EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
1
REFORMATA
2
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Berjiwa Besar, Selalu Siap Berkorban
DAFTAR ISI Daftar Isi Dari redaksi 2 Surat pembaca 2 Laput 3-5 “Saya Bukan Penyembah Nyi Roro Kidul” Manajemen Kita 6 Herry Puspito Menjadi Diri yang Autentik Kepemimpinan 6 Raymond Lukas Goal Setting 2013 Bicang-bincang 7 Drs. Christianto Wibisono “Anatomi Thai Boxing democracy Menjelang Pilpers RI Ketujuh” Editorial 8 Minus Efek Jera Bang Repot 8 Kawula Muda 9 Menjual Diri Via Facebook Konsultasi Keluarga 10 Michael Christian, S. Pd., MA. Counseling Anak hamil Luar Nikah Konsultasi Kesehatan 10 Dr. Stephanie Pangau, MPH Lidah Mengerak dan Mulut Bau Konsultasi Teologi 11 Pdt. Bigman Sirait Antara Pendeta dan Motivator Konsultasi Hukum 11 An An Sylviana, SH, MBL Tabrak Mati Tanpa Salah, Apa Sanksinya? Jadwal Gereja 12 Peluang 13 Yusri Bisnis mainan Anak Utamakan Keamanan dan Edukatif Gereja dan Masyarakat 14 Lemsakti Jalan “Suci” Mendapatkan Manfaat Pajak Suluh 15 Brigjen TNI Drs. Harsanto Adi Soekamto, M.M, M.Th, “Prajurit yang Tunduk pada “Komandan” Muda Berprestasi 16 Sintia Astarina Buku Harian “Hingga Nyanyian Hujan” Senggang 17 Charles Bonar Sirait Senang Bisa Melihat Orang Lain Bahagia Laporan Kusus 18-19 Sekolah Katolik “Dipaksa” Ajarkan Islam Profil 20 Ir. Texin Sirait, MM Menjadi Berkat dari Bisnis Pengelolahan Limbah Jejak 21 Athanasius Melawan Penggugat Ketuhanan Kristus Mata-mata 21 Liputan 22-23 Ungkapan Hati Drg. Els mangundap, MM, “Belajar daya Tahan Kemalangan dari Musibah” Resensi CD 25 Bukan Cinta Biasa Resensi Buku 25 Mendekati kebenaran dengan Bahasa Ibrani Kredo 26 Pdt. Robert R. Siahaan. M.Div Tantangan Kristen Masa Kini Khotbah Populer 27 Teladan Kepemimpinan Yoshua BGA (Baca Gali Alkitab) 27 Mata Hati 28 Janda Miskin Sang Kepala Hikayat 29 Apo(li)tik Berita Luar Negri 30
1 - 28 Februari 2013 REFORMATA
S
YALOM. Salam jumpa dari kami redaksi. Banjir Jakarta dan wilayah sekitarnya belum lekang dari benak kita. Kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, yang salah kita semua. Banjir itu adalah ruang kita belajar. Belajar ramah, menghargai kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan di kota-kota juga karena kita tidak disiplin membuang sampah. Banjir kemarin bukan hanya air yang menenggelamkan Jakarta, tetapi juga sampah. Judul di atas terasa penting untuk kita degung-degungkan. Mengajak kita untuk menumbuhkembangkan spirit berkorban. Sebab dari sana akan terbangun rasa mengasihi yang sebenarnya. Dengan demikian sebuah pengorbanan tidak hanya akan berhenti kepada seseorang yang berkorban ”kehilangan” sesuatu yang telah dikorbankannya, tetapi justru pengorbanan merupakan titik awal dan pintu gerbang untuk terbukanya jembatan persaudaraan kita. Fenomena sekarang ini, lunturnya semangat kepahlawanan dan perjuangan itu jugalah yang banyak mendera kita. Orang memberikan bantuan banjir, tak lupa menyematkan spanduk tanda kehadirannya. Partai yang membuat posko juga demikian. Kalau kita lihat sekarang ini, yang dipertontonkan membantu ada maunya. Berkorban harus tulus. Pemimpin yang baik adalah orang yang berkorban demi bawahannya. Orangtua yang baik berkorban untuk anak-anaknya. Kekasih yang baik berkorban untuk kekasihnya. Artinya jiwa pahlawan, semangat juang yang gagah berani itu terlihat. Berjuang mencapai, mempertahankan demi kepentingan orang banyak, tanpa mengharapkan pujian. Mestinya kita siap mengorbankan demi sesama. Dengan
semangat berkorban jiwa, semangat patriotisme itulah yang membuat para founding father kita bisa bersatu. Meramu semangat “Bhinneka Tunggal Ika” - berbeda-beda tetapi tetap satu jua.Tentu karena semangat pahlawan, mau berkorban demi nusa dan bangsa. Meninggalkan kepentingan suku, agama, ras dan golongan. Bapak dan ibu, pembaca setia Reformata. Sebagai media yang saban hari mengamati kehidupan gereja, gereja didesak dari dua sisi: sisi pertama dari dalam, sisi kedua dari luar gereja. Sebagai media, kami akan terus memberitakan desakan dari luar gereja. Dan juga pengeroposan dari dalam, itulah tugas kami mengkritisi, bukan untuk mengkritik tetapi meluruskan. Kami tidak ada tendensi apa-apa jika kami memberitakan apa yang terjadi di gereja. Laporan Utama kami mengangkat berita yang menghebohkan beberapa waktu lalu. Di Blitar, Jawa Timur, ada beberapa sekolah Kristen-Katolik diminta ditutup. Dan, berbagai hal tentang pendidikan Kristen di Indonesia kami angkat. Juga kelanjutan laporan utama di edisi lalu, tentang gereja Tiberias. Berawal dari Youtube Baptisan di Kelapa Gading. Alasan kami mengangkat ini, karena sudah menjadi konsumsi publik. Bukan lagi rahasia umum. Kami mau memberitakan pantas tidaknya hal itu ada. Selain itu ada rublik yang tentatif dan selalu kami sajikan untuk pembaca yang budiman. Banjir Jakarta yang melanda Jakarta waktu lagu kami buat bentuk kesaksian dari sorang yang mengalami berkali-kali banjir. Perlu daya tahan kemalangan menghadapi musibah. ?Dari Redaksi
Surat Pembaca Apa Khabar GKI Yasmin? Miris rasanya melihat saban minggu, jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia menggelar ibadah di depan Istana Negara. Tentu maksudnya adalah untuk meminta Presiden selaku penyelenggara tertinggi Negara memberikan hak mereka untuk beribadah di tanah mereka, sesuai dengan keputusan Mahkamah Agung. Kehadiran demonstratif mereka, tentunya sudah “terlihat” oleh Presiden. Sayangnya, hingga kini solusi final atas kasus GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia tak kunjung datang. Semua orang tahu, bila saja Presiden sungguh menjunjung tinggi supremasi hukum, maka seharusnya Beliau mengembalikan hak kedua jemaat kristiani tersebut, karena mengacu pada keputusan Mahkamah Agung selaku pemutus perkara hukum tertinggi. Tapi terkatung-katungnya nasib kedua jemaat tersebut, akhirnya menimbulkan tanda tanya besar: Apakah dalam hal perkara yang beraroma konflik antara “mayoritas dan minoritas”, supremasi hukum bisa dikorbankan demi kepentingan politis? Banyak analisisis toh mengatakan bahwa aroma politis sangat kental dalam perkara pembatalan ijin kedua gereja tersebut. Ganti “memaksa” pihak yang dinyatakan kalah dalam pengadilan oleh MA, belakangan ada wacana untuk melakukan relokasi. Belajar dari nasib konflik HKBP Ciketing yang hingga kini belum tuntas proses relokasinya, tentu GKI Yasmin menolak proses relokasi. Selain pengalaman buruk yang dialami HKBP Ciketing, Bekasi, relokasi, menurut saya, sangat
berbahaya bagi semangat kebangsaan yang telah disemai oleh para pendiri bangsa kita. Apalagi alasan relokasi tersebut disebabkan karena jalan di mana GKI dibangun bernama tokoh Muslim. Tentu akan mendatangkan segregasi masyarakat berdasarkan SARA. Ini tidak baik bagi perkembangan kebangsaan kita ke depan. Akan terjadi pengkotakan wilayah dan penghuninya berdasarkan agama. Jadi, atas nama hukum dan masa depan kebangsaan Indonesia, sebaiknya hak GKI Yasmin, juga HKBP Filadelfia dikembalikan. Terimakasih atas pemuatan komentar saya ini. Tuhan Yesus memberkati setiap pembaca REFORMATA. Dimas Antonius, Curug, Tangerang. Apresiasi Terhadap Komisi Yudisial Atas Rekomendasi Pemberhentian Hakim M Daming Sanusi Komisioner Komisi Yudisial (KY) memutuskan rekomendasi pemberhentian secara hormat untuk calon hakim agung Muhammad Daming Sanusi, melalui Sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH). KY menganggap Daming telah melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim dengan melontarkan pernyataan kontroversial di depan publik dan dalam forum resmi. Yayasan LBH Indonesia (YLBHI) mengapresiasi rekomendasi KY untuk memberhentikan secara hormat kepada calon hakim agung Muhammad Daming Sanusi dan membawa kasus calon Hakim agung Muhammad Daming Sanusi ke sidang etik Majelis Kehormatan
Hakim karena di duga melanggar poin 3, poin 5 dan 7 kode etik dan perilaku hakim. YLBHI menuturkan, meskipun Daming berkilah dengan alasan candaan untuk mencairkan suasana, ucapan Daming dalam forum uji kelayakan dan kepatutan untuk calon hakim agung di depan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat tersebut sangat menciderai rasa keadilan dan kepercayaan publik (terutama korban pemerkosaan) terhadap profesi kemuliaan hakim, dan menambah deretan panjang ketidak percayaan terhadap lembaga peradilan. Hakim merupakan figur sentral dalam institusi peradilan, maka hakim berkewajiban menunjukan sikap yang cerdas baik moral maupun prilakunya dalam menjalankan fungsi yudisial maupun kesehariannya sesuai dengan kode etik dan perilaku hakim serta mempunyai integritas yang tinggi terhadap keilmuannya. Berdasarkan rekomendasi tersebut, YLBHI juga mendesak Mahkamah Agung (MA) untuk segera menentukan jadwal sidang etik Majelis Kehormatan Hakim (MKH) dan segera memilih anggota majelis hakimnya yang merupakan gabungan dari lembaga Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung. MKH tentunya digelar untuk membuktikan pelanggaran kode etik terhadap calon hakim agung Muhammad Daming Sanusi atas ucapannya yang tidak bermoral dalam uji kelayakan dan kepatutan untuk calon hakim agung tersebut. Selanjutnya, bermodal dari pengalaman kasus Daming ini, YLBHI perlu menekankan kepada KY untuk melakukan pemantauan lebih lanjut terhadap tingkah laku
para hakim baik yang bersentuhan dengan kasus-kasus asusila maupun tidak, karena sangat mungkin dalam penanganan kasus-kasus asusila justru menjadi bahan tertawaan oleh hakim dalam persidangan perkara tindak asusila. Jakarta, 21 Januari 2013 Hormat Kami, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Menampar Muka Sendiri REFORMATA edisi 159 sudah saya baca. Saya tertarik dengan laporan utamanya yang mengangkat tentang Nyi Roro Kidul di Kolam Babtisan Gereja Tiberias. Saya tidak tahu persis, dan REFORMATA tidak jelas menginformasikan, siapa sebenarnya yang menayangkannya di youtube? Tapi penanyangan kasus buruk tersebut, jelas merupakan tindakan menampar muka sendiri. Semua pihak, baik Gereja Tiberias, Pdt. Yosua Tumakaka, maupun kekristenan pada umumnya sungguh dirugikan oleh pemuatan itu. Publik jadi mengetahui, begitu ”receh”-nya urusan gereja sekarang ini. Hanya seputar setan, uang dan saling menjatuhkan. Bukankah tugas utama kita adalah mewartakan kasih, damai, sukacita, pengampunan, dan Kristus? Dari video tersebut, terlihat jelas wajah kekristenan kita yang masih berkutat soal internal, dan tidak menukik masuk ke hati masyarakat yang membutuhkan shalom Allah. Antonius P. Depok Baru
Penerbit: YAPAMA Pemimpin Umum: Bigman Sirait Wakil Pemimpin Umum: Greta Mulyati Dewan Redaksi: Victor Silaen, Harry Puspito, An An Sylviana Pemimpin Redaksi: Paul Makugoru Redpel Online: Slamet Wiyono, Redpel Cetak: Hotman J. Lumban Gaol Redaksi: Slamet Wiyono, Hotman J. Lumban Gaol, Andreas Pamakayo Desain dan Ilustrasi: Dimas Ariandri K. Kontributor: Harry Puspito, dr. Stephanie Pangau, Pdt. Robert Siahaan, Ardo Iklan: Greta Mulyati Sirkulasi: Sugihono Keuangan: sulistiani Distribusi: Iwan Agen & Langganan: Inda Alamat: Jl.Salemba Raya No.24 A - B Jakarta Pusat 10430 Telp. Redaksi: (021) 3924229 (hunting) Faks: (021) 3924231 E-mail: redaksi@reformata.com, usaha@reformata.com Website: www.reformata.com, Rekening Bank:CIMBNiaga Cab. Jatinegara a.n. Reformata, Acc:296-01.00179.00.2, BCA Cab. Sunter a.n. YAPAMA Acc: 4193025016 (Kirimkan saran, komentar, kritik anda melalui EMAIL REFORMATA) ( Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan) ( Untuk Kalangan Sendiri) (Klik Website kami: www.reformata.com)
Laporan Utama 33
EDISI EDISI 160 160 Tahun Tahun X X1 -1 28 - 28 Februari Februari 2013 2013
Beberapa Keanehan GTI
Repro : Facebook
P
Pariadji & Eunike Stella
ADA mulanya adalah gosip yang menjurus fitnah, atau sebut saja “gosip-fitnah”: tentang Pdt Josua Tumakaka, yang ditulis di Buletin Gereja Tiberias Indonesia (GTI) sebagai “pendeta dukun isi setan, roh jahat dan Nyi Roro Kidul”. Minggu berganti bulan, sejak Maret 2012 hingga akhir Januari 2013, herannya buletin gereja ini tak henti-hentinya memojokkan Josua. Inilah keanehan yang pertama dari GTI: mengapa buletin gereja yang mestinya berisi kabar baik malah dipakai untuk menebar fitnah? Belum lagi bahasa yang digunakan
dalam buletin tersebut: terkesan sembarangan dan tak memenuhi kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Alhasil, bukannya mencerahkan, Buletin GTI justru meresahkan dan bahkan melecehkan akal sehat pembacanya. Antara lain, misalnya, Pdt Yesaya Pariadji mendorong jemaat untuk bertanya kepada Tuhan “apakah pendeta setan itu berasal dari Tuhan”. Loh, kalau sudah berani menyebut itu pendeta setan, mengapa pula masih perlu repot-repot bertanya kepada Tuhan? Kedua, tertulis pada buletin-
buletin itu, bahwa sejak awal GTI “diberi tugas untuk menghancurkan setan-setan dan roh jahat, bahkan sampai tertulis di langit, seperti tulisan api, artinya setan-setan, roh jahat tahu tentang hal itu. Maka setan-setan berlutut di kaki saya (Pariadji-red), mohon ampun ketakutan. Maka kita tolak pendeta dukun yang isinya setan-setan dan Nyi Roro Kidul, tuyul dan roh-roh jahat karena hanya akan membawa ke neraka”. Nah, kalau Pariadji memang hamba Tuhan yang spesialis dalam menghancurkan setan-setan, mengapa ia tak mampu menghancurkan Nyi Roro Kidul (NRK) yang katanya ada di dalam diri Josua? Mengapa harus menyindir Josua terus-menerus lewat Buletin GTI, sampai akhirnya Josua mengundurkan diri dari GTI sejak 6 Juli 2012 dan mendirikan Grace of Christ Community Church (GCCC)? Ketiga, sesudah Josua mundur dari GTI, sebagian dari jemaat GTI ikut berpindah ibadah di GCCC. Sehingga, dalam waktu beberapa bulan saja, GCCC sudah membuka cabang di banyak tempat di Jakarta, juga di Semarang, Surabaya, Manado, Palangkaraya, dan bahkan sampai ke Jepang. Selain jemaat, beberapa pendeta, pengerja dan worship leader GTI pun ikut bergabung dengan Josua di GCCC. Apakah itu karena kesaktian Nyi Roro Kidul atau kuasa Tuhan yang menyertai pelayanan Josua? Herannya di sisi lain, saat bersamaan, mengapa Buletin GTI masih terus mengusik Josua? Bukankah membicarakan pendeta gereja lain, apalagi secara negatif, sungguh tak etis?
Doa Kutuk ala GTI Keanehan keempat, dan ini yang parah: tak cukup hanya memfitnah lewat buletin, GTI lewat mimbar gerejanya bahkan pernah mengutuk Josua Tumakaka agar lumpuh selama 5 tahun. Tak hanya sekali, tapi beberapa kali. Celakanya, “doa kutuk” itu dilakukan secara berjemaah, dalam arti diucapkan juga secara bersama-sama oleh jemaat. Antara lain berikut ini kutipannya: “… kami tolak nama Susana, kami tolak di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, karena anaknya tidak mau dengan nama Susana. Hari ini lepas nama Susana, Nyi Roro Kidul, kami tolak... kami tolak pendeta yang memberi nama Susana. Pendeta Josua Tumakaka, kami tolak dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.” Kutipan “doa kutuk” yang lain sebagai berikut: “... kami tolak pendeta dari Jakarta, Surabaya atau Bekasi, suami-isteri, dan pengikutnya, dihancurkan... pendeta menjijikkan...” Ada juga yang begini: “... Josua Tumakaka, dipatahkan, dihancurkan...” Pertanyaannya, apakah seorang hamba Tuhan pantas mengutuki orang lain, bahkan seandainya pun orang lain itu pernah berbuat jahat kepadanya? Lantas apa artinya ajaran Yesus dalam Matius 55:44 yang berbunyi begini: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Tidakkah pendeta yang gampang mengucapkan kutuk seperti itu patut dipertanyakan integritasnya? Kelima, pemimpin tertinggi GTI,
Pdt Yesaya Pariadji, sering sekali mengklaim dirinya sebagai seorang martir. Bukankah martir menunjuk pada seorang yang telah mati, yang sebelum mati telah menderita karena menyaksikan (marturia) imannya? Jadi, kalau faktanya Pariadji masih hidup sampai sekarang, siapa pula yang menyandangkan predikat martir itu kepadanya dan apa maksudnya? Keenam, Pariadji juga kerap mengatakan bahwa dirinya memiliki roh the best and the biggest. Apa pula maksudnya ini? Adakah rujukan Alkitabnya, sehingga atas dasar itu kita bisa membedakannya dengan roh lain yang katakanlah the worst and the smallest? Youtube NRK di Kolam Baptis GTI Jumat, 9 November 2012, dalam acara baptisan GTI di kolam Hotel Gading Indah, Jakarta Utara, milik Pariadji, terjadilah peristiwa heboh itu. Pasalnya, roh Nyi Roro Kidul (NRK) tiba-tiba merasuki seorang peserta baptis, perempuan bertubuh sintal yang bernama Eunike Stella. Acara itu direkam dan kemudian diunggah ke youtube. Siapa yang melakukannya, tak jelas. Tapi pertanyaanya, mengapa GTI bersemangat sekali mempertontonkannya kepada jemaat dalam ibadah-ibadah di cabang-cabang GTI? Eunike, perempuan kerasukan itu, antara lain menjawab begini ketika ditanya oleh para pengerja/pendeta GTI yang mengelilinginya: “Aku Ratu Pantai Selatan. Dia memujaku. Dia telah menyerahkan dirinya untuk aku, meminta kekayaan, semua yang minta kepadanya aku beri, asalkan semua jadi tumbal.” Tumbalnya apa saja, sebutin?”Bayi-bayi mati dalam kandungan, karena aku ingin menghisap darahnya.” Bera-
REFORMATA
4
Laporan Utama
pa banyak? ”Banyak banget, seribu juga ada.” Buat apa bayi-bayi itu? “Dipersembahkan untuk aku, buat diminum darahnya.” Sebut gereja yang benar. “Ya, sekarang ini adalah Tiberias.” Lucunya, ketika kemudian banyak orang yang mengomentari youtube itu secara sinistik, video itu pun dihapus. Entah karena tak tahan dikecam bertubi-tubi, atau mungkin merasa tujuan mengunggah video tersebut tak tercapai. Tapi, entah siapa yang mengunggahnya lagi, video perempuan kerasukan di acara baptisan GTI itu kini sudah bisa disaksikan lagi. Alhasil, dalam waktu cepat, berita tentang youtube itu pun beredar luas ke mana-mana, termasuk ke berbagai kota di luar Jakarta. Mungkin saking geramnya menyaksikan video yang diduga kuat hasil rekayasa itu, ada orang-orang yang secara khusus membuat tulisan untuk mengomentarinya. Di kompasiana, misalnya, seorang yang bernama Mawalu menulis artikel berjudul “Kesalahan Terbesar Gereja Tiberias. Benarkah Pendeta Josua Tumakaka Itu Pengikut Nyi Roro Kidul?” Mawalu antara lain menulis begini: “Dalam salah satu cuplikan video itu, si wanita yang kerasukan roh Nyi Roro Kidul itu lalu memuji-muji Gereja Tiberias sebagai gereja terbesar di Indonesia dan diberkati Tuhan dengan luar biasa. Baru kali ini ada roh jahat yang memuji gereja, dan mirisnya lagi semua orang yang berada di seputaran kolam baptisan itu bertepuk-tangan bersorak-sorai dan berteriak Haleluya. Fantastis dan luar biasa. Artinya mereka ini mengamini apa yang diucapkan oleh roh jahat. Bukankah Yesus sendiri mengajarkan agar berhati-hati dengan roh jahat, karena roh jahat adalah Bapa Segala Dusta? Sandiwara apa pula ini?” Di bagiannya lainnya tertulis begini: “Lalu dalam cuplikan tayangan video itu, si jemaat wanita yang kerasukan roh Nyi Roro Kidul itu melap matanya dengan tangannya, sepertinya kelilipan kena air kolam. Setahu aku orang yang kerasukan roh jahat itu tak mampu mengontrol tubuhnya, apalagi ini dirasuki roh sekaliber Nyi Roro Kidul, bagaimana mungkin matanya
kelilipan kena air? Dari beberapa peristiwa kerasukan yang pernah aku saksikan dengan mata kepala aku sendiri, orang yang kerasukan setan seringkali menggelepar, bergetar, terjengkang, terjatuh, tak mampu menguasai diri, sorot mata liar dan kosong, intonasi suara berubah menyesuaikan dengan roh apa yang merasukinya. Namun dalam video itu, si wanita yang kerasukan Nyi Roro Kidul ini lebih sering menyelam lalu muncul dan tangannya mengibas-ngibaskan air, dan suaranya pun bukan suaranya si Nyi Roro Kidul, melainkan suara asli si wanita yang kerasukan itu. Selain itu, dialog dan narasi aksi kerasukan roh Nyi Roro Kidul itu terkesan janggal dan mentah. Kejanggalan lainnya yang aku temukan dalam adegan di video itu, si Nyi Roro Kidul itu mengaku bahwa dia jatuh cinta kepada Pdt. Romy Matulessy, salah satu pendeta yunior di Gereja Tiberias. Bagaimana caranya ya si Nyi Roro Kidul itu kok bisa mengenal Pdt. Romy Matulessy? Jangan-jangan si Romy Matulessy ini juga pengikut Nyi Roro Kidul? Baru kali ini dalam sejarah hidup aku ada roh jahat yang jatuh cinta sama pendeta.” Mawalu benar, selain akting Eunike yang sangat meragukan, kok bisa-bisanya roh jahat jatuh hati kepada seorang manusia. Sungguh tak logis dan betul-betul melecehkan akal sehat jemaat. Ada lagi Petrus Wijayanto, jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salatiga, yang menulis dua artikel berjudul “Ratu Kidul atau Ratu Ngibul?” dan “Doa Aneh dari Gereja Tiberias Indonesia (GTI)” di facebook-nya. Petrus mengaku tahu youtube NRK di kolam baptisan GTI itu dari link di akun facebook seseorang. Dari situ ia lalu melihat videonya. Usai menonton, ia langsung berpikir: “Ini perlu dikritisi.” Antara lain, Petrus menulis begini: “Saya belum pernah berinteraksi dengan Nyi Roro Kidul, tetapi dari berbagai tulisan yang pernah saya baca, juga dari cerita teman yang konon pernah berhubungan dengannya, Nyi Roro Kidul termasuk elit di alam gaib. Dia adalah penguasa Laut Selatan (maksudnya laut di sebelah selatan Pulau Jawa), pusat kerajaannya
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013 ada di dekat Pantai Parangkusumo, Jogjakarta (jauh dari Jakarta). Ia bukan penguasa Laut Utara Jawa, di Laut Utara ada nama Dewi Lanjar yang konon pusat kerajaannya ada di laut di sekitar kota Pekalongan. Belum pernah ada cerita bahwa Nyi Roro Kidul merasuki orang secara sembarangan, apalagi sampai merasuki orang di Jakarta yang ada di bagian utara Jawa. Kalau benar demikian, itu kejadian luar biasa. Apakah Nyi Roro Kidul sedang jalanjalan dan kemudian mampir di Hotel Gading Indah, di acara babtisan itu? Belum pernah ada cerita bahwa Nyi Roro Kidul meminta tumbal bayi-bayi (dalam kandungan) untuk diminum/ dihisap darahnya. Apakah Nyi Roro Kidul sekarang sudah sangat rakus? Nyi Roro Kidul bukan vampire atau drakula yang menghisap darah untuk menambah ‘energi’/ kekuatannya. Untuk menjalankan roda pemerintahan di kerajaan gaibnya, Nyi Roro Kidul kadang butuh orang dewasa sebagai ‘tumbal’, yang di alam gaib (kerajaannya) akan dijadikan budak. Nyi Roro Kidul juga bukan siluman ‘Buto Ijo’ yang suka minta tumbal anak-anak. Cara yang biasa dilakukan oleh ‘Kerajaan Laut Selatan’ dalam mengambil tumbal adalah ‘menyeret’ seseorang yang sedang berada di pantai selatan, dengan ombak, dan orang itu akan mati karena ‘kecelakaan terseret ombak’. Tidak semua orang yang terseret ombak di pantai selatan adalah korban Nyi Roro Kidul, tetapi jika ada ’kecelakaan di pantai selatan’ dapat dianalisis apakah itu ‘kecelakaan murni’ atau sedang diminta oleh Kerajaan Laut Selatan.” Kepada Reformata, Petrus bercerita bahwa ia juga telah membaca sebagian isi Buletin GTI dari internet. “Yang saya baca kebetulan yang ‘aneh’, khususnya yang menampilkan ‘superioritas’ Pak Pariadji. Menurut saya itu tidak sehat bagi sebuah gereja, karena akan menimbulkan kultus individu.” Petrus juga mempertanyakan, mengapa ’roh jahat’ berani mengintervensi acara baptisan GTI yang sakral itu? Bukankah orang yang akan dibabtis sudah dipersiapkan sebelumnya secara baik? ”Sungguh aneh jika di video itu Eunike berkata melihat malaikat-malaikat
di belakang Pak Pariadji dan di belakang para pendeta. Memangnya malaikat-malaikat itu diam saja dan hanya menyaksikan ’roh jahat’ beraksi dan ’bersaksi’ melalui Eunike di acara baptisan?” Petrus benar, apalagi Pariadji kerap berkata di Buletin GTI bahwa air kolam baptisan yang sudah diurapi minyak urapan itu seperti lautan api bagi setan. Kalau begitu, mengapa setan bisa bertahan cukup lama di kolam itu? Kata Petrus lagi: ”Dalam kamus pembicaraan mengenai dunia gaib di kalangan Orang Jawa, Nyi Roro Kidul itu bukan setan, tetapi lelembut atau siluman, mahkluk halus, yaitu mahkluk yang bukan manusia yang tinggal di alam gaib. Mana mungkin Nyi Roro Kidul menyebut dirinya sendiri sebagai setan? Nampaknya Eunike menggunakan ’pengetahuan’ yang dia terima dari pengajaran gereja mengenai ’perjanjian dengan setan’ dalam kesurupannya. Memangnya Josua Tumakaka yang bergelar doktor teologi itu begitu bodoh, sehingga tidak tahu konsekuensi dari ’perjanjian dengan setan’? Jadi, Eunike ini benar-benar kesurupan atau sebenarnya sedang meracau tidak karuan mengungkapkan isi pikirannya yang penuh sangkaan dan dugaan?” Sementara Agung Eka Wijaya, jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Magelang, juga mengaku tahu youtube NRK itu darifacebook. Ketika Reformata menanyakan komentarnya, ia berkata: “Menurut saya itu konyol. Kolam baptisan seharusnya tempat orang berdosa dipulihkan, bukan malah kesurupan.” Kalau youtube itu kemudian tersebar ke mana-mana, baik, atau tidak? “Menurut saya sangat baik, sehingga bisa membukakan mata banyak orang tentang GTI yang menurut saya tidak Alkitabiah. Ingat Roma 12:14tentang jangan mengutuk.” Ada lagi Glenn Watimury, jemaat GBI Rayon XI Pekanbaru, yang bertutur begini kepada Reformata. “Pertama saya mengikuti isu ini semenjak Pastor Josua Tumakaka mulai diperlakukan tidak adil. Tadinya saya tidak memihak salah satu pihak, karena GTI adalah tempat saya juga
Pdt. Sudarmaji Said:
“Kesurupan Nyi Roro Kidul Bukan Rekayasa” Pdt. Pariadji), Senin (7/13) namun, yang bersangkutan tidak ada kabar pasti, guna klarifikasi kebenaran berita tersebut. Terakhir (21/13) Reformata mendapatkan jawaban Gereja Tiberias Indonesia (GTI) dari Pdt. Sudarmaji Said terhadap video kesurupan yang beredar disitus youtube tersebut. Menurutnya, kesurupan itu tidak direkayasa, tidak dibuat-buat, berjuta pasang mata melihat roh jahat berada dalam tubuh wanita tersebut. Inilah kutipan singkat darinya.
P
ADA edisi 159 Reformata mengakat pemberitaan mengenai ada “Nyi Roro Kidul’ di kolam pembatisan Tiberias yang berada di Hotel Gading Indah, Jakarta Utara. Dalam situs Youtube, video itu berdurasi 30 menit, itu, terlihat di video tersebut Eunike
REFORMATA
Stella seorang wanita bertubuh subur sedang kesurupan Ratu Pantai Selatan. “Aku Nyai Roro Kidul, aku Ratu Pantai Selatan,” katanya sambil tertawa. Sesunggungnya Reformata mencoba melakukan wawancara dengan Aristo Pariadji (putra dari
Apa benar ada kesurupan Nyi Roro Kidul disaat pembaptisan selam Tiberias ? Benar. Ribuan orang menyaksikan peristiwa tersebut. Memang ada yang menuduh bahwa itu rekayasa. Apa Tiberias seperti itu? Lebih baik Anda datang sendiri pada waktu baptisan; Anda akan
melihat bahwa ada beberapa orang yang kerasukan berbagai jenis roh jahat dan dilepaskan dengan kuasa Nama Yesus; bukan hanya dilepaskan dari Nyi Roro Kidul, tapi juga dilepaskan dari segala ikatan kuasa gelap.
Dan siapa yang memasukkan dokumentasi tersebut ke Youtube? Kami tidak tahu. Yang jelas peristiwa itu benar-benar terjadi dan disaksikan oleh banyak orang. Dan kelihatannya ada orang yang mengambil gambar tersebut, lalu memasukkan ke Youtube dengan maksud tertentu. Lalu apa benar fungsi minyak urapan dapat menyembuhkan orang sakit? Benar. Banyak orang mengalami kesembuhan dari berbagai penyakit karena diolesi atau diciprati dengan Minyak Urapan dan menerima Perjamuan Kudus. Tapi Anda harus tahu, Tiberias selalu menjaga dan memberikan ajaran yang benar:
pernah melayani sebagai Divisi Rumahtangga Tiberias dan Team Media Tiberias sampai dengan 2010. Kemudian saya pindah ke Pekanbaru untuk bekerja sekuler. Saya melihat banyak isu dan fitnah tentang Pastor Josua di twitter (@ mynews77,@josuatumaadek, dan beberapa akun anonim). Saya terpanggil selaku anak rohani Pastor Josua, karena saya merasa mengenal beliau karena sempat diasuh beliau 1 tahun lebih tinggal di rumahnya. Selama saya mengenal beliau kurang lebih 10 tahun pelayanan, tidak pernah ada halhal yang diisukan tersebut.” Lantas, apakah Glenn sudah menonton youtube NRK itu? “Saya sudah menonton video itu. Saya hanya bisa tertawa melihat kekonyolan di dalamnya.” Kembali ke Jakarta, simak jawaban Hernando Nainggolan kepada Reformata berikut ini. “Saat ini saya memilih dan memutuskan untuk bergereja di GCCC. Sebelumnya saya bergereja di GTI, sejak 1994 hingga kasus ini muncul. Isu Nyi Roro Kidul itu saya tahu dari GTI sendiri yang selalu menggembar-gemborkan masalah ini melalui buletin gereja setiap minggu. Saya juga melihat rekaman video acara baptisan itu waktu pertama kalinya diputar di kebaktian minggu GTI di Wisma Dharmala Sakti. Saya koreksi, itu bukan video youtube yang diputar di gereja-gereja GTI, tapi video rekaman baptisan GTI yang diputar di gereja-gereja GTI dan kemudian diunggah ke youtube. Komentar saya, video itu dan keseluruhan masalah ini adalah konspirasi jahat dari sebagian (jika tidak bisa dibilang kebanyakan) orang atau pengurus GTI untuk menyingkirkan Pdt. Josua Tumakaka dari GTI. Video itu, termasuk isu Nyi Roro Kidul yang selalu dimuat dalam buletin sejak Februari-Maret 2012, adalah bentuk penyesatan terhadap jemaat. GTI juga tidak menyadari pekerjaan kuasa jahat yang sedang memecah-belah dan melemahkan gereja melalui semua peristiwa ini. Video itu sangat tidak baik dan menjadi blunder untuk GTI sendiri.” ? Tim Redaksi Reformata Hidup ini harus berpusatkan pada Tuhan Yesus, berpedoman pada Firman Tuhan dan menghasilkan buah iman yang benar. Jika Tuhan pernah menggunakan sepotong kayu untuk mengubah air pahit menjadi manis dan menggunakan ludah yang diaduk dengan tanah untuk mencelikkan orang buta. Apakah salah jika Tiberias menggunakan Minyak Urapan dan Perjamuan Kudus untuk membawa jemaat agar memiliki berbagai pengalaman dengan Tuhan? Kami yakin, jika Anda benar-benar mengenal Tuhan Yesus dan berpegang pada Firman Tuhan, Anda tidak akan mengusik apa yang Tuhan Yesus kerjakan di Gereja Tiberias Indonesia.
Bisa dijelaskan sebenarnya Josua Tumakaka keluar ? Anda tanya sendiri pada yang bersangkutan, mengapa dia keluar! Tiberias punya aturan; jika ada hamba Tuhan melanggar aturan, dia diperingatkan, dibimbing dan digembalakan. Jika tetap melanggar, didisiplin. Jika masih melanggar atau tidak mau didisiplinkan, ya itulah jadinya. Tapi yang Anda tulis di Reformata edisi lalu sangat tendensius. ?Andreas Pamakayo
Laporan Utama 5
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
“Saya Bukan Penyembah Nyi Roro Kidul!” S
EJAUH ini REFORMATA sudah mencoba berkali-kali menghubungi Pdt. Josua Tumakaka, pemimpin Grace of Christ Community Church (GCCC). Bahkan pernah memberikan janji untuk wawancara, Jumat (25/1) tetapi entah alasan apa kemudian dibatalkan. Kami terus berusaha mendapatkan konfirmasi dari dia, namun mantan pendeta GTI ini sepertinya menghindar, tak bersedia diwawancarai. Kepada REFORMATA, dia hanya mengirimkan pesan pendek ini: “Semua yang dituduhkan kepada saya itu adalah fitnah.” Dalam ibadah Minggu (27/1) lalu, di semua cabang dan sesi GCCC, dengan tegas ia menyatakan: “Saya bukan penyembah Nyi Roro Kidul. Sebenarnya saya jijik menyebut nama itu. Tapi demi jemaat, saya declare bahwa saya bukan pemuja Nyi Roro Kidul.” Sesungguhnya redaksi terus mencari jalan untuk bisa wawancara dengan Pdt Josua. Akhirnya di detik-detik terakhir deadline REFORMATA menghubungi pendeta lain di GCCC, yakni Pdt. Jusaac Kantjana, yang kemudian bersedia diwawancara Minggu (27/1). Berikut petikan wawancaranya:
seperti yang disebutkan, dituduhkan itu. Seperti Yesus Kristus di hadapan Pilatus, tidak menjawab apa yang dituduhkan pada-Nya (walaupun fakta tak terbantahkan bahwa Yesus Kristus tidak mungkin berdosa-kalimat dari redaksi).
Penayangan Youtobe, ada kesurupan di kolam baptisan sudahkah Anda tonton. Apa sebenarnya yang terjadi? Kami tidak tahu menahu soal itu. Kami tidak mau main dalam permainan itu, dan kami tidak ikut dalam permainan itu.
Ada juga kabar bahwa Josua sebelum keluar lebih dahulu mendirikan persekutuan doa, sebelum GCCC? Itu tidak benar. Buletin sejak tanggal 17 Juni itu terus dimuat, sampai sekarang buletin itu memuat hal itu terus-menerus. Sembilan puluh persen isinya tentang itu, fitnah. Dengan alasan itu maka pada Sabtu, 7 Juli 2012 Josua Tumakaka mengundurkan diri. Lucunya, baru satu hari mengundurkan diri besoknya tanggal 8 Juli, hari Minggunya jadwal khotbah Pendeta Josua dibatalkan, termasuk di Palangkaraya. Perlu diingat, GCCC baru berdiri Oktober 2012. Jadi tidak benar berita mengatakan mendirikan gereja dulu, baru Pendeta Josua keluar.
Katanya pihak dari Yosua Tumakaka yang mengunduhnya di internet? Bagaimana mungkin? Pak Yosua yang menjadi korban dari youtube itu. Perempuan yang mengaku kesurupan itu, apa punya hubungannya dengan pak Josua? Kami tidak kenal siapa perempuan itu. Sebenarnya mengapa pendeta Josua Tumakaka tidak mau menjawab pertanyaan wartawan? Sesungguhnya beliau serba salah. Lebih baik diam. Menjawab juga akan memperuncing suasana. Tidak menjawab juga bukan berarti benar
Menghindar daripada menjawab pemberitaan miring yang menyudutkan....? Sebelum kita bertemu, kebetulan saya bertemu beliau, pak Josua Tumakaka. Sempat saya kasih tahu bahwa saya akan wawancara dengan REFORMATA. Pesan pak Josua: “Jangan membuat statement yang menyudutkan siapa pun.” Soal tuduhan itu sebenarnya sudah dijawab di mimbar ibadah. Sudah dijelaskan bahwa tidak benar apa yang ditudukan itu. Tuduhan itu fitnah. Ada juga segelintir berita miring yang menyebutkan alasan Pendeta Josua keluar karena menggelapkan uang milliaran rupiah? Wah. Yang ini belum kami dengar. Semua tuduhan miring itu tidak benar.
Redaksi mendapat berita dari seseorang yang tidak mau menyebut namanya. Alasan keluar karena perkara uang? Tidak. Selintingan
yang
menyebut
ada seorang anak beliau, pimpinan GTI yang bersaing dengan pendeta Josua. Siapa sih namanya.…. Kami tidak pernah mengatakan itu. Kami tidak pernah menyebutkan nama orang, siapa pun. Lalu, apa sesungguhnya alasan beliau keluar dari GTI? Pada pertengahan tahun lalu, 2012. Ada buletin yang menyudutkan beliau. Alasan itu Pak Josua memutuskan untuk keluar, dan mengajak temanteman mendirikan GCCC. Di gereja ini kami bentuk komunitas yang saling menghargai. Membangun hubungan yang erat dengan rekan sekerja Allah. Apa isi dari buletin yang menyudutkan itu? Isinya jelas menyebutkan pendeta antikris. Kalau nggak salah buletinnya tertangga 17 Juni 2012 menyebutkan: bahwa nama pendeta Josua Tumakaka tidak diperkenankan lagi mengadakan pelayanan perjamuan kudus dan minyak urapan. Juga disebutkan alasannya bahwa mengapa tidak diizikan. Lalu logika dibagun, yang bersangkutan katanya penyembah setan, menyembah Nyi Roro Kidul. Masih di buletin yang sama disebutkan mengapa pendeta dilarang mengelar pelayanan perjamuan kudus, adalah karena itu pendeta penyembah setan. Kira-kira ini kalimatnya. “Pendeta tersebut tidak bisa memberikan perjamuan kudus karena tidak berani mengatakan demi darah Kristus. Penyembah setan lalu diselumbungi menyembah Yesus.” Ini kan logika yang dibangun untuk membuat justifikasi. Saya kira, di manamana kita tidak bisa menyembunyikan identitas kita. Contoh: gereja setan saja mengakui ia gereja setan. Kita katakan menyembah Yesus ternyata menyembah setan. Bagaimana mungkin kita melayani, membawa jemaat kepada Yesus, lalu kemudian dibawa ke setan. Ini kan keliru.
Pdt. Jusaac Kantjana “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Matius 5:37) Kita perlu belajar dari kasus-kasus yang ada. Belajar dari kasus ini. Seringkali tidak ada kejujuran, ada hal yang tidak jujur diungkapkan. Inilah fakta yang terbantahkan. Siapa mengatakan siapa, siapa menyudutkan siapa. Bahwa: katakan ya kalau benar ya. Katakan tidak kalau benar tidak.
Berarti tuduhan yang menyebutkan pendeta menyebah Nyi Roro Kidul salah? Lagi-lagi saya katakan, tidak benar. Beliau sudah katakan: “Saya bukan penyembah Nyi Roro Kidul.” Kami hanya percaya Yesus Kristus. Di ibadah-ibadah GCCC jelas kita melayani dan menyembah Tuhan Yesus. Bahkan ada juga yang menyebut bahwa air perjamuan yang kami buat itu air dari pantai selatan. Itu juga tidak benar. Ibu-ibu dari jemaat kami yang menyiapkan itu. Bagi kami sendiri itu tuduhan yang mengadaada. Bahwa jelas beliau mengusir setan, Lusifer, iya, itu betul. Lagian tuduhan menyembah rekaan, bagi kami itu hanya tokoh imajinasi. Pendeta yang dulunya dekat dengan pimpinan GTI, lalu tiba-tiba keluar. Tidak pernah bening apa alasan mereka
Minyak Urapan, Minyak Urap?
E
NTAH dasar apa sebuah gereja besar selalu membuat ritual Perjamuan Kudus, utamanya minyak urapan sebagai medium kesembuhan. Ada kebiasaan membagi-bagi minyak urapan, dengan harapan agar setiap orang yang dioleskan minyak tersebut mendapat kesembuhan. Sekarang ini, malah minyak urapan tersebut dipercaya menjadi pembawa keberhasilan bisnis dan banyak hal lain. Apa benar? Jika kita melihat di Perjanjian Baru, minyak urapan itu hanya ada pada masa Musa. Menurut Alkitab, minyak urapan dipakai mengurapi kemah pertemuan, tabut hukum, meja dengan segala perkakasnya, kandil dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan, mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya, dan bejana pembasuhan dengan segala alasnya. Selain itu, Allah juga meminta agar minyak itu dipakai untuk mengurapi, atau menguduskan Harun dan anak-anaknya, sebagai kaum imam. Lebih jauh lagi Tuhan mengatakan, bahwa minyak urapan yang kudus, dan yang harus diberlakukan secara turun-temurun di antara orang
Israel, haruslah minyak yang dibuat dengan formula seperti tersebut di atas. Dengan kata lain, kalau mau jujur minyak urapan yang dibuat oleh gereja itu mustinya mengikuti formula tersebut. Jelaslah, membuat minyak urapan yang kudus itu hanya diberikan kepada Musa dan ahli-warisnya. Orang biasa tidak diperkenankan membuat minyak urapan. Bahkan orang biasa yang ketahuan membuat minyak yang sama, dan yang mengoleskannya kepada benda atau manusia di luar dari yang telah ditetapkan oleh Tuhan, akan dihukum dan disingkirkan dari antara bangsa Israel. Tradisi itu berlanjut ketika seseorang ditunjuk oleh Allah untuk melakukan kehendak-Nya, maka ia akan diurapi oleh nabi dengan minyak ini. Di PB disebutkan hanya Yesus Kristus-lah yang diurapi, tetapi bukan dengan pengolesai minyak urapan. Dari penjelasan tersebut, timbul beberapa pertanyaan: Apakah minyak urapan yang dibuat di gereja tersebut benar-benar sesuai dengan formula yang diberikan Tuhan kepada Musa. Sejauh mana legitimasi orangorang yang membuat minyak urapan itu, yang notabene adalah orang Indonesia,
yang tak berkaitan budayanya dengan Israel. Tetapi bisa mengkalim diri disuruh Tuhan, membuat minyak urapan. Apalagi kita tahu, minyak urapan di Israel yang tradisi itu ada, sekarang tidak ada lagi. Produksi Jakarta Lalu, tradisi apa yang dilakukan pimpinan gereja tersebut dengan membuat, memberikan minyak urapan itu? Dari mana sang pendeta meluaskan dengan minyak urapan itu? Lalu, apa kata Alkitab tentang minyak urapan? Menurut Perjanjian Lama di Keluaran 30:2228, bahwa minyak urapan itu adalah campuran dari minyak urapan yang kudus ini terbuat dari rempahrempah: Mur, kulit manis, deringu yang wangi, kulit teja, dan minyak zaitun. Kesemuanya itu harus dikerjakan menurut pembuatan tukang-tukang rempah, sebagaimana sudah dijelaskan di atas. Sementara minyak zaitun dikenal di Perjanjian Baru, yang disebutsebut dengan khasiat yang luar biasa. Selain menambah cita rasa pada makan, ia berkhasiat mencegah berbagai penyakit, seperti kanker,
jantung, diabetes, mengurangi rasa sakit, menyembuhkan luka, menurunkan berat badan, mengurangi kerutan, dan masih banyak lagi. Minyak zaitun juga menjadi minyak ajaib. Memang, minyak zaitun disebutkan sebanyak 191 kali dalam Alkitab, tetapi tidak pernah disebutkan minyak urapan berasal dari minyak zaitun. Malah, ada yang menyebut bahwa minyak urapan buatan gereja tersebut dibuat di satu wilayah di Jakarta Selatan. Diolah laiknya industri rumahan. Malah minyak yang dibuat asalnya dari minyak goreng biasa. Di berbagai kesaksiannya, pendeta tersebut menyebut ranting pohon zaitun yang digunakan sebagai lambang perdamaian itu berasal dari kisah air bah Nuh. Waktu itu, Nuh melepaskan seekor merpati untuk melihat apakah air sudah mulai surut. Ketika burung merpati itu kembali sambil membawa ranting pohon zaitun, maka, Nuh tahu bahwa Tuhan sudah reda murkanya dan air telah surut. Oleh pendeta tersebut dijadikannya dasar bahwa minyak urapan adalah minyak zaitun yang bisa diurapkan kepada orang yang sedang sakit. Sesungguhnya, jika dilihat dari warta
keluar.Sepertinya terselubung, dikeluarkan atau keluar. Ini bukan kasus pertama pendeta keluar. Bagaimana pengamatan Anda? Saya kira masing-masing pasti berbeda permasalahannya. Saya nggak mau melebar. Saya tidak masuk ke arah itu, yang jelas ada dinamika yang terjadi. Pokok permasalahan adalah soal kepemimpinan (pemimpin GTI, Yesaya Pariadji-red). Sistim yang tidak ada. Kita ini manusia, sekalipun memiliki karunia rohani tidak boleh merasa serta merta apa yang dilakukan benar. Kalau kita memiliki karunia rohani bukan berarti tidak mungkin kita tidak pernah melakukan kesalahan, atau sempurna. Tidak mungkin. Tidak ada manusia sempurna. Biasa ada dinamika. Saya melihat itu. Hirarki kepemimpinan itu yang tidak jelas. Selama ini, ada yang terselubung, bahwa kepimpinan itu hanya mengandalkan satu sosok, bukan sistim yang dibangun. Maka sudah pasti ketika ada permasalahan, ada dinamika, otoritas itulah yang absolut menentukan. Kalau sistim kepemimpinan jalan, tidak mungkin ada berita seperti ini. Seperti ada misteri. Banyak jemaat tidak tahu, bahwa pemimpin itulah yang berjarak dengan orangorang yang dipimpinnya. Kita ingat kepemimpinan Yesus, kepemimpinan yang melayani, hamba. Hubungan dengan rekan sekerja itulah yang tidak terbangun selama ini. Ini berbicara hati bapak. Misalkan, kalau terjadi dinamika seperti itu, harusnya ada sistim penyelesaian. Kalau ada anakanaknya mau lebih dari hebat dari bapaknya, bukan anak biologis loh, tapi anak rohani, ini dianggap membuat permasalahan. Mestinya dibicarakan. Setiap permasalahan sebenarnya bisa diselesaikan, jika dibicarakan. Ada teguran kasih. Ada bimbingan rohani untuk membicarakan penyelesaiannya. Bagaimana sebenarnya hirarki kepemimpinan di GTI? Saya nggak mau masuk ke arah sana. Yang saya katakan hanya analoginya seperti itu yang terjadi. Jelas, kita melihat ada hal yang tidak lagi sesuai dengan Alkitab, bahwa perasaan yang lebih, itu yang salah. Kita sadar, kita bukan gereja yang paling benar sendiri. Perlu mengoreksi diri. Perlu juga bergaul dengan gereja-gereja yang lain. Tidak menutup diri, sehingga orang lain yang tidak tahu tentang kita, tidak membuat tafsiran yang salah. ? Hotman J. Lumban Gaol
yang dibuat gereja tersebut, buku refrensi dari buku Cal Orey yang berjudul Khasiat Minyak Zaitun, Resep Panjang Umur Ala Mediterania. Buku ini memang begitu lengkap membahas tentang khasiat minyak zaitun. Buku yang dibagi dalam 15 Bab ini telah memberikan pendeta tersebut pelajaran berharga untuk mengembangkan, dengan kreatif sebagai medium menyebuhkan. Siapa sesungguhnya Cal Orey? Dia adalah seorang penulis dan jurnalis. Memiliki gelar master dalam bahasa Inggris dari San Francisco State University dan dalam dekade terakhir telah menulis ratusan artikel untuk berbagai majalah nasional. Dia mengkhususkan diri dalam topik tentang kesehatan, ilmu pengetahuan, hewan peliharaan. Alih-alih, ada salah kaprah yang salah selama ini. Manusia bisa mengurapi. Ini akan salah, ketika media minyak tersebut dianggap membawa kesembuhan. Menjadi mistis. Jadi, kalau kita tidak mau konsekwen dengan apa yang dinyatakan secara eksplisit di dalam Alkitab, iya lebih baik jangan memakai istilah minyak urapan. Lebih baik dibuat nama produk minyaknya, minyak urap misalnya, yang bisa menyembuhkan seluruh penyakit, dan menjawab seluruh problema hidup. Cukup, dan lebih baik. ?Hotman J Lumban Gaol
REFORMATA
6
Manajemen Kita
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Menjadi Diri yang Autentik Harry Puspito (harry.puspito@yahoo.com)*
M
ENURUT Maslow salah satu motivasi yang menggerakkan manusia dalam beraktivitas adalah kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain. Dalam batas-batas yang normal, pemenuhan kebutuhan ini menciptakan perilaku-perilaku yang baik, sopan, santun, disiplin, kerja-keras, mengejar prestasi, dan sebagainya sehingga perilaku orang tersebut ada dalam koridor yang sehat. Namun masa kecil, tekanan lingkungan dan kebutuhan akan respek yang berlebihan menyebabkan orang tidak bisa lagi berperilaku apa adanya, tapi banyak orang yang berusaha menyesuaikan dengan harapanharapan orang-orang lain agar dia diterima dan dihargai. Orang membeli barang-barang bermerek yang mahal, sering bukan karena kebutuhan akan fungsi barang-barang tersebut, tapi karena orang-orang di lingkungannya menggunakan. Orang berganti telepon genggam ‘cerdas’, banyak bukan karena membutuhkan fitur-fiturnya tapi
karena lingkungan mendesak dia menggunakan telepon cerdas itu walau untuk sekedar fitur-fitur yang sederhana. Orang menekan perasaan marah agar tampil sebagai orang baik. Ada orang yang sangat perhatian dengan penampilan di depan publik – pakaian, dananan, rambut, kosmetik – untuk tampil percaya diri. Orang tertentu terus melucu untuk menutupi sesuatu yang dia merasa tidak nyaman untuk diketahui orang lain atau agar disukai lingkungan. Ini adalah gejala-gejala pribadi yang di dalam pertumbuhannya tidak mengalami apa yang dalam istilah psikologi dikenal sebagai ‘differentiation of self’, yang kita bisa terjemahkan sebagai diferensiasi diri, sebagai bagian dari kedewasaan seseorang. Seseorang dengan diferensiasi diri yang baik mampu menyeimbangkan otonomi diri dengan kedekatan dengan orang-orang lain, khususnya dengan keluarga. Diferensiasi diri yang kuat memampukan orang mengambil posisi sendiri tapi pada saat yang sama tetap menghargai kedekatan dan hubungan dengan orang-orang lain. Sebaliknya mereka dengan diferensiasi yang buruk cenderung reaktif secara emosi, dan sulit untuk tetap
tenang menghadapi emosi orang lain. Mereka cenderung menyatu atau memisahkan diri dari orang lain ketika mengalami stres atau kekhawatiran yang besar. Daud menunjukkan diri sebagai seseorang dengan diferensiasi diri yang kuat sejak muda. Ketika Raja Saul mengenakan baju perang, ketopong tembaga dan baju zirah, dan pedangnya yang wah itu kepada Daud yang akan melawan manusia raksasa Filistin – Goliat yang menakutkan tentara Israel itu, dia menolak. Daud memilih menggunakan tongkat dan batu yang licin yang dia ambil dari dasar sungai (Lihat 1 Samuel 17: 38-40). Dia tidak memaksa diri mengikuti kemauan sang Raja, walau itu untuk kebaikannya, tapi dia punya pendapat sendiri tentang apa yang cocok untuk kebutuhannya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi kalau dia memaksa diri menggunakan peralatan perang Saul, yang membuat dia sulit bergerak karena beratnya. Pribadi dengan diferensiasi diri yang sempurna sudah barang tentu adalah manusia Yesus. Dia adalah pribadi yang digerakkan bukan oleh tekanan luar tapi dari dalam. Pada masa pelayanan-Nya, yaitu sekitar usia 30 tahunan, kita
melihat Yesus sebagai seorang dewasa yang sangat mandiri. Ketika Dia hidup setia terhadap jati diriNya, Dia membingungkan dan mengecewakan banyak orang yang berharap banyak dari kehebatan-Nya, termasuk keluarga-Nyasendiri. Banyak orang, bahkan keluarga, sampai melihat Yesus sudah tidak waras lagi (Markus 3:21). Siapakah yang dapat mempertanyakan saudara dan ibu-Nya di depan orang banyak, kalau bukan Yesus (Matius 12:48) sementara di sisi lain, Dia mengajarkan agar kita mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Hidup dengan diferensiasi diri adalah hidup yang setia dengan jatidiri. Menurut Peter Scazzero pribadi yang demikian mampu berpegang kepada siapa dirinya. Dia mampu meninggalkan keluarga asal-usul-nya dan menjadi seorang dewasa yang mandiri, digerakkan oleh batinnya. Dia berpegang kepada prinsip dan berorientasi kepada tujuan. Dia yakin dengan kepercayaan-kepercayaannya tapi tidak bersikap dogmatis kepada orang lain atau berpikiran tertutup. Dia tetap bisa mendengarkan dan mengevaluasi keyakinankeyakinan orang lain, kalau perlu membuang keyakinan-keyakinan
lama karena keyakinan yang baru. Dia dapat mendengar tanpa bereaksi dan berkomunikasi tanpa memusuhi orang lain. Dia dapat menghormati orang lain tanpa harus mengubah orang itu. Dia sadar akan ketergantungannya kepada orang lain dan tanggung-jawabnya bagi orang lain. Dia bebas menikmati hidup dan bermain. Dia bisa menjaga kehadiran yang bebas kecemasan di tengah stres dan tekanan. Dia mampu mengambil tanggung-jawab untuk arah dan hidupnya. Untuk mengembangkan pribadi yang autentik, Peter menyarankan beberapa hal. Pertama, agar pengenalan diri berkembang, dia perlu memperhatikan kedalaman dirinya melalui berdiam diri dan menyendiri. Kita perlu memiliki orang-orang yang bisa dapat dipercaya, yang bisa menolong kita dengan memberikan umpan balik tentang diri kita dan bagaimana kita telah berperilaku. Untuk menjadi pribadi yang autentik jelas kita harus berani keluar dari zona nyaman yang mengikat. Ini tentu tidak mudah, karena itu kita harus banyak berdoa agar Tuhan memberikan keberanian untuk berubah, bersikap dan melakukan hal-hal yang berbeda. Tuhan memberkati!!!
Kepemimpinan
Goal Setting 2013 Raymond Lukas
S
UDAHKAN Anda menetapkan tujuan Anda untuk tahun 2013? Belum terlambat apabila Anda belum menetapkan dan menuliskan tujuan-tujuan Anda. Sebuah kebenaran yang perlu kita yakini bersama bahwa tahun 2013 bukanlah tahun “sial” buat kita -melainkan tahun dimana kita akan mendapatkan pemulihan seutuhnya dan naik ke level yang berikutnya (the next level). Yakinkah Anda akan hal itu? Mungkin sebagian dari kita mengatakan sangat yakin, sebagian lagi mengatakan “maybe” dan sebagian mengatakan tidak yakin atau bahkan tidak tahu. Jawaban Anda biasanya dipengaruhi pengalaman Anda di tahun-tahun sebelumnya. Jadi penting mencatat apa yang sudah Anda lakukan di tahun lalu untuk menetapkan tujuantujuan di tahun 2013. Seorang rekan menceritakan pengalamannya di tahun 2012 betapa hal-hal yang berhasil dilakukannya di tahun 2012 memberikan banyak pelajaran dan masukan tentang apa yang berhasil dilakukan di tahun 2012. Rekan tersebut juga mencatat apa yang tidak berhasil dilakukannya di tahun 2012 dan mempelajari beberapa hal mengapa hal tersebut tidak berhasil dilakukannya. Saya mencatat dan mempelajari hal-hal tersebut untuk mendapatkan inspirasi tentang halhal yang akan saya lakukan dengan lebih baik di tahun 2013 ini, katanya.
REFORMATA
Anda mungkin memiliki pengalaman buruk di tahun lalu yang menghambat Anda untuk menentukan tujuan-tujuan Anda di tahun 2013, jangan kecil hati. Ingatlah kegagalan Anda di tahun 2012 bukanlah akhir segalanya. Lihatlah hal tersebut sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda. Bahkan di dalam roh Anda bisa melihatnya sebagai hal yang terbaik yang pernah Anda terima, karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kalau keberhasilan tersebut Anda dapatkan di tahun 2012. Seorang calon astronot yang terpilih menjadi 100 terbaik dari 43,000 pelamar untuk kemudian akan dipilih hanya satu astronot saja yang akan ikut penerbangan ke bulan yang akan dilakukan oleh NASA. Sayangnya, dalam seleksi pemilihan terakhir dia tidak terpilih. Pesaingnya, Christina McAufliffe mengalahkannya dan menghancurkan harapannya. Dia begitu menyesali hal itu. Dia bertanya “mengapa”? Ayahnya mengatakan “semua terjadi karena satu alasan”. Jawaban itu terjadi pada 28 Januari 1986, ketika sang astronot yang gagal tersebut menyaksikan peluncuran pesawat ulang aling Chalenger, dan bertanya “Tuhan, mengapa bukan aku yang terbang bersama pesawat itu?”. Tujuhpuluh tiga detik kemudian, sang astronot – Frank Slazak mendapatkan jawabannya. Pesawat ruang angkasa tersebut tiba-tiba meledak. Jadi bersyukurlah, kalau Tuhan belum mengabulkan doa Anda. Setelah Anda menuliskan apa yang berhasil di tahun 2012, lalu apa yang tidak berhasil di tahun 2012 dan menciptakan inspirasi baru, maka Anda mulai mengamati hal-hal apa yang menjadikan berhasil dan halhal apa saja yang menyebabkan
Anda gagal. Anda bisa mempelajari semuanya itu dan menyimpulkan sesuatu, dengan demikian Anda bisa segera menuliskan visi baru Anda di tahun 2013. Visi baru Anda mungkin saja kelanjutan dari visi Anda di tahun-tahun sebelumnya, namun kali ini Anda sudah memperbaikinya berdasarkan masukan-masukan dari pengalaman Anda di tahun 2012. Anda bisa mempertajam visi Anda di tahun 2013 dari masukan yang ada dari tahun 2012. Visi saya di tahun 2012 adalah untuk menjadi terang di market place dan hidup bersandar sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Tahun ini visi saya tetap sama, namun saya mepertajamnya dengan menambahkan visi untuk melayani. Jadi visi di tahun ini menjadi: menjadi terang di market place dan hidup bersandar sepenuhnya kepada Tuhan Yesus dengan melayani profesional lainnya dimarket place untuk hidup berkemenangan di dalam Yesus Kristus. Unsur pelayanan ini saya tambahkan, karena di tahun lalu saya tidak banyak melayani, dan hanya ingin menjadi ‘showcase’ saja. Tahun ini saya ingin melayani lebih banyak lagi sehingga visi menjadi terang akan menjadi lebih nyata melalui pelayanan market place . Selanjutnya, Anda bisa menuliskan apa yang tidak akan Anda lakukan di tahun 2013 dan apa yang akan Anda lakukan di tahun 2013. Setelah Anda menuliskan hal-hal tersebut, maka Anda bisa melakukan review bersama-sama dengan review atas visi yang telah Anda tuliskan. Artinya apakah hal-hal yang rencananya tidak akan Anda lakukan di tahun 2013 dan hal-hal yang akan Anda lakukan di tahun 2013 akan mendukung Anda dalam mencapai visi Anda. Kalau ada hal-hal yang tidak akan Anda lakukan malahan menjauhkan Anda
dari pencapaian atas visi Anda, maka Anda bisa mengatakan bahwa hal tersebut seharusnya Anda lakukan, dan sebaliknya kalau ada hal-hal yang akan Anda lakukan malahan akan menghambat Anda dalam mencapai visi, maka Anda mengatakan bahwa Anda sebaliknya tidak melakukan halhal yang sebelumnya Anda katakan akan melakukannya. Setelah Anda selesai melakukan reveiw atas catatancatatan di atas, maka kini Anda sudah siap untuk menuliskan tujuan-tujuan Anda di tahun 2013. Tuliskanlah tujuan-tujuan Anda secara spesifik. Berikan alasan mengapa Anda menginginkan tujuan-tujuan tersebut tercapai. Pastikan tujuan-tujuan Anda di tahun 2013 dituliskan secara SMART, artinya tujuan-tujuan tersebut ‘Spesifik’ dan tidak menimbulkan keragu-raguan dalam mencapainya. Selanjutnya pastikan Anda bisa mengukurnya (Measureable) dan bisa mencapainya (Achievable). Jadi pernyataan tujuan Anda juga harus Realistik, artinya tujuan tersebut harus memungkinkan untuk dicapai, bukanlah sebuah tujuan yang diawang-awang. Hal yang perlu Anda perhatikan juga adalah bawah tujuan-tujuan Anda harus memiliki jangka waktu untuk mencapainya (Timeline). Setelah selesai menuliskan tujuantujuan SMART Anda, kini langkah yang penting untuk dilakukan adalah memastikan Anda akan mencapai tujuan-tujuan tersebut. Karena tujuan dibuat bukanlah untuk dipajang di dinding ruang kerja Anda atau dituliskan dalam agenda harian Anda saja. Namun tujuan dibuat untuk dicapai. Jadi Anda harus segera memastikan bahwa Anda sudah membuang (clean-up) hal-hal yang tidak perlu yang akan menghambat
pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Hal-hal yang perlu dibersihkan bisa dikatagorikan dalam 2 kelompok besar, yaitu: 1. Bersihkan internet clutter Anda 2. Bersihkan physical clutter Anda Internet clutter, misalnya, sudahkah Anda memperhitungkan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan Anda. Pastikan hal-hal yang menghambat tidak Anda lakukan lagi. Misalnya Anda cendrung menghabiskan waktu ber internet ria hanya untuk ‘chatting’ yang kurang produktif. Akibatnya kegiatan ‘chatting’ Anda menghabiskan sepertiga bahkan setengah hari kerja Anda. Kalau itu terjadi, maka pastikan Anda membuang kebiasaan ‘chatting’ yang kurang produktif tersebut. Physical clutter, misalkan area ruang kerja Anda, sudahkah Anda membersihkan meja kerja Anda dari tumpukan-tumpukan file atau kertas yang tidak Anda perlukan lagi? Pastikan ‘clean-desk’ meja kerja Anda yang tidak akan menghambat produktivitas Anda sepanjang hari, minggu, bulan dan tahun. Maka Anda akan mencapai tujuan-tujuan Anda. Happy Goal setting 2013. Trisewu Leadership Institute Founder: Lilis Setyayanti Co-founders: Jimmy Masrin, Harry Puspito Moderator: Raymond Lukas Trisewu Ambassador: Kenny Wirya
Untuk pertanyaan, silakan kirim e-mail ke: seminar@trisewuleadership.com. Kami akan menjawab pertanyaan Anda melalui tulisan/artikel di edisi selanjutnya. Mohon maaf, kami tidak menjawab e-mail satu-persatu.”
Bincang-bincang 7
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Drs. Christianto Wibisono, pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI)
“Anatomi Thai Boxing Democracy Menjelang Pilpres RI Ketujuh”
S
UASANA politik di dalam negeri menjelang Pemilihan Umum dan pemilihan presiden mulai hangat diperbincangkan. Diprediksi bahwa suasana akan lebih panas menjelang pemilihan presiden ke-7. Christianto Wibisono melihat kondisi bangsa saat ini sudah mencapai titik nadir. Gejolak perekonomian global meski belum berdampak saat ini di dalam negeri namun pada akhirnya akan berpengaruh. Maka perlu pemimpin, presiden yang assertif yang tegas, mengingat kebingungan rakyat, yang terlihat banyaknya insiden kekerasan sosial dan bernuansa agama. “Indonesia perlu presiden yang mampu dan berkeinginan membuat terobosan ‘out of the box’ yang bisa menjawab tantangan zaman,” ujar pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), ini.
Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1945, ini adalah seorang analis bisnis terkemuka di Indonesia. Di tahun 1971, bersama Gunawan Muhammad, dia juga turut menjadi pendiri mingguan Exspres yang kemudian menjadi cikal bakal majalah Tempo. Diawal pembentukan kabinet masa pemerintahan Gus Dur pernah diminta untuk menjadi Menko Perekonomian, tetapi dia tolak. Beberapa waktu lalu berbincang di The Ary Suta Center, Jalan Prapanca, Kebayoran Baru, Jakarta bersama REFORMATA. Demikian petikannya:
Bagaimana Anda melihat metamorfosa pemilihan presiden di Indonesia sekarang ini? Polemik sistim presidensial versus parlementer telah berawal sejak 16 Oktober 1945. Ketika Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat berhasil melobby Wapres untuk mengeluarkan maklumat Warpres tentang perubahan sistim kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer tanpa berubah sepasal pun UUD 1945 yang bersifat Presidensil. Warpres Mohamad Hatta memimpin kembali kabinet darurat setelah Amir Syarifuddin Harahap jatuh 29 Januari 1948 dilanjutkan dengan kabinet RIS, hingga 6 September 1950. Dari seluruh hasil pemilu dari pemerintahan Soekarno hingga SBY sekarang i n i ,
bagaimana? Kalau melihat kepribadian para pemimpin itu ada kelebihan dan ada kelemahan masingmasing. Kalau kita melihat kesimpulan di masa pemerintah Soekarno. Emosional namun bersamaan assertif. Balance of Power antara kubu TNI dan PKI yang wataknya sama otoriternya yaitu ekstrem kanan fasisme versus ektrem kiri komunisme. Gagal mengaktualiasikan dan melembagakan ideologi jalan tengah Pancasila. Analoginya riwayat Sun Yat Sen dengan San Min Chu I ditelan Kungchantang kiri versus Kuomintang kanan. Sementara di pemerintahan Soeharto kemenangannya kubu TNI yang melahirkan repressif. Mengacu pada Asia Timur yang otoriter tapi membangun pesat, yang berakhir dengan krisis moneter 1997-1998. Sistim ekonomi kita nyaris kembali menjadi zero di tahun 1998 karena krisis moneter. Tetapi, di balik fase rezim monolitik berlangsung juga konflik internal di antara jenderal pendukung Soeharto yang memperebutkan restu Soeharto. Lalu rezim itu dinganti rezim Habibie. Habibie, kita melihat assertif, tegas, namun kebijakan erratik. Tak berambisi membuat dinasti. Dukungan politik lemah, tak memiliki ormas yang kuat, sehingga tak ada harapan begitu membuat kebijakan yang mendapat banyak tentangan. Anatomi pemilu pascareformasi? Kita bisa lihat dari kohabitasi. Presiden Habibie secara ksatria mundur dari pencapresan karena laporan pertanggungjawabnya ditolak MPR hasil pemilu 1999. Presiden Abdurahman Wahid yang mempunyai suara, partai yang dia dirikan PKB hanya memiliki suara 11 persen di DPR melejit lewat manuver poros tengah. Sementara PDIP sebagai partai pemenang pemilu yang meraup suara terbesar harus merelakan Megawati hanya menjadi Wapres 20 Oktober 1999. Namun, koalisi poros tengah itu retak, yang kemudian Megawati mengantikan Gus Dur pada 9 Agustus 2001.
Lalu, kalau pemilu sekarang ini? Sistim kabinet presidensial mengalami dilusi dan erosi, karena partai presiden terpilih tidak menguasa kursi DPR sehingga sangat tergantung pada koalisi semu yang menghambat putusan kebijakan. Kita bisa lihat duet SBY-JK memenangkan pilpres langsung lewat koalisi partai menengah. Maka Wapres JK harus mengakuisisi Golkar masuk koalisi. Putusnya duet SBY-JK dan kemenangan satu putaran duet SBY-Boediono tetap mengulangi kerapuhan Presiden terpilih karena Partai Demokrat hanya menguasai 26 persen kursi DPR sehingga Presiden tersandra oleh kualisi semu. Jimly Ashidiqdie menyebut ini sebagai anomali sistim dan bukan kesalahan individu presiden terpilih dalam survival against impachment. Di era reformasi.... Di era Gus Dur banyak hal yang dibuat walau mendapat tentangan juga, tetapi berani. Tahun 2000 misalnya, keberanian yang luar biasa, dia buat kontak dengan Israel demi perdamaian dunia. Di pemerintahan Gus Dur juga ada assertif, tegas, namun kurang kalkulasi. Jatuh karena dukungan sedikit, dan dikepung segudang kepentingan oposisi yang berseberangan. Selain NU, ia tak memiliki dukungan yang kuat. Tahun 2001, Megawati menjadi Presiden setelah poros tengah bubar. Amien Rais kecewa terhadap Gus Dur dan menjadi motor pemakzulan ini, karena penzalim terhadap Megawati sebelumnya. Pemerintahan Megawati juga kita melihat pasif, emosional, dan ketegasan yang kurang. Pemerintahannya jatuh akibat tak terlihat ketegasan pada situasi kristis di tengah kebingungan massa. Terjadi bom-bom teroris. Megawati tak memamfaatkan momentum 11 September. Sementara SBY menggunakan situasi kacau untuk memperhatikan dia lebih bisa mengontrol suasana. Di era SBY? Sepertinya terlihat di kabinet pertama pemerintahannya di
kepresidenan ada dua matahari, SBY dan JK. SBY yang pasif, emosional, tak tegas dan penuh kalkulasi, namun pada saat yang sama ambisius dan berkeinginan membentuk dinasti. Sementara JK assertif, ambisius, kalkulasi politiknya kelihatan tidak untuk jangka panjang, dan tak membentuk dinasti. Sebenarnya kombinasi yang bagus, namun menimbulkan konflik internal. Kalau di masa SBY-Boediono, ini zaman kohabitasi parlementer versus presidentil di mana kopilot DPR menghambat pilot tumbuh 7 persen kalau crew kompak bisa 2 digit. Dampaknya, presiden terpilih menjadi kehilangan voterslangsung, karena partainya hanya 26 persen kursi, sehingga tersandra oleh koalisi gabungan semu. Lagi-lagi suatu anomali sistim, bukan individu.
Lalu, tantangan untuk calon presiden ke-7 nanti sekeras apa menurut Anda? Tentu berbeda dari pemilihan sebelumnya, karena ini tidak ada lagi incumbent akan terjadi Thai Boxing Democracy Presiden RI Ke-7. Paling tidak calon presiden ke-7 nanti harus juga menjadi level pemimpin di tingkat ASEAN, sebagai konduktor. Simfoni ASEAN yang mengoptimalkan diversifikasi multietnis meritokrasi, multiras, multireligi, multiideologi berbasis, ini menjadi kekuatan secara sinergis. Agar ASEAN bisa menjadi kekuatan ketiga di dunia setelah China dan India dengan motor kekuatan nomor empat Indonesia di usia seabad di tahun 2045. Tiadanya incumbent presiden membuat pemilu 2014 merupakan pemilu gaya terjun bebas, mirip Thai Boxing di mana semua capres akan mengupayakan segala cara untuk mencapai tujuan, termasuk terobosan barikade kartel dan oligarki partai politik, dan mendayagunakan lembaga-lembaga negara yang dipimpin oleh kandidat capres ambisius non partai formal. Kita berharap pemilu baik-baik saja. Indonesia perlu presiden yang mampu dan berkeinginan membuat terobosan ‘out of the box’ yang bisa menjawab tantangan zaman. ? Hotman J Lumban Gaol
REFORMATA
8
Editorial
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Minus Efek Jera Victor Silaen (www.victorsilaen.com)
S
ENYUM bahagia tersungging di bibir Angelina Patricia Pinkan Sondakh, terdakwa kasus korupsi sarana-prasarana di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan Olahraga, setelah hakim menjatuhkan vonis 4 tahun 6 bulan penjara atas dirinya. Itulah ekspresi paling indah yang diperlihatkan Angie selama menjalani persidangan. Sebab, pada sidang-sidang sebelumya, Angie tak henti-hentinya meneteskan air mata, terlebih saat dituntut 12 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan denda Rp250 juta plus subsider enam bulan kurungan. Sebelumnya JPU menuntut Angie 12 tahun penjara dan menetapkan denda Rp500 juta, serta keharusan membayar uang pengganti sebesar Rp12 miliar dan 2,3 juta dolar AS. Apabila uang pengganti tersebut tak dibayar dalam kurun waktu satu bulan semenjak putusan tetap, maka diganti dengan hukuman pidana dua tahun penjara. JPU menilai Angie terbukti menerima uang senilai total Rp12,58 miliar dan 2,350 juta dolar AS dari Grup Permai secara bertahap sebagai imbalan karena telah mengusahakan agar anggaran proyek perguruan tinggi di Kemendikbud dan terkait Wisma Atlet di Kemenpora sesuai arahan Grup Permai. Tapi di pengadilan, model iklan “antikorupsi” Partai Demokrat itu malah dimuliakan. Ia disebut-sebut sebagai Duta Orang Utan, Duta LIPI, Duta Gemar Membaca, Duta Batik, dan lain sebagainya. Dan herannya, berbagai predikat itu dipertimbangkan hakim sebagai faktor yang meringankan. Padahal, bukankah itu justru memperburuk citranya? Duta, yang mestinya memberi keteladanan, kok malah korupsi? Setelah vonis yang dibacakan pada 10 Januari lalu itu, Angie pun langsung menyalami para hakim dan kemudian memeluk ayahnya (Lucky Sondakh) yang setia mendampingi sejak awal persidangan. Tak hentihentinya ia mengumbar senyum. Sesekali ia bahkan melepas tawa dengan para kuasa hukumnya. Atas
vonis itu, Angie mengatakan akan berkonsultasi lebih lanjut dengan kuasa hukumnya, Teuku Nasrullah, sebelum memutuskan akan mengajukan banding atau menerima. Itulah enaknya jadi koruptor di Indonesia: hukumannya tak pernah maksimal, kaya-raya dan masih dihormati pula. Sebelum Angie ada Jefferson Soleiman Montesqiue Rumajar. Sementara mendekam di penjara Cipinang, Jakarta, karena korupsi, ia masih dilantik juga sebagai Wali Kota Tomohon, Sulawesi Utara, di kantor Menteri Dalam Negeri, 7 Januari 2011. Dari hotel prodeo itu, ia kemudian melantik sejumlah staf di instansi pemerintahan daerah yang dipimpinnya. Tidakkah itu paradoks, melantik abdi negara di tempat di mana negara justru menjebloskan orang-orang yang bersalah ke dalamnya? Tahun 2012 ada Azirwan, mantan Sekda Kabupaten Bintan yang terbukti menyuap (mantan) anggota Komisi IV DPR Al Amin Nasution dalam kasus alih fungsi hutan lindung di Pulau Bintan. Tahun 2008, ia dituntut 3 tahun penjara dan denda Rp150 juta oleh JPU. Namun oleh hakim, ia divonis 2 tahun 6 bulan penjara dan diwajibkan membayar denda Rp100 juta, subsider 3 bulan kurungan penjara. Selepas penjara, ia malah dipromosikan jabatannya menjadi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan di Provinsi Kepulauan Riau. Namun, karena kuatnya desakan dari berbagai pihak, termasuk dari Kemendagri, Azirwan akhirnya mengundurkan diri. Tapi dengan pengunduran diri Azirwan, masih ada 14 mantan terpidana korupsi yang masih menjabat kepala dinas. Ada nama Rusdi Ruslan, mantan terpidana korupsi pembangunan saluran air (drainase) di Nongsa, Batam, yang Oktober 2012 kembali diangkat sebagai kepala Bidang Perencanaan Fisik dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Kota Batam (Bapeko) Pemko Batam. Ia dilantik bersama sejumlah pejabat eselon tiga lainnya. Sebelum mutasi ke Bapeko, Rusdi sekitar satu setengah bulan setelah keluar dari penjara kembali diberi jabatan sebagai Kabid Program di Dinas PU. Setelah lebih setahun menjabat, ia akhirnya ditarik ke pos barunya itu. Di Pemko Tanjungpinang terdapat Raja Faisal Yusuf. Mantan Kadis PU yang terjerat kasus pembangunan gedung serba guna Pemko Tanjungpinang itu juga sejak 2012 diangkat menjadi Kepala
Badan Perizinan Terpadu Pemko Tanjungpinang. Sebelumnya, ia telah diangkat menjadi asisten I Pemko Tanjungpinang. “Pembangunan gedung itu sempat ambruk sampai menewaskan seseorang. Dia divonis 2,5 tahun penjara. Namun, setelah menjalani hukuman ini, dia diangkat menjadi Asisten I Pemko Tanjungpinang dan sekarang di badan perizinan terpadu,” jelas Muhammad Fajri, koordinator Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi Kepri (tribunnews.com, 19/10/2012). Di Kabupaten Karimun ada Yan Indra, mantan Kabag Tapem yang terbelit kasus ganti rugi lahan PT Saipem. Setelah menjalani hukuman, ia dipercaya menduduki Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga. Di Kabupaten Natuna, Senagip, mantan Kadispenda Natuna, yang pernah terjerat kasus korupsi, dipromosikan menjadi kapala Kantor Kesbangpol Linmas. Promosi juga diberikan kepada Yusrizal, mantan Kadisperindag yang kini menjabat Kadis Pariwisata Pemkab Natuna. Senagip dan Yusrizal pernah terlibat dalam kasus korupsi DBH Migas dalam APBD Natuna tahun 2007. Kedua pejabat ini terjerat kasus tersebut bersama dengan Daeng Rusnadi, mantan bupati Natuna, yang kemudian dijatuhi vonis 4 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta. Sedangkan, Senagip dan Yusrizal divonis 30 bulan penjara. Di Kabupaten Lingga lebih banyak lagi. Di sana ada 8 pejabat yang tersandung kasus korupsi, tapi kemudian kembali mendapatkan jabatan. Mereka adalah Iskandar, Togi Simanjuntak, Dedy Zulfriadi Noor, Sularso, Jabar Ali, Ridwan, Badoar Hery dan Nurmadiah. Iskandar dan Togi tercatat pernah terjerat kasus korupsi Dermaga Rejai Senayang yang roboh 2010 lalu.
Namun, sejak tahun 2012 keduanya masing-masing berstatus sebagai kepala DPU Lingga dan kepala Satpol PP Lingga. Begitu pula dengan Dedy dan anak buahnya Sularso yang pernah terjerat kasus korupsi proyek Pencetakan Sawah di Desa Kuala Raya, Singkep Barat. Dedy diberi jabatan Kadis Pertanian dan Perkebunan Lingga dan Sularso sebagai Kabid Ketahanan Pangan Distanbun Lingga. Sementara Jabar Ali sejak tahun 2012 ditempatkan sebagai kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Lingga. Dia adalah mantan koruptor dalam kasus proyek Swakelola di Disdikpora Lingga sewaktu masih menjabat Kadisdikpora Lingga. Begitu juga Badoar Hery. Mantan narapidana koruptor semasa menjadi Bendahara Setdakab Lingga itu diberi jabatan Kabag Tapem Setdakab Lingga. Sedangkan Nurmadiah sebagai mantan narapidana kasus pemalsuan tanda tangan guru ketika masih menjabat Disdikpora Lingga, kini diberi jabatan Sekretaris Dishub dan Kominfo Lingga. Kita juga menyesali negara ini yang terlalu bermurah hati kepada koruptor. Bayangkan, setiap menyambut hari raya keagamaan dan hari ulang tahun proklamasi, negara selalu memberikan remisi kepada mereka. Kalau ”hadiah” diskon masa tahanan itu begitu mudahnya diberikan, lantas apa artinya korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa? Ironisnya, bahkan “anugerah” pun pernah diberikan kepada seorang terpidana korupsi. Adalah Syaukani Hasan Rais, mantan Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang sudah menikmatinya tahun 2010. Ia diberi grasi walau masa tahanan yang harus dijalaninya masih tiga tahun lagi. Alasannya, karena gurubesar ilmu ekonomi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) itu menderita sakit parah. Setelah bebas, Syaukani langsung diterbangkan ke vila pribadinya di sebuah perbukitan di Kalimantan Timur. Seterusnya ia akan beristirahat di sana, di rumah asri seluas 30 hektar yang dilengkapi dengan istal kuda, area berkuda, landasan helikopter, dan kebun kelapa sawit. Ternyata Syaukani masih kayaraya, meski pengadilan sudah dua kali menuntutnya membayar ganti rugi. Dari mana harta sebesar itu diperolehnya? Hasil kerja-kerasnya selama bertahun-tahun sebagai dosen hingga menjadi gurubesar? Tak masuk di akal. Dari kelihaiannya mendayagunakan jabatannya
selama menjadi bupati (2005-2008)? Kalau ini mungkin saja. Ada juga terpidana korupsi yang mendapatkan asimilasi dari negara. Itu berarti, ia boleh melenggang ke luar penjara untuk menghirup udara kebebasan selama beberapa jam dalam sehari. Enak sekali bukan? Belum lagi fasilitas yang diberikan untuk menggunakan peralatan teknologi komunikasi dan ruang tahanan yang nyaman. Dengan berbagai “kenikmatan” itu, maka logis saja jika rasa malu karena telah melakukan kejahatan seakan tak mendapat tempat di sanubari si koruptor. Jelas sekali, ringannya vonis bagi para koruptor itu sangat mungkin berdampak negatif bagi timbulnya efek jera di masyarakat luas. Penjara minus efek jera, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkannya. Korupsi bahkan bisa saja menjadi sesuatu yang banal: yang kian lama kian dipandang sebagai bukan lagi kejahatan luar biasa, meski korupsi telah ditetapkan sebagai kejahatan luar biasa. Korupsi seakan bukan lagi sesuatu yang memalukan. Sehingga, bukan tak mungkin jika para pelakunya sendiri sebenarnya tak merasa menyesal. Belum lagi sikap masyarakat terhadap koruptor yang terkadang tak arif. Bayangkan, misalnya, di Medan pernah terjadi kepulangan mantan Wali Kota Medan Abdillah di Bandara Polonia, 2 Juni 2010, disambut secara meriah oleh ratusan orang yang sengaja menjemputnya. Bahkan selain orang-orang kebanyakan, pejabat dan wakil rakyat setempat pun terlihat dalam arak-arakan yang mengelu-elukan (mantan) koruptor yang baru saja bebas dan keluar dari LP Sukamiskin, Bandung, sehari sebelumnya itu. Orangorang terhormat itu, antara lain, adalah sejumlah camat dan lurah di lingkungan Pemkot Medan, serta anggota DPRD setempat. Inilah yang membuat kita miris dan bertanya: kalau begitu mampukah korupsi di negara ini diperangi sampai ke akar-akarnya? “Jangan hormati koruptor”, itulah nasihat Ketua Eksekutif Economic and Financial Crimes Commission (EFCC) Nigeria, Mallam Nuhu Ribadu. Sementara Pascal Couchepin, Konsuler Federal sekaligus Menteri Dalam Negeri Swiss, memberi resep: “Jangan pernah kompromi menghadapi korupsi dan jadikan korupsi sebagai musuh bersama.”
dengan cepat turun-tangan mengatasinya bersama dengan berbagai komponen negara dan instansi pemerintah. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Blitar mewajibkan enam sekolah Katolik memberikan pelajaran agama non-Katolik kepada siswanya. Instruksi ini dikeluarkan menyusul penolakan sekolah memberikan layanan pelajaran agama Islam. Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Blitar mememanggil pengurus Yayasan Katolik untuk membahas tentang peraturan sekolah yang tidak memberikan layanan pendidikan agama selain Katolik kepada siswanya. Padahal, banyak pelajar tersebut yang memeluk agama lain. Bang Repot: Pertanyaannya, kenapa para siswa itu harus masuk Sekolah Katolik kalau minta diajarkan agama lain? Wali Kota Blitar itu juga tolong
jangan sok berkuasa. Mbok dicarikan solusi dengan duduk bersama dan bersedia saling mendengarkan gitu loh... Di DPR, dalam acara fit and proper test, saat ditanya tentang hukuman mati bagi pemerkosa, calon Hakim Agung Muh Daming Sunusi menjawab: “Pemerkosa tidak perlu sampai dihukum berat, bahkan tak usah sampai dihukum mati. Sebab, pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmatinya.” Tak pelak, Daming pun langsung menuai caci-maki di media-media jejaring sosial. Dipastikan dirinya tak akan diperbolehkan mengikuti tahapan ujian seleksi berikutnya. Bang Repot: Ungkapan “Mulutmu, harimaumu” mestinya menjadi perhatian setiap pejabat publik. Tapi, terlepas dari hal itu, kita bisa menduga bahwa paradigma
Daming memang cenderung melecehkan perempuan. Sungguh tak pantas menjadi hakim agung. Terkait itu Badan Kehormatan (BK) DPR akan menyelidiki anggota Komisi III Bidang Hukum DPR yang tertawa pada saat calon hakim agung Muhammad Daming Sunusi ”melucu” tentang hukuman dalam kasus perkosaan. Menurut Ketua BK, M Prakosa, menjadikan korban perkosaan sebagai lelucon adalah suatu hal yang tidak pantas dilakukan, apalagi oleh anggota dewan. ”Nanti kami akan melakukan penyelidikan,” kata Prakosa (16/1). Bang Repot: Rakyat menunggu hasil penyelidikan itu. Jika memang ada indikasi kuat melanggar kepatutan, BK DPR harus bertindak tegas, bahkan memberi sanksi. Jadi, tolong jangan cuma omong kosong saja.
Angie. Duta tapi korupsi.
Bang Repot Banjir besar melanda Ibukota Jakarta (lagi). SBY dan Jokowi hampir bersamaan langsung blusukan meninjau wilayah-wilayah yang dilanda banjir. Di Bunderan HI, Jalan MH Tamrin, Jokowi dengan celana digulung dan kemeja biasa langsung menumpang gerobak yang biasa digunakan untuk warga menyeberangi banjir. Sementara SBY tak mau kalah. Ia langsung menyusuri Sungai Ciliwung, menggunakan beberapa perahu (searider) milik TNI AL yang sudah disiapkan untuk mengangkut Presiden SBY, Ani Yudhoyono serta beberapa menteri dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. SBY menggunakan rompi warna oranye, begitu pula anggota rombongan lainnya. Bang Repot: Kelihatan banget siapa yang biasa blusukan dan tidak. Lagian, ngapain juga pake searider militer dengan sebatalion pengawal dan
REFORMATA
pelampung, emangnya banjir sudah setinggi Monas? Hujan deras selama berharihari ditengarai menjadi penyebab banjirnya Jakarta. Selain itu karena jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat (KBB) sejak Kamis (17/1/2013) pukul 10.00 pagi. Tanggul jebol sepanjang 30 meter di sisi Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, itu menyebabkan air tumpah-ruah ke Jalan Teluk Betung dan Tosari, juga merendam rel kereta api arah Stasiun Tanah Abang dan Manggarai, serta berdampak pada Jalan Teluk Betung menuju Tosari, belakang Bundaran Hotel Indonesia, Jalan Sudirman, dan Jalan MH Thamrin. Bang Repot: Tanggul yang jebol itu kerjaannya siapa sih dulu? Kementerian Pekerjaan Umum atau Pemprov DKI di era Fauzi Bowo? Syukurlah, Gubernur DKI Jokowi
EDISI EDISI160 160Tahun TahunXX 11--28 28Februari Februari2013 2013
P
Kawula Muda 9
Menjual Diri via Facebook
ELAKU bisnis prostitusi kini mulai banyak yang melirik situs jejaring sosial ternama facebook (fb) sebagai lahan potensial mereka untuk berpromosi. Hasil tersebut ditemukan oleh seorang profesor sosiologi di Columbia University, Amerika Serikat dalam penelitiannya. Ia menyatakan bahwa fb menjadi pilihan terbaik bagi pelaku bisnis prostitusi setelah situs Craigslist yang semula dipenuhi dengan tempat iklan prostitusi, telah menutup seksi iklan erotis. Para pelaku prostitusi online kini menggunakan cara baru untuk bertransaksi. Tak lagi melalui situssitus porno, tetapi memanfaatkan jejaring sosial fb. Modus ini diendus oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewo Broto mengungkapkan, fb dianggap aman dari pemblokiran karena susah untuk ditelusuri. Sifatnya orang per orang. «Kalau mereka menjual diri lewat situs porno, saat ini kan sudah banyak yang diblokir. Jadi, sekarang mereka menjual diri lewat fb. Ini cara yang sangat halus. Kalau dalam interaksi kan sama seperti forum biasa, tapi kalau sudah chat atau berkirim pesan lewat inbox, sifatnya ‘kan sudah person to person,” kata Gatot ahad lalu. Menurutnya, ini dapat menimbulkan kendala bagi Kementerian Kominfo yang setiap hari melakukan pemantauan dan pemblokiran terhadap situs-situs porno. “Mereka memang sangat ‘cerdas’ untuk menghindari pemblokiran. Satu-satunya jalan bagi kami adalah kalau ada laporan dari yang merasa terganggu. Tetapi, modus operandinya sudah kuat sekali,” kata Gatot. Pelaku prostitusi online yang memanfaatkan jejaring fb, menurut Gatot, bisa dijerat dengan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), khususnya Pasal 27 Ayat 1. Ketentuan pasal tersebut menyatakan, “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
Kaum muda menganggap perkembangan teknologi digital kini semakin identik dengan generasi mereka. Selain perkembangan yang cukup luas, serta para orang tua tidak dapat terus memonitor karena masih banyak orang tua yang tidak mengerti tentang teknologi internet. “Orang tua itu kan gaptek (gagap teknologi),” kata dia. Memang, dalam urusan teknologi ini, orang tua gaptek sama sekali tidak bisa masuk ke dunia cyber si anak.
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan,” jelasnya. Sementara itu, Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tamagola mencoba memetakan persoalan mengapa seorang remaja mau terjun dalam dunia prostitusi. Banyak di antara mereka melakukan hal itu karena faktor kebutuhan/uang. Dan menurut para pelaku orang tuannya sendiri tidak melihat itu sebagai hal yang tidak wajar . “Dalam benak mereka, para orang tua saja yang menilai seks itu menyimpang,” kata Thamrin.
Jangan Gaptek Melihat fenomena tersebut berberapa orang tua merasa perlu untuk lebih menjaga anak-anaknya dari segi negatif yang dihasilkan dari situs jejaring sosial yang mulai merebak dengan sangat cepat. Apalagi sampai menjual diri. Salah satunya Nitha Tilana (28), karyawanswasta yang mempunyai seorang anak perempuan. Menurut Nitha memang perkembangan teknologi saat ini semakin pesat dan canggih. Sebagai orang tua seharusnya jangan gaptek (gagap teknologi) agar tahu apa yang telah dilakukan anak sehingga dapat menyaring tindakan yang negatif dari dunia maya.“Sebagai orang tua yang memiliki anak yang sudah bisa membuka youtube dan google selalu memeriksa history apa saja yang sudah di-search, apa saja yang ia buka. Jika tidak sesuai degan umurnya, cukup gue beri nasehat dan pengertian yang mudah dia mengerti tentunya, tetapi sejauh ini, Puji Tuhan anak gue belum buka yang aneh,” jelasnya. Ia menambahkan, sangat miris mendengarnya, apalagi dengan terang-terangan menawarkan diri kepada lelaki hidung belang. “Melihat praktek tersebut itu nggak baik ya dan gue sebagai wanita risih mendengar ada beberapa PSK yang terang-terangan menjajakan diri di FB. Tapi balik lagi ke diri laki-laki kalau dia mengetahui bahayanya berganti-ganti pasangan dia nggak akan tergoda degan hal tersebut. Adanya praktek tersebut juga karena adanya faktor ekonomi, serta adanya permintaan dan penawaran,” urainya. ?Andreas Pamakayo
REFORMATA
10 Konsultasi Keluarga
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Anak Hamil Luar Nikah Michael Christian, S. Psi., M.A. Counseling Bapak pengasuh yang terhormat, Saya sekarang sedang stress karena memikirkan anak-anak saya dan keluarga saya. Saya (58 tahun) dan istri (55) mempunyai 4 orang anak. Anak pertama saya perempuan usia 22 tahun, dan yang kedua laki-laki usia 20 tahun, dan yang ketiga perempuan usia 16 tahun, dan yang ke-empat masih kecil laki-laki usia 8 tahun. Saya merasakan keluarga saya baik-baik saja, dan saya merasa senang kami semua bisa aktif ke gereja dan sebagian anak-anak kami sudah ikut melayani. Namun beberapa minggu terakhir ini saya merasa shock yang luar biasa karena mengetahui anak perempuan kami yang pertama ternyata hamil dengan pacarnya yang juga aktif melayani di gereja (lain gereja dengan kami). Sekarang ini keluarga masih memikirkan dan menimbang-nimbang apa yang akan dilakukan ke depan nanti. Yang pasti kami sepakat untuk tidak menggugurkan kandungannya. Masalah menikah atau tidak saya rasa itu lain perkara dan menyangkut banyak hal. Ternyata masalah bukan hanya itu. Tidak lama setelah berita mengejutkan itu, saya menemukan suatu fakta bahwa kali ini anak kedua saya sering menonton pornografi, dan dalam kegiatannya itu dia pernah beberapa kali mengajak adik perempuannya. Saya sungguh-sungguh kesal, marah, dan frustasi mendengar berita kedua ini. Rasanya yang pertama belum selesai, yang sekarang sudah ada lagi, dan kami tidak tahu apa yang terjadi selama mereka menonton pornografi. Kami sangat khawatir, meski kedua anak kami hanya bilang mereka cuma nonton saja. Tapi kami khawatir efek ke depannya. Saya rasa saya bisa paranoid menjaga anak terakhir kami pak. Rasanya, selama ini kami cukup ketat dalam menjaga dan membentengi anak kami. Saat ini saya betul-betul merasa hopeless dan gagal sebagai orang tua. Saya menulis surat ini dalam kondisi yang begitu depresi. Apa yang harus saya lakukan untuk membereskan masalah-masalah ini ya Pak? Mohon masukan dan bimbingannya. Tuhan memberkati. DH, di Jatim.
Jawab: Bapak DH yang terkasih! Pasti tidak mudah menghadapi permasalahan yang seperti ini. Apalagi ini terjadi kepada anakanak kita sendiri yang telah kita pupuk dan besarkan sedemikian rupa. Mencoba dengan segala hal untuk membentuk anak menjadi anak yang baik, dengan
pendidikan dan moral yang baik bahkan dalam religiusitas yang baik pula, sehingga jika yang kita dapati kebalikannya, maka tidak heran kalau kita merasa frustasi dan kesal serta marah melihat fenomena tersebut. Hal yang kita tidak bayangkan ini memang bisa membuat kita menjadi patah arang
dan merasa gagal. Namun, bersyukur dalam keadaan perasaan yang begitu depresi, Bapak masih bisa menuliskan uneg-uneg dan perasaan Bapak, mencari pertolongan meski tidak secara langsung, sehingga rasanya masih ada sedikit pengharapan untuk merasa dikuatkan dan bangkit kembali. Mengenai masalah yang kita alami terhadap anak-anak remaja kita, memang kadang-kadang ada faktor X yang kita tidak bisa mengerti seutuhnya dan sulit sekali kita kontrol dan ketahui penyebabnya hingga ada suatu kejadian yang menggemparkan. Meski kita telah berusaha sebaik mungkin membentengi anak, secara internal dan eksternal, namun ada saja halhal yang missed dari pengawasan kita. Kita tidak bisa mengawasi 24 jam dengan siapa anak kita bermain atau bertemu, apa saja yang dibahas atau dilakukan mereka. Apalagi pada usia remaja, umumnya mereka tidak bercerita terlalu banyak kepada orang tua dibandingkan dengan teman sebaya, dan dibandingkan saat usia mereka lebih kecil. Di saat yang sama, pada umumnya anak-anak usia remaja juga mengalami perkembangan yang pesat dalam tubuhnya. Para ahli menyebut hal ini sebagai growth spurt dimana fisik dan psikologis anak mulai bertumbuh dan berkembang ke arah semakin dewasa dan hormon seksual mulai berkembang, sehingga selain perubahan fisik, dorongan dan kebutuhan akan seksualitas juga mulai berkembang. Karena itu, seksualitas bisa menjadi masalah primer/utama dalam usia-usia remaja ini (kira-kira mulai 12/13 tahun – 24 25 tahun). Sehingga
tidak heran jika kita menjumpai masalah seksualitas ini lebih banyak dalam anak-anak usia remaja. Dan dalam perkembangan tubuh yang sedemikian rupa, biasanya mereka mencari informasi melalui teman-teman sebaya yang juga pengetahuannya belum sempurna, dan malah bisa menjerumuskan mereka. Masalah seksualitas yang terjadi kepada anak-anak kita bisa terjadi karena faktor keingintahuan yang begitu tinggi, bertemu dengan teman-teman yang juga dalam kondisi yang sama, dan faktor fisik dan psikologis anak yang juga mendorong sikap mereka ini. Namun, dalam pergumulan mereka ini, seringkali orang tua tidak sadar bahwa kita juga menambah anxiety/ kecemasan mereka. Ada orang tua yang begitu takut anak-anaknya mengetahui mengenai seks sehingga justru di rumah orang tua menghindari berbicara mengenai hal itu. Ia berusaha semakin lama anak-anaknya mengetahui hal tersebut, dengan dalih mereka akan sendirinya tahu. Lalu sebaliknya membentengi mereka begitu rupa, seks merupakan sesuatu yang aib, sebagai objek yang perlu dihindari untuk dibicarakan. Hal ini justru meningkatkan rasa penasaran, dan mendorong anak mencari tahu lebih daripada yang dibutuhkan mereka, bahkan ber-eksplorasi atau bereksperimen dengan caracara yang berbahaya dan membuat mereka terjebak. Sebaliknya ada orang tua yang juga sangat loose sehingga apa yang anak-anaknya lihat dan lakukan tidak di-filter/saring sehingga dengan sendirinya mereka terjun masuk ke dalam dunia seks yang tidak mengerti arti puas. Apalagi jika kita memiliki anak yang masih naif, dan pada saat itu
bertemu dengan orang-orang yang berpengalaman secara seksual, maka anak kita bisa menjadi korban dari sex predators ini. Memang yang paling baik adalah kita sebagai orang tua membuka wacana bagi putra dan putri kita untuk membicarakan seksualitas dan setiap pergumulan, serta konsekwensinya, sambil di sisi lain membuat peraturanperaturan yang menolong anakanak kita mengamankan dirinya dan membatasi mereka dalam keingintahuannya. Hal ini membuat mereka mengerti dan juga memiliki kekuatan lebih untuk menjaga dirinya. Meski demikian, kita tidak perlu meratapi diri dan menjadi orang tua yang ketakutan yang seolaholah hari-hari di depan menjadi begitu rusak dan suram, sehingga kekhawatiran dan kecemasan menguasi diri kita, yang membuat kita juga memberikan/ menambahkan ketakutan dan kecemasan-kecemasan yang lain pada orang-orang di sekitar kita. Firman Tuhan dalam Yesaya 42:3 mengatakan bahwa buluh yang terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya. Tuhan mengetahui isi hati dan berat beban kita, tapi Ia selalu menopang dan memberikan kekuatan senantiasa. Kasihnya membawa kesempatan demi kesempatan untuk mengubah hal-hal yang kita anggap buruk menjadi sesuatu yang baik. Kiranya damai Kristus beserta dengan Bapak dan keluarga. Lifespring Counseling and Care Center Jakarta 021 – 30047780 (michael_ch@my-lifespring.com)
Konsultasi Kesehatan
Lidah Mengerak dan Mulut Berbau dr. Stephanie Pangau, MPH Dok, kami sekeluarga mengucapkan Selamat Natal 2012 dan Selamat Tahun Baru 2013, kiranya Dokter dan keluarga sehat-sehat dan selalu dalam pimpinan Tuhan Yesus. Amin! Saya mau bertanya Dok, mengapa ya lidah anak laki-laki saya yang berusia 15 tahun sepertinya kotor dan mengerak yang agak menebal. Selain itu mulutnya berbau tidak sedap dan bila dia sikat malah berdarah. Pertanyaan saya: 1. Apa sebab lidah bisa mengerak dan berbau tidak sedap ? 2. Anak saya ini juga sering menderita sariawan, apa saja penyebab sariawan Dok? 3. Bagaimana cara membersihkan lidah yang benar? Atas jawaban Dokter terima kasih. Salam kasih, Ibu Lea Di Bogor 1. Perlu kita ketahui bahwa di dalam mulut kita bersarang ribuan kuman yang siap menyerbu kalau kita tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik. Maka jangan lupa untuk rajin membersihakan mulut setiap hari supaya kebersihan
REFORMATA
dan kesehatannya tetap terjaga. Kesehatan mulut harus dijaga dengan rajin yaitu dengan menyikat gigi, membersihkan gusi tempat gigi tertanam di situ serta membersihkan lidah yang kotor. Adapun lidah bisa mengerak dan berbau bila
kebersihannya tidak dijaga dengan baik. Adanya gigi yang berlubang yang tidak dirawat sehingga bakteri maupun jamur semakin menumpuk di lidah membuat terjadinya plak atau kerak pada permukaan lidah yang juga dapat menyebabkan terjadinya sariawan lidah yang menyakitkan selain juga membuat nafas mulut semakin berbau tidak sedap. Beberapa penyakit yang bisa berpengaruh pada lidah dengan membentuk plak seperti pada penyakit tifus dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Plak atau kerak pada lidah yang menyebabkan mulut berbau dapat juga disebabkan oleh penyakit kandidiasis mulut (penyakit jamur mulut) yang munculnya dipicu oleh daya tahan tubuh yang menurun seperti pada penderita AIDS, pemakaian steroid yang berlebihan, pemakaian obat KB hormonal, sakit gula (diabetes), kanker mulut /lidah, depresi, pada orang-orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis kronis yang mengkonsumsi obat-obat tertentu dalam jangka waktu lama bisa mempercepat pertumbuhan jamur kandida di mulut atau di lidah. Gejala adanya jamur kandida dalam mulut atau lidah adalah
dengan timbulnya plak kekuningan, putih atau krem di dalam mulut, di lidah atau pada selaput lendir. Dibawah plak keputihan tersebut ada jaringan merah yang mudah berdarah. Semua keadaan inilah yang dapat menyebabkan terjadinya bau napas atau bau mulut yang tidak sedap. 2. Sariawan atau ulkus aftosa atau canker sores adalah gejala erosi pada bagian dalam mukosa pipi dalam mulut atau pada lidah. Umumnya penyebab sariawan antara lain karena kekurangan vitamin C, alergi karena memakan makanan atau minumam yang terlalu panas, kekurangan asupan Fe (zat besi), alergi pasta gigi tertentu, daya tahan tubuh yang menurun atau drop, dan stres. Pada orang dengan adanya sariawan terlihat luka terbuka yang menyebabkan rasa sakit. Sariawan bisa muncul tunggal ataupun multipel dan umumnya akan sembuh dalam waktu sekitar 2 minggu. 3. Cara membersihkan lidah yang benar adalah kita harus tahu terlebih dahulu kalau lidah secara anatomis merupakan suatu organ yang terdiri dari jaringan otot yang menempel pada dasar mulut. Pada permukaan
lidah terlihat tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papil-papil lidah yang berfungsi sebagai indra perasa. Maka cara membersihkan lidah adalah dengan memakai sikat gigi atau kasa pembersih lidah yang dilakukan dengan gerakan menarik dari arah dalam keluar. Kadangkadang membersihkan seperti ini dirasakan kurang nyaman, maka dapat digunakan pasta dengan banyak minum air karena dengan banyak minum air secara teratur bisa menekan pertumbuhan bakteri mulut karena air yang diminum akan melarutkan sisa-sisa makanan dan plak-plak yang ada di atas lidah. Selain itu dapat dihindarkan juga terjadinya bibir kering dan pecah-pecah yang disebabkan oleh dehidrasi. Bila Anda kurang yakin dengan jenis plak yang ada di lidah putra Anda, sebaiknya Anda memeriksakannya ke Dokter untuk dapat menentukan jenis plaknya serta pengobatannya. Sekian jawaban kami, Tuhan memberkati.
Koordinator Pembinaan Pelatihan Yayasan Prolife Indonesia (YPI)
Konsultasi Teologi 11
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Antara Pendeta dan Motivator Pdt. Bigman Sirait Bapak pengasuh yang terhormat, Saya Jonathan, seorang akitivis di sebuah Gereja suku. Sekarang ini kami melihat banyak motivator berkhotbah seperti pendeta. Dan banyak juga pendeta yang menyampaikan khotbahnya seperti motivator. Banyak motivator mengambil sumber dari ayat Alkitab, sementara Pendeta juga mengutip kata-kata orang besar dan hebat sebagai pendukung khotbahnya. Pertanyaan saya, kalau demikian apa bedanya motivator dengan pendeta? Terimakasih Pak. Salam hormat, Jonathan, Lampung
J
ONATHAN yang dikasihi Tuhan, pertanyaan ini memang fenomena akual, yang dengan mudah kita temukan, baik di gereja maupun media. Dengan semakin terbukanya ruang media, memungkinkan banyak khotbah disiarkan, baik secara audio maupun video. Di sisi lain, juga fenomena pengkhotbah dadakan, yang mendadak muncul tanpa jelas latar belakang pembelajarannya. Yang penting fasih lidah. Mengapa? Mari kita selusuri dengan teliti. Pertama, harus kita pahami, era yang sedang kita jalani, dimana pola pikiran postmo menguasai jaman ini. Di sini saya tak hendak mengulas konsep pemikiran postmo, karena ruangnya tak akan cukup. Kita akan membicarakannya sambil berjalan. Posmo adalah sebuah konsep berpikir. Era pemikiran secara umum dibagi beberapa tahap: tradisional, modern dan post modern. Tapi yang disebut tradisional, cikal bakal pemikiran modern, post modern, juga sudah ada, dan demikian juga sebaliknya. Jadi, era ini tidak berdiri sendiri secara murni, melainkan saling mempengaruhi. Karena itu diperlukan ketelitian dalam mengenalinya. Secara umum pula, era tradisional bisa dikatakan iman berperan secara
dominan. Sementara di era modern rasio menjadi tuannya. Nah, di era post modern, perasaan menjadi pusat. Dalam pendekatan keilmuan, tradisional itu eranya teologi, modern itu eranya filsafat, sementara post modern itu eranya psikologi. Saya biasa menggambarkan hal ini dalam bagan. Namun harus dipahami, semua pemahaman tentang hal ini sangat terbuka diperdebatkan, karena sangat tergantung pendekatan dan latar belakang warna pendidikan seseorang. Dan, lagi-lagi kita tak akan mengulas isu itu disini. Kembali ke isu antara pendeta dan motivator. Di era postmo, motivator bertumbuh subur. Disebut motivator karena mereka berusaha memotivasi orang untuk meyakini apa yang mereka ajarkan, yang mereka sebut sebagai “jalan sukses”. Ini adalah usaha membangun sebuah keyakinan bahwa saya bisa. Biasa juga disebut sugesti. Namun tak semua orang setuju secara teori menyamakan memotivasi dan mensugesti. Saya sendiri melihat ini sebagai dua hal yang sama, dengan baju yang dimodifikasi. Semua pendekatan ini adalah pendekatan psikologis. Psikologi sebagai ilmu menjadi tuan rumah disini. Manusia dipelajari sebagai obyek untuk bisa
menerima apa yang akan disampaikan. Untuk itu dibangun sebuah cara. Dan diyakinkan bahwa dia bisa melakukan apa saja. Sehingga semboyannya adalah: Anda bisa! Apa yang kamu mau, kamu bisa! Slogan lainnya: Apa kabar, luar biasa! Wah, keren sekali ya. Nah, di dalam agama ini (motivasi) disebut iman. Bahasa kerennya: Jadilah seperti imanmu (Apa yang kamu mau, kamu bisa). Pas kan? Sehingga ini menjadi salah satu titik temu untuk saling melompat dan memanfaatkan, antara pendeta dan motivator. Soal siapa meniru siapa, kita tak akan ulas di sini. Psikologi sering disebut sebagai agama baru. Di sini teologi diabaikan, bahkan banyak pengkhotbah lebih suka belajar teknik psikologi dalam mensugesti ketimbang belajar teologi untuk mengerti Alkitab dan kehendak Allah seutuhnya. Terjadi sinkretisme (percampuran) yang sangat kental. Nah, susah deh, membedakan mana pendeta dan motivator, kecuali melihat apa yang mereka pegang, Alkitab atau buku panduan. Kemiripan meliputi dari cara hingga isi, dan trik meyakinkan pendengarnya. Misalnya, memanfaatkan kekuatan sound systim, lighting, orang, dan berbagai alat bantu lainnya. Bagaimana semestinya? Ini menarik dikaji lebih mendalam lagi. Kita mulai dari motivator. Ini adalah produk barat, karena itu tidak mengherankan jika banyak ayat Alkitab ada di sana. Di Barat, Alkitab tak lagi sepenuhnya dipandang sebagai kitab suci. Oleh sekelompok orang Alkitab dinilai sama dengan buku yang lainnya. Jadi mereka tak segan mengutipnya sebagai catatan kaki. Sebagaimana lazimnya orang menulis sebuah buku. Nah, sebagai catatan kaki, sering pemikiran Alkitab tampak mendominasi, hanya saja, bahayanya, berganti pusatnya. Jika dalam teologi yang benar, Alkitab mengajarkan Allah adalah pusatnya, maka dalam psikologi manusia adalah pusatnya. Jika Alkitab mengajarkan: Jadilah kehendakMU, ya Allah. Maka psikologi jadilah seperti kehendakmu! Apa yang kamu mau! Jadi, dari sumber yang sama, tapi pusat yang sangat berbeda. Ini diteruskan, betapapun semuanya sangat bertolak belakang dengan Alkitab. Itulah repotnya seorang
motivator yang Kristen. Tanpa sadar, dia ditelan di rimba ini, apalagi semuanya tampak baik, karena tak mengajarkan apa yang jahat, atau percaya pada setan. Bahkan sebaliknya, menolong banyak orang. Ini biasa menjadi slogan para motivator: Telah banyak yang merasakan manfaat, atau berhasil karena mengikuti kelas saya, kata mereka. Soal ini, Alkitab pernah berkata dan memperingatkan umat: Awas, iblis bisa tampil seperti malaikat terang. Sekarang, bagaimana dengan para pengkhotbah, kenapa mereka bisa terpengaruh. Masalahnya sederhana saja. Karena banyak yang mau jadi guru, tapi tidak mau jadi murid lebih dahulu. Cobalah pikirkan! Untuk meraih S1 teknik sipil memerlukan 4-5 tahun kuliah. Lalu pengalaman yang memadai agar mendapatkan ijin menghitung struktur bangunan bertingkat. Demikian seterusnya, belajar lagi, untuk tingkatan yang lebih beresiko tinggi. Gawatnya, untuk jadi pengkhotbah, yang memiliki resiko amat sangat tinggi, yaitu tersesat, banyak yang tak mau belajar. Jika S1 sipil salah menghitung, bisa jatuh korban nyawa. Maka pengkhotbah, bisa menyesatkan dan mendorong orang ke neraka. Seharusnya mereka belajar seperti yang dikatakan dalam kitab Yakobus. Tapi mereka sering berdalih, murid Tuhan Yesus juga bukan orang terpelajar. Atau yang lebih ngetrend lagi, Tuhan berbicara pada saya. Mari kita periksa kebenarannya. Ingat Paulus sang rasul adalah murid Gamaliel, seorang guru terkenal. Pertanyaannya sederhana, apakah Gamaliel lebih hebat dari Yesus Kristus? Mereka lupa, tidak kurang dari 3,5 tahun para murid belajar kebenaran dari Yesus Kristus, Sang Benar. Belajar, siang, malam. Duduk, dan juga ketika berjalan. Semua yang dilewati, ditemukan, bisa jadi pelajaran. Seperti pohon ara yang tak berbuah, yang dikutuk Yesus. Ditambah lagi praktek kesembuhan, kebangkitan dari mati, dan berbagai hal supranatural lainnya. Tak ada yang lebih hebat dari para murid, dalam belajar kebenaran. Tidak materinya, apalagi pribadi Sang Guru. Namun apa hasilnya? Muridmurid tak ada yang lulus. Mereka gagal di ujian salib. Sehingga Yesus memberi kesempatan kedua, ketika
mereka ke Tiberias dan menjadi penjala ikan, dipanggil dan diingatkan, untuk meninggalkan Tiberias, menjadi penjala manusia. Paulus yang brillian pun gagal belajar. Sebagai ahli PL dia malah menjadi pembunuh pengikut Yesus Kristus, hingga Tuhan menangkapnya dalam peristiwa pertobatan yang unik. Jadi tidak ada murid Tuhan Yesus Kristus yang tidak belajar. Jika menghitung jumlah waktu, materi pelajaran, dan kualitas pengajar, maka murid-murid Yesus, minimal S2 teologi. Jangan lupa, kelak merekalah pengkotbah, pengajar, dan penulis Alkitab yang handal. Malu ah, jika tak mau belajar, tapi sangat berani berkhotbah. Jadi, kurangnya pemahaman yang benar akan Alkitab, membuat banyak pengkhotbah mengcopy paste ucapan dan bertindak seperti motivator. Memang hasil kuantitatifnya hebat. Banyak pendengarnya, karena si pengkhotbah fasih lidah, dan membuat para pendengar menjadi penting, cocok dengan selera manusia pada umumnya. Inilah yang dikatakan Paulus kepada Timotius di 2 Tim 4:34; bahwa waktunya akan datang bahwa orang tak mau ajaran sehat, tapi mencari guru yang menyenangkan telinganya. Nah, terjadilah pertemuan besar-besaran. Jumlah yang banyak selalu menjadi alasan bahwa mereka diberkati. Bacalah Alkitab, semuanya sangat jelas, sudah diantisipasi, agar umat yang benar tak tersesat. Bayangkan, Paulus mengatakan itu 2000 tahun lalu. Sekarang, pasti luar biasa penyelewengan yang ada, dan semua itu benar, fakta yang tak terbantah. Betapa mengagumkannya Alkitab. Akhirnya, Jonathan yang dikasihi Tuhan, motivator seperti pengkhotbah dan pengkhotbah seperti motivator pasti semakin meluas. Bahkan tak sedikit pengkhotbah yang benar secara teologi, tergoda dengan daya tarik kuantitas, yang juga berarti materi, dan mereka pun berubah. Benarlah kata Tuhan Yesus Kristus: Banyak yang dipanggil, tapi sedikit yang dipilih (Matius 22:14). Bahasa gaulnya: Banyak yang ke gereja tapi sedikit yang ke surga! Semoga kita menjadi bijak, dan tulisan ini menjadi berkat bagi kita semua yang mencintai kebenaran.
Konsultasi Hukum
Tabrak Mati Tanpa Salah, Apa Sanksinya? An An Sylviana, SH, MBL* Beberapa waktu yang lalu, Media Masa banyak menyoroti kasus-kasus kecelakaan lalu lintas, diantaranya, kasus anak Menko Hatta Radjasa, Kasus Afryani, Kasus Andhika dan bahkan hampir setiap hari ada saja kasus kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh pengguna jalan raya, baik yang mengakibatkan luka parah, luka ringan maupun yang meninggal dunia. Yang terlibat dalam kecelakaan itupun telah dijatuhi hukum bila ternyata terbukti di pengadilan melanggar ketentuan hukum yang ada dan berlaku. Yang menjadi pertanyaan (mudah-mudahan tidak terjadi pada diri saya), apabila saya mengendarai mobil dengan benar dan sesuai dengan aturan, tibatiba ada sepeda motor yang memotong kendaraan saya dan jatuh tepat di depan kendaraan yang saya kendarai dan tertabrak (meskipun saya sudah berusaha menghentikan kendaraan saya tersebut) dan pengendara motor tersebut meninggal dunia. Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah saya tetap dipersalahkan dan apakah saya juga diwajibkan untuk memberikan santunan kepada keluarga korban? Terima Kasih, Taufik – Jakarta. Sdr. Taufik yang terkasih, Peraturan dan UU Lalu Lintas terbaru menerapkan sanksi pidana dan denda yang lebih berat buat pelanggaran lalu lintas. UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 telah diberlakukan untuk menggantikan UU Nomor 14 Tahun 1992, dengan sangsi yang lebih berat bagi para pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat/lebih yang melanggar peraturan lalu lintas di jalan.
Akan tetapi jika kasusnya terkait dengan hilangnya nyawa orang lain atau menyebabkan orang lain luka, maka hal itu diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, khususnya ketentuan pasal 359 dan 360 KUHP, yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 359 Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. Pasal 360 (1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. (2) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebahkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. Bila kita membaca dengan cermat ketentuan hukum tersebut di atas, maka yang harus diperhatikan adalah unsur “karena kesalahannya (kealpaannya)”. Artinya apabila terbukti kita melakukan “kesalahan dan/atau kealpaan” sebagaimana dimaksud ketentuan pasal tersebut, maka kita dianggap terbukti bersalah dan dapat dijatuhi hukuman pidana. Hakim tentunya berwenang untuk menjatuhkan hukuman maksimal atau minimal, dengan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan. Tetapi kalau dalam persidangan ternyata unsur “kesalahan
dan/atau kealpaan” tersebut tidak terbukti, tentunya hakim akan membebaskan atau melepaskan kita dari segala tuntutan hukum tersebut. Sedangkan mengenai santunan kepada keluarga korban, maka Undangundang dan peraturan-peraturan yang terkait, antara lain: UU No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965: UU No 34 Tahun 1964 Jo PP No 18 Tahun 1965; Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36/PMK.010/2008; Peraturan Menteri Keuangan RI No. 37/PMK.010/2008, mengisyaratkan bahwa setiap korban kecelakaan lalu lintas, berhak mendapatkan santunan. Pemberian santunan ini merupakan kewajiban PT Jasa Raharja dengan syarat-syarat tertentu. Adapun prosedur untuk mendapatkan santunan dimaksud, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: • Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat • Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan: o Laporan Polisi tentang kecelakaan Lalu Lintas dari Unit Laka Satlantas Polres setempat dan atau dari instansi berwenang lainnya. o Keterangan kesehatan dari dokter/RS yang merawat. o KTP/Identitas korban/ahli waris korban. o Formulir pengajuan diberikan Jasa
Raharja secara cuma-cuma Hal-hal lain yang perlu diperhatikan: • Dalam hal korban luka-luka o Kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah. • Dalam hal korban meninggal dunia o Surat kartu keluarga/surat nikah (bagi yang sudah menikah) • Jenis Santunan o Santunan berupa penggantian biaya rawatan dan pengobatan (sesuai ketentuan) o Santunan kematian o Santunan cacat tetap • Ahli Waris o Janda atau dudanya yang sah. o Anak-anaknya yang sah. o Orang tuanya yang sah • Kadaluarsa Hak santunan menjadi gugur/kadaluwarsa jika: o Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan. • Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak dimaksud disetujui oleh jasa raharja Demikian penjelasan dari kami semoga bermanfaat.
*Managing Partner pada kantor Advokat & Pengacara An An Sylviana & Rekan
REFORMATA
12 Jadwal Gereja
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Bagi Anda yang ingin memasang jadwal ibadah gereja Anda, silakan menghubungi bagian iklan REFORMATA Jl. Salemba Raya No: 24A-B, Jakarta Pusat Telp: 021-3924229, HP: 0811991086 Fax:(021) 3924231
Tempat Kebaktian : Gedung Panin Lt. 6, Jl. Pecenongan No. 84 Jakarta Pusat Sekretariat GKRI Petra : Ruko Permata Senayan Blok F/22, Jl. Tentara Pelajar I (Patal Senayan) Jakarta Selatan. Telp. (021) 5794 1004/5, Fax. (021) 5794 1005
JADWAL KEBAKTIAN TENGAH MINGGU GEREJA REFORMASI INDONESIA Februari 2013 Persekutuan Oikumene Rabu, Pkl 12.00 WIB Rabu, 6 Februari 2013 Pembicara: Pdt. Bigman Sirait Rabu, 13 Februari 2013 Pembicara: Pdt. Simon Stevi Rabu, 20 Februari 2013 Pembicara: Bpk. Disiplin Manao Rabu, 27 Februari 2013 Pembicara: Bpk. Harry Puspito
Antiokhia Ladies Fellowship Kamis, Pkl 11.00 WIB ATF Sabtu, Pkl 15.30 WIB AYF Sabtu, Pkl 16.30 WIB WISMA BERSAMA Lt.2, Jln. Salemba Raya 24A-B Jakarta Pusat
Liputan
Natal Keluarga Besar NARWASTU Filosofi: Kita Berdua Bersatu, Menjadi Satu Kekuatan
K
EMBALI, untuk kesekian kalinya keluarga besar Majalah NARWASTU, Senin, (14/1/13) mengelar ibadah syukur Perayaan Natal dan Tahun Baru 2013. Ini, merupakan acara tahunan
REFORMATA
NARWASTU, digelar di awal tahun. Perayaan Natal ini juga sekaligus sebagai ajang pemberian tanda kasih kepada “21 Tokoh Kristiani 2012.” Bertempat di Gedung Lembaga Pelayanan Mahasiswa
Indonesia (LPMI), Jalan Penataran 10, Jakarta Pusat. Ibadah dimulai kebaktian oleh Pdt. DR. Nus Reimas. Lalu, dilanjutkan acara pemberian tanda kasih. Sekitar 300-an undangan hadir. Hadir juga para penasihat Majalah NARWASTU yang hadir, yaitu Pdt. DR. Nus Reimas, Laksma TNI (Purn.) Ir. Drs. Bonar Simangunsong, M.Sc, Dr. H.P. Panggabean, S.H., M.S., Arion Hutagalung, Dr. Victor Silaen, T.P. Jose Silitonga, S.H., Pdt. Sarah Fifi, S.Th, M.Si, Ny. Victor Silaen dan Bertha Saragih,
S.Pak. “Natal dan Tahun Baru yang kita gelar ini sebagai ajang pemberian tanda kasih. Bukan harganya yang penting, niat tulus atas apresiasi kami terhadap tokohtokoh Kristen versi kami, majalah NARWASTU,” ujar Jonro I. Munthe, pendiri majalah ini. Lalu mengapa harus 21 Tokoh Kristiani 2012 Pilihan NARWASTU? “Iya, 21 itu menunjukkan angka biasa saja artinya. Kita harus bersatu atau berdua berjuang untuk mencapai satu tujuan. Filosofinya sebenarnya ‘kita berdua menjadi
satu’ menjadi satu kekuatan. Jadi, soal angka itu penjelasannya, itu,” ujar Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi NARWASTU. Dia juga menyampaikan, acara ini digelar sebagai media komunikasi antara pembaca dan narasumber. Bagi kami, katanya lagi, sosok dari 21 tokoh yang bisa memberi inspirasi dan motivasi kepada banyak orang. Karena perjuangan mereka di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. “Pemilihan tokohtokoh ini kami lakukan dengan mendata 150 tokoh. Baru dari sana ada diskusi dan seleksi di redaksi. Sejak tahun 1999 lalu kita membuat pemberian tanda kasih, sebenarnya merangkak naik. Pertama 5 tokoh, lalu 10 tokoh, sekarang menjadi 21 tokoh.” ?Hotman
Peluang 13 13
EDISI EDISI160 160Tahun TahunXX 11--28 28Februari Februari2013 2013
Yusri
Bisnis Mainan Anak, Utamakan Keamanan dan Edukatif
M
ASA kecil adalah masa paling menyenangkan. Sehari-hari, mereka hanya disibukkan dengan bermain. Tak heran, bila mainan menjadi barang yang tak bisa dipisahkan dari sang anak. Tingginya kebutuhan akan mainan anak ini mendatangkan peluang bisnis baru. Berwirausaha
dalam bidang permainan dengan kualitas serta aman bagi anakanak. Salah satunya Yusri, pengusaha mainan anak-anak di daerah Cacing, Jakarta Utara. Usaha mainannya kini telah mempunyai pabrik di Indonesia sendiri. Menurutnya, pabrik ini
akan berproduksi dalam waktu dekat ini, dua tahun membuat konsep dan penelitian tetang mainan anak-anak.. Bagaimanapun katanya, pandangan setiap orang yang sudah masuk ke pernikahan pasti mempunyai dambaan mempunyai anak dan anak-anak itu tak terlepas dari mainan. Mainan itu merupakan gambaran dari orang dewasa. Misalkan mobil, ia melihat orang
tuannya punya mobil anak pun ingin mempunyai mobil tapi bukan dalam bentuk yang sebenarnya melainkan mobil mainan. Ini merupakan suatu peluang karena semua anak-anak akan tertarik dengan mainan. Anak-anak itu akan belajar/melihat tingkah
laku kegiatan dari orang tuanya. Apalagi kalau di masyarakat perkotaan semakin sedikit mempunyai anak banyak kecuali di desa. Oleh karena tidak banyak anak maka anak tersebut akan dimanjakan sehingga mainan yang akan diberikan orang tua terhadap anaknya adalah mainan yang berkualitas. Di samping itu dari masalah keamanan mainan tersebut. Banyak pengusaha mainan memproduksi untuk mencari untung tapa memperdulikan resiko kualitas/bahan yang terkandung dalam mainan ini. “Dengan pabrik yang sudah ada di Cacing, kita akan membuat produk yang relatif lebih aman untuk anak. Bukan hanya terjangkau, namun bagaimana mainan tersebut lebih aman digunakan bagi anak-anak,” katanya di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (11/1/2013). Yusri menjelaskan, bahannya sendiri dibuat dari plastik, namun harus lebih selektif dalam menggunakan bahannya. Ada bahan yang juga terbuat dari bahan bekas tapi tidak tahu asal usulnya. Bahan seken yang diproduksi kami dapatkan langsung dari pabriknya bukan dari pemulung. “Kalau dari pemulung itu kita tidak tahu sumberrnya dari mana tetapi sebagaian barang seken dari pabrikan lebih ketahuan kualitasnya. Ini yang akan terus kita jaga bahan yang relatif lebih aman bagi sang anak,” tegasnya. Kiat agar sukses dalam membangun sebuah usaha Yusri menjelaskan, yang terpenting adalah kepercayaan akan apa yang kita jual senilai dengan apa yang akan kita produksi. Jadi jangan berharap membuka usaha lalu mau cepat-cepat menjadi kaya. Tetapi berkarierlah dengan sungguhsungguh. “Adanya kepercayaan dari masyarakat dengan produk yang akan kita bina ini paling tidak akan dicari oleh market. Bukan hanya mencari kesempatan dalam kesempitan tetapi berbuatlah bawah barang yang Anda jual itu memiliki nilai dengan barang yang berkualitas dan bernilai,” kata Jemaat Santo Yakobus Kelapa Gading Maianan walaupun suatu kebutuhan tiap anak tetapi bagaimanapun berkaitan juga dengan pendidikan karena jika anak tidak memiliki mainan mereka akan tertutup dengan budaya. Dengan mainan mereka dapat berkreasi seolaholah mereka dapat membayangkan nanti jika beranjak dewasa. Sebagai contoh mainan pesawatpesawatan mungkin kelak ia akan menjadi seorang pilot. Sebaliknya mainan yang diciptakan, mainan yang tidak mendidik bisa saja anak itu berkreasi menjadi yang tidak baik. Tentunya sebagai seorang pengusaha akan membaca trend market (kebutuhan masyarakat). “Di sanalah hati nurani kita memilih apakah kita hanya mengejar keuntungan. Sebab ada arti tertentu selain keuntungan yang dikerjakan. Mainan yang dikeluarkan harusnya adalah mainan yang sesuai dengan trend masyarakat dan memiliki nilai edukasi, menolong anak menjadi lebih baik,” himbaunya. ?Andreas Pamakayo REFORMATA
14 Gereja dan Masyarakat
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Lemsakti,
Jalan “Suci”Mendapatkan Manfaat Pajak S
UDAH menjadi ketentuan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, siapapun yang yang menyumbang untuk kesejahteraan masyarakat, bila dia mendaftarkan diri ke perpajakan, maka yang bersangkutan akan mendapatkan manfaat perpajakan. “Artinya pajak yang dia harus bayar kepada negara itu lebih kecil daripada seandainya dia tidak menyumbang ke tempat yang diakui oleh negara ini,” terang Dr. Mahli Sembiring, Mh.D., Msi., Ketua Umum LEMSAKTI (Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia). Ia memberikan contoh, di Indonesia, tarif pajak PPH pribadi itu paling tinggi 30 %. Jika Anda menyumbang Rp.1000, tanpa melaporkan ke lembaga yang ditunjuk oleh perpajakan sebagai saluran sumbangan, nominal sumbangan itu akan dikembalikan ke penghasilan. Jadi harus kena pajak. Jadi yang harus Anda keluarkan adalah Rp. 100.000 tadi plus 30 % dari jumlah itu yaitu Rp. 300, jadi totalnya Rp. 1300. Tapi yang akan Anda keluarkan akan jauh berkurang bila disalurkan kepada lembaga yang ditentukan oleh perpajakan seperti Lemsakti. “Uang Anda memang keluar Rp. 1000 sebagai sumbangan tadi. Tapi karena dianggap biaya, maka dengan sendirinya mengurangi pajak Anda. Jadi uang keluar Rp.
REFORMATA
1000. Sekarang tinggal Rp. 700. Nah berarti anda menghemat Rp. 600 rupiah. Nah 600 dibagi dibagi 1000, itu kan 60 %. Artinya penghematan itu bisa 60 % kalau disalurkan melalui seperti Lemsakti ini,” jelas pria yang sudah malang melintang di dunia perpajakan sebagai konsultan pajak ini. Memanfaatkan peraturan Menurut Mahdi, kehadiran lembaga sumbangan seperti Lemsakti ini sebenarnya sudah diamanatkan atau diakomodasi pemerintah sejak lama. Di Islam misalnya sudah ada melaui Badan Amil Zakat (BAIZ) Nasional, sedangkan di Kristen belum. Setelah diperjuangkan, maka di tahun 2011, melalui Per/33/PJ/2011 dan kemudian Per/15/PJ/2012 Lemsakti ditetapkan sebagai salah satu lembaga yang ditetapkan sebagai penerima dan pengelola sumbangan yang mendapatkan manfaat pajak. “Kita mengeluarkan sertifikat yang bisa digunakan oleh yang bersangkutan untuk mendapatkan pengurangan pajak. Jadi dikurangi dulu nominal sumbangannya, baru dikenai pajak,” jelas Hence Bulu, SE, Bendahara Umum Lemsakti yang bernaung di bawah Dirjen Bimas Kristen Protestan ini. Untuk MSCPR Masih menurut Mahli, dalam penggunaan dana sumbangan
Hence Bulu dan Mahli Sembiring yang terkumpul, Lemsakti melakukan dua pendekatan, yang chanelling dan dedicated. Untuk yang kedua, dedicated, fungsi Lemsakti hanyalah memberikan sertifikat – setelah melalui verifikasi yang benar – dan bantuannya langsung ditujukan sesuai dengan maksud pemberi sumbangan. Sementara untuk yang kedua, chanelling, biasanya dia hanya menyerahkan sumbangannya dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada Lemsakti. “Yang chanelling ini benar-benar harus kita pertanggung jawabkan sampai sekecil-kecilnya. Kita selalu melakukan audit yang ketat,” katanya. Ke mana saja dana sumbangan itu digunakan? Menurut Mahli, sejauh ini, dana itu digunakan untuk macam-macam program yang bila disingkat menjadi MSCPR (Mengasihi, Sejahtera, Cerdas, Prima dan Rohani).
Menurut Mahdi, kegiatan pertama yaitu “mengasihi”, berkaitan dengan penanganan bencana dan lain-lainnya yang berkaitan dengan pertolongan kepada orang-orang yang susah atau tertimpa kemalangan. Program “sejahtera” berkaitan dengan upaya untuk memberdayakan orang, agar dia bisa berpenghasilan sendiri. Dengan kata lain, menggalakkan program kewirausahaan. Bentuknya bisa berupa pelatihan kerja maupun bantuan permodalan. Kegiatan ketiga yaitu “cerdas” berkaitan dengan upaya peningkatan peluang mengikuti pendidikan. “Yang kita fokuskan sekarang adalah bagaimana agar anak-anak kristen yang bersekolah di sekolah non kristen, entah itu sekolah negeri maupun sekolah non kristen lainnya, mendapatkan pendidikan agama kristen,” kata Mahdi. Dalam kaitan itu, sekarang ini telah dibangun “Rumah Pintar”. Kegiatan keempat yaitu
“prima” berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan, baik warga kristen maupun masyarakat pada umumnya. Kegiatan ini melibatkan para dokter yang memiliki hati pelayanan dan sungguh-sungguh mau melayani masyarakat, terutama yang miskin dan menderita dengan tulus. Sedangkan “rohani” berkaitan dengan amanat Alkitab yang menurut Mahdi yaitu amanat Pembangunan, amanat Kasih dan amanat Agung. “Kegiatan kita selama ini memang sangat banyak. Sekarang ini kita punya 81 kegiatan, dari kode 01 hingga 01. Khusus untuk rohani, di tanggal 5 Oktober 2012 silam, kita luncurkan pusat pemberdayaan para pembina dan aktivis rohani. Kita undang guru agama se Jabodetabek serta pengurus pemuda dan remaja untuk mengikuti kegiatan ini,” jelasnya. Rrumah perbendaharaan baru? Mahdi mengakui bahwa ketika muncul dan disosialisasikan, pihaknya mendapatkan respons beragam. Tak sedikit yang mencurigai lembaga ini sebagai rumah perbendaharaan baru. “Padahal tidak. Justru kita menggeser uang yang seharusnya dikelola negara, kita pindahkan langsung ke jemaat,” katanya. Kepercayaan publik, bagi Mahli, merupakan persyaratan mutlak bila lembaga ini mau berkelanjutan. Makanya, kepada semua yang terlibat dalam Lemsakti, diminta untuk bersikap transparan, akuntabel dan profesional. “Kita harus menjadi good institution gobernance. Kita harus berprilaku internasional,” katanya sembari menambahkan bila pihaknya telah menerapkan ISO 26000. ?Paul Makugoru.
Suluh
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
15
Brigjen TNI Drs. Harsanto Adi Soekamto, M.M, M.Th, Asisten Deputi (Asdep) Bidang Media Massa Kemenko Polhukam
“Prajurit” yang Tunduk pada “Komandan”
K
ETIKA Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya untuk menyembuhkan hamba perwira yang terbaring di rumah karena sakit keras dan hampir mati. kemudian Yesus berkata kepadanya, bahwa Ia akan datang menyembuhkannya, tetapi ada satu perasaan bahwa walaupun dia seorang Perwira, tetapi tidak layak menerima Yesus di dalam rumahnya. Maka sang Perwira itu hanya memohon dengan penuh keyakinan bahwa hanya sepatah kata saja hambanya akan sembuh. Perwira itu menganalogkan bahwa dirinya sendiri adalah seorang bawahan, dan di bawahnya ada prajuritprajurit. Jika ia berkata kepada prajuritnya agar pergi, maka prajuritnya akan pergi, dan kalau dia minta prajuritnya datang, maka akan datang, kalau dia minta sesuatu untuk dikerjakan pasti prajuritnya tidak akan menolak dan mengerjakannya. Demikian keyakinan dia kepada Yesus, sebagai Komandan atau Atasannya. Apa reaksi Yesus pada waktu itu? Sebuah pujian terhadap iman Sang Perwira (Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel). Kisah itu tak lekang di benak Brigjen TNI Drs. Harsanto Adi Soekamto, M.M, M.Th, Asisten Deputi Bidang Media Massa Kemenko Polhukam. Harsanto merasa imannya diteguhkan manakala membaca kisah tersebut. “Seorang perwira Romawi yang memiliki iman yang kokoh,
iman yang mencerminkan keyakinannya yang bersifat total dan mutlak kepada Yesus. Sikap dan perilaku perwira ini tanpa banyak ribut mengakui otoritas Yesus atas segala aspek kehidupan, yang menempatkan Yesus sebagai Panglima Rohaninya,” katanya sembari menambahkan, “Saya merasa, bahwa justru kehidupan militer inilah yang melatih saya olah keprajuritan untuk taat kepada komandan. Komandan rohani saya kan Tuhan Yesus.” “Dalam kehidupan prajurit tidak ada kata tidak, yang ada siap dan laksanakan. Demikian juga dalam pelayanan, dimana Panglima saya adalah Tuhan Yesus. Hal inilah yang memperkuat keyakinan saya dalam melangkah dalam pelayanan,” ujarnya. Menurut Harsanto, sebagai anak Tuhan, kita harus menyadari peran kita sebagai garam dan terang dunia. ‘‘Kita harus memikul tanggung jawab yang sama, bersama sama dengan saudarasaudara kita yang lain entah itu Muslim, Hindu, Budha, dan Konghucu atau keyakinan yang lain. Di Republik ini tidak ada anak tiri atau anak pungut. Semuanya anak kandung bangsa,” tambahnya. Alih-alih Harsanto menghimbau, umat Kristen harus punya tanggung-jawab yang sama untuk menghadapi apa yang sedang dan akan dihadapi bangsa. Umat Kristen harus bisa merasakan denyut nadi bangsa ini. Artinya, harus memahami dan terlibat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Umat Kristen tidak boleh ‘a politik’ dalam
konteks berbangsa dan bernegara, kita harus hadir di sana. Apakah peran gereja kurang berperan dalam konteks kekinian? “Secara umum di mana pun saya berada, saya selalu mengingatkan bahwa kita jangan terjebak dalam seremoni dalam dinding gereja. Seolah persoalan kita selesai di empat dinding gereja. Tidak! Gereja tidak boleh terputus dengan dunia luar. Di beberapa tempat kotbah, saya berusaha mengajak jemaat mengimplementasikan apa yang dikehendaki Tuhan bukan sekedar untuk memuaskan diri sendiri, kelompok dan organisasinya, tetapi untuk umat yang lebih luas, dengan demikian ketika jemaat keluar dari pintu pintu gereja mereka tidak gagap dengan realitas yang harus dijawab.” Pernyataan itu bagi Harsanto bukan tanpa alasan. “Melihat sebagian gereja memilih untuk berada di zona aman dan nyaman. Tidak peduli apa yang terjadi di gereja lain apalagi di masyarakat. Gereja membangun kerajaankerajaannya sendiri, yang penting aman dan tidak diganggu. PGI sendiri sebenarnya terus menyadarkan gerejagereja untuk membuka kesempatan para pengurus sinode gereja untukmengikuti pendidikan politik warga gereja di berbagai kota dan beberapa angkatan.” Sersan, serius tapi santai Sebagai pejabat tinggi, bukan berarti Harsanto sosok yang selalu serius. Dia biasa bergurau. “Prinsip saya adalah sersan, serius tapi santai. Artinya, di mana pun saya ditugaskan, di mana pun Tuhan mengirim saya, saya serius untuk melaksanakannya.” Sebagaiprajurit, Harsanto sudah malang-melintang di seantero Nusantara. Dia pernah bertugas di Aceh, Ambon, hingga ke Timor Timor, sebelum menjadi Negara yang merdeka dari Indonesia. Sementara ke luar negeri, dia juga sudah melawat negeri Singapura, Australia, Philiphina, Austria, Timur-Tengah bahkan ke Eropa, Jerman. Pria kelahiran Surabaya, 7 Oktober 1955 dibesarkan dalam keluarga yang bersahaja. Masih belia keluarganya pindah ke kota Madiun, kala itu ayahnya eks Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Jawa Timur diminta meneruskan penerbitan dan percetakan yang sempat terbengkalai karena ditinggal Belanda. “Bapak seorang militer. Paska Revolusi para eks TRIP banyak yang mendapat tugas belajar, diantaranya bapak yang disekolahkan Grafika di Percetakan Negara Jakarta, kemudian untuk mengelola Percetakan Indonesia di daerah Madium. Di kota Madium itulah
saya melanjutkan studi, dari SD hingga sampai SMA,” ujar suami Ir Yolla E. M Pinari. Ayah dua anak Yohanes Haryo Yudha, putra, dan Maria Monika Nathalia, ini mengenang. Waktu kecil sebenarnya kehidupan Harsanto bersinggungan di dunia politik. Orangtua Harsanto sejak dulu aktif di bidang politik. “Saya sangat paham tentang dinamika politik. Saya dibesarkan di lingkungan partai politik. Orangtua dulu adalah pejuang 45, kemudianaktif di politik. Sebenarnya saya juga pengen waktu itu seperti orangtua, terjun di partai politik. Tetapi ternyata dalam perjalanan ini justru saya masuk dalam dunia militer,” ujar lulusan sarjana Fakultas Sosial Politik Universitas Diponegoro dan Magister Manajemen, ini. “Sampai sekarang beliau masih aktif sebagai Ketua Veteran dan Angkatan 45 di Madiun, Jawa Timur. Ibu saya pensiunan guru SD. Dengan demikian dua hal yang saya dapat. Ayah saya menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme. Ibu menanamkan budi pekerti, etika, ya karena beliau adalah seorang guru. Perpaduan yang cukup memberikan pembekalan bagi saya untuk mencintai Indonesia.” Selain pendidikan akademi, Harsanto sebagai petinggi TNI yang tidakbisa-tidak sudah banyak makan asam garam. Digembleng lewat olah keprajuritan dan kedisiplinan. Pendidikan demi pendidikan dilewatinya di TNI AD, hingga pendidikan yang terakhir di TNI AD yakni di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), kemudian dilanjutkan Kursus Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas).Tak hanya pendidikan kepemimpinan di militer dan kepemimpinan nasional, Harsanto juga ditempa melalui pendidikan teologia, lulusan Magister Teologia Kingway Seminary. Jenderal pendeta Selain sebagai pamong di Kemenko Polhukam, Harsanto juga adalah ketua Sinode Gereja Gerakan Pentakosta (GGP). Bagaimana ceritanya terjun ke pelayanan hingga menjadi ketua sinode? “Pelayanan tidak perlu menunggu saya pensiun,” jawabnya.Dulunya Harsanto tidak pernah bercita-cita menjadi pendeta, tetapi Tuhan berencana, membawanya menjadi prajurit yang kemudian menjadi pendeta. Kedua profesinya, perwira dan pendeta, dia jalankan dengan penuh tanggung-jawab. Sejak tahun 90-an Harsanto melayani sebagai Anggota Majelis Gereja Gerakan Pentakosta Ecclesia Christi (GGPEC) Jakarta. Apa yang membuat kerinduan melayani? “Ada kerinduan terus meng-
gali dan menggali Alkitab. Menyadarkan kita pentinganya menjadi pelayan. Hingga suatu saat saya ditawari menjadi pendeta pembantu. Pada waktu itu saya tidak langsung terima, karena sekali saya mengiakan, itu tak bisa mundur,” kenangnya. “Ketika itu, saya di majelis jemaat di GGPEC. Saya diminta menjadi pendeta. Saya doa dan diskusi dengan keluarga, baru saya terima tugas itu.” Kini, Harsanto menjadi Ketua Umum Sinode Gereja Gerakan Pentakosta. Menjadi Ketua Sinode Majelis Pusat adalah di luarpemikirannya. Di sidang raya itu, nama Harsanto sama sekali tidak dimasukan sebagai kandidat ketua umum. Sebab dia sesungguhnyatidak bersedia. Selama tiga tahun mempersiapkan sidang raya, Harsanto sebagai Ketua Pelaksana sidang raya hanya konsentrasi bagaimana sidang raya di Jakarta ini sukses. Sidang raya yang diikuti oleh jemaat GGP dari seluruh Indonesia, yang kurang lebih hadir 600 orang utusan. Dia hanya berpikir bagaimana dapat melayani para hamba Tuhan yang datang dari seluruh Indonesia ini dengan sebaik-baiknya. Puji Tuhan sidang raya dapat berjalan dengan baik, para hamba Tuhan mendapatkan penginapan yang cukup baik, di hotel-hotel sekitar Jakarta Pusat, sidang raya dibuka oleh Ketua PGI DR A Yewangoe dan Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama, hadir tamu dari Jerman dan Belanda. Kurang dari dua jam sebelum pemilihan Harsanto masuk nominasi dan terpilih. Bagaimana menerapkan kepemimpinan di sinode yang notabene dia dididik ala militer? “Dari semangat militer, saya banyak belajar. Bagi saya seorang komandan adalah seorang bapak. Hal yang sama saya lakukan sebagai ketua dengan hamba-hamba Tuhan yang lain.” “Saya sebagai ketua majelis pusat yang anggotanya hanya 14 orang. Pasukan saya ada di majelis daerah, majelis wilayah dan majelis jemaat. Saya bangun sistem, kami susun Asas Pengajaran GGP, Tata Naskah GGP dan Pedomanya, dan masih beberapa buku yang kami susun sebagai perangkat lunak organisasi. Saya budayakan hierarki organisasi. Tentu ada prosedural, tidak seperti di militerlah. Tidak ada otoriter. Saya tidak main langsung ke jemaat, agar masing-masing tahu otoritasnya. Saya berusaha atur organisasisebaik mungkin, sehingga semua orang senang dalam melayani,” Harsanto juga selalu mendegungdegungkan pada rekan-rekannyapengurus di sinode untuk selalu siap sedia melayani. “Kita ini adalah prajurit Yesus. Mesti sedia, setia melayani,” ujarnya takzim. ?Hotman J. Lumban Gaol
Embun Pagi Renungan Alkitab Memberi Kesegaran Jiwa Kepada Anda Hadir setiap hari pk. 05.30 WIB Pesona Pagi Setiap Senin - Minggu pk. 06.00 - 07.00 WIB Sabtu pk. 10.00 - Pdt. Bigman Sirait Gema Nafiri Lagu-lagu Rohani yang menghibur Anda setiap hari menjelang senja Setiap Senin - Kamis pk. 18.00 WIB Alamat Studio: Tegal Arum Karanganyar 57712 Tlp. (0271) 495090/641492
REFORMATA
16
Muda Berprestasi
I
EDISI EDISI160 160Tahun TahunXX 11--28 28Februari Februari2013 2013
KHTIAR plus kerja kerasnya untuk melahirkan karya spektakulernya akhirnya tercapai sudah. Di awal tahun ini, penerbit Grasindo yang termasuk dalam kelompok Kompas Gramedia, menerbitkan novel remaja pertamanya yang berjudul “Nyanyian Hujan”. “Bagi saya, hujan adalah teman yang menyenangkan dan pemberi inspirasi segar,” kata Sintia Astarina mengungkapkan alasan pilihan judul buat karya pertamanya ini. Dara kelahiran 4 September 2003 ini mengaku merasa sangat damai ketika bisa “curhat” sama hujan. “Hujan... Belumkah cukup gumpalan awan mendung tinggal di dalam rumah hatiku? Lalu, dari mana sang matahari akan bangun dari lelap tidurnya? Andai aku bisa mengejar kunang-kunang sang pembawa waktu... Akan kukunci sisasisa hidupku bersama suara hujan. Aku nggak akan membiarkan Kak Revin pergi jauh. Aku nggak akan mengizinkan Kenneth berada di rumah ini. Aku nggak akan rela Dio masuk ke dalam hidupku. Dan aku nggak akan membuat diriku jatuh ke dalam lubang kematian. Sekarang, semua telah rusak... rusak! Bahagiaku terbawa angin bersama kumpulan debu menyedihkan. Hancur... tak tersisa sedikitpun tawa yang mengembang di bibir. Sebab tawa itu telah meramu emosi menjadi desakan luka. Aku pun menyadari ada hidupku yang bias... Namun, hujan dan kamu adalah cinta!” Itulah gumpal bernas salah satu curahan hatinya pada hujan. Padat makna, puitis dan lincah. Menurut putri pasangan Rusmaini dan Djab Kiun Liem ini, Nyanyian Hujan sendiri merupakan pengembangan lanjut dari tugas matakuliah Creative Writing yang diberikan pada semester 1 untuk membuat novel. “Jadi saya tinggal lanjutkan saja karya yang sudah 1/4 jadi. Maka jadilah Nyanyian Hujan ini,” kata mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara ini. Prestasi kepenulisan Beberapa prestasi telah diraih umat paroki Santa Helena, Curug, Tangerang, ini. Waktu SMP, ia masuk finalis lomba menulis dengan tema bebas. Di tahun 2012, ia meraih juara I karya tulis dalam “Communication Festival UMN 2012” dengan tema “Budaya sebagai Media Pembelajaran dan Hiburan”. Prihatin terhadap anak-anak masa kini yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget-gadget canggih ketimbang permainan tradisional, ia menulis tentang permainan karet. “Karet: Lompati Aku!” Itulah judul tulisan yang telah
REFORMATA
menghantarkannya ke posisi juara I. Tulisannya berjudul Jalang: Merebut Jantung dan Hati, menjadi Best Story Lomba Menulis dari LeutikaPrio. Ia juga terlibat dalam beberapa project menulis bersama yang diterbitkan online, Dear Mama #3, Menunggu, Aku & Idolaku, The Greatest Love of All, dan Tuhan Izinkan Aku Menjadi Durjana. Beberapa puisinya pernah masuk Tabloid Gaul, Web GagasMedia, dan situs lainnya. “Puji Tuhan, saya merasa senang dan bangga. Tuhan banyak kasih kesempatan untuk saya,” ujar mahasiswa jurusan komunikasi ini menyukuri pencapaiannya hingga kini. “Prestasi saya belum apa-apanya. Maka, ke depan, saya harus bisa membuat karya-karya yang lebih baik lagi,” janjinya. Membaca dan menulis Selain campur tangan Tuhan, Sintia mengaku bila prestasi kepenulisannya diperoleh berkat kerja keras dan terus berlatih. “Maunggak mau harus sering-sering menulis. Juga membaca buku untuk menambah referensi,” katanya sambil menerangkan bahwa dalam pembuatan novelnya, ia sering mengetik lewat handphone. “Kadang-kadang, ngerasa males buat buka laptop. Kurang fleksibel dan melelahkan kalo harus duduk berlama-lama dan ketik-ketik selama berjam-jam.” Ia mengaku mulai belajar menulis sejak SD. “Dulu saya senang nulis diary sampai berbuku-buku. Isinya ya tentang keseharian saja,” ujarnya. Ia juga suka ikut lomba menulis. “Sering juga ikut project nulis bersama teman-teman. Tulisan-tulisan itu sudah diterbitkan secaraonline via www.nulisbuku.com dan www.leutikaprio.com. Sekarang sih lebih aktif nulis blog di www.sintia-astarina.blogspot.com,” terangnya. Memang untuk menjadi penulis, tidak ada cara lain, dari pada rajin menulis. “Diusahakan setiap hari harus menulis, tidak penting seberapa panjangnya. Update status di twitter saja bisa dibilang menulis. Ungkapkan saja yang ada di dalam kepala kita lewat tulisan. Nah, kalau kita sering menulis, lama-lama akan jadi kebiasaan. Tinggal diasah saja. Menulis itu nggak sulit, bikin nagih malah,” ujar wanita yang di kampusnya terlibat di Unit Kegiatan Mahasiswa Majalah Ultimagz. “UKM ini juga bisa jadi wadah saya untuk bisa lebih rajin menulis dan mengasah bakat.” Menulis dan membaca, menurut Sintia, merupakan dua hal yang saling menunjang dalam merintis profesi penulis. Ke depan, ia ingin menelurkan karya-karya berkualitas yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Untuk itu ia berjanji akan terus berlatih dan banyak berdoa. ?Paul Maku Goru
EDISI EDISI160 160Tahun TahunXX 11- -28 28Februari Februari2013 2013
Senggang 17 17
D
I tahun 2007 dan awal tahun 2009 ia meluncurkan buku “The Power Of Public Speaking – Kiat Sukses Berbicara di Depan Publik” dan “Kiat Cerdas Berkampanye di Depan Publik”. Kedua buku yang diterbitkan Gramedia ini akhirnya menjadi National Best Seller hingga mengalami cetak ulang sampai saat ini. Awal tahun 2008 buku tersebut diterima sebagai Buku Bahasa Indonesia pertama koleksi Perpustakaan Cornell University New York, Kajian Khusus Studi tentang Asia Tenggara. Charles juga dikenal sebagai pendiri dariCBS School Of Communications – sebuah lembaga pengembangan diri dan pelatihan Sumber Daya Manusia berbasis komunikasi. Serta lebih banyak berada dalam Panti Asuhan Parapattan. Panti Asuhan Parapattan termasuk salah satu panti asuhan tertua di Indonesia. Didirikan oleh Rev. Walter Medhurst 17 Oktober 1832 dengan nama The English Orphan Asylum. Pada jaman Belanda berubah menjadi Parapattan Weezen Gestticht. Akhirnya pada tahun 1953 diserahkan untuk dikelolah oleh pihak Indonesia sampai saat ini dikenal dengan Panti Asuhan Parapattan yang bernaung dibawah Yayasan Parapattan. Anak asuh berkisar antara umur 3 sampai 18 tahun dan menampung kurang lebih 65 anak asuh. Charles Bonar Sirait menggagas kegiatan bertema “CBS Panti Asuhan Parapattan @Amerika” Kegiatan ini dilaksanakan di pusat kebudayaan Amerika Serikat yang berlokasi di Pacific Place Mall, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12/12). Menurut Charles, acara “School Visit” ini dimaksudkan untuk memberikan semangat kepada anak-anak dari panti asuhan Parapattan yang terdiri dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menangah Atas (SMA) untuk meraih pendidikan dan mimpi yang lebih tinggi lagi. “Acara ini bentuknya memberikan edukasi kepada anak-anak panti asuhan Parapattan. Selain itu, agar anakanak tersebut jadi termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, untuk meraih cita-cita yang tinggi,” kata Charles. Gedung Panti Asuhan Parapattan berada di Otista Jakarta Timur, dan menempati bangunan tua Belanda. Mereka bukan hanya berasal dari anak yatim piatu namun juga mempunyai masalah keluarga yang broken home. Mereka perlu dibantu karena masa depannya masih panjang. Dan kini satu dua orang dari panti Asuhan Parapattan mendapatkan beasiswa dari Kedutaan Besar Amerika. Aturannya bagi mereka yang ingin masuk Panti Asuhan Parapattan harus mengajukan proposal terlebih dahulu dan diriset keadaan serta kondisi keluarga mereka. Dan tidak menutup kemungkinan untuk dapat membantu panti yang lain. “Saya juga tidak menutup kemungkinan untuk juga membantu panti yang sedang mengalami kesulitan. Karena dasar bedirinya sebuah panti itu berbeda-beda. Ini sebuah panggilan, dan sejak kecil mempunyai kesenangan untuk bisa memperhatikan urusan kecil/ kesulitan orang lain,” jelas Charles yang adalah jemaat Gereja Jakarta Praise Community Church (JPCC) Jakarta Pusat. Selain itu, ada hal lain yang bisa dipetik dari kunjungan tersebut, kata Charles hal ini juga dilakukan sebagai cara untuk mendekati pihak-pihak yang diharapkan untuk memberikan bantuan secara nyata kepada anak-anak panti asuhan. Di Kristen diajarkan apa yang kita miliki semua bukan punya kita karena ada perpuluhan untuk dapat membantu orang yang tidak mampu. “Inilah yang saya sukai sejak kecil, dan inilah yang saya senangi, bisa melihat orang lain bahagia,” tandasnya. ?Andreas Pamakayo
REFORMATA
18 Laporan Khusus
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Sekolah Katolik “Dipaksa” Ajarkan Islam Enam sekolah katolik di Blitar diancam tutup oleh Departemen Agama setempat gara-gara tidak mengajarkan agama Islam.
E
NAM Sekolah katolik di Blitar, Jawa Timur terancam ditutup lantaran bersikukuh tidak mengajarkan agama Islam bagi murid-muridnya yang beragama Islam. Keenam sekolah tersebut adalah SMA Katolik Diponegoro, STM Katolik, TK Santa Maria, SD Katolik Santa Maria, serta SD Katolik dan SMP Yos Sudarso. Hal itu terkait dengan aturan Walikota Blitar yang mewajibkan anak didik harus bisa membaca Al Quran. Memang, mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 55
Tahun 2007 tentang pendidikan agama, Walikota BlitarSamanhudi Anwar telah mewajibkan anak didik untuk bisa membaca Al Quran yang dituangkannya dalam SK No. 8 Tahun 2012. Pihaknya mewajibkan setiap sekolah untuk menerapkan kurikulum agama Islam paling lambat tanggal 19 Januari 2013. Kepala Seksi Madrasyah dan Pendidikan Agama Islam Kantor Kementrian Agama Kota Blitar Baharudin mengatakan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terhadap sekolah-sekolah yang
Walikota Blitar Samanhudi Anwar
berada di kota Blitar sejak akhir tahun 2012. Namun, kata dia, hingga kini ada 6 sekolah swasta yang tidak bersedia memberikan pelajaran tambahan bagi anak yang beragama Islam. Surat peringatan sudah dilayangkan. Isinya tak mainmain: Jika lewat tenggat waktu tersebut pihak sekolah belum menyatakan kesiapan untuk memberikan tambahan pelajaran agama (Islam), maka pemerintah akan mencabut ijin operasional 6 sekolah tersebut. Pius, Tegal, juga terancam Ancaman serupa terjadi di Tegal, Jawa Tengah. Persekolahan Yayasan Asti Darma Pius Tegal yang terdiri dari TK, SD, SMA dan SMK, juga telah mendapatkan tiga kali peringatan dari Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Tegal. Pasalnya, yayasan tersebut belum menyediakan guru pendidikan agama yang sesuai dengan agama siswa, dalam hal ini muslim. Padahal, jumlah murid yang bersekolah di tempat itu mencapai 112 siswa. Menanggapi hal tersebut,
Lebih Politis Dibanding Hak Anak Didik Sejak dirumuskan, pasal tentang pendidikan agama di sekolah swasta sarat aroma politis. Apa kepentingan politis di belakang pasal pelajaran agama tersebut?
B
Weinata Sairin
UKAN hanya Blitar dan Tegal, tuntutan agar sekolah kristiani mengajarkan pelajaran agama Islam digelorakan. Beberapa daerah lain pun turut meramaikan tuntutan akan pelaksanaan pasal 12 a UU RI No. 20 Tahun 2003 sambil menutup mata terhadap kehadiran pasal 55 ayat 1 UU yang sama. Sekedar mengarisbawahi ulang, dalam pasal 12 a disebutkan, “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.” Sementara pasal 55 ayat 1 berbunyi: Masyarakat
REFORMATA
berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat.” Dalam penjelasan atas pasal 51 ayat 1 dinyatakan bahwa kekhasan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap dihargai dan dijamin oleh undang-undang ini. Tumpang tindih? Terkesan ada tumpang tindih antara kedua pasal 12 a dan pasal 55 ayat 1 di atas. Di satu pihak, seperti amanatkan pasal 12, setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk mengajarkan agama yang sesuai dengan agama peserta didik dan dilakukan pula oleh guru yang seagama. Tapi di lain pihak, mengacu pada pasal 55 ayat 1 dan penjelasannya tadi, setiap lembaga pendidikan berhak untuk mempertahankan kekhasan sekolahnya. Nah, dalam konteks sekolah kristiani (baik katolik maupun kristen), kekhasan itu antara lain ditunjukkan dengan hanya mengajarkan agama katolik atau kristen. Kelihatannya memang masalah sudah terjadi sejak perumusan dan pengesahannya yang diwarnai ketegangan dan demonstrasi di berbagai daerah, terutama
Karolus Jande menyangkut eksistensi padal 21 a tersebut di atas. Menurut Pdt. Weinata Sairin M.Th., pasal 12 a itu memang mempunyai sejarah yang panjang. “Saat itu, persisnya di tahun 2003, saat pembahasan RUU Sisdiknas, MPK (Majelis Pendidikan Kristen) dan MNPK (Majelis Nasional Pendidikan Katolik) mengusulkan berbagai rumusan antara lain yang isinya adalah agar pendidikan agama di sekolah itu menjadi tanggung jawab sekolah bersama orang tua peserta didik, dan bisa dibicarakan bersama-sama di antara dua belah pihak. Namun semua usul tidak berhasil,” tegasnya. Lalu sekolah berdasar kekhasan
pimpinan Yayasan Katolik Asti Darma, cabang Tegal Sr. M. Madeleine, PBHK menyatakan keberatannya. Dalam surat tanggapannya nomor 247/YADCT/ HK/V.2012 tertanggal 26 Mei 2012, suster Madeleine menegaskan bahwa sekolah milik Yayasan Asti Dharma tidak berada di bawah Kementrian Agama tetapi di bawah Kementrian Pendidikan Nasional. Mereka juga menyatakan keberatan atas teguran yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama kota Tegal tersebut. “Semua perserta didik yang sekolah di Pius, orang tuanya telah menandatangani pernyataan bahwa anak-anak menerima pelajaran agama sesuai ciri khas sekolah katolik,” tegas suster dalam pernyataannya itu. Tak Melawan UU Sisdiknas MNPK (Majelis Nasional Pendidikan Katolik) sebagai payung bagi sekolah-sekolah katolik di Indonesia menegaskan bahwa sekolah katolik, untuk menegakkan prinsip kekhasannya seperti diamanatkan UUD Sisdiknas (UU RI No. 20 Tahun 2003) berhak untuk mempertahankan kekhasan atau ciri khas lembaga pendidikannya. Pada dasarnya Sekolah Katolik seperti sekolah swasta lain pada umumnya harus mematuhi UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 55 ayat (1) yang berbunyi: “Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal, sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk
kepentingan masyarakat.” Dalam bagian penjelasannya ditegaskan: “Kekhasan satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat tetap dihargai dan dijamin oleh undangundang ini.” Nah, mengajarkan hanya pendidikan agama Katolik, menurut MNPK merupakan kekhasan sekolah katolik. Ditegaskan lagi bahwa pasal 55 ayat 1 UU Sisdiknas merupakan rujukan utama praktek yang selama ini berlaku di sekolah katolik. “Sekolah katolik tidak bisa berbuat lain selain mentaati Peraturan Perundang-undangan cq UU Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku. Secara hirarkhis juridis, UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 lebih tinggi dan harus lebih ditaati dari pada PP No.55 Tahun 2007 Pasal 4 ayat (2).” Tegas MNPK. Adapaun bunyi PP tersebut adalah “Setiap peserta didik pada satuan pendidikan di semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”. Keberatan biasanya dilakukan bukan oleh orangtua peserta didik – karena memang mereka sudah menandatangani perjanjian sebelum proses belajar-mengajar terjadi -, tapi oleh pihak-pihak lain yang memikul agenda politiknya sendiri. “Peserta didik dan orangtua yang telah memilih Sekolah Katolik untuk pendidikan anak menyadari sepenuhnya dan telah menyetujui konsekuensi sekolah berciri khas katolik waktu masuk pendaftaran. Mereka tidak keberatan akan hal itu. Mengapa pihak yang tidak berkepentingan berkeberatan! Jelas ini bukan soal hak tetapi soal politik,” tegas MNPK. ?Paul Maku Goru
agama diakui dan dijelaskan dalam penjelasan pasal 55 ayat 1. “Itu hasil perjuangan MPK dan MNPK dengan bersumber pada pasal 47 ayat 2 UU No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. “Sebenarnya tidak tumpang tindih. Hanya sekarang pasal 12 itu tidak lagi memberi ruang bagi pasal 15 ayat 1,” ujar mantan Sekretaris Umum Majelis Pendidikan Kristen yang sangat aktif dalam mengeritik pasal-pasal rancangan UU Sisdiknas di masa itu. Kental nuansa politis Menurut pastor Karolus Jande MH, gugatan serta ancaman yang diterima oleh sekolah-sekolah kristiani seperti di Blitar, Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya, seharusnya menyadarkan para penyelenggara pendidikan untuk memahami peraturan perundang-undangan dalam bidang pendidikan. Menurut Karolus, PP 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan mengacu pada Pasal 12 ayat (1a) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional. Pasal inilah yang menjadi perdebatan prokontrak UU Pendidikan waktu masih RUU antara tahun 20022003. Penyusunsan PP ini oleh Kemenag bersama pihak-pihak yang pro pasal yang diperdebatkan itu. Sementara pasal Pasal 55 ayat 1 adalah pasal yang memang diperjuangkan oleh pihak kontrak untuk mengimbangi pasal 12 tersebut di atas. Pasal 12 ayat (1a) menekankan hak peserta didik sedangkan pasal 55 ayat (1) menekankan hak satuan pendidikan dalam hal ini sekolah. “Kedua-duanya benar dan sah secara yuridis atau hukum.
Dengan demikian UU No. 20 Tahun 2003 rancu, bertentangan dengan prinsip hukum bahwa pasalpasal dalam UU tidak boleh ada klausul yang saling bertentangan. Dalam hal ini hak siapa yang dipentingkan? Tergantung cara pandang, siapa dan kepentingan apa,” tegas pastor Karolus. Tapi, lanjut pastor Karolus, kasus Blitar dan Tegal serta daerah lainnya, bukanlah masalah hak peserta didik atau orang tua/wali murid. Toh mereka telah menandatangani pernyataan bahwa peserta didik atau orangtua/walinya bersedia mengikuti tata tertib sekolah, antara lain, pendidikan dan pelajaran agama di sekolah katolik adalah hanya pendidikan dan pelajaran agama katolik. Pelajaran agama katolik adalah salah satu bentuk perwujudan kekhasan sekolah Katolik. Seandainya masalahnya adalah masalah hak, maka peserta didik atau orang tua/wali yang berhak menuntut kepada pihak penyelenggara (yayasan) dan pengelola (kepala sekolah) untuk memenuhi haknya, bukan orang lain, yang tidak ada kaitan langsung dengan pihak sekolah, apa lagi pihak lembaga tertentu seperti Kemenag atau Kemendikbud Blitar. “Kasus Blitar, bukan masalah hak peserta didik untuk mendapatkan pendidikan agama tetapi masalah politisasi pendidikan dan agama dijadikan kuda troya kepentingan kelompok tertentu untuk perwujudan visi dan misi pollitiknya, apalagi menjelang pemilu 2014, sehingga bila mereka berhasil di Blitar dan Tegal, hal itu menjadi materi kampanye paling ampuh untuk memenangkan pemilu 2014,” tegas Karolus. ?Paul Maku Goru.
Laporan Khusus 19
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Ir. David J. Tjandra, M.A., Ketua Umum Pengurus Harian MPK
“Ada Agenda Sekularisasi Sekolah-sekolah Kristen dan Katolik!” Selain ke enam sekolah yang mengalami ancaman di Blitar, masih adakah sekolahsekolah kristen di tempat lain yang – menurut laporan yang masuk ke MPK – mendapatkan ancaman serupa? Laporan terakhir adalah dari sekolah Yapendik GPIB di Sungailiat dan ini akan terus diikuti daerahdaerah lain seiring dengan otonomi daerah. Apakah Anda juga melihat adanya ketidaksinkronan antara pasal 12 dan 55 UU Sisdiknas. Bagaimana sikap Anda – mewakili MPK, terhadap hal ini. Apa kebijakan yang biasa diambil oleh sekolah-sekolah kristen? Pasal 12 lebih kepada hak anak didik sedang pasal 55 untuk penyelenggara sekolah yang mempunyai kekhasan dan berbasis keagamaan seperti sekolah kristen dan sekolah katolik. Mengacu pasal 55, maka adalah hak sekolah kristen dan katolik untuk menyelenggarakan pendidikan sesuai kekhasannya. MPK mengambil sikap untuk bertahan dan tidak menyerah karena keterpanggilan kita untuk turut mencerdaskan bangsa sesuai keyakinan iman kristiani yang kita anut.
Ada apa di balik desakan untuk menjalankan pasal 12 secara murni dan konsekuen. Apakah demi kepentingan siswa atau kepentingan lainnya? Apa agenda besar di balik ini semuanya? Apakah untuk menghilangkan sekolah kristen dari daerah mayoritas muslim? Apa kebijakan yang pas untuk mengatasi hal itu? Jelas ada agenda yang lebih besar yaitu sekularisasi sekolah-sekolah kristen dan katolik. Kalau kita ikut menyelenggarakan pelajaran agama lain, lalu apa artinya sekolah kristen dan katolik lagi? Bukankah dengan begitu berarti sekolah katolik dan kristen sudah menjadi sekolah umum? Bagaimana kebijakan yang diambil oleh sekolah-sekolah berlatar agama (bukan sekolah kristen) terhadap tuntutan seperti itu? MPK juga mendukung MNPK (katolik) dalam tetap konsisten m e nye l e n g g a ra k a n pendidikan sesuai keunikan dan kekhasan kami. Sebenarnya untuk menghadapi pasal 12 tentang hak
anak didik, baik sekolah kristen maupun sekolah katolik sudah memberi kepada orang tua surat pernyataan dan kesediaan untuk mendapat pelajaran agama kristen dan katolik. Biasanya mereka tidak mempermasalahkan karena mereka sadar akan konsekuensi tersebut ketika mereka mendaftar ke sekolah Kristiani. MPK juga melakukan koordinasi dengan M N P K , j u g a politikuspolitikus kristen di DPR untuk
Dukung MIKA Melalui Pre-Christmas Concert H
ARI Sabtu 8 Desember 2012 jemaat gereja Christian Reformed Church (CRC) di Dee Why yang terletak di wilayah Sydney bagian Utara, negara bagian New South Wales (NSW) di Australia mengadakan acara yang disebut Pre-Christmas Concert. Acara yang digagas oleh Vincent Strickling, salah seorang penatua
undang untuk berpartisipasi. Vincent & Sjoukje isterinya pernah datang menghadiri kebaktian IRC bulan Juni 2012 dan sempat ‘kagum’ melihat penampilan grup musik Angklung & Kolintang yang dimainkan oleh jemaat IRC ketika itu. Maka ia tertarik untuk mengundang grup musik tradisional yang menggunakan instrumen terbuat dari bambu tersebut untuk ikut
(deacon) di gereja tersebut bertujuan untuk mempersiapkan jemaat untuk menyambut hari Natal. Acara ini juga diharapkan dapat menggugah masyarakat di Dee Why dan sekitarnya untuk mengenal Kristus melalui rangkaian kesaksian pujian serta instrumen musik yang bertema Natal. Dalam acara tersebut jemaat Indonesian Reformed Church (IRC) di Sydney yang merupakan ‘sisterchurch’ dari Gereja Reformasi Indonesia jemaat Antiokhia juga ikut di-
memeriahkan konser ini. Dalam Pre-Christmas Concert ini juga dikumpulkan persembahan sukarela yang seluruhnya dipersembahkan untuk mendukung pelayanan Yayasan MIKA, khususnya Sekolah Kristen Makedonia di Ngabang, Kalimantan Barat. Berikut ini liputan secara lengkap acara yang digelar dalam konser menjelang Natal di Dee Why. Acara dibuka dengan sambutan singkat dan doa pembukaan oleh Vincent sebagai koordinator sekaligus
penanggung jawab acara ini. Konser diawali dengan permainan flute oleh Susan Cronje diiringi dengan permainan piano oleh Trish Faulks, mereka menampilkan dua lagu masingmasing “All in the April Evening” & “The First Noel”. Selanjutnya seluruh jemaat yang hadir diajak menyanyi pujian The First Noel tersebut. Acara selanjutnya adalah penampilan pujian solo oleh Elsie Mae Loadman, seorang gadis yang berusia sekitar 9 tahun. Elsie didampingi oleh Judy Lindeman, guru yang membimbingnya dalam seni suara. Para hadirin pun dibuat terdiam kagum ketika Elsie, dengan vokal yang nyaris seperti Charlotte Church, melantunkan lagu abadi dan ‘anthem’ Natal “Silent Night” dengan begitu anggun dan merdu. Elsie kemudian membuat hadirin kembali secara serempak dan spontan bertepuk-tangan ketika ia menyanyikan lagu kedua yaitu “Castle on a cloud” dari Les Miserables yang berkisah tentang sebuah istana impian anak-anak yang berada di atas awan. Trish Faulks kembali tampil tapi kali ini ia bermain alat musik klasik yang antik dan unik yaitu sebuah harpa (Harp) dan Susan Cronje mendampingi Trish namun tidak dengan flute tetapi dengan permainan piano. Kedua musician yang multitalented ini menyuguhkan sajian indah paduan dua instrument tersebut dalam sejumlah lagu antara lain medley “Seek Ye First/As the Deer” , “Behold what manner”, “The Water is wide” & “Beautiful Dreamer”. Berikutnya hadirin kembali diajak bernyanyi lagu “Go tell it on the
mendukung perjuangan pendidikan kristen di negara Pancasila ini. Pelayanan pendidikan itu harus diletakkan dalam konteks penginjilan (kristenisasi) atau dalam konteks mencerdaskan masyarakat? Toh, sejak dulu, sekolah menjadi medium “kristenisasi”. Bagaimana merubah paradigma itu? Sebenarnya pelajaran agama K (kristen maupun katolik) sendiri tidak menjamin. Namun yang lebih lebih mendasar adalah pemahaman nilai-nilai K yang diterapkan di sekolah K akan lebih bermanfaat dan inilah yang seharusnya membedakan atau memberi nilai lebih dari sekolah umum lainnya. Bahwa melalui pemahaman kekristenan, seseorang diharapkan bertumbuh dalam karakternya bukan hanya knowledge atau kognitifnya yang bisa didapat sekolah-sekolah pada umumnya. Jadi bukan untuk kristenisasi atau menjadikan orang beragama kristen namun tidak ada dampaknya. Kalau saja sekolah Kristen dan Katolik bisa mempengaruhi orang yang beragama lain dengan nilai-nilai Kristiani yang
dihidupinya, maka sekolah K tersebut boleh dikatakan berhasil dalam menghasilkan generasi dan pemimpin masa depan yang lebih baik. Itulah yang MPK harapkan supaya kehadiran sekolah Kristen bisa menghadirkan shaloom Allah di bumi Indonesia ini. Bagaimana seharusnya umat atau jemaat menyikapi hal ini? Ya, MPK terus mengajak seluruh komunitas kristiani yaitu gereja, jemaat, orang tua, media kristen dan sebagainya untuk mendukung perjuangan pendidikan kristen supaya tetap exist di bumi Indonesia sebagai kontribusi umat Kristen bagi negeri ini sesuai tag line MPK: mendidik bagi Negeri, ikut mencerdaskan bangsa dan menghadirkan shaloom Allah di bumi Indonesia. Dengan otonomi daerah, tekanan yang dialami sekolah kristen dan katolik menjadi semakin berat. Kalau komunitas kristiani seperti gereja, orang tua, jemaat, politikus kristen dan media kristen tidak mau mendukung maka suatu saat mungkin sekolah kristiani hanya tinggal sejarah di bumi Indonesia. Jika hanya MPK sendiri yang berjuang, tidak akan mampu bertahan. ?Paul Maku Goru
mountain” namun dengan sedikit variasi, dimana ada 3 orang penatua (elders) yang berperan sebagai gembala lalu bernyanyi bait pertama hingga bait terakhir di atas panggung, sementara hadirin hanya menyanyikan bagian refrein nya saja. Setelah itu, tibalah giliran bagi jemaat IRC Sydney untuk tampil dan pdt Robby Moningka mengawali dengan sharing mengenai pelayanan MIKA terutama mengenai perkembangan dan pergumulan dalam mengembangkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat di Kalimantan yang dikerjakan di Sekolah Kristen Makedonia di Ngabang. Berikutnya tampil grup musik angklung dan kolintang yang dimainkan
judul “You Are The Light” dari David Hodges dengan iringan gitar yang ia mainkan sendiri dan dibantu dengan akustik gitar oleh ayahnya, Pdt.Robby Moningka. Acara berikutnya kembali menampilkan duet Trish & Susan yang sekali lagi memainkan instrumen harpa dan piano. Mereka membawakan dua lagu masing-masing “The Nightingale Song” & “O Holy Night”. Setelah itu hadirin bernyanyi bersama lagu “Joy to the world” bersama-sama. Konser diakhiri dengan permainan organ & piano oleh Trish & Susan yang memainkan lagu “God be with you till we meet again”. Mereka lalu kemudian mengajak hadirin menyanyikan lagu tersebut
oleh paduan anak-anak Sekolah Minggu, para guru dan orangtua mereka dipimpin oleh Bpk James Khouw. Sayang hanya satu lagu yaitu “In the Garden” yang bisa ditampilkan mengingat keterbatasan waktu dan tenaga untuk persiapannya. Setelah itu tampil Ensemble Violin anak Sekolah Minggu kelas besar dari IRC dengan dirigen Bpk Bobby Kurniawan, yang menyajikan dua lagu Natal yaitu “O Come all ye Faithful” dan “Zion’s Daughter”. Selanjutnya tampil Thea Clarissa Moningka menyanyikan lagu Natal ber-
bersama-sama dan sempat membuat sebagian hadirin terharu. Konser kemudian diakhiri dengan ucapan terima kasih dan doa oleh salah seorang penatua dan dilanjutkan dengan fellowship sambil menikmati hidangan makan malam. Dari konser ini terkumpul persembahan sekitar A$500,- yang seluruhnya dipersembahkan untuk mensupport pelayanan Yayasan MIKA. Puji Tuhan! Pdt.Robby Moningka (Gembala Indonesian Reformed Church, Sydney)
Liputan
REFORMATA
20 Profil
EDISI EDISI 160 160 Tahun Tahun XX 11 -- 28 28 Februari Februari 2013 2013
Ir. Texin Sirait, MM, pendiri PT Prakarsa Enviro Indonesia (Prakindo)
Manjadi Berkat dari Bisnis Pengolahan Limbah A
IR adalah sumber kehidupan. Namun, peradaban yang maju nyatanya tidak diimbangi dengan pelestarian lingkungandan kebersihan air. “Dulu, puluhan tahun sungai-sungai masih bening, jernih airnya. Air mineral itu sesuatu yang mewah. Sekarang, di kota misalnya masyarakat umumnya menggunkan air mineral. Tidak berani lagi masyarakat menggunakan air ledeng atau sungai untuk dimasak,” ujar Ir Texin Sirait, pengusaha yang berbasis pemeliharaan lingkungan, ini. Perusahaannya memproduksi alat untuk mengelola limbah menjadi air yang tidak merusak, hingga menjadi air yang bisa dikonsumsi. Skalanya bisa perumahan atau satu wilayah. Belajar dari pengamatan pentingnya air yang bersih itu, untuk hajat hidup manusia, Texin tergerak mendirikan perusahaan pengelolaan air. “Intinya, kita punya visi meningkatkan kualitas manusia dengan mengelola limbah untuk lingkungan yang lebih baik,” ujar Texin. Bermakna bagi orang lain Pria kelahiran Tanah Jawa,
REFORMATA
Simalungun, Sumatera Utara pada 15 Mei 1957, adalah lulusan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1984, jurusan teknik kimia. Kemudian menempuh pascasarjana, Magister Manajemen dari Institut Pengembangan Pengusaha Indonesia di Major Manajemen Keuangan, tahun 1996. Ia mengawali kariernya sebagai dosen tamu di Institut Nasional Sains dan Teknologi ISTN, Bandung. Satu tahun menjadi dosen, ia bekerja di sebuah perusahaan minyak dan gas. Tahun 1985, Texin diterima menjadi Insinyur lapangan Johnson di Schlumberger Flopetrol Balikpapan. Tapi kemudian keluar. Ia mengaku bosan dengan tantangan yang ada. “Hidup pada zone nyaman juga tidak baik. Gaji besar, tetap tidak ada makna yang kita serap, dan lagi lingkungan yang tidak mendukung. Saya keluar dari perusahaan,” Texin member alasan. Pada 1994, Texin Sirait bergabung dengan salah satu perusahaan swasta nasional yang dipercaya untuk bisnis lingkungan. Texin terus mengekplor
kemampuannya. Di tahun itu juga, dia menemukan salah satu teknologi pengolahan air limbah dari Kanada. Kemudian, dia memodifikasi mesin tersebut yang diberi label Rotating Kontraktor Biologi (RBC). Sambil bekerja Texin tidak lupa mengembangkan diri. Terus menaiki anak tangga, membuat kehidupannya dinamis. Sepertinya sudah jalan hidupnya, sepanjang kariernya, sebelum mendirikan perusahaan sendiri Texin selalu bekerja dijalur berbasis sanitasi, limbah dan pengelolaan lingkungan. Memulai karir di bidang pemasaran dengan Sales Engineer di Diversey Kimia, telah menjadikannya ahli dalam salah satu perusahaan konsultan PT Ciprocon. Tak puas hanya di situ, Texin kemudian kembali untuk mengejar karir di bidang pemasaran di Drew Chemical Ameroid. Dari sana kemudian bergabung ke PT Guna Elektro. Tahun 2001, seiring perkembangan PT Guna Elektro, Texin membangun kemitraan dengan ITB dan Drew Ameroid. Dari sana dia bergabung dengan PT Kastraco Teknik, sampai akhirnya pada tahun 2002 memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri, PT Prakarsa Enviro Indonesia (Prakindo) bersamasama rekan-rekannya semasa di PT Guna Elektro. Melihat perkembangan perusahaan Prakindo, ia menyerah jabatannya di PT Kastraco Teknik, dan lebih konsentrasi mengembangkan PT Prakarsa Enviro Indonesia yang dia dirikan. Di awalnya Texin memimpin langsung perusahaan ini. Seiring berjalannya waktu dia kemudian memberikan tampuk komando pada Ir Luhut Tunggul Sianturi sebagai Direktur
Utama. “Sampai sekarang ini, sejak berdiri tetap menunjukkan kenaikan, termasuk dulu hanya beberapa orang, kini sudah puluhan orang. Sebenarnya perusahaan ini mempekerjaan 500 orang karyawan. Ketika itu ada proyek tahunan di Pekanbaru,” ujar Luhut saat mendampingi Texin. Sudah menjadi cerita umum, setiap usaha yang dibangun selalu ada kurva fluktuatif. Naik turunnya perusahaan menjadi motivasi bagi Texin untuk maju terus. “Tak ada jalan mulus menuju puncak gunung, selalu terjal dan berkerikil. Tidak jalan mulus menuju keberhasilan,” ujar Texin memotivasi. Keseimbangan hidup Permintaan pengolahan limbah makin tinggi. Bahkan sebagian tidak bisa dicover karena saking banyak order untuk membuat alat pengelolaan air, produk yang diproduksi perusahan Texin. Namun, seiring waktu perusahaannya makin berkembang, dari hasilnya, pada 2003, bisa didirikan gedung sendiri diberi nama Graha Prakindo, Villa Galaxi, Bekasi. Permintaan pun semakin tinggi dan membutuhkan modal usaha yang besar. Beruntung pada 2005, Texin mengenal PT Astra Mitra Ventura (AMV), anak usaha Astra grup yang memberi pinjaman kepada pelaku UKM. Pinjaman pertama sebesar 50 juta rupiah hingga menyentuh batas maksimal plafon kredit 15 miliar rupiah. Menurut Texin, perkenalan dengan perusahaan AMV juga merupakan tangan Tuhan. “Perusahannya bisa berkembang pesat karena pendampingan dari AMV. Saat ini sudah ada lima anak usaha Prakindo. Di antaranya, PT Prakarsa Etsa Utama sebagai anak perusahaan yang mendukung kegiatan bisnis PT Prakindo khususnya dalam karya
fabrikasi baja dan pengadaan panel control,” katanya. Sukses baginya harus seimbang. Sukses membangun bisnis, sukses juga di keluarga. Juga di bidang rohani. Ayah satu anak ini mengerti atas sukses yang seimbang. Sebelumnya Texin, adalah majelis di GKI Kemang Pratama, Bekasi. “Sekarang tidak lagi majelis, istri yang majelis. Karena di GKI majelis itu ada periodenya. Kami sepakat dengan keluarga,” terangnya. Alih-alih mendirikan perusahaan sendiri juga karena dulu, ketika masih majelis, sering kali kalau mau rapat saya harus mengajukan izin. “Berkalikali perasaan makin tidak enak kalau minta izin ke gereja. Salah satu alasan saya mendirikan perusahaan untuk menjadi saluran berkat. Tetapi soal kebebasan waktu, kita harus permisi kalau mau rapat di gereja,” Texin memberi alasan. Membangun perusahaan ini juga, kata Texin, karena terbetik makna kata compeni. “Compeni sebenarnya dari bahasa Latin yang artinya mengumpulkan roti untuk makan bersama-sama. Perusahaan ini juga didasarkan pemikiran itu, berusaha bersama-sama dan makan bersamasama,” ujarnya tertegun. Maka, alasan itu, Texin bersama istrinya Rumanti Yuliasih, dan Heru Indriyatno mendirikan PT. Prakarsa Enviro Indonesia (Prakindo) pada 21 Juni 2002. Kegiatan perusahaan awalnya dijalankan di rumah, Pondok Pekayon Indah, Galaxi, Bekasi. Kamar rumahnya disulap menjadi ruang kerja yang disekat dengan kain, komputer bekas dan peralatan kantor bekas dipakai karena keterbatasan modal, ketika itu. Keseimbangan hidup dipahaminya sebagai berbagi dan melayani. Dia adalah Ketua Yayasan Dian Kencana Indonesia yang menaungi Sekolah Tinggi Teologia Elohim, Malang, Jawa Timur. Sekolah ini tempatnya menunjukkan komitmen pelayannya. “Semua mahasiswa berasal dari desadesa. Jadi mereka tidak punya dana. Praktis yayasanlah yang membiaya dari proses kuliah hingga kebutuhan seharihari mahasiswa. Saat ini mahasiswanya ada sekitar 60 orang,” kata Texin. ? Hotman J. Lumban Gaol
Jejak 21
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Athanasius
Melawan Penggugat Ketuhanan Kristus D
I jaman yang serba bebas seperti sekarang ini, makin banyak orang yang ingin mencoba menunjukkan eksistensi dirinya dengan memilih sikap atau pilihan pandangan berbeda dari yang lain – termasuk melawan setiap kemapanan dan ajaran agama (dogma) yang statis. Mempertanyakan kembali Keallahan Kristus adalah salah satu upaya mewujudnyatakan sikap pemberontakan tadi. Pandangan nyeleneh yang meragukan ketuhanan Kristus sesungguhnya tidak hanya ada di masa kini. Bahkan jauh ke belakang, pada masa bapa-bapa gereja pun, sudah ada sekian banyak orang yang mempertanyakannya. Ada begitu banyak karya bapa-bapa gereja bahkan ditujukan secara khusus untuk menjawab persoalan semacam ini (apologia). Dan salah satu di antaranya adalah Athanasius, tokoh gereja katolik awal yang sangat getol memperjuangkan keyakinannya agar tak dirongrong oleh ajaran sesat. Hampir seluruh hidup Athanasius
diabadikan untuk melawan Arianisme (salah satu ajaran sesat waktu itu). Sebagai orang yang setia pada prinsip yang dipegangmembuat Athanasius kurang disenangi oleh sesama rekan, karena kesan yang ditangkap adalah kekakuannya dan sombong itu. Salah satu contohnya dapat dilihat dari kekonsistensiannya dalam melawan ajaran Arianisme, tanpa sekalipun kompromi terhadapnya – meski orang di sekelilingnya justru makin permisif terhadap lawan-lawan penggugat ajaran gereja – termasuk Kaisar ikut-ikutan toleran terhadap mereka. Meskipun itu semua dilakukan Kaisar agar orang-orang yang ada di daerah kekuasaannya bersatu. Dengan alasan itu Kaisar menganjurkan agar gereja ortodoks lebih banyak memberikan toleransi khususnya pada Arius, agar dia dapat kembali ke dalam persekutuan gereja setelah mendapat hukuman yang pantas. Sikap seperti inilah yang ditentang
oleh Athanasius. Bagi pria yang diperkirakan lahir pada akhir abad ke-3 ini, sikap kompromi dapat berubah menjadi bumerang yang akan membunuh balik. Dengan berkompromi terhadap ajaran Arianisme, maka dengan sendiri telah membuka pintu lebar-lebar untuk Arius membongkar ajaran keallahan Kristus yang akan mengakibatkan tamatnya agama kristen. Athanasius adalah seorang penulis yang sangat produktif. Banyak karya-karya teologi yang penting bagi perkembangan kekristenan dan teologi keluar dari “rahim” olah pikirnya. Karya-karya tersebut antara lain: Riwayat Hidup Antonius; surat-surat Paskah; karya-karya anti-Arianisme; dan karya-karya apologia. Di samping keempat karyakaryanya tadi, masih ada satu karya lagi yang mengesankan dan isinya betul-betul perjuangkan, yakni, Inkarnasi Firman. Dalam buku ini, kelihatan betul bagaimana keseriusan Athanasius memperjuangkan pengakuan keallahan Yesus
Kristus. Ini semua terdorong oleh imannya pada Kristus. Hanya Kristuslah dapat menyelamatkan kita. Keselamatan seluruh umat bergantung pada belas kasih-Nya. Meskipun ada pendapat kontra dari penganut Yahudi yang mengatakan bahwa inkarnasi dan penyaliban anak sangat tidak pantas, bahkan mengurangi martabat-Nya, Athanasius tetap saja beriman teguh. Dalam menjawab pernyataan orang Yahudi tadi, Athanasius, Uskup Aleksandria sejak 328 ini, menunjukkan bahwa inkarnasi salib itu justru pantas, tepat dan sangat wajar. Sebab dunia yang diciptakan melalui Dia hanya dapat dipulihkan oleh Dia. Pemulihan ini tidak bisa terjadi, kecuali melalui salib. Menurutnya: “Kitalah yang
menyebabkan Ia menjadi daging. Ia mengasihi kita sedemikian rupa, sehingga untuk keselamatan kita, Ia lahir sebagai manusia... Ia datang di antara kita. Setelah ia membuktikan keallahan-Nya, Ia mempersembahkan kurbanAnak-Nya demi kita dan menyerahkan tubuh-Nya kepada maut menggantikan umat manusia”. (inkarnasi Firman 4). Athanasius juga menjawab argumen-argumen pengikut Arius yang menyitir dari Alkitab untuk membuktikan bahwa Anak Allah lebih rendah dari Sang Bapa. Athanasius menjawab bahwa bagian dari Alkitab itu menunjukkan pada status Yesus sebagai manusia, bukan pada status kekal-Nya sebagai Allah. “Anak diperanakkan bukan di luar Sang Bapa, tetapi dari Allah Bapa sendiri. Allah Bapa tetap lengkap, sedangkan “gambar wujudNya” adalah kekal serta menjaga persamaan-Nya dengan Allah Bapa dan rupa-Nya yang tak berubah” (pidato-pidato melawan Kaum Arian 2:24, 33) Sebagai seorang kristen, membela ketuhanan Yesus adalah harga mutlak. Membela Kristus tidak berarti kita sudah memberi nilai lebih terhadap Kristus “obyek” yang dibela. Sebab dibela ataupun tidak, Kristus tetap saja Tuhan. Justru dengan membela ketuhanan Kristus, berarti kita sedang bersaksi memproklamasikan iman kita. Bukankah bersaksi tentang Dia adalah tugas kita sebagai umat-Nya? ?Slamet Wiyono
Mata-mata
Bagaimana Nasib GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia? S AMPAI sekarang ini nasib Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia tetap masih terkatung. Perjuangan kedua jemaat ini tidak lagi semata-mata soal tanah dan pendirian gereja. Tetapi sudah menjadi perjuangan atas NKRI. “Kami tidak lagi semata-mata memperjuangkan tanah dan penderian gedung ibadah. Pengalaman yang terus melilit kami adalah bukan soal itu lagi, sudah ke tahap memperjuangkan kesatuan dan kedaulatan NKRI,” ujar pendeta Palti Panjaitan, Senin, (27/1) pada Reformata. Bagi Palti, wujud perjuangan GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia sampai sekarang ini adalah tetap kebatian di depan istana. Kegiatan ibadah di depan Istana Negara, Jakarta, akan terus
kami lakukan. Untuk minggu ini kegiatan ibadah berjalan lancar dengan pengawalan puluhan anggota Polres Metro Jakarta Pusat. Cuaca yang tak menentu tidak menyurutkan keinginan jemaat melakukan ibadah di depan Istana Negara. Aksi itu rutin digelar hingga tempat ibadah mereka di Bogor dan Bekasi, Jawa Barat, dibuka. Kegiatan itu sudah berlangsung sejak awal Februari 2012, tetapi nasib mereka, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia sepertinya tidak jelas. “Itu lantaran belum ada kepastian dari pemerintah terkait tempat ibadah mereka. Padahal, Mahkamah Agung memutuskan agar tempat ibadah mereka segera dibuka dan digunakan kembali.” Sekarang ini ada isu, sepertinya ada setting Jawa Barat disiapkan menjadi tempat yang empuk untu kelompok intoleran. Matamata
mengamati bahwa banyak dimensi yang ada dalam masalah penolakan gereja di Jawa Barat terhadap HKBP dan GKI. Mengapa HKBP dan GKI? Pertama, bahwa keturuan dan keluarga besar dari Kartosuwiryo, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) di Jawa Barat sekarang ini menyebar di partai dan ormas. Ada kebencian terhadap etnis Batak, karena yang menumpas NII di Jawa Barat adalah Letkol Malau. Kedua, ada segelintir informasi yang salah selama ini, bahwa semua orang Batak di Jawa Barat adalah dianggap rentenir “lintah darah.” Kemungkinan pengalaman dipaksa untuk membayar, atau menarik barang. Padahal, itu kasuistik dan tidak semua orang Batak setuju atau rentenir. Dan tidak semua orang Batak yang menjalankan bisnis seperti itu.
Dan, belum tentu jemaat HKBP. Tetapi juga harus dipahami, faktanya banyak orang-orang yang meminjam ke rentenir itu juga merasa terbantu. Maka, tentu dapat dipahami karena bunga yang besar. Juga kalau pinjaman macet, para pekerja koperasi ini tidak segansegan menarik barang. Bahkan terkadang karakter etnisnya keluar. Ketiga, adanya gerakan separatis yang ingin mendirikan NII, bahwa orang Batak dianggap etnis di
Indonesia Kristen yang dianggap berkualitas dan kuat persatuaan. Bahwa mengusir orang Batak dari Jawa Barat, maka dengan sindirinya etnis Kristen yang lain akan terusir. Selanjutnya, mengapa GKI? GKI kita tahu walau jemaat berbagai etnis, tetapi fakta menunjukkan etnis Tionghoa yang paling banyak. Kekuatan kedua, dari pengamatan para intoleran ini bahwa etnis China Kristen juga harus dipersempit ruangnya.
REFORMATA
22 Liputan
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Charity Konser Rhapsody Of Love
Sumbangsih Bagi Daerah Terpencil
R
OBERT Sutanto dan Lea Tjandra Purnomo Ministries bersama Yayasan Sahabat Sejati mempersembahkan charity konser 30 tahun pengabdian serta perjalanan hidup dengan diberi tema Rhapsody Of Love. Menurut Robert, konser ini lebih ke arah charity dengan membantu sesama, baik pelayanan di penjara, Rumah Sakit Jiwa, dan nantinya jika ada hasil lebih kita akan sumbangkan bagi pelayanan daerah-daerah terpencil seperti ada di beberapa tempat, di Kalimatan, dan Kupang yang sangat membutuhkan bantuan. “Sehingga kami mau mendukung acara ini sebagai konser amal. Khususnya di Kupang, kami melihat mereka di sana kekurangan sampai sekolah pun susah, dari hasil konser tersebut kami akan membantu mereka yang berada didaerah terpencil,” katanya di Belleza Permata Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (12/1). Dalam konser pada tanggal (17/01/2013), Robert dan Lea membawakan 30 lagu yang akan dinyanyikan. Berkolaborasi dengan artis-artis ternama seperti, Choky Sitohang, Widya kristianti Orchestra, Aminoto Kosin, Carlos Saba, Monita Tahalea, dan Rhea ren Tobing, Pencipta 170 lagu rohani mengatakan, persiapan konser cukup lama membutuhkan waktu setahun Mulai dari bicara konsep dan lainnya. Robert menambahkan konser ini merupakan konser pertama setelah 30 tahun berkarya. Tiket ada yang dijual ada sebagian tiket dibagikan secara gratis untuk hamba-hamba Tuhan. Membuat lagu, uang persembahan
REFORMATA
disisihkan untuk misi bagi mereka yang berkurangan. Dengan mengambil judul Rhapsody of Love (musik sukacita, letupan-letupan kesenangan sukacita berlebih) dari cinta itu sendiri, dan sebagai perjalanan cinta. Mulai dari tahun 83 Robert telah berkarya, di lagu pertama berjudul “Di hadapan Hadirat-Mu”, sampai terakhir ini albumnya banyak bicara tetang keluarga. Menurutnya Seringkali orang berpikir khotbah itu bisa merubah tapi bagi kami nyanyian itu lebih kuat merubahnya. Khotbah orang bisa tersinggung, salah bicara, dan doktrin berbeda, tetapi ketika nanyi ada sesuatu di dalam hati. “Lagu kami juga berasal dari pengalaman hidup tetang bagaimana mengasihi Tuhan dan terfokus pada Tuhan yang telah memberikan talenta, dengan ini kita berdua mau mengucap syukur, lagu kami masih bisa diingat orang,” jelas Robert. Untuk diketahui, kedepan Robert dan Lea mempunyai beberapa lagu yang telah direkam tetapi belum dijadikan album. Satu album tersebut tetang pernikahan, karena kami melihat banyak ketidakpercayaan dua pasangan dan banyak orang yang tidak bertumbuh dalam Tuhan. Robert dan Lea diberikan kesepatan mengisi satu acara televisi Kristen di program tersebut. Robert dan Lea juga menerbitkan buku tentang perjalanannya. “Terus berkarya membuat lebih baik lagi bagi kebaikan bersama dan sebagai sumbangsih untuk gereja-gereja,” terangnya. ?Andreas Pamakayo
KGC Level Up
Bergenre Tekno, R&B, dan Sedikit “Ngebit”
L
EVEL Up sendiri terbentuk bulan September 2012 memulai dengan proses produksi, melibatkan orang didalamnya dari kalangan sendiri. Karena basicnya album Level Up lahir dari Kingdom Life Style (KGC), komunitas anakanak muda yang kreatif dan ratarata memiliki talenta menyanyi. Ada beberapa orang sudah warawiri diblantika musik rohani. Seperti Maya Yuni Puti, Deni Marpaung, Aaex Hutajulu, Danar Indra, dan Desti. Walapun basicnya berawal dari sekuler, namun di sini digabungkan sehingga lahirlah album Level Up. Menurut Produser Anton Pratama, musik yang dibawakan Level Up sendiri berbeda dari album rohani lainnya, karena genrenya buka pop seperti yang kebanyakan, tetapi ada tekno, R&B dan sedikit ngebeat. Serta ada tiga lagu berbahasa Inggris agar dapat bersaing di pasar internasional. Dengan didorong pertumbuhan globalisasi yang sangat pesat sekali dan Level Up sendiri ada di bawah naungan panggung musik. Sebuah lebel baru yang tadinya kita hanya konsen ke manejemen artis seperti, Tinatun, Yudika, Semmy dan Lainnya.
“Seiring berjalannya waktu ada timbul suatu ide mengembangkan album rohani dan mencoba jalan disitu. Dan memang inginya bisa mencapai level internasional dengan tiga lagu inggris ditunjang musik tekno, R&B, dan sedikit ngebeat,” jelasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, kenapa dinamakan Level Up? Berawal dari orang-orang didunia sekuler, kadang ada juga ada yang badung, namun semua sama dalam satu komunitas yang bernama KGC dan beribadah GBI Rock di Fx.
Dari situ kita mulai belajar tetang kekristenan terus sampai tahun ini kita merasa ini adalah satu level yang kita sudah Up. Album sendiri sudah ada dua dari KGC. Album yang pertama sudah dibuat cuma memang tidak terkonsep. Ia mencoba meramu dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Setelah konsep sudah diatur kita bikin temanya. Jadi lagunya juga dari kata-katanya tetang berterima kasih, bersyukur atas level yang sudah di berikan sama Tuhan dan semua lagu baru di album Level Up. “Level Up bukan nama band melainkan sebuah tema. Dan nantinya kita akan membuat tema yang berbeda pula. Jadi satu ispirasi di mana level sebelumnya mereka sudah naik dan kita buat dalam sebuah lagu,” terang Anton. KGC bisa dibilang disuport oleh GBI Rock, namun kita adalah suatu komunitas funky n holy dibawah pendeta Ronny Daud Simeon. KGC ingin menyatukan anak muda secara internasional karena kita lahir bukan dari dana yang besar, dari orang yang sangat kompeten, tapi murni dari hati. Dan terus memberikan yang terbaik untuk semuanya. ?Andreas Pamakayo
GBI Victory Kebon Jeruk, Baksos untuk Korban Banjir B
ANJIR lima tahunan kembali melanda Jakarta. Puncaknya terjadi pada tanggal 1720 Januari 2013. Didasari oleh motto GBI Victory: “Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran!” (I Yoh 3:18), GBI Victory, Kebon Jeruk terpanggil untuk melakukan tindakan konkret membantu korban banjir dengan membuka Posko dan dapur umum di sekretariat GBI Victory, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kurang lebih 30 orang tim re-
lawan yang dipimpin oleh Pdm. Kus Indratno,SE.MA dan Pdp. Bernad Ndawu,STh., selama 5 hari berturut-turut membagikan 800 nasi bungkus setiap hari, pakaian, handuk, sarung dan obat-obatan kepada korban banjir antara lain di daerah Jati
Pulo Tanah Abang, Jati Pinggir Petamburan, Kali sekretaris Daan Mogot, dan Rawa Buaya Cengkareng. “Jemaat GBI Victory memang mayoritasnya hidup sederhana. Tapi Puji Tuhan, kita sudah dapat menjadi saluran berkat bagi korban banjir,” kata Bernad. Dia menerangkan, modal awal pembukaan Posko dan dapur umum hanya dengan dua juta rupiah. “Tapi dalam seminggu, bisa terkumpul kurang lebih tujuh puluh satu juta rupiah yang seluruhnya disumbangkan kepada korban banjir.” ?Paul Makugoru
Liputan 23
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
HIPPI
Launching Album ke-3 R3GI
Natal Bersama Anak Panti Asuhan
“Hanya PadaMU”
D
EWAN Pimpinan D a e r a h (DPD) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi Daerah Khusus Indonesia (DKI) Jakarta, m e n g a d a k a n Ibadah Natal 2012 dan Perayaan Tahun Baru 2013 bersama anak panti asuhan dari berbagai daerah. Dengan mengambil tema ‘Allah Telah Mengasihi Kita’ serta Sub Tema ‘Mari kita berbagi sukacita dan damai Natal agar semua orang hidup penuh harapan’. Mengundang Panti Asuhan Asih Lestari (Tanggerang), Panti Asuhan Bakti Luhur, dan Panti Asuhan Abhimata (Bintaro). Menurut Ketua Umum HIPPI Sarman Simanjorang acara ini rutin akan kita lakukan bukan hanya hari Natal dan Tahun Baru saja, melainkan juga saat Idul Fitri, kita tetap membagi kebahagian terhadap anak panti asuhan. “Ini merupakan program HIPPI
Jakarta, baik pada saat Idul Fitri kami mengunjungi panti asuhaan dan sekarang Natal bersama anak panti asuhan. Dan kami meminta doa agar program-program yang ada bisa berjalan dengan baik dan menjadi berkat. Serta kami dapat menyalurkan sumbangan kepada saudara kita yang berkekurangan,” tegas Chandra di Ancol Beach City, Jakarta Utara, Jumat (11/01/2013). Sementara itu, Kepala Dinas (Kadin) HIPPI Dani mengatakan, kepedulian terus akan ditingkatkan bagi mereka yang membutuhkan. Karena kita bisa melakukannya agar dapat
menjadi terang di mana pun kita berada. “ B e r b a g i dan perduli ini merupakan suatu contoh dan mudahmudahan dari waktu ke waktu bisa ditingkatkan kepedulian kita dan tentunya banyak hal yang bisa kita lakukan. Ini akan terus kita lakukan karena kita akan menjadi terang di mana pun kita berada,” himbau Dani. HIPPI berasal dari berbagai pengusahaa yang memiliki KTP Republik Indonesia, dari mana pun. baik itu orang Batak, orang Cina, Orang Jawa orang apapun kalau dia sudah menjadi warga negara Indonesia dan memiliki usaha dia adalah anggota HIPPI. Sebuah perkumpulan dari semua suku, semua golongan, tetapi menjadi satu kesatuan keluarga besar HIPPI Jakarta. ?Andreas Pamakayo
Natal Keluarga Partai Gerindra
Bangsa ini Membutuhkan Pemimpin yang Berjiwa Besar N ATAL keluarga Partai Gerinda kembali digelar. Natal yang kelima kali digelar sejak Partai Gerindra didirikan. Natal ini juga dimotori sayap partai Kristen Indonesia Raya (KIRA). Perayaan yang dilaksanakan di Gedung Mangaradja, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara, pada Jumat (25/1) lalu, dihadiri oleh ribuan simpatisan partai Gerindra. Acara dimulai kebaktian bersama diiringi paduan suara. Tema Natal Membawa Kedamaian dan Kebersamaan. Khotbah oleh Pdt. Gilbert Lumoindong yang diambil dari nats Lukas 2; 8-14. Gilbert menyapaikan bahwa roh perpecahan, ketakutan,
keegoisan dan dosa, itulah yang melanda umat manusia hari-hari ini. “Yang kita hadapi sekarang ini roh perpecahan, ketakutan dan konflik. Orang Kristen harus berani, dan tak perlu iri hati. Karena iri hati adalah penyakit masyarakat kita. Ketakutan, iri hati dan keegoisan harus dihilangkan. Kalau partai ini mau besar,” ujar Gilbert. Pada sambutannya, Ketua Umum KIRA Murphy Hutagalung mengatakan, KIRA sebagai sayap partai Gerindra siap untuk membela kepentingan Kristen. “Kami, KIRA, adalah saya partai Gerindra. Satu-satunya partai yang memiliki sayap Kristen. Untuk itu kami akan terus
memperjuangkan aspirasi umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan,” ujarnya. Hadir juga perwakilan gereja GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia. Ketua Umum Partai Gerindra Prof. Dr. Ir Suhardi M.Sc, juga Ketua Dewan Pembina KIRA Hasyim Djoyohadikusumo, juga turut hadir perhelatan itu. Dalam sambutannya Hasyim menghimbau agar anggota dan sayap partai bersatu, solid. “Agar kita mau besar kita harus melakukan apa yang disampaikan oleh pendeta. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang berjiwa besar. Kita harus berani,” ujarnya. ?Hotman
D
UA hari berturut-turut, (Sabtu (5/1) dan Minggu (6/1), R3GI mengadakan konser di Mangga Dua Square, Jakarta. Acara ini diselenggarakan dalam rangka launching album ke-3 R3GI berjudul “Hanya PadaMU”, serta album ke-4 ‘’Christian Instrumental Music”, karya R3GI. Album-album ini diproduksi oleh R3GI Production. Di tempat yang sama, dia menggelar konser tunggal dengan tema: “SPARKLING NEW YEAR R3GI JAKARTA PERFORMANCE”. “Dengan hanya kepada-Mu merupakan komitmen yang kuat bahwa saya hanya mengagungkan nama Tuhan Yesus sebagai perjalanan hidupku. Layakanlah aku untuk bersaksi di sepanjang usia hidupku. Termasuk di dunia entertainmen ini kita harus tetap membawa nama Tuhan Yesus,” tegas Reginald Maximilian, di Mangga Dua Square, Jakarta. Beberapa single menjadi hits dan amat disukai pendengar radio dan masyarakat luas seperti: Nyanyian Pagi yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris “Morning Song”, karena lagu ini punya banyak peminat, bahkan sampai di AS., Singapura, dan Filipina. Lagulagu R3GI yang hits antara lain: Betapa Hebat Kuasa-MU; Genggam Tanganku Tuhan/ Kolaborasi Mandarin; Tuhan Pokok Anggurku/ kolaborasi mandarin; Syukur kepada Tuhan; Kidung Syukur; Bersandar padaMU; dan yang
terbaru “Hanya PadaMU; dan Ku Bermazmur yang terinsipirasi dari Mazmur 146. Menurut Reginald (R3GI), di album ini ada 10 lagu dan diciptakan sendiri olehnya. Mulai dari membuat lagu sendiri, dan arasemen sendiri. Bukan hanya menyanyi sendiri tapi ingin juga berbagi dalam blantika musik rohani Indonesia bersama memuliakan Tuhan. Ia menjelaskan, berlatar belakang sebagai dosen pendidik Bahasa Inggris di Universitas Tinggi Jakarta, menyanyi bukan hal yang menyenangkan baginya. Tetapi Tuhan ijinkan untuk hidup menjadi lebih berwarna dan sebagai pelayan Tuhan. “Menyayi untuk memuliakan Tuhan dan sepanjang perjalanan masih Tuhan izinkan berkarya dan bernafas harus tetap maju,” kata pendiri R3GI Production sebagai label untuk memproduksi album. Ia juga berharap dapat melakukan pelayanan di banyak gereja dan menjadi refrensi musik rohani, sekaligus memberikan wadah bagi generasi baru yang memiliki talenta bernyanyi dan membuat lagu sehingga bisa membuat album menjadi nyata. Untuk diketahui, pertengahan 2013 nanti R3GI direncanakan launching International Single, bekerja sama dengan label internasional. Dan akan membuat album ke 4 yang rekamaannya di Manila. ?Andreas Pamakayo
REFORMATA
24 Ungkapan Hati
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
drg. Els Mangundap, MM, Dokter Siloam Hospital
“Belajar Daya Tahan Kemalangan dari Musibah”
J
AKARTA Kota Metropolitan seketika menjadi kota yang takluk karena banjir. Banjir kali ini memang tergolong besar. Di kawasan yang bukan langganan banjir saja pun, kini sudah juga dilanda banjir. Jakarta merupakan kota mati pada Kamis, (17/1) lalu. Banjir sudah tentu membawa dampak, kerusakan di berbagai infras-truktur, gedung dan bangunan publik termasuk fasilitas umum. Tetapi dampak yang paling
REFORMATA
sudah adalah kecemasan dan trauma oleh warga. Banjir kemarin memang luar biasa, kata Els, orang yang sudah empat kali mengalami banjir. “Tentu kita tidak mencari kesalahan siapa yang bertanggung jawab akan hal ini. Banjir melanda hampir seluruh wilayah Jakarta.” Jalan Panjang, Alteri Kedoya misalnya, tepatnya di perempatan Green Garden, Jakarta Barat, macet total mulai tengah malam hingga dini hari. Bahkan, sejumlah kendaraan roda dua terpuruk di sejumlah titik jalan karena mogok. Els, warga perumahan Villa Green Garden yang rumahnya juga terendam merasakan ngeri kalau mendengar banjir. “Rumah saya juga digenangi air. Di dalam kompleks tersebut terendam bukan kepalang, bahkan hingga ke ruko di depan kompleks. Sebenarnya, banjir kemarin yang melanda Jakarta, sudah diwanti-wanti. Karena menurut perkiraan BMG sebelumnya, banjir diperkirakan melanda ibukota Jakarta,” katanya. Perempuan kelahiran Jakarta, 10 Januari 1958, namun besar di Manado, umur 2 tahun Els pindah berhubung bapaknya seorang tentara
pindah penugasan ke Sulawesi Utara. SD hingga SMA dilewatinya di Manado. Lalu melanjutkan ke Fakultas Kedokteran di Universitas Trisakti. Sebenarnya, Els dulunya bercita-cita menjadi ahli di bidang ekonomi. Niatnya untuk kuliah di ekonomi dia urungkan. Banjir tentu menjadi sesuatu yang pasti tidak bisa dihindari. Apalagi saat ini intensitas hujan di Indonesia, sudah mulai meningkat. Bagi Els, perkiraan BMG itu sudah merupakan tanda-tanda siap siaga. “Saya mendengar prediksi BMG itu, langsung buru-buru membereskan rumah untuk menghadapi hujan yang semakin sering, tiap hari, malahan. Belajar pengalamanpengalaman sebelumnya di Villa Green Garden tempat di mana kami tinggal tergolong menjadi rutinitas langganan banjir,” ujarnya lagi. Maka untuk mensiasati banjir, Els punya trik. Sebelum banjir melanda, membereskan perabotperabot, lalu mengungsi. “Saya sudah empat kali mengalami banjir. Pengalamam banjir itu membuat kita harus sigap. Sebelum banjir harus menyelamatkan diri dulu. Karena mengingat pengalamannya banjir sebelum-sebelumnya, karena bertahan di rumah tidak cara yang tepat.” Pengalaman banjir, kata Els, walau rumah dua lantai harus
tetap mengusi. Karena bertahan di dalam rumah mengandung bahaya. Semua barang-barang, baik bangku, terendam tidak bisa diselamatkan. Terus terang menghadapi banjir saya trauma, kata Els. “Di rumah yang sama, mengalami empat kali banjir. Kita sudah tinggikan rumah dan jalan, tetap saja tetap banjir melanda. Tetapi, untuk kali ini, sebelum banjir datang saya sudah mengungsi dan anak. Karena memang sudah biasa menghadapi banjir.” Banjir membuat Els ngeri, tetapi tidak boleh stres. Karena itu, agar tidak terkena banjir dia langsung mengungsi mencari tempat lebih amat. Els, masih ingat jelas pengalaman pahitnya ketika dilanda banjir 2007. “Saya sudah langsung mengungsi. Saya ingat sekali apa yang terjadi ketika itu. Waktu itu, anak saya yang laki-laki masih umur 13 tahun, harus juga memikul barang, dia bertanggung-jawab sekali. Kami diturunkan dari lantai dua rumah kami, karena air sudah sangat tinggi. Apalagi di jalanan kami tidak berani keluar. Takut tenggelam lagi. Kami hanya berdoa agar bala bantuan datang. Kemudian datang truk tentara untuk menjemput kami.” Banjir di tahun 2002 dan tahun 2007 itulah pengalaman yang sangat membekas baginya. Saran saya, kata Els, untuk orang-orang yang mengalami banjir. Apa itu yang kita
alami itu, jangan kita stres. Kalau ini koteksnya tentang banjir, kalau soal banjir barang kali masih ada lebih sulit dari kita. Kita harus menerima apa yang kita alami. Tahan kemalangan Belajar pengalam getir, mesti membawa daya tahan kemalangan darimusibah.Pengalamankemalangan misalnya pernah dialami Els ketika bapaknya meninggal. Els masih mengenang permintaan bapaknya untuk mengambil jurusan kedokteran saja. “Bagi bapak saya, dokter itu adalah hal yang prospeknya bagus.” Karena usulan itu, Els mengikuti apa yang dimintakan bapaknya. Tetapi, nasib berkata lain, Tuhan memanggil bapaknya. Ketika itu Els masih semester empat, belum lulus kuliah. “Saya amat terpukul ketika itu. Saya lama merenungkan, dan hampir stop kuliah karena memikirkan hal itu,” ujarnya. Pengalaman itu termasuk getir, ditinggal orang-orang yang dia kasihi, bapaknya, termasuk ditinggal suaminya. Walau pedih harus diterima sebagai kekuatan kita mengucap syukur pada Tuhan. “Saya kira kehidupan itu selalu mewarnai kehidupan setiap orang. Susah senang, tetapi yang penting bagaimana kita memikirkannya,” ujar ibu dua anak, ini. Els kini praktek dokter gigi di Rumah Sakit Siloam, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Selain itu, dia juga adalah ketua poliklinik dari gereja di Jelambar. Sembari memberi tip, ketika kita mengalami kemalangan, saat banjir misalnya. Kita memiliki daya adaptasi yang lebih kuat. “Sebab menghadapi tantangan dapat menguatkan tubuh dan membuat kita sigap. Hal yang sama saat menghadapi kesukaran dan tekanan hidup, kita harus sabar,” ujarnya memotivasi. ? Hotman J. Lumban Gaol
Resensi CD 25
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Bukan Cinta Biasa Album Artis Executive Producer Distributor
: “Deeper Love” : Dian Ariyanti : Sri Lestari : Blessing Music
B
UKAN cinta biasa. Bukan cinta alakadarnya. Tapi cinta yang lebih mendalam. Cinta yang intim dengan Bapa. Dalam album “Deeper Love” ini Dian Ariyanti mengajak pendengar sekalian untuk lebih intim kepada Bapa. Jika di album sebelumnya “Berharga DimataMu” Dian mengajak semua pendengar menyadari tentang hakikat diri, mengenal diri lebih dalam lagi, kini Dian seperti sedang mendorong para pendengarnya agar lebih dekat, lebih melekat dengan Bapa. Dengan aransemen lagu yang lembut, teduh, membawa suasana damai menuju ke dalam penyembahan kepada Bapa memberi penguatan penekanan terhadap syairnya. Warna seperti ini nampak betul dalam keseluruhan album yang dihadirkan oleh Blessing Music ini. Salah satunya ada dalam lagu “Intim dengan Bapa”, yang ditulis oleh Erisanto. Di sini, maksud penulis lagu untuk mengajak semua anak Tuhan untuk selalu menantikan Tuhan, hidup dalam doa, berkomunikasi dengan-Nya, bersekutu, berjalan, dan mengasihi-Nya, disampaikan dengan tekanan-tekanan yang kuat, baik dari spirit cinta Dian dalam menyanyikan maupun aransemen pendukung. Sehinga pesan yang disampaikan pun dapat diterima dengan baik. Dan niscaya aktualisasi diri yang diharapkan dalam bentuk melakukan setiap perintah-perintah-Nya, dan menyenangkan Dia dengan memuji dan menyembah, dapat benar terjadi. ?Slawi
Resensi Buku
Mendekati Kebenaran dengan Bahasa Ibrani Judul Buku : “Sweeter Than Honey” Penulis : Loris De Marco Penerbit : Immanuel Publishing Cetakan :I Tahun :201
M
EMBACA Alkitab, menyelidiki dan mencoba mengerti apa yang Tuhan maksudkan dalam ayat yang dibaca, tentu sudah sering dilakukan. Tidak saja rutin dilakukan ketika saat teduh di pagi atau waktu tertentu, tapi juga dalam pertemuan-pertemuan ibadah. Baik itu di hari minggu atau ibadah tengah minggu di gereja dan persekutuan masing-masing. Intinya, penelaahan Alkitab, menggali kedalaman makna dalam kitab suci bukanlah hal asing bagi orang Kristen. Karena memang itulah satu-satunya cara yang jelas, tidak abstrak, lagi nyata untuk dapat mengetahui apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Namun demikian bukan berarti upaya itu tidak ada kendala. Ada kalanya pembaca budiman merasa kesulitan dalam menafsir atau mencoba mengerti apa yang penulis Injil hendak sampaikan. Karena itulah buku-buku penunjang, mulai dari commentary, ensiklopedi atau buku sejarah lain sangat diperlukan. Untuk lebih mendalam lagi, pendekatan bahasa dan kebudayaan Ibrani juga perlu dilakukan. Persoalannya adalah, bagaimana dengan kita, orang awam, yang belum mengenal bahasa Ibrani sama sekali? Dulu, untuk belajar bahasa orang harus duduk di bangku kuliah institusi teologi. Kini ada banyak cara dan alat yang dapat melengkapi kita untuk menelaah kitab suci dalam bahasa asli, khususnya bahasa Ibrani. Buku di tangan Anda ini adalah satu di antaranya. “Sweeter Than Honey”, bukan buku tafsir kitab suci, bukan pula kamus bahasa. “Sweeter Than Honey”, adalah buku yang berisi tentang 95 studi untuk menumbuhkan minat pembaca akan Firman Tuhan melalui bahasa Ibrani. Di bagian awal buku ini Loris De Marco, penulis buku ini, mengajak kita untuk terlebih dahulu merubah paradigma tafsir, dari orientasi budaya kita masing-masing kepada budaya asli, budaya Ibrani. Dengan demikian akan ada lebih banyak maksud tersingkap melalui studi kata yang disajikan. Melalui pola sastra, arti huruf dan tata letak kata dan huruf yang juga memiliki arti berbeda. Ada banyak rahasia asali yang niscaya kita dapat dari buku ini. Misalnya, ulasan tentang dua huruf “ET” dalam kitab kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan “ET” langit dan “ET” bumi. Huruf “ET” di sini memiliki arti yang besar. Terdiri dari dua huruf “Aleph” dan Tav”, “ET” memiliki arti sama dengan Alpha dan Omega (AO) atau huruf A di awal dan Z di akhir (AZ) dalam huruf latin. Masih ada 94 kata lain yang diekspos sedemikian rupa, sehingga tidak saja memberikan banyak informasi, tapi juga pengetahuan yang melengkapi pelayanan pembaca sekalian. Untuk itu, buku “Sweeter Than Honey” ini patut dimiliki oleh setiap hamba Tuhan dan para pelayanan, sebagai pelengkap dan penunjang pelayanannya, sehingga apa yang disajikan lebih mendekati kebenaran maksud dari tulisan yang disajikan. Tentu saja selaras dengan budaya, sastra dan tata bahasa Ibrani. ?Slawi
REFORMATA
26 Kredo
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Tantangan Kristen Masa Kini menunjukkan suatu pola hidup yang selaras dengan anugerah Pdt. Robert R. Siahaan. M.Div. itu. Namun justru yang terlihat di dalam kalangan gereja saat ini www.inspirasijiwa.com adalah suatu “ambisi dan kompetisi” untuk memperbanyak jumlah ERDASARKAN pengamatan gereja di berbagai kota besar di yang dilakukan oleh Bar- Indonesia. Selain itu juga terna Group (LifeWay Re- lihat usaha memperbesar dan gedung-gedung search) belakangan ini terhadap memperindah perkembangan dan pengaruh gereja serta menciptakan polakekristenan di Amerikamenun- pola beribadah yang disuguhjukkan suatu gejala kemerosotan kan hanya untuk memuaskan selyang sangat signifikan. Banyak era jemaat dan bukannya spiritugenerasi muda yang keluar dari alitas jemaat. Kebanyakan gereja tidak menggereja bahkan tidak sedikit yang meninggalkan imannya, meru- gunakan energinya untuk mendalpakan fenomena yang mengglob- ami Alkitab secara serius, karena al di Amerika dan Eropa, bahkan pada saat ini banyak gereja yang mungkin di seluruh dunia. Pene- memilih untuk berorientasi pada litian lain memberikan gambaran hiburan yang ringan dan dangmengenai pengaruh kekristenan kal yang hanya memuaskan keyang semakin kecil dalam dunia hausan emosi jemaat sesaat dan politik sosial dan dalam kehidu- bukan berpusat pada kualitas kerohanian. Ibadah-ibadah dipan bermasyarakat. Gejala-gejala yang sama ses- jalankan dengan pola-pola khuungguhnya juga dapat kita lihat sus dan menarik meskipun pada di dalam konteks kekristenan di akhirnya tidak mempersiapkan Indonesia dan dalam kehidu- jemaat untuk sanggup mengpan bergereja pada saat ini. Di hadapi realita kehidupan yang satu sisi kita masih berhadapan penuh dengan godaan dantandengan maraknya pengajaran tangan hidup. Sehingga ketika “prosperity gospel” dan ibadah- suatu masalah datang dan tanibadah yang terlalu menekankan tangan hidup yang sulit datang, “kesembuhan ilahi dan mujizat,” umat tidak memiliki ketrampilan sementara umat tidak mendapat- dan sikap iman yang benar. Akikan makanan rohani yang sehat batnya banyak pemuda-pemudi dan membuat mereka bertumbuh yang jatuh dalam pergaulan bedalam pemahaman akan kebena- bas, dan kecenderungan generaran dan penerapan iman yang si muda untuk berpasangan denbenar. Tidak heran jika tidak ada gan iman yang berbeda semakin petunjuk yang jelas bahwa orang meningkat dan menimbulkan maKristen memiliki dan menjalankan salah yang rumit dalam keluarga suatu kehidupan moral dan etika Kristen. Karena kebanyakan genyang benar dalam kehidupan ber- erasi muda tidak memiliki pemamasyarakat. Tidak ada petunjuk haman yang kuat mengenai apa untuk dapat menyimpulkan bah- itu iman Kristen dan apa keuniwa orang Kristen memiliki kuali- kan iman Kristen bagi kehidutas spiritual dan moral yang lebih pannya, sehingga sangat mudah baik dari orang-orang lain di terseret dan terpengaruh kepada pemikiran dan sikap pragmatis dalam masyrakat. Apa yang menyebabkan se- serta godaan kedagingan. Di sisi lain kebanyakan orangmakin melemahnya pengaruh kekristenan di Indonesia saat tua tidak memiliki pemahaman ini? Mestinya umat Kristen yang dan kualitas iman yang baik setelah merasakan kasih Allah dan hingga tidak mampu mendidik menerima naugerah keselamatan dan membimbing anak-anak merdi dalam kematian Yesus Kristus, eka untuk hidup dalam pema-
B
REFORMATA
haman dan praktek iman yang benar. Tidak sedikit pengusaha atau karyawan Kristen yang juga jatuh dalam praktek KKN, sekalipun mungkin mereka dulunya adalah aktivis atau aktif pelayanan gereja. Tidak sedikit keluarga-keluarga Kristen yang mengalami konflik-konflik keluarga yang mengakibatkan keretakan bahkan berakhir dengan perceraian. Bagaimana orang Kristen dapat menjadi berkat serta menjadi terang dan garam di tengah dunia yang semakin dipenuhi dengan tantangan dan permasalahan yang rumit dan kompleks di zaman ini? Kekristenan yang “kosong” Seharusnya gereja-gereja menjadi sumber dan pusat dari pencetakan pribadi-pribadi berkarakter seperti Kristus (Rm 8:29). Namun Kekristenan saat ini tampaknya semakin sulit untuk dapat memberikan kontribusi moral dan etika yang besar dalam kehidupan sosial politik dan bermasyarakat. Pengaruh kekristenan menjadi semakin lemah dalam praktik-praktik kehidupan bermasyarakat serta dalam interaksinya dengan dunia sekitarnya apalagi dalam kancah perpolitikan. Kualitas manusia Kristen yang dilahirkan dalam gereja belum tentu memberikan pengaruh moral etika yang baik di tengah masyrakat oleh karena iman dan pengenalan akan kebenaran Allah belum merasuk ke dalam penghayatan dan pemahaman yang benar mengenai iman Kristen. Kebanyakan orang Kristen pergi ke gereja dengan tujuan agar hidup mereka diberkati, pekerjaan dan keluarga diberkati, keluargamereka sehat dan pendidikan anak-anak berjalan sukses. Tidak salah mengharapkan segala yang baik dan berkat-berkat yang dijanjikan Allah kepada setiap orang Kristen (Ul. 28). Berkat adalah dampak dari ketaatan dan hidup bergaul dengan Allah, bukan dikejar dengan ritual-ritual
agama. Namun mencari berkat dan kesejahteraan bukan tujuan akhir atau tujuan utama ibadah Kristen. Jikalau umat Kristen pergi ke gereja dengan tujuan-tujuan itu maka mereka hanya melakukan ritual-ritual yang kosong dan hampa makna rohani, yang dikerjakan adalah tingkah laku agama dan bukan hal spiritual. Wajar saja jika muncul masalah dan penderitaan, dengan pemahaman yang cetek tentang prinsip-prinsip kebenaran Alkitab aka menghasilkan iman yang cetek bahkan rapuh. Sehingga ketika muncul godaan, tantangan dan kesulitan hidup, mereka menjadi bingung, ragu bahkan mengambil keputusan yang bertolak belakang dengankepercayaannya pada Allah. Parahnya lagi mereka mungkin mempersalahkan Allah sebagai penyebab dari masalah yang terjadi serta mengajukan berbagai pertanyaan yang menggugat kasih dan keberadaan Allah. Penelitian juga menyebutkan bahwa pengenalan kebanyakan orang Kristen yang rajin ke gereja terhadap Alkitab sangat minim, bahkan hampir sama dengan orang-orang yang jarang ke gereja. Kualitas kekristenan zaman ini mungkin sangat tipis. Michael Horton dalam bukunya “Kekristenan tanpa Kristus” mengatakan: “Saya rasa doktrin kita telah dilupakan, dikesampingkan, diabaikan, dan bahkan berubah bentuk dan dicemari oleh kebiasaankebiasaan dan ritual-ritual dari kehidupan sehari-hari di dalam budaya yang narsistik.” Dia juga menyebutkan bahwa kekristenan saat ini merefleksikan “gairah untuk Allah” yang tidak disertai pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang pembenaran Allah terhadap orang fasik hanya oleh anugereah-Nya dalam Kristus tanpa sumbangsih manusia (Roma 10). Dengan demikian antara pola pergerakan pelayanan gereja dan motivasi umat Kristen bergereja saat ini pada akhirnya bersinergi untuk meng-
hasilkan sebuah kekristenan yang “kosong.” Sibuk dan bersemangat dengan kegiatan-kegiatan serta ritual-ritual gereja namun tidak spiritual, tidak berpusat pada Allah, tidak berpusat pada pembentukan iman dan pengenalan yang benar akan Allah. John Stott dalam suatu wawancara Christianity Today menyebutnya sebagai ”pertumbuhan tanpa kedalaman.” Kekristenan harus bangkit, gereja dan para hamba Tuhan harus membenahi pusat ibadahnya, setiap individu umat Allah harus membenahi kerohanian dan pusat ibadahnya. Di sepanjang Perjanjian Lama Allah selalu mendekatkan diri-Nya dengan umat-Nya dan memberikan perintah-perintah supaya mereka hidup dalam titah-titahNya. Allah memanggil umat-Nya untuk beribadah, untuk bergaul dan bersekutu dengan umat-Nya, mengenal Dia dan hidup dalam rancangan-rancangan-Nya. Mengenal Allah dan bergaul erat dengan Allah setiap saat harus menjadi gaya hidup setiap individu Kristen, siapa pun dia. Karena kepada tiap-tiap orang dituntut pertumbuhan dan pertanggungjawaban iman. Kiranya ayat ini mengajak kita semua untuk menjadi terang bagi dunia yang semakin gelap: “Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” (Mat 6:23). Kekristenan harus bangkit dari ketertiduran atau kekristenan yang “kosong,” dan harus memberikan pengaruh yang positif dan kuat (menjadi garam dan terang) di tengah pergumulan politik sosial dan kehidupan bermasyarakat. Yang dibutuhkan di dalam masa ini adalah gereja serta individu-individu Kristen yang otentik dengan Injil dan kebenarannya sebagai pusat dari seluruh hidup dan pelayanannya (Mat 6:33; Kol 1:10). Soli deo Gloria. (Penulis melayani di Gereja Santapan Rohani Indonesia Kebayoran Baru).
Khotbah Populer 27
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Teladan Kepemimpinan Yoshua Pdt. Bigman Sirait “Pilih Tuhan atau Pilih Berhala”, ungkapan lugas, jelas dan tegas dari Yoshua, seperti disebut dalam Yosua 24:14-18. Sebuah ungkapan yang jika ditilik dalam konteks kepemimpinan yang tegas akan mendapat makna luar biasa. Ketegasan seperti Yoshua perlu juga dimiliki oleh para pemimpin, khususnya pemimpin gereja. Bukan hal mudah mengambil sikap yang tegas di tengah-tengah bangsa Israel yang sulit diatur. Apalagi jika melihat sejarah kelam bangsa Israel yang begitu dinamis, penuh dengan perlawanan, pertobatan dan kembali tidak setia terhadap Tuhan yang telah membebaskan mereka. Tidak cukup sekali, bangsa Israel lari dari Tuhan, jatuh-bangun relasi Israel dengan Tuhan. Perselingkuhan dengan berhala; berbelok ke kiri ke kanan semaunya; lari dari jalan Tuhan, membuat Tuhan betul-betul murka terhadap mereka. Semua yang terjadi atas bangsa Israel menjadi pembelajaran penting bagi seorang Yoshua dalam kepemimpinananya kelak. Sejarah moyangnya menjadi hal penting bagi Yoshua untuk mengerti hakikat dari kepemimpinan dalam kebenaran dan kepemimpinan yang tegas. Pemimpin yang tegas seperti diteladankan oleh Yoshua tampak dalam hal-hal berikut:
1. Tegas Pilihan Warnanya Orang kristen, apalagi dia seorang pemimpin harus benarbenar menentukan dengan jelas “warna” apa yang dia pilih. Putih, merah, hitam atau abu-abu; menjadi Kristen atau nonkristen, campuran keduanya, atau ada bentuk lain lagi, yang terpenting dan terutama adalah kejelasan warnanya. Termasuk juga keharusan menentukan warna, apakah gereja sebagai lembaga hendak benar-benar dijadikan sebagai gereja atau perusahaan. Hal ini penting, sebab gereja seringkali nampak tidak ada bedanya dengan yayasan. Gereja bahkan tak jauh beda dengan perusahaan. Pengaturan keuangan, posisi keuangan, bagaimana pertanggungjawabannya menjadi penanda kondisi ironi gereja. Secara filosofis tentu saja hal ini salah kaprah. Betul, uang memang diperlukan untuk mengelola gereja, tapi tidak sama dengan gereja hidup karena uang. Jika demikian lalu di manakah Tuhan sang empunya gereja itu. Masakan Tuhan tidak dapat memperlengkapi gereja dengan cara-Nya. Karena itu yang diperlukan hanyalah ketaatan kepada Dia dengan sungguhsungguh, maka Allah pasti akan mengirimkan kebutuhan itu 2. Tegas Posisi Setiap pelayan Tuhan, entah itu Pendeta, Pengurus atau Majelis gereja perlu benar-benar tegas
dalam menentukan posisinya, termasuk tujuan apa yang hendak dituju ketika jabatan itu disandang. Sebab dengan jabatan itu orang mudah saja mendapuk diri sendiri sebagai Bos atas lainnya. Sebagai orang penting dalam suatu lembaga seperti gereja mudah saja dia mengatur orang seenaknya. Pendeta ataupun majelis sesungguhnya adalah pelayan Tuhan. Sejatinya semua orang, baik itu Jemaat, Majelis pun Pendeta adalah pelayan atas Tuhan, sang pemilik gereja. Dialah Kristus Yesus itu. Maka tidak satu orang pun berhak mengatakan “ini gereja saya, saya yang bangun ini”. Lebih menyedihkan lagi, jemaat, atau orang-orang menganggap ini bukan sebagai hal yang penting. Bahkan cenderung permisif, jika itu masih ada dalam naungan kata “pelayanan”, dengan dalih ini dan itu. Tentu saja hal seperti ini sangat membingungkan. Bagaimana mungkin hal itu disebut pelayanan jika ketidakbenaran dibiarkan. Semua orang di dalam naungan sebuah lembaga gereja, atau gereja secara organis adalah pelayan. Tetapi tidak berarti boleh ada pelayan yang murahan. Jika di luar sana tidak dapat berbuat apa-apa, tidak diterima di manamana, lalu mendadak masuk dalam dunia pelayanan dan berharap diterima. Melayani sudah sepatutnya dengan baik dan maksimal. Semua melayani dengan profesional, dengan otak
yang Tuhan beri. Juga makasimal dengan harta yang Tuhan perbolehkan kita nikmati. 3. Jelas Tujuan. Jikalau warna seorang pemimpin sudah tidak jelas, lalu posisinya pun tidak tegas, hendak dibawa kemana kepemimpinan dan orang yang dipimpin? Maka tidak perlu heran jika di kemudian hari tujuannya pun melenceng, lalu muncul kesulitan, bahkan menghadapi banyak benturan. Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlanjur. Menghadapinya tak perlu kemudian menjadi cengeng, kompromisitis, apalagi menjadi bunglon. Sadar atau tidak, tanpa tujuan yang jelas, pemimpin justru membawa gereja menjadi bunglon, menjadi mirip dengan dunia. Meng-copy-paste tradisi dunia bahkan menjadi sesuatu yang lumrah saja. Bagaimana orang dunia menyanyi, itu yang ditiru. Bedanya hanya ada pada liriknya saja. Di dunia sana liriknya bicara tentang diri, tentang aku dan kekuatanku, di sini, gereja berbicara tentang Yesus Tuhanku. Padahal, sebetulnya spirit yang berlaku sama saja. Semua sama-sama mencari kenikmatan diri semata, tanpa memikirkan kesejatian pujian adalah menyenangkan Tuhan. Tujuan Gereja secara umum adalah menyenangkan Tuhan, bukan menyenangkan diri. Saya ke gereja untuk menyenangkan
Tuhan, dan bukan malah meminta untuk disenangkan, dipenuhi kebutuhan psikologis dan emosinya. Menghadapi kondisi ketidak-jelasan tujuan diperlukan teladan pemimpin dan kepemimpinan ala Yoshua. Yoshua dengan tegas menantang seluruh Israel, memilih berhala atau Allah. Memilih cara dunia atau cara Kristus. Tuhan bagi Yoshua tidak boleh dinomorduakan. Maka dengan tegas dia berkata: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”. Patut diacungi jempol apa yang dilakukan oleh Yoshua. Pilihan tegasnya didasarkan pada kesadaran yang mendasar, bahwa hidupnya dan keluarganya adalah benar-bbenar seutuhnya milik Allah. Hidup untuk melayani Allah. Bukan sekadar pilihan sikap basa-basi semata, tapi benar-benar Yoshua tunjukkan dalam sikap hidupnya. Untuk itu, sebuah ketegasan perlu sikap hidup yang benar. Tidak ada cacatcela yang dikemudian hari dapat ditunjukkan orang. Dari pilihan sikap dan ketegasan Yoshua ini dapat dipetik prinsip penting, bahwa perilaku yang sejalan dengan kebenaran yang dihidupi memberikan keberanian pada orang untuk bersikap tegas. Dan Yoshua sudah melakukannya dengan jeli, dengan hebat. Sebab tuntuttan Alkitab benar-benar sudah gamblang dan jelas “jangan serupa dengan dunia ini”.
(Disarikan dari Populer oleh Slawi)
Khotbah
BGA (Baca Gali Alkitab) Bersama “Santapan Harian”
Mazmur 94
Membela keadilan Dunia memang jahat. Orang benar tidak akan bisa nyaman di dunia ini. Akan tetapi, itu bukan alasan orang benar menutup diri dan tidak berkarya. Dunia ini tetap milik Tuhan, dan harus dimenangkan kembali bagi Tuhan. Caranya? Jadilah anak-anak Tuhan yang berani hidup menegakkan kebenaran, dan tidak takut akan aniaya orang fasik. Sumber kekuatan dan kemenangan bukan pada diri sendiri, tetapi pada Tuhan. Apa saja yang Anda baca? 1. Menurut Mazmur ini, siapa sih yang disebut orang jahat/bebal/ sombong itu? Mengapa mereka begitu berani berbuat jahat? 2. Bagaimana seharusnya orang benar/umat Tuhan menyikapi kejahatan mereka? Apa nasihat pemazmur? 3. Apa yang menjadi keyakinan iman orang benar/umat Tuhan? Apa pesan yang Anda dapat? 1. Dapatkah Anda mengidentifikasi orang jahat/bebal/sombong masa kini? Apa yang membuat mereka berani berlaku jahat? 2. Bagaimana orang Kristen/umat Tuhan seharusnya menyikap kejahatan mereka? Apa respons Anda? 1. Mari dengan jujur memeriksa diri sendiri. Apakah perilaku Anda yang mengaku Kristen, seperti orang yang jahat? 2. Bagaimana Anda akan menyikapi penemuan Anda tersebut? (ditulis oleh Hans Wuysang; Bandingkan hasil renungan Anda dengan SH 3 Februari 2013)
K
ITA hidup di dunia yang campur aduk. Ada orang baik, saleh dan beragama. Hidupnya menjalankan moralitas sesuai ajaran agama yang diterimanya. Akan tetapi, tidak sedikit orang jahat, zalim, dan tidak beragama. Di jejaring facebook misalnya, kita bertemu dengan orang-orang yang berani menampilkan status dirinya ateis, marxist, dst. Bagaimana orang Kristen harus menjalani hidup di dunia yang pluralis seperti ini? Apalagi kenyataannya, dunia pluralis yang mengaku toleransi, justru sangat tidak toleran dengan iman Kristen. Pemazmur mulai dengan seruan kepada Tuhan agar keadilan-Nya ditegakkan (12), dan orang fasik menerima
ganjaran setimpal dengan kejahatan mereka. Mereka adalah orang bebal karena menyangka Tuhan tidak ada atau tidak peduli dengan kejahatan mereka (7, 8-11). Sesungguhnya. mereka tidak dapat menutup mata dari fakta bahwa Tuhan adalah Allah yang adil dan tidak akan dapat menghindar dari penghakiman Tuhan, kelak (10). Di sisi lain pemazmur melihat pergumulan anak Tuhan menghadapi kefasikan itu sebagai proses pendisiplinan yang memurnikan iman mereka sehingga mereka bisa tampil sekarakter dengan Allah yang adil (12-15). Salah satu yang harus dimunculkan dari diri anak-anak Tuhan adalah keberanian untuk tampil beda dari para pelaku kejahatan, dan berani
untuk menyuarakan kebenaran apa pun risikonya. Memang dengan tampil beda dan berani menegakkan kebenaran, kita akan menjadi orang-orang yang minoritas dan langka. Kita akan semakin dimusuhi para pelaku kejahatan. Namun, kekuatan kita bukan pada kemampuan sendiri, atau karena kita memiliki persatuan yang erat. Kekuatan kita adalah dari Allah, sumber keadilan. Dia yang akan melindungi anak-anak-Nya dari ancaman dunia. Dialah yang akan menghukum setiap kejahatan.
(Ditulis oleh Hans Wuysang, diambil dari renungan tanggal 3 Februari 2013 di Santapan Harian edisi Januari-Februari 2013 terbitan Scripture Union Indonesia)
1 - 28 Februari 2013 1. Matius 12:38-50 8. Matius 14:13-36 2. Matius 13:1-23 9. Matius 15:1-20 3. Mazmur 94 10. Mazmur 95 4. Matius 13:24-30, 36-43 11. Matius 15:21-31 5. Matius 13:31-35 12. Matius 15:32-39 6. Matius 13:44-58 13. Matius 16:1-12 7. Matius 14:1-12 14. Matius 16:13-20
15. Matius 16:21-28 16. Matius 17:1-13 17. Mazmur 96 18. Matius 17:14-21 19. Matius 17:22-27 20. Matius 18:1-11 21. Matius 18:12-20
22. Matius 18:21-35 23. Matius 19:1-15 24. Mazmur 97 25. Matius 19:16-30 26. Matius 20:1-16 27. Matius 20:17-28 28. Matius 20:29-21:11 REFORMATA
28 Mata Hati
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Janda Miskin Sang Kepala Pdt. Bigman Sirait
J
ANDA miskin di dalam Alkitab masuk dalam kategori orang yang harus diperhatikan dan diurus oleh gereja. Dari PL hingga PB, dan tradisi gereja masa kini, Alkitab mengatur persyaratan usia dan perilaku sebagai umat Tuhan. Apakah karena mereka miskin ekonomi, mereka adalah ekor? Sebuah pertanyaan yang menggelitik mengingat konsep penganut teologi kepala bukan ekor. Dalam paham mereka, kepala berarti kaya, bukan miskin. Juga sehat bukan sakit. Dan, sudah pasti menang di kompetisi dunia, terdepan bukan belakang dalam nilai kuantitatif. Misalnya pejabat tinggi, orang berkuasa, atau yang memiliki net working yang luas. Dari perspektif ini, maka jelas sekali janda miskin adalah ekor. Padahal Alkitab mengatur pemeliharaan atas janda, jelas bukan ekor. Dari perspektif Alkitab, dengan segera, paham seperti ini akan membingungkan. Berlawanan sekali dengan prinsip Alkitab. Mengapa? Jelas, kitab Ulangan 28 mengatakan, kamu akan jadi kepala bukan ekor, menunjuk kepada ketaatan kepada Allah, dan jaminan pemeliharaan. Jelas pula, kepala tak menunjuk pada status kaya. Dan, sekalipun janda itu kaya, jangan lupa dia tetap saja janda, tanpa suami. Artinya, janda kaya pun ekor dan bukan kepala. Karena, jika ukurannya kuantitatif, maka seharusnya dia adalah nyonya kaya, bukan sekedar janda kaya. Dan, juga, kepala menurut Alkitab adalah ketaatan umat yang berujung pada pemeliharaan Allah. Hebatnya, janda miskin di Sarfat, dalam kisah Raja-raja, dipelihara Allah melalui pelayanan nabi terkenal, Elia. Dia benar-
benar seorang janda yang amat sangat miskin, karena persediaan makanannya cukup hanya untuk dia berdua dengan anaknya. Dan, lebih parah lagi, hanya untuk waktu itu saja. Itu sebab ketika nabi Elia meminta makanannya, itu sama saja kematian bagi mereka. Tapi janda yang sangat miskin itu, mendapat pelayanan yang diwarnai mujizat makanan yang tak kunjung habis. Juga kehidupan bagi putrinya yang sakit dan kemudian mati. Wow, luar biasa pemeliharaan Allah atas janda dan anaknya yang di Sarfat. Jika dia janda yang sangat miskin, adalah ekor, mengapa Allah begitu memperhatikan dan memeliharanya. Tidak tanggungtanggung, melalui nabi yang terkenal di jamannya, yang dipakai Tuhan secara luar biasa di Israel. Maka, amat sangat jelas, janda yang amat sangat miskin itu, adalah kepala, itu sebab Allah menepati janjiNya, dengan memelihara hidupnya. Dalam kisah janda di Sarfat, ada yang berkata, janda itu sesungguhnya ekor, karena dia janda dan miskin. Tapi karena beriman sungguh, mentaati apa yang dikatakan Elia, dia dijadikan kepala. Tampaknya semakin panjang orang berbicara dengan imajinasi sendiri, seperti yang juga selalu diperingatkan Alkitab, umat harus selalu berhati-hati terhadap orang seperti ini. Mereka lupa, Allah memelihara janda itu, menjadikannya kepala, jauh sebelum dia mentaati apa yang dikatakan Elia. Allah mengirim Elia memelihara kehidupan janda yang sangat miskin itu. Dan,bahkan jauh sebelum janda itu sendiri menyadarinya. Karena janda yang sangat miskin itu hidup benar, dan Allah menepati janji-Nya. Masak iya, janda itu bertindak mendahului Allah. Tapi itulah pikiran duniawi yang dijadikan dasar berpikir
1. Pelita Batak 90.7 FM, Dolok Sanggul (Sumut) (Senin s/d Sabtu Pkl.10.30 WIB, Minggu Pkl.13.00 WIB) 2. BUDAYA SIMALUNGUN 102 FM, P.Siantar ( Sumut ) (Selasa & Kamis Pkl. 16.00 wib) 3. SUARA KIDUNG KEBENARAN 87.8 FM, Pem.Siantar (Sumut) (Selasa & Jum’at Pkl. 19.30 wib, Minggu Pkl. 13.00 wib) 4. SWARA BERKAT 103.2 FM, Sidikalang. (Sumut) (Sabtu Pkl.05.00 -5.30wib) 5. MERCY YA’AHOWU MANDIRI FM, Gunung Sitoli (Sumut) (Sabtu, Pkl. 21.00 WIB) 6. Radio Gresia 101.5 Mhz, Sibolga - (Sumut) (Sabtu Pkl. 19.00 - 1930 Wib) 7. Radio Furai 102,90 FM, Teluk Dalam Nias Selatan - (Sumut) (Senin-Sabtu Pkl. 06.00- 07.00 Wib), (Kamis: Pkl.17.00 - 20.00 Wib) (Minggu Pkl. 06.00 - 22.00 Wib) 8. PRESTASI 107,9 FM, Jakarta (Kamis , Pkl. 22.00 wib) (Sabtu , Pkl. 21.00 wib) 9. PELITA KASIH 96.30 FM, Jakarta Senin (Perspektif Kristiani) Pkl. 20.00 wib Jum’at (renungan pagi) Pkl. 05.00wib 10. TONA 702 AM, Jakarta (Minggu, Pkl. 07.00 WIB & Pkl. 19.00 WIB 11. M.G.Radio.org, Jakarta / Depok (Selasa Pkl. 09.00 WIB, Kamis Pkl. 18.30 WIB) 12. NAFIRI 96.2 FM , Tasikmalaya (Senin, Pkl. 15.00 wib) 13. SUARA SION PERDANA 1314 AM,Jebres (Jateng) (Sabtu Pkl. 10.00 wib) 14. KERUXON 107.6 FM, Semarang (Jateng) (Senin,Rabu,Jum’at Pkl.13.00 WIB) 15. R.HOSANA IMANUEL 107.5FM. PATI (Jateng) (sabtu-minggu Pkl. 13.00wib) 16. SOLAGRACIA 97.4 FM, Malang (Jatim) (Selasa Pkl. 06.00 WIB, Jum’at Pkl. 22.00 WIB) 17. SYALOM FM 107.2 MHz , Kediri (Jatim) (Rabu Pkl. 09.00 - 09.30 WIB) 18. GALA FM 107 FM, Banyuwangi (Jatim) 19. HEART LINE 92.2 FM, Bali (Selasa 21.30 - 22.00 Wita, Sabtu 20.00-20.30 Wita) 20. ROCK RADIO 88,4 FM, Lombok (NTB) (Minggu dan Kamis Pkl.05.30 wita) 21. SUARA PENGHARAPAN 90.30 FM, Waingapu - Sumba (NTT) (Senin s/d Minggu Pkl.20.00 wita) 22. MERCY 90.4 FM SOE, Soe - NTT (Senin s/d Minggu Pkl 05.00, 12.00, 22.00 WITA 23. KISSORA FM 105.1 MHz, Kupang (Minggu Pkl. 09.00 wita)
REFORMATA
menjelaskan Alkitab, sehingga menjadi kacau balau. Respon manusia menjadi kunci tindakan Allah. Allah dibuat jadi kerdil, dan manusia menjadi besar, karena itu manusia bisa menggerakkan Allah. Di sisi lain ada pula yang berkata, andai saja janda itu punya iman lebih kuat, dan memberi lebih banyak tepung dan minyaknya, pasti dia akan menerima lebih banyak lagi. Tampaknya, semakin banyak orang yang punya keberanian besar untuk bicara, tapi tidak untuk belajar. Jelas sekali dikatakan Alkitab, bahwa apa yang diberikan kepada nabi Elia, tinggal itu yang dimilikinya. Bagaimana mungkin janda yang amat sangat miskin itu bisa memberi lebih. Jelas sekali, tujuan khotbah seperti ini hanya untuk memotivasi pendengar agar memberi materi lebih banyak lagi, supaya dapatnya juga lebih banyak lagi. Sangat kacau, diajar berhitung dengan Allah sumber berkat sejati. Adalah fakta tak terbantah, semua milik kita, harta dan hidup ini, adalah pemberian Allah. Bagaimana bisa, memberi bagian kecil dari harta dan hidup, sudah mau meminta kembali yang lebih banyak lagi. Sungguh tidak tahu diri, tidak tahu bersyukur. Ingatlah apa yang dikatakan rasul Paulus: Bagiku hidup adalah Kristus (pengabdian bukan materi), dan mati adalah keuntungan. Ingat bagaimana Elisa yang menyembuhkan Naaman dari kusta, menolak pemberiaan Naaman yang amat sangat banyak. Semoga kita punya rasa malu berhitung dengan Allah, kecuali kita, memang bukan umat yang sesungguhnya. Melompat ke PB, kita pun tersentak dengan kisah janda miskin lainnya di Injil Markus. Adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri yang memuji sang janda
24. RADIO SAHABAT 102.7 MHz , kupang (Senin s/d Minggu Pkl 05.00 - 05.30 WITA 25. BAHTERA HAYAT 91.4 FM, Kuala Kapuas (Kalteng) (Senin, Pkl. 19.00 wib 26. SARTIKA FM Kuala Kurun (Kalteng) (Minggu, Pkl 08.00 wib) 27. R.P.K SERUYAN FM 91.5 MHz, Kuala Pembuang - (Kalteng) (Senin-Minggu Pkl. 08.00 wita) 28. SUARA GITA CITRA FM 90.2 MHz, Manado (Sulut) (Senin s/d Sabtu Pkl 08.05 WITA ) 29. ROM2 102.FM, Manado (Sulut) (Minggu Pkl. 07.00 WITA) 30. CWS 89.40 FM, Manado (Sulut) (Minggu Pkl.10.00 wit, Senin Pkl.12.00 wit) 31. Rd. Anugerah 107.2 FM, Minahasa (Sulut) senin - minggu Pagi pkl 06.00-07.00 Wita Malam Pkl 21.00 - 22.00 Wita 32. SUARA NAFIRI 92.2 FM, Bitung (Senin, Pkl. 21.00 wita) 33. Radio Voice of ove92.6Mhz , Manado (Sumut) Senin dan Sabtu Pkl05.10-05.45 Wit 34. SYALLOM FM 90.2 MHz, Tobelo -(Sulut) (Minggu, Pkl. 14.30 wita) 35. KASIH PROSKUNEO 105.8 FM, Palu (Sulteng) (Selasa Pkl. 15.00 WITA) 36. LANGGADOPI 101.2 FM, Tantena. (Sulteng) (Minggu Pkl. 17.00 WITA) 37. CHARITAS 103.3 FM, Tolitoli (Sulteng) (Senin s/d Sabtu Pkl. 18.00 WITA) 38. CRISTY 828 AM, Makasar (Sulsel) (Senin Pkl. 22.30 WITA) 39. SANGKAKALA 96.8 FM, Ambon ( Maluku) (Sen,Rab,Kam,Jum Pkl. 05.30 wit) 40. TITASOMI 96 FM, Ambon ( Maluku) (Minggu, Pkl. 18.30 wita) 41. SWARA NUSA BAHAGIA FM 1170 KHz, Jayapura (Papua) (Kamis Pkl. 10.00 wit) 42. MATOA 102.6 FM, Manokwari (Minggu , Pkl. 06.00 wit)
miskin, karena memberikan yang terbaik yang dimilikinya sebagai persembahannya. Dan persembahannya itu benar di mata Tuhan, karena dia tak berhitung urusun besaran, 10%, 50%, atau bahkan lebih. Apalagi meminta kembali, 30x, 60x, atau 100x, lipat. Janda miskin yang dipuji langsung oleh Tuhan Yesus Krsitus itu tetap hidup miskin sepanjang hayatnya. Dia miskin materi, tapi sangat kaya rohani. Dia janda miskin yang mengajar setiap orang percaya, di sepanjang masa, agar memberi dengan tidak berhitung. Dia telah menjadi model bagi gereja, yang kini coba dirusak oleh sekelompok orang yang berorientasi pada materi. Maria, ibu biologis Yesus Kristus, juga tetap miskin ketika ditinggal mati oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Maria yang sepanjang hidupnya diabdikan dalam pelayanan Yesus Kristus. Maria yang menderita secara jasmani dalam kelahiran dan kematian Yesus Kristus. Maria yang disebut wanita paling berbahagia di kolong langit ini. Maria yang telah menjadi janda sebelum kematian Yesus Kristus. Maria tak menjadi kaya raya, sekalipun dia ibu Yesus, dan sepanjang hidup hingga mati Yesus Kristus, selalu ada bersama Yesus. Hebatnya, Maria tak pernah meminta kekayaan, karena dia memang seorang beriman yang sejati. Kaya bukan dosa, tetapi miskin juga bukan aib. Beriman tak sama dengan kaya atau sehat, melainkan hidup yang benar. Dan, Maria wanita paling berbahagia adalah teladannya. Yesus Kristus yang bisa membuat Maria sekejab menjadi kaya raya, ternyata tak melakukannya. Bahkan sebaliknya, Yesus Kristus meminta Yohanes murid Nya untuk juga mengurus Maria ibu-
Nya. Ah, demostrasi cinta kasih yang besar, membuat orang percaya menjadi keluarga besar, bukan harta besar. Janda amat sangat miskin di Sarfat dalam kisah PL, juga janda miskin di PB, dan Maria yang juga janda dan miskin, ternyata mereka tak mejadi ekor dalam kejandaannya, juga tidak menjadi ekor karena kemiskinannya. Sebaliknya, mereka adalah kepala yang anggun dan agung, yang dibela dan dipelihara oleh Allah Sang Pencipta. Allah menjadikan mereka kepala dalam sepanjang sejarah hidup manusia. Nama mereka tercatat di dalam Alkitab dan Kitab Kekekalan. Karya mereka tak terbantah, berbanding terbalik dengan mereka yang selalu getol berbicara kepala sama dengan kaya, penuh skandal keuangan. Media umum pun sudah menjadikannya konsumsi berita. Ah, betullah kata Yesus Kristus: Kamu tak mungkin mengabdi kepada dua tuan, pilihlah kepada siapa engkau akan mengabdi, Tuhan atau mamon. Kepala, jelas bukan soal kaya atau bukan janda. Izebel, permaisuri raja Ahab, tidak janda, dan tidak miskin. Dia wanita kaya raya, yang memelihara 400 nabi untuk bernubuat bagi kerajaannya, adalah ekor tulen. Kematian tragisnya dinubuatkan oleh nabi sejati Elia. Nah, hati-hati, suara nabi mana yang Anda dengar. Setelah tak lagi ada nabi (era PL), rasul (era PB), maka di era kini, suara pengkhotbah mana yang Anda dengar. Ingat, jadilah kepala bukan ekor, kualitas bukan kuantitas. Bukan hanya menjadi umat pengekor, tapi juga kepala yang mengawasi dan berani mengoreksi. Selamat hidup benar dengan menjadi kepala yang benar.
Hikayat 29
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
Apo(li)tik Hotman J. Lumban Gaol
T
AHUN 2013 adalah tahun politik, tahun pemanasan politik. Mengapa? Di dalamnya akan dipenuhi dengan keributan dan kegaduhan seputar politik negeri ini. Sebabnya, tahun ini merupakan pintu gerbang masuk berbagai perhelatan politik, yang akan digelar pada tahun 2014. Berita seputar pemilihan umum nanti akan membumbung, diantaranya Pileg dan Pilpres. Di tahun ini juga, wajah dan berita politik akan berjibun diberitakan media. Ini dinamakan politik percitraan dan narsis-narsisan. Tahun politik sudah didengungkan pemerintah. Sudah lumrah bila “menjelang pemilu” banyak uang digelontorkan langsung ke masyarakat. Bahasa pemerintah, tahun 2013 tahun konsolidasi. Bagi pemerintahan SBY penting untuk konsolidasi. Berkaca pada periode pemerintahan SBY sebelumnya, di akhir pemerintahan biasanya akan menggelontorkan berbagai program populis kepada masyarakat bawah. Tatkala itu yang terjadi, azas manfaat di lingkungan kekuasaan dan para cukong untuk mempromosikan diri relatif besar. Sudah tentu potensi pelanggaran relatif besar juga. Hal itu dikatakan Jerry Sumampow, bahwa potensi pelanggaran itu akan sangat besar. “Potensi pelanggaran itu akan besar. Sebab, sekarang banyak media yang terangterangan berafiliasi dengan parpol, bahkan corong partai politik,” ujar Koordinator Komite Pemilih Indonesia dan juga Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, itu. Lagi-lagi, tahun 2013, bagi para politisi untuk mempromosikan diri merebut hati rakyat. Ini tahun pencitraan. Tak heran para
politisi dan pengurus partai politik berlomba membuat citra. Orang yang merasa memiliki kapasitas, merasa mampu, lalu mencalonkan diri menjadi wakil rakyat. Partai-partai yang sudah lolos verifikasi faktual telah menyusun strategi untuk mengambil hati rakyat. Berbagai hal dilakukan, ada juga partai sudah sibuk membuat iklan mencari calon anggota DPRD tingkat kabupaten/kota dan provinsi, juga calon anggota DPR RI di tingkat pusat. Sudah tentu tidak sedikit yang mendaftar. Para purnawiran, pensiunan juga ikut mendaftar. Tentu kita berharap, akan dilakukan penyaringan politisi yang baik, dengan demikian politisi busuk tidak menduduki jabatan publik, demi menjadi gerbang menuju demokrasi dan keadilan sosial. Di level bawah, grass root, politik akan sangat terasa gesekannya. Antar caleg dan antar partai politik dalam rangka merebut simpati massa. Bukan rahasia, umumnya politisi hanya mencari kekuasaan untuk kepentingan dirinya, bukan untuk memperjuangkan hajat hidup orang banyak. Menjelang pemilu wajah dipoles, pencitraan dibuat untuk mengelabui hati rakyat dengan janji-janji manis dari langit. Pada kenyataannya janji tinggal janji. Para politisi harus sadar, rakyat sekarang ini sudah cerdas, memiliki pemahaman yang baik atas semua pembodohan dan laku tipu daya politik. Politik uang tidak lagi bisa menggoyahkan hati rakyat yang menginginkan pemerataan sosial. Selama tiga kali pemilu di
masa reformasi ini, banyak intrikintrik politik mengelabui dan memikat pemilih. Ini cukup untuk waktu belajar. Sungguhlah, politik dalam arti kepentingan umum, baik yang berada di bawah kekuasaan
negara di p u s a t maupun di daerah sudah terus diawasi rakyat, terutama lembaga swadaya masyarakat. Dalam arti kebijaksanaan: politik sebagai penggunaan pertimbanganpertimbangan tertentu untuk menjamin terlaksananya kehidupan bersama. Cita-cita politik, mengelola hidup bersama. Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah proses pertimbangan “demi hidup bersama.” Namun apa yang terjadi? Kita melihat bahwa politik itu menjadi ajang penjarahan massa oleh para politisi culas, politisi serakah dan oknum tamak dan oportunis. Padahal, makna dari berpolitik untuk nilai hidup mengelola hidup bersama. Inilah yang dilalaikan selama ini oleh para politisi, bertopeng menjadi wakil rakyat.
Sesungguhnya perjuangannya mengejar kursi kekuasaan demi dirinya sendiri. Bukan rahasia lagi, umumnya, kesuksesan para politisi karena mereka juga banyak harta. Hanya segelintir yang jujur. Bukan apatis. Tetapi suuzon (bersangka buruk) yang nyata, kita lihat bahwa para gembong politisi hanyalah pura-pura saja. Politisi purapura santun dan tenang, pura-pura bersih dan suci, pura-pura asketis, padahal korup, doyan pulus. Inilah kebobrokan yang terjadi di bidang politik. Semua partai politik mengemas diri untuk meraup suara nanti di pemilu 2014. Itu namanya bertopeng politik. Lalu, apa hubungan politik dangan “apotik” di judul tulisan ini? Di apotik kita sering melihat lambang apotik menggambarkan dewi Yunani, Hygieia. Hygieia sedang memegang mangkuk dengan ular jinak yang mengitarinya dan seolah minum dari mangkuk. Ini mitos, bahwa Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi yang merupakan seorang anak dari Asclepius sebagai Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi Yunani. Ular menggambarkan pasien yang bebas memilih untuk mengobati dirinya sendiri atau tidak. Menurut kepercayaan Yunani kuno, ular yang melilit pada mangkuk itu menggambarkan kesembuhan. Tetapi yang jelas apotik hanya tempat penjualan obat, obat untuk menyembuhkan. Itu sebab, jika politik untuk memikirkan hajat orang banyak,
maka politik menjadi harapan, tetapi, jika ia hanya untuk topeng kekuasaan, lebih baik anti politik, apolitik. Apotik tidak bedanya dengan partai politik yang meneriakkan kesembuhan, jalan keluar dari permasalahan bangsa, tetapi sesungguhnya tidak pernah menyebuhkan. Partai politik sebagus-bagusnya juga bukan malaikat yang mau berkorban. Rakyat kita sudah letih dibohongi sebagai bangsa pariah. Maka, tentu agar apolitik tidak terjadi, politik di tangan politisi harus menjadi harapan. Manakala, partai politik hanya janji-janji, tidak pernah berusaha mengwujudkannya, ia ‘bak apotik penjual obat saja. Sedangkan partai politik yang sikap dan hatinya berjuang untuk kemaslahatan umat, bukan membuat janji-janji yang muluk, ia bukan apotik penjual obat tetapi obat itu sendiri. Apolitik, apatis terhadap politik negeri ini seolah tidak bisa dihindari. Politisi sekarang, warga yang memilih golput tak bisa dibendung lagi. Mereka yang tak menggunakan hak politiknya bisa jadi karena ketidakpedulian pemerintah terhadap kehidupan masyarakat, yang berdampak pada ancaman golput. Antusiasme masyarakat kita terhadap politik menjadi hal perlu digumuli bersama. Sebagaimana apotik menjual obat, politik harus memberikan harapan menyebuhkan. Sudah barang tentu apapun apotiknya, apapun partainya, kalau masih menjual obat, sama saja. Rakyat berharap politisi mesti menjadi obat. Kalau para politisi tidak bisa mengobati penyakit, beban masyarakat, lebih baik mengambil jarak. Kalau tidak bisa menjadi obat, jangan menjadi penyakit.
REFORMATA
30 Berita Luar Negri 30
T
Serangan Terhadap Gereja Koptik Digagalkan Aparat
AK henti-hentinya gereja Koptik Mesir disatroni kelompok intoleran yang hendak mengacau. Senin (7/1/2013), lagi sebuah Gereja Koptik di kota Rafah, berbatasan dengan Jalur Gaza dirusuh orang-orang tak bertanggungjawab. Namun berkat kesigapan aparat Angkatan Darat Mesir, insiden yang hendak mengacau kekhususkan pemeluk Kristen Koptik di Mesir yang baru memperingati hari Natal pada Senin ini berhasil dicegah. “Unit-unit angkatan darat berhasil menggagalkan serangan terhadap gereja Rafah pada pukul 01.00 (Senin, 06.00 WIB) dan menahan sebuah mobil berisi bahan peledak dan senjata api di dekat gereja,” demikian dilansir Kompas dari laporan kantor berita Mesir, MENA. Meski sekelompok pria bercadar berhasil melarikan diri, tetapi militer berhasil mengamankan mobil berisi bahan peledak yang berbahaya. Natal tahun 2012 ini adalah perayaan pertama bagi umat yang berjumlah 10 persen dari 83 juta rakyat Mesir, di bawah pemerintahan Ikhwanul Muslimin. Kendati Presiden Mohammed Morsi pernah menyatakan diri sebagai presiden untuk seluruh bangsa Mesir, namun seperti dirilis Kompas, kekhawatiran umat akan masa depan kelompok minoritas di Mesir tetap muncul. Apalagi realita dilapangan umat kerap mengalami diskriminasi dan marjinallisasi, juga tak jarang mereka menjadi sasaran kekerasan sektarian. ?Slawi/ dbs
Dekrit Sultan Selangor: Non-muslim Dilarang Gunakan Kata Allah “Umat kristen di Malaysia telah menggunakan kata Allah dalam Alkitab berbahasa Melayu dan di setiap kebaktian selama berabadabad. Banyak penduduk pribumi di negeri jiran itu telah memasukkan kata Allah dalam bahasa sehari-hari. Hal itu menjadi bukti kita harus tetap meneruskan kata ini dan meminta agar semua partai dapat menghormati hak dasar setiap warganya.” Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Majelis Persatuan GerejaGereja di Malaysia CCM, Rev Hermen Shastri sebagai bentuk penegasan bahwa kata Allah akan tetap digunakan di dalam Alkitab, seperti dilansir asiaone.com, Kamis (10/1/2013). Penegasan sikap ini diambil setelah para petinggi CCM melakukan pembahasan menanggapi dekrit yang sebelumnya dinyatakan oleh Sultan Negeri Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah. Dekrit tersebut menyebutkan, bahwa warga non-muslim di wilayah itu dilarang menggunakan kata Allah. Dalih Sultan, kata Allah merupakan kata suci dan khusus untuk umat muslim. Kepala-kepala gereja di Malaysia, kata Hermen, juga telah sepakat bahwa penggunaan kata Allah merupakan hak yang dijamin dalam Konstitusi Federal Pasal 11, mengenai kebebasan beragama. Menanggapi dekrit kontroversial itu, tak berselang lama sejak dekrit disampaikan, Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan sekutunya mengambil sikap dan menyatakan, kata Allah dapat digunakan oleh siapa saja asal tidak disalahgunakan untuk menyerang umat Islam. Senada dengan hal itu, Menteri Besar Selangor Tan Sri Khalid Ibrahim juga mengatakan tidak salah bagi warga non-muslim menggunakan kata Allah. Menurut dia, non-muslim boleh memakai kata itu asal tidak dimaksudkan untuk mengejek dan menyalahgunakan artinya. ?Slawi/ dbs
Hidup di Era Informasi, Yesus Pasti Punya Faceebook Dan Twitter
P
ERKEMBANGAN teknologi informatika yang begitu pesat, ditambah evolusi media yang berkembang cukup pesat memberi dampak yang baik bagi pelaksanaan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus. Kini semakin mudah orang mengakses informasi, mendapatkan data dan mengunduh berita. Pengaruh positif ini juga dirasakan betul oleh gereja. Apalagi dengan datangnya media jejaring sosial yang canggih seperti sekarang ini. Uskup agung Freiburg Robert Zollitsch dalam sebuah kesempatan menyatakan, bahwa semua media bisa digunakan untuk mewartakan firman Tuhan. Tetapi jejaring sosial, kat Zollitsch, memberikan jalan baru untuk menjangkau orang-orang yang belum pernah bisa digapai oleh Gereja. Bahkan bukan hal yang niscaya jika Yesus hidup di zaman modern pun akan memiliki akun Facebook dan Twitter, kata uskup agung di Jerman itu, seperti dilansir beritasatu. com dari surat kabar Ruhr Nachrichten beberapa waktu lalu. Zollitsch percaya jika Yesus pasti akan senang menggunakan Facebook dan Twitter untuk melayani lebih banyak orang di dunia. Yesus hari ini pasti akan berkarya melalui Facebook dan Twitter, imbuhnya. ?Slawi/ dbs
REFORMATA
EDISI EDISI 160 160 Tahun Tahun XX 11 -- 28 28 Februari Februari 2013 2013
Kristen, Ancaman Bagi Korea Utara
O
PENDOORS organisasi nirlaba yang koncern dalam pendistribusian Alkitab dan gereja-gereja yang teraniaya, setiap tahunnya membuat daftar negara yang kerap menganiaya orang-orang percaya. Di tahun 2013 ini Opendoors dengan World Watch List 2013 menempatkan Korea Utara sebagai negara di mana orang Kristen yang ada di dalamnya paling dianiaya. Masalah utama di negara paling gemar menganiayaa orang kristen ini adalah persoalan ideologis. Seperti disebut dalam websitenya worldwatchlist.org, sebagai salah satu negara komunis yang tersisa, negara itu mempromosikan ideologi yang sangat keras menentang agama, termasuk kristen. Selain itu di negara berpunduduk kristen 400.000 orang dari 24,5 juta total penduduknya, percaya bahwa Kristen berkaitan erat dengan barat, karena itu menjadi ancaman nyata yang
dipandang dapat mencelakai disiplin sosial Korea Utara. Karena itu potensi ancaman ini harus diberantas dengan segera. Karena pranoid yang berlebihan itu umat Kristen di negara yang saat ini dipimpin oleh Kim Jong-Un ini kerap terdiskriminasi, sering ditangkap dan ditahan, kerap mengalami penyiksaan, bahkan eksekusi publik. Tidak itu saja, seperti ditulis oleh Opendoors, sistem kamp kerja paksa juga kerap dikenakan kepada orang-orang kristen di sana. Urutan kedua negara di mana orang kristen paling teraniaya adalah Saudi Arabia, kemudian diikuti oleh Afghanistan, Iraq, Somalia dan beberapa negara lainnya. Laporan lengkap tentang World Watch List 2013 oleh Opendoors dapat didownload di situshttp:// worldwatchlist.org.au ?Slawi/ dbs
31
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013
IKLAN MINI
Untuk pemasangan iklan, silakan hubungi Bagian Iklan : Jl. Salemba Raya No 24, Jakarta Pusat Tlp. (021) 3924229, Fax:(021) 3924231 HP: 0811991086
Tarip iklan baris : Rp.6.000,-/baris
( 1 baris=30 karakter, min 3 baris ) Tarip iklan 1 Kolom
: Rp. 3.000,-/mm ( Minimal 30 mm)
Tarip iklan umum BW : Rp. 3.500,-/mmk Tarip iklan umum FC : Rp. 4.000,-/mmk ALKITAB ELEKTRONIK
Jual NEW iPad,BB,Tab,all NEW Gagdet Terima Jasa Install Bible + Lagu Rohani Paket Memory.SMS: 02193216178/ ptags@hotmail.com.
BUKU
Gratis bk “Benarkah Nabi Isa Disalib?” Surati ke PO BOX 6892 Jkt13068, www.the-good-way.com, www.answering-islam.org, www. yabina.org, www.sabda.org, www. baritotimur.org, E-mail: apostolic. indonesia@gmail.com
CARI KERJA
PRIA 38th, SLTA, Lancar mengetik & bisa komputer Word & Excel. Peng. kerja 14th Adm/Entry Data di konsultan pajak. Cari kerja sbg Adm/Entry Data di Yayasan Kristen/perusahaan swasta. Domisili sy di Rawamangun, Jak-Tim. Hub: 0878-8118-2552 (Andi).
KONSULTASI
Kami melayani jual-beli, tukar tambah, service,rental alat-alat musik & sound system berbagai merek dengan harga spesial
CD KHOTBAH
Dptkan segera CD dan DVD Khotbah Pdt. Bigman Sirait, dgn Jdl antara lain, CD: Mnemukan doa yg benar, mengerti kehendak allah,dll dan DVD: Makna kenaikan Tuhan Yesus, memuliakan diri atau Tuhan, dll,utk info dan pemesanan telp 021- 3924229
Anda punya mslh dng pajak pribadi, pajak prshan (SPT masa PPN, PPh, Badan) Hub Simon: 0815.1881.791. email: kkpsimon@gmail.com
LES PRIVAT
Mau pintar mat/fis/kim/ b.ing? cmn 160 rb/bln.SMU/SMP/UMUM.bimbel kursus “MSC”JL batutopas 57 pulomas Jaktim.T.3664-9212/2367-3169
REFORMATA
32
REFORMATA
EDISI 160 Tahun X 1 - 28 Februari 2013