![](https://assets.isu.pub/document-structure/221218191832-addc65e5361a1db51e296338d2a23226/v1/76ef77630809f119d2db3d557f5b883b.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221218191832-addc65e5361a1db51e296338d2a23226/v1/36bdcccc185b1aa850dbdb17cb910359.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221218191832-addc65e5361a1db51e296338d2a23226/v1/9b65c48afb541ca493759aa36b05be47.jpeg)
Halo! Perkenalkan saya Rebecca Cendra dari Jakarta. Saat ini saya sedang menekuni pendidikan S1 Arsitektur di Universitas Tarumanagara. Saya merupakan pribadi yang rajin, disiplin, dan selalu rendah hati menerima masukan atau pendapat orang lain. Selain aktif dalam perkuliahan, saya juga aktif berorganisasi. Saya berkesempatan untuk menjabat sebagai Redaktur Jurnalis Majalah SKETSA periode 2022/2023 Di sini saya belajar banyak hal terkait arsitektur karena saya memiliki kesempatan untuk mewawancarai arsitek ternama dan mengunjungi karyanya.
Panitia Gelar Kesenian Luminate Bidang Dana
Junalis Majalah SKETSA Edisi Ke-36
Panitia HUT Majalah SKETSA Bidang Dana
Redaktur Jurnalis Majalah SKETSA Edisi ke-37
Curriculum Vitae
Latar Belakang Proyek Analisis Kawasan Gubahan Massa Konsep Detail Unit Hunian 3D Bangunan Block Plan Site Plan Denah Potongan Tampak Detail Sistem MEP
Sejak masa kemerdekaan, DKI Jakarta telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di luar ibu kota untuk datang bermigrasi. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kebijakan pembangunan yang bersifat bias kota (urban bias) Di mana pembangunan tidak hanya memiliki peran dan fungsi sebagai penggerak ekonomi saja. Tetapi juga sebagai penyedia fasilitas kehidupan yang lebih memadai. Pembangunan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Namun sayangnya, agenda modernisasi DKI Jakarta ini belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat Akibatnya, terjadi ketimpangan sosial Di mana masyarakat yang berpendapatan rendah tidak mampu membeli atau memperluas properti.
Rawa Belong menjadi salah satu kawasan yang ikut terdampak perkembangan ini. Pada kawasan ini ditemukan banyak perilaku spasial warga yang mengekspansi ruang ke area di sekitar rumah, seperti ruang-ruang sisa antar rumah, jalur pejalan kaki, atau gang di sisi rumah. Ekspansi didominasi untuk memenuhi kebutuhan parkir, menjemur, berjualan, bermain, atau berbincang-bincang antar warga. Hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap makna ruang Akibatnya, konfigurasi, dimensi, serta fungsi ruang menjadi sangat fleksibel dan relatif karena adanya upaya untuk mengekspansi.
Jalur pejalan kaki dimanfaatkan sebagai area makan dan nongkrong
Teras dimanfaatkan sebagai area untuk berinteraksi sosial
Tepi jalan dimanfaatkan sebagai area untuk merangkai papan bunga
Gang buntu dimanfaatkan sebagai area untuk menjemur pakaian dan parkir kendaraan
Jalanan sebagai area bermain
Jalur pejalan kaki beralih fungsi menjadi tempat berjualan
Rawa Belong merupakan suatu kawasan yang terletak di kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat Kawasan ini dulunya adalah daerah rawa-rawa yang dalam. Pada pertengahan abad ke-19, Rawa Belong dikenal sebagai gudangnya para jagoan betawi lantaran pernah menjadi tempat tinggal bagi si Pitung, Mat Item, dan S M Ardan Saat ini Rawa Belong lebih dikenal sebagai sentra perdagangan bunga terbesar di Asia Tenggara
Jalan Arteri
Jalan Sulaiman, Kel. Sukabumi Utara, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat Luas Tapak: ± 3.549 m2
Zona Perdagangan dan Jasa (K-2)
KDB 55
KLB 3
KTB 60 KDH 20
Orientasi matahari barat mengenai bagian belakang tapak, sedangkan matahari timur mengenai bagian depan tapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya
Massa bangunan diberi jarak dengan bangunan tetangga agar angin yang datang dari arah barat daya dapat bersirkulasi dengan baik
Akses masuk kendaraan dari arah timur karena tapak berbatasan langsung dengan Jalan Sulaiman yang memiliki lebar 10 meter
Kebisingan utama berasal dari Jalan Rawa Belong dan Jalan Sulaiman. Oleh karena itu, peletakan program yang memerlukan ketenangan akan diletakan jauh dari jalan raya
Bangunan di sekitar tapak memiliki ketinggian yang relatif rendah sehingga semua arah berpotensi dijadikan view
Massamengikutibentuktapak
Massa dibagi menjadi beberapa bagian untuk mengakomodasi sirkulasi
Antar massa diberi koneksi untuk memudahkan sirkulasi
Massa tower diangkat mengikuti bentuk massa dibawahnya
Massa ditutup oleh atap rumah betawi sebagai respon terhadap iklim tropis dan untuk mencerminkan budaya betawi
Unit Hunian + UMKM
Pada lantai dasar, setiap unit hunian memiliki 1 kamar yang menggunakan pintu lipat sehingga memungkinkan penghuninya untuk membuka usaha
Sebagai area untuk mengadakan pelatihan ataupun kerja
Plaza
Sebagai area untuk beinteraksi, bermain, berolahraga, ataupun untuk mengadakan acara
Ekspansi ruang untuk memenuhi kebutuhan
Fungsi ruang menjadi fleksibel
Prinsip ekspansibilitas memungkinkan perancangan ruang menampung pertumbuhan melalui perluasan, serta dapat berkembang terus sesuai kebutuhan penghuninya
Prinsip konvertibilitas memungkinkan adanya perubahan orientasi dan suasana dengan keinginan pelaku tanpa melakukan perombakan besar-besaran terhadap ruang yang sudah ada
Penggunaan ruang multifungsi yang mampu mewadahi beberapa kegiatan atau fungsi pada waktu berbeda, atau dapat mewadahi kegiatan sesuai waktu kebutuhannya dalam sebuah ruang
Tipe Studio + UMKM
Tipe 2BR + UMKM
menggunakan pintu lipat sehingga penguni memungkinkan untuk membuka usaha
Tipe Studio
Tipe 2BR
Tipe Studio + Mezzanine
Tipe 2BR + Mezzanine
saat siang hari, penghuni dapat membuka pintu lipat sehingga terjadi interaksi sosial
sebagai penghubung sekaligus area komersial
INTERIOR BEDROOM
Kolom 40x40 cm
Balok Induk 25/50
Balok Anak 20/40
Balok Rangka Kuda-kuda Reng
Listrik yang berasal dari gardu PLN masuk ke trafo dan dialirkan ke MDP pada ruang servis utama. Setelah itu, listrik disalurkan ke masing-masing bangunan dan dilanjutkan ke panel di setiap lantai sebelum didistribusikan ke setiap unit hunian.
PANELCLUSTER A,B,C,danD
PANEL LANTAI1 UNIT HUNIAN
PANEL LANTAI2 UNIT HUNIAN
PANEL LANTAI3 UNIT HUNIAN
PANEL LANTAI4 UNIT HUNIAN
Sistem utilitas air bersih menggunakan sistem downfeet di mana pendistribusian air bersih dari roof tank menggunakan shaft yang menerus ke bawah. Sistem ini akan memberikan distribusi air yang baik tanpa adanya bantuan pompa
Air kotor disalurkan secara vertikal melalui shaft yang disediakan pada masing-masing unit hunian sehingga menerus ke bawah. Semua air kotor dan kotoran menuju ke STP yang disediakan tersendiri di setiap bangunan sebelum disalurkan ke riol kota