teras ITIKAD DAFTAR ISI Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT, karena dengan segala sumber daya yang terbatas akhirnya LIFT edisi 27 ini bisa terbit. LIFT merupakan media yang berfungsi untuk menyampaikan kabar yang faktual yang berada di lingkup Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Kami juga selalu senantiasa berusaha memberikan yang terbaik demi kebanggaan Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Tak terasa sudah 49 tahun Fakultas Teknik tercinta ini telah berdiri. Berbagai kegiatan dan kontribusi yang dilakukan seperti kegiatan arsitektur Indonesia yang bertema Merajut Bambu Seribu Candi yang akan disajikan di dalam rubrik FOKUS. Untuk Rubrik warta teknik kali ini, akan membahas program kreatifitas mahasiswa dan pelatihan kader teknik. Kegiatan yang ada di Fakultas Teknik cukup padat selama kurun waktu 6 bulan. Kami mencoba merangkum beberapa event dari setiap jurusan yang akan disajikan di rubrik KAMPUS.
FOKUS 3 Merajut Seribu Bambu
WARTEK 5 Program Kreatifitas Mahasiswa 7 Pelatihan Kader Teknik
KAMPUS 8 Lomba Launcher Jembatan 8 M-Games 9 BHATARA Sang Robot Cerdas 9 Ekspresi Air dari Sudut Lensa 10 Pameran Sebagai LPJ Kuliah Lapangan Terpadu 10 Fantastic Eco-Logic PWK Fair 2012
10 Malam Keakraban Teknik Kimia
Kami menyadari bahwa media LIFT ini jauh dari kesempurnaan. Tetapi kami selalu berusaha menyediakan yang terbaik bagi anda. Kritik dan saran senantiasa kami nantikan. Kami juga selalu menantikan kerjasama dari para pembaca, demi terwujudnya Fakultas Teknik yang lebih baik. HIDUP TEKNIK !!!
Cover by Rifqi Diterbitkan oleh: LPM SOLID FT UB|Pelindung: Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya|Penasehat: Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik|Pemimpin Umum: Hamdah Safiudin|Pemimpin Redaksi: Dwi Mashita|Ketua Divisi LIFT: Mufidz Akbar Rizqian|Tim Redaksi: Akbar, Rifqi, Umam, Krisna, Rahmi, Nurma, Nia, Nukha, Ridho, Mufidz, Ila, Yussi, Nova, Fatimah, Jawahirur, Vivit, Hamda, Yuri, Nizam, A.Fahmi, Wildan, A.Aditya, Ita, Inez, Winda |Editor: Dewi, Yussi|Layout dan Grafis: Rifqi, Yussi, Hamda|Dana:Nukha| Alamat Redaksi: Lt.2 Ged. Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik UB, Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145, Telp: (0341) 585941| E-mail: solid.lpm@gmail.com|Website: www. solid.or.id Redaksi menerima kiriman tulisan yang berisi tentang informasi - informasi yang menyangkut Fakultas Teknik ataupun kegiatan kemahasiswaaan dilingkungan Fakultas Teknik. Panjang tulisan maksimal 3 (tiga) halaman A4 spasi ganda. Redaksi berhak mengedit tulisan bila dianggap perlu selama tidak merubah maksud penulis. Kiriman tulisan dapat dikirim langsung ke redkasi SOLID. Kiriman tulisan harus disertai dengan keterangan lengkap penulis.
2
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
FOKUS MERAJUT BAMBU SERIBU CANDI Merajut Bambu Seribu Candi ini merupakan langkah kecil untuk membuka jalan menuju langkah besar
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan lokalitas. Pada tiap daerah memiliki kebudayaan, adat istiadat maupun sumber material yang berciri khas. Material itupun bermacam-macam, sebagai contohnya bambu. Apabila diteliti lebih jauh, bambu mampu digunakan sebagai alternatif material masa depan. Menyikapi betapa pentingnya bambu, gabungan arsitektur Indonesia menggagas sebuah kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan tersebut bertemakan Merajut Bambu Seribu Candi dengan material pokok bambu. Sebuah gerakan kemanusiaan yang membuka jalan untuk generasi muda mengenal potensi lokal negeri.
Asal Mula Merajut Bambu Seribu Candi
B
ambu merupakan material lokal di Indonesia yang terkadang dipandang sebelah mata. Hal ini disebabkan karena banyaknya material buatan yang memudahkan pembangunan membuat generasi muda lupa akan potensi lokal. Inilah yang mendorong beberapa arsitek Indonesia untuk memperkenalkan bambu pada generasi muda. Tanpa disengaja, terbentuklah kegiatan kemanusiaan Merajut bambu Seribu Candi. Kegiatan ini sendiri berlangsung di sekitar Candi Borobudur dan berlangsung mulai tanggal 9-29 april 2012. Di bentuknya kegiatan kemanusiaan ini berawal dari kesepakatan antara beberapa Arsitek, yaitu DR Galih W. Pangarsa (UB), Paulus Mintarga, Adi Purnomo (MamoStudio, Bogor), Yu Sing (Studio Akanoma, Bandung), Eko Prawoto (Eko Prawoto Workshop, Jogjakarta), Bambang Suprijadi (Undip, Semarang), MADcahyo (Surabaya), Budi Pradono (BPA, Jakarta), Yori Antar (PT Han Awal dan Partners Architect, Jakarta), dan Prof. Josef Prijotomo (ITS). Sebenarnya beberapa arsitek tersebut tidak membuat organisasi resmi, mereka bergerak karena memiliki visi dan gagasan yang sama, dan dapat dikatakan memiliki ide-
alisme yang sama, yakni bambu merupakan material masa depan. Material masa depan itulah yang mendorong terbentuknya kegiatan kemanusiaan. Bisa dikatakan bahwa ini komunitas yang tidak terorganisasi. “Saya ditanya banyak orang, ini organisasi apa pak? Saya bilang ini organisasi tanpa bentuk. Tapi karena banyaknya orang yang bertanya, ya sudahlah ini Komunitas Merajut Bambu.” ujar DR Galih W. Pangarsa, ketua Umum Merajut Bambu Seribu Candi. Keakraban di antara para penggagas Merajut Bambu Seribu Candi tersebut selain hubungan pribadi, yaitu dari workshop Arsitektur Nusantara Kontemporer, acara rutin yang dilakukan jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya yang sebenarnya memiliki dampak sangat besar. Melalui workshop Arsitektur Nusantara Kontemporer yang mengundang beberapa arsitek-arsitek terperangah di Indonesia terjalinlah hubungan yang baik. Hubungan inilah yang pada akhirnya menyatukan gagasan dan visi yang sama untuk arsitektur nusantara ke masa mendatang. Langkah awal ini adalah kegiatan kemanusiaan Merajut Bambu Seribu Candi.
DR Galih W. Pangarsa
Lokasi Merajut Bambu Seribu Candi
S
eperti namanya, Merajut Bambu Seribu Candi, kegiatan ini berlangsung di sekitar Candi Borobudur, yakni Magelang. Lokasi tepatnya, kegiatan kemanusiaan ini dilakukan di persimpangan antara jalan utama dan jalan desa, sepanjang jalur Wanurejo-Tegalarum. Pada sepanjang jalan ini akan di bangun street decoration yang memakai material bambu yang berciri khas Borobudur. Mengapa lokasi di Magelang? Paradigma masyarakat secara umum bahwa Magelang hanya merupakan kota wisata bersejarah ternyata salah besar. Daerah ini juga memiliki fungsi lain jika dilihat dari segi topografinya.
Magelang merupakan salah satu daerah potensi bambu yang cukup bagus di Jawa. Jika kita menanam bibit bambu di daerah Magelang, maka kemungkinan besar bambu tersebut dapat tumbuh dengan baik dan cepat. Hal itu disebabkan karena banyaknya gunung merapi yang berada di sekitar Magelang. Menurut riset, jika tanah berada di daerah gunung yang masih aktif, maka tanah tersebut mengandung unsur hara yang tinggi dan sangat baik untuk lahan pertanian. Selain Magelang, Wonogiri juga termasuk salah satu tempat yang berpotensi baik. Itulah sebabnya mengapa Magelang dipilih sebagai tempat untuk mengadakan event “Merajut Bambu Seribu Candi”.
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
Tempat ini merupakan salah satu daerah komunitas bambu yang cukup besar di Jawa. Antusiasme masyarakat setempat yang tinggi dikarenakan di sana adalah desa wisata yang memiliki material lokal yaitu bambu . Lahan yang digunakan pun lahan milik masyarakat sekitar. Panitia berkoordinasi dengan dusun, RT dan pejabat setempat untuk memakai lahan tersebut. Salah satu desa di Magelang yang digunakan sebagai tempat proyek tersebut adalah Desa Wanorejo. Insatalasi yang dibuat di Desa Wanorejo merupakan street decoration.
3
FOKUS Sukarelawan Merajut Bambu Seribu Candi
M
erajut Bambu Seribu Candi, merupakan acara kemanusiaan. Sukarelawan pun berasal dari mahasiswa di berbagai Universitas. Mahasiswa tersebut tidak hanya dari jurusan Arsitektur saja, akan tetapi dari jurusan lain, termasuk Seni Rupa, Sipil dan Sastra. Semua mahasiswa ini bergabung dalam satu visi dan misi dalam kegiatan kemanusiaan ini. Alhasil kegiatan ini juga tanpa sadar mampu menjalin hubungan akrab dan kebersamaan antara relawan, tanpa memandang asal maupun almamater. Universitas Brawijaya sendiri mengirimkan sukarelawan yang berasal dari mahasiswa Arsitektur berbagai angkatan maupun alumni. Nelza, mahasiswa Arsitektur 2008, (sukarelawan sekaligus koordinator dari UB) menyebutkan karena terlalu banyaknya sukarelawa dari UB, maka keberangkatan ke Jogja dibuat dalam beberapa shif. 1 shift, 7 orang resmi sedangkan lainya tidak resmi, jadi keseluruhan kloter 20-30 orang dari UB. Idealnya
mereka di sana 3-4 hari. Tiap-tiap shift itupun memiliki pengalaman yang berbeda-beda. “Kita hanya membuat blog, twitter dan fb. Dari jejaring tersebut, siapapun yang ingin menjadi sukarelawan monggo, dan banyak yang mendaftar kira-kira 300an. Saya kagetnya, ternyata di Brawijaya paling banyak, lebih dari setengahnya sendiri,� ujar Pak Galih ketika ditanya mengenai sukarelawan. Sukarelawan ini selain mengabdi secara sukarela, juga mendapatkan hal yang memiliki nilai positif yang tinggi. Hal itu karena kegiatan ini sungguh memberikan pengalaman luar biasa bagi para relawan yang hampir semuanya generasi muda. Mereka belajar membuat bahasa gambar, supaya bisa benar-benar terealisasikan dengan kesalahan seminimal mungkin. Disana para relawan pertama-tama mengikuti workshop, yang menjelaskan tentang perancangan instalasi menggunakan bambu, pemakaian bam-
Bambu Material Masa Depan
J
ika kita ketahui, sebenarnya tidak hanya batu bata yang menjadi material utama sebuah bangunan. Alam pun menyediakan banyak potensi yang dapat digali, salah satunya adalah bambu. Bambu yang kita kenal selama ini hanya digunakan untuk membangun warung, gardu jaga, gubuk sawah ternyata juga bisa dijadikan sebagai material utama bangunan. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 160-an species bambu yang ada di alam tetapi kini hanya sekitar 9 species bambu saja yang terkenal. Maka sebagai generasi muda haruslah melestarikan potensi alam yang ada agar tidak terbuah sia-sia dan punah. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa bambu sebagai material masa depan yang harus dilestarikan. Mengapa demikian? Pak Galih berendapat bahwa hutan yang ada di Kalimantan sudah hampir habis dan secara otomatis kayu yang akan diproduksi juga bertambah sedikit dan rakyat harus mempunyai material cadangan atau pengganti. Bambu merupakan salah satu bahan material yang tumbuhnya cepat, yaitu berkisar antara 4 sampai 5 tahun. Selain itu, banyak lagi kelebihan bambu. Bambu merupakan material yang murah apabila dibandingkan dengan material lainya seperti kayu dan bata. Masyarakat dari berbagai kalangan dapat menggunakan material ini tanpa takut tidak aman jika berada di dalamnya, karena bambu ini tarik dan tekanannya sama seperti baja dan apabila perawatanya benar bambu dapat bertahan lima puluh tahun lebih.
4
bu dengan benar, hingga cara pengawetan bambu. Setelah workshop selesai, peserta diharuskan membuat desain. Desain meliputi Desain Balai Desa, Pagar, Balai Penjor, Balai Ajor, shelter dan gapura. Tentunya desain-desain ini tidak boleh lepas dari ciri khas kebudayaan yang ada di sekitar Candi Borobudur. “Setelah desain ada, maka peserta wajib mempresentasikannya di depan Arsitek senior Mas Evan dan Pak Budi Pradono. Kemudian beliau berdua yang akan memilih desain terbaik dan akhirnya akan langsung diaplikasikan pada sore harinya. Itu cara yang hebat,� jelas Nelza ketika ditanya pengalamanya di Jogja tersebut.
Merajut Bambu Seribu Candi untuk Kedepan
M
elihat minat dan antusiasme masyarakat, mahasiswa dan berbagai kalangan, kemungkinan besar akan ada event selanjutnya. Menurut Pak Galih, pada event selanjutnya mungkin dilaksanakan di Magelang kembali. Tetapi panitia tidak bisa menjamin jika event tersebut dapat berlangsung di Magelang kembali. Bisa saja di tempat lain, misalkan di luar Jawa. Kalaupun nanti akan dilaksanakan kembali di Magelang, pelaksanaan proyek instalasi itu, sudah lebih terkonsep dan fungsional. Misalnya membuat berbagai fasilitas untuk desa wisata. Penggunaan materialnya pun akan diusahakan tetap memakai material lokal, yaitu bambu. Tetapi ke depannya masih belum teraba, apakah akan ada penambahan material lain atau tidak, misalnya sirap bambu yang kebanyakan dipakai di Lombok Utara. Di manapun kegiatan selanjutnya, material lokal-lah yang akan menjadi bahan utama. Untuk membangkitkan kembali generasi muda akan potensi lokal nusantara. Tujuan merajut seribu bambu, Selain sebagai kegiatan kemanusiaan, Merajut Bambu Seribu Candi merupakan upaya untuk mengenalkan bambu pada generasi muda. Membawa kembali kebangkitan bambu di kalangan generasi muda dan mendukung pelestarian Candi Borobudur. Selain itu kegiatan Merajut Bambu Seribu Candi ini merupakan langkah kecil untuk membuka jalan menuju langkah besar. (yussi, ila, nia/red)
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
WARTEK
PKM
Pada bulan Februari-Maret 2012 lalu, Universitas Brawijaya telah menyelenggarakan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diikuti oleh 483 kelompok dari seluruh fakultas. Dari 483 proposal yang masuk tersebut, yang lolos untuk dipresentasikan pada acara Final adalah sebanyak 325 proposal. Jenis PKM yang dilombakan tahun ini lebih bervariasi dari tahun sebelumnya, dimana selain PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) ada juga PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Penelitian (PKM-P). PKM Teknologi (PKM-T) dan PKM Karsa Cipta (PKM-KC). Tahun ini, Fakultas Teknik mengusulkan proposal terbanyak yaitu sebanyak 74 proposal, dan yang berhasil didanai oleh DIKTI sebanyak 17 proposal.
Sushicorn
“Sushicorn : Pengaplikasian Nasi Jagung Untuk Diversifikasi Pangan dan Makanan Khas Nusantara Pada Sushi” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K)
S
ushi adalah makanan khas jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk unik bersama sayur dan makanan laut. Jenis makanan inilah yang menjadi ide dasar dari konsep PKM Derry R. (Industri’2009) dan kelompoknya. Tentunya dengan konsep yang unik, yakni mencampurkan makanan khas Jepang dengan makanan khas Nusantara, sushi inipun diubah sesuai cita rasa Nusantara, yakni mengganti bahan pokok yang semula ikan salmon menjadi rendang yang dibentuk unik bersama nasi dan jagung. Inilah mengapa nama sushi buatan Derry dan kelompoknya adalah SushiCorn. Sebenarnya SushiCorn ini bukanlah ide awal. Awal mulanya mereka menggunakan pisang yang ingin dihidangkan dengan berbagai macam rasa, akan tetapi setelah searching dari buku dan internet, melihat sushi itu mudah dibuat, maka makanan inilah yang akan di pakai. Selain itu makanan khas Jepang ini telah trend di kalangan masyarakat,
terutama anak muda. “Awalnya saya dan temanteman mencoba-coba mengikuti PKM dan menggunakan Sushi sebagai idenya. Kami memilih sushi karena mudah dan murah.” ujar Derry ketika ditanya mengapa mengambil ide tersebut. Selama beberapa bulan penelitian, dari awal proses hingga finishing serta menghabiskan biaya cukup besar, membuat semua hasilnya tidak sia-sia. Selain lulus dari PKM, SushiCorn ini juga mudah diterima masyarakat. Orderan kini mulai muncul dan harapanya bisa membuat sebuah lapangan usaha. (yussi, yuri/red)
LINCAN
“ LINCAN (Low Infus Calling Nurse) : Inovasi Teknologi Detektor Volume Cairan Infus Berbasis Kapasitor dengan Metode Nirkabel Wireless)” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Teknologi (PKM-T)
B
agi Kalvin Winata Marpaung (E’2010) selaku ketua kelompok PKM-T, pengalaman membuat karya tulis sudah dilakukan sejak SMA. Ide awal pembuatan PKM-T ini berasal dari masalah yang dialami oleh Rumah Sakit Madinah Tulunggagung yaitu kelalaian perawat yang lupa mengganti cairan infuse pada pasien. Selain itu, juga ada proses diskusi dengan dosen pembimbing sehingga muncul-lah ide dengan judul “LINCAN (Low Infus Calling Nurse) : Inovasi Teknologi Detektor Volume Cairan Infus Berbasis Kapasitor dengan Metode Nirkabel Wireless). LINCAN adalah alat pendeteksi volume cairan infuse. “Dalam tim kami terdiri dari 5 orang yaitu Reno Muktiaji H, Karina Survival Rofiq, Rizki Jumad, Sofi Nur Fitria, dan saya sendiri.” ungkap Kalvin. Kendala yang dialami saat pembuatan PKM ini, hanya pada pendanaannya. Awal mulanya dana didapat dari pinjaman pihak rektorat. Dana dari DIKTI sendiri, baru turun dua minggu sebelum monitoring dan evaluasi, sedangkan proposal dikirim pada bulan November 2011 dengan pengajuan dana sebesar Rp.9.600.000,- kemudian disetujui oleh DIKTI sebesar Rp.8.600.000,-. “Untuk alat-alatnya dilihat dari kebutuhannya, dan kami mencari alatnya sendiri. Dalam pembuatan alat ini kami masih belum sepenuhnya membuat sendiri, oleh kerena itu kami juga
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
dapat bantuan pembuatan alat dari dosen kami. Persiapannya 4 bulan dan dalam uji coba alatnya 1 bulan, jadi total persiapannya ada 5 bulan. LINCAN di uji coba di Rumah Sakit Madinah Tulunggagung,sempat mencoba Rumah Sakit yang ada di Malang, tetapi tanggapannya tidak mau menerima uji coba tersebut karena lebih fokus pada pelayanan masyarakat.” tambahnya Setelah selesai dari pembuatan alat atau produk, tim ini melakukan uji coba ke Rumah Sakit selama 2 bulan. Tujuan dari uji coba tersebut untuk mengetahui efeknya apakah bisa mengurangi angka kelalaian dari perawat. Saran untuk ke depannya, semoga di Fakultas Teknik semakin banyak yang ikut dalam kegiatan PKM, dan bisa membawa nama kebanggaan Fakultas Teknik di Universitas Brawijaya. Dengan mengikuti PKM, Kalvin mengatakan telah mendapatkan beberapa pengalaman yaitu pengalaman menulis, pengalaman kerja, dan disini kita membawa nama sendiri bukan dari institusi seolah-olah kerja secara professional. Kalvin berharap untuk kedepannya, dapat mengembangkan alat tersebut agar dibuat sesederhana mungkin, seefisien mungkin, dan seekonomis mungkin. Sehingga dapat dikomersilkan ke rumah sakit yang membutuhkan. (hamda/red)
5
WARTEK Model Prototipe Penataan Kawasan Pesisir “Saya terinspirasi dari apa yang terjadi di sekitar lingkungan rumah saya. Perubahan yang terjadi di lingkungan tempat saya tinggal membuat saya tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi ide judul PKM.” begitulah jawaban Harlinda Rukmana (PWK’2009) saat ditanya bagaimana mendapatkan ide PKM-nya. Perubahan yang ada di lingkungan rumahnya yaitu adanya alih fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun, dimana yang awalnya lahan tersebut diperuntukkan sawah ataupun lahan kosong saat ini sudah menjadi lahan terbangun diantaranya ruko dan perumahan. Kemudian adanya isu penemuan kandungan migas di perairan Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo, membuatnya untuk mengaitkan adanya isu tersebut terhadap perubahan guna lahan. Disini dia mencoba mengangkat isu-isu yang ada saat ini di tempat asalnya melalui judul PKM yaitu Model Prototipe Penataan Kawasan Pesisir terkait Temuan Kandungan Migas berbasis Geospasial dan Sistem Dinamis. “Dalam pengerjaan PKM kelompok kami, yang kami butuhkan adalah data sekunder yaitu diantaranya dokumen Kabupaten Situbondo dalam angka, Kecamatan dalam angka semua dokumen
“Model Prototipe Penataan Kawasan Pesisir terkait Temuan Kandungan Migas Berbasis Geospasian dan Sistem Dinamis” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC)
tersebut saya peroleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Situbondo. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan software ArcGIS 9.3 dan STELLA.” Ujar Harlinda Proposal PKM ini dipersiapkan oleh Harlinda beserta timnya mulai bulan Agustus dikarenakan pada bulan Oktober proposal PKM tersebut sudah harus dikumpulkan ke fakultas. Untuk pembuatan PKM yaitu dimulai dari bulan Januari akhir sampai dengan pertengahan April. Kendala yang dialami dalam proses pembuatan proposal hingga akhir yaitu pertama mereka kesulitan dalam memperoleh peta potensi kandungan migas karena peta tersebut sifatnya sangat rahasia. Kedua, terkendala dalam hal pelaksaaan survei dikarenakan kegiatan masing-masing anggota yang sangat padat serta wilayah studi yang cukup jauh. Namun, kami mendapatkan bantuan dari pembimbing PKM kelompok kami yaitu Bapak Adipandang Yudono, S.Si.,MURP. Ketika kelompok PKM kami mengalami kesulitan kami langsung berkonsultasi dengan pembimbing. Saran dari kami untuk teman-teman yang akan ikut PKM tahun depan hendaknya mulai saat ini
sudah mempersiapkan judul yang akan digunakan sebagai judul PKM, buatlah judul yang semenarik mungkin, untuk isi proposal hendaknya jangan terlalu banyak tulisan namun lebih perbanyak gambar ataupun bagan. (hamda/red)
Turbin Angin “Penerapan Turbin Angin Tipe Horizontal Sebagai Sumber Energi Terbarukan Pada Perahu Nelayan di Desa Karangagung Kabupaten Tuban” sebagai bentuk pengaplikasian Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M)
P
KM merupakan salah satu proker dari laboratorium fluida Teknik Mesin FT-UB. Setiap proker dipimpin oleh masing-masing kordinator. Pada PKM tahun 2012, Syaiful Amri (M’2008) yang bertindak sebagai koordinator. Pada awal pembuatan ide, pembuatan turbin tipe horizontal ini adalah berdasarkan dari nelayan. Nelayan melaut di malam hari maupun di siang hari. Pada malam hari nelayan butuh penerangan dalam pekerjaannya. Pada umumnya, nelayan-nelayan sekarang dalam penerangan masih menggunakan genset. Genset adalah penerangan yang dipakai seperti pada kendaraan bermotor. Genset ini masih menggunakan bahan bakar seperti bensin. Guna mengurangi pengeluaran pada biaya bahan bakar BBM, maka mereka berinisiatif untuk menggunakan energi gratis dengan memasang turbin pada perahu. Energi ini diperoleh dari angin laut, membutuhkan kecepatan angin guna memutar baling-baling yang dipasang pada turbin. Setelah energi diperoleh, tidak langsung digunakan melainkan disimpan dalam aki terlebih dahulu. Dari aki, lalu dihubungkan terhadap alat pengubah arus menjadi AC dan baru bisa dipakai menjadi penerangan. Selain itu, diberi charger controller untuk membuat arus stabil dan agar terang cahaya seimbang. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk karya tulis ini misalnya turbin, diperoleh dengan membeli dari perusahaan turbin tersebut. Harga turbin berkisar antara 10 jutaan. Sedangkan bahan-bahan yang lain seperti baling-baling mereka buat sendiri dari pipa paralon (PVC). Pipa ini dipotong sedemikian rupa dengan sudut kemiringan tertentu yang efektif untuk digunakan sebagai baling-baling.
6
Persiapan dari karya tulis ini memerlukan waktu satu semester sebelum PKM diadakan. Untuk pengujian telah dilakukan pada saat angin kencang dan putaran dari turbin sudah dapat menghasilkan listrik. Untuk kendala yang dihadapi kelompok PKM ini adalah jarak antara target lokasi penelitian terhadap Malang sendiri, karena lokasi tersebut berada di Tuban tepatnya di kecamatan Karang Agung. Tempat ini dipilih karena selain merupakan daerah asal mereka juga daerah ini dekat dengan pantai yang sangat cocok dengan tujuan karya tulis ini. Kendala lain yang dihadapi kelompok ini adalah semua anggotanya berasal dari satu angkatan dan sedang berada pada semester akhir. Sehingga pengerjaan PKM ini sedikit terganggu karena terbentur dengan kegiatan skripsi mereka, maka dibutuhkan kelihaian dalam membagi waktu antara mengerjakan PKM dan tugas skripsi. Untuk kendala proposal adalah dana yang mereka dapat kurang dari dana yang mereka ajukan. Sehingga mereka harus memutar otak untuk memenuhi kekurangan dana tersebut. Saran dari kelompok ini bagi mahasiswa yang ingin mengikuti PKM, pertama harus mempunyai rencana yang matang dan harus mempertimbangkan segala kendala yang akan dihadapi apabila PKM bertabrakan dengan kesibukan atau kegiatan yang sekarang kita alami. Harapan bagi kelompok ini tentunya bisa lolos, dan memperoleh pengalaman yang baik, serta berharap agar karya tulisnya ini bisa diterapkan pada nelayan khususnya di Tuban, sehingga bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain. (ridho, akbar/red)
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
WARTEK
Kegiatan di PKT itu ada dua, yaitu kegiatan indoor dan kegiatan outdoor. Kegiatan indoor berupa penyampaian materi dari lembaga dan senior. Selain penyampaian materi mengenai nilai-nilai, biasanya juga disampaikan materi mengenai motivasi. Kegiatan outdoor-nya diselenggarakan di luar kampus. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah outbond yang bertujuan untuk merekatkan mahasiswa Teknik yang berasal dari jurusan-jurusan yang berbeda. Salah satu latar belakang mengapa diselenggarakan PKT adalah untuk mengumpulkan semua jurusan yang ada di Fakultas Teknik. Mahasiswa mampu menekan ego pribadi dan mewujudkan Satu Teknik. Sekarang ini dirasakan mahasiswa Teknik lebih mengedepankan jurusannya daripada Teknik. Dari sini diharapkan kegiatan ini dapat merekatkan Keluarga Besar Mahasiwa Teknik (KBMTI) secara keseluruhan. Yang bertindak sebagai Steering Committee di kegiatan PKT kemarin adalah Lembaga BEM Teknik dan mahasiswa angkatan 2010 sebagai Operating Committee. Sasaran langsungnya adalah mahasiswa angkatan 2011 serta mahasiswa 2010 dan 2009 sebagai sasaran tidak langsung. Kegiatan pengkaderan yang dilakukan kemarin disesuaikan dengan proporsinya. Mahasiswa angkatan 2009 disiapkan sebagai calon lembaga, mahasiswa angkatan 2010 disiapkan sebagai pengurus inti dan 2011 disiapkan sebagai anggota baru. Kegiatan indoor dari rangkaian kegiatan PKT diselenggarakan pada 1 April 2012 di Gedung Baru Arsitektur. Materi pertama
mengenai Pergerakan Mahasiswa yang disampaikan oleh Iden Robert dari Teknik Elektro angkatan 2005, materi kedua mengenai Manajemen Organisasi oleh BEM Teknik dan materi terakhir mengenai Mentalitas Mahasiswa yang disampaikan Affandi selaku Presiden BEM periode 2010-2011. Selain materi yang diterima oleh peserta, dari kegiatan indoor ini dimusyawarahkan mengenai Pemilihan Ketua Pelaksana Kongres Mahasiswa Teknik (KMT) dan Pemilihan Mahasiswa (PEMILWA) dari angkatan 2011. Kegiatan outdoor diselenggarakan pada tanggal 28-29 April 2012 di Pantai Kondang Merak, Kabupaten Malang. Kegiatan outdoor ini meliputi Malam Keakraban, Api Unggun, Outbond, dan masukanmasukan atau nasehat-nasehat yang disampaikan oleh Ketua Himpunan Jurusan yang ada di Fakultas Teknik. Ketua Pelaksana PKT 2012 Danny Suryansyah (Industri’2010) berharap kegiatan PKT yang selanjutnya lebih bagus, lebih inovatif agar esensi yang disampaikan lebih mengena ke masing-masing kader. Kemudian, mahasiswa yang mengikuti PKT diharapkan memiliki kemauan dan loyalitas untuk memajukan Teknik di kemudian hari, bisa menjadi motor penggerak bagi temantemannya. Untuk angkatan 2011, diharapkan setelah ini dapat bergabung menjadi Staff di BEM Teknik. Sarannya, untuk panitia masih ada yang perlu diperbaiki dalam perencanaan dan pelaksanaan. Kemudian untuk kesiapan juga perlu diperhatikan karena PKT tahun ini memiliki konsep baru yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga perlu perhatian lebih. (vivit/red)
Pelatihan Kader Teknik
PKT
adalah Pelatihan Kader Teknik, yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM Teknik dengan tujuan untuk kaderisasi mahasiswa Teknik. Dari kaderisasi ini diharapkan mahasiswa baru Teknik dapat melanjutkan estafet kepemimpinan di Teknik. Salah satu kultur di Teknik adalah kaderisasi. Setelah kegiatan Probinmaba selesai, kegiatan pengkaderan yang ada adalah PKT ini. Mahasiswa baru yang mengikuti PKT direkomendasikan dari masing-masing jurusan yang ada di Teknik. Diharapkan mahasiswa yang mengikuti PKT dapat menjadi mahasiswa yang loyal terhadap Fakultas Teknik, khususnya di kegiatan kemahasiswaan. PKT disini bisa dikatakan sebagai persiapan bagi mahasiswa Teknik yang akan berkecimpung di dunia organisasi.
SPACE
FOR UR
ADS
just call
085854315965
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
7
KAMPUS LAUNCHER BRIDGE COMPETITION by Civil Engineering Brawijaya University
K
etika mendengar kata launcher, mungkin yang ada dibayangan kita adalah hal-hal yang berhubungan dengan roket ataupun senjata. Pernahkah terpikir untuk menemui istilah launcher dalam dunia Teknik Sipil? Tentunya istilah ini jarang terlintas dalam benak kita, karena selama ini kita hanya tahu hasil akhir pembangunan jembatan tanpa memikirkan bagaimana proses pemasangannya, padahal pada proses ini terdapat sebuah alat yang berperan penting yaitu launcher. Fungsi dari launcher ini sendiri adalah untuk menghantarkan bagian-bagian jembatan dari ujung jalan yang satu ke ujung jalan yang lainnya. Berangkat dari kenyataan bahwa launcher kurang dikenal oleh masyarakat bahkan pada mahasiswa Teknik Sipil sendiri, Amera Bridge Club, mengadakan “Launcher Bridge Design Competition 2012” dengan maksud untuk untuk mempublikasikan tentang apa itu launcher beserta kegunaan atau cara kerjanya di dunia nyata atau dunia kerja sebenarnya, disamping juga untuk menumbuhkan daya saing antar mahasiswa. Lomba ini sendiri diikuti oleh 16 tim, dengan 14 tim dari tuan rumah dan 2 tim dari Poli-
teknik Negeri Malang. Bertindak sebagai dewan juri pada lomba ini adalah Ibu Ir. Ristinah, MT , Bapak Dr.Eng. Achfas Zacoeb, S.T, M.T , dan Ibu Retno Anggraini, S.T, M.T, yang ketiganya merupakan dosen ilmu struktur di jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya. Sarjono Anwar, Ketua Amera Bridge Club, menjelaskan bahwa lomba ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap seleksi proposal, dan tahap final, dimana peserta tahap final adalah 5 tim terbaik yang telah lolos tahap seleksi proposal. Seleksi proposal sendiri diadakan pada tanggal 23-24 April 2012, dan tahap final diadakan pada tanggal 12 Mei 2012. Pada tahap final, peserta diminta untuk mempresentasikan hasil desain mereka dan juga mempraktekkan cara kerja dari launcher mereka. Lebih lanjut, Sarjono Anwar berharap agar lomba ini dapat menjadi salah satu icon dari Teknik Sipil UB kedepannya. “Semoga lomba ini bisa menjadi salah satu icon dari Teknik Sipil FTUB dan semoga bisa lebih berkembang lagi sampai ke provinsi dan sampai ke nasional”. (rifqi, mufidz, nukha/red)
M GAMES dan Donor Darah
P
agi pada tanggal 23 Mei 2012 ada yang berbeda dengan parkiran di belakang Gedung Mesin 2. Dua tenda berukuran kecil terpasang di bagian utara parkiran serta satu mobil putih dengan lambang palang merah terparkir di depan gedung Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM). Pada hari itu, dilaksanakan kegiatan donor darah yang diadakan oleh HMM yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Malang. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Kesma HMM yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa solidaritas serta kepedulian mahasiswa terhadap mereka yang membutuhkan darah. Kegiatan ini tidak hanya untuk mahasiswa mesin saja, tetapi untuk mahasiswa dari jurusan lain serta umum. Bersamaan dengan kegiatan sosial tersebut, juga sedang berlangsung acara M Games yang dimulai sejak 18 Mei 2012. M Games kali ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana pertandingan sepak bola diganti dengan mini soccer yang dimainkan oleh 8 pemain. Hal ini dikarenakan lapangan Brawijaya yang biasanya dipakai untuk pertandingan sepak bola, separuh bagian sudah dibangun gedung FISIP, sehingga memanfaatkan separuh lahan yang masih ada sebagai pertandingan mini soccer. Untuk pertandingan dan permainan yang lain masih sama seperti tahuntahun sebelumnya yaitu futsal, voli, basket, tenis meja, badminton, dotA, catur, karambol, PES, bakiyak, tarik tambang dan balap karung. Peserta
8
yang ikut berpartisipasi pada M Games adalah mahasiswa mesin dari angkatan 2011, 2010, 2009 2008 serta 2007 keatas. M Games kali ini mengambil tema “it’s not just a game, it’s family crest”. M Games kali ini bernuansa bukan hanya juara tetapi yang lebih penting yaitu kekeluargaan. Beberapa kendala dialami oleh panitia, misalnya masalah dana yang merupakan masalah utama karena tidak memiliki sponsorship. Terjadi miss komunikasi antara pihak jurusan dengan fakultas tentang pendanaan kegiatan. “Kegiatan ini sempat di-pending selama satu minggu karena kendala non teknis pada pertandingan mini soccer, tetapi kendala tersebut bisa diselesaikan dengan cepat dan M Games bisa dilanjutkan lagi walaupun konsekuesinya acara puncak molor.” ujar ketua pelaksana yang akrab dipanggi Oye ini. Acara puncak M Games dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2012 yang diawali dengan acara jalan sehat kemudian permainan balap karung serta tarik tambang. Selain itu, juga ada bazar yang standnya dibuka oleh angkatan 2011, 2010, 2009 dan 2008. Di akhir acara juga diisi dengan pengumuman juara dan pembagian hadiah yang kali ini juara umumnya diraih oleh angkatan 2008 serta untuk memeriahkan acara juga ada band performance dari tiap-tiap angkatan. (a.fahmi/red)
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
KAMPUS
BHATARA Sang Robot Cerdas
T
im robot Bhatara yang berasal dari jurusan Elektro FT UB, telah menorehakan prestasi meraih juara tiga pada pentas KRI (Kontes Robot Indonesia) pada 12 Mei 2012 lalu di ITS Surabaya. Pada pentas KRI ini Bhatara mengeluarkan 3 (tiga) robot, satu menggunakan driver, robot kolektor dan robot otomatis. Bhatara tidak hanya dipersiapkan dalam pentas KRI saja, namun juga disiapkan untuk pentas KRSI (Kontes Robot Seni Indonesi) dan juga KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia). Bhatara yang digawangi 10 orang terdiri dari angkatan 2008 (Bagus Ilyas, Tunggul Widiamurti), angkatan 2009 (Ikhsan Santoso, Wahyu Suwito, Ryan Arta, Muhammad Rizal) dan
angkatan 2010 (Very Hendriawan, Basori, Dikma H). Pembagian pekerjaan dalam perancangan dan pembuatan robot dilakukan dengan memilih satu ketua dan membagi anggota menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu KRI, KRSI dan KRCI dimana tiga orang tiap bagian. Tiap anggota pada tiap bagian memiliki pekerjaan masing-masing yang terdiri dari mekanikal, programing dan juga elektronik. Hampir satu tahun waktu yang diperlukan untuk membuat semua robot yang diperlukan untuk mengikuti ketiga pentas. Kurangnya dana dan juga lahan untuk latihan membuat proses pembuatan menjadi lama. Menurut salah satu anggota Bhatara Ikhsan Santoso, UB (Universitas Brawijaya) pernah
dipilih untuk menjadi tuan rumah kontes robot pada tahun 2010 namun “gagal� karena UB tidak memiliki lapangan dan gedung yang memenuhi standart untuk pagelaran kontes robot. Pihak Universitas Brawijaya sendiri juga sedikit kurang dalam memfasilitasi bagi mahasiswa yang berprestasi, salah satunya juga tim Robot. Contohnya saja saat pemberangkatan tim ke ITS dan kedatangn tim robot dengan membawa tittle juara tiga tida ada peyambutan dari pihak UB sendri. Dalam masalah pembiayaan juga sangat minim, menurut Ikhsan di bandingkan dengan ITS dan PENS. (nizam/red)
Ekspresi Air dari Sudut Lensa
E
kspresi Air dari Sudut Lensa. Tema itulah yang diangkat oleh mahasiswa jurusan Teknik Pengairan dalam Lomba Fotografi se-Jawa Timur yang diadakan pada tanggal 22 April 2012 di air terjun Coban Jahe, Tumpang. Lomba yang baru pertama kali diadakan dalam rangkaian acara tahunan memperingati Hari Air Sedunia 2012 ini, dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Lomba tersebut diikuti oleh 19 orang peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa. Peserta yang berpartisipasi dalam lomba tersebut berasal dari Kota Surabaya, Sidoarjo, Pandaan, serta Kota Malang dan sekitarnya. “Acara ini diadakan sebagai sarana mengangkat permasalahan air yang ada dalam visual gambar. Dalam lomba fotografi kemarin diwajibkan para peserta mengumpulkan tentang keindahan dan foto masalah air sebagai wadah kritik dari permasalahan air yang ada.�, jawab Mario Pengairan 2009 selaku penanggungjawab acara saat ditanya mengapa acara ini diadakan sebagai salah satu rangkaian acara dalam memperingati Water Day 2012.
Acara lomba ini diawali dengan registrasi peserta pada pukul 07.30 WIB. Lalu acara dilanjutkan dengan perjalanan menuju on the spot yaitu air terjun Coban Jahe. Kurang lebih pada pukul 13.00 WIB, peserta tiba di Coban Jahe. Setelah makan siang, acara dilanjutkan dengan hunting foto selama 1 jam. Pada acara tersebut, peserta diwajibkan mengirimkan 2 foto untuk dilombakan dan 1 foto tentang permasalahan air yang ada. Setelah hunting foto, para peserta kemudian diarahkan kembali ke Gedung Baru Teknik Universitas Bwawijaya untuk melanjutkan acara berupa pengumpulan 3 foto tersebut dan mengikuti workshop tentang Landscape Fotografi. Pemateri dalam workshop tersebut berjumlah 5 yang diundang dari Warkop Malang. Mereka juga bertindak sebagai juri. Workshop berjalan seru dan penuh antusiasme dari para peserta. Hingga tiba saatnya pada akhir acara workshop ini, pemateri/para juri mengumumkan siapa saja pemenang dari lomba fotografi ini beserta penjelasan mengapa foto tersebut menjadi pemenang. Para pemenang dari lomba ini masing-masing mendapatkan thropy,
piagam dan uang sebesar 1 juta untuk pemenang pertama, 500 ribu untuk pemenang kedua dan 250 ribu untuk pemenang ketiga. Saat ditanya bagaimana hasil dari acara lomba fotografi yang sudah dipersiapkan konsep dan jobdesk-jobdesknya selama kurang lebih 1 bulan sebelum acara, Mario mengatakan bahwa secara garis besar, acara ini telah sesuai dengan dengan apa yang sudah dikonsepkan panitia. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil-hasil foto dari para peserta dan pemenang lomba. Harapan atas terselenggaranya lomba fotografi dari peringatan Water Day 2012 ini sendiri adalah agar kita lebih peduli terhadap keberadaan air. Bagaimana pentingnya air bagi kehidupan kita. Betapa indahnya bumi kita bila air tetap lestari seperti dulu. So, keep our water clean !! (nurma/ red)
Permohonan Maaf Kami atas nama: 1. Abhimata Pradipta 2. Farizal Aswin Menyatakan Permohonan Maaf Sebesar besarnya atas kesalahan kami terhadap Keluarga Besar Mahasiswa Mesin UB (KBMMUB). Kami menulis hal-hal yang tidak sewajarnya dilakukan di media jejaring sosial twitter. Semoga pihak yang bersangkutan dapat memaafkan kami dan semoga kejadian ini tidak akan terulang kembali. Terima kasih.
Farizal Aswin
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
Abhimata Pradipta
9
KAMPUS PAMERAN
Sebagai LPJ Kuliah Lapangan Terpadu
J
urusan Arsitektur FT-UB ‘melepaskan’ mahasiswa Arsitektur angkatan 2011 untuk mengikuti Kuliah Lapangan Terpadu (KLT) di Bali yang berlangsung pada tanggal 2328 April 2012. Sebagai gantinya, mahasiswa angkatan 2011 harus menghasilkan sesuatu yang
konkret, yaitu pameran yang diadakan pada tanggal 7-9 Mei 2012 di Gedung Baru Arsitektur lantai 1. Ketua Pelaksana Kuliah Lapangan Terpadu Syaif Askaril Akbar mengatakan, pameran ini seperti LPJ dari Kuliah Lapangan Terpadu, karena apa yang ditampilkan dalam pameran itu adalah hasil-hasil dari kunjungan mahasiswa Arsitektur 2011 sewaktu di Bali. Kepanitiaan pameran ini dibawah kepanitiaan KLT, dananya pun diambilkan dari dana KLT. Maka dari itu, pantaslah jika pameran ini sebut sebagai LPJ konkrit dari Kuliah Lapangan Terpadu. Pameran Sketsa dan Foto dengan judul Reveal the Aesthetic of Architecture Bali ini berusaha untuk menghadirkan suasana pameran layaknya Bali secara keseluruhan, terutama yang berkaitan dengan Arsitektur. Tujuan dekorasi tersebut pastinya untuk menyajikan sketsa-sketsa dan foto-foto yang dihasilkan saat Kuliah Lapangan dengan suasana yang mendukung. Hal ini akan menarik perhatian pengunjung, terutama KBMA, untuk sekedar melihat ataupun mengamati lebih detail.
“Dekorasinya sendiri mengambil stilasi dari bentuk pura yang ada di Bali, bentukan ini bisa dibilang sebagai icon pameran yang bertujuan untuk memperjelas bentukan pura. Konsep sitenya pun seperti pura aslinya,” jelas Daniel sebagai Ketua Pameran Kuliah Lapangan Terpadu. Tujuan dari pameran ini sebenarnya untuk menunjukkan hasil yang didapat saat Kuliah Lapangan Terpadu di Bali dan juga untuk menambah wawasan pengunjung tentang Bali terutama dari segi Arsitektur. Pameran ini juga sebagai bentuk penerapan dari berbagai mata kuliah yang sedang dijalani pada semester dua, terutama Desain Arsitektur 1. Karya-karya yang dipamerkan dalam bentuk sketsa dan foto sebelumnya sudah diseleksi terlebih dahulu oleh panitia, kemudian diseleksi ulang oleh kakak tingkat, dan penyeleksian terakhir oleh dosen-dosen hingga akhirnya mendapat peringkat 1, 2, dan 3 terbaik dari semua sketsa dan foto yang terkumpul. (nova, ima/red)
Fantastic Eco-Logic PWK Fair 2012
P
WK Fair merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati hari ulang tahun PWK yang ke 14 pada 28 maret 2012 lalu. Rangkaian kegiatan PWK Fair yang bertema Fantastic Eco-Logic tersebut meliputi pertandingan olah raga, pengabdian masyarakat serta ditutup dengan pentas seni. Pertandingan olahraga yang digelar meliputi pertandingan futsal dan bulu tangkis yang diikuti oleh Keluarga Besar Mahasiswa PWK angkatan 19982011. Petandingan olahraga tersebut telah dilaksanakan pada bulan April lalu. Pengabdian masyarakat menjadi rangkaian kegiatan lainnya, yaitu penanaman 1100 mangrove yang dilaksanakan di Pantai Kondangmerak Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Kegiatan penanaman mangrove tersebut merupakan salah satu wujud nyata pelaksanaan tri
dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat oleh mahasiswa PWK FT-UB. Masyarakat di sekitar Pantai Kondang Merak memberikan respon positif atas kegiatan penanaman mangrove tersebut. Penasehat kelompok nelayan, Made Edy, mengungkapkan penghargaan dan apresiasi atas kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PWK FT-UB ini. “Ternyata masih ada mahasiswa yang memiliki
10
kepedulian terhadap lingkungan di sekitar pantai. Bantuan seperti inilah yang kami harapkan bukan berupa uang atau bahan makanan yang akan segera habis ini (mangrove.red) akan lebih bermanfaat dalam jangka panjang”, kata beliau. Penanggungjawab acara pengabdian masyarakat, Ratih Novi, menjelaskan bahwa kegiatan penanaman mangrove ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 5 dan 6 Mei dengan peserta dari perwakilan Dinas Perhutani Kabupaten Malang, Dosen pengajar PWK, dan 170 mahasiswa PWK. Pengabdian masyarakat ini mengambil bibit magrove dari Pasuruan yang diantar langsung oleh seorang tokoh lingkungan yang telah memperoleh penghargaan kalpataru. Beliau berperan untuk mengarahkan titik-titik lokasi penanaman mangrove yang tepat, dimana jarak antar tanaman ± 1 meter, sehingga nantinya tanaman tersebut dapat bertahan. Ketua pelaksana PWK Fair 2012, Vicky Aditya Permana, berharap bahwa dengan adanya kegiatan penanaman mangrove ini mahasiswa dapat lebih menghargai alam dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan karena kita hidup di bumi dan bumi akan menghidupi kita. “Jurusan PWK FT-UB sudah memberikan yang terbaik untuk masyarakat Pantai Kondang Merak, semoga mangrove tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat di sekitar Pantai Kondang Merak.” Setelah penanaman mangrove, kegiatan terakhir yang digelar dalam rangkaian PWK Fair 2012 adalah acara pentas seni pada Hari Sabtu, 9 Juni 2012 dengan Tema The Diamon Distortion. Kegiatan pentas seni tersebut meliputi penampilan dari tiga angkatan termuda yaitu angkatan 2011, 2010 dan 2009. Acara tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan Home Band PWK dan Home Band Teknik serta Guest Star yaitu My
Beautiful Life, Knee & Toes, The Cigarette, Hocus Pocus, Fine Tobaccos dan Time Portal. Dalam acara yang di gelar di lapangan parkir FTP UB tersebut juga tersedia stand second hand stuff seperti baju, jeans, tas dan stand ice cream serta makanan atau minuman lannya. Acara berlangsung meriah hingga ditutup oleh penampilan dari My Beautiful Life yang menandakan berakhirnya acara pentas seni tersebut sekaligus menutup seluruh rangkaian kegiatan PWK Fair 2012. (ita/red)
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
KAMPUS
T
eknik Kimia yang merupakan jurusan baru di lingkungan Fakultas Teknik telah mengadakan makrab yang bertujuan untuk mengakrabkan seluruh mahasiswa Teknik Kimia. Acara ini lebih dikenal dengan nama KONEKSI (Konsolidasi Internal Eksternal Teknik Kimia). Sesuai dengan namanya acara ini dikususkan untuk mengakrabkan internal maupun eksternal mahasiswa Teknik Kimia. Internal meliputi seluruh mahasiswa Teknik Kimia, eksternal meliputi keakraban antara mahasiswa Teknik Kimia dengan mantan panitia dan lembaga. Acara ini terbentuk karena permintaan mahasiswa TekKim kepada lembaga Fakultas Teknik yang menjabat saat ini. Teknik Kimia saat ini merupakan angkatan yang pertama sehingga mahasiswa Teknik Kimia belum mempunyai kakak
Malam Keakraban Teknik Kimia angkatan maupun lembaga yang mewadahi seluruh mahasiswa Teknik Kimia, hal ini yang menjadi salah satu dasar terbentuknya acara KONEKSI ini. Acara ini mendapat dukungan sepenuhnya dari kepala jurusan Teknik Kimia yaitu Prof. Candra. Tempat berlangsungnya acara ini ialah di Pantai Balaikambang, acara ini berlangsung selama 2 hari 1 malam. Banyak kegiatan yang dilaksanakan pada acara ini, antara lain api unggun, game dan sharing. Sharing diisi oleh lembaga Fakultas Teknik yang bertujuan untuk pemantapan PK2 Teknik Kimia kedepannya dan mempersiapkan jangka panjang pembentukan himpunan Teknik Kimia. Saat ini Teknik Kimia belum memiliki himpunan maupun organisasi, oleh sebab itu sharing ini juga bertujuan untuk membagi pengalaman pengurus BEM Teknik kepada mahasiswa Teknik Kimia agar
memudahkan pembentukan himpunan. Berdasarkan penjelasan dari ketua pelaksana, Gregorius Bagas, dalam pelaksananya makrab Teknik Kimia atau lebih dikenal dengan KONEKSI ini terdiri atas 2 sesi, yaitu sesi outdoor dan sesi indoor. Dalam sesi outdoor dilaksanakan di Pantai Balaikambang sedangkan sesi indoor diadakan pada tanggal 27 Mei 2012 di gedung PWK lt. 3 UB. Garis besar untuk acara indoor yaitu sharing dengan himpunan Teknik Kimia universitas lain (ITN dan Polinema) dan sharing dengan BKKMTKI (Badan Koordinasi Kegiatan Mahasiswa Teknik Kimia Indonesia). Hal ini bertujan memberikan gambaran tentang organisasi Teknik Kimia maupun tradisi-tradisi dari Teknik Kimia. (wildan, a.aditya/red)
Lembar Informasi Fakultas Teknik | EDISI 27 | JULI 2012
11