SAMPAH UNTUK MASYARAKAT: POTENSI DAN UPAYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Page 1

MAKALAH STUDIUM GENERALE KU-4078

SAMPAH UNTUK MASYARAKAT: POTENSI DAN UPAYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH TERINTEGRASI

DISUSUN OLEH:

RIFKI MEGA SAPUTRA TEKNIK GEOFISIKA 12312003

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016


ABSTRAK: Jumlah penduduk Indonesia tahun 2015 sebesar 255 juta jiwa. Jumlah ini akan terus bertambah yang mana diproyeksikan sebesar 271 juta jiwa pada tahun 2020. Pertambahan jumlah penduduk ini menimbulkan permasalahan baru, salah satunya peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan. Diketahui bahwa total sampah yang dihasilkan masyarakat Indonesia sebesar 64 Juta Ton/tahun. Selama ini pengelolaan sampah di Indonesia belum baik. Alur proses pengelolaan sampah masih berupa kumpul-angkut-buang. Hal ini terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, sehingga peran serta untuk mengurangi dan memanfaatkan sampah belum terlihat. Demi mewujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020, diperlukan peran serta seluruh masyarakat Indonesia. Cara sederhana yang dapat dilakukan berupa 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Diharapkan dengan cara sederhana yang diterapkan secara masif tersebut, permasalah sampah dapat teratasi dan tentunya lingkungan semakin nyaman untuk ditinggali. PENDAHULUAN: Limbah adalah semua buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang berbentuk padat, lumpur, cair maupun gas yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Istilah “sampah� digunakan untuk menyebut limbah domestik padat, yaitu limbah yang dihasilkan dari aktivitas primer sehari-hari. Menurut UU No. 18/2008 Pasal (1) sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Secara sederhana, penggolongan sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam atau bersifat alami yang dapat terurai di alam dengan sendirinya. Contohnya daun, sisa makanan, ranting, dll. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai di alam karena mengandung zat kimia tertentu yang mana bakteri atau mikroorganisme lain tidak dapat memakannya. Contohnya plastik, kaca, kaleng, dll. Selama ini, sampah masih dipandang sebagai masalah karena tidak memiliki nilai guna lagi. Sehingga hal ini memengaruhi perlakuan masyarakat terhadap sampah berupa kumpulangkut-buang tanpa ada pengolahan dan pemanfaatan.


METODOLOGI: Secara sistematis, langkah yang dilakukan dalam pengerjaan makalah ini yaitu studi kasus dan studi literatur, peninjauan data-data sampah di Indonesia dan dunia, analisis data yang didapatkan hingga diperoleh kesimpulan. Studi kasus dan literatur diperoleh dari artikel dan laporan penelitian dari berbagai sumber di internet yang berisi referensi mengenai keadaan persampahan di Indonesia. Data yang dibutuhkan mencakup timbulan sampah di Indonesia, penanganan dan pengelolaan sampah. Dari data tersebut dapat dilakukan analisis mengenai seberapa besar usaha pemerintah dan peran masyarakat untuk mengatasi permasalah sampah tersebut. DATA DAN ANALISIS: Menurut Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian LHK, total sampah di Indonesia mencapai 175.000 Ton/hari atau setara dengan 64 Juta Ton/Tahun yang mana 14 persennya adalah sampah plastik. Peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada peningkatan jumlah sampah. Diperkirakan pada tahun 2019, produksi sampah Indonesia akan mencapai 67,1 Juta Ton/tahun. Tabel di bawah ini merupakan data Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Perlakuan Memilah Sampah Mudah Membusuk dan Tidak Mudah Membusuk di beberapa provinsi di Indonesia. Sampah dipilah Provinsi

Sampah

Dipilah dan sebagian

Dipilah kemudian

Total

tidak

dimanfaatkan (%)

dibuang (%)

(%)

dipilah (%)

Aceh

5,07

13,72

18,79

81,21

DKI Jakarta

3,74

10,48

14,23

85,77

Jawa Barat

14,93

15,59

30,52

69,48

Bali

18,11

13,07

31,17

68,83

Kaltim

5,66

23,37

29,03

70,97

Papua

4,28

12,70

16,98

83,02

Indonesia

10,28

13,41

23,69

76,31

Sumber: BPS 2013 Dari data di atas dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat untuk memilah dan memanfaatkan sampah masih rendah. Dalam skala nasional, sampah yang dipilah dan sebagian


dimanfaatkan hanya sebesar 10,28%, sedangkan sampah yang dipilah kemudian dibuang sebesar 13,41%. Dalam hal ini sampah yang tidak dipilah lebih banyak jumlahnya yaitu 76,31%. Hal ini diperkuat dengan data studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di beberapa kota tahun 2012 tentang pola pengelolaan sampah di Indonesia, seperti terlihat pada diagram di bawah ini. Pola Pengelolaan Sampah di Indonesia (2012)

diangkut dan ditimbun di TPA

9% 5%

dikubur

7%

dikompos dan didaur ulang

10%

dibakar

69% tidak terkelola

Sumber: KLHK, 2015

Selama ini, pengelolaan sampah yang umum dilakukan di Indonesia masih sekadar diangkut dan ditimbun di TPA (69%). Hanya sedikit jumlah sampah yang dikompos dan didaur ulang, yaitu 7%. Lebih parah apabila sampah tersebut dibakar karena akan menyebabkan polusi udara secara langsung. Lalu, sampah yang dikubur, dalam jangka panjang juga akan mencemari tanah dan air tanah karena adanya air lindi, yaitu suatu cairan yang timbul dari air eksternal yang masuk ke dalam timbunan sampah. KESIMPULAN: Sampah akan selalu menjadi masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat akan sebanding dengan peningkatan jumlah volume sampah. Dari kedua data di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia masih belum serius.


Pada tahun 2014, telah dideklarasikan Indonesia Bebas Sampah 2020. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peran serta seluruh masyarakat Indonesia. Paradigma masyarakat selama ini yaitu kumpul-angkut-buang harus diubah menjadi kumpul-olah-daur ulang-angkut-buang. Peran masyarakat yang dapat dilakukan berupa penerapan 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (mendaur ulang). Masyarakat juga perlu mengetahui bahwa sampah mempunyai nilai ekonomi misalnya sampah organik dapat dibuat kompos dan sampah anorganik (botol) dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan. Selain itu, sampah dari bungkus kopi dapat dibuat menjadi tas dan tikar yang mana dapat dijual. Pemerintah dan instansi terkait perlu turun tangan untuk mengatasi masalah persampahan. Hal yang dapat dilakukan berupa penyediaan tempat sampah di area publik, penyediaan TPA, dan tempat pengelolaan terpusat seperti PLTSa dimana sampah dapat diubah menjadi sumber listrik. Pemerintah juga harus tegas menerapkan regulasi mengenai pengurangan dan pengelolaan sampah yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang. Diharapkan dengan adanya tindakan yang nyata dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, Indonesia Bebas Sampah 2020 dapat diwujudkan. Jika hal itu dapat diwujudkan, maka lingkungan akan semakin nyaman untuk ditinggali dan kita tidak perlu khawatir untuk mewariskan lingkungan yang bersih dan sehat kepada anak cucu kita nanti.

REFERENSI: Slide kuliah Rekayasa Lingkungan (TL4002) prodi Teknik Lingkungan ITB tentang Pengelolaan Sampah dan B3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1360 diakses 11 Mei 2016 https://m.tempo.co/read/news/2016/02/21/083746865/sampah-di-indonesia-capai-64-juta-tonper-tahun diakses 11 Mei 2016 http://www.menlh.go.id/rangkaian-hlh-2015-dialog-penanganan-sampah-plastik/ diakses 11 Mei 2016 http://geotimes.co.id/2019-produksi-sampah-di-indonesia-671-juta-ton-sampah-per-tahun/ diakses 11 Mei 2016


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.