10 minute read

Penyelamatan 12

Next Article
Gol 13

Gol 13

KEBERATAN: Para nasabah asal Jasinga mendatangi Kantor BRI Leuwiliang memprotes sertifikat rekannya, yang dilelang dan balik nama.

Nasabah Jasinga Geruduk BRI Leuwiliang

LEUWILIANG –Tak mampu bayar utang pinjaman, seorang nasabah asal Jasinga protes dengan menggelar demo di depan Kantor Bank Republik Indonesia (BRI) cabang Leuwiliang, Jumat (16/12). Pasalnya, sertifikat yang bersangkutan dipindahtangankan orang lain melalui lelang.

“Jadi kronologinya ini adalah permasalahan terhadap nasabah kami yang sudah menunggak. Dan kami sudah melakukan penyelamatan kreditnya, restrukturisasi karena kredit ini lebih kurang dari 20172018 sampai sekarang,” ungkap Kepala Cabang (Kacab) Leuwiliang Agus Siringoringo, ketika dikonfirmasi wartawan usai melakukan audiensi, Jumat (16/12).

Karena tidak bisa membayar tunggakan, akhirnya manajemen di BRI Leuwiliang pada 2021 mengadakan lelang melalui Kantor Urusan Piutung Negara di Bogor.

“Di sana semua tertera syaratsyaratnya dan kita sudah melengkapinya, karena kalau surat tidak terpenuhi tidak akan bisa dilelang. Kemudian dengan adanya lelang, maka di balik nama kepada pemenang lelang yang juga adalah adiknya sendiri,” jelasnya.

Agus menjelaskan, secara garis besar pihaknya sudah melakukan sesuai ketentuan, yang diundang-undangkan terhadap jaminan agunan dijaminkan di BRI terhadap masalah ini.

“Kami juga sangat terbuka dari BRI bahwa kalau misalnya dari nasabah tidak terima boleh melalui gugatan ke pengadilan, nanti bagaimana hasilnya kami sebagai badan usaha milik negara akan patuh dan tunduk terhadap keputusan pengadilan,” kata Agus.

Untuk total pinjaman nasabah Rp500 juta lebih dan sudah berlangsung sejak 2018 pinjamannya. Hasil lelang juga sudah melalui mekanisme yang tepat.

“Sesuai Undang-undang kami sudah melakukan restrukturisasi penyelamatan, memang apabila tidak bisa diselamatkan juga dengan berbagai pertimbangan itu harus disalurkan melalui lelang Kantor Pusat Piutang Negara di bawah Kementrian Keuangan karena termasuk aset negara,” ucapnya.

Pihaknya juga sudah memberikan surat pemberitahuan pertama sampai ketiga kepada nasabah tapi tidak ada penyelesaian. Maka dilakukan lelang dengan aturan berlaku.

“Pada prinsipnya kami terbuka, karena ketentuan itu di akte perjanjian, apabila ada perselisihan harus diselesaikan melalui pengadilan. Jadi kita sudah sarankan melalui jalur hukum, hanya itu satusatunya,” tuturnya.

Di sisi lain, nasabah yang protes Cepi Supriatna, mengungkapkan, dua buah sertifikatnya telah dibalik nama oleh oknum BRI tanpa seizin dan sepengetahuan dengan nomor sertifikat 99 dan 2009.

“Semuanya mereka legalkan dengan luas tanah (2009) 367 dan yang sertifikat lain luas 222 atas nama saya dengan lokasi Pondok Kelapa, Desa Neglasari Kecamatan Jasinga,” tegasnya.

Cepi juga menceritakan, kronologi awal berhutang ke BRI dan memakai dua sistem atau menggunakan dua produk, untuk unit Jasinga Dengan SHM nomor 99 itu produk KUR, untuk bunga dan angsurannya lancar tapi SHM dibalik nama dari Jasinga dipindahkan ke Leuwiliang.

“Untuk di BRI Leuwiliang saya adalah nasabah plafon dan cukup bayar bunga, tapi saat covid tidak bisa membayar angsuran. Sehingga mereka memanfaatkan untuk menggerus yang tadinya lancar menjadi masalah dengan alasan one prestasi tapi saya punya bukti yang di jasinga lancar dan lunas,” katanya.(Abi/c)

HARUS DIUBAH: Tampak penunjuk arah atau guiding block di salah satu trotoar kawasan Puncak yang terhalang tiang listrik, membahayakan penyandang disabilitas.

Trotoar Puncak Tak Ramah Disabilitas

CISARUA–Trotoar di Jalan Raya puncak, Kabupaten Bogor, tak ramah bagi penyandang disabilitas.

Hal itu terlihat dari banyaknya trotoar yang amblas. Juga guiding block atau penunjuk arah bagi penyandang disabilitas, terhalang tiang listrik, parkir mobil liar dan lapak pedagang kaki lima (PKL).

Pantauan Radar Bogor, trotoar dari Cipayung hingga Cisarua, sedikitnya ada 19 titik trotoar yang rusak dan amblas. Sedangkan guiding block, yang terhalang tiang listrik dan lapak PKL tercatat ada 12 titik.

Prayoga, warga Kecamatan Cisarua mengatakan, kondisi trotoar di Puncak sangat tidak ramah bagi pejalan kaki. Terlebih disabilitas. “Udah banyak yang tertabrak tiang listrik,” katanya saat ditemui Radar Bogor, Jumat (16/12).

Ia berharap, trotoar di kawasan Puncak bisa diperbaiki dan layak digunakan. Bukan sekadar pajangan dan beralih menjadi lapak PKL seperti sekarang ini. “Iya, bisa ditata lagi lah seharusnya,”tukas dia. (all/b)

Katar Parung Panjang Latih Milenial

PARUNG PANJANG– Karang Taruna menggelar pelatihan pemuda, dalam kepemimpinan publik dengan mengusung tema “Leadership di Era Milenial”, yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Parung Panjang. ”Ini agenda Karang Taruna yang difasilitasi oleh Pemcam Parung Panjang, dengan tema pemuda era milenial,” kata ketua karang taruna kecamatan parungpanjang Medi Susanto, seusai acara.

Ia mengatakan, program kepemudaan melibatkan karang taruna tingkat desa se-Kecamatan Parung Panjang, untuk mempersiapkan demokrasi dari Indonesia Emas 2045. ”Acara ini bagian dari mempersiapkan regenerasi ke depan, baik dari organisasi karang taruna peranan di masyarakat atau di kalangan keluarga,” ungkapnya.

Dia menuturkan, para peserta yang mengikuti pelatihan pemuda dalam kepemimpinan dari seluruh OKP, (organisasi kepemudaan) dan Ormas. ”Nantinya kami siapkan untuk menjadi pemimpin di tingkat

EDUKASI: Suasana pelatihan pemuda di era milenial yang diadakan Karang Taruna di Aula Kantor Kecamatan Parung Panjang.

desa atau kampung dan bisa selaras dengan ucapan serta tindakannya,” tegasnya.

Menurutnya, pemimpin yang baik itu juga harus memiliki integritas bagus, dan menciptakan pemuda jadi pemimpin dari berbagai kegiatan program. ”Kami sering mengadakan diskusi publik, kegiatan kepemudaan, dari mulai pengurus karang taruna desa dan kecamatan,” kata dia.(Abi/c)

Mayat Perempuan di Sukaraja, Korban Pembunuhan

SUKARAJA–Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin memastikan, mayat perempuan yang ditemukan dekat Jalan Raya Jakarta - Bogor, Sukaraja, merupakan korban pem bu nuhan. Korban telah teriden tifikasi dan merupakan warga Cibinong berusia 28 tahun.

“Saat ini Reskrim Polres Bogor sedang melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap dugaan tindak pidana pembunuhan atau pembunuhan berencana, atau penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang,” kata Iman, Jum’at, (16/12).

Dari hasil olah TKP pun, pihaknya menduga adanya tindak pidana pembunuhan yang direncanakan, hingga mengakibatkan korban meninggal dunia dan dibuang di lokasi penemuan, pada Rabu (14/12).

Korban sendiri, lanjut Iman, diketahui bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kabupaten Bogor. “Korban sudah teridentifikasi, kami juga sudah memeriksa saksi-saksi yang patut diduga mengetahui kejadian tersebut,” jelasnya.

Kini pihaknya masih menyelidiki dan mengejar pelaku yang menyebabkan korban kehilangan nyawa tersebut.

“Dari adanya temuan mayat di lokasi, Mudah-mudahan dalam waktu dekat penyidik sudah bisa menangkap tersangkanya,” tukasnya.(cok/c)

Mayat Karung Gegerkan Warga Gunung Putri

GUNUNGPUTRI– Sesosok mayat kembali ditemukan warga di Kecamatan Gunung Putri, Jumat (16/12). Parahnya, mayat itu dibuang dalam kondisi terbungkus karung goni.

Hal itu pun membuat warga sekitar geger. Mayat dalam karung langsung dievakuasi dari Jembatan Wika.

Warga berkerumun di sekitar jembatan yang menjadi perbatasan Kecamatan Klapanunggal dan Gunung Putri tersebut. Mereka penasaran dengan temuan mayat dalam kondisi terbungkus rapat karung goni berwarna putih.

Kasi Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana membenarkan adanya penemuan mayat dalam karung tersebut. Pihak kepolisian menangani temuan itu dan langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Iya benar, (penemuan mayat dalam karung). Petugas masih olah TKP,” ringkasnya kepada Radar Bogor.

Mayat itu menjadi temuan kedua di wilayah Kabupaten Bogor. Dua hari sebelumnya, Rabu (14/12), mayat perempuan juga ditemukan di Jalan Raya Bogor – Jakarta, Kecamatan Sukaraja. (all/c)

RAMAI: Warga melihat ke bawah Jembatan Wika, tempat ditemukannya mayat dalam karung di Kecamatan Gunung Putri, Jumat (16/12).

Melihat Penyuluhan Keamanan Pangan ala Antam Dukung Inovasi Warga, Diikuti 50 UMKM

Tokoh masyarakat Cisarua, Bogor, menyebut keberadaan pengungsi atau pencari suaka di kawasan Puncak semakin hari, semakin diterima penduduk setempat. Seperti apa kehidupan mereka di sana? Laporan : JAENAL ABIDIN

LIMA Kecamatan yang mengikuti penyuluhan dari Antam, di antaranya Nanggung, Sukajaya, Cigudeg, Jasinga dan Leuwisadeng. Tujuannya, sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap pelaku usaha kecil dan mikro untuk dapat bersaing di pasaran. Mengingat, pada masa pandemi Covid-19, UMKM terus tumbuh dengan pesat dan terbukti tangguh dalam menopang pertumbuhan ekonomi lokal.

‘’Kegiatan ini merupakan bentuk fasilitasi kami terhadap pelaku UMKM, khususnya yang bergerak usaha olahan pangan untuk berjejaring pihak terkait baik private sector maupun public sector,” ungkap diwakili Business Support Senior Manager Reta Prasetyo. Dia menegaskan, pihaknya selalu mendukung langkah nyata yang inovatif dari masyarakat sekitar, menuju kemandirian ekonomi untuk keberlanjutan sumber penghidupan. ”Acara ini terselenggara berkat dukungan utama dari CSR PT Antam Tbk UBPE Pongkor, Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Kesehatan Kabu paten Bogor,” ucapnya.

Perwakilan dari Dinkopkukm Kabu paten Bogor Hendrik mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kepedulian PT. Antam Tbk, UBPE Pongkor untuk menggelar acara dengan mengikuti UMKM di lima kecamatan. Sebanyak 50 UMKM di wilayah Bogor Barat ikut dalam kegiatan tersebut. ”Kami baru mampu memfasilitasi PKP sebanyak 240 orang pertahun. Sehingga dengan acara ini target pelaku usaha yang ikut PKP bertambah, dan akan memfasilitasi pengurusan label halal,” kata dia. salah satu peserta pelatihan Alis mengungkapkan, sangat terbantu dan peduli terhadap pelaku UMKM di wilayah Bogor Barat. ”Terima kasih kepada PT. Antam yang telah peduli terhadap dirinya dan para pelaku UMKM yang selama ini merasa kesulitan untuk mengurus legalitas usaha (PIRT dan Halal),” katanya. (Abi/c)

HENDI/RADAR BOGOR GANTI KOMANDAN: Prosesi rangkaian upacara serah terima jabatan (Sertijab) dan lepas sambut komandan Batalyon 14 Grup 1 Kopassus, dari Mayor Inf Miftahul Khoir (sedang penyematan) kepada Danyon baru Mayor Inf Imam Buchori (paling kanan) di Lapangan Untung Suntoro Yon 14 Grup 1 Kopassus, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jumat (16/12).

Keluhkan Penampungan PSK Penuh

CIBINONG  Satpol PP Kabupaten Bogor mencatat ada kurang lebih 40 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terjaring dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Para kupu - kupu malam itu, terjaring operasi penyakit masyarakat (pekat) di bebe rapa wilayah rawan prostitusi yakni Kecamatan Cibinong, Kemang, Gunung Putri, Cileungsi dan Citeureup.

Namun demikian, menjadi kendala ketika setelah ditertibkan, tidak ada tindaklanjut sehingga mereka kembali banting tulang sebagai PSK. ”Ini menjadi perhatian kita, tidak cukup hanya dengan menertibkan dan mendata, namun harus ditindaklan ju ti. Misal nya, dilakukan pem binaan,” ucap Kepala Satpol PP Kabupaten Bogor, Cecep Imam Nagarasid pada Kamis (15/12).

Seharusnya, kata Cecep, ada pembinaan khusus terhadap PSK yang terjaring seperti pelatihan kerja yang dilakukan lembaga-lembaga terkait baik Dinas Sosial Kabupaten Bogor, provinsi maupun kementerian.

Hal itu diperparah dengan kondisi panti sosial tempat penampungan PSK di Sukabumi yang semakin penuh. ”Terakhir kita mengirim 18 orang ke sana dan sekarang sudah penuh, jadi kita sendiri kesulitan sekarang jika melakukan penertiban PSK,” tuturnya.

Alhasil, sambung mantan camat Babakan Madang itu, PSK yang terjaring hanya didata kemudian dikembalikan kepada orang tuanya. Tidak jarang mereka kembali berprofesi sebagai PSK.

Pihaknya berharap, dinas-dinas terkait dapat segera mencarikan solusi seperti me nyediakan tempat penam pungan dan melakukan pem bina an khusus kepada para PSK. ”Setelah dilakukan penertiban, harapannya mereka diberikan pembinaan agar mereka beralih profesi,” tukasnya.(cok/c)

DISAHKAN: Plt Bupati Iwan Setiawan dan istri, foto bersama sebagian peserta Isbat Nikah di Kantor Kecamatan Sukaraja, Jumat (16/12).

HENDI/RADAR BOGOR

82 Pasangan Lakukan Isbat Nikah

SUKARAJASebanyak 82 pasangan menjalankan isbat nikah di halaman Kantor Kecamatan Sukaraja, Jum’at, (16/12). Dari puluhan peserta, terdapat pasangan tertua dengan usia 74 tahun, dan pasangan termuda 19 tahun.

Difasilitasi Pemkab Bogor, kegiatan isbat nikah terpadu ini sebagai upaya membantu masyarakat yang berpasang an, untuk mendapat kepastian hukum. ”Hasil komunikasi kami dengan Kementerian Agama, bahwa negara memungkin kan menganggarkan kegiatan isb at nikah untuk masyarakat,” ucap Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan saat membuka kegiatan tersebut.

Sejak 2021 hingga saat ini, Iwan mengatakan, Pemkab Bogor telah memfasilitasi isbat nikah bagi 275 pasangan.

Kali ini, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Polres Bogor, serta stakeholder lain sebagai rangkaian peringatan Hari Ibu ke-94, yang mengangkat tema perempuan terlindungi, perempuan berdaya. ”Ini salah satu wujud perlindungan terhadap kaum perempuan untuk memberikan jaminan hukum bagi pasangan, yang menikah dan landasan terhadap hak-hak dan kewajiban orang tua terhadap anak yang dilahirkan,” kata Iwan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor, Nurhayati menerangkan, sasaran pada kegiatan ini, pasangan isbat nikah yang berjumlah 82 pasang. ”Dalam kegiatan ini sasaran dan tujuannya bukan hanya isbat nikah dan mendapat buku nikah, harapan kita para pasangan ini akan memiliki kartu keluarga, akte kelahiran, bukti nikah, serta KTP,” jelas Nurhayati.

Selain itu lanjut dia, isbat nikah sebagai salah satu wujud pemenuhan hak perlindungan bagi perempuan dan anak-anak untuk menjamin hak-hak perempuan dalam pernikahan jika terjadi perceraian. Termasuk hak memperoleh warisan, pensiun, serta melindungi hak-hak anak. ”Misalnya dalam mem buat akte kelahiran dan pengurusan paspor serta hak waris dan yang lainnya,” tukasnya.(cok/c)

Komplotan Curanmor Ditangkap

CILEUNGSI-Pria berinisial AF (32), nampak tak berkutik saat didatangi unit Reskrim Polsek Cileungsi.

Residivis curanmor itu ditangkap di tempat persembunyiannya di Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Pelaku ditangkap lantaran keterlibatannya dalam berbagai aksi curanmor di wilayah Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol.

Wakapolsek Cileungsi AKP Tri Lesmana memaparkan, AF ini merupakan pelaku kedua yang ditangkap jajaran Polsek Cileungsi. AF merupakan komplotan pelaku curanmor yang beraksi di wilayah Cileungsi dan jonggol. ”Iya komplotan me raka ini,” kata Lesmana kelas Radar Bogor, Jumat (16/12).

Masih kata Lesmana, terduga pelaku menyasar motor yang terparkir di rumah dan pinggir jalan.

“Mereka berkelompok berbagi tugas,” paparnya.

Sementara itu Kapolsek Cileungsi Kompol Zulkarnaen menambahkan, saat penangkapan, dari tangan pelaku ini didapati barang bukti berupa kunci leter T lengkap dengan anak kunci leter T. “Juga dua buah kunci magnet yang digunakan pelaku saat menjalankan aksi kriminalnya,” paparnya. (all/c)

This article is from: