
Kelas Online
website ini sangat direkomendasikan.
Kelas online ini bisa dicari di youtube. Namun sebagian besar kelas online yang
Selain Audible, aplikasi SCRIBD juga menjadi
saya dapatkan menggunakan bahasa Inggris
sumber mendapatkan audiobook. Sistem
sebagai bahasa pengantar. Akhirnya saya
yang digunakan mirip dengan IPUSNAS
mengikuti kelas online di website Skillshare
yaitu meminjam koleksi audiobooknya
menggunakan dua bulan free trial .
namun harus membayar 70 ribu setiap
Pilihannya cukup beragam dari kelas bahasa
bulan. Sayangnya baik SCRIBD dan Audible
hingga kreativitas. Target saya selama dua
tidak menyediakan koleksi audiobook
bulan ini adalah menyelesaikan kelas bahasa
berbahasa Indonesia
Cina hingga level HSK3. Karena kelas di
Nonton Film Salah satu kegiatan utama kalau sudah capek membaca. Karena tidak punya TV , kebanyakan saya menonton film melalui internet di laptop. Di saat seperti ini sebagai
anak kosan, amat sangat bersyukur memasang wifi dirumah. Main Game.
website ini untuk English speaker, dengan mengikuti kelasnya juga bisa melatih kemampuan bahasa inggris. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Selain kelas Online saya juga menggunakan aplikasi aplikasi bahasa untuk smartphone. Demikian kegiatan anak kosan selama WFH
Saat ini saya suka dengan game memasak
ini selain makan tidur makan dan tidur.
dan puzzle. Paling menyenangkan saat
Jangan lupa bekerja, tetap Sibuk serta
bermain game sambil mendengarkan
jangan stres adalah tujuan utamanya. Sekian
audiobook.
dan Terimakasih.
#BekerjaDariRumah
Scribd.com
Integritas di Tengah Work From Home Jilid pertama work from home (WFH) karena
Suatu saat si keponakan bertanya :
pandemi covid-19, saya tetap ngantor setiap
Maklum, pekerjaan di Latbang sangat teknis
“Lek, emange nggone sampean gak WFH?” “Yo ana sie, sistem piket, Masio lain piketku, tapi iki iseh akeh gawean, yo tetep kerja nang kantor”, jawabku. “Kan enak kerja nang omah. Isa leren, isa kerja karo gletakan”, tambahnya. “Iyo sih” jawabku singkat.
dan padat.
Beberapa hari kemudian,,,,,,,
Alhamdulillah teman-teman sangat
Ternyata,,, pandemi covid-19 semakin
kooperatif, baik yang piket maupun yang
meluas. WFH lanjut dengan jilid kedua.
sedang WFH. Akhirnya banyak pekerjaan
Setelah menerima, jadwal piket dari Humas
yang bisa diselesaikan. Sambil bekerja
Puslatbang KDOD, tibalah saatnya saya
bersama teman-teman di kantor sembari
untuk kerja di rumah. Saya ingat betul, hari
ngobrol ngalor ngidul tentang covid-19.
itu hari Kamis tanggal 2 April. Kenapa saya
Kadang sambal bercandaan. Dalam hati,
ingat???? Karena pada hari tersebut ada
terfikir “kayaknya enak juga ya WFH. Pagi-
akad nikah anak dari saudara yang ada di
pagi bisa kerja langsung, tidak perlu keluar
Loa Buah. Walaupun saya diundang, saya
BBM -- hehehe, efek tempat tinggal jauh
tidak bisa datang. Karena Kamis hari kerja –
dari lokasi kerja. “Bisa ketemu tetangga saat
WFH bukan libur. Bekerja dari rumah.
sholat Dzuhur/Ashar berjamaah”, pikirku.
Sebenarnya saya bisa datang. Tapi hal itu
hari, walaupun tidak sedang piket. Yaaa karena memang masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan dikoordinasikan
#BekerjaDariRumah
bersama teman-teman bidang Latbang.
tidak saya lakukan. Sekitar pukul 09.00
yang nyeker-nyeker makanan. Akupun sambil
tetangga sebelah rumah, masih saudara,
senyum-senyum sendiri saja.
mendatangi saya, lalu berkata :
Waktu menunjukkan pukul 13.00. Saatnya saya mulai bekerja lagi. Walaupun kerja di rumah, saya tetap menjaga waktu kerja. Waktu kerja, ya kerja! Tidak bisa seenaknya menghabiskan waktu untuk kepentingan
Kemudian saya melanjutkan pekerjaan yang
pribadi. Saya terus bekerja sampai sore.
sempat tertunda sebentar. Karena di rumah
Berhenti saat adzan panggilan sholat Ashar
sendirian, tidak ada yang diajak ngobrol,
untuk sholat berjamaah. Setelah sholat,
pikiranku konsentrasi penuh pada pekerjaan.
sayapun melanjutkan lagi pekerjaan yang
Tak terasa jam istrihat tiba dan ternyata
belum selesai. Sekitar pkl. 17.15 WITA,
badan agak capek juga. Untuk mengisi
saudara sebelah rumah datang:
istirahat siang setelah sholat Dzuhur
“Wong kerja nang omah wae lho, kok yo sampe sore, mbok ndang leren” katanya. “Nggih ngeten niki, sami mawon kerjane ngatos sonten, lha dereng rampung e” jawabku. “Bedane Cuma gak nganggo mlaku, Ngono ae to?” katanya. “Inggih”, jawab singkatku.
berjamaah (di Musholla depan rumah), saya mengisi dengan hiburan. Apakah itu??? Saya
memelihara ayam di rumah --cuma beberapa ekor. Untuk menghilangkan kejenuhan (karena dari pagi tidak ada yang diajak ngobrol), sambil istirahat siang, asik juga ngasih makan ayam. Ngelihatin ayam-ayam yang rebutan makanan, ada ayam yang menghalangi ayam lainnya untuk makan, ada
Kamipun ngobrol-ngobrol ringan, sambil saya meneruskan pekerjaan yang belum kelar. Tak terasa haripun mulai sore & aku akhiri pekerjaan. Nanti dilanjut kembali setelah isya.
#BekerjaDariRumah
“Eee kowe melu po ra nang acara ijabane Puji (nama calon pengantin)” tanyanya. “Sepurane pak, kula ten griya tapi kula nembe kerja. Nitip salam mawon” jawabku singkat. “ Yo wis nek kerja” jawab si bapak.
Job-Sharing dan Kreativitas ditengah WFH Diberlakukannya Work From Home (WFH)
sesuai dengan target yang ditetapkan. Di sisi
secara signifikan mengubah pola kerja yang
yang lain, pandemi Covid-19 juga telah
rutin saya lalui. Proses kerja yang umumnya
menyebabkan anak-anak untuk bersekolah
dilakukan di kantor dan secara tatap muka
di rumah (School From Home). Alhasil,
kini beralih secara digital. Bahkan, koordinasi
tantangan WFH menjadi bertambah dan
dengan pimpinan dan rekan kerja juga
cukup berat, khususnya di waktu-waktu
dilakukan secara virtual, yang tentu
awal pemberlakuan WFH.
#BekerjaDariRumah
memerlukan kemampuan ekstra untuk
Ditengah tekanan WFH dan SFH
memahami setiap arahan atau instruksi yang
tersebut, terdapat celah yang
diberikan oleh pimpinan, atau pun untuk
mendorong kita agar mampu berpikir
menerangkan suatu pembagian pekerjaan
lebih kreatif untuk
secara jelas kepada rekan kerja. Semuanya
menangani dua
membutuhkan respon dan adaptasi yang
konteks situasi
cepat karena pemberlakukan WFH juga
tersebut secara
merupakan hal yang baru.
beriringan. Yakni,
Terkait pekerjaan, WFH “memaksa� saya
bagaimana
untuk mampu mengelola
memenuhi
pekerjaan yang dibebankan kepada saya
keinginan anak-anak untuk bermain dan
pengelolaan WFH sekaligus SFH di rumah
belajar di satu sisi, serta menyelesaikan
kami.
yang lainnya. Setelah berdiskusi dan
brainstorming bersama istri,
Ketika saya menemani anak-anak bermain dan belajar, istri saya memulai penyelesaian tugas-tugas kantornya hingga tuntas. Setelahnya, giliran saya yang menyelesaikan pekerjaan saya dan istri saya yang mengajak
akhirnya kami
anak-anak bermain dan belajar. Dengan pola
mengandalkan dua
seperti ini, baik kebutuhan untuk
kata kunci untuk
mengatasi tantangan tersebut, yakni Job-
Sharing dan kreativitas.
Job-Sharing atau membagi tugas secara bergantian menjadi unsur utama
mendampingi anak-anak dan menuntaskan pekerjaan dapat berjalan dengan optimal dan seimbang. Disadari bahwa dengan WFH waktu kerja relatif tidak cukup panjang layaknya ketika bekerja di kantor. Maka, pemilahan atas urutan prioritas dan urgensi pekerjaan kami lakukan agar pekerjaan dapat tuntas pada waktunya. Adanya Job-Sharing selama WFH sangat membantu untuk mencapai harapan ini. Kata kunci kedua adalah kreativitas. Anak -anak di awal-awal pelaksanaan WFH dan
SFH seringkali bertanya “kita ngapain hari ini pah?�. Berangkat dari pertanyaan ini
#BekerjaDariRumah
pekerjaan dengan efektif di sisi
kemudian memicu daya pikir kreatif kami
kendaraan.
untuk senantiasa menghadirkan hal-hal baru
Rumah kini menjadi epicentrum seluruh
bagi anak-anak untuk bermain dan belajar,
aktivitas keseharian semua orang di tengah
agar tidak cepat bosan dan “mati gaya�
pandemi Covid-19. Tidak hanya bekerja,
karena kelamaan #dirumahaja.
sekolah, hiburan, berolahraga, beribadah,
Pencarian terhadap aktivitas kreatif untuk
dan bahkan berkumpul bersama semuanya
anak-anak bermain dan belajar ini dapat
dilakukan di rumah. ketika semua beban
diperoleh dari berbagai macam sumber
tertumpu di dalam rumah, maka dibutuhkan
seperti, youtube, facebook, instagram, dan
kerjasama, kolaborasi, dan kebersamaan dari
lain-lain. Namun, karena seringkali
semua penghuninya agar dapat menjalani
ketersediaan bahan dan perlengkapan
seluruh aktivitas keseharian di rumah
terbatas di rumah, sehingga improvisasi sana-sini pun dilakukan agar aktivitas untuk anak-anak tetap bisa dilakukan. Jika kemudian anak-anak sampai pada titik
#BekerjaDariRumah
jenuh, biasanya kami mengajak anak-anak
untuk melakukan pekerjaanpekerjaan rumah seperti melipat dan merapikan baju, membantu mencuci piring,
berkebun, hingga membantu mencuci
tersebut dengan lebih bermakna.
Antara WFH, Kompromi Hati dan Sosial dinilai pakar dan praktisi berbagai bidang di
kasus pertama dan kedua COVID-19 diumumkan pada
Indonesia sejak diumumkannya kasus COVID
tanggal 2 Maret 2020, masih belum ada
-19 (Corona Virus Disease Tahun 2019) di
tindakan preventif yang signifikan, apalagi
Tiongkok pada pertengahan Januari 2020.
kebijakan pengetatan pengurangan
COVID-19 masih jauhhhh!!!!.. ya tentu
penularan COVID-19. Penerbangan masih
saja..Jarak Wuhan dengan Jakarta sejauh
normal, kegiatan pertemuan, baik oleh
4.166 km atau seperti kata saudara saya yang
masyarakat maupun intansi pemerintah
tinggal di desa “Insyaa Allah COVID-19 tidak
masih banyak diselenggakan. Istilah “cluster”
akan datang, lha di kampong. Jangankan
yang merujuk pada suatu pertemuan dimana
aktivitas bepergian ke luar negeri, ke Jakarta
kasus penyebaran COVID-19 mulai
aja jarang”. Jaman global ini Bung, ditambah
bermunculan dan menjadi bahan
disruptive-nya perkembangan ICT (Informasi,
perbincangan. Cluster bogor salah satunya
Komunikasi, Teknologi). Perkembangan
yang santer merebak dan menyebarkan
teknologi secara pesat, yang memiliki
penularan COVID-19 ke beberapa daerah.
konsekuensi aksesibilitas antar wilayah
Kemudian bermunculan cluster tabligh akbar
bahkan antar negara dan mobilitas manusia
Malaysia yang banyak menyebarkan kasus
menjadi begitu cepat, seolah dinafikan. Pun
COVID-19 di pulau Sumatera, cluster Musda
#BekerjaDariRumah
Santuy!!!!!…kesan inilah yang banyak
HIPMI Jabar, cluster pelatihan haji Jawa
wilayahmu?. Gak ada pilihan lain ya khan.
Timur, cluster Ijtima’ Gowa, dll.
Kebijakan Social distancing jangan dilawan,
Cluster-cluster baru membuat
Physical Distancing jangan ditentang, dan
perkembangan kasus positif COVID-19 terus
Work from Home (WFH) mulailah
bermunculan, daerah penularan tambah
dibiasakan. “ahhh Cuti atau tugas wae bisa
meluas. “Dengan kondisi ini, saatnya kita
sambil mengerjakan tugas kantor, mosok
#BekerjaDariRumah
kerja dari rumah (WFH, Belajar dari rumah
WFH berat ya..tapi..”, pergumulan batin dan
(SFH/Study from Home), ibadah dari rumah”,
pikiranku kompromi dengan WFH.
ungkap Presiden Joko Widodo pada tanggal
“Gini lho tak jelaskan masalahnya. Aku ini
15 Maret 2020 disiarkan oleh media nasional
sedang menata hati, mulai membiasakan
kenamaan. Akhirnya, kebijakan yang
tinggal di rumah sendiri. Berusaha terus
diistilahkan “social distancing” diterapkan
membangun keikhlasan menerima takdir.”
melihat perkembangan kasus COVID-19
ucap batinku. “bayang dan ratapan
dengan trend eksponensial. Kebijakan ini
kesendirian belum juga ikhlas pergi..masih
kemudian dirubah menjadi Physical
butuh waktu lagi. Lha ini COVID-19 datang
Distancing sesuai arahan WHO dan
tanpa permisi. “Lha apa aku bisa kerja? Jika
menyesuaikan budaya bangsa Indonesia
bayangnya masih menggelayut dalam
sejak 23 Maret 2020 untuk semakin
jiwa??”. Rentetan penjelasan batinku untuk
meminimalisir penularan COVID-19.
dicerna. “Sampai kapan mau larut dalam
#dirumahaja dan #stayathome menjadi
duka..Dia tak akan mungkin kembali..hanya
trending topik dunia selama pandemik
doa yang in syaa Allah
COVID-19 ini. Gimana dengan ODR?? ya
membantunya..ketidakikhlasanmu malah
taati anjuran pemerintah. Mau menjadi
akan memberatkannya”, tangkis logika
dalang bertebarnya COVID-19 di
pikiranku. “Ahhh kamu, begitu mudah
konsumsi ya..
pasti beda yang dikatakan”, sanggah batin
Tapi..ada rasa ketidaknyamanan sering
ini membela.
datang ke kantor dengan menyandang status
“Lha kok di kantor, khan WFH..kamu ODR
“ODR”, meskipun protokol Kesehatan taat
lho”, sapa Bos di kantor. “Mau ikut Zoom
dijalankan. Physical Distancing tak alpa
Meeting, Pak....di rumah takut mati lampu..
diterapkan. Cek suhu badan selalu ingat
hehe”, jawabku memberi alasan. Sebenarnya
dilakuka. Cuci tangan dijadikan kebiasaan,
sih mau mulai mencoba untuk WFH, tapi
dan masker muka selalu digunakan sebelum
ternyata ada jadwal seminar hasil aktualisasi
menjadi anjuran. Coba, harus bagaimana lagi
latsar CPNS via Zoom. Berisiko saat mati
untuk bisa meyakinkan. Namun, munculnya
lampu, signal telkomsel bisa ambyar. Bukit
istilah OTG, dan risiko menularkan ke teman
terjal di depan perumahan, menghalang
kantor menjadi beban berat dibanding harus
transmisi gelombang elktromagnetik telpon
memaksa berkompromi dengan hati
genggam. Mana pake member biasa Zoom,
melawan kesendirian dan ketenangan. Tidak
yang akan putus kurang dari 1 jam.
ad acara lain, kompromi sosial harus
Seminarnya lho berlangsung sekitar 6 Jam.
dikedepankan, yaitu tidak menjadikan diri
Sebenarnya kuakui ya bray, WFH itu
menjadi penyebab penularan. Menjaga rekan
berdampak penghematan besar buatku.
kerja tetap aman dan nyaman dengan
Mandi gak harus pagi-pagi, bisa dirapel di
ketidakhadiran fisik saya di sekitar mereka
siang hari. Tidak perlu merogoh kantong
dengan menaati anjuran #dirumahaja.
untuk membeli BBM menuju kantor. Hemat
Hari pertama WFH..
detergent, Baju tidak harus ganti tiap hari.
“Libur ya Mbak?”, sapa tetangga samping
Makan gak usah ribet, tinggal ambil yang
rumah melihatku di depan rumah dengan
ada di kulkas dan dapur. Tapi yang tinggal
memakai baju rumahan. “Dapat giliran kerja
#BekerjaDariRumah
mengucapkan, coba aja kalo merasakan,
di rumah mbak (alias WFH, hehehe‌gak
menjadi godaan setiap ashar menjelang.
usah pake istilah ini kali ya..yang penting
Selain bayangan fisiknya yang seakan hadir
paham),� bukan libur mbak karena tetap
di setiap sudut arah mata memandang. Ya
harus menyelesaikan kerjaan kantor di
bayangan almarhum, orang tersayang yang
rumah seperti jam kerja biasa,� jawabku
sering mengaduk perasaan. Yah sudahlah,
menjelaskan. Masyarakat umum, ada yang
hanya waktu yang dapat menjawab
menganggap WFH sebagai liburan di rumah.
kegundahan. Entah 200 atau sampai 1000
Seolah benar-benar tidak mengerjakan
hari harus kulewatkan.
tugas kantor. Risih ya dengarnya, seolah ada
Hari kedua dan selanjutnya..
anggapan menerima gaji buta, tanpa kerja.
WFH oh WFH.., Urusan pekerjaan,
Nah tugas kita nih, menjelaskan. Evidence
alhamdulillah berjalan lancer. Apalagi target
#BekerjaDariRumah
juga harus ditunjukkan, tidak keluar rumah
telah ditetapkan. Kesendirian yang masih
seharian saat hari kerja pas menjalani WFH.
dirasakan. Adaptasi terus diupayakan.
Dengan karakteristik kerjaanku, Kajian,
Ketenangan hati harus bisa dihadirkan.
tempat kerja tidaklah menjadi hambatan.
Strategi tepat menghalau kesendirian harus
PC/laptop, listrik, gadget, dan jaringan
dimunculkan. Jangan biarkan kesunyian
internet menjadi syarat selesainya kegiatan.
menyelimuti rumah dan pikiran. Caranya,
Diskusi dengan teman tidak harus
hadirkan lantunan nada dan ayat suci Al
berhadapan. Bisa secara daring, dengan
qur’an. Sesuai janji-NYA, hati akan
fasilitas Zoom Meeting, yang semakin
ditentramkan. Karena WFH harus
populer sejak physical distancing. Gangguan
disukseskan. Salah satu cara efektif
fisik jelas tak kurasakan, lha di rumah
menghambat penularan. Agar COVID-19
sendirian. Hanya kasur dan bantal yang
segera hilang.
Berkenalan dengan Dunia Internet empat saat tulisan ini saya buat pada masa Work From Home (WFH). Bagi
berkah kerena Ayah, Mba dan Mas ada dirumah, seperti ada mainan yang tidak akan membuat Adek merasa bosan jika
sebagian orang tidak mudah untuk
dibandingkan dengan mainan yang biasanya
melakukan penyesuaian begitupun juga bagi
dimainkan. Sampai rasa penasaran itu
saya. Terbiasa bekerja dikantor dan terhindar
memuncak sehingga Mba berbisik kepada
dari ajakan bermain anak – anak dirumah
Mas “Dek, (karena Mas adalah adeknya Mba
adalah kondisi aman dan tentram. Saya biasa
yang pertama) … itu Ayah kerjanya
menyapa, Mba, Mas dan Adek untuk
dirumahkan ya?”. Pertanyaan itu diteruskan
panggilan harian ke anak – anak. Kebetulan
oleh Mas kepada saya tanpa dipahami apa
Mba dan Mas sudah besar dan sudah bisa
maksudnya. Gedubrak…… seakan tidak
diberikan pengertian. Minggu pertama WFH,
percaya pertanyaan itu muncul dari anak –
Mba, Mas dan Adek menganggap tidak ada
anak saya. Jadi daya berikan pengertian apa
yang berbeda dari keseharian saya,
itu dirumahkan dan apa itu kerja dari rumah.
sepertinya anak – anak mengira saya hanya
Di sini saya bercerita mengenai dunia
cuti sebentar saja untuk menemaninya yang
internet disaat WFH, lebih kepada bagaimana
lebih dulu sekolah dari rumah. Pada hari ke
memperkenalkan google classroom, search
empat WFH, Mba dan Mas merasa ada yang
engine dan zoom meeting. Mba mungkin
tidak biasa karena ayahnya masih dirumah. Berbeda dengan Adek yang mendapat
adalah orang pertama dirumah yang senang
#BekerjaDariRumah
Tepatnya sudah masuk minggu ke
#BekerjaDariRumah
dan berterimakasih karena ayahnya WFH,
Ini yang kemudian membuat Mba menjadi
karena dengan begitu dia mendapatkan
antusias untuk menyelesaikan semua tugas
akses internet yang sama dengan jam kerja
sekolahnya.
ayahnya. Hingga tiba saatnya Mba
Berbeda dengan Mas yang rindu berat
mendapatkan tugas dari sekolah dengan
dengan teman – teman sekolahnya karena
menggunakan google classroom. Saya
sudah penat dengan banyaknya tugas
hanya bisa bilang wow‌.
sekolah sekalipun sudah dibantu dengan
Ini kesempatan memperkenalkan hebatnya
ayah bundanya. Untungnya lagi wali kelas
dunia teknologi dan informasi saat ini.
mengajak zoom meeting setiap hari senin
Beruntung Mba sudah dikenalkan dengan
jam 19.00 wita.
akun gmail yang sudah dimilikinya saat
Ini menjadi kesempatan saya lagi untuk
masuk SMP dan terhubung dengan family
memperkenalkan zoom meeting yang biasa
link di akun gmail saya sehingga dapat
juga dipakai oleh kantor tempat saya
dengan tenang memberikan kepercayaan
berkerja. Mas sangat senang sekali ketika
dan memonitor aktivitas akun gmail Mba.
dapat melihat video teman - teman kelasnya
Hal yang menarik berikutnya dengan
dan bunda wali kelasnya. Ayahnya yang
banyaknya tugas dirumah justru membuat
memperkenalkan zoom meeting sudah tidak
saya kewalahan karena ditanya bagaimana
diperlukan lagi, Itulah yang kemudian
caranya menyelesaikan soal pelajaran SMP.
menurut saya, WFH memperkenalkan
Kemudian saya perkenalkan search engine
sesuatu yang baru dan diluar dari kebiasaan.
dimana google search bisa menjadi salah
Rasakan kesulitannya, keceriannya dan
satu cara untuk mendapatkan referensi dan
keunikannya, selamat menikmati masa –
solusi dalam menyelesaikan tugas sekolah.
masa WFH. #dirumahaja.
#BekerjaDariRumah
Change or Die : Could You Change When
Suasana pikiran dan batin kita seolah masuk
Change Matters Most?
dan dipaksa menjawab pertanyaan : Could
Inilah karya monumental seorang jurnalis
you change when change matters most?
kenamaan, Alan Deutschman. Karyanya
Deutschman tahun masih banyak
selalu best seller dan diterjemahkan ke
masyarakat kita yang memilih mati, karena
dalam delapan bahasa. Umumnya seorang
tidak mau berubah. Mereka menganggap
jurnalis, gaya penulisannya tentu berbeda
dunia tetap sama. Tidak berubah.
dengan para akademisi. Kekuatan karya
Sementara sebagian yang lain sibuk
Deutschman ada pada kemampuan dan
menyiapkan perubahan besarnya untuk
pengalamannya dalam menuliskan realitas
menggapai mimpi dengan kerja keras dan
dan konteks masalah yang dihadapi
kerja cerdas.
#BekerjaDariRumah
masyarakat. Demikian dengan karyanya
Dalam bukunya, Deutschman mengambil
yang lain seperti The Second Coming of
sebuah kesimpulan penting : kita semua
Steve Jobs (2000), A Tale of Two Valleys
memiliki kemampuan untuk mengubah
(2003), Walk the Walk (2009), dan How
perilaku kita, namun jarang yang
Steve Jobs Changed Our World (2011).
Change or Die
melakukannya. Dia mencontohkan. Seorang
Change or Die (2007) misalnya, sangat
melakukan perubahan dan bisa menjadi
kontekstual dan kita memerlukannya.
pemenang, namun mereka tidak mau
penderita penyakit jantung hingga pelanggar berulang sistem peradilan pidana hingga perusahaan yang terjebak dalam praktik bisnis bermasalah adalah contoh kecil, bahwa kemampuan mereka ada untuk
mengeksekusinya.
Apa yang diceritakan Deutschman, adalah
kebiasaan lama terdistorsi. Gaya hidup tidak
tentang saya, anda dan kita yang hidup di
sehat memaksa setiap orang merubahnya
zaman yang sangat berubah cepat. Pesannya
menjadi gaya hidup lebih sehat.
mengena, jika dikontekstualisasikan dengan
Menggunakan masker, jaga jarak, cuci
keadaan masyarakat kita yang terbelah
tangan, memakan makanan sehat untuk
dalam menghadapi pandemi Coronavirus
menjaga imunitas tubuh dan lain
Disease 2019 (Covid 19). Bisa karena
sebagainya. Bahkan kebiasaan berkumpul di
kebijakan yang berubah-ubah, atau karena
restoran bersama teman, menghadiri
perilaku kita yang senang berkumpul
undangan pesta atau rapat-rapat yang
dengan komunitas, atau karena terdesak
melebihi 10 orang, dan kebiasaan bekerja
karena kebutuhan, dan lain sebagainya. di
dari kantor pun berubah. *****
paramedis merasa yang paling dirugikan,
Bagaimana mengawali hidup baru dengan
karena sikap dan perilaku masyarakat kita
cara baru, kebiasaan baru? Semuanya serba
yang tidak mau berubah. Korban berjatuhan.
tidak nyaman. Menggunakan masker
Tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh
misalnya. Bagi sebagian orang ada perasaan
dunia. Jutaan manusia meregang nyawa
tidak nyaman. Karena ini bukan adab kita.
termasuk didalamnya tenaga kesehatan.
Tentu mudah bagi seorang tenaga medis.
Pesan perubahan yang dibawa Deutschman,
Karena penggunaan masker adalah salah
bukan hanya untuk kita saja. Tetapi juga
satu syarat bekerja di tempat dengan tingkat
untuk sesama. Karena pilihan perubahan
resiko tinggi. Padahal ini cara paling penting
adalah pilihan kemanusiaan yang universal.
agar kita ikut serta memutus mata rantai
Pada saat pandemi Covid 19 seperti saat ini,
persebaran Covid 19.
#BekerjaDariRumah
sebagian yang lain, tenaga medis dan
#BekerjaDariRumah
Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
(31/3/2020), Pemerintah menerbitkan
pekerja swasta, untuk mencegah penyebaran
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020
Covid 19, Pemerintah dan sejumlah
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar
pemerintah daerah menghimbau masyarakat
dalam rangka Percepatan Penanganan
untuk melakukan aktivitasnya dari rumah.
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Secara
Salah satunya bekerja dari rumah (work from
detil terkait teknis pelaksanaan PSBB diatur
home). Istilah bekerja dari rumah menjadi
melalui Peraturan Menteri Kesehatan
populer setelah presiden menetapkan
(Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
tentang Pedoman Pembatasan Sosial
(PSBB). Istilah PSBB muncul dari Presiden
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Joko Widodo yang menyebut PSBB sebagai
Penanganan Coronavirus Disease 2019
upaya yang harus dilakukan untuk melawan
(Covid-19).
pandemi Covid-19. Ketika itu, Jokowi
Seluruh kementerian/lembaga di semua
memimpin rapat terbatas bersama sejumlah
level dan sejumlah pemerintah daerah
menteri via sambungan video pada 30 Maret
mengambil keputusan untuk melaksanakan
2020.
bekerja dari rumah tersebut di kantor
"Saya minta pembatasan sosial berskala
masing-masing termasuk di seluruh Satker
besar, physical distancing, dilakukan lebih
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Bahkan
tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi.
di hampir seluruh perusahaan swasta
Sehingga tadi juga sudah saya sampaikan
termasuk perusahaan berbasis teknologi
perlu didampingi kebijakan darurat sipil,"
seperti Gojek, Bukalapak, dan Tokopedia
kata Jokowi ketika itu.
pun melakukannya. Mengacu pada pada
Sehari setelah itu, tepat pada hari Selasa
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI
diterima secara umum. Pekerjaan yang
pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dilakukan dari tempat-tempat selain ruang
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi
kantor tradisional telah didefinisikan sebagai
Covid-19 sedemikian rupa untuk mencegah
telework, telecommuting, kerja virtual,
kemungkinan penyebarannya. Semua ini
teleworking berbasis rumah, telework
dilakukan untuk mencegah semakin
mobile, pekerjaan jarak jauh, dan lain-lain.
meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan
Sebagaimana Bailey dan Kurland, Audrone
kesehatan masyarakat yang sedang terjadi
Nakrošienė, Ilona Bučiūnienė,dan Bernadeta
antar orang di suatu wilayah tertentu.
Goštautaitė (2019), memilih istilah telework
*****
daripada work from home, sekalipun dalam
Istilah work from home tidak banyak dikenal
judul artikelnya menggunakan istilah
di jagad akademis. Mungkin karena istilah
working from home. Penelitian yang
itu muncul sebagai respon terhadap
bertujuan untuk menggali faktor-faktor
pandemi Covid 19. Saya hanya menemukan
penting yang memberikan dampak pada
padanan katanya. Sebagaimana yang ditulis
hasil atau produktifitas telework,
D.E. Bailey dan N.B. Kurland (2002), dalam
menemukan bahwa bahwa berkurangnya
artikelnya yang berjudul A review of
komunikasi dengan rekan kerja, kepercayaan
telework research: findings, new directions,
dan dukungan atasan, kesesuaian tempat
and lessons for the study of modern work,
kerja di rumah menjadi faktor yang paling
yang terbit di Journal of Organizational
penting dan berdampak pada hasil
Behavior (Vol. 23. No. 4, pp. 383-400).
telework.
Telework sebagai fenomena luas dan
Hasil kajian yang dimuat di International
kompleks yang tidak memiliki definisi yang
Journal of Manpower dengan judul Working
#BekerjaDariRumah
Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah
from home: characteristics and outcomes of
produktif meskipun bekerja dari rumah.
telework (DOI: 10.1108/IJM-07-2017-
Dari 1.213 responden yang diteliti terdapat
0172) ini juga memberikan petunjuk bahwa
64 persen yang menyatakan bekerja dari
produktivitas kerja individu dalam
rumah. Para responden itu terdiri dari 54,3
melakukan telework lebih tinggi, seiring
persen laki-laki dan 45,7 persen perempuan.
dengan semakin berkurangnya waktu dalam
Responden itu terdiri dari 23,9 persen yang
berkomunikasi dengan rekan kerja, tempat
tinggal di desa, dan 76,1 persen yang
kerja yang cocok di rumah --kemungkinan
tinggal di kota.
untuk merawat anggota keluarga saat bekerja. Implikasi praktis dari penelitian ini memberikan wawasan tentang manajemen
telework dalam organisasi dengan menyoroti faktor-faktor yang mempromosikan kepuasan, produktivitas, dan peluang karir yang dirasakan oleh para
#BekerjaDariRumah
pekerja telework.
Senada dengan penelitian ini, survei
Kajian ini merekomendasikan bahwa dalam jangka panjang bekerja dari rumah masih bisa terus diberlakukan terutama sebelum pandemi Covid-19 berakhir. Namun, kajian ini juga mengingatkan bahwa bekerja dari rumah akan berpengaruh terhadap pola konsumsi dan mobilitas pekerja yang berpengaruh terhadap berjalannya perekonomian masyarakat terutama sektor
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
jasa transportasi, perdagangan dan
Kementerian Ketenagakerjaan dan
makanan.
Universitas Indonesia (Republika.co.id, 21 Mei 2020) juga mengungkapkan hal yang
sama. Dari kajian itu disebutkan bahwa sebanyak 78 persen pekerja mengaku tetap
Melihat kecenderungan dari kajian empirik diatas, bekerja dari rumah adalah alternatif yang dapat ditawarkan sebagai solusi bagi
pemerintah dan dunia usaha.
“WFH akan menyedot waktu efektif kita
Pertama, karena sistem kerja dari rumah
dalam hal pekerjaan kantor dan pekerjaan
efektif mengurangi resiko terpaparnya
rumah tangga. Oleh karena itu, pembagian
pegawai dan pekerja sekaligus menjadi
waktu merupakan hal terpenting.
instrumen penting dalam memutus mata
Menentukan skala prioritas dan jadwal
rantai penyebaran Covid 19. Kedua,
bekerja juga harus diperhatikan�.
produktivitas pegawai dan pekerja tidak
Bekerja dari rumah juga membuat pegawai
perlu dipertanyakan. Bahkan menjadi
jauh lebih kreatif. Bahkan kompetensi
sumber motivasi penting dalam
pegawai bisa meningkat karena
meningkatkan capaian-capaian kerja yang
kemampuannya dalam mencari pelatihan-
ditargetkan organisasi. Ketiga, menjaga
pelatihan online baik yang gratis maupun
penting. Banyaknya kasus perceraian terjadi karena kesalahpahaman kita dengan anggota keluarga. Bekerja dari rumah bisa menjadi solusi.
Memang bekerja dari rumah tidak mudah.
berbayar. Sebagaimana yang diungkapkan Risti Auliya Safari berikut ini : “Kegiatan saya masih sangat khas anak mahasiswa kosan yaitu membaca, nonton film, dan juga main game. Selain hobi-hobi ini, saya juga memutuskan untuk mencari-
Ini soal kebiasaan saja sebenarnya. Menurut
cari kelas online gratis yang bisa saya ikuti
pegawai bekerja dari rumah akan menyedot
untuk menambah ilmu bahasa yang ingin
waktu efektif. Namun itu bisa diatasi jika
lebih saya dalami�.
kemampuan mengelola waktu setiap
pegawai baik, sebagaimana dikatakan Ricky N. Permadi berikut ini :
Hal sama juga disampaikan oleh Rustan Amarullah bahwa ini kesempatan pegawai untuk mendorong kreatifitasnya.
#BekerjaDariRumah
keharmonisan keluarga juga menjadi bagian
#BekerjaDariRumah
“Ditengah tekanan WFH dan SFH tersebut,
Meskipun demikian, dampak negatif sebagai
terdapat celah yang mendorong kita agar
ekses pelaksanaan bekerja dari rumah juga
mampu berpikir lebih kreatif untuk
mesti diperhatikan. Sebagaimana survei
menangani dua konteks situasi tersebut
yang dilakukan oleh LIPI, Kementerian
secara beriringan. Yakni, bagaimana
Tenaga Kerja dan Universitas Indonesia
memenuhi keinginan anak-anak untuk
misalnya, bekerja dari rumah dapat
bermain dan belajar di satu sisi, serta
memperdalam krisis ekonomi yang
menyelesaikan pekerjaan dengan efektif di
sebelumnya terdampak oleh pandemi Covid
sisi yang lainnya�.
19. Sektor-sektor terparah yang perlu
Bahkan banyak tantangan yang menantang,
menjadi perhatian khusus karena ekses
khususnya bagi tenaga medis kantor, salah
belajar dari rumah adalah sektor konstruksi,
satunya adalah mengasah kemampuan
sektor perdagangan, rumah makan dan jasa,
melakukan telemedicine, sebagaimana
sektor transportasi, pergudangan dan
dituturkan oleh dr. Nurhayati berikut ini :
komunikasi.
“Bagi saya sebagai tenaga kesehatan, di
Dilematis memang. Pilihan pemerintah jelas:
masa pandemi ini menerapkan telemedicine
kembali bekerja dari kantor. Agar ekonomi
memang menjadi pilihan saat WFH. Di luar
kembali berputar. Inilah sikap Pemerintah.
masa pandemi, tentu saja interaksi secara
Saya jadi teringat pandangan Thomas R Dye
langsung antara dokter dan pasien tetaplah
bahwa kebijakan publik adalah apapun yang
yang utama karena pasien adalah makhluk
dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan
bernyawa dengan keunikannya masing-
ataupun tidak dikerjakan (public policy is
masing sehingga hasil pemeriksaan secara
whatever government choose, to do or not
objektif akan berbeda�.
to do).
Dr. Mariman Darto, SE.,M.Si lahir di Cepu, Jawa Tengah. Alumni S1 Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang ini mulai aktif menulis sejak mahasiswa. Berbagai tulisan artikel di koran dan majalah nasional telah diterbitkan, antara lain di harian umum Kompas dan Republika, Majalah Tiras dan Swa (Swasembada). Pengalaman sebagai
peneliti di Center Information
and Development Studies (CIDES), memberikan pembelajaran penting baginya untuk memahami problematika yang dihadapi masyarakat. Pengalaman ini kemudian menjadi amunisi dan modal besar untuk menulis di berbagai jurnal baik nasional maupun internasional antara lain di
Administrator, European Journal of Business and Management, dan beberapa jurnal lainnya. Lulusan Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik UI (2001) dan S3 Manajemen Universitas Mulawarman
Samarinda ini bergabung di LAN sejak 2005. Menjadi Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD) LAN sejak 2014, setelah sebelumnya menjadi Kepala Bidang Kajian Kebijakan dan Administrasi Negara (2011). Berbagai pengalaman penelitian dan menempuh pendidikan, digunakannya untuk menulis 23 buku antara lain : Perilaku Prososial bagi Revolusi Mental (2016), Organizational Citizenship Behavior dan Kinerja Organisasi : Teori, Praktek dan Internalisasinya di Sektor Publik (2016), My Dad is My Hero, sebuah Novel (2017). Termasuk buku yang pembaca nikmati ini. Satu hal yang menjadi prinsipnya adalah “Menulislah agar sejarah berpihak. Apalagi menulis itu adalah sedekah�..
#BekerjaDariRumah
Tentang Editor
jurnal Sintesis, Jurnal Afkar, Jurnal Borneo
Bekerja dari rumah memberikan pengalaman yang berharga, meskipun pada awalnya membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah. Namun ini dapat menjadi sarana pembelajaran penting bagi setiap pegawai yang telah sudi menuliskan kisah pendeknya, sekaligus sebagai sarana pembiasaan menulis. Dr. Adi Suryanto (2020), Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Berkurangnya komunikasi dengan rekan kerja, kepercayaan dan dukungan atasan, kesesuaian tempat kerja di rumah menjadi faktor yang paling penting dan berdampak pada produktivitas pegawai yang melaksanakan telework atau work from home. Audrone, Ilona,dan Bernadeta.
#BekerjaDariRumah
Working from Home: Characteristics and Outcomes of Telework, International Journal of Manpower (2019) Sebanyak 78 persen pekerja mengaku tetap produktif meskipun bekerja dari rumah. Dalam jangka panjang bekerja dari rumah masih bisa terus diberlakukan terutama sebelum pandemi Covid-19 berakhir. LIPI, UI dan Kemenaker RI Survey Produktivitas Work From Home (2020)