Bekerja Dari Rumah | Tetap Produktif di Tengah Covid

Page 1

#BekerjaDariRumah



Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) dan Pasa; 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).


Dr. Mariman Darto

#BekerjaDariRumah

(Editor)


#BekerjaDariRumah

Tetap Produktif di Tengah Covid Diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia oleh: Kerjasama antara Puslatbang KDOD dan DPublizer

ISBN: 978-979-1176-49-1 Editor Mariman Darto

Tim Pelaksana Humas Puslatbang KDOD

Desain Cover & Layout Nur Ersandi

#BekerjaDariRumah

Pengarah Adi Suryanto

Dilarang untuk mengganti isi buku ini dan mencetak dan memperjualbelikannya Semua isi dan rancangan ada dalam perlindungan Undang-undang


Dafta

#BekerjaDariRumah

Pengantar Editor

Epilog

Sebuah Pengantar

Bagian C


ar Isi

Prolog Bagian B

#BekerjaDariRumah

Bagian A


#BekerjaDariRumah


#BekerjaDariRumah


Pengantar Editor Syukur Alhamdulillah, buku #BekerjaDariRumah: Tetap Produktif di Tengah Covid, selesai tepat waktu. Lahirnya buku ini sebenarnya dilatarbelakangi oleh harapan beberapa pertimbangan, antara lain :

Pertama, membangun kultur menulis bagi para pegawai adalah sebuah keniscayaan. Terlebih, seorang pegawai ASN yang berada di dalam sebuah lembaga pengkajian kebijakan publik, khususnya di bidang desentralisasi dan otonomi daerah,

#BekerjaDariRumah

tentu tradisi menulis adalah kebutuhan. Tidak hanya para pejabat fungsional keahlian saja, namun juga pejabat fungsional keterampilan termasuk pejabat struktural hukumnya wajib.

Kedua, menulis bagi pegawai adalah menyehatkan dan membangun optimisme, apalagi pada saat pandemik Coronavirus

Disease 2019 (Covid 19). Sehat dan


optimisme penting untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Ketiga, untuk mendokumentasikan segala hal yang positif, kreatif dan inovatif selama bekerja dari rumah. Sayang sekali, berbagai gagasan dan praktek mengeksekusi gagasan tidak terdokumentasikan secara baik. Pengalaman seperti ini penting untuk diketahui agar suatu saat nanti ada diantara kita yang membutuhkan pengalaman baik seperti dalam buku ini.

Keempat, sebagai instrument bagi kita untuk bersedekah, beramal dan sharing kebaikan. Tentu setiap kita sebagai makhluk beriman, implementasi keimanan perlu dilakukan dengan beramal, bersedekah. Karena iman tanpa amal adalah hampa.

Ucapan terimakasih tentu saya sampaikan kepada seluruh pegawai atas semangatnya untuk bersedekah tulisan, sehingga buku sederhana ini bias dihadapan kita sekalian. Semoga keberkahan dan kebaikan selalu kita peroleh. Selamat membaca! Samarinda, 29 Juni 2020 Dr. Mariman Darto | Kepala Puslatbang KDOD

#BekerjaDariRumah

Sebaliknya amal tanpa iman adalah percuma.


#BekerjaDariRumah

Pengantar Sebuah


Buku yang kemudian diberi judul

#BekerjaDariRumah : Tetap Produktif di Tengah Covid ini saya yakin memberikan pesan bahwa bekerja dari rumah memberikan pengalaman yang berharga, meskipun pada awalnya membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah. Banyak gangguan dari anak-anak yang umumnya masih kecil, juga harus mengurusi dapur dan berbagai hal yang lain. Namun ini dapat menjadi sarana pembelajaran penting bagi setiap pegawai yang telah sudi menuliskan kisah pendeknya, sekaligus sebagai sarana pembiasaan menulis. Karena menulis itu tidak mudah.

Coronavirus Disease 2019 atau dikenal sebagai Covid 19 berdampak luas bagi kehidupan warga,

#BekerjaDariRumah

Tetap Produktif di Tengah Covid

P

ertama saya sampaikan apresiasi kepada Puslatbang KDOD, dalam hal ini saudara Mariman Darto sebagai editor, yang telah mendokumentasikan catatan kecil tentang pengalaman pegawai Puslatbang KDOD selama bekerja dari rumah (work from home).


masyarakat dan negara. Tidak hanya

Jaga jarak (physical distancing) antar orang

mengancam kesehatan masyarakat saja,

di tempat umum diatur dengan jarak satu

Pandemik Covid 19, yang telah menyebar ke

hingga dua meter. Pemerintah juga

seluruh dunia ini, juga membawah dampak

mengatur tentang membiasakan untuk tetap

ekonomi yang sangat luas. Bahkan ancaman

tinggal di rumah (social distancing) kecuali

krisis ekonomi di depan mata.

untuk keperluan yang sangat mendesak.

Covid 19 telah mengubah cara pandang kita

Bahkan, dalam hal sholat berjamaah di

tentang sebuah masa depan baru. Hal ihwal

masjid, melakukan ritual ibadah di tempat-

tentang kebiasaan masa lalu, tampaknya tak

tempat ibadah lainnya seperti di gereja,

lagi ada. Sebaliknya, hal-hal baru yang tidak

vihara, pura dan tempat peribadatan yang

umum menjadi kebiasaan yang wajib

lain, Pemerintah mengaturnya. Semuanya ini

dilakukan, terlebih soal protokol kesehatan. Masker dulu tidak diwajibkan. Namun, hari

#BekerjaDariRumah

ini tanpa masker bisa berakibat fatal :

dilakukan untuk mengurangi dampak Covid 19, agar kita selamat dari wabah yang mematikan.

kematian! Sehingga pemerintah

Cara pandang tentang budaya baru, tentang

mengharuskannya. Kenapa? Karena sumber

kemampuan melakukan kebiasaan baru,

penularan utama melalui pernafasan.

tentang bagaimana kita hidup dalam

Dengan masker, setidaknya mengurangi

tekanan pandemi Covid 19 yang terus

bahkan menghambat proses penularan

mengintai adalah sebuah sikap mental yang

Covid 19. Pun juga sama dengan protokol

perlu disiapkan. Bukan soal kematian, tetapi

kesehatan yang lain. Misalnya pembiasaan

soal menyiapkan hidup ke depan, yang

cuci tangan yang sebelumnya hanya

boleh jadi, penuh ketidaknyamanan karena

himbauan sekarang menjadi wajib dilakukan.

hilangnya status quo. Hilangnya hal normal


kehadiran pegawai dalam satu kantor.

tradisi baru yang sebagian menyebut era

Setiap ASN yang bekerja di kantor, wajib

new normal, zaman kenormalan baru.

menggunakan masker dalam menjalani

Kata kuncinya adalah bagaimana

sistem kerja baru. ASN juga diwajibkan

beradaptasi dengan era kenormalan baru,

menyesuaikan jarak tempat duduk sejauh 1,5

terutama bagi ASN? Pemerintah mengambil

hingga 2 meter, menjaga jarak atau social/

langkah cepat dengan menetapkan sejumlah

physical distancing saat melakukan

kebijakan. salah satunya adalah kebijakan

pertemuan, dan mengurangi kunjungan

terkait sistem kerja pegawai ASN dalam

kerja dengan melakukan rapat via daring.

tatanan normal baru. Kebijakan ini diambil

Selain itu, pegawai dengan usia di atas 50

sebagai langkah antisipasi terhadap

tahun yang memiliki riwayat kesehatan

pencegahan dan sekaligus menghambat

disarankan bekerja dari rumah (work from

penyebaran Covid 19.

home).

Sebagai misal dengan keluarnya Surat

Surat edaran ini juga memberlakukan

Edaran Menteri PANRB No. 58/2020 tentang

pengetatan pada perjalanan dinas bagi ASN

Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara

selama masa PSBB. Secara umum, ASN

Dalam Tatanan Normal Baru menegaskan

belum diperbolehkan berdinas ke luar kota.

bahwa ASN tetap menjalankan tugas dan

Namun, apabila perjalanan dinas tersebut

fungsi secara produktif. Namun dalam

sifatnya mendesak, dilengkapi surat dinas,

konteks daerah menjalankan Pembatasan

dan daerah yang dituju merupakan zona

Sosial Berskala Besar (PSBB), maka kantor

hijau, maka yang bersangkutan

pemerintah bisa menerapkan saat work from

diperbolehkan melakukan perjalanan dinas.

office (WFO) dengan maksimal 50 persen

#BekerjaDariRumah

yang membuat kita nyaman. Dan digantikan


#BekerjaDariRumah

Masing-masing kementerian dan lembaga

19 yang masih terus mengancam, sekaligus

harus memiliki dukungan sumber daya

untuk mempersempit penyebarannya.

manusia, dukungan infrastruktur

Lantas bagaimana dengan pola interaksi

menyesuaikan sarana yang ada, serta

antar pegawai, pegawai dengan pimpinan

menggunakan teknologi informasi sesuai

dan bagaimana layanan LAN selanjutnya?

dengan pedoman untuk menunjang

Semuanya dilakukan melalui pemanfaatan

pekerjaan selama tatanan kehidupan baru.

teknologi informasi dan telekomunikasi.

Sistem kerja tersebut merupakan pola baru,

Berbagai sistem aplikasi teleconference,

sehingga para ASN diminta lebih kreatif dan

meeting, seminar, focus group discussion,

inovatif untuk menyesuaikan diri.

distance learning atau e-learning

Di Lembaga Administrasi Negara (LAN),

dimanfaatkan secara optimal oleh LAN.

Kepala LAN juga menindaklanjuti melalui

Sistem presensi pegawai juga telah

Surat Edaran 9 Tahun 2020 tentang Work

diintegrasikan dengan GPS sekaligus untuk

From Home (WFH) Dalam Masa Pandemi

mengontrol pergerakan pegawai diseluruh

Coronavirus Disease (Covid 19) bagi pegawai

kantor LAN di Indonesia. Sistem ini juga

Lembaga Administrasi Negara tertanggal 18

dapat digunakan untuk pemantauan

Maret 2020. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi pegawai LAN dalam melaksanakan WFH selama kurun waktu tertentu. Kebijakan ini pun berlanjut hingga keluarnya SE Nomor 12 Tahun 2020 dan SE Nomor 15 tahun 2020

keadaan kesehatan serta kinerja pegawai. Inilah alasan kita untuk tetap produktif di saat pandemi Covid 19. Selamat kepada seluruh pegawai Puslatbang KDOD LAN.

tentang hal yang sama. Sekali lagi kebijakan

Jakarta, 29 Juni 2020

ini ditempuh karena kondisi pandemi Covid

Dr. Adi Suryanto, M.Si | Kepala LAN RI


#BekerjaDariRumah


#BekerjaDariRumah

nisiatif penulisan buku

Menteri Keuangan, Sri Mulyani terus

#BekerjaDariRumah: Tetap Produktif

melakukan revisi pertumbuhan di kisaran

di Tengah Covid muncul disaat

dua persen. Bahkan, menurutnya bisa terjun

sebagian orang panik. Panik karena

bebas di level di bawah 0 persen. Sungguh

ada sesuatu yang tak tampak, namun

kondisi yang tidak diinginkan oleh semua

membunuh jutaan orang di dunia. Panik

pihak. Karena dampaknya bisa ditebak :

karena berita hoax tentang Coronavirus

daya beli masyarakat kian tergerus.

Disease 2019 (Covid 19) menyebar melebihi

Pengangguran tidak bisa dibendung. Angka

kecepatan penyebaran Covid 19. Panik

kemiskinan meningkat. Ketimpangan pasti

takut kehabisan bahan makanan sehingga

melebar. Semuanya membawa keprihatinan

harus melancarkan aksi panic buying. Bagi

kita. Namun, ditengah kondisi tekanan yang

perekonomian dunia ini adalah awal dari

menyuramkan itu, kita tetap harus

resesi. Bagi Indonesia, dampaknya bagi

bertindak proporsional dan rasional.

perekonomian, sungguh tidak bisa

Sebagai pimpinan tentu saya berharap

diremehkan. Perusahaan tutup. Restoran tak

kasus Covid 19 tidak berpengaruh terhadap

buka lagi. penerbangan dibatalkan. Bahkan

psikis pegawai, apalagi sampai stress.

sebagian maskapai merugi lalu berakhir

Apalagi kata para ahli, kegalauan hati,

pailit. Perdagangan yang merupakan urat

ketidaktenangan karena stress, negative

nadi masyarakat mati. Pelayanan publik

thinking adalah salah satu pemicu virus

sementara diberhentikan. Pembangunan

mematikan itu menghampiri kita. Apalagi,

infrastruktur berhenti karena refocusing dan

dalam setiap Rapat Pimpinan melalui Zoom

relokasi anggaran untuk kegawatdaruratan

Cloud Meeting, kepala LAN, Dr. Adi

dan tanggap bencana.

Suryanto selalu mengingatkan jajarannya


untuk bertanggungjawab dan selalu

Rudystina (hellosehat.com, 15/11/2019),

mengawasi pergerakan pegawainya, untuk

menulis bermanfaat bagi kesehatan.

tanpa syarat. Karena itu, arahan itu bagi saya adalah petunjuk untuk kemudian dilaksanakan. Apalagi soal kesehatan pegawai bagi saya adalah hal yang tak bisa

Menulis

ditawar. Sangat penting untuk keberlanjutan

Pertama, membantu memulihkan emosi.

kinerja organisasi. Kenapa? Pegawai yang

Menurut sebuah studi di Selandia Baru,

sehat akan sangat menentukan kesehatan

peserta yang pernah mengalami

(kinerja) organisasi. Tidak ada organisasi

pengambilan biopsi kulit ditugaskan untuk

yang mau mengambil resiko, yang

menulis sebuah catatan mengenai pikiran

membiarkan pegawainya sakit. Pun juga

terdalam tentang apapun selain perasaan

sama dengan pegawai. Pilihannya adalah

atau keyakinan mereka. Kemudian, setelah

sehat. Sekalipun protokol kesehatan ketat

dua minggu, para peneliti mengamati

harus benar-benar diterapkan. Pertanyaan

kemajuan bekas luka yang ada di tubuh

penting yang perlu dijawab adalah

mereka. Dan hasilnya adalah, mereka yang

bagaimana mengubah tekanan psikologis

menulis tulisan ekspresif mengalami

itu menjadi semangat baru dalam

pemulihan lebih cepat daripada mereka

membangun optimisme?

yang dilarang menulis tentang perasaan

Jawaban atas pertanyaan itu, salah satunya

mereka.

adalah menulis! Menurut dr. Andreas Wilson

Kedua, mengubah cara berpikir pasien

Setiawan, sebagaimana ditulis Adinda

kanker terhadap penyakit mereka. Sebuah

#BekerjaDariRumah

memastikan kesehatan seluruh pegawai


#BekerjaDariRumah

studi yang ditulis dalam jurnal The

syukuri sebelum tidur memiliki kualitas tidur

Oncologist (2008) menunjukkan bahwa

yang lebih baik dan lebih panjang.

tulisan ekspresif dapat membantu pasien

Kelima, membuat kita berbicara lebih

kanker, dengan mengubah cara pikir,

lancar. Sebagian besar hal ini disebabkan

sekaligus meningkatkan kualitas hidup

oleh peningkatan kosakata dan pengasahan

mereka.

bahasa yang konstan, termasuk editing,

Ketiga, membuat kita lebih terorganisir.

yang membuat kita semakin memahami

Penulis yang paling sukses akan membuat

dasar tata bahasa yang benar. Terlebih lagi,

jadwal untuk menulis dan benar-benar

upaya untuk menemukan kalimat alternatif

meletakkannya di kalender. Melakukan hal

pada ide-ide sederhana, tidak akan mati

itu akan membantu kita mempertahankan

ketika berpaling dari tulisan kita ke dunia

jadwal keseharian, tidak hanya pada

nyata. Kita akan lebih percaya diri saat

aktivitas menulis, namun kita juga akan

berbicara, dan akan mewarnai kata-kata kita

terorganisir dan efisien dalam bidang lain di

dengan pilihan kata yang halus dan positif,

kehidupan kita.

sehingga dapat berpengaruh dalam

Keempat, membantu untuk tertidur.

percakapan.

Menghabiskan waktu 15 menit di malam

Keenam, membuat pikiran dan tubuh lebih

hari, hanya untuk menuliskan apa yang kita

baik. Menurut sebuah artikel di jurnal

syukuri dapat membuat keajaiban terhadap

Advance in Psychiatric Treatment (2005),

tidur kita. Menurut sebuah studi “Applied

manfaat menulis artikel ekspresif tidak

Psychology: Health and well-being�. Para

hanya dialami dalam jangka pendek, namun

peneliti menemukan bahwa peserta studi

juga dalam jangka panjang. Menulis

yang menuliskan hal-hal yang mereka

ekspresif telah dikaitkan dengan


peningkatan suasana hati, kesejahteraan,

halaman ini, termasuk ide sederhana. Saya

tingkat stres dan gejala depresi, serta

mempersilahkan pegawai menulis apapun

manfaat fisik seperti penurunan tekanan

sebagai ekspresi selama bekerja dari rumah.

darah, dan juga peningkatan fungsi paru-

Boleh tentang ekspresi emosi tentang Covid

paru dan hati. Beberapa penelitian

19, kegalauan saat bekerja dari rumah yang

menunjukkan bahwa menulis tulisan

yang diganggu oleh anak-anak, atau belajar

ekspresif dapat membantu orang dengan

membuat kue dan lain sebagainya.

gangguan stres pascatrauma.

Saya menemukan pengalaman menarik saat

Karena itu, bagi saya, semoga juga teman-

berusaha membaca rasa dan pikiran melalui

teman penulis, menulis adalah sarana

narasi teman-teman pegawai Puslatbang

penting mengumpulkan energi positif bagi

KDOD selama bekerja dari rumah.

bangunan optimisme.

Keseluruhan cerita yang sarat emosi itu, saya

Bagi saya menulis itu adalah

kelompokkan ke dalam tiga bagian.

Dan sedekah itu melindungi kita dari

menghadapi Coronavirus Disease 2019. Kedua, tantangan baru bekerja dari rumah. Dan, ketiga, kreatif dan produktif di masa krisis. Selamat kepada para penulis, semoga menjadi amal dan sedekah yang mulia.

berbagai rintangan termasuk Covid 19 ini. Ide menulis artikel pendek dua hingga tiga

*****

#BekerjaDariRumah

Sedekah

Bagian pertama tentang tantangan


#BekerjaDariRumah


Hikmah Dibalik Musibah Sudah hampir satu bulan lamanya, kantor tempat saya bekerja menerapkan sistem piket, bekerja tidak lagi lima hari dalam seminggu, ada kalanya tiga hari, dua hari. Bahkan sekali dalam seminggu, tergantung penjadwalan yang secara berkala ditetapkan

oleh pimpinan. Hal ini bukan karena ada renovasi di kantor, bukan juga karena ada tugas kedinasan, tapi karena satu makhluk Tuhan yang tak kasat mata, yang tak bisa kedatangannya. Dia dinamakan Corona, berasal dari Cina, sekarang sudah berkeliling ke seantero dunia. Dengan inisial Covid-19, virus radang pernapasan akut yang menyerang paru paru ini sudah meluluh lantakkan setiap sendi kehidupan manusia. Tidak hanya

#BekerjaDariRumah

dihirup baunya, didengar suaranya, ditebak


#BekerjaDariRumah

dalam segi kesehatan, tapi juga kestabilan

mempersatukan umat manusia, tidak

ekosistem moneter di dunia. Praktis, hanya

berkumpul, tapi sama-sama di rumah.

sekelumit Negara saja yang belum

Begitulah kujalani hari-hari, tetap senantiasa

melaporkan kehadiran virus ini di

dekat dengan HP, menunggu titah,

teritorialnya, seperti Turkmenistan, Tajikistan,

penugasan dan arahan yang musti

Lesotho dan katanya Korea Utara. Entah

dilaksanakan. Karena jika tidak ada

sampai kapan hal ini akan berlangsung, hari

penugasan terkadang bingung mau

ini tidak dapat dikatakan lebih baik dari satu

melaporkan apa sebagai laporan kinerja

bulan yang lalu.

harian yang setiap hari harus disetor ke

Jika tanggal 17 Maret 2020 (hari pertama

atasan langsung.

kami menerapkan sistem piket) tidak lebih

Zoom Meeting Video menjadi wahana

dari 3 kasus positif Covid-19 di Provinsi

penyaluran rindu dan penyadaran batin

Kalimantan Timur, per hari ini sudah ada 35

bahwa diri ini masih seorang pegawai yang

kasus. Tidak hanya Indonesia yang kelihatan

masih bekerja di kantor yang sama, dengan

masih kebingungan mencari formula paling

teman-teman yang sama pula. Konon,

efektif untuk menghentikan mata rantai

katanya owner aplikasi Zoom ini bertambah

Covid-19, yang sejak 1,5 bulan yang lalu

pundi-pundi hartanya sebanyak 66 Triliun

dinobatkan sebagai pandemi oleh WHO,

dalam kurun waktu 3 bulan saja. Begitulah

Negara Adi Kuasa seperti Amerika saja sudah

Corona mengubah dunia, di saat banyak kita

menyalakan alarm tanda bahaya, resesi

berbicara tentang Corporate University,

ekonomi mulai kasih tanda.

wacana PNS sebagian nanti akan dapat

Setelah berbicara dunia, mari kita kembali

bekerja dari rumah, sekarang semua dapat

lagi ke rumah, gema #StayAtHome

merasakannya. Kecakapan dalam teknologi


informasi manis tersendiri yang dihasilkan oleh wabah flu

memori indah yang sulit dilupa. Waktu luang bersama keluarga merupakan momen mahal yang selama ini

ini, belum lagi kalau kita

mungkin hilang atau tidak terlampiaskan

membicarakan bagaimana

dengan sempurna, oleh saya, oleh kita

alam ini seakan berterima

semua. Toh, semua bermula dari keluarga,

kasih kepada Covid-19, atas

dan berakhir di keluarga. Kebahagiaan,

peranannya dalam

kesefahaman dan keharmonisan yang

menghentikan sementara polusi yang

dihasilkan oleh keluarga kecil kita saat ini

dihasilkan umat manusia.

akan melahirkan ketahanan organisasi dan

Kedekatan dengan keluarga adalah aspek

masyarakat, yang dapat menghasilkan

lain yang dirasakan oleh setiap orang yang

dimensi kekuatan lain kala pandemi ini

bekerja dari rumah. Kenikmatan

berakhir, karena pasti dunia setelah ini tidak

menyaksikan pertumbuhan anak-anak,

akan lagi sama.

senyuman istri atau suami, bekerja sambil bermain bersama di rumah akan menjadi

*****

#BekerjaDariRumah

menjadi buah


Nasehat Bapak nya piketan” saya menjawab pertanyaan bapak sambil duduk di kursi sebelah bapak.

“Sudah jam segini

Dalam keluarga ini masih kental

kenapa belum

menggunakan Bahasa Banjar. Agak aneh

berangkat kerja nak?

rasanya bila menggunakan Bahasa Indonesia

Sudah jam 8 lewat.” ujar

di rumah. Saya pun tidak masalah, toh kalau

bapak sambil mengetuk

#BekerjaDariRumah

pintu kamar saya. Maklum selepas

bukan pemudi seperti saya siapa lagi yang akan melestarikan Bahasa daerah.

mama berpulang ke Rahmatullah bapaklah

Sembari duduk di kursi kesayangannya,

yang selalu membangunkan dan

bapak nampaknya masih bingung kenapa

mengingatkan saya untuk berangkat kerja.

anak nya tetiba tidak masuk kerja di hari

Hal yg dulu biasa ibu lakukan saat beliau

senin yg notabenenya jam 7 sudah tidak ada

masih ada.

dirumah.

Kaget mendengar suara bapak, saya

“Kenapa disuruh kerja dirumah nak? Emang

langsung membuka pintu “hari ini ulun

ada apa?”

(saya) kerja di rumah pak. Kada dibolehkan

“Presiden dan Gubernur suruh membatasi

turun begawi sama pemerintah. Nanti kerja

kegiatan di luar rumah, untuk mengurangi penyebaran wabah corona ini pak, pimpinan


dipusat juga perintahkan untuk kerja

hobi membaca buku. Jadi, sangat jarang

dirumah aja, jadi semua pegawai LAN nurut

berbincang dengan bapak dihari-hari biasa.

aja. Meski demikian, kita tetap kerja dirumah

Sambil menyeruput obat racikan tradisional

kok”.

yang beliau rajin konsumsi untuk setidaknya

“Kerja piketan tu pang apa maksudnya,

mengurangi sakit asam urat beliau, bapak

nak?”

kemudian melanjutkan pembicaraan.

“Jadi nanti masuk nya gantian, di hari

Mungkin bapak juga memikirkan hal yang

tertentu aja. Dalam seminggu masuk kantor

sama seperti yang saya pikirkan tadi. Lama

nya cuman sehari atau dua hari aja, sisanya

tidak mengobrol dengan anak gadis bungsu

dikerjakan dirumah”

nya yang dulu sewaktu kecil selalu beliau

“Ooh, kaya itu kah” bapak mengangguk

gendong kemana-mana.

kenapa anak nya tidak masuk kerja hari itu. Setelah dipikir-pikir sudah lama juga saya tidak duduk mengobrol santai berdua dengan bapak. Pada hari biasa sebelum

wabah ini menjadi pandemik, saya selalu disibukkan dengan pekerjaan. Berangkat pagi-pagi bertemu bapak hanya untuk pamit kerja. Pulang kerja langsung kelelahan dan memendamkan badan dikasur. Bahkan di akhir minggu pun malah sibuk melakukan

“Sampai kapan kah jadi kerja dirumah ini nak?” “Seharusnya cuman sampai 14 hari, tapi kalau korban nya masih bertambah mungkin akan diperpanjang lagi pak kerja dirumah nya” “Sekarang sudah berapa korban nya nak?” “Sudah ribuan pak, di Samarinda sudah lima orang pak yang positif corona. Kalau seluruh dunia sudah jutaan orang yg terkena

corona” “Kita sudah dekat dengan akhir jaman nak.

#BekerjaDariRumah

menandakan sudah mulai mengerti alasan


#BekerjaDariRumah

Bumi kita sudah tua. Bencana sudah muncul

saya. Pandemik ini menyadarkan saya bahwa

dimana-mana: wabah penyakit, erupsi

ini saat nya untuk memperbaiki diri,

gunung berapi, orang-orang serakah.

menyiapkan bekal untuk akhirat nanti.

Menurunnya akhlak manusia sudah sering

Mungkin ini saat nya untuk memperbanyak

kita dengar disegala penjuru negara. Kita

tadarus Al-quran, bangun sholat dipertiga

sekarang ini perbanyak ibadah saja. Kalau

malam yang hampir tidak pernah saya

bekerja kita niatkan untuk ibadah. Kalau

lakukan saat sebelum pandemik ini terjadi.

keluar rumah kita niatkan untuk ibadah.

Saat seperti ini juga merupakan waktu yang

Kelak banyak orang-orang diakhirat nanti

tepat untuk saya menghabiskan lebih banyak

yang menyesal kenapa sedikit sekali

waktu dengan Bapak, yang saya pun tidak

beribadah waktu masih hidup, Yang sudah

tau kapan beliau akan menyusul mama ke

banyak beribadah pun menyesal juga kenapa

alam sana. Mengingat sakit karena pengaruh

tidak beribadah lebih banyak lagi. Banyak-

usia yang sudah tua itu tidak bisa lagi bapak

banyak minta ampun kita dengan Allah SWT

tahan. Bersiap untuk menunaikan sholat

nak� ujar bapak sambil menghabiskan obat

dhuha, bapak pun berpesan “nak, musibah

nya.

yang kita dapati kali ini jangan kamu benci,

Saya yang sedari tadi mendengarkan nasehat

sesungguhnya orang-orang yang beruntung

bapak, diam-diam memperhatikan wajah

adalah orang yang dapat sabar dalam

bapak yang baru saya sadari sudah banyak

menghadapi musibah lebih-lebih lagi dia

keriput yang melukis wajah tua bapak yang

dapat mensyukuri musibah ini� bapak

berusia 69 tahun ini. Ada hal yang saya

menutup obrolan pagi itu dengan

dapatkan ketika bekerja dirumah saat ini

meninggalkan banyak pembelajaran bagi

ketika nasehat bapak masuk kedalam pikiran

saya.


Hey Mr. COVID Hey, Mr. Covid, How are you today? Masih

dari rumah atau nge-hits-nya disebut

belum bosan jalan-jalan di bumi ? Per hari ini

dengan Work From Home (WFH).

tuh, total sudah ada 2.404.791 kasus positif

Senang-senang lelah ada WFH. Di satu sisi,

dirimu di dunia. 624.717 orang dinyatakan

mimpi Revolusi Industri 4.0 diwujudkan di

sembuh dan 164.920 orang meninggal

Indonesia, terutama di pemerintahan, tidak

karena kamu tour de world. Di kota tempat

sekedar menjadi ajang diskusi semata tetapi semakin dekat dengan realita. Itu semua

kasus positif dengan jumlah kesembuhan

sejak adanya dirimu hey Mr. Covid, kamu

dua orang dan belum ada korban jiwa

memaksa pemerintah untuk mengaktifkan

meninggal dunia. Do’aku, semoga semua

segala lininya dengan cara jarak jauh. Efektif

orang yang positif karena dirimu bisa

atau tidak, sistemnya sudah bagus

sembuh dan kembali sehat. Aaamiin‌

atau tidak, digunakan secara benar

Dan hari ini genap satu bulan sejak status

atau tidak, itu akan menjadi

Kejadian Luar Biasa (KLB) ditetapkan oleh

bahan evaluasi dan perbaikan

Gubernur Kalimantan Timur. Kurang lebih

selanjutnya.

sudah satu bulan juga kegiatan belajar mengajar, perkantoran, bisnis, dan segala macam kegiatan masyarakat di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda, dilakukan

Selama WFH ini, pekerjaan

kantor tetap harus dilakukan di rumah

#BekerjaDariRumah

aku tinggal aja, Samarinda, sudah ada tujuh


#BekerjaDariRumah

agar pekerjaan tidak terhambat. Justru bukan

yang gratisan). Beberapa hari yang lalu aku

lagi saat jam kerja saja, tetapi hampir

mengikuti workshop yang

sebagian besar waktu di rumah digunakan

mempertemukanku dengan mbak Becky

untuk bekerja. Whatss App sebagai sarana

Tumewu dan mas Erwin Parengkuan yang

komunikasi tidak pernah berhenti “tang ting

sudah terkenal banget dalam hal komunikasi.

tung” memberikan info pesan masuk

Dan besok, aku berencana mengikuti seminar

membuat emak dan anak jadi rebutan

yang melibatkan mas Helmy Yahya sebagai

menggunakan Handphone (HP). Laptop

pembicaranya. Aaah, bersyukur masih ada

selalu pada posisi standby karena bekerja

hal positif yang bisa diikuti pada saat seperti

bergantian dengan pekerjaan rumah (selang

ini. Semoga semakin bisa menambah

seling berganti-ganti cara jitu emak-emak).

wawasanku.

Ada lagi nih aplikasi kekinian terhits “zoom”

Di sisi lain, sebagai seorang ibu, senang bisa

yang biasa digunakan untuk meeting dan

bareng anak-anak terus di rumah. Tapi ya

bersua dengan rekan kerja lainnya. Para anak

namanya anak-anak, mereka pingin ibunya

pun ikutan eksis di layar zoom, jadi serasa

ada di rumah dengan memberikan perhatian

seperti lagu yang dibawakan oleh RAN ……….

full pada mereka. Antara lain dengan

”Aku di sini dan kau di sana, hanya berjumpa

menemani mereka bermain dan membantu

via suara……..jauh di mata namun dekat di

mengerjakan project-project yang diberikan

hati.”

oleh sekolah setiap harinya selama masa

Aku termasuk yang senang dengan adanya

learning from home. Ga mau tahu tuh yang

zoom, karena banyak kegiatan

namanya WFH. Karenanya, aku sering

pengembangan diri yang bisa diikuti melalui

dikomplain oleh anak-anak karena

zoom (ssstt….tidak apa-apa ya yang diikuti

melakukan pekerjaan kantor di rumah. Belum


rumah aja, di rumah aja, jangan kemana-

untuk dilakukan. Ini yang membuat

mana, di rumah aja.” Lagu kolaborasi yang

dilemanya emak-emak pekerja. Jadi merasa

dibuat oleh Eka Gustiwana dalam 42 bahasa

bersalah pada anak-anak.

daerah bersama teman-teman senusantara

Lelah bukan ??? yah, lelah yang

ini menyadarkan kami bahwa Pancasila itu

menyenangkan. Membuat para emak harus

masih ada, Bhinneka Tunggal Ika itu benar

berpikir kreatif bagaimana agar kegiatan

adanya.

kantor dan rumah bisa dilakukan secara

Untuk memutuskan rantai penyebaran

seimbang agar tak ada yang menjadi

cintamu, dan menghapus jejak langkahmu,

korban. Cerdas kan jadinya Mak ?.

tim medis bersatu padu berjuang

Hey Mr. Covid, Apa sih yang kamu cari di

memberikan layanan pengobatan yang

bumi ? aku sih mohon maaf sekali padamu.

terbaik tanpa membedakan pasiennya,

Memang silaturahmi dapat memperpanjang

hingga rela mengorbankan jiwa raganya.

umur, membuka pintu rejeki, menambah

Dan dimanapun kami berada, berbeda

pahala, dan banyak kebaikan lain bagi orang

daerah, suku, agama, adat istiadat,

yang melakukannya. Tapi padamu Mr. Covid,

kebiasaan, pendidikan, pekerjaan dan

aku cukup tahu aja, seperti lagunya Iki alias

beragam lainnya harus bersatu padu

Rizky Febian anaknya Kang Sule,

menghilangkan ego masing-masing,

…………”Cukup tahu tanam dalam diri. Tak

#StayAtHome agar semuanya bisa pulih dan

usah kudekatimu lagi. Ku tak mau lagi tak

kembali normal. Agar bumi ini kembali

mau lagi bersamamu …..”

berdenyut dan bernafas dengan alami.

Untuk itulah aku, kami, kita stay at home, “di

Terima kasih atas pembelajaran yang kau

rumah aja, di rumah aja, di rumah aja, di

berikan hey Mr. Covid, and ….. Good Bye.

#BekerjaDariRumah

lagi pekerjaan rumah lainnya menunggu


Covid 19, Cepatlah berlalu Sejak di umumkannya kondisi darurat terkait dengan Covid 19 oleh pemerintah, banyak instansi pemerintah yang memberlakukan Work From Home (WFH). Hal ini dilakukan untuk melakukan antisipasi penyebaran covid 19 yang sangat mudah tersebar apabila terjadi interaksi yang

melibatkan banyak orang didalamnya. Lembaga Administrasi Negara, juga menempatkan kebijakan

#BekerjaDariRumah

yang sama untuk memberlakukan

WFH bagi seluruh pegawainya. Puslatbang KDOD, sebagai salah satu Satker LAN di daerah, juga memberlakukan WFH yang diselingi dengan sistem piket mengingat kasus di Samarinda masih cukup rendah dibandingkan di Jakarta.


WFH sebenarnya bukan wacana baru.

aplikasi absen WFH, whatsapp, zoom,

Sebelum adanya kasus Covid 19, WFH

youtube dan lain lain.

sebenarnya sudah menjadi wacana di

Di era digital ini tidak kita pungkiri sebagian

beberapa instansi pemerintah karena dinilai

ASN masih ada yang kesulitan untuk

cukup efisien untuk diterapkan bagi pegawai

beradaptasi dengan peralatan teknologi

atau pejabat yang memiliki tugas dengan

seperti mengubah file word, excel ke PDF,

kriteria tertentu. Dalam artikel ini penulis

mengoperasikan aplikasi zoom dan fitur

ingin berbagi pengalaman terkait

fiturnya dan aplikasi lainnya, padahal

pelaksanaan WFH yang telah diterapkan

kemampuan tersebut merupakan modal

beberapa hari yang telah berjalan. Dalam

utama dalam menjalankan WFH.

tulisan ini penulis akan menceritakan

Keberadaan WFH penting karena menjadi “cambuk� bagi sebagian kita untuk

alami mulai dari pengalaman pemanfaatan

terdorong meningkatkan kemampuan

teknologi maupun kondisi saat berkerja di

teknologi kita.

rumah bersama istri dan anak anak. Dalam pelaksanaan WFH, penulis menyadari

pentingnya untuk memiliki kemampuan

Dalam pelaksanaan WFH tentu juga membutuhkan sarana dan prasarana yang menjadi faktor yang tidak kalah penting

dalam memanfaatkan teknologi atau

seperti laptop dengan spesifikasi yang

mengoperasikan peralatan baik itu hardware

cukup, smartphone serta yang paling

dan software. Karena penyelesaian pekerjaan

penting adalah jaringan internet. Jaringan

akan lebih banyak dilakukan dengan

internet adalah faktor kunci yang sangat

komputer dan smartphone dengan

mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan

dukungan aplikasi aplikasinya seperti

WFH.

#BekerjaDariRumah

beberapa pengalaman WFH yang penulis


Pada saat WFH dari aspek pengeluaran biaya

kebersihan dan penataan ruang kerja harus

mungkin ada yang terkurangi seperti

dilakukan sendiri, proses diskusi juga harus

penggunaan bahan bakar minyak untuk

menggunakan alat yang kadang tidak

kebutuhan transportasi menuju kantor tetapi

berjalan dengan lancar. Namun demikian

disisi lain timbul kebutuhan lain yang

pada saat pandemi Covid 19 ini berkerja dari

bertambah seperti biaya pembelian paket

rumah adalah hal yang sangat tepat untuk

internet, biaya listrik karena harus

dilakukan, mengingat setiap orang

menggunakan penerangan, laptop dan lain

berpotensi tertular dan menularkan bahkan

lain.

dalam ketidaksadarannya. Sehingga bisa

Suasana bekerja di rumah tentu sangat

sangat membahayakan diri kita atau orang

berbeda dengan suasana bekerja di kantor.

lain yang berada di sekitar kita, yang apabila

#BekerjaDariRumah

Menurut saya suasana berkerja di kantor

terjangkit dampaknya mungkin jauh lebih

mungkin jauh lebih kondusif karena memang

membahayakan.

dikondisikan untuk tempat berkerja,

Secara pribadi saya mencoba mengambil

peralatan yang lengkap, penataan

hikmah pada saat WFH ini terutama terkait

ruangannya, tenaga kebersihan, suasana

suasana rumah dan keadaan istri dan anak

interaksi yang langsung sehingga apabila

anak. Dengan waktu yang lebih banyak

ada sesuatu yang perlu didiskusikan atau

bersama keluarga, Saya bisa melihat secara

ditanyakan bisa langsung dilakukan.

langsung betapa pekerjaan istri di rumah

Di kantor segala kebutuhan untuk berkerja

tidak lebih ringan dibandingkan dengan

relatif sudah sangat terpenuhi. Hal ini tentu

perkerjaan saya pada saat di kantor.

sangat berbeda dengan bekerja di rumah,

Perhatian pada anak anak yang masih kecil,

peralatan pekerjaan mungkin terbatas,

dan selalu ingin diperhatikan dan didekati


kecilpun menghampiri mau ikut dipangku

pekerjaan lain yang belum bisa ditinggalkan

untuk “membantu� pekerjaan ayahnya.

seperti memasak. Akhirnya memasak sambil

Sehingga pekerjaan harus dihentikan

menggendong anak pun dilakukan.

sementara untuk mengalihkan perhatiannya

Hal ini tentu menjadi pembelajaran yang

dari laptop dengan cara menemani dia

penting bagi saya sebagai seorang suami

bermain sementara waktu dengan

untuk lebih memahami kondisi istri dan

permainan yang ada ditempat yang

pada saat yang sama kondisi ini juga

berbeda.

mengingatkan saya pada ibunda tercinta

Secara pribadi saya menilai dalam hal

yang saat ini belum bisa saya kunjungi

berkerja di kantor atau bekerja dari rumah

karena kondisi belum memungkinkan

masing masing memiliki kelebihan dan

dikarena kondisi covid 19 ini.

kekurangan. Namun demikian menurut saya

Saya yakin dulu juga ketika saya masih kecil

pada kondisi pandemi covid 19 berkerja dari

tidak jauh berbeda merepotkannya seperti

rumah ini adalah hal yang sangat tepat

yang saya lihat pada istri disaat “direpotkan�

karena tingkat potensi bahaya yang akan

oleh anak anak. Betapa kasih sayang seorang

kita alami apabila kita berada di luar rumah

ibu terhadap anaknya benar benar tidak bisa

dan melakukan interaksi sosial secara

dipungkiri. Di sisi lain dengan waktu yang

langsung. Karena kita tidak pernah tahu

lebih banyak bersama anak anak, keakraban

siapa berpotensi menularkan dan ditularkan.

dengan anak anakpun semakin terasa,

Semoga pandemi covid 19 ini cepat berlalu

bahkan pada saat membutuhkan konsentrasi

dan keadaan kembali normal dan kita bisa

untuk menyelesaikan pekerjaan kantor

beraktifitas seperti biasanya.

dengan menggunakan laptop, anak yang

#BekerjaDariRumah

oleh ibunya. Pada saat yang sama ada


Hay COVID! Dengerin Curcolku Yah Kuingat waktu itu hari Rabu, 18

sudah mengupload di website untuk

Maret 2020. Di saat aku

kepentingan administrasi pelatihan.

sedang bercengkrama dengan para coachee –

#BekerjaDariRumah

ku : menanyakan

Hanya saja saya perlu memberikan penguatan dan motivasi sejenak karena di waktu yang sangat mepet diputuskan bahwa

progress laporan

seminar aktualisasi di lakukan melalui zoom

aktualisasi yang

meeting, mengingat pandemi covid 19 yang

akan mereka

sudah mulai merambah ke Kalimantan Timur.

seminarkan

Beberapa orang peserta bahkan sudah

keesokan harinya.

berada di Samarinda terkait beberapa

Pada dasarnya

persiapan yang harus mereka lakukan.

laporan mereka

Akhirnya merekapun dapat menerima

sudah siap dan

keputusan yang sudah di buat demi menjaga

beberapa

kebaikan bersama, padahal saya sangat yakin mereka sudah mempersiapkan diri dan maksimal dalam laporan akhir yang sudah mereka buat. Akhirnya sayapun mencoba


terasa sulit memang, apalagi di bidang kami

menggunakan aplikasi zoom, yang saya

biasa langsung bersinggungan dengan

ingat sampai dengan jam 11 malam. Mereka

peserta dan penyelenggara diklat yang ada

melakukan latihan sampai saya ingatkan

di kabupaten/kota di setiap provinsi di

mereka harus segera beristirahat agar

seluruh wilayah Kalimantan. Jadilah saya

mereka bisa tampil prima esok harinya.

mengkopi seluruh data yang sedang saya

Dengan segala keterbatasan yang ada --

koordinir dan yang akan dikoordinasikan

mengingat ini juga menjadi pengalaman

teman-teman.

pertama saya mendampingi coachee

Di awal-awal masih sistem kehadiran melalui

melakukan seminar aktualisasi dengan cara

intranet.lan.go.id masih sering error.

online. Alhamdulillah akhirnya terlaksana

Sebelumnya system kehadiran dilakukan

juga seminar via online dengan peserta

secara manual dan dengan share loc untuk

latsar. Sungguh merupakan suatu

memastikan keberadaan pegawai berada di

pengalaman yang baru yang berharga buat

tempat kerja dan atau dirumah karena work

saya. Mudah-mudahan bisa terus

from home (WFH).

memotivasi diri pribadi untuk terus

melakukan perbaikan dengan cara kerja saya yang baru, dan cepat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan.

Bekerja di rumah itu tidak mudah. Apalagi anak-anak juga mengerjakan tugas online. Sebanyak tiga anak yang harus dipandu terus. Terlebih si kakak yang sedang

Dalam pekerjaan sehari-haripun kami telah

menjalani ujian sekolah. Apalagi saya

di bagi dengan sistem piket oleh bagian

sebagai ibu rumah tangga dengan peran

kepegawaian yang secara otomatis kami

dan fungsi utama yang tidak mudah.

tidak berada di kantor setiap harinya. Jujur

Sementara urusan kantor tetap harus jalan.

#BekerjaDariRumah

mengajak mereka untuk latihan


#BekerjaDariRumah

WFH ini juga menuntut saya secara pribadi

akan datang. Dalam Ilmu Psikologi telah

untuk terus melakukan koordinasi dengan

berkembang lagi sebuah kajian tentang

pihak kantor, terkait dengan penugasan yang

Kecerdasan forecasting. Kecerdasan

diberikan oleh pimpinan. Sampai kadang-

forecasting mampu membantu kita untuk

kadang di japri oleh oleh pimpinan karena

mempersiapkan diri dan mengambil langkah

tidak ada comment di grup --maklum HP

langkah yang tepat dalam menghadapi

dalam penguasaan si adek.

kondisi yang akan terjadi. Maka Allah SWT

Sayapun teringat dengan beberapa kajian

sangat menghargai kekuatan akal manusia

yang pernah saya ikuti dan dengarkan

untuk berpikir tentang kehidupannya.

bahwasannya diprediksi akan datang suatu

Mempersiapkan diri dengan apa yang akan

masa ummat manusia akan mengalami

terjadi, berpikir preventif dan mencari solusi.

kondisi yang serba sulit, perubahan ekonomi

Tentu saja cara kerja yang kita lakukan

yang sangat cepat sehingga membawa

sekarang harus sudah mulai mengadaptasi

banyak masalah. Dan ini sepertinya sedang

beberapa strategi perencanaan kedepan

kita rasakan sekarang. Maka, mau tidak mau

yang lebih baik lagi, terlebih dalam

kita harus siap menghadapi kondisi tersebut

menghandle Penyelenggaraan Pelatihan

dengan lebih kreatif dalam mengupayakan

yang memiliki dinamika yang sangat

kehidupan kita agar mampu bertahan.

dinamis, membutuhkan kepekaan hati nurani

Sebenarnya dalam ilmu fiqih sudah sering

untuk bisa memahami segala unsur yang

dibahas bahwa kejadian yang terjadi didunia

terkait di dalamnya seperti instansi pengirim

ini adalah pengulangan didasarkan pada

yang kadang terlambat mengirimkan data ter

sebuah teori siklus perulangan untuk

-update. Kadang-kadang peserta pelatihan

membaca apa yang akan terjadi dimasa yang

yang masih mengedepankan ego-nya


ASN yang bukan kaleng kaleng, yang harus

tegaskan bahwa mereka statusnya bukan

mengasah diri sehingga dapat menjadi ASN

pejabat tapi peserta pelatihan.

professional.

Penyelenggara yang juga mengalami

WFH membuat saya sadar bahwa saya juga

berbagai masalah dan tekanan: tuntutan

seorang ibu yang juga harus lebih perhatian

harus memenuhi kuota kepesertaan,

lagi dengan suami dan anak anak. Selama ini

beradaptasi dengan aturan baru yang

menyerahkan dengan sekolah bagaimana

menuntut harus segera di lakukan,

baiknya anak. Namun ternyata, subhanallah

pemahaman yang kurang terhadap

inilah bentuk kasih sayang Allah SWT

kebijakan yang baru dan seabreg tuntutan

kepada saya, mengingatkan bahwa menjadi

lainnya.

seorang ibu itu sungguh ladang amal yang

Pimpinan juga kurang bisa menyelami

luar biasa. Hingga layaklah Syurga di

situasi hati dan mood penyelenggara, hati

tempatkan di bawah telapak kakinya. Secara

nurani yang kurang peka taunya kegiatan

pribadi si Covid ini telah menyadarkan saya

terselenggara dengan waktu yang sudah

bahwa sungguh tempat terbaik seorang

ditentukan, dan inginnya sempurna, padahal

wanita itu adalah di dalam rumahnya, karena

kita semua tahu kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Intinya saya sebagai wanita bekerja memiliki pengalaman yang baru lagi tentang bagaimana harus mempersiapkan diri menjadi ASN di era tekhnologi informasi.

wanita salah satu fitnah dunia. Artinya dengan kapasitas dan kemampuan yang dimilikinya dia mampu tetap berkarya dan memberikan kontribusi bagi ummat disekelilingnya.

Semoga Covid segera berlalu, dan menyadarkan kita semua.

#BekerjaDariRumah

sebagai pejabat, padahal diawal sudah di


Covid-19 : Musibah atau Anugerah Pengalaman saya selama bekerja dirumah

(work from home, WFH), sejauh ini masih terkendali. Semuanya serba mudah karena memanfaatkan teknologi informasi untuk berkordinasi dengan pimpinan dan rekan kerja. Pekerjaan yang saya

kerjakan berhubungan dengan teknologi informasi jadi masih bisa saya kerjakan lewat jarak jauh

#BekerjaDariRumah

dengan tidak lupa untuk memberikan bukti kegiatannya kepada atasan setiap harinya. Tantangan


selama berkerja dirumah adalah anak.

perkerjaan yang sehari-hari dilakukan bisa

Terkadang anak ketika melihat papahnya

dikerjakan dengan jarak jauh dengan minim

dirumah, yang ada dalam pikirannya adalah

pengawasan. Indikator yang paling mudah

bermain dengan ayahnya. Apalagi anak saya

untuk mengetahuinya adalah dengan

masih balita. Tapi kunci dalam menghadapi

memperhatikan sejauh mana hasil/output

tantangan tersebut adalah sejauh mana cara

yang diberikan oleh pegawai tersebut sesuai

kita dalam berkomunikasi dengan keluarga

dengan arahan pimpinan yang di

di rumah. Komunikasikan dengan baik

delegasikan kepadanya.

kepada keluarga bahwa di rumah papahnya

Wabah pandemik Corona ini memberikan

juga tetap masih kerja, seperti halnya ketika

pencerahan kepada setiap orang tua. Orang

bekerja dikantor ada waktu untuk Shoima

tua memberi kontribusi yang besar dalam memberikan pendidikan kepada anak. Di

rumah kita bisa manfaatkan waktu tersebut

media social bahkan ada sebagian orang tua

untuk hal yang sama dan selipkan bermain

yang mengeluh, begitu susahnya dalam

dengan sang buah hati dirumah pada waktu

mengajarkan anak dalam pendidikan mata

tersebut.

pelajaran. Dengan adanya pendemik ini bisa

Kejadian yang tidak kita inginkan ini bisa

dijadikan hikmah bahwa kita sebagai orang

menjadi momentum bagi para manajemen

tua, tugas seorang tenaga pendidik

atau pengambil kebijakan untuk mengetahui

sangatlah tidak mudah, dan jangan sekali-

pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan

kali menyalahkan tenaga pendidik ketika

dengan metode jarak jauk (tele-worker)

hasil kecerdasan intelektual anak kita tidak

yang ada di lingkup organisasinya. Mungkin

memenuhi ekpektasi kita sebagai orang tua.

banyak pertanyaan apakah mungkin

Jadi tetap semangat untuk kita sebagai

#BekerjaDariRumah

(Sholat, Istirahat dan Makan). Begitu juga di


#BekerjaDariRumah

orang tua.

dilakukan tanpa mengundang banyak orang.

Disamping itu sepertinya masyarakat sekitar

Tanpa disadari bahwa pernikahan itu mudah

khususnya saya pribadi sudah menjadi dokter

dan tidak serumit yang dibayangkan

bagi diri sendiri, mulai berbenah diri untuk

sebelumnya. Tanpa biaya yang berlebih,

terus melakukan healthy habit (kebiasaan

walaupun kita mempunyai harta yang

yang sehat). Mulai dari hal kecil seperti cara

berlebih.

mencuci tangan yang direkomendasikan oleh

Jika saya perhatikan dari serangkaian opini

tenaga medis, setidaknya perilaku lebih

saya diatas banyak anugerah yang didapat

sering dilakukan saat ini dibandingkan

dari musibah yang muncul akibat pandemi

dengan sebelumnya.

ini, tergantung cara kita memandanya.

Begitu juga halnya dengan adanya pandemik

Semoga wabah ini cepet berlalu, buat tenaga

ini bisa dijadikan momentum untuk kalangan

medis tetap semangat dan terima kasih yang

muda mudi yang akan menyelenggarakan

tak terhingga atas pengabdiannya sebagai

pernikahan khususnya yang financialnya

perwujudan ikhtiar yang dilakukan.

terbatas. Dan tanpa ada tekanan dari

Semoga aktivitas kita kembali normal seperti

keluarga kedua belah pihak, karena seperti

biasanya karena tanpa disadari bahwa Allah

yang kita ketahui untuk penyelenggaraan

SWT ingin memperlihatkan kepada kita

pernikahan pada umumnya ingin dilakukan

bahwa kita adalah makhluk sosial yang

dengan meriah walaupun keinginan ini tidak

lemah, yang membutuhkan satu sama lain

datang dari pelaku pernikahannya. Dengan

tidak bisa berdiri sendiri. Tanpa kuasaNya

adanya pandemi ini, baik orang yang

kita tak berdaya, momen ini ajang untuk

terbatas keuangannya atau maupun yang

saling berbagi bukan ajang untuk saling

berlebih, penyelenggaraan pernikahan

membenci.


Perang Melawan Covid-19: Perang Melawan Ego Pandemi Covid-19 pada akhirnya juga melanda Indonesia, bahkan seluruh dunia. Padahal di awal tahun kita sempat optimis bahwa wabah ini hanya akan melanda Wuhan dan sekitarnya,

lockdown yang dilakukan pemerintah China di Wuhan. Namun Covid-19 yang tak kasat mata ini bukan makhluk jinak rupanya,

penyebarannya massif dan begitu cepat.

#BekerjaDariRumah

apalagi dengan kebijakan


#BekerjaDariRumah

Masyarakat global kini serentak

yang menarik, masyarakat terutama di

menggaungkan perang melawan Covid-19.

Indonesia sepertinya masih belum

Ya, kali ini memang Covid-19 menjadi musuh

sepenuhnya setuju dengan hal tersebut. Atau

bersama kita. Perang melawan Covid-19

mungkin setuju namun mengabaikannya. Hal

dikatakan sebagai perang yang membuat

ini terbukti dengan begitu cepatnya kenaikan

dunia tidak terkotak-kotak dalam kubu atau

jumlah kasus dari hari ke hari. Ya, berita di

blok manapun. Meskipun kemunculannya

semua portal menyajikan informasi

dari negeri China, tapi sepertinya tidak ada

perkembangan status, dan yang kita lihat

negara yang kemudian berani menyalahkan

adalah peningkatan jumlah, baik yang

China dalam hal ini, bahkan saat ini China

terkontaminasi maupun yang meninggal,

menjadi negara yang diharapkan dapat

meskipun juga ada yang dilaporkan sembuh

memberikan bantuan cara penanganan

dari virus ini. Selain itu, jika kita pantau

Covid-19 menyusul penurunan drastis jumlah

aktifitas sosial di beberapa kota/daerah,

kasus di negara mereka, sementara di negara

sepertinya memang tidak ada perbedaan

lain sedang dalam fase puncak atau fase

signifikan, sebelum dan pada saat Covid-19

awal pandemi ini.

melanda Indonesia, di banyak tempat tetap

Kemudian kita dibuat akrab dengan istilah

saja ramai, terutama di jalan raya. Padahal

ini; Physical Distancing dan Social Distancing,

pemerintah pusat dan daerah sudah sejalan

yang dimaknai sebagai pembatasan sosial

dalam keseriusan penanganan wadah ini.

dan pembatasan jarak fisik (jarak aman)

Aturan dan kebijakan telah banyak

untuk interaksi manusia. Kedua hal ini

dikeluarkan untuk memutus rantai

dianggap paling efektif untuk mencegah

penyebaran Covid-19.

penularan Covid-19 yang begitu masif. Tapi

Buat saya ini yang menarik untuk dibahas.


Kita sampingkan dulu pandangan ilmiah dan

menganggap dirinya paling aman, tak

apa kata medis soal Covid-19 ini. Saya

mungkin tertular, keluargaku tak mungkin

melihat peningkatan jumlah kasus dari hari

terjangkit, lingkunganku aman, tak perlu

ke hari sejatinya karena tujuan Physical

Physical Distancing dan Social Distancing.

Distancing dan Social Distancing serta

Banyak orang sama sekali tidak sadar

himbauan sering mencuci tangan belum

mereka berpotensi tertular dan bahkan

sepenuhnya disadari manfaatnya. Sepertinya

menularkan virus ini.

masih banyak pemikiran bahwa; Covid-19 ini

Physical Distancing dan Social Distancing

sepele, hanya merebak di DKI dan Jawa

menjadi himbauan sepele karena kita masih

Barat, kita tidak mungkin tertular, aman-

mementingkan diri kita dan urusan kita saja.

aman saja koq, dan anggapan sepele lainnya

Perasaan ingin bebas bepergian kemanapun masih jauh lebih besar dibanding

medis. Yang parah sebenarnya setiap orang

kepedulian sosial kita. Himbauan untuk

sangat berpotensi tertular dan ‘berperan’

diam di rumah saja dan mengurangi aktifitas

menjadi carrier (pembawa virus) bagi yang

di luar dianggap banyak orang sebagai

lain, terutama orang terdekat.

bentuk pengekangan kebebasan individu.

Hal ini krusial dan perlu mendapatkan

Coba kita bersama-sama kembali

perhatian untuk kita semua. Tapi mengapa

memahami ini secara jernih. Sekali lagi ini

sepertinya menjadi hal yang sepele, itu

perang bersama, yang artinya semua orang

karena ego kita saja yang terlalu besar. Ya,

terlibat, punya peran dan andil untuk kita

egoisme setiap orang telah

bisa menang melawan Covid-19 dan

mengarahkannya pada pemikiran ‘dirinya

manfaatnya untuk kita bersama. Satu saja

paling benar’. Dalam kasus Covid-19, dia

yang melalaikan maka akan ‘mengkhianati’

#BekerjaDariRumah

itu dipandang lebih benar daripada kajian


#BekerjaDariRumah

perjuangan yang lain. Ini yang tidak disadari

ingin nonton konser musik. Tapi untuk kali

oleh banyak orang, atau mungkin sadar tapi

ini saja, kita korbankan kesenangan kita.

enggan melakukannya. Mengapa? Sekali lagi,

Demi keselamatan kita, keluarga, dan demi

karena ego-nya masih tinggi. Memang

bangsa.

musuh utama penghancur ‘kebersamaan’

Sekali lagi, ini perang bersama. Jika menang

adalah ‘keegoisan pribadi’.

nanti, kita rayakan bersama, bukan karena

Jangan bandingkan dengan USA, Italia,

perjuangan satu orang saja. Kali ini setiap

Spanyol atau negara-negara lain dengan

kita bisa menjadi pahlawan kemanusiaan.

jumlah korban Covid-19 yang sangat

Peduli-lah dengan mereka yang berada di

fantastis. Indonesia harusnya berbenah agar

garis terdepan penanganan masalah

tidak bernasib sama dengan negara-negara

Covid-19 ini. Jangan menambah beban

itu. Jangan meniru kegagalan mereka. Sudah

mereka. Mereka sudah mengorbankan

sangat banyak korban yang ‘gugur’ dalam

banyak hal; waktu bersama keluarga mereka,

perang ini, terutama dari kalangan tenaga

jam istirahat mereka, bahkan keamanan diri

medis.

mereka. Kita hanya perlu menerapkan

Kini saatnya mengecilkan ego kita.

Physical Distancing dan Social Distancing

Sebaliknya, mari memperbesar dan

secara sungguh-sungguh, sembari berdoa

memperluas kepedulian kita. Tahan

agar pandemi ini segera berlalu, dan kita bisa

keinginan kita bepergian dan berkeliaran

berkumpul dan tertawa riang bersama tanpa

kemana-mana. Memang tidak enak rasanya

ada lagi ketakutan.

terus-menerus berdiam di rumah, bosan,

Kalahkan ego kita, atau kita dikalahkan oleh

suntuk, rindu keramaian, ingin minum kopi

Covid-19..!

bersama teman-teman, ingin shopping dan


Berfikir Positif Virus Corona atau biasa di sebut COVID-19 sudah sekitar empat bulan ini begitu akrab di telinga ku. Tapi bukan hanya diriku saja yang mendengarnya semua orang siapapun dia dari semua lapisan masyarakat, dari lingkungan RT ku, sampai kepelosok negeri ini bahkan sampai belahan dunia manapun nama Corona begitu

mendunia. Mengalahkan tenarnya isu apapun yang sedang melanda negeriku. Diriku tidak sedang membahas apa dan siapa itu Corona atau COVID-19.

yang akan menjelaskan secara gamblang dan ilmiah. Tetapi yang ku tahu dan

#BekerjaDariRumah

Biarkan para ahli dan pakarnya


saksikan kehadiran Corona telah banyak

Bertegur sapa pun seperlunya saja.

merubah sistem kehidupan yang selama ini,

Itu sekilas cerita Corona di sekitaran tempat

yang sudah di anggap normal.

tinggal ku. Lalu bagaimana dengan diri dan

Dampak sosial ekonominya, begitu terasa

keluargaku dalam situasi wabah Corona ini?

bagi siapa saja. Paman tahu tek tek misalnya

Bagaimana kerjaku dan sekolahnya anak

yang biasa hampir setiap magrib ada di

anak?

sekitaran tempat tinggal ku akhir-akhir ini

Ya dengan situasi sekarang ini, bekerja dari

sudah jarang terlihat karena sudah jarang

rumah atau Work From Home (WFH)

jualan. Belum lagi langganan paman tempe

menjadi satu di antara imbauan yang

tahu yang hampir seminggu dua kali keliling,

diberikan pemerintah untuk menekan

kini suaranya pun tak terdengar entah

penyebaran virus corona. Bukan hanya

kemana. Bibi gado-gado yang jualan di

urusan pekerjaan, sekolah anak anak juga di

depan kantor kelurahan pun kadang jualan

pindahkan dari sekolah ke rumah masing-

kadang tidak. Dan kalau toh mereka harus

masing.

tetap berjualan bisa di prediksi pembeli nya

#BekerjaDariRumah

tidak serame waktu Corona belum datang.

Kembali cerita kerja, secara teknis pekerjaanku lebih banyak dan bisa dilakukan

Belum lagi dampak sosial yang terjadi di

dikantor karena begitulah kenyataan nya

lingkungan tempat tinggal ku demi

sehari-hari. Tetapi dengan kondisi sekarang

mencegah Corona datang, masing – masing

ini mau tidak mau sebagian pekerjaanku

warga mulai membatasi gerak nya terhadap

dilakukan dari rumah. Begitu juga dengan

satu dengan lainnya. Biasanya tetangga

sekolahnya anak-anak.

kanan kiri sering antar-antar makanan, kini tradisi itu mulai terasa pudar hehehe.

Terlepas dari semua itu, pernahkah kita


berpikir dan merenung sejenak dengan apa

Maka dalam kondisi sekarang yang perlu

yang terjadi saat ini. Ketika kita berpikir asik

adalah berpikir positif, bersabar, dan

juga ya bisa bekerja di rumah, gak usah

bersyukur menjadi salah satu solusi dari

bersusah kerja di luaran. Cukup kerja dari

kondisi sekarang. Mari untuk tidak saling

rumah saja, butuh makan tinggal order

menyalahkan, menjaga diri dan keluarga

gofood, butuh rapat tinggal online gak perlu

untuk tetap sehat dan mengikuti himbauan

ke kantor. Allah dengarkan harapan kita

pemerintah untuk tinggal dirumah agar

sekarang “Maka nikmat Tuhanmu yang

kondisi ini kembali nomal.

manakah yang kamu dustakan?

Dan baru kali ini dalam sejarah,

Kita berdebat bagaimana cara mengurai

menghabiskan waktu di rumah bermanfaat

kemacetan, Allah berikan solusi sekarang

dan berguna bagi nusa dan bangsa.

jalanan sepi, “Maka nikmat Tuhanmu yang

#dirumahsaja.

manakah yang kamu dustakan? Kita ramai membicarakan isu cara mendinginkan bumi dan membersihkan polusi udara. Allah berikan jawaban sekarang pabrik-pabrik banyak yang tutup, “Maka nikmat Tuhanmu yang

manakah yang kamu dustakan?

#BekerjaDariRumah

pemanasan global, bagaimana


Antara Nikah, Covid, dan Work From Home Januari 2020 seluruh dunia diguncang dengan berita mengenai covid 19 atau virus corona di Kota Wuhan, China. Video, Foto beredar luas di

berbagai media

#BekerjaDariRumah

sosial, baik itu

makhluk di antara milliaran manusia di dunia ini ikut merasakan bagaimana kecemasan itu tiba-tiba muncul. Mengingat saya dan pasangan yang akan menikah di bulan Maret. Di dalam hati saya berdoa kepada Sang pemberi Hidup supaya virus ini tidak sampai

di Indonesia. Tetapi apa daya awal Maret diumumkan kasus pertama dan kedua pasien

tentang awal

covid positif. Ternyata harapan saya tidak

kemunculan

berbanding lurus dengan keadaan

corona yang

sebenarnya. Corona pun memasuki

bermutasi hingga sebab akibat dari virus ini. Semua orang dirundung iba melihat foto dan

Indonesia. Yahhh Indonesia, dengan 34 provinsi, tak terkecuali Jawa Timur, dimana saya juga dibesarkan disana dan tempat saya akan menikah.

video yg beredar. Rasa dag dig dug pun

Medio Maret saya akan menikah. Pada 11

bergejolak. Lockdown lokalpun diberlakukan

Maret 2020, WHO menetapkan COVID-

di Kota Wuhan. Termasuk saya sebagai satu

19 sebagai pandemi. Saya berusaha


menyaring berita yang akan dibaca, fokus

terkadang surut. Surat-surat dan beberapa

menyelesaikan pekerjaan yang harus tuntas

sistem yang dapat diakses oleh kepegawaian

sebelum saya cuti menikah. Tentunya fokus

merupakan makanan sehari-hari. Saat

pada moment yang paling bersejarah sekali

karantina, saya teringat semua pekerjaan

seumur hidup.. Menikah! Di tengah pandemi

saya berada di PC dan di Kantor.

Covid kami akhirnya menikah.

“Oh my God�, ujar saya dalam hati.

Kami sudah merencanakan akan liburan

Pusing tujuh keliling kepala ini. Banyak

kemana setelah menikah. Ya rencana tinggal

kerjaan yang harus diselesaikan pula, kenapa

lah rencana. Apa daya setelah ijab qobul dan

semua data di Kantor. Satu sisi saya sangat

resepsi kami hanya berdiam diri ke rumah.

bersyukur, teman-teman di admin begitu

Kami pasangan yang bisa dibilang “suka

baik. Begitu bersyukur saya, memang benar

jalan�. Cuti hampir habis dan kami kembali

Tuhan begitu baik.

kembali ke Kalimantan, kami menjalankan karantina mandiri selama 14 hari.

Jadi teringat QS Al-Insyirah ayat 6, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Oh iya, rezeki tak hanya uang

Singkat cerita, kami menjalankan Work Form

bukan? Melainkan teman yang baik juga

Home (WFH) selama karantina mandiri,

rezeki dari Tuhan. Setelah menyelesaikan

karena kami baru tiba dari kota dengan

karantina mandiri, saya piket di kantor

kategori zona merah. Bagi saya pribadi WFH

seperti yang sudah terjadwal. Saya mulai

awalnya begitu berat, terlebih karena saya di

terbiasa dengan WFH, absen pegawai pun

unit bagian Umum dan SDM. Pekerjaan yang

yang biasanya menggunakan 5 jari sudah

teknis dan menurut saya pergerakannya tidak monoton bagai lautan. Kadang pasang,

bisa diakses online dan menggunakan aplikasi.

#BekerjaDariRumah

ke dunia nyata, ya Kalimantan.. setelah


#BekerjaDariRumah

Kami bisa melaporkan keadaan kami masing-

dengan hal ini, tapi percayalah tinggal di

masing walaupun sedang menjalan WFH.

rumah lebih baik untuk sekarang ini. WFH oh

Untuk output? Jangan khawatir, pasti dapat

WFH, pikiran sotoy dan imajinasi saya jadi

terpantau pimpinan. Karena di sistem absen

kemana-kemana. Banyak sekali teman-teman

juga menggunakan output yang hari ini kami

saya suka share mengenai kaum rebahan.

kerjakan. Lagi-lagi saya bersyukur hidup di

Kadang berpikir gimana ya penganut kaum

era sekarang, kita dibantu dengan sistem-

rebahan bekerja? Cuman makan, tidur,

sistem yang mempermudah untuk

pantengin handphone sudah cukup

melakukan dan menyelesaikan pekerjaan.

membantu nusa dan bangsa ini, untuk

Adanya covid-19, banyak hal yang tetiba

memutus mata rantai Covid-19. Ah, tapi tak

mampir di kehidupan saya. Pandemi ini,

semudah itu ya jadi penganut kaum rebahan

membuat saya merasa tetiba kecil. Bila

mungkin. Makan juga butuh duit ya.

diingat jutaan jiwa yang positif Corona dari

Oh iya, teringat Presiden Ghana saat

seluruh dunia yang ada. Dampaknya besar.

mengumumkan negaranya akan melakukan

Saya jadi lebih khusuk berdoa. Saya jadi

lockdown, beliau berkata “Kami tahu cara

takut ketemu orang, takut jalan-jalan sekedar

menghidupkan kembali perekonomian, yang

keluar rumah untuk membeli kebutuhan

kami tidak tahu adalah cara menghidupkan

sehari-hari. Keluar rumah rasanya seperti

kembali manusia�. Saya yakin dia pempimpin

berjihad, memerangi hal-hal yang tidak

yang baik bagi rakyatnya. Entah apapun latar

terlihat.

belakangnya, sebagai pemimpin dia

Orang dengan karakter pribadi yang

berusaha memanusiakan manusia. Saya

ekstrovert, seperti saya mungkin tidak tahan

cuman bisa berharap keadaan diseluruh dunia bisa kembali normal seperti sedia kala.


Tantangan Menghadapi Pandemi Covid-19 Hari ini hari senin tanggal 06 April tahun

menunaikan sholat subuh. Padahal selama

2020, seperti biasa aku terbangun di pagi

ini, setelah berwudhu, aku langsung

hari pukul 05.00 Wita. Walaupun tidak ada

menyalakan motor tanpa berfirkir panjang

yang membangunkan, tidak ada

berangkat ke Masjid atau musholah dekat

alhamdulillah aku tetap bisa

bangun tepat waktu. Ini sudah menjadi rutinitas dalam hidupku. Akupun bergegas

komplek perumahanku. Pikiranku masih terus dibayang-bayangi makhluk kecil, tak kasat mata itu yaitu virus corona. Inilah alasanku kenapa aku tak lagi sholat di masjid

berjamaah sebagaimana kebiasaanku. Setelah solat subuh, dzikir sebentar dan membaca alqur’an satu surat saja yaitu surat Al Kafirun. Setelah baca Alqur’an aku luangkan

sejenak, untuk melihat

smartphone-ku, lalu buka

#BekerjaDariRumah

alarm yang dibunyikan,


#BekerjaDariRumah

aplikasi whatsapp apakah ada pesan masuk

langsung berfikir untuk mencuci mobil dan

atau tidak.

motor. Saya melihat memang mobil dan

“Ternyata banyak pesan yang masuk, antara

motor saya tidak terlalu kotor, akan terapi

lain dari keluarga Jakarta dan lebih banyak

saya memang risih kalau kendaraan tidak

lagi dari grup kantor sampai 34 pesan�.

bersih.

Pada 06.00 Wita, akupun menyempatkan diri

Pukul 07.03 waktunya share lokasi digrup

ke luar rumah yaitu diteras halaman rumah.

whatsapp Bidang Latbang dan menyalakan

Udara pada pagi hari terasa dingin, ditempat

televisi sambil mebuka chanel program

tinggal saya yang sederhana apa adanya

kesukaan saya berita di pagi hari. Biasanya

terletak disebuah perumahan di jalan Abdul

saya buka Metro tv. Akupun melihat banyak

Wahab Syahrani sebuah Gang 7, Perumahan

sekali informasi tentang virus corona atau

Villa Darushofa Blok Wadi Amdi No.AB1,

covid-19. Virus ini berasal dari kota Wuhan,

Kecamatan Sempaja Selatan Kota Samarinda,

Provinsi Hube, Tiongkok.

Provinsi Kalimantan Timur.

Aku pun menonton televisi sambil

Aku melihat alam disekitar perumahanpun

menyalakan laptop lalu mengklik aplikasi

masih diselimuti embun pagi dengan udara

Microsoft Word. Ku-buka file laporan TOC,

yang segar dan pemandangan yang indah

aku melanjutkan pekerjaan yang belum

nan asri, burung walet banyak berterbangan

selesai, yaitu mengerjakan laporan

kesana kemari.

penyelenggaraan pelatihan teknis Training

Saya melihat di sekitar luar rumah tidak ada satupun orang yang bangun, tampak komplek masih sepi. Kemudian akupun

Officer Course (TOC) berbasis E-Learning tahun 2020 yang sudah dilaksanakan dengan

sukses. Alhamdulillah, pada pelaksanaanya tak ada sedikitpun halangan.


dirumah. Setelah itu aku bergegas makan

I sampai dengan Bab VI. Disamping itu, aku

siang dan solat dzuhur.

juga mengerjakan laporan kegiatan lainnya.

Setelah saya solat zikir-zikir sebentar, tidak

Tetiba perut mulai berbunyi dan mulai lapar.

lupa saya berdo’a semoga pandemi covid –

Saya pun ingin keluar makan, namun pikiran

19 ini cepat berlalu. Aku khawatir dengan

menggangguku, jangan-jangan nanti di

keluargaku yang berada di Jawa Barat

warung makan ada orang yang terinfeksi.

terutama dengan Bapak dan Ibu. Walaupun

Tanpa sengaja, aku kontak langsung

aku banyak sanak saudara, baik saudara

dengannya. Lalu aku tertular.

kandung: adik dan kakak, tapi perasaan takut

Lalu aku memutuskan untuk memasak nasi

dan khawatir itu sadah pasti ada, dan rasanya

sendiri dan menggoreng telur dan merebus

ingin pulang ke kampung halaman dan

mie instan. Waktu menunjukan pukul 09.03

menjaga orang tua disana.

WITA, selesai sarapan aku pun melanjutkan

Demikian catatan singkat ini, harapanku

pekerjaan, menyelesaikan laporan TOC.

semoga musibah global atau Pandemi Covid

Tak terasa waktu tidak terasa menunjukan

– 19 ini cepat berlalu, sehingga kita semua

pukul 12,30 WITA, kemudian saya

bisa melakukan aktifitas seperti biasa

mendengar anak kecil bercandaria sambil

melakukan pekerjaan di kantor dan bisa

bermain bola aku mendengar arahnya dari

bersosialisasi dengan sesama tanpa harus

depan rumah aku, lalu aku bergegas keluar

memakai masker dan saling curiga.

rumah dan melihat rupanya banyak anak

Semoga kita semua dengan keluarga selalu

komplek rumah yang bermain bola dan ada

dianugrahkan kesehatan dan dijaukan dari

juga bermain sepeda. Mereka libur sekolah selama pandemi covid -19 dan belajar

segala bencana oleh Allah Subhanahu wata’ala tuhan semesata alam. Amin.

#BekerjaDariRumah

Saya menuangkan isi laporan mulai dari Bab


Jadi ODR “Pak Mariman, Mbak Kiki, Mbak Betha, Mbak

Gejala). Dikenal

Sari, Mas Rustan, dan Mbak Candra, sesuai

juga lho istilah

dengan ketentuan, masuk kategori ODR”,

ODP dan PDP.

kata dokter kantor, pelan tapi pasti.

ODP awalnya

“Artinya 6 (enam) orang ini menjadi prioritas

OTG dalam

untuk WFH (Work from Home) selama 14

perjalanannya

hari ke depan Pak” dokter kantor melanjutkan. Tepat pada tanggal 16 Maret.

kedatangan)

Hari pertama masuk kerja setelah dari

muncul

perjalanan. Ooww.. “apa itu ODR, kenapa aku

gejala

jadi ODR”, gumam pikir dan batinku.

#BekerjaDariRumah

(14 hari sejak

Gini ya gaesss, menurut penjelasan dokter kantor..dari sumber yang dapat dipercaya lah ya, ODR (Orang dengan Risiko) dilekatkan pada orang yang baru datang dari wilayah yang terjangkit corona virus

(red zone), yang kemudian istilah ini diganti dengan OTG (Orang Tanpa


khan??? ODR…Santuy!!!

PDP adalah mereka yang memiliki gejala

Ehh lha dalah..berita beragam COVID-19

panas badan dan gangguan saluran

terus berseliweran di media sosial. Airbone

pernapasan, ringan atau berat. Orang

coronavirus muncul di pemberitaan. Kasus

tersebut pernah berkunjung ke atau tinggal

terkorfirmasi terus beranjak oleh cepat dan

di daerah penularan Covid-19 atau

mudahnya penularan. Mendadak perasaan

terindikasi atau diketahui pernah berkontak

parno mulai menyerang. Bukan hanya takut

langsung dengan kasus yang terkonfirmasi

ketularan, tapi juga takut menularkan. Oleh

atau probabel Covid-19. Oalah, COVID-19

status ODR yang dilekatkan. Tanpa pikir

berhasil mempopulerkan istilah-istilah

Panjang, buka aplikasi bukalapak, ketik

Baiklah, ODR..gak bisa ditawar lagi. Terima

“masker medis”. Satu-satu kirim pertanyaan

saja, lha saya ini baru mampir Jakarta, salah

“apakah stock ada?” dari list lapak dengan

satu daerah penularan COVID-19 dan yang

harga rasional. Akhirnya deal dengan

terbanyak di Indonesia. Belanja murah dan

pelapak yang pasang harga 195rb. Harga

bakso enak di lantai dasar Thamrin City tak

245rb ditambah ongkir memang mahal

dilewatkan. Harus sadar diri, jadi ODR..

dibanding harga normal 32rb. Tapi lebih

benamkan dalam hati dan pikiran..jangan

mahal lahir bathin jika turut menularkan.

lupa..perasaan..hehe, tapi harus dibuang jauh

Setuju nggak?. Maklum gaess, waktu itu

-jauh dari sensor syaraf nafsu makan.

pemerintah belum mewajibkan penggunaan

Menjaga stamina dan asupan gizi seimbang

masker. Apalagi masker kain. Kesadaran diri

jangan dilupakan. Untuk meningkatkan imun

nih yang merelakan merogoh kocek lebih

tubuh, kunci terhindar dari penularan. Yo

dalam demi sekotak penahan virus terbang.

bahaya kalo nafsu makan melayang. Setuju

“Banyak Kasus baru COVID-19 tanpa gelaja,

#BekerjaDariRumah

ringan, semisal demam, batuk. Sementara


tidak mesti dengan gejala batuk, pilek, dan

mata langsung berbinar..hati bersorak

demam�. Demikian media massa, media

diiringi rebana dan drum.. Cairan coklat

sosial serentak mulai memberitakan. Waduh

dalam botol plastik bening dengan berbagai

perasaan parnoku tak tertahankan. Panas

ukuran nangkring di depan kasir. Di sebuah

dalam dikit, cepat-cepat ambil termo

mini market sepanjang perjalanan pulang.

meter..memastikan suhu badan tidak

Mini market Hokky.. belum pernah ada

mendekati 38 derajat. Termometer jadi

ceritanya mini market ini kukunjungi saat

senjata yang arus dipegang. Gatal di kulit,

kendaraan mengantarku bergerak pulang.

pikiran langsung melayang..jangan-jangan

Yess!!! Misi Berhasil.. 2 botol besar Dettol

gejala baru COVID-19 datang.

berukuran besar sudah di tangan.

Berburu Dettol jadi misi tidak boleh gagal..

Oalah sindrom parno terus menghantui

“tahu gak gaess asal mulanya?�. Mendadak

serasa dalam penantian panjang. Oh ODR.

di WAG yang kuikuti, beredar Dettol

Semoga segera terbang.

disebutkan sebagai antiseptic yang dapat membunuh Virus Corona. Di-Zoom manfaat

#BekerjaDariRumah

yang tertera sebagaimana di labelnya. Dan

ternyata semua orang mengamininya. Dikuatkan hand sanitizer yang sudah hilang dari peredaran. Dettol menjadi barang langka. Sepuluh toko dimasuki belum dapat juga. Eh

tanpa kesengajaan, bola


2020.. Ulala Yeayyy‌ 2020. Gak nyangka aja kelender kabisat bisa sejauh ini. Ada

ini pula bumi gonjang ganjing karena sebuah virus yang awalnya di anggap remeh oleh sebagian orang karena dianggap masih serumpun dengan flu dan batuk yang tidak

digantungkan di tahun ini

entah itu studi, pekerjaan, anak dan jodoh (uhuk-uhuk buat yang single) dan lain sebagainya.

Tidak

menyebabkan kematian. Well, akibatnya

seluruh negara di dunia mulai dihinggapi depresi menghadapi virus ini karena sudah dianggap pandemik atau wabah penyakit global wawww banget kan, kan yangka banget kan. Samaaaa.

Sejak pandemik itu maka keluar lah berbagai istilah yang familiar di telinga selama pandemik seperti lockdown, karantina, social

distancing, phisycal distancing. Akibat diterapkannya

social dan

#BekerjaDariRumah

banyak harapan

satupun manusia menyangka di tahun 2020


#BekerjaDariRumah

phisycal distancing maka banyak kantor

Tapi semakin memasuki minggu ke tiga dan

swasta dan pemerintah menerapkan work

keempat, rebahan yang dulu adalah

from home bagi pegawainya.

kegiatan yang menyenangkan kian

Tak luput kantor ku pun ikut

menyebalkan. Mau belanja atau kemana pun

melaksanakannya pula. Sejak awal

semakin was was karena penderita covid 19

diterapkannya work from home oleh kantor

terus bertambah. Bosan melanda level 10

sebenarnya biasa saja cenderung senang

itu, kalo ayam geprek sudah lumayan pedes

malah‌ upsss. Kapan lagi yo merasakan

ya. mungkin cerita para single tidak

kerja dirumah. Memasuki minggu pertama,

secomplicated para pasangan yang memiliki

kedua masih fine fine saja karena diselingi

anak atau mereka yang menikah dengan

piket kerja di kantor yang sudah terjadwal

petugas medis yang memiliki banyak

bagi seluruh pegawai. Untungnya saat itu

ketakutan dan kecemasan tapi yang pasti

peserta pelatihan Kepemimpinan Pengawas

kami memiliki harapan yang sama agar

sudah off saat work off baru di mulai. Saya

semua ini segera berakhir dan semua

sebagai koordinator pelatihan ini sedikit

kembali normal sedia kala.

lega peserta sudah pulang ketika wabah

Pandemik ini merubah segalanya, merubah

belum parah di Kalimantan timur. Ngapaian

dunia, meluluh lantakan ekonomi, merubah

aj hayooookk selama wfh di rumah, selain

cara pandang manusia tentang kehidupan,

mengerjakan kerjaan kantor di rumah lebih

kesehatan, keluarga dan hal lainnya. Semoga

rajin merawat diri, rajin skincare, facial

ini juga merubah manusia agar lebih

mandiri, memasak, rebahan dan hal lain

menghargai hidup dan waktunya. Sekian.

terkait rumah.

Salam olahraga ;)


#BekerjaDariRumah


#BekerjaDariRumah

Covid-19, Perubahan Perilaku dan WFH Pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease

menjadi lebih intens. Proses belajar

2019) telah mengubah cara dan perilaku

mengajar dan interaksi guru dengan murid

manusia dalam menjalani kehidupan sehari-

dilakukan dengan menggunakan video call

hari. Penggunaan masker, rajin mencuci

dan group media sosial. Berbagai pekerjaan

tangan dengan sabun, dan menjaga jarak

dilakukan dari rumah, tentu untuk pekerjaan

fisik merupakan sebagian kebiasaan baru

yang dapat dilakukan dengan cara WfH

yang barangkali jarang dilakukan oleh

(Work from Home).

kebanyakan orang sebelum merebaknya

Kekhawatiran dan Kreativitas

pandemi ini. Pelaksanaan ritual ibadah

Merebaknya pandemi ini, terutama

mengalami perubahan dengan cara

munculnya kasus positif di Indonesia, telah

menghindari pengumpulan jamaah di ruang

menimbulkan kekawatiran atau

-ruang ibadah dan sebagian menggantinya

bahkan paranoid bagi

dengan pertemuan jarak jauh menggunakan

sebagain orang. Hal ini

video. Dalam dunia kerja dan pendidikan

terlihat dengan adanya

pun penggunaan teknologi

“aturan� baru

informasi


pembuatan hand sanitizer sendiri merupakan

Bahwa sebelum masuk rumah harus cuci

sebagian contoh orang “terpaksa� menjadi

tangan menggunakan sabun. Oleh karena

kreatif karena keadaan. Dalam berperilaku,

itu, sabun telah disiapkan di dekat kran air

orang menjadi lebih peduli kebersihan

depan rumah. Lebih dari itu, setiap pulang

dengan rajin mencuci tangan menggunakan

dari belanja atau piket dari kantor, tidak bisa

sabun. Berbagai kantor dan toko juga

serta merta santai sejenak. Semua barang

menyediakan air dan sabun cuci untuk

harus yang dibawa dari luar harus ditaruh di

pengunjung. Di beberapa toko memasang

tempat “transit�. Uang dan kunci ditaruh di

instruksi agar membuka pintu menggunakan

kotak yang telah disiapkan. HP dan dompet

siku tangan. Orang menjadi lebih peduli

harus dibersihkan dengan tisu basah. Segera

untuk menjaga kesehatan diri dan

mandi dan semua pakaian harus ditaruh di

meningkatan daya tahan tubuh. Berbagai

keranjang untuk selanjutnya direndam

produk herbal home industry dan vitamin

dengan air deterjen. Ini tentu bukan aturan

tiba-tiba laris manis diserbu pembeli, yang

dari pemerintah, tetapi aturan tambahan

sebelumnya produk-produk herbal seperti

khusus di rumah pribadi. Oleh karena itu,

itu jarang diminati orang karena lebih

dalam menghadapi wabah ini selain

memilih produk kimia buatan pabrik.

mengikuti aturan dari pemerintah, harus juga

Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk

mengikuti aturan khusus di rumah.

mencegah infeksi virus yang belum

Di sisi lain, pandemi Covid-19 juga

ditemukan vaksinnya tersebut. Wabah Covid-

menimbulkan kreativitas sebagian orang.

19 telah memaksa orang untuk hidup bersih

Penggunaan aplikasi untuk pertemuan jarak

dan sehat serta mengurangi interaksi fisik

jauh, pembuatan masker kain, serta

dengan orang lain. Jika tidak ada virus

#BekerjaDariRumah

memasuki rumah setelah keluar rumah.


tersebut, apakah orang akan peduli dengan

mengantarkan barang dengan cara online

perilaku hidup bersih dan sehat? Akankah

karena yang dibawa adalah fisik barang.

perubahan perilaku tersebut akan tetap

Sementara melakukan pemesanan dan

dilakukan walaupun wabah telah berlalu

pembayaran atau transaksi bisa dilakukan

suatu saat nanti? Atau orang akan kembali

dengan memanfaatkan fasilitas online. Para

ke kebiasaan semula masing-masing? Waktu

pekerja konstruksi tidak bisa mencampur

yang akan menunjukkan nanti pada saatnya.

semen, pasir dan air dengan cara online. Mereka harus hadir secara fisik di tempat

Work from Home

Work from Home atau WfH menjadi salah satu frase yang populer saat pandemi ini. WfH merupakan aktivitas kerja urusan kantor yang dilaksanakan secara jarak jauh dari

#BekerjaDariRumah

rumah, tidak lagi di kantor. Penggunaan

kerja. Sementara aktivitas konsultasi antara penyedia jasa dengan klien masih bisa dilakukan dengan cara online melalui

telepon atau video jarak jauh dengan berbagai aplikasi yang sudah tersedia saat ini.

teknologi informasi sangat mendukung

Tidak heran kemudian muncul kecemburuan

proses WfH karena segala instruksi,

sebagian orang dengan mengungkapkan

koordinasi, serta laporan dilakukan dengan

ekspresinya kurang lebih seperti ini: Kerjaan

memanfaatkan teknologi informasi. Bagi

kamu masih bisa dilakukan dari rumah dan

para pekerja, baik pekerja swasta maupun

setiap bulan masih mendapatkan gaji rutin

pemerintah, menjalankan WfH merupakan

sehingga bisa mengikuti instruksi stay at

pilihan terbaik untuk sebagian pekerjaan

home. Sedangkan saya tidak memiliki

saat ini. Tentu tidak semua pekerjaan bisa

penghasilan rutin tiap bulan dan harus hadir

dilakukan dengan pola WfH. Sopir tidak bisa

di tempat kerja, bagaimana mungkin bisa


tetap tinggal di rumah? Apakah pemerintah

kerja. Biasanya pada saat kondisi normal,

mau menjamin hidup keluarga kami?

pagi sekali sudah mandi dan berpakaian rapi,

WfH bukan merupakan rencana yang sudah

kemudian makan pagi atau kadang

didesain sedemikian rupa, walaupun

membawa bekal untuk dimakan di kantor.

sebelumnya sudah ada wacana pelaksanaan

Berangkat paling lambat jam 7.00 dan

WfH bagi sebagian jabatan ASN. WfH ini

sebelum 7.30 sudah tiba di kantor,

adalah respon terhadap pandemi Covid-19

melakukan check in kehadiran atau presensi.

untuk menghindari wabah ini agar tidak

Kemudian menjalani rutinitas di kantor

semakin menyebar. Dengan berada di rumah

hingga sore hari. Setelah jam 16.00, atau

maka tidak ada kerumunan di halte,

setelah jam 14.30 untuk hai Jumat, check out

angkutan umum, kantor dan tempat kerja

untuk persiapan pulang. Berbagai pekerjaan

diselesaikan di kantor, kecuali untuk kegiatan

Dengan demikian penularan antar manusia

tertentu yang memiliki korelasi dengan

bisa ditekan seminimal mungkin hingga nol.

instansi lain. Rutinitas ini sudah dilakukan

Sementara para tenaga medis, penunjang

selama bertahun-tahun.

medis dan sektor-sektor tertentu tetap

Pada pelaksanaan WfH, tidak harus buru-

bekerja di tempat lazimnya kerja dengan

buru mandi di pagi hari karena tidak ada

menerpakan protocol kesehatan yang ketat.

kegiatan ke luar rumah. Mandi pagi bisa

Praktek WfH memang diharapkan bisa

ditunda satu atau dua jam, yaitu sekitar jam

mengganti aktifitas kerja yang biasanya

8 atau jam 9. Atau bisa juga tergantung

dilakukan di kantor bergeser ke rumah.

mood. Makan pagi juga tidak selalu

Perubahan tempat kerja ini juga diikuti

dilakukan sebelum jam 7 seperti biasanya.

dengan perubahan ritme dan lingkungan

Karena tidak ada rencana ke kantor maka

#BekerjaDariRumah

lain, sekolah, tempat wisata, dan sebagainya.


#BekerjaDariRumah

aktivitas memasak untuk makan pagi pun

kebutuhan pokok. Bukankah bisa

tidak buru-buru dilakukan sejak pagi,

menggunakan jasa transportasi online? Iya.

sehingga ini mempengaruhi rutinitas waktu

Sebagian menggunakan jasa mereka, tetapi

makan. Kegiatan kerja pun juga tidak

tidak semuanya. Berapa banyak biaya yang

dimulai seperti waktu di kantor. Ternyata

harus dikeluarkan kalau semuanya

justru banyak aktivitas rumah yang mampu

menggunakan jasa ojol? Di tengah kondisi

menggeser waktu yang seharusnya untuk

sulit dan sedang menuju krisis ini harus lebih

WfH, yaitu antara jam 7.30 hingga jam 16.00.

berhemat dan harus bisa memilih prioritas

Realitas memang seringkali tidak sesuai

yang lebih urgen.

dengan harapan atau rencana. WfH lebih

Giliran saat melaksanakan kerjaan kantor,

banyak diisi dengan aktivitas rumah

suara televisi dan aroma masakan dari dapur

daripada aktivitas kantor. Alih-alih

tidak jarang ikut menemani aktivitas WfH.

mengerjakan tugas kantor, waktu WfH lebih

Semua ini tidak dapat terhindarkan karena

banyak digunakan untuk membersihkan

tempat yang digunakan untuk kerja

rumah, mencuci baju, belanja di mini market,

menyelesaikan urusan kantor merupakan

membeli air galon, pergi ke laundry, bermain

tempat tinggal yang sebelumya sudah

dengan anak, dan sebagainya. Belanja di

terlebih dahulu digunakan untuk aktivitas

minimarket? Membeli air? Bukankah

dan mengurusi bermacam urusan rumah.

seharusnya tetap tinggal di rumah dan tidak

Praktek WfH menggunakan tempat pribadi

keluar rumah? Iya. Karena barang-barang

untuk mengerjakan urusan kantor sehingga

yang ingin dibeli tidak datang sendiri ke

campur-aduk antara urusan kantor dengan

rumah, tetapi harus diambil ke toko dan

berbagai urusan rumah menjadi tak

semua yang dibeli merupakan bahan

terhindarkan.


Mempraktekkan Sila ke-5 Pancasila Sudah tercatat 5.923 orang yang positif

Sedikit demi sedikit saya sudah mulai

corona di Indonesia pada tanggal 17 april

terbiasa dengan kondisi seperti ini. Mengisi

2020. Ini menandakan bahwa work from

waktu dengan quality time dengan keluarga.

home (WFH) akan terus dilakukan untuk

Mengerjakan tugas kantor dan banyak

penyebaran virus covid-19

ini. Sampai hari ini pula terhitung sudah satu bulan lebih pegawai LAN melakukan WFH.

melakukan hobi saya yaitu membaca buku. Saya memang suka membaca. Sejak kecil saya sudah dikenalkan dengan hobi membaca ini oleh mama saya. Mama selalu mendisiplinkan saya untuk membaca setidaknya berapa jam setelah sholat magrib menjadi sebuah kebiasaan saya hingga

dewasa. Saya lebih suka membaca buku secara fisik dibandingkan membaca buku elektronik. Ada sensasi yang berbeda bila

#BekerjaDariRumah

memutus mata rantai


#BekerjaDariRumah

membaca buku secara fisik. Wangi khas dari

virus covid-19 ini. Para pasangan yang ingin

buku yang baru dibuka. Membuka halaman

melakukan resepsi pernikahan pun banyak

kertas yang memiliki tekstur kasar dari setiap

yang batal. Imbas nya banyak usaha catering

buku dan lain sebagainya yang tidak bisa

yang berkurang pendapatan nya. Penjual

saya dapatkan di buku elektronik. Ini sebab

pentol yang sering saya datangi di depan

nya saya suka ke toko buku atau

sekolah dekat rumah saya pun tertunduk

perpustakaan.

lesu melihat jualan nya yang masih banyak.

Tetapi, dalam masa pandemik ini pergi ke

“Masih ada pentol yang belum digorengnya

toko buku merupakan hal yang mustahil.

le’?”

Karena sudah tidak ada toko buku yang

“Masih nduk. Masih banyak malahan. Ini

buka. Maklum, di Samarinda toko buku

kamu pembeli pertama pale’ pagi ini. Sudah

biasanya berada di mall atau pusat

jam 9 le. Biasanya sudah ludes kalau jam

perbelanjaan. Masa pandemik seperti ini

segini. Iya nduk, kan biasanya anak

mall-mall dan pusat perbelanjaan banyak

sekolahan yang beli. Tapi sekarang kan

tutup. Kalaupun masih beroperasi, yang

mereka gak masuk sekolah. Jadi gak ada

buka hanya toko-toko yang menjual

yang beli ini jualan pale’ nduk”.

kebutuhan pangan dan kebutuhan medis atau obat-obatan.

“iya ya Pale’. Ya udah saya beli lima belas ribu pale’. Ini uang kembalian nya buat pale’

Tidak hanya mall atau pusat perbelanjaan,

aja”. Saya sembari menyerahkan uang lima

pasar tradisional seperti pasar malam pun

puluh ribu rupiah kepadanya.

dilarang oleh pemerintah. Sebisa mungkin

tidak ada keramaian yang diciptakan agar dapat memutus mata rantai penyebaran

Saya sadar penjual pentol tadi bukan merupakan satu-satunya orang yang


Miris memang, tapi ini saatnya kita

ini. Masih banyak orang yang mengalami

melakukan tindakan sosial untuk membantu

penurunan pendapatan karena masa

mereka yang terdampak ekonomi nya disaat

pandemik ini. Penjual pentol itu hanya salah

seperti ini. Banyak masyarakat yang

satunya. Pedagang yang menggantungkan

berkecukupan melakukan aksi sosial. Para

hidupnya dengan berjual dipasar malam, di

musisi melakukan konser amal, dengan

masa seperti ini sudah tidak bisa lagi

membuka donasi sambil konser melalui

berjualan.

daring.

Pengusaha catering yang biasa melayani

Aparatur Sipil Negara menyisihkan sedikit

acara-acara sudah tidak bisa lagi

gaji nya untuk disumbangkan kepada yang

mendapatkan penghasilan dari sana.

membutuhkan khususnya dibidang medis.

Imbasnya banyak pegawai catering yang

Masyarakat yang berpenghasilan lebih

juga tidak mendapatkan pemasukan karena

banyak melakukan sumbangan secara

tempat dia bekerja tidak mendapatkan

swadaya untuk membantu masyarakat yang

penghasilan.

membutuhkan. Pemerintah pun tidak diam

Warung kopi kecil banyak yang tutup karena

saja berpangku tangan, banyak nya kebijakan

menghindari orang-orang dapat nongkrong

dan bantuan sosial berupa sembako,

di tempat mereka. Belum lagi toko-toko lain

kebutuhan kesehatan bahkan uang yang

seperti toko buku yang harus tutup agar

diberikan kepada masyarakat tersebut yang

orang-orang dirumah saja menyebabkan

mendakan bahwa masih ada rasa

beberapa pegawai di toko tersebut harus

kemanusiaan di negara ini. Kemanusiaan

dirumahkan.

yang dirasakan adil oleh masyarakat yang beradab.

#BekerjaDariRumah

terdampak ekonomi, dalam masa pandemik


Belajar dan Bekerja dari Rumah, Kenapa tidak? Work From Home (WFH) sebuah kalimat yang dari dulu hanya sebuah

#BekerjaDariRumah

khayalan dan kalimat yang tidak berarti

Arsip. Nama jabatanku Arsiparis. Pada awal Februari 2020, dunia di hebohkan dengan kedatangan virus yang sangat cepat

sama sekali, tetapi sekarang menjadi tren di

penyebarannya. Namanya virus Covid 19.

seluruh dunia termasuk para Aparatur Sipil

Indonesia pun juga terkena imbasnya.

Negara. WFH di mulai sejak beredarnya virus

Bahkan angka pertumbuhan kasusnya

yang membahayakan manusia, virus yang di

semakin meningkat.

kenal sebagai COVID 19 atau Corona Virus

Demi memutus rantai penyebaran virus,

Disease 2019.

pemerintah mengambil kebijakan

Berikut kisaku selama WFH :

melakukan WFH bagi ASN di seluruh

Nama ku Candra Imilda Dewi bekerja

Indonesia, termasuk aku karena aku kan

sebagai ASN di Puslatbang KDOD. Aku

ASN. Pemberlakuan WFH di Lembaga

bekerja sejak 1 Desember 2009. Pengalaman

Administrasi Negara tepatnya di Puslatang

kerja pertamaku sebagai Pengelola Barang

KDOD di mulai sejak tanggal 17 Maret 2020

Milik Negara sampai dengan tahun 2015.

dengan system piket sehingga pelayanan

Pada Tahun 2016 aku dipercaya menjadi

dan pekerjaan tidak terhambat walau tidak

Pejabat Fungsional yang menangani urusan

secepat jika bekerja di kantor.


Untuk surat masuk cukup di foto. Surat

bekerja di rumah dengan penyesuaian

keluar tinggal membubuhi nomor, lalu

kondisi, baik dari sapras, kondisi lingkungan

dikirimkan dengan mengubahnya ke file PDF.

dan bahan kerja. Bukan bermaksud

Dan sudah bisa di input di rumah. Jadi lebih

mengeluh tapi hanya berbagi pengalaman

praktis walau di kantor juga seperti itu.

bekerja di rumah. Kebetulan sarpras (meja

Bekerja di rumah membawa dampak yang

dan kursi) kurang mendukung, karena belum

baik bagi kondisi rumah diantaranya, bisa

memiliki. Tapi suatu saat akan memiliki.

mengerjkan rutinitas rumah yang biasa

Doakan aja ya.

dikerjakan pada hari minggu seperti cuci

Selama ini, kondisi yang sejuk berubah

baju (manual), memasak dan bersih-bersih

menjadi panas. Karena kami hanya

lebih dekat dengan ponakan dan kucing-

mengandalkan kipas angina. Maklum gak

kucing ku yang imut dan mengemaskan.

kuat dingin. Untuk bahan kerja sangat minim

Tapi untuk mengejar SKP sepertinya agak

karena pekerjaan Arsiparis berhubungan

lambat dikit, tapi masih optimis untuk

langsung dengan Arsip. Jadi tidak maksimal,

menyelesaikan target yang telah ditetapkan

untuk membuat berkas harus membawa

karena itu sebagai kewajiban yang harus

berkas ke rumah. Sedangkan aturan menghendaki, hanya dokumen tertentu yg bisa keluar karena ada SKKAA (Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip

dicapai. Saya bisa belajar banyak hal sambal bekerja dari rumah. Bagaimana dengan kamu?

Dinamis) yang berlaku di lingkungan LAN.

Demikian kisah saya bekerja di rumah, tidak

Tapi untuk surat masuk dan surat keluar

banyak yang bisa saya ceritakan cuma

lebih praktis karena sistim online.

berbagi pendapat dan pengalaman.

#BekerjaDariRumah

Dengan diberlakukannya WFH, aku mulai


#BekerjaDariRumah

Troublemaker Aku adalah Aku. Sebuah partikel-partikel

Awal kemunculanku memang tidak disadari

kecil yang tidak kasat mata. Aku hanya

oleh orang sekitarku. Mereka acuh tak acuh

dapat terlihat melalui alat teknolgi yang

terhadapku bahkan mereka

super duperr canggih. Namun jangan salah,

menertawakanku akan tetapi seiring

tidak semua orang dapat melihatku. Hanya

berjalannya waktu tanpa disadari aku

orang-orang tertentu yang ahli dibidangnya

berhasil merubah mereka menjadi “red

bisa menyapaku.

zone” lalu statusku langsung berubah

Say hellooo,,, kepadaku tidaklah mudah,

menjadi “danger”. Dunia seakan

mereka harus menggunakan alat pelindung

bergejolak akan kehadiranku.

yang “anti baja” terlebih dahulu untuk

Aku berhasil

menegurku. Wujudku memang kecil tapi aku

melumpuhkan dunia

memiliki “power” yang luar biasa karena

dengan kekuatanku

berhasil mengguncangkan dunia. Walaupun

yang dahsyat.

seluruh dunia membenciku, mengusirku, bahkan menjauh dariku, aku tetap mendekatkan diri kepada mereka bahkan negara hebat sekalipun takluk kepadaku.


dan terus bertambah sampai saat ini. Hal ini

Yah aku,, siapa yang tidak mengenal diriku.

sontak membuat masyarakat resah dan mulai

Saat ini semua orang takut kepadaku bahkan

berbondong-bondong menimbun stok

menghindariku, mereka telah melakukan

makanan. Beberapa kebutuhan pokok

seribu macam cara agar aku tidak berhasil

makanan di supermarket langsung “ludes�

mendekatinya. Dengan kehadiranku ini, aku

seketika bahkan harga masker langsung

bisa melihat dan merasakan mana negara

melonjak tinggi 360 derajat. Betapa mirisnya

yang mempunyai kekuatan karena berhasil

melihat wajah negeri ini akibat ulah

menghentikan persebaran pertemananku.

keserakahan oknum-oknum tertentu.

Yuppzz,, aku adalah Covid-19.

Fenomena ini mengharuskan pemerintah

Covid-19 merupakan sebuah wabah virus

untuk mengambil kebijakan agar penyebaran

yang tergolong berbahaya. Saat ini hampir

Covid-19 dapat terputus. Adapun kebijakan

seluruh negara telah terjangkit Covid-19.

yang diambil yaitu aturan jaga jarak dengan

Covid-19 dikatakan berbahaya karena virus

orang lain atau physical distancing sekitar 1,5

ini dapat menular ke orang lain. Cara

meter, menerapkan pola hidup bersih dan

penularannya pun tidak tanggung-tanggung

sehat (PHBS), tetap tinggal dirumah kecuali

yaitu melalui kontak fisik, udara maupun

keperluan mendesak seperti belanja

benda mati. Kemunculan wabah ini berhasil

kebutuhan pokok, menggunakan masker

melumpuhkan seluruh dunia, salah satunya

ketika berpergian dan Work From Home

Indonesia. Kasus Covid-19 di Indonesia

(WFH). WFH salah satu kebijakan yang

pertama kali muncul dan diumumkan

awalnya mengalami pro dan kontra akan

langsung oleh pemerintah pada tanggal 2

tetapi ini harus dilakukan untuk memutus

Maret 2020 dengan jumlah 2 kasus postif

mata rantai penyebaran Covid-19.

#BekerjaDariRumah

Betapa hebatnya “aku� kan (hahahahaha).


Semua pelayanan disektor publik maupun

Bukan hanya pekerjaan saja, pandemik

swasta mengharuskan WFH. WFH sendiri

Covid-19 ini berhasil mendorong

merupakan sebuah media yang menuntut

masyarakat untuk melahirkan gagasan/ide/

kita untuk melakukan pekerjaan dari rumah.

kreatifitas. Saat #StayAtHome, banyak hal

Hal ini tentu memiliki tantangan tersendiri

baru dilakukan. Meeting untuk penyampaian

terutam anak kos. Yah,,, hidup sendiri di kota

laporan progress kegiatan, yang selama ini

orang, jauh dari orang tua sungguhlah tidak

tatap muka kini dilakukan secara online.

mudah, tapi apalah daya tangan tak sampai

Orang yang tidak pernah masak jadi rajin

kita harus #dirumahaja tidak boleh mudik.

masak. Orang yang jarang mencuci tangan,

Selama kurang lebih hampir 1 bulan

jadi rajin cuci tangan,, orang ekstrovert

menjalankan WFH, sejauh ini yang saya

dipaksa menjadi introvert, karena mall pada

#BekerjaDariRumah

rasakan berjalan efektif/aman. Karena

tutup, mau nongkrong nanti diusir sama

hampir semua pekerjaan dilakukan

pihak berwenang. Malu kan? Khawatir juga

menggunakan media teknologi seperti

kalau nanti viral di “busam� wkwkwkwk),

melakukan pelayanan infromasi baik internal

Masih banyak kisah romantis selama

maupun eksternal, membuat berita, update

menjalankan WFH. Terakhir, tentu menjadi

media social, dan sebagainya.

harapan seluruh dunia dan masyarakat

Jadi sebelum adanya WFH dan setelah

bahwa semoga pandemik Covid-19 cepat

adanya WFH tidak ada perbedaan yang

berakhir dan pemerintah berhasil

signifikan. Seluruh pekerjaan bisa dilakukan

melakukan tugasnya untuk menghapus jejak

baik di kantor, rumah maupun dimana saja.

persebaran Covid-19. Covid 19 menjadi

Dan inilah keunggulan media teknologi.

“troublemaker� sehingga semua kegiatan / aktivitas dapat berjalan normal kembali.


Bekerja dari Rumah, Why Not? Sejak terdiagnosa dokter menderita nyeri

beraktivitas normal.

tulang belakang (low back pain) atau lebih

Bekerja pun berubah dari biasanya normal

dikenal dengan nama penyakit saraf kejepit,

duduk di bangku kerja sekarang melantai di

otomatis ritual aktivitasku mulai berubah.

atas bantalan empuk yang dapat menyangga

bertambahnya nyeri seiring ikhtiar

tubuh sehingga dapat beraktivitas kerja dengan nyaman dan minim nyeri.

berobat untuk kesembuhan dan

Setelah merebaknya pandemik

berkurangnya nyeri agar dapat

Covid 19, terhitung 16 Maret 2020, Kerja dari Rumah atau

Work From Home (WFH) dimulai. Perubahan pola

kerja ini tentu saja sedikit banyak mendukung perubahan pola kerjaku di atas. Istilah gaulnya menjadi kaum rebahan.

#BekerjaDariRumah

Ritme berkurang karena menghindari


Menimbang kondisi terkini, terbit Nota dinas

sampai akhirnya menggunakan aplikasi

terkait WFH berikut jadual piket yang

intranet organisasi. Penggunaan kuota data

dibagikan di grup Whatsapp kantor. Aku

meningkat drastis seiring pelaksanaan WFH

kebagian jatah 2x piket kantor dalam

dan SFH ini. Karena tidak hanya mengirim

sepekan. Berbarengan dengan surat edaran

laporan pekerjaan WFH, juga mengirim

pimpinan daerah untuk menginstruksikan

output penyelesaian tugas SFH anak-anak.

sekolah diliburkan alias aktivitas belajar dari

Pun, pembelajaran jarak jauh atau tatap

rumah atau learning from home. Instruksi

muka via online lewat aplikasi Jisit Meet,

tugas sekolah anak-anak terbit satu persatu,

media sosial dan sebagainya.

tentu saja yang memerlukan pendampingan.

Seiring pertambahan tingkat kedaruratan

Berbagi tugas dilakukan dengan membuat

wabah, perpanjangan masa bekerja dari

#BekerjaDariRumah

skedul aktivitas masing-masing penghuni

rumah dan belajar di rumah pun diberikan.

rumah.

Tentu saja dilakukan dalam mencegah

Dengan demikian, dapat diketahui siapa

perluasan pandemik sehingga berdiam di

berbuat apa. Tidak jauh berbeda dengan

rumah atau stay at home menjadi pilihan

bekerja dari rumah. Target pencapaian

wajib bagi setiap orang. Ruang fleksibiltas

pekerjaan tetap dapat dilakukan. Aktivitas

yang luas dengan bekerja dari rumah

normal kantor seperti koordinasi atau rapat

memberiku banyak inspirasi menulis

bersama pimpinan dan pegawai dilakukan

terutama terkait wabah Covid19 ini. Tak

via online dari pesan Whatsapp Group

sedikit waktu dihabiskan untuk menjelajahi

kantor sampai akhirnya dari aplikasi Zoom

berita menelusuri sumber terpercaya.

Meeting . Demikian halnya presensi online

Tak ayal ragam topik tertuang dalam kertas

dari mengirim koordinat GPS di pesan grup

meski akhirnya seiring waktu, beberapa ide


sempat melakukannya karena waktu luang

tulisan yang akhirnya dapat diteruskan ke

yang ada benar-benar efektif untuk

meja redaksi harian setempat yang dijanjikan

menggunakan sumber daya yang dimiliki

terbit dalam 2 versi yaitu online dan cetak

dalam pemenuhan target WFH dan SFH.

karena versi cetak memiliki space terbatas

Mengikuti kulwap yang membahas

dan daftar antri panjang.

manajemen stress selama bekerja dari rumah

Tidak hanya itu, ghiroh atau semangat

cukup membantu agar ritme pekerjaan dan

belajar bertambah seiring menjamurnya

lainnya dapat berjalan optimal. Sebenarnya

kelas online/diskusi online yang free atau

ini sudah menjadi langkah bagus dalam

tidak berbayar. Selain memang ditujukan

memulai pelaksanaan Remote Working

untuk mendukung program masyarakat agar

yang wacananya sudah lama bergulir dan

berdiam di rumah, bagi ASN atau aparat sipil

diimplementasikan di beberapa organisasi

negara dapat menggunakannya dalam

pemerintahan. Bukan hanya menghemat

pemenuhan target pengembangan

waktu dan mengefisiensikan sumber daya

kompetensi/profesi sebanyak 32 jam

tetapi juga berdampak diantaranya pada

pembelajaran

Green Sustainability Living dengan

Bekerja dari rumah memungkinkan

multitasking dengan manajemen waktu yang

minimnya polusi asap kendaraan bermotor karena interaksi pekerjaan (dan antar jemput

tepat. Karena jika tidak terkelola dengan

sekolah anak-anak). Eco-Green Office

baik, fokus terpecah oleh ragam distraksi.

menjadi trend berkantor yang nyaman dan

Mulai dari godaan membuka situs film

mendukung lingkungan / bumi hijau dan

pengusir kejenuhan, dan sebagaimya. Tetapi

berkelanjutan. Bukan upaya sulit untuk

pengalaman yang sudah dijalani justru tidak

memulainya.

#BekerjaDariRumah

akhirnya harus menguap. Dan, hanya satu


Rasa yang Dulu Pernah Ada Saat pertama kali mendengar Work

From Home (WFH) yang terlintas di kepala adalah rasa bosan dan jenuh.

#BekerjaDariRumah

Secara tupoksi, saya sebagai perawat adalah

petunjuk dari ibu. Saya sering melakukan panggilan video dengan orang tua dan keluarga di kampung, saat telpon itu kami banyak bercerita,

merawat, bila dirumah siapa yang akan saya

kegiatan yang sering kami lakukan dulu. Saat

rawat?

saya masih sekolah di kampung. setelah

Di minggu pertama pemberlakuaan WFH saya

kuliah dan bekerja saya jarang ngobrol

masih sering masuk kantor walau tidak

dengan orang tua dalam waktu lama karena

sedang piket karena bosan di rumah. Namun

disibukkan dengan tugas kuliah atau kantor.

perlahan pola pikir itu berubah. dirumah saya

Kalaupun telepon, hanya bertanya kabar

masih bisa memberikan informasi kesehatan

keluarga saja. Namun dengan adanya WFH ini

dan menerima beberapa pertanyaan terkait

rasa yang dulu pernah ada kini telah muncul

kesehatan dari staf‌

kembali.

Disaat WFH ini saya lebih sering

Saya bisa tertawa dan menangis

menghabiskan waktu bermain dengan kucing

menumpahkan kerinduaan kepada orang tua,

dan melakukan kegiatan masak di dapur. Saya

adik dan kampung halaman. Tidak seperti

banyak dapat resep masakan dari ibu, saat

teman-teman yang lain yang memiliki

rindu dengan masakan rumah saya telpon ibu

keluarga, saya hanya anak rantau. Dukungan

dan menanyakan resep. Dikarenakan kondisi

keluarga selalu memberikan kekuatan.

saat ini, jadi tidak bisa keluar rumah untuk

Berharap pendemi COVID-19 ini cepat

selalu berbelanja di pasar dengan bahan

berakhir hingga dapat kembali beraktifitas

seadanya saya memasak dengan mengikuti

dan bisa berkumpul dengan keluarga.


Work From Home: Dilema Kinerja dan Kontemplasi masa depan, namun hal itu terjadi sekarang.

(WFH) mulai ramai

Begitu mengerikan sebenarnya. Namun

digunakan setelah

karena hidup di negara ber-flower dengan

pendemi Covid-19

kekuatan netizen negara +62, maka pendemi

tersebar luas

ini disikapi secara santuy (santai).

keseluruh dunia

Bagi orang kantoran termasuk saya,

termasuk Indonesia.

kebijakan tinggal dirumah (stay at home)

Bagi saya pribadi, WFH merupakan model

untuk WFH sangat tepat diterapkan saat ini.

kerja masa depan yang ditarik kesaat

Namun diluar sana, begitu banyak orang-

sekarang ini. Saya membayangkan ada saat

orang yang tidak seberuntung kita. Mereka

dimana bumi terkena radiasi dan menjadi

bekerja harian dengan gaji harian. Jika tidak

begitu beracun udaranya, sehingga manusia

bekerja maka mereka tidak makan. Maka

akan menggunakan masker anti radiasi ketika

kebijakan dirumah saja bagi mereka adalah

keluar rumah. Mereka melakukan seluruh

bencana yang berlipat ganda. Secara khusus

aktivitasnya dari rumah, kecuali orang-orang

tulisan ini hanya akan membahas WFH,

tertentu yang memiliki spesifikasi pekerjaan khusus di luar rumah. Itu gambaran bumi

dengan tetap memberikan apresiasi kepada para pejuang di garda terdepan yang

#BekerjaDariRumah

Istilah Work From Home


melawan Covid-19 dan juga para pekerja

WFH yang dilakukan saat ini menurut saya

harian yang tetap bekerja di tengah wabah

merupakan waktu yang tepat untuk

Virus Corona ini.

kontemplasi atas kehidupan yang telah

Sudah hampir satu bulan kebijakan WFH

dijalani sampai detik ini. Sedangkan untuk

diterapkan di lingkup organisasi LAN RI.

kinerja pada saat WFH, memang bagi saya

Meskipun di unit saya di Puslatbang KDOD

tidak optimal. Sebenarnya jika dalam kondisi

LAN, tetap menerapkan piket secara

normal, WFH bisa digunakan untuk simulasi

bergantian oleh pegawai dan bukan WFH

bekerja di luar kantor. Namun dalam kondisi

secara penuh. Namun demikian bagi saya

saat ini, ketika semua orang mengalami

pribadi, adanya kebijakan WFH sangat

pemakluman yang luar biasa sehingga WFH

membantu.

dilakukan dengan level kesulitan pekerjaan

Sebagai orang yang memiliki alergi terhadap

#BekerjaDariRumah

beberap hal, seperti alergi dingin, makanan

yang relatif rendah dibanding dengan kondisi normal.

tertentu dan debu, maka sering sekali saya

Pada satu sisi WFH memberikan kemudahan

terkenal flu dan demam. Kondisi yang

dari aspek pekerjaan, dan pada sisi lainnya

tadinya merupakan keseharian yang saya

WFH memberikan ruang yang sangat besar

alami, namun saat ini menjadi kondisi

untuk belajar kembali (re-learning). Banyak

ancaman yang patut dicurigai mengarah ke

sekali tawaran untuk ikut seminar atau

gejala terkena Virus Covid-19. Oleh

pelatihan online di saat-saat ini, dan itu

karenanya kebijakan WFH begitu membantu

potensi untuk melakukan pengembangan

menjaga kondisi badan tetap fit bagi semua,

diri. Jika disaat normal kita cukup sulit

sehingga WFH bisa lancar.

mencari waktu mengembangkan diri melalui pembelajaran klasikal, namun sekarang kita


hiburan seperti biasanya. Membangun

kapasitas kita sekaligus mencoba hal baru

kedekatan dan keintiman dengan keluarga

melalui pembelajaran online.

menjadi waktu berharga dan berlimpah yang

Ada satu hal yang bisa didapat dari model

begitu menyenangkan bisa didapat

WFH selain yang berkaitan dengan kinerja.

meskipun ditengah wabah yang terjadi, dan

Hal penting itu adalah ruang untuk

itu juga bagian dari kontemplasi total

melakukan kontemplasi terhadap apa yang

tersebut.

telah dilakukan selama ini. Akan sangat sulit

secara keseluruhan WFH bagi saya memiliki

mencari waktu melakukan kontemplasi total

dilema terhadap kinerja yang tidak optimal,

disaat normal. Namun saat ini, saya

namun diwaktu yang bersamaan juga

khususnya bisa secara mendalam melakukan

memberikan kesempatan untuk melakukan

mental healing melalui kontemplasi. Saya

kontemplasi terhadap hidup dan kehidupan

tidak tahu apakah hal ini berlaku juga bagi

yang sudah dijalani dan akan dijalani

orang lain. Mungkin banyak sekali para

selanjutnya. Situasi apapun pasti ada sisi

pekerja yang begitu depresi dengan

buruk namun pasti juga ada sisi baiknya.

pekerjaan yang setiap hari dijalani, dan

Sehingga patut disyukuri bahwa kita masih

biasanya sulit mencari waktu memberikan

diberi kesempatan untuk hidup dan

asupan bergizi bagi fisik dan mental untuk

memberikan makna bagi kehidupan. Virus

cooling down. Biasanya waktu itu didapat

kecil inilah yang menjadi tanda dari Allah

pada saat weekend. Namun saat ini, banyak

SWT dengan memberikan pelajaran begitu

waktu luang yang bisa didapat untuk

besar saat ini. Semoga dapat membuka mata

melakukan kontemplasi meskipun tidak

dan hati, betapa lemahnya kita sebagai

melalui liburan atau jalan-jalan ketempat

makhluk.

#BekerjaDariRumah

memiliki banyak waktu untuk menguatkan


Dilewa WFH Rasanya baru kemarin mendengar wacana

sudahlah, ini kan lagi ngomongin

tentang WFH akan diterapkan di lingkungan

kisah WFH.

pemerintah di Indonesia. Namun siapa

Buat saya,

sangka, pandemi corona memaksa kita

WFH = Lebih dekat dengan

semua untuk #stayathome. Alhasil,

keluarga

dikarenakan jumlah kasusnya yang lumayan

Orang bilang WFH ini

banyak di Bumi Indonesia, ASN pun harus

semakin mendekatkan kita

mengubah cara mereka bekerja dan

dengan keluarga terutama

memberi pelayanan. Untuk menurunkan

anak-anak kita. Mungkin

penularan, maka sistim piket terbatas pun

yang

dilaksanakan. Saya pun akhirnya bekerja dari

#BekerjaDariRumah

rumah atau yang sekarang orang sebut

Work from Home (WFH). Harusnya bacanya: dabelyueich, tapi ya


tinggal di Kota besar WFH sangat dapat

WAG Sekolahnya. Catatan dari gurunya pun

menggantikan waktu yang sering hilang

diberikan, kira-kira begini: Jika tidak

dengan keluarga (quality time). Tapi ini kan

mengumpulkan hingga jam sekian makan

Samarinda, mau kemana-mana juga dekat,

anak dianggap tidak hadir. Mantap nih. Ya

termasuk kalau mau ketemu anak. Toh antar

sudahlah, mengalah (maksud saya Bos

jemput anak sampai membawa anak ke

dikantor mengalah) karena first thing first

kantor biasanya juga diijinkan oleh kantor.

nya jadi menyelesaikan tugas anak dulu

Jadi mungkin untuk yang ini saya ralat,

mengingat suami tetap harus bekerja full

mungkin mendekatkan dari aspek fisik.

time. Mungkin berbeda kalau anaknya sudah

Kedekatan ya harusnya dari hati. Biasanya

mandiri, apalagi orang dewasa yang sudah

juga anak sering korban karena orang tua

paham bagaimana menggunakan Google

menghabiskan lebih banyak waktu untuk

Classroom, live chat, dan media

bekerja. Well, I’m absolutely not a perfect

pembelajaran daring lainnya. Untuk anak

Mom! Tapi ya kan muaranya buat keluarga

kelas 1 memang butuh pendampingan,

juga (buat nenangin diri).

apalagi kalau disuruh kumpul pakai video.

WFH = Orang tua ganti profesi

pada bantuin anak-anaknya dirumah. Tapi

Sejak pandemi ini mulai gentayangan di

buat saya, yang sesi ini lumayan mengobati

wilayah Kalimantan, anak-anak juga harus

kekangenan saya pada dunia mengajar

belajar dengan sistem daring. Anak saya ada

dengan anak-anak. Bedanya kalau mengajar

2 (dua), yang satu sekolah di KB dan yang

dengan anak sendiri juga lumayan kurang

satu lagi kelas 1 SD. Setiap hari prioritas

sabar.

bertambah, yaitu nge-check tugas anak di

WFH = Kesempatan belajar kebijakan

#BekerjaDariRumah

Saya membayangkan semua orang tua pasti


Saya sangat suka belanja di pasar malam.

pedagang lainnya yang juga terburu-buru

Hari Senin, pasar malam ada di Pasar

menyimpuni. Ternyata ada petugas yang

Bengkuring, Selasa di Sempaja Ujung, Rabu

merazia sepanjang jalan. Ternyata memang

di Pasar Bengkuring lagi, Kami di Sempaja

sudah disosialisasikan terkait kebijakan

Simpang Ring Road, Jumat di Lapangan Bola

meniadakan pasar malam selama masa

Bengkuring, Sabtu di Gang Ahim. Kalau hari

pandemi. Sedih bercampur bingung.

Minggu biasanya saya libur, kata suami saya

Dua minggu berikutnya sepulang kerja di

“masa hari-hari ke Pasar Malam�. Maklumlah

sepanjang simpang Ring Road III hingga

dia Ojek Pribadi. Pasar malam itu

simpang Bengkuring terdapat beberapa

menawarkan berbagai keramahan, harga

pedagang berjualan. Seperti biasa, saya

murah, selalu segar (terutama sayur mayur)

mampir beli sayur. Saya pun bertanya

#BekerjaDariRumah

dan dekat rumah.

kepada Ibu penjualnya apakah aman

Namun, sejak pandemi ini, mereka dilarang

berjualan disitu. Ibu bilang, “sudah dua

berjualan. Masih melekat diingatan saya, hari

minggu saya tidak berjualan, tidak ada lagi

Kamis sepulang piket di awal pandemi di

makanan karena tidak ada uang, anak saya

Samarinda saya melihat para pedagang

banyak, jadi saya nekad�. Lalu saya berfikir,

kelabakan menyimpuni jualan mereka. Saya

kenapa Ibu banyak anaknya kalau

sempat berhenti membeli jagung Rp. 5.000,-

kondisinya sulit? Tapi ya anak itu kan rejeki

dapat 2 buah (murah kan). Bapak penjualnya

yang harus disyukuri, jadi ya berputar-putar

tergesa-gesa sambil panik, padahal

saja pikiran saya, malah ga fokus sama efek

jualannya (jagungnya) baru dicabut dan

dari pandeminya. Saya ga mau komen

masih berkarung-karung saya lihat. Bukan

panjang tentang ini, takut dihakimi netizen.

Bapak itu saja, ternyata ada beberapa

Pelajaran disini adalah tidak mudah menjadi


pengambil kebijakan, karena pasti ada yang

ragu, saya mencari informasi mandiri, dan

seakan-akan harus berkorban dan

bahkan menelp Call Center. Petugas call

dikorbankan. Untuk yang ini, saya dilema

center menanggapi dengan sangat ramah

tingkat dewa.

keluhan kita seputar pandemi.

WFH = Menjadi Jubir Dadakan

Masih banyak lagi kesah dan kisah ini karena

Wah yang ini nih yang juga terasa selama

WFH belum juga berakhir. Tapi untuk saat ini

WFH. Di awal saya selalu memantau dan

cukup sekian.

pandemi. Banyak sekali tiba-tiba yang menjadi juru bicara tentang penyakit yang sedang wabah ini. Mereka membagikan informasi yang terkadang mereka sendiri

WFH ini, tanpa persiapan, penuh lika-liku, menguras perasaan Kita pasti akan jalani sampai musim berganti

dan pada akhirnya

tidak mengerti. Mungkin untuk mencari tahu

Kita menyadari kalau tangan Tuhan bekerja

atau berbagi rasa kawatir yang dirasakan.

melalui orang-orang yang dipilihnya

Setalah membaca, rasa hati ini kadang ga

Untuk selalu menjaga kita agar selalu aman

karuan, pernah panik juga. Seiring

bersama.

berjalannya waktu, ternyata berita yang diteruskan oleh para jubirvdadakan itu bermanfaat untuk orang-orang yang sangat terbatas ruang geraknya untuk mencari informasi. Hanya saja kadang ada saja yang

share dari sumber-sumber yang tidak jelas. Nah, ini yang perlu dibasmi. Kadang kalau

Hingga semua indah pada waktunya So Keep strong Keep the spirit on #stayhealthy #stayhome #Godiswithus

#BekerjaDariRumah

membaca info yang beredar seputar


#BekerjaDariRumah

WFH, Pagi Siang Malam Kerja Masak saya bisa, bersih-bersih rumah saya

mendengar

bisa, jaga 3 (tiga) anak saya bisa, jadi saat

dan membaca,

LAN memberlakukan WFH (Work From

dan bagaimana

Home), saya santai dan hati saya

chaos nya

beranggapan pasti saya akan menikmati.

masyarakat China

Inilah saatnya menambah kadar

khususnya Wuhan

kebersamaan dengan sang tercinta dirumah

medio akhir 2019, dan

pasti sangat menyenangkan, sambil sang

saya mengganggap kejadian

“Nyonya� menyiapkan sarapan dan saya

ini bakal sebentar dan para

mendengarkan celotehan anak-anak yang

ahli kesehatan pasti akan

kedinginan karena dimandikan, menjadi

menemukan penangkal

suatu hal yang menyenangkan saat WFH, ini

dari virus corona

menjadi skenario yang berbeda, disaat istri

tersebut, ternyata

menjadi pejuang dalam penangan covid-19.

salah, bak nonton

Tidak terlintas sama sekali dipikiran, kalo

film Resident Evil

semua sebaran covid-19 ini akan

namun berbeda

masuk ke Indonesia,

padahal sering sering sekali melihat,

skenario


yang rutin dirumah, yaitu setiap hari Minggu,

akibat virus yang menjadikan manusia

Rabu dan Jum’at, dan akhirnya menjadi hal

sebagai zombie yang harus diisolasi, dan

yang biasa dan tetangga pun belajar dengan

jagoannya adalah orang yang masih sehat

saya dan istri bagaimana meramu disinfektan

dan berakal untuk menjauh ataupun

sederhana, sampai ketua RT inisiatif dari para

melawan. Berikut pengalaman manarik

Imam Mesjid membuat Tim Anti Corona,

dalam menjalani WFH dari pada saat

dimana masyarakat menyumbang secara

pendemi covid-19 yang terjadi.

sukarela dalam membuat aksi penyemprotan

Cibiran Tetangga

disinfektan, dan akahirnya dengan

Menarik dalam WFH adalah mencari

menggunakan mobil terbuka dan mesin

kebersamaan, bagaimana dalam kondisi

pompa pencuci mobil, penyemprotan

seperti ini, saya saling menjaga dan

dilakukan pada hari minggu, diseluruh

menguatkan, sambil berusaha melupakan

lingkungan wilayah kami.

bahwa si “Nyonya” bekerja di zona merah.

Multitasking

Hari-hari pertama memang agak sulit,

WFH dalam pendemi terganggu, jawaban

mencegah otak ini berpikir tentang virus

saya adalah “ya” memang kalo tidak biasa,

corona, kenapa tugas pertama saat WFH

akan menjadi sesuatu yang sulit untuk

adalah istri membuat peraturan yang tidak

beradaptasi, ini yang saya alami senatural

biasa, protokol ketat diberlakukan dirumah,

mungkin, karena saya adalah laki-laki yang

istri meramu disinfektan dan saya menjadi

jarang menyentuh secara detail mengenai

orang aneh di hadapan tetangga karena

rumah beserta isinya, ditambah pekerjaan

“menyemprot-nyemprot” pagar dan pintu

istri yang mulai tidak menentu karena covid-

depan rumah, dan ini menjadi penjadwalan

19 ini, yang biasanya rutin dan terjadwal

#BekerjaDariRumah

dari peran penjahatnya selalu bertambah


pada sift, sempat merasa kesal dengan

inilah jiwa laki-laki meronta minta baby

kondisi karena pada fitrah seorang laki-laki

sister dan pembantu.

yang harus keluar rumah mencari nafkah,

Pasukan Unjuk Rasa

sekarang berubah menjadi bapak rumah tangga dengan segala misi yang berbeda setiap hari. WFH ini ternyata bukan berbicara tentang pekerjaan rutin dan pekerjaan rumah, ternyata saya masih ada 1 (satu) kewajiban lagi yaitu kuliah, ini menjadikan saya harus dapat multitasking, dan dapat mengatur semua agar bisa

#BekerjaDariRumah

teratasi semua.

Pasti tidak terbayangkan ketika WFH terjadi perdebatan dengan anak, bukan lagi satu

orang, tapi ini adalah tiga orang dengan waktu yang hampir bersamaan. Kejadian ini terjadi akibat mereka melihat sosok ayah hanya diam fokus pada pekerjaan, tapi acuh terhadap mereka saat dirumah, yang membuat perdebatan menjadi seru ketika terlontar dari anak umur 5 tahun yaitu

Saya harus bisa mengatur pikiran, tenaga

“Ayah…kan ini dirumah, kok kerja terus”, dan

dan waktu apabila WFH mewajibkan zoom

saya berusaha menjawab simple untuk

meeting pagi hari kantor, bentrok dengan

menenangkan, lalu ditambah lagi “Kata

wajibnya saya harus menyerahkan bukti

Ustadzah (guru) belajar ini harus sama orang

belajar anak ke guru dan saat bersamaan

tua…”, karena tugas anak-anak saat dirumah

juga sekecil minta makan atau kebelakang,

sangat banyak, dan bukti belajar harus

dan saat itu pula tidak ada bantuan istri

“disetor” setiap hari, memang saya harus

yang sedang dinas atau kelelahan sehabis

membagi tugas dengan istri dengan

pulang dinas, walaupun tidak sering terjadi,

maksimal.

namun kejadian tersebut akan terjadi walapun tidak serentak semua dan saat

Memang itu bukan akhir dari awal


perdebatan, muncul lagi istilah “pagi kerja,

yang pas untuk bekerja untuk saya, karena

sore kerja, malam juga kerja� dari 3 anak,

pasti perdebatan dan unjuk rasa akan terjadi

yang tidak tahu dari mana asal istilah

WFH adalah metode yang sangat bagus,

tersebut, karena mungkin menurut anak-

namun harus benar-benar bebas dari segala

anak ini saatnya dirumah bukan ditempat

faktor yaitu salah satunya adalah covid-19

kerja, dan mengajak main serta belajar bersama, bukan laptop dan

ini, seandainya tidak ada pendemi ini, mungkin akan terasa sangat efektif, dengan pengaturan yang tertata antara kewajiban

handphone yang

kantor dan kewajiban bersama keluarga,

dihadapi, tapi ini

dengan sistem yang jelas, saya menyakini

waktunya kami,

WFH akan menambah keharmonisan rumah

adanya WFH tersebut laptop dan handphone otomatis akan selalu standby, dan menurut saya pagi sampai sore

dirumah bukan waktu

tangga, karena orang tua akan selalu ada, tidak menjadi pribadi yang workaholic. Masa pendemi covid-19 saya meyakini bahwa, terjadinya percepatan revolusi industri 4.0, yang mendisrupsi semua sisi kehidupan, serta menambah keyakinan saya bahwa, sehat adalah segalanya dan semoga semua orang menyadari untuk mehilangkan istilah “cuman batuk pilek aja kok, manja banget‌â€?, karena

kita tidak tahu bahwa diri kita butuh imun kebahagiaan.

#BekerjaDariRumah

bagaimana tidak dengan


Hi, Baby.. Sebagaimana yang terjadi di belahan dunia

menindaklanjuti hal tersebut, hampir semua

lainnya, di awal 2020 ini, Indonesia terkena

instansi akhirnya menerapkan kebijakan

pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid

Work From Home (WFH) bagi para

19). Pandemi Covid mulai dirasakan

pegawainya. Tidak terkecuali instansi tempat

Indonesia pada awal Maret 2020. Tidak jauh

saya bekerja yang menerapkan WFH

berbeda dengan negara-negara lain yang

dengan sistem piket bagi kami.

terdampak, di Indonesia, Corona pun

Begitu mendengar penugasan WFH,

berhasil menarik perhatian berbagai pihak.

yang langsung terlintas tentu saja

Lonjakan kurva pasien

extra time yang akan dihabiskan

terinfeksi yang sangat

bersama keluarga. Bekerja di

cepat, mau tidak mau

rumah berarti bisa hadir saat

#BekerjaDariRumah

membutuhkan

keterlibatan semua pihak untuk mengurangi laju eskalasi virus kecil yang sangat perkasa ini. Salah satu upaya antisipasi yang dilakukan adalah dengan kebijakan pembatasan sosial. Untuk


anak saya bangun dan bisa menemani saat

lewatkan hari itu. Melalui WFH ini,

dia akan tidur. Hal yang jarang terjadi di hari

kesempatan itu pun seperti diberikan

kerja normal. Biasanya, saya akan pergi kerja

kembali.

saat anak masih tidur, dan tidak mempunyai

Di masa WFH ini, kegiatan yang paling sering

waktu bermain kecuali saat akhir pekan.

kami lakukan selain bermain adalah masak

Adanya WFH ini, saya mempunyai lebih

bersama. Anak saya sangat antusias untuk

banyak waktu untuk beraktivitas bersama

melakukan aktivitas ini. Ia juga akan lebih

anak dan dapat mengikuti tumbuh

semangat untuk menghabiskan porsi

kembangnya. Seringnya, saya hanya terkaget

makannya bila mengetahui bahwa makanan

-kaget melihat perkembangan yang ada,

tersebut adalah hasil olahan kami bersama.

kosakata baru, ekspresi baru. Bagaimana ia merespon suatu hal, momentum apa saja yang sudah saya

Sehingga output paling membahagiakan saat WFH ini adalah tercapainya berat badan ideal anak saya, yang harusnya sudah tercapai di banyak bulan kebelakang. Selain tentu saja karena saya dapat terlibat dan menyaksikan langsung momentum

#BekerjaDariRumah

darimana ia mendapat berbagai


#BekerjaDariRumah

perkembangan lainnya.

saja keadaan ini akan sangat tidak kondusif

Hal lain yang didapat dari WFH ini adalah

bila harus berlangsung lebih lama lagi.

bagaimana mensiasati pekerjaan kantor saat

Banyak tenaga kesehatan yang tidak dapat

berada di rumah. Maka, saat saya harus

kembali ke rumah, banyak tenaga kerja yang

mengerjakan pekerjaan kantor, sebisanya

tidak dapat keluar mencari nafkah, banyak

pekerjaan tersebut harus sudah selesai.

rumah ibadah yang menjadi sepi.

Sehingga saat anak saya bangun tidur maka

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan

pekerjaan selesai. Jika belum dapat

bumi yang sepertinya sedang berangsur

dilanjutkan saat ia istirahat siang, atau kalau

pulih, kembali menunjukkan biru langitnya,

memang mendesak, ya harus

kembali menjadi taman bermain bagi

mempersiapkan banyak instrumen

ekosistem alamiahnya. Hadirnya korona

permainan dan camilan agar ia juga tetap

sepertinya ingin mengingatkan manusia

sibuk walau harus berada di sekitar saya.

akan banyak hal. Semoga pandemi ini dapat

Ada satu saat dimana dia akan sigap berkata

segera berakhir, agar silaturahim dapat

no, no, no, enggak dan sangat lincah

kembali terjalin, agar segala kekhawatiran

memencet keyboard laptop saat saya

dapat segera sirna, agar semua ramai seperti

meminta izin untuk bekerja, tapi di saat lain,

sedia kala.

dia akan sangat kooperatif dan pengertian

Perhaps this great pause is to help us

(yang biasanya malah membuat saya merasa

remove the many false concerns that

bersalah).

surround us, to focus on the only one that

Tidak dipungkiri, sangat menyenangkan bagi

matters: Am I good with the Creator, and

saya bisa bekerja dari rumah, namun tentu

am I good with His Creation? (ig: quranquotesdaily)


Super Woman menghebohkan dunia akhirnya berimbas juga kepada

membuat saya harus menjadi super woman. Bagaimana tidak? Saya harus menyelesaikan tugas kantor, tugas rumah tangga dan juga

kehidupan saya. Setelah

menjadi guru bagi anak-anak saya. Sangat

Provinsi Kalimantan Timur

berat tapi harus dijalani, tugas rumah tangga

mengumumkan adanya kasus pasien positif, kantor tempat saya bekerja menerapkan Work

From Home (WFH) kepada para

yang seolah tiada henti, anak-anak yang selalu meminta perhatian disaat saya sedang bekerja, bahkan dengan kelucuan dan kenakalannya selalu mengganggu apabila

pegawainya. Di saat bersamaan,

saya mulai mengeluarkan perangkat untuk

sekolah-sekolah juga menerapkan

saya menyelesaikan tugas-tugas kantor.

belajar dari rumah untuk para

muridnya. Keadaan ini benarbenar

Akhirnya saya menyiasatinya dengan mulai bekerja setelah anak saya tidur.

#BekerjaDariRumah

Pandemi Covid-19 yang sangat


#BekerjaDariRumah

Selama WFH, saya merasa betapa

tergolong teknis, maka untuk fully WFH akan

menyenangkan bekerja di kantor bersama

sangat sulit dilakukan, jadi sesekali masih

teman-teman, yang dulu saya rasakan

harus menyambangi kantor untuk

betapa beruntungnya wanita yang bisa

menyelesaikan pekerjaan saya. Pekerjaan

bekerja dirumah. Bekerja bisa sambil

yang masih harus berinteraksi dan

mengurus anak-anak. Menyelesaikan

bekerjasama dengan teman-teman, tidak

pekerjaan rumah tangga, bisa memonitor

bisa bekerja sendirian.

anak-anak, bisa memberikan perhatian dan

Semoga pandemi covid-19 segera berlalu,

mempunyai quality dan quantity time

apalagi sebentar lagi kita akan bertemu

bersama keluarga, semuanya bisa dilakukan

dengan bulan Ramadhan. Akan sangat

di rumah.

berbeda Ramadhan tahun ini, dimana kita

Dengan adanya kasus ini Tuhan menjawab

diharuskan beribadah dirumah, padahal

pikiran-pikiran saya yang dahulu sangat

Ramadhan apalagi Idul Fitri merupakan

menginginkan bisa bekerja di rumah karena

momen kita untuk bersilaturahim, bertemu

bisa sambil mengurus anak-anak. Apa yang

dengan sanak saudara. Kita semua pasti

saya bayangkan ternyata sangat tidak

sangat merindukan keadaan seperti dulu,

mudah. Terima kasih Tuhan yang sudah

dimana kita tidak merasa takut untuk

menyadarkan saya betapa

bertemu dan berinteraksi dengan orang lain.

menyenangkannya keadaan seperti dahulu.

Semoga dengan segala kejadian dan segala

Dimana kita bisa hidup tenang, bisa hidup

akibat dari pandemi ini, kita semua dapat

bersosialisasi tanpa ada rasa takut untuk

mengambil hikmahnya, dan dapat

bertemu dan berkumpul dengan orang

menjadikan kita menjadi manusia yang lebih

orang. Karena pekerjaan saya yang

baik.


Pandemi Covid-19, Gerbang Dimensi Baru Birokrasi terjatuh dari tempat tidur). Suara itu pula yang membangunkan saya pagi ini. Sudah sering memang saya tertidur

mematikannya. Setelah buka mata, yang pertama saya pandang adalah jam dinding. 06.05, yah, sedikit lebih lambat dari waktu bangun biasanya. Saya pun tidak buru-buru turun dari tempat tidur, karena saya sadar hari ini tidak ke kantor. Ya, hari ini masih

pada saat menonton

jadwal saya untuk Work From Home (WFH).

TV di malam hari,

WFH istilah yang belakangan ini sering kita

tanpa sempat

dengar, selain istilah-istilah asing lain seperti

lockdown, Physical

#BekerjaDariRumah

Praaakkk‌. (suara remote TV yang


Distancing dan Social Distancing, rapid test,

Namanya juga hal baru, pastinya butuh

dan sebagainya. Pandemi Covid-19 ini

penyesuaian. Beruntungnya LAN RI memiliki

memang tanpa sadar membuat kita makin

aplikasi yang menunjang pelaksanaan WFH

care dengan apa yang terjadi di luar sana,

dan pimpinan mewajibkan adanya laporan

selain karena memang berita di mana-mana

kegiatan beserta progress-nya setiap hari,

ya selalu tentang Covid-19. Banyak belajar

tidak hanya kinerja namun juga kondisi

istilah baru, dan makin sering memantau

kesehatan dan location pegawai. Saya pikir

kondisi bangsa dan kota. Kata orang bijak, di

ini bentuk lembaga meresponi kemajuan

balik setiap masalah pasti ada hikmahnya.

teknologi dan kondisi kondisi pandemi

Kembali ke soal WFH. Ya, sudah hampir

Covid-19. Entah bagaimana dengan instansi

sebulan ini kantor menerapkan sistem ini

lain di negeri ini, terutama pemerintah

#BekerjaDariRumah

secara bergiliran. Di beberapa instansi

daerah. Bagaimana kesiapan mereka dengan

terutama di Jakarta justru dengan sistem

sistem WFH ini, efektifitasnya, dan capaian

WFH secara penuh atau seluruh pegawainya

kinerja para pegawai.

bekerja dari rumah. Terdengar dan terasa

Selain WFH, birokrasi di negeri ini seperti

aneh memang. Bayangkan, kita yang

mengalami percepatan/lompatan

berprofesi sebagai ASN yang katanya adalah

penggunaan teknologi digital. Aplikasi

orang-orang yang ‘terbungkus’ dalam

meeting online seperti Zoom dan House

rutinitas pekerjaan di kantor, kini bekerja

Party di Adroid bahkan yang lainnya menjadi

dari rumah. Jujur saja, di awal-awal

hal yang ‘wajib’ dikuasai penggunaannya.

penerapan sistem ini saya menganggapnya

Kita mendadak fasih teknologi. Setiap hari

sebagai bentuk ‘libur’ tapi dianggap kerja,

kita seakan menantikan inovasi apalagi yang

atau sebaliknya, kerja tapi seperti libur.

muncul yang berguna untuk menunjang


Tanpa internet, serasa kembali ke jaman

dengan percepatan atau lompatan teknologi

kolonial. Inilah perubahan yang ditimbulkan

di kalangan birokrasi. Memang seperti

pandemi Covid-19.

‘dipaksa’ dengan keadaan, tapi mungkin itu

Ya, ini dimensi baru untuk birokrasi. Rezim

baik. Karena dalam kondisi yang aman-aman

digitalisasi telah melakukan kudeta. Saya dan

saja seperti sebelum datangnya pandemi

teman-teman ASN lainnya wajib mengganti

Covid-19 ini, kita seperti enggan menyentuh

paradigma dan cara bekerja yang selama ini

hal-hal digital dalam bekerja. Kali ini, mau

lebih banyak manual. Jika tidak, kita akan

gak mau, ya lewat digital.

dilindas kemajuan jaman. Covid-19 ini

Pemerintah juga sudah menghimbau agar

datang bersama ‘virus’ lainnya, yaitu ‘virus’

beberapa tidak menghentikan pemberian

modernisasi. Untuk ‘virus’ yang satu ini kita

layanan publik dalam masa pandemi,

wajib terjangkit, ini ‘virus’ baik.

sementara Physical Distancing dan Social

Kita tidak pernah tau pasti kapan pandemi ini

Distancing harus tetap diterapkan, maka

berakhir. Tak seorang pun yang tahu, hanya

kembali lagi, sarana teknologi digital

Tuhan. Yang kita tahu saat ini perubahan

menjadi solusi. Suka tidak suka, ASN dituntut

besar telah terjadi. Kita juga tidak tahu

meng-upgrade pengetahuannya soal IT.

setelah pandemi ini berakhir bagaimana

Selain itu, kebutuhan jaringan internet saat

pelaksanaan birokrasi kita. Misteri di depan

ini mejadi kebutuhan primer aktifitas

sana biarlah tetap menjadi misteri, namun

manusia, khususnya birokrasi. Kita yang

yang kita sadar kita telah memasuki gerbang

menjalani WHF hampir sepanjang hari

dimensi baru, yang memaksa kita untuk terus

menatap mata ke laptop untuk mengerjakan

masuk ke dalamnya, tidak ada pilihan

tugas atau sekedar mengontrol hasil kerja.

mundur.

#BekerjaDariRumah

kinerja birokrasi. Wow, ini yang saya maksud


#BekerjaDariRumah

WFH, Haru Biru Di Tengah Pandemi Covid-19 Sejak mula kemunculannya di penghujung

jika dilihat dari banyaknya korban

tahun 2019 di Wuhan Cina, virus corona

meninggal, COVID-19 penyebab terbanyak

yang melejit dengan nama COVID-19

korban meninggal melebihi SARS dan MERS.

(Corona Virus Disease-2019) atau SARS-COV

Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun

-19 atau Novel Coronavirus (2019-nCoV)

menyatakannya sebagai pandemik global

menjadi perbincangan panas dan merajai

karena telah menginfeksi lebih dari 200

headline di berbagai media dan jejaring

negara dan lebih dari 1 juta penduduk

sosial serta membuat kelimpungan

dunia. Ngeri banget khan‌..

pemerintah negara di seluruh dunia. Betapa

Kabar bertambahnya pasien positif dan

tidak, jenis virus corona baru yang masih

meninggal dari hari ke hari tentu saja

saudara dekat dengan virus SARS dan MERS

cukup membuat was-was, tak

ini daya tularnya sangat tinggi meskipun daya bunuhnya dikatakan lebih rendah. Namun


pimpinan. Namun tidak dengan suamiku, ia

maupun daerah tak tinggal diam berpacu

tak pernah merasakan WFH ini karena

mengeluarkan berbagai kebijakan strategis

sebagai tenaga kesehatan harus standbay di

untuk menahan laju penyebarannya. Salah

salah satu rumah sakit daerah rujukan kasus

satu kebijaknnya adalah kampanye agar

Covid-19 di kotaku. Terkadang muncul juga

orang-orang #dirumahaja demi memutus

kekhawatiran ketika membayangkannya

rantai penyebaran Covid-19. Perkantoran

harus berhadapan dan kontak langsung

diliburkan, anak sekolah diliburkan, tempat

dengan OTP/ODP/PDP mengambil spesimen

wisata ditutup, tempat hiburan ditutup,

untuk pemeriksaan Covid-19.

keramaian dibubarkan. Hal ini membuat para

Anak-anakku, keduanya masih duduk di

pekerja dan siswa akhirnya melakukan semua

sekolah dasar. Mereka LFH+ED! Yap!

aktifitas kegiatan mereka dari rumah atau

Learning From Home + Every Day….. Nah

elegannya disebut Work From Home (WFH).

disinilah keriuhan bermula……

Melakukan aktivitas bekerja dan belajar dari

Awalnya semua anak pasti girang dengan

rumah memang cukup menantang.

datangnya libur dadakan ini tanpa tau esensi

Khususnya bagiku dan anak-anak. Aku

dari “dirumahkannya” mereka. Tak lama

adalah seorang ibu rumah tangga

berdatanganlah banyak tugas dari sekolah

merangkap Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

yang membuat mereka tak sepenuh hati

salah satu lembaga negara bergengsi di

menikmati kesenangannya. Rasa senang itu

negeri ini. Di instansi kami tidak semua

pun mulai memudar dan semakin terganti

pegawai WFH, karena menerapkan sistem

dengan rasa jenuh yang menghinggap.

piket kerja. Pegawai diharuskan masuk secara bergantian menurut jadwal yang ditetapkan

Mau tak mau Learning From Home ini

#BekerjaDariRumah

terkecuali di Indonesia. Pemerintah pusat


#BekerjaDariRumah

menekankan pelibatan orang tua dalam

tangga

prosesnya. Dirikupun terus mendampingi

lainnya. Ya,

anak-anak dalam mengerjakan tugas

semoga

sekolah secara full karena suamiku berfokus

saja lelah itu

pada pekerjaan yang menuntut

menjadi

kehadirannya secara full di rumah sakit.

Lillah (karena

Biasanya dalam sepekan paling hanya 1-2

Allah), dan

PR, ketika WFH harus mendampingi 3-5

penat itu

penugasan setiap harinya yang harus

menjadi

didokumentasikan dalam bentuk video/

semangat ya‌‌.

rekaman dan foto. Itu baru satu anak,

Ada peristiwa ketika

bagaimana ya jika punya 4-5 anak? Belum

si sulung menangis

lagi jika ada penugasan kantor yang cukup

karena berebut

urgent untuk dikerjakan dan rumah yang

laptop denganku.

berantakan hasil polah anak-anak yang

Ibunya ada

kebosanan di rumah. Banyak orang tua yang

meeting online

mendadak rajin �senam pernapasan� (red-

dengan pimpinan, Si

meredam emosi membuncah). Alhasil,

sulung malah

Kebanyakan dari ibu-ibu khusunya pekerja,

menagih janji melihat

benar-benar diasah dan diuji kemampuan

film shiroh Nabi Yusuf

multi tasking-nya karena harus membagi

karena ia

fokus antara mengerjakan tugas dari kantor,

sudah selesai

jadi guru, hingga urusan domestik rumah

hafalan.


Akhirya, meeting sambil melihat orang

tersendiri bagi kami. Terlepas dari musibah

menangis sesegukan yang sebenarnya

yang sedang kita alami dengan merebaknya

membuatku tertawa geli karena sudah mau

Covid-19, WFH ini merupakan momentum

SMP masih menangis‌..

terbaik karena bisa lebih intens bersama

Lain lagi putri bungsuku. Dapat penugasan

keluarga, waktu kerja lebih fleksibel namun

membantu pekerjaan rumah orang tua.

tetap sesuai dengan target kinerja. Hitung-

Sebenarnya di rumah sudah ada pembagian

hitung latihan jika peraturan mengenai WFH

pekerjaan sehari-hari. Si bungsu memilih

berdasarkan kinerja diberlakukan. Namun

tugas membuka gorden jendela sebagai

yang pasti situasinya akan lebih kondusif

laporan ke gurunya dalam bentuk video.

dari pada keadaan yang sekarang. Karena

Seperti biasa diriku menjadi sutradara, editor

apa? Karena semuanya akan lebih

terkondisikan lebih baik, minim faktor

mempersiapkan diri. Mulai dari memilih

pengalih perhatian dan tidak dalam suasana

pakaian dan jilbab yang dikenakan, berhias

prihatin karena pandemik ini. Walau

mematut diri di depan cermin, prosesi itu

bagaimanapun kita telah terlatih WFH dan

memakan waktu hampir setengah jam, dan

tetap bisa berkinerja menghasilkan output

tahukah anda berapa lama waktu yang

dari rumah. Sehingga kita telah terlatih

diperlukan membuka gorden? Kurang dari

berkinerja meskipun dalam keadaan prihatin.

10 detik!

Tentunya kinerja tersebut akan meningkat

Itulah hal lucu yang kualami selama mendampingi anak-anak di masa WFH ini.

Alhasil, pengalaman lucu selama bekerja dan belajar dari rumah pun menjadi hiburan

lagi jika situasi telah kondusif. Semoga keganasan Covid-19 segera mereda dan kita menjadi pribadi yang lebih menghargai waktu dan kebersamaan bersama orang lain.

#BekerjaDariRumah

sekaligus cameramen. Mulailah ia sibuk


Menikmati Bekerja dari Rumah Pada Desember 2019, dunia sedang

untuk dapat memanfaatkan teknologi

digemparkan oleh virus corona. Saat ini

agar dapat menjalankan tugas dan

posisi ASN benar-benar serba salah, hal

fungsinya.

tersebut dikarenakan adanya kebijakan

WFH membuat kebiasaan ASN

pemerintah yang dinilai pro dan kontra di

yang sebelumnya selalu

mata ASN. Jika kita melihat kebutuhan hidup

bertatap muka secara

seorang ASN sangat beragam, dan tidak bisa

langsung sekarang

#BekerjaDariRumah

untuk disamaratakan. Mengapa demikian?

berubah total,

Ceritanya panjang dan tidak bisa di jawab

memanfaatkan

dalam tulisan ini.

teknologi. WFH juga

Kebijakan Work From Home (WFH) yang

membuat ASN

dikeluarkan oleh Presiden Jokowi dan di

berada di dalam

mulai pada pertengahan bulan Maret 2020

rumah sehingga

membuat Instansi Pemerintah, baik pusat

membuat tagihan air,

dan daerah, menyesuaikan dengan kondisi

gas, listrik, internet

sekarang. Banyak ASN yang senang dengan

dan kebutuhan pokok

kebijakan ini dan ada juga yang tidak

lainnya menjadi lebih besar. ASN

senang dengan kebijakan ini. Namun suka

saat ini harus cermat dalam mengelola biaya

atau tidak suka, kebijakan ini harus di

hidup, khususnya bagi yang menjadi tulang

jalankan. Semua instansi berlomba-lomba

punggung dan berkeluarga.


Saya dan istri selalu membagi waktu untuk

dalam melaksanakan WFH ini khususnya

mengasuh anak-anak, terdapat jadwal rapat

bagi saya yang mempunyai 2 anak laki-laki,

online yang harus saya ikuti (terdengar kabar

seperti saat bekerja di rumah mengalami

jika tidak mengikuti akan dipotong tunkinnya

gangguan secara fisik dan dapat dipastikan

sangat menyeramkan bagi saya dan

bekerja tidak dapat optimal. Setiap pagi hari

semuanya hehehehe), namun hal tersebut sia

anak saya selalu bertanya kenapa ga ke

-sia anak-anak selalu antusias jika saya

kantor bos? Saya menjawab saat ini sedang

mengikuti rapat online tersebut (memang

ada wabah penyakit yang mengharuskan

random kelakuannya hahahaa). Dalam

bekerja dari rumah. Namun jawaban itu

mengelola pekerjaan saya selalu

masih dirasa kurang oleh anak saya.

menggunakan komputer kantor namun

Kemudian dia bertanya lagi berarti libur

dengan kondisi sekarang saya menggunakan

dong kalo ga ke kantor. Saya hanya bisa

laptop sendiri, kelemahannya adalah banyak

tersenyum mendengar pernyataan tersebut.

data yang terdapat dalam komputer kantor

Apalagi sekolah di tempat dia juga

yang saya butuhkan. Hal tersebut memaksa

menerapkan belajar dari rumah. Hal ini

saya harus datang ke kantor untuk

tentunya membuat saya senang karena

mengambil data karena pekerjaan mengelola

dapat berkumpul dengan intensitas waktu

jurnal sudah mendekati deadline. Bagi saya

yang sangat panjang untuk dapat

hal tersebut tidak menjadi masalah dan saya

berkumpul. Jadwal saya setiap pagi yang

menikmatinya.

selalu mengantar ke sekolah sekarang

Demikian pengalaman dari saya kurang

berubah menjadi bermain bola di halaman

lebihnya mohon maaf. Semoga wabah ini

rumah (kebetulan rumah kontrakan saya

cepat berlalu.

besar dan luas.

#BekerjaDariRumah

Terdapat banyak hal yang menarik dan lucu


Tantangan Bekerja dari Rumah “Mah, hari ini gak kerja lagikah?” tanya putri

Walaupun sebenarnya aku ingin sekali sehari

cantikku dengan suara khasnya yang

saja tidak marah, tapi rasanya hampir tiap

cempreng.

hari aku dibuat marah oleh mereka. Apalagi

“Kerja donk nak, tapi kan kerjanya dari

anak sulung dan anak keduaku yang biasa

rumah” jawabku. “Oiyaa, maksudnya gak ke

kupanggil Abang dan Kakak. Tiap hari

kantor kan?” tanyanya lagi.

mereka bertengkar, saling mengejek,

Aku pun tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Horeee,, yess!” sahutnya girang.

aku seperti merasakan api di atas kepalaku. Panas. Padahal usia

Melihatnya senang dengan adanya

keduanya terpaut cukup jauh,

kehadiranku rasanya aku bangga sekali,

enam tahun bedanya.

karena walaupun aku termasuk dalam

#BekerjaDariRumah

berteriak-teriak, saling memukul. Huh,

golongan emak-emak yang cerewet dan galak, tapi mereka tetap senang kalau emaknya ini tidak pergi kemana-mana. Yaah,, sebagai ibu dari tiga orang anak yang ketiganya cukup aktif,, rasanya tidak mungkin aku bisa menjadi bundadari yang sabar dan bisa mengelola emosi dengan sangat baik.

Untung saja anak ketigaku yang biasa kupanggil Adek masih berumur 18 bulan, sehingga belum bisa ikut bertengkar dengan


berkeluarga juga mungkin akan setuju

mengganggu Abang dan Kakaknya dengan

denganku. Bagaimana tidak? Tidak pergi ke

menjambak rambut mereka, atau merebut

kantor, dianggap oleh anak-anak sama

mainan mereka. Hehehe. Lucu ya.

dengan cuti, alias libur, alias seharian

Artikel ini kutulis atas permintaan pimpinan

bersama mereka dan menemani mereka.

di kantorku yang ingin mengetahui

Aku tidak cukup pandai memberikan

bagaimana pengalaman kami selama bekerja

penjelasan kepada mereka bahwa walaupun

dari rumah selama kurang lebih 1 bulan ini.

di rumah aku juga harus tetap bekerja dan

Bagi seseorang yang single, belum

tidak bisa seharian menemani mereka

berkeluarga, mungkin tidak terlalu sulit

melakukan aktivitasnya. Apalagi untuk anak

untuk menjalaninya. Tapi, kurasa mungkin

bontotku yang masih bayi dan masih ASI.

mereka juga akan kesepian, kurang hiburan,

Apa dia akan mengerti saat aku bilang

dan merasa sendirian. Seperti yang kita

“Mamah kerja dulu ya nak, jangan diganggu.

ketahui bahwa pandemik covid-19 ini sangat

Sementara Adek minum dot dulu, nanti

membatasi ruang gerak kita, no jalan-jalan,

setelah mamah selesai baru boleh nen lagi�.

no mall, no nongkrong-nongkrong, dan

Hmmm,, aku rasa dia tidak akan mengerti.

masih banyak no no yang lainnya. Karena

Walaupun setiap ada yang bicara dengannya

itulah kemudian muncul hastag #dirumahaja.

dia selalu mengangguk-anggukan kepalanya

Berbeda dengan orang-orang yang sudah

seolah-olah dia mengerti. Hahaha. Aah,,

berkeluarga, punya anak, punya suami,

mengingatnya aku jadi tertawa geli,, dia

punya isteri. Bekerja dari rumah menjadi

sungguh lucu,, bayiku yang sangat lucu.

tantangan yang cukup berat, khususnya

Nah, disinilah letak perbedaan kedua antara

bagiku. Dan aku rasa mereka yang sudah

kami yang sudah berkeluarga dengan

#BekerjaDariRumah

Abang dan Kakaknya. Hanya sesekali ia


#BekerjaDariRumah

mereka yang masih single. Anak-anak dan

Selesai memasak beberapa jenis masakan

pasangan hidup juga bisa menjadi

(aku selalu memasak lebih dari satu jenis

penghibur yang baik di saat kita mulai

masakan, selain karena terbiasa, juga karena

mengalami stress dan tekanan pekerjaan,

si Adek masih MPASI yang harus berbeda

apalagi di saat-saat social distancing ini.

dan lebih diperhatikan komposisi

Yaah‌ Semua memang ada plus minusnya

makanannya), aku biasanya akan

masing-masing. Tak perlulah kurasa

memandikan Kakak dan Adek. Sedangkan

menganggap beban kita lebih berat dari

Abang sudah bisa mandi sendiri karena

yang lainnya.

sudah kelas 5 SD.

Bagaimana aku menjalani hari-hariku selama

Selesai itu, aku akan menjemur pakaian yang

WFH?

sudah aku cuci pada malam harinya,

Pertama, setiap pagi setelah sholat subuh

kemudian menyapu, membereskan kamar

aku bergegas ke dapur untuk memulai

tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dan

aktivitas memasak. Kalau ada bahan yang

seluruh ruangan yang ada di rumah.

kurang, terpaksa aku berjalan kaki ke toko

Maklumlah, sudah lama sekali kami tidak

sayur yang tidak jauh dari rumahku untuk

memakai jasa PRT. Bagi seseorang yang

membeli bahan tersebut. Setiap pagi ketiga

perfeksionis seperti aku untuk masalah

anakku selalu merengek karena lapar. Abang

kerapian dan kebersihan rumah, aku sering

dan Kakak berkata “mah lapar mah, udah

tidak cocok dengan cara kerja beberapa PRT

gak tahan mah�. Sedangkan si Adek berkata

yang pernah bekerja di rumah kami.

“Nyam nyam nyam nyam� sambil merengek

Oleh karena itu, aku dan suami memutuskan

pula. Untung suami gak ikutan merengek.

untuk tidak menggunakan jasa PRT.

Bisa keluar tanduk di kepalaku.

Lumayan juga sih, bisa mengirit


disertai evidence atau bukti pekerjaan.

kami akan makan bersama, kemudian aku

Kemudian kubimbing dan kudampingi

harus meninabobokkan si Adek yang sudah

Abang untuk mengerjakan tugas-tugasnya,

mulai rewel lantaran mengantuk. Dia butuh

bergantian dengan suami. Setelahnya, aku

ASI untuk pengantar tidurnya. Kadang

baru bisa merasa lega dan bisa sedikit

langsung tidur, namun kadang main lagi.

beristirahat berbaring di atas kasur.

Duh, mau menangis rasanya. Sedangkan aku

Nikmatnya. Serasa di atas kasur mahalan,

sudah gatal rasanya ingin segera

padahal mah murah. Hihihi.

menyelesaikan deadline pekerjaan. Setelah

Dan baru saja berbaring sebentar, sudah bisa

dia tidur aku biasanya baru akan memulai

kudengar kembali suara teriakan Kakak yang

bekerja. Tapi kalau dia tidak mau tidur,

diusilin Abangnya. Tak lama kemudian,

terpaksa suamiku yang lagi-lagi harus

datanglah si Adek yang langsung menarik-

mengambil alih dan mengajaknya untuk

narik bagian atas bajuku untuk minta ASI.

menjauh dariku. Kalau tidak, habislah

Sambil meng-ASI-hi, kubayangkan hari

laptopku dipukul-pukulnya. Hmmmm.

seperti ini akan kuulang lagi esok dan

Belum beres pekerjaan, WA Grup sekolah

sepertinya sampai wabah ini benar-benar

Abang berbunyi. Kulihat, seperti biasa, tugas-

berlalu. Kuperhatikan Abang dan Kakak yang

tugas yang harus dikerjakan di rumah oleh

masih saja bertengkar. Kemudian kutatap

setiap murid disertai petunjuknya, dan juga

mata bayiku yang juga menatapku.

drive untuk mengunggah tugas-tugas

Kebahagiaan terpancar dari matanya. Setiap

tersebut. Kuhela nafasku. Rasanya letih sekali

saat dia membutuhkan ASI dia bisa

kondisi ini. Segera kubereskan pekerjaanku,

mendapatkannya secara langsung.

dan kulaporkan kepada atasan langsung

Priceless!!

#BekerjaDariRumah

pengeluaran. Hehehe. Beres urusan rumah,


WFH, Mengasikkan. Tapi...

#BekerjaDariRumah

Huft…. Itu adalah satu kata yang

Jumlah orang yang sembuh sebanyak

menggambarkan perasaanku. Ketika

567.635 (Johns Hopkins University, 2020).

pimpinan meminta pegawai membuat cerita

Sedangkan untuk Indonesia sendiri total

pendek tentang WFH atau bahasa kerennya

terkonfirmasi positif adalah 5.923 orang,

Work From Home. Seminggu pertama

meninggal 520 orang dan sembuh 607

belum dapat “ilham“ (ckckck…ntah kemana

orang. Daerah yang terbanyak terpapar

perginya si Ilham itu). Masuk awal minggu

adalah pulau Jawa, khususnya DKI Jakarta,

kedua belum dapat juga. Hingga hari ke lima

sehingga untuk DKI Jakarta sendiri sudah

dapat tiga baris (hehe…bisa dibilang

diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala

menyedihkan ya). Karena hukumnya wajib

Besar (PSBB) untuk meredam penyebaran

(catet ya wajib) bagi semua pegawai,

Covid – 19. Di Lembaga Administrasi Negara

makanya mau tidak mau “kudu” wajib

(LAN) sendiri, telah mengikuti anjuran

dikerjakan. Okay ga usah panjang kali lebar

pemerintah untuk bekerja dari rumah

intronya. Kita mulai aja ceritanya.

masing-masing. Hal ini juga diikuti oleh

Penyebab utama diberlakukannya WFH

beberapa kantor yang ada di daerah seperti

adalah karena Corona. Makin merebaknya

Puslatbang KDOD, yang telah menerapkan

Covid - 19 yang melanda dunia, hingga saat

sistem kerja WFH mulai dari bulan Maret.

ini ketika tulisan ini dibuat total keseluruhan

Sistem kerja ini boleh dibilang ada asyiknya.

yang positif terjangkit itu sekitar 2.236.118

Selain bekerja dari rumah yang notabene

orang. Sebanyak 153.458 orang meninggal.

lebih fleksibel dari segi waktu, tempat dan


cara berpakaian (kemungkinan ada juga yang

banget memang. Tetapi apalah daya, karena

bekerja tapi belum mandi…hehe). Namun,

si Covid – 19 ini yang membuat jarak

ada juga ga asyiknya. Salah satunya kita

diantara kami makin jauh.

harus bawa berkas yang harus kita kerjakan

Saya yakin pemerintah, khususnya paramedis

dirumah. Apalagi kalau bawa berkas SPM

sebagai garda terdepan dalam penanganan

yang tebal banget, kemudian salah duanya

Covid – 19 ini, mampu dalam menangani

kalau berkasnya sudah selesai kita input. Kita

masalah ini. Hal ini tidak terlepas dari

harus balikin lagi ke kantor dan bawa berkas

kepedulian masyarakat dalam mengikuti

yang baru lagi untuk kita input di rumah.

anjuran pemerintah tentang social distancing

Ketiganya adalah kendala dirumah seperti

ataupun physical distancing agar semakin

gangguan dari binatang peliharaan (hehe…

sedikit orang yang terpapar virus ini. Akhir kata saya ingin mengutip kata motivasi dari

mengalaminya, tapi itu saya anggap sebagai

Nelson Mandela yang berkata “Our human

bonus karena saya sangat suka mereka).

compassion binds us the one to other. Not in

Terakhir, kuota internet yang dulunya cukup

pity or patronizingly, but as human being

satu bulan sekarang hanya bertahan tiga

who have learnt how to turn our common

minggu, akibat seringnya menggunakan

suffering into hope for the future”.

aplikasi berbasis internet.

Terjemahan bebasnya adalah “Kasih sayang

Covid – 19 ini juga sangat berdampak di

manusiawi, kita mengikat kita satu sama lain.

bidang keagamaan. Salah satunya tempat

Bukan dalam belas kasihan atau

saya beribadah. Dulu kami beribadah

perlindungan, tetapi sebagai manusia yang

bersama-sama tetapi sekarang hanya

telah belajar bagaimana mengubah

pelayan yang bertugas yang boleh hadir

penderitaan kita bersama menjadi harapan

untuk melakukan ibadah streaming. Sedih

untuk masa depan”.

#BekerjaDariRumah

saya tidak tahu apakah hanya saya yang


Banyak Hikmah, Setelah WFH Saya teringat ketika awal tahun baru 2020,

rumah dan menemani

teman di Bagian Administrasi membagikan

nya baik belajar

kalender meja kepada saya. Saat itu, saya

maupun bermain.

bilang mau yang banyak tanggal merahnya

Setelah hampir empat

biar banyak dirumahnya. Padahal bercanda.

minggu ini, Fayza mulai

Ternyata Allah mengabulkan ucapan saya.

bosan, karena tidak

Bulan Maret ini ternyata covid 19 mulai

bertemu teman-

#BekerjaDariRumah

masuk ke Indonesia dan Pemerintah

temannya. Sementara

mengambil kebijakan semua dirumahkan.

dua anak saya lainnya,

Anak-anak sekolah di rumah. Orang tua

Fiqri dan Farah, tidak pulang

bekerja di rumah. Semua harus dilakukan di

ke Samarinda. Kami

rumah saja, tetapi tetap jaga jarak dan

berencana lebaran Iedul

menggunakan masker.

Fitri ke Majalengka, agar

Awal pemberlakukan WFH, khususnya di

bisa menengok kedua anak

minggu-minggu awal, sangat

saya. Namun setelah melihat

menyenangkan. Anak terakhir saya Fayza

perkembangan penyebaran

dan satu-satunya yang ada di Samarinda,

virus yang sangat

sangat senang karena biasanya mamah dan

mengkhawatirkan, mereka

papahnya gantian dinas keluar kota. Namun

tetap tinggal bersama

selama beberapa minggu ini selalu berada di

kakeknya. Padahal mereka


Banyak hal menarik yang terjadi di lingkungan keluarga kami saat Work From

Home (WFH). Pertama, berita-berita di media sosial tentang corona simpang siur. Kecemasan dan kekhawatiran anak- anak menginginkan berkumpul

dan orang tua cukup meningkat. Farah dan Fiqri Jauh dari saya dan suami. Sehingga setiap hari, terutama pagi mereka

dengan

menghubungi kami melalui video call dan

orang

kadang telephone biasa.

tuanya dan

adenya Fayza. Kami terpaksa

Untuk memotivasi mereka agar tetap berfikir positif, tetap happy dan menyuruh mereka tidak melihat berita media sosial. Atau

menahan rindu sampai

mendampingi kakek neneknya mengerjakan

keadaan benar-benar

pekerjaan rumah, mengantar jalan ke

aman dan virus corona

sudah bersih.

belakang rumah setelah subuh. Ini sangat

baik untuk kesehatan dan kebugaran anakanak. Banyak pemandangan bagus : seperti sawah dan pegunungan. Anak-anak pun bisa belajar membantu kakeknya dengan menyiram tanaman, ikut memasak

makanan kesukaan, memberi makan ikan di kolam, membersihkan pakaian

#BekerjaDariRumah

sangat


#BekerjaDariRumah

pribadi dan beres beres rumah dan lain-lain.

engklek , membuat kreatifitas dari kardus

Alahmdulillah, Corona banyak hal positif

bekas dan lain-lain.

yang bisa saya dan keluarga dapatkan.

Selain itu, urusan berbenah rumah juga hal

Biasanya kakek neneknya ketemu cucunya

seru yang saya lakukan bersama suami,

dua minggu sekali, bila sedang libur menjadi

mulai membereskan pakaian, sepatu,

lebih banyak bercerita dan mereka tidak

mengecat ulang pagar, menyortir barang-

kesepian. Selain itu, saya juga berkomunikasi

barang yang tidak dipakai, menyuci

dengan pihak sekolahnya agar memberikan

kendaraan dari mulai sepeda, motor dan

tugas yang tidak hanya melulu tentang teori

mobil. Mengatur menu agar tidak bosan dan

pelajaran. Namun lebih banyak memberikan

tetap sehat juga tidak luput dari aktifitas

tugas yang sifatnya refreshing dan membuat

saya. Mem-browsing cara-cara mebuat

anggota keluarga lebih kreatif di rumah dan

camilan seperti membuat pisang coklat keju,

menjadikan anak dan keluarganya menjalin

jagung susu keju, bola coklat agar-agar dan

bonding yang lebih baik.

camilan lain yang terus kami coba. Banyak

Sementara di Samarinda Fayza mengisi masa

dirumah keinginan makan juga makin

karantina di rumah selain dengan tugas

banyak.

sekolah, mengikuti pembelajaran melalui

Ternyata banyak hikmah yang dapat kita

zoom dan mengikuti quis melalui aplikasi

rasakan dengan adanya Virus Corona ini.

kahoot dan quizzis, setoran hapalan quran

Semoga virus corona cepat berlalu agar

melalui voice note dan video call juga

kembali normal semuanya, dan kami dapat

melakukan kegiatan variatif seperti

segera berkumpul dengan anak- anak di

melakukan permainan- permainan

Majalengka. Aaminn Ya Robbal Alamin. Stay

tradisonal seperti main congklak, main

safe, stay healthy and stay Happy.


WFH: Membiasakan Perubahan Dan Merubah Kebiasaan Bekerja Penyebaran virus Corona yang sangat masif, mau tidak mau memaksa sebagian besar masyarakat untuk beraktivitas dari rumah. Meminjam bahasa Pak Renald Kasali, disruption terjadi di hampir semua aspek. Mulai dari belajar dari rumah (dunia pendidikan), bekerja dari (pemerintahan), pelatihan dari rumah, belanja dari rumah/bisnis (oops‌kalau yang terakhir ini, bukan hanya belanja online yang sebelum pandemi terjadi

sudah marak, namun

#BekerjaDariRumah

rumah/Work From Home


#BekerjaDariRumah

ditambah dengan adanya pasar tradisional

seminggu sekali berubah menjadi sehari

online), hingga berobat dari rumah/online

sekali, saling mengingatkan dan memberi

(kesehatan), dan lainnya.

kabar kondisi masing-masing menjadi lebih

Work From Home (WFH) bagi sebagian

sering untuk dilakukan, tentunya selama

rekan saya menjadi sarana lebih dekat

‘paket’ dan jaringan masih tersedia. O ya, ini

dengan keluarga, mengingat anak-anak

juga berlaku untuk WFH (apalagi ketika

mereka juga melakukan pembelajaran dari

harus join meeting via zoom).

rumah, dan berbagai aktivitas lain di rumah

Corona merubah kebiasaan, menjadi rajin

(seperti yang disampaikan Pak Tri Widodo,

cuci tangan, rajin mandi (apalagi setelah

terjadi perluasan fungsi rumah). Bagi saya

keluar rumah), rajin berjemur (dan

yang rutin mengunjungi satu-satunya

menjemur), menjadi lebih dekat dengan

orangtua saya dan ponakan-ponakan di luar

tetangga (istri tetangga maksudnya) karena

kota (sebut saja Balikpapan), tentunya

berjemur bareng, menjaga jarak dengan

‘tradisi’ ini sementara tidak bisa dilakukan.

orang ketika keluar rumah, membiasakan

Namun kedekatan justru lebih terasa karena

diri menggunakan masker, hingga terkesan

ketidakhadiran secara fisik ini, ada rasa haru

‘gila bersih’. WFH juga merubah kebiasaan.

(maaf agak sedikit lebay) ketika di sela-sela

Sebagai orang yang sehari-hari makan di

WFH saya mendapat kiriman foto atau

kantor bersama rekan (mesan makanan

rekaman bahkan video ponakan-ponakan

online rame-rame maksudnya), adanya WFH

saya di Jakarta dan Balikpapan yang sedang

dan perintah seminimal mungkin keluar

belajar, atau hapalan surah dan hadits. Video

rumah (ini mah ga protes, kudu dilakukan,

call yang awalnya sehari sekali berubah

jangan menganggap enteng virus Corona)

menjadi dua kali sehari, yang awalnya

dan ini berarti makan di rumah,


satu teman saya, kalimat nya begini:

makanan cepat saji/ makanan praktis olahan

Setelah#dirumahaja#,

di rumah (tapi ga nimbun ya).

kamu harus punya:

Corona juga membuat orang-orang “sensitif”

Kemampuan baru

dengan suara batuk, termasuk saya. Ketika adik serumah saya demam, batuk dan lemas, saya seperti ‘terkurung’ di kamar sendiri (efek #dirumahaja#, WFH), meminimalisir ke luar kamar, penggunaan tisu untuk

Ilmu atau pengetahuan baru Keran penghasilan baru Dan, jika belum punya

memegang apapun di rumah, semakin rajin

minimal salah satu dari

cuci tangan dan tingkah keparanoid-an

itu artinya kamu bukan

lainnya, termasuk memastikan dia berobat

kekurangan waktu, tapi

dan diperiksa.

kurang disiplin.

Beberapa minggu #dirumahaja# (di tengah

Kutipan ini cukup menohok mengingat

keheningan rumah pojokan dan menjauh

hingga saat ini saya masih terjebak dengan

dari kehirukpikukan mall) ditambah semakin

rutinitas tugas. Ingin mencoba kembali

menipisnya stok masker lama, saya mencoba

belajar hal-hal lain yang sempat membuat

menjahit masker kain, sembari WFH. Tiga

saya tertarik. Semoga setelah pandemi ini

masker jahitan tangan sendiri, kadang saya

berlalu, saya sudah mendapatkan satu, dua

gunakan bergantian ketika harus keluar

dari isi kutipan diatas. Selamat bekerja dari

sebentar membeli stok makanan di depan

rumah (WFH)…

gang. Di luar keseharian masa WFH di atas, saya cukup tersentil status whatsapp salah

Stay at Home, Stay healthy, and Be Useful.

#BekerjaDariRumah

menyebabkan saya perlu menyiapkan stok


Sebab Corona Berakibat Work From Home Kekawalan semua, aku handak bekesah nah‌. Tak terbayangkan sebelumnya, Negari kita terjangkit virus Corona atau Covid-19. Di kotaku, Samarinda pun tak terkecuali. Corona yang katanya berasal dari Wuhan Cina finally singgah jua di ibukota Kaltim yang menurut pendapat pak Gubernur Kaltim, kai’ Isran Noor, akan berakhir di akhir bulan Maret

#BekerjaDariRumah

2020. Ternyata sampai kini‌. Hadirnya Corona, memaksa aku dan instansiku melakukan pekerjaan dari rumah, beribadah di rumah bahkan belajar di rumah. Terlebih bagi anakku, Andin, yang begitu senangnya bersosialisasi dengan teman TK nya ketika bersekolah. Aku memulai bekerja dari rumah sejak tanggal


17 Maret 2020. Begitupun anakku. Tapi tidak

Terkadang tidurnya diayun, 30 menit sudah

bagi suamiku, yang harus tetap bekerja di

bangun mendengar suara ibu dan kakaknya.

PMI kota Samarinda. Baginya tak ada waktu

Pekerjaan yang biasanya dilakukan di kantor

libur, hari minggu dan hari libur pun tetap

harus berpindah ke rumah. Setiap hari harus

bekerja demi masyarakat Samarinda. Andin

shareloc di grup whatsapp Latbang.

awalnya bertanya mengapa “koq sekolah

Menyebutkan hastag #sehat #keluarga

libur?”…. “Apa itu corona?”… “Mengapa ga

sehat..

boleh keluar rumah?”… “Andin kangen teman dan menari di sekolah”… dan pertanyaan lainnya…

Huft… yang membuat aku agak kelabakan

Tak terkecuali hari Sabtu dan Ahad. Kadangkala dilakukan meeting dengan pak Haji Kapus dan seluruh kolega di kantor dengan aplikasi zoom. Begitupun dengan

menjelaskannya. Ternyata

dilakukan melalui aplikasi intranet. Ketika

ga mudah menjawab

pertama kali aku menggunakan zoom,

dalam pemikiran anak

ternyata tidak bisa di hapeku, memori tidak

usia 6 tahun. Sedangkan

cukup.

bayiku, Al, yang baru 5 bulan, begitu happy melihat ibunya di rumah

hampir tiap hari.

Begitu juga ketika menginstall intranet. Aku mintalah ke teman IT untuk versi lamanya, tetap jua kada bisa.. ujar kolega di kantor sudah saatnya hp dilembiru alias lempar beli baru. Namun apa daya tak pernah cukup pitisku menukar hp baru. Sedihnya… akhirnya

#BekerjaDariRumah

absensi tiap hari dan pelaporan pekerjaan


aku menggunakan web browser chrome

‘dollarnya’ habis buat beli susu, pampers

untuk absensi dan pelaporan pekerjaan.

dan lainnya. Ada hikmah dibalik WFH ini.

Untuk zoom, aku menghapus semua video

Mendapat Wifi gretong.. hahaha..

dan foto yang masih tersimpan di memori,

WFH juga menjadikan kami lebih akrab di

tiap malam rajin bersihkan memori aplikasi

komplek. Terkadang ada makanan, kami

yang sedang berjalan demi memastikan

saling antar. Tapi tetap menjaga jarak.

zoom dapat berjalan dengan lancar jika

Padahal di blokku, baru ada 3 rumah yang

diperlukan.

berpenghuni, yang lain belum ada yang

Dengan kondisi laptop yang sudah mulai

minat berdiam disini sepertinya. Suami juga

merengek, aku juga tetap mengerjakan

rajin menyemprot disinfektan ke semua

tugas-tugas yang harus dilaporkan tiap hari.

rumah yang ada di komplek tiap minggu.

Hape dan laptop koq bisa barengan minta

Keluarga besar juga terkadang meminta

diganti ya, pikirku.. Work from home ini

suami untuk menyemprot di rumahnya.

ternyata menghabiskan paket internetku.

Alhamdulillah, tetap bersilaturahim meski

#BekerjaDariRumah

Biasanya 100 ribu cukup sebulan. Ini bisa

dalam kondisi terbatas karena Corona.

habis dalam seminggu. Harus mencari wifi

Semoga wabah Corona ini cepat berakhir.

ini. Call indihome, dijawab kalo jaringan

Rindu jua dengan full team kantor, rindu

masih penuh di sambutan. Berceritalah

berinteraksi dengan peserta pelatihan dan

dengan tetangga depan, eh tak dinyana

rindu berkumpul dengan keluarga besar.

acilnya memberikan user dan password wifi

Menyambut bulan Ramadhan tahun ini, tak

nya. Alhamdulillah, acil pengertian sekali

lupa aku dan keluargaku mengucapkan

dengan buawa (ibu anak duwa) yang

mohon maaf lahir batin ya pada kekawalan semua.. Tetap semangat menjalani hidup.


Sepenggal Kisah di Kala WFH waktu dimana rasa takut itu melanda. Rasa

menjadi bercerai (menjaga jarak) kita teguh, bersatu kita runtuh”.

takut dari miliaran penduduk bumi seakan-

Hal tersebut direspon oleh pemerintah

akan bersatu padu. Tombol “panic button”

Indonesia dengan mengeluarkan Kebijakan

sepertinya sudah ditekan, yang membuat

Work From Home (WFH) atau yang biasa

miliaran orang panik dengan perkembangan

disebut Bekerja dari Rumah. Pada mulanya

pandemik virus covid-19. Bagaimana tidak,

wacana WFH bagi para ASN telah muncul

virus covid-19 yang akhir tahun lalu hanya

jauh hari sebelum berbagai daerah di

menginfeksi wilayah Wuhan, kini “sukses”

indonesia terdampak oleh pandemi covid-

menginfeksi ratusan Negara dengan

19. Manusia hanya bisa berencana, Allah SWT

memakan korban hingga ratusan ribu nyawa

-lah yg menentukan. Bak gayung bersambut,

manusia dan jutaan korban positif covid-19.

rencana pemerintah menerapkan WFH pun

Penyebaran covid-19 yang semakin massive

langsung berjalan tanpa adanya kajian

memaksa pemimpin Negara mengambil

ataupun gambaran tentang instansi mana

kebijakan-kebijakan strategis, termasuk di

saja yg telah menerapkan WFH. Bukan karena

Indonesia. Semua bertujuan untuk memutus

kebijakan yang dilaksanakan, tetapi karena

rantai penyebaran. Salah satu upaya tersebut

pandemi covid-19 yang memaksa

adalah melalui gerakan physical distancing

pemerintah menerapkan WFH. Seluruh

(menjaga jarak). Bahkan ujaran “bersatu kita

instansi pemerintah pada khususnya

teguh, bercerai kita runtuh” kini berbalik

langsung mengeluarkan kebijakan WFH,

#BekerjaDariRumah

Beberapa bulan terakhir adalah


#BekerjaDariRumah

sebagai salah satu upaya menghambat

di depan laptop sembari menyelesaikan

penyebaran covid-19.

pekerjaan-pekerjaan kantor. Perubahan

Pengalaman baru.

waktu kerja sangat mungkin dilakukan,

WFH merupakan hal yang baru didunia

karena yg terpenting adalah output dari

birokrasi Indonesia, tetapi tidak mengurangi

suatu pekerjaan dan penyelesaiannya.

esensi dari berkerja itu sendiri. WFH

The power of technology.

sejatinya tidak mengurangi beban kerja.

Sejatinya dalam kehidupan sehari-hari,

Disinilah berbagai keahliah multitasking

tidaklah bisa dilepaskan dari pentingnya

pegawai di uji. Jika biasanya pegawai dapat

penggunaan teknologi. Seolah-olah

fokus mengerjakan pekerjaannya di kantor

teknologi menjadi ujung tombak dari

tanpa adanya gangguan, maka lain halnya

keberhasilan WFH. Tidak bisa dipungkiri,

dengan WFH. Banyak gangguan-gangguan

bahwa WFH akan berkaitan langsung

manusiawi yang akan "menghantui", mulai

dengan teknologi. Sebagai contoh untuk

dari adanya pekerjaan rumah tangga hingga

mengirimkan hasil pekerjaan, kita dapat

deadline pekerjaan kantor.

memanfaatkan email ataupun whatsapp.

Selanjutnya adalah berkaitan dengan waktu

Apabila akan melakukan pertemuan ataupun

penyelesaian pekerjaan, tidak bisa dipungkiri

mempresentasikan hasil pekerjaan dapat

bahwa WFH akan menyedot waktu efektif

menggunakan zoom meeting. Beberapa hal

kita dalam hal pekerjan kantor dan

tersebut sebenarnya telah digunakan di

pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu,

negara-negara lain dalam menunjang WFH.

pembagian waktu merupakan hal

“Teringat ketika saya hendak memperbarui

terpenting. Menentukan skala prioritas dan

KTP dan KK bersama istri, dengan

jadwal bekerja juga harus diperhatikan. WFH

memanfaatkan teknologi internet, dalam

memungkinkan kita untuk duduk lebih lama

“sekejap� KTP dan KK kami jadi. Apabila saya


Bagi saya pribadi, pengalaman WFH adalah

pelayanan KTP dan KK di Disdukcapil Kota

sesuatu pengalaman yang berkesan bagi

Bontang, maka saya akan memberikan

pengantin baru seperti saya. Hehe..

penilaian maksimal, karena tetap

Gangguan bekerja seringkali tidak hanya

memberikan pelayanannya ditengah wabah

datang dari diri sendiri seperti gangguan

covid-19. Untuk diketahui, bahwa

untuk rebahan, nge-game, sampai

Disdukcapil Kota Bontang memanfaatkan

bergelimangnya rasa malas alias mager.

Google Form dalam setiap pelayanannya,

Tetapi profesi baru sebagai kepala keluarga

sehingga dapat diakses oleh seluruh warga”.

juga harus saya kerjakan. Saya dapat dengan

*Sebagai catatan: pada saat saya akan

mudah untuk mengganti jam kerja. Waktu

memperbarui KTP dan KK, kondisi wabah

kerja saya juga menjadi lebih fleksibel dan

covid-19 belum se-massive sekarang,

tanpa batas. Bisa kerja siang, sore, ataupun

Sepenggal Pengalaman Berharga,

malam. Yang terpenting adalah penyerahan

Saya salah satu pegawai yang beruntung

hasil pekerjaan tepat waktu. Selain itu kuota

karena diberikan kesempatan untuk

internet juga harus banyak ya gaeess

merasakan Work From Home (WFH).

hehehe.. “menurut saya nilai lebih dari WFH

Menurut saya, WFH merupakan hal yang

salah satunya adalah bisa kerja sambil

sangat-sangat baru bagi dunia birokrasi,

melakukan aktivitas lainnya, sehingga tidak

“Fresh From the Oven”. Intinya adalah

bosan dan kaku dalam melaksanakan

memindahkan semua pekerjaan dari

pekerjaan”. Merespon berbagai kebijakan

computer kantor ke laptop di rumah.

terkait dengan WFH yang diterapkan di

Seharusnya tidak banyak perbedaan, tetapi

lingkungan kerja Lembaga Administrasi

dalam prakteknya malah banyak melahirkan

Negara Republik Indonesia adalah tantangan

pengalaman-pengalaman baru.

yang harus saya hadapi. Telah saya tanamkan

#BekerjaDariRumah

dapat memberikan penilaian terhadap


dalam diri untuk selalu adaptif terkait

Bagi saya pribadi, pelaksanaan WFH tidaklah

dengan kebijakan-kebijakan baru.

berbeda 90 derajat dengan bekerja di

Pemantauan pegawai yang WFH pun

kantor, karena saya selalu memegang teguh

dilakukan dengan menggunakan aplikasi

nilai-nilai IPIP (Integritas, Profesional,

zoom meeting yang memungkinkan

Inovatif, dan Peduli). Integritas: selalu

melakukan video call lebih dari 100 orang.

melaporkan bukti hasil pekerjaan kepada

Di Puslatbang KDOD tempat saya bekerja

atasan, Profesional: selalu bekerja sesuai

saja secara rutin telah melakukan rapat

dengan jam kerja yang telah ditetapkan,

menggunakan aplikasi Zoom Meeting

Inovatif: bekerja secara multitasking dan

bersama Kepala Puslatbang KDOD. Hal ini

memanfaatkan pemikiran-pemikiran yang

merupakan suatu cara yang efektif bagi kami

efektif dalam menyelesaikan pekerjaan,

#BekerjaDariRumah

yang bekerja dari rumah. Bahkan saya

Peduli: selalu mengedepankan penyelesaian

berkesempatan mengikuti seminar online

pekerjaan untuk kepentingan organisasi.

dan pemantauan langsung dari Kepala

Berdasarkan pengalaman-pengalaman saya

Lembaga Administrasi Negara hehe. Dalam

di atas, semua pekerjaan hampir secara

hati bergumam “kapan lagi bisa dipantau

keseluruhan membutuhkan peran dari

langsung sama LAN-1 hehehe�.. Beberapa

teknologi informasi. Pada dasarnya WFH

pengalaman baru tersebut sangatlah

bukanlah suatu halangan bagi seseorang

bermanfaat, bahkan dapat dijadikan sebagai

untuk meluncurkan karya-karya dan hasil

feedback untuk wacana kebijakan WFH yang

kerjanya. Berbagai bukti hasil bekerja dapat

telah dicanangkan oleh pemerintah sebelum

langsung dikirim melalui email kepada

adanya wabah pandemik covid-19 ini,

atasan, tanpa adanya batasan waktu, pagi,

learning by doing.

siang, sore, malam, ataupun tengah malam pun oke. Hehe.


WFH, Cara Cepat Turunkan Berat Badan instagram expanders

sudah lama banget mbak. Aku sekarang suka ngikutin instagram Icha Irawan, masakannya

kitchen belum? Tanyaku

enak dan simple. mbak juga bisa follow

pada Lina. Wah itu

instagram bla bla bla. Begitulah tema

mah

obrolan kami selama masa corona ini. Kebanyakan ngobrolin makanan. Sebagai ibu dengan anak-anak yang saat ini school from home, kami dipaksa harus kreatif bikin makanan maupun cemilan. Ibarat rumah makan, dapur dirumah dah kaya restoran 24 jam dengan banyak menu pilihan. Buka mata pagi langsung mikir

apa dulu yang diadon, apa dulu yang digoreng. Agak siang mikir lagi mau bikin cemilan apa biar bos-bos kecil ngga pada rusuh. Malamnya, sebelum nutup mata mikir lagi (sambil browsing) menu

#BekerjaDariRumah

Ehh kamu sudah follow


untuk besok, dan itu berlanjut setiap hari.

belajar. Kalau jam 9 pagi si kecil sudah tidur,

“Tapi Lin, kemaren aku nimbang agak

saya bisa sarapan dengan tenang. Tapi klo

terharu lho”, lanjut saya.

sikecil rewel dan tidur tidak bisa ditinggal,

“Kenapa emang mbak?” Tanya Lina.

menjadi brunch, atau bahkan tidak sama

“Ternyata timbanganku turun 3 kg”,

sekali. Dan jangan ditanya kalau soal makan

jawabku.

siang, kebanyakan tidak pernah tepat jam

“Wah, kok sama kita mbak. Aku juga turun 2

12. Karena jam segitu saya akan sibuk

kg.

menyiapkan makan untuk anak-anak dan

“Tapi emang sih Lin, biar di rumah aku

menyuapi yang bayi.

masak, tapi sebenarnya aku kurang

Walhasil saya baru bisa makan tenang

menikmati kalo makan di rumah. Justru aku

setelah semua anak-anak tidur siang atau

bisa makan enak tu kalo dikantor. Hahaha”.

sekitar jam tiga. Itu pun dengan rythme yang

“Kok kita sama lagi mbak”, timpal Lina. Dari obrolan itu saya jadi berpikir sepertinya

#BekerjaDariRumah

otomatis makan pagi saya akan beralih

WFH emang cara cepat turunkan berat badan. Bagaimana tidak, WFH dengan dua anak yang SFH ditambah satu bayi yang lagi belajar jalan, ternyata lumayan mengurangi kenikmatan saya makan hehe. Setelah masak pagi, saya biasanya langsung mandi dan bersiap untuk mendampingi anak

sangat cepat, karena si bayi sewaktu-waktu bisa bangun untuk menyusu. Belum lagi ketika saya makan, anak yang nomor dua

mandangin sambil bilang “Nayla masih pengen makan Mi”. Otomatis donk rasa lapar langsung hilang hahaha. Nah itu baru soal mengurus anak. Belum lagi soal mengerjakan tugas kantor yang tetap

jalan. Jujur selama WFH waktu tidur malam saya sangat berkurang. Karena dari pagi


adalah dan mendampingi anak belajar dan bermain, otomatis pekerjaan

menurunnya timbangan secara cepat. Padahal klo

flashback kebelakang saya punya

kantor baru bisa saya sentuh malam harinya.

kesulitan menurunkan berat badan

Kalau kondisi kondusif, dalam artian si bayi

dan masih punya utang 5 kg untuk

tidak sering bangun, laptop bisa saya tutup

kembali ketimbangan pada waktu

jam 10. Tapi kalo si bayi sering bangun,

sebelum hamil.

alamat mantengin laptop bisa lanjut sampai

Eh tapi jangan protes dulu ya, karena

dengan dini hari.

fenomena ini tidak berlaku umum. Hanya

Jika memungkinkan, salah satu strategi saya

berlaku untuk pegawai WFH yang punya

untuk mensiasati tugas kantor adalah

bayi (full ASI) hehe. Karena dari banyak grup

dengan rapel kerjaan di hari sabtu dan

emak-emak yang saya ikuti, hampir

minggu. Pada dua hari tersebut suami saya

semuanya laporan kalo timbangan mereka

yang kerja di bank dan tidak menerapkan

mengarah ke kanan. Terlepas dari itu semua,

WFH, baru bisa membantu untuk mengurus

saya yakin hikmah yang didapat dari WFH

rumah dan anak.

berbeda masing-masing orang. Yang

Ternyata oh ternyata ada banyak hikmah

terpenting adalah kita yakin bahwa selalu

dibalik corona dan WFH. Selain bisa

ada kebaikan yang Allah selipkan di segala

bersama anak selama 24 jam, bonus lainnya

kejadian.

#BekerjaDariRumah

sampai sore saya mengurus


WFH, Membangun Kedekatan dengan Anak Work From Home (WFH) mejadi salah satu gerakan nyata dalam penanaganan Pandemi COVID-19 bagi negeri kita tercinta agar dampaknya tidak meluas dan dapat dikendalikan.

“Liburan”

Ya Benar…Self Isolation dan Social

sangat masif .

Distancing yang digaungkan pemerintah

Jangankan

mewajibkan seluruh ASN di Nusantara bekerja dari rumah, bahasa kerennya WFH. WFH tentunya dijalankan dengan tidak asalasalan. Peraturan-peraturan dan tata cara

#BekerjaDariRumah

yang ketat terkait menjalankan WFH dibuat sedemikian rupa sehingga WFH ini menjadi efektif bagi ASN, bukan sebagai sarana “Liburan”.

“Liburan” kata yang memang harus dihindari selama masa Pandemi ini, mengingat sebagian besar ASN di negeri ini tingkat kedekatannya dengan kata

dimasa-masa Pandemi seperti sekarang ini, didalam keadaan Normal sekalipun banyak sekali ASN yang senang mengambil kesempatan untuk

“Meliburkan” dirinya sendiri. Lalu,


lakukan ketika WFH Selama masa pandemik ini?

Work From Home (WFH) bagi saya pribadi bukan pertama kalinya, dikehidupan sebelumnya saya sudah sering kali melaksanakan WFH bahkan disaat cuti

dan berdampak positif bagi mereka. Saya sebagai bagian dari pelaksana kebijakan mengisi hari-hari WFH seperti harihari biasanya. Yang berbeda adalah ketika mengerjakan suatu tugas didampingi oleh anak-anak dirumah.

sekalipun. Mengingat saya memiliki hak

Pengalaman yang menyenangkan tentunya

akses remote aplikasi yang membuat saya

dapat bekerja bersama anak-anak dirumah.

bisa bekerja dari rumah.

Meskipun tentu gangguan-gangguan kecil

Lembaga Administrasi Negara (LAN) ditempat saya bekerja menerapkan sistem WFH dengan berbagai macam penerapan teknologi informasi. Buat saya ini sangat baik sekali.

dari mereka disela-sela mengerjakan tugas

menjadi warna tersendiri dalam menjalankan WFH. “Membuatkan susu dipagi hari, memandikan anak, belajar bersama, menemani tidur siang, bermain bersama hingga waktu istirahat

Kebijakan – kebijakan yang ada seperti wajib

malam dan begitu seterusnya untuk hari-hari

share location, share evidence, bahkan yang

berikutnya “

terakhir LAN merilis sebuah aplikasi absensi online dengan fitur yang mampu membaca lokasi device. Tentu saja hal ini sangat

WFH membuat Ayah dan Anak lebih dekat dari sebelum-sebelumnya.

menarik, bayangkan jika hal ini diterapkan

Akhir Kata, semoga wabah COVID-19 ini

disemua instansi terutama yang didaerah-

dapat segera berakhir. Amin

daerah tentunya akan menjadi hal yang baru

#BekerjaDariRumah

bagaimana dengan saya? Apa yang saya


WFH, Tetap Menikmati Meski... Sebenarnya work from home (WFH) tidak pernah terbesit sedikit pun akan saya alami. Bayangan pekerjaan rumah seperti mengurusi anak-anak, menyiapkan sarapan makan siang dan makan malam seluruh keluarga belum lagi cucian baju, piring,

menyapu lantai, mengepel, menyapu halaman dan segala urusan domestik rumah tangga, ditambah lagi harus membawa pekerjaan di

#BekerjaDariRumah

rumah yang tentu saja membutuhkan konsentrasi dan ketenangan. Uff udah membayakangkan keriweuhan nya saja rasanya malas sekali untuk work from home,


hari-hari ibarat inem yang selalu menyiapkan

hehehe.

hidangan buat keluarga setelah beres

Singkat cerita tibalah saatnya saya bekerja

langsung ke kamar untuk ngadem maklum di

dari rumah. Pagi bangun jam 5 wita untuk

dapur pasti panas karena kompor nyala

menunaikan shalat subuh, dilanjut stretching

terus.

sedikit biar badan gak kaku dan kuat

Memasak adalah hobi saya, dan kalau hobi

menghadapi kehidupan ini hehehe. Sekitar

pasti kita happy melakukannya. Saya

jam 6.30 pagi mulailah saya dengan

mencoba memasak masakan maupun

perlengkapan perang ala mamak mamak di

camilan yang belum pernah saya buat. Tentu

dapur apron lengkap dengan sarung tangan

saja, semua resep saya googling atau lihat

karet untuk mencuci piring.

youtube maupun instagram.

Anak saya yang paling besar sempat

Untuk menyiapkan makanan orang dewasa

komentar

tidaklah begitu sulit karena mereka selalu

“Umy itu mau masak atau mau perang,

makan apapun yang saya masak. Namun,

lengkap banget kayak mengahdapi pasien

tidak untuk anak saya yang paling kecil.

corona�

Usianya 6 tahun lebih tapi hobby nonton

Hahaha saya tertawa saja sambil bergumam,

youtube tentang masakan dan camilan luar negeri yang tentu saja sayalah menjadi

“Iya.. ya.. bener juga tapi sudahlah daripada

korban nya untuk membuatkan menu

baju basah dan tangan keriput karna lama

tersebut. Pernah suatu ketika akan zoom

terkena air�.

meeting si bungsu mulai rewel karena

Selama WFH daerah kekuasaan saya adalah

kelaparan minta dibuatkan roti sandwich

dapur dan kamar, bagaimana tidak? Wong

dengan isi mozarella pelangi! What??!! Saya

#BekerjaDariRumah

kalau bisa hanya libur saja tanpa bekerja


#BekerjaDariRumah

bilang begitu, waduh ini sudah mau jam 9

selalu ada.

tapi dia minta sarapan. Maka dengan

Tapi saya tetap menikmati dan sangat

sigapnya saya mengeluarkan mozarella dari

mensyukuri karena waktu bersama mereka

kulkas dan mulai menghancurkan si

anak-anak saya menjadi lebih banyak,

mozarella dan mulai memberikan pewarna

dimana hal tersebut sangat jarang terjadi

makanan warna-warni seperti pelangi lalu

jika saya bekerja. Pagi berangkat sore baru

meletakkan di atas roti dan membakar di

pulang dan baru bertemu mereka di sore

teflon.

hari dan dengan kondisi semua yang sudah

Adrenalin rasanya terpacu sekali karena saya

lelah dengan aktifitas masing-masing.

tidak mau ketinggalan mengikuti meeting

Dari bencana ini pasti ada hikmahnya yang

zoom yang penting karena berisi update

Allah berikan kepada kita. Seperti hikmah

terbaru mengenai konidisi kantor maupun

waktu yang sangat banyak untuk mereka.

samarinda secara keseluruhan. Alhamdulillah

Mengasah hobi dengan mencoba resep

akhirnya roti tersebut selesai 1 menit

masakan yang baru, merubah gaya hidup

sebelum meeting zoom dimulai. Tapi

menjadi selalu mengkomsumsi makanan

jantung masih ngos-ngosan seperti habis

yang sehat, rajin berolahraga, menjaga

berlari 5 km.

kesehatan tubuh dan lingkungan. Lebih

Hahaha kalau ingat itu lucu sekali. Belum

sering dan bahkan over banget mencuci

lagi ketika sedang asik mengerjakan

tangan, menggunakan masker ketika

pekerjaan di depan laptop lagi lagi (selalu) si

berpergian. Wabah ini seperti menyentil

bungsu yang sudah berteriak dari toilet,

gaya hidup kita yang pernah “salah� dan

rupanya dia lagi buang air besar. Hmmmmm

berusaha untuk merubah menjadi lebih baik.

begini nih kalau bekerja dari rumah obstacle

So, stay safe and stay healthy.


WFH, Salam 3S (Senang-Senang Susah) Pertengahan

Home sejatinya bukan hal yang baru dalam

bulan Maret

konteks birokrasi Indonesia. Jauh

2020 akan

sebelumnya, Bappenas sebagai pioner sudah

tercatat

akan memberlakukan WFH dengan berbagai

sejarah birokrasi

kriteria di lingkungannya. Namun Work From

Home yang dilaksanakan di medio Maret merupakan WFH yang tidak terencana

Indonesia

sebelumnya dan berlangsung masif bagi

sebagai

seluruh ASN di Indonesia. Yup pandemi

pemberlakuan

Corona telah menjadi wabah global dan

pertama kalinya

menembus seluruh negara tanpa batas,

sistem Work

From Home (WFH). Work from

termasuk di Indonesia. Pandemi Corona yang bernama Covid-19 juga merubah berbagai sendi kehidupan bernegara dan bermasyarakat, termasuk kehidupan birokrasi Indonesia, melalui gerakan WFH diharapkan dapat membantu memutus rantai penularan virus dengan bekerja dari rumah. Terbitnya Nota Dinas tentang pemberlakuan

#BekerjaDariRumah

dalam


WFH, terasa akan menghadirkan sensasi

bahwa hari ini kita semua akan memulai

yang berbeda. Membayangkan bahwa besok

bekerja dan bersekolah dari rumah, jadi kita

hari akan bekerja dari rumah merupakan hal

tidak sedang libur ya? Kita punya tugas

yang menyenangkan. bayangan tidak

masing-masing, mas punya tugas, adik

terburu-terburu mempersiapkan diri di pagi

punya tugas, paham? Paham, jawab mereka

hari menggelanyut manis di pelupuk mata.

kompak, yes, WFH akan berjalan sukses.

Tapi opss, tiba – tiba seperti ada yang

Laptop sudah mulai terbuka, setelah mereka

memutus bayangan indah bekerja dari

mandi dan sarapan, situasi mengami sedikit

rumah yang telah mengalir hangat di sekujur

perubahan. Mereka dihadapkan untuk

badan. Yups, ada yang terlupakan, yang

mengerjakan tugas sekolah. Dalam tahap ini

tidak harus beraktivitas ke kantor bukan kita

sudah mulai harus sering mengingat hadist

#BekerjaDariRumah

saja, tapi para krucil yang juga sudah masuk

‘janganlah marah, bagi mu syugra”, karena

dalam gerakan sekolah dari rumah, dengan

kesabaran kita membimbing benar –benar

alasan yang sama : memutus mata rantai

dituntut. Mengajak mereka untuk belajar

penyebaran corona. Its Ok..semuanya akan

dirumah sendiri ternyata tidak mudah. Jika

terkendali, guman hati ketika melihat

selama ini mereka cenderung tertib dengan

mereka belum bangun. Di tengah aktivitas

para gurunya, tidak dengan para

membersihkan meja kerja di kamar, para

keluarganya. Setelah melalui proses bujuk

krucil generasi harapan bangsa sudah

sana sini, dan sedikit ancaman untuk

bangun. Dengan tenaga yang masih lemah,

menelpon gurunya, maka, terselesaikan.

sambil duduk manis mereka bertanya :

Proses pembelajaranpun selesai, kini

‘Udhe sedang apa ?”. Sambil meneruskan

‘tinggal’ membiarkan mereka untuk bermain

aktivititas beberes saya menyampaikan

‘dalam pantauan’. Sementara kita


merupakan aktivitas berulang pada pekerjaan. Dua jam

yang terjadi hampir setiap

berlalu dalam pekerjaan,

hari. Belum lagi

situasi aman terkendali. Tiga

cucian pring

jam selanjutnya, sudah

yang

banyak pekerjaan yang

mengalahkan

dikerjakan di sela-sela : di

cucian piring rumah

selah – selah marah dan

makan padang. Baru seIesai

omelan. Seru dan mumet

cuci piring, cuci lagi dan lagi. Hilang

habis. Delapan jam di

sudah bayangan untuk menjaga kelembaban

kantor yang biasanya berjalan

telapak tangan, seperti yang selama ini di

aman terkendali, dengan WFH menjadi

kantor (selesai makan siang pasang-pasang

penuh kehiru pikuk-an. Belum lagi

hand body di tangan)

mengurusi urusan logistik, masak yang

Keseruan WFH masih berlanjut, ketika kita

biasanya cukup sekali karena banyak

harus piket ke kantor. Paranoid yang sudah

disambung dengan makan di luar, saat WFH

hampir menggumpal membuat aktivitas

full makan hanya dilakukan di rumah.

keluar rumah seperti medan perang yang

Menanak nasi lagi, masak lauk dan sayur lagi

membahayakan, dengan ranjau dimana-

#BekerjaDariRumah

berkonsentrasi


#BekerjaDariRumah

mana. Bahkan pernah saking paniknya,

satu bulan, di tengah aktivitas ngantor dari

pagar rumah yang sudah terbuka, masih kita

rumah, rasa penat pikiran akan situasi

cari kuncinya, benar-benar akut. Memastikan

pandemi mulai mendera. Perasaan untuk

tangan kita tidak menempel dan memegang

menerima situasi dengan berpikir positif

sembarangan seperti yang sudah menjadi

menjadi sebuah tuntutan. Diperlukan

kebiasaan selama ini, bukanlah hal yang

formulasi diri untuk berjalan dalam

mudah. Aktivitas belanja menjadi hilang

ketenangan pikiran di situasi yang serasa

keseruannya, karena dilakukan dalam

tidak menentu. Kecemasan yang melayang

kondisi tidak banyak bicara dan tidak

bebas layaknya nyamuk yang ingin

banyak memegang. Belum lagi protokol

menghisap darah, harus mampu kita

keluar masuk rumah yang agak sedikit rumit.

kendalikan dengan susah payah. Pikiran

Memberi tangan kita dengan Hand sanitizer

tenang harus kita produksi dari dalam diri

setelah memegang pagar, pun pulangnya,

guna menjalankan kewajiban secara normal

cuci tangan, cuci kaki, masuk rumah

seperti biasanya. Kewajiban terhadap

langsung melepas semuanya ke mesin cuci

keluarga dan pekerjaan kantor. Tentu tidak

dan mandi. Jujur saja, ini semua adalah

mudah menciptakan sebuah keidealan agar

kebiasaan baik, hanya saja karena kita tidak

keduanya bisa berjalan bersama di moment

mendisiplinkan diri selama ini, jadinya

WFH. Tetap berusaha dan selalu berusaha

seperti agak berat bingits melaksanakannya.

agar bisa sama-sama berjalan harus kita

Semoga saja moment ini bisa menjadi

lakukan sebagai upaya memperbaiki diri

moment ‘hijrah’ untuk tertib menjaga

dalam setiap harinya. Semoga Allah, SWT

kebersihan ke depannya.

selalu memberikan kasih dan

Kini, kegiatan WFH sudah berjalan hampir

perlindungannya agar pandemi ini bisa cepat berlalu. Amin. Tabik.


Positifnya WFH Sejak World Health

Organization (WHO) mengumumkan tentang pandemi Covid-19 di seluruh dunia,

kuliah. Langkah strategis ini diambil untuk mencegah semakin meluasnya virus Covid-19 atau yang dikenal dengan Corona. Definisi sendiri berarti bekerja dari rumah itu artinya

membuat Presiden

anda tidak perlu bangun pagi, cepat-cepat

Republik Indonesia

mandi kemudian bersiap-siap pergi ke kantor

Joko Widodo mengeluarkan instruksi agar masyarakat Indonesia

dengan menerjang kemacetan jalanan, cukup dengan menggunakan pakaian seadanya kemudian membuka laptop dari rumah dan bekerja.

diluar rumah yang tidak penting, termasuk menerapkan sistem Work

From Home (WFH) dan pembelajaran online baik sekolah maupun

Bisa dikatakan sistem WFH ini menjadi trend dan jalan keluar bagi pegawai pemerintahan maupun karyawan swasta dalam menyelesaiakan pekerjaannya ditengah pandemi Covid-19. Saking viralnya dalam beberapa media sosial sistem ini dibuat

meme lucu, diantaranya mengatakan “Baru kali ini seumur hidup kerja sambil tidur

#BekerjaDariRumah

mengurangi kegiatan


-tiduran dirumah dibayar dan bisa

menjalankan instruksi dari Kepala Lembaga

menyelamatkan negara�

Administrasi Negara (LAN) Republik

Hahaha.... ya individu mengeluarkan

Indonesia melalui Kepala Puslatbang KDOD.

penilaian dan definisi nya masing-masing

Jujur saya masih belum terbiasa dan awam

padahal hakekatnya tidak demikian.

akan sistem ini, yang mengakibatkan saya

Permasalahan WFH dimana kebijakan WFH

tidak bisa maksimal dan tidak bisa fokus

ini banyak menuai pro dan kontra terutama

dalam bekerja. Bekerja dikantor dengan

bagi para pekerja untuk penerapannya

bekerja dirumah tentulah berbeda

dikarenakan kesiapan instansi atau

suasananya, kita tau kalau di rumah itu

perusahaan yang belum maksimal.

sudah menjadi jatah waktu untuk keluarga

Salah satu yang menerapkan sistem WFH

#BekerjaDariRumah

adalah tempat kerja saya yaitu Lembaga

dan pekerjaan yang memang rutin saya lakukan sebagai seorang ibu rumah tangga.

Administrasi Negara (LAN) Republik

Tapi kondisi ini tetap mengharuskan saya

Indoneisa. Kepala Puslatbang KDOD

untuk bisa mengkondisikan bekerja

mengeluarkan Nota Dinas Nomor 005/

dirumah. Ditambah anak sekolah yang juga

PKD.1.1/SDM.04.5 tertanggal 16 Maret 2020

menerapkan sistem sekolah dirumah/online

memulai mengisntruksikan pegawainya

itu artinya pekerjaan saya menjadi lebih

untuk melakukan kegiatan Work From

banyak. Keusilan si kakak terhadap adiknya

Home. Sudah sebulan lebih saya menjalani

yang membuat adiknya marah sehingga

kegiatan yang asing dan baru pertama kali

suasana menjadi gaduh, si kecil Nadia yang

dilakukan itu. Sebagai pegawai Puslatbang

ingin mengajak saya bermain, dan belum

KDOD suka tidak suka, mau tidak mau harus

lagi adanya tugas dari sekolah Mas Danish dan Arkaan yang tiap hari harus dikerjakan.


rumah untuk mengejar deadline yang harus

karena selama dirumah harus memikirkan

saya kerjakan hari-harinya. Ketika suami

menu masakan apa yang harus saya buat

berada di rumah barulah saya bisa sedikit

(tentunya waktu tersita untuk browsing resep

bernafas lega untuk mengurus ketiga anak

masakan), menyiapkan masakan, membantu

ini, tidak banyak sih tapi tetap sangat

anak-anak mengerjakan tugas di sekolah,

membantu sekali ya karena tempat kerja

mengajarkan arkaan membaca (deadline

suami dan saya juga menerapkan sistem

Arkaan harus bisa baca ketika udah masuk

yang sama tetapi tidak murni full WFH jadi

SD yang bulan Juli nanti harus mulai

ada sistem piket istilah dia Work From Office

sekolah...

(WFO). Otomatis, Ketika anak-anak masih

Ini yang membuat saya geregetan klo Arkaan

tidur....It’s time to open my laptop and

masih suka salah-salah membaca.... tapi

Whatsapp Web untuk mengunduh data-data

pikiran positif saya bilang Practise makes you

yang telah dikirimkan koordinator untuk

perfect.... klo ngak terus-terusan dilatih

proses kelengkapan dokumen yang akan

membaca, gimana mau lancar membaca?),

diajukan ke KPPN, tentunya juga fokus untuk

Bersih-bersih rumah dan mencoba resep

komunikasi tentang kerjaan ke koordinator

baru agar dirumah tidak merasa bosan dan

kegiatan masing-masing. Huft... eh kenapa

melatih kreativitas di dunia kuliner (berpikir

saya jadi curhat, oke kita kembali ke

keras supaya anak-anak tidak banyak jajan

permasalahan hehehe... Beruntung di masa

dan tentunya bikin camilan yang sehat dan

WFH ini tidak terlalu banyak pekerjaan yang

disukai anak-anak).

dibebankan ke saya, alhasil saya masih bisa

Dengan ketiga anak yang masih kecil-kecil, saya merasa kewalahan ketika berada di

menyeimbangkan antara pekerjaan kantor dengan pekerjaan rumah.

#BekerjaDariRumah

Hal ini membuat saya letih selama WFH,


Sebenarnya kegiatan diklat yang seharusnya

Ketidakfokusan selama WFH ini dikarenakan

memulai kegiatan Pelatihan Kepemimpinan

ketika saya ingin berkonsentrasi

Pengawas Angkatan ke II dan III ini

mengerjakan pekerjaan kantor, ada saja

direncanakan pada bulan Maret ini, tetapi

gangguannya. Tapi ada sisi positif dari WFH

dibatalkan karena efek dari si covid-19 yang

ini yang saya sangat syukuri yaitu Kami bisa

membuat negara ini cemas karena setiap

sholat berjamaah dirumah bersama dan

hari masih saja ratusan orang dinyatakan

bounding ke anak-anak makin dekat. Yang

positif terjangkit virus corona dan sekarang

kemarin-kemarin, karena anak-anak

jumlahnya pun sudah ribuan orang positif

dititipkan ke mbah dan eyangnya membuat

dan ratusan orang meninggal dunia karena

Arkaan enggan untuk pulang ke rumah,

terkena virus ini.

lebih memilih tinggal di rumah mbahnya,

#BekerjaDariRumah

Ketidaksiapan dengan kondisi inilah yang

sekarang malah klo diajakin ke rumah

membuat Diklat PKP Angkatan II dan III batal

mbahnya, maunya malah minta pulang.

untuk diselenggarakan sesuai jadwal. Jadi,

Hadeuh maaf curhat lagi...

selama WFH, yang saya kerjakan adalah

Ya jadi begitulah pengalaman saya selama

menyelesaikan pendingan tugas-tugas yang

Work Form Home ini alias WFH, ada suka

belum terselesaikan seperti peng-update-an

dan ada dukanya tetapi dibuat asik aja

data dokumen SP2D yang dananya telah cair

hehehe... saya berharap semoga kita semua

dari KPPN ke Aplikasi SIK, Karwas (Kartu

selalu diberikan nikmat sehat dan Smoga

Pengawasan) dan Laporan Realisasi serta

Allah SWT cepat mengangkat virus corona

menyelesaikan proses honor untuk kegiatan

ini sehingga kita bisa menyambut bulan suci

Seminar untuk Latsar CPNS Angkatan VIII

nan mulia yaitu bulan Ramadhan dengan

dan IX, PKA dan PKP.

tenang, Amin.....3x Ya Robbal Allamin.......


Belajar dari Covid 19 Cara ini diyakini memainkan peran penting

kantor di rumah sudah

dalam membantu mencegah penyebaran

menjadi hal yang biasa

virus dari orang ke orang ketika seseorang

selama ini. Namun

terinfeksi.

dalam konteks Work

Kembali ke WFH, bagi aparatur pemerintah

From Home (WFH) saya

di Indonesia WFH sebelumnya masih sebatas

yang telah bekerja 10

mimpi. Berkaca pada perusahaan di bidang

tahun di sektor

teknologi dan informasi dengan fleksibilitas

pemerintahan baru

jam kerja yang tinggi, wacana tersebut

mengalaminya di

pernah muncul namun pro kontra tak

tahun ini, dan saya

berujung terjadi, sehingga wacana tersebut

yakin sebagian besar aparatur

hilang dengan sendirinya. Namun kini mimpi

pemerintah pun demikian.

tersebut seolah menjadi nyata, meskipun

Kondisi ini terjadi karena

dengan kondisi yang darurat ataupun

adanya wabah covid-19 yang

terpaksa.

memaksa setiap orang untuk menjaga jarak fisik atau

physical distancing antara diri sendiri dengan orang lain.

Kondisi yang memaksa, menjadikan pengalaman pertama WFH kurang memadai,

baik dari sisi kebijakan maupun aparaturnya. Namun demikian seiring dengan berjalannya

#BekerjaDariRumah

Mengerjakan pekerjaan


WFH beberapa kebijakan telah dilakukan

besar dan mengerti mungkin tidak banyak

penyesuaian dan aparatur sudah mulai bisa

mengalami kendala, tetapi bagi saya dengan

menyesuaikan diri. Bahkan dengan adanya

anak baru berumur 1 tahun, hal ini menjadi

WFH, telah muncul banyak inovasi yang

tantangan tersendiri. Anak yang belum tahu

mungkin tidak terpikirkan sebelumnya di

tentang WFH tentunya ingin bermain

kondisi yang normal. Ini adalah salah satu

dengan orang tuanya setiap waktu. Untuk

hikmah adanya wabah covid-19.

itu menyesuaikan jam bekerja dengan jam

Apakah pelaksanaan WFH saat ini telah

tidur anak menjadi solusinya, meskipun ada

berjalan efektif?, dimana produktifitas

juga beberapa pekerjaan yang sifatnya

pegawai sama atau bahkan lebih baik dari

mendesak dan harus diselesaikan segera.

sistem kerja normal. Saya tidak bisa

Untuk pekerjaan yang mendesak tersebut

#BekerjaDariRumah

menjawab pertanyaan tersebut karena

mau tidak mau saya harus bersembunyi dari

lingkup pekerjaan saya yang sangat

anak saya hingga pekerjaan selesai, atau

terbatas, tidak bisa menggambarkan seluruh

bahkan saya ke kantor untuk menyelesaikan

pekerjaan di sektor pemerintahan. Namun

pekerjaan.

demikian saya bisa menyampaikan

Ada kesan WFH menyulitkan penyelesaian

pengalaman mengikuti WFH selama hampir

pekerjaan kantor, pengalaman saya tidak

1 bulan ini.

demikian, terbukti dengan beberapa

Selama menjalani WFH, suasana rumah

pekerjaan yang berhasil saya selesaikan

menjadi godaan terbesar bagi saya.

selama WFH relatif sesuai dengan target.

Bagaimanapun, suasana bekerja di rumah

Adapun kendala-kendala yang muncul tidak

tentunya sangat berbeda dengan di kantor.

begitu signifikan dan dapat diatasi dengan

Untuk orang yang anak-anaknya sudah

baik. Justru dengan adanya WFH saya


mendapatkan hal positif yang lain, yaitu kedekatan dengan anggota keluarga yang membuat hubungan

intensitasnya

kekeluargaan menjadi

dibandingkan saat sela-

kondisi normal. Hal ini wajar mengingat di

sela waktu WFH saya bisa menjaga anak dan

masa ini unit saya, yang menangani

membantu isteri mengerjakan pekerjaan

perencanaan dan keuangan, sedang sibuk-

rumah, bahkan beberapa hari saya sempat

sibuknya melakukan beberapa perubahan

membersihkan dan mengecat beberapa

anggaran untuk penanganan covid-19.

bagian rumah.

Koordinasi baik internal maupun eksternal

Koordinasi dengan rekan kerja selama WFH

ternyata dapat dilakukan dengan baik

pun relatif tidak ada kendala yang berarti,

meskipun dilakukan secara virtual atau tidak

karena dapat memanfaatkan teknologi

bertemu secara fisik.

komunikasi yang ada. Saat ini banyak sekali

Seiring dengan tingginya frekuensi

aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan

komunikasi secara virtual di masa WFH ini

sebagai alat komunikasi melalui jaringan

harus diakui telah meningkatkan belanja

internet, baik dalam bentuk teks, foto, audio,

paket data secara signifikan. Kebutuhan

ataupun video. Komunikasi dan koordinasi di

paket data saya meningkat 3 kali lipat di

unit saya selama masa WFH ini cukup intens

masa WFH ini, paket data yang biasanya

dilakukan, bahkan relatif lebih tinggi

dapat saya gunakan selama satu bulan,

#BekerjaDariRumah

lebih baik. Dimana di


memasuki minggu ketiga ini sudah 2 kali

pemerintahan dapat dilakukan dengan WFH,

diisi ulang. Adanya kebijakan terbaru terkait

namun pengalaman ini bisa menjadi

penggantian uang paket data bagi pegawai

pembuktian bagi pihak yang meragukan

yang berstatus WFH menjadi kabar yang

bahwa WFH atau fleksibilitas jam kerja yang

cukup baik.

tinggi tetap bisa menjadi pilihan dalam

Disisi lain maraknya penggunaan aplikasi

pelaksanaan birokrasi di Indonesia. Bahkan

komunikasi teleconference, memunculkan

kebijakan-kebijakan terbaru terkait Covid-19

beberapa pembahasan terkait keamanan

beberapa waktu terakhir ini menegaskan

aplikasi. Beberapa kasus menyebutkan

kembali bahwa tanpa dokumen fisik dan

adanya celah aplikasi yang dapat digunakan

bertemu secara fisik, kegiatan-kegiatan yang

oleh penyusup untuk menjadi mata-mata

diselenggarakan oleh pemerintah dapat

#BekerjaDariRumah

hingga adanya penjualan data pengguna

berjalan dengan baik.

aplikasi teleconference. Dalam hal ini saya

Terakhir, meskipun banyak pelajaran yang

melihat pemerintah belum siap

bisa diambil, kita tetap berharap dan selalu

menyediakan aplikasi alternatif yang lebih

berdoa agar wabah covid-19 cepat berlalu

terjamin keamanannya.

dan kondisi kembali normal. Ada banyak

Dari pengalaman pertama melakukan WFH,

saudara-saudara kita yang telah menjadi

banyak pelajaran penting yang dapat

korban dari penyakit ini, baik secara

diambil dari merebaknya covid-19 ini,

langsung maupun tidak langsung. Agar

diantaranya dari sisi birokrasi pemerintahan

pengorbanan tersebut tidak sia-sia, kita

yang ternyata tetap bisa berjalan meskipun

perlu banyak belajar dari pengalaman ini

tidak berkantor pada umumnya. Meskipun

agar di masa yang akan datang kejadian ini

tidak semua pekerjaan di sektor

tidak terulang kembali.


#BekerjaDariRumah


#BekerjaDariRumah

Berinovasi Untuk Beradaptasi Waktu menunjukan pukul 07.00 Wita, buru-

pun pada hari itu hanya dipadati oleh

buru saya memanaskan mesin motor saya

beberapa mobil box yang membawa

untuk berangkat ke kantor. Maklum karena

angkutan barang. Tidak terlihat angkutan

sudah seminggu lebih menjalankan work

umum atau taxi sebutan orang Samarinda

from home (WFH). WFH agak mengacaukan

yang biasa nya dipadati oleh anak-anak

waktu bangun saya. Terlebih lagi bapak yang

sekolah. Motor yang paling banyak

biasa mengingatkan untuk segera berangkat

menguasai jalanan kota Samarinda pun

kerja, pada hari itu tidak mengingatkan

terlihat hanya beberapa saja. Pengemudi

karena beliau berpikir anak nya hari itu

ojek online yang paling mendominasi.

bekerja dirumah saja.

Rute dari rumah saya ke kantor

Jarak dari rumah ke kantor hanya sekitar 18

Puslatbang KDOD

menit saja. Karena takut terjebak macet,

melewati beberapa

maka disimpang lampu merah air putih, saya

sekolah negeri, yang

pun langsung menancap gas motor setelah

saat itu terlihat sepi

berpamitan dengan bapak. Jalanan terasa lenggang sepanjang rute yang saya lewati. Lampu merah yang biasa macet

seperti


delapan orang pegawai, hari itu hanya ada

belajar dirumah sekarang� ucapku dalam

saya dan dua orang pegawai lainnya.

hati. Beberapa toko yang biasanya pagi-pagi

Hal tersebut bukan berarti menunjukkan

sudah bersiap buka pun pada hari itu,

yang lain tidak bekerja. Mereka juga bekerja

tampak tidak ada aktifitas sama sekali.

tapi dirumah mereka masing-masing. Itu

“Secepat itu pandemik ini mengubah hal

juga bukan menunjukkan kami tidak dapat

yang biasa dilakukan manusia. Hanya butuh

bertatap muka. Hari itu, tepat pukul 09.00

waktu dua bulan saja� pikirku sedikit bergidik

waktu Indonesia tengah, menggunakan

ngeri.

aplikasi video conference online. Zoom

Sesampai dikantor waktu menunjukkan pukul

Cloud Meeting namanya. Kami pun

07.15 buru-buru saya segera membuka

melakukan tatap muka meskipun ditempat

aplikasi Intranet LAN. Aplikasi monitoring

yang berbeda-beda.

absensi kehadiran pegawai LAN pengganti

Tidak hanya tujuh atau delapan orang.

absensi manual menggunakan fingerprint

Sebanyak 50 orang sekaligus dapat

yang biasanya digunakan oleh pegawai LAN

dipertemukan dalam waktu yang sama saling

sebelum pandemik ini terjadi. Setelah

bertukar informasi dan memberikan laporan

menekan tombol absen masuk, saya pun

soal kesehatan dan hasil pekerjaan saat di

bergegas menuju meja kerja saya dan

rumah atau di kantor. Sebelum pandemik ini

menyelesaikan tugas yang diberikan

terjadi, untuk mengumpulkan 50 orang

pimpinan kepada saya. Ada yang berbeda

pegawai Puslatbang KDOD itu lumayan

saat bekerja hari itu. Ruangan bidang

rumit. Harus menyiapkan beberapa kursi di

pelatihan dan pengembangan (yang

ruang rapat agar dapat menampung semua

disingkat latbang) biasanya diisi oleh

pegawai. Terkadang yang dinas diluar tidak

#BekerjaDariRumah

hari libur saja. “Oh iya mereka kan sekarang


dapat mengikuti rapat karena terpisah jarak.

Pembatasan Sosial Berskala Besar atau

Namun, saat ini dimana pun pegawai

disingkat PSBB. Kami yang sama-sama

Puslatbang KDOD berada, Kepala

pegawai LAN yang menjabat Pranata Diklat

Puslatbang KDOD dapat bertatap muka

memang sering bertukar informasi melalui

dengannya.

sosial media seperti Whatsapp. Dia pun

Selesai rapat melalui media daring, pukul

menginformasikan sekarang di LAN Jakarta

12.00 sudah waktu nya makan siang. Perut

sedang melaksanakan distance learning atau

sudah mulai keroncongan. Saya pun

pelatihan jarak jauh. Saya tahu saat ini

mengambil gawai saya, membuka aplikasi

sedang dijalankan Pelatihan Kepemimpinan

ojek online dan memesan makanan

Nasional Tingkat II (PKN II) di LAN Jakarta.

diwarung yang berjarak 5 kilometer dari

Yang mengagetkan saya adalah informasi

#BekerjaDariRumah

kantor Puslatbang KDOD. Tidak sampai 30

dari teman saya bahwa saat ini peserta

menit makanan pun sudah datang.

melakukan benchmarking dengan metode

Menggunakan uang elektronik, saya tidak

yang sama ke negara Vietnam.

harus memberikan uang tunai kepada si

Bukan apa-apa, saya yang baru setahun di

pengemudi ojek online tersebut. Salah satu

instansi ini hanya mengetahui bahwa

hal yang saya lakukan untuk menerapkan

benchmarking atau studi lapangan dilakukan

physical distancing yang dianjurkan oleh

dengan konsep peserta mengunjungi

pemerintah.

langsung ke lokus untuk dapat diambil

Sembari makan tiba-tiba ada pemberitahuan

pengalaman dan invoasi lokus yang

dari Whatsapp saya, ternyata teman saya

didatangi. “Bagaimana caranya?� Tanya saya

yang berada di daerah Jakarta mengirimkan

ke teman saya itu. secara singkat dia

informasi bahwa disana sudah diterapkan

menjelaskan dengan metode meeting online


penjual sudah dapat melakukan transaksi.

langsung dari Kedubes RI di Vietnam dan

Mau pesan makanan tidak harus ke

ditunjukkan inovasi-inovasi apa saja yang

warungnya. Cukup buka aplikasi, pesan terus

dilakukan Vietnam khususnya di bidang

bayar. Beberapa menit kemudian akan ada

kesehatan dalam menangani pandemik covid

seseorang yang mengantarkan nya langsung

19 ini.

ke tempat kita.

Saya sadar, pandemik ini memaksa kita

Sudah tidak ada lagi jarak, orang-orang

untuk berinovasi agar dapat beradaptasi. Alih

dapat bertatap muka berbincang seakan

-alih tidak melakukan hal yang biasa kita

bertemu di tempat yang sama hanya

lakukan, malahan kita harus melakukan

bermodalkan internet dan gadget.

inovasi agar dapat melakukan yang biasa kita

Pemerintah pun sekarang lebih gampang

lakukan. Mencari cara agar hal yang biasa

menginformasikan kebijakan-kebijakan yang

kita lakukan dapat berjalan. Memanfaatkan

dibuat hanya dengan memanfaatkan sosial

teknologi merupakan hal yang wajib

media seperti Instagram dan facebook yang

dilakukan tua maupun muda, yang di kota

dapat menjangkau seluruh pelosok negeri.

maupun yang di desa, laki-laki atau wanita.

Seperti yang pernah saya baca di buku karya

Sekarang ibu-ibu rumah tangga berbelanja

Rhenald Kasali yang berjudul Disruption

kebutuhan dapur hanya dengan aplikasi

yang menyatakan bahwa siap tidak siap, kita

belanja online atau menghubungi pedangan

harus siap dan menerima perubahan saat ini,

pasar yang siap mengantar langsung

karena jika kita tidak mau berubah atau

kerumah. Melakukan pembayaran pun tidak

berinovasi maka kita tidak dapat beradaptasi

perlu menggunakan uang tunai, cukup

dan lama-lama kita akan terkena bencana

menggunakan uang elektronik pembeli dan

kemudian punah tergerus perubahan zaman.

#BekerjaDariRumah

para peserta mendapatkan penjelasan


Ini Ceritaku, A Mother of Two

#BekerjaDariRumah

Sebagai seorang single

untuk sementara tak bertemu.

fighter yang hidup terpisah

Di saat yang lain WFH bersama keluarga

dengan buah hati, pandemik, social

terkasih, pun saya, WFH, dengan mutiara

distancing, dan PSBB, merupakan

mutiara terkasih pula, hanya dengan

tambahan ujian untuk diri. Tak perlu lah

kondisi yang berbeda, terpisah raga.

diceritakan sebab musababnya kenapa

Jangan tanya bagaimana rasanya, tak

sampai berakhir terpisah dengan buah

bisa dijelaskan dengan kata kata. Tetap

hati, yang cukup perlu diketahui

sering mengucap syukur alhamdulillah,

hanyalah, keputusan itu adalah yang

karena hidup dijaman yang teknologi

terbaik yang bisa dilakukan. Normalnya,

merupakan sebuah keharusan, sehingga

setiap akhir pekan mengunjungi mereka,

membuat jarak tak lagi menjadi sebuah

paling lama dua pekan tidak

halangan, semua serba dimudahkan.

mengunjungi mereka, pergi bersama,

Telepon, WA, Video Call, untuk

bermain, berenang, makan makan,

sementara mampu memutus jarak

rekreasi, membahas kegiatan sepekan

ratusan kilometer. Namun tak bisa

kemarin dan sepekan kedepan, adalah

dipungkiri, tak ada yang mengalahkan

kegiatan kegiatan yang rutin kami

nyamannya pelukan mutiara mutiaraku

dilakukan, akan tetapi, karena pandemi

tersayang, tak ada yang mengalahkan

dan kebijakan social distancing, mau tak

syahdunya bertatap mata dengan wajah

mau menahan diri dan menahan rindu

wajah ceria mereka. Terpisah jarak, tak


sifat dewasa yang jauh diatas usianya.

saya mendampingi mereka untuk belajar

Berbanding terbalik dengan ade : yang

dirumah, terlebih mutiara mutiara saya

ekspresif, menyampaikan semua yang

tinggal didaerah yang termasuk zona

dipikirkan, sebentar ngambek, sebentar

merah, memaksa mereka untuk disiplin

tertawa, benar benar harus membedakan

tidak bisa keluar rumah. Tetap masuk

treatment dalam berkomunikasi terhadap

dalam grup orangtua siswa, membuat

keduanya. Sebagai contoh, perbedaan

saya dapat memantau dan mendapatkan

kecil saat ngobrol dengan mba dan ade :

informasi apa saja kegiatan kegiatan yang

Ngobrol bareng mba :

harus tetap dilakukan oleh mereka. Mulai

Saya : Mba, ummi minta maaf ya, belum bisa kesana, berdoa saja semoga situasinya cepat normal lagi, jadi kita bisa ketemu.. Mba : iya ummi, gapapa kok, yang pennting ummi jaga kesehatan… Saya : makasih ya mba… Mba : Mba sayang Ummi… Saya : Ummi juga sayang Mba

dari pendampingan mengerjakan tugas

harian, murojaah hapalan, setoran ngaji harian, semua dilakukan dengan bantuan

video call. Memang, tidak akan seideal kalau berada disamping mereka secara fisik, tapi paling tidak, mereka tetap

merasakan ummi nya berusaha untuk membuat semua berjalan baik sebagaimana mestinya. Semoga mereka nantinya mengerti dan memahami. Memiliki dua mutiara kecil yang bertolak

belakang karakter itu adalah tantangan tersendiri. Si mba dengan ketenangannya,

Ngobrol bareng ade :

Saya : De, ummi minta maaf ya, belum bisa kesana, berdoa saja semoga situasinya cepat normal lagi, jadi kita bisa ketemu.. Ade : Iya, Ade maafkan… Saya : …………………. (speechless) Ade : Dah ya ummi, Ade main dulu, Ade sayang ummi

#BekerjaDariRumah

otomatis melunturkan tanggungjawab


Saya : Ummi juga sayang ade…

diri sendiri tidak serta merta membuat

Bisa dilihat, saat ngobrol dengan mba.

anak anak berada disamping saya. Tidak

Mba memberikan jawaban yang

pula membuat rasa kangen itu hilang

menenangkan, mendamaikan. Giliran

dari hati saya. Bukan sedikit. Diluar sana,

ngobrol bareng ade, dengan topik yang

yang bersama secara fisik dengan anak

sama, jawaban yang ade berikan

anak mereka, tapi terlihat membosankan.

sungguh tak dapat disangka sangka.

Komunikasi pun tak lancar, masing

Walaupun begitu, sungguh, apapun yang

masing sibuk dengan gawai yang ada

mereka sampaikan ke saya, sangat

digenggaman. Duduk berhadapan, tapi

sangat berarti untuk saya.

hati saling berjauhan. Tak tertuju pada

Saat ada yang bertanya: “Apa tidak

#BekerjaDariRumah

kangen dengan anak anak?” Duh, tak

yang dihadapan. Termasuk yang

manakah kita?

perlulah menanyakan itu. Ibu mana yang

Apakah kita termasuk jenis manusia yang

tak kangen dengan anaknya. Sepertinya

“pergi tak dirindu, datang pun tak

tak ada. Seburuk-buruk ibu, pasti akan

ditunggu” oleh anak anak kita?

merindukan anaknya. Tinggal bagaimana

Na'udzubillahi min dzalik…

cara mengelola rasa kangen ini menjadi

Apapun itu, semua yang terjadi dalam hidup

sesuatu yang positif atau negatif.

ini sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz.

Saat rasa kangen menyerang tak henti-

Jauh sebelum penciptaan manusia. Baik,

hentinya : apakah saya harus meratapi

buruk, senang, susah, semua merupakan

diri, mengasihani diri, karena tak bisa

perjalanan hidup yang harus dilalui. Cukup

bersama dengan anak anak? Tentu tidak. Toh dengan meratapi dan mengasihani

yakin saja. Allah tak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya.


Menjaga Optimisme dan Jangan Khawatir You don't gotta go to work, work, work, work, work, work, work But you gotta put in work, work, work, work, work, work, work You don't gotta go to work, work, work, work, work, work, work Let my body do the work, work, work, work, work, work, work, work We can work from home, oh, oh, oh oh We can work from home, oh, oh, oh oh

Sementara suami gua ga WFH sama

Mungkin sepenggal lirik lagu yang

kebijakan kantor nya doi. Anddd fix bumil ini

dipopulerkan oleh Fifth Hrmony di atas,

ga ada teman nya selama WFH, namanya

mewakili pengalaman gue saat ini.. Yes

bumil kan gengs ada aja hal – hal yang bikin

bekerja dari rumah. Bukan tanpa alasan ini

ga enak seperti ngalamin keram perut, sesak

gaess. Tapi emank karena dunia saat ini lagi

nafas dan lainnya. Sempat juga kepikiran klo

weww, lagi ga baik, lagi serem, lagi genting

sampe lahiran virus nya ga selesai gimana

dan lagi lagi yang lain hohohoho. Sehingga

donk?? Bayangin ke rumah sakit aja serem..

mewajibkan kita semua untuk melakukan

masa iyah lahiran di rumah pake dukun

social distancing, you know whyy?? Ya

beranak kaya jaman dulu wkwkwkwk. Duh

karena COVID 19 pastinya.

corona betah amat disini.. kok lo ga pulang –

Wokay..gue work from home (WFH).

pulang sih kaya bang toyib

skali. Pas gue tanya, kenapa bgitu? Suami gue jawab, ”Mau listrik nya pada mati?” (suami gua kerja di PLTU). Gue jawab “idih parah… Ya udah kerja aja sana, dari pada aku dirumah gerah. Ga bisa nonton. Cas HP, masak, wkwkwkw”.

#BekerjaDariRumah

Becandaaan sih, tapi emank bgitu lah


#BekerjaDariRumah

Tiba – tiba emak gue telpon bilang klo dia

yang bisa mengalihkan pikiran gue, ngapain

cemas banget kalau pandemik ini belum

coba?? Ya belajar masak pastinya.. Karena ga

berakhir. Beliau ga bakalan bisa datang ke

mungkin juga kan seharian nongkrong di

Samarinda untuk acara tujuh bulanan

depan komputer LOL. Gue yakin setiap

(secara emak gue menjunjung tinggi adat

wanita diciptakan memiliki bakat terpendam

istiadat), gue jawab donk “yeaelah mah..

dalam hal “nginem” (nyapu, nyuci, beberes,

namanya musibah. Ngapain juga dipaksain

masak). Okey gue mulai dengan buka

ke sini… Emank mau dikarantina sebulan?

youtube, liat bahan – bahan yang kira – kira

(secara pasti mampir dulu kerumah abang

gampang dan gue kenal. Minimal bikin

gue yg dijakarta)” gaya banget ya gue nakut

tempe mustofa, risoles atau kolak pisang lah

– nakutin hahaha .. padahal gue yang

yaa.. wkwkw, masakan pertama gagal... ingin

sebenarnya takut wkwkwkwkw..“

rasanya dapur ini kuacak – acak. Maksud hati

Yaudah sih.. lagian adat itu ga penting, yang

mengalihkan pikiran yang stres itu, ehh

penting kita rajin ibadah aja..Tuhan pasti

malah nambah stres huuu.

kasih yang terbaik” (bijak sekali saya

Oke, sebagai wanita tangguh, dilarang

).

Belum lagi abang dan adek gua yang tinggal

pantang menyerah. Besoknya bikin lagi.. dan

di Jakarta nanyain gimana kondisi disana,

berhasil gaess.. wiiiiww senang nya hati ku

aman aja kann?? Ga tau apa gue yang lebih

turun panas demam ku ( ini mah soundtrack

khawatir ama lo yg di zona merah? Hahhh...

bodrexin). Beneran senang gaes... Rasanya

mumettt. Dari pada gue makin setres liatin

tuh seperti lulusan terbaik mastercheft loh..

berita tentang masalah virus ini, atau mikir

Meski pun rasanya ya ga tau deh..

hal – hal yang ga seharusnya gue

Untungnya suami memahami dan mengerti

khawatirkan, mending melakukan kegiatan

sekali bagaimana memberikan penilaian


hasil kerja keras seorang istri yang amatiran.

Ngomong – ngomong masalah pekerjaan,

Salah – salah kasih nilai bisa berpengaruh

ada beberapa kendala yang gue alami

akan keharmonisan rumah tangga ini hahaha

selama WFH. Misalkan aplikasi yang biasa

(pait ..pait..pait). Tapi so far.. masakan gue ga

gue pake di kantor sebagian tidak

hancur – hancur banget kok geng. Masih

kompatible di komputer pribadi gue. Gue ga

layak banget untuk dimakan .. suer dehhh

punya printer dan scanner di rumah.

serius #maksa

Solusinya ya gue mengerjakan apa yang bisa

Jujur aja ni gaes selama WFH, gue merasa

dikerjakan di rumah dan yang tidak bisa

jadi ibu rumah tangga seutuh nya (emank

dikerjakan dirumah, gue akan kerjakan di

selama ini jadi apa bukk??) gima nggak

kantor. Sekalian ketemu teman – teman yang

cuyyy.. Setiap pagi gue bisa nyiapin bekal

lain juga kan, bosen ngoomong ma tembok

sambil dada – dada.. “Hati – hati di jalan ya sayang J”. Trus pas pulang kerja bisa gue sambut dengan tari – tarian (bukan poco – poco) secara selama ini setiap pagi udah kaya gencatan senjata diburu 7.30 teng! ( lo telat, potong tukin LOL) okey. Suami gue berangkat kerja dan gue

mulu. Akhir cerita pengalaman WFH ini, gue Cuma mau bilang jangan takut dan khawatir ya. Karena Firman Tuhan berkata, “Siapakah diantara kamu, yang dengan kekhawatirannya dapat memperpanjang usia

nya???“. Jadi kita serahkan semua kekhawatiran ke pada Tuhan. Karna dia yang memelihara kita selama – lama nya”

sarapan donk yahh.. setelah itu baru deh

Jadi gaes, yuks kita doa sama -sama semoga

kerjain kerjaan kantor, koordinasi dengan

pandemi ini segera berakhir yahh.. dan

rekan kerja atau meeting di aplikasi zoom

kehidupan kembali normal seperti biasanya...

bersama rekan kerja lainnya.

Aminnn.

#BekerjaDariRumah

dan ngeliat suami gue berangkat kerja


#BekerjaDariRumah

COVID-19 & Peran Teknologi Informasi Penyebaran wabah Covid-19 yang sangat

Ketika saya harusnya

pesat mendorong pemerintah mengeluarkan

berangkat bekerja akan

imbauan

tetapi hanya bekerja

pemberlakuan Physical distancing dan Work

dirumah di depan laptop.

From Home (WFH). Imbauan ini bertujuan

Perasaan itu terasa lebih lagi

untuk menekan angka penyebaran sehingga

ketika saya berfikir untuk mengawasi

penanganannya dapat lebih efisien dan

pekerjaan teman-teman alih daya

kondisi ini tidak berlarut-larut. Selama WFH

untuk bekerja karena sebagai

ini berlangsung, keseharian saya mulai

koordinator lapangan sudah

berubah. Yang tadinya bekerja dari rumah,

sewajarnya saya mengawasi

kini mulai bekerja dari rumah. Hanya sesekali

pekerjaan mereka.

pergi bekerja ke kantor sesuai piket.

Hari demi hari berlalu.

Cerita WFH ini dimulai

Saya berfikir bagaimana

pada pertengahan

cara saya untuk

bulan Maret lalu, mulai lah saya bekerja dari rumah. Perasaan pagi itu mulai terasa aneh.

memantau pekerjaan teman-teman alih


jauh : Zoom. Apa itu? Nama yang sangat

bekerja. Pada saat itu saya berfikir, :

asing buat saya, dan ternnyata aplikasi itu lah

bagaimana caranya? Apakah saya harus

yang menggantikan pertemuan pegawai

setiap hari ke kantor? Setelah mencari

sehingga tidak perlu bertemu secara

berbagai cara yang menurut saya efektif,

langsung.

Laporan pekerjaan melalui WA ada lah salah

Awalnya saya bingung menggunakan

satu solusinya. Dengan dibantu oleh

aplikasi ini akan tetapi berjalannya waktu dan

tehnologi informasi, pekerjaan pengawasan

mulai terbiasa menggunakan aplikasi ini. Ya.

yang saya lakukan menjadi sangat efektif.

Semua terasa biasa pada akhirnya. Pada

Baru selesai kegiatan control terhadap alih

perjalannya mulai dari pertemuan rutin

daya, muncul lagi satu pertanyaan :

pegawai,, seminar dll saya menggunakan

bagaimana saya melaporkan pekerjaan saya

zoom sebagai alat bantunya.

yang telah saya kerjakan dari rumah dalam

Dari cerita singkat ini, saya akhirnya

upaya akuntabilitas dalam bekerja.

mendapatkan kesan yang sangat baik dari

Berjalannya waktu, ternyata WA juga masih

WFH ini. Bagaimana peran Tehnologi

menjadi andalan dalam melaporkan

Informasi dan inovasi itu sangat penting.

pekerjaan saya kepada atasan langsung.

Mulailah saya berinovasi walaupun tidak

Beberapa hari berselang munculah aplikasi

besar untuk mencari cara yang menurut saya

untuk absen dan laporan pekerjaan dari

efektif dalam membantu saya bekerja dari

teman teman IT LAN RI yang sangat

rumah. Ternyata WFH membuat saya sadar

membantu dalam melaporkan serta absensi

pentingnya teknologi informasi.

pegawai. Muncul baru teknologi dalam meeting jarak

*****

#BekerjaDariRumah

daya khususnya tenaga kebersihan dalam


Pandemi Covid-19 sebagai Blessing In Disguise “... dan tiada sehalai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya

instruksi

(pula)”

Presiden dan

--QS. Al An’am: 59

kementerian terkait,

Ungkapan ini terasa pas dalam menghadapi kondisi social and physical distancing sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Sejatinya tidak ada yang kebetulan di dunia

#BekerjaDariRumah

ini karena semua terjadi dengan izin dan

kehendak Allah, sebagaimana sehelai daun terjatuh pun atas izinNya. Setidaknya ini menjadi bekal optimisme tersendiri bahwa “...sesudah kesulitan itu ada kemudahan” sebagaimana yang Allah janjikan dalam Surat Al Insyirah: 6. Sejak pertengahan Maret 2020, sebagaimana

kantor kami pun mulai menerapkan konsep “bekerja dari rumah” (Working

From Home/WFH). Saya yakin konsep ini menjadi impian sebagian para ibu-ibu pekerja (working mom), utamanya mereka yang memiliki anak-anak diusia balita,

bahkan batita. Perasaan bersalah tidak dapat optimal mendampingi tumbuh kembangnya


tidur, ini menjadikan WFH sama artinya

golden age-nya seakan mendapatkan waktu

dengan begadang, yang pada akhirnya akan

penebusannya. Namun, tentu

kontra produktif dengan upaya menjaga

implementasinya tidak semudah yang

kondisi kesehatan ditengah pandemi ini

dibayangkan. Setelah kurang lebih seminggu

melalui penerapan jam istirahat yang cukup.

pelaksanaan WFH, akhirnya saya dan suami

Akhirnya bersepakat dengan suami untuk

mulai mendapatkan pola yang tepat dalam

secara bergantian menyelesaikan kewajiban

melaksanakan dua kewajiban kami sekaligus,

(job sharing). Usai memasak dan

yaitu sebagai orang tua dan ASN, di rumah.

memandikan anak-anak dipagi hari, saya

Ada beberapa hal yang saya rasakan seperti

lanjut untuk menyelesaikan tugas-tugas

blessing in disguise (berkah terselubung)

kantor sementara suami menemani anak-

dari pandemi Covid-19 yang berdampak

anak bermain dan belajar. Setelah selesai,

pada pelaksanaan WFH ini.

lalu kami bertukar peran, saya mendampingi

Keterampilan dalam Manajemen Waktu

anak-anak bermain dan belajar, sedangkan

Sebelum pandemi ini, jam kerja sebagai ASN

suami menuntaskan pekerjaan kantor.

sudah bersifat given, yaitu dari pukul 07.30

Dengan demikian, kami tidak perlu lagi

hingga pukul 16.00/16.30. Hal ini berubah

begadang, kecuali memang diperlukan untuk

drastis ketika WFH diberlakukan. Lokasi kerja

tugas kantor yang sifatnya penting dan

dari rumah menjadi tidak memungkinkan

mendesak. Keterampilan dalam manajemen

untuk saklek melakukan kewajiban sesuai

waktu, seperti penetapan skala prioritas dan

jadwal sebelumnya. Pada awalnya

bagaimana menjaga kualitas hubungan

diputuskan untuk mengerjakan seluruhnya

maupun pekerjaan dalam keterbatasan

pada malam hari yaitu setelah anak-anak

waktu yang ada menjadi terasah dimasa-

#BekerjaDariRumah

secara kuantitas maupun kualitas di masa


masa WFH ini.

itu. Tak pernah terpikirkan saya akan lakukan

Kewajiban Melakukan Kebaikan Dengan Tulus

ini bahkan sampai hari ini.

Meskipun pada dasarnya kami menjalankan peran yang sama, adakalanya pada implementasinya tetap berbeda. Fitrah sebagai seorang ibu, terutama dari seorang batita (1,5 tahun), menjadikan saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan secara “normal”. Pada awalnya saya “menyepi” di sebuah kamar yang ditransformasi menjadi

ruang kerja, dan anak-anak bermain dengan suami. Namun selang beberapa menit, sang batita ini pun mulai mencari dan mendorong pintu kamar dengan tangan mungilnya, dan

#BekerjaDariRumah

mulai mendekat manja dan tak ingin terpisahkan. Saya mulai memikirkan cara lain dan akhirnya saya putuskan untuk menyelesaikan pekerjaan di dalam mobil yang terparkir di garasi, lengkap dengan berpakaian selayaknya pergi ke kantor, dengan tak lupa sebelumnya berpamitan pada bayi 1,5 tahun

Tapi semua itu menyadarkan saya pada satu kata yaitu “cinta” dan saya sangat bersyukur untuk itu. I feel blessed. I may nothing to

some people, but one thing for sure, I’m the world to some other people (my children). Perasaan ini menjadikan saya optimis, bahwa tugas kita hanyalah berbuat kebaikan dengan sebaik-baiknya dan setulustulusnya, menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya tanpa fokus pada penilaian orang lain. Allah kemudian yang akan mendatangkan kebahagian dan cinta itu dengan sendirinya. Itulah mengapa saya merasakan Pandemi Covid-19 dalam beberapa hal menjadi semacam blessing in disguise. Menjadi waktu yang tepat untuk recharging,

contemplating, dan refflecting hingga berkeyakinan semua ada hikmahnya dan

badai pasti berlalu.


WFH dan tetap Berpikir Positif Selama menjalani masa-masa work from

introvert. Dan sangat jarang menghabiskan

home (WFH) seperti saat ini, sebenarnya saya

waktu di luar rumah. Untuk pekerjaan, saya

merasa tidak ada kesulitan dalam

belum merasa kesulitan dalam

menjalaninya. Karena cocok dengan karakter

menjalankannya, semuanya bisa dilaksanakan dengan baik meskipun dari rumah. Untuk koordinasi pekerjaan bisa dilakukan lewat telepon, email dan whatsapp. Biasanya

saya melaksanakan WFH di dalam kamar, karena yang lebih mudah berkonsentrasi di tempat yang sepi. Ditemani dengan minuman kesukaan. Saya mengawali WFH dengan membaca

berita di portal berita online. Lalu mulai bekerja, terutama pagi hari. Karena masih fresh. Pengalaman baru juga bagi saya,

#BekerjaDariRumah

psikologis saya yang


apalagi selama ini rapat/pertemuan

keluarga, maupun untuk diri saya sendiri.

dilakukan di kantor. Sekarang, semuanya

Bersama Ibu dan adik saya, kami beberapa

dilakukan dari rumah. Teknologi aplikasi

kali mencoba membuat menu

zoom menjadi memudahkan kita untuk

masakan baru.

rapat virtual.

Berbekal resep

Terlebih lagi, pengalaman mengikuti

dari youtube,

kegiatan “ngobrol inovasi� bersama bapak

kami membuat

Tri Widodo belum lama ini. Banyak sharing

tteokbokki, tapi

bermanfaat yang bisa saya ambil dari

gagal. Dimsum

kegitan tersebut. Salah satunya, beliau

sederhana, ala

mengatakan bahwa inovasi bisa muncul

kadarnya pun

#BekerjaDariRumah

bahkan saat mewabahnya Covid-19,

saya buat dan

contohnya dengan terciptanya smart

ternyata lumayan

washtafel. Dan kini terdapat banyak variasi

berhasil.

dan bahan untuk pembuatan masker.

Untuk saya sendiri,

Meeting via Zoom dengan seluruh pegawai

waktu WFH saya

Puslatbang KDOD juga merupakan kegiatan

gunakan untuk

yang saya tunggu-tunggu. Sekedar melepas

memperdalam

rindu dengan rekan-rekan kerja yang kini

bahasa, terutama

mulai jarang bertemu secara fisik. Selain

bahasa Jepang

tetap bisa mengerjakan pekerjaan kantor

yang sudah

seperti biasa, hal lain yang saya lakukan

beberapa tahun ini

adalah memanfaatkan waktu bersama

saya pelajari.


Saat ini memang yang bisa saya dan

lewat tontonan dan musik. Mempelajari dan

keluarga lakukan adalah tidak keluar rumah

mengingat kanji Jepang buat saya sangat

kecuali ada hal yang penting dibeli, seperti

sulit, apalagi jika tidak dilatih.

makanan dan obat. Jika terpaksa keluar

Terkadang saya bisa membacanya, tapi lupa

rumah, saya selalu memakai masker, dan

cara menulisnya. Oleh karena itu, saya sering

menjaga jarak dengan orang lain. Selain itu

belajar mengingat kanji Jepang secara

juga saya rajin minum vitamin untuk

online, dengan mengunjugi website

menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah

penyedia tes kemampuan kanji Jepang.

sakit.

Selain itu, saya dan keluarga jadi lebih

Semoga tetap sehat. Sehingga saya dan

menjaga kesehatan. Misalnya, sekarang kami

keluarga bisa sedikit meringankan beban

sering berjemur bersama setiap jam

para tenaga kesehatan yang sedang

sembilan pagi, sambil ngobrol dengan

berjuang demi berakhirnya pandemi ini.

tetangga yang juga sedang berjemur. Tapi

Demikian pengalaman work from home versi

tentu dari jarak jauh. Kami juga jadi sering

saya. Memang biasa saja, karena saya juga

mengingatkan untuk siapapun yang baru

hanya manusia biasa, yang tak sempurna dan

datang dari luar rumah, harus langsung cuci

kadang salah. Selamat bekerja dari rumah,

tangan dan kaki dulu.

semoga kita semua selalu dan tetap sehat,

Buat saya, kebersamaan dengan keluarga

ceria, dan berpikiran positif. Semoga juga

adalah berkah yang sangat besar, karena

wabah global ini segera berakhir, dan kita

saya tahu bahwa saya tidak akan selamanya

bisa berkumpul lagi di kantor. Aamiin ya

bersama mereka, terutama orang tua saya.

robbal alamin.

#BekerjaDariRumah

Media belajar yang saya gunakan adalah


#BekerjaDariRumah

Menyiasati Tantangan WFH Pandemi Covid 19 telah membawa banyak

walau pun di sisi lain melakukan pelayanan

dampak bagi kehidupan manusia. Banyak

kesehatan tanpa tatap muka

perubahan dan penyesuaian di segala aspek

dapat meminimalkan

yang harus dilakukan untuk mencegah

risiko penularan penyakit

penularan penyakit ini semakin meluas.

pada tenaga medis. Namun

Salah satunya adalah Work From Home

dengan WFH, tak ada lagi

(WFH) atau bekerja dari rumah. Walau pun

pemeriksaan fisis untuk

belum semua instansi menerapkan sistem

mengetahui kondisi pasien secara

ini, namun cara ini dianggap ampuh untuk

objektif. Kondisi pasien hanya

memutus rantai penyebaran virus yang

dapat dipantau melalui media

diakibatkan karena berkumpulnya banyak

komunikasi seperti telepon,

orang di suatu tempat. Salah satu instansi

whatsapp, atau sekarang

yang menerapkannya adalah Puslatbang

yang lagi booming,

KDOD.

zoom.

Sebagai tenaga medis, pada awalnya sulit

Bagi orang awam,

untuk membayangkan akan bekerja dari

konsultasi secara

rumah. Hal ini dikarenakan kegiatan

online mungkin

pelayanan kesehatan sejatinya merupakan

terkesan sepele.

kegiatan interaksi dengan para pasien

Namun bagi tenaga


pun anggota keluarga mereka. Selain itu

keluhan yang disampaikan bersifat subjektif

berbagai platform juga telah menyediakan

dan tidak dapat dikonfirmasi melalui

konsultasi online yang dapat diakses oleh

pemeriksaan. Proses konsultasi juga harus

siapapun.

mengandalkan anamnesis yang tajam dan

Di Puslatbang KDOD sendiri penerapan WFH

mendalam untuk menggali keluhan yang

belum dilaksanakan secara penuh melainkan

spesifik.

dengan sistem piket. Hal ini berlaku bagi

Tantangan terberatnya adalah ketika pasien

semua pegawai tidak terkecuali bagi tenaga

tidak jujur, menyembunyikan keluhan atau

medis. Sehingga ketika WFH, saya pun

sebaliknya malah melebih-lebihkan. Belum

menyesuaikan pelayanan kesehatan berupa

lagi bila pasien tidak suka ditanya. Bahkan

telemedicine. Namun yang menarik, berbeda

kadang ada yang menganggap justru dokter

dengan berbagai platform telemedicine yang

harusnya lebih tahu tanpa banyak bertanya.

kondang dan berbayar, kali ini bukan pasien

Pada titik ini saya merasa orang tersebut

yang secara aktif melakukan konsultasi

tampaknya tidak bisa membedakan bahwa

melainkan saya sendiri sebagai tenaga medis

saya adalah seorang dokter, bukan dukun.

yang harus menghubungi satu per satu bila

Kidding.

ada yang melaporkan dalam kondisi kurang

Sebenarnya menerima konsultasi jarak jauh

sehat. Langkah ini sebagai antisipasi dini

atau telemedicine, baik melalui media online

untuk skrining pasien yang terindikasi

atau pun telepon dan sms bukanlah hal baru.

terinfeksi Covid 19.

Jauh sebelum pandemi Covid 19 hal tersebut

Namun demikian, keluhan yang tidak

sudah sering saya lakukan. Biasanya teman

mengarah ke covid 19 pun tetap menjadi

atau saudara yang menjadi pasiennya atau

perhatian dan dilayani sebagaimana

#BekerjaDariRumah

medis justru lebih sulit karena semua


rahasia mestinya.

Hal

ini tidak terlepas dari keterlibatan saya sebagai bagian dari

#BekerjaDariRumah

tim Satgas Covid 19 di lingkungan

dan tidak saya berikan pada

boleh siapa pun

tanpa melalui prosedur yang benar karena hal ini menyangkut etika profesi dan

internal LAN.

sumpah jabatan.

Layaknya wartawan yang suka memburu

Namun demikian, tidak selamanya

berita, saya pun mengawali kegiatan saya

kepedulian kita berujung manis. Walaupun

dengan berburu gosip..ehh maksudnya

kita sudah berusaha seproaktif mungkin

kabar tentang kondisi kesehatan pegawai.

dengan kesabaran tingkat dewa untuk

Munculnya kabar tentang adanya pegawai

bertanya, masih saja ada yang enggan

yang kurang sehat dari pegawai lainnya atau

secara aktif melaporkan kondisi mereka

dari atasan langsung membuat saya harus

meskipun saya telah melakukan himbauan di

berburu kabar langsung kepada yang

wa group internal kantor. Jujur saja situasi

bersangkutan.

ini menempatkan saya pada posisi yang

Metode berburu saya yang lainnya adalah

dilematis. Kadang saya ingin terus

melalui aplikasi WFH yang diisi sendiri oleh

melakukan kegiatan silent investigation ini,

para pegawai. Bila ada yang mengeluh sakit,

namun di saat yang bersamaan muncul rasa

saya akan menghubungi satu per satu,

khawatir menghubungi mereka secara

menanyakan kondisinya secara lebih detail

pribadi, karena takut dianggap mengganggu

lalu kemudian memberikan saran terapi.

pegawai yang bersangkutan. Namun

Meski dilakukan melalui media komunikasi,

demikian saya tetap berpikir positif bahwa

informasi yang saya dapatkan tetap bersifat

mungkin mereka pun tidak ingin


meingindikasikan Covid 19.

yang dialami dapat ditangani sendiri.

Bagi saya sebagai tenaga kesehatan, di masa

Pengalaman menarik lainnya adalah ketika

pandemi ini menerapkan telemedicine

melakukan follow up pasien yang diharuskan

memang menjadi pilihan saat WFH. Di luar

melakukan isolasi mandiri di rumah. Setiap

masa pandemi, tentu saja interaksi secara

hari saya harus memantau kondisi yang

langsung antara dokter dan pasien tetaplah

bersangkutan. Biasanya saya akan bertanya

yang utama karena pasien adalah makhluk

apakah pada hari tersebut mereka ada

bernyawa dengan keunikannya masing-

keluhan. Setiap perkembangan dicatat di

masing sehingga hasil pemeriksaan secara

formulir pemantauan harian. Bayangkan saja

objektif akan berbeda. Melalui momen ini

hal ini harus dilakukan setiap hari selama 14

terlintas di pikiran saya bahwa di masa

hari.

mendatang mungkin dapat dikembangkan

Sudah mirip stalker rasanya. Untunglah yang

sebuah sistem pelayanan kesehatan yang

menjadi pasien adalah rekan kerja sendiri

menggabungkan keduanya sehingga

sehingga bisa menggunakan bahasa informal

sebelum pasien datang dokter sudah

dan diselingi dengan sedikit gurauan demi

mengetahui keluhan pasien yang dapat

menghilangkan rasa jenuh dan agar tidak

menjadi acuan untuk menentukan langkah

ada perasaan menjadi orang yang dibuntuti.

antisipatif sebelum berinteraksi langsung

Syukurlah semua pasien yang menjalani

dengan pasien, misalnya terkait dengan

isolasi mandiri sangat kooperatif hingga

pemilihan APD yang tepat, serta dapat lebih

akhirnya masa pemantauan selama 14 hari

cepat menentukan pemeriksaan penunjang

dapat terlewati dengan baik dan semua

yang diperlukan sesuai dengan kondisi

pasien tidak lagi menunjukkan gejala yang

pasien.

#BekerjaDariRumah

merepotkan apalagi bila dianggap keluhan


orang dapat berpartisipasi untuk memutus rantai penyebaran Covid 19 dengan tetap berada di rumah kecuali untuk urusan yang sangat mendesak, melakukan physical distancing, senantiasa memakai masker, dan yang Namun

paling penting adalah selalu menerapkan

penerapannya tentu saja harus memperhatikan berbagai

aspek, di

#BekerjaDariRumah

antaranya kelengkapan

PHBS sehingga pandemi ini cepat berlalu. Untuk para pemangku kebijakan semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk sektor

kesehatan karena Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan

sarana dan prasarana, komitmen yang

anggaran kesehatan yang paling rendah.

tegas dan tepat dari bebagai pihak

Dengan demikian kita tak lagi gagap ketika

serta adanya regulasi yang jelas yang

terjadi wabah atau bencana. Bukan hanya

tidak akan merugikan siapa pun, terutama

ketersediaan APD, kelengkapan fasilitas

agar tidak menambah beban kerja tenaga

pelayanan kesehatan pun harus dipenuhi

medis. Dari sisi pasien, sebelum sistem ini

sehingga kita benar-benar telah siap

diterapkan harus ada sosialisasi dan

menghadapi apapun yang terjadi. Tak lupa

pemberian edukasi agar berjalan efektif dan

pula, kesejahteraan dan jaminan

efisien.

keselamatan bagi para tenaga kesehatan tak

Sebagai penutup, saya berharap semua

boleh luput dari perhatian.


WFH, Hanya bagi Pegawai yang Bisa Multi-tasking April 2020.

pagi, 6 Rutinitas

pagiku seperti biasa. Selesai sholat subuh dan baca Qur’an, bikin kopi dan teh panas. Duduk di depan laptop. Buka Koran Kompas.id online. Baca berita, terutama kolom opini. Lalu browsing internet. Cek email, whatsapp, dan lain sebagainya. Sudah setengah jam lebih berlalu, anak saya yang bungsu bangun. Walau sudah 8 tahun, dia masih manja. Setiap bangun, ia keluar kamar. Jalan pelan-pelan untuk nepuk pundak saya. Ia teriak “dar”, ngagetin saya. Walaupun saya tahu, saya pura-pura kaget.

“Kok masih pake sarung Yah?” Gak siap-siap ke kantor kah?’

jawabku.

Jam 7 lewat sedikit, saya dah log in di webnya intranet LAN. Segera saya cek pesan di grup whatsapp dan kemudian membagi tugas-tugas kepada semua teman-teman di bidang Latbang. Baru setengahnya mengerjakan tugas, istri saya nyeletuk dari

#BekerjaDariRumah

Senin

“Gak, de”, jawabku. ”Ayah kerja di rumah hari ini”. “Wah asyik dong”, kata anak saya. “Nanti bantuin dede ngerjain tugas ya”. “Iya, de. Ayah hari ini kerja di rumah”, sahut istri saya. “Dah sana cuci muka dan sosok gigi, de”, sahutku. “Ayah mau log in nih, sudah mau jam 7.00,”


dapur.

satu persatu. Dan…akhirnya ada satu kardus

“Yah, itu di gudang belakang tercium bau bangkai. Kayaknya bangkai tikus. Bisa dicari gak Yah?” “Waduh…, dalam hati saya. Baru mau mulai kerja, sudah ada gangguan. “Iya mah”, sahutku. “Bentar ya.

yang baunya cukup menyengat. “Nah, pasti

Jam Setengah Sembilan, saya ke gudang

terhimpit oleh barang-barang di dalam

mengecek pengaduan istri saya. Memang

kardus. Setelah saya buang, kembali saya

dari kemarin setiap lewat tempat yang saya

bereskan semua barang tersebut dan

jadikan gudang, selalu tercium bau gak

disimpan lagi di gudang. Jam 11.30 saya

enak. Sepertinya ada bangkai tikus. Mati di

baru bisa menyelesaikan pembersihan

tengah tumpukan kardus dan barang-

gudang.

#BekerjaDariRumah

barang tak terpakai.

yang ini nih, pikir saya.” Waktu saya keluarkan barangnya satu persatu, barulah ketemu “sang bangkai”. Rupanya anak tikus masih kecil yang

Kembali saya ke meja dan laptop.

Saya coba untuk mencari lokasi baru itu.

Mengerjakan tulisan artikel yang tadi baru

Tapi nihil. Gak ketemu bau paling kuatnya

mulai. Baru setengah jam bekerja, istri dah

sebelah mana. Akhirnya, saya keluarkan

ngomong lagi.

kardus-kardus itu satu persatu. Lumayan

bau bangkai tikus itu tak ketemu juga.

“Yah, beliin minyak ke warung, ini mau goreng kerupuk buat makan siang”. “Waduh…., pikirku. Minta eneng aja yang beli,“ pintaku ke anaku yang kedua. “Gak bisa, Yah. Eneng lagi ngerjain tugas”, sahut anak saya yang kedua.

Karena gak ketemu, akhirnya saya jejerkan

Akhirnya, dengan terpaksa saya pergi ke

kardus-kardus itu. Saya ciumi dan bongkar

warung. Beli minyak goreng dan beberapa

berat-berat. Ada tumpukan buku bekas. Ada pakaian bekas. Ada alat-alat memasak tak perpakai. Pokoknya macam-macam. Namun,


bumbu tambahan. Selesai dengan urusan

Akhirnya saya mengalah. Bantuin ngerjain

warung, balik ke laptop lagi. Baru lima belas

soal tugas anak saya yang baru kelas 2 SD.

menit, suara Azan Zuhur terdengar.

Sampai jam setengah 3. Balik ke laptop, saya

“Yah, mau makan dulu atau solat dulu. Ini tinggal goreng kerupuk”, kata istri dari dapur. “Ya udah, solat dulu aja ya”, jawabku.

mikir. Wah…susah juga kalau WFH harus

Setelah sholat zuhur, dan makan siang bersama istri dan anak, saya mau balik lagi ke meja dan laptop. Kali ini anak saya yang bungsu yang ngomong.

“Yah, dede belum ngerjain tugas. Bantuin ya”. “Dede kan bisa kerjakan sendiri”, jawabku. “Gak bisa Yah”. Ini susah. Ayo dong bantuin”.

harus dilakukan bersamaan. Asyiknya, saya bisa bersama keluarga. Gak asyiknya, ini mau nulis artikel, baru bisa setengah halaman saja dari tadi pagi. Terganggu urusan bangaki di gudang, ke warung, bantuin goring kerupuk, dan dampingi ngerjakan tugas anak. Malamnya saya merenung. Berat juga kerja di rumah itu ya. Ada kewajiban kerjaan kantor, namun juga ada kerjaan rumah dan keluarga yang harus ikut dibantu. Saya gak bisa bayangkan teman-teman yang WFH dan

masih punya anak kecil. Mungkin repotnya lebih lagi. Saya pikir WFH haruslah dibarengi dengan kemampuan pegawai membagi waktu dan mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu (multi-tasking). Kalau gak bisa,

WFH jadinya gak bisa menghasilkan kinerja yang diharapkan.

#BekerjaDariRumah

“Bentar tunggu atuh ya. Ini tanggung goreng kerupuk”, jawab istriku.

kayak gini. Banyak tugas sampingan yang


#BekerjaDariRumah

Satu Hari WFH dengan anak Kosan Dengan asumsi bahwa artikel ini

mengatakan kalau saya

dimaksudkan untuk kegiatan selain

bukan termasuk yang “mau

pekerjaan selama melaksanakan Work From

mati� karena bosan di rumah.

Home (WFH), maka saya persembahkan

Sedari kecil sebagai tipe yang

“Satu Hari Bersama Anak Kosan�.

tidak terlalu suka melakukan

Nasib sebagai perantau tanpa saudara

kegiatan di luar rumah, bisa dibilang

serumah membuat kehidupan selama WFH

sudah

cukup membosankan dan bisa stress tanpa

menyempurnakan

adanya kegiatan. Tak ada cerita bagaimana

seni bertapa dan

bekerja dengan gangguan-gangguan

berdiam diri

sayang dari orang serumah, tak ada

dalam rumah.

kerepotan belajar bersama dengan anak

Memiliki hobi

yang harus belajar online, dan cerita cerita

yang semua

seru lainnya. Bisa dibayangkan betapa

kegiatannya bisa

sepinya kehidupan bagi para perantauan ini. Namun saya cukup bangga

WFH

dilakukan di


lebih saya dalami.

Biasanya jika masuk kantor, sebagian besar

Membaca

kesenangan saya ini dilakukan selama akhir

Kegiatan ini yang paling banyak saya lakukan

pekan. Sekarang karena tidak perlu ke

untuk refreshing selama WFH. Kurang lebih

kantor, selain saat piket maka saya putuskan

saya selesai membaca -atau mendengarkan-

melakukannya setiap hari. Agak ekstrim

satu buku dalam satu hari. Mungkin ini

mungkin tapi daripada menyebarkan virus di

sangat banyak dibanding orang lain tapi,

luar sana lebih baik berdiam di rumah tanpa

seperti yang saya bilang, membaca adalah

bosan dan stress.

refreshing buat saya, bukan sebagai tugas

Kegiatan di dalam rumah berbeda-beda bagi

mencari ilmu. Oleh karena itu 90% buku

setiap orang dan tergantung pribadi masing-

yang saya baca adalah fiksi (baik novel dan

masing. Ada yang suka masak, bersih-bersih,

manga). Sebagai hobi terlama yang saya

mungkin menjahit dan menyulam serta lain

lakukan, modal buku yang saya punya pun

sebagainya. Tak lupa tentunya eksis di setiap

sangat mencukupi untuk dihabiskan selama

media sosial yang dipunya. Untuk kegiatan

berdiam diri di rumah. Tapi buku fisik bukan

yang terakhir ini kebetulan saya tidak terlalu

menjadi satu-satunya sumber yang bisa saya

gila medsos (selain whatsapp & goodreads).

dapatkan. Berikut rekomendasi aplikasi dan

Kegiatan saya masih sangat khas anak

website yang saya gunakan hampir setiap

mahasiswa kosan yaitu membaca, nonton

hari untuk membaca dan mendengarkan

film, dan juga main game. Selain hobi-hobi

audiobook:

ini, saya juga memutuskan untuk mencari-

Google Play book

cari kelas online gratis yang bisa saya ikuti untuk menambah ilmu bahasa yang ingin

Untuk mendapatkan ebook-ebook terbaru yang bisa diakses di smarphone kita.

#BekerjaDariRumah

dalam rumah juga sangat membantu.


meminjam semua ebook bahasa indonesia yang dimiliki Perpusnas. Mungkin untuk koleksi di tahun berjalan tidak terlalu update (baca: terbitan tahun 2020) tapi luasnya pilihan

Karena harga nya hampir sama dengan buku fisik, saya

#BekerjaDariRumah

termasuk jarang

membeli

disini. Namun saya

koleksi fiksi dan non fiksi membuat smartphone kita bagaikan perpustakaan dalam genggaman. Dan yang paling penting aplikasi ini tidak berbayar sama sekali. Audible/stories

Audible.com terkenal dengan koleksi

cukup sering menggunakan aplikasi ini

audiobooknya dan kita perlu membeli setiap

sebagai e-reader koleksi ebook pribadi.

buku yang ingin kita dengarkan. Namun

IPUSNAS

selama wabah Corona ini Audible memilih

Aplikasi binaan Perpusnas ini adalah

koleksi-koleksi yang bisa kita dengarkan

yang paling saya rekomendasikan. Cukup

secara gratis melalui website audible/stories.

login dengan FB atau Gmail kita bisa

Untuk yang ingin berlatih kemampuan


listening bahasa inggris melalui cerita,

Kelas Online

website ini sangat direkomendasikan.

Kelas online ini bisa dicari di youtube. Namun sebagian besar kelas online yang

Selain Audible, aplikasi SCRIBD juga menjadi

saya dapatkan menggunakan bahasa Inggris

sumber mendapatkan audiobook. Sistem

sebagai bahasa pengantar. Akhirnya saya

yang digunakan mirip dengan IPUSNAS

mengikuti kelas online di website Skillshare

yaitu meminjam koleksi audiobooknya

menggunakan dua bulan free trial .

namun harus membayar 70 ribu setiap

Pilihannya cukup beragam dari kelas bahasa

bulan. Sayangnya baik SCRIBD dan Audible

hingga kreativitas. Target saya selama dua

tidak menyediakan koleksi audiobook

bulan ini adalah menyelesaikan kelas bahasa

berbahasa Indonesia

Cina hingga level HSK3. Karena kelas di

Nonton Film Salah satu kegiatan utama kalau sudah capek membaca. Karena tidak punya TV , kebanyakan saya menonton film melalui internet di laptop. Di saat seperti ini sebagai

anak kosan, amat sangat bersyukur memasang wifi dirumah. Main Game.

website ini untuk English speaker, dengan mengikuti kelasnya juga bisa melatih kemampuan bahasa inggris. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Selain kelas Online saya juga menggunakan aplikasi aplikasi bahasa untuk smartphone. Demikian kegiatan anak kosan selama WFH

Saat ini saya suka dengan game memasak

ini selain makan tidur makan dan tidur.

dan puzzle. Paling menyenangkan saat

Jangan lupa bekerja, tetap Sibuk serta

bermain game sambil mendengarkan

jangan stres adalah tujuan utamanya. Sekian

audiobook.

dan Terimakasih.

#BekerjaDariRumah

Scribd.com


Integritas di Tengah Work From Home Jilid pertama work from home (WFH) karena

Suatu saat si keponakan bertanya :

pandemi covid-19, saya tetap ngantor setiap

Maklum, pekerjaan di Latbang sangat teknis

“Lek, emange nggone sampean gak WFH?” “Yo ana sie, sistem piket, Masio lain piketku, tapi iki iseh akeh gawean, yo tetep kerja nang kantor”, jawabku. “Kan enak kerja nang omah. Isa leren, isa kerja karo gletakan”, tambahnya. “Iyo sih” jawabku singkat.

dan padat.

Beberapa hari kemudian,,,,,,,

Alhamdulillah teman-teman sangat

Ternyata,,, pandemi covid-19 semakin

kooperatif, baik yang piket maupun yang

meluas. WFH lanjut dengan jilid kedua.

sedang WFH. Akhirnya banyak pekerjaan

Setelah menerima, jadwal piket dari Humas

yang bisa diselesaikan. Sambil bekerja

Puslatbang KDOD, tibalah saatnya saya

bersama teman-teman di kantor sembari

untuk kerja di rumah. Saya ingat betul, hari

ngobrol ngalor ngidul tentang covid-19.

itu hari Kamis tanggal 2 April. Kenapa saya

Kadang sambal bercandaan. Dalam hati,

ingat???? Karena pada hari tersebut ada

terfikir “kayaknya enak juga ya WFH. Pagi-

akad nikah anak dari saudara yang ada di

pagi bisa kerja langsung, tidak perlu keluar

Loa Buah. Walaupun saya diundang, saya

BBM -- hehehe, efek tempat tinggal jauh

tidak bisa datang. Karena Kamis hari kerja –

dari lokasi kerja. “Bisa ketemu tetangga saat

WFH bukan libur. Bekerja dari rumah.

sholat Dzuhur/Ashar berjamaah”, pikirku.

Sebenarnya saya bisa datang. Tapi hal itu

hari, walaupun tidak sedang piket. Yaaa karena memang masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan dikoordinasikan

#BekerjaDariRumah

bersama teman-teman bidang Latbang.


tidak saya lakukan. Sekitar pukul 09.00

yang nyeker-nyeker makanan. Akupun sambil

tetangga sebelah rumah, masih saudara,

senyum-senyum sendiri saja.

mendatangi saya, lalu berkata :

Waktu menunjukkan pukul 13.00. Saatnya saya mulai bekerja lagi. Walaupun kerja di rumah, saya tetap menjaga waktu kerja. Waktu kerja, ya kerja! Tidak bisa seenaknya menghabiskan waktu untuk kepentingan

Kemudian saya melanjutkan pekerjaan yang

pribadi. Saya terus bekerja sampai sore.

sempat tertunda sebentar. Karena di rumah

Berhenti saat adzan panggilan sholat Ashar

sendirian, tidak ada yang diajak ngobrol,

untuk sholat berjamaah. Setelah sholat,

pikiranku konsentrasi penuh pada pekerjaan.

sayapun melanjutkan lagi pekerjaan yang

Tak terasa jam istrihat tiba dan ternyata

belum selesai. Sekitar pkl. 17.15 WITA,

badan agak capek juga. Untuk mengisi

saudara sebelah rumah datang:

istirahat siang setelah sholat Dzuhur

“Wong kerja nang omah wae lho, kok yo sampe sore, mbok ndang leren” katanya. “Nggih ngeten niki, sami mawon kerjane ngatos sonten, lha dereng rampung e” jawabku. “Bedane Cuma gak nganggo mlaku, Ngono ae to?” katanya. “Inggih”, jawab singkatku.

berjamaah (di Musholla depan rumah), saya mengisi dengan hiburan. Apakah itu??? Saya

memelihara ayam di rumah --cuma beberapa ekor. Untuk menghilangkan kejenuhan (karena dari pagi tidak ada yang diajak ngobrol), sambil istirahat siang, asik juga ngasih makan ayam. Ngelihatin ayam-ayam yang rebutan makanan, ada ayam yang menghalangi ayam lainnya untuk makan, ada

Kamipun ngobrol-ngobrol ringan, sambil saya meneruskan pekerjaan yang belum kelar. Tak terasa haripun mulai sore & aku akhiri pekerjaan. Nanti dilanjut kembali setelah isya.

#BekerjaDariRumah

“Eee kowe melu po ra nang acara ijabane Puji (nama calon pengantin)” tanyanya. “Sepurane pak, kula ten griya tapi kula nembe kerja. Nitip salam mawon” jawabku singkat. “ Yo wis nek kerja” jawab si bapak.


Job-Sharing dan Kreativitas ditengah WFH Diberlakukannya Work From Home (WFH)

sesuai dengan target yang ditetapkan. Di sisi

secara signifikan mengubah pola kerja yang

yang lain, pandemi Covid-19 juga telah

rutin saya lalui. Proses kerja yang umumnya

menyebabkan anak-anak untuk bersekolah

dilakukan di kantor dan secara tatap muka

di rumah (School From Home). Alhasil,

kini beralih secara digital. Bahkan, koordinasi

tantangan WFH menjadi bertambah dan

dengan pimpinan dan rekan kerja juga

cukup berat, khususnya di waktu-waktu

dilakukan secara virtual, yang tentu

awal pemberlakuan WFH.

#BekerjaDariRumah

memerlukan kemampuan ekstra untuk

Ditengah tekanan WFH dan SFH

memahami setiap arahan atau instruksi yang

tersebut, terdapat celah yang

diberikan oleh pimpinan, atau pun untuk

mendorong kita agar mampu berpikir

menerangkan suatu pembagian pekerjaan

lebih kreatif untuk

secara jelas kepada rekan kerja. Semuanya

menangani dua

membutuhkan respon dan adaptasi yang

konteks situasi

cepat karena pemberlakukan WFH juga

tersebut secara

merupakan hal yang baru.

beriringan. Yakni,

Terkait pekerjaan, WFH “memaksa� saya

bagaimana

untuk mampu mengelola

memenuhi

pekerjaan yang dibebankan kepada saya


keinginan anak-anak untuk bermain dan

pengelolaan WFH sekaligus SFH di rumah

belajar di satu sisi, serta menyelesaikan

kami.

yang lainnya. Setelah berdiskusi dan

brainstorming bersama istri,

Ketika saya menemani anak-anak bermain dan belajar, istri saya memulai penyelesaian tugas-tugas kantornya hingga tuntas. Setelahnya, giliran saya yang menyelesaikan pekerjaan saya dan istri saya yang mengajak

akhirnya kami

anak-anak bermain dan belajar. Dengan pola

mengandalkan dua

seperti ini, baik kebutuhan untuk

kata kunci untuk

mengatasi tantangan tersebut, yakni Job-

Sharing dan kreativitas.

Job-Sharing atau membagi tugas secara bergantian menjadi unsur utama

mendampingi anak-anak dan menuntaskan pekerjaan dapat berjalan dengan optimal dan seimbang. Disadari bahwa dengan WFH waktu kerja relatif tidak cukup panjang layaknya ketika bekerja di kantor. Maka, pemilahan atas urutan prioritas dan urgensi pekerjaan kami lakukan agar pekerjaan dapat tuntas pada waktunya. Adanya Job-Sharing selama WFH sangat membantu untuk mencapai harapan ini. Kata kunci kedua adalah kreativitas. Anak -anak di awal-awal pelaksanaan WFH dan

SFH seringkali bertanya “kita ngapain hari ini pah?�. Berangkat dari pertanyaan ini

#BekerjaDariRumah

pekerjaan dengan efektif di sisi


kemudian memicu daya pikir kreatif kami

kendaraan.

untuk senantiasa menghadirkan hal-hal baru

Rumah kini menjadi epicentrum seluruh

bagi anak-anak untuk bermain dan belajar,

aktivitas keseharian semua orang di tengah

agar tidak cepat bosan dan “mati gaya�

pandemi Covid-19. Tidak hanya bekerja,

karena kelamaan #dirumahaja.

sekolah, hiburan, berolahraga, beribadah,

Pencarian terhadap aktivitas kreatif untuk

dan bahkan berkumpul bersama semuanya

anak-anak bermain dan belajar ini dapat

dilakukan di rumah. ketika semua beban

diperoleh dari berbagai macam sumber

tertumpu di dalam rumah, maka dibutuhkan

seperti, youtube, facebook, instagram, dan

kerjasama, kolaborasi, dan kebersamaan dari

lain-lain. Namun, karena seringkali

semua penghuninya agar dapat menjalani

ketersediaan bahan dan perlengkapan

seluruh aktivitas keseharian di rumah

terbatas di rumah, sehingga improvisasi sana-sini pun dilakukan agar aktivitas untuk anak-anak tetap bisa dilakukan. Jika kemudian anak-anak sampai pada titik

#BekerjaDariRumah

jenuh, biasanya kami mengajak anak-anak

untuk melakukan pekerjaanpekerjaan rumah seperti melipat dan merapikan baju, membantu mencuci piring,

berkebun, hingga membantu mencuci

tersebut dengan lebih bermakna.


Antara WFH, Kompromi Hati dan Sosial dinilai pakar dan praktisi berbagai bidang di

kasus pertama dan kedua COVID-19 diumumkan pada

Indonesia sejak diumumkannya kasus COVID

tanggal 2 Maret 2020, masih belum ada

-19 (Corona Virus Disease Tahun 2019) di

tindakan preventif yang signifikan, apalagi

Tiongkok pada pertengahan Januari 2020.

kebijakan pengetatan pengurangan

COVID-19 masih jauhhhh!!!!.. ya tentu

penularan COVID-19. Penerbangan masih

saja..Jarak Wuhan dengan Jakarta sejauh

normal, kegiatan pertemuan, baik oleh

4.166 km atau seperti kata saudara saya yang

masyarakat maupun intansi pemerintah

tinggal di desa “Insyaa Allah COVID-19 tidak

masih banyak diselenggakan. Istilah “cluster”

akan datang, lha di kampong. Jangankan

yang merujuk pada suatu pertemuan dimana

aktivitas bepergian ke luar negeri, ke Jakarta

kasus penyebaran COVID-19 mulai

aja jarang”. Jaman global ini Bung, ditambah

bermunculan dan menjadi bahan

disruptive-nya perkembangan ICT (Informasi,

perbincangan. Cluster bogor salah satunya

Komunikasi, Teknologi). Perkembangan

yang santer merebak dan menyebarkan

teknologi secara pesat, yang memiliki

penularan COVID-19 ke beberapa daerah.

konsekuensi aksesibilitas antar wilayah

Kemudian bermunculan cluster tabligh akbar

bahkan antar negara dan mobilitas manusia

Malaysia yang banyak menyebarkan kasus

menjadi begitu cepat, seolah dinafikan. Pun

COVID-19 di pulau Sumatera, cluster Musda

#BekerjaDariRumah

Santuy!!!!!…kesan inilah yang banyak


HIPMI Jabar, cluster pelatihan haji Jawa

wilayahmu?. Gak ada pilihan lain ya khan.

Timur, cluster Ijtima’ Gowa, dll.

Kebijakan Social distancing jangan dilawan,

Cluster-cluster baru membuat

Physical Distancing jangan ditentang, dan

perkembangan kasus positif COVID-19 terus

Work from Home (WFH) mulailah

bermunculan, daerah penularan tambah

dibiasakan. “ahhh Cuti atau tugas wae bisa

meluas. “Dengan kondisi ini, saatnya kita

sambil mengerjakan tugas kantor, mosok

#BekerjaDariRumah

kerja dari rumah (WFH, Belajar dari rumah

WFH berat ya..tapi..”, pergumulan batin dan

(SFH/Study from Home), ibadah dari rumah”,

pikiranku kompromi dengan WFH.

ungkap Presiden Joko Widodo pada tanggal

“Gini lho tak jelaskan masalahnya. Aku ini

15 Maret 2020 disiarkan oleh media nasional

sedang menata hati, mulai membiasakan

kenamaan. Akhirnya, kebijakan yang

tinggal di rumah sendiri. Berusaha terus

diistilahkan “social distancing” diterapkan

membangun keikhlasan menerima takdir.”

melihat perkembangan kasus COVID-19

ucap batinku. “bayang dan ratapan

dengan trend eksponensial. Kebijakan ini

kesendirian belum juga ikhlas pergi..masih

kemudian dirubah menjadi Physical

butuh waktu lagi. Lha ini COVID-19 datang

Distancing sesuai arahan WHO dan

tanpa permisi. “Lha apa aku bisa kerja? Jika

menyesuaikan budaya bangsa Indonesia

bayangnya masih menggelayut dalam

sejak 23 Maret 2020 untuk semakin

jiwa??”. Rentetan penjelasan batinku untuk

meminimalisir penularan COVID-19.

dicerna. “Sampai kapan mau larut dalam

#dirumahaja dan #stayathome menjadi

duka..Dia tak akan mungkin kembali..hanya

trending topik dunia selama pandemik

doa yang in syaa Allah

COVID-19 ini. Gimana dengan ODR?? ya

membantunya..ketidakikhlasanmu malah

taati anjuran pemerintah. Mau menjadi

akan memberatkannya”, tangkis logika

dalang bertebarnya COVID-19 di

pikiranku. “Ahhh kamu, begitu mudah


konsumsi ya..

pasti beda yang dikatakan”, sanggah batin

Tapi..ada rasa ketidaknyamanan sering

ini membela.

datang ke kantor dengan menyandang status

“Lha kok di kantor, khan WFH..kamu ODR

“ODR”, meskipun protokol Kesehatan taat

lho”, sapa Bos di kantor. “Mau ikut Zoom

dijalankan. Physical Distancing tak alpa

Meeting, Pak....di rumah takut mati lampu..

diterapkan. Cek suhu badan selalu ingat

hehe”, jawabku memberi alasan. Sebenarnya

dilakuka. Cuci tangan dijadikan kebiasaan,

sih mau mulai mencoba untuk WFH, tapi

dan masker muka selalu digunakan sebelum

ternyata ada jadwal seminar hasil aktualisasi

menjadi anjuran. Coba, harus bagaimana lagi

latsar CPNS via Zoom. Berisiko saat mati

untuk bisa meyakinkan. Namun, munculnya

lampu, signal telkomsel bisa ambyar. Bukit

istilah OTG, dan risiko menularkan ke teman

terjal di depan perumahan, menghalang

kantor menjadi beban berat dibanding harus

transmisi gelombang elktromagnetik telpon

memaksa berkompromi dengan hati

genggam. Mana pake member biasa Zoom,

melawan kesendirian dan ketenangan. Tidak

yang akan putus kurang dari 1 jam.

ad acara lain, kompromi sosial harus

Seminarnya lho berlangsung sekitar 6 Jam.

dikedepankan, yaitu tidak menjadikan diri

Sebenarnya kuakui ya bray, WFH itu

menjadi penyebab penularan. Menjaga rekan

berdampak penghematan besar buatku.

kerja tetap aman dan nyaman dengan

Mandi gak harus pagi-pagi, bisa dirapel di

ketidakhadiran fisik saya di sekitar mereka

siang hari. Tidak perlu merogoh kantong

dengan menaati anjuran #dirumahaja.

untuk membeli BBM menuju kantor. Hemat

Hari pertama WFH..

detergent, Baju tidak harus ganti tiap hari.

“Libur ya Mbak?”, sapa tetangga samping

Makan gak usah ribet, tinggal ambil yang

rumah melihatku di depan rumah dengan

ada di kulkas dan dapur. Tapi yang tinggal

memakai baju rumahan. “Dapat giliran kerja

#BekerjaDariRumah

mengucapkan, coba aja kalo merasakan,


di rumah mbak (alias WFH, hehehe‌gak

menjadi godaan setiap ashar menjelang.

usah pake istilah ini kali ya..yang penting

Selain bayangan fisiknya yang seakan hadir

paham),� bukan libur mbak karena tetap

di setiap sudut arah mata memandang. Ya

harus menyelesaikan kerjaan kantor di

bayangan almarhum, orang tersayang yang

rumah seperti jam kerja biasa,� jawabku

sering mengaduk perasaan. Yah sudahlah,

menjelaskan. Masyarakat umum, ada yang

hanya waktu yang dapat menjawab

menganggap WFH sebagai liburan di rumah.

kegundahan. Entah 200 atau sampai 1000

Seolah benar-benar tidak mengerjakan

hari harus kulewatkan.

tugas kantor. Risih ya dengarnya, seolah ada

Hari kedua dan selanjutnya..

anggapan menerima gaji buta, tanpa kerja.

WFH oh WFH.., Urusan pekerjaan,

Nah tugas kita nih, menjelaskan. Evidence

alhamdulillah berjalan lancer. Apalagi target

#BekerjaDariRumah

juga harus ditunjukkan, tidak keluar rumah

telah ditetapkan. Kesendirian yang masih

seharian saat hari kerja pas menjalani WFH.

dirasakan. Adaptasi terus diupayakan.

Dengan karakteristik kerjaanku, Kajian,

Ketenangan hati harus bisa dihadirkan.

tempat kerja tidaklah menjadi hambatan.

Strategi tepat menghalau kesendirian harus

PC/laptop, listrik, gadget, dan jaringan

dimunculkan. Jangan biarkan kesunyian

internet menjadi syarat selesainya kegiatan.

menyelimuti rumah dan pikiran. Caranya,

Diskusi dengan teman tidak harus

hadirkan lantunan nada dan ayat suci Al

berhadapan. Bisa secara daring, dengan

qur’an. Sesuai janji-NYA, hati akan

fasilitas Zoom Meeting, yang semakin

ditentramkan. Karena WFH harus

populer sejak physical distancing. Gangguan

disukseskan. Salah satu cara efektif

fisik jelas tak kurasakan, lha di rumah

menghambat penularan. Agar COVID-19

sendirian. Hanya kasur dan bantal yang

segera hilang.


Berkenalan dengan Dunia Internet empat saat tulisan ini saya buat pada masa Work From Home (WFH). Bagi

berkah kerena Ayah, Mba dan Mas ada dirumah, seperti ada mainan yang tidak akan membuat Adek merasa bosan jika

sebagian orang tidak mudah untuk

dibandingkan dengan mainan yang biasanya

melakukan penyesuaian begitupun juga bagi

dimainkan. Sampai rasa penasaran itu

saya. Terbiasa bekerja dikantor dan terhindar

memuncak sehingga Mba berbisik kepada

dari ajakan bermain anak – anak dirumah

Mas “Dek, (karena Mas adalah adeknya Mba

adalah kondisi aman dan tentram. Saya biasa

yang pertama) … itu Ayah kerjanya

menyapa, Mba, Mas dan Adek untuk

dirumahkan ya?”. Pertanyaan itu diteruskan

panggilan harian ke anak – anak. Kebetulan

oleh Mas kepada saya tanpa dipahami apa

Mba dan Mas sudah besar dan sudah bisa

maksudnya. Gedubrak…… seakan tidak

diberikan pengertian. Minggu pertama WFH,

percaya pertanyaan itu muncul dari anak –

Mba, Mas dan Adek menganggap tidak ada

anak saya. Jadi daya berikan pengertian apa

yang berbeda dari keseharian saya,

itu dirumahkan dan apa itu kerja dari rumah.

sepertinya anak – anak mengira saya hanya

Di sini saya bercerita mengenai dunia

cuti sebentar saja untuk menemaninya yang

internet disaat WFH, lebih kepada bagaimana

lebih dulu sekolah dari rumah. Pada hari ke

memperkenalkan google classroom, search

empat WFH, Mba dan Mas merasa ada yang

engine dan zoom meeting. Mba mungkin

tidak biasa karena ayahnya masih dirumah. Berbeda dengan Adek yang mendapat

adalah orang pertama dirumah yang senang

#BekerjaDariRumah

Tepatnya sudah masuk minggu ke


#BekerjaDariRumah

dan berterimakasih karena ayahnya WFH,

Ini yang kemudian membuat Mba menjadi

karena dengan begitu dia mendapatkan

antusias untuk menyelesaikan semua tugas

akses internet yang sama dengan jam kerja

sekolahnya.

ayahnya. Hingga tiba saatnya Mba

Berbeda dengan Mas yang rindu berat

mendapatkan tugas dari sekolah dengan

dengan teman – teman sekolahnya karena

menggunakan google classroom. Saya

sudah penat dengan banyaknya tugas

hanya bisa bilang wow‌.

sekolah sekalipun sudah dibantu dengan

Ini kesempatan memperkenalkan hebatnya

ayah bundanya. Untungnya lagi wali kelas

dunia teknologi dan informasi saat ini.

mengajak zoom meeting setiap hari senin

Beruntung Mba sudah dikenalkan dengan

jam 19.00 wita.

akun gmail yang sudah dimilikinya saat

Ini menjadi kesempatan saya lagi untuk

masuk SMP dan terhubung dengan family

memperkenalkan zoom meeting yang biasa

link di akun gmail saya sehingga dapat

juga dipakai oleh kantor tempat saya

dengan tenang memberikan kepercayaan

berkerja. Mas sangat senang sekali ketika

dan memonitor aktivitas akun gmail Mba.

dapat melihat video teman - teman kelasnya

Hal yang menarik berikutnya dengan

dan bunda wali kelasnya. Ayahnya yang

banyaknya tugas dirumah justru membuat

memperkenalkan zoom meeting sudah tidak

saya kewalahan karena ditanya bagaimana

diperlukan lagi, Itulah yang kemudian

caranya menyelesaikan soal pelajaran SMP.

menurut saya, WFH memperkenalkan

Kemudian saya perkenalkan search engine

sesuatu yang baru dan diluar dari kebiasaan.

dimana google search bisa menjadi salah

Rasakan kesulitannya, keceriannya dan

satu cara untuk mendapatkan referensi dan

keunikannya, selamat menikmati masa –

solusi dalam menyelesaikan tugas sekolah.

masa WFH. #dirumahaja.


#BekerjaDariRumah


Change or Die : Could You Change When

Suasana pikiran dan batin kita seolah masuk

Change Matters Most?

dan dipaksa menjawab pertanyaan : Could

Inilah karya monumental seorang jurnalis

you change when change matters most?

kenamaan, Alan Deutschman. Karyanya

Deutschman tahun masih banyak

selalu best seller dan diterjemahkan ke

masyarakat kita yang memilih mati, karena

dalam delapan bahasa. Umumnya seorang

tidak mau berubah. Mereka menganggap

jurnalis, gaya penulisannya tentu berbeda

dunia tetap sama. Tidak berubah.

dengan para akademisi. Kekuatan karya

Sementara sebagian yang lain sibuk

Deutschman ada pada kemampuan dan

menyiapkan perubahan besarnya untuk

pengalamannya dalam menuliskan realitas

menggapai mimpi dengan kerja keras dan

dan konteks masalah yang dihadapi

kerja cerdas.

#BekerjaDariRumah

masyarakat. Demikian dengan karyanya

Dalam bukunya, Deutschman mengambil

yang lain seperti The Second Coming of

sebuah kesimpulan penting : kita semua

Steve Jobs (2000), A Tale of Two Valleys

memiliki kemampuan untuk mengubah

(2003), Walk the Walk (2009), dan How

perilaku kita, namun jarang yang

Steve Jobs Changed Our World (2011).

Change or Die

melakukannya. Dia mencontohkan. Seorang

Change or Die (2007) misalnya, sangat

melakukan perubahan dan bisa menjadi

kontekstual dan kita memerlukannya.

pemenang, namun mereka tidak mau

penderita penyakit jantung hingga pelanggar berulang sistem peradilan pidana hingga perusahaan yang terjebak dalam praktik bisnis bermasalah adalah contoh kecil, bahwa kemampuan mereka ada untuk

mengeksekusinya.


Apa yang diceritakan Deutschman, adalah

kebiasaan lama terdistorsi. Gaya hidup tidak

tentang saya, anda dan kita yang hidup di

sehat memaksa setiap orang merubahnya

zaman yang sangat berubah cepat. Pesannya

menjadi gaya hidup lebih sehat.

mengena, jika dikontekstualisasikan dengan

Menggunakan masker, jaga jarak, cuci

keadaan masyarakat kita yang terbelah

tangan, memakan makanan sehat untuk

dalam menghadapi pandemi Coronavirus

menjaga imunitas tubuh dan lain

Disease 2019 (Covid 19). Bisa karena

sebagainya. Bahkan kebiasaan berkumpul di

kebijakan yang berubah-ubah, atau karena

restoran bersama teman, menghadiri

perilaku kita yang senang berkumpul

undangan pesta atau rapat-rapat yang

dengan komunitas, atau karena terdesak

melebihi 10 orang, dan kebiasaan bekerja

karena kebutuhan, dan lain sebagainya. di

dari kantor pun berubah. *****

paramedis merasa yang paling dirugikan,

Bagaimana mengawali hidup baru dengan

karena sikap dan perilaku masyarakat kita

cara baru, kebiasaan baru? Semuanya serba

yang tidak mau berubah. Korban berjatuhan.

tidak nyaman. Menggunakan masker

Tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh

misalnya. Bagi sebagian orang ada perasaan

dunia. Jutaan manusia meregang nyawa

tidak nyaman. Karena ini bukan adab kita.

termasuk didalamnya tenaga kesehatan.

Tentu mudah bagi seorang tenaga medis.

Pesan perubahan yang dibawa Deutschman,

Karena penggunaan masker adalah salah

bukan hanya untuk kita saja. Tetapi juga

satu syarat bekerja di tempat dengan tingkat

untuk sesama. Karena pilihan perubahan

resiko tinggi. Padahal ini cara paling penting

adalah pilihan kemanusiaan yang universal.

agar kita ikut serta memutus mata rantai

Pada saat pandemi Covid 19 seperti saat ini,

persebaran Covid 19.

#BekerjaDariRumah

sebagian yang lain, tenaga medis dan


#BekerjaDariRumah

Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan

(31/3/2020), Pemerintah menerbitkan

pekerja swasta, untuk mencegah penyebaran

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020

Covid 19, Pemerintah dan sejumlah

tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar

pemerintah daerah menghimbau masyarakat

dalam rangka Percepatan Penanganan

untuk melakukan aktivitasnya dari rumah.

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Secara

Salah satunya bekerja dari rumah (work from

detil terkait teknis pelaksanaan PSBB diatur

home). Istilah bekerja dari rumah menjadi

melalui Peraturan Menteri Kesehatan

populer setelah presiden menetapkan

(Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020

kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

tentang Pedoman Pembatasan Sosial

(PSBB). Istilah PSBB muncul dari Presiden

Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan

Joko Widodo yang menyebut PSBB sebagai

Penanganan Coronavirus Disease 2019

upaya yang harus dilakukan untuk melawan

(Covid-19).

pandemi Covid-19. Ketika itu, Jokowi

Seluruh kementerian/lembaga di semua

memimpin rapat terbatas bersama sejumlah

level dan sejumlah pemerintah daerah

menteri via sambungan video pada 30 Maret

mengambil keputusan untuk melaksanakan

2020.

bekerja dari rumah tersebut di kantor

"Saya minta pembatasan sosial berskala

masing-masing termasuk di seluruh Satker

besar, physical distancing, dilakukan lebih

Lembaga Administrasi Negara (LAN). Bahkan

tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi.

di hampir seluruh perusahaan swasta

Sehingga tadi juga sudah saya sampaikan

termasuk perusahaan berbasis teknologi

perlu didampingi kebijakan darurat sipil,"

seperti Gojek, Bukalapak, dan Tokopedia

kata Jokowi ketika itu.

pun melakukannya. Mengacu pada pada

Sehari setelah itu, tepat pada hari Selasa

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI


diterima secara umum. Pekerjaan yang

pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dilakukan dari tempat-tempat selain ruang

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi

kantor tradisional telah didefinisikan sebagai

Covid-19 sedemikian rupa untuk mencegah

telework, telecommuting, kerja virtual,

kemungkinan penyebarannya. Semua ini

teleworking berbasis rumah, telework

dilakukan untuk mencegah semakin

mobile, pekerjaan jarak jauh, dan lain-lain.

meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan

Sebagaimana Bailey dan Kurland, Audrone

kesehatan masyarakat yang sedang terjadi

Nakrošienė, Ilona Bučiūnienė,dan Bernadeta

antar orang di suatu wilayah tertentu.

Goštautaitė (2019), memilih istilah telework

*****

daripada work from home, sekalipun dalam

Istilah work from home tidak banyak dikenal

judul artikelnya menggunakan istilah

di jagad akademis. Mungkin karena istilah

working from home. Penelitian yang

itu muncul sebagai respon terhadap

bertujuan untuk menggali faktor-faktor

pandemi Covid 19. Saya hanya menemukan

penting yang memberikan dampak pada

padanan katanya. Sebagaimana yang ditulis

hasil atau produktifitas telework,

D.E. Bailey dan N.B. Kurland (2002), dalam

menemukan bahwa bahwa berkurangnya

artikelnya yang berjudul A review of

komunikasi dengan rekan kerja, kepercayaan

telework research: findings, new directions,

dan dukungan atasan, kesesuaian tempat

and lessons for the study of modern work,

kerja di rumah menjadi faktor yang paling

yang terbit di Journal of Organizational

penting dan berdampak pada hasil

Behavior (Vol. 23. No. 4, pp. 383-400).

telework.

Telework sebagai fenomena luas dan

Hasil kajian yang dimuat di International

kompleks yang tidak memiliki definisi yang

Journal of Manpower dengan judul Working

#BekerjaDariRumah

Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah


from home: characteristics and outcomes of

produktif meskipun bekerja dari rumah.

telework (DOI: 10.1108/IJM-07-2017-

Dari 1.213 responden yang diteliti terdapat

0172) ini juga memberikan petunjuk bahwa

64 persen yang menyatakan bekerja dari

produktivitas kerja individu dalam

rumah. Para responden itu terdiri dari 54,3

melakukan telework lebih tinggi, seiring

persen laki-laki dan 45,7 persen perempuan.

dengan semakin berkurangnya waktu dalam

Responden itu terdiri dari 23,9 persen yang

berkomunikasi dengan rekan kerja, tempat

tinggal di desa, dan 76,1 persen yang

kerja yang cocok di rumah --kemungkinan

tinggal di kota.

untuk merawat anggota keluarga saat bekerja. Implikasi praktis dari penelitian ini memberikan wawasan tentang manajemen

telework dalam organisasi dengan menyoroti faktor-faktor yang mempromosikan kepuasan, produktivitas, dan peluang karir yang dirasakan oleh para

#BekerjaDariRumah

pekerja telework.

Senada dengan penelitian ini, survei

Kajian ini merekomendasikan bahwa dalam jangka panjang bekerja dari rumah masih bisa terus diberlakukan terutama sebelum pandemi Covid-19 berakhir. Namun, kajian ini juga mengingatkan bahwa bekerja dari rumah akan berpengaruh terhadap pola konsumsi dan mobilitas pekerja yang berpengaruh terhadap berjalannya perekonomian masyarakat terutama sektor

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

jasa transportasi, perdagangan dan

Kementerian Ketenagakerjaan dan

makanan.

Universitas Indonesia (Republika.co.id, 21 Mei 2020) juga mengungkapkan hal yang

sama. Dari kajian itu disebutkan bahwa sebanyak 78 persen pekerja mengaku tetap

Melihat kecenderungan dari kajian empirik diatas, bekerja dari rumah adalah alternatif yang dapat ditawarkan sebagai solusi bagi


pemerintah dan dunia usaha.

“WFH akan menyedot waktu efektif kita

Pertama, karena sistem kerja dari rumah

dalam hal pekerjaan kantor dan pekerjaan

efektif mengurangi resiko terpaparnya

rumah tangga. Oleh karena itu, pembagian

pegawai dan pekerja sekaligus menjadi

waktu merupakan hal terpenting.

instrumen penting dalam memutus mata

Menentukan skala prioritas dan jadwal

rantai penyebaran Covid 19. Kedua,

bekerja juga harus diperhatikan�.

produktivitas pegawai dan pekerja tidak

Bekerja dari rumah juga membuat pegawai

perlu dipertanyakan. Bahkan menjadi

jauh lebih kreatif. Bahkan kompetensi

sumber motivasi penting dalam

pegawai bisa meningkat karena

meningkatkan capaian-capaian kerja yang

kemampuannya dalam mencari pelatihan-

ditargetkan organisasi. Ketiga, menjaga

pelatihan online baik yang gratis maupun

penting. Banyaknya kasus perceraian terjadi karena kesalahpahaman kita dengan anggota keluarga. Bekerja dari rumah bisa menjadi solusi.

Memang bekerja dari rumah tidak mudah.

berbayar. Sebagaimana yang diungkapkan Risti Auliya Safari berikut ini : “Kegiatan saya masih sangat khas anak mahasiswa kosan yaitu membaca, nonton film, dan juga main game. Selain hobi-hobi ini, saya juga memutuskan untuk mencari-

Ini soal kebiasaan saja sebenarnya. Menurut

cari kelas online gratis yang bisa saya ikuti

pegawai bekerja dari rumah akan menyedot

untuk menambah ilmu bahasa yang ingin

waktu efektif. Namun itu bisa diatasi jika

lebih saya dalami�.

kemampuan mengelola waktu setiap

pegawai baik, sebagaimana dikatakan Ricky N. Permadi berikut ini :

Hal sama juga disampaikan oleh Rustan Amarullah bahwa ini kesempatan pegawai untuk mendorong kreatifitasnya.

#BekerjaDariRumah

keharmonisan keluarga juga menjadi bagian


#BekerjaDariRumah

“Ditengah tekanan WFH dan SFH tersebut,

Meskipun demikian, dampak negatif sebagai

terdapat celah yang mendorong kita agar

ekses pelaksanaan bekerja dari rumah juga

mampu berpikir lebih kreatif untuk

mesti diperhatikan. Sebagaimana survei

menangani dua konteks situasi tersebut

yang dilakukan oleh LIPI, Kementerian

secara beriringan. Yakni, bagaimana

Tenaga Kerja dan Universitas Indonesia

memenuhi keinginan anak-anak untuk

misalnya, bekerja dari rumah dapat

bermain dan belajar di satu sisi, serta

memperdalam krisis ekonomi yang

menyelesaikan pekerjaan dengan efektif di

sebelumnya terdampak oleh pandemi Covid

sisi yang lainnya�.

19. Sektor-sektor terparah yang perlu

Bahkan banyak tantangan yang menantang,

menjadi perhatian khusus karena ekses

khususnya bagi tenaga medis kantor, salah

belajar dari rumah adalah sektor konstruksi,

satunya adalah mengasah kemampuan

sektor perdagangan, rumah makan dan jasa,

melakukan telemedicine, sebagaimana

sektor transportasi, pergudangan dan

dituturkan oleh dr. Nurhayati berikut ini :

komunikasi.

“Bagi saya sebagai tenaga kesehatan, di

Dilematis memang. Pilihan pemerintah jelas:

masa pandemi ini menerapkan telemedicine

kembali bekerja dari kantor. Agar ekonomi

memang menjadi pilihan saat WFH. Di luar

kembali berputar. Inilah sikap Pemerintah.

masa pandemi, tentu saja interaksi secara

Saya jadi teringat pandangan Thomas R Dye

langsung antara dokter dan pasien tetaplah

bahwa kebijakan publik adalah apapun yang

yang utama karena pasien adalah makhluk

dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan

bernyawa dengan keunikannya masing-

ataupun tidak dikerjakan (public policy is

masing sehingga hasil pemeriksaan secara

whatever government choose, to do or not

objektif akan berbeda�.

to do).


Dr. Mariman Darto, SE.,M.Si lahir di Cepu, Jawa Tengah. Alumni S1 Ekonomi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang ini mulai aktif menulis sejak mahasiswa. Berbagai tulisan artikel di koran dan majalah nasional telah diterbitkan, antara lain di harian umum Kompas dan Republika, Majalah Tiras dan Swa (Swasembada). Pengalaman sebagai

peneliti di Center Information

and Development Studies (CIDES), memberikan pembelajaran penting baginya untuk memahami problematika yang dihadapi masyarakat. Pengalaman ini kemudian menjadi amunisi dan modal besar untuk menulis di berbagai jurnal baik nasional maupun internasional antara lain di

Administrator, European Journal of Business and Management, dan beberapa jurnal lainnya. Lulusan Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik UI (2001) dan S3 Manajemen Universitas Mulawarman

Samarinda ini bergabung di LAN sejak 2005. Menjadi Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD) LAN sejak 2014, setelah sebelumnya menjadi Kepala Bidang Kajian Kebijakan dan Administrasi Negara (2011). Berbagai pengalaman penelitian dan menempuh pendidikan, digunakannya untuk menulis 23 buku antara lain : Perilaku Prososial bagi Revolusi Mental (2016), Organizational Citizenship Behavior dan Kinerja Organisasi : Teori, Praktek dan Internalisasinya di Sektor Publik (2016), My Dad is My Hero, sebuah Novel (2017). Termasuk buku yang pembaca nikmati ini. Satu hal yang menjadi prinsipnya adalah “Menulislah agar sejarah berpihak. Apalagi menulis itu adalah sedekah�..

#BekerjaDariRumah

Tentang Editor

jurnal Sintesis, Jurnal Afkar, Jurnal Borneo


Bekerja dari rumah memberikan pengalaman yang berharga, meskipun pada awalnya membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah. Namun ini dapat menjadi sarana pembelajaran penting bagi setiap pegawai yang telah sudi menuliskan kisah pendeknya, sekaligus sebagai sarana pembiasaan menulis. Dr. Adi Suryanto (2020), Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Berkurangnya komunikasi dengan rekan kerja, kepercayaan dan dukungan atasan, kesesuaian tempat kerja di rumah menjadi faktor yang paling penting dan berdampak pada produktivitas pegawai yang melaksanakan telework atau work from home. Audrone, Ilona,dan Bernadeta.

#BekerjaDariRumah

Working from Home: Characteristics and Outcomes of Telework, International Journal of Manpower (2019) Sebanyak 78 persen pekerja mengaku tetap produktif meskipun bekerja dari rumah. Dalam jangka panjang bekerja dari rumah masih bisa terus diberlakukan terutama sebelum pandemi Covid-19 berakhir. LIPI, UI dan Kemenaker RI Survey Produktivitas Work From Home (2020)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.