EDISI 178 • Tahun X 1-31 Agustus 2014
Laporan Utama
3
Daftar Isi Daftar Isi
1
Dari Redaksi
2
Surat Pembaca Laput
3-5
Membangun Manusia Perkembangan MIKA Masyarakat Daerah Editorial
6
Pilpres Fenomena Liputan
7
Memahami Kitab Suci Konsultasi Kesehatan
8
Konsultasi Hukum Konsultasi Teologi Konsultasi Teologi
9
Konsultasi Keluarga
T
ak ada yang netral dalam jurnalistik. Netralitas bukanlah prinsip dan kaidah jurnalistik. Karenanya, secara jurnalistik, tak ada yang salah ketika sebuah media di ajang Pilpres ini menyatakan dukungannya kepada kubu Peci Nomor 1 atau Kotak-kotak. Yang penting adalah, media itu tetap elegan dalam menyajikan beritaberita dan analisa-analisanya. Begitupun Reformata, kalau sebagian pembaca menilainya terlalu berpihak pada kubu Jokowi di masa Pilpres ini, itu bukan karena
Kaidah Jurnalistik kami tidak independen. Lagi pula, apa sebenarnya makna independen? Ini harus dipahami dengan baik dan benar. Karena independen tak sama artinya dengan netral, yang berarti tidak berpihak ke A atau B. Independen itu tetap berpihak, tetapi merdeka alias tidak dipengaruhi atau ditekan pihak manapun dalam menyatakan sikap keperbihakannya itu. Atas dasar itu maka janganlah cepat dan mudah berbangga dengan mengatakan “kami netral”
dalam suatu ajang seperti pileg atau pilpres. Lain halnya dengan gereja atau lembaga gerejawi seperti PGI, PGPI, PGLII dan lainnya. Mereka itu institusi yang anggotanya terdiri dari jemaat yang beraneka-ragam latar belakang dan orientasi politiknya. Jadi, tak sepantasnyalah jika gereja atau lembaga gerejawi itu dipakai untuk menggiring jemaat demi mendukung capres tertentu. Reformata bukanlah gereja, tapi media, yang misinya mencerah-
kan pembaca dengan berbagai info, berita, dan analisis atau pendapat yang berkualitas dalam kebenaran. Maka kami, walaupun terkesan mendukung kubu capres tertentu, tapi kami jelas tidak mengada-ada, apalagi memfitnah. Kami hanya memaparkan data dan fakta, disertai ulasan, yang semoga semuanya kritis dan bermanfaat. Akhirnya para pembaca Reformata, mari berdoa syafaat untuk negara dan bangsa Indonesia. Kiranya Tuhan memimpin dan memberi hikmat serta keteguhan hati kepada presiden baru agar selalu bekerja berlandaskan kebenaran demi keadilan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Misi Kita Bersama (MIKA)
Membangun Manusia Seutuhnya
Konsultasi Keluarga Jadwal Gereja
10
Laporan Utama
11
Surat Dari Pembaca
Politik Masuk Gereja Germas
12
Pribadi Yang Terpanggil Ungkapan Hati
13
Tiada yang Mustahil Mata-Mata
14
Piki Apa Kabarmu Senggang
15
Memilih Management Kita
16
Bahagia itu Penting Resensi
17
Hidup itu Sederhana Respon Keagungan-Nya Bincang-bincang
18
Kredo
19
Sukses Liputan
20
PemudaKristen Muslim dan Kristen Peluang
21
Kuliner Minahasa Profil
22
Suara Pemuda Khotbah Populer
23
Kepongahan BGA Mata-hati
24
Pendeta, Politik, Pelayan Hikayat
25
Air Berita Luar Negeri
26
Pendeta dipenjara Iklan
27
Perubahan Reformata Apa kabar, Reformata? Saya lihat beberapa edisi belakangan ini Reformata selain beritanya yang berisikan politik, desain cover dan bagian dalamnya banyak mengalami perubahan. Apakah memang ada warna berbeda yang ingin diberikan, atau justru ikut-ikutan dalam kepentingan politik? Sukses selalu. Melky Panggulu, Tanjung Balai, Kepulauan Riau. Kabar Baik, Bapak Melky di Tanjung Balai, Kepri. Betul sekali, setiap edisinya, Reformata ingin tampil beda dengan cover dan isi yang lebih fresh, terutama dengan bergabungnya anggota baru kami di tim Desain. Isi dari berita dan isu politik yang diangkat oleh Reformata, bukanlah sekedar gerakan ikutikutan belaka seperti yang dimaksud. Namun, lebih kepada sebuah upaya kepedulian Reformata terhadap keadaan dan kelangsungan kehidupan bangsa ini, dilihat dalam perspektif Kristen. Secara intensif, Reformata mengawal perkembangan politik, jauh sebelum Pemilihan Legislatif yang berlangsung pada 9 April yang lalu, dengan terus menyuarakan kebenaran dan keadilan. Sukses juga untuk Bpk. Melky. God Bless You. (Redaksi) Reformata Dijual di Mana? Horas Reformata! Saya ingin menanyakan, adakah toko buku rohani di Jayapura yang menjual tabloid Reformata? Saat ini saya hanya mengikuti berita-berita Reformata dari onlinenya saja, karena
saya tidak tahu bagaimana untuk mendapatkan tabloidnya. Mohon dimuat pertanyaan saya ini. God Bless You, Rose Gurning Jayapura, Papua. Mejuah-juah, Ibu Rose Gurning di Jayapura. Senang sekali Reformata dapat menyapa seorang pembaca setia kami di Jayapura, Papua. Untuk saat ini Reformata memang belum dapat mendistribusikan Tabloid kami hingga kewilayah Jayapura, Papua. Namun janganlah ibu Rose berkecil hati. Kedepannya, jika memang Ibu dan pembaca lain ingin berlangganan Tabloid Reformata secara khusus, silahkan kirim data lengkap, alamat tempat tinggal, alamat email, dan nomor telepon yang bisa dihubungi, ke alamat email kami: reformata2003@yahoo.co.id. Terimakasih dan sukses selalu. God Bless You too. (Redaksi) Prihatin Sebuah Universitas Shalom. Saya membaca Reformata dan sempat terkejut dengan berita tentang salah satu universitas di Jakarta tempat saya menimba ilmu. Sebagai alumni, saya turut prihatin jika persoalan kisruh didalam dunia pendidikan, terus menerus terjadi, terutama didalam dunia pendidikan Kristen yang mengajarkan Kasih dan rendah hati. Kasihan adik-adik saya yang masih kuliah. Terimakasih. Charles Tangerang Shalom, Bapak Charles di Tangerang. Kami juga ingin me-
nyampaikan keprihatinan atas apa yang terjadi didalam dunia pendidikan Kristen yang ada di Indonesia. Keinginan kami bukanlah sematamata ingin mengambil keuntungan dari kisruh yang tengah terjadi, namun memberitakan suatu hal yang perlu diketahui oleh khalayak, mengenai permasalahan yang terjadi. Semoga dengan demikian, kita dapat saling berkaca dan memperbaiki setiap kekurangan yang ada didalam diri kita. Mari bersama kita doakan, agar permasalahan yang terjadi dapat segera selesai, sehingga dunia pendidikan Kristen dapat tetap menjadikan Kasih dan Rendah Hati, sebagai dasar dari pelayanan pendidikan. Terimakasih atas respon yang sudah bapak sampaikan kepada kami. Sukses selalu. God Bless You. (Redaksi) Informasi Bagi lulusan SMA 2014, BII bersama Maybank Foundation menyelenggarakan program beasiswa penuh bernama “BII-Maybank Foundation Scholarship” yang memberikan kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa untuk melanjutkan pendidikan tingkat Sarjana (S1) di universitas terkemuka di Indonesia, Singapura dan Malaysia. Adapun beasiswa ini mencakup biaya pendidikan, biaya hidup, laptop, tunjangan buku & internet dan asuransi kesehatan selama 4 tahun masa studi. Tahun ini, “BII-Maybank Foundation Scholarship” Batch II bekerja sama dengan 9 universitas negeri terkemuka di Indonesia yaitu: 1. Universitas Indonesia 2. Institut Pertanian Bogor
3. Universitas Padjajaran 4. Institut Teknologi Bandung 5. Universitas Gadjah Mada 6. Universitas Brawijaya 7. Universitas Airlangga 8. Institut Teknologi Sepuluh Nopember 9. Universitas Hasanuddin Informasi selengkapnya dapat diakses melalui http://scholarshipvoach.us7.listmanage.com/track/click?u=d6eda8 2f3d3070a8290b52f16&id=bd827e 3c13&e=ff3bdee6be Aplikasi beasiswa akan ditutup pada tanggal 29 Agustus 2014. Meskipun informasi beasiswa tersedia gratis, ternyata persaingan untuk mendapatkan beasiswa sangatlah berat. Dibutuhkan kedisiplinan dan ketelitian dalam mempersiapkan diri dan aplikasi beasiswa. Pastikan anak Anda tidak gugur sebelum berperang. COACH Rachmi akan membimbing anak Anda dalam persiapan ini, seperti: 1. Identifikasi Profil Beasiswa 2. Pemilihan Jurusan 3. Persiapan Administrasi 4. Penulisan Esai 5. Persiapan Wawancara 6. Pengajuan Aplikasi Beasiswa Untuk memulai bimbingan beasiswa, silakan kunjungi http://scholarshipvoach.us7.list-manage1. com/track/click?u=d6eda82f3d30 70a8290b52f16&id=f9e3a08631 &e=ff3bdee6be dan daftarkan diri Anda. Dapatkan beasiswa untuk Indonesia Maju!
Penerbit: YAPAMA Pendiri: Bigman Sirait Pemimpin Umum: Jensen Koharjo Dewan Redaksi: Victor Silaen, Harry Puspito, An An Sylviana Pemimpin Redaksi: Victor Silaen Redpel Online: Slamet Wiyono, Redpel Cetak: Hotman J. Lumban Gaol Redaksi: Slamet Wiyono, Hotman J. Lumban Gaol, Nick Irwan, Ronald Patrick Sekretariat: Natiar Sribulan Desain dan Ilustrasi: Yunus Kontributor: Harry Puspito, dr. Stephanie Pangau, Pdt. Robert Siahaan, Ardo Pemimpin Usaha: Greta Mulyati Sirkulasi: Sugihono Keuangan: Sulistiani Iklan: Greta Mulyati Distribusi: Iwan, Candra R.J Siburian Admin Agen & Langganan: Yemima Alamat: Jl.Salemba Raya No.24 A - B Jakarta Pusat 10430 Telp: (021) 3924229 (hunting) Faks: (021) 3924231, Redaksi, HP: 0811.99.1087, BB: 2B26158D, E-mail: reformata2003@yahoo.com Website: www.reformata.com, Rekening Bank: CIMB Niaga Cab. Jatinegara a.n. Reformata, Acc:296-01.00179.00.2, BCA Cab. Sunter a.n. Yayasan Pelayanan Media Antiokhia Acc: 4193025016 (Kirimkan saran, komentar, kritik anda melalui EMAIL REFORMATA) ( Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan) ( Untuk Kalangan Sendiri) (Klik Website kami: www.reformata.com)
S
entralisme kekuasaan dan pembangunan yang berlangsung selama sekitar tiga puluh dua tahun mungkin sudah terhapus dan digantikan oleh otonomi daerah, namun penyakit sentralisme ternyata masih bersemayam kuat didalam proses pembangunan nasional. Hal ini membuat ketimpangan antara pedesaan dan perkotaan. Paradigma masyarakat di daerah yang masih membatasi isu pemenuhan kebutuhan dasarnya bersifatnya fisik, seperti pangan, sandang, dan papan memperparah laju pembangunan nasional. Kebutuhan akan pendidikan dianggap kebutuhan sekunder, atau bahkan tersier. Dampak dari rendahnya tingkat pendidikan ini, berakibat stagnannya perekonomian masyarakat itu sendiri. Yayasan Misi Kita Bersama (YAMIKA), melalui pendidikan Kristiani dan kesehatan yang seutuhnya di wilayah pedesaan, melayani mereka untuk membantu pemerintah demi percepatan pembangunan nasional, hal ini ditandai dengan berdirinya Sekolah Kristen Makedonia (SKM) di Jl. MIKA Km. 14 Plasma V, Ngabang, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat. Y AMIKA atau biasa dikenal dengan nama MIKA, memahami bahwa, misi tunggal orang percaya adalah memberitakan Injil untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa oleh kuasa salib Kristus dan hidup untuk menjadi murid Yesus Kristus yang beraksi dan bersaksi bagi sesama, oleh karena itu fokus pelayanan MIKA saat ini berada di basis warga masyarakatnya mayoritas beragama Kristen. Adapun jenjang pendidikan yang ada di SKM adalah Pendidikan anak usia Dini (PAUD),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk membangun sistim sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan yang ada, SKM dilengkapi dengan asrama dan sarana pendukungnya (laboratorium, perpustakaan, dll). Melalui pendidikan Kristiani dengan kompetisi dasar membentuk pribadi yang berkarakter, kokoh dengan pola pikir yang komprehensif dalam segala aspek diharapkan dapat membangun pribadi yang memiliki pengetahuan tinggi, beriman teguh, dan berkarakter Kristen yang terpuji. ?Nick
4 Laporan Utama
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
M
Sumber: Sekretariat YAMIKA
Ekspansi Pendidikan Hingga Papua. Pengembangan pendidikan di Papua dinilai banhyak pihak masih belum maksimal. Padahal banyak permasalahan sosial di wilayah itu berakar pada rendahnya tingkat pendidikan. MIKA sebagaimana misi dan visinya, tergerak untuk berpartisipasi dalam mewujudkan pendidikan yang baik untuk masyarakat Papua. April 2014 awal dari usaha MIKA dalam pencarian murid, hal tersebut dilaksanakan oleh tim selama seminggu, perjalanan dalam menyusuri berbagai sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama berbuah hasil dari 107 siswa yang diseleksi, lolos 9 (4 siswa SD, 5 siswa SMP). Siswa yang sudah diseleksi tersebut diberangkatkan untuk bersekolah di SKM yang terletak di kecamatan Ngabang, Landak, Kalimantan Barat.
faat. Berikut beberapa tahapan dari upaya MIKA perihal transparansi keuangannya berdasarkan data yang diberikan YAMIKA kepada Reformata. Tanda Terima untuk setiap penerimaan dana dari para mitra sebagai bukti yang dapat dipertangungjawabkan. 1. Buletin Makedonia merupakan wadah pemberitahuan untuk mitra dan calon mitra, dikirim setiap bulannya agar laporan keuangan bulanan (Penerimaan dan Pengeluaran) dapat diketahui. Laporan Keuangan Tahunan (Neraca), disampaikan dan dijelaskan setiap tahunnya kepada mitra yang aktif. 2. MIKA diaudit secara eksternal,sehingga laporan keuangan dapat dipertanggung jawabkan secara profesional dan terbuka. 3. Untuk kelancaran dan ketetapan Payroll karyawan, MIKA menggunakan sistim yang diprogram secara khusus oleh PT.Pro Int. 4. Keuangan MIKA bersifat terbuka, diaudit, sehingga jika terdapat kesalahan maka para Mitra dapat mengkoreksinya ke bagian keuangan yayasan. 5. MIKA merupakan yayasan resmi yang terdaftar di berita Negara, adalah Pembayar pajak sesuai kewajibannya sebagai yayasan. Dalam sebuah surat terbuka yang ditulis oleh inisiator Indonesia Mengajar,
5
Membangun Pendidikan Masyarakat Daerah
Perkembangan MIKA
Transparansi keuangan Keuangan sebuah lembaga sosial dapat berjalan baik, jika memenuhi tiga syarat, seperti yang disarikan Reformata dari berbagai sumber, berikut, tiga syarat tata kelola yang baik (good governance), akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Akuntabilitas, adalah pertanggungjawaban pada mitra yayasan yang tidak dapat disajikan begitu saja, ada sistem pembukuan dan pelaporan yang baik. Pelaporan yang akuntabel diperlukan, supaya mitra yayasan terus mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. MIKA memastikan bahwa donasi tersalur dengan tepat. Transparansi, harus berlangsung baik terhadap yayasan sebagai pemberi dana maupun pada lembaga sosial sebagai penerima dana. Kedua belah pihak perlu tahu, berapa biaya pengelolaan bantuan, dan berapa akhirnya yang sampai pada penerima. Partisipasi dalam pengelolaan barang atau dana kedermawanan bisa dilakukan dengan melibatkan perusahaan maupun si penerima. MIKA rutin setiap tahunnya menghadirkan para mitra dalam program yang sedang kita kerjakan. Melalui MIKA Mission Trip (MMT) semacam“Wisata Sosial” setiap tahunnya yang diadakan MIKA, merupakan bentuk dari upaya MIKA memastikan para mitranya bahwa dana yang mereka berikan benar-benar sampai dan memberikan man-
Laporan Utama
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Anies Baswedan dan diungah di sosial media, mengatakan bahwa pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk mengkonversi kemiskinan dan keterbelakangan. “Kondisi kita jauh lebih maju daripada saat kita menyatakan merdeka. Saat republik berdiri, angka buta huruf adalah 95%. Puluhan juta rakyatnya sanggup berjuang dalam revolusi kemerdekaan, tapi tidak sanggup menuliskan namanya sendiri. Tidak banyak bangsa besar di dunia yang dalam waktu 60 tahun bisa berubah sedrastis ini. Pendidikan berkualitas adalah kunci mengkonversi dari kemiskinan dan keterbelakangan menjadi kemajuan, menjadi bangsa yang cerdas, adil dan makmur.” Tulis Anies untuk memotivasi para volunteer. MIKA dengan apa yang sedang dilakukan, sudah berada dalam ‘track’ yang seharusnya Negara berperan, demi kemajuan bangsa MIKA terus berusaha membantu pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dimulai dengan membangun masyarakat pedesaan yang minim akses pendidikan untuk ikut berkompetisi baik skala nasional, maupun secara global. Siswa yang dididik di sekolah SKM-pun terbukti banyak mendapat prestasi yang membanggakan, mulai dari prestasi Juara I olimpiade fisika tingkat Kabupaten, Propinsi hingga berlaga dalam olimpiade tingkat Nasional. ?Nick
IKA Mission Trip (MMT), merupakan sebuah acara tahunan yang diadakan oleh yayasan Misi Kita Bersama (MIKA). MIKA adalah sebuah yayasan yang sejak tahun 2003 aktif dalam pelayanan pendidikan formal. Lewat sebuah usaha keras dan biaya yang tidak sedikit, yayasan MIKA mendirikan Sekolah Kristen Makedonia (SKM), di Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Berawal dari tujuh orang siswa ditahun pertamanya berdiri, SKM memulai sebuah pelayanan pendidikan berbasis kurikulum unggulan dan menerapkan disiplin yang tinggi bagi tiap siswanya. Fasilitas yang lengkap mulai dari gedung sekolah, asrama siswa, perumahan guru ,aula serbaguna, lahan pertanian dan perikanan, tertata apik diatas lahan seluas 18 hektar. Saat ini, MIKA sukses dalam mewujudkan misi pendidikan bagi masyarakat Ngabang dan sekitarnya, kemudian menjelma menjadi sebuah sekolah unggulan di Kabupaten Landak. Pelayanan pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA, berdiri di SKM dan pos pelayanan yang berada di Tubang Raeng, Jelimpo, dan Peruan Dalam. Segudang prestasi yang ditorehkan oleh para siswa SKM ditingkat Kabupaten maupun Propinsi, menjadi magnet tersendiri bagi banyak orangtua untuk menyekolahkan anak mereka ditempat ini. Tak hanya berasal dari sekitar lingkungan sekolah, calon siswa yang mendaftar juga datang dari berbagai wilayah Kabupaten lain di Kalimantan Barat. Pada pelayanannya ditahun kesebelas ini, MIKA mengembangkan misi pelayanannya dengan mendatangkan sembilan orang putra daerah asli Papua, untuk menimba ilmu di SKM secara cumacuma. Sebuah upaya merealisasikan pedidikan bermutu bagi masyarakat yang berasal dari daerah tertinggal. Lewat MMT 2014, MIKA mengundang pelaku Gereja yang berasal dari latarbelakang berbeda seperti dokter, rohaniawan, jurnalis, dan beberapa siswa yang berasal dari Sekolah Kristen di Jakarta, untuk terlibat dalam aksi pelayanan bagi warga disekitar SKM. Pada kesempatan ini juga, peserta MMT dapat menyaksikan bagaimana penerapan disiplin, budi pekerti, iman Kristen, dan budaya gotong
royong, diterapkan oleh tenaga pengajar SKM kepada tiap muridnya, demi mencetak pribadi yang berkarakter cerdas dan santun. Tak hanya bertindak sebagai guru di sekolah, namun para pengajar SKM juga mampu berperan sebagai orangtua bagi seluruh siswa, yang memang diwajibkan tinggal di asrama selama pendidikan. Selama empat hari sejak 25 Juni 2014, Reformata turut ambil bagian dalam meliput setiap kegiatan MMT 2014. Dari Pontianak, perjalanan darat selama empat jam harus ditempuh demi mencapai SKM. Sebagian besar penduduk asli Kabupaten Landak, berprofesi sebagai petani tradisional dan pekerja perkebunan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lahan pertanian dan perkebunan sawit, yang mendominasi pemandangan disepanjang perjalanan. Deretan gedung Gereja yang berdiri disisi kiri dan kanan, turut menjadi saksi bisu kehadiran para misionaris Kristen dalam mewartakan Kasih dibumi Kalimantan. Tarian tradisional suku Dayak menyambut kedatangan peserta MMT 2014 di SKM. Gerak gemulai penari, serasi dengan irama musik tradisional yang mengiringi. Suguhan ini seketika mengobati rasa lelah rombongan selama perjalanan. Setelahnya, tarian adat Jawa, Tionghoa, dan Batak turut menyambut para peserta MMT. Ketua yayasan MIKA, Bpk. Sugihono Subeno, secara simbolis membuka acara MMT 2014 dengan memotong palang bambu yang telah disediakan oleh panitia, menggunakan sebuah mandau. Pendiri MIKA, Bpk. Pdt. Bigman Sirait, dan Direktur Operasional MIKA, Bpk. Yeremia, ikut hadir dalam penyambutan ini. Pada malam harinya, berlangsung acara ramah tamah dan beberapa pengarahan untuk persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga hari mendatang. Pelatihan dan Bakti Sosial Dihari kedua berlangsungnya MMT 2014, sejumlah pelatihan diadakan untuk mengasah kemampuan ekstrakurikuler para siswa SKM. Diantaranya fotografi, modern dance, alat musik, dan jurnalistik. Pelatihan fotografi diberikan kepada siswa yang berminat terhadap ekstrakurikuler fotografi, dengan pemateri Kenan Sirait, seorang fotografer muda asal Jakarta. Pelatihan modern dance dan penggunaan alat musik, juga diberikan oleh peserta remaja dari Jakarta yang ikut dalam MMT. Untuk pelatihan jurnalistik, Nick Irwan dan Ronald mewakili
Reformata untuk memberikan pelatihan jurnalistik kepada siswa SKM, dan perwakilan anggota ekstrakurikuler jurnalistik SKM. Pada pelatihan jurnalistik, pemaparan teori What, Who, When, Where, Why, dan How (5W1H), serta teknik penulisan berita dengan menggunakan metode piramida terbalik, menjadi konsentrasi utama dari kedua jurnalis Reformata, Nick dan Ronald. Penjelasan materi secara garis besar serta beberapa gambaran contoh kasus yang sering dihadapi seorang jurnalis dilapangan, disampaikan kepada peserta untuk memudahkan pemahaman. Rasa ingin tahu tentang istilah dan cara kerja yang berhubungan dengan dunia jurnalistik, disampaikan oleh para peserta. Dengan cermat, Reformata menjawab setiap pertanyaan dengan menggunakan analogi sederhana. Sementara dilain tempat, pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis turut diadakan bagi masyarakat Ngabang dan sekitarnya. Meningkatkan kualitas kesehatan bagi masyarakat yang berada dalam lingkup pelayanan SKM, menjadi salah satu misi yang ingin diwujudkan dalam MMT 2014. Selama tiga hari, tim kesehatan yang dikoordinir oleh dr. Mangontang Sitorus, dibagi kedalam beberapa kelompok untuk mengadakan pengobatan gratis bagi warga yang terdapat disekitar Pos pelayanan MIKA didaerah Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau. Relawan yang berasal Jabotabek, Bandung, Pontianak, dan Serukam, bekerja secara sukarela dalam pengobatan gratis ini. Fasilitas kesehatan yang terbatas dan berjarak belasan kilometer dari pemukiman penduduk, menjadi salah satu alasan diadakannya pengobatan gratis. Sebuah upaya perwujudan kepedulian dari peserta MMT 2014 terhadap masyarakat yang masih hidup dalam kondisi prasejahtera. KKR MIKA (Mengapa Harus Binasa!) Memulihkan jiwa dan memberikan pencerahan adalah tujuan dari diadakannya Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR) MIKA. Selama dua hari dari tanggal 26 hingga 27
juni 2014, pemusik dari Natanael Ministry dan SKM Band, mengiringi pujian dan penyembahan. Letje Sampingan, Ruth Sihotang, Kezia Sirait, Rendi Lapian, dan Edo Indonesian Idol 2007, membawakan beberapa hits pujian, demi memulihkan dan memberikan pencerahan iman kepada seluruh peserta KKR yang hadir. Ev. Pieters Pinardhi, mengawali menyampaikan firman Tuhan dengan membuka ayat Alkitab dari Yohanes 3:16. Lewat firman yang disampaikan, relasi yang terputus antara Allah dengan manusia, sejak jatuhnya manusia kedalam dosa, menjadi inti dari khotbah yang disampaikan. “ Oleh karena putusnya hubungan kudus antara Allah dengan manusia sebagai akibat dari dosa, maka Allah mengutus anaknya yang tunggal, Yesus Kristus, sebagai Juruselamat kita,” ujarnya pada saat membawakan firman. Walau rintik hujan turun di hari kedua KKR, tak menjadi kendala berarti bagi segenap peserta yang hadir. Dibawah guyuran hujan, Pdt. Bigman Sirait menyampaikan firman Tuhan kepada para guru, siswa, dan karyawan SKM. Masyarakat umum dari sekitar Kabupaten Landak dan Sanggau, rela menerobos hujan demi menghadiri KKR. KKR MIKA 2014 , seakan menjadi “Oase” bagi pelayan Tuhan dan warga yang tinggal disekitar SKM. MIKA Mission Trip 2014, merupakan sebuah upaya nyata untuk menghadirkan pelayanan dan kesaksian ditengah masyarakat yang membutuhkan. Lewat keikutsertaan dalam MMT kali inilah para peserta ingin menyatakan kasih dan menjadi berkat bagi masyarakat yang membutuhkan, sekaligus menjadi saksi dari upaya keras SKM dalam mewujudkan program pembangunan masyarakat yang canangkan oleh pemerintah, lewat dunia pendidikan. ? Ronald Patrick
6 Editorial
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Memahami Kitab Suci Dengan Membaca Jalur Cepat
J
IKA dibanding Negara-negara lain, Indonesia bukanlah bangsa tergolong duka baca. Kenyataan fakta itulah yang harus kita terima. Tak suka membaca. Masalah ini menjadi masalah bangsa kita ke depan. Dalam konteks itu, orang Kristen di Indonesia harus terus mencari bagaimana menumbuhkan minat baca. Hanya, bagaimanakah cara menyikap-
Victor Silaen
(www.victorsilaen.com)
I
nya, memiliki semangat untuk ”menihilkan” sesama. Artinya, kita ingin orang-orang yang berbeda dengan kita itu dilenyapkan saja – entah bagaimana caranya. Tapi karena tak bisa, maka kita pun memakinya, menghinanya, bahkan memfitnah sejahat-jahatnya. Bayangkan, Jokowi yang muslimin itu disebut Katolik dan huruf ”H” di depan namanya dipanjangkan menjadi Herbertus. Padahal, itu kependekan dari Haji. Jokowi pun kemudian dikabarkan, melalui iklan dukacita, sudah RIP (Rest In Peace) alias meninggal. Di dunia maya, para pendukung kedua kubu pun setali tiga uang: adu pendapat yang tak kunjung berakhir, hingga kemudian ada yang memblokir atau diblokir, atau entah bagaimana musababnya tiba-tiba saja topik status berganti. Yang keempat, melalui pilpres inilah kita menjadi tahu bahwa ternyata ada orang-orang yang bisa kehilangan daya nalarnya demi mendukung capres pujaan hati. Penyanyi dan musisi terkemuka Ahmad Dhani, misalnya, kalau ditanya ”apa yang dimaksud dengan jantan” sebagai alasannya mendukung Prabowo, saya pastikan dia akan kesulitan menjelaskannya secara rasional. Sebaliknya, kalau ditanya ”apa yang dimaksud dengan wajah pengecut” terkait Jokowi, saya pastikan juga dia tak mampu menggambarkannya dengan baik. Sesungguhnya kita tak butuh pemimpin berpenampilan bak ”pejantan”. Sama halnya kita tak hirau
soal wajah seorang pemimpin. Kita mau bilang apa, misalnya, saat bertemu seorang tukang bakso yang begitu antusias bicara seperti ini: ”Baru kali ini saya sueneng buanget dengan capres yang mukanya ndeso seperti saya.” Bukankah yang penting dia berkarakter dan berkapasitas pemimpin? Kelima, bagi Kristen khususnya, ini harus menjadi introspeksi, bahwa benarlah tak ada di antara kita yang telah mencapai tahap kerohanian sedemikian rupa yang menyerupai malaikat. Tidak. Kita semua masih manusia yang dibalut daging dan tinggal di dunia. Maka, kalau kita masih memiliki ”kedagingan” dan hasrat ”duniawi”, itulah sejatinya manusia yang”manusiawi”. Dan mungkin kita terpana begitu kita tahu ada seorang pendeta yang sangat vulgar menyatakan dukungannya kepada seorang capres. Bukan cuma di gerejanya, bahkan di gerejagereja lain pun dia tak malu-malu ”mewajibkan” jemaat untuk memilihnya nanti dalam pilpres. Dialah Dr Jacob Nahuway, MA, seorang gembala sidang, ketua sinode sekaligus ketua lembaga gerejawi aras nasional. Tak tanggung-tanggung, sebelum pilpres berlangsung, ia menerbitkan sepucuk surat dengan kop surat resmi Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) yang ditandatanganinya bersama sekretaris umumnya. Dengan merujuk Yeremia 29:7, ia menulis: gereja tidak boleh bersikap masa bodoh terhadap negara,
gereja juga harus memberi warna terhadap negara. Benar, Jacob benar. Tapi lalu, kenapa gereja diharuskan memilih Prabowo? Ada dua alasan yang saya ingat betul, karena dua alasan itu pula yang sangat saya ragukan: 1) karena ia seorang yang berintegritas; 2) karena ia memiliki komitmen dan kepedulian yang besar terhadap kepentingan gereja. Pertanyaannya, pertama, apakah seorang yang bercerai dengan isterinya, juga yang dipecat dari dinas kemiliteran negara, dapat dinilai berintegritas? Kedua, kapankah dan mana buktinya ia benar-benar berkomitmen dan peduli pada kepentingan gereja? Tak pelak, dikarenakan ”surat politik” lembaga gerejawi aras nasional itu, Jacob pun menuai kritik. Tak sedikit yang menulis surat terbuka di akun-akun facebook, juga di kompasiana. Tapi, Jacob seakan menutup mata dan telinganya. Ia seakan pantang mundur membela Prabowo. Bahkan di Medan, dalam sebuah acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), di tengah khotbah ia menyempatkan diri untuk mengajak jemaat memilih Prabowo. Sontak suasana khitmad ibadah menjadi kisruh, apalagi kemudian ada seorang pemuda yang maju ke mimbar untuk mengungkapkan ”protes” secara halus seraya mengatakan ”Salam Dua Jari”. Alhasil, untaian acara yang sudah dirancang setelah khotbah, seperti altar call, tak jadi dilaksanakan. Itulah harga yang harus dibayar Jacob akibat merusak suasana
ibadah dengan mengampanyekan Prabowo secara vulgar. Belum lagi di Sulawesi Utara, sudah ada yang siap-siap menggalang aksi demo demi menuntutnya mundur dari jabatan Ketua Umum PGPI usai hiruk-pikuk pilpres ini. api, Jacob betul-betul tak hirau akan suara kritis dari sana-sini terhadap dirinya. Beberapa hari menjelang Pilpres 9 Juli lalu, di Jakarta Convention Centre (JCC), ia bersamasama dengan dua pendeta lainnya (Nus Reimas dan Gilbert Lumoindong) kembali menggelar KKR yang menghadirkan Prabowo di ujung acara. Dan usai pilpres, sebelum pengumuman hasil rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum (22 Juli), acara kebaktian sejenis di tempat yang sama diulangi kembali. Tapi, soal kehadiran dua pendeta lainnya (kecuali Jakob Nahuway), itu sudah dikonfirmasi dan ternyata tak benar. Entah apa tujuannya. Tapi boleh jadi masih tersisa secercah harapan di kubu mereka kalau-kalau mukjizat itu terjadi: Prabowo menang. Pilpres kali ini memang sangat fenomenal bagi Kristen, karena Tuhan telah membukakan mata hati kita untuk melihat bahwa para hamba Tuhan pun bisa jatuh ke dalam “akar segala kejahatan”: cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman (I Timotius 6: 10). Benar, itulah sebentuk tindakan melacurkan diri secara rohani yang kelak niscaya disesali. Terpujilah Tuhan karena kasihNya yang besar kepada Indonesia. ”Dialah yang menetapkan musim dan masa. Dia menggulingkan dan melantik penguasa. Dialah pula yang memberi kebijaksanaan, serta menganugerahkan pengertian” (Daniel 2: 21).
Bang Refot Pasca-Pilpres 9 Juli lalu, kedua kubu capres-cawapres saling mengkiaim bahwa mereka menang berdasarkan hasil quick count. Setidaknya ada delapan lembaga survei yang memenangkan Jokowi, sedangkan Prabowo hanya dimenangkan oleh empat
lembaga. Itu pun oleh pihak UI dan UGM dikomentari sebagai lembaga survei abal-abal. Ternyata memang ketiga lembaga “abal-abal” tersebut dimiliki oleh Harry Tanoe, Didick Rachbini, Mahfud MD, yang ketiganya jelas menjadi tim sukses Prabowo. Satu lagi, Puskaptis, diketahui pernah mengajukan proposal kepada kubu Jokowi tapi
ditolak. Bang Repot: Heran juga ya, lembaga survei kalau salah metode atau kurang data masih bisa dimaklumi. Tapi kalau memalsukan data, itu namanya kurang ajar. Tak heran kalau keempat lembaga tersebut tak mau dipanggil oleh Dewan Etik perkumupulan lembaga survei
Indonesia. Prabowo dan partai-partai koalisinya, kecuali Partai Demokrat, telah mendeklarasikan diri sebagai Koalisi Merah Putih Permanen. Maksudnya, kalah atau menang nanti, mereka akan menjadi gabungan kekuatan politik yang solid.
7
Peluncuran Alkitab “God’s Word”
Pilpres Fenomenal NILAH pemilu presiden (pilpres) yang paling fenomenal di sepanjang sejarah politik Indonesia, terutama di era pascaSoeharto. Mengapa demikian? Pertama, karena baru di ajang pilpres inilah rakyat sangat bergairah mengikutinya. Bahkan tak sedikit yang mengaku sebelumnya mereka selalu “golput” (alias tak ikut memberi suara), tapi kali ini mereka merasa betul-betul terpanggil untuk berpartisipasi. Alasan mereka, “demi Jokowi” atau “karena Jokowi”. Mengapa Jokowi? Karena Jokowi adalah masa depan, sedangkan lawannya adalah masa silam. Jokowi adalah kita, sedangkan lawannya adalah dirinya sendiri bersama kekuatan-kekuatan politik yang mengelilinginya. Kedua, karena baru di ajang pilpres inilah energi dan emosi rakyat yang mendukung Jokowi dan Prabowo Subianto betul-betul menggumpal dan membentuk dua kubu yang seakan siap berlaga setiap saat. Padahal, seperti dikatakan Jokowi, pilpres ini mestinya menjadi sebuah kegembiraan politik dan bukan arena konflik, apalagi Perang Badar – seperti yang diucapkan oleh Amin Rais. Dan, kita pun merasa lelah karena marah. Karena, kita tak hentihentinya beradu argumen demi membela capres yang disukai, dan sebaliknya mencela capres yang tak disukai. Bukan cuma saling berpolemik, tapi juga saling mengejek, mencemooh, bahkan menghina. Namun sesungguhnya, secara jujur harus kita akui bahwa energi dan emosi negatif itu dimulai oleh kubu Prabowo. Merekalah yang sejak awal meneriakkan beberapa kata ejekan dan cemoohan seperti “boneka” dan “pembohong” ke kubu Jokowi. Dari situ kemudian berkembang lagi istilah-istilah peyoratif (yang bersifat merendahkan pihak lain), yang bahkan dikemas dalam bentuk puisi. Maka, gayung pun bersambut: bergulirlah aksi dan reaksi terus-menerus. Maka, inilah fenomenal yang ketiga: bahwa ternyata kita, siapa pun dan apa pun latar belakang-
Liputan
EDISI 178 • Tahun X 1-31 Agustus 2014
Bang Repot: Hahaha... percayalah, cepat atau lambat, koalisi tersebut bubar satu demi satu. Sekarang saja Golkar sudah memberi sinyal akan bergabung ke kubu Jokowi. Menyusul Golkar nanti akan ada lagi yang muncur dari koalisi tersebut, sebab dalam politik, kekalahan tak memberi keuntungan apa-apa.
inya? Harus dicari alternatif lain termasuk memahami psikologi menumbuhkan daya suka baca. Menumbuhkan minat baca, salah satunya menampilkan buku yang menggugah selera. Karena itu, buku harus dibuat semenarik mungkin, apalagi kitab suci agar dibaca umat-Nya. Berangkat dari kerinduan itu, Yayasan Perkabaran Injil Immanuel
bekerjasama dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) meluncurkan Alkitab terbaru Alkitab God,s Word. Alkitab ini menarik daya baca, karena diselipkan renungan, dan diperlengkapi dengan seribu catatan mengenai topik penting. Juga dilengkapi topik sekilas latar belakang penulisan kitab, tokoh, dan hal-hal menarik dalam setiap kitab. Perluncuran bertempat di Toko Buku Immanuel, Jalan Proklamasi No.76, Jakarta Pusat, pada Sabtu (5/7/14). Acara dihadiri para kolega, penerbit Kristen dan para wartawan Kristen. Acara dimulai dengan penjelasan tentang Alkitab God’s Word. Selanjutnya, diikuti dengan tanya jawab. “Alkitab ini mempermudah umat Kristen di Indonesia dalam mengerti apa yang tertulis di dalam Alkitab tersebut, sehingga mengundang minat baca,” ujar C. John Syauta saat didaulat menjelaskan. Sekretaris Yayasan Pekabaran Injil, ini menambahkan, alasan diterbitkannya Alkitab God’s Word untuk menumbukan minat baca terhadap Alkitab. “Kami berharap dengan terbit Alkitab God’s Word ini tumbuh minat baca Alkitab. Kami juga berharap memberi alternatif baru dalam membaca Alkitab. Hal ini menjadi sarana baru untuk diskusi kelompok, memperkenalkan Alkitab kepada kaum awam.” Sementara itu, dari pihak LAI, Pdt. Anwar Tjen, Ph. D, selaku Head of Translation Department menambahkan, “Ini bukan Alkitab versi baru. Jangan salah. Alkitab yang dilengkapi dengan catatan, renungan, topik-topik yang melimpah itu sangat membantu kita semua.” Tjen menambahkan: “Tetap Alkitab yang diterjemahkan dari bahasa asli. Maka dengan demikian tidak ada persepsi yang salah, bahwa ada Alkitab baru lagi di Indonesia. LAI menjamin, Alkitab yang diterbitkan bebas dari doktrinal aliran gereja.” Apa kelebihan Alkitab God’s Word? Ini Alkitab pertama di Indonesia yang memuat di dalamnya ada 365 renungan harian. Sebelumnya belum ada. Ada seribu catatan tentang topik-topik pinting di dalam Alkitab, kata Publishing Executive Esdinar Purba. Esdinar menambahkan, Alkitab God’s Word ini menyoroti pesan Tuhan dengan tiga fitur yang berbeda. Ada renungan harian di bawah setiap tanggal, setiap hari, kita akan menemukan sebuah rujukan untuk bagian singkat dari Alkitab. “Dan seribu catatan jejak kehidupan, catatan-catatan ini akan membawa Anda melewati studi seratus topik penting dalam Alkitab. Catatan-catatan ini akan menolong kita mengerti apa yang firman Tuhan katakan. Misalnya, tentang persoalan yang Anda perhatikan, Anda akan diarahkan ke catatan berikutnya. Lalu, ada seratus bacaan jalur cepat. Bacaan ini akan memberi sebuah pandangan singkat tentang Alkitab dan pesannya dalam seratus hari,” ujarnya. Maka, tunggu apa lagi? Beli, baca dan pahami Alkitab baru ini, niscaya minat baca Anda bertumbuh cepat. ?Hotman J. Lumban Gaol
8 Konsultasi Kesehatan
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Hindari Kontak dengan Babi Flu
Dr. Stephanie Pangau, MPH Salam jumpa dr. Stephani. Saya Shany, senang sekali membaca Rubrik Kesehatan tabloid REFORMATA ini, dan sekarang saya ingin bertanya tentang wabah yang sedang melanda dunia saat ini, yakni flu babi (swine flu). Ini masalah serius mengingat kita belum habis pusing oleh virus flu burung/avian influenza (H5N1), sekarang sudah kaget lagi oleh wabah virus flu babi (H1N1) yang berawal di Meksiko dan telah menyebar ke beberapa negara dengan korban tewas puluhan orang, dan ribuan telah terinfeksi. Pertanyaan saya: 1) Apa penyebab flu babi ini? 2) Sejauh apa bahayanya kalau orang terserang virus ini? 3) Bagaimana cara penularannya? 4) Berapa lama masa inkubasinya berlangsung? 5) Apa gejalanya pada manusia. 6) Bagaimana pencegahannya? 7) Sudah adakah kasus ini di Indonesia? Atas jawaban dokter saya ucapkan terima kasih. Shany Jakarta Barat Jawab:
I
BU Shany yang terkasih, memang belakangan ini kita sering terkejut dengan macam - macam kejadian, termasuk bermacam-macam flu yang menyerang
binatang, kemudian manusia. Seperti saat ini dunia lagi heboh dengan adanya swine flu atau flu babi (flu A H1N1) yang biasanya tidak menyerang manusia, tapi saat ini sudah dilaporkan dapat menular antarmanusia. Saya akan mencoba menjawab
pertanyaan-pertanyaan Ibu berdasarkan jawaban dalam buku CDC Guidance (WHO) terkini. 1) Penyakit influenza jenis ini disebabkan oleh virus yang bernama virus influenza A subtype H1N1 yang dapat menular dari manusia ke manusia serta berpotensi untuk menimbulkan pandemi influenza (penularan yang meluas ke seluruh dunia). 2) Flu babi menimbulkan angka kesakitan yang tinggi dengan angka kematian lebih rendah daripada flu burung (85%). Umumnya kematian terjadi karena adanya kegagalan sistem pernafasan. 3) Cara penularannya melalui droplet dari bersin dan batuk, kontak langsung dengan babi yang flu misalnya anak-anak yang bermain di sekitar babi atau pekerja peternakan babi, atau pun dengan kontak tidak langsung misalnya melalui peralatan yang sudah tercemar virus tersebut seperti pada
meja, gagang pintu dan lain-lain, serta bisa menular antarmanusia. Tapi penyakit ini tidak menular dengan memakan masakan daging babi yang dikelola secara bersih dan dimasak dengan baik. 4) Masa inkubasi 1 - 7 hari tetapi lebih sering 1 - 4 hari. -Virus A H1N1 pada manusia menular satu hari sebelum onset sakit sampai 7 hari setelah onset, sedangkan pada anak bisa menular sampai 10 hari atau lebih lama. 5) Gejala pada manusia umumnya sama dengan flu musiman (influenza like illness/ILI ) seperti: demam, batuk pilek, lesu, lelah, sakit tenggorokan, sesak nafas atau nafas cepat bisa disertai mual, muntah dan diare. Keadaan ini bila tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kematian. 6) Pencegahan: - Tutup hidung dan mulut dengan tissu sewaktu batuk atau bersin, lebih baik lagi bila menggunakan masker. - Sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air atau alkohol selama 15 - 20 detik, apalagi setelah Anda menutup mulut saat batuk/bersin. - Hindari menyentuh mata, hid-
ung dan mulut orang yang tertular. - Hindari kontak erat dengan orang sakit - Jika Anda yang sakit, jaga jarak dengan orang lain supaya mereka jangan tertular - Sebaiknya tidak pergi bekerja atau sekolah atau ke kumpulan banyak orang jika Anda sakit untuk mencegah orang lain tertular penyakit Anda - Cukup tidur, aktif, atasi stres dengan bijak, minum banyak air dan makan yang bergizi. - Kurangi bepergian yang tidak penting ke daerah epidemi dan endemis. - Waspada dengan gejala atau tanda darurat yang membutuhkan perhatian medik. Perlu diingat, sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat memberi perlindungan bagi manusia terhadap virus flu babi. 7) Sampai saat tulisan ini diturunkan belum ada kasus manusia tertular flu babi di Indonesia. Demikianlah jawaban kami, TUHAN memberkati. Koordinator Pembinaan Pelatihan Yayasan Prolife Indonesia (YPI)
Konsultasi Hukum
Ingin Merasakan Surga dan Neraka? An An Sylviana, SH, MBL Bpk. Pengasuh yang terhormat, Saya pernah membaca tulisan bapak disebuah majalah, dan bapak pernah menyatakan bahwa jika ingin merasakan “Sorga” atau “Neraka”, masuklah kedalam institusi yang bernama “Perkawinan” dan yang bapak katakan adalah benar, karena saya sudah masuk kedalam salah satu pilihan tersebut, namun bukan yang didambakan orang yaitu “Sorga” melainkan saya masuk kedalam “Neraka” perkawinan. Tiada hari tanpa pertengkaran dan tiada hari tanpa tangisan dan yang selalu di ungkit disetiap pertengkaran adalah “masalah kesucian”. Suami saya menganggap saya sudah tidak suci lagi pada saat memasuki perkawinan, padahal saya sudah berterusterang dan bahkan bersumpah bahwa saya tidak pernah melakukan hal-hal yang dituduhkan. Hubungan suami istri pun dilakukan hanya satu kali yaitu pada saat malam pengantin, dan setelah itu suami saya tidak mau menyentuh saya lagi. saya sudah meminta kepada suami untuk memceraikan saya, namun suami menolak, dengan alasan agamanya tidak memperbolehkan. Saya sangat-sangat tersiksa dengan keadaan ini dan saya menginginkan untuk menyudahi perkawinan yang ada. Mohon petunjuk dan saran dari bapak. Terima kasih, Mrs. N – Bekasi
JAWABAN : Mrs. N yang terkasih
M
asalah perkawinan adalah masalah yang paling pelik yang ada dimuka bumi ini. Bahkan sejak manusia diciptakan dan ditempatkan di Taman Eden, masalah perkawinan sudah terjadi. Lihat saja apa yang dilakukan oleh Adam. Pada saat iblis menggoda Hawa istrinya, ia berdiam diri saja sehingga kita tahu apa akibatnya, manusia dan istrinya itu dibuang ke bumi dan hidup dalam penderitaan. Manusia harus berlelah-lelah
untuk mendapatkan makanannya dan istrinya akan menderita pada saat melahirkan anaknya, tetapi tetap birahi kepada suaminya. Perjalanan perkawinan antara Abraham dan Sarah dan masuknya pihak ketiga Hagar (meskipun atas seijin Sarah istrinya) merupakan kisah tersendiri yang tidak berkesudahan hingga kini. Demikian pula dengan perkawinan Daud dan Batsyeba yang legendaris dan melahirkan Raja Besar sepanjang zaman yaitu Raja Salomo yang dikabarkan memiliki 700 istri dan 300 gundik, tentunya merupakan
kisah yang fenomenal sepanjang masa, terlepas dari yang pro dan kontra. Dan masih ada lagi 1001 kisah tentang perkawinan, baik yang berakhir dengan kebahagian maupun yang berakhir dengan kekecewaan. Dan masalah yang berkaitan dengan perkawinan sangat menarik untuk dibicarakan. Memang harus diakui ada perbedaan pandang antara Hukum Nasional dengan Hukum Agama didalam menyikapi masalah perceraian. Bagi mereka yang beragama Kristen, perceraian tentu saja merupakan hal yang tabu dan tidak diperkenankan, karena Firman Allah sendiri berkata “Apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia”, meskipun dalam kenyataannya banyak mereka yang beragama Kristen, perkawinannya berakhir dengan perceraian. hal itu terjadi karena memang Hukum Nasional kita yang berlaku dan mengikat, memperbolehkan terjadinya perceraian, asalkan memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan oleh Undang-undang, dalam hal ini Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 serta Peraturan Pelaksanaanya yaitu PP No. 9 Tahun 1975. Perlu diketahui bahwa Undangundang Perkawinan maupun Peraturan Pelaksanaanya menganut prinsip untuk tidak memudahkan terjadinya suatu perceraian. Ada beberapa alasan yang dapat dijadikan alasan untuk adanya suatu perceraian, yaitu : 1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya; 3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; 4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain; 5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri; 6. Antara suami dan isteri terusmenerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam rumah tangga. Alasan yang paling sering digunakan oleh pihak-pihak yang ingin menyudahi perkawinannya dengan perceraian adalah alasan butir ke 6 yaitu “Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukunlagi dalam rumah tangga”. Oleh karena pembuktian atas alasan ini menjadi sangat sederhana, maka jarang sekali Pengadilan yang menolak gugatan perceraian yang diajukan berdasarkan alasan tersebut. Banyak pihak-pihak yang kurang mengerti dengan prosedur perceraian melalui gugatan di Pengadilan, baik Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama, sehingga pada saat diputuskannya gugatan perceraian tersebut di tingkat pertama, mereka mengira bahwa perceraian telah terjadi dan mereka bebas untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan
dengan akibat-akibat dari perceraian tersebut, termasuk untuk melakukan perkawinan yang baru dengan pihak yang lain, padahal proses perceraian menjadi sangat panjang apabila salah satu pihak mengajukan upaya hukum “Banding” ke Pengadilan yang lebih tinggi, juga upaya hukum “Kasasi” dan bahkan upaya hukum “Peninjauan Kembali”, sehingga putusan di tingkat pertama tersebut yang notabene yang telah mengabulkan adanya perceraian, belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dan tentunya pihak yang dikabulkan gugatan perceraian tersebut harus menahan diri untuk melakukan tindakan-tindakan hukum lain (termasuk melakukan perkawinan yang baru) hingga putusan dalam perkara tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap (Inkrach). Apabila hal tersebut tidak di indahkan, maka akan terjadi permasalahan-permasalahan hukum yang baru yang tidak kalah peliknya dengan proses perceraian itu sendiri. Contohnya salah satu pihak telah menjual barang-barang yang di katagorikan sebagai harta bersama, tanpa seijin pihak yang lain (meskipun barang tersebut merupakan barang bergerak dan atas namanya sendiri), maka pihak tersebut dapat dituntut oleh pihak yang lain, baik secara Perdata maupun secara Pidana, karena dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum. Demikian penjelasan dari kami, semoga bermanfaat. An An Sylviana, SH, MBL Managing Partner pada kantor Advokat & Pengacara
Konsultasi Teologi
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Kekecewaan Hidup, Karena Menjadi Kristen? Pdt. Bigman Sirait
Follow
@bigmansirait
Bapak Pengasuh, bagaimana menyingkapi kekecewaan hidup saya. Setelah menjadi seorang Kristen, saya berpikir, hidup akan lebih bahagia, tenang, tapi kenapa sebaliknya? Usaha saya jadi tidak berkembang, hidup terasa lebih sulit. Padahal sebelum saya menjadi Kristen, usaha lancar-lancar saja. Sepertinya kekristenan tidak menjadi jaminan untuk hidup lebih baik. Bagaimana menurut Bapak? Apakah ini bagian dari proses hidup untuk lebih baik? Tapi mengapa untuk menjadi lebih baik, selalu diproses dengan yang namanya kesulitan? Apakah dengan yang enak/nyaman selalu sulit membuat orang lebih baik? Mengapa? Charlie, Jakarta Jawab:
C
HARLIE yang dikasihi Tuhan, memahami hidup ini secara utuh bukan hal yang mudah, apalagi untuk mengerti secara tuntas apa yang menjadi rencana Allah atas hidup kita. Namun, itu bukan berarti kita tidak bisa mengetahui sama sekali. Mari kita urai perlahan-lahan agar kita bisa melihat dengan jernih. Kekecewaan kamu berawal dari perubahan hidup yang kamu nilai tidak membaik setelah menjadi seorang Kristen. Usaha yang tadinya lancar saja, sekarang terasa tersendat. Mengapa bisa begitu? Sebuah pertanyaan yang menarik. Mari kita awali dengan realita, bahwa fakta hidup yang dialami tiap-tiap orang bisa jadi sangat berbeda.
Ada orang yang bersaksi bahwa setelah menjadi Kristen, hidupnya bahagia, dan usaha yang tadinya tersendat-sendat kini lancar. Lalu, yang sakit menjadi sembuh, dan seterusnya. Tetapi di sisi lain, ada juga yang bersaksi bahwa mengalami seperti yang kamu alami. Artinya, setiap orang dibentuk oleh Tuhan dalam situasi yang tidak selalu sama. Ada berbagai perbedaan, bahkan sangat mencolok, namun satu hal, semuanya sama sedang dalam pembentukan Tuhan. Jadi yang namanya proses Tuhan itu unik pada masing-masing pribadi. Ini menunjukkan kekayaan pemeliharaan Tuhan yang ajaib. Yesaya 55: 8, mengatakan: “Sebab rancanganmu bukanlah
rancangan-KU, dan jalanmu bukanlah jalan-KU”. Yesaya dengan tegas mengungkapkan betapa perjalanan hidup ini tidak selalu seperti yang kita rencanakan. Banyak angan yang terlintas di pikiran, kita buat menjadi sebuah cita-cita, lalu kita bangun harapan-harapan, bahkan seringkali berlebihan. Waktu berjalan, impian tidak pernah menjadi kenyataan, dan yang muncul adalah kekecewaan yang mendalam. Apalagi, dalam rangka mewujudkan harapan kita bawa dalam doa, sehingga nuansanya menjadi sangat rohani. Dapat dibayangkan betapa kecewanya kita ketika itu tidak terwujud, padahal kita sudah mendoakannya setiap hari. Nah, disini ada yang kita lupakan, yaitu bahwa ketika membuat rencana kita lupa mengujinya apakah hal itu sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak. Jadi terjadi kesalahpahaman terhadap pemeliharaan Tuhan. Kita kecewa dan menggugat, mengapa persoalan yang ada harus terjadi. Jadi, Charlie yang dikasihi Tuhan, pemeliharaan Tuhan sering kita salah mengerti, namun itu dapat dipahami, apalagi kita baru memulai. Mereka yang sudah lama mengikut Tuhan saja bisa salah memahami, dan inilah realita kehidupan rohani yang memang tidak sederhana. Kegagalan selalu
kita sesali, karena merupakan realita yang tidak kita suka. Padahal, seringkali kegagalan menjadi alat terbaik untuk pembentukan. Tapi kita memang seringkali tak mampu mengerti dengan segera, selalu terlambat dan sempat hanyut dalam kecewa. Kesulitan, jangan diterjemahkan sebagai tindakan Tuhan, karena bisa jadi kesalahan diri. Namun di sisi lain Tuhan juga bisa memakainya sebagai alat pembentukan bagi umat-Nya. Di sisi lain, kesuksesan juga tak selalu pemeliharaan Tuhan, karena bisa saja digapai dengan usaha sendiri, dan mendatangkan penyesalan kemudian hari. Jadi, kesulitan bisa dipakai Tuhan, demikian juga kemudahan, jangan terjebak. Ingat, dalam memelihara umat, Tuhan tidak hanya memakai satu cara, tetapi banyak cara, kita tidak bisa menebaknya. Namun yang pasti, Tuhan telah berjanji bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya, akan dibuat-Nya berhasil pada waktunya. Kristen bukan jalan pintas, bukan pula obral janji, dan bukan sekadar agama. Tuhan telah berjanji dan menjamin kehidupan umat-Nya, Dia tidak akan pernah lalai dalam memelihara kita (baca: Mazmur 1:1-6). Namun jaminan Tuhan jangan melulu diterjemah-
9
kan sebagai materi, atau pemuasan keinginan diri. Jaminan Tuhan meliputi semua aspek kehidupan, rohani dan jasmani dalam keseimbangan yang luar biasa. Tapi perlu diingat bahwa semua berkat Tuhan hanya akan diberikan kepada mereka yang percaya dan taat kepada-Nya. Jadi Charlie yang dikasihi Tuhan, pemeliharaan Tuhan tidak pernah salah, sekalipun fenomena hidup tampaknya mengecewakan. Ingat kisah janda miskin di Alkitab. Dia seorang janda dan hidup dalam kemiskinan, namun tidak pernah merasa hidup miskin. Dia memang miskin secara angka materi, namun, bukankah dia sangat kaya, karena dia telah memberikan persembahan yang luar biasa dan dipuji oleh Tuhan Yesus. Janda miskin ini telah menjadi model bagi setiap orang percaya, betapa kesuksesan bukan sekadar tumpukan harta, tetapi kemampuan menikmati pemeliharaan Tuhan, dan mampu bertindak bahkan melebihi apa yang ada pada dirinya. Hidup janda miskin itu, pasti akan kita katakan tidak dipelihara Tuhan (faktanya dia miskin dan pasti hidup penuh kesulitan). Tapi dengan segera kita kecele, karena ternyata dia lebih kaya dari kita yang kaya secara materi. Dia memiliki hati yang mampu menikmati berkat Tuhan dalam setiap situasi, bahkan di ketiadaan. Semoga kita juga memilikinya. Akhirnya Charlie yang dikasihi Tuhan, percayalah Tuhan sangat mengasihi dan memelihara umatNya yang setia. Perhatikan, kegundahan hatimu bisa jadi awal proses pemahamanmu, dalam mengerti seutuhnya arti menjadi orang percaya. Selamat menjalani, Tuhan menyertai dan memberkati.
Konsultasi Keluarga
Bimantoro
Saya sedang dalam persiapan pernikahan, usia saya dan calon suami saya terpaut 4 tahun dan kami sudah berpacaran selama 6 tahun. Selama berpacaran saya merasa sudah melakukan yang terbaik bagi calon suami saya yang sangat menuntut dan selalu mau diperhatikan. Saya selalu bersikap sabar dan mau menjadi pendamping yang berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan yang kadang-kadang sangat memaksa. Calon suami saya berasal dai keluarga yang menurut saya kurang harmonis dimana ayahnya sangat dominan dan ibu yang sangat penurut. Masalah menjadi sering muncul saat persiapan pernikahan ini dimana saya merasa tidak mendapat tempat dalam merencanakan pernikahan ini, semua diatur dan harus sesuai kemauan dia. Saya jadi ragu apakah saya harus meneruskan rencana pernikahan tapi disatu sisi rasanya sudah tidak mungkin mundur karena semua sudah dipersiapkan, mulai dari gedung, undangan yang sudah disebar dan juga penentuan waktu pemberkatan. Kami juga sudah mengikuti kelas persiapan pernikahan. Saya jadi takut akan mengalami kehidupan pernikahan seperti ibunya yang harus selalu menurut dan taat. Mohon sarannya. Terimakasih VP, di Jakarta JAWABAN : Dear VP,
T
erima kasih untuk surat yang dilayangkan kepada kami. Dari apa yang VP sampaikan saya menangkap kesan bahwa VP saat ini merasa terperangkap dalam situasi yang VP tahu kedepannya akan sangat tidak nyaman. Dalam perasaan terperangkap seperti ini maka muncul-
nya perasaan-perasaan ketakutan dan kecemasan akan kehidupan di masa depan akan sangat mungkin bisa muncul, dan jika dibiarkan semakin lama perasaan cemas dan takut bisa semakin besar, yang akhirnya bisa berpengaruh dalam kehidupan pernikahan VP. Dalam kondisi ini, saya mengajak VP untuk menenangkan diri sejenak dan memikirkan hal-hal sebagai berikut: 1. Apakah betul kita membiarkan diri kita terjebak dalam
situasi yang kita tahu akan terus menerus menimbulkan kecemasan. Ketakutan dan Kecemasan bisa dibagi menjadi dua yaitu : Ketakutan dan Kecemasan akan sesuatu yang memang nyata dan Ketakutan dan Kecemasan yang muncul dari pikiran-pikiran kita sendiri yang belum tentu nyata. Mengapa kita perlu membedakan kedua hal tersebut: pertama jika ketakutan dan kecemasan VP muncul akibat sesuatu yang belum tentu nyata, maka VP perlu melihat mengapa hal ini muncul, bisa sebagai akibat pengalaman dalam kehidupan keluarga VP atau pengamatan-pengamatan VP akan kehidupan pernikahan yang kurang beruntung. Tapi dari apa yang VP ceritakan, saya melihat bahwa ketakutan dan kecemasan VP muncul dari pengalaman yang nyata selama 6 tahun berhubungan dengan calon suami. Menghadapi ketakutan dan kecemasan seperti ini, kita sebagai manusia yang diberikan akal budi oleh Tuhan, tentunya bisa memikirkan apa yang bisa kita kerjakan untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, dengan tujuan untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan kita dan tidak menjadi terjebak dalam suatu pilihan hidup yang memuat kita tidak nyaman. Dalam hal ini VP perlu memikirkan
apakah VP adalah orang yang tepat yang dapat membantu calon suami menjadi pribadi yang lebih baik dan melalui pernikahan ini VP pun menjadi lebih baik. Hal ini perlu VP renungkan mengingat Pernikahan adalah sarana yang diciptakan Tuhan supaya setiap pribadi didalamnya mengalami pertumbuhan baik dan sehat, baik secara rohani maupun secara psikologis. Jadi V perlu renungkan apakah VP memiliki modal yang cukup dalam menjalani kehidupan pernikahan kedepan yang saling melengkapi. 2. Pernikahan bukanlah sekedar perjalanan dan pilihan hidup yang kita alami tanpa mengusahakan pernikahan seperti apa yang ingin kita jalani. Artinya perlu ada strategi-strategi tertentu yang kita dan pasangan kita percaya akan membawa pernikahan kita kedalam pernikahan yang memuliakan Tuhan. Berdasarkan pengamatan VP yang cukup baik akan calon suami dan Keluarganya, kita bisa melihat dan mengevaluasi apakah yang selama ini VP tampilkan didepan suami, sebagai pasangan yang sabar dan selalu mengikuti keinginan dia, adalah strategi yang tepat untuk membantu dia dalam mengatasi kelemahan dirinya, atau sebaliknya malah menjadi penguat yang membuat dia berpikir bahwa apa yang dia
kerjakan selama ini adalah hal yang normal. Saya melihat bahwa apa yang VP kerjakan selama ini justru memperkuat kelemahan pasangan VP, dalam arti dia tidak mendapatkan umpan balik dari VP yang membuat dia harus berpikir dan merubah tingkah laku, pola pikir dan kerja emosinya. Nah dalam point ini, apakah mungkin kalian duduk berdua dan kemudian mengkomunikasikan apa yang sebenarnya menjadi pemikiran VP akan hubungan kalian. Dalam point ini kalian membutuhkan bimbingan dan bantuan dari konselor pernikahan yang baik dan tepat. 3. Besi menajamkan besi dan orang menajamkan sesamanya merupakan Firman Tuhan dalam Amsal 27:17 yang dapat VP renungkan. Apakah pernikahan VP merupakan saran saling melengkapi dalam kehidupan kalian berdua, dan sekali lagi bantuan dari konselor yang tepat rasanya akan bisa membuat VP dan calon suami memahami kegelisahan dalam diri kalian masing-masing serta apa sebenarnya tujuan pernikahan Kristen. Lifespring Counseling and Care Center Jakarta 021- 30047780
10 Jadwal Gereja
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Saat Politik Praktis Masuk Gereja
Bagi Anda yang ingin memasang jadwal ibadah gereja Anda, silakan menghubungi bagian iklan REFORMATA WISMA BERSAMA Jl. Salemba Raya No: 24A-B, Jakarta Pusat, Telp: 021-3924229, HP: 0811991086 Fax:(021) 3924231
PERSEKUTUAN DOA
EL SHADDAI
JADWAL KEBAKTIAN TENGAH MINGGU GEREJA REFORMASI INDONESIA, MEI 2014
CARILAH TUHAN MAKA KAMU AKAN HIDUP (AMOS 5 : 6) KEBAKTIAN SETIAP KAMIS, JAM 18.30 WIB GEDUNG PANIN BANK, LT 6. JL. PECENONGAN RAYA 84, JAKARTA PUSAT
24 Juli 2014 31 Juli 2014 07 AGT 2014 14 AGT 2014 21 AGT 2014 28 AGT 2014 04 SEP 2014 11 SEP 2014
Pdt. WILLING HARIYANTO KEBAKTIAN DILIBURKAN-IDUL FITRI KEBAKTIAN DILIBURKAN-IDUL FITRI Pdt. JOSHUA TEWUH Pdt. GMM MUTU PDT. PAULUS SUGIHARTO PDT. JONATHAN MINARTO Pdt. Je Awondatu
DISERTAI KEBAKTIAN ANAK2 KAMIS CERIA
Rabu, 13 Agustus Bp. Hotman L Rabu, 20 Agustus Bp. Harry P Rabu, 27 Agustus
Pdt. Robert Siahaan
Antiokhia Ladies Fellowship Kamis, Pkl 11.00 WIB
ATF Sabtu, Pkl 15.30 WIB AYF Sabtu, Pkl 16.30 WIB
WISMA BERSAMA Lt.2, Jln. Salemba Raya No: 24A-B, Jakarta Pusat
Agustus 2014
September 2014
Pkl. 10.00 WIB
03
Ibadah Perjamuan Kudus
Pdt. Saleh Ali
10
Pdt. Anwar Tjen
17
Pdt. Stephen Hosea
24
Pdt. Gunawan Tanu
31
Ev. Michael Christian
07
Ibadah Perjamuan Kudus
Pdt. Saleh Ali
14
Ev. Jimmy Lukas
28
Ev. Yanto Sugiarto
Pdt. L.Z. Raprap
Persekutuan Oikumene Rabu, Pkl 12.00 WIB Rabu, 06 Agustus Bp. Sugihono Subeno
JADWAL KEBAKTIAN UMUM Gereja Kristus Rahmani Indonesia Petra Jadwal Khotbah
SEKRETARIAT : TELP : [021] 7016 7680, 9288 3860 - FAX : [021] 560 0170 BCA Cab. Utama Pasar Baru AC. 002-303-1717 a.n. PD. EL Shaddai
Laporan Khusus 11
EDISI 178 • Tahun X 1-31 Agustus 2014
Tempat Kebaktian : Gedung Panin Lt. 6, Jl. Pecenongan No. 84 Jakarta Pusat Sekretariat GKRI Petra : Ruko Permata Senayan Blok F/22, Jl. Tentara Pelajar I (Patal Senayan) Jakarta Selatan Telp. (021) 5794 1004/5, FAX. (021) 5794 1005
D
ULU, di era Orde Baru, banyak gereja yang sering mengundang pejabat negara untuk membuka acara atau memberi sambutan. Sampai kini pun masih banyak gereja yang belum berubah sikap: mengeluelukan para pejabat negara itu. Tapi, kita mungkin masih bisa memakluminya kalau hanya sebatas itu saja. Kalau gereja dikooptasi, dijadikan alat atau kendaraan politik untuk kepentingan para pejabat itu, bagaimana? Inilah yang runyam dan seharusnya dihindarkan jangan sampai terjadi. Gereja memang tak boleh tabu politik. Tapi, bukan berarti karena tidak tabu lagi maka sekarang gereja langsung mencerburkan diri ke arena politik praktis. Gereja harus melek politik dan kritis dalam bersikap, itulah yang penting. Tapi, terkait dengan dukung-mendukung seorang calon pemimpin, itu seharusnya dihindari. Gereja harus membekali warganya, tapi tidak menggiring mereka untuk memilih si ini atau si itu. Sebab, warga gereja punya orientasi politik dan selera yang beraneka-ragam. Jadi, jika pemimpin gereja mendikte mana yang harus menjadi pilihan, itu sama saja dengan menyulut konflik internal di gereja. Alih-alih mencerdaskan, pemimpin rohani seperti malah sudah memperbodohi warga gereja sekaligus menggadaikan martabatnya selaku seorang pemimpin gereja yang panggilannya hanya untuk marturia (kesaksian), koinonia (persekutuan) dan diakonia (pelayanan sosial). Di ajang Pilpres lalu, yang terjadi justru lebih parah. Seorang hamba Tuhan ter-
kemuka, Pdt Dr Jacob Nahuway, justru membawa politik praktis masuk gereja. Di ajang Pilpres lalu, entah sudah berapa kali ia mempromosikan sosok Prabowo sebagai capres idaman yang harus dipilih warga gereja. Tak hanya di mimbar gerejanya sendiri, bahkan di mimbar gereja lain termasuk di acara-acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) pun ia tak malumalu mengampanyekan Prabowo di tengah khotbahnya. Di gedung Pardede Hall, Medan, 30 Juni lalu, dalam sebuah acara KKR yang katanya untuk memperingati Kenaikan Yesus Kristus, di tengah khotbahnya Jacob berani-beraninya menyampaikan hal yang sangat tidak etis: “Saya harap kepada semua jemaat yang hadir di sini untuk memilih Prabowo sebagai presiden.” Tak pelak, suasana ibadah yang tadinya khidmat berubah dengan dengungan suara protes jemaat yang hadir. Apalagi mayoritas jemaat yang hadir langsung mengangkat kedua jarinya dan berteriak “Salam Dua Jari”. Alhasil, firman Tuhan yang disampaikan Jacob tak lagi memiliki makna dan altar call pun urung dilakukan. Entah bagaimana, di saat Nowela Idol menyanyikan lagu kedua, naiklah seorang pemuda dengan membawa bunga mawar merah dan langsung memberikannya kepada Nowela sekaligus berpantun menggunakan mic Nowela. Seraya merangkul pinggang Nowela yang saat itu menggunakan busana warna merah, pemuda yang akrab dipanggil Benny Raynaldo Oliver itu melantunkan pantunnya: “Nowela pakai baju merah cantik
sekali. Warna merah tanda pemberani. Sedikit kami yang yang hadir di sini, pasti memilih Jokowi. Salam Dua Jari.” Sontak mayoritas jemaat di ruangan itu mengacungkan dua jari dan berteriak histeris menyebut “Salam Dua Jari”. Jacob sendiri, selain sering “berkampanye” untuk Prabowo di mimbar-mimbar gerejawi, juga telah mengeluarkan surat edaran dengan kop surat resmi atas nama Persekutuan Gereja-gereja Panteskosta Indonesia (PGPI). Di lembaga gerejawi aras nasional ini Jacob menjadi ketua umumnya. Pada surat itu, Jacob antara lain memberi alasan mengapa Prabowo layak dipilih: 1) karena Prabowo adalah sosok yang berintegritas; 2) karena Prabowo memiliki komitmen dan kepedulian yang besar terhadap kepentingan gereja. Itulah yang kita pertanyakan sekaligus sesalkan. Apa dasar Alkitabiahnya menilai Prabowo berintegritas padahal ia bercerai dengan isterinya dan pernah dipecat dari dinas militer? Lalu, kapan dan dalam hal apa Prabowo telah membuktikan dirinya peduli pada kepentingan gereja? Dikarenakan hal itulah maka tak sedikit warga gereja, bahkan pendeta, yang menulis surat terbuka demi menyuarakan kritik kepada Jacob. Antara lain Pdp Bernat Ndawu, STh, seorang pejabat Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan Meicky Shoreamanis Panggabean, dosen di Universitas Pelita Harapan. Reformata telah mewawancarai keduanya, berikut kutipannya: Pdp Bernat Ndawu, S.Th: “Mimbar Gererja harus Steril dari Kampanye Politik” Apa yang mendorong anda membuat surat terbuka yang mengkritisi Pdt Jacob Nahuway beberapa waktu lalu? Yang mendorong saya menulis surat terbuka untuk Pendeta Jacob Nahuway adalah untuk mengingatkan beliau sebagai Hamba Tuhan supaya tidak melibatkan diri dalam politik praktis, apalagi kapasitas beliau sebagai pimpinan Sinode GBI dan Ketum PGPI. Saya bertemu dengan banyak Hamba Tuhan dan jemaat di lingkup PGPI dan GBI yang juga mengatakan tidak setuju dengan sikap Pak JN mendukung capres Prabowo Subianto, tetapi belum satu pun saya dengar yang melakukan kritik secara terbuka terhadap sikap Pak JN tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk menulis surat terbuka dengan harapan bisa menggugah dan syukur-syukur mengubah sikap Pak JN menjadi netral saat pilpres. Saya tidak ingin sikap Pdt.
JN saat Pilgub DKI 2012 terulang lagi, yang mana pada waktu itu beliau aktif mengkampanyekan Fauzi Bowo dan pada akhirnya kalah oleh Jokowi. Apakah terkait surat itu Anda mendapat peringatan dari pihakpihak tertentu? Setelah surat saya beredar, saya banyak mendapatkan tanggapan dari pembaca termasuk dari hamba-hamba Tuhan GBI yang mengatakan setuju dengan isi surat saya. Sampai sekarang saya belum mendapatkan peringatan dari Sinode GBI ataupun dari pihak lain. Menurut Anda sebagai pendeta, apakah hamba Tuhan yang membawa-bawa politik ke dalam gereja (dengan contoh Pdt JN) itu salah? Bukankah hamba Tuhan seharusnya juga memberi pencerahan politik kepada jemaatnya? Hamba Tuhan yang terlibat aktif dalam politik praktis apalagi menggunakan mimbar gereja dan jabatan gerejawi untuk berpolitik menurut saya salah. Hamba Tuhan harus menjalankan fungsi kenabiannya dengan menyuarakan kebenaran, bukan mengaburkan kebenaran. Mimbar gereja harus steril dari kampanye politik. Dari mimbar gereja atau mimbar ibadah, hamba Tuhan harus menyampaikan pesan moral yang memberikan pencerahan bagi setiap jemaat dalam menggunakan hak politiknya. Jangan sampai karena sikap hamba Tuhan yang tidak netral karena mendukung salah satu capres menyebabkan jemaat menjadi terpecah-belah antara yang pro dan kontra. Saya benar-benar miris dengan sikap beberapa hamba Tuhan yang secara terang-terangan mendukung bahkan aktif mengkampanyekan capres tertentu dalam kebaktiankebaktian dan dalam gereja. Beberapa kegiatan sengaja diadakan untuk mendukung capres dibungkus dengan Ibadah Doa bagi Bangsa atau Ibadah Perayaan Kenaikan Isa Almasih dan Pentakosta, ini juga menurut saya salah. Kalau yang diharapkan adalah dukungan warga gereja terhadap capres, sebaiknya kegiatannya dalam bentuk seminar atau diskusi publik, bukan dengan memanipulasi ibadah padahal ada agenda politik di belakangnya. Saya sangat menghormati hambahamba Tuhan senior seperti Pdt JN dan lainnya, tapi terhadap sikap mereka saat Pilpres menurut saya sangatlah tidak bijak. Meicky Shoreamanis Panggabean: “Hamba Tuhan seharusnya memberi Pencerahan” Apa yang mendorong Anda membuat surat terbuka yang mengkritisi Pdt Jacob Nahuway dan pendeta-pendeta lainnya beberapa waktu lalu? Yesus peduli dengan semua aspek kehidupan manusia termasuk
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia mati untuk menebus dosa manusia, tapi Dia datang kan bukan di ruang hampa. Ia lahir dan bertumbuh di bawah penindasan dan secara politis Ia mati karena melawan penguasa. Kalau mereka mau pilih diktator dan fasisme di bilik suara, silakan, tapi kalau sampai ke level mendukung secara terbuka ya nggak pantas. Masak Tuhan waktu jadi manusia mati dibunuh penindas tapi orang yang mengaku diurapi-Nya berpihak pada penindas? Buat saya itu absurd, oleh karena itu saya menyurati mereka. Apakah terkait surat itu Anda mendapat peringatan dari pihakpihak tertentu? Iya. Yang satu marah-marah lewat surat, yang satumya lagi marah-marah lewat SMS, FB dan BBM yang beliau sebar ke mana-mana. Isinya termasuk mengancam akan menuntut saya di pengadilan. Tapi keduanya tak menjawab pertanyaan saya. Menurut Anda sebagai jemaat gereja, apakah hamba Tuhan yang membawa-bawa politik ke dalam gereja (dengan contoh Pdt JN dan kawan-kawan) itu salah? Otomatis pendeta akan bawabawa politik ke dalam gereja karena Alkitab mengandung banyak cerita politik dan Yesus sampai ke titik tertentu mirip pemimpin gerakan politik pembaruan. Tapi kalau yang dimaksud adalah terjun ke politik praktis, saya tidak setuju. Bukankah hamba Tuhan seharusnya juga memberi pencerahan politik kepada jemaatnya? Ya, setuju, hamba Tuhan sebaiknya memberi pencerahan. Yang paling bijak adalah Gereja Katolik dan PGI, mengedarkan surat dan memberi kriteria pemimpin yang harus dipilih, bukan nama, karena menyebut nama berpotensi menimbulkan perpecahan dan menyeret pendeta ke arus politik praktis. Bagaimanapun, khusus di Pilpres kali ini, pertarungannya bukan antara dua capres melainkan antara dua ideologi yang sifatnya bertolak belakang, bukan hanya sekedar berbeda. Oleh karena itu hamba Tuhan harus hati-hati, jangan sampai mengeluarkan pernyataan pura-pura netral semacam “Saya mendukung kedua capres.” Ini namanya pembodohan politik, bukan pencerahan politik ?Tim Redaksi
12 Gereja dan Masyarakat
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Pribadi Yang Terpanggil Relawan Mika Mission Trip 2014
D
isaat sebagian besar penduduk Jakarta masih terlelap didalam tidurnya, kesibukan sudah nampak disalah satu terminal Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Sejumlah panitia dari MIKA Mission Trip 2014 (MMT), tengah melakukan pendataan peserta yang turut dalam acara ini. Sekolah Kristen Makedonia (SKM), yang terletak di Dusun Jamai, Desa Amboyo Inti, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, menjadi tempat yang akan dituju olleh rombongan MMT 2014. SKM merupakan sebuah karya dari kerja keras yayasan Misi Kita Bersama (MIKA) dalam membangun daerah pedesaan lewat pendidikan. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat prasejahtera yang tinggal disekitar pelayanan SKM, menjadi salah satu poin misi yang ingin dicapai. Sejumlah relawan yang terdiri dari tim dokter, siswa dan guru SKM, serta pelaku Gerejawi yang berasal dari latarbelakang yang berbeda, turut ambil bagian pada kegiatan tahunan yang diadakan oleh MIKA. Keadaan masyarakat suku Dayak yang mendiami Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, dapat dibilang memprihatinkan. Meski
dilintasi oleh jalan yang menghubungkan Republik Indonesia dengan negara tetangga, Malaysia, pembangunan infrastruktur didaerah ini dapat dibilang masih tertinggal. Fasilitas kesehatan yang minim, mengharuskan masyarakat setempat untuk berjalan jauh demi mendpatkan pelayanan kesehatan. Penduduk lokal yang mayoritas adalah pemeluk agama Kristen, hampir sebagian besar bekerja sebagai petani tradisional, dan buruh perkebunan sawit. Ditempat ini, Reformata masih menjumpai banyak anggota masyarakat setempat yang belum bisa membaca dan menulis. Sebuah ironi, mengingat tempat ini hanya berjarak empat jam perjalanan darat dari ibukota Propinsi Kalimantan Barat, Pontianak. Sejak pagi hari, tim kesehatan yang dipimpin oleh dr. Mangontang Sitorus, berangkat ke sejumlah titik yang berada disekitar Kabupaten Landak dan Sanggau. Anggota tim kesehatan yang tediri dari dokter, bidan, dan rohaniawan, membawa serta obat-obatan dan susu dalam kemasan yang diperuntukan bagi pasien berusia balita. Aula Serbaguna SKM, dan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) milik MIKA yang berada didaerah
Tubang Raeng, digunakan untuk lokasi pengobatan. Sementara taman bacaan MIKA yang terletak di Peruan Dalam, Kecamatan Sosok, menjadi titik pengobatan yang terletak di Kabupaten Sanggau. Keesokan harinya lokasi pengobatan di Kabupaten Landak, dipindahkan ke daerah Sidas dan Jelimpo, untuk melayani masyarakat yang tinggal disekitar tempat ini. Sebagian besar pasien yang datang ke lokasi pelayanan kesehatan MMT 2014, mengeluhkan sakit pada saluran pernafasan atas (ISPA). Dengan teliti, tim kesehatan melakukan pemeriksaan dan tindakan kepada tiap pasien yang datang. Selama pelayanan kesehatan digelar, rata- rata seratus pasien yang datang ke tiap tempat diadakannya pelayanan kesehatan. Acara Bakti sosial yang dilakukan MIKA sangat membantu warga yang tinggal jauh dari klinik maupun puskesmas. Hal inilah yang dirasakan oleh Bpk. Manes (55), yang datang ke lokasi pelayanan kesehatan MMT yang terletak disalah satu Gereja yang dekat dengan rumahnya. Sudah hampir tiga hari pak Manes tak bisa bekerja karena nyeri yang terasa dibagian pinggangnya. Untuk mencapai
Puskesmas pun bukanlah perkara mudah bagi pak Manes, berjalan kaki sejauh empat kilometer harus ditempuh untuk mencapai Puskesmas terdekat. Anak-anak dan manula terlihat mendominasi diantara pasien yang datang. Reformata turut menyaksikan banyak kaum ibu yang rela berjalan kaki dari rumah mereka yang jauh, dengan menggendong anaknya yang masih balita. Perjuangan ini mereka lakukan hanya untuk mendapatkan susu dan vitamin gratis yang dibagikan oleh panitia. Panitia yang bertugas sampai kewalahan, karena pasien terus berdatangan walaupun batas waktu pengobatan sudah ditutup pada pukul 13:00 waktu setempat. Berasal dari latarbelakang yang berbeda. Berbagi kasih dan memajukan pendidikan masyarakat pedalaman Kalimantan, merupakan sebuah panggilan hati dan dasar keikutsertaan relawan selama berlangsungnya MMT 2014. Hal ini yang juga dirasakan oleh dr. Ishak, salah seorang anggota tim kesehatan yang berasal dari sebuah rumah sakit di Kalimantan Barat. Saat acara ramah tamah yang berlangsung pada malam sebelumnya, dr. Ishak menyampaikan sebuah pesan kepada para siswa SKM, saat memperkenalkan dirinya. “ Saya adalah putera asli Dayak. Kita sebagai orang Dayak harus belajar setinggi mungkin, karena dengan begitu suara kita dapat didengar oleh Indonesia, bahkan sampai ke dunia internasional,” ujarnya, yang kemudian disambut riuh tepuk tangan siswa SKM, yang mayoritas keturunan asli suku Dayak. Kesehatan fisik, tak hanya menjadi prioritas dari misi pelayanan MMT 2014. Konseling bagi warga pun diberikan oleh sejumlah rohaniawan yang turut menjadi peserta MMT 2014. Saat berbincang dengan Reformata, Bpk. Budiman Nainggolan, merasakan perlunya masyarakat Kristen yang ada di kota besar seperti Jakarta, untuk terlibat langsung didalam pelayanan masyarakat pedalaman. Pak Budiman menyampaikan bahwa diusia senjanya tidaklah menjadi halangan untuk datang jauh dari tempat tinggalnya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, demi menjadi memberikan “terang” kepada sesama. Tak hanya warga yang datang untuk mencurahkan isi hatinya, namun ada juga diantaranya pelayan Tuhan yang telah lama
tinggal disini. “Ada seorang pendeta yang berasal dari Gereja disekitar sini (Jelimpo), yang mengungkapkan kesedihannya. Banyak jemaatnya yang pindah ke Gereja lain. Lalu saya membuka sebuah ayat Alkitab dan menceritakan bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan sepuluh orang penderita kusta, namun hanya satu orang yang kembali untuk berterimakasih. Saya mencoba membesarkan hati pendeta ini dan mengatakan Tuhan Yesus saja sudah lebih dahulu disakiti hatinya, dan janganlah bapak berkecil hati karena kejadian yang menimpa bapak ini,” kata pria yang telah memasuki masa pension dari salah satu kementerian ini. Melihat pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan oleh MIKA, pak Budiman mengaku takjub dan bersyukur karena bisa ikut dalam pelayanan yang dilangsungkan oleh MIKA setiap tahunnya ini. Tak hanya orang dewasa yang terjun ke tempat pelayanan kesehatan. Dengan sukacita sejumlah siswa peserta MMT 2014 yang masih berusia remaja, membantu relawan dengan mendata pasien yang datang. “ Aku membantu tim dokter dari Jakarta di Puskesmas yang berada di Sidas. Jumlah yang datang kira-kira 138 pasien, dan aku bertugas sebagai penimbang berat badan,” ujar Carissa Pin, pelajar yang masih duduk di kelas VII Sekolah Kristen Athalia, Serpong, Banten. Maria Apriline, pelajar yang masih duduk dikelas XI SKM, ikut membantu petugas kesehatan dengan tanggungjawab yang berbeda. Menjelang jam makan siang, Maria dipercaya untuk mendistribuskan makanan ke dua lokasi pengobatan di Jelimpo dan Peruan Dalam. Setelah menyelesaikan tugasnya, Maria ikut membantu mendata pasien yang datang ke lokasi pengobatan di Peruan Dalam. Kepedulian relawan MMT 2014 dalam mewujudkan kepedulian terhadap masyarakat prasejahtera di Kalimantan Barat, bukanlah sebuah rutinitas tahunan belaka. Namun lebih kepada sebuah panggilan hati untuk menjadi terang dan berkat bagi orang lain yang lebih membutuhkan. Demi mewujudkan pembangunan manusia secara utuh, mereka rela untuk datang dari berbagai tempat yang berjarak ratusan kilometer, untuk hadir diantara masyarakat yang belum merasakan pemerataan pembangunan negeri ini. ? Ronald
Ungkapan Hati 13
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Tiada Yang Mustahil Bagi Tuhan M
entari belum juga nampak dari balik awan tebal, ketika Reformata memenuhi janji untuk bertemu dengan pria, diseputaran Pulomas, Jakarta Timur (21/6). Pria ini bernama Juniarto Ticoalu, merupakan ayahanda dari Gabriel Ticoalu, yang berasal dari Kecamatan Air Madidi, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Sehari sebelumnya, pria yang biasa disapa Jun ini memberikan izin kepada Reformata untuk menjenguk dan melihat langsung kondisi terkini dari Gaby, anak ketiga dari pernikahannya dengan Lidya Lumenta. Gabriel Nicole Casey Ticoalu (4), gadis cantik kelahiran 8 Mei 2010 ini nampak seperti anak kecil pada umumnya, pemalu terhadap orang yang baru dikenal, dan bersembunyi dibalik tubuh sang ayah, ketika Reformata menanyakan kabar tentang dirinya. Sekilas tak ada yang berbeda dari penampilannya, kecuali tubuh kurus dan benjolan dibagian mata kanannya yang tertutup verban putih. Gabriel mengidap Kanker yang bersarang dibola mata kanannya (retinoblastoma). “Ini rambut dia rontok,” ujar Lidya sembari mengambil sehelai rambut Gabriel yang jatuh ke lantai, disela wawancara dengan Reformata. Gabriel bermain kesana kemari menggunakan sebuah sepeda kecil, tanpa menyadari helaian rambutnya jatuh satu persatu kelantai. Reformata dapat menangkap dengan jelas, raut kesedihan yang terlukis dimuka kedua orangtua Gabriel. “Ini efek kemotherapy yang dijalani sebulan yang lalu. Kemotherapy akan berlangsung selama sebulan sekali, dan Gabriel harus menjalani delapanbelas kali kemotherapy, ”ujar Lidya. Sesekali nampak Lidya mengusap kening Gabriel yang lelap tertidur. Ekspresi sedih dan lelah juga tak bisa lepas dari wajah Jun. “Saat ini tim dokter di Jakarta bukan lagi berjuang untuk menyelamatkan matanya, namun nyawanya,” ungkap Jun haru. Awalnya terlihat sebuah keanehan terdapat dimata sebelah
kanan Gabriel. Bagian depan bola matanya nampak kosong, seperti terdapat rongga didalamnya. Lidya pun memeriksakan Gabriel kesebuah klinik yang ada didekat rumah mereka. Pihak klinik mengatakan memang ada kelainan pada mata sebelah kanan Gabriel, dan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan. Saat diberitahu selama pemeriksaan anaknya akan dibiu, Lidya meng-
konsultasikan hal ini kepada Jun yang kebetulan tidak ikut serta menemani ke klinik. Jun merasa khawatir lalu menyuruh istrinya agar mengurungkan niat tersebut. “Kami takut ketika mendengar Gabriel harus dibius, ”kata Lidya. Saat akan memasuki usianya yang ketiga, Gabriel mengalami demam. Jun yang pada saat itu tak berada dirumah, meninggalkan Gabriel dengan istrinya, untuk bekerja di Kota Manado yang berjarak 35 Kilometer dari kediaman mereka. “Pertama kali kami mengira hanya demam biasa. Keesokannya ketika demamnya masih berlanjut, istri saya langsung menelpon. Namun saya belum bisa meninggalkan pekerjaan saya,”ujar Jun.
Embun Pagi Renungan Alkitab Memberi Kesegaran Jiwa Kepada Anda Hadir setiap hari pk. 05.30 WIB Pesona Pagi Setiap Senin - Minggu pk. 06.00 - 07.00 WIB Sabtu pk. 10.00 - Pdt. Bigman Sirait Gema Nafiri Lagu-lagu Rohani yang menghibur Anda setiap hari menjelang senja Setiap Senin - Kamis pk. 18.00 WIB Alamat Studio: Tegal Arum Karanganyar 57712 Tlp. (0271) 495090/641492
Sang istri kemudian membawa Gabriel kerumah orangtuanya di Kawangkoan, Kabupaten Minahasa. Setelah dua hari berselang Jun mendapatkan kabar, Gabriel sudah menjalani perawatan disebuah rumah sakit, di Tomohon. Saat menjalani pemeriksaan di tempat ini, dokter memberikan obat untuk diteteskan ke mata Gabriel. Dua hari kemudian Gabriel mengalami pusing dan hilangn nafsu makan. “Selama dua minggu Gabriel tidak nafsu m a k a , d a n hanya
makan sebanyak dua ujung sendok makan. Matanys juga mulai membengkak, ”jelas Jun kepada Reformata. Dokter yang menangani mengatakan kepada Jun dan Lidya, bahwa anak mereka diduga mengidap retinoblastoma. Karena rumah sakit di Tomohon terkendala keterbatasan peralatan medis, Jun dan Lidya kembali merujuk Gabriel ke sebuah rumah sakit terlengkap yang
ada di Kota Manado. Namun penanganan disini dirasa tidak maksimal, dan mengharuskan mereka untuk kembali membawa Gabriel ke Tomohon. Berbedanya diagnosa dokter dari tiap rumah sakit, sangat menguras emosi kedua orangtua Gabriel. Kondisi kesehatan Gaby yang naik turun sangatlah mengkhawatirkan hati mereka. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan sangatlah besar. Jun yang bekerja sebagai staff disalah satu percetakan, tak memiliki banyak uang untuk biaya pengobatan Gabriel yang tak sedikit. Penghasilan Lidya pun tak seberapa. Dirinya hanya menjual kue, dan menjaga keempat anaknya ketika Jun pergi bekerja. Setelah berjuang kebeberapa rumah sakit untuk mengupayakan kesembuhan Gabriel, mereka mendapatkan jawaban yang sangat mencengangkan. Para dokter yang menangani Gabriel menyerah, setelah mencoba segala upaya lewat obat-obatan untuk menolong Gabriel. Didalam hati, mereka menangis melihat penderitaan yang harus dialami anak tercintanya. Kemudian tim dokter menyarankan agar Gabriel dibawa ke Jakarta untuk menjalani pengobatan d i s a n a . “Jujur dok, untuk pengobatan ke Jakarta secara finansial kami tidak sanggup. Untuk tiketnya saja kami berat,” ujar Lidya kepada tim dokter yang memberikan saran. “ Gaby sempat ga bisa jalan. Awalnya kami mengira dia keseleo, tapi ternyata tidak,” tambah Jun. Ternyata hasil dari CT Scan yang mereka peroleh, Kanker sudah menyebar disekitaran kepala dan tulang belakang dari buah hati mereka. Mujizat Tuhan Kedatangan Gabriel dan kedua
orangtuanya dari Sulawesi Utara ke Jakarta, merupakan sebuah mujizat Tuhan. Biaya untuk membeli tiket pesawat Tuhan berikan lewat kenalan ataupun orang yang bersimpatik terhadap keadaan Gabriel. Disaat putus asa untuk mendapatkan biaya pengobatan, Tuhan mempertemukan mereka dengan seorang pewarta nasional. Lewat perantara pewarta inilah, Gabriel mendapatkan bantuan dana pengobatan. Walaupun saat berada di Jakarta sempat dilempar kesana kemari oleh beberapa rumah sakit, akhirnya sebuah rumah sakit nasional menyatakan kesediaannya untuk merawat Gabriel. Di Jakarta, kedua orangtua Gabriel tinggal disebuah rumah milik kerabat dari Jun. Reformata turut menyaksikan sebuah mujizat Tuhan yang terjadi pada saat wawancara berlangsung. Ditengah wawancara, telepon rumah kerabat Jun berdering. Diujung telepon, staff rumah sakit memberi kabar bahwa Gabriel sudah bisa masuk untuk dirawat, guna menjalani persiapan kemotherapy tahap kedua. “Padahal nomor antrian kami untuk mendapatkan kamar, sangat jauh. Lalu tak diduga mereka memberikan kabar kalau malam ini juga kami sudah bisa masuk, ”kata Jun sembari bersyukur. Semangat tinggi untuk sembuh yang dimiliki Gabriel, menjadi penghibur kesedihan yang dialami oleh keluarga mereka. “Anak kami sangat pemberani, ketika suster ingin menginfus atau mengambil sampel darah, dia tidak meronta dan hanya menangis sebentar, ”tambah Jun. Gabriel yang pemberani, saat ini masih berjuang untuk melawan penyakit yang dideritanya. “Kalau ditanya saya percaya atau tidak kepada mujizat Tuhan, saya jawab percaya, ”tutup Jun. “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. ”(Yeremia 33:6) ?Ronald Patrick
14 Mata-Mata
P
IKI merupakan singkatan dari Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia, didirikan di Jakarta tanggal 19 Desember 1963 bertempat di Kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat, atas prakarsa Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) dan UKI sendiri. PIKI selayaknya organisasi pada umumnya, mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), dan sesuai dengan yang tertera pada AD/ART PIKI, salah satu dari tujuan pembentukan PIKI ini adalah untuk mewuiudkan partisipasi dalam pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, kaum Inteligensia Kristen Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari seluruh rakyat Indonesia, merasa terpanggil untuk menyumbangkan darma baktinya sesuai dengan keyakinan Iman Kristiani melalui Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia. Menurut banyak kalangan, secara nasional dalam beberapa tahun belakangan ini PIKI sepertinya sudah tidak ada lagi. Salah satu pengurus dewan pimpinan cabang (DPC) PIKI Jakarta, Robby Repi, mengatakan bahwa PIKI sebagai wadah intelektual Kristen tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena perilaku individual yang terjadi ditubuh PIKI terlalu banyak, program kerja yang begitu banyak dibuat akhirnya tidak bisa terlaksana. Robby Repi yang menjabat wakil ketua DPC PIKI Jakarta menolak merinci lebih jauh perihal perilaku individual ditubuh PIKI, lebih lanjut Robby mempersilakan Reformata untuk menghubungi Ketua Umum PIKI. Sangat disayangkan, Reformata gagal mendapat klarifikasi dari ketua umum PIKI, perihal keberadaan dan eksistensi PIKI. “Saya melihat PIKI telah redup, peran PIKI sebagai wadah intelektual Kristen tidak berjalan
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014 sebagaimana mestinya. Begitu banyak program, saking terlalu banyak bingung menjalankannya,” ujar Robby Repi kepada Reformata melalui pesan singkat (16/7). Redupnya aktifitas PIKI, baik bagi masyarakat luas, maupun masyarakat Kristen sendiri tidak terlepas dari tidak berjalannya kinerja dewan pimpinan pusat dalam merumuskan arah tujuan organisasi. Salah satu tugas PIKI yang tertera dalam buku peraturan organisasi adalah menjalankan segala kebijakkan AD/ART. PIKI seakan tenggelam dari hiruk-pikuk pesta demokrasi, baik pemilihan anggota legislatif, maupun pemilihan presiden. Jika dibandingkan dengan organisasi serupa seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang notabene berdiri pada tahun 1990 (28 tahun lebih mudah), PIKI tertinggal jauh dalam menciptakan kader yang bisa bersuara skala nasional. Kelahiran ICMI sebagaimana yang tertera di Wikipedia, berawal dari diskusi kecil di bulan Februari 1990 di masjid kampus Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. Sekelompok mahasiswa merasa prihatin dengan kondisi umat Islam, terutama karena berserakannya keadaan cendekiawan muslim, sehingga menimbulkan polarisasi kepemimpinan di kalangan umat Islam. Masingmasing kelompok sibuk dengan kelompoknya sendiri, serta berjuang secara parsial sesuai dengan aliran dan profesi masing-masing. Merujuk pada tujuan dan usaha pembentukan PIKI sesuai dengan yang tertera di buku peraturan organisasi, tepatnya di bab 4 pasal 4 mengatakan bahwa tujuan PIKI itu didirikan adalah untuk, • Membangun dan memperdalam kehidupan beriman para anggotanya dan umat Kristen pada umumnya. • Mendorong para anggotanya sehingga sadar, turut dalam usaha-
PIKI Apa Kabarmu
usala Gereia, serta mempertebal keinsyafan sebagai anggota dari satu Gereja yang Kudus dan Am. Berperan dan melayani dalam -usaha pembangunan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara menuiu masyarakat yang adil dan makmur, serta lestari sebagai saksi-saksi yang nyata hidup dari Yesus Kristus. Sejarah membuktikan bahwa orang Kristen terlibat langsung dalam kelahiran dan pertumbuhan bangsa bersama komponen bangsa lainnya. Salah satu tokoh intelektual Kristen yang berprofesi seorang politisi, Johannes Leimena dalam sebuah pemikiran yang tertulis dalam buku, DR. Johannes Leimena, Negarawan Sejati & Politisi Berhati Nurani, mengatakan, “orang kristen bukan minoritas yang berarti menyendiri (isolasi), sedangkan tugas orang Kristen menjadi saksi bagi masyarakat Indonesia”. Orang Kristen dapat berkiprah secara positif-konstruktif membangun Indonesia baru di setiap tingkatan, baik pada tingkat pengembangan gagasan, pada pembangunan sistem, pembangunan masyarakat dan pada lapangan kehidupan sehari-hari, banyak intelektual Kristen yang masih berkiprah sendiri-sendiri, dan PIKI diharapkan oleh banyak kalangan dapat menjadi rumah bagi inteletual Kristen dalam perumusan gagasan dan ide demi terciptanya kesejahteraan bangsa dengan tidak melupakan imannya sebagai seorang Kristen. ?Nick
Senggang 15
EDISI 178 • Tahun X 1-31 Agustus 2014
Regina Ivanova Pollapa
Memilih yang Memberikan Rasa Aman
P
emilihan presiden telah dilaksanan pada tanggal 9 Juli 2014 kemarin, saling dukung dari para relawan pun mewarnai pesta demokrasi lima tahunan sekali tersebut. Sejumlah selebritis di Indonesia juga menyatakan dukungan mereka secara terbuka kepada calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Berbagai alasan mereka utarakan lewat media sosial hingga menjadi Trending Topic dan mendapat perhatian dunia, dengan hastag (Simbol # ,digunakan untuk menandai kata kunci atau topik dalam sebuah
Tweet) “akhirnya pilih Jokowi”. Jebolan Indonesia Idol sesi tujuh Regina Ivanova Pollapa atau lebih dikenal dengan nama Regina pun ikut memberikan alasannya memilih Jokowi lewat akun sosial media twitter miliknya @Reginaivanova4. Regina yang mempunyai follower 498 ribu dalam salah satu tweetnya (tulisan) mengutarakan alasannya kenapa dia akhirnya pilih Jokowi, menurut gadis kelahiran Jakarta 1986 tersebut, karena sosok Jokowi itu bisa memberikan harapan akan rasa aman dalam menjalankan ibadah. “Salah satu alasan saya akhirnya milih Jokowi, karena saya ingin beribadah dengan tenang, tanpa harus takut akan ada teror dari oknum-oknum tertentu”, tulis Regina dalam akun twitternya. Sebelum menjadi juara Indonesian Idol 2012, Regina telah gagal mengikuti audisi hingga 6 kali. Perjalanan Regina mengikuti ajang pencarian bakat itu pun tidak mudah diraihnya, begitu banyak rintangan yang Regina lalui sebelum akhirnya menjadi jawara Indonesian Idol tahun 2012. Rekam jejak Jokowi yang tetap mempertahankan lurah Suzan di Lenteng Agung, Jakarta adalah salah satu bukti nyata, bahwa ada harapan mengenai toleransi beragama di Indonesia, walaupun ketika itu Jokowi bersama dengan wakilnya Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mendapat tekanan dari massa Intoleran, namun sikap mempertahankan lurah Suzan merupakan ‘angin segar’ terciptanya rasa aman bagi minoritas. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa masih banyak pelanggaran dari negara tentang praktik intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan terhadap kaum minoritas. Padahal secara normatif negara telah meneguhkan komitmennya melalui Pasal 28E Ayat 1 dan 2, Pasal 29 Ayat 2 undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Jaminan yang sama juga tertuang dalam UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 12/2005 tentang Pengesahan Konvensi Internasional Hak Sipil dan Politik. Namun demikian, politik pembatasan terhadap hak ini masih terus terjadi, baik menggunakan Pasal 28J ayat 2 undang-undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 maupun melalui peraturan perundang-undangan lainnya yang diskriminatif. Praktik intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan terhadap kaum minoritas pun seakan subur di Negara yang katanya Bhineka Tungal Ika ini. Harapan Regina merupakan salah satu ‘potret’ dari sekian banyak rakyat Indonesia secara umum dan khususnya umat Kristiani, yang mengantungkan harapan tentang kedamaian dan jaminan dalam melaksanakan kegiatan beribadah secara aman yang dilindungi Negara. Semoga dibawah kepemimpinan presiden dan wakil presiden yang baru terpilih, bangsa Indonesia mampu menghadapi, mengatasi, dan menyelesaikan masalah intoleransi dan dapat menjamin kebebasan umat beragama dalam menjalankan ibadah yang diyakininya secara aman dan tentram. ?Nick
16 Management Kita
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Resensi 17
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Judul Buku : Kehidupan yang Berarti Penulis : Kimberley WoodHouse Penerbit : Immanuel Publishing Cetakan : 1 Tahun : 2014
Hidup Itu Sederhana!
M
embincangkan soal apa itu hidup dan kehidupan, orang seringkali terjebak pada definisi yang begitu rumit, dengan penggalian dari etimologi kata yang juga tak kalah sulit. Padahal, soal kehidupan adalah soal yang ada di sekitar kita, soal apa yang ditemui setiap harinya. Soal sesuatu yang sesungguhnya sangatlah sederhana dan jauh dari kesan kerumitan. Berpikir rumit soal kehidupan, memaknai dengan sangat sulit apa itu kehidupan justru kerap membuat orang terjebak pada ranah teoritis semata, dan akhirnya lupa untuk menjalani selaras dengan apa yang telah dirumuskan. Tapi menjalani kehidupan tanpa ada permenungan terhadapnya juga menghasilkan kecerobohan diri dan mengundang kesalahankesalahan serupa ketika men-
Harry Puspito (harry.puspito@yahoo.com)*
Mengapa Kebahagiaan Penting?
B
anyak orang tidak bahagia menjalani kehidupannya. Ini tercermin dari raut muka yang tidak bisa menipu. Apalagi ketika usia semakin lanjut, muka yang berkerut itu sering semakin sulit tesenyum apalagi tertawa lepas. Ketidakbahagiaan orang juga tercermin dari perkataannya. Kita sering mendengar orang berkeluh-kesah, mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan dan kekawatiran-kekawatiran akan masa yang akan datang daripada ungkapan syukur untuk apa yang sudah diterima. Kita sering mendengar orang menceritakan keberuntungan orang lain, menyiratkan dirinya kurang beruntung. Kita juga sering mendengar orang mengkritik orang lain, berbicara negatif tentang orang lain. Semua ini mengindikasikan betapa orang banyak yang tidak bahagia. Mengapa kebahagiaan itu penting? Satu jawaban umum adalah dengan kebahagiaan orang merasa nyaman. Ketika orang merasa nyaman maka dia bisa berpikir jernih, baik, kreatif, dan berani bertindak. Salah satu survey yang banyak dilakukan di banyak negara adalah ‘Consumer Confidence’, yaitu survey yang mencoba mengukur seber-
apa nyaman orang merasa dengan situasi sosial, ekonomi dan politik di negerinya. Asumsi di balik penelitian ini adalah kalau orang merasa happy, yakin dengan situasi negerinya maka dia akan lebih mungkin mengeluarkan dananya untuk konsumsi atau investasi sehingga kegiatan ekonomi akan lebih aktif. Kalau konsumen merasa tidak happy, maka mereka akan menahan dana mereka. Dengan demikian mereka akan menjadi lebih pasif. Menarik penelitian-penelitian membuktikan kebahagiaan membawa kepada keberhasilan, bukan sebaliknya. Namun kita tahu tanpa worldview yang sehat orang bisa menyibukkan diri dengan banyak kegiatan, dan akhirnya mengalami stress yang berlebihan dan akhirnya mengalami depresi dan kehilangan kebahagiaannya. Tidak saja orang yang berbahagia akan lebih aktif dalam hidupnya, sehingga lebih produktif, di samping itu penelitian-penelitian juga menunjukkan orang yang berbahagia ternyata hidupnya lebih sehat. Lebih lagi orang yang berbahagia juga dibuktikan hidup lebih lama. Artinya orang yang bahagia akan lebih produktif dibandingkan dengan mereka yang tidak bahagia dan mengkontribusikan output yang lebih besar sepanjang hidup mereka. Ini adalah refleksi dari
apa yang terjadi secara lebih utuh dalam diri orang percaya. Tuhan memberikan sukacita yang lebih sempurna dan langgeng karena ditanam dalam diri orang percaya melalui pekerjaan Roh Kudus dan menjadikan bagian dari apa yang dikenal sebagai buah Roh (Galatia 5:22, 23). Walaupun sukacita Kristiani ini tidak tergantung sesuatu dari luar namun banyak dunia luar mempengaruhi situasi emosi orang percaya ketika mereka hidup di luar persekutuan dengan Tuhannya. Mengapa hidup dengan sukacita itu penting bagi orang percaya? Jawaban yang paling sederhana adalah karena ini kehendak dan rencana Tuhan bagi orang percaya. Sukacita kita akan menjadi sempurna ketika kita hidup bersama Tuhan di surga untuk selama-lamanya. Dikatakan “Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak aka nada lagi; tidak aka nada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4). Dengan sukacita, orang percaya menampilkan kehadiran Kristus di tengah-tengah dunia yang menderita karena dosa. Dia ingin kita menampilkan terang-Nya di antara orang-orang yang belum percaya agar mereka mengenal Bapa (Lihat
Matius 5:16). Sukacita orang percaya menyaksikan Allah dan hidup yang ‘baik’ karena kebahagiaan orang dunia melihat kebahagiaan terkait dengan kebaikan. Bagi mereka, dan kita orang percaya, sesuatu yang baik membuat kita merasa nyaman dan bahagia. Ketika kita menampilkan hidup dengan sukacita yang autentik, tidak dibuat-buat, maka kita menyaksikan kebaikan Allah dalam hidup kita sehingga nama Tuhan dimuliakan. Sukacita orang percaya menyaksikan Allah yang berbeda. Dalam ibadah kita bergembira memuji nama-Nya. Ini sesuai dengan yang disaksikan dalam Alkitab, seperti dalam 1 Tawarikh 16:23, Daud mengajak mengucapkan syukur melalui nyanyian, yang antara lain berbunyi: “Bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari padaNya dari hari ke hari.” Banyak agama lain menuntut umatnya dan membuat mereka terbeban sehingga tidak bisa mengalami kebahagiaan seutuhnya seperti yang dinikmati orang percaya dalam Kristus yang beban dosanya telah diangkat dan masa depannya dijamin. Dalam ibadah berbagai kepercayaan, bahkan umat diminta menyiksa diri. Tuhan memberikan kepada orang percaya sukacita itu agar
mereka bisa melakukan kehendak-Nya di bumi ini. Nehemia 8:10b mengatakan: “Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” Dalam terjemahan NIV dikatakan: “Do not grieve, for the joy of the Lord is your strength.” Sukacita Tuhan adalah kekuatan yang dari Tuhan dalam menjalankan kehidupan dengan segala pekerjaan baik yang Dia ingin kita kerjakan (Efesus 2:10). Berbeda dengan pengejaran kebahagiaan orang dunia yang egoistik dan sering hedonistik – mencari kesenangan pribadi, maka hidup sukacita adalah kehidupan orang beriman yang memberikan kemampuan kepada mereka untuk menjalani kehidupan dengan segalan tanggung-jawab yang Tuhan percayakan. Sukacita itu bukan untuk kita kejar dan nikmati, tapi kita terima dan alami dan dengan itu memberikan kita kekuatan untuk hidup produktif bagi kemuliaan nama-Nya. Sudahkah Anda alami sukacita-Nya? Sudahkan Anda persembahkan sukacita Anda untuk kemuliaan nama-Nya? Tuhan memberkati!!!
Resensi CD
B
AKAT menyanyi Brenda, pelantun tembang di Album ini sudah terlihat sejak kecil. Ketika masih kelas 1 SD, ia dengan cepat menangkap dan menyanyikan ulang sebuah lagu yang diputar. Tak mengherankan jika penyanyi satu ini memiliki kualitas vokal yang matang dan kekhasan warna suara. Bakat terpendam dari pemilik nama lengkap Brenda Rachel Giovanka Bolang ini dapat kembali anda nikmati di Album ini. Bersama Blessing Music, Brenda kembali menyuguhkan kehadapan para penikmat lagu rohani Album bertajuk Ku Hidup BagiMu. Di Album ini anda akan temui makna teologis mendalam dari syair lagu yang dilantunkan. Berisi tentang pengagungan kepada Tu-
Respon atas Keagungan-Nya han yang maha besar, sekaligus kesaksian bagaimana Tuhan begitu dekat dengan umatnya. Lebih separuh dari sepuluh lagu di album ini kental nuansa pengakuan atas besarnya kemuliaan dan keagungan Tuhan. Melihat Tuhan yang begitu berkuasa atas semesta, menyaksikan betapa Allah tidak ada bandingannya, tapi juga mengamini betapa Tuhan itu begitu dekat dan hangat kasihnya kepada ciptaannya (manusia). Maka tidak berlebihan kalau sebagian besar lagu di album “Ku Hidup BagiMu” ini adalah sebuah pengakuan iman. Bukan sekadar pengakuan, beberapa lagu di album yang Brenda lantunkan ini juga disuguhkan ungkapan respons sang penyembah atas kebesaran Tuhannya. Betapa
jalaninya. Buku ini berbeda dari banyak buku lain sewarna, jauh dari hal-hal yang sangat rumit menyoal apa itu kehidupan. Buku ini menyajikan sesuatu yang begitu dekat dengan kita dalam refleksi sederhana yang Alkitabiah. Di sini anda akan mendapat pencerahan soal bagaimana melayani orang lain, bagaimana mengampuni, bersantai, prioritas, antusias dan masih banyak lagi lainnya, yang dikemas dalam bahasa sederhana yang sangat mudah dicerna. Tujuh puluh lebih topik insipiratif sebagai refleksi atas Firman Suci disuguhkan untuk anda. Buku bertajuk “Kehidupan yang Berarti” ini niscaya dapat memantik hasrat diri kita untuk segera menarik anda dari jurang orientasi diri sesaat. Menginspirasi kita untuk segera menarik diri dari jurang membanding-bandingkan kondisi
Judul Vokal Produser Distributor
sangat bergantungnya ciptaan pada penciptanya. Sebuah perpaduan lagu yang sangat kental nuansa teologisnya, itu keunggulan album ini. Suara Brenda yang unik, yang khas menjadikan lagu yang dibawakan nikmat didengar. Karakter suara mezzo sopran-nya yang kuat, menjadikan warna pop dari keseluruhan lagu di album ini, semakin pas dibawakan Brenda. Album “Ku Hidup BagiMu” yang dipersembahkan Blessing Music ini patut anda miliki. Rasakan kesederhanaaan aransemen musiknya serta merdu suara pelantunnya niscaya menghantarkan kita untuk menelusur indah dan dalamnya setiap makna yang terkandung di balik syairnya. Selamat menikmati! ?Slawi
dengan apa yang ditemui. Mengalihkan perspektif diri dari melihat segala sesuatu dengan “kaca mata kuda”, yang hanya melihat dari satu sudut pandang saja, kepada sudut pandang yang lebih luas dan sama sekali berbeda. Mengalihkan pandang kita dari “intimidasi” rengekan dan gerutu diri yang segera menuntut pemuasan, menjadi pandang yang lebih positif dengan daya guna dan karya aktif. Dari buku ini anda akan temui tips-tips penting yang niscaya akan sangat berguna bagi hidup anda. Tidak itu saja, di buku yang ditulis oleh Kimberley WoodHouse ini anda juga dapat menikmati sepuluh biografi singkat dari orang-orang yang menginspirasi dan memantik hasrat menuju perubahan hidup yang lebih berarti, lebih bernilai, sebuah kehidupan yang memiliki tujuan. ?Slawi
: Ku Hidup BagiMu : Brenda : Blessing Music : Blessing Music
: : :
18 Bincang-Bincang
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Alexander Lay ST, SH, LLM
Gerak Jalan Revolusi Mental Bersama Joko Widodo
G
erak Jalan Revolusi Mental Bersama Joko Widodo. Tentu kita masih ingat kata-kata cicak melawan buaya. Ya, kata-kata spontan itu lahir dari Komjen Susno Duadji, mantan Kabareskrim Mabes Polri beberapa tahun lalu, ketika memberikan keterangan pers soal dugaan penyadapan terhadap dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Spontan publik membela KPK, Pimpinan KPK, waktu itu Bibit S. Rianto dan Chandra M. Hamzah dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan wewenang yang dituduhkan. Pembelaan publik dan para pegiat hukum negeri makin menguat membela KPK. Salah satunya yang kokoh mendukung adalah seorang pengacara, Alexander Lay atau kerap disapa Alex. Siapakah Alexander Lay? Alumnus SMPK Ndao Ende (Angkatan 1986) dan SMAK Syuradikara Ende (Angkatan 1989) ini tahun 1993 melanjutkan pendidikannya
di Jurusan Teknik Perminyakan ITB. Setelah lulus Alex memulai kariernya di Schlumberger Oilfield Services (Anadrill), sebagai International Drilling Services Engineer. Setelah dua tahun bekerja dengan gaji yang tinggi tidak membuatnya terbuai dan lupa diri. Dia memutuskan keluar dari perusahaan tersebut dan mulai memikirkan karier di bidang lain. Pengalamannya di Pers Mahasiswa BOULEVARD-ITB sebagai Pemimpin Redaksi (1996-1997) mengingatkan Alex kembali akan minatnya di bidang hukum dan kemanusiaan. Ia lalu melanjutkan kuliah ke Fakultas Hukum Unika Atma Jaya Jakarta, tahun 2003. Tahun 2005 dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di University of Sydney yang diselesaikannya di tahun 2006 dengan gelar Lex Legister Master (LLM). Pria kelahiran Ende-Flores, 21 September 1973 ini merasa bahagia dengan pekerjaannya sekarang sebagai advokat di bawah bendera Lasut, Lay & Pane (LLP) di Jakarta. Kini, dia juga didaulat menjadi salah satu anggota Tim Hukum dari pasangan Capres nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bagi Alex bahwa prestasinya yang baik ketika menempuh studi hukum lebih disebabkan karena bidang yang ditekuni adalah kegemarannya. Reformata berkesempatan mewawancarai dia beebrapa waktu lalu. Berikut petikannya: Bagaimana perkembangan laporan tim setelah melaporakan
tabloid Obor Rakyat ke Mabes Polri? Pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka, Setyardi dan Darmawan. Kami tentu amat menyayangkan pernyataan Setiyardi dalam satu talkshow, menyatakan, Obor Rakyat itu adalah produk jurnalistik. Hal itu, berbeda dengan tafsiran Dewan Pers yang menyatakan dengan tegas bahwa tabloid itu bukanlah termasuk produk jurnalistik. Karena itu Dewan Pers siap membantu pihak yang dirugikan untuk menyeret oknum yang mengaku pekerja pers yang berkaitan ke ranah hukum. Obor Rakyat harus dianggap setara dengan selebaran gelap. Isinya jelas-jelas memfitnah Joko Widodo. Apalagi alamat yang dicantumkan dalam tabloid tersebut fiktif. Kami menilai tabloid itu sengaja diterbitkan dan diedarkan menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden demi menjelek-jelekkan nama Jokowi. Polisi memintakan pihaknya belum bisa menemukan pelanggaran pidana atas penerbitan Obor Rakyat, padahal Dewan Pers sudah menyatakan selebaran tersebut bukan produk jurnalistik? Jelas polisi akan membantah jika dikatakan lembaganya sangat lamban mengusut kasus Obor Rakyat. Pelaku terungkap bukan dari hasil penyelidikan Badan Pengawas Pemilu atau pihak kepolisian, melainkan berdasarkan laporan investigasi sejumlah media. Sejumlah nama disebut di balik tabloid yang tersebar ke sejumlah
pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat itu. Nama wartawan yang tertuding pun akhirnya mengaku membuat tabloid tersebut. Tim juga melaporkan pihak-pihak yang terkait? Sebelumnya diberitakan, sebuah tabloid atas nama Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Isi tabloid itu menghujat Jokowi-JK tanpa menyebut narasumber dan penulis berita. Kita lihat saja nanti. Apakah Anda melihat bahwa polisi lambat menangani kasus Obor Rakyat, terkait laporan tim hukum Joko Widodo-Jusuf Kalla? Terkesan proses hukum terhadap pembuat dan penerbit selebaran tersebut seperti jalan di tempat. Lalu, Tim Advokasi Prabowo-Hatta juga melaporkan calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena dinilai telah melanggar aturan dengan berkampanye di Monas beberapa hari sebelum pilpres. Jokowi-JK memanfaatkan momen Car Free Day (CFD) di Monas untuk kampanye massal yang bertuliskan Gerak Jalan Revolusi Mental Bersama Joko Widodo. Hari minggu itu bukan kegiatan kampanye. Itu kegiatan jalan sehat dan Pak Jokowi sama sekali tidak memaparkan visi misi Jokowi-JK apalagi mengajak memilih. Menurut kami, kegiatan disebut kampanye kalau calon atau timses pada saat kejadian itu memaparkan visi misi disertai dengan ajakan memilih. Bila unsur tersebut terpenuhi
baru disebut kampanye dan jelas salah. Bahwa apa yang dituduhkan kepada Jokowi itu sangat salah besar dan tidak mendasar sama sekali. Karena itu, bagi kami tidak masalah jika Bawaslu sebagai Pengawas Pemilu memeriksa bahkan mengecek kebenaran perihal tuduhan itu. Menurut kami tuduhan tersebut tidak berdasar. Bawaslu sudah mengklarifikasi kepada penyelenggara acara jalan pagi tersebut untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Kembali soal Obor Rakyat itu, apa sebenarnya isinya? Edisi perdana tabloid ini bertanggal 5-11 Mei 2014, terdiri atas 16 halaman dan berisikan beberapa artikel kampanye hitam. Halaman depan menampilkan judul “Capres Boneka” dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri. Judul lain yang ditampilkan di halaman ini adalah “184 Caleg Nonmuslim PDIP untuk Kursi DPR”, “PDI-P Partai Salib” dan “Ibu-ibu, Belum Jadi Presiden Udah Bohongin Rakyat.” Edisi kedua pun telah beredar awal Juni ini dengan halaman depan memampang judul besar: 1001 Topeng Jokowi. Para pemimpin pondok pesantren dan pengurus masjid yang menerima kiriman ribuan eksemplar tabloid ini serempak menyatakan keheranannya, darimana gerangan sang pengelola tabloid memperoleh alamat mereka. Selain di Jawa Timur, tabloid ini beredar di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Jelas isinya semua fitnah. Di dalamnya penulis menyangkutpautkan Jokowi dengan kasus bus Transjakarta, kemudian disebut juga bahwa Jokowi pro maksiat dan sejumlah isu SARA. Soal tuduhan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono pada Jokowi dalam kasus pengadaan bus TransJakarta? Sebagaimana kita tahu, Kejaksaan Agung telah menetapkan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono sebagai tersangka dalam kasus pengadaan bus TransJakarta. Kami mensinyalir, adanya permintaan pemanggilan Jokowi oleh Kejagung merupakan bagian dari kampanye hitam. Tim hukum mengendus kuat bila kasus bus Transjakarta telah ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu untuk memojokkan Jokowi dan mensponsori Udar untuk menyerang Jokowi. Siapa pihak-pihak tersebut? Saya pikir kalian sudah tahu. Saya tak perlu jelaskan secara eksplisit. Jokowi tidak terlibat dalam lelang bus Transjakarta. Tapi, Jokowi mengetahui soal pengadaan bus TransJakarta. Kami menduga ada sponsor besar di balik Udar Pristono. Sebab, kasus bus Transjakarta selalu dikait-kaitkan dengan Jokowi. Ini terus diembus-embuskan yang sengaja dilakukan untuk mempengaruhi masyarakat agar tidak memilih Jokowi. Terakhir, sebenarnya apa hasrat Anda pada bidang hukum? Saya adalah seorang pelajar yang disiplin dan pekerja keras, namun saya percaya bahwa tanpa passion yang dalam pada bidang hukum tidak mungkin saya dapat mencapai titik sekarang ini. Untuk menjadi bagus Anda perlu disiplin dan kerja keras. Namun untuk menjadi cemerlang, disiplin dan kerja keras semata tidaklah cukup. Diperlukan hasrat yang mendalam pada bidang yang ditekuni. Saya meyakini itu. ?Hotman J. Lumban Gaol
Kredo 19
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Sukses Adalah Sebuah Perjalanan Pdt. Robert R. Siahaan, M.Div
K
ehidupan manusia seringkali diibaratkan sebagai sebuah perjalan, sehingga muncullah kata “mengarungi jalan kehidupan.” Setiap perjalanan memiliki tujuan yang akan dicapai, dan membutuhkan alat-alat tertentu untuk membawa setiap orang pada tujuannya. Selain tujuan dan alat, seperti pengetahuan dan ketrampilan, dalam perjalanan pun memerlukan kebutuhan lain, seperti makanan, pakaian, tempat beristirahat, dsb. Namun, hanya mencapai sasaran atau tujuan saja tidaklah menjamin bahwa seseorang sukses diperjalanan. Kesuksesan itu sendiri bukan sekadar deretan pencapaian tujuan. Kesuksesan adalah sebuah perjalanan. Bagaimana seseorang dapat mencapai kesuksesan dalam hidup? Apa itu kesuksesan? Novelis H.G. Wells mengatakan, ”kekayaan, ketenaran, posisi dan kekuasaan bukanlah ukuran kesuksesan sama sekali”. Sedangkan sukses menurut John C. Maxwell, “mengetahui maksud Anda dalam kehidupan, bertumbuh untuk mencapai potensi maksimal Anda dan menaburkan benih yang memberikan manfaat bagi sesama.” Sehingga ukuran sukses sejati adalah rasio antara apa yang mungkin dicapai, dengan apa yang telah kita capai, melalui potensi dimiliki. Sebagian orang mungkin dapat menerima definisi sukses di atas. Setiap orang juga punya kebebasan untuk menetapkan tujuan dalam hidupnya. Namun demikian, sesungguhnya Allah telah menetapkan tujuan hidup manusia sejak kekekalan. Semua itu secara jelas dicatat dalam Alkitab. Bagaimana orang Kristen dapat menemukan tujuan hidupnya, dan di mana ia dapat menemukan tujuan hidup itu di planet bumi yang sangat kom-
pleks ini? Alkitab adalah jawaban untuk mengetahui tujuan hidup manusia di bumi. Dengan ini orang harus bertanya kepada sang Pencipta, untuk apa ia diciptakan di bumi ini? Tidak ada seorang pun yang paling mengetahui tujuan hidup manusia, selain Allah sendiri yang telah menciptakannya. Bertanya dan melihat desain besar sang Pencipta adalah langkah terbaik untuk memiliki peta perjalanan hidup Kristen yang sukses di dunia ini. Alkitab menuliskan, “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” (Kolose 1: 16). Ada desain besar yang Allah tetapkan bagi semua manusia, yakni untuk memuliakan Allah melalui semua potensi yang dimilikinya (1 Korintus 10: 31). Allah juga memiliki tujuan khusus kepada setiap individu. Semua orang memiliki panggilan dan misi tersendiri dalam hidupnya yang harus dilaksanakan dengan bertanggungjawab. Sebagian orang mungkin tidak pernah menemukan maksud dan tujuan hidupnya di dunia ini. Sebagian lagi mungkin terlambat menemukan tujuannya. Tetapi ada juga orang Kristen yang sejak muda telah sungguh-sungguh mempelajari Alkitab, memiliki kesadaran kuat tentang tujuan hidup dan bertanggungjawab di dunia ini. Di sisi lain, Allah juga tidak menciptakan manusia dengan talenta dan tujuan yang sama persis, dan dengan masa depan yang pasti sama. Oleh karenanya, masing-masing orang harus berusaha menemukan potensinya, mengembangkan
secara maksimal, dan menggunakannya bagi kemuliaan Allah. Setiap orang juga perlu menyadari, bahwa perjalanan hidup di dunia ini adalah perjalanan yang sangat singkat, sementara saja (Ayub 14:1, Yak 4:14). Pemazmur menuliskan: “ Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.” (Maz 105:15-16). Sekalipun demikian, bukan berarti hidup harus disia-siakan, tetapi dipergunakan dengan bijaksana (Maz 39:5; 90:12). Kesementaraan dan Kekekalan Untuk memiliki hidup yang bermakna, setiap orang harus mampu melihat hidupnya dalam kesementaraan dan kekekalan. Hidup di dunia ini hanya sementara saja. Fokus hidup manusia seharusnya bukan pada hal-hal sementara saja, tapi juga hal kekekalan. Setiap orang Kristen tidak boleh hanya fokus kepada hal-hal duniawi, menghabiskan waktu dan tenaganya hanya untuk memiliki dan menikmati hal-hal dunia ini saja. Sejak semula Allah telah menciptakan manusia dengan sifat kekekalan di dalam dirinya. Daging (tubuh) manusia akan lenyap – kelak diubah ke dalam bentuk yang tidak dapat binasa. Dunia bukan tujuan utama manusia dan akhir perjalanan hidup manusia. Kekekalan adalah tujuan akhirnya. Bukan berarti manusia dapat menggugurkan nilai-nilai hidup dalam kesementaraan di dunia ini. Sebab manusia hidup pada dasarnya bukan untuk kesementaraan, tetapi untuk kekekalan. Perjalanan hidup manusia di bumi ini
bukanlah perjalanan yang lengkap, masih ada lanjutan yang dipersiapkan Allah menuju perjalanan kekekalan. Allah telah memberikan penebusan dan pengampunan kepada setiap orang yang dipanggil dan diselamatkan, di dalam dunia yang sementara ini. Allah juga telah menetapkan agar setiap orang percaya di dunia ini berfungsi sebagai alat kemuliaan-Nya. Ada tugas-tugas tertentu yang diberikan Allah kepada setiap orang percaya, masing-masing orang harus mempersembahkan yang terbaik dalam hidupnya. Hidup ini hanya sementara, tapi, dalam kesementaraan itu ada penugasan yang Allah berikan, dan mahkota yang dikejar bukanlah mahkota kefanaan, tetapi mahkota kekekalan (2 Tim 4:8; 1Pet 5:4). Sama seperti rute perjalanan pada umumnya, maka perjalanan kehidupan pun terdiri dari ruterute yang berbelok-belok, jalan yang bergelombang, cuaca yang berubah-ubah dan kondisi perjalanan yang tidak dapat diprediksi. Banyak tantangan dan masalah yang terjadi dalam perjalanan hidup ini dan setiap orang sangat memerlukan kekuatan dari sumbernya, yaitu Allah sendiri. Allah mengetahui bahwa manusia memerlukan penguatan dan peneguhan dalam menjalani kehidupan dan tantangannya, sehingga Ia sendiri mengatakan kepada Yosua, dan saya percaya ini berlaku bagi setiap orang Kristen: “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.” (Yosua 1:7). Menjalani hid-
up bersama Tuhan akan menjadi sebuah pengalaman hidup yang sangat menyenangkan, karena beribu janji-janji dan penyertaan Tuhan akan menyertai perjalanan tersebut, hingga akhir hidup seseorang. Persiapkanlah perjalanan hidup yang menyenangkan, membahagiakan, dan penuh makna bersama Tuhan. Rencanakan semua rute kehidupan bersama Tuhan, dan serahkan perjalanan hidup Anda ke dalam pimpinan dan rencana Tuhan. Serahkan segala sesuatu yang tidak dapat dijangkau oleh mata, pikiran dan perasaan, kepada pengendalian dan pimpinan Tuhan. Bagi Allah, manusia yang paling sukses bukanlah mereka yang kaya, yang berkuasa, atau yang berpendidikan tinggi, namun mereka yang melihat hidup ini sebagai penugasan sementara, dan selalu memuliakan Allah melalui setiap potensi yang dimilikinya secara maksimal. Penghiburan dan sukacita besar dalam perjalanan hidup ini adalah janji-janji Tuhan. Allah tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjalan sendirian, bahkan Ia berjanji dalam kesetiaan-Nya, untuk selalu menyertai anak-anak-Nya (Ibr 13:5b), bahkan ketika manusia telah menjadi tua dan letih, Tuhan berjanji akan menggendong, menanggung dan menyelamatkan: “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4). Soli Deo Gloria. (Penulis melayani di GSRI Kebayoran Baru). Penulis Melayani di Gereja Santapan Rohani Indonesia Kebayoran Baru. www.robertsiahaan.com
20 Liputan
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Peluang 21
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Nikmatnya Kuliner Minahasa Rumah Makan Tinoor Permai
M
Pemuda Kristen Gelar Aksi Damai untuk Palestina
S
ejumlah pemuda Kristen yang berasal dari Dewan Perwakilan Pusat Gerakan Angkatan Muda Indonesia (DPP GAMKI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Dewan Perwakilan Pusat Pemuda Katolik (DPP Pemuda Katolik), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), pemuda Gereja, dan perwakilan pemuda Indonesia Timur, mengadakan aksi damai di bundaran Hotel Indonesia , pada hari Jumat (18/7). Aksi damai ini di gelar sebagai bentuk kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Sebelum aksi berlangsung, para peserta memanjatkan doa bersama dan berharap situasi yang tengah panas di Palestina dapat segera reda. Dalam orasinya, perwakilan peserta aksi dari DPP Pemuda Katolik, Agustinus Tamo Mbapa, mengecam serangan yang dilancarkan oleh pihak militer Israel ke pemukiman sipil Palestina. Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh militer Israel Ini adalah sebuah pelanggaran kemanusiaan. Agustinus menambahkan, bahwa peran serta PBB dalam menjaga perdamaian di tengah konflik Palestina-Israel, sangat dibutuhkan. Lewat aksi damai yang dimulai sejak pukul 16:00 WIB, segenap peserta aksi membagikan seribu tangkai bunga, kepada pengendara mobil dan motor yang melintasi kawasan bundaran HI. Tak hanya ditujukan kepada pengendara kendaraan bermotor, peserta juga membagikan bunga kepada aparat Kepolisian yang menjaga ditempat aksi berlangsung. Beberapa saat jelang waktu berbuka puasa, seluruh peserta aksi membubarkan diri dengan tertib. Beberapa jam sebelumnya, sejumlah perwakilan pengurus pusat yang datang dari berbagai organisasi Kristen tersebut, mendatangi Kedutaan Besar Palestina dan menyerahkan bantuan yang mereka himpun sejak beberapa hari sebelum aksi ini berlangsung. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia, YM. Fariz N Mehdawi. Dalam Sambutannya, Fariz menyampaikan ucapan terimakasih dan berharap semoga perdamaian segera tercipta. Fariz menambahkan, bahwa peranan umat Kristen di Indonesia juga sangat diperlukan dalam membantu rakyat Palestina dan menyuarakan perdamaian di Tepi Barat. ?Ronald
inahasa, adalah salah satu suku asli yang mendiami sebuah Propinsi yang kita kenal dengan nama Sulawesi Utara. Selain terkenal dengan kecantikan gadisnya, Minahasa juga dikenal akan kulinernya. Rasa khas dari makanan yang disajikan, merupakan perpaduan dari bumbu dan rempah yang berasal dari alam Minahasa yang kaya. Secara turun temurun, mereka mewarisi keahlian mengolah beragam bahan makanan menjadi aneka hidangan yang menggugah selera. Rasa pedas, menjadi salah satu ciri dari selera masakan mereka. Menjelang tengah hari, belasan orang nampak memadati sebuah rumah makan yang menyajikan masakan khas Minahasa, dikawasan Kramat V, Jakarta Pusat. Sebuah rumah makan bernama Tinoor Permai. Dengan cekatan sang pramusaji menghidangkan setiap pesanan ke meja para pelanggan. Tak perlu menunggu lama, pelang-
gan dengan lahap menyantap hidangan yang sudah ada didepan mata. Setiap harinya para pekerja kantor yang ada disekitar, datang berbondong-bondong ke tempat ini untuk makan siang. Bahkan banyak juga pelanggan yang rela datang dari tempat yang jauh, sekedar ingin menikmati sepiring hidangan nikmat khas rumah makan Tinoor Permai. Semakin siang, semakin padat pula tempat ini. Bisa dibilang, keramaian seperti ini terus terjadi mulai dari hari Senin hingga Sabtu. Saking digemari, rumah makan Tinoor Permai juga direkomendasikan oleh beberapa orang, pada sebuah forum online. Bermacam masakan seperti babi rica, babi kecap, sate babi pedas dan manis, sup kacang merah, hingga aneka ikan bakar, menjadi daya tarik tersendiri dari rumah makan Tinoor Permai. Belum lagi aneka kue khas seperti balapis, panada, dan lalampa, seakan menjadi pelengkap dari santap
siang ditempat ini. Harga yang ditawarkan bisa dibilang sebanding dengan porsi dan rasa yang diberikan. Sebut saja sup bruineboon (sup kacang merah), dijual Rp. 40.000,- untuk satu porsinya. Jika anda memesan menu ini, semangkuk besar sup kacang merah lengkap dengan potongan daging babi pun dihidangkan. Bisa dibilang, hanya dengan memakan sup tanpa ditemani nasi, perut sudah bisa dibuat kenyang. Belum lagi aneka menu yang direkomendasikan oleh banyak orang seperti nasi campur, yang dijual dengan harga Rp. 36.000,. Aneka minuman segar sebagai pemuas dahaga juga di jual dengan harga yang cukup terjangkau. Karena kenikmatan rasa hidangannya, rumah makan Tinoor Permai mendapatkan tempat tersendiri di hati pelanggannya, salah satunya adalah Bryan (23). Hampir tiap minggu datang ketempat ini untuk makan siang atau sekedar membeli Kukis (Kue). “ Saya memang suka masakan Minahasa, apalagi kalau yang masak piawai, pasti rasanya nikmat. Tapi karena tempatnya sering penuh, saya hanya datang dan meminta pesanan saya dibungkus. Lalu saya makan ditempat kerja saya,” ujar pemuda keturunan Maluku ini kepada Reformata. Ketika ditanya apa menu yang menjadi favoritnya, Bryan pun menjawab “RW” sambil tertawa. Bisnis kuliner memang menjadi sebuah peluang usaha yang sangat menjanjikan. Seiring dengan tingginya minat terhadap masakan tradisional, tidak ada salahnya jika ingin memulai bisnis dengan segmentasi serupa. Terbukti, makanan tradisional tak kalah bersaing jika disandingkan dengan kuliner dari luar negeri. Sebut saja rendang, makanan khas dari Sumatera Barat yang mendunia. Atau kita bisa melihat bagaimana Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, yang sangat menyukai Bakso, Nasi Goreng, dan Sate, yang merupakan bagian dari kekayaan kuliner nusantara. ?Ronald Patrick
22 Profil
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Michael Wattimena
Kepongahan Sang Ahli Buku Suci
Suara Pemuda Kristen Untuk Perdamaian P ria berdarah Ambon ini lahir di Itakawa, Saparua, Maluku Tengah, Kepulauan Maluku, Indonesia, pada 12 Januari 1969. Michael Watimena memperoleh gelar sarjana strata satu dari Universitas Pattimura, Ambon. Michael Wattimena dikenal dalam kancah politik baik sebagai salah satu ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat ataupun sebagai Ketua Umum DPP Gerakan Muda Kristen Indonesia (GAMKI). Sebagai politisi sekaligus aktifis kepemudaan Kristen, Michael Watimena ikut berperan dalam aksi-aksi kemanusiaan, seperti baru-baru ini Michael Watimena bersama DPP Gamki yang dipimpinnya berkunjung ke kedutaan Palestina di Jakarta (16/07) kunjungan tersebut untuk menyatakan solideritas
pemuda Kristen mengenai tragedi kemanusiaan yang terjadi di jalur Gaza, Palestina. Menurut Michael Watimena, konflik Israel dan Palestina adalah murni konflik politik dan bukan konflik agama. Michael Watimena menjelaskan bahwa umat Kristen perlu ikut serta dalam aksi-aksi perdamaian dunia. Agresi Israel ke Palestina menurut caleg terpilih dari Papua Barat ini merupakan tragedi kemanusiaan terhadap warga sipil terlebih perempuan dan anak-anak, Michael yang pada saat itu mewakili DPP Gamki berharap agar konflik Israel dan Palestina menghentian pertikaian Palestina karena dikedua tempat tersebut banyak terdapat peradaban tentang sejarah Kristen. Tidak terbayangkan jika peradaban tersebut rusak oleh
Karir • Anggota Komisi V DPR RI, 2009 – 2014 Dapil Papua Barat • Ketua Umum DPP GAMKI, 2011 - 2014 • Wiraswasta • SMA Kristen Ambon Tahun 1988 • Lulusan universitas Pattimura Ambon tahun 1993 • Lulusan STIE IPWIJA, Jakarta tahun 2003 • Sekjan IMDI (Insan Muda Demokrat Indonesia) • Anggota DPR-RI 2009-2014 • Direktur PT Melita
roket antara pihak yang bertikai baik dari pihak Israel maupun pihak Palestina dalam hal ini adalah Hamas. Pada pemilihan calon legislatif untuk periode 2014-2019, Watimena terpilih kembali untuk mewakili konstituennya di daerah pemilihan (Dapil) Papua Barat, dari tiga kursi yang diperebutkan, suara sebanyak 83.744 sudah cukup untuk meloloskan Michael ke Senayan. Pemegang gelar Sarjana Ekonomi dan Magister Manajemen ini juga masih tercatat sebagai anggota aktif Komisi V DPR RI yang membidangi masalah Perhubungan, Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal. Sejak September 2012 lalu, Wattimena berganti jabatan dari Ketua Departemen Perhubungan menjadi Ketua Divisi Pembinaan Organisasi menggantikan Ignatius Mulyono. Michael Watimena, mengharapkan peran serta dari para pemuda khususnya pemuda Kristen di Indonesia untuk berperan secara aktif dan komprehensif dalam membangun bangsa Indonesia. Watimena yang ketika berkunjung ke kedutaan Palestina berbicara mewakili GAMKI mendorong komponen umat Kristen Tanah Air, untuk selalu berperan serta demi perdamaian, dalam hal ini perdamaian antara Israel dan Palestina. ?Nick
Khotbah Populer 23
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Pdt. Bigman Sirait
Follow
“Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”
@bigmansirait
D
emikian Firman Yesus seperti dicatat Matius dalam Injilnya pasal 23:11-12. Kalimat tersebut sesungguhnya adalah kritikan Yesus atas orang Farisi dan ahli Taurat yang sikapnya tidak berbanding lurus dengan apa yang mereka ajarkan. Mereka mengajarkan kepada umat tentang Taurat, tentang apa itu kebenaran, dan bagaimana orang wajib menghidupi kebenaran dan berperilaku benar. Alih-alih telah memberi teladan sebelumnya, perilaku para ahli kitab suci dan ahli tradisi itu justru sama sekali tidak benar. Sebuah kondisi yang sangat ironis. Mereka mengerti dan tahu apa yang semestinya dilakukan dan kerjakan, sebagai konsekuensi apa yang telah diajarkan, mereka justru menabrak dan melawan. Sangat menyedihkan, khotbah yang mereka sampaikan seharusnya tidak hanya konsumsi bagi telinga orang saja, tapi juga kuping mereka sendiri. Artinya sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk menghidupi dan bukannya bersikap berlawanan dengan isi khotbah mereka dikehidupan mereka sehari-hari. Bukan saja sebuah tindakan kemunafikan, tapi juga bentuk penipuan, penyelewengan yang dapat dipastikan tidak akan disukai oleh Tuhan. Wakil Allah Punya hasrat dan syahwat besar untuk dipandang tinggi dan dihormati itulah farisi dan para ahli kitab suci (ahli taurat). Mereka senang menempatkan diri layaknya Musa di jamannya. Memosisikan diri di
tempat yang tinggi, hebat, luar biasa, melebihi siapa pun. Parahnya lagi, mereka juga melegalitas sikapnya yang jauh dari ridho ilahi itu dengan menganggap diri sebagai wakil Allah. Tak heran jika kerap terjadi penekanan pada para pemimpin agama terhadap umat. Tak heran, jika banyak umat menjadi bodoh karena tidak mau mencari kebenaran Allah, tetapi hanya mau mengarahkan telinga ke khotbah-khotbah yang seringkali tidak benar. Kondisi semacam ini identik dengan bergereja di kekinian jaman. Benar-benar mengerikan, apalagi umat sendiri pun juga kurang berhasrat dalam membaca kitab suci, apalagi untuk kritis meneliti. Umat bak domba yang hilang gembala, yang mudah di-ninabobo-kan oleh berbagai kepalsuan. Sehingga mereka tidak lagi selektif, apalagi sensitif untuk memperhatikan ayat demi ayat, kata demi kata dalam Firman Tuhan. Monopoli Tafsir Tidak saja mengaku sebagai agen tunggal Allah. Para ahli kitab suci (taurat) juga menempatkan diri sebagai pusat segalanya, yang tahu segalanya, dengan menempatkan diri sebagai rabbi. Para ahli ini memosisikan diri sebagai pemegang monopoli tafsir kebenaran. Di luar tafsirnya, di luar pemahamannya soal kitab suci, maka itu salah besar. Sementara itu, segala sesuatu yang keluar dari nalar dan olah pikir mereka, yang mereka klaim pernyataan ilahi, itu adalah benar sepenuhnya. Di sini terang dan nyata benar betapa mereka se-
benarnya berhasrat besar merebut porsi Allah, dengan segala upaya untuk meninggikan diri, menaikkan level dengan kepongahan yang diekspresikan. Sebuah sikap yang jelas menunjukkan memproklamirkan jalinan permusuhan dengan Allah. Betapa tidak, bukankah Allah sangat benci terhadap orang yang sombong, pongah, dan yang hanya gemar meninggikan diri. Tidak saja dalam tafsir, dalam doanya pun, nyata benar bahwa mereka melulu menonjol dirinya di hadapan Tuhan. Sementara orang lain mereka jelek-jelekkan habishabisan. Berikut sedikit petikannya: “Tuhan, beruntunglah aku. Aku seorang ahli Taurat, Farisi, yang seminggu berpuasa dua kali, tidak seperti si pemungut cukai yang berdosa itu…” Jika mereka menyebut diri sebagai ahli kitab suci, maka seharusnya mereka belajar, betapa kepongahan, peninggian diri, besar kepala adalah sikap yang sama sekali dtentang Allah dan kitab suci. Merasa diri sebagai orang yang paling hebat, paling baik, paling memahami kitab suci merupakan ekspresinya. Sebagai ahli soal kitab suci suharusnya mereka juga mahfum dan mengerti, betapa syahwat ingin mengambil posisi ilahi adalah dosa besar. Dosa yang sama juga pernah dilakukan oleh Lucifer, malaikat yang membuat dirinya sama dengan Allah, akhirnya dibuang dari surga. Nasib serupa juga menimpa Adam dan Hawa. Karena ingin sama dengan Allah, keduanya diusir dari Taman Eden. Jangankan mengerti dan mengamini kisah dalam buku suci, bahkan untuk sadar diri bahwa
mereka telah berdosa pun tak bisa. Membuat mereka kian terperosok dalam lubang keberdosaan, dalam kesombongan. Seperti orang tahu, dari segi tata bahasa, kata “tinggi” antonim (lawan) katanya adalah “rendah”. Dalam pengertian bahasa dan kehidupan sehari-hari, kedua kata di atas teramat jelas berbeda. Dan perbedaan mencolok seperti inilah yang coba ditunjukkan Yesus dalam pernyataannya seperti ditulis oleh Matius. Menunjukkan betapa teramat beda antara nilai yang ditetapkan oleh Yesus dengan nilai yang dipahami dan terapkan oleh dunia. Yesus menginginkan agar setiap orang Kristen dapat mencerminkan suatu kerendahan hati di hidupnya, dan bukan sebaliknya. Bukan dalam ranah yang teoritis, Yesus menginginkan betapa pentingnya kerendahan hati ditunjukkan dalam hal yang bahkan sangat sederhana dan ada di keseharaian kita. Kepada orang kaya, kerendahan hati bukan ditunjukkan dengan cara mengenakan pakaian sederhana. Kerendahan di sini bukan fashion atau make up, kerendahan lebih terkait erat dengan sikap hati, dan bukan bagaimana penampilan diri.
Terkait kesadaran bahwa diri bukanlah apa-apa, merupakan salah satu dari wujudnya. Begitu juga dalam dunia kerja, sebagai pekerja pun seharusnya menyikapi ini semua dengan kesungguhan yang utuh. Nikmati apa yang ada, yang Tuhan berikan. Tidak perlu berpura-pura merendahkan diri dengan mengenakan pakaian compang-camping ke kantor. Kalau kita memang bisa, kenapa tidak memakai pakaian yang bagus? Tidak perlu memakai sandal jepit jika kita sanggup beli sepatu. Tetapi jangan pula membeli pakaian bagus dari tumpahan darah atau keringat orang lain. Sekali lagi, bukan penampilan luar yang berbicara tentang kerendahan hati, tetapi sikap hati. Jika kita dekat dengan Tuhan, DIA-lah nilai lebih kita. Sebab kalau kita bersama Tuhan, maka DIA akan mengangkat kita. Jikalau kita bersama dengan Tuhan, DIA akan meninggikan kita. Karena kebenaran, kita direndahkan. Oleh kebenaran pula kita akan ditinggikan. Oleh karena kebenaran kita diangkat oleh Tuhan. Tetapi barangsiapa meninggikan diri melewati kebenaran, dia akan direndahkan. (disarikan oleh Slawi)
BGA (Baca Gali Alkitab) Bersama “Santapan Harian”
H
Mazmur 141 Menjaga diri dari pencobaan
idup menjaga diri tidak meniru kefasikan yang ada di sekeliling kita, sungguh tidak mudah. Apalagi, kalau orang fasik hidupnya seperti lebih makmur, sukses, dan tidak ada masalah. Rasanya sulit untuk menolak tawaran mereka mengikut dunia ini dan mengatakan kepada mereka bahwa hidup kita lebih baik daripada mereka. Itulah pergumulan pemazmur dalam mazmur ini. Apalagi kalau ia merasa sepertinya ibadahnya datar. Tidak ada sensasi spektakuler merasakan hadirat Tuhan. Maka doanya, “Biarlah doaku...seperti persembahan ukupan, “ “tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.” (2) Di mana kekuatan untuk melawan godaan musuh, kalau tidak rasa dekat dengan Tuhan? Sebenarnya pergumulan pemazmur lebih merupakan pergumulan hati. Bagaimana supaya daya tarik hidup dalam dosa tidak sampai memikat hatinya (4). Maka, ia lebih senang bila Tuhan menempatkan orang-orang benar untuk memonitor dirinya, menasihati,
mengingatkan, bahkan menegur saat kecenderungan dosa mulai menyerangnya (5). Ia berupaya mengelak hal-hal yang sepertinya baik dan aman-aman saja yang diberikan oleh mereka yang tidak mengenal Tuhan. Ia juga berharap, mereka yang jahat cepat kena batunya (6-7), supaya mereka tahu siapa sesungguhnya yang benar. Di tengah pencobaan itu, pemazmur hanya bisa meminta Allah, supaya menguatkan hatinya bahwa Tuhan akan melindunginya, dan membinasakan semua pelaku kefasikan. Kondisi hidup kita mungkin tidak beda jauh dari pemazmur. Kunci kemenangan kita bukan pada upaya kita kuat dan tidak ikut-ikutan dunia ini, melainkan pada mengarahkan iman kita kepada Kristus yang sudah menang melawan dosa. Dia sanggup memberikan kita kemenangan yang serupa, dan Dia sendiri bisa menjadi teladan saat godaan menerpa kita. (Ditulis oleh Hans Wuysang, diambil dari renungan tanggal 3 Agustus 2014 di Santapan Harian edisi Juli-Agustus 2014 terbitan Scripture Union Indonesia)
Godaan untuk ikut-ikutan dunia ini selalu akan dihadapi oleh anakanak Tuhan. Bagaimana cara menghadapinya tanpa terjatuh ke dalamnya? Apa saja yang Anda baca? 1. Apa perasaan pemazmur yang diungkapkan melalui ayat1-2 ini mengenai kehidupan rohaninya?
Apa pesan yang Anda dapat? 1. Menurut Anda, mengapa godaan untuk ikut-ikutan perbuatan jahat orang fasik begitu berat untuk menangkalnya? 2. Apa kiat pemazmur untuk menangkalnya?
2. Apa yang sedang digumuli oleh pemazmur (3-4)?
Apa respons Anda? 1. Bagaimana Anda akan membentengi diri agar tidak jatuh dalam godaan-godaan dunia ini?
3. Apa yang pemazmur harapkan dari Tuhan agar tidak jatuh ke dalam pencobaan (5-7, 8-10)?
(oleh Hans Wuysang; Bandingkan hasil renungan Anda dengan SH 3 Agustus 2014)
1 - 31 Agustus 2014 1. Kisah Para Rasul 21:1-14 2. Kisah Para Rasul 21:15-26 3. Mazmur 141 4. Kisah Para Rasul 21:27-36 5. Kisah Para Rasul 21:37-22:22 6. Kisah Para Rasul 22:23-29 7. Kisah Para Rasul 22:30-23:11 8. Kisah Para Rasul 23:12-35
9. Kisah Para Rasul 24:1-27 10. Mazmur 142 11. Kisah Para Rasul 25:1-27 12. Kisah Para Rasul 26:1-23 13. Kisah Para Rasul 26:24-32 14. Kisah Para Rasul 27:1-13 15. Kisah Para Rasul 27:14-44
16. Kisah Para Rasul 28:1-10 17. Mazmur 143 18. Kisah Para Rasul 28:11-16 19. Kisah Para Rasul 28:17-31 20. Yeremia 1:1-19 21. Yeremia 2:1-19 22. Yeremia 2:20-37 23. Yeremia 3:1-13
24. Mazmur 144 25. Yeremia 3:14-4:4 26. Yeremia 4:5-18 27. Yeremia 4:19-31 28. Yeremia 5:1-9 29. Yeremia 5:10-19 30. Yeremia 5:20-31 31. Mazmur 145
24 Mata Hati
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Austus 2014
Hikayat 25
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Pendeta, Politik, Pelayan Pdt. Bigman Sirait
Follow
M
enapak tilas pelayanan Mikha bin Yimla, sang nabi yang sendirian karena mengatakan kebenaran, sangatlah menarik. Dalam rencana penyerbuan raja Aram untuk merebut Ramot Gilead, Mikha menyampaikan pesan Tuhan secara utuh, tanpa selubung pesan atau keinginan pribadinya. Kisah yang tercatat di 1 Raja 22, menampilkan sosok lain yaitu nabi istana Zedekia, yang bersama nabi lainnya berjumlah 400 nabi. Ditanya pesan Tuhan, kelompok nabi Zedekia bernubuat sejalan dengan keinginan Ahab raja Israel, untuk berkoalisi dengan Yosafat raja Yehuda, maju bertempur melawan Aram. Empat ratus nabi, sudah tentu menjadi legalitas yang kuat untuk menyatakan “kebenaran”. Tampil sendirian, Mikha yang dipanggil keistana Ahab datang dan menyampaikan pesan Tuhan yang berbeda. Majulah teratur kata Mikha, tapi kalian akan pulang tercerai berai. Ucapan Mikha tak disukai raja karena berbeda arah. Ada legalitas 400 nabi dibawah kepemimpinan Zedekia. Mikha tak surut dalam menyatakan kebenaran sekalipun berhadapan dengan 400 nabi istana. Zedekia maju menghampiri Mikha, menamparnya. Ah, sungguh kasar sekali! Bagi Zedekia, Mikha tak santun dihadapan raja, dan tamparannya adalah usaha keras menjadi perhatian raja. Zedekia bernubuat sesuai keinginan raja, sementara Mikha sesuai keinginan Tuhan. Tujuan politik Ahab mendapat legalitas, dan mereka maju bertempur. Pesan Tuhan lewat Mikha
mereka abaikan. Apa sebenarnya maksud para raja ini bertanya kehendak Allah? Tapi mengabaikan Mikha, sebaliknya mendengar Zedekia yang sesuai agenda politik mereka. Sejatinya Ahab, juga Yosafat, tak pernah sungguh-sungguh mau tahu kehendak Allah. Mereka hanya akal-akalan dalam menegakkan kebenaran. Pertempuran yang tampaknya rohani itu, lengkap dengan legalitas 400 nabi, sepenuhnya palsu. Simbiosis mutualistis, raja mendapat stempel rohani untuk bertempur, sementara para nabi menikmati sepenuhnya kenikmatan fasilitas kerajaan. Sangat jelas, sejak dulu kala, ribuan tahun sebelum Kristus, agama bermain api dalam kepalsuaan yang menyedihkan. Mayoritas nabi, imam, adalah penggila nikmat dunia. Sementara nabi, imam yang benar, selalu tersingkir, sulit hidupnya, akrab dengan penjara dan aniaya. Mereka menjadi minoritas karena imannya, melayani melawan arus kepalsuan. Pantas tak banyak yang ingin benar sepenuhnya. Yang palsu, yang nikmat, panjang penggemarnya. Ya, Zedekia dan kawan kawannya. Nabi, imam, adalah jabatan rohani yang dengan mudah bisa dipolitisasi untuk kepentingan penguasa. Berbicara atas nama Allah, untuk kepentingan raja. Umat tak berdaya, mereka harus setuju, mengikut bagai kerbau dicocok hidungnya. Melawan itu berarti pengasingan. Celakanya, kebanyakan umat hanya menjadi penggembira agama. Mereka mencari aman dan nyamannya, tak rela susah. Sedikit yang rela berjuang menjaga kesungguhan imannya, menjadi umat yang sejati. Dengan segera terlihat perbedaan kualifikasi, baik nabi, iman yang benar dan berbayar, juga umat yang sekedar rajin ritual
@bigmansirait
tapi tak rela membayar harga hidup benar. Jadi, nabi, iman, belum tentu pelayan Tuhan. Sementara pelayan Tuhan bisa jadi dia berjabatan nabi atau imam. Begitu juga umat beragama, belum tentu pelayan Tuhan, bisa jadi mereka hanya pelayan kekuasaan. Tapi, pelayan Tuhan pasti umat yang berkualitas, sejati. Semua kita pelayan Tuhan, dengan berbagai jabatan yang Tuhan percayakan. Hati-hati terhadap jabatan karena bisa menipu. Jadi pekalah terhadap buah kehidupan karena itulah ukuran keimanan. Bukan kuantitas (jemaat banyak, gedung gereja besar), tapi kualitas (pengenalan akan Tuhan, iman yang teruji, dan moral yang terpuji). Yesus Kristus, dengan tegas berkata kepada para murid Nya, bahwa jika hidup keagamaan mereka tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak layak masuk kedalam Kerajaan Surga (Matius 5:20). Dan, kebenaran beragama itu akan tampak dalam buah kehidupan, iman dengan perbuatan. Juga penguasaan diri sehingga tak jadi pecinta uang, yang mengukur keberhasilan pelayanan dengan jumlah penerimaan materi. Dan, tentu saja tak munafik seperti Farisi yang rajin menyebut nama Tuhan, namun kualitas kehidupannya sendiri rusak. Politik sejatinya bukankah barang haram. Tujuannya mulia, yaitu untuk membangun kesejahteraan rakyat. Semuanya diatur dalam tatanan indah, pembuat UU (legislatif), pelaksana mandat (Eksekutif), dan pengawas adil (Yudikatif). Namun, dalam pelaksanaannya politik seringkali dijadikan alat untuk mensejahterakan diri pribadi, atau kelompok. Permainan jorok
yang menjijikkan, yang sering membuat orang salah menilai, dan menganggap politik itu najis. Banyak yang lupa, bahwa gereja juga bisa jorok, bahkan lebih najis dari politik. Ingat, keputusan rapat para ahli Taurat yang membuat Yesus Kristus tersalib, tanpa salah. Bahkan kafir seperti Pilatus juga mengatakan Yesus tak bersalah, dan tak bisa dihukum. Tapi rohaniawan yang mabuk kekuasaan dan kebendaan, yang tertusuk karena dikritik dan ditelanjangi Yesus Kristus, gelap mata dengan satu tekad, hukum mati, salibkan Dia. Desakan para pemimpin agama ini malah mengalahkan keputusan politis Pilatus yang hendak membebaskan Yesus Kristus. Siapa yang lebih jahat? Tak sulit menjawabnya, sekalipun mungkin susah mengucapkannya. Maklum, agama seringkali dijadikan baju suci atas perilaku busuk. Pendeta, Politik, Pelayan, harus menjadi terang benderang dipahami umat, agar tak tertipu atas nama; Demi kebaikan bangsa. Tak lagi melahap kata Tuhan berkata pada saya, atau saya melihat apa yang menjadi kehendak Allah. Dibalik semuanya tak lebih, tak kurang, hanyalah tumpukan keuntungan. Pemimpin agama menambah pundi kuasa dan materi, sementara umat hanya jadi kuda tunggangan. Dari masa kemasa, realita ini terus bergulir, hanya pemainnya yang berganti. Pendiri Saksi Yehova yang berurusan dengan hukum. Pendiri Mormon dengan poligami tak terkendali. Tapi juga tak sedikit pendeta top di Amerika yang masuk penjara. Ada yang digugat cerai istri sendiri. Penggelapan uang gereja untuk main saham dan kalah, di Korea. Dan masih dalam proses, adalah skandal keuangan oleh pendeta
di Singapura. Lalu, tak sedikit di Indonesia pendeta yang merangkap politisi, atau mungkin sebaliknya. Pendeta yang seharusnya panggilan khusus, seperti Lewi dikhususkan dari antara 12 suku, kini terkontaminasi dengan berbagai kepentingan. Tak jelas lagi perbedaan pendeta, polititisi, pengusaha, atau pelayan? Tampaknya tak lagi ada kebanggaan pada kependetaan sebagai penyampai suara kebenaran, sebagai pelayan Tuhan, karena sebaliknya, justru banyak yang menjadi “kuda tunggangan” politisi atau pengusaha hitam. Pendeta tak boleh diam, dia harus menyuarakan kebenaran, dan tak mungkin netral, Pendeta harus menegakkan keadilan. Diera modern ini gereja semakin dituntut untuk tak gagap menghadapi perubahan jaman. Gereja harus fasih terhadap isu keadilan, malpraktek politik, pelanggaran HAM, kemiskinan, penyelewangan ajaran, dan degradasi moral yang menukik tajam. Belum lagi isu ekologi, dan berbagai isu lainnya. Gereja harus mampu menjadi agen kebenaran dan menterjemahkan pesan Tuhan sesuai konteks yang berjalan. Jika tidak, gereja akan terbawa arus dan menjadi alat penguasa, baik politik, maupun ekonomi. Akhirnya marilah kita semua menjadi Pelayan Tuhan yang benar, entah jabatan kita pendeta, politisi, pengusaha, pekerja, seperti kata Rasul Paulus di Roma 12:1: Persembahkanlah tubuhmu (seluruh aktifitas kita), sebagai persembahan yang hidup, kudus, berkenan kepada Allah, itulah ibadah yang sesungguhnya. Bukan sekedar ritual di gereja, tapi aktualisasi dikeseharian. Selamat menemukan diri sedang beribadah dengan benar.
Hotman J. Lumban Gaol
Email: astephen.hojotmarluga@gmail.com
S
ETETES air selalu penting untuk menyejukkan kedahagaan kita. Setes demi tetes air, seiring semangat kita disiram air untuk tetap berpengharapan. Sudah pasti, takkan ada mahkluk di jagat ini yang tak membutuhkan air. Karena itu air harus kita jaga. Tokoh Gereja, Ephorus HKBP periode1987-1998, Ephorus emeritus HKBP, DR. S.A.E.Nababan LLD (hd). Dalam kata sambutannya dalam buku Belajar Filosofi Air otobiografi Ir Parlin Sianipar MT menulis, betapa penting kita tahu bergaul hemat dengan air, ikut menjaga agar air jangan tercemar oleh racun-racun kimia aneka ragam dan sungai-sungai jangan menjadi tempat buangan sampah, terutama sampah plastik. Dia menambahkan, agar kita ikut mengawasi agar kerakusan perusahaan-perusahaan raksasa yang merusak lingkungan, membabat hutan-hutan, dan menggali sumber daya alam tanpa memperdulikan kehidupan manusia sekitar dsb, kiranya jangan terus berlanjut....Peribahasa filsafah air Junani kuno mengatakan “Panta hrein, oude menein”- segala sesuatu mengalir, tak ada yang tetap. Demikian juga hidup ini. Tetapi bagi orang yang percaya, ada yang tetap dan abadi, yaitu Allah Yang juga menciptakan air. Karena itu, air juga sebenarnya bisa bermanfaat pada banyak hal. Teknologi penghematan bahan bakar dengan air misalnya, sudah ada sejak abad 18. Namun penemuan-penemuan itu dihambat oleh pihak-pihak tertentu. Salah satu penemu bahan bakar air yang kisahnya paling menyedihkan adalah Stenley Meyer. Meyer me-
ninggal karena diracuni oleh karena penemuannya itu. Memang, sifat air seperti kita tahu netral, kalau dimasukkan zat yang merusak, air akan terkontaminasi dan rusak, kemudian menjadi perusak. Kalau ke dalam air dimasukkan racun maka air itu akan menjadi racun. Begitu juga rupanya kehidupan ini. Berbicara filosofi air, air adalah zat yang paling mudah beradaptasi. Esensinya sama dengan belajar di kehidupan. Manusia pun kalau mendapatkan pikiran-pikiran yang salah akan juga bertindak salah. Tetapi kalau juga mendapat asupan dan pemikiran kebaikan akan juga bertindak baik. Air selalu menempati ruang yang paling rendah. Semakin banyak air di atas gunung akan semakin banyak air yang akan turun ke bawah. Hal ini bermakna, semakin seseorang banyak ilmu maka semakin ia berwibawa. Semakin ia merendah. Semakin ia melihat ke bawah. Bukan semakin ia banyak ilmu semakin menonjolkan diri. Sifatnya selalu menempati segala jenis ruang. Air, selalu mengikuti apa yang menjadi wadah di sekitarnya. Selain itu, air menyesuaikan diri terhadap lingkungan dengan baik. Ia selalu mencari celah supaya mendapatkan tempatyang lebih rendah. Air punya sifat juga, halangan maupun rintangan tidak ia perdulikan. Sekali memiliki keinginan untuk mencari sesuatu maka hal apapun yang menjadi penghalang akan ia lalui. Air bisa memadamkan api, melembekkan tanah, melubangi batu setetes demi setetes dan menyejukkan. Ada peribahasa Latin. “Gutta cavat lapidem non vi, sed saepe cadendo; sic homo fit sapiens bisnon, sed saepe legend.” Air akan dapat menenangkan suasana. Sama halnya dengan sifat
air yang menyejukkan segala macam hal. Bahkan batu bisa berlubang, bukan karena kekuatan yang dashyat tapi akibat tetesan air yang berulangkali. Beratusratus kali. Beribu-ribukali. Terus menerus tanpa henti. Begitu pula kiranya dalam belajar, manusia menjadi bijak bukan karena satu dua kali tapi karena kerapkali melatih diri. Air mengajarkan filosofi fleksibilitas dan kreatifitas, tanpa batas yang memberikan ruang kepada kita untuk memaksimalkan potensi diri. Alih-alih, ia adalah salah satu eleman penting yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Air adalah sumber kehidupan seluruh kehidupan di jagat ini, baik tumbuhan, baik hewan, sudah pasti juga manusia. Entah apa jadinya bumi yang kita tempati ini jika tidak ada yang namanya air di dalamnya. Paling tidak, air memiliki tiga sifat yang bisa kita jadikan pelajaran. Pertama, sifatnya nurturing: Air memberikan manfaatnya atau air mengasuh seluruh kehidupan di bumi contohnya; tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia tadi. Kedua, flexible: Air dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Air bisa menyesuaikan dengan wadahnya dimana ia ditempatkan. Bukannya air tidak memiliki pendirian. Ketiga, firm: Tegas, yaitu air memiliki sifat tegas bukan berarti keras. Tegas disini bisa diibaratkan sekali melangkah air tidak dapat mundur lagi, dan bila ada halangan didepan ia akan mencari celah supaya bisa melewati halangan tersebut. Sekali lagi, air sebagai anugerah
Tuhan di bumi ini, dan menjadi sumber kehidupan. Ia merupakan sesuatu yang begitu penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Air memiliki andil yang besar di kehidupan setelah udara, oksigen. “Belajar dari air berarti melewati sebuah tantangan yang ada di hadapan kita dengan sebuah kelenturan. Kesabaran, yang didasari dengan keikhlasan untuk menghadapi cobaan yang menerpa tanpa harus mengeluh. Begitulah seharusnya manusia, tidak mudah menyerah hanya mendapat satu rintangan, halangan, dan cobaan.” Kaitan air dihubungkan kehidupan rohani? Yohanes 4: 14 “….siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Yesus berkata, Akulah air kehidupan. Apa maksudnya? Sudah tentu sebagai oase jiwa di tengah padang gurun jiwa kita. “Berilah aku minum dan engkau akan menerima air kehidupan.” Agustinus mengartikannya dengan lebih dalam, bahwa Yesus haus akan jiwa-jiwa yang ingin diselamatkan-Nya. Dan seseorang memperoleh keselamatan jiwanya,
hanya jika ia menerima air kehidupan, yaitu Yesus sendiri, karena hanya di dalam Yesus ada kehidupan kekal. Kelihatannya, ini adanya semaca tukar guling, yang sungguh menguntungkan kita, karena kita hanya memberikan segelas air atau diri kita sendiri dan Yesus akan memberikan kehidupan kekal, yaitu dengan memberikan Diri-Nya. Kristus benar-benar mencari jiwa tanpa lelah di dalam setiap kesempatan. Dia datang kepada manusia dan kepada masing-masing dari kita, memanggil agar kita semua mau menerima tawaran air kehidupan: yaitu tawaran keselamatan, sehingga kita manusia dapat memperoleh apa yang menjadi kehendak-Nya, yaitu kebahagiaan dan sukacita di dunia dan kebahagiaan yanag kekal. Kalau kita telusur lebih dalam lagi, Yesus yang mengajukan permintaan kepada Wanita Samaria: “Berilah Aku minum.” Firman Tuhan mengungkapkan pembelaan Tuhan terhadap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan mampu membangkitkan di dalam hati kita kerinduan akan anugerah “mata air di dalam dirinya,” yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Inilah anugerah Roh Kudus yang akan mengubah di dalam roh dan kebenaran. Hanya air inilah, yang dianugerahkan anak-Nya kepada kita, dapat menyirami gurun gersang jiwa kita. Sebagaimana katakata pesohor “Mari, kita bersamasama menimba Firman Tuhan bersama-sama, sehingga kita dapat disegarkan kembali oleh air kehidupan dan minum tanpa henti dari sumber air kehidupan.” Siapakah sumber air kehidupan, itu? Yesus Kristus.
26 Berita Luar Negeri
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Punya Banyak Jemaat Pendeta Ini Dipenjara 12 Tahun
P
esatnya pertumbuhan Kristen di China menjadi latar pendeta ini dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Aadalah Pendeta Zhang Shaojie,pimpinan Gereja Kristen Nanle Country yang dihukum lantaran dianggap telah mengganggu ketertiban umum karena kerap mengumpulkan banyak orang. Pendeta Zhang, seperti dirilis CBN.com Senin (07/07), dianggap terlalu berpengaruh. Karena itulah, menurut pengacaranya, Yang Xingquan, Zhang dijadikan target oleh pihak berwenang. “Di mata
pemerintah, Kristen tumbuh terlalu cepat di sana dan Pastor Zhang terlalu berpengaruh,” kata Yang. Sementara itu, Bob Fu, presiden dari kelompok hak asasi Kristen yang berbasis di China: China Aid , menyerukan bawa apa yang menimpa Pendeta Zhang benar-benar tidak dapat diterima. Bob menambahkan, kasus ini menunjukkan bahwa pemerintah China terusmenerus menutupi penganiayaan berlatar agama dengan tuduhan pidana palsu terhadap pemimpin gereja yang tidak bersalah. ?Slawi/ CBN
Karena Kursi Gereja Pria Ini Dipenjara
G
ara-gara kursi pria 52 tahun ini dijatuhi hukuman penjara. Wayne Dodge harus rela mendekam di penjara selama 30 hari karena kesalahannya memukul jemaat lain karena berebut tempat duduk di gereja. Selain dikenai hukuman kurungan
setelah mengaku bersalah atas tuduhan pelanggaran penyerangan pada Rabu (02/07), kemarin Surat kabar The Salt Lake Tribune mengabarkan Wayne juga diwajibkan membayar denda atas kemarahannya yang tak terkontrol itu. Weber County, deputi kepolisian setempat mengatakan perselisihan itu terjadi pada bulan Juni lalu di sebuah persekutuan yang ramai dihadiri jemaat karena bertepatan dengan misa berkat kepada bayi, sekaligus acara perpisahan salah seorang misionaris. ?Slawi/ AP
Lagi Kristen Dipenjara Karena Dituding Menghina Agama
IKLAN MINI
EDISI 178 • Tahun XI 1-31 Agustus 2014
Citra Yesus di Kulit Apel
A
S
eorang Kristen Mesir dihukum enam tahun penjara karena tuduhan penghujatan dan penghinaan agama. Pengadilan Luxor, Mesir menjatuhkan vonis kepada Kerolos Ghattas, 30, pada Selasa, (24/06) kemarin setelah sebulan dia di jebloskan dipenjara gara-gara gambar yang dia posting di halaman Facebooknya dianggap menghina agama tertentu. Penangkapan Ghattas memicu kekhawatiran konflik sektarian di desanya, di mana penyerang tak dikenal secara sistematis melem-
parkan bom molotov di toko-toko milik orang-orang Kristen. The Associated Press melaporkan Pemerintah setempat telah meningkatkan keamanan di desa-desa sejak Selasa kemarin. Sehari sebelumnya seorang wartawan Kristen juga dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena meliputan konflik sektarian yang terjadi. Umat Kristen Mesir di mesir kerap mengeluhkan tindakan diskriminatif yang dilakukan oleh kelompok mayoritas, namun tetap tidak ada aksi serius dari pemerintah. ?Slawi
da-ada saja kreatifitas orang mencocok-cocokkan sebuah citra di pelbagai media gambar dengan sosok atau gambar yang mirip Yesus. Kali ini seorang pria asal New Mexico, Amerika Serikat (AS), mengaku melihat citra Yesus yang sedang memegang domba di kulit apel. “Seperti ada gambar rambut dan wajah, jubahnya di sekitar sini dan kemudian tepat di tengah-tengah Anda dapat melihat seperti sosok domba,” ujar Duran saat memperlihatkan apel berwajah Yesus tersebut. Demikian diberitakan Daily Mail, Jumat (27/6/2014). David Duran awalnya sangat terkejut ketika melihat citra Yesus di kulit apel yang ingin dia kupas. Kontan niat untuk makan apel pun diurungkannya, dan segera bergegas menuju pendeta setempat dan menceritakan temuannya itu. Ini adalah pengalaman pertama kali dialami Duran menemukan sendiri citra Yesus pada kulit buah apel. “Mungkin itu pertanda dari Tuhan bahwa kita perlu mengubah cara pandang kita dalam melihat sesuatu menjadi lebih positif di dunia ini,” kata Duran. ?Slawi/ DailyMail
1.500 Kristen Protes Penyitaan Properti Gereja Oleh Pemerintah
U
mat Kristen di Pakistan memprotes keras tindakan pemerintah Punjab menyita
rumah dan bangunan mereka. The Centre for Legal Aid, Assistance and Settlement (CLAAS) melaporkan, dari serangkaian properti yang telah diambil paksa oleh pemerintah Punjab, St Francis High School di Lahore adalah kasus terbaru. “Ini bukan satu-satunya properti, pemerintah telah menguasai paksa properti Kristen yang sangat fital, termasuk, gereja, sekolah, lahan pemakaman dan rumah sakit di Punjab,” kata CLAAS dalam sebuah laporan. Untuk melawan tindakan semena-mena pemerintah,
seperti diwartakan ChristianToday, umat Kristen di Pakistan menggalang kekuatan hingga 1500 jemaat. Termasuk Uskup Agung Lahore, Sebastian Francis Shaw pun bergabung di dalamnya. Jumlah massa yang tidak sedikit itu sedianya akan menyambangi rumah gubernur, melakukan aksi protes nasional dengan cara duduk di halaman rumah gubernur. Aksi ini akan terus dilakukan sampai sekolah St Francis dikembalikan. ?Slawi
Untuk pemasangan iklan, silakan hubungi Bagian Iklan : Jl. Salemba Raya No 24, Jakarta Pusat Tlp: (021) 3924229, Fax:(021) 3924231 HP: 0811991086
KLINIK SDM LOWONGAN
Dibutuhkan 1 orang sekretaris 1 orang administrasi dengan syarat: Perempuan, minimal lulusan D3 dibidangnya, usia 20 - 30 tahun, Kristen, jujur, dapat bekerja sama. surat lamaran ditujukan ke bagian HRD TR. Jl. Salemba Raya 24A-B, Jakarta Pusat
Iklan 27
Tarip iklan baris : Rp.6.000,-/baris ( 1 baris=30 karakter, min 3 baris ) Tarip iklan 1 Kolom : Rp. 3.000,-/mm ( Minimal 30 mm) Tarip iklan umum BW : Rp. 3.500,-/mmk Tarip iklan umum FC : Rp. 4.000,-/mmk
KONSULTASI Anda punya mslh dng pajak pribadi, pajak prshan (SPT masa PPN, PPh, Badan) Hub Simon: 0815.1881.791. email: kkpsimon@gmail.com
DOAKAN DAN HADIRILAH IBADAH PEMUDA GEREJA REFORMASI INDONESIA SETIAP SABTU PKL. 16.00 - 18.00 WIB TEMPAT: WISMA BERSAMA JL. SALEMBA RAYA 24A-B JAKARTA PUSAT
Kami melayani jual-beli, tukar tambah, service,rental alat-alat musik & sound system berbagai merek dengan harga spesial