13 minute read
10 Pelanggaran
BOGORKomisi IV DPRD Kota Bogor menggelar rapat kerja perdana, Rabu (4/1) lalu. Rapat membahas rencana kerja Komisi IV DPRD Kota Bogor terkait sektor pendidikan.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri menyampaikan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor menyebutkan rata-rata lama sekolah (RLS) pada tahun 2021 berada di angka 10,53 tahun. Hal tersebut tentunya menunjukkan bahwa program wajib belajar 12 tahun belum berjalan di Kota Bogor.
“Ini menunjukkan perlu adanya keseriusan dalam hal pelaksanaan pendidikan. Tidak hanya kualitas pengajar, tapi sarana dan prasarana juga harus memadai, agar siswa di Kota Bogor bisa tamat sekolah 12 tahun,” tekannya.
Sarana dan prasarana pendidikan, khususnya lahan, sebagai aset berlangsungnya kegiatan belajar mengajar perlu dianggarkan untuk sertifikasi lahan aset pendidikan. Karena
DEDE SUPRIADI/ RADAR BOGOR RAPAT: Komisi IV DPRD Kota Bogor membahas sektor pendidikan yang akan menjadi program prioritas bagi masyarakat.
banyak temuan mengenai lahan sekolah di Kota Bogor belum bersertifikat. Itu mengakibatkan rentan terjadinya alih fungsi atau sengketa di kemudian hari.
Kasus kerusakan sekolah dan ruang kelas, beberapa waktu lalu menjadi prioritas pendataan sekolah dan klasifikasi. Ia menginginkan aplikasi yang bisa membuat sekolah cepat dalam hal pelaporan kerusakan agar segera ditindaklanjuti.
“Percuma kita APBD naik Rp500 miliar, kalau sekolah masih mengalami kerusakan. Bukan sekedar pembangunan penampakan saja untuk membangun citra, tetapi membangun fondasi yang kokoh agar bangunan tidak roboh,” tegasnya.
Dari hasil rapat intenal, anggota komisi IV juga sepakat program pelunasan biaya pendidikan yang mengunak an anggaran BTT dilaksanakan oleh Bagian Kesra pada Setda Kota Bogor. Dewan ingin pelaksanaan teknis pelunasan ijazah bisa lebih cepat terealisasikan.
“Saat ini kita butuh akselarasi. Nantinya Disdik sebagai verifikator dan Bagian Kesra sebagai pelaksana. Kita berharap, tidak ada lagi siswa yang tertahan ijazahnya dan anggaran itu direalisasikan di akhir tahun. Kapan pun siswa membutuhkan ijazah, bisa langsung direalisasi,” tekann ya.(ded/c)
Sopir Mabuk, Mobil Tabrak Bus dan Pelajar
BOGORSeorang pemuda diamankan polisi setelah mobil yang dikendarainya menabrak sejumlah mobil dan seorang pelajar di Jalan Perdana Raya Perumahan Budi Agung, Tanah Sareal, Jumat (6/1).
Akibatnya, seorang korban, Ardiansyah mengalami luka parah pada kaki kanannya. Pelajar MAN 2 Kota Bogor itu harus menjalani perawatan di RS Islam Bogor. Selain itu, tiga mobil yang diserempet pelaku juga mengalami kerusakan.
Kanit Lantas Polsek Tanah Sareal, Ipda Supriyo menga takan, kecelakaan tersebut terjadi karena sang penge mudi, Mahpud (20) berada di bawah pengaruh
IPDA SUPRIYO
Kanit Lantas Polsek Tanah Sareal
minu man keras. Kondisinya ma sih mabuk saat menyetir mobil bernomor pelat F 1376 AAM.
“Pelaku mengguna kan mobil milik majikan nya tanpa izin dengan alasan ingin membeli rokok. Ka rena terburu-buru dan dalam kondisi mabuk dia menyerempet Biskita saat di Jalan Sholeh Iskandar,” tutur Supriyo kepada Radar Bogor.
Karena panik, Mahpud memacu kendaraannya masuk ke kawasan Peruma han Budi Agung. Mobil itu kemudian kembali me nyerempet kendaraan lain yakni angkot dan mobil Mercedes Benz. Tabrakan beruntun itu juga mengenai Ardiansyah yang sedang berjalan kaki.
Mobil itu baru berhenti setelah menabrak pagar rumah warga dengan kondisi yang rusak parah. Tampak bagian depan dan samping mobil ringsek. Pelaku beserta mobilnya telah diamankan oleh pihak kepolisian. (cr1/c)
Masih Banyak Jalan Rusak
Sambungan dari Hal 12
Beberapa ruas jalan lain yang ada di Kota Bogor butuh perhatian yang sama. Bahkan, jalanannya jauh lebih bobrok dibanding Jalan Raya Tajur. Misal, Jalan Raya Bogor di titik sebelum lampu merah Ke dung Halang.
Sementar di Jalan Abdullah bin Nuh, merangkum hingga lebih dari dua titik jalan rusak. Beberapa jalan yang sudah ditambal selalu rusak tak sampai seminggu. Sebut saja, jalur menuju Dramaga, tepat di depan Halte Biskita Sindang barang Jero, jalur arah menuju Yasmin, depan Resto Bebek Gendut dan Terminal Bubulak.
Di titik tersebut, ruas jalan tampak berlubang dengan ukuran yang cukup besar dan dalam. Selain dapat memperlam bat kendaraan yang berujung pada kemacetan, kondisi ini juga berpotensi membahayakan pengendara yang melintas.
Sementara, Wali Kota Bogor telah terang-terangan menegas kan agar DInas PUPR memas tikan jalan-jalan utama yang rusak dibenahi secepatnya. Ia meminta agar ada inventarisir terhadap jalanjalan yang tusak di seluruh titik wilayah Kota Bogor.
Wali kota dua periode ini meminta agar jalan-jalan yang rusak diinventarisir. Pendataan juga mesti menyertakan, mana kewenangan Pemkot Bogor, mana kewenangan provinsi Jawa Barat, dan mana yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.
“Gerak cepat koordinasikan dengan instansi terkait. Ambil langkah segera,” tegasnya.
Kepala Bidang Pemeliharaan Kebinamargaan Dinas PUPR Kota Bogor, Tri Eko Mardojo mengakui sudah merespons dan menindaklanjuti laporan jalan rusak yang ada di bawah kewenangan Pemkot Bogor.
Paguyuban Usul Pedati jadi Zona PKL
Sambungan dari Hal 12 Konsep Chinese Town ini mema dukan kawasan perniagaan dengan pariwisata.
“Saat ini, para pedagang meminta kepastian Zona PKL itu ada di Jalan Pedati. Kami juga sedang mempersiapkan apa yang menjadi aspirasi para pedagang terkait zona PKL-nya seperti apa. Insyaallah semoga bisa bersinergi dengan program pemerintah,” ujar dia.
Dalam waktu dekat, konsep itu akan kembali disampaikan kepada Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah. Pihaknya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bisa menerima audiensi para pedagang untuk mempresentasikan rancangan Zona PKL itu.
Pada prinsipnya, kata Irvan, pedagang sangat taat dengan aturan pemerintah. Tak terkecuali ketika mereka diminta untuk pindah ke Pasar Bogor. Akan tetapi, pedagang bakal kesulitan menggelar lapak di tempat baru karena butuh adaptasi untuk menarik pembelinya.
“Di sana pembeli masih sepi, jadi para pedagang kembali lagi. Kami sempat berupaya menyewa toko barengan untuk memasukkan para pedagang di toko. Namun, banyaknya pedagang tidak semua terakomodir karena terbatasnya toko-toko yang disewakan di Jalan Pedati,” papar dia.
Jalan Pedati sendiri merangkm sebanyak 168 pedagang dengan berbagai komoditas, seperti sayur-mayur, buah-buahan, daging, dan pangan lainnya. Pascapenertiban yang dilakukan Pemkot Bogor, mereka ter pak sa menganggur lantaran tidak punya lahan untuk menggelar lapak.
“Boleh dikata sekarang ini awal tahun. Ada yang harus membayar sekolah, biaya lainnya, dan mereka juga harapharap cemas apalagi persiapan menjelang bulan Ramadan,” ungkap dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menjelaskan, kawasan Jalan Pedati hingga Lawang Saketeng adalah kawasan pertokoan, yang benar-benar berfungsi sebagai kawasan yang bersih dan tertib tanpa ada aktivitas pasar. Oleh karena itu, jalur pedestrian yang ada di kedua tempat itu akan dijaga agar bebas dari aktivitas pasar dan difungsikan untuk pejalan kaki.
“Intinya kawasan Pedati dan Lawang Seketeng adalah kawasan pertokoan. Jadi, jalur pedestrian yang ada akan dijaga agar terbebas dari aktivitas pasar,” tegasnya.
Camat Bogor Tengah, Abdul Wahid mengakui, tidak ada relokasi yang disiapkan khusus untuk PKL di Jalan Pedati. Lahan-lahan yang biasa digunakan PKL untuk berjualan akan dikembalikan kepada para pemilik kios.
“Jadi mengembalikan kepada mereka yang memiliki kios saja untuk menempati kiosnya masing-masing dan untuk PKL liar sekali lagi kita tidak ada tempat untuk merelokasi mereka,” singkatnya.(ded/d)
Bisa Masak Besar, Tak Lagi Pinjam Armada Lain
Sambungan dari Hal 12
Fungsi dari mobil boks tersebut sebenarnya sudah bisa terbaca dari labelnya; Mobil Dapur Umum Lapangan. Namun, keberadaannya menjadi hal baru bagi BPBD Kota Bogor. Tentu saja, semakin mempermudah tugas-tugas penyelamatan di lapangan.
Setelah dibuka, isinya berbagai macam peralatan masak. Mulai dari panci hingga wastafel. Dinding di kedua sisi boksnya juga bisa diangkat menjadi atap untuk keperluan dapur. Semakin lengkaplah armada “tempur” bagi BPBD untuk menghadapi situasi darurat di lapangan.
Kendaraan itu memang menjadi yang pertama bagi personel BPBD Kota Bogor. Itu merupakan bantuan yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kendaraan tersebut baru saja diambil dari Kabuaten Cianjur, Rabu (4/1) lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas menganggap, kehadiran armada dapur umum lapangan ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh Kota Bogor. Lantaran bisa mempermudah proses penanganan bencana, khususnya dalam menyediakan dan mengolah kebutuhan logistik.
“Selama ini kalau dibutuhkan, dapur lapangan yang bergerak adalah tim dari Dinas Sosial (Dinsos). Kami yang support alat-alatnya,” ucapnya saat dikonfirmasi Radar Bogor, Kamis (5/1).
Theo menjelaskan, mobil tersebut berisi perlengkapan masak yang lengkap, genset, hingga terpal yang difungsikan sebagai tenda. Kompornya ada dua dengan total empat tungku. “Jadi bisa memasak dengan skala banyak,” imbuh Theo.
Selanjutnya, pihak BPBD akan melakukan pelatihan kepada personelnya agar dapat mengoperasikan dan memasak dalam skala besar. Penggunaan dapur lapangan tentu harus dimaksimalkan oleh para perso nel berbaju oranye itu. Sekali dibutuhkan, bisa langsung bergerak tanpa perlu meminjam armada sana-sini.
“Ini sangat diperlukan saat bencana. Selain itu, mobil dapur umum ini juga dapat beroperasi saat pencarian orang hilang yang bisa dilakukan hingga berharihari,” tambah Theo.
Dia membeberkan, bantuan tersebut sebetulnya sudah diberikan sejak, November lalu. Namun, kejadian bencana gempa bumi di Cianjur memaksa mobil tersebut diperbantukan untuk sementara waktu. Armada itu pun sempat membantu penanganan di lokasi bencana. (cr1/c)
“Beberapa ruas yang rusak cukup parah sudah kami tambal. Misalnya Jalan Pangeran Ashogiri di Kecamatan Bogor Utara, Jalan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan, dan titik dekat Stasiun Batu Tulis,” tuturnya kepada Radar Bogor, kemarin.
Sementara untuk ruas jalan nasional, Eko mengaku pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kementerian PUPR menyampaikan laporan yang dikeluhkan oleh masyarakat. Namun, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk menyampaikan laporan terkait dengan jalan rusak melalui WhatsApp pengaduan, media sosial lintas PUPR, dan aplikasi SiBadra. Pihaknya juga akan melakukan inventarisir titik-titik lain pada bulan Januari ini.
“Sudah kami sampaikan laporan-laporannya. Untuk perbaikan seperti di Tajur kemarin, kami harus koordinasi dulu dengan pusat. Biasanya perbaikan yang dilakukan mereka akan menyelesaikan masalahnya dulu seperti saluran air yang mampet,” ujar Eko.
Eko beralasan, terkadang terkendala dengan musim hujan yang sedang melanda Kota Bogor dan menyebabkan jalan rusak itu tergenang air. Lantaran jalan baru ditambal setelah hujan reda dan tidak tergenang air.(cr1/d)
Waspada Copet dan Jambret
Sambungan dari Hal 12
Kanit Reskrim Polsek Bogor Barat, Ipda Imam Bahtiar mengungkapkan, kepolisian telah meringkus tiga orang yang diduga menjalankan aksi pencopetan di dalam angkot, Rabu (3/1) lalu. Ketiganya bersekongkol untuk mengelabui korbannya. Dari sana, mereka berhasil menggondol hand phone salah satu penumpang yang lengah.
Imam memaparkan, para pelaku bekerja sama untuk mengelabui targetnya. Dua pelaku berusaha mengalihkan perhatian para penumpang di dalam angkot. Satunya lagi berusaha melancarkan aksinya untuk mengambil barang berharga.
Caranya mengalihkan perhati an bisa dengan berpurapura batuk atau muntah. Semen tara, rekan lainnya seolaholah menukar uang. Saat per hatian penumpang teralihkan, mo men dimanfaat kan satu pelaku lain untuk mengambil handphone penumpang secara diam-diam.
“Setelah berhasil mengambil handphone korban, ketiga pelaku langsung turun secara bergantian dari angkot,” terangnya.
Modus itu mulus saja dijalankan tiga terduga pelaku di sepanjang Jalan Raya Ciomas, Kecamatan Bogor Barat. Akan tetapi, aksi mereka mulai terbongkar saat sopir angkot merasa curiga. Lantaran ketiga pelaku yang awalnya naik secara bersamaan justru turun secara bergantian.
Sopir yang curiga pun meminta para penumpang untuk mengecek barang bawaan nya. Alhasil, satu penumpang, Endang Haristati (57), baru menyadari bahwa handphone miliknya sudah raib. “Baru ketahuan saat sang sopir memberitahu ke korban. Setelah dicek barang tersebut, ternyata hilang berupa handphone,” ucap dia.
Setelah kejadian itu, korban melaporkannya ke sanak keluarga. Selang beberapa jam kemudian, keponakan korban menginformasikan bahwa pelaku diringkus warga di daerah Pasirkuda.
Ketiga pelaku bertato itu diamankan warga di Kantor Unit Damkar Sektor Ciomas. Mereka nyaris babak belur diamuk massa. Polisi yang datang ke lokasi langsung menggelandangnya ke dalam sel Polsek Bogor Barat.
Selain itu, pelaku jambret juga berhasil diringkus pihak kepolisian. Pelaku yang juga residivis ini baru saja menghirup udara bebas pada 10 Oktober 2022 lalu.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso membeberkan, pe laku Muhammad Fikri (25) kerap melakukan aksi penjambretan. Polisi mencatat pelaku per nah melakukan aksi di 21 lokasi di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.
“Dia melakukannya (jambret) sembari berangkat ke tempat kerjanya. Sebelumnya dia bekerja di perusahaan konveksi,” ujar Bismo kepada Radar Bogor, Jumat (6/1).
Saat menjambret, pelaku selalu mengincar korban dengan tas yang mudah putus dan memilih lokasi yang sepi. “Oleh karena itu saya mengimbau masyarakat untuk hati-hati, hindari berada di jalan yang sepi dengan kondisi sendirian. Karena rawan penjambretan,” tutur dia.(cr1/ded/c)
Jalur Underpass di Kebon Pedes
Sambungan dari Hal 12
Underpass itu sekaligus menge liminasi rencana alternatif flyover yang sempat digadanggadang di kawasan itu.
Kabar itu disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi. Ia mengatakan, desain yang sudah ada di tangannya yakni underpass, bukan flyover.
Namun, tampaknya rencana ini baru akan dinikmati warga beberapa tahun lagi. Lantaran Chusnul beralasan harus menyelesaikan pembebasan lahan di area tersebut terlebih dahulu. Sementara pembebasan lahan baru akan direalisasikan tahun depan.
“Itu harus ada pembeba san lahan. Tapi, tahun ini tidak ada anggaran pembebasan lahan. Baru akan ada (anggarannya) di 2024 nanti,” tuturnya kepada Radar Bogor, Kamis (5/1).
Dirinya menjelaskan, anggaran yang digunakan untuk pembebasan lahan adalah anggaran APBD Kota Bogor. Namun untuk pembangunan fisik, Pemerintah Kota Bogor sudah mendapat tawaran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Ia menerangkan, underpass tidak akan dibangun di area yang berbeda, melainkan di ruas jalan yang sudah ada saat ini. Saat disinggung soal penutupan jalan, dirinya enggan menjawab. “Kita be lum sampai ke teknis, kami pembebasan lahan dulu,” imbuhnya. (cr1/c)
SOFYANSYAH/ RADAR BOGOR
Paguyuban Usul Pedati jadi Zona PKL
BOGORPaguyuban Pedagang Jalan Pedati mengusulkan untuk menetapkan Jalan Pedati sebagai kawasan Zona PKL. Itu dianggap sebagai solusi bagi pedagang yang kini kehilangan tempat berjualan usai ditertibkan.
Ketua Paguyuban Pedagang Pedati, Irvan Efendi memeparkan, konsep zona PKL sebenarnya sudah menjadi usulan pedagang sejak awal penataan Jalan Pedati, 2020 silam.
PAGUYUBAN...Baca Hal 11
BERSIH: Kawasan Jalan Pedati, Bogor Tengah, yang dikosongkan dari para pedagang yang sebelumnya memadati area jalur pedestrian.
TANGKAP: Polresta Bogor Kota merilis pengungkapan kasus penjam bretan di Simpang Yasmin, Tanah Sareal, Jumat (6/1).
SOFYANSYAH/ RADAR BOGOR
Masih Banyak Jalan Rusak
Waspada Copet dan Jambret
BOGORWarga Kota Bogor yang meng gunakan angkot untuk perjal a nan seharihari harus mulai waspada. Mo dus pencopetan di dalam angkot tidak
Jogging Pagi Bareng Istri
DI SELA-sela kesibukannya memimpin Kelurahan Panaragan, Dario Amirullah selalu menyempatkan waktunya untuk quality time bersama sang istri. Ia rutin mengajak sang istri jogging bersama setiap akhir pekan.
Jalur pedestrian seputaran Kebun Raya Bogor (KRB) jadi tempat favorit mereka. Suasana yang sejuk ditutupi pepohonan rindang jadi alasannya. Peluh terasa segar disapu semilir angin.
Situ Gede juga menjadi favorit karena suasananya rindang. Apalagi, kawasan itu kini telah disulap lebih baik dengan sejumlah spot estetik dan jogging track.
“Alhamdulillah bisa menghilangkan kepenatan selama sepekan sebelumnya yang lumayan padat. Tapi catatannya di waktu yang tidak padat dan sedang tidak ada kegiatan dengan warga,” ucapnya.
Selain itu, kebiasaan rutinnya ini juga dianggap memberikan kesegaran dan berhasil membuat tubuhnya selalu prima saat bertugas. Ia pun bisa kem bali mela yani warga dengan fokus optimal.
(cr1/c)
dilakukan satu orang saja.
WASPADA...Baca Hal 11 BOGORJalan rusak di Kota Bogor sebe narnya menyebar di sejumlah titik dan butuh perhatian. Jalan berlubang tidak hanya kawasan Jalan Raya Tajur, yang baru-baru ini disambangi langsung Wali Kota Bogor Bima MASIH...Baca Hal 11 Arya.
Wali Kota Bogor
Scan QR Code
untuk melihat
video jalan rusak
di Kota Bogor. TAMBAL SULAM: Pengendara berhati-hati meintasi jalan rusak di kawasan Bubulak, Bogor Barat, baru-baru ini.
REKA FATURACHMAN/ RADAR BOGOR
Mobil Dapur Umum BPBD Kota Bogor
Jalur Underpass di Kebon Pedes
BOGORJika sky bridge bakal membelah kawasan Jalan Kapten
Muslihat, maka jalur bawah tanah (underpass) justru disiapkan untuk mengurai kemacetan di Kebon Pedes, Tanah
Sareal.
Bisa Masak Besar, Tak Lagi Pinjam Armada Lain
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor kini sudah punya armada tambahan. Mobil dapur umum siap diandalkan untuk memenuhi kebutuhan logistik di situasi-situasi darurat kebencanaan. Oleh: REKA FATURACHMAN