Dominasi fashion dunia oleh gaya kontemporer dunia barat, serta ketidaksiapan dunia timur (diwakili fashion batik) dalam menyerap dan beradaptasi, menyebabkan krisis identitas pada masyarakat Indonesia yang akan menimbulkan dampak buruk jika tidak ditindaklanjuti. Padahal sejatinya kedua nilai timur dan barat ini dapat bersinergi karena bergerak pada kedalaman nilai budaya yang berbeda. Sebagai bentuk respon arsitektural terhadap permasalahan ini, dirancanglah "PUSAT FASHION BATIK KONTEMPORER" di Kawasan Tanah Merdeka (sebagai lambang mercusuar identitas), yang mewadahi kegiatan terkait sinergi fashion batik kontemporer untuk memberi pijakan identitas pada masyarakat Indonesia, terkhusus dari segi fashion. Bangunan dirancang dengan memperhatikan lingkungan sekitar, fungsional sesuai programnya, menggunakan pendekatan naratif (keruangan & program), dan beridentitaskan fashion batik kontemporer yang ringkas, un-orthodox, dan berpola (corak lokalitas).