17 minute read

LAPORAN EVALUASI KELUARGA

2.1 IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA

2.1.1 Identitas Pasien

Advertisement

Nama : Ny. HF

Umur : 46 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Alamat : Perumahan Graha Pancoran Mas Blok D. RT 003, RW 001 Kel.

Rangkapan Jaya Baru, Kec. Pancoran Mas

Agama : Islam

Suku Bangsa : Padang-Sunda

Pendidikan : PG TK

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Penghasilan : Rp < 5.000.000,-

2.1.2 Sumber Pembiayaan Kesehatan

Jaminan: Pasien berobat menggunakan BPJS APBD (PBI).

2.1.3 Perilaku Kesehatan Keluarga

• Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:

Periksa ke Puskesmas Kec. Pesanggrahan

• Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:

Posyandu : Tidak

Posbindu : Tidak

Perkumpulan Kesehatan lain : Tidak

• Pemanfaatan Waktu Luang:

Olahraga : Jarang berolahraga

Rekreasi : Ya, jalan-jalan bersama suami

Melakukan hobi : Ya, menonton film

• Aktivitas Sosial di Lingkungan Permukiman:

Pertemuan RT : Tidak

Arisan : Tidak

Organisasi : Tidak

2.2 ROFIL KELUARGA

Tabel 1. Daftar anggota keluarga kandung

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan Keterangan Tempat Tinggal

1. Ny. H Pasien P 46 D2 PGTK Ibu Rumah Tangga Pasien Serumah

2. Tn. M Suami L 48 SMA Wiraswasta Suami Pasien serumah

Genogram Keluarga

Keterangan:

Gambar 1. Genogram

1. Kakek pasien : Asma

2. Ayah Pasien : DM (Sudah meninggal)

3. Ibu Pasien : Hipertensi (Sudah meninggal)

4. Kakak Perempuan pasien : Hipertensi, DM

5. Kakak Laki-laki pasien : Sehat

6. Pasien : Sakit Asma, DM, Hipertensi, Kolesterol

7. Adik laki-laki pasien : Asma, Hipertensi

8. Suami pasien : Sehat

2.3 RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN

Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada hari Kamis, 16 Maret 2023 di Rumah

Pasien.

2.3.1 Keluhan Utama

Sesak sejak 1 hari sebelum ke puskesmas

2.3.2 Keluhan Tambahan

2.3.3 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh dada terasa sesak sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, sesak dirasakan tibatiba, saat sesak hanya dapat mengeluarkan kata-kata, lebih enak juga sambil duduk, jika sedang sesak tidur harus diganjal oleh 6 bantal atau tidur dalam posisi duduk. Pasien mengatakan memang memiliki riwayat asma sejak SD, dalam 1 tahun serangan >5x, jika sedang serangan pasien mengonsumsi salbutamol. Menurut pasien, serangan asma muncul jika pasien sedang stres, kelelahan, dan minum minuman dingin.

2.3.4 Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat asma sejak SD, jika serangan minum salbutamol. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi minum obat amlodipine 10 mg dan captopril tab 10 mg, riwayat diabetes mellitus minum obat metformin 500 mg, serta riwayat kolesterol minum obat simvastatin 20 mg. Riwayat alergi, rhinitis, penyakit jantung, penyakit paru, disangkal.

2.3.5 Riwayat Kebiasaan

Sehari-hari aktivitas pasien mengurus rumah tangga, jarang berolahraga, pasien juga sering mengonsumsi minuman manis kemasan, pasien memiliki kucing 3 ekor di rumah sehingga sering bermain dan mengurus kucingnya. Tidak pernah merokok maupun minum alkohol.

2.3.6 Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat asma diakui ada pada kakek dan adik pasien. Riwayat diabetes mellitus diakui pada ayah dan kakak perempuan pasien. Riwayat hipertensi diakui pada ibu pasien, kakak perempuan, dan adik pasien. Riwayat alergi, penyakit jantung, penyakit paru pada keluarga disangkal.

2.3.9 Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Senin 16 Maret 2023 di Rumah Pasien.

Keadaan

Umum Kesadaran: Compos mentis

Kesan Sakit: Tampak sakit ringan

BB: 78 kg

TB: 153 cm

IMT: 29,36 kg/m2

Kesan Gizi: Obesitas Kelas I

Tanda Vital Tekanan darah: 151/103 mmHg

Nadi: 83 x/menit

Respirasi: 20 x/menit

Suhu: 36,0 °C

SpO2: 99%

Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, terdistribusi merata, tidak terdapat jejas

Mata: Pupil bulat isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung +/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+, Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Hiperemis (-), Oedem (-), Massa (-), Deformitas (-) Pemeriksaan segmen posterior tidak dilakukan.

Telinga: Deformitas (-), Hiperemis (-), Oedem (-), Serumen (-), Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tarik (-)

Hidung: Deformitas (-), Deviasi septum (-), Sekret (-), Pernapasan cuping hidung (-)

Tenggorokan: Uvula di tengah, Arkus faring simetris, T1/T1, Hiperemis (), Kripta (-), Detritus (-)

Mulut: Sianosis (-), Mulut kering (-), Gusi berdarah (-), Gusi hiperemis (-), Lidah tidak kotor

Leher Regio leher: Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

Thorax Paru-paru:

Inspeksi: Thorax simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi intercostal (), retraksi subcostal(-), kelainan kulit (-), tipe pernapasan torakoabdominal.

Palpasi: gerak dinding dada simetris, nyeri tekan (-), benjolan (-), fremitus simetris

Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru dan hepar setinggi ICS V linea midclavicularis dextra dengan perkusi redup dan peranjakan hepar pada 2 jari dibawah ICS IV, batas bawah paru dan lambung setinggi ICS VIII linea axillaris anterior sinistra dengan perkusi timpani

Auskultasi: Suara napas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing +/+

Jantung:

Inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak

Palpasi: vocal fremitus sama antara dinding dada kanan dan kiri, thrill (-), ictus cordis teraba di ICS V 2 cm di linea midclavicularis sinistra.

Perkusi: batas paru dan jantung kiri setinggi ICS VI linea midclavicularis sinistra dengan perkusi redup, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS V linea sternalis dextra dengan perkusi redup.

Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen Inspeksi: tampak rata, ikterik (-), hiperemis (-), benjolan (-), jejas (-)

Auskultasi: bising usus 3x/menit, arterial bruit (-), venous hum(-)

Palpasi: teraba supel, massa (-), nyeri lepas (-), hepar membesar (-), lien membesar (-), ballottement ginjal (-), undulasi (-), Nyeri tekan(-)

Perkusi: Tymphani di seluruh regio abdomen (-), shifting dullness (-)

Genital Dalam batas normal

Ekstremitas Ekstremitas Atas

Simetris kanan dan kiri, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/- , jejas -/-, palmar eritema (-), flapping tremor (-), clubbing finger (-).

Regio palmar manus dextra dan sisnitra: tidak ditemukan efloresensi

Ekstremitas Bawah

Simetris kanan dan kiri, nyeri tekan -/-, turgor kulit 2 detik, deformitas -/-, CRT < 2 detik, akral hangat +/+, oedem -/-, ptekie -/-, jejas -/-

Regio cruris dextra dan sinistra: tidak ditemukan efloresensi

Regio plantar pedis dextra dan sinistra : tidak ditemukan Efloresensi

Status Neurologis (Jika Perlu)

Saraf Kranial (I-XII) : Dalam batas normal

Tanda Rangsang Meningeal : Dalam batas normal

Refleks Fisiologis:

• Biceps : ++/++

• Triceps : ++/++

• Achilles : ++/++

• Patella : ++/++

Refleks Patologis

• Babinski : - / -

• Oppenheim : - / -

• Chaddock : - /

• Gordon : - /

• Schaeffer : - /

• Hoffman-Trommer : - /

Kekuatan Otot

Ekstremitas Superior Dextra 5555

Ekstremitas Inferior Dextra 5555

Tonus Otot Normotonus

Trofi

Eutrofi

Pemeriksaan Sensibilitas (Jika Perlu)

Eskterospektif/Rasa Permukaan

• Rasa Raba/Nyeri : Normal

• Rasa Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan

Propioseptif/Rasa Dalam

• Rasa Raba : Normal

• Rasa Gerak : Normal

• Rasa Getar : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas Superior Sinistra 5555

Ekstremitas Inferior Sinistra 5555

2.3.10 Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang

Tabel 2. Hasil pemeriksaan lab darah tanggal 13/12/2022

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Reduksi Urin Negatif Negatif

Tabel 3. Pemeriksaan lab darah tanggal 17/01/2023

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan darah puasa 109 70-110 mg/dL

Tabel 4. Pemeriksaan lab darah tanggal 13/03/2023

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

2.3.11 Fungsi Sosial Pasien

• Skala 1: Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

• Skala 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam rumah

• Skala 3: Mampu melakukan perawatan diri, tapi tak mampu melakukanpekerjaan ringan

• Skala 4: Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, namun sebagianbesar pekerjaan hanya duduk dan berbaring

• Skala 5: Perawatan diri dilakukan orang lain, tak mampu berbuat apa-apa,berbaring pasif Berdasarkan hasil anamnesis kepada pasien, pasien mengatakan bahwa ia masih mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi sosial pasien adalah skala 1.

2.3.12 Diagnosis Kerja

• Asma intermitten eksaserbasi akut

• Obesitas grade I

• Hipertensi

• Diabetes mellitus tipe 2

• Hiperkolesterolemia

2.3.13 Rencana Penatalaksanaan Pengobatan yang Telah Diberikan:

• Salbutamol tab 2 mg

• Ambroksol tab 30 mg

• Metformin tab 500 mg

• Amlodipine tab 10 mg

• Kaptopril tab 25 mg

• Simvastatin tab 20 mg

• Vitamin B kompleks tab

Terapi Edukasi:

• Mengedukasikan pasien dan keluarga jika asma yang diderita merupakan penyakit hiperreaktivitas yang ada faktor pencetusnya, oleh karena itu dianjurkan untuk menghindari faktor pencetus

• Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan tes alergen untuk memastikan faktor pencetus

• Sering membersihkan rumah terutama dari bulu kucing karena bulu kucing juga salah satu alergen pencetus asma

• Memvaksinasi kucing serta melakukan pemeriksaan toksoplasma

• Kelola stres dengan baik agar tidak mencetuskan asma

• Kurangi minum minuman dingin jika hal tersebut memicu asma

• Kurangi minuman kemasan karena mengandung banyak gula

• Diet dan olahraga untuk menurunkan berat badan

• Kurangi makanan asin dan batasi penggunaan garam pada masakan

• Kurangi makanan berminyak/berlemak seperti gorengan, masak dengan minyak sayur sedikit

• Minum obat teratur dan rutin kontrol ke puskesmas

• Anjurkan untuk membeli reliever asma jenis inhalasi seperti ventolin yang harus selalu dibawa untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu asma kambuh di luar rumah

2.3.14 Hasil Penatalaksanaan Medis

Sesak sudah berkurang, tekanan darah masih didapatkan tinggi, kolesterol dan gula darah belum diperiksa ulang, belum ada perubahan berat badan.

Faktor Pendukung:

• Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien

• Pasien rutin minum obat

• Pasien rutin kontrol ke puskesmas

Faktor Penghambat:

• Memelihara kucing, masih memungkinkan alergen berasal dari kucing

• Jarang olahraga

• Tidak mengatur pola makan/diet, masih suka minum minuman kemasan manis

• Belum menggunakan inhaler sebagai pertolongan pertama jika sewaktu-waktu asma kambuh

• Lingkungan rumah dekat warung sehingga sering membeli minuman kemasan

2.4 IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

2.4.1

Fungsi Biologis

• Pasien memiliki penyakit asma intermitten yang saat ini sedang eksaserbasi akut

• Pasien memiliki status gizi obesitas grade I

• Pasien memiliki hipertensi, DM, hiperkolesterolemia yang saat ini sedang dalam pengobatan

2.4.2

Fungsi Psikologis

• Pasien tinggal di rumah hanya berdua dengan suami, tidak memiliki anak

• Hubungan pasien dengan suami baik, tidak pernah muncul masalah besar yang menyebabkan keributan

• Hubungan pasien dengan tetangga baik, selalu bertegur sapa dan bersosialisasi dengan lingkungan

• Pasien selalu berusaha mengkomunikasikan perasaan dan masalah yang ia miliki dengan keluarganya.

2.4.3 Fungsi Ekonomi

Sumber penghasilan berasal dari suami yang bekerja sebagai wiraswasta Penghasilan pasien dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari. Untuk berobat, pasien menggunakan BPJS PBI (APBD)

2.4.4 Fungsi Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah D2 Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak, pada saat dilakukan edukasi dan pemberian informasi mengenai penyakit pasien, pengendalian penyakit serta pengobatan, pasien dapat memahami dengan baik.

2.4.5 Fungsi Religius

Pasien dan keluarga menganut agama Islam. Pasien beribadah secara rutin.

2.4.6 Fungsi Sosial Budaya

Pasien tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, namun pasien jarang keluar rumah, hanya keluar rumah jika ada acara saja Jarang ikut kegiatan

RT/kegiatan masyarakat lainnya.

NO Items

A: Adaptasi

1

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman ) saya untuk membantu pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat saya sulit

2

P: Partnership Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah saya

G:Growth

3

Saya puas bahwa keluarga (temanteman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas

A:Afek

4

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih, kasih sayang, dll

R:Resolve

5

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya menyediakan waktu bersama- sama untuk dihabiskan bersama anggota keluarga

Penilaian:

Nilai : 0 – 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai : 4

6 : Disfungsi keluarga sedang

Nilai : 7 – 10 : Tidak ada disfungsi keluarga

Penjelasan:

Pada penilaian APGAR, didapatkan hasil nilai sebesar 10, yang artinya tidak ada disfungsi keluarga.

Tabel 6. SCREEM Score

Resources

Pathology

SOCIAL

Interaksi sosial merupakan bukti antara anggota keluarga, Anggota keluarga jalur komunikasi yang seimbang dengan grup sosial diluar keluarga seperti teman, grup olahraga, klub & komunitas lainnya

CULTURAL Kebanggaan budaya atau kepuasan dapat teridentifikasi, khususnya dalam grup etnis yang jelas

RELIGIOUS

Tawaran agama yang memuaskan pengalaman spiritual dan hubungan dengan grup diluar keluarga yang mendukung

ECONOMIC

Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kepuasan yang berhubungan dengan status keuangan dan kemampuan untuk menyatukan permintaan ekonomi sesuai norma kehidupan

EDUCATION

Pendidikan anggota keluarga cukup untuk mengizinkan anggota keluarga memecahkan atau memahami sebagian besar permasalahan yang muncul dalam gaya hidup formal yang dibangun oleh keluarga

MEDICAL Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan pelayanan Puskesmas secara rutin. Pasien sudah mempunyai jaminan Kesehatan (BPJS) dan fasilitas kesehatan mudah dijangkau

Berdasarkan nilai SCREEM, tidak terdapat patologis pada fungsi sosial, kultural, religius, ekonomi, medis, dan edukasi. Keluarga pasien melakukan ibadan rutin sesuai kepercayaan. Tingkat pendidikan keluarga pasien cukup untuk membantu pasien memecahkan masalah dalam sehari - hari. Tingkat ekonomi pasien dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien sehari - hari. Jika pasien dan anggota keluarganya sakit, pasien langsung pergi ke fasilitas kesehatan pertama ataupun IGD rumah sakit. Keluarga pasien saling mendukung atas kesehatan

2.5 POLA KONSUMSI MAKANAN

Tabel 7. 24-hour food recall weekdays

Tabel 8. 24-hour food recall weekdays

• Air putih minyak sayur, garam, micin

• Kangkung, cabe, bawang, garam , micin, saus tiram, kecap, merica bubuk, air

• Air mineral

Buah Pir Buah pir

• Nasi putih

• Telur balado

• Tumis kangkung

• Air putih

• Beras, air

• Telur rebus, cabe, bawang, kunyit, merica, kemiri, minyak sayur, garam, micin

• Kangkung, cabe, bawang, garam , micin, saus tiram, kecap, merica

• 2 gelas

Tabel 9. 24-hour food recall weekend

• Lontong sayur + telur

• Air putih

• Lontong, santan, kerupuk, garam, micin, merica, bawang, air, labu siam, telur rebus, kemiri

• Air mineral

• Nasi putih

• Sayur sop

• Ayam goreng

• Air putih

• Beras, air

• Wortel, kol, tomat, daun seledri, kentang, garam, penyedap rasa, air

• Ayam potong, bumbu ungkep, minyak

• Air mineral

• Nasi putih

• Sayur sop

• Ayam goreng

• Air putih

• Beras, air

• Wortel, kol, tomat, daun seledri, kentang, garam, penyedap rasa, air

• Ayam potong, bumbu ungkep, minyak

• Air mineral bawah

• 2 gelas

Total kalori 1865

Frekuensi makan rata-rata pasien setiap harinya adalah 3 x/hari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Jumlah asupan kalori yang dikonsumsi dalam satu hari adalah 1590 kkal.

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan gizi seorang perempuan dapat dihitung berdasarkan

Angka Metabolisme Basal dengan rumus Harris Benedict yang dilihat dari jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan seseorang.

AKG Wanita = 655 + (9,6 x BB(kg)) + (1,8 x tinggi badan (cm)) – (4,7 x usia)

= 655 + (9,6 x 78) + (1,8 x 153) - (4,7 x 46)

= 655 + 748,8 + 275,4 - 216,2 = 1463 kkal

Dilihat dari angka metabolisme basal untuk kecukupan gizi pasien ini lebih dari kebutuhan

AKG harian Frekuensi makan pasien sudah cukup yakni 3x sehari, kadang diselingi dengan selingan, makanan perhari kurang bervariasi karena biasanya makan makanan siang kembali, makanan sudah sesuai kriteria 4 sehat (karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah) namun tidak suka mengonsumsi susu. Makanan didapat dari masak sendiri.

Pantangan makan pasien:

• Untuk asma pada pasien tidak ada pantangan makan, namun perlu dipantau terutama saat makan seafood atau kacang-kacangan akan memicu asma

• Untuk hipertensi: batasi makanan yang asin, seperti ikan asin, makanan cepat saji

• Untuk obesitas: batasi makanan yang banyak lemak/minyak dan karbohidrat, seperti gorengan, nasi putih, makanan yang terlalu manis

• Untuk diabetes: batasi makanan yang terlalu manis/indeks glikemik tinggi (nasi putih)

• Untuk hiperkolesterolemia: batasi makanan yang berlemak/berminyak, santan, gorengan, kuning telur, jeroan

Anjuran makan pasien:

• Secara umum makan sesuai gizi seimbang yakni 4 sehat 5 sempurna, dalam 1 piring terdapat protein, karbohidrat, sayur, buah, dan susu

• Untuk hipertensi: sesuai diet DASH o Sayuran : sekitar 5 porsi/hari, buah: sekitar 5 porsi/hari o Karbohidrat sehat seperti yang didapatkan dari kentang, sayuran hijau (brokoli, bayam, dll), gandum seperti roti atau sereal o Produk rendah lemak: produk-produk yang mengandung lemak baik seperti olive oil, alpukat, dan omega-3 dari ikan o Protein seperti protein nabati (produk kedelai dan kacang-kacangan) dan protein hewani seperti (daging tanpa lemak, telur dan ikan) o Mengurangi makanan dengan kadar garam tinggi: menghindari makanan kaleng atau bahan makanan beku, banyak makan makanan yang mengandung kalium, kalsium, dan magnesium untuk mencegah disfungsi endotel seperti pada buah pisang, produk susu, dan bayam.

• Untuk diabetes: sesuai anjuran PERKENI o Karbohidrat 45-65% total asupan energi, dan dianjurkan berserat tinggi seperti nasi merah o Glukosa dalam bumbu diperbolehkan untuk penyandang diabetes o Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori dan tidak melebihi

30% total asupan energi o Makanan yang perlu dibatasi: daging berlemak, susu fullcream o Kolesterol <200 mg/hari o Asupan protein yang dianjurkan 0,8g/kgBB/hari o Sumber protein: ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe o Kadar natrium yang dianjurkan untuk pasien DM dengan hipertensi adalah <1,5 g/hari o Garam dapat didapatkan dari bahan makanan seperti garam dapur, soda, pengawe o Dianjurkan serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran, Jumlah yang disarankan 14 gram/1000 kalori atau 20-35 gram/hari

• Untuk hiperkolesterolemia: o Buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung air minimal 1 buah setelah makan o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung antioksidan o Mie, nasi, kentang, makaroni, bihun, jagung secukupnya (kecuali trigliserida yang meningkat) o Kacang-kacangan seperti : kacang hijau, kacang kapri, tahu, tempe (kecuali asam urat yang meningkat) o Daging sapi dan ayam yang tidak berlemak o Ikan, putih telur, susu skim o Buah-buahan seperti apel, jeruk, pepaya, dan stroberi banyak mengandung antioksidan

• Untuk obesitas: o Memperbanyak konsumsi gandum utuh, buah, dan sayuran o Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan sumber karbohidrat o Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan jumlah bahan makanan sumber karbohidrat o Konsumsi sayur dan atau buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat ditambah dengan protein o Minyak sebagai bahan makanan sumber lemak dapat digunakan untuk mengolah bahan makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 3–4 porsi atau setara dengan 3–4 sendok teh o Utamakan protein rendah lemak: ikan, putih telur, ayam tanpa kulit o Konsumsi yoghurt

2.6

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

2.6.1 Faktor Perilaku

• Pasien memelihara kucing sehingga masih memungkinkan sumber pecetus asma dari bulu kucing karena bulu kucing adalah salah satu bahan alergen

• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan

• Jarang berolahraga

2.6.2 Faktor Non Perilaku (Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan)

• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan santai

• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor

• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien

2.7 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

2.7.1 Gambaran Lingkungan Rumah

Pasien tinggal di rumah sendiri bersama suami. Rumah pasien terletak di pemukiman yang tidak terlalu padat penduduk dengan ukuran 15 x15 m2, bentuk bangunan 1 lantai. Terdiri dari 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 teras. Pasien biasa tidur beralaskan kasur, lantai rumah terbuat dari keramik, dinding dari tembok batu bata semuanya dicat, atap rumah dari genteng tanah liat. Terdapat empat jendela di ruang tamu, dengan ukuran masing-masing jendela 2x0,5 m2. Rumah memiliki ventilasi yang baik. Untuk keseharianya menggunakan listrik, mandi cuci kakus dari PAM, air minum dari air galon mineral. Jamban yang digunakan merupakan toilet duduk dengan keadaan cukup bersih dengan lantai keramik, dan dinding kamar mandi sedikit berwarna coklat. Ada tempat sampah depan rumah tertutup, dikumpulkan dan kemudian diambil oleh petugas sampah dalam dua kali seminggu, selokan/got mengalir, tidak banjir. Untuk keseluruhan kebersihan rumah cukup baik, tata letak barang baik tidak sumpek penuh barang.

2.7.2 Denah Rumah

2.7.3 Analisa Keadaan Rumah

1. Letak rumah di daerah : Tidak padat penduduk

2. Bentuk Bangunan Rumah : Persegi panjang, 1 tingkat

3. Kepemilikan Rumah : Pribadi

4. Luas Rumah : 15x15 m

5. Jumlah Orang dalam Satu Rumah: 2 orang

6. Lantai Rumah dari : Keramik

7. Dinding Rumah dari : Batu bata semen

8. Atap Rumah : Genteng tanah liat

9. Pembagian Ruangan Rumah:

• Ruang tamu, makan, keluarga : Ada, ukuran 5 x 3,5 m

• Kamar Tidur : Ada, ukuran 6 x 3,5 m; Jumlah 2

• Dapur : Ada, ukuran 3 x 7 m; Jumlah 1

• Toilet/WC : Ada, ukuran 2 x 1,5 m; Jumlah 1

10. Jendela Rumah : Ada, ukuran 200 cm x 50 cm, jumlah 4

• Penerangan di Dalam Rumah: Cukup baik

• Perbandingan luas lantau dan jendela: 80% : 20%

• Ruang Tamu : Ada jendela

• Kamar Tidur : Ada jendela

• Dapur : Tidak ada jendela

• Toiler : Tidak ada jendela

11. Listrik di Rumah : Ada, 2.400 watt

12. Lubang Ventilasi

• Ruang Tamu : Ada, 1 buah 30 cm x 50 cm

• Kamar Tidur : Ada, 1 buah 30 cm x 50 cm

• Dapur : Ada, 1 buah 10 cm x 30 cm

• Toilet/WC : Ada, 1 buah 40 xm x 50 cm

• Kelembaban dalam rumah: Lembab

13. Kesan ventilasi di dalam rumah : Cukup baik

14. Kebersihan dalam Rumah : Cukup bersih

15. Sumber Air Minum dari : Air isi ulang

16. Kamar Mandi : Ada, ukuran 3 m x 2 m, 1 buah

17. Limbah Rumah Tangga Dialirkan ke : Got

18. Tempat Sampah di Luar Rumah : Ada

19. Jalan di Depan Rumah Lebarnya : 1 m terdiri dari aspal

Kesan Kebersihan Lingkungan Pemukiman: Cukup bersih

2.7.4 Analisis Keadaan Rumah

Tabel 10 Penilaian Rumah Sehat berdasarkan Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

No Komponen Rumah Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien

1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap, harus menutup rata kerangka atap serta mudah dibersihkan

2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut

3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas lantai ruangan

4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan ± 20 cm dari permukaan tanah.

5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai pencahayaan baik, bila jelas membaca dengan huruf kecil, cukup; bila samarsamar bila membaca huruf kecil, kurang; bila hanya huruf besar yang terbaca, buruk; bila sukar membaca huruf besar. Pencahayaan yang baik di atas 70%.

6 Sumber air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009). Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain: syarat fisik air tidak berwarna, tidak berbau, jernih

Kerangka atap terbuat dari kayu dan genting terbuat dari tanah liat, kerangka atap tertutup plafon dan mudah dibersihkan

Dinding tegak lurus, kedap air tidak rembes, semua di cat dan sebagian diberi wallpaper dan tampak bersih

Lubang ventilasi sudah >10% dari luas lantai ruangan

Lantai dari keramik, kuat, tidak licin, stabil, mudah dibersihkan, kedap air, lantai ditinggikan dari permukaan tanah >20 cm

Pencahayaan dalam rumah pasien sudah cukup di atas 70%

Sumber air telah memenuhi syarat air bersih, berasal dari air PAM dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman

7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam rumah. Syarat tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang lainnya.

8 Jamban dan air limbah Cara pembuangan tinja, prinsipnya yaitu: kotoran manusia tidak mencemari permukaan tanah. Kotoran manusia tidak mencemari air permukaan/ air tanah. Kotoran manusia tidak dijamah lalat. Jamban tidak menimbulkan bau yang mengganggu.

Tempat sampah berada di dalam dan di ruang rumah, tertutup dan mudah dibersihkan

Jamban dan air limbah di rumah pasien sudah memenuhi kriteria rumah sehat.

2.7.5 Diagnosis Holistik

Tabel 11. Diagnostis holistik

No Aspek Rincian Keterangan

1. Alasan kedatangan pasien a) Keluhan utama b) Harapan pasien/keluarga c) Kekhawatiran pasien/keluarga

2. Diagnosis penyakit Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakan, cukup dengan diagnosis kerja a) Sesak sejak 1 hari karena asma kambuh b) Asma dapat terkontrol tidak sering kambuh c) Asma memberat sampai sangat sulit bernapas

Berdasarkan ICD 10, pasien didiagnosis : a. J45 Asthma b. E11.9 Non-insulin dependent DM without complications c. I10 primary hypertension d. E78 pure hypercolesterolemia e. E66 obesity grade I

3. Aspek Risiko Internal (faktor yang menunjang terjadinya/bertambah parahnya penyakit dari dalam diri pasien)

• Faktor Perilaku

• Faktor Non-Perilaku

Faktor perilaku:

• Pasien memelihara kucing sehingga masih memungkinkan sumber pecetus asma dari bulu kucing karena bulu kucing adalah salah satu bahan alergen

• Pasien suka mengonsumsi minuman kemasan

• Jarang berolahraga

Faktor non-perilaku:

• Lingkungan pasien dekat dengan warung, sehingga pasien sering membeli minuman kemasan, lingkungan rumah tidak ada komunitas/perkumpulan olahraga seperti senam/jalan santai

• Jarak dari rumah ke faskes terdekat adalah 2 km dengan waktu tempuh 15 menit dengan transportasi motor

• Memiliki keturunan asma, yakni pada kakek dan adik pasien

This article is from: