Laporan perencanaan tapak

Page 1

Laporan Perencanaan Tapak Perencanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana di Kelurahan Lalosabila Kecamatan Wawotobi


GAMBARAN UMUM  A. Kecamatan Wawotobi  1. Letak Geografis 

Secara astronomis Kecamatan Wawotobi terletak antara 3º48'45" - 3º55 LS dan antara 122º5' - 122º12'30" BT. Berdasarkan Geografisnya, Kecamatan Wawotobi memiliki batas – batas :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamtan Meluhu  Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecmatan Wanggeduku  Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Wonggeduku  Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Anggaberi 

Luas wilayah Kecamatan Wawotobi seluas 6.768 Ha atau 1,17 Persen dari luas daratan Kabupaten Konawe. Desa dengan wilayah terluas di Kecamatan Wawotobi adalah desa Analahambuti dengan luas 884 Ha atau 13,06 persen dari Luas Kecamatan Wawotobi. Sedangkan desa dengan luas wilayah terkecil adalah desa Kasumeeto dengan Luas 175 Ha atau sekitar 2,59 persen dari luas Kecamatan Wawotobi.

Ibukota Kecamatan wawotobi terletak di Kelurahan Wawotobi, jarak ibukota kecamatan terhadap kabupaten adalah 7 km dan jarak ibukota kecamatan terhadap provinsi adalah 65 Km. Secara administrasi Kecamatan wawotobi terdiri dari 7 desa dan 12 Kelurahan.

PETA ADMINISTRASI KECAMATAN WAWOTOBI


 B. Kelurahan Lalosabila  1. Letak Geografis 

Berdasarkan Letak dan Geografisnya, Kelurahan Lalosabila memiliki batas-batas diantaranya :

 Batas Utara : Berbatasan dengan kelurahan Parauna  Batas Selatan

: Berbatasan dengan kelurahann Konawe

 Batas Barat : Berbatasan dengan Berbatasan Tuoy  Batas Timur 

: Berbatasan dengan Kelurahan Wawotobi

Luas wilayah kelurahan Lalosabila memiliki luas 260 Ha Ha atau sekitar 3,84 % dari Luas Kecamatan Wawotobi . Jarak dari Kelurahan ke Kecamatan sejauh 0,7 Km,jarak dari kelurahan ke kabupaten sejauh 6,3 Km, dan jarak dari kelurahan ke Provinsi sejauh 66,3 Km.Wilayah Kelurahan Lalosabila termasuk wilayah berbukit dengan ketinggian 48 meter dari permukaan laut dengan kemiringan lereng 3-15% (landai dan bergelombang).

Gambar 3.1 Peta administrasi Kelurahan Lalosabila


ANALISIS Grafik 4.1 Perkembangan Penduduk di kelurahan Lalosabila

 1. Aspek Fisik a . Demografis  Berdasarkan data penduduk, Jumlah penduduk di Kelurahan Lalosabila dari tahun 2011- hingga 2015 mengalami penurunan dan peningkatan jumlah penduduk. Lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

 Tabel 4.1 Perkembangan penduduk di kelurahan Lalosabila No

Keluraha

2011

2012

2013

2014

2015

1

n Lalosabila

1.646 Jiwa

1.671 Jiwa

1.659 Jiwa

1.741 Jiwa

1.770 Jiwa

Sumber : BPS Kecamatan Wawotobi dalam angka 2016

Jumlah penduduk

1800

Chart Title

1750 1700 1650 1600 1550 2011

2012

2013

2014

2015

Berdasarkan grafik di atas, pada tahun 2012 mengalami pertambahan penduduk sebanyak 1671 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya, namun pada tahun 2013 mengalamai penurunan sebanyak 1659 Jiwa, pada tahun 2014 dan 2017 mengalami pertambahan jmlah penduduk sebnayak 1741 dan 1770 Jiwa.


 2. Aspek Non Fisik  1. Sarana 

Sarana ialah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat atau media untuk mencapai maksud dan tujuan. Adapun sarana-sarana dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat ialah sarana pemerintahan, sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana jasa, sarana perdagangan, RTH dan peribadatan. Pemerintahan dapat dirtikan sebagai organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menenrapkan hukum serta undangundang di suatu wilayah tertentu. Kelurahan Lalosabila memiliki Saran Pemerintahan Terdiri dari Kantor lurah, Balai kelurahan, dan Sanggar PKK.




a. Sarana Pemerintahan

 Adapun sarana pemerintahan dan perkantoran yang didapat di lapangan berupa Kantor lurah. Kantor lurah berada pada daerah permukiman penduduk. Tepatnyadi jalan Flamboyan . posisinya strategis sehingga mudah dijangkau karena dilalui kendaraan umum .  Berdasarkan standar SNI Kantor Kelurahan harus Dapat mdijangkau kendaraan umum. Beberapa sarana dapat digabung dalam satu atau kelompok bangunan pada tapak yang sama. Ditengah kelompok bangunan hunian warga, ataupun di akses keluar/masuk dari kelompok bangunan lain, hal ini bahwa Kantor kelurahan Lalosabila Telah Memenuhi SNI.

Tabel 4.3 Kondisi Eksisting Sarana Pemerintahan Kelurahan Lalosabila

Gambar

Penjelasan Kantor

Kelurahan

di

Kelurahan Lalosabila terletak di jalan Flamboyan, dengan Kondidi Baik

Sumber : Hasil survey lapangan


PETA SARANA PEMERINTAHAN


 b. Sarana Kesehatan  Sarana Kesehatan di kelurahan Lalosabila terdapat sarana kesehatan Posyandu. Keberadaan posyandu di setiap kelurahan khususnya di kelurahan Lalosabila diharapkan dapat membantu meringankan beban warga yang kurang mampu, misalnya untuk keperluan imunisasi atau penimbang balita.

Tabel 3.4 Kondisi Eksisting sarana kesehatan di kelurahan Lalosabila

Gambar

Sarana Kesehatan di kelurahan Lalosabila terdapat sarana kesehatan

 Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pemerintah berusaha menyediakan berbagai sarana dan prasarana kesehatan serta tenaga medis maupun paramedic. Sarana Kesehatan Posyandu di kelurahan Lalosabila yang bisa di akses dengan kendaraan bahkan Pejalan Kaki.  Fasilitas Kesehatan yang ada di Kelurahan Lalosabila pada tahun 2015 terdiri dari 1 unit Posyandu, dengan jumlah penduduk 1770 jiwa pada tahun 2015. Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan , Standar penyediaan posyandu yaitu dengan Jumlah penduduk pendukung ( Jiwa ) sebanyak 1.250 Jiwa, Luas Lantai Minimal 36 m², Luas Lahan Minimal 60 m², dan Lokasi di tengah kelompok tetangga tidak menyebrang jalan raya. Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila, Terdapat 1 Unit Sarana Kesehatan Posyandu dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila.

Penjelasan

Posyandu. Yang terletak di jalan Flamboyan, yang dekat dengan pemukiman warga dengan kondisi baik

Sumber : Hasil survey lapangan


PETA SARANA KESEHATAN


c. Sarana Peribadatan Sarana Peribadatan yang terdapat di kelurahan lalosabila terdiri dari mesjid sebanyak 1 bangunan yang terdapat di Jln. Poros unaaha kendari dan musholah sebanyak 2, dan Peribadatan untuk Gereja sebanyak 1 bangunan. Mesjid yang terdapat pada Jln poros Unaaha kendari untuk sekarang ini masih dalam kondisi baik. Sarana Peribadatan di kelurahan Lalosabila dapat di akses dengan menggunakan kendaraan bermotor, mobil dan bisa juga di akses bagi pejalan Kaki. Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan fasilitas peribadatan jenis sarana mesjid warga jumlah penduduk pendukung ( jiwa ) 2,500, Luas Lantai Minimal 3000 m², Luas Lahan Minimal 600 m² , standart (m²/jiwa)0,24 ,radius pencapaian 1000m², dan lokasi/penyelesaian di tengan kelompok tetangga ,tidak mnyebrang jalan raya . Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila ,dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015 . ,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila. Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan fasilitas peribadatan jenis sarana musholla/langgar jumlah penduduk pendukung ( jiwa ) 250, Luas Lantai Minimal 45, Luas Lahan Minimal 100 , standart (m²/jiwa)0,36 ,radius pencapaian 100m², dan lokasi/penyelesaian di tengan kelompok tetangga ,dapat merupakan dari bangunan sara lain. Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila ,dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015 . ,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan fasilitas peribadatan jenis sarana ibadah agama lain jumlah penduduk pendukung ( jiwa tergantung sistem kekerabatan/hirarki lembaga, Luas Lantai tergantung kebiasaan setempat, Luas Lahan Minimal tergantung kebiasaan setempat. Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila ,dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015 . ,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila. 

Gambar

Penjelasan Ibadah adalah kegiatan umat manusia yang bertuhan , terdiri dari berbagai Agama, khususnya untuk yang beragama islam tentu sangan membutuhkan sarana dan prasarana mesjid. Mesjit yang berada di kelurahan lalosabila,jalan jendral sudirman dengan luas 15m2.jarak mesjid antar mesjid lain adalah 1 km.


Gambar

Penjelasan Ibadah adalah kegiatan umat manusia yang bertuhan , terdiri dari berbagai Agama, khususnya untuk yang beragama islam tentu sangan membutuhkan sarana dan prasarana mesjid. Mesjit yang berada di kelurahan lalosabila,jalan jendral sudirman dengan luas 20m2. .jarak mesjid antar mesjid lain adalah 1 km. Ibadah adalah kegiatan umat manusia yang bertuhan , terdiri dari berbagai Agama, khususnya untuk yang beragama kristen tentu sangan membutuhkan sarana dan prasarana gereja. gereja yang berada di kelurahan lalosabila,jalan jendral sudirman dengan luas 8x15m2. Untuk satu kecamatan.

Sumber : Hasil survey lapangan


PETA SARANA PERIBADATAN


 e. Sarana Pendidikan  Dengan tersedianya sarana pendidikan dasar pada setiap kelurahan diharapkan dapat mengurangi tingkat buta huruf penduduk. Sarana Pendidikan untuk kelurahan lalosabila Terdiri dari TK, sekolah Dasar, SLTA dan Perguruan Tinggi .pada pendidikan TK dengan jumlah sekolah sebanyak 1, untuk Sekolah Dasar ( SD ) dengan jumlah sekolah sebanyak 1, Untuk SLTA 1 dan Perguruan Tinggi sebanyak 2. Sarana pendidikan di kelurahan lalosabila dapat di jangkau dengan menggunakan kendaraan maupun pejalan kaki .  Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan fasilitas pendidikan jenis sarana TK jumlah penduduk pendukung ( jiwa ) 1,250, Luas Lantai Minimal 216 m², Luas Lahan Minimal 500 m² , standart (m²/jiwa) ,radius pencapaian 500 m², dan lokasi/penyelesaian di tengan kelompok warga ,tidak menyebrang jalan raya.bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokan kegiatan . Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila ,dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015 . ,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila.  Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan fasilitas pendidikan jenis sarana SD jumlah penduduk pendukung ( jiwa ) 1600, Luas Lantai Minimal 2000 m², Luas Lahan Minimal 1,25 m² , standart (m²/jiwa) ,radius pencapaian 1000 m², dan lokasi/penyelesaian di tengan kelompok warga ,tidak menyebrang jalan raya.bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokan kegiatan . Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila ,dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015 . ,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila.  Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan fasilitas pendidikan jenis sarana SMU jumlah penduduk pendukung ( jiwa ) 4,800, Luas Lantai Minimal 3,835 m², Luas Lahan Minimal 12,500 m² , standart (m²/jiwa) ,radius pencapaian 2,6 m², dan lokasi/penyelesaian di tengan kelompok warga ,tidak menyebrang jalan raya.bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokan kegiatan . Melihat Ketersediaan Sarana kesehatan Kelurahan Lalosabila ,dengan Jumlah Penduduk sebanyak 1.770 Jiwa pada tahun 2015 . ,telah memenuhi kebutuhan atau Standar Penyediaan Saran kesehatan di Kelurahan Lalosabila.


 Tabel 4.8 Kondisi eksisting Sarana Pendidikan Kelurahan Lalosabila Gambar

Penjelasan Pendidikan adalah hal yang penting guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk memperbaiki para generasi bangsa, kampus adalah salah satu pasilitas yang tingkat pendidikannya setara S1. Kampus universitas lakidende yang terletak di jalan jendral sudirman Pendidikan adalah hal yang penting guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk memperbaiki para generasi bangsa. Smk-pp adalah sekolah tingkat SLTA dengan jurusan pertanian yang berada di kelurahan lalosabi, kec.wawotobi . Yang terletak di jalan jendral sudirman Pendidikan adalah hal yang penting guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk memperbaiki para generasi bangsa. Taman kanak-kanak adalah skolah pengenalan anak di dunia pendidikan, teman anak-anak belajar dan bermain.


Gamabar

Penjelasan Pendidikan adalah hal yang penting guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk memperbaiki para generasi bangsa. Kampus akper adalah pendidikan setara diploma yang merada di kelurahan lalosabila. Yang terletak di jalan jendral sudirman

Sumber : Hasil survey lapangan


PETA SARANA PENDIDIKAN


 d. Sarana Perdagangan dan Jasa  ` Di Kecamatan Wawotobi memiliki wilayah strategis dalam segi perekonomian, dengan tersedianya sarana dan prasrana perekonomian seperti pasar umum, toko, kios, dan warung makan, hal ini mempermudah masyarakat di Kelurahan Lalosabila dalam memperoleh segala sesuatu dalam segi kebutuhan rumah tangganya. Untuk sarana Perdagangan dikelurahan lalosabila terdiri dari Pasar Umum,toko/kios,warung makan, dan pedagang eceran. Untuk di kelurahan Lalosabila Toko sebanyak 9, kios sebanyak 23, dan warung makan sebanyak 6.

Tabel 4.7 Kondisi Eksisting Sarana Perdagangan Kelurahan Lalosabila

Gambar

Gambar toko terletak di jalan , dan

melayani

dengan

 Sarana perdagangan harus memiliki kebutuhan lahan karena akan berkaitan juga dengan daya dukung lingkungan dan jalan yang ada di sekitar bangunan tersebut.Fasilitas-fasilitas seperti =

masyarakat

mahasiswa,

karena

bertempat di daerah depan Kampus

 a). warung : luas lantai yg dibutuhkan ±50m² termasuk gudang kecil.

Gambar toko terletak di jalan ,

 b).Pertokoan : luas tanah yg dibutuhkan 3.000m² dan harus di lengkapi dengan tempat parkir, sarana-sarana lain yang erat kaitannya dengan warga dan pos keamanan.

dan

melayani

dengan

 c). Pusat pertokoan/pasar lingkungan : luas tanah yang dibutuhkan 10.000m² harus dilengkapi tempat parkir, tempat pemberhentian, pos keamanan dan musholla.  Kondisi sarana perdagangan di kelurahan Lalosabila tidak begitu memadai karena masih banyaknya fasilitas- fasilitas seperti warung/toko yang bersatu dengan rumah warga, serta banyaknya pertokoan yang tidak memiliki lahan parkir dan pos keamanan. Pasar lingkungannya pun masih berada di jalan raya sehingga mengganggu para pengguna jalan yang melintas. Jadi, sarana perdagangan di kelurahan tersebut masih jauh dari norma/criteria yang ada seperti yang terlihat dari kondisinya. Jadi, sarana perdagangan di kelurahan tersebut masih jauh dari norma/criteria yang ada seperti yang terlihat dari kondisinya.

Penjelasan

masyarakat

mahasiswa,

karena

bertempat di daerah sekitaran Kampus Sumber : Hasil survey lapangan


PETA SARANA PERDAGANGAN


 f. RTH ( Ruang Terbuka Hijau ) dan Lapangan Olahraga Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban. Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no. 4 tahun 1988, yang menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan dan fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga kehidupan wilayah perkotaan. Dikelurahan Lalosabila tidak Terdapat Penggunan Peruntukan lahan untun Ruang Terbuka Hijau. Untuk Sarana Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Lalosabila dengan Jumlah Penduduk Sebanyak 1.770 jiwa, tidak Terdapat sarana Olahraga maupun Ruang Terbuka Hijau, baik itu Taman, lapangan Olahraga maupun Lahan Perkuburan, Hal ini menunjukan Dikelurahan Lalosabila untuk Penyedian Sarana Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau tidak Memenuhi Kebutuhan Sarana atau Standar Penyediaan Sarana.


2. Prasaran a. jaringan Jalan Jalan merupakan hal utama yang harus di perhatikan dalam membangun sebuah permukiman.Karena jalan adalah akses keluar masuk lingkungan yang tidak pernah mati aktivitasnya. Prasarana jalan di kelurahan lalosabila terdiri dari jalan Arteri primer dan jalan Lokal,di antaranya Jln. jend sudirman dengan Lebar jalan 11 meter memiliki dua jalur 4 lajur, materialnya Aspal (Jalan primer ), Jln. flamboyan,Jln. mawar, Jln. Merpati, jln.Nuri, jln.Arisunggu memiliki masing-masing lebar jalan 4 meter dengan material Aspal ( jalan sekunder ). Jalan local masyarakat memiliki luas 3 meter Kondisi jalan di kelurahan lalosabila masih bisa di katakan layak bagi pengendara,karena kondisi jalan di kelurahan Lalosabila masih terbilang mulus. Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 untuk kebutuhan fasilitas di Kelurahan lalosabila adalah kebutuhan jalan primer, jalan sekunder dan local Dengan demikian kondisi yang ada di kelurahan lalosabila untuk penyediyaan prasarana jalan masih kurang tersedia ini bisa lihat pada tabel di atas di mana kondisi jalan di kelurahan lalosabila untuk jalan sekunder dan lokal masih di katakana kurang layak karna tidak sesuai dengan SNI 03 – 1733 – 2004 dan SNI 03-3242-1994

Tabel 4.10 Kondisi Jalan di Kelurahan Lalosabila No

Jenis jalan

Standar SNI 03-1733-

Kondisi jalan kel. Lalosabila

2004 1

Primer

Drainase 0,50 m kiri kanan,trotoar 1,50 m kiri kanan,bahu jalan 2,00 m kiri kanan, perkerasan 7 m kiri dan kanan.

Drainase 0,50 m kiri kanan,trotoar 1,50 m kiri kanan,bahu jalan 2,00 m kiri kanan, perkerasan 7 m kiri dan kanan.

2

Sekunder

Drainase 0,50 m kiri Drainase 0,50 m kiri kanan, bahu kanan, trotoar 1,20 m kiri jalan 0,50 m kiri kanan, perkerasan kanan, bahu jalan 0,50 m 3 m. kiri kanan, perkerasan 3 m.

3

Jalan lokar

Drainase 0,50 m kiri Bahu jalan 0,50 m kiri kanan, kanan, bahu jalan 0,50 m perkerasan 2,00 m. kiri kanan, perkerasan 2,00 m.


Tabel 4.9 Kondisi Eksisting Prasarana Jalan Kelurahan Lalosabila Kondisi jalan

Keterangan Jalan jendral sudirman adalah jalan primer jalan penghubung antara kota, kabupaten, Sulawesi tenggara dengan luas jalan 11 meter, material Aspal, kondisi Mulus Jalan jendral sudirman adalah jalan primer jalan penghubung antara kota, kabupaten, Sulawesi tenggara dengan luas jalan 11 meter, material Aspal, kondisi Mulus Jalan sekunder adalah jalan penghubung antara kecamatan, kelurahan,dengan luas jalan 4 metere, material aspal, kondisi mulus/tidak ada hambatan.

Jalan local masyarakat adalah jalan yang di gunakan masyarakat untuk mempercepat tujuan atau jalan-jalan kompas baik untuk ke kebun atau hanya sekedar jalanjalan ke lingkungan sekitar dengan luas 3 meter material krikir/pengerasan, kondisi baik.

Sumber : Hasil survey lapangan


PETA JARINGAN JALAN


Tabel 4.11 Kondisi Eksisting Jaringan Drainase Di Kelurahan Lalosabila

 b. Jaringan Drainase Kelurahan Lalosabila memiliki sistem drainase terbuka dengan lebar rata- rata ± 50 Centimeter, dengan kondisi buruk atau bisa di katakan tidak layak untuk sebuah drainse, karena dranase yang berada di beberapa jalan di kelurahan Lalosabila memiliki saluran draninase yang tersumbat dan bahkan ada jalan yang tidak memiliki drainase.

Gambar

Penjelasan Jaringan Drainase ini terletak di jalan JL.Sudirman , yang memiliki lebar ± 80 cm dengan kondisi baik, Jaringan Drainase ini terletak di jalan Jl. Nuri , yang memiliki lebar ± 30 cm dengan kondisi tersumbat.

Drainase di Kelurahan Lalosabila terdiri dari drainase tersier, dimana drainase tersebut mempunyaii kondisi cukup baik. Namun terdapat juga wilayah di Kelurahan Lalosabila yang tidak memiliki drainase seperti di jalan Jalan Nuri dan Jalan Flamboyan . Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 tentang tata cara Perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan , Untuk Prasarana Jaringan Drainase di kelurahan Lalosabila belum Memenuhi Kebutuhan Prasaran atau Standar Penyediaan Prasarana.

Kondisi ini terletak di jalan Flamboyan dimana jalan Tersebut tidak Memiliki Drainase.

Jaringan Drainase ini terletak pada jalan Melati yang memiliki Lebar ± 40 Cm dengan Kondisi Tersumbat.

Sumber : Hasil survey lapangan


PETA JARINGAN DRAINASE


 c. Jaringan Persampahan  Jumlah timbunan sampah setiap hari untuk tiap jiwa, yaitu 2,9 liter/hari Sedangkan jumlah kebutuhan sarana persampahan untuk tong sampah yaitu 40 liter untuk setiap tong sampah sedangkan untuk standar 1 gerobak yaitu 1 m3 atau 1000 liter. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut.  Table.4.13 Analisis jaringan Persampahan di kelurahan lalosabila Kebutuhan sarana persampahan No 1

Kelurahan Lalosabila

Jumlah kk 423

Sumber : BPS Kecamatan Wawotobi dalam angka 2016

Jumlah timbunan sampah (liter)

5,133

Tong sampah (unit) 4

Bak sampah 3

Jumlah penduduk 1,770


 Berdasarkan SNI 03 – 1733 – 2004 dengan jumlah penduduk 1,770 jiwa dalam jumlah rumah tangga ( 423 ) Sehingga untuk kebutuhan fasilitas persampahan di Kelurahan lalosabila adalah kebutuhan tong sampah harus menyiapkan 354 unit, sedangkan untuk gerobak sampah 1 unit, bak sampah kecil 1. Dengan demikian kondisi yang ada di kelurahan lalosabila untuk penyediyaan sarana persampahan masih kurang tersedia ini bisa lihat pada tabel di atas di mana untuk jumlah tong sampah masi sangat kurang dan juga tidak adanya gerobak sampah untuk mengangkut sampah masyarakat ke TPA ( tempat pembuangan akhir ).

PETA JARINGAN PERSAMPAHAN


d. Jaringan Air Bersih

Air bersih memegang peranan penting sebagai kebutuhan pokok dan utama penghidupan dan kehidupan penduduk di kawasan perencanaan. Beberapa sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh penduduk kawasan perencanaan bersumber dariSumur Bor dan dari sumur Galiandan masyarakat. Sasaran rencana kebutuhan air bersih dikategorikan berdasarkan jumlah kebutuhan penduduk pendukung dan kebutuhan aktivitas perkotaan. Standarisasi kebutuhan air bersih berdasarkan petunjuk pedoman tersebut di atas termasuk sasaranpenggunaanya, antar lain:

a. Air bersih permukiman

Kebutuhan air bersih untuk permukiman digolongkan untuk kebutuhan perjiwa penghuni (jumlah penduduk). Diasumsikan bahwa tiap satu rumah akan dialami oleh 1 KK dengan 5 jiwa. Tiap 1 jiwa membutuhkan lebih kurang 60 liter/hari.

b. Ruang terbuka

Kebutuhan air bersih untuk mendukung kegiatan olah raga dan ruang terbuka di kawasan perencanaan terbagi atas taman tempat bermain dan lapangan olah raga. Masing – masing membutuhkan air bersih sebanyak 1000 liter/Ha/hari.

c. Air bersih fasilitas perekonomian

Perhitungan kebutuhan air bersih untuk fasilitas perekonomian di kawasan perencanaan disesuaikan dengan standar lingkungan permukiman kota. Kebutuhan air bersih untuk sarana perekonomian adalah :, (a) warung 250 liter/unit/hari, (b) pertokoan membutuhkan air bersih sebanyak 1.000 liter/unit/hari.

d. Air bersih fasilitas pelayanan umum

Kebutuhan air bersih untuk fasilitas pelayanan umum digunakan asumsi – asumsi berdasarkan standar atau pedoman perencanaan lingkungan. MCK, dengan kebutuhan air bersih 1.000 liter/unit/hari.

e. Air bersih fasilitas peribadatan

Berdasarkan analisa kependudukan di kawasan perencanaan sebagian besar penduduk beragama Islam, sehingga komposisi penduduk pada tahun mendatang tidak jauh berbeda pada keadaan sekarang. Hasil analisis menunjukkan bahwa perkiraan kebutuhan fasilitas peribadatan di kawasan perencanaan yaitu Masjid lingkungan dan mushallah. Kebutuhan sarana air bersih untuk Masjid adalah 3.500 liter/unit/hari, dan Mushallah membutuhkan air bersih sebanyak 2.000 liter/unit/hari.


 Tabel 4.14 Sumber Air Bersih Kelurahan Lalosabila Jenis

Jumlah

Pemamfaat ( Kk )

Kondisi

Sumur Bor

414

315

Baik

Sumur Gali

9

99

Baik

Sumber : BPS Kecamatan Wawotobi dalam angka 2016

Tabel 4.15 kondisi Eksisting Jaringan air Bersih Kelurahan Lalosabila Gamabar

Penjelasan

Sumur

bor

yang

menggunakan pompa

digunakan dan

warga

biasanya

di tampung di tempat

penampungan air. Sumur tersebut digunakan karena lebih Praktis Sumber : Hasil survey lapangan


PETA JARINGAN AIR BERSIH


PERENCANAAN  A. Perencanaan Kawasan RTH dan Lapangan Olahraga di kelurahan lalosabila  Berdasarkan hasil dari analisis diatas, bahwa di kelurahan Lalosabila belum memiliki sarana RTH dan Lapangan olahraga. Dalam Sni 03-1733-2004 Tata cara perencanaan Lingkungan Perumahan di perkotaan, bahwa untuk penyediaan Taman Dan Lapangan Olahraga Sedapat Mungkin Berkelompok dengan Sarana Pendidikan dengan Luas Lantai Min 9.000 M²,Standar 0,03 M²/Jiwa, maka di kelurahan Lalosabila perlu di rencanakan sebuah Sarana RTH dan lapangan Olahraga.  Perencanaan ruang publik di Kelurahan Lalosabila didasari oleh potensi lahan kosong yang sangat luas tanpa adanya pemanfaatan lahan, selain itu banyaknya anggota keluarga serta anak-anak yang membutuhkan tempat rekreasi dan taman bermain juga menjadi dasar pertimbangan. Ruang publik sangat penting didaerah pemukiman sebab ruang publik merupakan wadah tempat proses sosial terjadi. Ruang publik yang direncanaan di Kelurahan Lalosabila luasnya 30% dari luas wilayah kelurahan Lalosabila , ruang publik tersebut berupa taman-taman yang dipenuhi tumbuhan hijau yang disertai dengan tempat bermain untuk anakanak serta tempat-tempat peristirahatan sekaligus dengan Lapangan Olahraga. Sehingga suasana di Kelurahan Lalosabilan akan menjadi lebih asri, nyaman dan interaksi antar masyrakat setempat juga akan lebih baik serta ruang publik tersebut juga dapat mengurangi polusi udara.  Guna lahan di tempat perencanaan tersebut hanya terdiri dari permukiman, warung, ruko dan sekolah, dan RTH(Ruang Terbuka Hijau) berupa kebun, sawah dan lahan kosong yang menjadi potensi di daerah ini. Dari potensi tersebut perlu di rencanakan sebuah pembangunan lahan kosong yang masih ada di daerah tersebut. Seperti perencanaan taman bermain dan Lapangan Olahraga yang dapat di jadikan sebagai tempat sosialisasi untuk warga setempat dan kegiatan Olahraga .


 B. Perencanaan Jaringan Drainase  Salah satu persoalan yang dihadapi oleh kawasan perkotaan adalah fenomena urbanisasi, yakni terjadinya perpindahan penduduk dari daerah perdesaan ke perkotaan. Hal ini membawa dampak dan akibat terhadap terjadinya perkembangan penduduk serta masalah lingkungan, seperti munculnya lingkungan kumuh serta gangguan lingkungan lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu usaha untuk mengerahkan semaksimal mungkin pembangunan fisik kota yang dapat mencegah terjadinya permasalahan lebih lanjut terhadap lingkungan, seperti drainase.  Di Unaaha dan Wawotobi telah memiliki saluran permanen tapi saluran tersebut tidak tertata dan terpelihara dengan baik sehingga pembuangan belum berfungsi secara baik, sedangkan pada daerah yang umumnya landai diperlukan saluran permanen dengan kemiringan (dasar/lantai saluran) yang baik menuju pembuangan. Dengan kondisi kota yang rawan banjir, maka dibutuhkan suatu perencanaan drainase secara keseluruhan, terarah dan sistematis dengan :  Pembangunan sistem saluran drainase disetiap jaringan jalan (arteri primer, kolektor primer, dan lokal primer).  Peningkatan kapasitas buangan air limbah.  Operasional dan pemeliharaan saluran pembuangan permukiman.  Sosialisasi dan perkuatan kelembagaan.  Kelurahan Lalosabila memiliki sistem drainase terbuka dengan lebar rata- rata ± 1 meter, dengan kondisi buruk atau bisa di katakan tidak layak untuk sebuah drainse, karena dranase yang berada di beberapa jalan di kelurahan Jalan Lalosabial memiliki saluran draninase yang tersumbat dan bahkan ada jalan yang tidak memiliki drainase, seperti di Jln nuri memiliki Drainase dengan kondisi Tersumbat, pada Jln Flamboyan, di jln ini tidak memiliki Drainase, maka dari itu di kelurahan Lalosabila perlu diadakan Perencanaan jaringan Drainase .


C. Perencanaan Jaringan Jalan Kelurahan Lalosabila 1. Jalan kolektor Pelebaran jalan sesuai standar untuk jalan kolektor. Perbaikan di beberapa titik jalan yang berlubang. Pembangunan trotoar, mengingat banyaknya pejalan kaki yang melintas. Pembangunan jalan baru di daerah rumah-rumah warga yang belum terakses yang berhubungan langsung dengan jalan kolektor tersebut. 2. Jalan Lokal Pelebaran jalan sesuai standar untuk jalan lokal. Perbaikan di beberapa titik jalan yang rusak dan atau berlubang. 3. Jalan Lingkungan Pelebaran jalan sesuai standar untuk jalan lingkungan. Pembangunan ulang jalan dengan pengerasan dan material jalan yang baru yaitu material paving blok. Menambah jangkauan jalan ke rumah-rumah warga yang belum terakses oleh jalan yang memadai. Menghubungkan jalan-jalan yang terputus, yang seharusnya bisa saling terhubung dengan jalan yang lain di daerah yang sama dengan jalan putus tersebut.


PETA PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA DI KEL. LALOSABILA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.