Tata Cara Shalat

Page 1

bonus :

tata cara & bacaan shalat untuk muslim dan muslimah

1


1. Niat

a. Menentukan shalat apa yang akan dilakukan, apakah shalat wajib atau sunah. b. Niat tidak perlu dilafalkan, tapi di dalam hati; namun tidak masalah juga kalau dilafalkan. c. Niat shalat harus ditujukan semata-mata karena Allah. d. Niat dilakukan sebelum Takbiratul Ihram, ketika seseorang sudah berdiri untuk memulai shalat.

posisi berdiri tampak DEPAN

posisi berdiri tampak SAMPING

2. Berdiri (bagi yang mampu) a. Berdiri tegak lurus. b. Menghadap ke arah kiblat. c. Pandangan mata ke arah tempat sujud. d. Kedua tangan lurus menempel pinggang. e. Konsentrasi penuh, karena akan mulai shalat. posisi berdiri tampak SAMPING

2

posisi berdiri tampak DEPAN


3. Takbiratul ihram

a. Mengangkat kedua tangan setinggi pundak, ujung jari sejajar bawah telinga b. Telapak tangan dihadapkan ke arah kiblat c. Pandangan mata tetap ke arah tempat sujud d. Membaca takbir: “Allahu Akbar” dengan suara keras bagi imam dan bagi makmum cukup sekadar terdengar oleh dirinya dan orang di sampingnya e. Takbir dibaca bersamaan dengan mengangkat kedua tangan

TAKBIR DENGAN KEDUA TELAPAK TANGAN SEJAJAR BAHU

Mengenai cara takbir, ada pula hadis yang mengatakan untuk menyejajarkan kedua telapak tangan dengan bahu.

posisi TAKBIR tampak DEPAN

Ibnu Umar berkata, “Nabi apabila berdiri untuk mengerjakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, kemudian bertakbir…” (HR. Muslim) posisi TAKBIR tampak SAMPING

posisi TAKBIR tampak DEPAN

3


3. Membaca takbiratul 5. DOAihram IFTITAH Setelah bersedekap, membaca doa iftitah berikut ini :

ْ‫َ ُ َ ْ رَ ُ َ رْ ً َ ح‬ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ً ْ‫َ ر‬ ً‫ك َرة‬ ْ ُ َ ‫هلل ب‬ ِ ‫اهلل أكب ك ِبيا والمد لهلِ ِ ك ِثيا وسبحان ا‬ َ َ ْ ْ‫َ َ ْ اً يّ َ َّ ْ ُ َ ْ َ ذَّ َ َ َ َّ َ َ َ أ‬ ‫ات والرض‬ ِ ِ ‫وأ ِصيل ِإ ِن وجهت وج يِه ل‬ ِ ‫لي فطر السماو‬ َ‫َ ً ُ ْ ً َ َ َ َ َ ْ ُ رْ َ َّ َ ا‬ َُ ُ ‫ش ِكني ِإن صل يِت ونس يِك‬ ِ ‫ح ِنيفا مس ِلما وما أنا ِمن الم‬ َ‫َ ّ ْ َ َ َ اَ رَ َ ه‬ َ َ َ ‫اي َو َم‬ َ َ‫َو حَمْي‬ ‫شيك ُل َوبِذلِك‬ ‫ل‬ ‫ني‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ات‬ ‫م‬ ِ‫لهل‬ ِ ِ ِ‫ي‬ ِ ِ ُ ‫أُم ْر‬ َ‫ت َوأَنَا م َن ال ْ ُم ْسلمني‬ ِ ِ ِ​ِ

Allâhu akbar kabîrâ‫ و‬wal hamdu lillâhi katsîrâ, wa subhânallâhi bukrataw wa ashîlâ. Innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfam muslimaw wa mâ ana minal musyrikîn. Inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn, lâ syarîka lahu, wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn.

posisi SEDEKAP tampak DEPAN

4. SEDEKAP

“Allah Mahabesar lagi Mahaagung, dan segala pujian hanya milik Allah. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan penuh kepasrahan, dan aku bukanlah termasuk orang-oramg musyrik. Sungguh shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata untuk Allah, Tuhan alam semesta. Tiada sesuatu pun yang menyekutui-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku adalah termasuk orang-orang muslim (berserah diri).”

a. Menyilangkan kedua tangan di depan dada b. Meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri c. Telapak tangan kanan memegang pergelangan telapak tangan kiri d. Pandangan mata tetap ke arah tempat sujud

4

posisi SEDEKAP tampak DEPAN


6. Membaca TA’AWUDZ a. Sebelum membaca surah Al-Fâtihah disunahkan membaca ta’awudz, tapi tidak dikeraskan, yaitu lafal:

ُُْ َ َّ َ ْ‫الرجيم‬ َّ ‫الشيْ َطان‬ ‫هلل ِمن‬ ِ ‫أعوذ بِا‬ ِ ِ ِ

A’ûdzu billâhi minasy syaithânir rajîm “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”

7. Membaca al-fatihah a. Membaca Al-Fâtihah dimulai dari “Bismillâhirrahmânirrahîm” b. Membaca Al-Fâtihah secara pelan dan tartil, tidak terburu-buru

SEDEKAP DENGAN POSISI KEDUA TANGAN DI ATAS DADA

Mengenai cara bersedekap, ada pula hadis yang mengatakan untuk meletakkan kedua tangan di atas dada. Thawus berkata, “Rasulullah biasa meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya, kemudian menekan eraterat di dadanya ketika shalat.” (HR. Abu Dawud)

ْ‫َ ح‬ ْ‫َ م‬ ُ ‫ل َ ْم‬ َ ‫َر ّب الْ َعالَم‬ َّ ٰ ْ‫ِمْسِب ا ِ َّ م‬ ‫) ا َّلرحٰ ِن‬٢( ‫ني‬ ‫د‬ ‫) ا‬١( ‫يم‬ ِ ِ ‫هلل الرح ِن الر ِح‬ ِ ِ ِ‫لهل‬ َ َّ‫اك َن ْعبُ ُد َوإي‬ َ َّ‫) إي‬٤( ‫) َمالك يَ ْومِ ا ّدلين‬٣( ‫الرحيم‬ ُ ‫اك ن َ ْستَع‬ َّ )٥( ‫ني‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ِ َّ‫َ َ ذ‬ ْ‫ت َعلَيْه ْم َغ ر‬ َ‫اط ال ْ ُم ْست‬ َ ‫ين أ ْن َع ْم‬ َ ‫الص‬ َ َ ‫ال‬ َ ّ‫ِا ْه ِدنَا ِر‬ ‫ص‬ )٦( ‫يم‬ ‫ق‬ ‫ي‬ ‫اط‬ ِ ِ‫ر‬ ِ ِ ِ َّ َ‫َ َ ْ ْ َ ا‬ ُ ‫ال ْ َم ْغ‬ َ ّ‫الضآل‬ )٧( ‫ني‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫وب‬ ‫ض‬ ِ ِ ِ

Bismillâhir rahmânir rahîm. Alhamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn. Arrahmânir rahîm. Mâliki yaumid dîn. Iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în. Ihdinash shirâthal mustaqîm. Shirâthal ladzîna an’amta ‘alaihim ghairil maghdhûbi ‘alaihim wa ladh dhâllîn. “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fâtihah [1]: 1-7) d. Setelah selesai membaca Al-Fâtihah membaca: “Amin” e. Setelah membaca “Amin” dilanjutkan dengan membaca surah-surah dalam Al-Qur’an f. Pandangan mata tetap ke arah tempat sujud

5


8. RUKU DAN THUMA’NINAH

TAKBIR MENUJU RUKU

POSISI RUKU TAMPAK SAMPING

a. Mengangkat tangan sebelum akan ruku b. Membaca takbir sambil bergerak ruku c. Meletakkan kedua tangan di lutut d. Meluruskan punggung e. Pandangan mata ke arah tempat sujud f. Thuma’ninah atau diam dan tenang beberapa saat

TAKBIR MENUJU RUKU

g. Membaca doa berikut 3x:

َْ َ ْ َْ َ َّ َ َ ْ ُ ِ‫سبحان ربِـي الع ِظي ِم و حِبم ِده‬

Subhâna rabbiyal ‘azhîmi wa bi hamdih “Mahasuci Allah Yang Mahaagung, dan segala puji bagi-Nya” h. Tidak boleh membaca Al-Qur’an

6

POSISI RUKU TAMPAK SAMPING


TAKBIR MENUJU I’TIDAL

a. Bangun dari ruku dengan membaca:

َ‫َ َ ُ َ ْ م‬ ‫ح َد ُه‬ ‫س ِمع‬ ِ ‫اهلل لِمن‬ Sami’allâhu li man hamidah “Semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya.” b. Mengangkat tangan ketika sudah berdiri bangun dari ruku sejajar pundak dengan ujung jari-jari sejajar telinga bawah c. Membiarkan tangannya terjulur ke bawah lurus pinggang, seperti sebelum Takbiratul Ihram dan bersedekap. Atau, bisa juga setelah mengangkat tangan bangun dari ruku lalu bersedekap lagi seperti sedekap setelah Takbiratul Ihram

I’TIDAL TAMPAK DEPAN

9. I’TIDAL DAN THUMA’NINAH

d. Thuma’ninah dalam i’tidal, yakni berdiri tegak lurus dan tenang e. Pandangan mata tetap ke arah tempat sujud f. Dalam i’tidal ini membaca doa:

TAKBIR MENUJU I’TIDAL

َ ْ‫َ ْ أ‬ ْ ُ ْ َ ْ‫َ َّ َ َ َ ح‬ َ ْ‫ال ْرض َوم ْل ُء َما شئ‬ َ ْ‫ت من‬ َّ َ ُ ُ ‫ات و ِملء‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ربنا لك المد ِملء السمو‬ ْ ْ َ ‫ئ َبع ُد‬ ٍ ‫شي‬

Rabbanâ lakal hamdu mil’us samâwâti wa mil’ul ardhi wa mil’u mâ syi’ta min syai’im ba’du. “Ya Allah, ya Tuhan kami, hanya milik-Mulah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada di antara keduanya, dan sepenuh segala sesuatu setelahnya yang Engkau kehendaki.”

I’TIDAL TAMPAK DEPAN

7


10. sujud dan thuma’ninah

5. MEMBACA AL-FATIHAH TAKBIR MENUJU SUJUD

POSISI SAAT TURUN SUJUD

POSISI SUJUD TAMPAK SAMPING

a. Bersujud setelah i’tidal sambil mengucapkan takbir b. Ketika mendarat di lantai, ada dua yang boleh dilakukan: mendarat dengan dua telapak tangan lebih dulu baru lutut, atau mendarat dengan dua lutut lebih dulu baru tangan c. Bersujud dengan menungging pada tujuh anggota sujud, yaitu: kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua telapak kaki, dan wajah TAKBIR MENUJU SUJUD

d. Mengangkat kedua lengan tangan saat sujud, dan tidak meletakkannya di lantai e. Jari-jari telapak tangan dan telapak kaki menghadap ke arah kiblat f. Telapak kaki ditegakkan, dengan jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat g. Thuma’ninah atau tenang dalam sujud

POSISI SAAT TURUN SUJUD

h. Membaca doa berikut 3x:

َ‫أْ َ لْى‬ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ‫ان َر ّب‬ ‫سبح‬ ِ‫ـي الع و حِبم ِده‬ ِ

Subhâna rabbiyal a’lâ wa bi hamdih

“Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung, dan segala puji bagiNya.” i. Dianjurkan untuk berlama-lama ketika sujud, memohon apa saja kepada Allah j. Tidak boleh membaca Al-Qur’an ketika sujud 8

POSISI SUJUD TAMPAK SAMPING


11. duduk di antara dua sujud a. Bangkit dari sujud dengan membaca takbir b. Duduk iftirasy, yakni menyilangkan telapak kaki kiri kemudian mendudukinya dengan pinggul sementara telapak kaki kanan berdiri, dengan jari-jari kaki kanan menghadap kiblat c. Kedua telapak tangan berada di atas lutut d. Pandangan mata tertuju ke arah tempat sujud DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD TAMPAK SAMPING

e. Thuma’ninah atau tenang dalam duduk di antara dua sujud ini f. Membaca doa berikut ini:

ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ‫َ يّ ْ ْ َ ْ مَ ْ َ ْ ر‬ ْ ‫ار ُزق يِن َواه ِد يِن َو اَعفِ يِن‬ ‫ر ِب اغ ِفر يِل وارح يِن واجب يِن وارفع يِن و‬ ُ ْ ‫َواعف َعن‬ Rabbighfir lî warhamnî wajburnî warfa’nî, warzuqnî, wahdinî, wa’âfinî, wa’fu ‘annî

DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD TAMPAK SAMPING

“Ya Allah, ampunilah aku, berikanlah rahmat kepadaku, berikanlah kecukupan kepadaku, berikanlah rezeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, dan berilah aku kesehatan, maafkanlah aku.”

12. sujud dan thuma’ninah a. Bersujud dengan memperhatikan tujuh anggota sujud, yaitu: kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua telapak kaki, dan wajah b. Mengangkat kedua lengan tangan saat sujud, dan tidak meletakkannya di lantai e. Jari-jari telapak tangan dan telapak kaki menghadap ke arah kiblat POSISI SUJUD TAMPAK SAMPING

f. Telapak kaki ditegakkan, dengan jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat g. Thuma’ninah atau tenang dalam sujud h. Membaca doa berikut 3x:

َ‫أْ َ لْى‬ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ‫ان َر ّب‬ ‫سبح‬ ِ‫ـي الع و حِبم ِده‬ ِ

Subhâna rabbiyal a’lâ wa bi hamdih

“Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung dan segala puji bagi-Nya.” i. Dianjurkan untuk berlama-lama ketika sujud, memohon apa saja kepada Allah POSISI SUJUD TAMPAK SAMPING

j. Tidak boleh membaca Al-Qur’an ketika sujud

9


1. POSISI DUDUK SAAT BANGUN DARI SUJUD

3. BERDIRI LANGSUNG TAKBIR

2. BANGUN DARI SUJUD SAMBIL TANGAN MENOPANG TANAH

a. Pada rakaat kedua, sebelum bangkit berdiri dari sujud ke dua menuju ke rakaat ketiga sangat disunahkan untuk duduk Tasyahud Awal

13. bangun untuk rakAAt kedua

b. Duduk Tasyahud Awal ini sama dengan duduk di antara dua sujud, yakni duduk iftirasy, menyilangkan telapak kaki kiri kemudian mendudukinya dengan pinggul sementara telapak kaki kanan berdiri, dengan jari-jari kaki kanan menghadap kiblat

4. SEDEKAP DAN MELANJUTKAN RAKAAT

1. POSISI DUDUK SAAT BANGUN DARI SUJUD

2. BANGUN DARI SUJUD SAMBIL TANGAN MENOPANG TANAH

c. Telapak tangan kiri berada di atas lutut kiri d. Telapak tangan kanan berada di atas lutut kanan e. Jari-jari telapak tangan kanan digenggamkan, kecuali jari telunjuk

10

f. Jari telunjuk digerak-gerakkan sepanjang Tasyahud Awal, atau bisa juga sekali gerak lalu menunjuk ke arah kiblat hingga selesai Tasyahud Awal

3. BERDIRI LANGSUNG TAKBIR

4. SEDEKAP DAN MELANJUTKAN RAKAAT


14. Duduk Tasyahud Awal (untuk shalat yang rakAAtnya lebih dari dua) POSISI KAKI DUDUK TASYAHUD AWAL TAMPAK BELAKANG TASYAHUD AWAL TAMPAK DEPAN

a. Pada rakaat kedua, sebelum bangkit berdiri dari sujud ke dua menuju ke rakaat ketiga sangat disunahkan untuk duduk Tasyahud Awal b. Duduk Tasyahud Awal ini sama dengan duduk di antara dua sujud, yakni duduk iftirasy, menyilangkan telapak kaki kiri kemudian mendudukinya dengan pinggul sementara telapak kaki kanan berdiri, dengan jari-jari kaki kanan menghadap kiblat c. Telapak tangan kiri berada di atas lutut kiri d. Telapak tangan kanan berada di atas lutut kanan e. Jari-jari telapak tangan kanan digenggamkan, kecuali jari telunjuk f. Jari telunjuk digerak-gerakkan sepanjang Tasyahud Awal, atau bisa juga sekali gerak lalu menunjuk ke arah kiblat hingga selesai Tasyahud Awal g. Membaca doa tasyahud (tahiyat), yaitu:

َ‫َ َّ ا‬ َ َ ُ َ‫الط ّيب‬ ُ ‫الصلَ َو‬ ُ ‫ار اَك‬ ُ ‫ا َ َّتلح َّي‬ َّ ‫ت‬ َّ ‫ات‬ َ َ‫ات ال ْ ُمب‬ ‫لسل ُم َعليْك‬ ‫ ا‬،ِ ِ‫ات لهل‬ ِ ِ َ‫لَى‬ َ َ ُ َ‫َ َ َ اَ ُ ُ َ َّ ا‬ ُ َ ْ‫َ ُّ َ َّ ُّ َ َ م‬ َ ْ َ َ ‫هلل‬ ِ ‫أيها انل يِب ورحة ا‬ ِ ‫ السلم علينا وع ِعبا ِد ا‬،‫هلل وبركته‬ َ َ َّ‫ا‬ َ‫ه‬ َ‫َ َ ْ َ ُ َ ْ ا‬ ُ ُ َ ً َّ َ ُ‫ُ َ ْ َ ُ َّ ح‬ َّ َ ،‫هلل‬ ِ ِ‫الص ح‬ ِ ‫ أشهد أن ل ِإل ِإل اهلل وأشهد أن ممدا رسول ا‬،‫الني‬ َ‫َ َّ ُ َّ َ ّ لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ ُ‫ح‬ َّ ‫آل مم ٍد‬ ِ ‫اللهم ص ِل ع مم ٍد وع‬

Attahiyyâtul mubârakâtush shalawâtuth thayyibâtu lillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadar rasûlullâh, allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad

TASYAHUD AWAL TAMPAK SAMPING

“Semua penghormatan, berkah, rahmat, dan kebaikan hanyalah milik Allah. Mudah-mudahan engkau senantiasa dalam kesejahteraan, mendapat rahmat, dan berkah-Nya, wahai Nabi. Semoga kesejahteraan diberikan kepada kami dan hamba hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, berikanlah rahmat dan keberkahan pada nabi Muhammad dan keluarga beliau.” i. Selanjutnya, bangkit berdiri ke rakaat berikutnya

11


a. Duduk Tasyahud Akhir dengan cara tawaruk, yaitu duduk dengan menghamparkan kaki kiri ke samping kanan, mendudukkan pinggul di atas lantai, menegakkan kaki kanan serta menghadapkan jari-jari kaki kanan ke arah kiblat. b. Telapak tangan kiri berada di atas lutut kiri c. Telapak tangan kanan berada di atas lutut kanan d. Jari-jari telapak tangan kanan digenggamkan, kecuali jari telunjuk

TASYAHUD AKHIR TAMPAK DEPAN

e. Jari telunjuk digerak-gerakkan sepanjang Tasyahud Akhir, atau bisa juga sekali gerak lalu menunjuk ke arah kiblat hingga selesai Tasyahud Akhir f. Membaca doa tasyahud (tahiyat), yaitu:

15. Duduk Tasyahud AKHIR

َ ْ َ َ ُ َ‫َ َّ ا‬ ُ َ‫الط ّيب‬ ُ ‫الصلَ َو‬ ُ ‫ار اَك‬ ُ ‫ا َ َّتلح َّي‬ َ‫ك َأ ُّيها‬ َّ ‫ت‬ َّ ‫ات‬ َ َ‫ات ال ْ ُمب‬ ‫ السلم علي‬،ِ ِ‫ات لهل‬ ِ ِ َ‫لَى‬ َ‫ا‬ َ َ َ‫ا‬ ُ َّ ‫لسل ُم َعليْنَا َوع عبَاد اهلل‬ َ ْ‫ب َو َر م‬ َ ‫الصال‬ َّ ‫ ا‬،‫حة اهلل َو َب َركتُ ُه‬ َّ ُّ ‫انل‬ ،‫ني‬ ِ ِ‫ح‬ ِ ِ ِ ِ َّ‫َ ْ يِ َ ُ َ ْ اَ هَ َ ا‬ ُ ُ َ ً َّ َ ُ‫ُ َ َ ْ َ ُ َ َّ ح‬ ّ َ َّ ُ َّ َ ‫ اللهم ص ِل‬،‫هلل‬ ِ ‫أشهد أن ل ِإل ِإل اهلل وأشهد أن ممدا رسول ا‬ َ‫لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫حُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ لَىَ ْ َ ْ َ َ لَى‬ ‫ع‬ ‫ع مم ٍد و‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫آل ِإب ْ َرا ِهيْ َم‬ ٍ ِ ِ ِ ِ َ‫َ َ ْ لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫حُ َ َّ َ َ َ َ ْ َ لَىَ ْ َ ْ َ َ لَى‬ ‫ع‬ ‫ارك ع مم ٍد و‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫آل‬ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ‫وب‬ ٌ َ‫ْ َ َ ينْ َ َّ َ مَ ْ ٌ ج‬ ْ ْ ‫ميْد‬ ِ ‫ِإب َرا ِهي َم يِف العال ِم ِإنك‬ ِ ‫حيد‬ Attahiyyâtul mubârakâtush shalawâtuth thayyibâtu lillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadar rasûlullâh, allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm, wa ‘alâ âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm, wa ‘alâ âli Ibrâhîm, fil ‘âlamîna, innaka hamîdum majîd “Semua penghormatan, berkah, rahmat, dan kebaikan hanyalah milik Allah. Mudah-mudahan engkau senantiasa dalam kesejahteraan, mendapat rahmat, dan berkah-Nya, wahai Nabi. Semoga kesejahteraan diberikan kepada kami dan hamba hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Berikanlah karunia kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi karunia kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim di antara sekalian makhluk. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mahamulia.” g. Kemudian membaca doa perlindungan (lihat halaman lampiran)

12

TASYAHUD AKHIR TAMPAK DEPAN


16. SALAM

SALAM MENENGOK KE KANAN

SALAM MENENGOK KE KIRI

a. Menengok ke kanan sampai pipi kanan terlihat oleh orang di belakangnya b. Menengok ke kanan sambil membaca salam, yaitu:

ُ َ ْ‫َ َّ اَ ُ َ َ ْ ُ ْ َ م‬ ُ َ‫ا‬ ‫هلل َو َب َركت ُه‬ ِ ‫السلم عليكم َورحة ا‬ Assalâmu ‘alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh “Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap atas kalian.” c. Menengok ke kiri sampai pipi kiri terlihat oleh orang di belakangnya d. Menengok ke kiri sambil membaca salam yang sama dengan salam pertama, yaitu:

ُ َ ْ‫َ َّ اَ ُ َ َ ْ ُ ْ َ م‬ ُ َ‫ا‬ ‫هلل َو َب َركت ُه‬ ِ ‫السلم عليكم َورحة ا‬ Assalâmu ‘alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh “Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tetap atas kalian.” 12.

Tertib

Tertib yaitu, melaksanakan tata cara shalat seperti yang diajarkan Nabi secara berurutan, tidak saling mendahului

13

SALAM MENENGOK KE KANAN

SALAM MENENGOK KE KIRI


Shalat Orang yang Sakit (SAMBIL DUDUK) Pada dasarnya tidak ada perbedaan bacaan bagi orang sakit ketika menjalankan shalat, yang berbeda pada hanya tata cara melakukannya, yaitu sambil duduk. Berikut adalah perincian langkah demi langkah shalat sambil duduk tersebut :

1. Niat

5. Membaca doa iftitah

Tidak ada perbedaan tata cara niat dengan tata cara niat orang yang sehat

Tidak ada pebedaan dengan doa iftitah shalat orang yang sehat

2. Duduk

6. Membaca surah Al-Fâtihah

a. Duduk dengan cara duduk iftirasy, yakni meletakkan telapak kaki kiri di lanta, kemudian pinggul mendudukinya, sementara telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari kaki menghadap ke kiblat b. Menghadap ke arah kiblat c. Pandangan mata ke arah tempat sujud d. Kedua tangan dijuntaikan di samping pinggang e. Konsentrasi penuh, karena akan mulai shalat

Tidak ada perbedaan tata cara membaca surah ini dengan shalat orangyang sehat

3. Takbiratul Ihram Tidak ada perbedaan dengan tata cara takbiratul ihram shalat orang yang sehat

4. Bersedekap Tidak ada perbedaan dengan tata cara bersedekap shalat orang yang sehat

14

7. Ruku dan Thuma’ninah

a. Mengangkat kedua tangan sejajar pundak dan ujung jari tangan sejajar telinga bagian bawah. b. Membungkukkan badan sambil mengucapkan takbir c. Saat ruku, kedua telapak tangan diletakkan di atas kedua lutut d. Thuma’ninah atau diam dan tenang beberapa saat e. Tidak boleh membaca Al-Qur’an f. Membaca doa ruku, sama dengan doa ruku shalat orang yang sehat


8. I’tidal a. Bangun dari ruku, duduk tegak lurus b. Mengangkat tangan ketika sudah berdiri bangun dari ruku sejajar pundak dengan ujung jari-jari sejajar telinga bawah c. Membiarkan tangannya terjulur ke bawah lurus pinggang, seperti sebelum Takbiratul Ihram dan bersedekap; atau, bisa juga setelah mengangkat tangan bangun dari ruku lalu bersedekap lagi seperti sedekap setelah Takbiratul Ihram d. Thuma’ninah dalam i’tidal, yakni duduk tegak lurus dan tenang e. Pandangan mata tetap ke arah tempat sujud f. Membaca doa i’tidal, sama dengan doa i’tidal shalat orang yang sehat

9. Sujud

Shalat Orang yang Sakit (BERBARING MIRING) 1. Niat

Tidak ada perbedaan tata cara dengan niat shalat orang yang sehat

2. Berbaring Miring

a. Tidur miring di atas rusuk sebelah kanan b. Kepala berada di sebelah utara dan kaki berada di sebelah selatan c. Berbaring miring menghadap kiblat

3. Takbiratul Ihram

Tidak ada perbedaan tata cara dengan takbiratul ihram shalat orang sehat

Tidak ada perbedaan tata cara sujud shalat orang sakit yang mampu duduk dengan tata cara sujud orang sehat

4. Membaca iftitah

10. Duduk di antara Dua Sujud

5. Membaca surah Al-Fâtihah

Tidak ada perbedaan tata cara duduk di antara dua sujud orang sakit yang shalat dengan tata cara duduk di antara dua sujud shalat orang yang sehat

11. Duduk Tasyahud Awal (untuk shalat yang rakaatnya lebih dari dua) Tidak ada perbedaan tata cara duduk tasyahud awal shalat orang sakit dengan duduk tasayhud shalat orang yang sehat

12. Duduk Tasyahud Akhir Tidak ada perbedaan tata cara duduk tasyahud akhir shalat orang sakit dengan shalat orang sehat

13. Salam Tidak ada perbedaan tata cara salam shalat orang sakit dengan shalat orang sehat

14. Tertib Tertib yaitu, melaksanakan tata cara shalat seperti yang diajarkan Nabi secara berurutan, tidak saling mendahului

Tidak ada perbedaan doa iftitah

Tidak ada perbedaan dengan shalat orang sehat

6. Ruku dan Thuma’ninah

a. Membaca takbir, lalu menganggukkan kepala b. Mengangkat kedua tangan sejajar pundak dan ujung jari tangan sejajar telinga bagian bawah c. Thuma’ninah atau diam dan tenang beberapa saat d. Membaca doa yang sama dengan doa ruku shalat orang sehat e. Tidak boleh membaca Al-Qur’an

7. I’tidal dan Thuma’ninah

a. Setelah mengangguk sebagai tanda ruku, lalu mengangkat kepala lagi b. Membaca ini ketika saat mengangkat kepala: c. Mengangkat tangan ketika kepala sudah tegak setelah mengangguk dari ruku sejajar pundak dengan ujung jari-jari sejajar telinga bawah d. Membiarkan tangannya terjulur ke bawah lurus pinggang, seperti sebelum Takbiratul Ihram dan bersedekap; atau, bisa juga setelah mengangkat tangan setelah menganggukkan kepala tanda ruku, lalu bersedekap lagi seperti sedekap setelah Takbiratul Ihram e. Thuma’ninah dalam i’tidal, yakni diam dan tenang sejenak f. Dalam i’tidal ini membaca doa yang sama dengan 15 doa i’tidal shalat orang sehat


8. Sujud dan Thuma’ninah

a. Bersujud setelah i’tidal dengan cara menganggukkan kepala seperti ruku, tapi niatnya sujud b. Mengucapkan takbir ketika akan menganggukkan kepala c. Thuma’ninah atau tenang dalam sujud d. Membaca doa yang sama dengan doa orang shalat sehat e. Dianjurkan untuk berdoa memohon kesembuhan kepada Allah ketika menganggukkan kepala f. Tidak boleh membaca Al-Qur’an ketika sujud

9. Duduk di Antara Dua Sujud

a. Mengangkat kepala setelah menunduk atau mengangguk tanda sujud dengan membaca takbir b. Thuma’ninah atau tenang setelah mengangguk ini c. Membaca doa yang sama dengan doa orang yang sehat

10. Tasyahud Awal

a. Duduk Tasyahud Awal dalam bentuk berbaring miring di atas lambung kanan b. Tangan kanan dan kiri diletakkan di tempat dia berbaring c. Membaca doa tasyahud (tahiyat) yang sama dengan doa shalat orang yang sehat d. Setelah membaca doa tasyahud (tahiyat), membaca shalawat,

11. Tasyahud Akhir

a. Tasyahud Akhir dengan berbaring miring ke kanan b. Kedua tangan diletakkan di atas pembaringan c. Membaca doa tasyahud (tahiyat) d. Kemudian, membaca shalawat e. Kemudian membaca doa perlindungan f. Kemudian, membaca doa apa saja yang sesuai dengan keperluan orang yang shalat

12. Salam

a. Berisyarat ke arah kanan sambil membaca salam b. Berisyarat ke kiri dengan membaca salam

13. Tertib

Tertib yaitu, melaksanakan tata cara shalat seperti yang diajarkan Nabi secara berurutan, tidak saling mendahului 16

1. Niat

Tidak ada perbedaan dengan tata cara shalat orang sehat

2. Berbaring Telentang

a. Kepala diganjal bantal atau sejenisnya, agar bisa mendongak ke atas b. Posisi kepala menghadap ke kiblat c. Kedua tangan diletakkan di atas pembaringan

3. Takbiratul Ihram

Tidak ada perbedaan tata cara dengan shalat orang yang sehat

4. Bersedekap

Tidak ada perbedaan tata cara dengan shalat orang yang sehat

5. Membaca doa iftitah

Tidak ada perbedaan dengan iftitah shalat orang yang sehat

6. Membaca Al-Fâtihah

Tidak ada perbedaan dengan shalat orang yang sehat

7. Ruku

a. Membaca takbir, lalu menganggukkan kepala b. Mengangkat kedua tangan sejajar pundak dan ujung jari tangan sejajar telinga bagian bawah c. Thuma’ninah atau diam dan tenang beberapa saat d. Membaca doa ruku yang sama dengan doa ruku orang yang sehat e. Tidak boleh membaca Al-Qur’an

8. I’tidal

a. Setelah mengangguk sebagai tanda ruku, lalu mengangkat kepala lagi b. Membaca doa bangkit dari ruku yang sama dengan doa bangkit dari ruku shalat orang sehat ketika mengangkat kepala c. Mengangkat tangan ketika kepala sudah tegak setelah mengangguk dari ruku sejajar pundak dengan ujung jari-jari sejajar telinga bawah d. Membiarkan tangannya terjulur ke bawah lurus pinggang, seperti sebelum Takbiratul Ihram dan


Shalat Orang yang Sakit (BERBARING TELENTANG)

bersedekap; atau, bisa juga setelah mengangkat tangan setelah menganggukkan kepala tanda ruku, lalu bersedekap lagi seperti sedekap setelah Takbiratul Ihram e. Thuma’ninah dalam i’tidal, yakni diam dan tenang sejenak f. Dalam i’tidal ini membaca doa sama seperti doa shalat orang yang sehat

9. Sujud

a. Bersujud setelah i’tidal dengan cara menganggukkan kepala seperti ruku, tapi niatnya sujud b. Mengucapkan takbir ketika akan menganggukkan kepala c. Thuma’ninah atau tenang dalam sujud d. Membaca doa sujud sama seperti doa shalat orang yang tidak sakit e. Dianjurkan untuk berdoa memohon kesembuhan kepada Allah ketika menganggukkan kepala f. Tidak boleh membaca Al-Qur’an ketika sujud

10. Duduk di antara Dua Sujud

a. Mengangkat kepala setelah menunduk tanda sujud dengan membaca takbir b. Thuma’ninah atau tenang setelah mengangguk ini c. Membaca doa duduk di antara dua sujud sama seperti doa duduk di antara dua sujud shalat orang yang sehat 11. Tasyahud Awal (bagi shalat yang rakaatnya lebih dari dua) a. Duduk Tasyahud Awal dalam bentuk berbaring telentang

b. Tangan kanan dan kiri diletakkan di tempat dia berbaring c. Membaca doa tasyahud (tahiyat), sama seperti doa tasyahud shalat orang yang sehat d. Setelah membaca doa tasyahud (tahiyat), membaca shalawat, seperti shalawat shalat orang yang sehat

12. Tasyahud Akhir

a. Tasyahud Akhir dengan berbaring telentang b. Kedua tangan diletakkan di atas pembaringan c. Membaca doa tasyahud (tahiyat), seperti doa tasyahud orang yang tidak sakit d. Kemudian, membaca shalawat, sama dengan shalawat orang yang tidak sakit e. Kemudian membaca doa perlindungan, sama dengan doa perlindungan shalat orang yang sehat f. Kemudian, membaca doa apa saja yang sesuai dengan keperluan orang yang shalat, sama dengan doa-doa orang shalat yang sehat

13. Salam

Tidak ada perbedaan dengan salam shalat orang yang sehat

14. Tertib

Tertib yaitu, melaksanakan tata cara shalat seperti yang diajarkan Nabi secara berurutan, tidak saling mendahului

17


LAMPIRAN Lampiran ini untuk menjabarkan berbagai macam cara shalat yang umum dipraktikkan umat Islam. Pada prinsipnya tidak ada yang salah dalam tata cara shalat selama kita mengikuti yang diajarkan Rasulullah Saw. berilkut penjabaran tata cara terebut.

TAKBIRATUL IHRAM TATACARA TAKBIRATUL IHRAM • Mengangkat tangan kemudian bertakbir Ibnu Umar menuturkan, “Nabi apabila berdiri untuk mengerjakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya, kemudian bertakbir…” (HR. Muslim) • Mengangkat tangan bersamaan dengan bertakbir Wa’il bin Hujr bercerita, “Aku pernah melihat Rasulullah mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan bertakbir.” (HR. Abu Dawud) •

Bertakbir kemudian mengangkat tangan Wa’il bin Hujr berkata, “Aku melihat bagaimana Rasulullah mengerjakan shalat. Beliau berdiri, lalu menghadap kiblat, lantas bertakbir, kemudian mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya.” (HR. An-Nasa’i)

POSISI TELAPAK TANGAN KETIKA TAKBIRATUL IHRAM • Telapak tangan diangkat setinggi dada Wa’il bin Hujr, ia berkata, “Aku melihat Nabi ketika memulai shalatnya mengangkat kedua tangannya setinggi kedua telinganya.” Dia melanjutkan, “Kemudian aku mendatangi para sahabat, dan aku melihat mereka mengangkat kedua tangan mereka setinggi dada mereka ketika memulai shalat. Ketika itu, mereka berpakaian burnus dan jubah.” (HR. Abu Dawud) • Telapak tangan diangkat sejajar dengan kedua bahu Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Nabi apabila berdiri untuk mengerjakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan kedua bahunya, kemudian bertakbir…” (HR. Muslim) • Telapak tangan diangkat sejajar kedua daun telinga Malik bin Al-Huwairits berkata, “Rasulullah ketika takbir beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinga…” (HR. Muslim)

POSISI TANGAN KETIKA SEDEKAP

18

Tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri Wa’il bin Hujr berkata, “Aku pernah melihat Nabi mengangkat kedua tangannya ketika memasuki shalat dan bertakbir–Hammam (perawi hadis) menyebutkan, sejajar dengan kedua telinga beliau–Kemudian beliau menyelimutkan pakaiannya, lalu meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya…” (HR. Muslim) Dalam hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud disebutkan: Kemudian, Nabi menumpangkan tangan kanannya pada punggung telapak tangan, pergelangan, dan hasta tangan kirinya.”

Tangan di atas dada Thawus berkata, “Rasulullah biasa meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya, kemudian menekan erat-erat di dadanya ketika shalat.” (HR. Abu Dawud)


MEMBACA DOA IFTITAH Ada beberapa macam doa iftitah, semuanya shahih dari Nabi. Kita cukup memilih satu di antaranya.

DOA IFTITAH 1

ْ‫َ ُ َ ْ رَ ُ َ رْ ً َ ح‬ َّ‫ُ ْ َ ً َ َ ْ اً يّ َ َّ ْ ُ َ ْ َ ذ‬ َ َ ْ ُ َ ً ْ‫َ ر‬ ْ ُ َ‫لي َف َطر‬ َ ِ ِ ‫هلل بكرة وأ ِصيل ِإ ِن وجهت وج يِه ل‬ ِ ‫اهلل أكب ك ِبيا والمد لهلِ ِ ك ِثيا وسبحان ا‬ ْ َ‫َ أْ َ ْ َ َ ً ُ ْ ً َ َ َ َ َ ُ رْ َ َّ َ ا‬ ْ َ‫َ ُ ُ َ ح‬ َ َ َ َ َ َ َ َّ ِ ِ‫ش ِكني ِإن صل يِت ونس يِك ومياي ومم يِات لهل‬ ِ ‫السماو‬ ِ ‫ات والرض ح ِنيفا مس ِلما ُوما أنا َِمن الم‬ َ َ َ ُ َ‫َ ّ ْ َ َ َ اَ رَ َ ه‬ ُ ‫ك أم ْر‬ َ‫ت َوأنَا م َن ال ْ ُم ْسلمني‬ ِ ِ ِ ‫شيك ل وبِذل‬ ِ​ِ ِ ‫ر ِب العال ِمني ل‬

Allâhu akbar kabîrâ, wal hamdu lillâhi katsîrâ, wa subhânallâhi bukrataw wa ashîlâ, innî wajjahtu wajhiya lilladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfam muslimaw wa mâ ana minal musyrikîn, inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn, lâ syarîka lahu, wa bidzâlika umirtu wa ana minal muslimîn. “Allah Mahabesar lagi Mahaagung, dan segala pujian hanya milik Allah. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang. Kuhadapkan wajahku kepada Tuhan yang telah menciptakan seluruh langit dan bumi dengan penuh kepasrahan, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata untuk Allah, Tuhan alam semesta. Tiada sesuatu pun yang menyekutuiNya dan demikianlah aku diperintah, dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.” Ibnu Umar berkata: Ketika kami (para sahabat) sedang mengerjakan shalat bersama Rasulullah, tibatiba ada seorang laki-laki dalam jamaah membaca, “Allâhu akbar kabîraw wal hamdu lillâhi katsîraw wa subhânallâhi bukrataw wa ashîlâ.” Rasulullah bertanya, “Siapa yang membaca kalimat itu tadi?” Lakilaki itu menjawab, “Aku, Rasulullah.” Beliau bersabda, “Aku kagum terhadap kalimat itu. Karena kalimatkalimat itulah segala pintu langit dibuka.” Aku (Ibnu Umar) tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah membacanya. (HR. Muslim) Ali bin Abu Thalib berkata: Nabi apabila berdiri mengerjakan shalat, beliau membaca, “Wajjahtu wajhiya lil ladzî fatharas samâwâti wal ardha hanîfam muslimaw wa mâ ana minal musyrikîn, inna shalâtî wa nusukî wa mahyâya wa mamâtî lillâhi rabbil ‘âlamîn, lâ syarîka lahu, wa bi dzâlika umirtu wa ana minal muslimîn.…” (HR. Muslim)

DOA IFTITAH 2

ْ‫َ خ‬ ّ َ َّ َ ْ ْ ْ‫َ َّ ُ َّ َ ْ َ ْ َ َينْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َينْ َ ْ َ ر‬ َ‫ال َ َطايا‬ ‫ الل ُه َّم ن ِق يِن ِمن‬،‫ش ِق َوال َمغ ِر ِب‬ ِ ‫اللهم با ِعد بي يِن أْو َب خطاياي كما باعدت ب الم‬ ْ َّ ُ َّ َ َ َّ َ ُ َ ْ ُ ‫َك َما ُينَ ىَّق اثلَّ ْو‬ َ َ‫اي بال ْ َما ِء َواثلَّلْج َوال ْ ر‬ َ َ‫اغس ْل َخ َطاي‬ ‫ب ِد‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫لل‬ ‫ا‬ ، ‫س‬ ‫ن‬ ‫ادل‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ض‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ال‬ ‫ب‬ ِ ِ ِ ِ ِ

Allâhumma bâ’id bainî wa baina khathâyâya kamâ bâ’atta bainal masyriqi wal maghrib, allâhumma naqqinî minal khathâya kamâ yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas, allâhummaghsil khathâyâya bil mâ’i wats tsalji wal barad “Ya Allah, jauhkan diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku seperti kain putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, es, dan embun.”

Doa iftitah ini berdasar pada hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari, dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah diam sebentar antara takbir dan sebelum membaca surah Al-Fâthihah. Selesai shalat, menanyai beliau, “Rasulullah demi ayahku, engkau, dan ibuku, mengapa Anda diam antara takbir dan membaca Al-Fâtihah)? Apa gerangan yang Anda baca?” Beliau menjawab, “Aku membaca: Allâhumma bâ’id bainî

19


wa baina khathâyâya kamâ bâ’atta bainal masyriqi wal maghrib, allâhumma naqqinî min khathâyâya kamâ yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas, allâhummaghsil min khathâyâya bits tsalji wal mâ’i wal barad.” (HR. Al-Bukhari)

DOA IFTITAH 3

َ‫ُ ْ َ َ َ َّ ُ َّ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ى‬ ُ ْ‫ال َج ُّد َك َو اَل إ هَ َل َغ ر‬ ‫ي َك‬ ‫سبحانك اللهم و حِبم ِدك تبارك اسمك وتع‬ ِ Subhânakallâhumma wa bihamdika tabârakasmuka wa ta’âlâ jadduka wa lâ ilâha ghairuka “Mahasuci Engkau, ya Tuhanku, dan dengan nama-Mu aku memuji-Mu. Mahasuci nama-Mu dan Mahatinggi kebesaran-Mu. Tidak ada tuhan kecuali Engkau.” Aisyah berkata, “Nabi apabila memulai shalat, beliau membaca: Subhânakallâhumma wa bi hamdika wa tabârakasmuka wa ta’âlâ jadduka wa lâ ilâha ghairuka.” (HR. Abu Dawud )

DOA IFTITAH 4

Alhamdu lillâhi hamdan katsîran thayyibam mubârakan f îh

ْ‫َ ح‬ ً‫مَ ْ ً َ رْ ً َ ّ ً ُ َ َ ا‬ ‫ارك ِفيْ ِه‬ ‫ال َ ْم ُد لهلِ ِ حدا ك ِثيا ط ِيبا مب‬

“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang melimpah, baik, lagi penuh berkah.” Anas menuturkan: Seorang laki-laki datang dengan tergesa-gesa, lalu dia masuk ke dalam shaf shalat. Kemudian, dia membaca: Alhamdu lillâhi hamdan katsîran thayyibam mubârakan f îh.’ Selesai shalat, Rasulullah bertanya, “Siapa yang membaca kalimat itu tadi?” Para sahabat diam saja, tidak ada yang menjawab. Beliau bertanya lagi, “Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Sungguh bacaan itu tidak salah.” Orang itu berkata, “Aku datang dengan tergesa-gesa, lalu kubaca kalimat itu.” Beliau bersabda, “Kulihat dua belas malaikat berebut hendak membawanya ke hadapan Allah.” (HR. Muslim)

MEMBACA AYAT ATAU SURAH DALAM AL-QUR’AN Adanya bacaan surah Al-Qur’an setelah Al-Fâtihah berdasarkan hadis yang diriwayatkan Muslim dari Abu Qatadah, “Rasulullah biasa mengerjakan shalat mengimami kami. Pada dua rakaat pertama shalat Zuhur dan Ashar, beliau membaca Al-Fâtihah dan surah, yang kadang-kadang diperdengarkan kepada kami. Biasanya beliau memanjangkan bacaan pada rakaat pertama shalat Zuhur dan memendekkannya pada rakaat kedua.” (HR. An-Nasa’i)

20

Membaca satu surah dari awal sampai akhir Qatadah berkata, “Rasulullah membaca pada dua rakaat pertama shalat Zuhur; pada setiap rakaat (pertama dan kedua) dengan Al-Fâtihah dan satu surah.” (HR. Al-Baihaqi)

Membaca lebih dari satu surah Anas berkata: Seorang laki-laki dari kaum Anshar mengimami orang-orang di masjid Quba. Setiap akan membaca surah untuk mereka dalam shalat itu, ia biasa memulai dengan membaca surah AlIkhlâsh hingga selesai, kemudian ia teruskan dengan membaca surah yang lain. Ia berbuat demikian pada setiap rakaat. Tatkala Nabi datang kepada mereka, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau, lalu bertanya kepadanya, “Apa sebab kamu membiasakan diri membaca surah ini pada setiap rakaat?” Orang itu menjawab, “Karena aku memang menyukainya.” Beliau bersabda, “Kesukaanmu kepadanya akan memasukkan kamu ke surga.” (HR. Al-Bukhari)


Membaca beberapa ayat dari surah Al-Qur’an Dalam hadis disebutkan bahwa Nabi pada dua rakaat shalat Subuh pernah membaca: “Qûlû âmannâ billâhi wa mâ unzila ilainâ...” (QS. Al-Baqarah[2]: 136) dan: “Ta’âlau ilâ kalimatin sawâ’im bainanâ wa bainakum.”(QS. Âli ‘Imrân[3]: 64). (HR. Muslim)

RUKU Ruku adalah posisi badan membungkuk dengan punggung lurus dan kedua tangan memegang lutut. Abu Humaid menuturkan, “Rasulullah ruku dengan meletakkan kedua tangannya di atas dua lututnya kemudian diam hingga punggungnya rata; beliau tidak merendahkan kepalanya, tidak juga terlalu mengangkatnya.” (HR. Abu Dawud)

Bacaan RUKU Ada beberapa macam bacaan ruku yang berasal dari Nabi, namun kita cukup membaca salah satu di antaranya.

Bacaan Ruku 1

َ َ ْ ُ َْ ْ َ ْ َ ‫ان َر ّب‬ ‫سبح‬ ِ‫ـي الع ِظي ِم َو حِبم ِده‬ ِ

Subhâna rabbiyal ‘azhîmi wa bi hamdih “Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung lagi Maha Terpuji.” (3X) (HR. Abu Dawud)

Uqbah bin Amir berkata, “Rasulullah ketika ruku membaca: Subhâna rabbiyal ‘azhîmi wa bihamdih, sebanyak tiga kali.” (HR. Abu Dawud)

Bacaan RUKU 2

Subhâna rabbiyal ‘azhîm “Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung.” (2X) (HR. Abu Dawud)

ْ َ َّ َ َ ْ ُ ‫ـي ال َع ِظيْ ِم‬ ِ‫سبحان رب‬

Bacaan RUKU 3

َ َ‫ُ ُّ ْ ٌ ُ ُّ ْ ٌ َ ُّ ْ َ ا‬ ُّ ‫ك ِة َو‬ ‫الر ْو ِح‬ ِ‫سبوح قدوس رب الملئ‬ Subbûhun quddûsun rabbul malâ’ikati war rûh “Mahasuci Tuhanku lagi Mahabersih, Tuhan semua malaikat dan roh.” (HR. Muslim)

Bacaan Ruku 4

ْ َّ ُ َّ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ْ ‫اغ ِف ْر‬ ‫ل‬ ‫سبحانك اللهم ربنا و حِبم ِدك اللهم‬ ِ‫ي‬ Subhânakallâhumma rabbanâ wa bihamdika allâhummaghfir lî “Mahasuci Engkau, ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.” (HR. Al-Bukhari) 21


Bacaan I’TIDAL Bacaan I’TIDAL 1

َ ْ‫َ ْ أ‬ ْ ُ ْ َ ْ‫َ َّ َ َ َ ح‬ ُ‫ت م ْن َشيْئ َب ْعد‬ َ ْ‫ال ْرض َوم ْل ُء َما شئ‬ َ َّ َ ُ ُ ‫ات و ِملء‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ربنا لك المد ِملء السمو‬ ٍ

Robbanâ lakal hamdu mil’us samâwâti wa mil’ul ardhi wa mil’u mâ syi’ta min syai’im ba’du

“Ya Allah, ya Tuhan kami, hanya milik-Mulah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada di antara keduanya, dan sepenuh segala sesuatu setelahnya yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim) Bacaan I’TIDAL 2

ْ‫َ َّ ُ َّ َ َّ َ َ َ ح‬ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ‫َ ْ ُ أ‬ ْ َّ ‫ال َ ْم ُد م ْل ُء‬ َ ‫الس َم‬ ‫ئ‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ئ‬ ‫ش‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ء‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ء‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ء‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ات‬ ‫و‬ ‫اللهم ربنا لك‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ َ َ ْ ّ َ ْ‫َ ْ ُ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ ْ اَ َ َ َ ْ َ ْ َ َ اَ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ اَ َ ْ َ ُ َ ج‬ ‫بعد أهل اثلنا ِء والمج ِد ل مانِع لِما أعطيت ول مع ِطي لِما منعت ول ينفع ذا ال ِد ِمنك‬ ُّ ْ‫ج‬ ‫الَد‬ Allâhumma rabbanâ lakal hamdu mil’us samâwâti wa mil’ul ardhi wa mil’u mâ bainahumâ wa mil’u mâ syi’ta min syai’im ba’du, ahlats tsanâ’i wal majdi, lâ mâni’a limâ a’thaita wa lâ mu’thiya limâ mana’ta, walâ yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu. “Ya Allah, ya Tuhan kami, milik-Mulah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi dan sepenuh segala sesuatu setelahnya yang Engkau kehendaki. Engkau adalah Tuhan yang patut menerima pujian dan kemuliaan. Tidak ada yang dapat mencegah apa yang akan Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau cegah; dan keberuntungan yang diperoleh seseorang (di dunia) sama sekali tidak dapat menyelamatkan-Nya dari siksa-Mu.” (HR. Muslim)

Bacaan I’TIDAL 3

ْ‫َ َّ َ َ َ ح‬ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ْ‫َ ْ ُ أ‬ َ ‫الس‬ َّ ‫ال َ ْم ُد م ْل ُء‬ َ ‫ئ بعد أهل‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ئ‬ ‫ش‬ ‫ء‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ء‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫ال‬ ‫ء‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ات‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ربنا لك‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ َ‫ِ ا‬ َ َ َ َ َ ُّ ُ‫َ ُّ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ل‬ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َ ْ‫ك َعبْ ٌد اَللَّ ُه َّم اَل َمان َع ل َما أ ْع َطي‬ ‫ت َول ُمع ِط َي ل ِ َما‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ح‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ج‬ ِ ِ ِ ‫اثلنا ِء والم‬ ُّ ْ‫َ َ ْ َ اَ َ ْ َ َ جْ ّ ْ َ ج‬ ‫ت َول ينف ُع ذا ال َ ِد ِمنك الَد‬ ‫منع‬ Rabbanâ lakal hamdu mil’us samâwâti wa mil’ul ardhi wa mil’u ma bainahumâ wa mil’u mâ syi’ta min syai’im ba’du, ahlats tsanâ’i wal majdi, ahaqqu mâ qâlal ‘abdu wa kullunâ laka ‘abdun, allâhumma lâ mâni’a li mâ a’thaita wa lâ mu’thiya li mâ mana’ta wa lâ yanfa’u dzal jaddi minkal jadd “Ya Tuhan kami, milik-Mulah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi dan sepenuh segala sesuatu setelahnya yang Engkau kehendaki. Engkau adalah Tuhan yang patut menerima pujian dan kemuliaan. Perkataan yang paling benar yang diucapkan oleh seorang hamba, di mana setiap orang di antara kami merupakan hamba-Mu. Ya, Allah, tidak ada yang dapat mencegah sesuatu yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberikan sesuatu yang Engkau cegah; dan keberuntungan yang diperoleh seseorang (di dunia) sama sekali tidak dapat menyelamatkan-Nya dari siksa-Mu.” (HR. Muslim)

22


Bacaan I’TIDAL 4

ْ َّ َّ َ ُ ْ َ ْ َ‫َ َّ ُ َّ َ َ حْ َ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ أْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ي‬ ّ ُ َ ْ َّ ‫ اللهم ط ِهر يِن بِاثلل ِج‬،‫اللهم لك المد ِملء السما ِء و ِملء الر ِض و ِملء ما ِشئت ِمن ش ٍء بعد‬ ْ‫َ ْ رَ َ َ ْ َ ب‬ ْ َ ُ َ ْ َ ْ‫َ خْ َ َ َ َ َ ُ َ ىَّ َّ ْ ُ أ‬ ُ ُّ َ ّ َ َّ ُ َّ َ َ ْ َ َ ‫وب والطايا كما ينق اثلوب البيض ِمن الوس ِخ‬ ‫ن‬ ‫اذل‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ط‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫لل‬ ‫ا‬ ، ‫د‬ ‫ار‬ ‫ال‬ ِ ِ‫ِ ي‬ ِ ِ ‫والب ِد والما ِء‬ ِ

Allâhumma lakal hamdu mil’us samâ’i wa mil’ul ardhi wa mil’u mâ syi’ta min syai’im ba’du, allâhumma thahhirnî bits tsalji wal baradi wal mâ’il bârid, allâhumma thahhirnî minadz dzunûbi wal khathâya kamâ yunaqats tsaubul abyadhu minal wasakh

“Ya Allah, milik-Mulah segala puji, pujian sepenuh langit, sepenuh bumi dan sepenuh segala sesuatu setelahnya yang Engkau kehendaki. Ya Allah, sucikanlah aku dengan (air) salju, air embun, dan air yang dingin. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa, sebagaimana baju putih yang suci dari kotoran.” (HR. Muslim)

TATA CARA SUJUD Tata cara sujud merupakan hal penting dalam shalat. Terdapat tujuh anggota sujud yang wajib dilakukan karena hal tersebut merupakan rukun sujud. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah bersabda,

ْ‫لَىَ ج‬ ْ َ َ ْ َ َ‫ُ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ لَى‬ ْ َ َ‫َ َ َ َ َ لَى‬ ْ‫َ يْ َ َ ْ َ ُّ ْ َ َين‬ ْ ُ َ َ ِ ‫ والدي ِن والركبت‬- ‫ وأشار ِبي ِدهِ ع أن ِف ِه‬- ‫ ع البه ِة‬:‫أ ِ َمرت ان أسجد ع سبع ِة أعظ ٍم‬ ْ َّ َ‫ْ َ َ َ ينْ َ اَ َ ْ َ ّ َ َ ا‬ ْ ‫اب َول الشع َر‬ ‫اف القدم ِ ول نك ِفت اثلِي‬ ِ ‫َوأط َر‬

“Aku diperintahkan supaya sujud dengan tujuh anggota, yaitu dahi—seraya beliau menunjuk hidungnya—, kedua tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki. Dan kami tidak melipat baju, tidak pula mengikat rambut.” (HR. Muslim) •

Dahi dan hidung menempel pada tempat sujud Abu Humaid As-Sa’idi, “Sesungguhnya Nabi apabila sujud menekankan dahi dan hidungnya ke tanah (tempat sujud).” (HR. At-Turmudzi)

Tangan sejajar dekat dengan telinga Wa’il bin Hujr berkata, “Aku mendatangi Nabi, hendak melihat bagaimana beliau mengerjakan shalat. Ketika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya dekat dengan kepalanya tepatnya dekat dengan tempat tersebut (kedua telinga).” (HR. Ad-Daruquthni)

Jari-jari tangan diarahkan ke kiblat Aisyah berkata, “Nabi apabila sujud, beliau mengarahkan kedua tangannya ke kiblat.” (HR. Ibnu Abi Syaibah)

Jari-jari kaki mengarah ke kiblat Abu Humaid As-Sa’idi berkata, “Dalam shalatnya, Nabi sujud dengan menghadapkan ujung jemari kakinya ke arah kiblat.” (HR. Al-Bukhari)

Kedua paha dirapatkan Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda, “Bila seseorang di antara kamu sujud, hendaklah ia merapatkan kedua pahanya.” (HR. Abu Dawud)

Perut tidak menempel pada paha Abu Humaid berkata, “Apabila Nabi sujud, perutnya tidak menyentuh kedua pahanya.” (HR. Abu Dawud) 23


Bacaan SUJUD Ada beberapa macam bacaan ketika sujud yang berasal dari Nabi Saw, kita cukup membaca salah satunya, yaitu:

Bacaan SUJUD 1

َ‫أْ َ لْى‬ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ‫ان َر ّب‬ ‫سبح‬ ِ‫ـي الع و حِبم ِده‬ ِ

Subhâna rabbiyal a’lâ wa bi hamdih (3 kali) “Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung lagi Maha Terpuji.”

Uqbah bin Amr berkata, “Rasulullah apabila ruku, beliau membaca: Subhâna rabbiyal ‘azhîmi wa bi hamdih, tiga kali. Apabila sujud, beliau membaca: Subhâna rabbiyal a’lâ wa bi hamdih, tiga kali.” (HR. Abu Dawud)

Bacaan SUJUD 2

َ ْ‫أ‬ َ َ ْ ُ َ ‫ان َر ّب‬ ‫ـي الع‬ ‫سبح‬ ِ

Subhâna rabbiyal a’lâ (3 kali) “Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung.”

Abdullah bin Mas’ud berkata: Rasulullah bersabda, “Jika salah satu dari kalian ruku maka ucapkanlah sebanyak tiga kali: Subhâna rabbiyal ‘azhîm, dan itu jumlah yang paling sedikit. Adapun ketika sujud ucapkanlah: Subhâna rabbiyal a’lâ tiga kali, dan itu jumlah yang paling sedikit.” (HR. Abu Dawud)

Bacaan SUJUD 3

َ َ‫ُ ُّ ْ ٌ ُ ُّ ْ ٌ َ ُّ ْ َ ا‬ ُّ ‫ك ِة َو‬ ‫الر ْو ِح‬ ِ‫سبوح قدوس رب الملئ‬ Subbûhun quddûs, rabbul malâ’ikati war rûh “Mahasuci Tuhanku lagi Mahabersih, Tuhan semua malaikat dan roh.” Mutharrif bin Abdullah bin Asy-Syikhir mendengar Aisyah berkata, “Rasulullah pernah membaca: Subbûhun quddûs rabbul malâ’ikati war rûh, dalam ruku dan sujudnya.” (HR. Muslim)

Bacaan SUJUD 4

ْ َّ ُ َّ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ْ ‫اغ ِف ْر‬ ‫ل‬ ‫سبحانك اللهم ربنا و حِبم ِدك اللهم‬ ِ‫ي‬

Subhânakallâhumma rabbanâ wa bihamdika allâhummaghfir lî “Mahasuci Engkau, ya Allah, Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, ya Allah, ampunilah aku.”

Aisyah berkata, “Rasulullah sering membaca:Subhânakallâhumma rabbanâ wa bihamdika allâhummaghfir lî dalam ruku dan sujudnya sebagai penjabaran dari ayat Al-Qur’an.” (HR. Al-Bukhari)

24


DOA TAMBAHAN Rasulullah sering membaca doa di bawah ini sebagai tambahan bacaan ketika beliau sujud,

ْ َ ْ ْ ْ َّ ُ َّ َ ُ‫سه‬ َّ ‫ب لُكَّ ُه ِد َّق ُه َوجلَّ ُه َوأَ َّو هَ ُل َوأَ ِخ َر ُه َو َع اَلنِيَتَ ُه َو‬ ْ ِ‫ر‬ ِ ِ‫اللهم اغ ِفر يِل ذن ي‬

Allâhummaghfir lî dzanbî kullahu diqqahu wa jillahu, wa awwalahu wa âkhirahu, wa ‘alâniyatahu wa sirrahu. “Ya Allah, ampunilah semua dosaku, yang kecil dan yang besar, yang terdahulu dan yang akan datang, serta yang terang-terangan dan yang tersembunyi.” Abu Hurairah berkata, “Rasulullah pernah berdoa dalam sujudnya: Allâhummaghfir lî dzanbî kullahu diqqahu wa jillahu, wa awwalahu wa âkhirahu, wa ‘alâniyatahu wa sirrahu.” (HR. Muslim)

Bacaan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Pada saat duduk antara dua sujud ada beberapa contoh bacaan dari Rasullulah Saw kita cukup memilih salah satunya.

Bacaan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD 1

ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ‫َ يّ ْ ْ َ ْ مَ ْ َ ْ ر‬ ُ ْ ْ ‫ار ُزقن َواه ِد يِن َو اَعفِ يِن َواعف َعن‬ ‫ر ِب اغ ِفر ل وارح يِن واجب يِن وارفع يِن و‬

Rabbighfir lî warhamnî wajburnî warfa’nî, warzuqnî, wahdinî, wa’âfinî, wa’fu ‘annî

“Ya Allah, ampunilah aku, berikanlah rahmat kepadaku, berikanlah kecukupan kepadaku, berikanlah rezeki kepadaku, berikanlah petunjuk kepadaku, dan berilah aku kesehatan, maafkanlah aku.” Ibnu Abbas berkata, “Nabi pernah membaca: Rabbighfir lî warhamnî wajburnî warfa’nî, warzuqnî, wahdinî, wa’âfinî, wa’fu ‘annî antara dua sujud (saat duduk di antara dua sujud).” (HR. At-Turmudzi)

Bacaan DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD 2

Rabbighfir lî, rabbighfir lî “Ya Tuhanku, ampunilah dosaku; ya Tuhanku, ampunilah dosaku.”

ْ ّ‫ي‬ ْ ّ‫ي‬ ‫َر ِب اغ ِف ْر يِل َر ِب اغ ِف ْر ل‬

Hudzaifah pernah mengerjakan shalat bersama Rasulullah pada suatu malam. Ketika duduk di antara dua sujud, beliau mengucap: Rabbighfir lî, rabbighfir lî. (HR. An-Nasa’i)

25


JARI TELUNJUK DALAM TASYAHUD Pada saat duduk tahiyat, ada hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah berisyarat dengan jari telunjuk, kemudian menggerak-gerakkannya. Pada hadis lain, beliau tidak menggerak-gerakkannya. Dari dua macam hadis ini kita boleh memilih salah satu dari keduanya. Abdullah bin Az-Zubair mengatakan, “Nabi berisyarat dengan jarinya ketika berdoa, dan tidak menggerakkannya.” (HR. Abu Dawud) Wa’il bin Hujr berkata, “Aku benar-benar melihat bagaimana shalatnya Rasulullah.” Wa’il kemudian berdiri dan mengucap takbir. Ketika duduk (di antara dua sujud), dia menduduki kaki kirinya dan meletakkan telapak kirinya di atas paha, dan lutut sebelah kiri dan meletakkan ujung sikunya di atas paha kanan kemudian ia menggenggam dua jari (tengah dan manis) serta melingkarkan kemudian mengangkat jarinya dan mengerakkannya, lantas berdoa dengannya.” (HR. An-Nasa’i)

Bacaan TASYAHUD AWAL Ada beberapa bacaan tasyahud, kita dapat memilih salah satunya.

Bacaan TASYAHUD AWAL 1

ُّ َ َ ْ َ َ ُ َ‫َ َّ ا‬ ُ،‫ح ُة اهلل َو َب َر اَكتُه‬ ُ َ‫الط ّيب‬ ُ ‫الصلَ َو‬ ُ ‫ار اَك‬ ُ ‫ا َ َّتلح َّي‬ َ َّ ‫ت‬ َ ْ‫ب َو َر م‬ َ‫ات ال ْ ُمب‬ َّ ‫ات‬ َ َّ ُّ ‫انل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫لس‬ ‫ا‬ ، ‫ات‬ ِ ِ ِ‫لهل‬ ِ ِ َّ‫َ َ ْ َ ُ َ ْ اَ هَ َ ا‬ َ‫لَى‬ َ‫ا‬ َ ُ ُ َ ً َّ َ ُ‫ُ َ َ ْ َ يِ ُ َ َّ ح‬ َّ ‫لسل ُم َعليْنَا َوع عبَاد اهلل‬ َّ َ ‫ا‬ ،‫هلل‬ ‫ا‬ ‫ول‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ل‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬ ، ‫ني‬ ‫ال‬ ‫الص‬ ِ ِ‫ح‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ‫َ َّ ُ َّ َ ّ لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ ُ‫ح‬ ‫ع‬ ‫اللهم ص ِل ع مم ٍد و‬ ‫آل م َّم ٍد‬ ِ

At-Tahiyyâtul mubârakâtush shalawâtuth thayyibâtu lillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadar rasûlullâh, allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad

“Semua penghormatan, berkah, rahmat, dan kebaikan hanyalah milik Allah. Mudah-mudahan engkau senantiasa dalam kesejahteraan, mendapat rahmat, dan berkah-Nya, wahai Nabi. Semoga kesejahteraan diberikan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, berikanlah rahmat dan keberkahan pada Nabi Muhammad dan keluarga beliau.” Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah mengajarkan kepada kami bacaan tasyahud seperti ketika beliau mengajari kami surah Al-Qur’an. Beliau membaca: At-Tahiyyâtul mubârakâtush shalawâtuth thayyibâtu lillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadar rasûlullâh, allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad.” (HR. Muslim)

Bacaan TASYAHUD AWAL 2

ُّ َ َ ْ َ َ ُ َ‫َ َّ َ َ ُ َ َّ ّ َ ُ َ َّ ا‬ ُ ‫ا َ َّتلح َّي‬ َ َ ْ‫ب َو َر م‬ ُ‫لس اَلم‬ َّ َ ‫ ا‬،‫ح ُة اهلل َو َب َر اَكتُ ُه‬ َّ ُّ ‫انل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫لس‬ ‫ا‬ ، ‫ات‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫الط‬ ‫و‬ ‫ات‬ ‫و‬ ‫ل‬ ‫الص‬ ‫و‬ ‫ات‬ ِ‫لهل‬ ِ ِ ِ ِ َ‫لَى‬ ُ‫َ َ ْ َ ُ َ ْ اَ هَ َ اَّ ُ َ َ ْ َ ُ يِ َ َّ حُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُه‬ ََْ َ َّ َ ‫ أشهد أن ل ِإل ِإل اهلل وأشهد أن ممدا عبده ورسول‬،‫الني‬ ِ ِ‫هلل الص ح‬ ِ ‫علينا َوع ِعبا ِد ا‬

26

At-Tahiyyâtu lillâh, wash shalawâtu wath thayyibât, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluh


“Semua penghormatan, rahmat, dan kebaikan hanyalah milik Allah. Mudah-mudahan engkau senantiasa dalam kesejahteraan, mendapat rahmat, dan berkah-Nya, wahai Nabi. Semoga kesejahteraan diberikan pula kepada kami dan semua hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” Ibnu Mas’ud berkata, “Rasulullah mengajarkan pada kami ketika kita duduk pada rakaat kedua, agar kami mengucapkan: At-Tahiyyâtu lillâh, wash shalawâtu wath thayyibât, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluh.” (HR. At-Turmudzi)

Bacaan TASYAHUD AWAL 3

ُّ َ َ ْ َ َ ُ َ‫َ َّ ا‬ َ‫لس اَل ُم َعلَيْنا‬ ُ ‫الصلَ َو‬ ُ َ‫الط ّيب‬ ُ ‫ا َ َّتلح َّي‬ َ َّ ‫ات‬ َ ْ‫ب َو َر م‬ َّ َ ‫ ا‬،‫ح ُة اهلل َو َب َر اَكتُ ُه‬ َّ ‫ات‬ َّ ُّ ‫انل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫أ‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫لس‬ ‫ا‬ ، ‫ات‬ ِ ِ ِ‫لهل‬ ِ ِ َ‫َ لَى‬ ُ‫َ َ ْ َ ُ َ ْ اَ هَ َ اَّ ُ َ َ ْ َ ُ َيِ َّ حُ َ َّ ً َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُه‬ َّ ‫ع عبَاد اهلل‬ ‫و‬ ‫ أشهد أن ل ِإل ِإل اهلل وأشهد أن ممدا عبده ورسول‬،‫الني‬ ‫الص‬ ِ ِ‫ح‬ ِ ِ ِ At-Tahiyyâtuth thayyibâtush shalawâtu lillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluh “Semua penghormatan, kebaikan, dan rahmat hanyalah milik Allah. Mudah-mudahan engkau senantiasa dalam kesejahteraan, mendapat rahmat, dan berkah-Nya, wahai Nabi. Semoga kesejahteraan diberikan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.” Rasulullah saw bersabda, “…Apabila seseorang diantara kamu sedang duduk (dalam shalat), hendaklah kata-kata yang pertama diucapkan adalah: At-Tahiyyâtuth thayyibâtush shalawâtu lillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, assalâmu ‘alainâ wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn, asyhadu allâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasûluh.” (HR. Muslim)

Bacaan TASYAHUD AKHIR Di dalam tasyahud akhir, doa yang dibaca sama dengan tasyahud awal namun ada tambahan bacaan shalawat. Di antara bacaan di bawah ini pilih salah satu saja.

Bacaan TASYAHUD AKHIR 1

َ‫ْ َ ْ َ َ َ ْ لَى‬ ‫ارك ع‬ ِ ‫ِإبرا ِهيم وب‬ ٌ َ‫َّ َ مَ ْ ٌ ج‬ ‫ميْد‬ ِ ‫ِإنك‬ ِ ‫حيد‬

َ‫حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫ْ َ ْ َ َ لَى‬ ّ َ َّ ُ َّ َ َ ْ‫ع آل حُمَ َّمد َك َما َصلَّي‬ ‫ل‬ ‫اللهم ص‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫آل‬ ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ َ‫حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫حُ َ َّ َ َ َ َ ْ َ لَىَ ْ َ ْ َ َ لَى‬ َ ْ‫ع آل إب ْ َراهيْ َم ف الْ َعالَمين‬ ‫ع‬ ‫مم ٍد و‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ٍ ِ ِ ِ ِ‫ِ ِ ِ ي‬ ِ

Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm, wa ‘alâ âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm, wa ‘alâ âli Ibrâhîm, fil ‘âlamîna, innaka hamîdum majîd “Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Berikanlah karunia kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi karunia kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim di antara sekalian makhluk. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung.” Ka’ab bin Ujrah menuturkan: Para sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Rasulullah, Anda menyuruh kami untuk mengucapkan shalawat kepada Anda, dan mengucapkan salam kepada Anda. Adapun salam,

27


kami telah mengetahuinya, lalu bagaimanakah kami membaca shalawat untuk Anda?” Beliau menjawab, “Bacalah: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm, wa ‘alâ âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm, wa ‘alâ âli Ibrâhîm, fil ‘âlamîna, innaka hamîdum majîd.” (HR. Abu Dawud)

Bacaan TASYAHUD AKHIR 2

َ‫َ َّ ُ َّ َ ّ لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫حُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ لَى‬ َ‫ْ َ ْ َ َ َ ْ لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ ُ‫ح‬ ‫ع‬ ‫اللهم ص ِل ع مم ٍد و‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫ع‬ ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫آل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل م َّم ٍد‬ ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ َ‫َ َ َ َ ْ َ لَى‬ ٌ َ‫ْ َ ْ َ َّ َ مَ ْ ٌ ج‬ ‫ميْد‬ ‫ع‬ ‫كما باركت‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫آل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd “Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada keluarga Ibrahim. Berikanlah karunia kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau (Allah) telah memberi karunia kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahagung.” Abu Mas’ud Al-Anshari berkata: Rasulullah pernah datang kepada kami. Waktu itu kami sedang duduk-duduk dengan Sa’ad bin Ubadah. Lalu Basyir bin Sa’ad bertanya kepada beliau, “Kami diperintahkan agar bershalawat untuk Anda, lalu bagaimana shalawat itu?” Rasulullah menjawab, “Katakanlah: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd.” (HR. Muslim)

Bacaan TASYAHUD AKHIR 3

َ‫َ َّ ُ َّ َ ّ لَىَ حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫ْ َ ْ َ َّ َ مَ ْ ٌ جَ ْ ٌ َ َ ْ لَى‬ َ‫حُ َ َّ َ َ َ َّ ْ َ لَى‬ ‫ع‬ ‫اللهم ص ِل ع مم ٍد و‬ ‫ارك ع‬ ‫ب‬ ‫و‬ ، ‫د‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫آل‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ‫حُ َ َّ َ لَى‬ َ‫حُ َ َّ َ َ َ َ ْ َ لَى‬ ٌ َ‫ْ َ ْ َ َّ َ مَ ْ ٌ ج‬ ‫ع‬ ‫مم ٍد و‬ ‫ميْد‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ار‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫آل‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫آل‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd “Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung. Ya Allah, berikanlah karunia kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi karunia kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahaagung.” Ka’ab bin Ujrah berkata kepada Nabi, “Adapun salam kepada Anda, kami sudah mengetahui. Tetapi bagaimana shalawat untuk Anda?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd, wa bârik ‘alâ Muhammadiw wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd.” (HR. Al-Bukhari)

28


DOA SETELAH TASYAHUD AKHIR

ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ْ‫ْ َ ر‬ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ ّ‫َ َّ ُ َّ ي‬ َ‫َ ْ ر‬ َ‫ش فتْنة‬ َ َ ّ ِ ِ ِ ‫ات و ِمن‬ ِ ‫ب و ِمن فِتن ِة المحيا والمم‬ ِ ‫اب جهنم و ِمن عذ‬ ِ ‫اللهم ِإ ِن أعوذ بِك ِمن عذ‬ ِ ‫اب الق‬ َّ ‫ادل‬ َّ ‫ال ْ َمسيح‬ ‫ال‬ ‫ج‬ ِ ِ ِ Allâhumma innî a’ûdzu bika min ‘adzâbi jahannama wa min ‘adzâbil qabri wa min fitnatil mahyâ wal mamâti, wa min syarri fitnatil masîhid dajjâl. “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah (cobân/ujian) kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah (cobân/ujian) Al-Masih Dajjal.”

ْ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ ْ‫ْ َ ر‬ َ َ ْ َ ُ ُ َ ّ‫َ َّ ُ َّ ي‬ َ ُ ُ َ َ َّ َّ َ‫ك م ْن فتْنة‬ َ ِ ِ ِ ِ‫ال وأعوذ ب‬ ِ ‫ب وأعوذ بِك ِمن ِفتن ِة الم ِس‬ ِ ‫يح ادلج‬ ِ ‫اللهم ِإ ِن أعوذ بِك ِمن عذ‬ ِ ‫اب َالق‬ ْ ّ‫ي‬ َّ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ْ َْ َ ‫حيَا َوفتْنَة ال ْ َم‬ ‫م‬ ‫الم‬ ِ‫ الل ُه َّم ِإ ِن أ ُعوذ بِك ِم َن ال َمأث ِم َوال َمغ َرم‬،‫ات‬ ِ ِ ِ

Allâhumma innî a’ûdzu bika min ‘adzâbil qabri, wa a’ûdzu bika min fitnatil masîhid dajjâl, wa a’ûdzu bika min fitnatil mahyâ wa fitnatil mamât, allâhumma innî a’ûdzu bika minal ma’tsami wal maghram.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah (cobân/ujian) Al-Masih Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah (cobân/ujian) kehidupan dan kematian. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perkara dosa dan utang.”

ْ َ ْ َ ْ َ َ ّ َ‫َ َّ ُ َّ يّ َ ُ ُ َ ْ رَ ّ َ َ ْ ُ َ ْ ر‬ ‫ش ما لم أعمل‬ ِ ‫ش ما ع ِملت و ِمن‬ ِ ‫اللهم ِإ ِن أعوذ بِك ِمن‬

Allâhumma innî a’ûdzu bika min syarri mâ ‘amiltu wa min syarri mâ lam a’mal.

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan sesuatu yang aku lakukan, dan dari keburukan sesuatu yang tidak aku lakukan.” (HR. Muslim)

ْ َ َ ْ َ َّ‫ُ ْ ً َ ً َ اَ َ ْ ُ ُّ ُ َ ا‬ ْ َ ُ ْ َ َ ّ‫َ َّ ُ َّ ي‬ َ‫اغف ْر ل َم ْغف َر ًة م ْن عنْدك‬ ‫ف‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫وب‬ ‫ن‬ ‫اذل‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫غ‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ري‬ ‫ث‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ظ‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫اللهم ِإ ِن ظلمت ن‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ‫ي‬ ِ‫ي‬ ِ ْ َ َ ْ ‫ار مَحْن إنَّك أَن‬ ُ ‫ت الْ َغ ُف‬ ُ‫الر ِحيم‬ َّ ‫ور‬ ِ ِ‫و ي‬

Allâhumma innî zhalamtu nafsî zhulman katsîrâ, wa lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta, faghfir lî maghfiratam min ‘indika warhamnî innaka antal ghafûrur rahîm. “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, sementara tidak ada yang dapat mengampuni dosa, selain hanya Engkau. Maka, ampunilah aku dengan ampunan (yang berasal) dari sisi-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Al-Bukhari)

29


ْ‫َ َّ ُ َّ ْ ْ َ َ َّ ْ ُ َ َ َ َّ ْ ُ َ َ َ رْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ر‬ ّ‫ت أَ ْعلَ ُم به مني‬ َ ْ ‫ت َو َما أَن‬ ُ ْ‫سف‬ َ ‫اللهم اغ ِفر يِل ما قدمت وما أخرت وما أسرت وما أعلنت وما أ‬ ِ​ِ ِ​ِ َ‫ت ال ْ ُم َؤ ّخ ُر اَل إ هَ َل إ اَّل أَنْت‬ َ ْ ‫ت ال ْ ُم َق ّد ُم َوأَن‬ َ ْ ‫أَن‬ ِ ِ ِ ِ Allâhummaghfir lî mâ qaddamtu wa mâ akhkhartu wa mâ asrartu wa mâ a’lantu wa mâ asraftu wa mâ anta a’lamu bihi minnî, antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru lâ ilâha ilâ anta. “Ya Allah, ampunilah aku dari dosa yang terdahulu, dosa yang kemudian, dosa yang aku lakukan dengan sembunyi-sembunyi, dosa yang aku lakukan dengan terang-terangan, dosa yang aku sengaja, dan dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah yang menyegerakan dan Engkaulah yang menangguhkan. Tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Muslim)

salam Bacaan SALAM 1

ُ َ ْ‫َ َّ اَ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ م‬ ُ َ ْ‫َ َّ اَ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ م‬ ‫هلل‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫لس‬ ‫ا‬ ، ‫هلل‬ ‫ا‬ ‫ة‬ ‫السلم عليكم ورح‬ ِ ِ As-Salâmu ‘alaikum wa rahmatullâh (ketika menoleh ke kanan), dan Assalâmu ‘alaikum wa rahmatullâh (ketika menoleh ke kiri) “Mudah-mudahan kalian dalam kesejahteraan dan mendapat rahmat Allah. Mudah-mudahan kalian dalam kesejahteraan dan mendapat rahmat Allah. Abdullah bin Umar berkata, “Rasulullah mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, hingga kelihatan putihnya pipi beliau, sambil mengucap: As-Salâmu ‘alaikum warahmatullâh, as-salâmu ‘alaikum warahmatullâh.” (HR. Abu Dawud)

Bacaan SALAM 2

ُ َ ْ‫َ اَ ُ ُ َ َّ اَ ُ َ َ ْ ُ ْ َ م‬ ُ َ ْ‫َ َّ اَ ُ َ َ ْ ُ ْ َ م‬ ‫هلل‬ ِ ‫ السلم عليكم َورحة ا‬،‫هلل َوب َركته‬ ِ ‫السلم عليكم َورحة ا‬ As-Salâmu ‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh (ketika menoleh ke kanan) dan As-Salâmu ‘alaikum wa rahmatullâh (ketika menoleh ke kiri) “Mudah-mudahan kalian dalam kesejahteraan dan mendapat rahmat Allah serta berkah-Nya. Mudahmudahan kalian dalam kesejahteraan dan mendapat rahmat Allah.” Alqamah bin Wa’il mendengar ayahnya berkata, “Aku mengerjakan shalat bersama Nabi, dan biasanya jika berpaling ke kanan beliau mengucapkan: As-salâmu ‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh, dan ketika berpaling ke kiri mengucapkan: As-Salâmu ‘alaikum wa rahmatullâh.” (HR. Abu Dawud)

30

Memalingkan muka sekali dan mengucapkan salam Aisyah berkata, “Rasulullah dalam shalatnya memberi salam sekali dengan memalingkan muka ke kanan sedikit.” (HR. At-Turmudzi)

Memalingkan muka ke kanan dan ke kiri dengan mengucapkan salam Abdullah bin Umar berkata, “Rasulullah mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, hingga kelihatan putihnya pipi beliau, sambil mengucap: As-Salâmu ‘alaikum warahmatullâh, As-Salâmu ‘alaikum warahmatullâh.” (HR. Abu Dawud)


DOA SAMBIL MENGUSAP WAJAH KETIKA SALAM Anas bin Malik berkata, “Rasulullah apabila selesai dari shalatnya, beliau mengusap dahinya dengan tangan kanannya seraya berdoa: Bismillâhil ladzî lâ ilâha illâ huwar rahmânur rahîm, allâhumma adzhib ‘annil ghamma wal hazan (Dengan menyebut nama Allah Yang tiada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, hilangkanlah kemurungan dan kesedihan dari diriku).” (HR. AthThabrani)

َ َ َ ْ‫ذَّ اَ هَ َ اَّ ُ َ َّ مْ َ ُ َّ ْ ُ َ َّ ُ َّ َ ْ ْ َ يّ ْ َ َّ َ ح‬ ‫ اللهم أذ ِهب ع ِن الغم والزن‬،‫الي ل ِإل ِإل هو الرحن الر ِحيم‬ ِ ‫هلل‬ ِ ‫ِمْسِب ا‬

Bismillâhil ladzî lâ ilâha illâ huwar rahmânur rahîm, allâhumma adz-hib ‘annil ghamma wal hazan “Dengan menyebut nama Allah Yang tiada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, hilangkanlah kemurungan dan kesedihan dari diriku.”

TERTIB RUKUN Tertib melaksanakan rukun di dalam shalat termasuk rukun shalat. Jadi semua rukun-rukun yang ada di dalam shalat, harus dilaksanakan seperti yang telah diuraikan di atas. Jika seseorang dengan sengaja tidak melakukan sesuai urutan rukun atau meninggalkan salah satunya, maka shalat itu hukumnya batal dan harus mengulang kembali shalatnya.

31


32


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.