SURAT KABAR MINGGUAN
EDISI 131 TAHUN II SENIN 22 APRIL 2013
ECERAN DALAM KOTA
Rp 3.000
Korannya Orang Kepri
Dari ’Dendam’, Batam Membaca dan Mimpi Pusraga Pada masa kanak-kanak, saya termasuk yang tidak beruntung. Bahkan hingga menginjak usia sekolah menengah, saya juga tidak seberuntung teman-teman sebaya saya yang keadaan ekonomi keluarganya lebih baik. Oleh: TARMIZI A SULTAN
(Pendiri komunitas seni rumahitam dan Penggagas Batam Membaca)
TAPI saya juga tahu, di sekeliling saya banyak yang bernasib sama bahkan bisa jadi ada yang lebih buruk keberadaannya dari keadaan yang saya alami. Bahkan, bisa jadi saya jauh lebih beruntung karena masih bisa melanjutkan pendidikan dari SLTP ke SLTA. Pasalnya banyak diantara teman sebaya saya, secara ekonomi mereka mampu untuk terus bersekolah, tapi tidak mereka lakoni dengan benar. Untuk menyelesaikan pendidikan dari SD hingga SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia),
F.IST
saya harus berjuang mengatasi biaya sekolah sendiri. Ketiak SD saya jualan kue dan goreng pisang sebelum berangkat sekolah, bahkan ke sekolah juga saya bawa dagangan peyek dan kacang goreng. Ketika SMP, saya masih malakoni hal yang sama, bedanya tidak lagi membawa dagangan ke sekolah, tapi jualan sepulang sekolah dengan kerja ekstra jadi kondektur mobil angkutan desa mulai saya lakoni sejak pukul 04.00 WIB subuh, hingga pukul 07.00 WIB
PENGGAGAS Batam Membaca, Tarmizi menyerahkan buku kepada Ketua LPM Sei Langkai.
Bersambung ke Hal... 3
MEMBONGKAR
Kebohongan di PN Batam
Salahkah jika masyarakat memandang dunia peradilan kita tak layak dipercaya? Ditambah lagi, sejumlah praktik mafia peradilan dan kebohongannya telah terungkap. Mulai dari operasi tangkap tangan KPK yang menyeret para hakim dan jaksa. Sampai dengan sejuta rekayasa peradilan sesat. Apakah praktik kotor ini juga terjadi di Pengadilan Negeri (PN) Batam?
U
NTUK menjawab pertanyaan dasar itu, Putra Kelana mencatat sejumlah fakta-fakta persidangan dan kebohongan yang terbongkar di persidangan di PN Batam. Juga, catatan hasil wawancara dengan praktisi hukum yang selalu bersidang di PN Batam, Khoirul Akbar, SH dari Kantor Lawyer, Sutan Siregar, SH. Kebohongan kesaksian, rekayasa kasus sampai dengan jual beli putusan, rupanya tidak hanya terjadi di Jakarta atau kota besar lain di Indonesia. Praktik kelam dunia peradilan ini juga terjadi di PN Batam. Salah satu buktinya
adalah kasus Yogi Rizki, terdakwa kasus narkoba. Sejak proses penangkapan hingga BAP dan persidangan, kasus ini menggelitik untuk disimak. Banyak kejanggalan demi kejanggalan yang terungkap dari kasus ini. Sebagai penasehat hukum Yogi Rizki, Khoirul Akbar dapat dengan gamblang menjelaskan sejumlah “keanehan” dalam proses penanganan kasus ini. Diantaranya adalah pada persidangan perdana, majelis hakim yang diketuai oleh hakim Merryawati dengan didampingi Riduan
Khoirul Akbar
Bersambung ke Hal... 3
Masih Ada Secercah Asa DI Tengah sorotan dugaan peradilan sesat di PN Batam, ternyata masih ada secercah asa keadilan di PN Batam. Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh Indra Budiman dan Eidira. Keduanya di-bebas-murni-kan oleh majelis hakim PN Batam dari berbagai dakwaan pada Selasa, 5 Maret 2013 lalu. Padahal, keduanya sudah mendekam di bilik besi sejak ditangkap polisi di pinggir jalan Seiharapan, Kecamatan Sekupang pada Minggu, 8 Juli 2012 sekitar pukul 15.00 WIB. Lalu, keduanya oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Immanuel Tarigan, dituntut 6 tahun penjara, dan dijerat dengan pasal berlapis, yakni pasal 112, 114 ayat (1) junto pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 tahun 2009. Sayangnya, tuntutan itu tidak didukung oleh kesaksian yang menyakinkan majelis hakim. Sebaliknya, ada fakta persidangan yang menarik dalam kasus ini. Yaitu, Rio, sang polisi
F.DOK.ASWANDI
KAWASAN di sekitar Pulau Bulang, Selat Bulang dan Pulau Batam menurut peta laut tahun 1896 koleksi KITLV-Leiden, Belanda.
Pulau Bulang dalam Arus Sejarah 1526-1818 DI masa lalu, Pulau Bulang yang kini berada dalam wilayah Kota Batam, pernah memainkan peranan yang penting dalam perjalanan sejarah di Selat Melaka. Namun, peran dan arti pentingnya dalam sejarah yang telah tercatat sejak 1526, seakan hilang dalam ‘arus besar’ sejarah Riau-Lingga-Johor-dan Pahang. Tulisan ini bermaksud memperkenalkan secara Aswandi Syahri ringkas, kedudukan dan arti penting Sejarawan Pulau Bulang daKepulauan Riau lam arus sejarah sejak 1526 dan kaitannya dengan Temenggung Johor sebelum pindah ke Singapura pada 1818. Asal Usul Nama Bulang Setidaknya terdapat tiga toponim atau nama tempat dalam wilayah Kepulauan RiauLingga yang menggunakan kata Bulang. Dan dengan kadarnya masing-masing, ketiga tempat ini pernah menjadi bagian dan memainkan peranannya dalam perjalanan sejarah puak Temenggung dalam kerajaan Riau-Johor-Lingga-dan Pahang.
Bersambung ke Hal... 3
Dollar Sing
dari Ditnarkoba Polda Kepri yang menangkap terdakwa tidak pernah mau hadir sidang. Yang hadir justru para polisi yang tidak terlibat langsung dalam penangkapan terhadap kedua terdakwa. Di hadapan majelis hakim, kedua terdakwa menceritakan kronologis penangkapan dirinya. Ketika ditangkap, keduanya sedang mengendarai motor. Lalu, ditabrak dari belakang oleh polisi bernama Rio yang juga naik motor. Kemudian, Rio melemparkan sebungkus rokok Marlboro yang ternyata berisi sabusabu. Setelah itu, polisi muda ini menyuruh keduanya memungut rokok itu. Karena menolak, maka keduanya dipukuli. Dalam nota pembelaan penasihat hukum dari Posbakumadin Batam, P Angela Damanik SH, Soritua Hutasuhut SH, Ricky Napitupulu SH dan Munizariyanti SH menjelaskan, saat penangkapan itu, kepala terdakwa dipukul pakai pistol hingga berdarah-darah. Lalu, Rio
7,885
Dollas US 9.759 Ringgit Malaysia
3.214 SUMBER:BANK INDONESIA
indeks
Pertambangan HAL Berhenti, Siapa Rugi? 4
Bersambung ke Hal... 3
MODUS PERADILAN SESAT
JIKA koridor aturan main beracara sudah diabaikan di pengadilan, peradilan apakah namanya itu? Peradilan Sesat! Tegas pengacara senior di Batam, Sutan Siregar, SH kepada pers seusai bersidang membela kliennya yang tersangkut kasus narkoba, Yogi Rizki di Pengadilan Negeri (PN) Batam, Rabu, 17 April 2013. Bagaimana peradilan sesat itu berlangsung? Kesesatan persidangan tersebut terjadi pada sidang Yogi Rizki, pengusaha cucian mobil yang didakwa tertangkap tangan memiliki narkoba. Meskipun sudah disangkal dalam persidangan sebelumnya. Pada bagian ini, ada bukti menarik dari
peradilan sesat di PN Batam. Yaitu, terdakwa tidak mendapat surat dakwaan ketika memasuki sidang. Jadi, ketika sidang perdana Yogi tidak tahu apa dakwaan yang dialamatkan jaksa
kepadanya. Bahkan, permintaan Yogi untuk didampingi penasehat hukum pun diabaikan majelis hakim yang dipimpin hakim Merryawati dengan didampingi Riduan dan Jarot sebagai hakim anggota. Bahkan, seusai sidang pertama, penasehat hukum Yogi Rizki, Sutan Siregar, SH dan rekannya, Khoirul Akbar, SH ketika meminta surat dakwaan untuk kliennya itu pun ditolak oleh Jaksa Wahyu. Barulah sesaat sebelum sidang kedua dimulai, surat dakwaan itu diberikan. Praktis, terdakwa dan penasehat hukum memasuki ruang
CATATAN
sirajudin nur Wakil Ketua I DPW PKB Kepri
HAL ini berkaitan dengan semakin terbatasnya lahan Ruang Hijau Terbuka (RTH) di kota yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan yang mendukung pranata kehidupan. Para pengambil kebijakan khususnya pemerintah di kotakota besar dunia mulai bergairah untuk ikut dalam program untuk mengatasi dampak global warming ini. Berkaitan dengan isu pemanasan global (global warming) tersebut, pembangunan gedung beton di kota-kota kini menjadi salah satu penyumbang pemanasan bumi di samping pembabatan hutan. Pesatnya pembangunan gedung-gedung dan Rumah Toko (atau lebih dikenal dengan sebutan Ruko) baik yang berbentuk vertical maupun
horisontal seringkali mengabaikan lingkungan disekitarnya dan tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan, seperti penyediaan lahan hijau yang cukup. Sebagai daerah perkotaan, kota memang merupakan wilayah yang didominasi oleh
HAL
9
Bersambung ke Hal... 3
Batam: Kota Seribu Ruko, Seribu Masalah Pemanasan Global (Global Warming) yang menjadi kekhawatiran bersama dunia internasional saat ini mulai menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat dunia untuk lebih mengedepankan masalah lingkungan dalam perencanaan segala aspek pembangunan kota dan negara.
Coreng di Wajah Pendidikan Batam
bangunan gedung-gedung bertingkat. Keberadaan ini merupakan perwujudan dan pembuktian bahwa kota sebagai pusat pemerintahan daerah esensinya bermuara pada ruang tata kota yang indah dan “mewah”, selain juga dimaksudkan untuk memperoleh predikat sebagai Kota Metropolitan. Belajar dari pengalaman yang dilakukan oleh para arsitektur kota-kota di dunia, dimana masalah keterbatasan lahan dapat di ”akali” dengan pemanfaatan atap gedung yang datar sebagai pengganti Ruang Hijau Terbuka di darat. Bangunan gedung yang menjulang di tengah kota yang padat, pada atapnya (yang datar) dibangun taman aktif. Ditanami tanaman perdu, rumput, pohon bahkan
Bersambung ke Hal... 3
PAUD di Meranti HAL Dibantu Rp1 M 1 2
Dua Penghargaan untuk Karimun
HAL
14
2
Pendapat
SENIN 22 APRIL 2013
Islam Mengutuk Terorisme
OLEH: Raja Dachroni Mahasiswa Pasca-sarjana Ilmu Politik Unri dan pengurus DDII Kepulauan Riau
SETIAP kali muncul aksi bom, selalu saja Islam yang disudutkan, walau belum tentu umat Islam yang melakukan itu. Terakhir bom di Boston yang menewaskan tiga orang dan ratusan atlet maraton. Harus difahami Islam tidak mengajarkan hal itu, di zaman Nabi Muhammad SAW banyak sekali aksi kekejaman oleh golongan nonmuslim, namun Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan tindakan-tindakan ekstrimis dan sporadis menghadapi kaum kafir. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai dan universal maka tidak ada alasan untuk tidak mencintainya. Terkait dengan persoalan ini Prof Dr Muhammad Amahzun seorang ulama yang menulis buku Manhajun nabiyy fid da’wah min khilalis sirah ashshahihah: al-ma’rifah, at-tarbiyah, ath-thakhithith, at-tanzhim (Metode Dakwah Rasulullah) ada tiga kelompok yang memiliki pandangan dakwahnya sendiri. Pertama, kelompok yang benar-benar memamahami inti persoalan dan penyebab timbulnya suatu masalah. Lalu, mereka ingin meluruskan hal-hal yang prinsip dan memperlihatkan kebenaran-kebenaran agama, serta mengikatnya dengan suatu amal dan arti pentingnya. Namun sayang, mereka menempuh hal itu dengan berdasarkan pada pemahaman harfiah dan ekstrem bahwa apa yang mereka tempuh adalah jalan yang paling benar dan lurus. Kedua, kelompok berdakwah tanpa metode (manhaj) yang jelas. Sehingga, dalam menyelesaikan suatu masalah, mereka tidak mendasarkannya pada penalaran ilmu (logika), melainkan lebih pada pengaruh perasaan. Ketika mereka dihadapkan pada suatu prinsip dan kaidah-kaidah lain dan tidak mampu membantahnya, mereka akan cenderung menghindari bencana dengan bersikap lentur; tidak berupaya untuk mengubahnya, tetapi membiarkannya; dan mencoba mencari pembenaran atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dengan dalil yang dibuatbuat. Kelompok ini, sering kali melontarkan isitilah “kepentingan dakwah” dan “tuntutan syariat”. Ketiga, kelompok yang
mengatasnamakan dakwahnya sebagai pelestari manhaj dakwah kaum salaf. Akan tetapi, mereka acapkali melontarkan beberapa kritikan dan kemudian memberikan solusi yang justru bertentangan dengan manhaj kaum salaf. Misalnya, mereka mengusulkan agar Islam
dan dakwahnya memfokuskan diri dalam bidang penguasaan ilmu tertentu saja. Mereka menolak bekerja sama dan menyatukan kekuatan untuk mencapai beberapa sasaran dengan menggunakan beberapa media yang diharapkan dapat mewujudkan beberapa tujuan dakwah Islam. Dengan kata lain, penulis sangat tidak sepakat ketika aksi teror bom baik di negeri ini ataupun di luar dikaitkan dengan akidah (keyakinan). Dalam hal ini, Allah SWT memerintahkan untuk berjihad dan dakwah adalah sesuatu yang mulia, tetapi Allah SWT tidak pernah menyebutkan dalam firmanNya untuk melakukan tindak terorisme. Rasulullah SAW adalah sosok pendakwah sejati yang mengedepankan kedamaian dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Dengan demikian, Rasulullah SAW telah menyadarkan
persoalannya sudah jelas. Tak ada alasan untuk membenci Islam karena mungkin saja di belakang layar ada aktor yang ”maling teriak maling”. Saya tidak akan menyebutkan siapa maling teriak maling itu yang pasti saya menangkap ada juga motif bisnis yang diperankan oleh segelintir oknum tak bertanggung jawab yang kemudian mengajak kelompokkelompok sekelilingnya yang potensial dan untuk melakukan aksi teror. Justru dengan terjadinya peristiwa ini kita dituntut untuk mencintai dan mempelajari terus apa itu Islam karena secara jujur harus diakui bahwa kita memeluk Islam karena adanya warisan sosial dari keluarga sehingga membuat kita harus belajar lebih dalam lagi mengenai Islam dalam istilah lainnya saya sebut belajar mencintai Islam dan konsep dakwahnya. Masih meminjam pendapat Prof Dr Muhammad Amahzun pada prinsipnya konsep dakwah Islam itu ada tiga karakteristik yang perlu dipahami antara lain. Pertama, manhaj yang pijakan, tujuan, prinsip-prinsip, dasar-dasar dan titiktitik perhatiannya berasal dari wahyu. Kedua, manhaj yang komprehensif (meliputi semua hal) dan integral, yakni mencakup seluruh persoalan dakwah, baik dalam hal keilmuan, praktik, pemikiran, prilaku, akidah dan syariat. Bahkan, ia juga memberikan tuntutan perilaku dan gerakan yang seharusnya ditempuh pada saat berhaapan dengan suatu realitas dan kenyataan tertentu. Ketiga, manhaj yang mengajarkan kepada para dai bagaimana menghadapi suatu realitas dengan berdasarkan pada pengetahuan yang akurat dan analisa cermat untuk mengetahui inti persoalan itu, sehingga dapat mengetahui hukumnya yang benar dan dapat menentukan hukum syariat yang diperlukan untuk menghadapi realitas tersebut. Demikianlah catatan ringan ini, semoga pelaku cepat dapat dengan segera tertangkap sehingga citra Indonesia sebagai negeri yang aman dan damai dapat pulih kembali dan sekali lagi sebagai kalimat penegasan aksi pengeboman tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Islam sebagai agama yang mengajarkan nilai-nilai kedamaian dan universal. ***
kita bahwa dakwah itu merangkul bukan memukul. Sekali lagi, dakwah itu merangkul bukan memukul. Nah, ini adalah konsep sederhana tentang dakwah yang saat ini menjadi komoditas isu golongan sekuler dan liberal untuk menyudutkan umat Islam. Kebencian ini bukan tanpa bukti. Lawrence Auster dari majalah FronPage menggaungkan sentimen ini. Dia menulis: “Masalahnya bukan Islam ‘radikal’, melainkan Islam itu sendiri, karena kita harus berusaha melemahkan dan mengendalikan Islam, sebagaimana dalam buku John LEsposito & Dalia Mogahed. Kemudian, adakah pertaliannya antara kesalehan atau keyakinan akidah seperti yang diungkapkan oleh para pakar dengan terorisme atau tindakan radikal lainnya. Survei Gallup World Pool sebuah lembaga kajian yang selama beberapa tahun mengadakan proyek jajak pendapat muslim di 35 negara mengungkapkan mayoritas besar yang berpandangan radikal dan yang berpandangan moderat (94 persen dan 90 persen) berturut-turut menyatakan bahwa agama bahwa agama adalah bagian penting dari kehidupan mereka sehari-hari. Dan tak ada perbedaan antara kaum radikal dan moderat dalam hal beribadah di masjid. Bahkan, banyak dari mereka yang mengutuk terorisme karena keliru dalam memahami nilai-nilai jihad dan dakwah. Sampai saat ini, memang kita belum mengetahui siapa pelaku dan motif di balik aksi pengeboman di Boston itu. Semua hal yang berkenaan pelaku dan motif masih sumir dan mengambang, belum ada kejelasan dan bukti kalau ini benarbenar motif agama atau politik. Yang jelas kalau itu motifnya agama khususnya Islam jelas adalah pemahaman yang keliru karena Islam itu adalah agama yang universal. Maksudnya, Islam tidak memandang segala sesuatu dari sudut pandang rasialis serta masyarakat Islam adalah masyarakat yang inklusif untuk semua keturunan manusia dan tidak memandang jenis ras dan warna kulit. Jadi, menurut saya duduk
UJian Nasional Itu Momok
OLEH: Zamroni, SH. HR Manager PT. Ria Bintan, Lagoi
UJIAN Nasional (UN) bagi siswa SMA atau yang sederajat tahun ini lagi digelar. Selanjutnya menyusul UN bagi siswa SMP dan SD. Seperti UN yang sudah-sudah, UN tahun ini pun diwarnai beberapa ketidakbecusan dari penyelenggara UN dalam hal ini Kementrrian Pendidikan Nasional. Itu terjadi di berbagai daerah di seluruh penjuru tanah air Indonesia Raya ini yang sangat merugikan para siswa. Sebagai contoh berbagai masalah pada hari pertama Ujian Nasional (UN) di Kepri bermunculan dari berbagai kabupaten dan kota. Sebagian besar masalahnya adalah kekurangan lembar soal dan Lembar Jawaban UN atau LJUN (sebelumnya ditulis LJK). Bagaimanapun, tentu para guru itu tidak rela, bila nilai yang dicapai para siswa nantinya tidak mencapai angka minimal kelulusan. Karena bila itu terjadi, satu saja angka tidak lulus terjadi pada sebuah mata pelajaran yang di-UN-kan, maka musnahlah harapan yang telah dipupuk selama tiga tahun. Dan inilah kenyataan yang terjadi, ketika kelulusan dan masa depan anak diserahkan pada angka. UN benar-benar telah menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian siswa, berikut orangtua murid dan tak terkecuali guru-guru. Pasalnya nilai UN hingga kini masih menjadi sebagai salah satu penentu kelulusan. Bisa dibayangkan bila nilai tak memenuhi, seorang siswa terancam kehilangan kesempatan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi. Bayangan yang suram ini pun membuat mereka stres berat sebelum “bertanding”, bahkan ada yang sampai mengalami depresi. Beban psikologis ini masih harus terus dipikul, hingga pengumuman hasil ujian. Mungkin setelah pengumuman ada yang bernapas lega. Namun sebaliknya, ada pula yang harus bertambah bebannya, karena hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
TERBIT SEJAK TANGGAL 19 AGUSTUS 2010
Jl. Raja Ali Haji Komp. Orchid Point Blok B No.9 Jodoh, Batam-Kepri Kantor Perwakilan: Jl. Pemuda Blok B No. 3 Tanjungpinang-Kepri
Email : redaksi@kepribangkit.com Diterbitkan oleh : PT. Putra Rida Pers MENHUMHAM RI No. AHU-45366.AH.01.01. Tahun 2010 SIUP NO. 503.15 / BP2T / 2669 / 2010 SITU No. 503.4/BP2T/4189/2010
jati diri
Pentingnya Keluarga DARI data Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau setidaknya ada sekitar 500 anak jalanan di Kepri yang menggelandang dan hidupnya tidak tentu arah dan tersebar di berbagai kota dan kabupaten. Dari jumlah itu sebagian besar berada di Batam dan Tanjungpinang. Bukan masalah jumlahnya, tetapi yang membuat kita cukup tercengang adalah perilaku dan kehidupan mereka sehari-hari. Mereka kebanyakan meninggalkan keluarga atau lari dari rumah, tidak mau sekolah bahkan melaksanakan berbagai aktifitas yang meresahkan untuk bertahan hidup. Kadang kita berpikir fenomena anak jalanan merupakan sesuatu hal yang berada di bawah sadar. Permasalahan itu seolah-olah tenggelam di tengah hiruk pikuk dan makin kerasnya persaingan hidup di kota besar. Yang tampak hanya gejala-gejala kecilnya. Misalnya tentang anak-anak kecil yang ngamen di beberapa perempatan jalan. Kemudian beberapa gerombolan anakanak punk yang menyita perhatian kita karena ada gejala makin lama makin mengganggu ketenangan masyarakat dan sebagainya. Perkembangan jumlah anak jalanan yang kian meningkat ternyata juga dibarengi dengan berbagai kasus baik kriminal maupun sosial. Baru-baru ini seorang mahasiswa di Tanjungpinang ditusuk dengan pisau cutter karena menegur anak jalanan yang tidurtiduran di jalan sambil mabuk. Juga tidak sedikit yang mengeluh ketika melihat mobilnya tergores benda keras gara-gara tak memberi uang pada mereka yang sedang mengamen di lampu merah. Di Tanjungpinang dan Batam sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan penertiban dengan menangkap dan memulangkan para anak jalanan tersebut ke orang tuanya masing-masing. Sebagian juga dimasukkan ke panti asuhan karena memang sudah tidak punya keluarga lagi. Namun tidak lama kemudian, mereka kembali menggelandang ke jalanan dan mengganggu ketertiban umum. Fenomena anak jalanan seolah tidak ada habisnya. Hari ini ditangkap, besok atau lusa muncul lagi. Anak jalanan boleh dikatakan sebuah fenomena mondial. Hampir semua bangsa menghadapinya, baik yang kaya maupun yang miskin. Di Indonesia terutama di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan sebagainya, anak jalanan menjadi sebuah ritme hidup yang berjalan bersama nafas kota-kota besar itu. Khusus di Kepulauan Riau, Gubernur HM Sani sudah mengeluarkan kebijakan tentang bantuan pendidikan bagi anak-anak jalanan tersebut. Bahkan para anak jalanan tersebut akan dipantau langsung melalui keluarganya agar tetap mau sekolah dan tidak menggelandang ke jalanan. Namun langkah Pemprov Kepri ini sebenarnya kurang efektif karena tidak semua anak jalanan tersebut dari keluarga kurang mampu. Banyak diantara mereka berasal dari keluarga yang berada. Karena itu kita sependapat dengan Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah yang mengatakan, untuk mengatasi masalah anak jalanan dan anak punk itu harus ditelusuri sumber masalahnya dengan cermat. Mayoritas sumber permasalahan ada pada rumah tangga. Disana kita melihat salah satu sumber bak lingkaran setan: kemiskinan yang menyebabkan orang tua tak cukup mampu memelihara, merawat, apalagi mendidik anak-anak. Sangat mungkin masih banyak sumber penyebab yang lain. Intitusi keluarga memiliki peran terpenting. Untuk mengatasi masalah, harus memperbaiki institusi rumah tangga. Di lapangan, kita butuh lebih banyak orang yang melakukan pengabdian dalam memberikan pengertian pada anak-anak jalanan agar mau kembali ke keluarganya, mengoptimalkan peran petugas, masyarakat, dan lembaga sosial yang ada.***
Sentil Warga Bintan Diserang Hepatitis.. Mentang-mentang Bupatinye kuning, penyakit pun penyakit kuning!
Mungkin masih lekat dalam ingatan kita, peristiwa tahun lalu, ketika seorang siswa SMP nekat bunuh diri karena nilai UN salah satu mata pelajaran tidak memenuhi standar minimal kelulusan. Tak hanya bagi siswa, beban psikologis serupa dirasakan para orangtua. Sedangkan bagi guru-guru dan sekolah, UN menjadi standar keberhasilan kinerja, dan upaya mendongkrak citra. Sehingga ada sekolah tertentu yang melakukan segala cara agar hasil UN baik, dan nama sekolah terselamatkan di mata publik. Karut marutnya pelaksanaan UN
Komisaris Utama Komisaris Direktur
: M. Nur Hakim : Teddy Jun Askara : Oktavio Bintana
PU/Penanggung Jawab : Oktavio Bintana Wakil/Pimpinan Umum : Moel Akhyar
di tanah Air, merupakan cermin karut marutnya pendidikan di negeri ini secara keseluruhan. UN hanyalah sekelumit dari seambreg masalah. Masalah lain menambah daftar panjang buruknya wajah pendidikan kita, termasuk sistem pendidikan yang tak mendukung, biaya yang tak terjangkau, kurikulum yang kacau, hingga korupsi para pejabatnya. Jadi banyak para ahli yang berpendapat kalau sebenarnya UN itu perlu, tapi bukan untuk menentukan kelulusan siswa. UN hanya dibutuhkan untuk menjadi salah satu alat memetakan
potensi dan kelemahan daerah terhadap kemampuan penyerapan pelajaran. Bila hasil UN Matematika di daerah X lemah, maka tugas pemerintah untuk melakukan segala cara memperbaikinya. Sudah waktunya pelajar Indonesia memperoleh pendidikan yang lebih membebaskan. Biarkan mereka belajar karena senang. Biarkan mereka mengembangkan kreativitas tanpa ketakutan. Jangan biarkan mereka terus terjebak pada sistem pendidikan yang berorientasi pada angka-angka.***
Coreng di Wajah Pendidikan Batam Mencoreng Sendiri, Sakit Sendiri....
Info REDAKSI menerima tulisan/artikel, opini, surat pembaca berupa saran, kritik dari pembaca. Sertakan identitas lengkap atau foto kopi KTP atau identitas diri. Tulisan bisa dikirim melalui surat atau Email : redaksi@kepribangkit.com Redaksi berhak mengedit, sepanjang tidak mengubah makna tulisan.
DIVISI PRODUKSI: Pimpinan Redaksi: Moel Akhyar. Redaktur Pelaksana Kompartemen: Saibansah Dardani. Kepala Perwakilan Tanjungpinang: Suyono. Liputan Batam: Mori Guspian, Indralis, Dani S.Sos. Tanjungpinang: Baiq Desi, Henny R, Chalima C. Natuna: Hardiansyah. Anambas: Delmadi. Lingga : Sholihin, Al-Amin. Karimun: Freddy. Kepala Departemen: Website dan Epaper: Mirza Mosaddeq. Perwajahan: Hairunnas. Marketing Iklan & EO: Kunto P, Merliana Ivonni Arisanti, Hasyim HS. DIVISI USAHA: Manager Keuangan: Dewi Marlina. Administrasi dan Umum: Lusia Mariyati. Sirkulasi:Sukateman, Taufik JM, Mahmuddin Daftar Tarif Harga Iklan: Iklan Umum/Display/BW 5.000 Iklan Ucapan Selamat 3.000, Iklan dukacita 2.500, Halaman Muka (BW 6.000, Halaman 1 FC 7.500, Sport/Colour 5.500 ,Ucapan Selamat/FC 5.000,Advetorial 3.000, Rubrik/ Galeri foto kegiatan,1 hal. 4 juta (hitam putih), hal warna 5 juta.
Dicetak Pada : PT. Ripos Bintana Press. Isi di luar tanggung jawab percetakan
Setiap artikel atau tulisan dikirim ke Redaksi hendaknya diketik dengan spasi rangkap,ditandatangani dan disertai identitas(Cantumkan nomor telefon dan faksimili kalau ada) Untuk format digital dikirimkan ke alamat Email : redaksi@kepribangkit.com atau alamat surat ke alamat Redaksi Jl. Raja Ali Haji Komp. Orchid Point Blok B No.9 Jodoh, Batam-Kepri Wartawan Putra Kelana selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima atau meminta apapun dari narasumber.
3
Sambungan
SENIN 22 APRIL 2013
Batam: Kota Seribu Ruko, Seribu Masalah Sambungan dari halaman 1 sawah pun di buat diatasnya. Menurut penelitian, begitu banyak keuntungan yang didapatkan dengan memanfaatkan bagian atap bangunan gedung sebagai ruang terbuka hijau ”baru” di kota. Selain sebagai alternatif penyediaan ruang terbuka hijau di kotakota yang memiliki lahan terbatas, banyak keuntungan lain yang didapatkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Mal Namba Park di Jepang, atap hijau Namba Park dapat mengurangi panas dan menurunkan suhu di permukaan hingga 170 Celcius. Hal ini mengurangi penggunaan energi listrik untuk mendinginkan suhu ruangan. Secara umum RTH pada atap hijau di atas gedung bertingkat memiliki fungsi yang relatif sama dengan RTH di darat apabila direncanakan sebagai taman aktif yang membentuk suatu ekosistem hijau mini. Adapun fungsi positif yang menguntungkan adalah RTH berfungsi sebagai penyerap panas dan cahaya (silau). Rumput misalnya, mampu menyerap 80% panas dan hanya memantulkan 20% sisanya saja kepada lingkungan sehingga dapat menurunkan suhu di perkotaan (Frick & Mulyani, 2006 ; 44). Selain itu juga RTH dapat menurunkan polusi udara kota, setiap pohon misalnya dapat menyerap CO2 dan menyediakan 1,2 Kg O2/hari. Sehingga menunjang kebutuhan ketersediaan oksigen untuk bernapas bagi penduduk kota dan mengurangi dampak akibat karbondioksida yang merugikan kesehatan. Bagaimana dengan Kota Batam? Persoalan yang dihadapi hampir sama
dengan kota-kota besar yang ada di Indonesia. Bahwa sudah menjadi realita, meningkatnya perkembangan dunia usaha, jumlah penduduk, dan kebutuhan efisiensi pelayanan pemerintahan, membuat kebutuhan prasarana gedung di Kota Batam juga turut meningkat. Berbanding terbalik dengan hal tersebut, persediaan lahan justru semakin menyempit. Karena itu, demi efisiensi lahan, pembangunan gedung atau bangunan bertingkat kini menjadi suatu pilihan mutlak dan satu-satunya yang memungkinkan untuk mengatasi persoalan tersebut. Persoalan yang muncul kemudian adalah terbatasnya lahan yang dapat dialokasikan dan digunakan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hampir semua di sudut kota yang terlihat adalah barisan ruko-ruko yang berdiri berhimpitan dengan tingkat pemanfaatan tidak lebih dari 40% saja dari total rumah toko yang ada. Selebihnya masih belum termanfaatkan karena menunggu pembeli / penyewa yang entah kapan adanya. Akibatnya banyak bangunan ruko tersebut yang hancur dengan sendirinya dan tidak terawat karena gagal beli / gagal sewa, dan tentunya ini menimbulkan masalah lingkungan yang baru. Belum lagi persoalan buruknya perencanaan dan pembangunan saluran pembuangan air (drainase) di ruko-ruko tersebut yang turut memperburuk lingkungan kota, inilah kemudian menyebabkan fenomena banjir di musim hujan sulit teratasi, karena sistem drainase yang ada sangat tidak memenuhi syarat kelayakan. Dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, disebutkan bahwa minimal jumlah RTH adalah 30% dari luas kota dengan perincian
20% untuk RTH Publik dan sisanya 10% untuk RTH Privat. Hal ini jelas menegaskan bahwa Kota Batam juga harus dapat memenuhi persyaratan minimal akan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari luas kota, dan yang penting dilakukan adalah membatasi semangat para pemanfaat lahan komersial untuk merubah lahan terbuka menjadi lahan terbangun. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah perlu adanya sosialisasi kepada seluruh masyarakat, terutama kepada para pengusaha (swasta) untuk mendevelopment ruang hijau terbuka di areal lahan yang dimiliki atau di areal atap bangunan. Penghijauan dapat dilakukan dengan pembuatan taman-taman mini atau dengan sistim tanaman digantung. Selain itu juga perlu dilakukan upaya maksimalisasi pemanfaatan lahanlahan kosong yang ada di pusat-pusat kota batam, dengan mencabut atau membatalkan pengalokasian lahanlahan yang telah di berikan kepada pihak ketiga terhadap lahan-lahan kosong yang tidak termanfaatkan selama bertahun-tahun. Beberapa hal yang perlu dilakukan adalah dengan memaksimalkan peran dan fungsi pemerintah sebagai regulator, agar pembangunan di Kota Batam tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. Karena itu perlu adanya kerjasama semua pihak untuk menyadari pentingnya lingkungan yang sehat, hijau dan asri bagi kehidupan kita semua. Pemerintah Kota diharapkan tidak lagi semata-mata hanya berorientasi pada peningkatan Pendapatan Daerah (PAD) saja tapi lebih dari itu juga harus bertanggung jawab terhadap kelangsungan lingkungan yang sehat di Kota Batam. Pemerintah Cerdas, Masyarakat Sehat.***
Dari ’Dendam’, Batam Membaca dan Mimpi Pusraga Sambungan dari halaman 1 khusus melayani penumpang yang akan jualan sayuran dan hasil kebun ke pasar pagi di pusat kecamatan Rao. Waktu itu, ketika SMP masuk sekolah pukul 07.30 WIB. Karena sebelum subuh hingga pukul 07.00 WIB saya jadi kondektur, saya harus buru-buru mandi, bahkan tidak jarang hanya cuci muka saja, lalu lari-lari kecil menuju sekolah yang jaraknya kurang dari 1 KM dari rumah. Pada pelajaran agama di Madrasyah, guru menerangkan tentang surat pertama yang diwahyukan pada Rasulullah (Iqra’) yang artinya bacalah. Penjelasan ayat itu dengan ayat berikutnya sangat menarik minat saya. Tidak heran, sejak kecil saya sangat menyenangi bacaan. Tapi buku teramat sulit saya dapatkan, kalaupun ada, saya harus membeli yang tentunya jadi satu kesulitan bagi saya. Mencuri buku jadi pilihan karena membaca dan meminjam di perpustakaan sekolah waktu dan jumlahnyanya sangat terbatas. Mencuri, saya tahu sesuatu yang tidak dibenarkan agama, tapi nafsu untuk mengetahui sesuatu dari buku yang menarik minat saya, tidak bisa saya lawan. Pengalaman buruk ini saya kira tidak harus terjadi dan diikuti anak-anak saat ini. Ketika saya sekolah di jurusan teater SMKI Padang 1989-1993, waktu itu kurikulum SMKI mengharuskan siswanya tamat 4 tahun, saya tetap menghadapi masa-masa sulit. Kelas 1 SMKI, saya jadi penjual majalah Sahabat Anak Anak Islam yang terbit bulanan. Saya mengitari Kota Padang untuk mencari TPA dan TK Islam sebagai pelanggan majalah, lalu menghantarkannya setiap kiriman majalah datang dari Jakarta. Kelas 2 hingga tamat SMKI, saya lebih banyak mengikuti pertunjukan kesenian, mengamen dan memproduksi kerajinan tangan dari bambu, hasilnya saya bisa menamatkan SMKI Padang. Di balik kesulitan yang saya hadapi selama SMKI Padang, ketika kelas 1 saya masih sangat beruntung karena untuk sewa rumah dan keperluan dapur saya bisa numpang sama anak paman saya, H Adamri Al-Husaini (alm) yang kebetulan juga sekolah di SMKI Padang dari Batam. Selama di SMKI Padang, meski sulit, saya selalu berusaha untuk mendapatkan buku-buku bacaan yang saya inginkan. Tidak jarang pula saya harus memilih antara beli buku dengan beli sepatu, celana atau baju yang sudah semestinya ada peremajaan. Saya lebih memilih buku dari pada sepatu, celana atau baju yang harus diperbaharui. Untuk mengatasi kondisi ini, beli pakaian bekas jadi pilihan yang paling tepat. Pengalaman ini menempa ‘dendam’ yang selalu saya pupuk. Pada waktunya nanti, meskipun kecil, dengan gagasan-gagasan kreatif, saya tidak ingin anak-anak di wilayah tempat saya bermukim mengalami apa yang saya alami. Tamat SMKI Padang saya memiliki koleksi lebih dari 350 eksemplar buku. Tahun 1994 langkah saya sampai di Batam, langkah yang tidak pernah saya cita-citakan, tapi saya juga tidak menyesal, sebab kalau saya menyesal, samalah artinya saya menyesali Tuhan yang saya yakini. Demikian yang saya pahami dari salah satu buku ilmu agama yang pernah saya baca. Dari buku ilmu agama yang saya baca itu menyebutkan, ada 4 perkara yang tidak boleh dicampuri manusia: langkah, rezki, pertemuan dan maut. Dari kesenangan membaca, tahun 2000, saya dapat gagasan menulis sajak-sajak rumahitam yang akhirnya saya jadikan nama komunitas seni rumahitam. Jumlah koleksi buku saya sudah mencapai ribuan. Buku-buku itu semula jadi perpustakaan pribadi dan perpustakaan komunitas, hingga akhirnya tahun 2007 secara resmi saya jadikan perpustakaan umum dengan nama Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Raja Ali Kelana komunitas seni rumahitam. Paling tidak, dengan membuka TBM, satu langkah telah tertunaikan
Tarmizi
‘dendam’ lama saya. Hingga khirnya Desember 2011 gagasan baru datang lagi, namanya BATAM MEMBACA, 1 januari 2012 secara resmi saya dan karibkarib di rumahitam menggaungkannya. BATAM MEMBACA, adalah bahagian dari jawaban ‘dendam’ lama yang saya tunaikan dan akan terus saya jalankan. Saya ingin anak-anak Batam, khususnya dari kalangan ekonomi lemah tidak mengalami seperti pengalaman buruk saya, mencuri buku agar bisa membaca. Karenanya, BATAM MEMBACA perlu ditopang dengan gerakan lain. Satu gagasan datang lagi, BATAM WAKAF BUKU adalah jawabannya. Untuk melaksanakan misi BATAM MEMBACA, buku harus dekat dengan masyarakat. Gagasan baru datang lagi, PUSRAGA (perpustakaan warga) jawaban yang saya kira cukup ideal. Bersamaan dengan dicanangkannya BATAM MEMBACA, BATAM WAKAF BUKU juga mulai diperbincangkan dari teman yang satu kepada teman lainnya, lalu diperkuat lagi melalui jejaring sosial dan pemberitaan di media massa. Hasilnya lebih 13 ribu buku baru dan bekas berhasil terhimpun hingga November, dari 10 ribu yang ditargetkan selama tahun 2012. Rencana semula membidani PUSRAGA pada awal Januari 2013, sangat mungkin dilaksanakan lebih awal. Hingga catatan kecil ini saya tulis, 5 PUSRAGA telah kami bidani berdiri, di Kampung Ponjen Tanjungriau, Tiban Damai Kelurahan Tiban Indah, Tiban Masyeba, Sungai Langkai Kecamatan Sagulung, dan PUSRAGA RW 01 Sungai Harapan. Menyusul 16 titik lagi yang jadi target akan didirikan. Tahun 2013, kami menargetkan dapat membidani sedikitnya 7 PUSRAGA setiap bulan, hingga Desember 2013 dapat menyelesaikan 84 PUSRAGA, syukursyukur bisa mencapai 100 PUSRAGA. Tapi mimpi besar ini tentulah tidak akan terealisasi jika dukungan wakaf buku dari semua pihak tidak mencukupi. Karenaya, saya berharap akan ada keajaibankeajaiban seperti penerimaan wakaf buku dalam jumlah besar seperti yang kami terima dari Gramedia Jumat (23/11) lalu jumlahnya 1.743 eksemplar dari 12 dus yang dihantarkan ke sekretariat BATAM MEMBACA di rumahitam sekupang. Namun demikian, tidak berarti kami mengabaikan wakaf buku dalam jumlah kecil. Sebab, sejak BATAM MEMBACA dimulakan, wakaf buku yang kami terima jumlahnya sangat terbatas dari individuindividu yang peduli yang hanya hitungan jari. Jumlah terbesar dari individu yang pernah kami terima adalah wakaf buku dari Pak H Nur Rosid, pedagang sate Madura di kaki lima tak jauh dari rumahitam, jumlah yang diwakafkan 119 eksemplar. Selain itu, datang dari Martha Sinaga yang dikirimkan dari Bogor sebanyak 218 eksemplar. Seorang pedagang sate saja berkenan mewakafkan buku, maka kami yakin ada individu lainnya yang akan menyusul, termasuk pengusaha dan perusahaan-perusahaan yang jumlahnya ratusan di Batam. BATAM MEMBACA, dengan motto Gempa Literasi Lokal Untuk Indonesia Membaca, serta cita-cita Melahirkan Generasi PELURUS Bangsa belum genap
satu tahun. Sejak semula digagaskan, kepada teman-teman di rumahitam, selalunya saya tegaskan, bahwa tidak ada siapa-siapa yang menyuruh melaksanakan, karenanya BATAM MEMBACA juga tidak berhak minta bantuan dana pelaksanaan kegiatan kepada siapapun, kecuali tawaran datang dengan senirinya yang juga akan dipertimbangkan untuk diterima atau ditolak. BATAM MEMBACA kita pilih sebagai kegitan ekstra selain berkesenian sebagai tanggung jawab moral, dalam melakukan sesuatu untuk Batam tanpa tujuan pencitraan dan populeritas ataupun tujuan-tujuan lainnya yang dipolitisir lewat BATAM MEMBACA. Kepada teman-teman di rumahitam yang terlibat langsung sebagai relawan BATAM MEMBACA, ternyata benarbenar menjadi relawan yang tidak hanya rela mengorbankan tenaga, waktu dan pikiran, tapi juga berkenan mengorbankan uang sesuai kesanggupan masing-masing. Kepada teman-teman selalu saya ingatkan, yang penting dilakukan adalah mengajak orang untuk berkenan mewakafkan buku untuk BATAM MEMBACA, soal pendanaan, BATAM MEMBACA tidak memerlukan dana yang besar, dan saya yakin Tuhan juga terlibat langsung dengan gerakan ini, sebab membaca adalah perintahnya yang pertama sebelum perintah berikutnya menyusul. Membaca, tidak hanya ditujukan pada anak-anak, tapi membaca menjadi perintah untuk semua manusia. Membaca tidak hanya untuk yang mampu membeli buku, membaca juga hak yang tidak mampu membeli buku. Untuk itu, tidaklah berlebihan kiranya jika saya dan relawan BATAM MEMBACA mengajak semua pihak yang memiliki kemampuan, menjadi pewakaf buku agar yang tidak mampu membeli buku juga bisa mendapatkan ilmu. Gempa Literasi sebagai guncangan menghancurkan kebodohan bisa kita lakukan bersama, dengan tekat Bersama Melahirkan Generasi PELURUS Bangsa. Hemat kami, negeri ini memerlukan generasi PELURUS bangsa, bukan PENERUS bangsa. Untuk itu perlu memiliki ilmu pengetahuan yang memadai. Karenanya, penyebaran ilmu pengetahuan kepada masyarakat, tidak hanya menjadi tugas negara. Pasalnya, banyak sekali tugas yang menjadi kewajiban negara yang tidak tertunaikan sebagai mana mestinya. Bahkan banyak hal yang membuat masyarakat kecewa atas kebijakan negara dan perilakuperilaku negatif para elit negara, baik dilegislatif, eksekutif dan yudikatif. Gerakan BATAM MEMBACA, tentunya dengan dukungan semua pihak, seperti dikatakan Pemred Batam Pos, Hasan Aspahani pada peresmian Pusraga Kampung Ponjen Tanjungriau dan Pusraga Tiban Damai, Minggu (25/11) lalu, adalah untuk menjembatani masyarakat yang terkendala mendapatkan buku-buku bacaan dengan masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi dan memiliki buku-buku bacaan untuk saling berbagi melalui BATAM WAKAF BUKU. Sehingga, cita-cita BATAM MEMBACA membidani lahirnya PUSRAGA di setiap RW, khusunya wilayah pemukiman kelas menengah ke bawah dan wilayah hinterland dapat terealisasi. Tentunya, dengan adanya perpustakaan di tengah-tengah masyarakat, maka pencuri seperti saya di masa anak-anak hingga sekolah menengah tempo dulu tidak terjadi lagi hari ini. Anak-anak yang biasanya menghabiskan waktu di warnet main game online, balapan liar, dan kegiatan-kegiatan yang lebih banyak negatif dari pada hal-hal positif diharapkan lebih banyak berada di PUSRAGA yang berada langsung diseputaran tempat tinggalnya. Buku harus dekat dengan masyarakat, perpustakaan tidak boleh menjadi menara gading. Inilah cita-cita lain dari BATAM MEMBACA.***
Modus Peradilan Sesat Sambungan dari halaman 1 sidang tanpa mengetahui dengan pasti pasal apa yang dituduhkan kepadanya. Yang lebih lucu lagi adalah, ketika sidang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi, jaksa menghadirkan seorang anggota penyidik. Dalam BAP disebutkan bahwa selama pemeriksaan, terdakwa Yogi didampingi oleh seoran penasehat hukum JH yang ditunjuk oleh polisi. Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 11 Desember 2012. Anehnya, pada tanggal yang sama, JH sedang tidak berada di Polresta Barelang Batam. Fakta persidangan ini terungkap di ruang sidang. Karuan saja, sang penyidik pun gelagapan. Dan, masih ada catatan
panjang lain lagi dari kejanggalan kasus ini. Diantara kejanggalan lain adalah ketika jaksa penuntut menghadirkan saksi yang tidak ada dalam BAP, Muhammad Hatta. Mulanya, Hatta disimpan di sel untuk menunggu apakah masih ada saksi yang akan dihadirkan oleh penasehat hukum. Skenario untuk menjadikan Hatta sebagai saksi yang memberatkan pun diatur. Tapi ternyata, skenario yang diatur bubar berantakan, karena ternyata Hatta masih punya hati nurani dan tidak mau menambah dosa dengan berbohong di pengadilan. Hatta menuturkan, dirinya diminta oleh Kanit Narkoba Polresta Barelang,
Tafsirudi. Hatta diskenariokan untuk membuat pengakuan bohong, bahwa terdakwa membeli sabu dari dirinya. Padahal, hal itu tidak pernah terjadi. “Saya dimintakan agar mengakui kalau terdakwa beli sabu dari saya. Waktunya sekitar dua minggu yang lalu,” kata Hatta kepada majelis hakim. Karuan saja, pengakuan Hatta ini bagai petir di siang bolong. Semakin mempertegas peradilan sesat di PN Batam. Dan ternyata, tak hanya polisi yang “mengkondisikan” Hatta. Dirinya bahkan juga didatangi oleh Jaksa Wahyu di Rutan Baloi Batam. Dan itu pun diakui oleh Jaksa Wahyu di ruang sidang. Sebuah fakta persidangan yang menarik. Inilah wajah peradilan di PN Batam. (sas)
Masih Ada Secercah Asa Sambungan dari halaman 1 menelepon temannya dan dibawa jalanjalan untuk mencari “korban” untuk “tukar kepala”. Bila ada tangkapan lain, terdakwa akan dibebaskan. Tapi ternyata tidak ada. Setelah itu, terdakwa dibawa ke sebuah hotel di Baloi Batam. Di dalam salah satu kamar hotel itu terdakwa melihat para penghuninya mengkonsumsi sabu lalu terdakwa dipaksa untuk ikut nyabu. Tapi keduanya mmenolak, sampai akhirrnya kembali dianiaya. Penasehat hukum keduanya sudah melaporkan “pola operasi” ini ke Propam Polda Kepri. Tapi tidak jelas, apakah
laporan ini diproses atau disimpan di laci meja saja. “Saya sudah melapor ke Propam, masih menunggu tindak lanjutnya,” ujar Angela Damanik. Setelah mempelajari berbagai fakta persidangan dan sejumlah kejanggalan, akhirnya majelis hakim yang dipimpin Reno Listowo dengan anggota Ridwan dan Ranto berkesimpulan, dakwaan yang dituduhan kepada kedua terdakwa tidak terbukti. Karuan saja, putusan ini membuat tim JPU meradang dan langsung menyampaikan sikapnya, kasasi! Bayangkan, jika nasib sial ini menimpa ayah, adik, saudara atau sahabat Anda? (sas)
Membongkar Kebohongan di PN Batam Sambungan dari halaman 1 dan Jarot sebagai hakim anggota ini tetap meneruskan persidangan walaupun terdakwa meminta untuk didampingi penasehat hukum. Padahal, untuk kasus pria berusia 21 tahun ini, dengan lama tuntutan di atas 5 tahun, seharusnya Yogi didampingi penasehat hukum. Tapi ini tidak, persidangan tetap dilanjutkan juga tanpa pengacara. Ini adalah persidangan ala koboy. Ada apa ini? Yogi baru didampingi oleh penasehat hukum pada persidangan kedua, 2 April 2013 lalu. Itu pun sudah langsung akan masuk ke sesi penuntutan. Kalau saja Sutan Siregar, SH dan timnya tidak melakukan pembelaan, bisa jadi, pengelola cucian motor ini bakal langsung ditendang ke penjara hasil persidangan ala koboy. Untungnya, sebagai kuasa hukum, Akbar mendapatkan pengakuan dari Yogi. Diantaranya adalah kronologis penangkapan dirinya sebagai berikut : Saya ditangkap oleh anggota Satnarkoba Polresta Barelang Batam pada 10 Desember 2012 lalu di depan Kampus Putra Batam. Saya ditangkap sepulang dari Plaza Aviari bersama dengan istri dan anaknya. Setelah mengunjungi Plaza Aviari, saya berniat hendak pulang ke rumahnya yang terletak di Kavling Batuaji Lama. Sebelum pulang, istri saya minta dibelikan rujak di samping halte Kampus Putra Batam sekitar pukul 13.10 WIB. Sembari menunggu rujak pesanan sang istri di atas motor, tiba-tiba dua orang yang mengaku sebagai polisi dari Satnarkoba Polresta Barelang
menghampirinya. Saya yang tengah duduk di atas sepeda motor, terperanjat ketika seorang polisi mencoba memegang tangannya. Saya sempat menepis tangan polisi itu. Kemudian, dua anggota polisi berpakaian preman tersebut menggeledah saya dengan tuduhan bahwa saya punya sabu-sabu. Namun, mereka tidak menemukan apapun dari diri saya. Karena tidak merasa memiliki barang tersebut, saya tetap berkeras mengatakan bahwa saya tidak memiliki barang haram tersebut. Tak lama, datanglah satu orang petugas lainnya sembari mengitari saya dan melihat-lihat ke tanah. Anehnya, selang 10 menit kemudian, polisi itu tiba-tiba menemukan sebuah bungkusan plastik makanan ringan di tanah yang di dalamnya berisi sabusabu sekitar 2 meter di samping sepeda motor Yogi. Lalu, polisi menyuruh saya mengambil bungkusan tersebut, namun saya tolak karena saya merasa barang itu bukan milik saya. Namun polisi tersebut tetap memaksa saya untuk mengakui bahwa batang tersebut adalah milik saya. Bahkan saya sempat dipukul dan diinjak-injak di lokasi tersebut. Karena tidak bersedia mengambil barang tersebut, akhirnya salah seorang polisi mengambil bungkusan tersebut. Saya pun langsung dibawa ke Mapolresta Barelang bersama dengan anak dan istri saya. Setibanya di Mapolresta Barelang, polisi terus saja meminta saya untuk mengakui bahwa barang itu adalah milik saya. Karena tertekan, saya akhirnya melakukan apa
yang mereka minta. Saya minta ke polisi agar anak dan istri saya segera dilepas. Saya sangat menyesalkan sikap polisi yang semena-mena terhadap diri saya. Saat itu, polisi sempat mengatakan bahwa akan memanggil istri saya sebagai saksi. Namun, hingga proses penyidikan selesai, istri saya tidak pernah diperiksa oleh pihak penyidik kepolisian. Bukan hanya itu saja, saya menilai polisi telah memberikan keterangan palsu dalam persidangan. Selama persidangan berlangsung, istri saya tidak pernah dijadikan saksi sebagaimana yang telah dijanjikan oleh penyidik. Berangkat dari proses penangkapannya saja, sudah mengundang sejumlah tanya, apakah kasus ini murni atau rekayasa sekadar mengejar target? Karena seperti info yang sampai ke telinga Khoirul Akbar, SH, setiap bulan, anggota Satnarkoba Polresta Barelang diharuskan mendapatkan minimal 5 tangkapan kasus narkoba. Sebaiknya, para petinggi Polri meninjau ulang targettarget seperti ini. Untuk menghindari terjadinya korban salah tangkap dan rekayasa kasus narkoba. “Saya dengar, setiap bulan minimal mereka harus mendapatkan lima kasus yang sampai ke pengadilan,” ujar pengacara muda ini. Menanggapi hal, Kepala Satuan Narkoba Polresta Barelang, Kompol Boy Herlambang SIK menegaskan kepada wartawan, bahwa penangkapan Yogi adalah sah dan sesuai dengan prosedur hukum. “Penangkapan (Yogi) sudah dilakukan sesuai prosedur,” tegasnya. (sas)
Pulau Bulang dalam Arus Sejarah 1526-1818 Sambungan dari halaman 1 Pertama, sebuah tempat bernama Kampung Bulang yang terletak antara Tanjungunggat dan Kampung Melayu (dalam wilayah kota Tanjungpinang sekarang). Sekitar tahun 1761, Kampung Bulang ini menjadi tempat kediaman Sultan Ahmad bersama puak Melayu yang antara lain terdiri dari Tun Abbas, Temenggung Abdul Jamal beserta tiga anak laki-lakinya (Daeng Celak-Daeng Kecik-Engku Muda) yang masih kecil. Kedua, sebuah tempat yang juga bernama Kampung Bulang terletak di Pulau Penyengat. Dalam Tuhfat al-Nafis, Raja Ali Haji mencatat jejak Temenggung Abdulrahman di kampung ini menjelang ke Singapura membawa Tengku Husin, sang calon Sultan Johor-Singapura, pada tahun 1819. Ketiga, adalah Pulau Bulang yang terletak di selat sempit sekitar perairan sebelah Barat Pulau Batam. Semua bahan sumber lisan dan tertulis tentang asal usul-usul nama Bulang menunjuk kepada nama Bulang sebagai sebuah pulau yang berhampiran dengan Pulau Batam. Dan sumber lisan atau cerita pusaka yang paling populer berkenaan dengan asal usul nama Pulau Bulang, adalah berkaitan dengan kesalahan ucap atau Lapsus Linguae lidah orang-orang Bugis ketika menyebutkan kata Bulan menjadi Bulang. R.J. Wilkinson, dalam kamusnya menyebutkan bahwa toponim atau nama Pulau Bulang berasal perkataan Bulang yang artinya antara lain adalah kain atau sapu tangan yang dililitkan di kepala; kain sarung yang dililitkan di pinggang; destar atau tengkolok yang dilekatkan di kepala seorang bangsawan. Selain menjadi nama pulau, perkataan Bulang ini juga digunakan untuk menyebutkan Batu Bulang, sejenis kristal dari Pulau Bulang yang digunakan sebagai bahan mentah berlian atau intan imitasi. 35 Tahun Sebelum Riau Dibuka Sejumlah bahan sumber sejarah Melayu dan catatan-catatan orang Eropa, menyebutkan bahwa Pulau Bulang pernah memainkan peranan yang cukup
penting dalam perjalanan sejarah di kawasan Selat Melaka. Dalam Sejarah Melayu atau Sulalatus Salatin umpamanya, nama Pulau Bulang dicatat dalam kaitannya serangan-serangan Portugis terhadap pusat pertahanan Sultan Mahmud Syah Melaka yang menyingkir ke Pulau Bintan. Kawasan perkampungan orang-orang Melayu di Pulau ini pernah dibakar habis oleh sayap armada laut Portugis di bawah komando Don Sancho Enriquez yang berkekuatan 25 buah perahu, galley, dan fusta, sebelum menyerang pusat pertahanan Sultan Mahmud Syah Melaka, yang dikenal dengan nama Kopak dan Kota Kara di Pulau Bintan pada pada tahun 1526. Sebuah laporan Portugis juga mencatat, bahwa kawasan pulau Bulang telah terkenal sebagai pelabuhan dagang sejak tiga puluh lima tahun sebelum Laksamana Tun Abdul Abdul Jamil dari Johor diperintahkan oleh Sultan Ibrahim membuka sebuah negeri di Pulau Bintan yang kemudian dikenal sebagai bandar dagang bernama Riau pada tahun 1673. Resende, orang Portugis yang menulis laporan itu, menyebutkan terdapat pelabuhan dagang yang penting berhampiran dengan Selat Singapura: yakni Bulla atau Bulang dekat Pulau Batam. Menurut Resende, pelabuhan ini padat dengan penduduk Melayu dan seringkali dibanjiri oleh sejumlah pedagang dari seluruh rumpun masyarakat dari wilayah selatan pelabuhan itu. Dua ratus tahun kemudian, dengan perubahan seperlunya, perairan di sekitar Teluk Bulang juga tampil memainkan peranan yang sama, seperti pada zaman Resende melaporkan situasi pulau ini pada tahun 1673. Pada tahun 1843 umpamanya, Horsburg menulis, “Teluk Boolang, di pulau Battam, atau Pulo Battam, terletak kirakira 13 atau 14 miles sebelah Tenggara Singapura, menyediakan tempat berlabuh yang aman, dan akhir-akhir ini sering dikunjungi kapal-kapal Amerika; di sini mereka memperoleh barang muatan, dan berdagang dengan Singapura, dalam rangka menghindari biaya tambahan bila langsung pergi ke Singapura, karena Teluk Bulang berada di luar batas wilayah kekuasaan Inggris”.
Wilayah ‘Perentah’ Temenggung Pada zaman pemerintahan Sultan RiauJohor-Pahang yang pertama, Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (1722-1760), Pulau Bulang juga masih menjadi kawasan yang penting dan menjadi tempat perlindungan alamiah strategis menjelang menyingkir ke kawasan tertentu bila terjadi krisis politik di Riau, ibkota Johor di Pulau Bintan. Sekitar tahun 1724, umpamanya, Sultan Sulaiman pernah berada di Pulau Bulang sebelum menyingkir ke Kampar ketika terjadi perselisihan dengan pembesarpembesar Bugis. Menurut Eliza Netscher, hal ini dimungkinkan karena terdapat sebuah benteng kokoh, yang disebut Kota Karang di Pulau Bulang. Dalam perjalanan sejarahnya, Pulau Bulang kemudian menjadi kurnia Sultan Sulaiman kepada keluarga Temenggung sejak 1722. Dan sejak itu pula telah menjadi “markas besar” keluarga Temenggung, cabang kecil dinasti Bendahara yang memerintah RiauLingga-Johor-dan Pahang. Menurut Carl Trocki (1979), selama lebih empat generasi yang dimulai dengan Tun Abbas, Temnggung Tun Abdul Jamal, Engku Muda Raja Muhammad, Pulau Bulang telah menjadi basis penting keluarga Temenggung hingga menjelang Temenggung Abdulrahman pindah ke Singapura 1818. Kedudukan pulau Bulang dalam sejarah Temenggung di Johor-RiauLingga-dan Pahang, barangkali dapatlah disamakan dengan kedudukan dan arti penting pulau Penyengat dalam sejarah keluarga Yang Dipertuan Muda Riau, jika perbandingan ini harus dibuat. Lebih-lebih setelah terjadi pembagian wilayah “kuasa” antara Yang Dipertuan Muda dan Yang Dipertuan Besar RiauJohor-Lingga-dan Pahang pada tahun 1803. Ketika itu, keluarga Temenggung di Pulau Bulang perlahan-lahan telah tumbuh menjadi sebuah “penguasa baru” selain Yang Dipertuan Muda dan Sultan dalam struktur politik kerajaan RiauLingga-Johor-dan Pahang. Pulau Bulang adalah pangkalan wilayah ‘perentah’ Temenggung yang penting sebelum Traktat London 1824. *** Tulisan ini sudah pernah dinaikkan di Harian Tanjungpinang Pos
4
Tanjungpinang SMPN 4 Naik Kelas Jadi SSN
Mulia Wiwin
TANJUNGPINANG (PK) Status SMPN 4 Tanjungpinang meningkat satu level menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN). Sebelumnya, sekolah ini masih berstatus SMP Potensial. Jika tak ada aral melintang, piagam penghargaan akan diserahkan tanggal 2 Mei nanti saat Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Tanjungpinang. Upacara Hardiknas akan dilakukan di Tanjungpinang yang rencananya akan dipimpin Gubernur Kepri, HM Sani. Pada saat ini, semua guru, sekolah, siswa, kepala sekolah berprestasi akan menerima penghargaan yang sama. Kepala Sekolah SMPN 4 Tanjungpinang, Dra Mulia Wiwin MPd, mengatakan, pengusulan menjadi SSN dilakukannya tahun 2011. Setahun sebelumnya yakni saat dia menjabat sebagai kepsek di sana tahun 2010 lalu, dirinya masih membenahi sekolah agar bisa diajukan menjadi SSN. “Ketika saya masuk menjadi kepala sekolah disini, yang pertama saya benahi adalah bagaimana meningkatkan nila akreditasi sekolah. Tahun 2011, nilai akreditasi kita naik dari B menjadi A. Kemudian kita mengusulkan
menjadi sekolah standar nasional. Alhamdullillah, kita sudah diberitahu, sekolah ini menjadi SSN,” ujarnya. Untuk menggapai SSN, ada 8 standar yang harus dipenuhi. Salah satu syarat yang sulit dilakukan adalah kenaikan rata-rata nilai Ujian Nasional (UN). Tiga tahun belakangan ini, nilai UN mereka naik. Tingkat kelulusan juga terus naik. Tahun 2012 lalu, dari 327 siswa Kelas III yang ikut UN, hanya satu orang saja yang tak lulus. “Kalau tahun ini kita targetkan lulus 100 persen,” tambahnya. Delapan standar yang dipenuhi mulai dari nilai akreditasi sekolah, kenaikan nilai rata-rata UN, Managemen Berbasis Sekolah (MBS), ketersediaan tenaga pengajar yang saat ini berjumlah 43 orang (70 persen sudah S1), kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, lapangan olahraga dan lainnya. Saat Penerimaan Siswa Baru (PSB) tahun ajaran 2012/2013 lalu, pihaknya mengurangi jumlah siswa yang diterima. Hal itu untuk menyesuaikan aturan yang ada, dimana satu ruangan belajar hanya diisi 32-36 orang. “Sekarang, jumlah siswa kita tinggal 926 orang. Tahun 2012 lalu sebanyak 1.000 jiwa lebih. Dengan berkurangnya jumlah siswa, satu ruangan hanya diisi 36 orang saja. Ini juga syarat menuju SSN. Yang terpenting adalah, suasana proses belajar mengajar di kelas sudah lebih enak. Guru enak mengajak, siswa juga lebih tenang menerima pelajaran itu. Mutu pendidikan yang lebih bagus, itulah sebenarnya yang kita kejar,” tambahnya.***
SENIN 22 APRIL 2013
Pertambangan Berhenti, Siapa Rugi? TANJUNGPINANG (PK) Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, mengakui berhentinya aktivitas penambangan bauksit di Tanjungpinang menuai pro dan kontra. Di satu sisi, mereka yang selama ini anti dengan pertambangan mendukung aksi penutupan. Tapi, sebaliknya, harapan akan dibuka lagi penambangan datang dari pekerja dan masyarakat yang mendapatkan kompensasi. Menurut Lis, ada dua pilihan yang masih dipertimbangkan. Yakni, apakah tambang ditutup selamanya atau dibuka kembali. Tentu, itu tergantung pada komitmen dari perusahaan tambang. Selama ini, kata Lis, ada perusahaan yang tidak menunjukkan komitmen baik. Contohnya, perusahaan tidak melakukan penghijauan kembali, bahkan ada yang tidak transparan soal pajak. Tak hanya itu, ada juga yang diduga melakukan pengambilan solar subsidi, yang seharusnya tidak untuk pertambangan. “Tutup tambang beberapa hari, solar di Tanjungpinang lancar. Dulu, tambang buka solar sulit dicari. Kita akan bahas, solar dari mana digunakan para perusahaan tambang, apakah solar non subsidi atau subsidi,” papar Lis. Ditegaskan Lis, kepada pengusaha ia minta supaya perusahaan bauksit agar benar-benar menunjukkan komitmen. Komitmen itu, harus transparansi tentang pembayaran pajak ke negara, bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan dan lahan yang sudah ditambang harus dilakukan penghijauan. “Tidak ada alasan kawasan ini
F.DOK
LIS Darmansyah sedang berdiri di lahan bauksit.
mau dijadikan kawasan perumahan atau kawasan industri. Saya bukan alergi dengan tambang dan alergi dengan pembangunan. Saya akan menghambat pembangunan atau menutup selamanya tambang, kalau aturan dan ketentuan yang ada dilanggar,” tegas Lis. Lis mengatakan, bagaimana pun tambang memang merusak ling-
kungan. Hanya, pemerintah harus berhati-hati, bagaimana dampak lingkungan tidak berdampak kepada masyarakat. Untuk itulah, dikatakannya, harus dilakukan penataan lagi terhadap enam perusahaan yang memiliki izin. “Selama ini ada juga penambang liar, tapi menjual bauksit ke perusahaan yang memiliki izin,”
jelasnya. Kompensasi Disetop Aktivitas pertambangan bauksit di Kota Tanjungpinang dihentikan hingga batas waktu yang tak ditentukan. Ratusan warga Dompak Darat dan Dompak Laut yang biasanya menerima dana kompesasi tiap bulannya terpaksa harus gigit
jari. Amiruddin, salah seorang RT di Dompak, mengatakan, 600 kepala keluarga di Dompak khawatir tidak dapat menerima dana kompensasi dari pihak perusahaan pertambangan bauksit yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut. Sejumlah warga yang bekerja di perusahaan terpaksa menganggur. Sebelum dihentikan, dana kompensasi yang diterima dari pihak perusahaan sekitar Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per-KK. Di samping itu, penghasil warga Dompak juga bertambah saat pemuda dan Kepala Rumah Tangga bekerja sebagai pekerja tambang di perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan resmi. Diungkapkannya, kompensasi biasanya diterima setiap tanggal 5 tiap bulan. Kompesasi ini diterima oleh 600 KK lebih. Sejak berhentinya aktivitas pertambangan, Amirudin khawatir warganya tidak menerima kompensasi lagi. Bahkan, warganya juga sebagai besar bakal mengganggur. “Saat dihubungi, pihak perusahaan tak mampu membayar. Pasalnya, aktivitas pertambangan berhenti untuk sementara waktu,” ujar Amiruddin. Hal yang sama diungkapkan Ketua RW Batu 9 Wahid. Kompesasi dari perusahaan pertambangan bauksit diterima oleh 700 KK. Sebagian besar warga tidak paham tentang kebijakan pemerintah menghentikan aktivitas pertambangan bauksit. Jika ada perusahaan yang ada yang belum melengkap administarasi, sebaiknya ditata dan diawasi secara ketat.(TP)
Wakil Wali Kota Himbau Bayar PBB Tepat Waktu
RUMAH Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Kepulauan Riau.
F.DOK
Pelayanan RSUD Kepri Memuaskan TANJUNGPINANG (PK) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang di Batu 8 Atas terus berupaya meningkatkan pelayanan. Salah satu upaya yang dilakukan, yakni membuat survei terhadap pasien untuk menjadi masukan bagi internal rumah sakit. Survei yang dilakukan itu berkaitan dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit, apa sudah memuaskan atau tidak. Intinya, dari survei itu, pasien merasa sudah puas dengan pelayanan yang didapatkannya di rumah sakit pelat merah ini. ”Ternyata pasien merasa puas terhadap pelayanan dokter kepada mereka selaku pasien,” beber dr Sunarto M KES, Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Provinsi Kepri. Dr Sunarto M KES mengatakan, penilaian survei di antaranya soal pelayanan dokter, pelayanan penunjang,fasilitas, kasir, farmasi, dan kondisi saat memasuki RSUD. Pelayanan di tempat
SOSIALISASI
pendaftaran dan pelayanan perawat juga menjadi bagian penting dari isi survei itu. “Kalau memang masih ada pelayanan yang kurang puas, tetap kita benahi perlahan-lahan. Kita sudah melayani pasien yang menggunakan kartu askes dan jamsostek,” tambah dr Sunarto. Sejauh ini, tambah dia, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal. Dijelaskannya, rumah sakit merupakan bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif, mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta sebagai rujukan kesehatan masyarakat. Kepuasan pelanggan tergantung pada kualitas pelayanan yang diberikan.Kini, diterangkannya, di rumah sakit ini juga sudah ada fasilitas pemeriksaan analisa gas darah di laboratorium.***
TANJUNGPINANG (PK) Sebagai upaya penggalian pendapatan melalui penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), Pemerintahan Kota Tanjungpinang mencanangkan pekan panutan pembayaran PBB. Ini berlaku bagi pegawai negeri sipil dan honorer di lingkungan Pemerintahan Kota Tanjungpinang. Pemko juga berharap masyarakat membayar PBB tepat waktu. Bertempat di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Tanjungpinang, Jalan Gatot Subroto Km. 5. Wakil Walikota Tanjungpinang, H. Syahrul, S.Pd membuka secara resmi dimulainya Pencanangan Pekan Panutan Pembayaran PBB 2013 di Kota Tanjungpinang, Selasa (16/04). Syahrul dalam kesempatan itu menyerahkan reward kepada kelurahan terbaik dalam pemungutan pajak Tahun 2012. Acara itu dihadiri oleh Kepala DPPKAD H. Syafrial Evi, Forum Koordinasi Perangkat Daerah (FKPD), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Lurah serta tamu undangan. “PBB merupakan pajak yang dikenakan atas bumi (tanah) dan atau bangunan yang di miliki / di kuasai / di manfaatkan oleh orang pribadi atau badan. Berdasarkan Undag-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan restribusi daerah (UU PDRD), PBB khusus sektor pedesaan dan
perkotaan yang semula dikelola oleh Pemerintah Pusat menjadi pajak daerah,” demikian disampaikan Kepala DPPKAD, Syafrial Evi. Dia mengatakan dengan adanya upaya itu diharapkan PNS dapat meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Selain itu dengan berbagai hak yang diterima PNS, tentu saja PNS sebagai warga negara yang baik dan patuh, akan selalu mentaati aturan yang berlaku dan memenuhi kewajibannya. Salah satunya adalah membayar pajak, khususnya PBB. Dengan kesadaran PNS yang cukup tinggi dalam membayar PBB, maka akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan dan menjadi panutan bagi masyarakat. Wakil Wali Kota Tanjungpinang H. Syahrul, S.Pd menyambut baik terlaksananya kegiatan ini sebagai upaya mengigatkan aparatur negara dan selaku warga negara agar memenuhi kewajiban membayar serta melaporkan pajak bumi dan bangunan. “Pajak ini akan diterima daerah. Dan sudah jelas apabila ditingkatkan, maka dampaknya juga langsung dirasakan masyarakat,” ujar Syahrul. Ia juga berharap partisipasi aktif kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil dan Honorer di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang, selaku Warga Negara yang baik untuk taat pada kewajibannya membayar pajak,
F.DOK
WAKIL WALI KOTA TANJUNGPINANG, SYAHRUL memimpin review PNPM Mandiri Perkotaan.
baik secara pribadi maupun sebagai abdi negara. “Seluruh jajaran Pemerintah Kota Tanjungpinang agar memberikan motivasi dan teladan kepada bawahannya dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan perpajakan ini secara tertib sesuai ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku,” katanya. Hal ini, jelas Syahrul sekaligus melakukan pengawasan terhadap satuan kerja yang keterkaitan dengan kewajibannya sebagai pengelola pajak. Pada kesempatan ini Syahrul juga berpesan kepada para Camat dan Lurah beserta jajarannya, agar
lebih fokus dan berperan aktif menghimbau masyarakat di wilayahnya untuk meningkatkan kesadaran dalam membayar PBB. Pemerintah Kota Tanjungpinang memberikan apresiasi penghargaan dan pemberian reward kepada Kelurahan terbaik dalam pemungutan PBB tahun 2012. Adapun peringkat Pertama diraih oleh Kelurahan Batu 9 Kecamatan Tanjungpinang Kota dengan hadiah uang tunai sebesar Rp8 juta. Peringkat kedua diraih oleh Kelurahan Tanjungpinang Kota Kecamatan Tanjungpinang Kota dengan hadiah uang tunai sebesar Rp6
juta. Dan peringkat ketiga diraih oleh Kelurahan Pinang Kencana Kecamatan Tanjungpinang Timur dengan hadiah Rp4 juta. Masing-masing kelurahan juga menerima hadiah hiburan 1 buah lemari pendingin yang dipersembahkan oleh Bank BTN yang merupakan mitra kerja dari Pemerintah Kota Tanjungpinang. Sebagai pembukaan pencanangan pekan panutan pembayaran PBB bagi PNS dan honorer tahun 2013, Wakil Wali Kota H. Syahrul, S.Pd, secara pribadi membayar tanggungan pajak PBB Tahun 2013, diikuti para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Asisten, serta Staf Ahli.(rls)
5
Pendidikan
SENIN 22 APRIL 2013
Bimbel Talent Point
Discount Belanja Kebutuhan Siswa Zainurni
BIMBEL ini berdiri sejak September 2012 lalu. Meski belum genap setahun pada April 2012, namun bimbel yang berlokasi di Jalan DI Panjaitan KM 9 Komplek Ruko Pinlang Mas Blok B Nomor 8-9 Tanjungpinang Provinsi Kepri ini memiliki peserta didik cukup besar sekitar 500 peserta didik. Daya tarik Talent Point membuat masyarakat sekitar berminat untuk menyekolahkan putra-putrinya di Bimbel ini. Diantara daya tarik tersebut, fasilitas member card. Peserta didik Talent Point akan mendapatkan discount jika berbelanja kebutuhan sekolah di beberapa toko yang bekerja sama dengan Talent Point. Toko tersebut diantaranya Salemba Toko Buku, Toko Baru menjual sepatu, Mocil menjual mainan, Toko Halim menjual seragam sekolah serta Kedai Film Nusantara. Selain fasilitas diatas, peserta Bimbel di Talent Point akan mendapat beasiswa bagi yang berprestasi, penghargaan atau reward bagi siswa yang rajin, bahkan saudara kandung dari siswa Talent Point mendapat gratis uang pendaftaran. Semantara itu bagi siswa yang mengambil lebih dari satu paket pelajaran hanya membayar 1 kali uang pendaftaran. Khusus peserta didik yang ranking 10 besar di sekolah akan menerima potongan uang pendaftaran dan SPP sekolah bulan pertama dan kedua. Pengawas Talent Point, Maria ditemui Sabtu 20 April 2013 menyebutkan Talent Point bekerjasama dengan Grahita Indonesia sebagai Lembaga Psikologi Terapan yang siap melayani, mengajar, memberikan informasi mengenai psikologi anak, memberi bantuan untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara terbaik dan tepat dalam hal menangani peserta didik. Grahita Indonesia memiliki hasil output berakurasi 96 persen serta memiliki hasil psikotest lengkap meliputi IQ atau kecerdasan intelektual, EQ atau kecerdasan emosional/tingkah laku dan SQ atau kecerdasan spiritual. “Talent Point hadir sebagai mitra yang mendampingi orang tua dalam meningkatkan prestasi sekolah serta mengembangkan rasa percaya diri dan kreativitas putra dan putri tercinta melalui berbagai macam program yang tersedia,� papar Maria. Guru Bimbel Matematika Zainurni menambahkan jumlah tenaga pengajar saat ini sekitar 20 orang. Dengan jumlah ruang kelas atau lokal sebanyak 10 ruang kelas dan 2 ruang kelas privat. Alumni FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji jurusan Bahasa Indonesia ini menyebutkan peserta
didik Talent Point berasal dari Kota Tanjungpinang dan sekitarnya. PROGRAM TALENT POINT Bimbel Pra Sekolah A.Kelas Dasar. Program ini diperuntukkan bagi anak yang belum mengenal abjad. Dengan menekankan pada pengenalan angka, abjad, melatih motorik halus serta menumbuhkan minat belajar anak. Waktu yang dialokasikan untuk belajar dalam semingu ada tiga kali, selama 1 jam. B. Kelas Calistung. Materi yang disampaikan berupa membaca, menulis, berhitung, menulis tegak bersambung. Dalam program ini ada dua tingkat. Yakni Calistung I dan Calistung II. Setamat Calistung baik I dan II akan diberikan sertifikat. Sedangkan waktu belajar dalam seminggu ada 3 pertemuan, masing masing berdurasi 1,5 jam.
pelajaran). Materi yang diajarkan sesuai dengan kurikulum KTSP, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, PKN, IPA dan IPS. Selain itu mengarahkan PR dari sekolah. Buku Cetak dan buku tulis dibawa sendiri oleh siswa, dengan alokasi belajar semingu tiga kali pertemuan. Durasi setiap pertemuan 1,5 jam. Dimana dalam 1 kelas diisi 10 siswa.
pertemuan 1,5 jam. Dalam satu ruang kelas diisi 10 siswa.
B. Bimbel All In One (8 pelajaran) Materi pelajaran sesuai dengan buku sekolah masing-masing anak. Bidang studi yang dipelajari Matematika, PKN, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni Budaya, Penjas Orkes, Arab Melayu. Alokasi pembelajaran dalam seminggu 5 kali pertemuan. Dengan durasi setiap
D. Private Materi yang diajarkan sama dengan semi private. Hanya saja dalam pembelajaran 1 ruang kelas diisi 1 siswa.
C. Kelas Persiapan Masuk SD. Program ini bertujuan mempersiapkan anak anak pra sekolah yang sudah mahir membaca untuk masuk SD. Dalam program ini lebih menekankan kepada pemahaman bacaan serta berhitung dan kerapian tulisan. Alokasi belajar dalam seminggu 3 kali pertemuan. Masingmasing berdurasi 1,5 jam. Bimbel SMP Program ini memfokuskan pada mata pelajaran Matematika, membantu mengarahkan Pekerjaan Rumah (PR) dari sekolah. Buku cetak dan buku tulis dibawa sendiri oleh siswa. Alokasi belajar dalam seminggu sebanyak 3 kali pertemuan. Dengan durasi setiap pertemuan 1,5 jam. Mandarin Agar lebih mahir dan menguasai bahasa Mandarin, Bimbel Talent Point membuka dua pilihan yakni level basic dan level conversation. Bimbel SD A. Bimbel Biasa (5 mata
Maria
C. Semi Private (5 mata pelajaran) Materi pelajaran yang diajarkan sesuai kurikulum KTSP yakni Matematika, Bahasa Indonesia, PKN, IPA dan IPS. Untuk program ini dalam 1 ruang kelas hanya diisi 5 siswa.
Menggambar Bagi siswa-siswi yang memiliki bakat menggambar, Talent Point akan memberikan bimbingan bagi siswa tingkat SD dan
SMP. Peserta didik Bimbel menggambar diajar oleh guru yang berpengalaman. Materi yang diajarkan berupa teknik menggambar dan mewarnai serta melukis dengan cat air. Waktu belajar dalam seminggu sebanyak 1 kali pertemuan, dengan durasi 1,5 jam. Bahasa Inggris Terdiri atas 3 sistem yakni system Bimbel menggunakan buku panduan dari sekolah masing-masing murid, termasuk mengerjakan PR dari sekolah. Sistem Kursus dengan menggunakan buku panduan dari Telent Point, berfokus pada tata Bahasa Inggris. Serta system Conversation diutamakan untuk pelajar kelas 4,5,6 SD dan SMP.(Heny)
6
Seni & Budaya
SENIN 22 APRIL 2013
Sultan Mahmud, Bapak Tamadun Melayu MAKA tak mengherankan bila Sultan Mahmud Syah III pada gilirannya mengangkat Raja Ja’afar bin Raja Haji sebagai salah seorang “juru tulis” Wakil Sekretaris di dalam istana Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang. Disamping itu, seorang lagi saudara sepupunya, yakni juga anak Raja Haji yang bernama Raja Ahmad. Dialah yang memulai menulis Tuhfat al-Nafis, yang selanjutnya diselesaikan oleh anaknya, Raja Ali Haji. Sehingga dengan begitu kita pada bagian ini, tidak menguraikan tentang perjalanan asalmuasal bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa percakapan di dalam suatu masyarakat, sehingga bahasa Melayu menjadi bahasa lingua franca Nusantara. Saya hendak mendedahkan sepintas-kilas secara pantas dan patut adanya bahasa Melayu sebagai bahasa yang tumbuh, berkembang dan mendapat pembinaan sebegitu rupa di dalam kawasan Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang (Johor-RiauPahang dan Lingga) dan kawasan-kawasan takluknya. Masa yang kita khususkan di sini, adalah sejak tahun 1787-1812 tatkala pusat kerajaan dimaksud berada di Lingga, dibuka dan dijadikannya Pulau Penyengat sebagai sebuah kota yang lengkap dengan sarana dan prasarananya oleh Yang Dipertuan Besar, Sultan Mahmud Ri’ayat Syah (Sultan Mahmud Syah III). Buah dari perjuangan selama 17871812 tersebut, pada akhirnya menjadikan Lingga dan Pulau Penyengat sebagai pusat tamadun Melayu, khasnya dalam bidang bahasa dan sastra Melayu. Terkait uraian di atas, dapat kita pahamkan pula bahwa, bahasa dan sastra merupakan bagian penting dalam kebudayaan Melayu. Dengan demikian dapat kita maknai juga bahwa kebudayaan tersebut pada semulajadinya sebagai pula jati diri di dalam kawasan Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang serta daerah-daerah takluknya. Kerajaan Melayu ini, berkait erat pula dengan kerajaan-kerajaan Melayu di Pulau Sumatera, sejak abad ke-7 dan sehingga abad ke-11. Pada akhirnya, Kerajaan Melayu RiauLingga-Johor dan Pahang sudah dikenal luas sejak Kerajaan Bintan yang berpusat di Pulau Bintan (1150-1158) dan di Temasik/Singapura (1159-1384). Selanjutnya berpusat di Malaka (13841511), berlanjut lagi ke Bintan, ke Kampar dan ke Johor (1511-1673). Sejak tahun 1673, berpusat di Ulu Sungai Carang, Pulau Bintan—yang kawasannya sangat luas, meliputi kawasan beberapa tempat di Sungai Siak dan Sungai Kampar sampai ke Pulau Tujuh atau Natuna, mulai dari Trengganu sampai ke Bangka. (Lihat Hasan Junus: Raja Haji Fisabilillah Hannibal dari Riau, 2000). Sungai Carang itu, kemudian dikenal sebagai Ulu Riau. (Lihat Haji Buyong Adil: Sejarah Johor, 1971). Kerajaan Melayu yang besar dan luas itu, akhirnya mengukuhkan pusat pemerintahannya di Ulu Sungai Carang atau Sungai Riau, sejak Tengku Sulaiman dilantik menjadi Sultan Kerajaan Melayu Riau-LinggaJohor dan Pahang (4 Oktober 1722 M), yang bergelar Sultan/ Yang Dipertuan Besar Sulaiman Badrul Alam Syah. Menyusul wafatnya Sultan Sulaiman (1760), maka dilanjutkan oleh anaknya Sultan Abdul Jalil Muazam Syah (1760-1761), yang tidak berumur panjang, wafat, sehingga digantikan oleh anaknya yang masih usia kanak-anak sekitar sembilan tahun yakni Raja Ahmad dengan gelar Sultan Ahmad Ri’ayat Syah (1761), tetapi usianya tidak panjang, mangkat dalam tahun itu juga. Maka digantikan oleh adiknya yang bernama Raja Mahmud yang bergelar Sultan/ Yang Dipertuan Besar Mahmud Ri’ayat Syah (selalu disebut juga sebagai Sultan Mahmud Syah III). (Haji Buyong Adil, 1971). Syahdan, ketika Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang serta daerah-daerah takluknya, dibawah Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Riayat Syah, kerajaan ini mencapai puncak kejayaan, baik dalam ketahanan (kedaulatan), kebudayaan, agama, ilmu pengetahuan, sosial dan ekonomi (kemakmuran dan kesejahteraan). Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Ri’ayat Syah adalah Raja atau Sultan Melayu yang kawasannya sangat luas, yang telah meletakkan dasar di Lingga sebagai pusat pengembangan agama dan tamadun Melayu, khususnya dalam bidang bahasa dan sastra. Dari Lingga, beliau kemudian membuka dan menetapkan Pulau Penyengat sebagai bagian
(Bagian terakhir dari 2 tulisan) pusat pemerintahan Kerajaan Melayu dan sebagai pusat pengembangan kebudayaan Melayu, khasnya bahasa dan sastra. Tersebab jasanyalah, Kerajaan Riau dikenal sebagai tempat asal-muasal bahasa Indonesia yang tanah airnya adalah Pulau Penyengat. Di pulau itulah, lahir Bapak/Pahlawan Nasional Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia, Raja Ali Haji dengan karyanya di bidang bahasa: Bustanun Katibin (1857) dan Kitab Pengetahuan Bahasa (1858) serta Gurindam Dua Belas (1847). Sultan Mahmud semasa menjadi Yang Dipertuan Besar, dibantu oleh Yang Dipertuan Muda Riau III Daeng Kamboja (1745-1777), Yang Dipertuan Muda Riau IV Raja Haji (1777-1784), Yang Dipertuan Muda Riau V Raja Ali (1784-1806) dan Yang Dipertuan Muda Riau VI Raja Jaafar (meninggal dunia tahun 1831). Kejayaan dan kebesaran Kerajaan Melayu Riau-Lingga-Johor dan Pahang semasa dipimpin oleh Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Riayat Syah (Sultan Mahmud Syah III) sejak tahun 1671—beliau wafat di Lingga pada 12 Januari 1812 (dibaca satu dua satu satu delapan satu dua: mistik!)—sehingga era sekarang, baik di Indonesia, maupun Malayasia dan kawasan ASEAN lainnya— menurut pengamatan saya—masih lagi dicari tokoh Melayu sehebat beliau. Meski demikian, di lain pihak, kita patut merasa bangga dan bersyukur, karena sekitar 1 (satu) abad kemudian, di belahan lain di Nusantara, lahir “Putra Fajar”, ianya bernama Soekarno (lahir 6 Juni 1901)—yang dikenal dengan nama Bung Karno. Ia adalah Pahlawan Proklamator bersama Bung Hatta, dan sekaligus sebagai pahlawan nasional. Ini bermakna, bahwa beliau sebagai Bapak Pejuang dan Pendiri bangsa dan negara Indonesia dan bahkan memberi andil besar bagi berdiri dan merdekanya beberapa negara di Asia-Afrika! Senaraian di atas, pada intinya sebagai menjelaskan betapa banyak dan luasnya apaapa yang sudah menjadi pangkal-tolak, lantai pijak bagi Haji
Abdul Malik di dalam merayau-rayau wawasan intelektualnya, estetiknya sehingga mewujudkan tulisan yang begitu beragam, tersergam dan sanggam! Kemampuannya mengungkai dan menguraikan yang kecil-kecil menjadi manfaat dan faedah yang besar, menempatkan karya tulisanya perlu dicari, dimiliki dan dibaca. Kesemuanya bernas! Hal tak kalah penting, Abdul Malik telah memberi tahu secara tidak langsung kepada kita bahwa sebenarnya ia telah menjadi penugung-sambung tiada terputus dengan jasabudi Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Riayat Syah, sehingga lahirlah penulis Raja Ahmad, Engku Puteri Raja Hamidah, Raja Ali Haji, Haji Ibrahim Orang Kaya Riau dan lainlain sehingga sampai kepada nama-nama termuda dewasa ini, Tiara Ayu Karmita (lahir 26 September 1999). Dan, kiranya saya tak salah mengatakan bahwa di rantau Melayu ini Abdul Malik adalah termasuk yang produktif melahirkan karya tulis. Dari Sultan Mahmud bagi Bangsa Kembali kepada pengabdian Sultan Mahmud bagi bangsa. Di atas sudah dijelaskan tentang wujudnya Pulau Penyengat di samping Lingga sebagai sebuah kota dan tamadun Melayu, nyatalah sudah sebagai yang takkan terbantahkan, adalah jerih-payah, jasa-jasa yang dibuat oleh Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Ri’ayat Syah (Sultan Mahmud Syah III). Hasan Junus dalam bukunya Engku Puteri Raja Hamidah Pemegang Regalia Kerajaan Riau, menjelaskan panjang lebar tentang dimulai dan dijadikannya Pulau Penyengat sebagai sebuah kota Melayu, sebagaimana sumber tertulis yang dipandang paling tua, yakni Tuhfat al-Nafis (Raja Ahmad & Raja Ali Haji, 1865) dan Elisa Nettscher dalam bukunya De Nederlanders in Djohor en Siak 1602 tot 1865 Historische Beschrijving (Bruining & Wijt, Batavia, 1870). Pulau Penyengat, menurut Hasan Junus, dinamakan Pulau Penyengat Indera Sakti,
OLEH: Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Kadir Ibrahim, akrab disapa Akib. Sastrawan Provinsi Kepulauan Riau ini telah menghasilkan banyak karya yang dimuat di berbagai media massa. Bermastautin di Kota Tanjungpinang.
yang dalam cerita-pusaka sebagai pulau emaskawin atau mahar yang diberikan oleh Sultan Mahmud — Marhum Besar — Marhum Masjid kepada Engku Puteri Raja Hamidah binti Raja Haji Fisabilillah. Pulau ini, menurut Tuhfat al-Nafis, pada mulanya ialah sebuah pulau yang berfungsi sebagai kubu atau benteng yang dipakai dalam Perang Riau (oleh Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Riayat Syah dan Yang Dipertuan Muda Riau IV Raja Haji) melawan VOC/ Belanda. Baru pada awal abad ke-19 pulau itu menjadi tempat tinggal, yaitu setelah kepemilikannya diserahkan kepada Engku Puteri dan kemudian menjadi tempat kedudukan resmi atau pusat pemerintahan Yang Dipertuan Muda. Hasan Junus mengutip Tuhfat alNafis, yang mencatat tentang pembukaan Pulau Penyengat, sehingga menjadi sebuah kota dan bagian dari pusat
Pemerintahan Kerajaan Melayu Riau-LinggaJohor dan Pahang, yang jelas sekali dilakukan oleh Yang Dipertuan Besar, Sultan Mahmud Ri’ayat Syah. Syahdan adapun Baginda Sultan Mahmud apabila sudah paduka anakda baginda itu keduanya balik masing-masing ke negerinya, maka baginda pun menyuruh Punggawa Bakak menebas Pulau Penyengat Indera Sakti itu cucikan karena Punggawa Bakak itu dia memang duduk di Penyengat itu ada empat lima buah rumah. Maka dikerjakan oleh Punggawa Bakak itu seperti titah baginda itu. Maka telah cuci Pulau Penyengat itu ditebas, maka baginda pun berbuatlah istana dan kota-paritnya dengan masjid balairungnya. Adalah yang memerintahkan segala pekerjaan itu ialah Encik Kaluk bin Encik Suluh peranakan Bugis. Maka tiada berapa antaranya selesailah pekerjaan itu. Maka apabila selesai Pulau Penyengtat itu jadi negeri tempat kerajaan maka baginda pun memindahkan paduka adinda Engku Puteri Raja Hamidah isterinya, ke istana Pulau Penyengat dengan orang baikbaiknya dan anak raja-raja serta ianya. Syahdan kata sahibul hikayat sekali peristiwa pada suatu masa maka bertitahlah baginda Sultan Mahmud kepada paduka adinda Engku Puteri di hadapan beberapa anak raja-raja seperti Raja Mahmud putera Tengku Panglima Besar putera baginda Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, demikianlah bunyi titahnya:
“Sekarang Raja Hamidah, adalah sahaya membuat Pulau Penyengat ini dijadikan segeri sudah cukup dengan istananya serta dengan kota-paritnya. Maka Raja Hamidah lah yang sahaya buatkan jadi miliklah kepada Raja Hamidah. Syahdan lagi daripada fasal negeri Riau ini daripada hasil-hasil dan lainnya, yaitu jadi milik makanan Raja Hamidah adikberadik, yaitu segala anak-anak Raja Haji alMarhum Fisabilillah. Maka tiadalah saya campur lagi barang suatunya. Adapun negeri Lingga maka yaitu bahagian Si Komeng yaitu Putera (Raja Jumaat) Tengku Abdul alRahman, dan janganlah Raja Hamidah adikberadik campur lagi daripada pihak hasilhasilnya dan kharajatnya.” Syahdan kata ahli al-rawi inilah—sebermula jatuh pekerjaan ini di dalam tahun Hijrat sanat 1218 pada tahun Jim yaitu pada dua hari bulan Zulkaedah hari Sabtu, sudah lepas membuat istana adanya”. (2002:10-12). Dengan demikian, menjadi pahamlah kita, bahwa Yang Dipertuan Besar, Sultan Mahmud Ri’ayat Syah (Sultan Mahmud Syah III), telah membangun Lingga dan Pulau Penyengat Indera Sakti sebagai sebuah pusat penting dalam Kerajaan Melayu Riau-LinggaJohor dan Pahang, sehingga kedua kawasan itu, utamanya Pulau Penyengat menjadi pusat tamadun Melayu dengan ciri khasnya adalah dalam bidang bahasa dan sastra Melayu. Maka tak usah heran, bila dunia tulismenulis, pemartabatan bahasa Melayu sehingga menjadi bahasa bagi pergaulan suku-bangsa di Nusantara dan juga kelak dipilih oleh Belanda menjadi bahasa di sekolah-sekolah pribumi. Juga amatlah logis, dan nyatalah adanya, kenapa bahasa Melayu yang dibina di Kerajaan Melayu Riau-LinggaJohor dan Pahang dengan pusat pemerintahan di Lingga dan Pulau Penyengat itu, kemudian menjadi bahasa Indonesia. Suatu yang pasti, dunia tulis-menulis yang sudah dibuka lamannya oleh Sultan Mahmud Syah III dan wujud di atas kertas sudah dirintis antara lain oleh tokohnya, Raja Ahmad bin Raja Haji semasa di Ulu Riau dan Lingga. Puncak kejayaan kepenulisan itu yang dikenal dengan tamadun Melayu pun wujud di Pulau Penyengat. Tokohnya antara lain, Raja Ali Haji, dan Orang Kaya Riau Haji Ibrahim dan di tanah yang lain dalam kerajaan ini Johor-Singapura ada nama Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Maka menjadi jelaslah, bahwa jasa Sultan Mahmud terhadap pertumbuhkembangan dan pembinaan bahasa-sastra Melayu tiada terbilang. Berkat perjuangannyalah sehingga di kawasan kerajaan ini lahir penulis-penulis besar yang antara lain Raja Ali Haji dengan karya agung dan menumental di bidang bahasa-sastra yakni Gurindam Dua Belas, Bustanul Katibin dan Kitab Pengetahuan Bahasa. Pada akhirnya bahasa Melayu yang mulai dibina di Lingga dan puncak pembinaannya di Pulau Penyengat oleh Raja Ali Haji, sehingga bahasa Melayu Riau—Kepulauan Riau, dan Riau sekarang sekarang beberapa provinsi lainnya—dipilih dan ditetapkan menjadi bahasa pengantar, lingua franca di Nusantara. Pada akhirnya, 28 Oktober 1928 bahasa Melayu itupun ditetapkan atau berubah nama, dengan nama baru, yakni bahasa Indonesia! Maka, jadilah bangsa Indonesia mengenal bahasa persatuan dan kebangsaannya bernama bahasa Indonesia. Dan, pada tahun 2004, setelah menerima usulan Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang diteruskan oleh Menteri Sosial RI dan melalui penilaian oleh tim pahlawan nasional, maka Presiden Republik Indonesia mengangkat Raja Ali Haji menjadi Pahlawan Nasional dalam bidang bahasa, atas jasa dan perjuangannya melakukan pemurnian bahasa Melayu Riau menjadi bahasa Indonesia. Tentang bahasa Melayu dalam Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang, yang semula
mendapat pembinaan di Lingga, dan berlanjut dan berpusat di Pulau Penyengat, ada baiknya kita pertegas. Dalam kaitan ini kita sebatikan dengan satu pendapat saja, di antara banyaknya pendapat yang oleh dibaca dan dipahami. Pendapat yang dimaksudkan di sini, adalah pendapat Prof Dr Abdul Hadi WM. Dalam tulisannya, “Raja Ali Haji: Ulil Albab di Persimpangan Zaman”, antara lain menjelaskan tentang bagaimana upaya-upaya nyata yang dilakukan oleh Sultan Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang, Sultan Mahmud Ri’ayat Syah, dalam memulai dan mentradisikan pembinaan bahasa Melayu. Sehingga, Raja Ali Haji hadir dalam tradisi itu. Dalam perkembangan bahasa dan sastra Indonesia modern, jelas sekali pengaruh Raja Ali Haji. Beliau telah berupaya dalam memelihara dan mengembangkan kembali bahasa dan sastra Melayu yang mulai merosot pada akhir abad ke-18, mempunyai dampak yang tidak sedikit bagi perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia. Bahasa Melayu yang digunakan penulis-penulis Betawi abad ke-19 seperti Mohammad Bakir dan Ahmad Beramka, adalah lanjutan bahasa Melayu yang dikembangkan Raja Ali Haji dan pengarangpengarang Riau abad ke-19. Lebih lanjut ditegaskan Abdul Hadi, bahasa Indonesia/Melayu yang dipergunakan pengarang-pengarang 1920-1930-an seperti Merari Siregar (Azab dan Sengsara), Marah Rusli (Siti Nurbaya), Abdul Muis (Salah Asuhan), Muhammad Yamin, Muhammad Hatta, Sanusi Pane, Amir Hamzah dan Hamka adalah bahasa Indonesia lanjutan bahasa Melayu yang digunakan Raja Ali Haji dan Hamzah Fansuri, bukan lanjutan bahasa Melayu Pasar seperti digembar-gemborkan oleh Pramoedya Anata Toer. Raja Ali Haji bukan sekedar produk dari zamannya, tetapi adalah hati nurani dan suri tauladan utama bagi bangsanya. Di samping Raja Ali Haji—sebelumnya— dalam tahun 1997, Raja Haji yang menjadi Yang Dipertuan Muda Riau IV, yang ditugas oleh Sultan Mahmud Riayat Syah untuk menjadi pimpinan perang melawan Belanda di laut Tanjungpinang dan Teluk Ketapang Melaka, dalam tahun 1784, yang diangkat oleh Presiden RI menjadi Pahlawan Nasional. Namun perlu dipahami dan dimaknai benar, bahwa Belanda dengan tegas dan terangterangan mengatakan, sesungguhnya tokoh di sebalik perperangan antara Kerajaan RiauLingga-Johor dan Pahang di lapangan, sebagai pelaku utama yang bertanggung jawab sepenuhnya, adalah Yang Dipertuan Besar Sultan Mahmud Ri’ayat Syah (Sultan Mahmud Syah III). Dan pahamlah kita, bagaimana kedudukannya dalam perang itu dan di mata Belanda. Sehingga dengan segala perjuangan dan jasa-jasanya yang besar, luar biasa dan monumental serta menjadi tauladan dan spirit bagi anak bangsa dari masa ke masa, maka patutlah adanya beliau diangkat oleh Presiden Republik Indonesia menjadi pahlawan nasional dari Kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang, yang sejak Indonesia merdeka sebagian wilayahnya menjadi Provinsi Riau dan dalam tahun 2004 dimekarkan lagi menjadi Provinsi Kepulauan Riau, sehingga kawasan Melayu Riau-Lingga itu, kini sebagai Riau dan Kepulauan Riau! Simpai Kalam Sultan Mahmud Ri’ayat Syah sudah mewariskan kebudayaan, peradaban, tamadun Melayu yang nyatalah manfaat dan faedahnya bagi bangsa Indonesia, dan Malaysia, yang mungkin juga Singapura. Baginda adalah Bapak Tamadun Melayu, Pahlawan Nasional dari Kepulauan Riau. Nama besarnya patut diabadikan untuk nama pusat Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, yakni “Kawasan Sultan Mahmud Ri’ayat Syah, Pulau Dompak, Tanjungpinang”. Dalam dunia aksara telah diwarisi dan diwariskan oleh Raja Ali Haji dan pengarangpengarang selepasnya. Sehingga kini pewaris itu, ianya bernama Haji Abdul Malik. Karyanya sudah beberapa diterbitkan, hadir di tengah khalayak ramai utamanya pembacara sehingga pengabdiannya sebagai pengarang sudahlah menjulang dan bolehlah dibilangkan nama. Kalam adalah alat sejati manusia bagi menerajui bahtera dunia mewujudkan kebudayaan dan peradaban. Sekaligus sebagai alat mengambil bekal untuk kematian dan kekal abadi dalam kebahagiaan dan kemuliaan di sisi Tuhan, Allah SWT. Tahniah! Maka, ketika sesiapa tiada menulis, sahdan habislah ianya!***
Kuaci Emak, Kuaci Berkah (Habis) Untuk Emak...
FAKHRIYANSYAH Lahir di Tanjungpinang, 05 Mei 1991. Saat ini sebagai Mahasiswa semester 8 di Prodi Bahasa Indonesia FKIP UMRAH dan bekerja sebagai Pengelola Perpustakaan SMP Negeri 5 Tanjungpinang. Kegemarannya dalam menulis puisi dan cerita pendek bermula dari SMP. Dan beberapa karyanya dipublikasikan di berbagai media cetak lokal maupun nasional seperti Batam Pos, Haluan Kepri, Koran Peduli, Tanjungpinang Pos, Putra Kelana dan Republika. Kebanyakan puisi dan cerpen yang dibuatnya selalu berlatarkan kehidupan sehari-hari di Kota Tanjungpinang. Kini, dengan hobbynya yang menulis puisi, Fakhri telah menelurkan sebuah buku kumpulan puisi yang ditulisnya dengan tajuk “Kita dalam Kata” dan puisinya juga termasuk dalam buku antologi puisi “Sayap-Sayap Bening” yang ditulis oleh sastrawan muda Kepri. Fakhri juga aktif dalam kegiatan sosial dan budaya, antara lain sebagai Sekretaris Majelis Anak Negeri Tanjungpinang (MANTAP), Koordinator bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Melayu di Ikatan Pustakawan Indonesia Kota Tanjungpinang, Penggiat Sastra, Seni dan Budaya Kota Tanjungpinang, Sekretaris Masjid Ar Rahim Teluk Keriting dan Ketua Ikatan Remaja Masjid Ar Rahim Teluk Keriting.
Mak... Dalam diri ini mengalir darah Yang kau berikan kepadaku Sewaktu aku masih dalam timangan Dalam nafas ini Tersimpan sebuah harapan Dan mimpi yang engkau sampaikan Semasa aku dalam belaian Mak... Aku sadar bahwa dalam detak jantung ini Ada guratan kasih dan sayang Saat kau dodoikan aku Dikala lelap malam Kuaci kasih, kuaci cinta Yang kau derukan setiap malam Membuat aku semakin kuat Akan memacu diri ke arah yang lebih baik Mak... Kuaci berkah itu kini berubah menjadi indah Dalam setiap doa yang kita sembahkan Dan kita pinta dalam setiap simpai kata Serta kalam yang kita lantunkan kepadaNya
Mak... Aku sadar bahwa keringat yang bercucuran Dalam lelah yang terus menerus ditempa olehmu Membuahkan hasil permata dari bulir-bulir keringatmu Walau aku selalu dicaci maki Dan dicemooh oleh teman-temanku Bahwa aku “anak kuaci” Tapi aku bahagia dengan kuaci Aku berprestasi Aku berjaya melawan segala kesedihan Walau aku bukanlah anak emas Tapi aku intan permata buah hati emak Yang amat kusayang Mak... Kuaci emak, kuaci berkah Rezeki yang datangnya dari Allah Membuat diri ini tak berhenti bersyukur Mak... Tak dapat aku memberi emas Permata dan berlian Sebagai tanda kasih dan membalas segenap Kasih sayang dan pengorbananmu Hanyalah sebuah kebahagiaan Yang terus aku berikan kepadamu
Kasih emak tidak terbalas Kasih sayang yang terus berjalan Hingga akhir masa Membaca puisi yang dituliskan oleh Rita, air mata terus menetes dari Mak Odah. Untaian makna yang terus manis dalam setiap kata, benar-benar membuat hati Mak Odah terenyuh dan semakin larut dalam kata penuh makna yag digores melalui cinta dan kasih sayang anak semata wayang yang jauh dirantauan. Rita memang berbeda dengan anak-anak lainnya. Meski puas dicemooh sebagai “anak kuaci” kini ia sudah menunjukkan bahwa ia akan menjadi orang hebat meski ibunya berjualan dan bekerja serabutan demi kelangsungan hidup serta membangun keberhasilan anaknya. Kuaci emak, kuaci berkah... Pergi keladang mengambil nira Jangan lupa membawa sangkur Berkah Allah tidak terkira Wajib hukumnya kita bersyukur *** Lima tahun berlalu tak terasa, kini Rita menjadi pimpinan di sebuah sekolah yang didirikan oleh Bu Maya bersama Yayasan Selendang Delima yang diberi nama Sekolah
Seruni semakin maju dan menjadi salah satu sekolah unggulan di kota ini. Dan warung makan Mak Odah pun semakin laris manis yang kini menjadi sebuah rumah makan khas Melayu yang diberi nama Rumah Makan Engku Puteri semakin menjadi tujuan masyarakat untuk menikmati pelbagai juadah Melayu. Berawal dari kegigihan dan keikhlasan, kehidupan di muka bumi ini akan menjadi berkah. Selain itu juga hidup harus lebih banyak bersyukur dengan segenap keberkahan dan rezeki yang diberikanNya. “Alhamdulillah, ini berkah dari Allah untuk kite nak... jangan sampai keberkahan ini dan rezeki ini kite salah gunekan, kite tak lagi jadi insan yang bersyukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan oleh Allah untuk kite,” ujar Mak odah. “Iye mak, ini pun atas segenap kerje keras dan keikhlasan kite dalam melakukan segale hal yang pernah kite lakukan dulu sewaktu kite masih dalam kondisi sulit. Dan Alhamdulillah, berkat bantuan dan ketulusan dari Bu Maya dan Yayasan Selendang Delima, kite menjadi seperti ini. Ini adalah amanah yang harus kite pegang teguh, semoge Allah memberikan kemudahan bagi kite menjalaninye,” lanjut Rita. “Amin,” ucap Mak Odah. (habis)
Redaksi menerima kiriman naskah baik berupa essei, catatan kebudayaan ataupun laporan yang berkenaan dengan seni dan budaya. Kirimkan tulisan ke Email : redaksi@kepribangkit.com
7
Tekno
SENIN 22 APRIL 2013
FLIR, Teknologi Canggih Pelacak Bomber Boston BOSTON - Foto dramatis menunjukkan suhu tubuh tersangka kedua bom Boston, Amerika Serikat (AS). Pemindaian suhu tubuh itu yang membuat Dzhokhar Tsarnaev tertangkap oleh pihak berwenang Boston. Foto yang dirilis oleh pihak Kepolisian Boston itu menunjukkan bagaimana sebuah alat pemindai yang canggih membantu polisi melacak keberadaan pemuda berusia 19 tahun itu. Dzhokhar tertangkap tengah bersembunyi di perahu milik seorang warga bernama David Henneberry. Henneberry menelpon pihak polisi setelah melihat darah dan mengira ada sebuah badan berada di balik terpal kapalnya. Saat itu, kapal milik Henneberry berada di halaman belakang rumahnya. Seperti layaknya di film-film Hollywood, polisi menggunakan helikopter untuk mencari Dzhokhar Tsarnaev. Menggunakan alat pemindai suhu tubuh, polisi berhasil melacak keberadaan pelaku pengeboman lomba lari Boston, Senin 15 April lalu. Tsarnaev pun ditemukan dalam keadaan hidup. "Helikopter kami berhasil mendeteksi subyek (Dzhokhar Tsarnaev) tengah bersembunyi di kapal. Helikopter kami memiliki alat yang disebut FLIR (forward-looking infrared device), untuk mendeteksi keberadaannya," ujar Kepala polisi Massachusetts Kolonel Timothy Alben, seperti dikutip NBC, Minggu (21/4/2013). Helikopter itu terus memonitor tubuh yang berada di kapal tersebut lebih dari satu jam, sebelum akhirnya polisi bergerak dan menangkap Dzhokhar Tsarnaev. Hingga saat ini, Tsarnaev masih terus dijaga ketat di rumah sakit untuk menyembuhkan luka yang dideritanya. "Saya harap dia (Tsarnaev) bisa selamat, karena kami pula jutaan pertanyaan yang harus dijawabnya," ucap Gubernur Massachusetts Deval Patrick. Pemindai suhu tubuh bisa mendeteksi sumber panas dari tubuh ataupun dari bentuk lainnya yang berasal di dalam rumah, kendaraan atau dalam kasus ini sebuah perahu. Karena panas sifatnya dalam dipindai melewati tembok. (net)
Google Siap Miliki Bandar Udara
CALIFORNIA - Saking pentingnya peran Google saat ini, mereka bakal punya bandara udara sendiri. Seperti apa? Seperti dikutip dari Engadget, nampaknya untuk ke depan Google bisa memarkirkan sejumlah pesawat milik mereka, dari yang sebelumnya di lapangan Moffett, Mountain View, California, ke bandar udara Mineta San Jose International Airport, California.
Hal tersebut dapat terealisir setelah Signature Flight Support yang diajukan Google untuk membangun sebuah fasilitas di bagian barat bandara Mineta San Jose International Airport disetujui Dewan Kota. Sebelumnya Google berencana merenovasi hanggar Hanger One yang mereka sewa di Moffett Filed, Mountain View, namun ditolak oleh pihak federal. (net)
Inilah Lensa Zoom "Bukaan" Terbesar LENSA zoom dengan bukaan (aperture) konstan untuk kamera SLR umumnya hanya memiliki bukaan maksimal f/2.8. Jika ingin lebih lebar dari itu, pilihan satusatunya adalah berailh ke lensa prime (fixed). Kini tidak lagi, Sigma, salah satu pihak ketiga yang memproduksi lensa untuk kamera dari merk-merk terkenal, memperkenalkan lensa zoom pertama dengan constant aperture selebar f/1.8. Nama lengkap lensa ini adalah Sigma 18-35mm f/1.8 DC HSM. Dua huruf "DC" menandakan bahwa
lensa dengan rentang zoom 2x ini didesain khusus untuk kamera DSLR dengan sensor APS-C dan tidak bisa dipakai pada kamera fullframe. Rentang focal length 18-35mm pada lensa ini setara dengan 2752,5mm pada kamera full-frame. Ini mencakup tiga focal length populer pada lensa prime, yaitu 28mm, 35mm, dan 50mm. Adapun "HSM" menandakan bahwa lensa yang bersangkutan dilengkapi motor "hipersonik" besutan Sigma yang memungkinkan AF lebih gesit dibanding motor
konvensional. Lensa ini adalah anggota dari lini "Art" produk-produk baru Sigma. Dua lini lensa lainnya adalah "Contemporary" dan "Sports". Sejauh ini, Sigma diketahui bakal menyediakan lensa ini dalam dua versi mounting, yaitu untuk Nikon dan Canon. Seperti jajaran lensa-lensa baru lainnya dari Sigma, lensa ini juga kompatibel dengan software Optimization Pro yang memungkinkan pengguna mengatur presisi fokus dan beberapa tweaking lainnya dari komputer. (net)
Ini Dia Sosok Paling Berpengaruh dari Jagat Teknologi
Film Parodi Steve Jobs Gratis di Internet CALIFORNIA-Film parodi mengenai biografi pendiri Apple, Steve Jobs, resmi ditayangkan di internet, Gratis. Awalnya film berjudul iSteve ini hendak ditayangkan pihak pembuatnya, Funny or Die, pada 15 April 2013. Namun karena ada tragedi pemboman di Boston,
AS, maka penayangan film berdurasi sekitar 78 menit itu, ditayangkan 17 April 2013 kemarin. Dilansir Mashable,proses syuting dari film iSteve ini hanya berlangsung lima kali dan naskah cerita ditulis hanya dalam waktu tiga hari saja.
Dalam film ini aktor Justin Long berperan sebagai Steve Jobs, sementara Jorge Garcia berperan sebagai Steve Wozniak. Penasaran seperti apa versi parodi dari biografi Steve Jobs? Saksikan saja langsung iSteve di situs resmi Funny or Die di sini: http:// FunnyOrDie.com/m/7x95 (net)
JAKARTA - Sejumlah petinggi teknologi masuk dalam daftar 100 orang berpengaruh di dunia versi majalah Time. Siapa saja mereka? Tiap tahun, majalah kenamaan ini memang menyusun daftar orangorang yang dinilai memiliki pengaruh besar. Nah, untuk tahun ini dari ranah teknologi terdapat petinggi Apple, Jonathan Ive, COO Facebook Sheryl Sandberg hingga CEO Yahoo Marissa Mayer. CEO Samsung Oh-Hyun Kwon tak ketinggalan masuk dalam daftar. Dikutip dari SlashGear, Jumat (19/4/ 2013), masing-masing dari 100 orang ditampilkan dengan essay pendek tentang alasan kenapa orang tersebut berhak menerima penghargaan itu. Adapun essay yang dimaksud ditulis oleh orang yang dekat dengan
mereka. Essay milik Ive misalnya, dituliskan oleh vokalis band U2, Bono, sedang essay Mayer ditulis oleh Eric Schmidt. Untuk essay Oh Hyun Kwon sendiri ditulis oleh John Sculley yang merupakan mantan CEO Apple. Simak apa kata Sculley tentang sosok orang penting Samsung itu. "Prinsip Kwon yang pertama tentang kepemimpinan sangat sederhana dan jelas. Ponsel Galaxy memiliki signature design: besar, cantik, layar HD". Tak luput Sculley juga memuji iklan Samsung yang hanya bisa disetarakan dengan Apple. Masih banyak lagi nama-nama yang lekat di ranah teknologi yang juga masuk dalam daftar yang bisa ditilik di tautan ini. (net)
Awas, Malware Bertebaran di Situs Porno SEBUAH studi memaparkan bahwa menjelajahi sejumlah situs porno populer ternyata menimbulkan risiko keamanan. Pasalnya, iklaniklan yang ada di situs-situs tersebut ternyata bisa memasang file berbahaya atau malware tanpa sepengetahuan pengguna. Dilansir dari BBC, Kamis (11/4/ 2014), penelitian yang dilakukan oleh Conrad Longmore menemukan, ada dua situs porno populer yang menimbulkan risiko keamanan online yakni xhamster dan pornhub. Saat ini menurut Longmore, para penjahat cyber
banyak yang mulai beralih ke perangkat mobile. "Kami menyebut iklan berbahaya itu 'malvertising'. Cara iklan dibeli dan dijual pada seluruh website sangat rumit karena iklan lebih mudah dikemas ulang dan dijual kembali sehingga sulit untuk mengetahui asal iklan tersebut tersebut dan penjahat di belakangnya berusaha keras untuk menyamarkan apa yang mereka lakukan," jelas Longmore. Longmore pun menyusun rincian bahaya iklan di situs-situs porno
menggunakan layanan rekomendasi diagnostik Google yang secara berkala menganalisis website untuk konten-konten berbahaya. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa situs xhamster memiliki 1.067 malvertising selama 90 hari terakhir. Berdasarkan data Alexa, xhamster menduduki posisi 46 situs terpopuler di internet. Sedangkan situs pornhub diketahui memiliki iklan berbahaya di 12,7 persen lamannya. "Tampaknya tibatiba telah terjadi peningkatan malware di situs populer, terutama pada beberapa pekan ini," tutur
Longmore. Dituturkan Longmore, banyak pengguna yang takut melaporkan telah menjadi korban malvertising. "Sebagian dari masalah ini karena porno adalah subjek tabu. Tapi kenyataannya, ada banyak di antaranya merupakan situs populer yang temasuk 100 situs populer global. Sehingga ini merupakan isu yang sangat besar. Operator situs harus melaporkan dengan cepat mekanisme situs-situs mereka dengan menandai iklan buruk dan jaringan iklan juga harus bertanggung jawab," jelasnya. (net)
8
Galeri Anda
SENIN 22 APRIL 2013
UNSUR FPKD yang juga narasumber dalam rapat koordinasi.
Sinergi
Mewujudkan Natuna Sejahtera PEMERINTAH Kabupaten Natuna menggelar rapat koordinasi dengan DPRD, SKPD serta FKPD se Kabupaten Natuna, Kamis (18/4) di Gedung Serbaguna Komplek Masjid Agung Gerbang Utaraku. Rapat koordinasi ini mengambil tema sinergisitas penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk mewujudkan Natuna Sejahtera, Merata dan Seimbang. Bupati Natuna, Ilyas Sabli dalam sambutannya mengatakan, kemajuan pembangunan Natuna secara keseluruhan bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah daerah. “Semua unsur yang ada di Kabupaten Natuna berperan penting memajukan Natuna. Kalau dinilai berhasil, itu adalah keberhasilan bersama. Tentunya lewat sinergi yang terus dijaga antar lembaga,” ujarnya. Rapat koodinasi ini dinilai sebagai langkah strategis. Berbagai lembaga saling berbagi, memberi masukan maupun pemahaman. “Dengan koordinasi, sinergisitas antara pemerintah dengan berbagai lembaga, kita bangun Natuna yang lebih baik kedepannya,” tegas Ilyas.***
BUPATI Natuna Ilyas Sabli sebagai moderator acara rapat koordinasi.
Narasi Foto
SEKDA Natuna Syamsurizon menyampaikan laporan kegiatan.
: Hardiansyah : Hardiansyah
WAKAPOLRES Natuna memberikan pengarahan.
BUPATI Natuna mencicipi kapur sirih.
BUPATI Natuna bersama seluruh yang hadir menyanyikan Indonesia Raya.
Wakapolres Natuna memaparkan beberapa kasus yeng terjadi di Kabupaten Natuna.
KAJARI Ranai saat memaparkan soal hukum.
BUPATI Natuna menyampaikan sambutan.
Menikmati tarian persembahan.
Para kepala SKPD turut hadir dalam rapat koordinasi pemerintah daerah.
kepri bangkit
SUBUH DZUHUR
ASHAR
MAGHRIB
ISYA’
04:38 WIB
15:14 WIB
18:02 WIB
19:11 WIB
11:58 WIB
SUMBER:PKPU.OR.ID
Berita Online Cepat & Terpercaya
Coreng di Wajah Pendidikan Batam
Hanya selang beberapa hari jelang Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang akan berlangsung hari ini, Senin, 22 April 2013, wajah dunia pendidikan di Kepri tercoreng, memalukan. Malu karena ulah cabul Herizon, seorang Kepala Sekolah SMPN 28 Batam terkuak. KINI, kasus sang Kepsek yang telah diganti itu sudah ditangani penyidik Polresta Barelang Batam. Bahkan, ayah empat orang anak itu
sudah ditetapkan sebagai tersangka dan menginap di sana. Dia datang ke Polresta Barelang Batam pukul 14.00 WIB, Sabtu, 20 April 2013.
Padahal, Abdul Kadir, SH, penasehat hukumnya sudah menunggu sejak pagi hari. Petaka yang menimpa Herizon ini bermula ketika 15 orang siswi, korban pencabulannya melapor ke Mapolresta Barelang. Salah seorang siswi mengaku kalau ia pernah diajak Herizon ke Pantai Nongsa.
Bersambung ke Hal...10
Inilah Tarif Baru UWTO BP Batam
SENIN 22 APRIL 2013
9
Buron yang Menghasilkan Panja Panja Ketenagakerjaan BUMN di Komisi IX DPR RI. Itulah kesimpulan rapat kerja Komisi IX DPR dengan menteri tenaga kerja. baca di www.kepribangkit.com
Dilema Lego Jangkar Di tangan siapa laut yang luas bisa mensejahterakan masyarakat banyak? Minimal, nelayan yang menggantungkan hidupnya dari laut yang luas itu. LAUT Kepri yang begitu luas, mengapa masih belum mensejahterakan para nelayannya? Bahkan, Kamis (18/4/2013) lalu, mereka harus melempar jangkar dan meninggalkan kapal-kapal ikan mereka, lalu untuk bergerak ramairamai merangsek ke
BATAM (PK) Badan Pengusahaan (BP) Batam memberlakukan tarif berbeda antara tarif perpanjangan Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO) 20 tahun dengan tarif UWTO pertama selama 30 tahun. Demikian ungkap Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan kepada Putra Kelana, pekan lalu. “Iya, memang ada perbedaan harga antara UWTO 20 tahun dengan UWTO 30 tahun,” ujarnya. Selain itu, BP Batam juga memberlakukan penentuan tarif tanah di Kota Batam, terbagi atas 5 area dengan 14 sub area. Yakni area Batam Centre (Core dan Kelurahan), Ilham Eka Batu Ampar (Nagoya, Sei Panas, Muka Kuning), Pantai Timur (Sekupang, Tanjung Uncang dan Sagulung, Nongsa, Kabil, Tanjung Piayu), Pulau Sekitar Batam, Pulau Rempang Galang (Pulau Rempang, Pulau Galang dan Galang Baru, Pulau Sekitar Rempang Galang).
Bersambung ke Hal...10
Money Politics dan Keterasingan Parpol PERSAINGAN para calon anggota legislatif yang akan bertarung pada Pemilu 2014 semakin hari semakin seru dan menegangkan. Posisi rakyat semakin hari juga memiliki nilai tawar yang cukup tinggi. Pertarungan para caleg untuk menggaet dan memiliki suara rakyat semakin menuju puncaknya ketika waktu telah mendekati pada hari H pemilihan umum pada tanggal 09 April 2014 nanti. Bersambung ke Hal...10
Bersambung ke Hal...10
F.HUMAS
WAKIL Gubernur Kepri Soerya Respationo, menyambut Dr Rildo Ananda Anwar, Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat RI saat rapat kerja (Raker) REI Khusus Batam di Hotel Swiss Bel Batam.
Pengembang Harus Concern Estetika Bangunan
F.IST
KEGEMBIRAAN terpancar dari wajah Hasfullah dan Selfi saat terpilih sebagai Duta Genre Kepri 2013.
Hasfullah dan Selfi
BATAM (PK) Pertumbuhan properti di Indonesia terus melesat seiring membaiknya ekonomi Indonesia. Di Kepri, pertumbuhan tersebut dapat terlihat dengan semakin banyaknya pembukaan lahan yang diperuntukkan untuk perumahan. Namun, dalam pelaksanaannya, terkadang pengembang tidak memperhatikan aspek estetika dan lingkungan. “Akibatnya, banyak bangunan yang tumpang tindih dan tidak beraturan bentuknya,” kritik Wakil Gubernur Kepri Dr.Soerya Respationo,SH,MH saat membuka Rapat Kerja Real Estate Indonesia (REI) di Hotel Swiss Bel, Batam, (18/04/2013). Pengembang, sambung Wagub, tidak seratus persen disalahkan. Sebab, pengembang mendapat ijin pembangunan dari pemangku kewenangan.
Bersambung ke Hal...10
F.IST
Kakansatpol PP Kota Batam memasang baret kepada anggotanya.
Pemko Batam Butuh Satpol PP dan Guru BATAM (PK) Ranperda terkait peningkatan status Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menjadi setingkat badan (eselon II), akan diikuti langkah pembenahan internal. Setelah Ranperda disahkan dan status Satpol PP setingkat badan, akan dilakukan rekrutmen tenaga Satpol PP yang baru.
Bersambung ke Hal...10
DUTA GENRE KEPRI 2013 MAHASISWA STAI Miftahul Ulum Tanjungpinang, Hasfullah bersama Selfi Hermilia dari Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam terpilih jadi Duta Generasi Berencana Provinsi Kepri
2013. Hasfullah dan Selfi Hermilia terpilih setelah menyisihkan 14 kontestan dari 6 perguruan tinggi di Kepri yang digelar di Hall Kepri Mall, Sabtu lalu.
Enam perguruan tinggi yang mengirim mahasiswa dan mahasiswinya di Duta Genre Kepri ini masing-masing dari Unrika,
Bersambung ke Hal...10
Sejak Gelper Tutup, Pengangguran Bertambah BATAM (PK) 30 Pengusaha gelanggang permainan (Gelper) resah. Penutupan Gelper oleh aparat keamanan sampai batas waktu yang tidak ditentukan, telah membuat mereka kehilangan pendapatan. Kuasa hukum pengusaha Gelper Jacobus Silaban,SH mengatakan, ditutupnya gelper selama 6 bulan ini, membuat para pengusaha mengalami kerugian miliaran rupiah. Tidak hanya kerugian secara material, tetapi juga berdampak pada bertambahnya jumlah pengangguran. “Sejak gelper tutup jumlah pengangguran bertambah menjadi 1.200 orang. Jika ini terus dibiarkan dikawatirkan akan menimbulkan masalah baru. Angka kriminalitas meningkat,” katanya. Jacobus menilai tidak ada alasan yang mendasar bagi Polda Kepri untuk menutup usaha Gelper, karena para pengusaha Gelper ter-
F.INDRALIS
DIRJEN Badilum MA foto bersama Ketua PN Batam dan peserta sosialisasi.
Dirjen Badilum Monev Soal Akta BATAM (PK) Dirjen Badan Peradilan Umum (Badilum) Mahkamah Agung, Dr. Cicut Sutiarso.SH.MH.Mhum melakukan monitoring dan evaluasi program penetapan akta lahir dan akta nikah gratis khusus untuk warga yang kurang mampu di Kota Batam, Jumat (19/4) kemarin. Evaluasi ini, kata Civut, untuk melihat bagaimana pelaksanaan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No.6 tahun 2012 tentang penetapan akte kelahiran lebih dari setahun secara kolektif
Bersambung ke Hal...10
PELANTIKAN PERPAT Kota Batam.
sebut sudah mengantongi izin dari instansi terkait. Dan itu diatur dalam peraturan daerah (perda) nomor 17 tahun 2001 dan Perda nomor 3 tahun 2003 tentang Pa-
riwisata Kota Batam. “Mereka (pengusaha) bingung, sebentar buka dan sebentar tutup.
Bersambung ke Hal...10
10
Kepri Bangkit
SENIN 22 APRIL 2013
Kehidupan Warga Pulau Terluar Makin Sulit TANJUNGPINANG (PK) Kehidupan warga pulau terluar atau pulau terdepan (beranda) di Provinsi Kepri makin sulit. Karena itu, harus dipikirkan pola yang tepat untuk menanganinya. Siti Arita, Sosiolog Tanjungpinang, menyebutkan, untuk menangani persoalan di pulau terluar pemerintah harus melakukan pendekatan sosial. Ada halhal yang tidak kurang cocok dipertanyakan kepada warga pulau. Misalnya, pertanyaan apakah mereka masih cinta Indonesia? “Ini membuat mereka marah. Sebab, jika hal seperti itu yang ditanyakan, mereka akan jawab di pulau terluar aja mau tinggal. Bukankah itu pertanda kami sudah sangat cinta negeri ini. Nah, hal-hal seperti ini perlu diperhatikan,” ujar dosen Stisipol Tanjungpinang ini di Hotel Comfort, Selasa (16/4). Memang, kata dia, infrastruktur dan masalah kesejahteraan sangat diperlukan warga pulau terluar. Namun, pemerintah harus tetap memperhatikan kemampuan mereka dalam mengembangkan usaha, misalnya budidaya ikan. Sementara itu, Dra Reni Yusneli M.TP, Asisten I Pemprov Kepri bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat, mengatakan, masyarakat yang tinggal di pulau terluar makin banyak
keluhan. Hal itu dikarenakan berkurangnya mata pencaharian mereka dari hasil menangkap ikan. Apalagi, mayoritas warga yang tinggal di pulau terdepan bekerja sebagai nelayan. Namun, cara tangkap mereka masih menggunakan alat tradisional (nelayan tradisional). Gelombang air laut yang makin tidak menentu juga mengganggu mereka. Sebab, saat ini gelombang laut tidak melihat musim lagi. “Tak musim angin utara pun, gelombang laut kadang tinggi. Jadi mereka tak bisa melaut karena pakai sampan atau perahu. Ini juga sering mereka keluhkan,” ujarnya. Nelayan pulau terluar juga sering terganggu dengan aktifitas pencurian ikan yang dilakukan kapal asing yang datang dengan peralatan yang modern. Ketika gelombang besar sekalipun, mereka tetap bisa menangkap ikan. Sedangkan nelayan tradisional tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itu, kata dia, Pemprov Kepri terus memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi semua keluhan warga pulau. Ada 19 pulau terluar di Kepri yang sebagian sudah berpenghuni. Sedangkan jumlah pulau di Kepri sekitar 2.048 lokasi. Yang sudah berpenghuni sekitar 395 titik.
Pemprov Kepri tidak mungkin bisa menangani pulau sebanyak itu. Sebab, anggarannya sangat terbatas. Padahal, membangun wilayah kepulauan sangat membutuhkan biaya yang besar. Karena itu, pemerintah pusat pun harus membantu. Dijelaskannya lebih lanjut, pola pengembangan ekonomi warga pulau dan warga pulau terluar lebih ditekankan pada budidaya ikan. Sebab, penghasilan menangkap ikan terus menurun. Sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat. “Makanya, pola budi daya ikan paling cocok dikembangkan. Inilah yang saat ini menjadi salah satu misi Pemprov Kepri untuk memajukan warga di pulaupulau terluar dan pulau berpenghuni lainnya,” bebernya Pulau terluar tetap menjadi perhatian Pemprov Kepri. Apalagi, Kepri bertetangga dengan negara lain yang sudah lebih maju. Karena itu, konsep pengembangan pariwisata juga harus dilakukan.Saat ini, kata dia, Kepri sudah menjadi negara tujuan warga asing seperti Singapura, Malaysia dan lainnya untuk dikunjungi. “Kita harus bisa menjadikan Kepri ini sebagai kunjungan utama mereka. Karena hubungan kita begitu dekat. ***
SEBUAH kursi panjang yang sudah usang digunakan sebagai kursi tunggu persidangan, tepatnya di depan ruang sidang II Pengadilan Negeri Batam. Sering yang menduduki kursi tersebut terjatuh. Salah satu korbannya adalah seorang pengacara J.Siregar. Saat membela kliennya, ia tersungkur sehingga menjadi perhatian orang ramai. Foto diambil belum lama ini.
Inilah Tarif Baru UWTO BP Batam Sambungan dari halaman 9 Ditambahkan Ilham, perbedaan tarif sewa awal dan perpanjangan ini, sesuai dengan surat keputusan (SK) Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, nomor 15/KPTS/KA/L/12/ 2008 tertanggal 1 Desember 2008. SK tersebut membagi tarif tanah dengan 11 peruntukan. Yakni peruntukan komersil atau jasa, perumahan, pariwisata, industri, peternakan atau perkebunan dan pertanian, perikanan, instansi pemerintah atau bangunan dan kantor pemerintah. Kemudian bangunan fasilitas ibadah sosial atau pendidikan dan rumah sakit (pemerintah), bangunan fasilitas ibadah atau sosial atau pendidikan dan rumah sakit (swasta), lapangan golf dan fasilitas olah raga, dan rusun sewa murah. “Jika sewa tahap awal selama 30 tahun akan berakhir, bisa diperpanjang lagi untuk 20 tahun ke depan. Namun tarif perpanjangan ini lebih tinggi dibanding tarif sewa tahap awal,” ungkap Ilham. Ilham mencontohkan, seperti peruntukan komersil di kawasan Batam Centre (Core), tarif UWTO tahap awal selama 30 tahun sebesar Rp79.500/m2 dan di kawasan Batam Centre (Ke-
lurahan) Rp51.750/m2. Sedangkan untuk perpanjangan tarif UWTO 20 tahun ke depan sebesar Rp99.920/m2 dan Batam Centre (Kelurahan) Rp73.340/m2. Kemudian tarif UWTO tahap awal selama 30 tahun untuk kawasan Nagoya Rp93.250/m2, Sei Panas Rp51.750/m2, Muka Kuning Rp35.750/m2, Sekupang Rp44.500/m2, Tanjung Uncang dan Sagulung Rp35.750/m2. Seterusnya kawasan Nongsa Rp35.750/ m2, Kabil Rp44.500/m2, Tanjung Piayu Rp35.750/m2, Pulau Sekitar Batam Rp23.500/m2, Pulau Rempang Rp31.250/ m2, Pulau Rempang Galang dan Galang Baru Rp28.250/m2, serta Pulau Sekitar Rempang Galang Rp20.500/m2. Sedangkan untuk perpanjangan tarif UWTO 20 tahun ke depan untuk kawasan Nagoya Rp132.160/m2, Sei Panas Rp73.340/m2, Muka Kuning Rp50.670/m2, Sekupang Rp63.070/m2, Tanjung Uncang/ Sagulung Rp50.670/ m2. Seterusnya kawasan Nongsa Rp50.670/m2, Kabil Rp63.070/m2, Tanjung Piayu Rp50.670/m2, Pulau Sekitar Batam Rp33.310/m2, Pulau Rempang Rp44.290/m2, Pulau Galang dan Galang Baru Rp40.040/m2, serta Pulau lain Sekitar Rempang Galang Rp29.050/m2.
Sementara untuk peruntukan perumahan di kawasan Batam Centre (Kelurahan), tarif UWTO tahap awal selama 30 tahun sebesar Rp46.500/m2. Kemudian kawasan Nagoya Rp51.000/ m2, Sei Panas Rp42.000/m2, Muka Kuning Rp35.500/m2, Sekupang Rp42.000/m2, Tanjung Uncang dan Sagulung Rp35.500/m2. Seterusnya kawasan Nongsa Rp29.000/m2, Kabil Rp29.000/m2, Tanjung Piayu Rp29.000/ m2, Pulau Sekitar Batam Rp19.250/m2, Pulau Rempang Rp25.250/m2, Pulau Rempang Galang dan Galang Baru Rp22.750/m2, serta Pulau Sekitar Rempang Galang Rp16.750/m2. Sedangkan untuk perpanjangan tarif UWTO 20 tahun ke depan di kawasan Batam Centre (Kelurahan) Rp65.900/m2. Kemudian kawasan Nagoya Rp72.280/ m2, Sei Panas Rp59.525/m2, Muka Kuning Rp50.310/m2, Sekupang Rp59.525/m2, Tanjung Uncang dan Sagulung Rp50.310/m2. Seterusnya kawasan Nongsa Rp41.100/m2, Kabil Rp41.100/m2, Tanjung Piayu Rp41.100/ m2, Pulau lain Sekitar Batam Rp27.280/ m2, Pulau Rempang Rp35.790/m2, Pulau Galang dan Galang Baru Rp32.240/m2, Pulau lain Sekitar Rempang Galang Rp23.740/m2. (sas)
Dilema Lego Jangkar Sambungan dari halaman 9 kantor Pemko Batam. Mereka berteriakteriak menyuarakan nasib dan kelangsungan hidup yang terancam. Itu berarti, nasib sebuah generasi yang juga ikut terancam. Terancam kualitasnya, terancam kelangsungan pendidikannya, terancam kesehatan mental dan fisiknya, terancam masa depannya... Pasalnya, laut yang luas tempat mereka biasa menjemput rezeki di dasar laut, hilang! Ya, ikan-ikan pergi entah ke mana, sejak puluhan kapal-kapal tanker lego jangkar di sana, di tempat Allah SWT menempatkan rezeki mereka itu. Sungguh sebuah ironi. Laut yang luas tidak berarti apa-apa di tangan mereka yang tidak amanah, tidak kapabel, tidak peduli, tidak... Bayangkan, apa yang bisa dihasilkan dari laut yang luas itu jika kita berikan kepada Singapura? Berapa banyak uang yang bisa dibagikan untuk para nelayan dan anak istrinya? Berapa besar penerimaan pemerintah daerah dari hasil pengelolaan laut yang luas itu. Sayangnya, itu hanya ada dalam bayangan semata. Setidaknya, boleh lah kita coba membayang-bayangkan saja. Pada saat terminal kapal cargo milik Singapura, PSA (Port of Singapore Au-
thority) International Pte Ltd sibuk dengan arus bolak-balik bongkar muat kapal-kapal tanker dari berbagai dunia. Laut yang luas di Kepri pasti akan menjadi ladang uang yang tak terbilang. Mereka bisa menjadikan laut yang luas itu sebagai area menunggu alias waiting zone bagi kapal-kapal tanker sebelum sampai pada giliran bongkar muat. Sebagai area yang tak terpisahkan dengan pelabuhan PSA, tentu zona itu akan menghasilkan uang yang tidak sedikit. Mereka sangat pandai membuat beraneka ragam tarif. Mulai tarif parkir kapal, tarif air bersih, tarif jaminan dari ancaman pencemaran laut dan sebagainya. Dari laut yang luas itu, Singapura juga bisa menjadikannya sebagai parkir kapal-kapal perang milik mereka sendiri atau milik sekutu utamanya, Amerika Serikat atau Israel. Semuanya tidak ada yang gratis, no lunch free bro! Kemudian, di atas laut yang luas itu, mereka bisa menempatkan kapal tanker yang super besar atau hyper heavy tanker yang disulap sebagai hotel, mall, one stop entertainment... bayangkan, berapa uang yang bakal masuk ke kantong mereka? Dengan pendapatan sebanyak itu, masihkah para nelayan akan menjerit karena berbagai ancaman tadi? Tidak
Untuk merebrut suara dan memperoleh simpati, berbagai macam cara mereka (caleg) lakukan, mulai dari melakukan pertemuan umum, pertemuan khusus, pertemuan di hotel berbintang sampai pertemuan di pos kamling. Mulai dengan membagi-bagi semen, sembako, amplop, bahkan sampai dengan mengobral janji-janji dan sumpah yang ke semua itu dilakukan semata untuk menggaet hati rakyat. Disisi yang lain, banyak orang yang menyambut niat baik para caleg tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya tokoh masyarakat dan individu yang berdatangan kepada para caleg untuk menyampaikan keluh kesah kemiskinan yang mereka rasakan, dengan dalih menjadi tim sukses maupun bantuan baik itu olah raga, kesenian, jalan, pasar, makam dan bahkan juga tempat ibadah mereka bisikkan kepada para caleg. Sehingga, pada akhirnya terjadi transaksi “deal” antara penjual suara dan pembeli suara. Hal yang demikian ini jelas-jelas telah merusak citra dari pada demokrasi bangsa ini. Praktek money politics banyak dilakukan, seakan-akan Praktek money politics sudah membudaya disetiap proses demokrasi Indonesia, tapi kenyataanya banyak orang menyambutnya dengan riang gembira. Padahal dalam Undang-Undang Pemilu No. 10 tahun 2008 pasal 84 telah
di peringatkan bahwa “Dalam hal terbukti pelaksana kampanye menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta kampanye secara langsung ataupun tidak langsung agar: memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/ kota tertentu; atau memilih calon anggota DPD tertentu (huruf d dan e), dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini”. Hal yang dilakukan oleh para penjual suara dan para pembeli suara di pasar politik, sangat bertentangan dengan peraturan yang ada. Memang dalam setiap proses demokrasi di Indonesia, baik itu pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden tidak akan lepas dari adanya politic uang (Money Politic) dari setiap partai politik, sehingga fenomena tersebut seakan-akan sudah mentradisi atau membudaya. Namun sampai saat ini belum ada tindakan yang signifikan terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut, bahkan seakan-akan legal-legal saja. Untuk itu, untuk mencegah praktekpraktek money politics yang sudah semakin merajalela, marilah kita bersama-sama saling mengingatkan akan dampak dan bahaya yang luar biasa akibat praktik money politics ini. Dan juga, untuk mencegah terampasnya arti demokrasi yang selama ini sudah mulai kita rasakan. Sejumlah pengamat meragukan hasil kualitas pemilu 2014. Hal ini dikarenakan praktek money politic tetap akan menjadi
Dirjen Badilum Monev Soal Akta Sambungan dari halaman 9 kerjasama antara Pemda, Pengadilan Agama, Pengedilan Negeri dan catatan sipil, khususnya untuk orang-orang kurang mampu. “Juga untuk akta perkawinan yang belum disahkan, itu kerjasama dengan pengadilan agama,” katanya.
cukupkah uang yang masuk sebanyak itu untuk menciptakan berbagai pola pemberdayaan nelayan, misal membuatkan mereka keramba berikut bibit dan pakannya serta berbagai kontribusi lainnya? Sayangnya, sekali lagi, sayangnya, laut yang luas di Kepri ini bukan dikelola oleh Singapura atau siapa sajalah yang memiliki visi jauh ke depan. Mereka yang pandai mensyukuri nikmat Allah SWT ini, lalu mengelolanya menjadi sumber berkah yang dapat dinikmati bagi sebanyak-banyaknya rakyat. Yang bisa dilakukan saat ini baru sebatas menyewakan laut yang luas itu untuk lego jangkar kapal-kapal tanker tanpa ada dampak kesejahteraan apaapa bagi para nelayan. Bahkan, rezeki mereka malah amblas tak berbekas. Kemurahan alam dan kekayaan laut bagi mereka itu berubah jadi monster mengerikan. Mengerikan karena solar yang mereka dapatkan dengan susah payah untuk menggerakkan mesin kapal penangkap ikan, pulang hampa. Mengerikan karena stok beras, tagihan listrik, air, uang belanja istri dan uang jajan anak tak bisa menunggu kembalinya ikan-ikan itu. Ya, itulah dilema lego jangkar di laut Kepri. ****
strategi yang menguasai lahan pertarungan baik antar pribadi caleg maupun antar partai politik. Partai politik juga seperti sudah membuat kesepakatan umum bahwa money politik merupakan hal biasa dan wajar. Sebab, yang terjadi saat ini praktik money Politic sudah terdidik dan terkoordinir. Mahkamah Konstitusi (MK) juga dinilai telah berperan melanggengkan praktek money politic ini dengan menetapkan suara terbanyak berbasis individu sebagai pemenang bagi caleg yang akan terpilih nantinya. Hal ini akan membuat caleg akan bersikap pragmatis hanya untuk sekadar memenangkan pemilu tanpa melihat kepentingan rakyat. Anggapan ini, secara otomatis juga akan semakin menurunkan kualitas hasil pemilu. KPU dan Panwaslu juga dianggap tidak memiliki ketegasan menindak hal ini. Padahal mereka adalah lembaga yang memiliki otoritas sebagai penyelenggara serta pengawas pemilu. Fenomena yang mungkin terjadi adalah caleg terpilih tak lagi merasa berhutang budi kepada parpol. Dalam lima tahun ke depan caleg tak lagi tertarik mengurus parpol. Dia akan apatis terhadap semua kegiatan Parpol dan barulah setelah mendekati pemilu, ia kembali lagi masuk ke parpol. Fenomena ini dialami oleh semua partai politik di tanah air yang kebanyakan para Caleg yang sudah duduk di anggota dewan tidak mau ambil pusing dengan kegiatan partai tempat dirinya dibesarkan. ***
Selain itu ada program pelaksanaan CTS, yakni program sistem informasi penelusuran perkara dengan menerapkan elektronik sistem. Dimana masyarakat bisa melihat perkara melalui sistem tersebut, tinggal klik langsung muncul perkara yang ingin diketahui. “Sekarang sudah tahap sistem instalasi, ini juga dilakukan pembelajaran
lanjutan baik itu di PN Batam maupun PN Karimun dan Tanjungpinang,” katanya. Selain kunjungan monitoring, Dirjen juga berkesempatan memberi sosialisasi kepada para hakim dari PN Tanjungpinang, Pegawai Disduk, dan pegawai Pengadilan Agama di ruang Utama Pengadilan Negeri Batam.(Indralis)
Sejak Gelper Tutup, Pengangguran Bertambah Sambungan dari halaman 9 Pihak Kepolisian tidak ada memberikan alasan untuk menutup gelper dan langsung memasang garis police line di lokasi,” ucapnya. Dengan diizinkannya kembali gelper beroperasi, kata Jacobus, akan mendatangkan pendapatan bagi daerah sebesar
Rp6 miliar per tahun. Penutupan ini telah membuat pemasukan daerah dari sektor ini jadi hilang. “Besar lho penghasilan dari PAD ini, sebesar Rp6 miliar pertahun. Kalau sudah begini, tidak ada lagi PAD untuk pemko Batam,” ungkapnya. Jika dalam waktu dekat ini tidak segera diizinkan beroperasi, Jacobus akan
menggugat instasi yang telah melakukan penyegelan. Tindakan tersebut dilakukannya supaya instasi terkait tidak bersikap semena-mena terhadap pengusaha gelper. “Sebenarnya, yang mengawasi gelper ini, bukannya Polisi tetapi pihak Satpol PP, karena satpol PP yang berwenang mengawasi,” tegasnya.(HK/byu)
Pemko Batam Butuh Satpol PP dan Guru Sambungan dari halaman 9
Money Politics dan Keterasingan Parpol Sambungan dari halaman 9
F.INDRALIS
Demikian disampaikan Kepala Satuan Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Batam, Hendri, Kamis (18/4) di Kantor Wali Kota. Dijelaskannya, saat ini jumlah Satpol PP yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penduduk Batam. “Nanti akan direkrut sekitar 100 orang lagi,” katanya. Kebutuhan Satpol PP sebenarnya masih lebih dari itu atau sekitar 385 personel. Hanya saja, kemampuan untuk merekrut sesuai dianggarkan di APBD
baru untuk 100 orang. “Saat ini jumlah Satpol PP di Batam 315 personel. Kita masih butuh 385 orang,” sambungnya. Rasio kebutuhan itu dipaparkan Hendri, didasarkan dengan jumlah penduduk Batam sekitar 1,3 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, dibutuhkan Satpol PP sekitar 700 orang. Diharapkan, personil di satuan yang ia pimpin akan terus bertambah setiap tahunnya “Kalau sekarang, satu orang satpol PP membantu 4.126 jiwa penduduk,” bebernya. Selain Satpol PP, Pemko Batam juga
mengaku masih membutuhkan tenaga pengajar, khususnya untuk wilayah hinterland. Menurut Kadis Pendidikan Batam, Muslim Bidin mengatakan, kualitas pendidikan di pesisir tertinggal dibanding pulau utama. “Itu karena daerah hinterland kekurangan guru,” ungkap Muslim. Akibat kekurangan tenaga pendidik, kata dia, Dinas Pendidikan mempekerjakan guru SD untuk SMP. Bahkan ada yang mengajar dua pelajaran sekaligus. “Guru lain diperbantukan. Satu orang bisa ajar dua bidang studi,” ujarnya.(Indralis)
Pengembang Harus Concern Estetika Bangunan Sambungan dari halaman 9 Sayangnya lagi, para pemangku kewenangan tersebut, seakan berdiam diri dan tidak mengambil langkah tegas. “Jika hal ini dibiarkan dan masuk dalam pusaran, kita tinggal menunggu kehancuran kota kita,” katanya. Lebih lanjut, Wagub mengatakan bahwa REI dan Pemprov Kepri merupakan mitra yang saling membutuhkan. Bahkan kehadiran dan kiprahnya kerap dijadikan tolok ukur dalam mengukur suhu perekonomian dan moneter nasional. Sementara itu, Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat Dr.Rildo Ananda Anwar mengatakan bahwa Pemerintah
memiliki visi agar setiap masyarakat Indonesia memiliki rumah pribadi. Sebab, industri perumahan adalah industri yang dapat menggerakan banyak bidang usaha. “Hasil penelitian menyebutkan bahwa setiap kehadiran pengembang, akan menggerakan 140 bidang usaha,” papar Rildo. Maka dari itu, strategisnya REI ini diharapkan terus berkembang kedepannya. Ditempat yang sama, Ketua Umum REI Pusat Setyo Maharso meminta kepada pemerintah agar dapat membantu mempermudah perurusan. Sebab, peluang bisnis perumahan semakin besar dengan membaiknya ekonomi regional asia tenggara.
“Batam sebagai daerah Free Trade Zone (FTZ) memiliki prospek yang sangat menjanjikan khususnya bagi orang asing. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat mempermudah perijinan,” harapnya. Ketua REI Khusus Batam Djaja Roeslim mengatakan bahwa rapat kerja ini diharapkan menjadi acuan kerja REI untuk tahun 2013 mendatang. “Sekaligus untuk melihat kinerja kita sepanjang 2012 lalu,” tutupnya. Rapat Kerja REI tahun 2013 ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD Kepri, Jumaga Nadeak, Kepala Dinas Tata Kota Pemko Batam Gintoyono dan para pejabat BP Kawasan. (humprov)
Duta Genre Kepri 2013 Sambungan dari halaman 9 Poltek, UIB, Uniba, Stisipol, Stai Miftahul Ulum. Pada acara penyisihan Generasi Berencana (Genre) Kepri 2013 itu Hasfullah terpilih sebagai juara untuk katagori putra. Menyusul dibawahnya Riki Pratama dari Unrika sebagai juara 2. Sedangkan Dani Andrian dari Uniba harus puas di posisi ke 3. Sementara, untuk katagori putri Selfi Hermilia meraih juara satu. Sedangkan juara 2 dan tiga juga diraih mahasiswi Unrika Dini Dwi Oktaviana dan Nur
Hasikin. Materi yang diujikan pada peserta yakni diuji dalam menyajikan makalah tentang anti narkoba, anti free sex, cegah penularan HIV AIDS. Selain itu setiap peserta juga mesti memiliki kemampuan dalam seni, seperti tari dan menyanyi dan menguasai budaya Melayu. Acara ini digelar Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Menurut Panitia penyelenggara Genre Kepri 2013, Novia Enita yang juga Kasubid Ketahanan Keluarga Perwakilan BKKBN provinsi Kepri, kedua pemenang berhak mewakili Provinsi Kepri untuk
mengikuti lomba di tingkat Nasional yang akan digelar Mei 2013 mendatang. Sebelum acara ini digelar, sambungnya, BKKBN sudah menyurati masing-masing perguruan tinggi yang ada di Kepri. Dan Pendaftarannya dilakukan dengan sangat singkat karena waktunya sudah mendesak. Untuk pemenang, sambungnya selain mendapatkan piagam dan piala juga diberi uang pembinaan. Hanya saja, Novia enggan menyebut total hadiah yang disediakan untuk pemenang dalam menjaring Duta Genre Provinsi Kepri 2013 ini.***
Coreng di Wajah Pendidikan Batam Sambungan dari halaman 9 Di pantai inilah, siswi itu dikerjai. Sebelumnya perbuatan bejat oknum guru itu dilakukan di toilet yang berada di ruangan kepala sekolah. Peristiwa pelecehan dan pencabulan itu dilakukan pada Februari 2013 lalu. Saat itu, ia dipanggil ke ruangan kepala sekolah dengan dalih untuk ditanyakan sesuatu hal namun malah justru dicabuli di toilet. Pada kesempatan kedua, lanjutnya ia diminta Herizon untuk membolos dari kegiatan pemantapan jelang Ujian Nasional dengan alasan mau diajak ke Nagoya untuk dibelikan ponsel BlackBerry.Bukannya diajak ke Nagoya, namun siswi ini justru dibawa ke Pantai Nongsa dan dicabuli di lokasi itu.
Ternyata, korban pencabulan itu bertambah dan terus bertambah hingga mencapai 15 orang. Sampai akhirnya kasus ini menjadi topik hangat semua media massa. Pemberitaan bertubi itulah yang membuat Herizon depresi dan stres. Tak kuat dengan tekanan media dan opini masyarakat itu, membuat pria berkacamata ini mencoba mengambil jalan pintas, bunuh diri. Peristiwa percobaan bunuh diri itu dilakukan Herizon dengan menenggak racun serangga di rumahnya, Batam Centre, Rabu, 17 April 2013 lalu. Tapi usahanya tidak berhasil, nyawanya tertolong oleh tim dokter Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam. Karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk diperiksa, maka
penyidik Polresta Barelang menunda proses hukum atas dirinya. Tapi karena khawatir akan dijemput paksa polisi, Herizon pun menyerahkan diri, Sabtu, 20 April 2013. Dan tepat pada hari Kartini, 21 April 2013, penyidik Polresta Barelang menetapkan Herizon sebagai tersangka. Status baru itu diterimanya setelah menjalani pemeriksaan secara intensif di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Barelang. Herizon ditahan setelah menjalani tujuh jam pemeriksaan dan dicecar dengan 37 pertanyaan. Kepastian status itu dikonfirmasi oleh Kasat Reskrim Polresta Barelang, Ponco Indrio. “Dari hasil penyidikan, Herizon kita tetapkan sebagai tersangka,” tegasnya. (sas)
11
Galeri Anda
SENIN 22 APRIL 2013
ASISTEN II Pemkab Natuna beserta rombongan menuju MAN.
KEPALA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Asisten II foto bersama staf dan kepala sekolah SMAN 2.
ASISTEN II,Izhar Asfawi, berjabat tangan dengan Ketua Komite SMA2 Ranai.
KADISDIK menyapa petugas pengamanan UN di SMAN 1 Ranai.
SISWA siswi MAN Ranai serius mengerjakan soal UN.
Pelaksanaan UN 2013 di Natuna
Target Nomor 4 Se Kepri PELAKSANAAN Ujian Nasional tingkat SLTA tahun 2013 di Natuna berjalan lancar tanpa kendala meski kisruh terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Setidaknya, itulah kesimpulan Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna saat meninjau secara langsung ke beberapa sekolah bersama sejumlah anggota DPRD dan pejabat lainnya. Rombongan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna terdiri dari Asisten II Pemkab Natuna, Izhar Asfawi, Wakapolres dan Kasat Reskrim Polres Natuna, dan anggota Komisi I DPRD Natuna Hj Daeng Ngesti Suprapti. Selain meninjau, mereka juga berinteraksi
dengan siswa yang mengikuti UN. “Rata-rata kendala yang dikeluhkan sama; soal kekurangan lembar ujian. Selebihnya, para siswa siap hadapai UN. Dan Insya Allah, Kabupaten Natuna tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Target kita peringkat ke 4 se Provinsi Kepri,” ungkap Jasman. Optimisme Jasman cukup beralasan. Dari persiapan yang digelar jauh hari sebelum UN, Disdikbud Natuna
yakin tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya meski tahun ini ada 20 paket soal berbeda. Jasman bersama timnya sigap menghadapi UN tahun ini. Soal ada salah satu sekolah di Natuna yang kekurangan lembar ujian, disikapinya dengan mem-foto copy disaksikan aparat keamanan serta dibuatkan berita acara. “Kekurangan lembar ujian bukan kendala dan jangan sampai menambah
pikiran siswa yang ikut UN. Makanya kita antisipasi,” katanya. Sementara itu, Polres Natuna menurunkan sekitar 50 personel untuk pengamanan selama ujian berlangsung.***
Narasi Foto
KEPALA Dinas Pendidikan bersama Asisten II ditemani dengan guru pengawas saat meninjau pelaksanaan UN.
KEPALA Dinas Pendidikan Drs Jasman Harun memberikan pengarahan kepada kepala dan jajaran pengawas SMAN 2 Ranai.
Kadisdik bersama rombongan peninjau di MAN Ranai.
: Hardiansyah : Hardiansyah
ROMBONGAN peninjau UN Dinas Pendidikan di SMKN 1 Bunguran Timur.
PHOTO bersama saat meninjau UN di SMK YPMN.
WAKAPOLRES Natuna turut meninjau UN.
12
Meranti
SENIN 22 APRIL 2013
2015, Meranti Terang Benderang
F.IST
Pesta Sungai Bokor Diundur Juli
Adu kecepatan golek tual sagu. Salah satu kegiatan dalam Pesta Sungai Bokor 2013.
MERANTI (PK) Festival pesta Sungai Bokor yang rencananya dilaksanakan pada 10-11 Juni nantinya terpaksa diundur menjadi tanggal 8-9 Juli 2013. Sebab rencana berbagai macam jenis buah-buahan yang menjadi primadona di Desa Bokor tersebut diprediksi belum akan berbuah pada Juni. “Kita memprediksi pada Juli nanti buah-buahan seperti durian, manggis, cempedak hutan dan lainnya baru akan masak pada Juli nantinya. Makanya terpaksa
kegiatan festival pesta Sungai Bokor kita undur nantinya,” kata Ketua Panitia Pelaksana iven tahunan di Desa Bokor Kecamatan Rangsang Barat itu, Sopandi SSos kepada wartawan, Jumat (19/4). Sehingga lanjutnya, pelaksanaan tersebut bisa sukses dan berjalan dengan baik nantinya. Makanya dia juga telah menginformasikan kepada seluruh pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaan senin dan budaya itu. Lebih jauh Sopandi menuturkan dalam pelaksanaan berbagai
perhelatan seni budaya di desa wisata tersebut, dia tetap optimis kegiatan ini tetap berjalan lancar nantinya. “Karena yang paling utama adalah dukungan dari masyarakat desa setempat,” katanya. Adapun berbagai permainan rakyat yang akan ditampilkan dalam pesta yang mengangkat tema “Mangayuh Asa Membangun Negeri” ini di antaranya, golek tual sagu, pacu sampan, main guli, main senengkik, ngujak ghame, ngail senepak dan berbagai permainan lain. Selain itu pihak panitia juga
menyiapkan wisata menyusuri Sungai Bokor dan juga pesta buah. Bahkan, Sopandi mengaku beberapa pihak telah menyatakan siap untuk datang, baik dari luar daerah dan dari Malaysia. “Kita juga akan mengundang beberapa televsi nasioal untuk datang menyaksikan pesta ini. Tv Satu Malaysia juga sudah kita sampaikan, mudah-mudahan dari mereka juga bisa datang. Sehingga upaya kita untuk mempromosikan desa wisata ini bisa maksimal,” ujar anak watan Bokor ini.(RP/amy)
MERANTI (PK) Pemkab Kepulauan Meranti terus berupaya menguatkan sinergi dengan berbagai pihak dalam meningkatkan elektrifikasi di Meranti. Selain terus mengupayakan menyediakan listrik untuk masyarakat pedesaan melalui program pengadaan dan pengirimam mesin genset ke desadesa setiap tahun anggaran, Pemkab Meranti juga terus berupaya membangun sinergi dengan BUMN dan swasta dalam menyediakan listrik untuk masyarakat. Demikian diungkapkan Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir terkait dialokasikannya kembali anggaran penyediaan 10 unit mesin genset ke beberapa desa di Meranti pada tahun anggaran 2013 ini. “Kita bersama PLN, Kondur terus berupaya meningkatkan kemampuan PLTMG Bagan Melibur. Insya Allah, mulai tahun ini seluruh kebutuhan listrik Pulau Padang akan disuplai oleh PLTMG Bagan Melibur, dengan kekuatan 1,5 mega watt. Dan untuk tahun 2013 ini, kita juga kembali mengalokasiakan penyediaan 10 unit mesin genset ke beberapa desa yang kita anggarkan melalui APBD tahun anggaran 2013 ini,” ungkap Irwan. Menyikapi kebutuhan listrik Meranti yang terus meningkat, Pemkab, PLN, dan sejumlah pihak
F.IST
Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir saat mengunjungi mesin pembakit listrik PLTG EMP MS.
swasta yang melakukan investasi di Meranti sudah berkomitmen untuk bersama-sama membangun jaringan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Untuk di Pulau Padang, PLN dan EMP Malacca Strait terus berupaya memaksimalkan produksi PLTMG sebesar 1,5 mega watt dari 0,5 mega watt pada awal pengoperasian. Untuk itu, pihak PLN dalam tahun 2013 ini akan menambah kekuatan jaringan PLN sebesar 35 kilo dari lokasi PLTMG ke Bandul Kudap. Selain itu, PT RAPP juga membangun sinergi menambah jaringan PLN di Pulau Padang sepanjang 7 kilo meter pada tahun
Petani Karet dan Sagu Alami Masa Suram
Insentif 3000 Guru Madrasah Nak 200 Ribu MERANTI (PK) Lebih dari 3.000 guru madrasah di wilayah Kepulauan Meranti menerima bantuan kesejahteraan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti. Khusus bagi guru madrasah non formal akan mengalami kenaikan bantuan sebesar Rp200 ribu. Kepala Bagian Kesra Setdakab Kepulauan Meranti, Ahmad Yani dikonfirmasi, Jumat (19/4) mengatakan, pemberian bantuan tersebut dilakukan di MTsN Selatpanjang, Jalan Rumbia Selatpanjang. Pembayaran juga mulai dilakukan
sejak Kamis (18/4) lalu dan berakhir Jumat (19/4). “Untuk guru formal sudah kita naikkan pada APBD perubahan 2012 lalu. Kebijakan kenaikan bagi guru non formal kali ini dilakukan oleh Bupati,” katanya. Pembayaran yang dilakukan selama dua hari kemarin untuk triwulan pertama, Januari sampai Maret 2013. Pembayaran tersebut dilakukan sesuai dengan target yang pernah disampaikannya yakni pembayaran kesejehtaraan guru itu akan dilakukan pada pertengahan
April. “Kita akan tetap komitmen untuk tetap membayarkan bantuan kesejehtaraan tepat waktu kepada para guru madrasah,” ujarnya. Dikatakannya juga bantuan itu bagi semua jenjang pendidikan sekolah agama, baik pendidikan formal, maupun non formal. Secara rinci bantuan tersebut di antaranya, bantuan kesejehetraan guru dan operasional siswa serta bantuan kesejahtaraan pengawas, guru PNS madrasah dan guru tata usaha. Lebih jauh disebutkannya, pola
pembayaran yang dilakukan kepada guru madrasah tersebut menurut wilayah tugas kecamatan. Untuk hari pertama pembayaran pada Kamis lalu sudah selesai pembayaran bagi guru madrasah empat kecamatan di antaranya, Kecamatan Tebing Tinggi, Rangsang, Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir. Sementara pada Jumat dilakukan pembayaran bagi 5 kecamatan lagi yakni Tebing Tinggi Barat, Tebing Tinggi Timur, Merbau, Pulau Merbau dan Kecamatan Tasik Putri Puyu.(RP/amy)
PAUD di Meranti Dibantu Rp1 M MERANTI (PK) Pemerintah pusat memberikan bantuan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di wilayah Kepulauan Meranti lebih dari Rp1 miliar. Alokasi tersebut diperuntukkan di berbagai sektor, mulai dengan membantu guru PAUD, mobiler dan saran parasarana lainnya yang diperluan untuk menunjang PAD di Kabupaten muda itu. “Guru, sarana dan prasana
berdasarkan yang kami ajukan ke pusat, Alhamdulillah kami dibantu dengan total Rp1 miliar lebih dari pusat. Ini untuk mendukung berjalannya PAUD di daerah kita yang tersebar di seluruh wilayah
Kepulauan Meranti,” kata Kabid Pendidikan Informal Dinas Pendidikan Kepulauan Meranti Edi Juniawan MPd kepada wartawan belum lama ini di Selatpanjang. Menurutnya, operasional PAUD menjadi kendala sendiri bagi Pemkab Meranti. Hal itu mengingat keterbatasan daerah dalam membantu pendanaan. Sebab dengan banyaknya keperluan pembangunan saat ini, Pemkab
belum bisa mengalokasikan secara maksimal sesuai dengan keperluan PAUD itu sendiri. “Makanya kami berupaya terus mengejar berbagai peluang dari berbagai sumber, baik dari Pemerintah Provinsi Riau maupun dari pemerintah pusat. Ini akan terus kami lakukan untuk memempercepat pembangunan pendidikan, khususnya PAUD,” terangnya.(RP)
2013 ini. Dengan adanya program sinergi ini, diharapkan seluruh desa di Pulau Padang akan bisa teraliri listrik murah dari PLMTG Bagan Melibur. “Target kita, tahun 2015 Pulau Padang sudah teraliri listrik semua. Kemudian untuk Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Pulau Merbau, kita akan upayakan memanfaatkan PLTG Sungai Rawa yang juga memanfaatkan gas EMP Malacca Strait. Untuk itu PLN sudah berkomitmen memasang jaringan kabelisasi bawah laut ke Meranti. Mudah-mudahah tahun 2015, program ini sudah berjalan dan dinikmati masyarakat,” urai Bupati.***
PETANI karet.
MERANTI (PK) Mendung kelabu menyelimuti perkebunan kelapa. Hingga saat ini, harga kelapa di Meranti masih di bawah Rp600/ kg. Kondisi serupa turut terjadi pada harga komoditas karet dan sagu kering. Dalam satu bulan terahir ini, harga jual beli karet di Meranti mengalami penurunan hingga 40%. Pada awal bulan Maret, harga karet masih berada diangka Rp10.000/kg di tingkat petani. Namun, pada minggu kedua harga Karet terjun bebas menjadi Rp7000/kg. Kondisi ini sama juga terjadi pada komoditas harga sagu kering. Yakni berada di kisaran Rp 6000/ kg, dari harga semula Rp7500/kg.
F.NET
Situasi ini sempat membuat cemas para petani yang selama ini bergantung pada penghasilan karet dan sagu. Dengan terus melorotnya harga dua komoditas tersebut, dikhawatirkan akan terus terjadi seiring dengan meningkatnya biaya industri, terkait rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar. Sukirman (57), petani karet asal Kecamatan Pulau Merbau, mengaku risau dengan terus melorotnya harga karet yang dinilai terlalu drastic. Pasalnya, pada awal Maret harga karet masih stabil, namun pada saat jual beli pada pertengahan April sudah
turun hingga 40% lebih. “Terlepas apakah ini reaksi pasar atau adanya kebijakan yang tidak memihak dunia industri, yang jelas harga karet terus jatuh. Kita khawatir, kondisi ini akan terus berlanjut dan sementara harga sambako terus melambung. Kalau turunnya pelan-pelan, barangkali masih kita maklumi. Tapi kalau sampai terjun bebas, wah ini sangat menyulitkan petani,” ungkap Bapak empat anak ini sebagaimana dikutip Haluan Kepri, Kamis (18/4). Sukriman bukanlah satu-satunya petani karet di Meranti, yang mengeluhkan jatuhnya harga karet. Sulaiman (47) petani karet Rangsang Pesisir juga mengungkapkan kerisuan dan keluhan yang sama. Menurut Bapak tiga anak ini, tahun 2013 ini kebijakan pemerintah memang sangat tidak memihak para petani. Harga komoditas pertanian dan perkebunan terus anjlok, tanpa alasan yang jelas. “Kalau harga komoditas pertanian dan perkebunan terus melorot, ekonomi masyarakat di pedesaan akan jatuh. Kemampuan masyarakat juga akan berkurang. Tidak hanya soal memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita juga butuh tempat tinggal yang layak,” ungkap Sulaiman. Dia berharap pemerintah mencari solusi atas kondisi ini. (Rus)
13
Bintan-Lingga
SENIN 22 APRIL 2013
Hepatitis Di Bintan, Kejadian Luar Biasa
BINTAN (PK) Beberapa waktu belakangan, penyakit Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) menyerang warga Kijang, Bintan Timur. Jumlah penderitanya tak main-main, mencapai 122 orang. Berdasarkan pendataan sebelumnya, pada Januari 2013 lalu 4 orang warga harus dirawat di RSUD Bintan karena menderita Hepatitis A. Kasus pada bulan Februari terjadi peningkatan penderita menjadi 6 orang. Ketika Maret, penularan penyakit masa inkubasi 28 hari itu semakin tinggi. Pasien pada bulan Maret naik mencapai 33 orang penderita. Memasuki minggu pertama bulan April, 44 orang dinyatakan tertular dan harus dirawat di RSUD. Sebagian dirawat di RSUD Bintan dan beberapa orang harus dirujuk ke RSUD Tanjungpinang dan RSU Provinsi Kepri. “Data sampai Minggu (14/4) kemarin, total penderita Hepatitis A mencapai 122 orang. Artinya, selama seminggu terakhir penderita bertambah 35 orang,” kata Hasan, Plt Camat Bintan Timur. Pemerintah Kecamatan Bintan Timur, sebut Hasan, selama seminggu terakhir cukup gencar menyosialisasikan penyakit Hepatitis A itu. Namun demikian,
tetap ditemukan warga yang tertular. Akibatnya untuk saat ini ruang inap RSUD Bintan penuh dengan pasien. Tapi tidak semata pasien Hepatitis A. Sebagian besar penderita Hepatitis A sudah pulang dan hanya melakukan rawat jalan. “Pemerintah mengimbau agar masyarakat membatasi kunjungan ke RSUD. Karena penyakit Hepatitis A itu menular. Jika mengunjung sanak family, biasanya cuci tangan dan membersihkan diri sebelum makan,” tegasnya. Upaya lain, lanjut Hasan, pemerintah kecamatan juga meminta agar kedai kopi dan pengusaha air isi ulang lebih memperhatikan kebersihan. Air yang dijual kepada masyarakat benar-benar dicek kesehatannya serta pastikan telah higienis. Begitu juga kantin-kanting sekolah, harus menjual air dan makanan dalam kondisi sehat dan bersih. Kepala Dinas Kesehatan Bintan, Muhammad Roem, mengemukakan, virus Hepatitis A lebih celat menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Masyarakat tidak produktif ketika diserang penyakit Hepatitis A yang lebih cenderung ditimbulkan oleh tinja. Gejala yang ditimbulkan seperti
F.DOK
Kemenkes RI bersama Dinkes Provinsi Kepri serta Dinkes Bintan mengambil sampel warga.
demam tinggi, mual, lelah, perut kembung, sakit kepala dan nafsu makan berkurang. Efeknya, secara bertahap akan muncul warna kekuningan di bagian putih bola mata. Lambat laut akan menyerang dan mengakibatkan pembengkakan pada hati. Kepala RSUD Bintan, Dr Gam-
ma Isnaeni, ketika dihubungi membenarkan ada penambahan pasien Hepatitis A. Namun, secara grafik ada penurunan meski masih ada beberapa penderita yang diisolasi dengan perawatan intensif. Kasus Luar Biasa Dinas Kesehatan Bintan dan
RSUD Bintan menyatakan penyakit Hepatitis A di Bintan Timur sudah kasus luar biasa (KLB). Sesuai laporan terakhir, penderita penyakit Hepatitis A di Bintan Timur saat ini sudah sebanyak 175 orang. Dari jumlah tersebut, 2 pasien diderita oleh pelajar asal Gunung Kijang dan 3 pelajar asal
Bintan Pesisir yang berada di luar Kecamatan Bintan Timur. 5 pelajar tersebut merupakan siswa SMA di Bintan Timur. Sedangkan 170 penderita merupakan warga Kijang Kota, Gunung Lengkuas, Sungai Lekop dan Sungai Enam. Angka tertinggi penderita berada di wilayah Kijang Kota, 148 orang. Dari 170 penderita, 100 pasien melapor ke RSUD Bintan. Sementara, sisanya didata dari Puskesmas Kijang dan sebagian di Puskesmas Gunung Kijang. Sejak Januari, puncak kasus tertinggi pada minggu ke-15 tahun 2013 atau minggu kedua April sebanyak 75 orang pasien. Pada minggu ke-16 ini, tingkat penderita sudah menurun. Kepala Dinas Kesehatan Bintan, Muhammad Roem, saat jumpa wartawan, menyampaikan, dari pasien yang ada, 62 orang menjalani penyembuhan rawat inap. Rawat inap khusus di RSUD Bintan sebanyak 44 orang, RSUP sebanyak 8 pasien dan 10 penderita di rawat inap RSUD Kota Tanjungpinang. Sedangkan 38 orang pasien dilakukan pengobatan rawat jalan. “Untuk pengobatan, pihak RSUD Bintan melakukan dengan cara peningkatan kekebalan tubuh. Untuk penanggulangan, kami melakukan tata laksana kasus serta
memutus rantai kasus,” ujar M Roem. Untuk masyarakat di wilayah Bintan Timur, lanjut M Roem, diminta agar terus menjaga sanitasi lingkungan dan kesehatan pribadi. Baik melalui pencegahan dari makanan maupun upaya isolasi terhadap pasien yang terkena penyakit. “Sosialisasi terus kita lakukan. Karena kasus ini sudah KLB, pemerintah pusat sudah turun ke Kijang guna mengambil sampel dan meninjau terhadap pasien. Khusus pada hari Selasa (16/4), pasien yang masuk ke RSUD hanya 1 orang. Kita berharap ada penurunan dan hilang pada akhir April ini,” sebut Roem di dampingi Kepala Puskesmas Gunung Kijang, Dr Bambang. Pada kesempatan yang sama, Kepal RSUD Bintan, Dr Gamma, menambahkan, untuk saat ini Pemkab Bintan masih menunggu hasil penelitian dari Surveyland Kemenkes RI. Jika pusat menyatakan perlu dilakukan vaksinasi Hepatitis A, akan dilakukan. Hanya saja, Pemkab Bintan pada anggaran 2013 tidak ada memprogramkan. Sehingga dana yang diharapkan jika dilakukan vaksinasi massal, berasal dari Pemprov Kepri dan APBN.(TP/fre)
Pemerintah Pusat Monitor Hepatitis
Tjetjep Yudiana
BINTAN (PK) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Cecep Yudiana, mengatakan meluasnya penderita Hepatitis di Bintan, sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Kementerian Kesehatan RI sudah turun langsung melakukan penelitian, apa penyebab tersebarnya virus Hepatitis. “Karena sudah masuk kategori KLB, menjadi perhatian pemerintah pusat. Kementerian Kesehatan turun langsung,” kata Cecep Yudiana. Pemerintah Provinsi Kepri, kata Cecep, bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Bintan, sudah menurunkan tim kesehatan. Tu-
run langsung ke masyarakat di titik lokasi tersebarnya virus hepatitis. Pemerintah juga sudah mengambil 45 sample, untuk diteliti di laboratorium guna mencari penyebab utama, mengapa daerah Bintan, tiba-tiba meluas virus hepatitis. Bagi penderita hepatitis, bisa disembuhkan tapi membutuhkan waktu, bisa-bisa mencapai dua minggu. “Tim kesehatan Provinsi Kepri sudah turun, kita juga sudah mengambil sample untuk dicek laboratorium,” tegas Cecep. Ditegaskan Cecep, pemerintah terus memantau perkembangan penderita hepatitis, baik yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bintan di Kijang dan RSUD Kepri, Tanjunguban atau rumah sakit yang ada di pulau Bintan.”Pemerintah juga akan membantu biaya pengobatan, bagi penderita Hipertitis Pencegahan penularan hepatitis A dapat bersifat spesifik dan non spesifik. Pencegahan non spesifik dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan, minuman, dan lingkungan sekitar. Sedangkan pencegahan spesifik adalah dengan vaksinasi.
Mencuci tangan dengan sabuh dibawah air yang mengalir juga dapat mencegah penyakit hepatitis A. Tindakan inilah yang harus digalakkan agar dapat diterapkan oleh semua lapisan masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa. “Umumnya, Hepatitis A merupakan salah satu penyakit menular yang cukup berbahaya, terutama dikalangan anak sekolah. Gejala biasanya muncul secara tiba-tiba, misalnya berupa demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, perut tidak nyaman, air seni berwarna tua, warna kekuningan pada mata dan kulit,” tegasnya. Ditegaskan dia, supaya masyarakat tetap aman dan tidak terkena virus Hepatitis, ia menyarankan menjaga kebersihan dengan cuci tangan sebelum masak dan setelah keluar toilet, cuci alat-alat masak dan makan, dapur harus bersih, tidak ada binatang, serangga. Pisahkan bahan makanan menggunakan alat dapur dan alat makan yang berbeda serta simpan di tempat berbeda. Masak makanan hingga matang.(TP)
SMK Perikanan Kepri Segera Terwujud BINTAN (PK) Pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perikanan dan Kelautan Kepri di daerah Busung Kabupaten Bintan, bakal terwujud. Guna mendorong percepatan pembangunan sekolah andalan tersebut, Pemkab Bintan saat ini sudah menyediakan lahan seluas 10 hektare. Lokasi pembangunan SMK dan Kelautan Kepri berada di Desa Busung Kecamatan Seri Kuala , Bintan. Lahan yang diplot 10 hektare sudah dibebaskan Pemkab Bintan seluas 5 hektare. Sedangkan sisanya masih dalam proses ganti-rugi. Lahan yang
dibutuhkan 10 hektare bukan saja untuk ruang majelis guru dan ruang kelas belajar. Lahan juga diperuntukan untuk laboratorium, lokasi praktikum, bengkel alat pengolahan hasil ikan serta beberapa fasilitas olahraga siswa. “Lahan 10 hektare untuk SMK Perikanan dan Kelautan di Busung itu berada di pinggir pantai. Sehingga akan memudahkan untuk praktikum bagi siswa. 5 Hektare sudah dibebaskan, sedangkan 5 hektare lagi masih dalam proses,” ujar Lamidi, Sekda Bintan. Anggaran untuk pembangunan SMK Perikanan dan Kelautan di
Lamidi
Busung akan disedikan Pemprov Kepri. Sebagian besar, dana diajukan ke pemerintah pusat. Seluruh fasilitas untuk SMK Perikanan dan Kelautan itu didatangkan dari pusat.(TP/fre)
Yacht (kapal pesiar) tengah sandar. Kapalkapal seperti ini akan memenuhi perairan Bintan dalam Sail Indonesia 2013.
Bintan Siap Jadi Tuan Rumah Checkpoint Sail Indonesia 2013 BINTAN (PK) Ratusan yacht (kapal layar) dan beberapa kapal pesiar dari mancanegara akan mengarungi keindahan lautan nusantara di beberapa daerah destinasi wisata. Checkpoint (pos pemeriksaan) terakhir bagi peserta reli dalam event Sail Indonesia 2013 itu berada di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri. Rencana Bintan sebagai tuan rumah atau checkpoint Sail Indonesia 2013 itu sudah dinyatakan tim EO Aswindo ketika mengadakan pertemuan dengan Bupati Bintan, Ansar Ahmad di kawasan pariwisata Lagoi, Kamis (18/4). Rapat awal Bintan ditetapkan sebagai daerah destinasi Sail Indonesia 2013 dihadiri dari unsur pimpinan Imigrasi, Syahbandar, Navigasi, Bea Cukai, pihak kepolisian serta Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan, Mohd Setioso. Pertemuan terbatas yang dipim-
pin Ansar Ahmad, tim EO penyelenggara Sail Indonesia memaparkan rencana event Sail Indonesia ke-13 tersebut. Untuk tahun 2013 ini, kapal yacht dan pesiar yang bakal mengikuti tour lebih dari 150 unit. Direncanakan, peserta Sail Indonesia 2013 akan berangkat dari Darwin (Ausralia) akhir Juli nanti. Dijadwalkan seluruh kapal dari Australia tanggal 17 Juli dengan tujuan pertama ke Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). Sail Indonesia 2013 akan berlangsung selama tiga bulan, berakhir di Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Ansar Ahmad menjelaskan, saat tiba di Kupang, peserta Sail Indonesia akan menikmati objek pariwisata Pulau Komodo untuk beberapa hari. Selanjutnya, rombongan Sail Indonesia akan menuju daerah Indonesia Timur. Check point pertama, peserta akan berkumpul di Bali. Dari Pulau
Dewata, peserta Sail Indonesia kembali melanjutkan perjalanan. “Selama tiga bulan, titik persinggahan atau yang dijadikan destinasi peserta Sail Indonesia 2013 antara lain Pulau Timor, Banda, Buru, Ternate, Morotai, Lembata, Wakatobi, Flores, Sulawesi, Bali, Jawa, Kalimantan, Belitung. Check point terakhir, peserta Sail Indonesia berkumpul di Kabupaten Bintan sebelum finish di Singapura. Pemkab Bintan sudah menyiapkan event tersebut,” tegas Ansar. Di setiap daerah persinggahan, seperti di Bintan peserta berkesempatan menikmati keindahan pariwisata pantai, budaya masyarakat, kesenian tradisional, kerajinan, makanan dan minuman maupun aneka ragam bahasa serta budaya pariwisata lainnya. Selama perjalanan di laut, peserta akan menemukan atau melihat beberapa bagian perairan dan pulau Indonesia khususnya
pulau-pulau terpencil di wilayah Provinsi Kepri. Pulau terpencil itu lebih cenderung menarik dan mempesona. Diharapkan, keindahan panorama dan wisata budaya Bintan yang ditemukan peserta Sail Indonesia itu bisa dipromosikan saat kembali ke negara asalnya. “Event Sail Indonesia 2013 merupakan kesempatan Bintan mempromosikan wisata budaya ke negara asing lebih luas lagi. Justru itu, Pemkab Bintan komitmen menyiapkan segala hal,” tegas Ansar. Ansar mengungkapkan, ada 3 titik kawasan perairan yang menjadi alternatif untuk labuh jangkar ratusan kapal yacht dan kapal pesiar tersebut. Perairan alternatif itu antara lain di Sungai Enam Bintan Timur, Ferry Terminal Tanjung Berakit Teluk Sebong atau di kawasan pantai Lagoi.(TP/yen)
Bidan Wajib Berikan Layanan Terbaik LINGGA (PK) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, dr Ignatius Luti MPH, menegaskan bidan yang bertugas di Desa Penaah, Senayang dan jarang masuk, sudah diganti. Bidan itu diganti setelah masyarakat setempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan. Informasi masyarakat itu langsung ditindaklanjuti dan berkoordinasi dengan Puskesmas Pancur sebagai induk Puskesmas Pembantu (Pustu) Pancur. “Bidan di Penaah itu langsung kami ganti. Setelah melakukan kroscek di Penaah dan pendapat dari Puskemas Pancur,” kata Luti. Menurut Luti, sebagai seorang
tenaga kesehatan yang merupakan abdi negara, seharusnya bidan itu dan semua tenaga kesehatan wajib memberikan pelayanan yang maksimal di manapun ditempatkan. Janji dan sumpah jabatan pada saat pengangkatan menjadi PNS harus benar-benar dilaksanakan. “Kompensasinya tentu pemerintah membayar dengan gaji dan berbagai tunjangan lainnya. Dinkes Lingga tidak akan mentolelir jika ada tenaga kesehatan yang mengabaikan tugas,” tegas Luti. Dilanjutkan, masyarakat Kabupaten Lingga, dapat langsung memberikan informasi kepada Dinkes, jika menemui tenaga kes-
ehatan yang tidak melaksanakan fungsinya. Pihaknya akan terus memantau kinerja tenaga kesehatan yang ditugaskan di berbagai pulau di Kabupaten Lingga. “Jika tidak beres akan segera kita ganti dan yang bersangkutan juga akan menerima sanksi,” imbuhnya. Sebelumnya, Warga Desa Penaah, Kecamatan Senayang, mengeluhkan keberadaan bidan yang bertugas di Polindes Penaah. Sebab, bidan tersebut jarang berada di Polindes. Sehingga warga kesulitan untuk mendapatakan pelayanan kesehatan. Berbagai upaya telah dilakukan warga agar bidan yang ditugaskan
betah tinggal. Termasuk, dengan mengadukan kepada Wakil Bupati Lingga Abu Hasim dan beberapa anggota DPRD Lingga yang berkunjung ke pulau yang menjadi salah satu ikon pariwisata di Bunda Tanah Melayu ini. Bidan yang bertugas di Penaah itu juga sering menggerutu saat dipanggil untuk memeriksa warga yang sakit. Apalagi, pemanggilan dilakukan pada malam hari. Saat tidak ada bidan, warga harus menyeberang ke Kota Pancur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk dapat ke Pancur warga harus 2 jam mengarungi laut dengan pompong.(TP/tir)
Polisi Periksa Puluhan Guru LINGGA (PK) Puluhan orang guru, penjaga sekolah dan tata usaha non Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kecamatan Singkep, Lingga dan Lingga Utara dimintai keterangannya oleh penyidik di Satreskrim Polres Lingga. Sedangkan yang dari Kecamatan akan menyusul dipanggil penyidik. Demikian disampaikan Kasatreskrim AKP Abu Zanar. Apa hasil pemeriksaan itu? Abu minta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya dalam kasus dugaan penyimpangan
penggunaan anggaran insentif guru, penjaga sekolah dan tata usaha non PNS di Kabupaten Lingga tahun 2012, tersebut. Hingga saat ini, penyidik Polres terus melakukan pemanggilan orangorang terkait kasus insentif ini. “Pemeriksaan terus dilakukan, tinggal guru dari kecamatan Senayang yang belum dimintai keterangan. Pemeriksaan kepala dinas akan dilakukan setelah semua guru yang bersangkutan dimintai keterangan,” jelas Abu. Ia menuturkan, untuk melengkapi berkas pemeriksaan pihak-
nya membutuhkan sedikit waktu. Sebab, jauhnya rentang kendali saksi-saksi. Agar tidak merepotkan guru yang dimintai keterangan, pihak penyidik Polres Lingga yang datang jemput bola. Caranya mendatangi langsung kediaman tenaga pendidik dan kependidikan yang terkait. Dugaan penyimpangan penggunaan anggaran insentif tahun 2012 itu terungkap saat beberapa tenaga pendidik dan kependidikan di Kabupaten Lingga mengeluh menerima insentif. Dari penutu-
ran guru-guru ini Komisi III DPRD Lingga menggelar hearing. Dalam hearing terungkap bahwa Rp441 juta dana insentif yang dicairkan oleh PPTK Rudianto dan dilakukan dengan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) palsu. Anggaran yang dicairkan ini diduga digunakan untuk membiayai uang kantor dan kebutuhan Kadisdikpora Abdul Razak. Rudianto sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan Abdul Razak belum dimintai keterangannya oleh penyidik polisi.(TP/tir)
Pertahankan Kursi, Anggota DPRD Pindah Partai LINGGA (PK) Menjelang pemilihan umum tahun 2014, banyak anggota DPRD Lingga yang pindah partai. Mereka pindah karena partainya tak lolos verifikasi dan masih berharap menjadi anggota dewan. Jadinya, terpaksa loncat partai. Beberapa diantara anggota DPRD Lingga tersebut adalah M Nizar, dari PKB ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Sui Hiok dari Partai PPIB ke Partai Hanura, Masril dari Partai PKNU ke Partai Gerindra, Riono dari Partai PPIB ke Partai NasDem, serta M Noer dari Partai PMB.
Nama-nama anggota DPRD tersebut, menurut Ketua DPRD Lingga, Kamarudin Ali, sebagian besar belum mengajukan pengunduran diri. Satu-satunya yang sudah mengajukan pengunduran hanya M Nizar. Anggota KPUD Lingga, Drs Efendi menjelaskan, bagi calon anggota legislatif yang akan pindah partai, harus mengajukan surat pengunduran diri dulu. “Setelah itu baru diterima ketika mendaftarkan ke KPU,” terangnya. Efendi Mencontohkan, Ahmad Nasrudin yang pada 2009 di Partai
PAN. Walau tidak terpilih, namun dalam Pemilu 2014 mencalonkan dari partai Nasdem. “Yang bersangkutan harus melampirkan surat pengunduran diri dari awalnya. Masalah diterima atau tidak itu urusan partai,” tegas Efendi. Sementara untuk anggota DPRD yang terpilih dari partai lain dan dalam pencalonan tahun 2014 berpindah partai, Efendi kembali mencontohkan seperti M Nizar yang pindah ke Nasdem. “M Nizar harus membuat pengunduran dari anggota DPRD dan ke partai asalnya,” terang Efendi. (Amin)
14
Karimun
Kasak-kusuk Mutasi, Istri Calon Sekda Dilobi KARIMUN (PK) Siapa yang akan dilantik menjadi Sekda Karimun, sampai saat ini belum diputuskan. Namun isu mutasi sudah hangat di kalangan
pegawai Pemkab Karimun. Isu mutasi ini membuat gerah. Apalagi beredar informasi mutasi tersebut akan dilakukan dalam bulan April 2013 ini. Menanggapi isu mutasi itu, Kepala BKD (Biro Kepegawaian
SENIN 22 APRIL 2013
Daerah) Kabupaten Karimun, Drs. Kamarullazi, M.Si ketika dikonfirmasi Putra Kelana mengatakan, seharusnya isu mutasi itu disikapi dengan wajar saja. Karena mutasi itu untuk mengisi kekosongan jabatan ataupun penyegaran bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kamarullazi tidak mau terlalu menanggapi isu mutasi yang sampai saat ini masih sebatas kabar burung saja. Soalnya hal ini tergantung dari pimpinan. Kemung-
kinan munculnya isu mutasi ini dikarenakan akan ada pelantikan Sekda Karimun yang saat ini jabatan tersebut dijalankan oleh DR. Samsuardi, sebagai pelaksana harian (Plh). Pelantikan Sekda Karimun masih menunggu surat keputusan Gubenur Provinsi Kepulauan Riau. Bisa saja akan ada pelantikan pejabat di lingkungan Pemkab Karimun akan dilakukan bersamaan dengan pelantikan Sekda Karimun mendatang. Semuanya tergantung
pimpinan. Dari informasi yang beredar dikalangan pegawai di lingkungan Pemkab Karimun, kalau T.S. Arif Fadillah yang terpilih Sekda Karimun, maka jabatan Kepala Bappeda Karimun yang ditinggalkannya kemungkinan besar akan dipercayakan kepada DR. Muhammad Hasbi, yang saat ini sebagai kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindag Karimun. Demikian pula dengan sejumlah nama lainnya seperti Sularno,
Kabag Progrev di Setkab Karimun juga disebut bakal dipromosikan menjadi pejabat eselon dua atau sebagai Kepala Dinas di salah satu SKPD. Dari Pantauan Putra Kelana, meskipun belum ada kepastian mutasi, tampak jelas sejumlah pegawai ataupun pejabat eselon III mulai kasak-kusuk malakukan lobi-lobi, termasuk mendekati istrinya T.S Arif Fadillah, kandidat terkuat Sekda Karimun. (F reddy)
Bupati Lantik 28 Kepala Sekolah
Bupati Karimun, Nurdin Basirun membacakan SK pelantikan.
KARIMUN (PK) Sebanyak 27 Kepala Sekolah Dasar (SD) dan 1 Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Karimun dilantik oleh Bupati Karimun, DR.H. Nurdin Basirun ,S.Sos M,Si, Jum’at, 19 April 2013 lalu di Aula Pertemuan SD 01 Bukit Senang Tanjungbalai Karimun. Pelantikan kepala sekolah ini merupakan penyegaran untuk meningkatkan kinerja mereka. Demikian ungkap Nurdin Basirun. “Kepala Sekolah harus tetap bekerja profesional, perencanaan harus matang sehingga kinerjanya
F.FREDDY
akan memuaskan,” ujar Nurdin Basirun. Saat ini, kondisi pendidikan di Kabupaten Karimun sudah cukup baik, didukung dengan anggaran yang memadai. Tentunya hal ini dapat lebih memotivasi para guru dan kepala sekolah yang baru dilantik untuk lebih fokus dalam meningkatkan kinerjanya serta memilki perencanaan yang matang. Bakri Hasyim, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun mengatakan, pelantikan kepala sekolah ini dilakukan untuk mengisi kekosongan akibat ada
kepala sekolah yang meninggal dunia, pensiun dan sakit berat. Dan mereka yang dilantik ini merupakan para guru yang sudah layak untuk diangkat atau dipromosikan memegang jabatan kepala sekolah. Sebagian besar mereka telah berpendidikan Sarjana atau Strata I dan sudah memiliki sertifikasi dan tes catatan kepala sekolah (Cakep). Bakri Hasyim meminta agar kepala sekolah yang baru dilantik dapat segera aktif dan beradaptasi di lingkungan sekolah yang baru. Sementara itu, di tempat terpisah, Ketua Dewan Kehormatan Guru Indonesia, H. Harris Fadillah ketika dihubungi Putra Kelana mengatakan, dia berharap agar kepala sekolah yang baru dilantik dapat menjalankan amanah sesuai perannya. Nama baik guru harus selalu dijaga. “Nama baik guru harus selalu dijaga dan tindakan-tindakan yang tidak baik harus dihilangkan,” pesan Harris Fadillah yang juga mantan Kadis Pendidikan Kabupaten Karimun itu. Saat ini, kata Harris, yang paling perlu ditekankan kepala sekolah adalah menyangkut pendidikan karakter dan akhlak mulia. (Freddy)
Nurdin Bangga Banyak Masjid Megah Berdiri KARIMUN (PK) Bupati Karimun, Nurdin Basirun memberikan sumbangan Rp25 juta untuk pembangunan Masjid Al Falah, Sungai Pasir, Kecamatan Meral. Penyerahan sumbangan dilakukan saat peletakan batu pertama pembangunan yang dilakukan oleh Nurdin, Sabtu (20/4). Masjid yang berada di daerah Meral ini, nantinya mampu menampung sekitar 1. 500 jamaah. Ketua Pembangunan Masjid Al Falah, Zulkifli mengatakan, untuk pembangunan masjid diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp1,6 miliar, dan pembangunan berdasarkan swadaya masyarakat. Dan saat ini baru terkumpul sumbangan sebesar Rp50 juta. “Kami masih membutuhkan banyak biaya untuk mewujudkan rencana pembangunan masjid ini,” ujarnya. Rencananya, kata Zulkifli, masjid akan memiliki ukuran bagian dalam 17 x 17 meter, dan ditambah teras seluas 3 meter. “Sehingga ukurannya nantinya menjadi 20 x 20 meter,” jelasnya. Pembangunan masjid ini, di atas bangunan masjid lama, yang dibangun pada tahun 1980 lalu. Di mana masjid saat ini sudah tidak mampu lagi menampung jamaah yang melaksanakan salat terutama saat salat Jumat. “Maka pengurus bersama masyarakat berniat melakukan pembangunan dengan menambah luas masjid,”
BUPATI Karimun Meletakkan Batu Pertama Pembangunan Masjid Al Falah. F.IST
tambahnya. Dalam kesempatan itu, Nurdin mengatakan, semakin banyaknya masjid megah yang berdiri di Karimun, merupakan salah satu upaya meningkatkan salah satu azam yakni peningkatan imam dan taqwa. “Saya bangga kepada masyarakat Karimun, di mana dalam pembangunan masjid umumnya dari swadaya masyarakat,” jelasnya. Dalam hal ini kata Nurdin, ia yakin, meski anggaran yang dibutuhkan sangat besar, namun akan banyak masyarakat yang memberikan sumbangan demi ter-
wujudnya niat mulia tersebut. “Masjid ini nantinya akan menjadi milik seluruh umat Islam, dan saya yakin akan banyak umat Islam memberikan sumbangan,” tambahnya. Dirinya juga mengingatkan, jika pembangunan sudah selesai, nantinya juga dibarengi dengan lebih mensyiarkan agama Islam. “Jika masjid sudah bagus, tentunya harus dibarengi dengan makin ramainya umat Islam melaksanakan ibadah. Jangan sampai masjid dibangun dengan megah, tapi orang yang melaksanakan ibadah tidak ada,” urainya.***
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karimun, Drs, Hurnaini, M.Si (tengah) ketika menetima award atas kepedulian Pemkab Karimun terhadap program keluarga harapan.
Dua Penghargaan untuk Karimun
KARIMUN (PK) Dinas Sosial Kabupaten Karimun berhasil mendapatkan 2 award pada saat rapat koordinasi program keluarga harapan wilayah sumatera I yang digelar di hotel Harmoni One, Kota Batam, pekan lalu. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karimun, Drs, Hurnaini ,M.Si menjawab Putra Kelana mengatakan, dua perhargaan yang diterima tersebut terkait dengan kepedulian atau perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun yang
cukup besar terhadap program keluarga harapan. Dua penghargaan yang diterimanya itu adalah pertama diberikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun karena mendukung dana sharing dari APBD Karimun, dinilai yang paling besar dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Sementara penghargaan kedua diberikan karena Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun dianggap memberikan perhatian
penuh terhadap operator dan tenaga pendamping program keluarga harapan. Menurut Hurnaini, Karimun memang peduli terhadap program keluarga harapan. Makanya tenaga pendamping dan operator cukup mendapat perhatian dalam melaksanakan kerjanya di 5 kecamatan yang ada di Kabupaten Karimun. “Pada 2012 lalu, penerima bantuan dari program keluarga harapan tersebar di 5 kecamatan dari 9
F.IST
kecamatan yang ada di Kabupaten Karimun dengan jumlah seluruhnya sebanyak 568 kepala keluarga,” papar Hurnaini. Untuk tahun 2013, Dinas Sosial Kabupaten Karimun sudah mengusulkan 4 kecamatan lainnya untuk dimasukkan dalam program keluarga harapan. Sekarang ini sudah disiapkan data dan diharapkan dapat diakomodir setelah dilakukan validasi sesuai data yang ada di PPLS. (Freddy)
Sekolah Bersih, Siswa Berprestasi KARIMUN (PK) Bertempat di ruang rapat utama (Rupatama) Kantor Camat Karimun, Rabu (17/4) pagi diumumkan pemenang Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kecamatan Karimun yang digelar tiap tahunnya. Tahun ini, SMPN 1 Karimun tidak bisa ikut lomba karena mengikuti Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional. Program ini merupakan program pemerintah pusat. Camat Karimun, Ramli SSos Msi, mengungkapkan, juara tingkat TK diraih TK Pembina Negeri, tingkat SD diraih SDN 002 Tanjung Balai Kota, tingkat SMP diraih SMPN 2 Karimun dan untuk tingkat SMA diraih SMA Mahabodi Karimun (swasta). “Sekolah yang juara akan mewakili Kecamatan Karimun pada Lomba Sekolah Sehat
Tingkat Kabupaten,” kata Ramli. Pesan penting melalui lomba ini adalah, perilaku hidup bersih dan rapi dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari hari. Artinya dengan sikap disiplin di sekolah yang setiap harinya digembleng dengan aturan, akan terbawa di rumah atau kebiasaan dari rumah bisa terbawa ke sekolah. Sekolah itu bisa menang karena dukungan semua siswa yang peduli dengan kebersihan. Jika hanya mengandalkan petugas kebersihan di sekolah itu, kecil kemungkinan siswa akan menang. Kuncinya ada pada siswa yang peduli dengan kebersihan atau perilaku hidup sehat. Sekolah yang belum meraih juara tahun ini diminta jangan berkecil hati. Karena masih ada lomba tahun depan. Demikian sekolah yang sudah juara harus
F.IST
CAMAT Karimun menyerahkan piala dan piagam kepada pemenang.
mempertahankan prestasinya di bidang kesehatan. Perlu diketahui sekolah sehat akan menghasilkan siswa yang berprestasi karena kebersihan itu berpengaruh pada proses anak belajar.Sekolah yang belum
masuk dominasi tahun ini agar mulai berbenah.“Jangan hanya saat mengikuti lomba sekolah sehat baru sekolah dibersihkan. Kami harap juga kebersihan di sekolah harus menjadi perhatian,” jelasnya.(TP/yon)
BLH Tak Punya Dana untuk Cek Limbah KARIMUN (PK) Meskipun hasil pemeriksaan sampel limbah yang berasal dari PT. Karimun Sembawang Shipyard (KSS) di labor PT. Sucofindo di Batam dinyatakan tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), tapi polisi dari Polres Karimun masih terus mencari bukti lain. Yaitu, dengan mendatangi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun yang berada di Gedung B di Jalan Poros Karimun, Jumat, (19/4) lalu. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun, DR. Amjon, S.Pd, M.Pd, membenarkan kalau ada pihak dari kepolisian meminta keterangan kepada salah seorang staffnya berkaitan dengan limbah di PT. KSS. Menurut Amjon, dirinya tak keberatan aparat kepolisian mendatangi kantornya dan memintai keterangan kepada stafnya. Semuanya sudah jelas dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup serta Undang-Undang yang mengatur masalah tentang hal ini sudah terang benderang Sementara di tempat terpisah, anggota komisi C DPRD Kabupaten Karimun, H.Muhammad Asyura, ketika dimintai tanggapannya mengatakan, seharusnya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karimun dilengkapi dengan sarana labor yang dapat melakukan pengecekan terhadap limbah-limbah yang berasal dari sejumlah perusahaan di Kabupaten Karimun.
F.NET
Aktivitas salah satu perusahaan shipyard. Material yang digunakan berpotensi menimbulkan limbah.
Karena labor pemeriksaan limbah belum dimiliki, instansi ini kesulitan untuk mengetahui secara pasti terhadap limbah-limbah tersebut, apakah mengandung B3 atau limbah biasa. Menurut Asyura, Kalau pun belum ada labor pemeriksaan limbah di Karimun, BLH Karimun berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan terhadap limbahlimbah tersebut. Minimal membawa sampel limbah itu ke Batam atau ke Pekanbaru. Sementara di tempat terpisah, Kabid Pencegahan, Pencemaran dan Pengelolaan Limbah di BLH Kabupaten Karimun, Sumarji, mengatakan, sekarang ini bukan BLH Karimun tidak mau membawa sample untuk di uji labor. Namun BLH tidak mempunyai
dana untuk hal itu. Menurut Sumarji, sekarang ini yang terpenting bagi BLH yakni bagaimana adanya alokasi dana di APBD Kabupaten Karimun. Sample limbah ini dapat dibawa ke labour pemeriksaan limbah bisa di Batam, Pekanbaru maupun di Jakarta. Ketika ditanya kenapa BLH tidak membawa sendiri sample limbah di PT. KSS yang dianggap mengandung B3, Sumarji mengatakan, kendalanya hanya ada pada masalah anggaran yang tidak tersedia dalam pos BLH. “Memang BLH tidak mempunyai dana untuk itu,” tegas Sumarji. Demikian pula halnya dengan dana pengawasan yang sangat minim, karena itulah Sumarji
berharap pada pembahasan APBD perubahan nanti agar anggaran untuk pengiriman sample dan pengawasan dapat dialokasikan disalah satu pos di BLH. Dengan dana yang dimiliki BLH yang sangat minim itu, Sumarji mengakui BLH memang belum bisa berbuat maksimal sesuai keinginan masyarakat dalam melakukan pengawasan dan pengecekan limbah ke labor pemeriksaan limbah yang ada di luar daerah. Menurut Sumarji, agar limbah yang berasal dari sejumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Karimun tidak mencemari lingkungan dan berbahaya, BLH Kabupaten Karimun selalu melakukan sosialisasi dan pembinaan terhada perusahaan. (Freddy)
15
Natuna-Anambas
SENIN 22 APRIL 2013
Natuna Cukup Strategis, Tapi Terpisah-pisah
Kementrian PDT Bantu Anambas Rp1,5 M ANAMBAS (PK) Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) secara langsung menyerahkan bantuan sosial (bansos) Rp1,5 miliar kepada Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA). Bantuan ini bertujuan mempercepat pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Selain KKA, bantuan itu juga diterima beberapa kabupaten/kota di Indonesia. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kepulauan Anambas, Khairul Syahadat. Penyerahan bantuan itu dilakukan pada acara Rapat Sosialisasi Kebijakan Peningkatan Infrastruktur Infotel Tahun Anggaran 2013 di Surabaya dari tanggal 10-12 April 2013. Menurut Syahadat, bantuan itu lebih diarahkan untuk pembangunan infrastruktur Informatika dan Telekomunikasi di beberapa daerah tertinggal. Anambas masuk dalam kategori bansos media Informasi Televisi (MIT). Selain kategori MIT, KPDT juga menyerahkan bantuan dalam bentuk bansos Radio Komunitas Terpadu (RKT), BTS, hingga Warung Informasi Masyarakat untuk 35 Kabupaten di tanah air yang bersumber dari APBN 2013.***
NATUNA (PK) Dalam rangka menyelaraskan pembangunan pemerintah pusat hingga daerah, 12 anggota DPR melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Natuna. Kedatangan mereka disambut baik oleh Bupati Natuna Ilyas Sabli, Ketua DPRD Natuna Hadi Candra, Kepala BKD, Kakan BPN, KPUD dan Panwaslu Kabupaten Natuna. Di aula Kantor Bupati Natuna, pertemuan membahas berbagai hal dilakukan. Diantaranya penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan publik di berbagai bidang, program pelaksanaan data kependudukan dan SIAK, Program BPN dan penanganan kasus-kasus pertanahan di Kabupaten Natuna. Juga termasuk penanganan tenaga
Komisi II DPR RI saat kunker di Kabupaten Natuna.
honorer, masalah kepegawaian dan arsip daerah, kemudian persiapan pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun 2014. Bupati Natuna Ilyas Sabli pada pertemuan itu menyampaikan, pada
F.HARDIANSYAH
kunjungan pertama Komisi II DPRRI ini ke Kabupaten Natuna pihaknya sangat perlu menjelaskan maupun memperkenalkan gambaran tentang Natuna. Untuk sebelah utara berbatasan dengan Vietnam
dan Kamboja, sebelah selatan Kabupaten Bintan, sebelah barat Kabupaten Kepulauan Anambas, sebelah Timur Malaysia Bagian Timur dan Kalimantan Barat. Untuk luas dan topografi Kabupaten Natuna memiliki pinggiran pantai, dataran rendah yang berbukit dan gunung. Sedangkan jumlah data penduduk Natuna menurut yang terdata pada tahun 2012 tercatat 76.305 jiwa untuk laki 39.524 jiwa dan perempuan 36.781 jiwa. Ia juga menjelaskan secara singkat, keadaaan Natuna yang memiliki 12 kecamatan dan 70 desa. Kemudian khususnya kabupaten ini memiliki 7 pulau terluar dari 154 pulau, 27 pulau telah berpeng-
huni dan ada beberapa pulau yang belum memiliki nama. “Kondisi Natuna cukup strategis, jika dilihat dari potensi yang ada. Dengan APBD Natuna yang cukup besar, namun memiliki kecamatan yang terpisah-pisah, sehingga proses pembangunan maupun peninjauan memiliki hambatan yang sangat sulit,” ujarnya dihadapan wakil rakyat. Mengingat, kedatangan Komisi II DPR-RI ini yang langsung membidangi pemerintahan dan kependudukan, pihaknya mengharapkan banyak arahan dan diskusi bersama guna mendapatkan solusi terbaik bagi pembangunan Kabupaten Natuna kedepan lebih baik lagi.(Hardiansyah)
F.HUMAS
BUPATI KKA T Mukhtaruddin saat membacakan SK pelantikan.
20 Pejabat Eselon III dan IV KKA Dilantik ANAMBAS (PK) Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas T Mukhtaruddin melantik pejabat Eselon III dan IV, Kamis (18/ 04) di Gedung Balai Pertemuan Masyarakat Siantan. Pelantikan ini dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD Adnan Nala, Sekda Radja Tjelak Nurjalal serta FKPD. Adapun pejabat eselon III sebanyak 9 orang dan eselon IV, 11 orang. Nama-nama mereka yang dilantik antaranya Raja Benny syahrizal S.sos, M.si golongan (III/b)dari staf Bappedda ke Kepala Sub Bagian Fasilitas Kebijakan Perekonomian pada Bagian Administrasi Daerah. Rina Sapariyani ST, (III/b) jabatan lama staf BKD, jabatan baru Kepala sub bidang disiplin dan kesra badan kepegawaian daerah. Adefrida S.pd (III/c) jabatan lama kepala seksi kurikulum bahan belajar dan penilaian pada bidang pendidikan menegah dan tinggi Diknas, jabatan baru kepala seksi pendidikan pengajar manajemen sekolah dan kesiswaan pada bidang pendidikan menegah dan tinggi di Diknas. Suardi S.pd, M.Ed, jabatan lama staf dinas pendidikan jabatan baru, kepala seksi kurikiulum bahan belajar penilaian pada bidang pendidikan menenggah dan tinggi. Syamsuar, jabatan lama staf dinas pertanian dan kehutanan, jabatan baru kepala seksi pengembangan tanaman pangan pada bidang pada bidang pertanian. Iswarijaya SKM, jabatan lama staf dinas kesehatan jabatan baru kasubag umum dan kepegawaian dinkes. Sigit Agustin S.kep, Ners, jabatan lama staf dinkes jabatan baru kepala seksi kesehatan ibu, anak dan pelayanan medis dan KB pada bidang kesehatan keluarga dan gizi dinas kesehatan. Delyadin, SE jabatan lama staf inspektorat jabatan baru kasubag tata usaha KPM. Sementara 11 orang pejabat eselon IV diantaranya ada dua camat, Joneidi, SE jabatan lama sekretaris Dinas sosial, jabatan baru camat Siantan Tengah. Lalu Arman A.Md jabatan lama kabid masalah aktual badan kesatuan bangsa politik dan penanggulangan bencana, jabatan baru camat Siantan Timur. Bupati, T Mukhtaruddin dalam sambutannya mengatakan bahwa pelantikan ini adalah merupakan suatu upaya pemerintah dalam melakukan penyegaran serta untuk memperkuat agar dalam melaksanakan pekerjaan lebih baik lagi. Targetnya adalah terpenuhinya harapan pelayanan prima kepada masyarakat. Disamping tuntutan kinerja yang baik, bupati juga minta agar pejabat yang dilantik dapat menunjukkan loyalitas dan integritasnya.(Delmadi)
BUPATI Natuna saat mengadakan pertemuan dengan BP2KNB di aula kantor bupati.
Ilyas Tak Hambat Pemekaran Natuna Barat
F.HARDIANSYAH
NATUNA (PK) Pemekaran Kabupaten Natuna Barat, memisahkan diri dari Kabupaten Natuna, belum mendapat jalan terang. Bahkan, Bupati Natuna, Ilyas Sabli mengancam akan mengubur dalam-dalam impian itu jika tujuan pemekaran hanya untuk kepuasan segelintir kelompok masyarakat. Namun, jika perjuangan yang dilakukan murni atas keinginan masyarakat, Ilyas berjanji menjadi orang paling depan. “Tujuan utama pemekaran suatu wilayah memang untuk mensejahterakan masyarakat. Kalau masyarakat sejahtera, tentu pembangunan semakin maju dan merata. Itu cita-cita setiap
kepala daerah,” ujarnya saat bertemu dengan pendiri Badan Perjuangan dan Pembentukan Kabupaten Natuna Barat (BP2KNB) di aula Kantor Bupati Natuna, Jumat (19/4). Menurut Ilyas, bukannya dia tidak mau memberikan rekomendasi untuk pemekaran Kabupaten Natuna Barat. Akan tetapi jika tahapan-tahapannya sudah lengkap semua dengan kajian akademis, dia berjanji tidak akan menghambat pemekaran ini. “Sekali lagi saya tegaskan, pemekaran bertujuan untuk mempercepat pembangunan, peningkatan sumber daya manusia, mem-
perkecil tugas bagi kabupaten induk. Namun semua itu tidak mudah seperti yang dibayangkan, perlu kajian khusus yang bisa memperkuat dan memyakinkan bahwa sangat perlu adanya pemekaran,” terang Ilyas. Dihadapan pengurus BP2KNB, Ilyas berkali-kali menegaskan, tak ada keinginan menghambat apalagi mengulur-ulur terbentuknya Kabupaten Natuna Barat. “Jika semua tahapan dan syarat sudah terpenuhi, silakan,” ujar Ilyas. Pada awal pertemuan, Ilyas menyampaikan, ini hanya silaturahmi dengan pengurus BP2KNB. Sejalan dengan itu, juga untuk mel-
uruskan gaung dan isu pemekaran yang sudah berkembang di masyarakat. “Pertemuan ini bukanlah tahapan akhir, namun masih banyak perlu kajian-kajian akademis yang bisa memperkuat lagi proses pemekaran tersebut, sehingga apabila pemekaran nanti terjadi, tentu bisa lebih maksimal,” katanya. Ketua Umum BP2KNB, Mustamin, yang juga Ketua Komisi III DPRD Natuna menyampaikan, merujuk pada mekanisme PP no.78 tahun 2007 dan hasil pada proses perjalanan BP2KNB sejak tahun 2012 lalu, meminta Bupati Natuna agar kiranya memberikan
Usulan Rambu Pelayaran Belum Terealisasi
Anambas Langka Bahan Bakar Minyak ANAMBAS (PK) Kelangkaan minyak agaknya sudah menjadi kebiasaan untuk Kabupaten Kepulauan Anambas. Pasalnya hampir setiap bulan masyarakat selalu saja menjerit, ada saja kejadian kelangkaan minyak, seperti saat ini. Seorang warga Jemaja menyebutkan, kelangkaan minyak bagi kalangan ekonomi lemah sudah tidak menjadi heran lagi. Menurutnya hampir tiap bulan nelayan mengeluh tak bisa melaut disebabkan tidak adanya bahan bakar solar. Kondisi yang sama juga terjadi dengan bahan bakar premium. Anehnya, kelangkaan tidak dirasakan oleh kalangan pengusaha. Aktifitas usaha mereka tetap berjalan disaat masyarakat nelayan kesulitan bahan bakar solar untuk melaut. “Kapal pengusaha tetap saja jalan. Janganjangan menggunakan minyak bersubsidi yang mestinya untuk masyarakat,” tutur lelaki paruh baya itu. Eka Saputra Menariknya, ketika premium juga langka, mesin pembelah kayu (chainsaw) meraung-raung di hutan, menumbangkan pohon-pohon. Penebang pohon yang dibiayai pengusaha itu seolah tak merasa kelangkaan. Di Jemaja, minyak premium dijatah, masing-masing mendapatkan 8 liter minyak yang ditentukan dengan pemberian kupon pada saat pengambilannya. Masyarakat Jemaja berharap pemerintah melakukan pengawasan terhadap penyaluran minyak bersubsidi. Kepala Bagian Perekonomian Pedmkab Anambas, Eka Saputra menerangkan, tentang kelangkaan minyak berkepanjangan. Penyebabnya adalah kuota, masih sama kuotanya ketika Anambas masih menjadi kecamatan. “Sementara kebutuhan saat ini terus meningkat, kuota tak memadai. Akibatnya ya langka. Soal BBM bersubsidi, pemerintah belum mendapat surat edaran atau pemberitahuan baik pengesahan maupun penetapan baik dari pusat maupun dari BP migas berapa alokasi dan kuota yang ditetapkan,” terangnya. Eka menyebutkan, jatah minyak sebenarnya masih menutupi kebutuhan yaitu solar 370 ton, premium 230 ton dan minyak tanah 123 ton. Namun karena kekhawatiran masyarakat atas minyak dan tidak normalnya jadwal pendistribusian sehinga pada saat minyak datang masyarakat menyerbu tempat-tempat pengecer.(Delmadi)
rekomendasi dalam pembentukan Kabupaten Natuna Barat. “Dengan rekomendasi dari Bupati Natuna, berarti mendukung proses pemekaran wilayah Kepulauan Riau dengan tetap memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” jelasnya. Sementara, Ligan Sabli, tokoh masyarakat dan penasehat bupati berharap, masyarakat jangan berasumsi macam-macam tentang pemekaran Kabupaten Natuna Barat ini. Jangan membuat gesekan-gesekan yang pada akhirnya merugikan masyarakat.(Hardiansyah)
F.HARDIANSYAH
SUASANA Pembukaan Pekan Expo Pariwisata Natuna.
Pekan Expo Pariwisata Diminati NATUNA (PK) Pembukaan Pekan Expo pariwisata yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna diminati masyarakat. Mulai penduduk dari ibukota Ranai hingga masyarakat diluar ibukota Ranai memenuhi ajang promosi itu.
Hal ini menunjukkan bahwa antusias masyarakat Natuna terhadap hiburan sangat besar. “Pekan Expo Pariwisata ini bertujuan mengenalkan tradisi maupun budaya dan ciri khas yang ada di Kabupaten Natuna, agar bisa dikenal lebih luas kemancanegara,” demikian
diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata, Syamsu Hilal. Kegiatan ini diikuti oleh 12 Kecamatan se Kabupaten natuna. Dia berharap, dari acara ini bisa berkembang minat bersama-sama secara sadar untuk memajukan dunia pariwisata Natuna.(Hardiansyah)
Rp160 Miliar Bangun Bandara Letung ANAMBAS (PK) Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) sangat serius mencurahkan energi dan pikiran guna mewujudkan realisasi Bandara Letung yang ada di Kecamatan Jemaja, Anambas. Mengingat Bandara tersebut sangat penting dan menjadi pintu depan peningkatan berbagai sektor. Baik itu sektor perekonomian hingga pariwisata di Anambas. “Sejak awal kita sangat serius dalam mempercepat proses pembangunan Bandara Letung di Jemaja. Bahkan hal itu telah menjadi skala prioritas kita,” kata Abdul Haris, Wakil Bupati KKA.
Untuk itu, Pemprov Kepri akan membantu Pemkab dalam proses pembangunannya melalui APBD provinsi sebesar Rp3 miliar tahun 2013. Selain itu ada juga bantuan dari pusat yang disalurkan melalui APBN. “Kita juga mengucurkan dana yang bersumber dari APBD kita sendiri guna mempercepat proses pembangunan tersebut,” jelasnya. Pemkab Anambas mendapatkan jatah untuk membangun terminalnya hingga Apron. Sedangkan Pemprov Kepri mendapatkan bagian untuk membangun ruang tunggu penumpang dan
membuka serta membuat jalan tembus dari dan menuju Bandara Letung. “Untuk landasan pacunya, pemerintah pusat yang mengambilalih dan mengerjakannya. Mengingat untuk membangun sebuah landasan pacu menjadi sangat penting dan dana yang dikucurkan untuk itu sangat besar sekali. Bahkan tidak sanggup jika dibebankan dari APBD Anambas sendiri,” terang Haris. Dana yang dibutuhkan untuk membuat landasan pacunya saja, sebesar Rp130 miliar hingga Rp160 miliar.***
NATUNA (PK) Kepala Dinas Perhubungan Pos Telekomunikasi dan Informatika Kabupaten Natuna, Wan Siswandi S.Sos Msi mengatakan, usulan terhadap rambu pelayaran di Laut Natuna belum terealisasi. Padahal, usulan itu merupakan salah satu program prioritas dinas yang dipimpinnya. “Rambu pelayaran merupakan penunjuk alur dan jalur lintas yang digunakan aktifitas kapal berbadan besar maupun kapal nelayan tradisional pada siang dan malam hari. Tak ubah seperti rambu lalulintas, jika diikuti sesuai aturan, hal ini membantu para pengguna jalur pelayaran untuk menghindari bahaya kecelakaan Wan Siswandi seperti yang belum lama ini terjadi, kandasnya kapal akibat menabrak karang,” ujarnya. Dijelaskan Siswandi, ada beberapa hal yang tidak bisa dipisahkan dalam alat trasportasi seperti, kapal sebagai armada transportasi, pelabuhan dan rambu. “Rambu itu paling vital,” ungkapnya. Beberapa titik yang perlu dipasang rambu menurut Siswandi, antaranya Penagi-Pulau Tiga, Pulau TigaBinjai, Binjai-Sedanau dan Sedanau-Kelarik, KelarikPulau Laut, Serasan dan Subi. Dinas Perhubungan Pos Telekomunikasi dan Informatika sudah melakukan survey. Meski belum terealisasi, pihaknya terus berupaya menunjukan konsistensi pembangunan perhubungan laut. Keterbatasan anggaran yang ada disiasati dengan mengajukan usulan di tingkat provinsi dan pusat. Dan hasilnya, bantuan pembangunan beberapa pelabuhan di sejumlah kecamatan. Selain itu, Pemkab Natuna dan Pemprov Kepri sharing anggaran untuk meningkatkan pembangunan pelabuhan Perhubungan Penagi dengan menambah volume panjang sekitar 100 meter menjorok ke laut dengan desain huruf U. Dan nyatanya tahun ini dianggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Natuna sebesar Rp7 milyar untuk DED-nya, sedangkan kebutuhan pembangunan fisik ditanggung provinsi dengan anggaran mencapai Rp20 milyar.(Hardiansyah)
16
Galeri Anda
SENIN 22 APRIL 2013
Pekan Expo Pariwisata Natuna 2013
Ajang Silaturahmi Tingkatkan Promosi
BUPATI Natuna bersama Ketua DPRD saat memotong pita.
BUPATI Natuna menandatangani prasasti.
BUPATI bersama Ketua DPRD Natuna meninjau stand.
DINAS Pariwisata Kabupaten Natuna menggelar Pekan Expo Pariwisata 2013, Rabu malam (17/4), di Jalan Adam Malik, Bandarsyah, Ranai. Dibuka secara resmi oleh Bupati Natuna, Ilyas Sabli, dilaksanakan selama lima hari sampai 21 April 2013. Selain itu, bupati juga meresmikan gelanggang wisata, atraksi dan permainan rakyat daerah Kabupaten Natuna. Bupati dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat menjalin persaudaraan antar masyarakat Natuna sekaligus mempromosikan kesenian dan budaya yang ada. Kesenian dan kebudayaan lokal, kata bupati, harus terus dilestarikan agar bisa diwariskan ke generasi mendatang. “Jangan biarkan kesenian dan budaya kita digerus zaman. Terlebih saat ini era globalisasi. Kita perkuat budaya kita sebagai ciri kita,” ujarnya. Selain kesenian dan kebudayaan, Pekan Expo itu juga menampilkan beragam kuliner khas Natuna. Ilyas tampak senang, dari satu stand
Narasi Foto
: Hardiansyah : Hardiansyah
SAMBUTAN Bupati Natuna saat pembukaan Pekan Expo Pariwisata.
BUPATI Natuna menyerahkan kunci panggung atraksi seni dan budaya Kabupaten Natuna.
BUPATI Natuna membuka Pekan Expo Pariwisata ditandai pemukulan gong.
SEKDA Natuna bersama Wakil II DPRD Natuna meninjau stand.
ATRAKSi tumbuk padi di Pekan Expo Pariwisata Natuna.
ANTUSIAS masyarakat turut meramaikan Pekan Expo Pariwisata.
TARI persembahan dan sekapur sirih ditujukan kepada Bupati Natuna
ke stand lainnya ia kunjungi. Menurutnya, kearifan lokal masyarakat Natuna harus terus terjaga. Sebab, itu merupakan aset yang dapat meningkatkan pembangunan perekonomian pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Syamsul Hilal mengatakan, Pekan Expo ini semata-mata bertujuan memperkenalkan kesenian dan kebudayaan masyarakat di 12 kecamatan se Kabupaten Natuna. Natuna yang dijuluki Mutiara Diujung Utara ini menyimpan berbagai kekayaaan dan keragaman budaya sehingga perlu terus dipertontonkan. “Kaitannya dengan kepariwisataan jelas. Apabila kesenian dan kebudayaan terjaga, wisatawan dari luar akan semakin tertarik mengunjungi Natuna. Pun, ini sebagai salah satu benteng agar budaya kita tak diklaim negara tetangga seperti yang sudah-sudah,” ujarnya.***
BUPATI Natuna bersama Dandim memcicipi kue khas Natuna.
PARA unsur FKPD dan Wakil I dan II DPRD Natuna.
PARA istri pejabat yang turut hadir dalam acara pembukaan Pekan Expo.