Ecodraisan Kerdukepik - Pengolahan Limbah Terintegrasi

Page 1

ecodraisan kerdukepik

“sebuah action plan pengelolaan air hujan dan air limbah...�



ecodraisan kerdukepik

Putu Sri Basanda

Reza Nadia



content bab 1.

bab 2.

bab 4.

bab 5.

Latar Belakang - 1 Rumusan Masalah - 2 Tujuan - 2 Ruang Lingkup - 2 Landasan Hukum - 2

Analisis Kondisi Eksisting - 11 Analisis Permasalahan - 14 Action Plan - 16

Air Limbah Domestik dan Sanitasi - 3 Rencana Induk Air Limbah - 4 Air Hujan dan Limpasan - 5 Sistem Drainase - 5 Proyeksi Penduduk - 5

Kesimpulan - 27 Saran - 28

bab 3.

Lokasi Amatan - 7 Teknik Pengumpulan Data - 8 Pendekatan - 9 Kerangka Berpikir - 9



bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang Air limbah merupakan sisa air yang sudah tidak terpakai, yang

dari air hujan. Pengelolaan air hujan di Indonesia didominasi

berasal dari rumah tangga, fasilitas umum, industri, dan

menggunakan sistem buang melalui saluran drainase yang

sebagainya yang mengandung bahan yang dapat mengganggu

biasanya terletak di pinggir jalan. Padahal, air hujan dapat

lingkungan hidup. Volume dari air limbah yang dihasilkan oleh

dimanfaatkan lebih lanjut untuk kebutuhan domestik.

manusia cukup besar. Dari total air yang digunakan untuk kegiatan

Permasalahan lain yang sering muncul dalam pengelolaan air

sehari-hari, 80% air akan berubah menjadi air limbah. Secara

limbah dan air hujan adalah tidak adanya pengelolaan yang

umum, air limbah ini akan dialirkan melalui sungai menuju laut.

terintegrasi antara kedua infrastruktur tersebut. Di kawasan

Oleh karena itu, air limbah secara tidak langsung akan digunakan

amatan Kerdukepik, Wonogiri, pengelolaan air hujan dan air

kembali oleh manusia melalui air hujan karena air limbah tersebut

limbah belum terintegrasi. Saluran yang digunakan untuk

akan kembali masuk pada siklus air.

membuang kedua jenis air tersebut juga masih sama. Tak hanya

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk pada sebuah

itu, aspek topograďŹ Wonogiri yang berliku juga mempengaruhi

kawasan, maka jumlah air limbah pun juga akan meningkat.

perencanaan kedua jaringan tersebut. Laporan ini akan

Masalahnya, peningkatan jumlah produksi air limbah tersebut

memberikan gambaran umum dan pengelolaan eksisting kawasan

tidak diimbangi dengan pengelolaan. Padahal, pengelolaan air

amatan dan membuat perencanaan pengelolaan air limbah dan

limbah penting dilakukan agar air limbah tidak berbahaya untuk

air hujan di Kerdukepik

lingkungan dan aman digunakan manusia. Air hujan merupakan air yang turun dari langit ke permukaan bumi dan merupakan salah satu proses dari siklus air di bumi. Secara umum, saat ini masyarakat belum terlalu mengerti manfaat

ecodraisan kerdukepik

1


Rumusan Masalah 1.

Bagaimana sistem pengelolaan air limbah dan air hujan di

Tujuan 1.

eksisting di Kelurahan Kerdukepik, Wonogiri

Kelurahan Kerdukepik, Wonogiri? 2.

Apa saja permasalahan yang muncul dari pengelolaan air

2.

Bagaimana action plan yang tepat untuk mengatasi

3.

Mengetahui permasalahan yang muncul dari pengelolaan air limbah dan air hujan di Kerdukepik, Wonogiri

permasalahan air limbah dan air hujan di Kerdukepik, Wonogiri?

Mengetahui jumlah produksi air limbah saat ini dan proyeksi produksi ke depannya

limbah dan air hujan di Kerdukepik, Wonogiri? 3.

Mengetahui sistem pengelolaan air limbah dan air hujan

4.

Mengetahui action plan yang tepat untuk mengatasi permasalahan air limbah dan air hujan di Kerdukepik, Wonogiri

Rumusan Masalah 1.

Landasan Hukum Landasan hukum mengenai pentingnya pengelolaan air

Ruang Lingkup Substansial Analisis pengelolaan air hujan dan air limbah eksisting

limbah dan air hujan diatur dalam peraturan berikut:

berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan untuk

1.

UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

mengetahui permasalahan yang ada dan melakukan kajian

2.

UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

literatur utuk menangani masalah tersebut dengan perencanaan pengelolaan air limbah dan air hujan. 2.

Pengelolaan Lingkungan Hidup 3.

Ruang Lingkup Spasial Observasi dan perencanaan dilakukan di Kelurahan

Lingkungan Permukiman 4.

Kerdukepik, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 3.

2

SNI-03-2398-2002 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan

5.

Ruang Lingkup Temporal Observasi lapangan dilakukan mulai dari bulan September

SNI-03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan

SNI-03-2399-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Umum MCK

6.

SNI-19-6410-2000 tentang Tata Cara Penimbunan Tanah

2016 hingga proses analisis dan perencanaan jaringan yang

Bidang Resapan pada Pengolahan Air Limbah Rumah

dilakukan dari Oktober hingga November 2016.

Tangga

ecodraisan kerdukepik


bab 2 Tinjauan Pustaka

Air Limbah Domestik dan Sistem Sanitasi perpipaan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sistem ini

Air limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengadung

sesuai untuk perkotaan dengan kerapatan lebih besar dari

kotoran manusia (tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi, dan

300 penduduk/ha (kepadatan tinggi). Air kotoran manusia

cuci (Kodoatie, 2015). Terdapat 4 sumber utama penghasil air

(black water) dan air limbah rumah tangga (grey water).

limbah domestik, yaitu:

umumnya digabungkan dalam satu tempat penampungan

a.

Rumah tangga

b.

Fasilitas komersial dan jasa

c.

Fasilitas kesehatan rumah sakit, puskesmas, klinik

d.

Industri kecil/industri rumah tangga

bak kontrol dan dibuang ke saluran melalui satu sambungan rumah. Komponen dalam sistem terpusat harus menyediakan sistem penyaluran air limbah (SPAL) merupakan saluran air limbah dan sarana pengolahan yang mengumpulkan, mengalirkan, dan mengolah kotoran manusia dan air limbah lainnya. SPAL terdiri atas:

Secara umum dalam Peraturan Pemerintah No.16/2005, sistem pengelolaan air limbah dapat dikelompokan dalam 3 sistem, yaitu: 1.

a. Sistem pengumpulan pribadi di halaman rumah yang tersambung ke bak kontrol/inspeksi (sambungan rumah)

Sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site system): terdiri dari sistem individu, MCK, dan komunal 2-10 rumah tangga.

b. Sistem pengumpulan lokal (pipa servis)

Pengelolaan air limbah (black and grey water) langsung diolah

c. Pengaliran (pengangkutan) seperti pipa interseptor dan

setempat. 2.

trunk sewer

Sistem pengelolaan air limbah terpusat (o-site system): terdiri dari skala permukiman, skala kawasan tertentu, dan skala perkotaan. Pengelolaan air limbah dilakukan melalui

d. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) 3.

Hibrida: pengelolaan air limbah yang merupakan modiďŹ kasi dari sistem setempat dan terpusat

ecodraisan kerdukepik

3


Penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan air limbah domestik yang ramah lingkungan. Sistem air limbah skala permukiman dideďŹ nisikan sebagai sistem pelayanan sanitasi yang melayani sekelompok rumah tangga, memiliki jaringan pipa, dan unit pengelolaan air limbah (Buku Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Ditjen PU Cipta Karya). Sistem air limbah skala rumah tangga ini juga dikenal dengan istilah sanitasi komunal yang ditujukan sebagai fasilitas sanitasi bersama bagi jumlah pengguna 2-10 rumah tangga.

Rencana Induk Air Limbah Master Plan Air Limbah dilakukan untuk menetapkan zonasi perencanaan, penentuan lokasi IPAL dan IPLT yang terpadu. Perencanaan air limbah skala permukiman dilakukan dengan pembuatan IPAL komunal. IPAL komunal menampung black water dan grey water. Prinsip IPAL komunal adalah adanya sistem pipa dan bak kontrol. Bak kontrol berfungsi untuk memantau kondisi aliran air limbah dalam perpipaan sebagai penahan sampah yang terbawa dalam aliran agar pipa tidak tersumbat. Air limbah yang tertampung dalam IPAL selama beberapa hari akan mengalami penguraian secara biologis, sehingga kualitas air buangannya (euent) sudah memenuhi baku mutu aman untuk dibuang ke badan air terdekat. Keuntungan penggunaan sistem komunal adalah: a.

Tidak perlu pembangunan tangki septic tank sendiri dan penghematan halaman rumah.

b.

Lingkungan menjadi lebih bersih karena penggunaan perpipaan yang tertutup.

4

ecodraisan kerdukepik


Air Hujan dan Air Limpasan Air hujan merupakan hasil dari proses presipitasi dalam siklus hidrologi yang berupa turunnya titik-titik uap air yang telah mengkondensasi dalam atmosfer. Air hujan menjadi suatu imbuhan air bagi suatu kawasan lingkungan. Setelah jatuh ke permukaan tanah, air hujan yang tidak mengalami peresapan ke dalam tanah (inďŹ ltrasi) berubah menjadi suatu limpasan permukaan (surface run o).

Sistem Drainase Sistem drainase perkotaan merupakan sistem pengaliran air.

1. Sistem gravitasi: pemilihan sistem gravitasi didasarkan pada

Secara umum, terdapat 2 jenis drainase, yaitu:

potensi gaya gravitasi akibat perbedaan elevasi. Kelengkapan

1. Drainase makro, merupakan jaringan pengairan skala primer

sistem ini meliputi, pintu air, pengaturan debit, dan kolam

dan sekunder yang terdiri dari sungai-sungai. 2. Drainase mikro, merupakan jaringan pengairan skala tersier

retensi. 2. Sistem pemompaan: pemilihan sistem pemompaan biasanya

yang mempengaruhi sistem sanitasi perkotaan dengan

sesuai untuk daerah dengan dataran rendah, hal ini

jangkauan layanan 4 hektar dan lebar dasar saluran kurang dari

diperuntukan sebagai pencegahan banjir pada musim hujan.

0.80 meter.

Polder: pemilihan sistem polder dilakukan untuk daerah-daerah

Kondisi topograďŹ mempengaruhi pemilihan sistem drainase. Sistem drainase dibedakan:

dengan elevasi sangat rendah yang bisa jadi di bawah permukaan air laut.

Proyeksi Penduduk Proyeksi jumlah penduduk diperuntukan untuk menghitung

Pt = Po + Po(nq)

banyaknya kebutuhan sarana sanitasi dan drainase dari produk limbah yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Proyeksi penduduk dilakukan dengan metode penghitungan proyeksi aritmatika dengan rumus:

Pt

= Jumlah penduduk tahun rencana

Po

= Jumlah penduduk tahun awal

n

= Selisih tahun rencana

q

= Laju pertumbuhan penduduk

ecodraisan kerdukepik

5



bab 3 Metode

Lokasi Amatan Kawasan amatan ini berada di RW 01 Lingkungan Kerdukepik Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri. Luas kawasan ini sebesar 8,39 Ha dengan batas – batas ďŹ sik yaitu: Utara

: Jalan Kelengkeng VI

Timur

: Rel kereta api

Selatan

: Rel kereta api

Barat

: Jalan Ahmad Yani

ecodraisan kerdukepik

7


Teknik Pengumpulan Data lebih tepat sasaran.

Data yang digunakan dalam perencanaan adalah : 1.

Jumlah Penduduk

2.

Dokumentasi dapat berupa pendataan ketika survey

Data jumlah penduduk didapatkan melalui observasi

2.

3.

langsung, yaitu wawancara dengan Ketua RW. Data

lapangan maupun data sekunder. Bentuk dokumentasi

tersebut digunakan untuk menghitung produksi air limbah

berupa foto, hasil wawancara, tabel, diagram, dan lain

20 tahun yang akan dating.

sebagainya.

Peta Guna Lahan

Kajian Literatur Kajian literatur dilakukan melalui buku, internet untuk

yang telah dilakukan. Peta ini digunakan untuk mengetahui

mendapatkan teori, konsep, dan landasan hukum untuk

darimanakah sumber air limbah dan dimanakah titik untuk

merencanakan pengelolaan air limbah dan air hujan yang

pengelolaan air hujan dan air limbah.

terintegrasi dan berwawasan lingkungan.

Peta Jaringan Sanitasi dan Drainase Eksisting lapangan untuk mengetahui kondisi terkini mengenai sistem pengelolaan air hujan dan air limbah saat ini. Data tersebut digunakan untuk menganalisis masalah dan merencanakan pengelolaan air limbah dan air hujan yang terintegrasi dan aman untuk lingkungan hidup.

Metode yang digunakan untuk mengolah data, yaitu: Observasi Lapangan Observasi dilakukan dengan survey lapangan untuk mengetahui kondisi riil sistem pegelolaan air limbah dan air hujan. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan beberapa data yang lebih spesiďŹ k dan mendengarkan keluhan masyarakat terkait pengelolaan kedua sistem tersebut agar ke depannya, perencanaan

8

3.

Guna lahan didapatkan melalui survey fungsi bangunan

Peta jaringan eksisting didapatkan melalui survey

1.

Dokumentasi

ecodraisan kerdukepik


Pendekatan Pendekatan dilakukan dengan metode induktif dimana survey lapangan dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi riil yang kemudian dikaji dengan konsep yang sesuai untuk perencanaan pengelolaan air limbah di kawasan amatan.

Kerangka Berpikir Kerangka berďŹ kir untuk menyusun rencana pengelolaan air hujan dan air limbah yaitu : Analisis kondisi eksisting, analisis permasalahan yang ada di kawasan amatan, melakukan pencarian referensi konsep pengelolaan air hujan dan air limbah, dan merencanakan pengelolaan air hujan dan air limbah yang sesuai dengan kawasan amatan.

EcoDrainage

Kondisi Eksisting

Dampak yang Diakibatkan

Rencana

ecodraisan

EcoSanitation

kerdukepik

Rain Harvesting Pertimbangan beberapa aspek

ecodraisan kerdukepik

9



bab 4 Analisis dan Rencana

Kondisi Eksisting Saat ini, sistem pengelolaan air limbah dan air hujan di lingkungan kerduk kepik tergolong dalam sistem gabungan, yaitu

Kondisi Eksisting Sistem Pengolahan Asir Limbah Sistem pengelolaan air limbah cair di masing masing rumah

masih berada dalam satu saluran yang sama. Saluran ini terletak

tangga di lingkungan Kerduk Kepik, Wonogiri secara eksisting

sepanjang jalan – jalan utama lingkungan kerduk kepik. Saluran ini

dilakukan dengan menggunakan sistem setempat.

ada yang tertutup ada pula yang terbuka. Saluran tertutup ditutupi

Pembuangan limbah dari toilet (black water) disalurkan ke

oleh bahan konstruksi semen, dan cenderung ditutupi karena

septic tank yang dimiliki setiap rumahnya. Sedangkan untuk

digunakan sebagai jalur melintas menuju rumah atau di tutupi

limbah cair dari hasil cuci dan mandi (grey water) dibuang

karena sebagai tempat peletakkan pot-pot tanaman depan rumah.

dengan pipa saluran menuju saluran di depan rumahnya

Namun penutupan ni tidak menggangu fungsi saluran semestinya.

(gabung dengan drainase). Dalam sistem setempat, kotoran manusia dan air limbah dikumpulkan dan diolah dalam lahan rumah pribadi menggunakan tanki septik. Sistem setempat sering kali didukung oleh adanya fasilitas komunal kecil, seperti tanki septik komunal untuk 5 – 10 keluarga dan fasilitas komunal seperti MCK umum. Namun, dalam kawasan amatan yang merupakan kawasan permukiman menengah sampai menengah atas, tidak dijumpai adanya MCK komunal/umum karena masing-masing keluarga telah memenuhi kebutuhan MCK-nya secara individu. Keberadaan tangki septik sebagai tangki penampungan endapan tinja (sludge) harus memperhatikan permeabilitas tanah untuk

ecodraisan kerdukepik

11


menghindari rembesan dan pencemaran pada lingkungan sekitar. Tangki septik setempat memerlukan pembuangan endapan tinja secara berkala 2 – 4 tahun. Kondisi Eksisting Sistem Pengolahan Air Hujan

Produksi Limbah di RW 1 Lingkungan Kerdukepik Jenis Domestik Sekolah komersil dan jasa

Sistem pengelolaan air hujan di lingkungan Kerduk Kepik,

Standar Jumlah Produksi 130 l/orang/hari 1195 155350 l/orang/hari 0.02 m3/murid 360 7.2 m3/murid 0.1 m3/pegawai 60 6 m3/pegawai TOTAL

Total 155350 7200 6000 168550

L L L L

Wonogiri ini difasilitasi oleh saluran drainase tersier yang berukuran 50 cm x 20 cm. Drainase terletak di pinggir kanankiri jalan lingkungan dan merupakan drainase terbuka. Pada kawasan yang tidak dilengkapi dengan drainase terbuka, terdapat drainase tertutup yang dilengkapi dengan lubang di bagian atasnya. Dengan adanya lubang tersebut, air hujan

Produksi air limbah RW 01 Lingkungan Kerduk Kepik berdasarkan standar yang berlaku yaitu 168.550 L pada tahun 2016. Debit Limpasan Air Hujan Dalam menghitung debit limpasan air hujan di kawasan ini,

dapat mengalir ke dalam saluran drainase. Drainase tertutup

dilakukan langkah-langkah perhitungan secara berurutan

tersebut dapat ditemukan pada kawasan dengan kepadatan

sebaga berikut:

bangunan yang tinggi, sehingga tidak terdapat area yang

a) Intensitas Curah Hujan Rata-Rata

dapat digunakan untuk membangun jaringan drainase terbuka. Air hujan dialirkan dengan menggunakan gaya gravitasi melalui jaringan drainase. Kemiringan lahan di kawasan amatan mendukung aliran air hujan menuju sungai terdekat. Kawasan bagian barat lebih tinggi disbanding kawasan di bagian timur. Sungai terdekat merupakan Sungai Bengawan Solo yang terletak di sebelah timur kawasan amatan. Air hujan akan mengalir melalui jaringan drainase dan akan berakhir di Sungai Bengawan Solo.

Tahun

Curah Hujan (Xi) (mm)

2011 2012 2013 2014 2015 Rata – Rata (X) Deviasi Standar

127.42 127.42 178.25 148.92 139.67

(Xi – X) - 16.92 - 16.92 33.91 4.59 - 4.66

ecodraisan kerdukepik

286.15 286.15 1150.16 21.01 21.77

144.34 21

b) Curah Hujan Harian Maksimum 24 Jam Perhitungan curah hujan harian maksimum 24 jam ini menggunakan rumus distribusi probabilitas gumbel sebagai berikut: c) Curah Hujan Rata-Rata 5 Tahun (mm/jam)

12

(Xi-X)2


d) Debit Puncak (QP) Kawasan RW 01 Kerduk Kepik ini memiliki tuutpan lahan yang kedap air (bangunan, aspal, perkerasan lainnya), maka nilai koeďŹ sien limpasan air (c) adalah 0.95, serta luas kawasan yaitu 8.38 hektar atau sekitar 83800 m2. Perhitungan sebagai berikut:

R24 = 144.34 + R24

21 ( 1.5004 - 0.4952) 0.9496 = 188.47 mm

QP = 0.278 x 0.95 x 7.85 x 8.38 QP = 17.37 m3/detik Kawasan ini memiliki debit puncak (QP) sebesar 17.37

c) Curah Hujan Rata-Rata 5 Tahun (mm/jam)

m3/detik

188.47 24 2/3 X ? 24 24 I = 7.85mm/jam I =

ecodraisan kerdukepik

13


Analisis Permasalahan Permasalahan Sistem Air Hujan Berdasarkan survey dan analisis yang dilakukan, ditemukan beberapa masalah dalam pengelolaan air hujan. Permasalahan pertama yaitu ditemukannya sampah di jaringan drainase pada beberapa titik. Sampah tersebut menutupi lubang yang menghubungkan dengan kawasan lain. Dikhawatirkan, sampah di jaringan drainase tersebut semakin menumpuk apabila tidak dilakukan upaya pencegahan. Apabila sampah di jaringan drainase menumpuk, maka air

Rendahnya kesadaran masyarakat akan manfaat air hujan

tidak dapat mengalir dengan lancar, dan dapat menyebabkan

membuat kawasan tersebut masih menerapkan prinsip air

genangan di kawasan tersebut.

hujan harus segera dibuang, bukan ditahan di dalam tanah.

Permasalahan selanjutnya adalah tidak adanya

Oleh karena itu, kawasan amatan kami belum terdapat

pemanfaatan air hujan. Padahal, air hujan dapat digunakan

pengelolaan yang memanfaatkan air hujan. Padahal,

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau dapat juga

Kabupaten Wonogiri sendiri rawan terhadap bencana

digunakan untuk pengelolaan lingkungan. Limpahan air hujan

kekeringan sehingga pemanfaatan air hujan sebenarnya

seharusnya ditampung untuk memenuhi kebutuhan rumah

cukup krusial di kawasan amatan kami.

tangga. Apabila menggunakan air hujan, beberapa keuntungan akan diperoleh, seperti perawatan yang mudah, konstruksi yang sederhana, dan dampak lingkungan yang minim. Air hujan yang digunakan untuk persediaan rumah tangga dipanen dengan menggunakan permukaan atap. Untuk pengelolaan lingkungan, air hujan dapat dipanen dengan menggunakan permukaan tanah.

Permasalahan Sistem Air Limbah Permasalahan sistem air limbah di kawasan amatan ini adalah dampak buruk dari pembuangan air limbah cair rumah tangga yang bercampur di jaringan drainase lalu menuju sungai. Hal ini menimbulkan pencemaran di sungai yang bersangkutan. Sungai yang tercemar akan berdampak pada terganggunya menurunnya kualitas lingkungan permukiman. Penurunan kualitas permukiman akan juga mengganggu kesehatan masyarakat karena dapat mendatangkan penyakitpenyakit yang mudah menyerang masyarakat, terutama anak – anak yang masih rentan terserang penyakit.

14

ecodraisan kerdukepik


ecodraisan kerdukepik


Konsep Ecodraisan Solution Konsep rencana mencangkup pada “Ecodraisan Solution� yang

1.

Penyiapan masyarakat dilakukan dengan benar

memiliki 3 komponen utama yaitu ecosanitation, ecodrainage, dan

2.

Penyiapan sistem yang dilakukan dengan benar

3.

Aspek kelembagaan dan pengelola yang harus berjalan

4.

Iuran disepakati dan harus berjalan

rain harvesting. Sistem Ecodraisan Solution hanya akan berhasil dan berkelanjutan atas dukungan keterlibatan dan pengelolaan oleh masyarakat. Dalam keberlanjutan sarana sanitasi skala permukiman terdapat 5 faktor dasar:

Pembinaan masyarakat dalam Pokdarling (Kelompok Sadar Lingkungan. sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna

EcoSanitation Sistem pengelolaan air limbah atau sanitasi yang berwawasan lingkungan mulai menjadi suatu paradigma baru

musim kemarau. Konsep ini secara logika wajib diterapkan di

yang dikenal dengan Ecosan, Ecological Sanitation. Dalam

daerah daerah beriklim tropis seperti Indonesia karena

ecosan, limbah domestik yang terdiri dari kotoran manusia,

perubahan yang ekstrem dari dua musim yang ada yaitu

sisa organik dapur, maupun sisa aktivitas rumah tangga

kemarau dan penghujan. Beberapa metode dalam konsep

lainnya dapat dijadikan suatu sumber daya yang dapat

eco-drainage ini yang ramah lingkungan dan dapat dipakai di

dimanfaatkan. Contoh ecosan adalah memproses material

wilayah Indonesia ini antara lain :

organik tersebut untuk dimanfaatkan nutriennya sebagai

1. Metode kolam konservasi

bahan komposting, daur ulang urin, dan tinja sebagai bahan

2. Metode sumur resapan

biogas. Selain itu, pengembangan Ecosanitation juga mencangkup inovasi Waste Water Garden. WWG merupakan bentuk pengolahan dan penggunaan limbah cair untuk digunakan di lanskap taman lingkungan.

3. Metode river side polder 4. Metode pengembangan areal perlindungan air tanah (ground water protection area) Konsep eco-drainage ini menjadi konsep utama dan

EcoDrainage Ecodrainase merupakan inovasi drainase berbasis lingkungan dengan komponen andalan berupa manajemen vegetasi yang diintegrasikan dengan sistem perpipaan dan saluran pengairan lingkungan. Ecodrainage sebuah konsep yang bertujuan mengoptimalkan kelebihan air pada musim hujan sedemikan rupa sehingga tidak mengalir secepatnya ke

16

meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada

ecodraisan kerdukepik

merupakan implementasi pemahaman baru konsep ekohidraulik dalam bidang drainase. Konsep ini memanfaatkan area – area terbuka (tidak ada perkerasan) serta ditanami vegetasi sehingga air-air hujan yang jatuh ke tanah dapat diserap oleh akar dan masuk juga ke dalam tanah.


Rain Harvesting Rain harvesting atau pemanenan air hujan merupakan suatu usaha pemanfaatan air hujan dengan metode pengaliran, pengumpulan, dan penyimpanan air hujan yang jatuh ke permukaan untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber air bersih. Pemanfaatan rain harvesting memiliki nilai inovasi yang tinggi dalam pemenuhan kebutuhan air perkotaan dan positif secara nilai ekonomi.

ecodraisan kerdukepik

17


Siteplan ecodraisan

Rain Harvesting Sumur Resapan Waste Water Garden Arah Aliran Air

18

ecodraisan kerdukepik


0,8 meter 1 meter

Keterangan:

4 meter

Saluran Drainase

0,5 meter

Pipa Sanitasi

Saluran Sanitasi

Ecodraisan merupakan sebuah perpaduan pengolahan air limbah dan air hujan yang sangat mudah untuk dilakukan, salah satunya dengan memisahkan saluran drainase (air hujan) dan saluran sanitasi (limbah). Keduanya dipisahkan oleh membran yang dimaksudkan agar kedua air ini tidak dapat bercampur. Saluran ini dipisahkan secara horizontal dengan saluran drainase berada di bagian atas dan saluran sanitasi (limbah) berada di bagian bawah.

1

0,7

1,5 meter

1,4

2,1

meter

masing di bagian utara dan bagian selatan. Saluran drainase berfungsi untuk membawa air hujan menuju lokasi kolam rain harvesting, Saluran sanitasi dan limbah mengalirkan limbah cair rumah tangga yang kemudian terus dialirkan menuju kolam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal.

Kedua saluran ini memiliki ujung ataupun muara masing-

ecodraisan kerdukepik

19


Eco Sanitation Sistem pengelolaan air limbah atau sanitasi yang berwawasan lingkungan mulai menjadi suatu paradigma baru yang dikenal

Toilet EcoSanitation Ecosan menjadi suatu inovasi yang mampu

dengan Ecosan, Ecological Sanitation. Dalam ecosan, limbah

mengintegrasikan masalah sanitasi ke dalam beberapa

domestik, khususnya kotoran manusia dijadikan suatu sumber

keuntungan lingkungan. Salah satu produk dari ecosan adalah

daya nutrien yang dapat dimanfaatkan. Contoh ecosan adalah

Toilet Ecosan yang memiliki keuntungan sebagai berikut:

memproses material organik tersebut untuk dimanfaatkan nutriennya sebagai bahan komposting, daur ulang urin, dan tinja sebagai bahan biogas.

1. Ecosan mampu mencegah perembesan feses dan urin ke dalam tanah ketika terjadinya banjir . 2. Ecosan mampu maupun mencegah adanya polusi air tanah dan meningkatkan kualitas air dan lingkungan. 3. Ecosan mampu meninimalkan penyebaran penyakit oleh media air, seperti diare dan kolera. 4. Ecosan mampu menjadi material kompos yang meningkatkan hasil produktivitas pertanian hingga 2.5 %.

20

ecodraisan kerdukepik


Prinsip penggunaan toilet ecosan memiliki beberapa komponen, yaitu: 1. Sistem pemisahan feses, urin, dan air buangan (ushy wash water). 2. Wadah penampungan feses/tinja dan sistem dekomposisinya 3. Wadah penampungan urin 4. Wadah penetral wash water disposal 5. Pipa aerasi untuk memungkinkan dehidrasi air oleh penguraian sinar matahari

Waste Water Garden Action Plan pengembangan Ecosanitation di kawasan

penetral leached-water yang sering kali menimbulkan masalah. Leached-water yang pada umumnya membawa

amatan juga mencangkup inovasi Waste Water Garden. WWG

masalah lingkungan seperti bau, air kotor, mampet ternyata

merupakan bentuk pengolahan dan penggunaan limbah cair

memiliki potensi nutrien yang kaya untuk dapat dimanfaatkan

untuk digunakan di lanskap taman lingkungan yang indah.

sebagai sumber air bagi tumbuhan.

Teknologi WWG berprinsip pada penggunaan tumbuhtumbuhan, mikroba, gravitasi, dan sinar matahari sebagai

ecodraisan kerdukepik

21


WWG dibangun di lahan basah untuk menjadi solusi masalah sanitasi lingkungan. Prinsip penggunaan WWG

tanam dan penetral. Air limbah umumnya ditahan di kolam

meliputi komponen tahapan:

lahan basah selama 5-7 hari.

1. Pengolahan primer sebagai tahapan pemisahan benda-

3. Pengolahan tersier adalah peruntukan luapan air dari

benda padat dengan prinsip pengendapan material di

kolam lahan basah untuk dipakai mengairi halaman yang

tangki kotoran (septic tank).

berumput, semak-semak, pohon, dan bunga di sekitarnya.

2. Pengolahan sekunder terjadi ketika air limbah meluap dari

Teknologi ini telah diuji dampak buangan pemanfaatan air

sistem septik untuk dialirkan ke kolam kedap air di mana

limbah dan menunjukan kelayakan dan keamanan yang

air limbah ditahan di bawah permukaan untuk ditanami

baik bagi lingkungan.

berbagai vegetasi lahan basah yang cenderung berakar

22

tunjang agar mampu menembus kerikil-kerikil media

ecodraisan kerdukepik


Eco Drainage Konsep eco-drainage diterapkan di kawasan RW 01 Lingkungan Kerduk Kepik ini dengan cara pengadaan sumur resapan sekaligus pengembangan areal perlindungan air tanah. Metode ini dilakukan dengan membuat sumur – sumur untuk mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap perumahan. Dengan adanya inovasi ini aliran air hujan dapat tertampung dan pelan-pelan sebanyak mungkin teresapi hingga kelapisan aquifer dan menjad tabungan air bawah tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau

Sumur resapan di kawasan ini diupayakan dimiliki pada setiap rumah di kawasan ini. jika lahan tidak memadai, dapat dilakukan tindakan komunal yaitu sumur resapan dibuat untuk dimanfaatkan oleh 2-3 rumah sekaligus. Cara lain, keterbatasan lahan dapat diatasi dengan cara membangun sumur resapan di bahu jalan sebagia optimalisasi ruang. Jadi sumur resapan tetap ada, dan ruang pun dapat tetap termanfaatkan..

ecodraisan kerdukepik

23


Rain Harvesting Rain harvesting atau pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi, untuk penggunaan masa depan untuk memenuhi tuntutan konsumsi manusia atau kegiatannya. Menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 12 tahun 2009 pasal 1 ayat 1 menyatakan pemanfaatan air hujan adalah serangkaian kegiatan mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke dalam tanah. Sistem pemanenan air hujan terdiri dari 3 elemen dasar yaitu area koleksi, sistem alat angkut, dan fasilitas penyimpanan. Dalam kasus kawasan RW 01 Lingkungan Kerduk Kepik, dilakukan rencana sebagai berikut: -

Tempat penampungan ialah atap rumah atau bangunan, mengoptimalkan ruang atas yang menjadi titik peratam sebelum air hujan sampai ke tanah

-

Tempat penampungan air hujan (PAH) dibangun di atas permukaan tanah dan / atau di bawah bangunan rumah yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan.

24

ecodraisan kerdukepik


Agar penampungan air hujan ini atau rain harvesting ini dapat berintegrasi dengan sumur resapan yaitu air huajn yang jatuh ke atap rumah dapat tetap ditampung terlebih dahulu pada PAH, jika dalam prosesnya, kapasitas air hujan yang turun lebih banyak daripada yang ditampung di PAH, maka akan langsung dialirkan ke dalam sumur resapan. Air yang sudah tertampung ke dalam tangki PAH dapat dimanfaatkan sebagai air bersih yang dpaat digunakan untuk keperluan MCK masyarakat sekitar.Sitem operation akan memberikan petunjuk ketidak PAH sudah muali penuh, ilustrasinya dapat dilihat dari gamabt berikut ini :

ecodraisan kerdukepik

25



bab 5 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan tersebut tidak dimanfaatkan, hanya dibuang begitu saja. Untuk air

Sistem pengelolaan air hujan dan air limbah di RW 01 Lingkungan Kerduk Kepik tergolong dalam sistem gabungan, yaitu

limbah juga belum diolah sebelum dibuang. Padahal limbah

berada pada saluran yang sama. Pengelolaannya sendiri pun

rumah tangga berbahaya untuk kualitas lingkungan hidup.

belum optimal karena masih terjadi beberapa masalah, seperti air

Untuk menangani masalah yang ada di lingkungan Kerdu Kepik,

hujan yang belum teresapi ke dalam tanah secara optimal, saluran

konsep rencana yang digunakan adalah “ecodraisan solution� yang

dranase dan sanitasi yang masih menggunakan sistem gabung

terdiri dari 3 komponen, yaitu:

serta tersumbat sampah-sampah. Selain itu, air hujan di kawasan

Eco Sanitation Ecological sanitation merupakan proses pengolahan material organik agar dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan kompos, daur ulang urin, dan biogas. Ecosan juga mencakup WWG (waste water garden) yaitu pengolahan limah cair untuk lanskap dan pengelolaan limbah dengan sistem IPAL Komunal.

Eco Drainage EcoDrainage merupakan manajemen vegetasi yang terintegrasi dengan sistem perpipaan, sehingga air dapat meresap ke tanah dan tidak langsung ke sungai.

Rain Harvesting Pemanenan air hujan merupakan usaha untuk mengumpulkan dan menyimpan air hujan sebagai sumber air bersih.

ecodraisan kerdukepik

27


Saran Rencana pengelolaan air limbah dan air hujan tidak akan

ditentukan. Hal tersebut diperlukan agar terdapat pihak yang

optimal apabila tidak diikuti oleh beberapa hal. Sistem ecodraisan

benar-benar bertanggungjawab terhadap sistem, misal terjadi

hanya berhasil dan berkelanjutan apabila terdapat keterlibatan

kerusakan, dengan adanya pengelola, perbaikan akan lebih cepa

dan pengelolaan oleh masyarakat. Agar berkelanjutan, sebelum

dilakukan. Selain itu, iuran warga harus berjalan sebagai biaya

diterapkan pengelolaan air limbah dan air hujan, masyarakat harus

perawatan dari sistem pengelolaan tersebut. Yang terakhir,

disiapkan, seperti pemberian sosialisasi agar masyarakat tahu apa

masyarakat harus dibina dalam Pokdarling (Kelompok Sadar

manfaat dari sistem yang dirancang ini. Apabila masyarakat sudah

Lingkungan) agar tetap menjaga aset berupa sistem pengelolaan

siap, maka yang selanjutnya disiapkan adalah sistem

air limbah dan air hujan yang dimilikinya. Keberadaan kelompok ini

pengelolaannya. Sistem pengelolaan air limbah dan air hujan

juga merupaka sebuah upaya menjaga keberlanjutan dari

harus sesuai dengan kondisi eksisting dan masalah yang ada.

pengelolaan sistem limbah dan air sungai di kawasan RW 01

Aspek kelembagan atau pengelola sistem tersebut juga harus

Lingkungan Kerduk Kepik hingga di masa depan.

ecodraisan kerdukepik

28

ecodraisan kerdukepik


daftar pustaka Novitasari. Drainase Berwawasa Lingkungan. File presentasi perkuliahan www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirTanahBuatan/Bab6-PemanenanAirHujan Yayasan IDEP - PT. Alam Santi. Waste Water Garden. dalam: http://www.wastewatergarden.com


ecodraisan kerdukepik

wono giri1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.